Post on 23-Nov-2020
ISTILAH-ISTILAH POLITIK
DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS
EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Agustinus Sungkalang
NIM: 034114010
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal
tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh
(Konfusius)
Sukses membuat kita tetap toleran pada kegagalan dan kegagalan
membuat kita tidak toleran pada sukses
(William Feather)
“Percayalah kepada Tuhanmu dengan segenap hatimu, janganlah
bersandar pada pengetahuan semata. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Tuhan akan membuat
jalanmu lurus” (Amsal 3:5-6)
Skripsi ini saya persembahkan
• Sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada Tuhan, Allah yang mahakasih, yang senantiasa menghidupiku dengan cinta sejati, kasih karunia sejati, dan pengharapan sejati.
• Sebagai tanda bakti bagi Bapak dan Ibu: Ferdinandus Gaing dan Laurensia Banang, yang selalu melimpahiku dengan kasih, doa dan nasihat, dan dukungan materi.
• Sebagai tanda persaudaraan bagi kakakku: Antonia Sarika, Thomas Suka (Abang Sepupu), (Alm) Sampe, dan kedua adikku: Marius dan Emanuell, yang selalu mendukungku dengan semangat dan kepedulian.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, … April 2008
Penulis
Agustinus Sungkalang
vi
ABSTRAK
Sungkalang, Agustinus. 2008. “Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Kompas Edisi Bulan Februari dan Maret 2007”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini membahas istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Pertama, istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 termasuk dalam jenis satuan lingual apa saja? Kedua, istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja? Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, (iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri. Metode agih ini diterapkan dengan menggunakan teknik lanjutan, yaitu teknik perluas dan teknik lesap. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “afiks atau imbuhan serapan” tertentu. Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (menghilangkan, menghapuskan) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Metode padan adalah metode penelitian yang menggunakan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Subjenis metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode translasional. Metode padan translasional digunakan untuk membuktikan bahwa ada istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal atau dipinjam dari bahasa lain (Latin, Perancis, Inggris, Yunani, Spanyol). Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa, artinya penyajian hasil analisis tidak menggunakan rumus, lambang-lambang atau diagram. Hasil penelitian mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 ini adalah sebagai berikut. Pertama, makna istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingual gramatikal. Jenis-jenis tersebut adalah kata dan frase. Jenis satuan lingual berupa kata tersebut adalah (1) kata dasar, (2) kata asli, (3) kata berafiks atau berimbuhan, (4) kata ulang atau berimbuhan, (5) kata serapan, sedangkan jenis satuan lingual berupa frase adalah frase endosentrik yang atributif. Kedua, istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal bahasanya. Jenis pengklasifikasian istilah-istilah politik berdasarkan asal bahasanya adalah (1) bahasa Latin, (2) bahasa Perancis, (3) bahasa Inggris, (5) bahasa Yunani, (6) bahasa Spanyol.
vii
ABSTRACT
Sungkalang, Agustinus. 2008. “The Political Terms in Kompas Daily Newspaper on February and March 2007 “. The Sarjana Degree Thesis of Indonesian Letters Study Program, Departement of Indonesian Letters, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. This thesis studied about political terms in Kompas on February and March 2007 edition. There are two problems were studied in this thesis. First, the political terms in Kompas on February and March 2007 edition is including in which part of lingual? Second, the political terms on Kompas is taken from what language? This research is done in three steps, is (i) collecting data, (ii) phase of data analysis, (iii) the phase of presenting. The method used in collecting is attentive observe, the collecting data method used by observing attentively, by observing attentively about the language using. Technique which is used in this method is non participant method or freely observing by watching and taking note. Method of data analysis used is agih method and padan method. Agih method is method of data analysis which the decisive instrument is existed in the language itself. Agih method is applied by using the technique method, lesap and perluas technique. Perluas technique is worked by extending the relevant lingual unity, and this extending uses a certain affix. Lesap technique used is worked by omitting certain relevant lingual unity. The padan method is a method which is using decisive instrument is outside and not be a part of the relevant language. The part of padan method used in this research is translational method. Translational padan method used to prove that the politic terms in Kompas on February and March 2007 edition is taken or borrowed from other languages (Latin, French, English, Greek, Spanish) method which is used in providing the result of data analysis is informal method. Informal method is method to provide the result of data analysis by using the common words, which means the result does not use formulation, symbols, or diagram. The result of research about politic terms in Kompas on February and March 2007 edition as following: First, political terms in lingual unity form in Kompas on February and March 2007 edition based on the lingual unity. They are phrase and word. The lingual unity in word form consist of basic words, original words, complex words, repetition words, and absorption words, while the lingual unity in phrase form is attributive endocentric phrase. Second, political terms classified based on the origin. The origin languages are Latin, French, English, Greek, and Spanish.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi gelar sarjana S-1, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus hati dan penuh rasa syukur,
penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai pembimbing I yang dengan setia
penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberi bimbingan, petunjuk, saran,
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberi
bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan masukan-
masukan yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma: Drs. B.
Rahmanto, M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Sastra Indonesia, Drs. P. Ari
Subagyo, M.Hum, Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, S.E. Peni Adji, S.S.,
M.Hum, Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. yang banyak mendukung, membantu,
dan membekali penulis dalam menjalani tugas studi kuliah.
4. Ayahku( )Ferdinandus Gaing, sang pemberi nafkah dalam hidupku serta pemberi
semangat, mama tercinta Laurensia Banang, yang selalu mendoakan diriku,
kakakku terbaik Antonia Sarika, yang selalu mengingatkan diriku, dan kedua
adikku Marius dan Emanuell, yang memberi cinta dan perhatian serta dorongan
selama menjalani tugas studi.
5. Thomas Suka beserta keluarga, sahabat dan kenalan yang telah mendukung
penulis selama studi.
6. Teman-teman Program Studi Sastra Indonesia Angkatan 2003 atas kerja sama,
dukungan dan kasih persaudaraan selama ini. Terima kasih telah menemaniku
mengasah ilmu di Program Studi Sastra Indonesia.
x
7. Segenap karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan Staf Sekretariat
Fakultas Sastra karena melayani penulis dengan ramah.
8. Untuk (alm) Bang Sampe, terima kasih banyak telah mengingatkan aku akan
pentingnya tali persaudaraan. Pesanmu akan selalu aku ingat.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Yogyakarta,….April 2008
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
ABSTRACT ...............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitiaan....................................................................................13
1.5 Landasan Teori ...........................................................................................14
1.5.1 Istilah ..................................................................................................14
1.5.2 Jenis-Jenis Satuan Lingual .................................................................14
1.5.2.1 Kata .....................................................................................14
1.5.2.1.1 Kata Dasar ..............................................................15
1.5.2.1.2 Kata Asli.................................................................15
xii
1.5.2.1.3 Kata Berafiks atau Berimbuhan .............................15
1.5.2.1.4 Kata Ulang .............................................................15
1.5.2.1.5 Kata Serapan ..........................................................15
1.5.3.1 Frase ....................................................................................16
1.5.3 Politik.................................................................................................16
1.6 Metodologi Penelitian ...............................................................................16
1.6.1 Jenis Penelitian .................................................................................16
1.6.2 Objek Penelitian................................................................................17
1.6.3 Prosedur Penelitian ...........................................................................17
1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data..................................17
1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data...........................................18
1.6.3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...................................25
1.7 Sistematika Penyajian...............................................................................25
BAB II MAKNA ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007
BERDASARKAN JENIS SATUAN LINGUAL………………………27
2.1 Pengantar ...................................................................................................27
2.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari
dan Maret 2007 ........................................................................................27
2.1.1 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Kata .........................................27
2.2.1.1 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Dasar ..................28
2.2.1.2 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Berafiks ..............36
2.2.1.3 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Ulang..................49
xiii
2.1.2 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Frase .........................................57
2.2.2.1 Makna Istilah Politik Berwujud Frase Endosentrik Atr..........57
BAB III ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR HARIAN
KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007
BERDASARKAN ASAL BAHASANYA………………………………85
3.1 Pengantar ...................................................................................................85
3.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari
dan Maret 2007 Berdasarkan Asal Bahasanya.........................................85
3.2.1 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Latin................................85
3.2.2 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Perancis...........................100
3.2.3 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Inggris .............................103
3.2.4 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Yunani ............................107
3.2.5 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Spanyol ...........................109
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………….. 111
4.1 Penutup .....................................................................................................111
4.2 Saran .........................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................113
LAMPIRAN..............................................................................................................114
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Surat kabar Kompas merupakan salah satu surat kabar nasional yang mempunyai
rubrik khusus tentang dunia politik di Indonesia maupun luar negeri. Rubrik itu bernama
‘Politik dan Hukum’ dan ‘Internasional’. Kedua rubrik tersebut membahas tentang
masalah-masalah politik secara aktual dan relevan baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Misalnya masalah politik yang berkaitan dengan kebijakan baru dari presiden,
revisi undang-undang partai politik, kasus dugaan korupsi, konsolidasi partai politik dsb.
Berdasarkan pengamatan penulis, dalam rubrik inilah bermunculan istilah-istilah politik
yang cukup beragam terutama istilah yang berasal dari bahasa asing. Rubrik inilah yang
digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam penelitiannya tentang istilah-istilah politik
dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti istilah-istilah politik yang
terdapat dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Hal ini
terutama berkaitan dengan penggunaan istilah bahasa politik di masa sekarang ini.
Misalnya, istilah politik birokratik, politik diskriminatif, politik bermuka dua, kabinet
pelangi, deparpolisasi dsb. Perlu diketahui bahwa istilah-istilah politik dalam surat kabar
Kompas 2007 yang dikumpulkan penulis ini sebagian besar diadaptasi atau berasal dari
serapan bahasa asing.
2
Berikut ini beberapa contoh istilah politik.
(1) Silatnas yang mengagendakan percepatan muktamar itu memang akhirnya gagal
dan berakhir dengan dijatuhkannya sanksi organisasi terhadap kader partai
yang terlibat di dalamnya, termasuk Suryadharma Ali. (Kompas, Kamis, 1
Februari 2007 hal 5)
(2) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini,
bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum
yang lain. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)
(3) Sudah sewajarnya sebuah partai politik dilahirkan untuk mencari jalan pada
kekuasaan, dan menjadi partai oposisi hanyalah sebuah kecelakaan. (Kompas,
Senin, 5 Februari 2007 hal 4)
(4) Belasan politisi yang ditangkap pasukan keamanan nasional Banglades
dihadapkan pada tuduhan korupsi. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 11)
(5) Kini yang terjadi adalah elite AS yang meyakini, pusat kompetesi geopolitik
yang baru ada di south-central Eurasia, meliputi kawasan Teluk Persia dan
Teluk Kaspia. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 7)
(6) Juga, lupakan teori komunikasi ala Harold Lasswell yang diracik saat radio
berjaya sebagai alat propaganda dan alat agitasi politik pada periode Perang
Dunia dan Perang Dingin. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)
Pada contoh (1) terdapat istilah kader partai yang merupakan istilah politik.
Istilah kader partai ini masuk dalam ranah politik karena pada umumnya berkaitan
dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi politik. Sistem kepartaian di
Indonesia adalah sistem yang bersifat multipartai (banyak partai). Kader partai ini dalam
3
domain politik dimaksudkan sebagai ‘tenaga yang sudah terlatih atau tenaga inti dari
partai dan juga orang yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau kepengurusan
dalam partai politik’ (As’ari, 2006 : 86). Pada contoh (2) terdapat kata koalisi yang
merupakan istilah politik. Istilah koalisi ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan
dengan sistem kerja sama antara beberapa partai politik di Indonesia untuk memperoleh
suara mayoritas di parlemen dalam membentuk suatu kabinet atau pemerintahan.
Biasanya koalisi ini dibentuk antara partai-partai yang memiliki suara yang hampir sama,
bukan partai yang memiliki suara mayoritas.
Pada contoh (3) terdapat istilah partai oposisi yang merupakan istilah politik.
Istilah partai oposisi ini masuk dalam ranah politik karena bersifat menentang atau
mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Dalam
sistem demokrasi di Indonesia, partai oposisi dianggap sesuatu yang sangat diperlukan,
sehingga posisinya dalam parlemen melembaga secara resmi. Salah satu contoh pasca
pemilu 2004, partai berlambang Banteng moncong putih PDIP menempatkan diri sebagai
partai oposisi pada pemerintahan SBY-Yusuf Kalla. Pada contoh (4) terdapat kata politisi
yang termasuk dalam kategori istilah politik. Kata politisi ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan politikus (ahli politik). Politikus atau politisi dalam domain
politik disebut sebagai orang yang berkecimpung di bidang politik praktis atau sebagai
aktor politik yang bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan politik.
Pada contoh (5) terdapat kata geopolitik yang merupakan istilah politik. Kata
geopolitik ini termasuk dalam ranah politik karena memiliki sebuah ajaran bahwa sebuah
sistem politik yang ada dalam sebuah negara tertentu itu berkaitan erat dengan sifat-sifat
geografis geografis daerah yang didiaminya. Istilah geopolitik ini pertama kali dipakai
4
Kjellen (politikus Swedia) yang hendak menghubungkan soal politik dengan ilmu bumi
dalam suatu tinjauan yang sistematis dan bersifat ilmu pengetahuan. Pada contoh (6)
terdapat istilah agitasi politik yang merupakan kategori istilah politik. Istilah agitasi
politik ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan dengan cara atau kebijakan sebuah
partai untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah agitasi politik ini biasanya dilakukan oleh
seorang aktivis atau tokoh partai politik dengan pidato politik yang bersifat propaganda
untuk mempengaruhi dan menghasut massa.
Dipilihnya istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas sebagai topik tulisan
ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, istilah-istilah dalam surat kabar Kompas
mengandung masalah yang menarik untuk dibahas dari segi pemberitaannya mengenai
politik. Konsep dan frekuensi pemberitaan politik dalam rubrik Kompas cenderung fokus
pada perkembangan berita dunia politik hari per hari (day by day). Kompas tidak hanya
memfokuskan penulisan beritanya mengenai perkembangan politik yang aktual, tetapi
juga wartawan Kompas memiliki kesempatan bertemu dengan narasumber yang dianggap
kompeten untuk menjawab masalah politik. Sumber penulisan Kompas tentang politik
pun dihimpun dari sumber-sumber terpercaya, misalnya sumber dari Lembaga Survei
Indonesia (LSI), Sumber Indo Barometer, dan Pusat Kajian Politik FISIP UI. Masalah
pertama yang akan dibahas berkenaan dengan makna satuan-satuan lingual tertentu apa
saja dalam istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret
2007. Berikut ini contoh satuan lingual kata tertentu dalam istilah politik pada surat kabar
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.
5
(7) Wakil dari kedua Dewan Pengurus Wilayah itu berulang kali meminta pimpinan
sidang agar format itu diperhatikan demi legitimasi ketua umum yang kuat.
(Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 5)
(8) Penangkapan itu dilakukan dengan alasan gerakan dua politisi tersebut sangat
antirakyat, menyebabkan kerusuhan, dan terlibat korupsi. (Kompas, Selasa, 20
Februari 2007 hal 10)
(9) Jika sistem politik kita diandaikan sebuah mesin kebijakan, maka komunikasi
politik seharusnya sebuah proses koneksi yang mengintegrasikan bagian-
bagian dari sistem itu. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)
(10) Dalam konteks kesepakatan Mekkah, Basiso mengimbau digelar dialog nasional
lagi seperti yang dituntut faksi-faksi Palestina selain Fatah dan Hamas.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
(11) Dikatakan pula, harus dirumuskan pelaksanaan kemitraan politik yang
tercantum dalam kesepakatan Mekkah sebagai bagian dari reformasi politik.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
(12) Dalam berbagai varian dan keterbatasan warisan bentuk, hukum cenderung
dijauhkan dari patronase politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 5)
Pada contoh (7) terdapat kata legitimasi berasal dari bahasa asing yang termasuk
dalam satuan lingual kata dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata
berimbuhan. Misalnya bentuk dasar legitimasi dapat dilekati pada afiks (jenis konfiks)
pe-(N)-/-an menjadi kata pelegitimasian. Makna kata pelegitimasian berarti membuat
sesuatu menjadi legitimasi. Kata legitimasi ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan pernyataan syah atau resmi dari pemerintah. Dalam domain politik yang
6
lain, legitimasi merupakan ‘bentuk penerimaan dan adanya pengakuan masyarakat
terhadap pemimpin untuk memerintah serta membuat dan melaksanakan keputusan
politik atau diartikan sebagai pengakuan politik’ (As’ari, 2006 : 111). Pada contoh (8)
terdapat kata korupsi berasal dari bahasa asing yang termasuk dalam satuan lingual kata
dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa
Indonesia. Misalnya bentuk dasar kata korupsi dapat melekat pada afiks (jenis prefiks)
me(N)- menjadi kata verba mengorupsi. Kata korupsi ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan unsur atau adanya penggelapan uang negara oleh para pejabat
badan-badan negara, sehingga memungkinkan terjadinya kasus suap atau pemalsuan lain
demi keuntungan pribadi pejabat tersebut. Biasanya penggunaan uang atau fasilitas milik
negara dilakukan secara berantai tanpa tersentuh hukum. Salah satu contoh kasus korupsi
Bulog oleh Akbar Tanjung, mantan ketua Partai Golkar.
Pada contoh (9) terdapat kata mengintegrasikan yang termasuk dalam satuan
lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar integrasi dan mendapat gabungan afiks
me(N)-/-kan. Kata mengintegrasikan ini masuk dalam ranah politik karena bersifat
sebagai sebuah proses penyatuan atau penggabungan berbagai kelompok sosial politik
dalam kesatuan wilayah serta pembentukan identitas nasional dengan penggabungan
unsur-unsur yang berbeda dalam satu kesatuan yang utuh. Istilah integrasi dalam domain
politik biasanya mengacu pada keinginan suatu sistem politik untuk menyatukan kembali
berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam hubungan yang harmoni. Pada contoh
(10) terdapat kata faksi-faksi yang termasuk satuan lingual kata ulang yang diulang
seluruh bentuk dasarnya, maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata
dasar. Kata ulang faksi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah
7
golongan/kelompok orang dalam suatu kubu partai politik atau organisasi yang sering
berdebat atau bertikai untuk kepentingan mereka sendiri. Umumnya kelompok-kelompok
di dalam suatu partai politik tersebut mencakup para politisi yang mencoba menonjolkan
diri mereka dengan cara opurtunistik atau dengan mendorong perpecahan di dalam partai
politiknya atau bahkan di dalam negara secara keseluruhan’.
Pada contoh (11) terdapat satuan lingual frase reformasi politik yang termasuk ke
dalam frase endosentrik yang atributif. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang
unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau. Istilah
reformasi politik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan suatu kegiatan
dalam ‘suatu sistem politik masyarakat untuk menyusun kembali atau penataan kembali
sistem dan kebijakan politik yang dinilai tidak sesuai dengan kehidupan demokrasi dan
nilai-nilai keadilan’ (As’ari, 2006 : 183). Reformasi politik ini berkeinginan untuk
memformat ulang kembali hal-hal yang menyimpang dan mengembalikan ke bentuk yang
semula sesuai dengan cita-cita rakyat agar terwujud suatu sistem politik, kehidupan
politik dan masyarakat yang baik sesuai cita-cita bersama. Pada contoh (12) terdapat
satuan lingual frase patronase politik yang termasuk ke dalam kategori frase endosentrik
yang atributif. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak
dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau. Istilah patronase politik ini
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam
menentukan para pengurus negara. Dalam domain politik, patronase politik dimaksudkan
sebagai ‘suatu mekanisme penentuan jabatan yang didasarkan karena adanya patron atau
hubungan politik tertentu bukan berdasarkan kemampuan, keahlian atau seleksi’ (As’ari,
8
2006 : 152). Banyak para pakar atau pengamat politik yang tidak setuju dengan sistem
patronase politik ini
Dari penjabaran di atas, timbullah pertanyaan, apa makna istilah-istilah politik
pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis
satuan lingualnya?
Masalah kedua berkaitan dengan asal bahasa istilah-istilah politik pada surat
kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Berikut ini beberapa contoh
istilah politik.
(13) Sebelumnya, saat Bush diwawancarai stasiun TV ABC kembali menegaskan,
AS tidak niat menyerang Iran, tetapi tetap akan memberi tekanan diplomatik
agar agar Iran meninggalkan program nuklir. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007
hal 8)
(14) “Tentara rakyat dan rakyat akan siap perang dengan imperialis AS jika mereka
menyerang,” sebut partai berkuasa, kabinet, dan militer dalam surat ultah
kepada Kim Jong-11. (Istilah politik, Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 8)
(15) Meski Suryadharma menegaskan tidak akan beroposisi, Arbi menyarankan agar
dia keluar dari kabinet. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 8)
(16) Disebutkan, Washington tengah “berkoordinasi” dengan Israel dan
pemerintahan Sunni di negara-negara Arab untuk mengonfrontasi Iran.
(Kompas, Jumat, 2 Februari 2007 hal 9)
(17) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan
sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya,
9
baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih
dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)
(18) “Jika tidak ada sanksi administratif hingga kemungkinan recall,” kata Soetrisno
saat melantik kepengurusan Koordinator Wilayah dan Daerah Forum Bisnis
Sejahtera Anggotaku (FBSA). (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 4)
(19) Di satu sisi, parpol ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada
masyarakat dan mendapat dukungan politik dari pemilih yang berharap
platform partai tersebut bisa memperjuangkan aspirasi pemilih. (Kompas,
Senin, 14 Februari 2007 hal 2)
Pada contoh (13) terdapat kata diplomatik. Kata diplomatik ini berasal dari
bahasa Perancis ‘diplomatic’ (Cassell’s French Dictionary (CFD), 1962 : 259). Istilah
diplomatik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hubungan resmi antara
negara yang satu dengan negara yang lainnya dalam bidang politik internasional.
Misalnya hubungan politik antara negara AS dan Iran yang sekarang ini makin
memburuk akibat adanya tekanan dari Presiden George Bush kepada Ahmadinejad untuk
segera menghentikan pembuatan bom nukirnya serta menghentikan pengayaan
uraniumnya. Pada contoh (14) terdapat kata imperialis. Kata imperialis ini berasal dari
bahasa Latin ‘imperium’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 723).
Istilah imperialis ini berkaitan dengan sistem politik suatu bangsa atau negara yang
bertujuan menjajah bangsa/negara lain untuk mendapatkan kekeuasaan atau keuntungan
yang lebih besar.
Pada contoh (15) terdapat kata beroposisi yang termasuk satuan lingual kata
berafiks yang berasal dari kata dasar oposisi dan mendapat bubuhan prefiks ber-. Kata
10
oposisi berasal dari bahasa Latin ‘oppositus’ (Encarta Webaster’s College Dictionary
(EWCD), 2005 : 1019). Istilah oposisi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam
Bahasa Indonesia (2005 : 251) berarti ‘perlawanan, pertentangan, golongon oposisi,
partai penentang’. Istilah oposisi dalam ranah politik memiliki kaitan yang erat dengan
partai oposisi. Seperti telah dijelaskan pada contoh (3) kedua istilah ini dalam domain
politik bersifat menentang kebijakan pemerintah atau mengkritisi kebijakan pemerintah
yang sedang berkuasa dalam suatu negara. Biasanya dilakukan oleh perorangan,
kelompok atau partai politik. Pada contoh (16) terdapat kata mengonfrontasi yang
termasuk satuan lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar konfrontasi dan
mendapat bubuhan prefiks me(N)-. Kata konfrontasi berasal dari bahasa Latin
‘confrontare’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 301). Istilah
konfrontasi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 :
190) berarti ‘hal berhadapan langsung antara saksi dengan berperkara, pertentangan atau
permusuhan’. Istilah konfrontasi dalam ranah politik ini berkaitan erat dengan pertikaian
antar kedua belah negara tanpa melakukan perang senjata. Dalam domain politik,
konfrontasi berkonotasi sebagai sebuah tindakan menentang musuh tetapi mengalami
kesulitan dalam berhadapan langsung dan terang-terangan menghadapi musuh tersebut.
Misalnya, konfrontasi antara negara-negara Arab dan Israel yang saling mengadakan
konfrontasi fisik.
Pada contoh (17) terdapat kata komisi-komisi yang termasuk satuan lingual kata
ulang yang diulang seluruh bentuk dasarnya, maka disebut kata ulangan atas bentuk
dasar yang berupa kata dasar. Kata ulang komisi berasal dari bahasa Latin ‘commiss’
(Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 288) Istilah komisi dalam
11
Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 : 186) berarti ‘beberapa
orang khusus yang diserahi tugas untuk menyelesaikan suatu tugas atau kewajiban’.
Istilah komisi dalam ranah politik berkaitan dengan badan pengurus kenegaraan. Komisi
itu biasanya terdiri dari sekelompok orang yang ditunjuk atau diberi wewenang oleh
pemerintah untuk menjalankan fungsi atau tugas tertentu. Dalam domain politik, komisi
merupakan badan yang berada dalam DPR yang tugasnya melakukan pengawasan yang
berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam menjalankan fungsi kontrol
terhadap kebijakan eksekutif; komisi-komisi dalam DPR Indonesia dibagi-bagi menurut
bidang-bidang yang ditanganinya, para anggota komisi terdiri atas berbagai fraksi yang
ada dalam DPR.
Pada contoh (18) terdapat kata recall yang merupakan serapan asli dari bahasa
Inggris. Dalam Kamus Inggris Indonesia (1988 : 469) kata recall artinya ‘penarikan
kembali, mengingat, menimbulkan’. Istilah recall dalam ranah politik berkaitan dengan
kebijakan sebuah partai politik terhadap anggota partainya. Dalam domain politik, recall
dimaksudkan sebagai sebuah sikap penarikan kembali anggota DPR oleh induk partainya
karena dinilai telah melakukan penyimpangan, menentang kebijakan partai, konflik
dengan pengurus partai atau terlalu kritis pada pemerintah yang tidak sesuai dengan
kebijakan partai. Misalnya, Ketua Sekjen PDIP akan merecall anggota partainya yang
duduk di parlemen (DPR) jika terbukti mendapat aliran dana dari Bank Indonesia (BI).
Pada contoh (19) terdapat kata platform. Kata platform ini berasal dari bahasa Perancis
‘plateforme’ <plat ‘flat’ + forme ‘form’>. (Cassell’s French Dictionary (CFD), 1962 :
1112). Istilah platform dalam ranah politik berkaitan dengan kebijakan sebuah partai
politik dalam usaha untuk merebut kekuasaan atau mempertahankan kekuasaannya.
12
Dalam domain politik, istilah platform merupakan sebuah program atau rancangan
khusus yang dimiliki atau ditawarkan sebuah partai politik kepada rakyat. Misalnya,
safari politik yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri ke beberapa daerah di Jabar
dan Jatim untuk mendapat dukungan atau simpatisan kuat dari rakyat. Ini merupakan
salah satu program partai PDIP untuk menggusung calon presidennya.
Dari penjelasan di atas, timbullah pertanyaan, istilah-istilah politik pada surat
kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja?
Alasan kedua berkenaan dengan belum adanya tulisan yang secara khusus
membahas masalah istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas berdasarkan jenis
satuan-satuan lingualnya dan asal bahasanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah pokok yang akan
dipecahkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan
Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingualnya?
1.2.2 Berasal dari bahasa mana sajakah stilah-istilah politik pada surat kabar
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini dapat dirinci
sebagai berikut.
13
1.3.1 Memaparkan makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas
edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingual.
1.3.2 Menjelaskan istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan
Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal bahasanya.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara
teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam bidang semantik, yaitu menjelaskan makna
istilah-istilah politik dan memberi masukan tentang kosakata istilah politik untuk kamus
politik. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam memberi kemudahan bagi
para pelajar, mahasiswa, ataupun khalayak umum yang ingin mempelajari atau
mendalami ilmu politik.
1.5 Landasan Teori
Ada beberapa hal yang digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan
masalah dalam penelitian ini, yaitu (i) pengertian istilah, (ii) jenis-jenis satuan lingual,
dan (iii) pengertian politik.
1.5.1 Istilah
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2004 : 55), istilah diartikan sebagai kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas pada bidang tertentu. Istilah adalah kata-kata khusus atau
kata yang dipakai dalam bidang ilmu tertentu (Ngafenan, 1987 : 89).
14
(20) Kesepakatan 11 fraksi di MPR hanya dilakukan secara lisan, tanpa berbentuk
ketetapan MPR. (Kompas, Sabtu, 10 Februari 2007 hal 4)
Contoh (20) merupakan salah satu contoh bentuk istilah dalam bidang politik.
Dalam konteks politik, istilah fraksi merupakan pengelompokan anggota-anggota DPR
berdasarkan konfigurasi partai politik yang mencerminkan dukungan politik yang ada di
masyarakat berdasarkan hasil pemilu.
1.5.2 Jenis-jenis Satuan Lingual
Satuan-satuan lingual yang terdapat dalam istilah-istilah politik pada surat kabar
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase.
1.5.2.1 Kata
Menurut Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguistik (1993 : 98), kata adalah
satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas; atau satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri. Kata adalah bentuk bebas yang paling kecil atau satuan bebas yang paling
kecil (Tarigan, 1985 : 6). Satuan gramatikal kata dapat diklasifikasikan menjadi empat,
yaitu (i) kata dasar, (ii) kata berafiks/berimbuhan, (iii) kata ulang atau reduplikasi, dan
(iv) kata serapan.
1.5.2.1.1 Kata Dasar
Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan
sesuatu kata kompleks (Tarigan, 1985 : 19).
1.5.2.1.2 Kata Asli
Kata asli adalah kata yang berkembang dari perbendaharaan asli suatu
bahasa dan bukan kata pinjaman (Kridalaksana, 1993 : 76).
15
1.5.2.1.3 Kata Berafiks atau Berimbuhan
Kata berafiks atau berimbuhan adalah kata-kata yang mengalami
perubahan bentuk akibat melekatnya afiks (= imbuhan) baik di awal, di
tengah, di akhir, baik dengan gabungan maupun konfiks (Pateda, 1988 : 80).
1.5.2.1.4 Kata Ulang
Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun
sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (Ramlan, 1997 : 63).
1.5.2.1.5 Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau
bahasa asing (Soedjito, 1998 : 47).
1.5.3.1 Frase
Ramlan (1983 : 137) dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis
mendefiniskan frase sebagai satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi. Berdasarkan tipe strukturnya, frase dibedakan atas dua
macam, yaitu frase endosentrik dan frase eksosentrik. Frase endosentrik adalah frase yang
mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah
satu dari unsurnya (Ramlan, 1983 : 141). Adapun frase eksosentrik adalah frase yang
tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1983 : 141)..
Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak
setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung
dan atau atau (Ramlan, 1983 : 142).
16
1.5.3 Politik
B. N. Marbun (2007 : 396) dalam buku Kamus Politik menjelaskan bahwa politik
adalah cara atau perbuatan yang berkaitan dengan perjuangan kolektif dengan segenap
kebijakannya (policy) untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif tertentu, misalnya
melakukan manuver politik atau koalisi antar partai.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskripif adalah penelitian
yang mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1988 :
62). Dalam skripsi ini akan dipaparkan mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar
harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.
1.6.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan dikaji dalam skripsi adalah istilah-istilah yang
digunakan dalam dunia politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007.
1.6.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan strategis, yaitu pertama tahap
pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data berupa istilah-istilah
politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Setelah
data terkumpul, dilanjutkan tahap kedua, yaitu analisis data. Setelah data-data dianalisis,
kemudian dilanjutkan tahap ketiga, yaitu tahap penyajian hasil analisis data.
17
1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini berupa istilah-istilah politik dalam bentuk kalimat. Data itu
diperoleh dari surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Untuk
mengumpulkan data digunakan metode simak. Metode simak adalah metode yang
dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988 :
57). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik
simak bebas libat cakap (SBLC) dengan mengamati dan mencatat data istilah-istilah
politik yang berupa satuan-satuan lingual dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan
Februari dan Maret 2007. Dalam teknik simak bebas libat cakap (SBLC) ini si penulis
tidak terlibat dalam dialog, konversasi, atau imbal wicara; jadi, tidak ikut serta dalam
proses pembicaraan atau pembuatan bahasa, tetapi penulis hanya mengamati dan
menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 : 134).
1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisa data yang alat
penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993 : 15). Teknik dasar yang
digunakan dalam metode agih ini adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik lanjutan
yang digunakan adalah teknik perluas dan teknik lesap. Penggunaan teknik perluas ini
dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri,
dan perluasan itu menggunakan “afiks atau imbuhan serapan” tertentu (Sudaryanto, 1993
: 37). Contoh bagaimana teknik perluas diterapkan dapat dilihat dalam analisis berikut:
18
(21) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan
tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
(22) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar
mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas penolakan
Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas, Senin, 12
Februari 2007 hal 4)
(23) Menurut Jusuf Kalla Fraksi Partai Golkar juga harus mengetahui pasal-pasal
apa yang diusulkan oleh pihak-pihak yang mengusulkan untuk
mengamandemen UUD 1945. (Kompas, Sabtu, 24 Februari 2007 hal 2)
(24) Pertanyaannya kini, apakah DPR akan menentukan perlu tidaknya meratifikasi
kedua perjanjian itu atau dilakukan secara tandem (bersamaan). (Kompas, Rabu,
21 Februari 2007 hal 6)
Pada contoh (21) terdapat satuan lingual kata dasar diplomasi. Kata diplomasi
termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata diplomasi ini sudah mewarga
dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia.
Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata
diplomasi bisa diperluas satuan lingualnya dengan menggunakan atau melekatkan unsur
afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks) ber- menjadi kata verba berdiplomasi. Kata
berdiplomasi artinya melakukan suatu diplomasi. Pada contoh (22) terdapat satuan
lingual kata dasar interpelasi. Kata interpelasi termasuk kata asing sudah diindonesiakan
artinya kata interpelasi ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi
bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia Dengan menggunakan teknik perluas dapat
19
dijelaskan bahwa bentuk dasar kata interpelasi bisa diperluas satuan lingualnya dengan
menggunakan atau melekatkan unsur afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks) me(N)-
sehingga menjadi kata verba menginterpelasi. Kata menginterpelasi artinya melakukan
suatu interpelasi sesuai dengan aturan.
Pada contoh (23) terdapat satuan lingual kata berafiks mengamandemen. Kata
berafiks mengamandemen merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +
amandemen yang menunjukkan bahwa kata amandemen yang berasal dari bahasa
Perancis dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa
Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah
mengamandemen ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses
perubahan atas rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau presiden
untuk disahkan badan legislatif. Dalam domain politik, amandemen mengarah pada usul
perubahan dalam suatu rancangan undang-undang oleh pemerintah. Di Indonesia pokok
usul perubahan dapat dikemukakan pada pembicaraan tingkat ke-2. Perubahan undang-
undang tersebut mencakup tentang perubahan kalimat, penyisipan kata, pencabutan pasal
dan penambahan pasal.
Pada contoh (24) terdapat satuan lingual berupa kata berafiks meratifikasi. Kata
berafiks meratifikasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + ratifikasi
yang menunjukkan bahwa kata ratifikasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut
sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat
bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah meratifikasi ini masuk dalam ranah
politik karena berkaitan dengan kebijakan seorang presiden dalam mengesahkan sebuah
rancangan atau undang-undang. Dalam domain politik, istilah kata meratifikasi lebih
20
mengarah pada suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui
rancangan perjanjian atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri), atau
juga sebaliknya di mana rancangan perjanjian itu diajukan oleh presiden untuk
mendapatkan persetujuan senat. Jika kedua belah pihak dalam hal ini presiden dan senat
telah memberikan tanda tangan persetujuan maka secara hukum perjanjian tersebut dapat
diterapkan.
Penggunaan teknik lesap ini dilaksanakan dengan melesapkan (menghilangkan,
menghapuskan) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993 : 37).
Contoh bagaimana teknik perluas diterapkan dapat dilihat dalam analisis berikut:
(23) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan
sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya,
baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih
dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)
(24) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu,
disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh
wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki parlemen-
parlemen daerah. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 9)
(25) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga stempel kebijakan pemerintah, saat
ini DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat. (Kompas, Selasa, 20
Februari 2007 hal 5)
Pada contoh (23) terdapat satuan lingual kata ulang komisi-komisi yang diulang
seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata
dasar. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui kadar keintian unsur kata
21
ulang komisi-komisi. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang komisi-komisi akan
dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap.
(23a) Dalam hal ini, komisi independen negara sebagai buah dari perubahan sistem
ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya, baik di
antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih dahulu
mapan.
Pada contoh (23a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk
kata komisi pada kata ulang komisi-komisi menunjukkan bahwa kalimat (23a) tersebut
tetap merupakan bentuk kalimat yang gramatikal. Dengan demikian dapat disimpulkan
walaupun salah satu unsur kata ulang komisi-komisi dihilangkan dengan menggunakan
teknik lesap, unsur inti kata komisi yang tidak dilesapkan tetap menjadikan kalimat
tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak tipe struktur kalimatnya.
Pada contoh (24) terdapat satuan lingual kata ulang parlemen-parlemen yang
diulang seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang
berupa kata dasar. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui kadar keintian
unsur kata ulang parlemen-parlemen. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang
parlemen-parlemen akan dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap.
(24a) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu,
disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh
wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki parlemen daerah.
Pada contoh (24a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk
kata parlemen pada kata ulang parlemen-parlemen menunjukkan bahwa kalimat (24a)
tersebut tetap merupakan bentuk kalimat yang gramatikal. Dengan demikian dapat
22
disimpulkan walaupun salah satu unsur kata ulang parlemen-parlemen dihilangkan
dengan menggunakan teknik lesap, unsur inti kata parlemen yang tidak dilesapkan tetap
menjadikan kalimat tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak tipe
struktur kalimatnya.
Pada contoh (25) terdapat frase lembaga stempel yang merupakan frase
endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui
bagaimana kadar keintian frase lembaga stempel dengan mencoba menghilangkan unsur
atributnya.
(25a) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga kebijakan pemerintah, saat ini
DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat.
Pada contoh (25a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut
kata stempel pada frase lembaga stempel menunjukkan bahwa kalimat (25a) tersebut
tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur
kalimatnya. Dari hasil ini unsur kata lembaga pada kalimat (24a) merupakan unsur pusat
(UP).
Metode padan adalah metode penelitian yang menggunakan alat penentunya di
luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993
: 13). Untuk menerapkan metode padan digunakan salah satu sub-jenis metode padan
yaitu metode padan translasional dengan alat penentunya adalah alat penentunya adalah
langue lain. Kegunaan metode translasional adalah untuk membuktikan bahwa ada kata-
kata yang berasal atau dipinjam dari bahasa lain (Latin, Yunani, Belanda, Perancis, dan
Inggris).
23
Contoh bagaimana metode padan translasional diterapkan dapat dilihat dalam
analisis berikut:
(26) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini,
bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum
yang lain. (Kompas, 1 Februari 2007)
(27) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki
elite partai. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007)
(28) Ratifikasi tersebut merupakan upaya untuk mengangkat negara itu menuju
standar pemerintahan internasional. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 11)
Pada contoh kalimat (26) terdapat istilah politik kata koalisi yang berasal dari
bahasa Latin. Asal kata tersebut dalam bahasa Latin ‘coalescere’ (Encarta Webster’s
College Dictionary (EWCD), 2005 : 273). Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam
Bahasa Indonesia mempunyai arti ‘kerja sama antar beberapa partai politik agar terdapat
kelebihan suara dalam parlemen sehingga beroleh kesempatan membentuk kabinet’
(KKKSADBI, 2005 : 181). Dalam ranah politik, istilah koalisi diartikan sebagai sistem
kerja sama antara beberapa partai politik di Indonesia untuk memperoleh suara mayoritas
di parlemen dalam membentuk suatu kabinet atau pemerintah. Biasanya koalisi ini
dibentuk antara partai-partai yang memiliki suara yang hampir sama, bukan partai yang
memiliki suara mayoritas.
Pada contoh kalimat (27) terdapat istilah politik oligarki yang merupakan
peminjaman kata dari bahasa Yunani. Asal kata tersebut dalam bahasa Yunani
‘oligarkhia’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 1011). Menurut
Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI) 2005 : 249)
24
istilah oligarki mempunyai arti ‘bentuk pemerintahan di mana kekuasaan berada di
tangan beberapa orang; tipe pemerintahan yang dikuasai oleh golongan kecil warga
negara’. Dalam ranah politik, istilah oligarki disrtikan sebagai sistem pemerintahan ynag
dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan tertentu, yang berusaha
untuk mewujudkan kepentingan atau kesejahteraan kelompok sendiri bukan untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Pada contoh (28) terdapat istilah politik kata ratifikasi yang merupakan
peminjaman kata dari bahasa Latin. Asal kata tersebut dalam bahasa Latin ‘ratus’
(Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 1202). Dalam (KKKSADBI,
2005 : 296) istilah ratifikasi mempunyai arti ‘pengesahan suatu dokumen negara oleh
parlemen khususnya pengesahan undang-undang, perjanjian antarnegara, dan persetujuan
hukum internasional’ Dalam ranah politik, istilah kata meratifikasi lebih mengarah pada
suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui rancangan perjanjian
atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri).
1.6.3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti disajikan dengan menggunakan
metode informal. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan
menggunakan kata-kata biasa, artinya penyajian hasil analisis tidak menggunakan rumus,
lambang-lambang atau diagram (Sudaryanto, 1993 : 45).
25
1.7 Sistematika Penyajian
Untuk mempermudah dalam pemahaman tentang penelitian ini, peneliti
menyusunnya ke dalam beberapa bab, yaitu bab I merupakan pendahuluan dengan sub-
sub bab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab selanjutnya, yaitu
bab II berisi tentang makna istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi
bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis-jenis satuan lingual. Bab III berisi
tentang istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja. Bab IV berisi penutup, yang mencakup
kesimpulan dan saran.
26
BAB II
MAKNA ISTILAH-ISTILAH POLITIK PADA SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007
BERDASARKAN JENIS SATUAN LINGUAL
2.1 Pengantar
Dalam bab ini dibicarakan tentang istilah-istilah politik dalam surat kabar harian
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis-jenis satuan gramatikal.
Satuan lingual yang dominan dalam istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas
edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase. Berdasarkan analisis data,
satuan lingual yang dominan dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 adalah satuan lingual frase endosentrik yang atributif
2.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan
Maret 2007
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007. Satuan lingual dalam istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas
edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase.
2.2.1 Istilah-istilah Politik yang Berupa Kata
Istilah-istilah politik yang berupa satuan lingual kata dalam surat kabar harian
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 dapat dirinci menjadi tiga bentuk kata, yaitu
(i) kata dasar, (ii) kata berafiks, dan (iii) kata ulang.
27
1. Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Kata Dasar
Istilah politik yang berwujud kata dasar di bawah ini diklasifikasikan ke dalam dua
hal. Pertama, istilah politik yang dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak
bisa diuraikan bentuk katanya tetapi bisa melekat pada afiks sebagai kata dasar. Kedua,
istilah politik yang dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak bisa diuraikan
bentuk katanya tetapi tidak bisa melekat pada afiks sebagai kata dasar.
Istilah politik di bawah ini dikatakan sebagai wujud kata dasar karena sudah tidak
bisa diuraikan bentuk katanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah-istilah politik yang
berasal dari bahasa asing di bawah ini masuk dalam kategori kata dasar karena bisa
dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. Artinya
dengan menggunakan teknik perluas (salah satu teknik lanjutan dari teknik bagi unsur
langsung) dapat diketahui bahwa setiap istilah-istilah politik tersebut bisa melekat pada
afiks bahasa Indonesia sebagai bentuk dasar atau dapat melekat pada imbuhan serapan
dari bahasa asing berupa awalan dan akhiran sebagai bentuk dasar. Istilah politik dalam
surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 dapat dikemukakan
contohnya seperti berikut ini.
(28) Yang lebih penting adalah perubahan dalam sikap, dalam perilaku dengan
pemahaman bahwa sistem demokrasi yang kita terapkan harus membuat
kekuasaan itu melayani, bukan sebaliknya, minta dilayani. (Kompas, Kamis, 15
Februari 2007 hal 8)
(29) Dua isu itu diharapkan dapat menghentikan pertikaian internal Palestina,
sekaligus mendorong negara Barat agar segera mencabut embargo. (Kompas,
Kamis, 15 Februari 2007 hal 10)
28
(30) Namun, dia yakin tidak mungkin ada kudeta seperti yang dialaminya tahun
2002. (Kompas, Selasa, 6 Maret 2007 hal 11)
(31) Aparat birokrasi lebih banyak melayani penguasa dan mengawasi rakyat
ketimbang melayani rakyat jelata. (Kompas, Kamis, 8 Februari 2007 hal 4)
(32) Selain sanksi, Kelompok Pakar juga mengkritik apakah ASEAN akan
mempertahankan model konsensus tradisional dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan tidak saling mencampuri. (Kompas, Sabtu, 24 Maret 2007 hal 8).
(33) Dijatuhkannya posisi ini pada tokoh independen tidak akan bermakna apa pun
tanpa komitmen kedua pihak terhadap otoritas tokoh independen itu. (Kompas,
Jumat, 16 Februari 2007 hal 10)
Pada contoh (28) terdapat satuan lingual kata dasar demokrasi. Kata demokrasi
termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata demokrasi sudah mewarga
dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia.
Kata demokrasi ini disebut sebagai kata dasar karena bisa menjadi dasar pembentukan
kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk
dasar kata demokrasi dapat diperluas dengan memberi afiks (jenis prefiks) ber- menjadi
kata berdemokrasi. Makna kata berdemokrasi berarti melaksanakan sebuah demokrasi.
Istilah demokrasi ini masuk dalam ranah politik berkaitan dengan sebuah sistem
pemerintahan dalam suatu negara. Dalam domain politik, demokrasi diartikan sebagai
sebuah sistem pemerintahan di mana rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang
dijalankan oleh wakil-wakil rakyat yang dipilh dalam pemilu. Prinsip yang didasarkan
pada demokrasi mengacu pada konstitusionalisme, kedaulatan rakyat, aparat yang
bertanggung jawab, pemerintah yang berdasarkan undang-undang serta kewajiban sipil.
29
Pada contoh (29) terdapat satuan lingual kata dasar embargo. Kata embargo
termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata embargo ini sudah mewarga
dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar bahasa Indonesia. Kata
embargo disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar
pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan
bahwa bentuk dasar kata embargo dapat diperluas dengan memberikan afiks (jenis
prefiks) me(N)- menjadi kata mengembargo. Makna kata mengembargo berarti
melakukan sebuah embargo. Istilah embargo ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan kebijakan politik perdagangan suatu negara untuk melarang
mengekspor suatu barang ke negara lain. Dalam domain politik internasional, tindakan
embargo ini sering digunakan untuk menghukum atau mengisolasi salah negara musuh
atau negara yang tidak disenangi karena didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
politik maupun ekonomi.
Pada contoh (30) terdapat satuan lingual kata dasar kudeta. Kata kudeta termasuk
kata asing dari bahasa Perancis yang sudah diindonesiakan artinya kata kudeta ini sudah
mewarga dalam bahasa Indonesia. Kata kudeta ini disebut sebagai kata dasar dalam
bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan
menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata kudeta dapat
diperluas dengan memberikan afiks bahasa Indonesia (jenis prefis) me(N)- menjadi kata
mengkudeta. Makna kata mengkudeta berarti melakukan sebuah kudeta. Istilah kudeta ini
dalam ranah politik berkaitan dengan kebijakan golongan tertentu yang merebut
kekuasaan/pemerintahan secara paksa dan tidak berdasarkan undang-undang. Dalam
domain politik, kudeta dikonotasikan sebagai pengambil alih kekuasaan pemerintah
30
secara cepat oleh suatu kekuatan atau kelompok militer dari dalam sistem itu sendiri. Para
pelaku kudeta biasanya beraksi dengan cara mengadakan penangkapan-penangkapan atau
membunuh para pemimpin politik dan militer serta mengambil alih kontrol atas gedung-
gedung penting pemerintahan dan menggunakan mass media untuk menenangkan massa
dan mencari pengakuan atas munculnya rezim baru.
Pada contoh (31) terdapat satuan lingual kata birokrasi. Kata birokrasi termasuk
kata asing dari bahasa Perancis yang sudah diindonesiakan artinya kata birokrasi ini
sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa
Indonesia. Kata birokrasi disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa
menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat
dijelaskan bahwa bentuk dasar kata birokrasi dapat diperluas dengan memberikan afiks
(jenis konfiks) pe(N)-/-an menjadi kata pembirokrasian. Makna kata pembirokrasian
berarti membuat menjadi birokrasi. Istilah birokrasi ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan sistem pemerintahan pada suatu negara. Dalam domain politik,
birokrasi dimaksudkan sebagai sebuah sistem pemerintahan yang dikembangkan dan
dijalankan secara ketat/otonom serta bersifat sangat tersentralisasi dan kuasimiliter.
Birokrasi biasanya cenderung menjadikan pemerintah hanya sebagai tempat untuk
mematuhi dan menjalankan serangkaian peraturan dan rumusan-rumusan yang bersifat
rutin yang menjengkelkan dan menunda-nunda penyelesaian urusan yang bersangkut paut
dengan kepentingan umum.
Pada contoh (32) terdapat satuan lingual kata konsensus. Kata konsensus
termasuk kata asing dari bahasa Latin yang sudah diindonesiakan artinya kata konsensus
ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam
31
bahasa Indonesia. Kata konsensus ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia
karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik
perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata konsensus dapat diperluas dengan
memberikan afiks (jenis konfiks) pe(N)-/-an menjadi kata pengkonsensusan. Makna kata
pengkonsensusan berarti melaksanakan atau membuatnya menjadi konsensus. Istilah
konsensus ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kesepakatan beberapa
partai tertentu mengenai pandangannya tentang masalah politik. Dalam domain politik,
konsensus ini diartikan sebagai persetujuan atau permufakatan politik yang dicapai
melalui kebulatan suara, biasanya dicapai tanpa pungutan suara (voting), konsensus
menyangkut penerimaan nilai-nilai dasar partai politik atau persetujuan atas keputusan
yang disepakati oleh para anggota kelompok partai.
Pada contoh (33) terdapat satuan lingual kata dasar otoritas. Kata otoritas
termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata otoritas ini sudah mewarga
dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata
otoritas ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar
pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan
bahwa bentuk dasar kata otoritas dapat diperluas dengan memberikan afiks bahasa
Indonesia (jenis konfiks) ke-/-an menjadi kata keotoritasan. Makna kata keotoritasan
berarti menjadi lebih otoritas. Istilah otoritas ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan kekuasaan atau wewenang yang sah dari pemerintah negara untuk
melakukan tindakan atau membuat peraturan untuk memerintah orang lain. Dalam
domain politik, otoritas mengacu pada kekuasaan yang resmi yang diberikan ke lembaga
32
masyarakat yang memungkinkan pejabat-pejabatnya menjalankan kinerjannya sesuai
dengan fungsinya.
(34) Ia menuduh Barat menggunakan isu hak asasi manusia di Darfur dan Sudan
untuk mencapai tujuannya bisa memegang hegemoni di Sudan dan Afrika.
(Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 9)
(35) Referendum mengenai amandemen itu kemungkinan akan berlangsung tanggal
26 Maret, menurut media pemerintah. (Kompas, Rabu, 21 Maret 2007 hal 9)
(36) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki elite
partai (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 2).
(37) Konstitusi jangan dijadikan kambing hitam ketika terjadi ketidakharmonisan
hubungan antarlembaga negara atau tidak efektifnya kinerja lembaga negara.
(Kompas, Jumat, 9 Februari 2007 hal 2)
(38) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar
mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas penolakan
Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas, Senin, 12
Februari 2007 hal 4)
(39) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan
tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
(40) Ketika Revolusi Iran tahun 1979, Ayatulah Khomeini memaknai Republik
Islam dalam Konstitusi Iran sebagai demokrasi dan teokrasi, dua konsep dasar
Republik Islam Iran. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)
33
Pada contoh (34) terdapat satuan lingual kata dasar hegemoni. Kata hegemoni
termasuk kata asing dari bahasa Yunani yang sudah diindonesiakan artinya kata
hegemoni ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar
dalam bahasa Indonesia. Kata hegemoni disebut sebagai kata dasar dalam bahasa
Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan
menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata hegemoni dapat
diperluas dengan memberikan afiks (jenis prefiks) me(N)- menjadi kata menghegemoni.
Makna kata menghegemoni berarti melakukan suatu hegemoni. Istilah hegemoni ini
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan sebuah negara dalam
menguasai peta kekuatan politik, ekonomi atau militer dari negara lain dalam kawasan
dunia tertentu. Dalam domain politik, hegemoni ini lebih mengarah pada perluasan
pengaruh yang lebih besar atau kontrol oleh suatu negara terhadap negara atau wilayah
lain; hasilnya dapat berupa hubungan politik, militer atau penciptaan wilayah pengaruh
yang selalu dicoba untuk diubah oleh negara yang bersangkutan.
Pada contoh (35) terdapat satuan lingual kata dasar referendum. Kata referendum
termasuk kata asing dari bahasa Latin yang sudah diindonesiakan artinya kata
referendum ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata
dasar dalam bahasa Indonesia. Kata referendum ini disebut sebagai kata dasar dalam
bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan
menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata referendum dapat
diperluas dengan memberikan afiks (jenis prefiks) me(N)- menjadi kata mereferendum.
Makna kata mereferendum berarti melaksanakan sebuah referendum. Istilah referendum
ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan suatu masalah politis yang harus
34
dibawa kembali ke basis, yaitu kepada masyarakat yang berhak memberikan suara..
Dalam domain politik, referendum diartikan sebagai pemungutan suara secara umum atau
melibatkan seluruh rakyat untuk memutuskan masalah politik seperti perubahan UUD.
Masalah referendum kembali dalam prinsif atau tindakan untuk menyerahkan
pertimbangan pada suasana rakyat dengan pemungutan suara umum.
Pada contoh (36) terdapat satuan lingual kata dasar oligarki. Kata oligarki
termasuk kata asing dari bahasa Yunani yang sudah diindonesiakan artinya kata oligarki
ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi bentuk kata dasar
dalam bahasa Indonesia. Kata oligarki ini disebut sebagai kata dasar dalam bahasa
Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan
menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata oligarki dapat
diperluas dengan memberikan afiks bahasa Indonesia (jenis prefiks) ter- menjadi kata
teroligarki. Makna kata teroligarki berarti sudah menjadi oligarki. Dalam ranah politik,
oligarki merupakan sistem politik yang dikendalikan oleh birokrasi atau klik-klik militer;
sistem ini mengandung efisiensi dan rasionalitas serta berusaha menghapuskan korupsi
dan tradisionalitas; biasanya didorong secara kuat ke arah pembangunan ekonomi. Pada
contoh (37) terdapat satuan lingual kata dasar konstitusi. Kata konstitusi termasuk kata
asing dari bahasa Latin yang sudah diindonesiakan artinya kata konstitusi ini sudah
mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa
Indonesia. Kata konstitusi disebut sebagai kata dasar karena dapat dijadikan sebagai
dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan
teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata konstitusi dapat diperluas
dengan memberikan imbuhan serapan berupa awalan in (berasal dari bahasa Belanda atau
35
Inggris yang bermakna tidak) dan akhiran onal (aslinya -al yang berasal dari bahasa
Belanda atau Inggris yang menyatakan sifat atau keadaan) menjadi kata inkonstitusional.
Makna kata inkonstitusional berbeda dengan kata konstitusi. Kata inkonstitusional artinya
tidak berdasarkan konstitusi atau tidak sesuai dengan UUD. Istilah konstitusi ini masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah undang-undang yang menjadi dasar
penyelenggaraan pemerintahan dalam mengatur pembagian kekuasaan. Dalam domain
politik, konstitusi ini mengacu pada sebuah peraturan yang telah dibuat oleh lembaga atau
pejabat tertinggi sipil, yang merupakan suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan pokok-
pokok cara kerja badan-badan tersebut; konstitusi bisa tertulis atau tidak tertulis dan
keduanya sama-sama mengikat baik pemerintah maupun rakyat negara yang
bersangkutan.
Pada contoh (38) terdapat satuan lingual kata dasar interpelasi. Kata interpelasi
termasuk kata asing dari bahasa Latin yang sudah diindonesiakan artinya kata interpelasi
ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam
bahasa Indonesia. Kata interpelasi disebut sebagai kata dasar dalam bahasa Indonesia
karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan. Dengan menggunakan teknik
perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata interpelasi dapat diperluas dengan
memberikan afiks (jenis prefiks) me(N)- menjadi kata menginterpelasi. Makna kata
menginterpelasi berarti melakukan hak interpelasi. Istilah interpelasi ini masuk dalam
ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan anggota DPR untuk meminta keterangan
kepada pemerintah atas sistem pemerintahannya. Dalam domain politik, interpelasi
dianggap sebagai hak badan anggota legislatif untuk meminta keterangan kepada
36
pemerintah mengenai kebijaksanaannya di suatu bidang tertentu. Di sini badan eksekutif
wajib memberi penjelasan dalam sidang pleno, penjelasan mana dibahas oleh anggota-
anggota dan diakhiri dengan pemungutan suara apakah keterangan pemerintah
memuaskan atau tidak.
Pada contoh (39) terdapat satuan lingual kata dasar diplomasi. Kata diplomasi
termasuk kata asing yang sudah diindonesiakan artinya kata diplomasi ini sudah mewarga
dalam bahasa Indonesia dan bisa menjadi bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia. Kata
diplomasi ini disebut sebagai kata dasar karena bisa menjadi dasar pembentukan kata
berimbuhan. Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar
kata diplomasi dapat diperluas dengan memberi afiks (jenis prefiks) ber- menjadi kata
berdiplomasi. Makna kata berdiplomasi berarti melakukan sebuah diplomasi. Istilah
diplomasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hubungan resmi antara
negara yang satu dengan negara yang lain. Dalam domain politik, diplomasi mengarah
pada penggunaan kebijaksanaan, kecerdikan dan kecakapan di dalam suatu negoisasi
ataupun bertransaksi. Istilah diplomasi ini resmi digunakan pada abad ke-15 dan mula-
mula dipakai oleh Republik Venesia (Italia) dengan mengangkat duta-duta tetap dan
saling mengakui sebagai negara berdaulat (Marbun, 2007 : 120).
Pada contoh (40) terdapat satuan lingual kata dasar teokrasi. Kata teokrasi
termasuk kata asing dari bahasa Yunani yang sudah diindonesiakan artinya kata teokrasi
ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia. Kata teokrasi ini disebut sebagai kata dasar
dalam bahasa Indonesia karena bisa menjadi dasar pembentukan kata berimbuhan.
Dengan menggunakan teknik perluas dapat dijelaskan bahwa bentuk dasar kata teokrasi
dapat diperluas dengan memberi afiks (jenis prefiks) ber- menjadi kata berteokrasi.
37
Makna kata berteokrasi ini berarti melaksanakan sebuah teokrasi. Istilah teokrasi ini
masuk dalam ranah politik berkaitan dengan sistem pemerintahan yang semata-mata
berdasarkan agama. Dalam domain politik, istilah teokrasi diartikan sebagai cara
memerintah negara yang berdasarkan kepercayaan bahwa Tuhan langsung memerintah
negara, hukum negara yang berlaku adalah hukum Tuhan, pemerintahan dipegang oleh
ulama atau organisasi keagamaan. Politik teokrasi ini berpandangan bahwa kekuasaan
tertinggi dalam suatu negara berada atau bersumber dari Tuhan.
Istilah politik di bawah ini merupakan bentuk kata dasar dalam bahasa Indonesia
karena bentuk katanya sudah tidak bisa diuraikan, tetapi juga tidak bisa melekat pada
afiks dalam bahasa Indonesia sebagai bentuk kata dasar. Ada istilah politik di bawah ini
yang mendapat imbuhan serapan akhiran dari bahasa asing, tetapi walaupun imbuhan itu
melekat pada bentuk kata istilah politik, tetap saja istilah tersebut tidak bisa diuraikan.
Dengan menggunakan teknik lesap, akan dapat diketahui apakah imbuhan asing yang
melekat pada kata dasar istilah politik ini termasuk afiks atau bukan afiks. Berikut
contohnya.
(41) “Saya tidak ingin melakukannya karena partai-partai itu masih memiliki
kesempatan untuk membentuk kekuasaan eksekutif dan majelis sekarang,”
katanya. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 10)
(42) Misalnya, legislatif (DPR) terlalu kuat sehingga cenderung melewati batas
wewenangnya, membuat pemerintah menjadi seolah-olah tak berdaya.
(Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 15)
38
(43) Ironisnya, ujar para aktivitas, kubu konservatif hanya setuju untuk bersatu dan
mendukung seorang kandidat jika mereka percaya kandidat itu bisa
mengalahkan Clinton. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)
Pada contoh (41), (42), (43) terdapat satuan lingual kata dasar eksekutif, legislatif,
konservatif. Kata dasar eksekutif, legislatif, konservatif ini diserap secara utuh dari
bahasa asing dan menjadi kata dasar dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak bisa diuraikan
bentuk katanya. Jika dibuktikan dengan menggunakan teknik lesap (salah satu contoh
kata eksekutif) maka dapat diketahui bahwa pelesapan imbuhan --if untuk kata eksekut
bukanlah morfem dasar bagi kata eksekutif. Hal ini berarti bahwa kata dasar eksekutif
termasuk kata tipe monomorfemik. Secara etimologi, kata dasar eksekutif ini bisa
diuraikan bentuk katanya, tetapi dalam bahasa Indonesia kata dasar eksekutif diserap
secara utuh dan tidak bisa diuraikan bentuk dasarnya. Sama halnya juga dengan kata
legislatif dan konservatif dalam bahasa Indonesia.
Pada contoh (41) istilah legislatif ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan badan pelaksana undang-undang atau lembaga yang menjalankan suatu
pemerintahan dalam negara.. Dalam domain politik, legislatif diartikan sebagai badan
pemerintahan dalam satu negara yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan perundang-undangan. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan
menjalankan undang-undang dan keputusan lain dari kekuasaan legislatif sejauh undang-
undang tersebut tidak diterapkan dalam pengadilan. Pada contoh (42) istilah legislatif ini
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan badan atau dewan yang berwenang
menyusun atau membuat undang-undang. Dalam domain politik, legislatif diartikan
sebagai lembaga perwakilan rakyat yang berfungsi sebagai badan pembuat undang-
39
undang dan bertugas mengawasi pemerintah. Kekuasaan legislatif yang
membuat/mengeluarkan undang-undang termasuk salah satu dari tiga jenis kekuasaan
negara yang klasik. Dalam negara yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat maka dewan
perwakilan rakyatlah yang mempunyai wewenang tersebut.
Pada contoh (43) Istilah konservatif ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sikap politik yang berusaha mempertahankan keadaan atau kebiasaan
lama yang sudah menjadi tradisi. Dalam domain politik, konservatif merupakan bentuk
sikap politik yang pada dasarnya menentang adanya perubahan yang radikal terhadap
tradisi dan tradisi sosial. Prinsif politik konservatif lebih cenderung mengarah pada usaha
dalam mempertahankan status quo terhadap perubahan-perubahan besar dalam bidang
politik dan lebih menyukai pembangunan yang perlahan-lahan dengan mencegah
perubahan yang mendadak.
2. Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Kata Berafiks
Istilah politik di bawah ini dapat dikatakan sebagai wujud dasar kata berafiks karena
adanya jenis afiks atau imbuhan serapan asing yang melekat pada bentuk kata dasar. Jenis
afiks yang melekat adalah afiks (jenis prefiks) me(N)-, di-, ber-, afiks (jenis konfiks) ke-/-
an, dan (jenis gabungan afiks) me(N)-/-kan. Istilah politik berwujud kata berafiks dapat
dikemukakan contohnya seperti berikut ini.
(44) Menurut Sunarto, keberadaan Komandan Distrik Militer 0105/Aceh Barat di
sana pada Senin, 26 Februari 2007, bukan untuk mengumpulkan dan meng
intimidasi kepala desa agar tidak memilih pasangan tertentu dalam pilkada.
(Kompas, Rabu, 28 Februari 2007 hal 4)
40
(45) Fatwa yang dikeluarkan atas permintaan Ali Mazi itu menyatakan, MA
menyerahkan masalah penon-aktifan kepada pemerintah karena MA tidak bias
mengintervensi. (Kompas, Rabu, 2 Februari 2007 hal 4)
(46) Artinya, pengadilan Singapura-lah yang akan menentukan sesorang layak
diekstradisi atas kejahatannya atau tidak. (Kompas, Rabu, 10 Februari 2007 hal
6)
(47) Menurut Jusuf Kalla Fraksi Partai Golkar juga harus mengetahui pasal-pasal
apa yang diusulkan oleh pihak-pihak yang mengusulkan untuk
mengamandemen UUD 1945. (Kompas, Sabtu, 24 Februari 2007 hal 2)
Pada contoh (44) terdapat satuan lingual kata berafiks mengintimidasi. Kata
berafiks mengintimidasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +
intimidasi yang menunjukkan bahwa kata intimidasi yang berasal dari bahasa Latin dapat
disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena
dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah mengintimidasi ini masuk
dalam ranah politik karena sering digunakan oleh golongan, kelompok, atau negara
tertentu sebagai taktiknya dengan melakukan kekuasaan-kekuasaan yang bersifat terror
atau menyebar ancaman. Dalam domain politik, intimidasi ini dimaksudkan sebagai
tindakan untuk menimbulkan rasa takut yang berlebihan, gelisah, dan khawatir dengan
cara ancaman, desas-desus, serta membuat kerusuhan-kerusuhan terhadap lawan
politiknya. Intimidasi ini lazimnya dipakai sebagai alat oleh kaum fanatik, teroris, dan
diktator. Pada contoh (45) terdapat satuan lingual kata berafiks mengintervensi (istilah
politik). Kata berafiks mengintervensi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks)
me(N)- + intervensi yang menunjukkan bahwa kata intervensi yang berasal dari bahasa
41
Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa
Indonesia. Istilah mengintervensi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan
bentuk campur tangan suatu negara terhadap masalah dalam negara lain. Dalam domain
politik, intervensi diartikan sebagai satu tindakan campur tangan negara luar terhadap
negara lain baik dalam bidang politik, ekonomi maupun militer. Bentuk campur tangan
tersebut biasanya bertujuan untuk mengubah suatu sistem tertentu pada sebuah
pemerintahan.
Pada contoh (46) terdapat satuan lingual kata berafiks diekstradisi. Kata berafiks
diekstradisi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) di- + ekstradisi yang
menunjukkan bahwa kata ekstradisi yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis prefiks) di-. Istilah diekstradisi ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan perjanjian antar kedua negara dalam menyerahkan buronan politik.
Dalam domain politik, ekstradisi diartikan sebagai penyerahan seorang buronan politik
atau buronan suatu negara yang telah melakukan kejahatan oleh negara yang diminta
berdasarkan perjanjian di antara keduanya. Ekstradisi ini dapat dituntut berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam perjanjian-perjanjian internasional. Ekstradisi
ini biasanya diatur dalam perjanjian ekstradisi antar negara yang bersangkutan dan
keharusan adanya permintaan resmi dari suatu negara kepada negara lainnya.
Pada contoh (47) terdapat satuan lingual kata berafiks mengamandemen. Kata
berafiks mengamandemen merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +
amandemen yang menunjukkan bahwa kata amandemen yang berasal dari bahasa
Perancis dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa
42
Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah
mengamandemen ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses
perubahan atas rancangan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau presiden
untuk disahkan badan legislatif. Dalam domain politik, amandemen mengarah pada usul
perubahan dalam suatu rancangan undang-undang oleh pemerintah. Di Indonesia pokok
usul perubahan dapat dikemukakan pada pembicaraan tingkat ke-2. Perubahan undang-
undang tersebut mencakup tentang perubahan kalimat, penyisipan kata, pencabutan pasal
dan penambahan pasal.
(48) Namun, Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu juga mencegah
kemungkinan KPU atau KPU daerah “menyabotase” hasil pemilu. (Kompas,
Rabu, 21 Februari 2007 hal 4)
(49) Pertanyaannya kini, apakah DPR akan menentukan perlu tidaknya meratifikasi
kedua perjanjian itu atau dilakukan secara tandem (bersamaan). (Kompas, Rabu,
21 Februari 2007 hal 6)
(50) Dalam mereformasi OKI, kami telah membangun sejumlah instrumen baru.
(Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)
(51) Hotman melihat Presiden justru sibuk bernegosiasi dengan berbagai kalangan
politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 1)
Pada contoh (48) terdapat satuan lingual kata berafiks menyabotase. Kata berafiks
menyabotase merupakan gabungan afiks (jenis prefiks) me(N)- + sabotase yang
menunjukkan bahwa kata sabotase yang berasal dari bahasa Perancis dapat disebut
sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat
bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah menyabotase ini masuk dalam
43
ranah politik karena berkaitan dengan upaya golongan tertentu untuk
merusak/menghancurkan fasilitas milik saingannya. Dalam domain politik, sabotase ini
ini bertujuan untuk melemahkan moral musuh politik dan menggunakan fasilitas yang
dimiliki musuh. Sabotase merupakan kunci perang politik modern yang melibatkan
konflik ideologi, seperti yang terjadi di abad XX ini yaitu dilakukan oleh rezim Nazi pada
Perang Dunia II.
Pada contoh (49) terdapat satuan lingual berupa kata berafiks meratifikasi. Kata
berafiks meratifikasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + ratifikasi
yang menunjukkan bahwa kata ratifikasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut
sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat
bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah meratifikasi ini masuk dalam ranah
politik karena berkaitan dengan kebijakan seorang presiden dalam mengesahkan sebuah
rancangan atau undang-undang. Dalam domain politik, istilah kata meratifikasi lebih
mengarah pada suatu tindakan resmi presiden untuk mempengaruhi atau menyetujui
rancangan perjanjian atau fakta yang diajukan oleh senat (majelis tinggi/menteri), atau
juga sebaliknya di mana rancangan perjanjian itu diajukan oleh presiden untuk
mendapatkan persetujuan senat. Jika kedua belah pihak dalam hal ini presiden dan senat
telah memberikan tanda tangan persetujuan maka secara hukum perjanjian tersebut dapat
diterapkan.
Pada contoh (50) terdapat satuan lingual kata berafiks mereformasi. Kata berafiks
mereformasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + reformasi yang
menunjukkan bahwa kata reformasi yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
44
dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah mereformasi ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan sebuah upaya perubahan untuk memperbaiki masalah-masalah
kompleks dalam suatu negara baik di bidang politik, ekonomi maupun militer. Istilah
reformasi ini pada awalnya digunakan sebagai sebuah gerakan yang terjadi di Eropa
sebelum Abad Pertengahan, gerakan ini berusaha melepaskan diri dari penguasaan gereja,
baik di bidang spiritual dalam bentuk dogma, maupun dalam bidang sosial dan politik.
Dalam domain politik, reformasi diartikan sebagai sebuah proses penataan atau
penyusunan kembali suatu sistem kebijakan politik yang dianggap tidak sesuai lagi
dengan Undang Undang Dasar dan menyimpang dari nilai-nilai demokrasi.
Pada contoh (51) terdapat satuan lingual kata berafiks bernegosiasi. Kata berafiks
bernegosiasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) ber- + negosiasi yang
menunjukkan bahwa kata negoisasi yang berasal dari bahasa asing dapat disebut bentuk
kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan
afiks (jenis prefiks) ber-. Istilah bernegoisasi ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sebuah proses tawar-menawar politik dengan jalan berunding untuk
saling memberi dan menerima dalam rangka mencapai kesepakatan atau keputusan
bersama. Dalam domain politik, negoisasi ini diartikan sebagai suatu penyelesaian
sengketa politik secara damai di mana pihak-pihak yang bersangkutan (berlawanan
politik) mencari penyelesaian dengan mengadakan perundingan-perundingan di antara
mereka secara langsung melalui saluran-saluran yang ada.
(52) Selain melakukan pencarian dari rumah ke rumah, mereka juga memblokade
jalan-jalan utama kota Nablus. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 8)
45
(53) Pekan depan, pejabat Palestina berencana akan melobi sejumlah pemimpin
Eropa, dimulai dari Jerman yang sekarang menduduki posisi sebagai Presiden
Uni Eropa. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 10)
(54) Kementerian Pertahanan menyebutkan, delapan anggota LTTE tewas dalam
tiga baku tembak terpisah di wilayah timur laut Sri Langka pada hari sabtu.
(Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 9)
(55) Pernyataan itu juga menyebutkan, amandemen hanya dimaksudkan untuk
mengonsolidasi hukum yang tidak termasuk dalam kepentingan nasional dan
meneguhkan monopoli kekuasaan dan kekayaan. (Kompas, Selasa, 20 Maret
2007 hal 8)
Pada contoh (52) terdapat satuan lingual kata berafiks memblokade. Kata berafiks
memblokade merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + blokade yang
menunjukkan bahwa kata blokade yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah memblokade ini masuk dalam ranah politik
karena digunakan sebagai alat politik untuk mendesak suatu negara. Dalam domain
politik, blokade ini diartikan sebagai sebuah usaha salah satu pihak yang sedang
berperang dengan negara lain untuk memutuskan hubungan politik dagang yang netral
dengan pihak musuh.. Blokade ini biasanya digunakan untuk memaksa sebuah negara
untuk melakukan atau menghentikan suatu tindakan dan blokade semacam ini tidak
diakui di dalam hukum politik internasional.
Pada contoh (53) terdapat satuan lingual kata berafiks melobi. Kata berafiks
melobi merupakan gabungan afiks (jenis prefiks) me(N)- + lobi yang menunjukkan
46
bahwa kata lobi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar
dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis
prefiks) me(N)-. Istilah melobi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan
proses pendekatan politik yang dilakukan untuk mencari sebuah penyelesaian guna
mencapai kesepakatan bersama. Dalam domain politik, istilah kata melobi diartikan
sebagai sebuah usaha bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau
kelompok untuk menghubungi para penjabat pemerintah atau pimpinan politik dengan
tujuan untuk mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan
pihaknya.
Pada contoh (54) terdapat satuan lingual kata berafiks kementerian. Kata berafiks
kementerian merupakan gabungan antara afiks (jenis konfiks) ke-/-an + menteri yang
menunjukkan bahwa kata menteri yang berasal dari bahasa asing dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis konfiks) ke-/-an. Istilah kementerian ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan pegawai pemerintahan dalam suatu negara yang memimpin
suatu instansi pemerintahan tertinggi. Dalam domain politik pemerintahan, menteri
diartikan sebagai anggota kabinet pembantu presiden yang mengepalai suatu departemen
dan menjalankan tugas sesuai departemennya dalam suatu pemerintahan; menteri
bertanggung jawab kepada dewan perwakilan atau ikut bertanggung jawab apabila
kabinet seluruhnya harus bertanggung jawab.
Pada contoh (55) terdapat satuan lingual kata berafiks mengonsolidasi. Kata
berafiks mengonsolidasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- +
konsolidasi yang menunjukkan bahwa kata konsolidasi yang berasal dari bahasa Latin
47
dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia
karena dapat bergabung dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah mengonsolidasi ini
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah tindakan politik untuk
memperkukuh atau memperkuat hubungan politiknya. Dalam domain politik, konsolidasi
mengarah pada suatu perbuatan atau tindakan untuk memperkukuh atau memperkuat
kedudukan politiknya. Biasanya konsolidasi politik ini digunakan oleh beberapa partai
politik utnuk menghadapi momentum politik tertentu.
(56) Klaim bahwa mendiang Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal itu
menjadi alasan penguat AS untuk bisa menginvasi Irak. (Kompas, Selasa, 20
Maret 2007 hal 15)
(57) Berkat kemampuan memobilisasi massa, chao phao berperan sebagai
penghubung sipil-militer dan elite politik di Bangkok dengan rakyat pemilih.
(Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 34)
(58) Sejak awal, Bush telah bertekad akan memveto RUU apa pun yang dianggapnya
dapat menghambat kebijaknnya di Irak. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 9)
(59) “Manuver-manuver ini mendemonstrasikan betapa kami punya fleksibilitas dan
kemampuan untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan maritime kami,”
kata Letnan John Perkins. (Kompas, Rabu, 28 Maret 2007 hal 10)
Pada contoh (56) terdapat satuan lingual kata berafiks menginvasi. Kata berafiks
menginvasi merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + invasi yang
menunjukkan bahwa kata invasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah menginvasi ini masuk dalam ranah politik
48
karena berkaitan dengan kebijakan suatu negara dalam memasuki wilayah negara lain
untuk dikuasai. Dalam domain politik, invasi diartikan sebagai sebuah aksi penyerbuan
atau penyerangan ke dalam wilayah negara lain dengan menggunakan kekuatan militer
yang dilakukan suatu negara, dengan maksud untuk menyerang atau menguasai negara
tersebut. Salah satu ontoh konkretnya adalah invasi besar-besaran yang dilakukan oleh
Amerika Serikat terhadap negara Iran.
Pada contoh (57) terdapat satuan lingual kata berafiks memobilisasi. Kata berafiks
memobilisasi merupakan gabungan afiks (jenis prefiks) me(N)- + mobilisasi yang
menunjukkan bahwa kata mobilisasi yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah memobilisasi ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan kebijakan negara tertentu dalam mengahadapi suatu pertikaian
atau peperangan. Dalam domain politik, mobilisasi diartikan sebagai sebuah aktivitas
atau kegiatan politik pemerintah yang bukan berdasarkan keinginan sendiri tetapi atas
dorongan dan ajakan dari pihak lain dalam arti dikerahkan secara sengaja. Tindakan
pemerintah tersebut biasanya mencakup penyiagaan angkatan bersenjata, pemanggilan
tentara cadangan untuk siap bertugas, menutup perbatasan, mengusir atau mengawasi
negara musuh, waspada terhadap kemungkinan terjadinya sabotase, memberlakukan jam
malam, dan membentuk kepanitiaan untuk mengatur perekonomian negara jika terjadi
perang.
Pada contoh (58) terdapat satuan lingual kata berafiks memveto. Kata berafiks
memveto merupakan gabungan antara afiks (jenis prefiks) me(N)- + veto yang
menunjukkan bahwa kata veto yang berasal dari bahasa Latin dapat disebut sebagai
49
bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa Indonesia karena dapat bergabung
dengan afiks (jenis prefiks) me(N)-. Istilah memveto ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sebuah kebijakan negara tertentu untuk menolak atau melarang suatu
keputusan. Dalam domain politik, veto dimaksudkan sebagai suatu kebijakan politik
negara tertentu yaitu hak negara besar yang ada di PBB untuk menolak putusan Sidang
Umum dengan berbagai pertimbangan. Istilah veto ini aslinya berasal dari bahasa Latin
yang artinya ‘saya melarang atau tidak menyetujui, yang mengakibatkan tidak dapat
dilaksanakannya hal yang tidak disetujuinya tersebut’. Pemilik hak Veto di PBB ini
terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Perancis, Jerman, dan China. Masing-
masing tiap negara berhak memveto sesuatu keputusan yang diterima dalam Dewan
Keamanan dengan suara terbanayak.
Pada contoh (59) terdapat satuan lingual kata berafiks mendemonstrasikan. Kata
berafiks mendemonstrasikan merupakan gabungan antara afiks (jenis konfiks) me(N)-/-
an + demonstrasi yang menunjukkan bahwa kata demonstrasi yang berasal dari bahasa
Latin dapat disebut sebagai bentuk kata dasar dan sudah mewarga dalam bahasa
Indonesia karena dapat bergabung dengan afiks (jenis konfiks) me(N)-/-an. Istilah
mendemonstrasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sebuah gerakan
politik secara bersama-sama untuk mempertunjukkan kehendak atau pendapat (unjuk
rasa). Dalam domain politik, istilah demonstrasi ini mengarah pada pengorganisasian
sejumlah individu untuk menyatakan kehendak/keinginan politiknya untuk melakukan
protes kepada pihak terkait (pemerintah, perusahaan, DPR) yang dilakukan di bawah
pimpinan komandan lapangan dengan disertai, spanduk, poster-poster dan yel-yel.
50
(60) Dia juga sependapat dengan semangat desentralisasi untuk mengembangkan
otonomi daerah. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 3)
(61) Ketika ditanya wartawan apakah akan ada pertemuan bilateral dengan Iran atau
Suriah, Khalilzad tak bersedia menjawab. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 9)
(62) “Amandemen konstitusi menunjukkan visi unilateral yang hanya mewakili
kelompok yang berkuasa, bukannya rakyat Mesir,” kata Mohammad Saad al-
Katatni. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 8)
Pada contoh (60) terdapat satuan lingual kata berafiks desentralisasi. Kata
berafiks desentralisasi merupakan gabungan antara imbuhan serapan asing yang berupa
awalan de- dan akhiran –isasi dengan kata sentral. Istilah ini sudah masuk dalam bahasa
Indonesia dan menunjukkan bahwa istilah desentralisasi ini sudah mewarga dalam bahasa
Indonesia. Istilah desentralisasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan
sebuah kebijakan politik pemerintah pusat untuk memberikan sebagian besar kekuasaan
kepada pemerintah daerah. Dalam domain politik, desentralisasi mengarah pada
pengertian sebuah pengakuan adanya hak badan-badan politik di daerah-daerah yang
dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu. Desentralisasi pada umumnya bersifat
penyerahan sejumlah urusan pemerintah dari pusat kepada daerah yang menjadi urusan
rumah tangga daerah tersebut.
Pada contoh (61) terdapat satuan lingual kata berafiks bilateral. Kata berafiks
bilateral merupakan gabungan antara imbuhan serapan asing yang berupa awalan bi- dan
kata lateral. Istilah ini sudah masuk dalam bahasa Indonesia dan menunjukkan bahwa
istilah bilateral ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia. Istilah bilateral ini masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan perjanjian antar dua negara dalam berbagai
51
bidang tertentu. Dalam domain politik, bilateral ini diartikan sebagai perjanjian antara
dua pihak (negara) yang membebankan kewajiban pada masing-masing pihak untuk
menjalankan isi dari perjanjian yang disetujui. Misalnya perjanjian ekstradisi antara
Indonesia dan Singapura.
Pada contoh (62) terdapat satuan lingual kata berafiks unilateral. Kata berafiks
unilateral merupakan gabungan antara imbuhan serapan asing yang berupa awalan uni-
dan kata lateral. Istilah ini sudah masuk dalam bahasa Indonesia dan menunjukkan
bahwa istilah unilateral ini sudah mewarga dalam bahasa Indonesia. Istilah unilateral
ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan politik peresketuan atau
persatuan beberapa negara menjadi satu. Unilateral ini memiliki bermacam-macam corak,
misalnya ada beberapa negara yang bersifat menjadi satu, seperti Amerika Serikat
sedangkan angota-anggotanya terdiri dari negara-negara bagian. Dalam domain politik,
secara spesifik unilateral mengarah pada sebuah kebijakan politik tertentu yang
menunjukkan ketergantungan sepenuhnya pada sumber-sumber kekayaan sendiri untuk
keamanan dan kemajuan kepentingan nasionalnya. Kebijakan ini didukung oleh keadaan
geografi yang khas dari negara tersebut.
3. Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Kata Ulang
Istilah politik di bawah ini dapat dikatakan sebagai wujud dasar kata ulang karena
pengulangan satuan gramatiknya diserap secara utuh maka kata ulangan untuk istilah
politik ini disebut sebagai kata ulangan utuh. Kata ulangan utuh ada dua macam, yaitu
ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata dasar dan ulangan atas bentuk dasar berupa
kata jadian berimbuhan (Keraf, 1980 : 119). Istilah politik yang akan dijelaskan di bawah
52
ini termasuk dalam jenis kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata dasar.
Contohnya dapat dikemukakan seperti berikut ini.
1. Bangunan nasionalisme akan menjadi lem perekat bagi pendukung Hamas, Fatah,
atau faksi-faksi lain dalam perjuangan kemerdekaan. (Kompas, Jumat, 16
Februari 2007 hal 6)
(64) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu,
disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh
wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki parlemen-
parlemen daerah. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 9)
Pada contoh (63) terdapat satuan lingual kata ulang faksi-faksi yang diulang
seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata
dasar. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui bagaimana kadar keintian
unsur kata ulang faksi-faksi. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang faksi-faksi
akan dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap. Apakah kalimat tersebut
merupakan bentuk yang gramatikal.
(63a) Bangunan nasionalisme akan menjadi lem perekat bagi pendukung Hamas,
Fatah, atau faksi lain dalam perjuangan kemerdekaan.
Pada contoh (63a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk
kata faksi pada kata ulang faksi-faksi menunjukkan bahwa kalimat (63a) tersebut tetap
merupakan bentuk kalimat yang gramatikal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
walaupun salah satu unsur kata ulang faksi-faksi dihilangkan dengan menggunakan
teknik lesap, unsur inti kata faksi yang tidak dilesapkan tetap menjadikan kalimat tersebut
menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak struktur kalimatnya. Istilah faksi
53
ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan golongan atau kelompok partai
politik tertentu yang sering berdebat untuk kepentingan partainya. Dalam domain politik,
faksi ini lebih identik dengan suatu kelompok di dalam suatu partai politik umumnya
kelompok-kelompok di dalam suatu partai politik mencakup para politisi yang mencoba
menonjolkan diri mereka dengan cara opurtunistik atau dengan mendorong perpecahan di
dalam partai politiknya atau bahkan di dalam negara secara keseluruhan. Biasanya
golongan atau kelompok partai ini sering berdebat atau bertikai demi kepentingan mereka
atau partainya sendiri.
Pada contoh (64) terdapat satuan lingual kata ulang parlemen-parlemen yang
diulang seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang
berupa kata dasar. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui kadar keintian
unsur kata ulang parlemen-parlemen. Untuk membuktikannya, salah satu kata ulang
parlemen-parlemen akan dihilangkan dan dapat diuji dengan teknik lesap.
(64a) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu,
disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh
wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki parlemen daerah.
Pada contoh (83a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk
kata parlemen pada kata ulang parlemen-parlemen menunjukkan bahwa kalimat (64a)
tersebut tetap merupakan bentuk kalimat yang gramatikal. Dengan demikian dapat
disimpulkan walaupun salah satu unsur kata ulang parlemen-parlemen dihilangkan
dengan menggunakan teknik lesap, unsur inti kata parlemen yang tidak dilesapkan tetap
menjadikan kalimat tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa merusak tipe
struktur kalimatnya. Istilah parlemen ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
54
dengan badan kepengurusan negara yang memilih dan mengawasi pemerintah. Dalam
domain politik, parlemen diartikan sebagai badan legislatif negara yang anggotanya
terdiri atas wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu. Nama parlemen ini biasanya
digunakan untuk lembaga DPR/MPR RI; badan perwakilan rakyat, di mana wakil-wakil
rakyat bermusyawarah.
(65) Pertama, pemilihan kata menghormati (to respect) resolusi-resolusi
internasional dan kesepakatan yang ditandatangani PLO membuka
kemungkinan perdebatan lebih lanjut. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 6)
(66) “Sekarang ini kongres-kongres parpol selalu terjadi politik uang”, ujar Fatwa
yang kecewa dengan perkembangan parpol sekarang ini. (Kompas, Jumat, 9
Februari 2007 hal 3)
(67) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan
sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya,
baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih
dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)
(68) Mereka berusaha menutupi kegagalan mereka dengan membuat propaganda-
propaganda bohong. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 10)
(69) Meski menjadi kekuatan dominan di parlemen, Partai AK tidak cukup kuat
untuk mengahadapi kemungkinan tuntutan hukum dari partai-partai oposisi.
(Kompas, Jumat, 20 Februari 2007 hal 9)
(70) Norwegia mengajak Indonesia mengembangkan mekanisme pembangunan
bersih serta sama-sama memperjuangkan dilaksanakannya konvensi-konvensi
55
protokol internasional di bidang lingkungan. (Kompas, Jumat, 30 Maret 2007
hal 15)
(71) Diplomat-diplomat Sri Lanka yang enggan disebut namanya menyebutkan,
dengan adanya serangan udara itu, bisa jadi posisi Macan Tamil menjadi
semakin kuat dan berani melawan pasukan pemerintah. (Kompas, Selasa, 27
Maret 2007 hal 10)
(72) Delegasi-delegasi lain pun menyampaikan rasa frustasinya atas sikap Korea
Utara itu. (Kompas, Jumat, 23 Maret 2007 hal 11)
Pada contoh (65), (66), (67), (68), (69), (70), (71), dan (72) terdapat satuan lingual
kata ulang resolusi-resolusi, kongres-kongres, komisi-komisi, propaganda-propaganda,
partai-partai, konvensi-konvensi, diplomat-diplomat, delegasi-delegasi yang diulang
seluruh bentuk dasarnya maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata
dasar. Seperti yang dijelaskan pada contoh (63a) dan (64a) dengan menggunakan teknik
lesap akan dapat diketahui kadar keintian setiap unsur kata ulang resolusi-resolusi,
kongres-kongres, komisi-komisi, propaganda-propaganda, partai-partai, konvensi-
konvensi, diplomat-diplomat, dan delegasi-delegasi. Contoh teknik lesap yang akan
digunakan untuk membuktikan hasil setiap unsur kata ulang resolusi-resolusi, kongres-
kongres, komisi-komisi, propaganda-propaganda, partai-partai, konvensi-konvensi,
diplomat-diplomat, dan delegasi-delegasi sama pemaparannya dengan contoh (63a) dan
(64a) yang hasilnya akan tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur bentuk
kata resolusi, kongres, komisi, propaganda, partai, konvensi, diplomat, dan delegasi pada
kata ulang resolusi-resolusi, kongres-kongres, komisi-komisi, propaganda-propaganda,
partai-partai, konvensi-konvensi, diplomat-diplomat, dan delegasi-delegasi
56
menunjukkan bahwa setiap kalimat tersebut tetap merupakan bentuk kalimat yang
gramatikal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa walaupun salah satu unsur kata
ulang resolusi-resolusi, kongres-kongres, komisi-komisi, propaganda-propaganda,
partai-partai, konvensi-konvensi, diplomat-diplomat, dan delegasi-delegasi dihilangkan
dengan menggunakan teknik lesap, unsur inti kata resolusi, kongres, komisi,
propaganda, partai, konvensi, diplomat, dan delegasi yang tidak dilesapkan tetap
menjadikan kalimat tersebut menjadi satuan bentuk yang gramatikal tanpa harus merusak
struktur kalimatnya.
Pada contoh (65) istilah resolusi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan putusan badan legislatif anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang
disampaikan kepada pemerintah biasanya bersifat tuntutan atau koreksi atas
kebijaksanaan pemerintah secara tertulis baik kebijakan pemerintah di bidang politik,
ekonomi, maupun militer. Secara umum, resolusi bisa juga diartikan sebagai
pengungkapan secara resmi, pendapat, kehendak, ataupun pandangan suatu badan atau
kelompok; misalnya: dewan keamanan PBB biasanya mengeluarkan suatu resolusi
terhadap suatu masalah yang berhubungan dengan keamanan anggotanya.
Pada contoh (66) terdapat satuan lingual kata ulang kongres-kongres. Istilah
kongres ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kegiatan pertemuan suatu
organisasi politik atau sosial. Dalam domain politik, kongres dimaksudkan sebagai
pertemuan para wakil organisasi politik untuk mendiskusikan dan mengambil sebuah
keputusan mengenai suatu masalah politik. Kongres di dunia politik identik dengan
musyawarah tertinggi suatu partai politik. Dalam politik pemerintahan di AS, kongres
merupakan dewan legislatif yang terdiri atas senat dan dewan perwakilan. Pada dasarnya
57
kongres berfungsi mengadakan checks and balance terhadap kegiatan pemerintahan tiap
keputusan pemerintah harus mendapatkan persetujuan kongres sebelum benar-benar
dilaksanakan.
Pada contoh (67) terdapat satuan lingual kata ulang komisi-komisi. Istilah komisi
ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan badan kepengurusan negara yang
ditunjuk dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi atau tugas
tertentu. Dalam domain politik, komisi diartikan sebagai badan yang berada dalam DPR
yang tugasnya melakukan pengawasan yang berhubungan dengan kebijaksanaan
pemerintah dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap kebijakan eksekutif. Komisi-
komisi dalam DPR Indonesia dibagi-bagi menurut bidang-bidang yang ditanganinya
masing-masing, para anggota komisi terdiri atas berbagai fraksi yang ada dalam DPR.
Pada contoh (68) terdapat satuan lingual kata ulang propaganda-propaganda (istilah
politik). Istilah propaganda ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan
bentuk komunikasi politik suatu partai agar menganut paham politik tertentu. Dalam
domain politik, propaganda identik dengan tiap bentuk komunikasi politik partai yang
ditujukan untuk menanamkan keterangan, gagasan atau gambaran pada pikiran orang
dengan harapan bisa mempengaruhi pemikiran, emosi atau tindakan per orang atau
kelompok tertentu untuk menganut paham politiknya.
Pada contoh (69) terdapat satuan lingual kata ulang partai-partai. Istilah partai ini
masuk dalam domain politik karena berkaitan dengan sebuah perkumpulan politik dengan
tujuan untuk mencapai suatu maksud yang besar. Dalam domain politik, partai
dimaksudkan sebagai suatu organisasi politik yang dibentuk oleh kelompok warga negara
RI secara sukarela atas dasar persamaan kehendak, ideologi dan cita-cita untuk
58
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara nelalui pemilu.
Partai ini biasanya terdiri dari sekumpulan golongan orang yang seasas, sehaluan dan
setujuan terutama dalam bidang dunia politik.
Pada contoh (70) terdapat satuan lingual kata ulang konvensi-konvensi. Istilah
konvensi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan perjanjian atau
permufakatan antara negara satau dengan negara lain. Dalam domain politik, konvensi
diartikan sebagai rapat yang dihadiri oleh para delegasi partai politik pada tingkat negara
atau nasional untuk memilih orang yang mereka inginkan sebagai calon partai untuk
jabatan menjadi presiden. Dalam arti lain, konvensi merupakan persetujuan internasional
antar pemerintah negara yang diatur adalah soal-soal teknis atau peraturan-peraturan yang
harus diperhatikan negara-negara yang menandatanganinya.
Pada contoh (71) terdapat satuan lingual kata ulang diplomat-diplomat. Istilah
diplomat ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan pejabat sebuah negara
yang ahli dalam berdiplomasi. Dalam domain politik pemerintahan, diplomat diartikan
sebagai wakil kepala negara yang diperbantukan (diangkat) untuk melakukan fungsinya
sebagai penghubung utama dalam menyelenggarakan hubungan internasional dengan
menempatkan kepentingan nasional dalam skala prioritas utama. Diplomat bertugas
menjembatani hubungan pribadi antar pemerintah untuk mengurus sejumlah proyek dan
melaporkan perkembangan ekonomi, politik, militer, sosial, dan budaya negara tempat ia
bertugas. Pada contoh (72) terdapat satuan lingual kata ulang delegasi-delegasi. Istilah
delegasi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan utusan atau perwakilan,
seseorang yang ditunjuk oleh perkumpulan, organisasi atau negara dalam suatu
perundingan. Dalam domain politik, delegasi merupakan wakil resmi dari pilihan anggota
59
partai yang dikirim ke konvensi politik tingkat negara atau nasional. Delegasi yang diutus
ke konvensi tingkat negara bagian mungkin diangkat oleh para pemimpin partai setempat
atau dipilih lewat pemilihan suara.
2.2.2 Istilah-istilah Politik yang Berupa Frase
Istilah-istilah politik yang berupa frase dalam surat kabar Kompas edisi bulan
Februari dan Maret 2007 adalah frase endosentrik yang atributif.
2.2.2.1 Makna Istilah-Istilah Politik yang berwujud Frase Endosentrik yang Atributif
Istilah-istilah politik di bawah ini dapat dikatakan sebagai wujud dasar frase
endosentrik yang atributif karena setiap frase golongan istilah politik ini terdiri dari
unsur-unsur yang tidak setara. Istilah-istilah politik berwujud frase endosentrik yang
atributif di bawah ini masing-masing memiliki unsur pusat (UP) yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang
terpenting, sedangkan unsur yang lainnya merupakan atribut. Berikut dapat dikemukakan
contohnya seperti berikut ini.
(73) Pasal 257 UU No 11/2006 menyebutkan PP mengenai partai lokal itu
diterbitkan paling lambat Februari 2007, tetapi hingga akhir bulan ini belum
ada sosialisasi RPP itu. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 3)
(74) Memasuki zaman demokrasi liberal (1950-1959), semangat perjuangan
memudar. (Kompas, Rabu, 7 Maret 2007 hal 6)
(75) Presiden mempunyai hak prerogatif untuk mencabut PP yang dikeluarkan.
(Kompas, Rabu, 14 Februari 2007 hal 7)
60
Pada contoh (73) terdapat frase partai lokal yang merupakan frase endosentrik yang
atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui bagaimana kadar
keintian frase partai lokal dengan mencoba menghilangkan unsur atributnya.
(73a) Pasal 257 UU No 11/2006 menyebutkan PP mengenai partai itu diterbitkan
paling lambat Februari 2007, tetapi hingga akhir bulan ini belum ada
sosialisasi RPP itu. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 3)
Pada contoh (73a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut
kata lokal pada frase partai lokal menunjukkan bahwa kalimat (73a) tersebut tetap
merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur kalimatnya.
Unsur kata kabinet pada kalimat (73a) merupakan unsur pusat (UP). Istilah partai lokal
pada contoh (73) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan partai yang
hanya ada dan berkembang di suatu wilayah atau daerah tertentu, dan tidak berada dalam
lingkup nasional. Keberadaan dan eksistensi partai lokal ini disebabkan karena adanya
sejarah, kekhususan wilayah atau kebijakan politik sendiri.
Pada contoh (74) terdapat frase demokrasi liberal yang merupakan frase
endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui
bagaimana kadar keintian frase demokrasi liberal dengan mencoba menghilangkan unsur
atributnya.
(74a) Memasuki zaman demokrasi (1950-1959), semangat perjuangan memudar.
Pada contoh (74a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut
kata liberal pada frase demokrasi liberal menunjukkan bahwa kalimat (74a) tersebut
tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur
kalimatnya. Dari hasil ini unsur kata demokrasi pada kalimat (74a) merupakan unsur
61
pusat (UP). Istilah demokrasi liberal ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan sistem politik yang ditandai oleh partai-partai atau lebih dari satu dan kekuasaan
politik berada di tangan politikus sipil yang berpusat di parlemen. Sistem demokrasi
liberal ini amat diwarnai oleh konflik politik dan ideologi yang tegang sehingga timbul
pula bentrokan fisik yang menyebabkan tidak stabil. Ciri demokrasi liberal diantaranya,
demokrasi dianggap sebagai bentuk pemerintah yang terbaik, anggota masyarakat
memiliki kebebasan penuh, dan dibukanya oposisi yang bebas.
Pada contoh (75) terdapat frase hak prerogatif yang merupakan frase endosentrik
yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat diketahui bagaimana kadar
keintian frase hak prerogatif dengan mencoba menghilangkan unsur atributnya.
(75a) Presiden mempunyai hak untuk mencabut PP yang dikeluarkan.
Pada contoh (75a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut
kalimat prerogatifpada frase hak prerogatif menunjukkan bahwa kalimat (75a) tersebut
tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur
kalimatnya. Dari hasil ini unsur kata hak pada kalimat (94a) merupakan unsur pusat (UP).
Istilah hak prerogatif ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hak
istimewa atau hak khusus yang dipunyai presiden sebagai kepala negara di luar
kekuasaan badan-badan perwakilan, dan kekuasaan lain tidak dapat menggangu gugat
hak istimewa ini. Misalnya presiden memiliki hak prerogatif untuk mengampuni orang
yang terkena hukuman, baik yang bersifat amnesti, grasi, abolisi, ataupun rehabilitasi’.
(76) Apakah seluruh anggota F-KB yang berjumlah 52 orang akan mendukung,
menurut Effendy Choirie, sangat ditentukan komunikasi dan proses politik
berikutnya antara DPD dan F-KB. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 2)
62
(77) Mesin politik partai memang harus berada di lapisan bawah. (Kompas,
Jumat, 2 Februari 2007 hal 3)
(78) Meski penurunan partisipasi politik itu tidak akan secara langsung
mengancam stabilitas negara, bukan tidak mungkin akumulasi kekecewaan
pada saatnya berbuah menjadi gerakan antikemapanan yang menjadi nyata.
(Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 5)
(79) Hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat pun
dicantumkan. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 5)
Pada contoh (76), (77), (78), (79) terdapat frase proses politik, mesin politik,
partisipasi politik, dan hak angket yang merupakan frase endosentrik yang atributif.
Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian
setiap frase proses politik, hak prerogatif, mesin politik, partisipasi politik, dan hak
angket dengan mencoba menghilangkan unsur atributnya.
(76a) Apakah seluruh anggota F-KB yang berjumlah 52 orang akan mendukung,
menurut Effendy Choirie, sangat ditentukan komunikasi dan proses
berikutnya antara DPD dan F-KB.
(77a) Mesin partai memang harus berada di lapisan bawah.
(78a) Meski penurunan partisipasi itu tidak akan secara langsung mengancam
stabilitas negara, bukan tidak mungkin akumulasi kekecewaan pada saatnya
berbuah menjadi gerakan antikemapanan yang menjadi nyata.
(79a) Hak interpelasi, angket, dan hak menyatakan pendapat pun dicantumkan.
Pada contoh (76a), (77a), (78a), (79a) tampak bahwa dengan dihilangkannya salah
satu unsur atribut kata politik, politik, politik, dan hak pada frase proses politik, mesin
63
politik, partisipasi politik, dan hak angket menunjukkan bahwa kalimat (76a), (77a),
(78a), (79a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa
merusak struktur setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut unsur kata proses, mesin,
partisipasi, dan angket pada kalimat (76a), (77a), (78a), (79a) merupakan unsur pusat
(UP).
Istilah proses politik pada contoh (76) masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan aktivitas berbagai kelompok politik, seperti parpol, faksi, klik, dan pemimpin-
pemimpin politik yang memperjuangkan kepentingan masing-masing kedudukan formal
dari otoritas yang sah dalam organ-organ pemerintah pusat dan daerah, nasional dan
lokal. Dalam sistem politik di Indonesia, masing-masing aktor menggunakan
kekuasaannya yang sesungguhnya untuk mencapai tujuan dan di dalam proses politik ini
kekuasaan yang sesungguhnya dapat sangat berbeda dari otoritas formal. Secara umum,
proses politik merupakan suatu interaksi atau saling pengaruh-mempengaruhi di antara
lembaga dalam masyarakat yang keseluruhannya merupakan struktur politik yang
masing-masing melaksanakan fungsi input dan output’.
Istilah mesin politik pada contoh (77) masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan sebutan untuk partai politik sebagai pengumpul suara dalam pemilu. Dalam
domain politik, mesin politik ini menggambarkan suatu organisasi bersifat hierarkis dan
anggotanya menjalankan fungsi yang berbeda-beda dengan memainkan berbagai
perantara dan menduduki bermacam-macam status. Mesin politik partai ini memiliki
bentuk kepemimpinan yang menentukan yang mengejar tujuan dan merumuskan
kebijaksanaaan dengan teratur dan cukup efektif sehingga organisasi ini dapat
dibandingkan seperti suatu alat mekanis. Istilah partisipasi politik pada contoh (78)
64
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kegiatan warga negara dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan serta keikutsertaan
mereka dalam proses politik umum dalam menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan
warga negara dalam partisipasi politik dapat berupa pemberian suara, ikut dalam
kampanye, atau menjadi anggota partai politik.
Istilah hak angket pada contoh (79) masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan hak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mengadakan penyelidikan terhadap
kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas kepada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundangan-undangan. Hak ini dapat dilakukan dengan adanya usulan anggota DPR dari
beberapa fraksi. Di Indonesia sejumlah 20 anggota DPR yang tidak terdiri dari salah satu
fraksi saja berhak mengusulkan pengadaan penyelidikan atau angket.
(80) Dukungan itu menunjukkan politik luar negeri Indonesia belum bebas aktif
dan masih di bawah bayang-bayang AS. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007
hal 15)
(81) Menurut Zaenal Arifin, anggota Tim 15, Undang-Undang Dasar 1945 pun
sama sekali tidak mengonstruksikan sistem bikameral secara teoritis.
(Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 2)
(82) Yang terjadi justru konsentrasi masyarakat tersita untuk menghadapi konflik
politik dan pemilihan kepala daerah. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 4)
(83) Itu bermakna sebagai sarana artikulasi politik masyarakat ternyata peran
parpol masih diakui dan dirasakan sebagai kekuatan pengimbang dari
65
heterogenitas budaya, struktur sosial, dan afiliasi politis rakyat. (Kompas,
Senin, 26 Maret 2007 hal 4)
(84) Stabilitas politik dan keamanan, kepastian hukum, serta kepemimpinan yang
kuat akan menjadi kunci sukses. (Kompas, Sabtu, 24 Maret 2007 hal 1)
Pada contoh (80), (81), (82), (83), dan (84) terdapat frase politik luar negeri, sistem
bikameral, konflik politik, artikulasi politik, dan stabilitas politik yang seluruhnya
merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan
dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase politik luar negeri, sistem
bikameral, konflik politik, artikulasi politik, dan stabilitas politik dengan mencoba
menghilangkan unsur atributnya masing-masing.
(80a) Dukungan itu menunjukkan politik Indonesia belum bebas aktif dan masih
di bawah bayang-bayang AS.
(81a) Menurut Zaenal Arifin, anggota Tim 15, Undang-Undang Dasar 1945 pun
sama sekali tidak mengonstruksikan sistem secara teoritis.
(82a) Yang terjadi justru konsentrasi masyarakat tersita untuk menghadapi konflik
dan pemilihan kepala daerah.
(83a) Itu bermakna sebagai sarana artikulasi masyarakat ternyata peran parpol
masih diakui dan dirasakan sebagai kekuatan pengimbang dari heterogenitas
budaya, struktur sosial, dan afiliasi politis rakyat.
(84a) Stabilitas dan keamanan, kepastian hukum, serta kepemimpinan yang kuat
akan menjadi kunci sukses.
Pada contoh (80a), (81a), (82a), (83a), dan (84a) tampak bahwa dengan
dihilangkannya salah satu unsur atribut luar negeri, bikameral, politik, politik, dan politik
66
pada frase politik luar negeri, sistem bikameral, konflik politik, artikulasi politik, dan
stabilitas politik menunjukkan bahwa kalimat (80a), (81a), (82a), (83a), dan (84a)
tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur
setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut unsur kata politik, sistem, konflik, artikulasi dan
stabilitas pada kalimat (80a), (81a), (82a), (83a), dan (84a) merupakan unsur pusat (UP).
Istilah politik luar negeri pada contoh (80) masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sistem politik yang mencakup semua tindakan suatu negara yang
mempengaruhi sikapnya terhadap negara lain, kelompok maupun perhimpunan dan fakta
negara-negara lain. Politik luar negeri sampai abad ke-16-17 lebih terbatas pada negara
tetangga, tetapi sejak masa imperialisme, waktu hampir seluruh dunia dibagi di antara
beberapa negara, dan negara-negara baru didirikan dibekas daerah jajahan, maka politik
luar negeri menjadi semakin internasional. Istilah sistem bikameral pada contoh (101)
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan sistem lembaga perwakilan yang
menganut dua kamar di dalam badan legislatif. Sebagai contoh: Negara Inggris terdiri
dari House of Lords dan House of Commons, Amerika Serikat terdiri atas Senat dan
House of Refresentative sedangkan Belanda meliputi Eerste Kamer dan Tweede Kamer.
Istilah konflik politik pada contoh (82) masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan perselisihan atau pertentangan masalah yang berkaitan dengan politik.
Dalam domain politik, konflik politik ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat,
persaingan dan pertentangan di antara sejumlah individu, kelompok atau organisasi dalam
upaya mendapatkan atau mempertahankan sumber-sumber dari keputusan yang dibuat
dan dilaksanakan oleh pemerintah. Istilah artikulasi politik pada contoh (83) masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan proses penyampaian aspirasi, kepentingan
67
dan tuntutan rakyat terhadap lembaga politik yang ada (DPR/MPR/DPD/DPRD).
Artikulasi politik ini terjadi di mana setiap individu atau kelompok mengajukan tuntutan
kepada pembuat keputusan golongan partai politik.
Istilah stabilitas politik pada contoh (84) masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan kondisi sistem politik yang bagian-bagiannya cenderung untuk tetap
atau kembali kepada suatu hubungan konstan satu dengan kebiasaan perubahan mendasar
pada bidang politik. Dalam domain politik, stabilitas politik ini biasanya ditujukan untuk
suatu sistem politik pemerintahan yang relatif jarang mengalami pergantian dalam
kepemimpinan teratas, atau secara relatif tidak terjadinya kekerasan dan gangguan sipil
dalam proses politik negara.
(85) Keempat, posisi Indonesia terhadap Resolusi 1747 justru mencerminkan
politik luar negeri bebas aktif. (Kompas, Rabu, 28 Maret 2007 hal 6)
(86) Sebelumnya fungsionaris partai dari PDI-P Agus Condro Prayitno
menekankan perlunya pejabat dan pengurus parpol diposisikan selayaknya
pejabat publik, antara lain karena berasal dari masyuarakat. (Kompas,
Selasa, 27 Maret 2007 hal 2)
(87) Pemilu pun ditangguhkan, yang justru memberikan ruang kepada militer
untuk melakukan manuver politik di balik pemerintahan transisi sekarang
ini. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 6)
(88) Sebelum akhirnya mosi tak percaya benar-benar muncul, pilihan
desentralisasi sebagai jalan pembangunan lokal harus segera membuktikan
ketepatan dan keandalannya. (Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 7)
68
(89) Protes dan kritik dalam media Pakistan telah membuat Musharraf
menghadapi krisis politik terbesar sejak dia merebut kekuasaan dalam
sebuah kudeta tahun 1999. (Kompas, Kamis, 22 Maret 2007 hal 9)
Pada contoh (85), (86), (87), (88), dan (89) terdapat frase politik luar negeri
bebas aktif, fungsionaris partai, manuver politik, mosi tak percaya, dan krisis politik
yang seluruhnya merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan
teknik lesap akan dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase politik luar
negeri bebas aktif, fungsionaris partai, manuver politik, mosi tak percaya, dan krisis
politik dengan mencoba menghilangkan unsur atributnya masing-masing.
(85a) Keempat, posisi Indonesia terhadap Resolusi 1747 justru mencerminkan
politik luar negeri.
(86a) Sebelumnya fungsionaris dari PDI-P Agus Condro Prayitno menekankan
perlunya pejabat dan pengurus parpol diposisikan selayaknya pejabat publik,
antara lain karena berasal dari masyarakat.
(87a) Pemilu pun ditangguhkan, yang justru memberikan ruang kepada militer
untuk melakukan manuver di balik pemerintahan transisi sekarang ini.
(88a) Sebelum akhirnya mosi benar-benar muncul, pilihan desentralisasi sebagai
jalan pembangunan lokal harus segera membuktikan ketepatan dan
keandalannya.
(89a) Protes dan kritik dalam media Pakistan telah membuat Musharraf
menghadapi krisis terbesar sejak dia merebut kekuasaan dalam sebuah
kudeta tahun 1999.
69
Pada contoh (85a), (86a), (87a), (88a), dan (89a) tampak bahwa dengan
dihilangkannya salah satu unsur atribut bebas aktif, partai, politik, tak percaya, dan
politik pada frase politik luar negeri bebas aktif, fungsionaris partai, manuver politik,
mosi tak percaya, dan krisis politik menunjukkan bahwa kalimat (85a), (86a), (87a),
(88a), dan (89a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa
merusak struktur setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut unsur kata politik luar negeri,
fungsionaris, manuver, mosi, dan politik pada kalimat (85a), (86a), (87a), (88a), dan (89a)
merupakan unsur pusat (UP).
Istilah politik luar negeri bebas aktif pada contoh (85) masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan politik luar negeri Republik Indonesia yang berlandaskan alinea
keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu bahwa pemerintah Indonesia
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Gagasan bebas-aktif dicetuskan oleh Wakil Presiden RI pertama,
yaitu Drs. Moh. Hatta, dihadapan BPKNIP (2-9-19480). Istilah fungsionaris partai pada
contoh (86) masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan pejabat, orang yang
menduduki suatu jabatan dalam kepengurusan partai; pegawai atau anggota pengurus
yang menduduki fungsi tertentu dalam jajaran organisasi politik. Istilah manuver politik
pada contoh (87) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan tindakan atau gerakan
politik yang dilakukan oleh sejumlah partai politik untuk mencapai maksud politik
tertentu atau gerakan yang cepat dan tanggap terhadap perkembangan dalam dunia
politik.
Istilah mosi tak percaya pada contoh (88) masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan keputusan rapat anggota DPR yang ingin menyatakan pendapat atau
70
sikap politiknya. Dalam domain politik pemerintahan, mosi tak percaya ini diartikan
sebagai keputusan rapat DPR untuk menyatakan tidak percaya atas pemerintahan atau
kepemimpinan karena adanya pelanggaran atau kebijakan pemerintah atau pemimpin
yang dianggap menyimpang atau pernyataan DPR yang mengharapkan kepala
pemerintahan mengundurkan diri dan membubarkan kabinetnya karena tidak
mendapatkan dukungan suara terbanyak lagi dari DPR. Cara ini dianut oleh negara yang
melaksanakan demokrasi parlementer. Istilah krisis politik pada contoh (89) ini masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan keadaan atau situasi politik yang genting,
berbahaya atau tidak stabil karena ada masalah politik yang besar; masalah krusial
terhadap keseimbangan kekuasaan dan keinginan terhadap kekuasaan.
(90) Inilah maksud penguatan demokrasi lokal melalui DPD, karena rakyat
langsung ke DPD dalam sistem distrik yang sudah ditentukan. (Kompas,
Jumat, 23 Maret 2007 hal 6)
(91) Saat kampanye nanti, mereka membujuk penduduk Jakarta yang sebagian
besar mungkin masuk kategori golongan putih yang tidak memilih.
(Kompas, Sabtu, 17 Maret 2007 hal 15)
(92) Malah masih sering kita dengar komentar skeptis, misalnya aksi
pemberantasan dilakukan dengan prinsip politik tebang pilih, atau yang
ditangani hanya korupsi kelas gurem, sementara yang besar-besar tetap tak
tersentuh. (Kompas, Kamis, 15 Maret 2007 hal 6)
(93) Adnan berasumsi, seorang presiden dapat saja tidak memberikan izin
pemeriksaan karena pejabat negara yang terlibat dalam sebuah kasus berasal
71
dari partai yang sama atau memiliki afiliasi politik. (Kompas, Jumat, 16
Maret 2007 hal 3)
(94) Yunus prihatin terhadap kondisi bangsanya yang tengah karut-marut,
ditandai adanya instabilitas politik, kemiskinan, dan korupsi. (Kompas,
Jumat, 2 Maret 2007 hal 6)
Pada contoh (90), (91), (92), (93), dan (94) terdapat frase sistem distrik, golongan
putih, politik tebang pilih, afiliasi politik, dan instabilitas politik yang seluruhnya
merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan
dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase sistem distrik, golongan putih,
politik tebang pilih, afiliasi politik, dan instabilitas politik dengan mencoba
menghilangkan unsur atributnya masing-masing.
(90a) Inilah maksud penguatan demokrasi lokal melalui DPD, karena rakyat
langsung ke DPD dalam sistem yang sudah ditentukan.
(91a) Saat kampanye nanti, mereka membujuk penduduk Jakarta yang sebagian
besar mungkin masuk kategori golongan yang tidak memilih.
(92a) Malah masih sering kita dengar komentar skeptis, misalnya aksi
pemberantasan dilakukan dengan prinsip tebang pilih, atau yang ditangani
hanya korupsi kelas gurem, sementara yang besar-besar tetap tak tersentuh.
(93a) Adnan berasumsi, seorang presiden dapat saja tidak memberikan izin
pemeriksaan karena pejabat negara yang terlibat dalam sebuah kasus berasal
dari partai yang sama atau memiliki afiliasi.
(94a) Yunus prihatin terhadap kondisi bangsanya yang tengah karut-marut,
ditandai adanya instabilitas, kemiskinan, dan korupsi.
72
Pada contoh (90a), (91a), (92a), (93a), dan (94a) tampak bahwa dengan
dihilangkannya salah satu unsur atribut distrik, putih, politik, politik, dan politik pada
frase sistem distrik, golongan putih, politik tebang pilih, afiliasi politik, dan instabilitas
politik menunjukkan bahwa kalimat (90a), (91a), (92a), (93a), dan (94a) tersebut tetap
merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur setiap
kalimatnya. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur kata sistem, golongan,
tebang pilih, afiliasi, dan instabilitas pada kalimat (90a), (91a), (92a), (93a), dan (94a)
merupakan unsur pusat (UP).
Istilah sistem distrik pada contoh (90) masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan sistem pemilu yang membagi wilayah negara menjadi distrik-distrik (daerah)
pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang tersedia di parlemen yang
diperebutkan partai politik. Dalam sistem distrik ini, wakil yang terpilih hanya satu orang,
yang mewakili daerah tersebut. Kelebihannya calon dikenal oleh rakyat setempat
sehingga memiliki ikatan kuat dengan konstituennya. Kekurangannya ada suara yang
hangus atau hilang. Istilah golongan putih pada contoh (91) masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan sebutan untuk kelompok masyarakat yang tidak menggunakan
hak pilihnya secara sengaja dan penuh kesadaran karena tidak percaya dengan sistem
politik yang ada. Istilah kata golongan putih ini mulai muncul pada masa sebelum pemilu
1971. Mereka dikatakan sebagai suatu golongan yang tidak puas dengan kemungkinan
dan kesempatan yang terbuka untuk mengeluarkan dan menyalurkan aspirasi politik,
menganjurkan untuk tidak ikut memilih atau menusuk bagian putih saja di antara sepuluh
tanda gambar yang tersedia. Kelompok golongan putih biasanya berpendapat atau
73
berpandangan bahwa pemilihan umum hanya suatu formalitas belaka dan tidak ada partai
yang pantas untuk dipilih.
Istilah politik tebang pilih pada contoh (92) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sebuah kebijakan politik pemerintah dalam mengungkap kasus korupsi
secara pilih-pilih artinya tidak semua kasus diungkap, tetapi sesuai keinginan atau
berdasarkan pertimbangan kepentingan penguasa. Istilah afiliasi politik pada contoh (93)
ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan pertalian atau hubungan
berdasarkan ikatan dalam suatu paham politik tertentu. Keterikatan tersebut pada suatu
kelompok politik tertentu karena adanya hubungan suku, agama, kebudayaan, dan bahasa
dengan kelompok tersebut. Istilah instabilitas politik pada contoh (94) ini masuk dalam
ranah politik karena berkaitan dengan keadaan atau situasi politik suatu negara atau
pemerintahan yang tidak stabil karena adanya kekacauan atau konflik politik. Misalnya
instabilitas politik yang terjadi di negara Myanmar baru-baru ini karena rezim junta
militer yang terlalu semena-mena bertindak anarkis terhadap rakyatnya.
(95) Ismed Hasan Putro dalam diskusi yang digagas Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia dan Ikatan Pelajar NU di Jakarta, menyatakan, tokoh muda
dalam partai politik dinilai gagal mengemban tugas menyejahterakan
rakyat. (Kompas, Jumat, 2 Maret 2007 hal 4)
(96) Di tengah situasi ekonomi yang suram kekerasan politik kembali merebak
pada tahun 2005. (Kompas, Jumat, 2 Maret 2007 hal 6)
(97) Meski demikian, dewasa ini para tokoh yang seharusnya ada dilevel resi,
sebagaimana Yunus, terpaksa masuk ke gelanggang politik secara lebih
74
total, mendirikan partai dan siap bersaing dengan yang lain. (Kompas,
Jumat, 2 Maret 2007 hal 6)
(98) Sementara itu, di banyak negeri Asia yang sedang melesat arah politik
nasional justru sebaliknya. (Kompas, Sabtu, 3 Maret 2007 hal 7)
(99) Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum pun setuju sistem proporsional
terbuka diimplementasikan konsisten. (Kompas, Rabu, 14 Maret 2007 hal 5)
Pada contoh (95), (96), (97), (98), dan (99) terdapat frase partai politik, kekerasan
politik, gelanggang politik, politik nasional, dan sistem proporsional yang seluruhnya
merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan
dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase partai politik, kekerasan politik,
gelanggang politik, politik nasional, dan sistem proporsional dengan mencoba
menghilangkan setiap unsur atributnya masing-masing.
(95a) Ismed Hasan Putro dalam diskusi yang digagas Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia dan Ikatan Pelajar NU di Jakarta, menyatakan, tokoh muda
dalam partai dinilai gagal mengemban tugas menyejahterakan rakyat.
(96a) Di tengah situasi ekonomi yang suram kekerasan kembali merebak pada
tahun 2005.
(97a) Meski demikian, dewasa ini para tokoh yang seharusnya ada dilevel resi,
sebagaimana Yunus, terpaksa masuk ke politik secara lebih total,
mendirikan partai dan siap bersaing dengan yang lain.
(98a) Sementara itu, di banyak negeri Asia yang sedang melesat arah politik justru
sebaliknya.
75
(99a) Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum pun setuju sistem terbuka
diimplementasikan konsisten.
Pada contoh (95a), (96a), (97a), (98a), dan (99a) tampak bahwa dengan
dihilangkannya salah satu unsur atribut politik, politik, gelanggang, nasional, dan
proporsional pada frase partai politik, kekerasan politik, gelanggang politik, politik
nasional, dan sistem proporsional menunjukkan bahwa kalimat (95a), (96a), (97a),
(98a), dan (99a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa
merusak struktur setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur
kata partai, kekerasan, politik, politik, dan sistem pada kalimat (95a), (96a), (97a), (98a),
dan (99a) merupakan unsur pusat (UP).
Istilah partai politik pada contoh (95) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan sebuah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara
RI secara sukarela atas dasar persamaan kehendak, ideologi dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilu.
Fungsi partai politik meliputi pendidikan politik, agregasi kepentingan, seleksi
kepemimpinan, partisipasi politik, dan pengendalian konflik. Secara luas, partai politik
merupakan suatu bagian para warga negara yang memperjuangkan kepentingan politik
tertentu. Istilah kekerasan politik pada contoh (96) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan suatu aksi kekerasan yang disebabkan karena adanya perbedaan politik
atau kepentingan antara pemerintah dan partai politik atau masyarakat. Biasanya
kekerasan politik ini digunakan sebagai suatu ancaman dengan tujuan-tujuan politik
untuk mengubah atau melindungi situasi dengan kepentingan yang bersangkutan.
76
Istilah gelanggang politik pada contoh (97) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan arena atau medan untuk berkompetisi dalam dunia politik atau tempat
arena persaingan dunia politik yang diikuti oleh beberapa partai dengan menggusung
calonnya untuk menduduki bursa calon pemilihan presiden. Istilah politik nasional pada
contoh (98) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan sebuah
negara yang bertujuan untuk mencapai tujuan nasional yang telah ditetapkan oleh
lembaga kedaulatan rakyat dan di dalamnya terintegrasi unsur dari ideologi, politik,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan menjadi suatu kebijaksanaan tunggal yang
berdaya guna dan berhasil guna. Istilah sistem proporsional pada contoh (99) ini masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan sistem pemilihan wakil rakyat berdasarkan
jumlah kursi yang diperoleh partai politik sesuai jumlah suara yang diperoleh partai
tersebut. Kelebihan sistem proporsional ini tidak ada suara yang hilang atau hangus.
Kekurangannya calon terkadang kurang dikenal dan tidak dekat dengan pemilihnya.
(100) Gubernur Kalimantan Timur non-aktif, Suwarna Abdul Fatah, menuding
penahanan dirinya sarat dengan muatan politis dan kekuasaan. (Kompas,
Jumat, 9 Maret 2007 hal 3)
(101) Kalkulasi politik menjelang Pemilu 2009 lebih dominan, khususnya yang
terkait dengan daerah pemilihan. (Kompas, Jumat, 9 Maret 2007 hal 4)
(102) “Kabinet bayangan oposisi seharusnya merupakan gabungan antara unsur
pimpinan PDI-P dan unsur cerdik cendikia yang kompeten dan punya sikap
sama dan bersedia dipimpin PDI-P sebagai partai oposisi,” paparnya.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 2)
77
(103) Untuk pemberantasan korupsi, sikap Presiden tegas, yakni hukum harus
ditegakkan dan tidak ada intervensi politik atasnya. (Kompas, Rabu, 28
Februari 2007 hal 5)
(104) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga stempel kebijakan pemerintah,
saat ini DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat. (Kompas, Selasa,
20 Februari 2007 hal 5)
(105) Masa transisi sudah lebih dari delapan tahun sehingga komisi independen
harus mulai dikurangi dan fungsinya dikembalikan ke lembaga negara
resmi. (Kompas, Kamis, 15 Februari 2007 hal 4)
Pada contoh (100), (101), (102), (103), (104) dan (105) terdapat frase muatan
politis, kalkulasi politik, kabinet bayangan, intervensi politik, lembaga stempel, dan
komisi independen yang seluruhnya merupakan frase endosentrik yang atributif. Dengan
menggunakan teknik lesap akan dapat kita ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase
muatan politis, kalkulasi politik, kabinet bayangan, intervensi politik, lembaga stempel,
dan komisi independen dengan mencoba menghilangkan setiap unsur atributnya masing-
masing.
(100a) Gubernur Kalimantan Timur non-aktif, Suwarna Abdul Fatah, menuding
penahanan dirinya sarat dengan politis dan kekuasaan.
(101a) Politik menjelang Pemilu 2009 lebih dominan, khususnya yang terkait
dengan daerah pemilihan.
(102a) “Kabinet oposisi seharusnya merupakan gabungan antara unsur pimpinan
PDI-P dan unsur cerdik cendikia yang kompeten dan punya sikap sama dan
78
bersedia dipimpin PDI-P sebagai partai oposisi,” paparnya. (Kompas,
Selasa, 27 Februari 2007 hal 2)
(103a) Untuk pemberantasan korupsi, sikap Presiden tegas, yakni hukum harus
ditegakkan dan tidak ada intervensi atasnya.
(104a) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga kebijakan pemerintah, saat ini
DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat.
(105a) Masa transisi sudah lebih dari delapan tahun sehingga komisi harus mulai
dikurangi dan fungsinya dikembalikan ke lembaga negara resmi.
Pada contoh (100a), (101a), (102a), (103a), (104a) dan (105a) tampak bahwa
dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut muatan, kalkulasi, bayangan, politik,
stempel, dan independen pada frase muatan politis, kalkulasi politik, kabinet bayangan,
intervensi politik, lembaga stempel, dan komisi independen menunjukkan bahwa kalimat
(100a), (101a), (102a), (103a), (104a) dan (105a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk
kalimat yang gramatikal tanpa merusak struktur setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa unsur kata politis, politik, kabinet, intervensi, lembaga, dan
komisi pada kalimat (100a), (101a), (102a), (103a), (104a) dan (105a) merupakan unsur
pusat (UP).
Istilah muatan politis pada contoh (100) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan suatu aktivitas atau kegiatan yang di dalamnya terkandung kepentingan
politik, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Istilah kalkulasi politik pada
contoh (101) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan perhitungan dan
pertimbangan dalam dunia politik. Kalkulasi politik ini biasanya dilakukan oleh seorang
calon yang akan maju dalam suatu pemilihan calon presiden, gubernur, bupati dan lain
79
sebagainya. Istilah kabinet bayangan pada contoh (102) ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan sekelompok orang atau pemimpin dari partai oposisi yang
disiapkan menjadi menteri apabila partainya berkuasa atau untuk mengkritisi kabinet
pemerintah. Kabinet bayangan ini juga selalu bertanggung jawab terhadap penyusunan
kebijakan partai dan pemimpin kelompoknya di dalam perdebatan di parlemen.
Istilah intervensi politik pada contoh (103) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan bentuk campur tangan dalam perselisihan atau pertikaian politik antara
dua pihak atau terhadap partai demi meraih keuntungan dan ambisi besar dengan cara
licik atau kongkalingkong. Biasanya intervensi politik ini dilakukan oleh sekelompok
partai tertentu dengan tujuan untuk mengubah suatu sistem politik tertentu. Istilah
lembaga stempel pada contoh (104) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan sebuah istilah yang diberikan untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang dianggap kurang kritis pada berbagai kebijakan pemerintah yang tidak memihak
rakyat dan cenderung serta bertendensi hanya sebagai pendukung atau memberikan
legitimasi. Istilah komisi independen pada contoh (105) ini masuk dalam ranah politik
karena berkaitan dengan sebuah komisi yang beranggotakan orang-orang yang
independen atau bebas dari afiliasi politik atau kerjasama politik dan kepentingan yang
merupakan pilihan masyarakat.
(106) Menurut Suryadharma, langkah konsolidasi internal partai ini juga
dilakukan dengan pembagian koordinator wilayah (korwil). (Kompas,
Selasa, 13 Februari 2007 hal 3)
80
(107) Andang mengusulkan agar dirumuskan kembali proses legislasi yang lebih
mengarah pada komunikasi politik, bukan sekadar strategi politik.
(Kompas, Senin, 19 Februari 2007 hal 6)
(108) Pendekatan juga harus dilakukan kepada anggota MPR yang punya hak
politik untuk mengubah konstitusi. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal
2)
(109) Keterlibatan orang jujur itu merupakan salah satu upaya Yunus untuk
mengubah wajah dan kultur politik Banglades yang lama terpuruk akibat
krisis politik dan korupsi. (Kompas, Jumat, 23 Februari 2007 hal 1)
(110) Namun benarkah berbagai langkah pembenahan dan purifikasi tata hukum
nasional dari kekuasaan politik itu sudah tercapai? (Kompas, Senin, 26
Februari 2007 hal 5)
(111) Namun, posisi elite ini tak diakui elite politik nasional, kecuali kiai
dijadikan lembaga dan dibawa dalam jaringan arus politik nasional.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 6)
(112) “Setiap warga Palestina misalnya yang akan menjadi pegawai di lembaga
pemerintah harus melalui prosedural dan aturan main yang jelas, adil
transparan, dan professional tanpa melihat lagi latar belakang ideologi
politik,” ungkap Basiso. (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
Pada contoh (106), (107), (108), (109), (110), (111), dan (112) terdapat frase
konsolidasi internal partai, komunikasi politik dan strategi politik, hak politik, kultur
politik, kekuasaan politik, elite politik, dan ideologi politik yang seluruhnya merupakan
frase endosentrik yang atributif. Dengan menggunakan teknik lesap akan dapat kita
81
ketahui bagaimana kadar keintian setiap frase konsolidasi internal partai, komunikasi
politik dan strategi politik, hak politik, kultur politik, kekuasaan politik, elite politik,
dan ideologi politik dengan mencoba menghilangkan setiap unsur atributnya masing-
masing.
(106a) Menurut Suryadharma, langkah konsolidasi ini juga dilakukan dengan
pembagian koordinator wilayah (korwil).
(107a) Andang mengusulkan agar dirumuskan kembali proses legislasi yang lebih
mengarah pada komunikasi, bukan sekadar strategi.
(108a) Pendekatan juga harus dilakukan kepada anggota MPR yang punya hak
untuk mengubah konstitusi.
(109a) Keterlibatan orang jujur itu merupakan salah satu upaya Yunus untuk
mengubah wajah dan kultur Banglades yang lama terpuruk akibat krisis
politik dan korupsi.
(110a) Namun benarkah berbagai langkah pembenahan dan purifikasi tata hukum
nasional dari kekuasaan itu sudah tercapai?
(111a) Namun, posisi elite ini tak diakui elite nasional, kecuali kiai dijadikan
lembaga dan dibawa dalam jaringan arus politik nasional.
(112a) “Setiap warga Palestina misalnya yang akan menjadi pegawai di lembaga
pemerintah harus melalui prosedural dan aturan main yang jelas, adil
transparan, dan professional tanpa melihat lagi latar belakang ideologi,”
ungkap Basiso.
Pada contoh (106a), (107a), (108a), (109a), (110a), (111a), dan (112a) tampak
bahwa dengan dihilangkannya salah satu unsur atribut internal partai, politik, politik,
82
politik, politik, politik, dan politik pada frase konsolidasi internal partai, komunikasi
politik dan strategi politik, hak politik, kultur politik, kekuasaan politik, elite politik,
dan ideologi politik menunjukkan bahwa kalimat (106a), (107a), (108a), (109a), (110a),
(111a), dan (112a) tersebut tetap merupakan satuan bentuk kalimat yang gramatikal tanpa
merusak struktur setiap kalimatnya. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur
kata konsolidasi, komunikasi dan strategi, hak, kultur, kekuasaan, elite, dan ideologi pada
kalimat (106a), (107a), (108a), (109a), (110a), (111a), dan (112a) merupakan unsur pusat
(UP).
Istilah konsolidasi internal partai pada contoh (106) ini masuk dalam ranah
politik karena berkaitan dengan sebuah upaya yang dilakukan oleh anggota partai politik
untuk memperkuat atau menyolidkan para pengurus partai dalam menghadapi momentum
politik tertentu atau ketika tejadi pertarungan politik tertentu. Istilah komunikasi politik
pada contoh (107) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan salah satu
fungsi partai untuk menghubungkan pemikiran politik yang hidup di tengah masyarakat
termasuk pikiran institusi agama, asosiasi golongan dengan pihak pemerintah. Dalam arti
lain, komunikasi politik merupakan sebuah aktivitas institusi tertentu yang didirikan
dengan tujuan untuk menyebarkan informasi, ide-ide, dan sikap-sikap tertentu terhadap
masalah-masalah pemerintahan. Sedangkan istilah strategi politik ini masuk dalam ranah
politik karena berkaitan dengan siasat perjuangan yang dilakukan partai atau politisi
untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam domain politik, strategi politik ini diartikan
sebagai pelapisan elite politik sebagai akibat adanya distribusi kekuasaan yang tidak
merata dalam setiap sistem politik; individu-individu yang memiliki sumber-sumber
politik yang lebih banyak, pendidikan, kekayaan, prestise sosial, pengalaman,
83
pengetahuan, dan kecakapan politik menduduki lapisan-lapisan atas dan jumlah mereka
hanya sedikit, sementara individu-individu yang kurang memiliki sumber politik itu
menduduki lapisan-lapisan di bawahnya.
Istilah hak politik pada contoh (108) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan hak untuk berpartisipasi dalam memilih, menentukan pemerintahan, dan
mempengaruhi kebijaksanaan umum. Ciri-ciri dari hak-hak politik meliputi hak untuk
memilih, membentuk sebuah partai politik, dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok-
kelompok penekan. Salah satu contoh penyaluran hak-hak politik dalam negara
demokratis adalah pemilu. Mengapa? Karena dalam institusi inilah rakyat bisa
menyatakan pilihan serta kemauan politiknya. Istilah kultur politik pada contoh (109) ini
masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan keseluruhan tata nilai, keyakinan,
persepsi, dan sikap yang mempengaruhi perilaku subjek dalam suatu sistem ataupun
kegiatan politik. Kultur politik ini biasanya bermanifestasi dalam bentuk kumpulan
norma-norma yang merupakan produk baik dari sejarah kolektif suatu sistem politik
maupun sejarah kehidupan anggota-anggota sistem itu sebab proses sosialisasi politik erat
hubungannya dengan kontinuitas dan diskontinuitas suatu sistem politik. Istilah
kekuasaan politik pada contoh (110) ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan
dengan suatu kemampuan organisasi politik tertentu menggunakan sumber-sumber yang
berpengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik
sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya atau masyarakt dan rakyat
pada umurnya.
Istilah elite politik pada contoh (111) ini masuk dalam ranah politik karena
berkaitan dengan para penguasa politik negara yang menguasai baik kekuasaan legislatif
84
maupun kekuasaan pemaksa sehingga elite memiliki kekuasaan yang menentukan atas
elite sosial dan elite khusus atau orang yang memiliki kekuasaan politik atau sekelompok
orang yang memiliki kekuasaan, pengaruh atau kekuasaan mengontrol proses politik dan
konsekuensi kebijakannya. Kelompok elite politik ini biasanya memperoleh posisi
kekuasaannya melalui kekayaan, status keluarga, sistem kasta, keunggulan pengetahuan,
berdasarkan pilihan rakyat dlsb. Istilah ideologi politik pada contoh (112) ini masuk
dalam ranah politik karena berkaitan dengan seperangkat sistem kepercayaan yang
menerangkan dan menjustifikasikan suatu tatanan politik masyarakat yang ada atau
dicita-citakan dan memberikan suatu strategi berupa prosedur, rancangan, institusi serta
program-program untuk mencapainya atau himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma
kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok orang dan
menjadi dasar dalam menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problem politik yang
dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya. Dasar ideologi politik adalah
keyakinan akan adanya suatu pola sistem politik yang memiliki tata tertib sosial yang
ideal.
85
BAB III
ISTILAH ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007
BERDASARKAN ASAL BAHASANYA
3.1 Pengantar
Pada bab ini akan dibicarakan mengenai istilah-istilah politik yang terdapat dalam
surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal
bahasanya. Berdasarkan pengamatan penulis, istilah-istilah politik yang diklasifikasikan
berdasarkan asal bahasanya dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 adalah bahasa Latin, bahasa Perancis, bahasa Inggris, bahasa Yunani, dan
bahasa Spanyol.
3. 2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan
Maret Berdasarkan Asal Bahasanya
Pada bagian ini penulis akan memaparkan istilah-istilah politik berdasarkan
pengklasifikasian asal bahasanya dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari
dan Maret 2007.
3.2.1 Istilah-istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Latin
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 di bawah ini berasal dari bahasa Latin. Untuk menerapkan jalur metode
padan translasional maka untuk membuktikan bahwa istilah-istilah tersebut memang
86
berasal atau dipinjam dari bahasa Latin akan digunakan buku referensi atau acuan berupa
kamus. Contohnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini.
(113) Dalam pertemuan tersebut kedua faksi akan membahas kembali
pembentukan pemerintahan persatuan nasional yang beberapa kali terganjal.
(Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 12)
(114) Ratifikasi tersebut merupakan upaya untuk mengangkat negara itu menuju
standar pemerintahan internasional. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 11)
Pada contoh (113) dan (114) terdapat istilah politik faksi dan ratifikasi. Menurut
Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD) 2005 : 511 : 1202) kedua istilah faksi
dan ratifikasi berasal dari bahasa Latin. Asal kata faksi dalam bahasa Latin ‘factum’ dan
kata ratifikasi ‘ratus’. Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa
Indonesia (KKKSADBI) 2005 : 103 :296) faksi mempunyai arti ‘golongan atau kelompok
orang khususnya dalam organisasi partai politik’, sedangkan ratifikasi mempunyai arti
‘penguatan, pengesahan suatu dokumen negara oleh parlemen khususnya pengesahan
undang-undang, perjanjian antarnegara, dan persetujuan hukum internasional’.
(115) Konstitusi jangan dijadikan kambing hitam ketika terjadi ketidakharmonisan
hubungan antarlembaga negara atau tidak efektifnya kinerja lembaga
negara. (Kompas, Jumat, 9 Februari 2007 hal 2)
(116) Presiden mempunyai hak prerogatif untuk mencabut PP yang dikeluarkan.
(Kompas, Rabu, 14 Februari 2007 hal 7)
(117) “Tuduhan itu sebenarnya hanya untuk propaganda,” kata juru bicara
Departemen Luar Negeri Iran, Mohammad Ali Hossein, Senin (12/2).
(Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
87
(118) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris
Azhar mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas
penolakan Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas,
Senin, 12 Februari 2007 hal 4)
(119) Permintaan itu diajukan Rabu tahun lalu untuk mencegah protes terhadap
keberadaan pemerintah de facto junta militer di Thailand. (Kompas, Jumat,
30 Maret 2007 hal 10)
(120) Para penjabat publik, yakni pejabat negara (sipil maupun militer) dan politisi
di parlemen, adalah mereka yang masih menikmati privilege akibat standar
ganda dan tebang pilih dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
(Kompas, Jumat, 23 Februari 2007 hal 6)
(121) Orang lupa, negara kita bukan sebuah CV atau perseroan terbatas, tetapi
sebuah res publica, sebuah NKRI. (Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 6)
(122) Huda menggantikan ketua sebelumnya, MA Aziz, yang mundur bulan lalu
setelah diprotes kelompok oposisi Liga Awarni. (Kompas, Selasa, 6 Februari
2007 hal 11)
(123) Setelah lebih kurang empat tahun invasi, krisis pengungsi di Timur Tengah
terjadi lagi dan merupakan yang terburuk sejak eksodus Palestina pada tahun
1948 dari Israel. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 39)
Pada contoh (115), (116), (117), (118), (119), (120), (121), (122), dan (123)
terdapat istilah politik konstitusi, prerogatif, propaganda, interpelasi, de facto,
privililige, res publica, oposisi, dan invasi. Menurut Encarta Webster’s College
88
Dictionary istilah politik konstitusi, prerogatif, propaganda, interpelasi, de facto,
privililige, res publica, oposisi, dan invasi berasal dari bahasa Latin. Asal kata konstitusi
dalam bahasa Latin ‘constitut’ (EWCD, 2005 : 307), kata prerogatif dalam bahasa Latin
‘praerogare’ (EWCD, 2005 :1145), kata propaganda dalam Encarta Webster’s College
Dictionary (2005 : 1161) diartikan ke dalam bahasa Inggris, yaitu ‘propagating the
Faith’, kata interpelasi dalam bahasa Latin ‘interpellare’ (EWCD, 2005 : 753), kata de
facto dalam Encarta Webster’s College Dictionary (2005 : 376) diartikan ke dalam
bahasa Inggris, yaitu ‘in fact’, kata privilege dalam bahasa Latin ‘privilegium’ (EWCD,
2005 : 1154), kata res publica dalam Encarta Webster’s College Dictionary (2005 :
1235) diartikan ke dalam bahasa Inggris, yaitu ‘public matter’, kata oposisi dalam bahasa
Latin ‘oppositus’ (EWCD, 2005 : 1019), dan kata invasi dalam bahasa Latin ‘invas’
(EWCD, 2005 : 757).
Menurut KKKSADBI (2005: 193) konstitusi mempunyai arti ‘undang-undang dasar
suatu negara’. Menurut KKKSADBI (2005 : 285) istilah prerogatif mempunyai arti ‘hak
istimewa yang dipunyai oleh kepala negara di luar kekuasaan badan perwakilan atau
kekuasaan lain yang tidak dapat menggugat hak ini’. Menurut KKKSADBI (2005 : 288)
istilah propaganda ini memiliki arti ‘penerangan yang disebarkan secara politik dengan
tujuan membuat orang percaya, yakin dengan apa yang dikemukakan itu dengan memuji-
muji pendirian atau anutan agar diterima publik’. Menurut KKKSADBI (2005 : 160)
istilah interpelasi ini memiliki arti ‘pertanyaan kepada pemerintah mengenai
kebijaksanaannya dalam bidang tertentu oleh pihak legislatif (DPR)’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 49) istilah de facto ini merupakan serapan asli dari
bahasa Latin artinya ‘menurut kenyataan yang sebenarnya (tentang pengakuan kedaulatan
89
suatu negara)’. Dalam ranah politik, istilah de facto dikaitkan dengan sebuah pengakuan
kepada negara menurut kenyataannya bahwa negara tersebut telah berdiri dan melakukan
hubungan serta telah terpenuhi unsur-unsur dari pembentukan negara. Menurut
KKKSADBI (2005 : 286) istilah privilege ini merupakan serapan asli dari bahasa Latin
artinya ‘hak atau kekebalan yang diberikan sebagai suatu keistimewaan; hak istimewa
pribadi terhadap pejabat negara’. Dalam ranah politik, istilah privilege ini diartikan
sebagai suatu hak istimewa yang dimiliki oleh seorang pejabat politik atau lembaga
politik karena kedudukan atau jabatannya dalam partai politik.
Menurut KKKSADBI, (2005 : 305) res publica ini merupakan serapan asli dari
bahasa Latin artinya ‘soal umum; kepentingan umum’. Dalam domain politik, res publica
diartikan sebagai sebuah judul pidato politik Bung Karno dalam sidang paripurna
konstituante tanggal 22 April 1959 yang berisi amanat presiden kepada badan
konstituante untuk menerima kembali UUD 1945 karena badan konstituante masih belum
berhasil menetapkan UUD. Menurut KKKSADBI (2005 : 251) istilah oposisi ini
mempunyai arti ‘penentangan atau perlawanan; penentang pemerintah dengan
mengkritisi kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa’. Menurut KKKSADBI (2005 :
161) istilah invasi ini mempunyai arti ‘perbuatan memasuki wilayah negara lain untuk
menguasainya; berbondong-bondong memasuki suatu daerah’.
(124) Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat sendiri kini terus melakukan upaya
konsolidasi. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 8)
(125) Gara-gara veto Polandia itu, rencana pembentukan pakta kemitraan UE-
Rusia gagal diwujudkan. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 11)
90
(126) Sekitar 25 orang ambil bagian dalam demonstrasi hari Kamis di pusat kota
Yangon, meminta peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, manfaat
pensiun yang lebih baik, serta turunnya harga bahan pokok. (Kompas, Sabtu,
24 Februari 2007 hal 10)
(127) Sementara fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berpandangan
penguatan DPD melalui perubahan UUD 1945 bukan prioritas. (Kompas,
Selasa, 20 Februari 2007 hal 2)
(128) Pasalnya, agar usulan resolusi Senat itu bisa dibahas lebih lanjut secara
resmi di Senat, Partai Demokrat minimal membutuhkan 60 suara. (Kompas,
Rabu, 7 Februari 2007 hal 9)
(129) Ia lebih jauh mengungkapkan, ada enam negara anggota OKI yang akan
bertemu dan mengirim delegasi ke Irak. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007
hal 10)
(130) Pakistan dan India, lanjutnya, kini lebih mengedepankan rekonsiliasi
dibandingkan konfrontasi. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 11)
(131) Dia beberapa kali memperingatkan para aktivis itu agar menghentikan
pertemuan politik dan petisi mereka. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal
10)
(132) Dijatuhkannya posisi ini pada tokoh independen tidak akan bermakna apa
pun tanpa komitmen kedua pihak terhadap otoritas tokoh independen itu.
(Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 10)
91
(133) Penangkapan itu dilakukan dengan alasan gerakan dua politisi tersebut
sangat antirakyat, menyebabkan kerusuhan, dan terlibat korupsi. (Kompas,
Selasa, 20 Februari 2007 hal 10)
Pada contoh (124), (125), (126), (127), (128), (129), (130), (131), (132), dan (133)
terdapat istilah politik konsolidasi, veto, demonstrasi, fraksi, resolusi, delegasi,
konfrontasi, petisi, otoritas, dan korupsi. Menurut Encarta Webster’s College Dictionary
istilah politik konsolidasi, veto, demonstrasi, fraksi, resolusi, delegasi, konfrontasi,
petisi, otoritas, dan korupsi ini berasal dari bahasa Latin. Asal kata konsolidasi
dalam bahasa Latin ‘consolidat’ (EWCD, 2005 : 306), kata veto dalam Encarta Webster’s
College Dictionary (2005 : 1601) diartikan ke dalam bahasa Inggris, yaitu ‘I forbid’, kata
demonstrasi dalam bahasa Latin ‘demonstrat’ (EWCD, 2005 : 383), kata resolusi dalam
bahasa Latin ‘resolvere’ (EWCD, 2005 : 1234), kata delegasi dalam bahasa Latin
‘delegare’ (EWCD, 2005 : 380), kata konfrontasi dalam bahasa Latin ‘confrontare’
(EWCD, 2005 : 301), kata petisi dalam bahasa Latin ‘petere’ (EWCD, 2005 : 1085), kata
otoritas dalam bahasa Latin ‘auctoritas’ (EWCD, 2005 : 90), dan kata korupsi dalam
bahasa Latin ‘corruptus’ (EWCD, 2005 : 323). Menurut KKKSADBI (2005 : 193) istilah
konsolidasi mempunyai arti ‘perbuatan memperkuat atau memperteguh hubungan politik
(persatuan atau hubungan); peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
perusahaan’. Menurut KKKSADBI (2005 : 363) istilah veto mempunyai arti ‘hak atau
kekuasaan yang dimiliki suatu badan (pemerintahan) untuk melarang seterusnya atau
sementara pelaksanaan suatu keputusan dari badan, lembaga, atau perseorangan lainnya;
hak untuk membatalkan’. Menurut KKKSADBI (2005 : 53) istilah demonstrasi
mempunyai arti ‘pernyataan protes yang dilancarkan secara beramai-ramai oleh banyak
92
orang secara massal untuk menentang atau mengkritisi kebijakan pemerintah; unjuk rasa’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 117) istilah fraksi mempunyai arti ‘kelompok atau anggota
yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan terdiri atas beberapa orang yang
sepaham dan sependirian’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 304) istilah resolusi mempunyai arti ‘kebulatan
pendapat yang diajukan sebagai permintaan atau tuntutan hasil suatu persetujuan rapat
atau sidang kepada pihak lain’. Menurut KKKSADBI (2005 : 52) istilah kata delegasi
mempunyai arti ‘perwakilan, perutusan; orang yang diutus untuk mewakili oleh negara
atau oleh organisasi; pelimpahan wewenang’. Menurut KKKSADBI (2005 : 190) istilah
konfrontasi mempunyai arti ‘hal berhadapan langsung antara saksi dengan yang
berperkara; pertentangan atau permusuhan’. Menurut KKKSADBI (2005 : 274) istilah
petisi mempunyai arti ‘permohonan resmi tertulis kepada pemerintah’. Dalam ranah
politik, istilah petisi diartikan sebagai surat permintaan atau kritikan yang diajukan
kepada pemerintah tentang maslah atau kebijakan politik pemerintah. Dalam beberapa
konstitusi negara dicantumkan bahwa mengajukan petisi menjadi hak setiap warga
negara. Menurut KKKSADBI (2005 : 257) istilah otoritas mempunyai arti ‘hak untuk
bertindak atau membuat peraturan untuk memerintah orang lain; kekuasaan yang sah
diberikan kepada suatu lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya
menjalankan fungsinya’. Menurut KKKSADBI (2005 : 199) istilah korupsi mempunyai
arti ‘perbuatan yang merusak atau tindakan penyelewengan dengan memakai untuk
kepentingan sendiri barang atau uang yang ada di bawah pengawasannya; menerima
sogokan atau menggelapkan’.
93
(134) “Jangan sampai, pemerintahan baru ini hanya membuat kebijakan yang
populis dan tidak mengubah kondisi masyarakat secara mendasar,” kata dia.
(Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)
(135) Referendum mengenai amandemen itu kemungkinan akan berlangsung
tanggal 26 Maret, menurut media pemerintah. (Kompas, Rabu, 21 Maret
2007 hal 9)
(136) “Hanya dengan bergabung bersama kami, masyarakat Tamil di utara bisa
dibebaskan dari intimidasi teroris dan kekerasan,” ujarnya. (Kompas, Senin,
5 Februari 2007 hal 9)
(137) Selain sanksi, Kelompok Pakar juga mengkritik apakah ASEAN akan
mempertahankan model konsensus tradisional dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan tidak saling mencampuri. (Kompas, Sabtu, 24
Maret 2007 hal 8)
(138) Ungkapan itu tidak dimaksudkan sebagai intervensi politik atas upaya
pemberantasan korupsi. (Kompas, Rabu, 28 Februari 2007 hal 4)
(139) Misalnya, legislatif (DPR) terlalu kuat sehingga cenderung melewati batas
wewenangnya, membuat pemerintah menjadi seolah-olah tak berdaya.
(Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 15)
(140) Akibatnya, isu nuklir Iran “dibajak” oleh kepentingan Barat, bahkan secara
terbuka disebutkan sebagai kemenangan Barat terhadap Iran karena resolusi
didukung secara aklamasi. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 6)
94
(141) Meredam gejolak kekerasan sektarian Sunni dan Syiah telah menjadi
prioritas pemerintahan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki. (Kompas,
Jumat, 23 Maret 2007 hal 9)
(142) “Senat dan DPR bebas membuat resolusi apa pun, tetapi keputusan kami
sudah bulat,” kata juru bicara Gedung Putih, Tony Snow. (Kompas, Kamis,
15 Februari 2007 hal 8)
(143) Wakil dari kedua Dewan Pengurus Wilayah itu berulang kali meminta
pimpinan sidang agar format itu diperhatikan demi legitimasi ketua umum
yang kuat. (Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 5)
Pada contoh (134), (135), (136), (137), (138), (139), (140), (141), (142), dan (143)
terdapat istilah politik populis, referendum, intimidasi, konsensus, intervensi, legislatif,
aklamasi, sektarian, senat, dan legitimasi. Menurut Encarta Webster’s College
Dictionary istilah politik populis, referendum, intimidasi, konsensus, intervensi,
monarki, legislatif, aklamasi, sektarian, senat, dan legitimasi ini berasal dari bahasa
Latin. Asal kata populis dalam bahasa Latin ‘populus’ (EWCD, 2005 : 1086), kata
referendum dalam bahasa Latin ‘referre’ (EWCD, 2005 : 1217), kata intimidasi dalam
bahasa Latin ‘intimidare’ (EWCD, 2005 : 754), kata konsensus dalam bahasa Latin
‘consentire’ (EWCD, 2005 : 305), kata intervensi dalam bahasa Latin ‘intervenire’
(EWCD, 2005 : 754), kata legislatif berasal dari bahasa Latin ‘legislator’ (EWCD, 2005 :
823), kata senat dalam bahasa Latin ‘senatus’ (EWCD, 2005 : 1315), dan kata legitimasi
dalam bahasa Latin ‘legitimus’ (EWCD, 2005 : 823). Menurut KKKSADBI (2005 : 282)
istilah populis mempunyai arti ‘sebagai penganut paham populisme yaitu paham atau
sikap politik yang menjunjung tinggi hak, kearifan dan keutamaan rakyat kecil’. Menurut
95
KKKSADBI (2005 : 297) istilah referendum mempunyai arti ‘permintaan keputusan dari
suara orang banyak (rakyat) tentang suatu masalah misalnya apakah wilayah rakyatnya
memilih terikat pada suatu pemerintahan asing atau ingin bebas, merdeka mengurus diri
sendiri’. Menurut KKKSADBI (2005 : 160) istilah intimidasi mempunyai arti ‘perbuatan
menakuti-nakuti seseorang dengan gertakan atau ancaman; intimidasi ini lazimnya
dipakai sebagai alat oleh kaum fanatik, teroris, dan diktator’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 191) istilah konsensus mempunyai arti ‘kesepakatan
atau persetujuan partai politik melalui kebulatan suara tentang suatu pendapat atau
pendirian’. Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia
(KKKSADBI) 2005 : 160) istilah intervensi mempunyai arti ‘tindakan campur tangan
dalam urusan perselisihan pihak lain misalnya urusan diplomatik suatu negara atau
campur tangan dalam organisasi lain’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 230) istilah monarki mempunyai arti ‘bentuk
pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja atau kaisar sebagai satu-satunya orang
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang dipusatkannya turun-temurun’. Dalam domain
politik, bentuk sistem pemerintahan monarki terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu monarki
berbentuk absolut, menoarki berbentuk konstitusional, danmonarki berbentuk
parlementer. Menurut KKKSADBI (2005 : 209) istilah legislatif mempunyai arti ‘badan
parlemen pemerintah yang berhak dan berwenang menyusun atau membuat undang-
undang suatu negara’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 9) istilah aklamasi mempunyai arti ‘persetujuan
dengan suara bulat dari seluruh anggota rapat atau sidang yang hadir atas suatu keputusan
yang diambil dalam rapat itu sehingga tak perlu pemungutan suara lagi’. Menurut
96
KKKSADBI (2005 : 312) istilah sektarian mempunyai arti ‘golongan atau kelompok
orang yang menganut kepercayaan yang khusus yang berbeda dengan kelompok lain’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 314) istilah senat mempunyai arti ‘dewan perwakilan rakyat
tertinggi seperti Amerika Serikat dan Perancis’. Menurut KKKSADBI (2005 : 209) istilah
legitimasi mempunyai arti ‘keabsahan; keterangan yang menyatakan bahwa orang yang
memegang surat keterangan tersebut adalah benar-benar orang yang dimaksud;
pernyataan yang sah sesuai dengan undang-undang’.
(144) Mantan Jaksa Agung AS Ramsey Clark menuntut Perseiden AS George
Walker Bush agar diberi impeachment. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal
1)
(145) “Dari aspek penyelenggaraan pemerintahan, majunya pejabat yang masing-
masing masih incumbent akan memengaruhi kinerja pemerintahan.
(Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 15)
(146) “Tentara rakyat dan rakyat akan siap perang dengan imperialis AS jika
mereka menyerang,” sebut partai berkuasa, kabinet, dan militer dalam surat
ultah kepada Kim Jong-11. (Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 8)
(147) Peserta lobi terdiri dari Pimpinan Pansus RUU Kementerian Negara
sebanyak empat orang, perwakilan fraksi di anggota Panitia Kerja, serta
pimpinan fraksi-fraksi. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 2)
(148) Sebagai bagian dari komitmen pemberantasan korupsi, pemerintah
sementara Banglades pimpinan Fakhruddin Ahmed memutuskan untuk
meratifikasi konvensi PBB tentang pemberantasan korupsi. (Kompas, Rabu,
7 Februari 2007 hal 11)
97
(149) Kekuasaan dalam Indonesia merdeka, apalagi yang berdemokrasi pun, tak
bisa lain kecuali meninggalkan paham feodal perihal kekuasaan. (Kompas,
Senin, 12 Februari 2007 hal 6)
(150) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini,
bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua
umum yang lain. (Kompas, 1 Februari 2007)
(151) Komisi III DPR tak mau terus terbebani dengan dengan mandeknya
penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia. (Kompas, Sabtu, 10
Februari 2007)
(152) Berkat kemampuan memobilisasi massa, chao phao berperan sebagai
penghubung sipil-militer dan elite politik di Bangkok dengan rakyat pemilih.
(Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 34)
(153) Menanggapi konflik di Irak, Din mengatakan, umat Islam di Indonesia
menolak semua bentuk intervensi dan agresi. (Kompas, Sabtu, 19 Februari
2007 hal 10)
Pada contoh (144), (145), (146), (147), (148), (149), (150), (151), (152) dan (153)
terdapat istilah politik impeachment, incumbent, imperialis, lobi, konvensi, feodal,
koalisi, komisi, memobilisasi, dan agresi. Menurut Encarta Webster’s College
Dictionary istilah politik impeachment, incumbent, imperialis, konvensi, feodal,
koalisi, komisi, memobilisasi, dan agresi ini berasal dari bahasa Latin. Asal kata
impeachment dalam bahasa Latin ‘impedicare’ (EWCD, 2005 : 722), kata incumbent
dalam bahasa Latin ‘incumbere’ (EWCD, 2005 : 730), kata imperialis dalam bahasa
Latin ‘imperium’ (EWCD, 2005 : 723), kata lobi dalam bahasa Latin ‘lobia’ (EWCD,
98
2005 : 844), kata konvensi dalam bahasa Latin ‘convenire’ (EWCD, 2005 : 314), kata
feodal dalam bahasa Latin ‘feudum’ (EWCD, 2005 : 528), kata koalisi dalam bahasa
Latin ‘coalescere’ (EWCD, 2005 : 273), kata komisi dalam bahasa Latin ‘commis’
(EWCD, 2005 : 288), kata mobilisasi dalam bahasa Latin ‘mobilis’ (EWCD, 2005 :
927), dan kata agresi dalam bahasa Latin ‘aggress’ (EWCD, 2005 : 25).
Istilah impeachment diartikan sebagai proses pendakwaan dan penurunan pejabat
negara, khususnya presiden dari jabatannya oleh lembaga legislatif karena melakukan
kesalahan atau pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku (As’ari, 2006 : 79).
Istilah incumbent mengacu pada seorang tokoh yang sedang memegang jabatan dalam
suatu parati politik. Misalnya Taufik Kemas sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan sampai
sekarang masih menjabat posisinya atau incumbent (As’ari, 2006 : 80). Menurut
KKKSADBI (2005 : 149) istilah imperialis mempunyai arti ‘sistem politik suatu bangsa
atau negara yang bertujuan untuk menjajah bangsa atau negara lain’. Menurut
KKKSADBI (2005 : 212) istilah lobi mempunyai arti ‘mencari kesepakatan politik secara
tidak resmi misalnya ketika berjalan-jalan atau duduk di gedung parlemen membahas
masalah-masalah politik’.
Pada contoh (149) dan (150) terdapat istilah politik konvensi dan feodal. Dalam
KKKSADBI konvensi mempunyai arti ‘kesepakatan, hasil permufakatan umum (tentang
adapt istiadat, arti kata); perjanjian antara negara atau pemerintah’. Menurut KKKSADBI
(2005 : 107) istilah feodal mempunyai arti ‘hal yang berhubungan dengan susunan
masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan biasanya ada pada sistem pemerintahan
yang dikepalai oleh raja-raja’. Dalam ranah politik, istilah feodal ini diartikan sebagai
sistem politik dalam struktur masyarakat yang memberi kekuasaan besar kepada
99
golongan bangsawan untuk menguasai pemerintahan negara. Menurut Kamus Kata-Kata
Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI) 2005 : 181) istilah koalisi
mempunyai arti ‘kerja sama antar beberapa partai politik agar terdapat kelebihan suara
dalam parlemen sehingga beroleh kesempatan membentuk kabinet’. Menurut KKKSADBI
(2005 : 186) istilah komisi mempunyai arti ‘badan yang terdiri atas beberapa orang yang
diserahi tugas untuk menyelesaikan suatu tugas atau kewajiban’.
Pada contoh (153) terdapat istilah politik kata berafiks memobilisasi dengan bentuk
kata dasar mobilisasi dan melekat afiks (jenis prefiks) me(N)-. Bentuk dasar kata
mobilisasi berasal dari bahasa Latin artinya ‘pengerahan rakyat untuk menjadi tentara
karena negara menghadapi perang’ (KKKSADBI, 2005 : 228). Menurut KKKSADBI
(2005 : 8) istilah agresi mempunyai arti ‘serangan dari suatu negara kepada negara lain;
tindakan atau perbuatan yang bersifat kekerasan atau kasar terhadap pihak lain’.
3.2.2 Istilah-istilah Politik yang Berasal Dari Bahasa Perancis
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 di bawah ini berasal dari bahasa Perancis. Untuk menerapkan jalur metode
padan translasional maka untuk membuktikan bahwa istilah-istilah tersebut memang
berasal atau dipinjam dari bahasa Perancis akan digunakan buku referensi atau acuan
berupa kamus. Contohnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini.
(154) Aparat birokrasi lebih banyak melayani penguasa dan mengawasi rakyat
ketimbang melayani rakyat jelata. (Kompas, Kamis, 8 Februari 2007 hal 4)
(155) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan
tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
100
(156) “Ini adalah tindakan sabotase,” kata Menteri Perkeretaapian Laloo Prasad.”
(Kompas, Selasa, 20 Februari 2007 hal 8)
Pada contoh (154), (155), dan (156) terdapat istilah politik birokrasi, diplomasi,
dan sabotase. Menurut Cassell’s French Dictionary istilah politik birokrasi, diplomasi,
dan sabotase ini berasal dari bahasa Perancis. Asal kata birokrasi dalam bahasa Perancis
‘bureaucratie’ (CFD, 1962 : 116), kata diplomasi dalam bahasa Perancis ‘diplomatic’
(CFD, 1962 : 259), dan kata sabotase dalam bahasa Perancis ‘sabotage’ (CFD, 1962 :
452). Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI)
2005 : 41) istilah birokrasi mempunyai arti ‘cara bekerja pada pemerintahan yang terlalu
berpegang pada peraturan, regulasi atau ketetapan sehingga memperlambat semua
urusan’. Menurut KKKSADBI (2005 : 64) istilah diplomasi mempunyai arti ‘keahlian
dalam melakukan perundingan-perundingan antara bangsa-bangsa seperti dalam hal
membuat perjanjian; urusan tentang kepentingan suatu negara dengan perantaraan wakil-
wakilnya di negara lain; urusan hubungan resmi antara dua negara’. Menurut KKKSADBI
(2005 : 309) istilah sabotase mempunyai arti ‘pekerjaan menyabot untuk menggagalkan
usaha orang lain; melakukan dengan sengaja untuk menggagalkan usaha orang lain’.
(157) Margarito menuturkan, pernyataan yang menyebutkan pembentukan UU
Pengadilan Tipikor membutuhkan amandemen konstitusi terlebih dahulu
adalah cara berpikir yang tidak logis. (Kompas, Selasa, 20 Februari 2007 hal
3)
(158) Sejumlah diplomat yang dekat dengan IAEA mengatakan, badan itu
melaporkan bahwa Iran telah menjalankan ratusan mesin untuk memperkaya
101
uranium di sebuah bungker di Natanz. (Kompas, Jumat, 23 Februari 2007
hal 8)
(159) Namun, dia yakin tidak mungkin ada kudeta seperti yang dialaminya tahun
2002. (Kompas, Selasa, 6 Maret 2007 hal 11)
(160) Untuk membentuk melaksanakan kekuasaannya itu, presiden memiliki
kekuasaan untuk membentuk kabinet. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal
5)
(161) Di satu sisi, parpol ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada
masyarakat dan mendapat dukungan politik dari pemilih yang berharap
platform partai tersebut bisa memperjuangkan aspirasi pemilih. (Kompas,
Senin, 14 Februari 2007 hal 2)
Pada contoh (157), (158), (159), (160) dan (161) terdapat istilah politik
amandemen, diplomat, kudeta, kabinet dan platform. Menurut Cassell’s French
Dictionary istilah politik amandemen, diplomat, kabinet, dan platform ini berasal dari
bahasa Perancis. Asal kata amandemen dalam bahasa Perancis ‘amendement’ (CFD,
1962 : 29), kata diplomat dalam bahasa Perancis ‘diplomate’ (CFD, 1962 : 259), kata
kudeta dalam bahasa Perancis ‘coup d’é-tat’ (EWCD, 2005 : 329), kata kabinet dalam
bahasa Perancis ‘cabinet’ (CFD, 2005 : 117), dan kata platform dalam bahasa Perancis
‘plateforme’ <plat ‘flat’ + forme ‘form’> (EWCD, 2005 : 1112). Menurut KKKSADBI
(2005 : 17) istilah amandemen mempunyai arti ‘usul perubahan atau perbaikan dalam
susunan kata-kata atau substansi pasal dalam undang-undang negara’. Menurut
KKKSADBI (2005 : 309) istilah diplomat mempunyai arti ‘orang yang berkecimpung
102
dalam bidang diplomasi hubungan antar negara; utusan suatu negara; duta besar
(ambassador); menteri luar negeri’.
Menurut KKKSADBI (2005 : 205) istilah kudeta berasal dari bahasa Perancis yaitu
coup d’Etat artinya ‘perebutan kekuasaan dengan paksa dan kekerasan terhadap
pemerintah yang berkuasa; biasanya dilakukan oleh kelompok junta militer atau suatu
perebutan kekuasaan/pemerintahan secara paksa, inkonstitusional dan tidak berdasarkan
undang-undang yang bersifat mendadak, dilakukan oleh sekelompok kecil, baik sipil
maupun militer yang biasanya menduduki posisi lebih rendah dalam hierarki
pemerintahan’. Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia
(KKKSADBI) 2005 : 169) istilah kabinet mempunyai arti ‘dewan menteri dalam suatu
pemerintahan yang fungsinya sebagai pembantu kepala negara’. Dalam domain politik,
istilah kabinet diartikan sebagai dewan yang anggota-anggotanya terdiri atas pemimpin-
pemimpin administrasi departemen yang berfungsi sebagai penasihat bagi kepala negara
mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan dan administrasi pemerintah. Istilah platform
alam ranah politik diartikan sebagai program atau rancangan yang dimiliki atau
ditawarkan partai kepada rakyat.
3.2.3 Istilah-istilah Politik yang Berasal Dari Bahasa Inggris
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 di bawah ini berasal dari bahasa Inggris. Untuk menerapkan jalur metode
padan translasional maka untuk membuktikan bahwa istilah-istilah tersebut memang
berasal atau dipinjam dari bahasa Inggris akan digunakan buku referensi atau acuan
berupa kamus. Contohnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini.
103
(162) Kehadiran lembaga baru, seperti DPD, MK, KY, dan KPK, semestinya
menjadi nilai tambah dari mekanisme checks and balances yang dianut saat
ini. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 5)
(163) Itu juga yang menjadi dasar sikap responden cenderung menyetujui
kenaikan electoral threshold atas pembentukan parpol baru atau batas
keikutsertaan dalam pemilu. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 5)
Pada contoh (162) dan (163) terdapat istilah politik checks and balances dan
money politics. Kedua istilah checks and balances dan money politics ini termasuk
sebagai pinjaman dari bahasa Inggris atau serapan asli dari bahasa Inggris. Kata checks
artinya ‘pemeriksaan, pengawasan, pencegah’ (Kamus Inggris Indonesia, 1988 : 109).
Kata balances artinya ‘kesimbangan, perimbangan’ (Kamus Inggris Indonesia, 1998 :
51). Dalam ranah politik, istilah checks and balances ini diartikan sebagai perimbangan
kekuasaan dalam seluruh penyelenggaraan negara atau sistem dan mekanisme saling
mengontrol (mengawasi) dan mengimbangi antar lembaga eksekutif dan legislatif.
Sedangkan kata money artinya ‘uang, untung, alat pembayaran’ (Kamus Inggris
Indonesia, 1988 : 384) dan kata politics artinya ‘politik, bijaksana’ (Kamus Inggris
Indonesia, 1998 : 437). Dalam ranah politik, istilah money politics ini dikaitkan dengan
pembagian uang kepada orang atau masyarakat pemilih, yang dilakukan oleh si calon
atau team sukses calon agar orang/masyarakat yang diberi uang bersedia mendukung atau
memilih calon yang bersangkutan.
(164) Hal ini akan semakin sulit diterapkan di negara-negara yang menyandang
julukan welfare state. (Kompas, Minggu, 25 Maret 2007 hal 2)
104
(165) Mayjen Saurip Kadi, dalam kutipannya pidato Soekarno saat pengesahan
UUD 1945, 18 Agustus 1945, paling tidak menunjukkan perubahan UUD
1945 bukanlah dosa atau pengkhianatan terhadap founding fathers.
(Kompas, Minggu, 25 Maret 2007 hal 2)
(166) “Jika tidak ada sanksi administratif hingga kemungkinan recall,” kata
Soetrisno saat melantik kepengurusan Koordinator Wilayah dan Daerah
Forum Bisnis Sejahtera Anggotaku (FBSA). (Kompas, Senin, 5 Februari
2007 hal 4).
(167) Namun, sekali lagi, semua upaya ini tidaka akan berhasil tanpa political will
semua pihak. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 7)
(168) Dalam pemilihan, prinsip one man one vote harus dihormati. (Kompas,
Jumat, 16 Februari 2007 hal 2)
Pada contoh (164), (165), (166), (167), (168), dan (169) terdapat istilah politik
electoral threshold, welfare state, founding fathers, recall, political will, dan one man
one vote. Menurut Kamus Inggris Indonesia istilah politik electoral threshold, welfare
state, founding fathers, recall, political will, dan one man one vote ini berasal dari
bahasa Inggris. Pada contoh kalimat (164) terdapat istilah politik electoral threshold
(merupakan serapan asli) atau pinjaman yang berasal dari bahasa Inggris. Kata electoral
artinya ‘para pemilih, pemilih, pilihan’ (Kamus Inggris Indonesia, 1988 : 209),
sedangkan kata threshold artinya ‘permulaan, ambang’ (Kamus Inggris Indonesia, 1998 :
589). Dalam domain politik, istilah electoral threshold dimaksudkan sebagai jumlah
minimum dukungan (suara) yang harus diperoleh partai politik atau seseorang untuk
memperoleh kursi di DPR atau batas minimal suara yang harus diperoleh partai dalam
105
pemilu untuk dapat mengikuti pemilu berikutnya. Pada contoh kalimat (165) terdapat
istilah politik welfare state (merupakan serapan asli) atau pinjaman yang berasal dari
bahasa Inggris. Kata welfare artinya ‘kesejahteraan, keselamatan’ (Kamus Inggris
Indonesia, 1988 : 642), sedangkan kata state artinya ‘negara bagian, negara’ (Kamus
Inggris Indonesia, 1998 : 533). Dalam domain politik, istilah welfare state mengarah
pada negara atau pemerintah bertugas dan berwenang untuk meningkatkan kesejahteraan
warganya.
Pada contoh kalimat (166) terdapat istilah politik founding fathers (merupakan
serapan asli) atau pinjaman yang berasal dari bahasa Inggris. Kata founding artinya
‘pendiri, mendirikan’ (Kamus Inggris Indonesia, 1988 : 255), sedangkan kata fathers
artinya ‘bapak, ayah, pendeta, sang bapa’ (Kamus Inggris Indonesia, 1998 : 235). Dalam
domain politik, istilah founding fathers mengacu pada para tokoh pendiri negara.
Misalnya Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Bagus Hadikusumo merupakan founding fathers
bangsa Indonesia. Istilah recall menurut Kamus Inggris Indonesia (1998 : 469)
mempunyai arti ‘penarikan kembali, ingatan, menarik kembali’. Dalam ranah politik,
istilah recall dimaksudkan sebagai penarikan kembali anggota DPR oleh induk partainya
karena dinilai melakukan penyimpangan, menentang kebijakan partai, konflik dengan
pengurus partai atau terlalu kritis pada pemerintah yang tidak sesuai dengan kebijakan
partai.
Pada contoh kalimat (168) terdapat istilah politik political will (merupakan serapan
asli) atau pinjaman yang asal katanya dari bahasa Inggris. Kata political artinya ‘politik,
lembaga politik’ (Kamus Inggris Indonesia, 1988 : 437), sedangkan kata will artinya
‘kemauan, kehendak, hasrat, keinginan’ (Kamus Inggris Indonesia, 1998 : 647). Dalam
106
domain politik, istilah political will diartikan sebagai adanya kemauan atau keinginan
untuk terjun ke dunia politik dari pemerintah atau para pengambil kebijakan. Pada contoh
kalimat (169) terdapat istilah politik one man one vote (merupakan serapan asli) atau
peminjaman yang berasal dari bahasa Inggris. Kata one artinya ‘satu, seseorang, suatu’
(Kamus Inggris Indonesia, 1988 : 404), sedangkan kata man artinya ‘laki-laki, laki-laki
dewasa, manusia’ (Kamus Inggris Indonesia, 1998 : 371) dan kata vote artinya ‘suara,
hak memilih, mosi, pemilihan (Kamus Inggris Indonesia, 1998 : 632). Dalam ranah
politik, istilah one man one vote dimaksudkan sebagai suatu proses pemilihan, di mana
setiap orang yang memiliki hak suara memberikan suaranya secara langsung.
3.2.5 Istilah-istilah Politik yang Berasal Dari Bahasa Yunani
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 di bawah ini berasal dari bahasa Yunani. Untuk menerapkan jalur metode
padan translasional maka untuk membuktikan bahwa istilah-istilah tersebut memang
berasal atau dipinjam dari bahasa Yunani akan digunakan buku referensi atau acuan
berupa kamus. Contohnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini.
(169) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki
elite partai. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007)
(170) Sebagai sistem, kita beralih dari otokrasi ke demokrasi. (Istilah politik,
Kompas, Rabu, 28 Februari 2007)
(171) Ia menuduh Barat menggunakan isu hak asasi manusia di Darfur dan Sudan
untuk mencapai tujuannya bisa memegang hegemoni di Sudan dan Afrika.
(Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 9)
107
(172) Ketika Revolusi Iran tahun 1979), Ayatulah Khomeini memaknai Republik
Islam dalam Konstitusi Iran sebagai demokrasi dan teokrasi, dua konsep
dasar Republik Islam Iran. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)
(173) Yang lebih penting adalah perubahan dalam sikap, dalam perilaku dengan
pemahaman bahwa sistem demokrasi yang kita terapkan harus membuat
kekuasaan itu melayani, bukan sebaliknya, minta dilayani. (Kompas, Kamis,
15 Februari 2007 hal 8)
(174) “Ini bukan sebuah monarki,” kata Hagel seraya menambahkan bahwa
sejumlah anggota parlemen kemungkinan akan melakukan pemakzulan.
(Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 11)
Pada contoh (169), (170), (171), (172), (173), dan (174) terdapat istilah politik
oligarki, otokrasi, hegemoni,teokrasi dan demokrasi. Menurut Encarta Webster’s
College Dictionary istilah politik oligarki, otokrasi, hegemoni, teokrasi dan demokrasi
berasal dari bahasa Yunani. Asal kata oligarki dalam bahasa Yunani ‘oligarkhia’ <oligos
‘few’ + arkhia ‘-archy’> (EWCD, 2005 : 91), kata otokrasi dalam bahasa Yunani
‘autokrateia’ (EWCD, 2005 : 1011), kata hegemoni dalam bahasa Yunani ‘hegemonia’
(EWCD, 2005 : 666), kata teokrasi dalam bahasa Yunani ‘theocratia’ (EWCD, 2005 :
1491), kata demokrasi dalam bahasa Yunani ‘demokratia’ <demos ‘people’ + kratos
‘government’> (EWCD, 2005 : 383) dan kata monarki dalam bahasa Latin
‘monarkhos’(EWCD, 2005 923).
Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI)
2005 : 249) istilah oligarki mempunyai arti ‘bentuk pemerintahan di mana kekuasaan
berada di tangan beberapa orang; tipe pemerintahan yang dikuasai oleh golongan kecil
108
warga negara’. Menurut KKKSADBI (2005 : 32) istilah otokrasi mempunyai arti
‘pemerintahan di tangan sendiri misalnya oleh raja yang tidak bergantung kepada pejabat
lain; kekuasaan mutlak yang tidak terbatas; otoritas atau hak memerintah yang dipegang
oleh satu orang’. Menurut KKKSADBI (2005 : 132) istilah hegemoni mempunyai arti
‘pengaruh kekuasaan suatu negara terhadap negara lain atau terhadap negara bagiannya;
keunggulan atau kelebihan kekuatan ekonomi, politis atau militer suatu negara terhadap
negara lain dalam kawasan dunia tertentu’. Menurut KKKSADBI (2005 : 345) istilah
teokrasi mempunyai arti ‘cara memerintah negara yang mendasarkannya pada hukum
Tuhan (dasar ajaran agama); yang memegang tampuk pimpinan negara adalah para
ulama, pendeta, atau para ahli agama’. Menurut KKKSADBI (2005 : 53) istilah demokrasi
mempunyai arti ‘pemerintah yang segenap rakyat turut serta memerintah melalui wakil-
wakilnya di parlemen; pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama terhadap setiap anggota masyarakat sebagai WNI’.
3.2.6 Istilah-istilah Politik yang Berasal Dari Bahasa Spanyol
Istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan
Maret 2007 di bawah ini berasal dari bahasa Spanyol. Untuk menerapkan jalur metode
padan translasional maka untuk membuktikan bahwa istilah-istilah tersebut memang
berasal atau dipinjam dari bahasa Spanyol akan digunakan buku referensi atau acuan
berupa kamus. Contohnya dapat dikemukakan seperti di bawah ini.
(175) Dua isu itu diharapkan dapat menghentikan pertikaian internal Palestina,
sekaligus mendorong negara Barat agar segera mencabut embargo.
(Kompas, Kamis, 15 Februari 2007 hal 10)
109
Pada contoh kalimat (175) terdapat istilah politik embargo yang berasal dari bahasa
Spanyol ‘embargar’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 467).
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI), 2005 :
89) artinya ‘larangan mengekspor senjata, emas, dan barang-barang penting lainnya ke
suatu negara; penahanan atau penyitaan sementara kapal-kapal asing di pelabuhan suatu
negara karena perang; pelarangan secara hukum atas perdagangan dengan negara lain’.
(176) Telah muncul kekecewaan yang mendorong keinginan untuk menjatuhkan
junta. (Kompas, Jumat, 30 Maret 2007 hal 6)
Pada contoh kalimat (176) terdapat istilah politik junta yang berasal dari bahasa
Spanyol ‘jungere’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 782) Dalam
Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (KKKSADBI), 2005 : 168)
artinya ‘dewan, partai atau majelis; suatu pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok
militer yang memperoleh kekuasaannya melalui kudeta’
110
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kajian linguistik untuk mengamati fenomena politik sebetulnya bidang yang patut
mendapat perhatian. Dunia politik adalah salah satu dunia yang sangat dinamis. Ilmu
politik pun berkembang dengan pesatnya. Sejalan dengan itu, banyak sekali muncul
istilah-istilah khusus yang digunakan oleh para politisi yang kadang-kadang kurang jelas
artinya bagi orang awam.
Dari penelitian mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas
edisi bulan Februari dan Maret 2007 ini penulis dapat menyimpulkan bahwa politik
adalah cara atau perbuatan yang berkaitan dengan perjuangan kolektif dengan segenap
kebijakannya (policy) untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif tertentu, misalnya
melakukan manuver politik atau koalisi antar partai.
Obyek dari penelitian ini adalah istilah-istilah politik dalam surat kabar harian
Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Dalam penelitian ini, istilah-istilah politik
tersebut diklasifikasikan ke dalam dua bentuk analisis. Pertama, makna istilah-istilah
politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007
berdasarkan jenis satuan lingual gramatikal. Jenis-jenis tersebut adalah kata dan frase.
Jenis satuan lingual berupa kata tersebut adalah (1) kata dasar, (2) kata asli, (3) kata
berafiks atau berimbuhan, (4) kata ulang atau berimbuhan, (5) kata serapan. Sedangkan
jenis satuan lingual berupa frase adalah frase endosentrik yang atributif. Kedua, istilah-
istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007
berdasarkan asal bahasanya. Istilah-istilah politik ini digolongkan berdasarkan asal
111
bahasanya, yaitu (1) bahasa Latin, (2) bahasa Perancis, (3) bahasa Inggris, (4) bahasa
Yunani, (5) bahasa Spanyol.
4.2 Saran
Penelitian terhadap istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi
Februari dan Maret 2007 ini merupakan penelitian yang belum lengkap. Penelitian ini
akan lebih lengkap jika istilah-istilah politik yang diteliti dalam surat kabar harian
Kompas dilakukan selama satu tahun mulai dari Januari sampai dengan Desember 2007.
Penelitian ini hanya terbatas pada analisis istilah politik berdasarkan jenis satuan lingual
dan asal bahasanya. Hal lain yang belum dianalisis misalnya pergeseran makna kata atau
pergantian daftar kosa kata istilah politik dari era Orde Baru ke era reformasi sekarang
ini.
112
DAFTAR PUSTAKA
As’ari, Deni Kurniawan. 2006. Kamus Istilah Politik dan Kewarganegaraan. Bandung: Yrama Widya.
Badudu, J.S. 2005. Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kompas Media Nusantara. Cassell’s French Dictionary. 1962. New York: Macmillan Publishing. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1985. Kamus Istilah Politik. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Echols, John & Hasan Shadily. 1988. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Jakarta. Encarta Webster’s College Dictionary. 2005. Second Edition. New York:
Published by Bloomsburry Keraf, Gorys. 1980 Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Ende:
Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. Marbun, B.N. 2007. Kamus Politik. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa DPN RI. 2004. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Ramlan, M. 1997. Morfologi: Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono. Soedjito. 1988. Kosakata Bahasa Indonesia: Buku Pelengkap Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Jakarta: Gramedia. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik
Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
113
LAMPIRAN
Data Istilah‐Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas
Edisi Bulan Februari dan Maret 2007.
(1) Silatnas yang mengagendakan percepatan muktamar itu memang akhirnya gagal
dan berakhir dengan dijatuhkannya sanksi organisasi terhadap kader partai
yang terlibat di dalamnya, termasuk Suryadharma Ali. (Kompas, Kamis, 1
Februari 2007 hal 5)
(2) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini,
bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum
yang lain. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)
(3) Sudah sewajarnya sebuah partai politik dilahirkan untuk mencari jalan pada
kekuasaan, dan menjadi partai oposisi hanyalah sebuah kecelakaan. (Kompas,
Senin, 5 Februari 2007 hal 4)
(4) Belasan politisi yang ditangkap pasukan keamanan nasional Banglades
dihadapkan pada tuduhan korupsi. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 11)
(5) Kini yang terjadi adalah elite AS yang meyakini, pusat kompetesi geopolitik
yang baru ada di south-central Eurasia, meliputi kawasan Teluk Persia dan
Teluk Kaspia. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 7)
(6) Juga, lupakan teori komunikasi ala Harold Lasswell yang diracik saat radio
berjaya sebagai alat propaganda dan alat agitasi politik pada periode Perang
Dunia dan Perang Dingin. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)
(7) Wakil dari kedua Dewan Pengurus Wilayah itu berulang kali meminta pimpinan
sidang agar format itu diperhatikan demi legitimasi ketua umum yang kuat.
(Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 5)
(8) Penangkapan itu dilakukan dengan alasan gerakan dua politisi tersebut sangat
antirakyat, menyebabkan kerusuhan, dan terlibat korupsi. (Kompas, Selasa, 20
Februari 2007 hal 10)
(9) Jika sistem politik kita diandaikan sebuah mesin kebijakan, maka komunikasi
politik seharusnya sebuah proses koneksi yang mengintegrasikan bagian-
bagian dari sistem itu. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)
114
(10) Dalam konteks kesepakatan Mekkah, Basiso mengimbau digelar dialog nasional
lagi seperti yang dituntut faksi-faksi Palestina selain Fatah dan Hamas.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
(11) Sebagai peneliti yang tertarik pada budaya politik, sejujurnya kasus Lapindo
membuat saya lebih khawatir dibandingkan dengan masalah-masalah lain.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 1)
(12) Dikatakan pula, harus dirumuskan pelaksanaan kemitraan politik yang
tercantum dalam kesepakatan Mekkah sebagai bagian dari reformasi politik.
(Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
(13) Persis ini yang dibutuh falsifikasi, sebab tidak kecil posibilitas, keterlibatan
yang selalu didahului pengibaran bendera partai pararel dengan menjadikan
bencana sebagai komoditas politik. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)
(14) Dalam berbagai varian dan keterbatasan warisan bentuk, hukum cenderung
dijauhkan dari patronase politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 5)
(15) Sebelumnya, saat Bush diwawancarai stasiun TV ABC kembali menegaskan,
AS tidak niat menyerang Iran, tetapi tetap akan memberi tekanan diplomatik
agar agar Iran meninggalkan program nuklir. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007
hal 8)
(17) Meski Suryadharma menegaskan tidak akan beroposisi, Arbi menyarankan agar
dia keluar dari kabinet. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 8)
(18) Disebutkan, Washington tengah “berkoordinasi” dengan Israel dan
pemerintahan Sunni di negara-negara Arab untuk mengonfrontasi Iran.
(Kompas, Jumat, 2 Februari 2007 hal 9)
(19) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan
sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya,
baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih
dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)
(20) “Jika tidak ada sanksi administratif hingga kemungkinan recall,” kata Soetrisno
saat melantik kepengurusan Koordinator Wilayah dan Daerah Forum Bisnis
Sejahtera Anggotaku (FBSA). (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 4)
115
(21) Di satu sisi, parpol ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada
masyarakat dan mendapat dukungan politik dari pemilih yang berharap
platform partai tersebut bisa memperjuangkan aspirasi pemilih. (Kompas,
Senin, 14 Februari 2007 hal 2)
(22) Dalam mereformasi OKI, kami telah membangun sejumlah instrumen baru.
(Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)
(23) Dia juga sependapat dengan semangat desentralisasi untuk mengembangkan
otonomi daerah. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 3)
(24) Malah masih sering kita dengar komentar skeptis, misalnya aksi pemberantasan
dilakukan dengan prinsip politik tebang pilih, atau yang ditangani hanya
korupsi kelas gurem, sementara yang besar-besar tetap tak tersentuh. (Kompas,
Kamis, 15 Maret 2007 hal 6)
(25) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan
tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
(26) Aparat birokrasi lebih banyak melayani penguasa dan mengawasi rakyat
ketimbang melayani rakyat jelata. (Kompas, Kamis, 8 Februari 2007 hal 4)
(27) “Jangan sampai, pemerintahan baru ini hanya membuat kebijakan yang populis
dan tidak mengubah kondisi masyarakat secara mendasar,” kata dia. (Kompas,
Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)
(28) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini,
bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum
yang lain. (Kompas, 1 Februari 2007)
(30) Orang lupa, negara kita bukan sebuah CV atau perseroan terbatas, tetapi sebuah
res publica, sebuah NKRI. (Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 6)
(31) Ketidakpastian rencana perombakan kabinet oleh Presiden membingungkan dan
menurunkan kinerja para menteri dan birokrat di bawahnya. (Kompas, Rabu, 21
Maret 2007 hal 2)
(32) Pemboikotan tidak akan dilakukan apabila Palestina memenuhi tuntutan Barat,
yakni mengakui Israel, menghentikan serangan, dan menaati hasil perundingan
antara Israel dan PLO. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 11)
116
(33) Fraksi-fraksi di DPR menyambut gembira putusan pemerintah. (Kompas, Jumat,
9 Februari 2007 hal 2 )
(34) Menanggapi konflik di Irak, Din mengatakan, umat Islam di Indonesia menolak
semua bentuk intervensi dan agresi. (Kompas, Sabtu, 19 Februari 2007 hal 10)
(35) Konstitusi jangan dijadikan kambing hitam ketika terjadi ketidakharmonisan
hubungan antarlembaga negara atau tidak efektifnya kinerja lembaga negara.
(Kompas, Jumat, 9 Februari 2007 hal 2)
(36) Sementara Ketua Divisi Pemantauan Impunitas dan Reformasi Institusi Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar
mengusulkan agar DPR mengajukan interpelasi kepada presiden atas penolakan
Jaksa Agung menyidik para pelaku pelanggaran HAM. (Kompas, Senin, 12
Februari 2007 hal 4)
(38) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan
tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)
(39) Ketika Revolusi Iran tahun 1979), Ayatulah Khomeini memaknai Republik
Islam dalam Konstitusi Iran sebagai demokrasi dan teokrasi, dua konsep dasar
Republik Islam Iran. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)
(40) Yang lebih penting adalah perubahan dalam sikap, dalam perilaku dengan
pemahaman bahwa sistem demokrasi yang kita terapkan harus membuat
kekuasaan itu melayani, bukan sebaliknya, minta dilayani. (Kompas, Kamis, 15
Februari 2007 hal 8)
(41) Dua isu itu diharapkan dapat menghentikan pertikaian internal Palestina,
sekaligus mendorong negara Barat agar segera mencabut embargo. (Kompas,
Kamis, 15 Februari 2007 hal 10)
(42) Namun, dia yakin tidak mungkin ada kudeta seperti yang dialaminya tahun
2002. (Kompas, Selasa, 6 Maret 2007 hal 11)
(43) Selain sanksi, Kelompok Pakar juga mengkritik apakah ASEAN akan
mempertahankan model konsensus tradisional dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan tidak saling mencampuri. (Kompas, Sabtu, 24 Maret 2007 hal 8).
117
(44) Dijatuhkannya posisi ini pada tokoh independen tidak akan bermakna apa pun
tanpa komitmen kedua pihak terhadap otoritas tokoh independen itu. (Kompas,
Jumat, 16 Februari 2007 hal 10)
(45) Ia menuduh Barat menggunakan isu hak asasi manusia di Darfur dan Sudan
untuk mencapai tujuannya bisa memegang hegemoni di Sudan dan Afrika.
(Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 9)
(46) Referendum mengenai amandemen itu kemungkinan akan berlangsung tanggal
26 Maret, menurut media pemerintah. (Kompas, Rabu, 21 Maret 2007 hal 9)
(47) Kendati pemerintahan PM Surayud Chulanont melakukan pendekatan yang
lebih humanis kepada kelompok separatis di Thailand selatan, Human Rights
Watch menilai Surayud hanya sedikit bertindak dan gagal melakukan
penyelidikan penuh. (Kompas, Rabu, 21 Maret 2007 hal 10)
(48) Akibatnya, isu nuklir Iran “dibajak” oleh kepentingan Barat, bahkan secara
terbuka disebutkan sebagai kemenangan Barat terhadap Iran karena resolusi
didukung secara aklamasi. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 6)
(49) Perubahan UUD ataupun perbaikan terhadap perubahan UUD yang pernah
dilakukan sebaiknya tidak digagas kaum politisi, tetapi harus dilakukan
teknokrat konstitusi. (Kompas, Kamis, 22 Maret 2007 hal 2)
(50) Meredam gejolak kekerasan sektarian Sunni dan Syiah telah menjadi prioritas
pemerintahan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki. (Kompas, Jumat, 23 Maret
2007 hal 9)
(51) Menurut Akbar, saat ini rekrutmen politisi memang masih tertutup oligarki elite
partai (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 2).
(52) “Senat dan DPR bebas membuat resolusi apa pun, tetapi keputusan kami sudah
bulat,” kata juru bicara Gedung Putih, Tony Snow. (Kompas, Kamis, 15
Februari 2007 hal 8)
(53) Kuartet juga menegaskan akan tetap berhubungan dengan pejabat-pejabat
moderat Palestina. (Kompas, Jumat, 23 Maret 2007 hal 9)
(54) “Saya tidak ingin melakukannya karena partai-partai itu masih memiliki
kesempatan untuk membentuk kekuasaan eksekutif dan majelis sekarang,”
katanya. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 10)
118
(55) Misalnya, legislatif (DPR) terlalu kuat sehingga cenderung melewati batas
wewenangnya, membuat pemerintah menjadi seolah-olah tak berdaya.
(Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 15)
(56) Ironisnya, ujar para aktivitas, kubu konservatif hanya setuju untuk bersatu dan
mendukung seorang kandidat jika mereka percaya kandidat itu bisa
mengalahkan Clinton. (Kompas, Senin, 5 Maret 2007 hal 10)
(57) Menurut Sunarto, keberadaan Komandan Distrik Militer 0105/Aceh Barat di
sana pada Senin, 26 Februari 2007, bukan untuk mengumpulkan dan meng
intimidasi kepala desa agar tidak memilih pasangan tertentu dalam pilkada.
(Kompas, Rabu, 28 Februari 2007 hal 4)
(58) Fatwa yang dikeluarkan atas permintaan Ali Mazi itu menyatakan, MA
menyerahkan masalah penon-aktifan kepada pemerintah karena MA tidak bisa
mengintervensi. (Kompas, Rabu, 2 Februari 2007 hal 4)
(59) Artinya, pengadilan Singapura-lah yang akan menentukan sesorang layak
diekstradisi atas kejahatannya atau tidak. (Kompas, Rabu, 10 Februari 2007 hal
6)
(60) Menurut Jusuf Kalla Fraksi Partai Golkar juga harus mengetahui pasal-pasal
apa yang diusulkan oleh pihak-pihak yang mengusulkan untuk
mengamandemen UUD 1945. (Kompas, Sabtu, 24 Februari 2007 hal 2)
(61) Namun, Rancangan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu juga mencegah
kemungkinan KPU atau KPU daerah “menyabotase” hasil pemilu. (Kompas,
Rabu, 21 Februari 2007 hal 4)
(62) Pertanyaannya kini, apakah DPR akan menentukan perlu tidaknya meratifikasi
kedua perjanjian itu atau dilakukan secara tandem (bersamaan). (Kompas, Rabu,
21 Februari 2007 hal 6)
(63) Hotman melihat Presiden justru sibuk bernegosiasi dengan berbagai kalangan
politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 1)
(64) Selain melakukan pencarian dari rumah ke rumah, mereka juga memblokade
jalan-jalan utama kota Nablus. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 8)
119
(65) Pekan depan, pejabat Palestina berencana akan melobi sejumlah pemimpin
Eropa, dimulai dari Jerman yang sekarang menduduki posisi sebagai Presiden
Uni Eropa. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 10)
(66) Kementerian Pertahanan menyebutkan, delapan anggota LTTE tewas dalam
tiga baku tembak terpisah di wilayah timur laut Sri Langka pada hari sabtu.
(Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 9)
(67) Pernyataan itu juga menyebutkan, amandemen hanya dimaksudkan untuk
mengonsolidasi hukum yang tidak termasuk dalam kepentingan nasional dan
meneguhkan monopoli kekuasaan dan kekayaan. (Kompas, Selasa, 20 Maret
2007 hal 8)
(68) Klaim bahwa mendiang Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal itu
menjadi alasan penguat AS untuk bisa menginvasi Irak. (Kompas, Selasa, 20
Maret 2007 hal 15)
(69) Berkat kemampuan memobilisasi massa, chao phao berperan sebagai
penghubung sipil-militer dan elite politik di Bangkok dengan rakyat pemilih.
(Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 34)
(70) Sejak awal, Bush telah bertekad akan memveto RUU apa pun yang dianggapnya
dapat menghambat kebijaknnya di Irak. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 9)
(71) “Manuver-manuver ini mendemonstrasikan betapa kami punya fleksibilitas dan
kemampuan untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan maritime kami,”
kata Letnan John Perkins. (Kompas, Rabu, 28 Maret 2007 hal 10)
(72) Dia juga sependapat dengan semangat desentralisasi untuk mengembangkan
otonomi daerah. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 3)
(73) Ketika ditanya wartawan apakah akan ada pertemuan bilateral dengan Iran atau
Suriah, Khalilzad tak bersedia menjawab. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 9)
(74) “Amandemen konstitusi menunjukkan visi unilateral yang hanya mewakili
kelompok yang berkuasa, bukannya rakyat Mesir,” kata Mohammad Saad al-
Katatni. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 8)
(75) Dia mengatakan, gerakan kelompok separatis saat ini memperlihatkan
kecenderungan ke arah ekstrimis. (Kompas, Kamis, 22 Maret 2007 hal 8)
120
(76) Selain masalah pembagian kekuasaan antara sipil dan militer di negara itu,
disampaikan juga mengenai rencana memberikan otonomi penuh kepada tujuh
wilayah sehingga Myanmar pun diproyeksikan akan memiliki parlemen-
parlemen daerah. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 9)
(77) Pertama, pemilihan kata menghormati (to respect) resolusi-resolusi
internasional dan kesepakatan yang ditandatangani PLO membuka
kemungkinan perdebatan lebih lanjut. (Kompas, Jumat, 16 Februari 2007 hal 6)
(78) “Sekarang ini kongres-kongres parpol selalu terjadi politik uang”, ujar Fatwa
yang kecewa dengan perkembangan parpol sekarang ini. (Kompas, Jumat, 9
Februari 2007 hal 3)
(79) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan
sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya,
baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih
dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5)
(80) Mereka berusaha menutupi kegagalan mereka dengan membuat propaganda-
propaganda bohong. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 10)
(81) Meski menjadi kekuatan dominan di parlemen, Partai AK tidak cukup kuat
untuk mengahadapi kemungkinan tuntutan hukum dari partai-partai oposisi.
(Kompas, Jumat, 20 Februari 2007 hal 9)
(82) Norwegia mengajak Indonesia mengembangkan mekanisme pembangunan
bersih serta sama-sama memperjuangkan dilaksanakannya konvensi-konvensi
protokol internasional di bidang lingkungan. (Kompas, Jumat, 30 Maret 2007
hal 15)
(83) Diplomat-diplomat Sri Lanka yang enggan disebut namanya menyebutkan,
dengan adanya serangan udara itu, bisa jadi posisi Macan Tamil menjadi
semakin kuat dan berani melawan pasukan pemerintah. (Kompas, Selasa, 27
Maret 2007 hal 10)
(84) Delegasi-delegasi lain pun menyampaikan rasa frustasinya atas sikap Korea
Utara itu. (Kompas, Jumat, 23 Maret 2007 hal 11)
(85) “Kabinet bayangan oposisi seharusnya merupakan gabungan antara unsur
pimpinan PDI-P dan unsur cerdik cendikia yang kompeten dan punya sikap
121
sama dan bersedia dipimpin PDI-P sebagai partai oposisi,” paparnya. (Kompas,
Selasa, 27 Februari 2007 hal 2)
(86) Memasuki zaman demokrasi liberal (1950-1959), semangat perjuangan
memudar. (Kompas, Rabu, 7 Maret 2007 hal 6)
(87) ”Bahkan tampak sekali mereka menetapkan standar ganda atau sistem politik
muka dua,” ujar Haris Azhar dari Kontras. (Kompas, Kamis, 8 Maret 2007 hal
3)
(88) Apakah seluruh anggota F-KB yang berjumlah 52 orang akan mendukung,
menurut Effendy Choirie, sangat ditentukan komunikasi dan proses politik
berikutnya antara DPD dan F-KB. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 2)
(89) Presiden mempunyai hak prerogatif untuk mencabut PP yang dikeluarkan.
(Kompas, Rabu, 14 Februari 2007 hal 7)
(90) Mesin politik partai memang harus berada di lapisan bawah. (Kompas, Jumat, 2
Februari 2007 hal 3)
(91) Meski penurunan partisipasi politik itu tidak akan secara langsung mengancam
stabilitas negara, bukan tidak mungkin akumulasi kekecewaan pada saatnya
berbuah menjadi gerakan antikemapanan yang menjadi nyata. (Kompas, Senin,
12 Maret 2007 hal 5)
(92) Hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat pun dicantumkan.
(Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 5)
(93) Dukungan itu menunjukkan politik luar negeri Indonesia belum bebas aktif dan
masih di bawah bayang-bayang AS. (Kompas, Kamis, 29 Maret 2007 hal 15)
(94) Menurut Zaenal Arifin, anggota Tim 15, Undang-Undang Dasar 1945 pun sama
sekali tidak mengonstruksikan sistem bikameral secara teoritis. (Kompas,
Senin, 26 Maret 2007 hal 2)
(95) Yang terjadi justru konsentrasi masyarakat tersita untuk menghadapi konflik
politik dan pemilihan kepala daerah. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 4)
(96) Itu bermakna sebagai sarana artikulasi politik masyarakat ternyata peran parpol
masih diakui dan dirasakan sebagai kekuatan pengimbang dari heterogenitas
budaya, struktur sosial, dan afiliasi politis rakyat. (Kompas, Senin, 26 Maret
2007 hal 4)
122
(97) Stabilitas politik dan keamanan, kepastian hukum, serta kepemimpinan yang
kuat akan menjadi kunci sukses. (Kompas, Sabtu, 24 Maret 2007 hal 1)
(98) Keempat, posisi Indonesia terhadap Resolusi 1747 justru mencerminkan politik
luar negeri bebas aktif. (Kompas, Rabu, 28 Maret 2007 hal 6)
(99) Sebelumnya fungsionaris partai dari PDI-P Agus Condro Prayitno menekankan
perlunya pejabat dan pengurus parpol diposisikan selayaknya pejabat publik,
antara lain karena berasal dari masyuarakat. (Kompas, Selasa, 27 Maret 2007
hal 2)
(100) Pemilu pun ditangguhkan, yang justru memberikan ruang kepada militer untuk
melakukan manuver politik di balik pemerintahan transisi sekarang ini.
(Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 6)
(101) Sebelum akhirnya mosi tak percaya benar-benar muncul, pilihan desentralisasi
sebagai jalan pembangunan lokal harus segera membuktikan ketepatan dan
keandalannya. (Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 7)
(102) Protes dan kritik dalam media Pakistan telah membuat Musharraf menghadapi
krisis politik terbesar sejak dia merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta tahun
1999. (Kompas, Kamis, 22 Maret 2007 hal 9)
(103) Inilah maksud penguatan demokrasi lokal melalui DPD, karena rakyat
langsung ke DPD dalam sistem distrik yang sudah ditentukan. (Kompas,
Jumat, 23 Maret 2007 hal 6)
(104) Saat kampanye nanti, mereka membujuk penduduk Jakarta yang sebagian
besar mungkin masuk kategori golongan putih yang tidak memilih. (Kompas,
Sabtu, 17 Maret 2007 hal 15)
(105) Adnan berasumsi, seorang presiden dapat saja tidak memberikan izin
pemeriksaan karena pejabat negara yang terlibat dalam sebuah kasus berasal
dari partai yang sama atau memiliki afiliasi politik. (Kompas, Jumat, 16 Maret
2007 hal 3)
(106) Yunus prihatin terhadap kondisi bangsanya yang tengah karut-marut, ditandai
adanya instabilitas politik, kemiskinan, dan korupsi. (Kompas, Jumat, 2 Maret
2007 hal 6)
123
(107) Ismed Hasan Putro dalam diskusi yang digagas Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia dan Ikatan Pelajar NU di Jakarta, menyatakan, tokoh muda dalam
partai politik dinilai gagal mengemban tugas menyejahterakan rakyat.
(Kompas, Jumat, 2 Maret 2007 hal 4)
(108) Di tengah situasi ekonomi yang suram kekerasan politik kembali merebak
pada tahun 2005. (Kompas, Jumat, 2 Maret 2007 hal 6)
(109) Meski demikian, dewasa ini para tokoh yang seharusnya ada dilevel resi,
sebagaimana Yunus, terpaksa masuk ke gelanggang politik secara lebih total,
mendirikan partai dan siap bersaing dengan yang lain. (Kompas, Jumat, 2
Maret 2007 hal 6)
(110) Sementara itu, di banyak negeri Asia yang sedang melesat arah politik
nasional justru sebaliknya. (Kompas, Sabtu, 3 Maret 2007 hal 7)
(111) Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum pun setuju sistem proporsional
terbuka diimplementasikan konsisten. (Kompas, Rabu, 14 Maret 2007 hal 5)
(112) Gubernur Kalimantan Timur non-aktif, Suwarna Abdul Fatah, menuding
penahanan dirinya sarat dengan muatan politis dan kekuasaan. (Kompas,
Jumat, 9 Maret 2007 hal 3)
(113) Kalkulasi politik menjelang Pemilu 2009 lebih dominan, khususnya yang
terkait dengan daerah pemilihan. (Kompas, Jumat, 9 Maret 2007 hal 4)
(114) Pasal 257 UU No 11/2006 menyebutkan PP mengenai partai lokal itu
diterbitkan paling lambat Februari 2007, tetapi hingga akhir bulan ini belum
ada sosialisasi RPP itu. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 3)
(115) Untuk pemberantasan korupsi, sikap Presiden tegas, yakni hukum harus
ditegakkan dan tidak ada intervensi politik atasnya. (Kompas, Rabu, 28
Februari 2007 hal 5)
(116) Jika sebelumnya dikenal sebagai lembaga stempel kebijakan pemerintah, saat
ini DPR berubah menjadi lembaga yang sangat kuat. (Kompas, Selasa, 20
Februari 2007 hal 5)
(117) Masa transisi sudah lebih dari delapan tahun sehingga komisi independen
harus mulai dikurangi dan fungsinya dikembalikan ke lembaga negara resmi.
(Kompas, Kamis, 15 Februari 2007 hal 4)
124
(118) Menurut Suryadharma, langkah konsolidasi internal partai ini juga dilakukan
dengan pembagian koordinator wilayah (korwil). (Kompas, Selasa, 13
Februari 2007 hal 3)
(119) Andang mengusulkan agar dirumuskan kembali proses legislasi yang lebih
mengarah pada komunikasi politik, bukan sekadar strategi politik. (Kompas,
Senin, 19 Februari 2007 hal 6)
(120) Pendekatan juga harus dilakukan kepada anggota MPR yang punya hak
politik untuk mengubah konstitusi. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 2)
(121) Keterlibatan orang jujur itu merupakan salah satu upaya Yunus untuk
mengubah wajah dan kultur politik Banglades yang lama terpuruk akibat
krisis politik dan korupsi. (Kompas, Jumat, 23 Februari 2007 hal 1)
(122) Namun benarkah berbagai langkah pembenahan dan purifikasi tata hukum
nasional dari kekuasaan politik itu sudah tercapai? (Kompas, Senin, 26
Februari 2007 hal 5)
(123) Namun, posisi elite ini tak diakui elite politik nasional, kecuali kiai dijadikan
lembaga dan dibawa dalam jaringan arus politik nasional. (Kompas, Selasa, 27
Februari 2007 hal 6)
(124) “Setiap warga Palestina misalnya yang akan menjadi pegawai di lembaga
pemerintah harus melalui prosedural dan aturan main yang jelas, adil
transparan, dan professional tanpa melihat lagi latar belakang ideologi
politik,” ungkap Basiso. (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9)
(125) Konstitusi jangan dijadikan kambing hitam ketika terjadi ketidakharmonisan
hubungan antarlembaga negara atau tidak efektifnya kinerja lembaga negara.
(Kompas, Jumat, 9 Februari 2007 hal 2)
(126) Permintaan itu diajukan Rabu tahun lalu untuk mencegah protes terhadap
keberadaan pemerintah de facto junta militer di Thailand. (Kompas, Jumat, 30
Maret 2007 hal 10)
(127) Para penjabat publik, yakni pejabat negara (sipil maupun militer) dan politisi di
parlemen, adalah mereka yang masih menikmati privilege akibat standar
ganda dan tebang pilih dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
(Kompas, Jumat, 23 Februari 2007 hal 6)
125
(128) Setelah lebih kurang empat tahun invasi, krisis pengungsi di Timur Tengah
terjadi lagi dan merupakan yang terburuk sejak eksodus Palestina pada tahun
1948 dari Israel. (Kompas, Senin, 12 Februari 2007 hal 39)
(129) Dia beberapa kali memperingatkan para aktivis itu agar menghentikan
pertemuan politik dan petisi mereka. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 10)
(130) Sejarah mencatat, konflik berakar jauh pada kasus ekspansi Inggris ke
wilayah itu tahun 1170. (Kompas, Rabu, 28 Maret 2007 hal 6)
(131) “Jangan sampai, pemerintahan baru ini hanya membuat kebijakan yang populis
dan tidak mengubah kondisi masyarakat secara mendasar,” kata dia. (Kompas,
Selasa, 13 Februari 2007 hal 8)
(132) “Ini bukan sebuah monarki,” kata Hagel seraya menambahkan bahwa
sejumlah anggota parlemen kemungkinan akan melakukan pemakzulan.
(Kompas, Selasa, 27 Maret 2007 hal 11)
(133) Untuk membentuk melaksanakan kekuasaannya itu, presiden memiliki
kekuasaan untuk membentuk kabinet. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal 5)
(134) Kehadiran lembaga baru, seperti DPD, MK, KY, dan KPK, semestinya
menjadi nilai tambah dari mekanisme checks and balances yang dianut saat
ini. (Kompas, Senin, 12 Maret 2007 hal 5)
(135) Mantan Jaksa Agung AS Ramsey Clark menuntut Perseiden AS George
Walker Bush agar diberi impeachment. (Kompas, Selasa, 20 Maret 2007 hal
1)
(136) “Dari aspek penyelenggaraan pemerintahan, majunya pejabat yang masing-
masing masih incumbent akan memengaruhi kinerja pemerintahan. (Kompas,
Kamis, 29 Maret 2007 hal 15)
(137) Itu juga yang menjadi dasar sikap responden cenderung menyetujui kenaikan
electoral threshold atas pembentukan parpol baru atau batas keikutsertaan
dalam pemilu. (Kompas, Senin, 26 Maret 2007 hal 5)
(138) Hal ini akan semakin sulit diterapkan di negara-negara yang menyandang
julukan welfare state. (Kompas, Minggu, 25 Maret 2007 hal 2)
(139) Mayjen Saurip Kadi, dalam kutipannya pidato Soekarno saat pengesahan
UUD 1945, 18 Agustus 1945, paling tidak menunjukkan perubahan UUD
126
1945 bukanlah dosa atau pengkhianatan terhadap founding fathers. (Kompas,
Minggu, 25 Maret 2007 hal 2)
(140) Namun, sekali lagi, semua upaya ini tidaka akan berhasil tanpa political will
semua pihak. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 7)
(141) Dalam pemilihan, prinsip one man one vote harus dihormati. (Kompas, Jumat,
16 Februari 2007 hal 2)
(142) Pengakuan ini selanjutnya, akan mengakhiri blokade bantuan dari negara-
negara Barat terhadap Palestina. (Kompas, Rabu, 7 Februari 2007 hal 10)
(143) “Tentara rakyat dan rakyat akan siap perang dengan imperialis AS jika
mereka menyerang,” sebut partai berkuasa, cabinet, dan militer dalam surat
ultah kepada Kim Jong-11. (Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 8)
(144) Ketika ditanya wartawan apakah akan ada pertemuan bilateral dengan Iran
atau Suriah, Khalilzad tak bersedia menjawab. (Kompas, Senin, 12 Maret
2007 hal 9)
(145) Kekuasaan dalam Indonesia merdeka, apalagi yang berdemokrasi pun, tak bisa
lain kecuali meninggalkan paham feodal perihal kekuasaan. (Kompas, Senin,
12 Februari 2007 hal 6)
(146) Sebagai sistem, kita beralih dari otokrasi ke demokrasi. (Kompas, Rabu, 28
Februari 2007)
(147) Telah muncul kekecewaan yang mendorong keinginan untuk menjatuhkan
junta. (Kompas, Jumat, 30 Maret 2007 hal 6)