Intelegensi Dan Kreativitas Ppt

Post on 05-Jan-2016

388 views 71 download

Transcript of Intelegensi Dan Kreativitas Ppt

INTELEGENSI DAN KREATIVITAS

OLEH OKTAVIANUS K. MITEN

2012610128

Pengertian Istilah intelegensi, semula berasal dari bahasa Latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito, 1981).

Menurut Willam Stern, salah seorang pelopor dalam peneliti intelegensi mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat menggunakan alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan baru (kartini Kartono, 1984).

Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa intelegensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982).

Ada dua macam itelegensi yaitu :

Intelegensi praktis yaitu intelegensi untuk bias mengatasi situasi yang sulit dalam suatu kerja, yang berlangsung cepat dan tepat.

Intelegensi teoritis yaitu intelegensi untuk bias mendapatkan suatu fikiran kea arah penyelesaian masalah dengan cepat dan tepat.

Pengertian Kreativitas

Pengertian tentang kreativitas menurut ahli

Psikolog :James R Evan, menyatakan kreativitas adalah

keterampilan untuk membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran. Setiap kreasi merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan produk yang inovatif, seni dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

Lanjutan

Michael A.West, menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian dasar dari usaha manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan terus-menerus cara baru dan baik dalam mengerjakan berbagai hal.

Hubungan antara Intelegensi dan Kreativitas

Intelektual dan kreativitas memiliki hubungan yaitu dengan berbagai tahapan-tahapan yaitu:

1. Tahapan Sensori-Motoris2. Tahap Praoperasional3. Tahapan Operasional Konkret4. Tahap Operasional Formal

1) Tahapan Sensori-Motoris

Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. pada tahap ini anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut. Pada tahap ini interaksi anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasi dari lingkungannya.

2) Tahap Praoperasional Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. tahap ini disebut

juga tahap intuisi, sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.

Cara berfikir anak dalam periode ini bersifat egosentris yaitu berupa pandangan yang sempit dan mengaca pada diri sendiri serta tidak mampu melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Disamping bersifat egosentris juga berfikir kompleksif yaitu berfikir tidak dengan jalan menyatukan bebrapa pemikiran kedalam satu konsep yang berarti akan tetapi justru meloncat dari satu gagasan ke gagasan yang lain.

3) Tahapan Operasional Konkret

Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.

4) Tahap Operasional Formal

Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Interaksinya dengan lingkungan sudap amat luas, menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.

Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam interaksinya dengan orang tua. Namun, sebenarnya secara diam-diam mereka juga masih mengharapkan perlindungan dari orang tua karena belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

Faktor yang Memepengaruhi Terhadap Intelegensi

Factor pembawaan, ialah kesanggupan orang yang dibawa sejak lahir, dan yang tidak sama pada setiap orang.

Factor kematangan, ialah saat munculnya suatu daya Nafsiah, yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya.

Factor pembentukkan, ialah factor luar yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.

Factor minat, ialah motor penggerak intelegensi.

TERIMA KASIH