INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PASIEN …

Post on 08-Nov-2021

10 views 0 download

Transcript of INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PASIEN …

INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN

KOMPREHENSIF PASIEN COVID-19 PADA

ERA KEBIASAAN BARU

DI RUMAH SAKIT

Ns. Agrista Yudistira Purnama, S.Kep.

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021

DUKUNGAN

PSIKOSOSIAL DALAM

MENINGKATKAN

KESEHATAN MENTAL

PASIEN PASCA COVID-19

Agenda

Asuhan Keperawatan Jiwa01

02 Dukungan Kesehatan Jiwa

dan Psikososial

STOP

COVID-19

Pasien Konfirmasi COVID-19

01

Melalui serangkaian

pemeriksaan PCR

(polymerase chain

reaction).

02

Hasil pemeriksaan tes

COVID-19 positif.

04

Diumumkan oleh

Pemerintah/Satuan Tugas

Penanganan COVID-19.

03

Dikonfirmasi pihak RS

setempat secara resmi.

Individu atau orang atau

masyarakat:

Isolasi di Rumah Isolasi di RS

1. PCR (+).

2. Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA):

• Demam (≥38 C).

• Riwayat demam, batuk,

nyeri tenggorokan, hidung

tersumbat.

• Tanpa komorbid.

1. Memiliki penyakit

penyerta: diabetes, penyakit

jantung, penyakit paru kronis.

2. ISPA Berat.

3. Frekuensi napas >30

x/menit, distress pernapasan

berat, saturasi oksigen

(SpO2) <90%.

:Kriteria Perawatan

Pasien

Konfirmasi

COVID-19

Perawatan di Rumah Sakit pada

Pasien Konfirmasi COVID-19

4. Pulang

Berduka.

1. Isolasi di

Rumah Sakit.2. Isolasi di

Ruang Intensif

(ICU). 3. Sembuh

dan Pulang.

Perawatan di RS akan mengikuti standar asuhan keperawatan dan asuhan medik yang

tersedia.

Asuhan Keperawatan Jiwa COVID-19 di Ruang Isolasi Rumah Sakit

Ansietas.

Harga Diri Rendah Situasional.

Gangguan Citra Tubuh.

Ketidakberdayaan.

Keputusasaan Pasien.

Diagnosa Keperawatan Jiwa COVID-19.

Diagnosa Ansietas

Tindakan pada Klien:

✓ Latih terapi tarik napas dalam.

✓ Latih terapi distraksi (mengalihkan perhatian).

✓ Latih terapi berfokus pada lima jari.

✓ Latih kegiatan spiritual.

Diagnosa Harga Diri Rendah Situasional

1. Kaji tanda dan gejala harga diri rendah situasional:

• Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah situasional.

• Latih cara meningkatkan harga diri klien.

• Membuat daftar aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

2. Bantu melakukan pujian pada diri sendiri (self reinforcement).

3. Berikan pujian (other-reinforcement) setiap bertemu klien:

kemajuan kesehatan, bagian tubuh yang masih sehat, latihan yang

dilakukan.

Diagnosa Gangguan Citra Tubuh

Kaji gejala gangguan citra tubuh:

• Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh.

• Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien

terhadap citra tubuhnya (Stresor yang dirasakan

seperti pemasangan infus, oksigen, pemeriksaan

laboratorium, fungsi, bentuk dan struktur tubuh yang

terganggu).

• Latih klien menggunakan bagian tubuh yang sehat:

diskusi, gunakan bagian tubuh sehat.

• Diskus tubuh yang terganggu: diskusi, motivasi dan

tingkatkan tubuh yang terganggu.

• Motivasi klien melakukan latihan sesuai jadwal dan

beri pujian.

Diagnosa Ketidakberdayaan dan Keputusasaan

1. Ketidakberdayaan:

• Kaji tanda dan gejala ketidakberdayaan.

• Jelaskan proses terjadinya ketidakberdayaan.

• Latih cara mengendalikan situasi.

• Latih cara mengendalikan pikiran.

• Latih peran yang dapat dilakukan.

2. Keputusasaan:

• Kaji tanda dan gejala keputusasaan.

• Jelaskan proses terjadinya keputusasaan.

• Diskusikan dengan klien: kemampuan, sistem pendukung,

harapan kehidupan, & jelaskan jumlah pasien yang sembuh.

• Latih hub. sosial dengan lingkungan dengan tenaga kesehatan

yang merawat pasien: bercakap-cakap tentang hal yang positif.

• Latih melakukan ADLs: penuhi kebutuhan makan/minum,

istirahat/tidur, perawatan diri dan melakukan kegiatan spiritual.

• Berikan motivasi dan pujian atas keberhasilan klien.

Pasien Konfirmasi COVID-19 Sembuh dan Boleh Pulang

Self-Stigma → edukasi arti sembuh dari COVID-19, kemungkinan

menularkan atau tertular kembali perlu dijelaskan sebelum pulang.

Public-Stigma → hal ini maka diperlukan edukasi kepada masyarakat

luas.

Pasien Konfirmasi COVID-19 Pulang Berduka

Perawatan Jenazah dan Pemulasaran (Pemakaman):

❖ Pedoman Pemulasaran Jenazah COVID-19 (Dirjen P2P Kemenkes RI (2020)).

❖ Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengurusan Jenazah

Muslim yang Terinfeksi COVID-19.

❖ Tidak ada lagi penolakan pemakaman terhadap jenazah klien COVID-19

yang berduka.

Dukungan Kesehatan Jiwa & Psikososial

02

Emosi Positif.

04

Perilaku Positif.

06

Spiritual Positif.

03

Pikiran Positif.

01

Fisik Rileks.

05

Relasi Positif.

Fisik RileksLatihan Tarik Nafas Dalam:

• Ambil posisi nyaman sambil duduk atau

tiduran.

• Tarik nafas dalam dari hidung ditahan

sebentar kemudian dikeluarkan dari mulut

pelan-pelan.

• Ulangi 4 sampai 5 kali.

• Latih secara rutin 3 atau 4 kali per hari.Relaksasi Otot Progresif:Latihan mengencangkan dan mengendurkan otot sambil nafas dalam.

Latihan tangan:

• Kedua tangan diletakkan diatas pangkuan.

• Tarik nafas dalam sambil mengepalkan telapak tangan dan menekuk

tangan ke arah badan sambil mengencangkannya.

• Tahan sebentar, lalu keluarkan nafas sambil mengendurkan tangan dan

membuka telapak tangan dan meletakkannya diatas pangkuan.

• Ulangi sampai 4 kali.

• Latih secara rutin 3 sampai 4 kali per hari.

Latihan Otot Kaki:

• Luruskan kedua kaki sambil duduk.

• Tarik nafas dalam sambil menarik telapak kaki kearah badan dan kedua tangan

berusaha menggapai ibu jari kaki.

• Tahan sebentar, kemudian keluarkan nafas pelan-pelan sambil mengendurkan

kaki, telapak kaki dan tangan.

• Ulangi sampai 4 kali.

• Latih secara rutin 3 sampai 4 kali per hari.

Emosi Positif

1. Endorfin meningkat.

2. Imunitas meningkat.

3. Kepatuhan atau perilaku

terhadap perawatan

meningkat.

Yang terjadi

• Lakukan kegiatan dan

hobby yang disukai,

misalnya main musik,

bernyanyi, menari,

bercakap-cakap hal yang

menyenangkan/lucu dll.

• Komunikasi dengan orang

terdekat tetap dipertahankan

tentang hal-hal yang

menyenangkan melalui

media daring.

Caranya?

Hati gembira adalah obat yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Pikiran Positif

Yang menciptakan respons emosional

anda bukanlah peristiwa yang negatif,

tetapi persepsi dan pikiran anda

tentang peristiwa tersebut. Jadi,

tetaplah berpikiran positif pada diri

sendiri, keluarga dan orang lain serta

hindari pikiran negatif dan berita

hoax.

Fakta

1. Pikirkan pengalaman yang positif

tentang diri sendiri, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2. Dituliskan, kemudian dilakukan

afirmasi yaitu mengucapkan pada

diri sendiri sehingga pikiran

dipenuhi oleh pengalaman yang

menyenangkan.

3. Bisa menceritakan pengalaman

bahagia ke sanak keluarga, agar

suasana keluarga semakin hangat

dan nyaman.

Cara melatih

Perilaku Positif

Bisa diterapkan ke diri sendiri, keluarga, orang lain dan

lingkungan serta berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

Lukas 6: 45, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik

dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat

mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang

jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya” (Q.S At-Tin: 4).

Relasi Positif

Berbagi hal yang positif (sharing).

Saling tolong-menolong (helping).

Memberi harapan (hope).

Memberi pujian (reinforcement).

Memberi salam (greeting).

Menghindari diskusi yang kontra.

1. Berdo’a untuk diri sendiri dan keluarga.

2. Berdo’a untuk masyarakat.

3. Berdo’a untuk tenaga kesehatan.

4. Berdo’a untuk pemerintah.

Di rumah bersama anggota keluarga dan berjamaah secara daring.

Spiritual Positif

Pencegahan Penyebaran

COVID-19 dengan

Adaptasi Kebiasaan

Baru

5 M

Mencuci Tangan.

Memakai Masker.

Mengurangi Mobilisasi.

Menjauhi Kerumunan.

Menjaga Jarak Fisik dan Sosial.

1. Pakai sabun pada air yang mengalir (sangat dianjurkan) atau

2. Menggunakan hands sanitizer sebelum dan sesudah

memegang benda.

*Tangan yang memegang benda apa saja mungkin sudah ada

virus corona, sehingga cuci tangan pakai sabun dapat

menghancurkan kulit luar virus dan tangan bebas dari virus.

Hindari menyentuh mulut, hidung dan mata karena tangan

merupakan cara penularan yang paling berbahaya.

Mencuci Tangan

Aturan penggunaan masker bedah, kain:

1. Setiap orang wajib menggunakan masker

khususnya pada saat keluar rumah untuk

mencegah percikan ludah dari orang lain.

2. Diganti setiap 4 jam.

Menggunakan Masker

Aturan menjaga jarak aman:

1. Jarak interaksi fisik dan sosial minimal 1,5-2 meter.

2. Tidak bersalaman.

3. Tidak berpelukan sehingga penularan virus dapat dicegah.

Menjaga Jarak Fisik dan Sosial

“Hindari kerumunan karena kita tidak pernah tahu siapa orang

di luar rumah yang membawa virus. Bahaya sekali orang yang

dalam tubuhnya ada virus Corona tapi tidak ada keluhan sama

sekali, kita tidak bisa membedakan orang tersebut”.

Menjauhi Kerumunan

*Interaksi sosial melalui media sosial tidak

akan terjadi percikan ludah, sehingga

penularan dapat teratasi.

Mengurangi

Mobilisasi

THANK YOUUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA