Post on 08-Nov-2021
INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN
KOMPREHENSIF PASIEN COVID-19 PADA
ERA KEBIASAAN BARU
DI RUMAH SAKIT
Ns. Agrista Yudistira Purnama, S.Kep.
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
DUKUNGAN
PSIKOSOSIAL DALAM
MENINGKATKAN
KESEHATAN MENTAL
PASIEN PASCA COVID-19
Agenda
Asuhan Keperawatan Jiwa01
02 Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
STOP
COVID-19
Pasien Konfirmasi COVID-19
01
Melalui serangkaian
pemeriksaan PCR
(polymerase chain
reaction).
02
Hasil pemeriksaan tes
COVID-19 positif.
04
Diumumkan oleh
Pemerintah/Satuan Tugas
Penanganan COVID-19.
03
Dikonfirmasi pihak RS
setempat secara resmi.
Individu atau orang atau
masyarakat:
Isolasi di Rumah Isolasi di RS
1. PCR (+).
2. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA):
• Demam (≥38 C).
• Riwayat demam, batuk,
nyeri tenggorokan, hidung
tersumbat.
• Tanpa komorbid.
1. Memiliki penyakit
penyerta: diabetes, penyakit
jantung, penyakit paru kronis.
2. ISPA Berat.
3. Frekuensi napas >30
x/menit, distress pernapasan
berat, saturasi oksigen
(SpO2) <90%.
:Kriteria Perawatan
Pasien
Konfirmasi
COVID-19
Perawatan di Rumah Sakit pada
Pasien Konfirmasi COVID-19
4. Pulang
Berduka.
1. Isolasi di
Rumah Sakit.2. Isolasi di
Ruang Intensif
(ICU). 3. Sembuh
dan Pulang.
Perawatan di RS akan mengikuti standar asuhan keperawatan dan asuhan medik yang
tersedia.
Asuhan Keperawatan Jiwa COVID-19 di Ruang Isolasi Rumah Sakit
Ansietas.
Harga Diri Rendah Situasional.
Gangguan Citra Tubuh.
Ketidakberdayaan.
Keputusasaan Pasien.
Diagnosa Keperawatan Jiwa COVID-19.
Diagnosa Ansietas
Tindakan pada Klien:
✓ Latih terapi tarik napas dalam.
✓ Latih terapi distraksi (mengalihkan perhatian).
✓ Latih terapi berfokus pada lima jari.
✓ Latih kegiatan spiritual.
Diagnosa Harga Diri Rendah Situasional
1. Kaji tanda dan gejala harga diri rendah situasional:
• Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah situasional.
• Latih cara meningkatkan harga diri klien.
• Membuat daftar aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
2. Bantu melakukan pujian pada diri sendiri (self reinforcement).
3. Berikan pujian (other-reinforcement) setiap bertemu klien:
kemajuan kesehatan, bagian tubuh yang masih sehat, latihan yang
dilakukan.
Diagnosa Gangguan Citra Tubuh
Kaji gejala gangguan citra tubuh:
• Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh.
• Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien
terhadap citra tubuhnya (Stresor yang dirasakan
seperti pemasangan infus, oksigen, pemeriksaan
laboratorium, fungsi, bentuk dan struktur tubuh yang
terganggu).
• Latih klien menggunakan bagian tubuh yang sehat:
diskusi, gunakan bagian tubuh sehat.
• Diskus tubuh yang terganggu: diskusi, motivasi dan
tingkatkan tubuh yang terganggu.
• Motivasi klien melakukan latihan sesuai jadwal dan
beri pujian.
Diagnosa Ketidakberdayaan dan Keputusasaan
1. Ketidakberdayaan:
• Kaji tanda dan gejala ketidakberdayaan.
• Jelaskan proses terjadinya ketidakberdayaan.
• Latih cara mengendalikan situasi.
• Latih cara mengendalikan pikiran.
• Latih peran yang dapat dilakukan.
2. Keputusasaan:
• Kaji tanda dan gejala keputusasaan.
• Jelaskan proses terjadinya keputusasaan.
• Diskusikan dengan klien: kemampuan, sistem pendukung,
harapan kehidupan, & jelaskan jumlah pasien yang sembuh.
• Latih hub. sosial dengan lingkungan dengan tenaga kesehatan
yang merawat pasien: bercakap-cakap tentang hal yang positif.
• Latih melakukan ADLs: penuhi kebutuhan makan/minum,
istirahat/tidur, perawatan diri dan melakukan kegiatan spiritual.
• Berikan motivasi dan pujian atas keberhasilan klien.
Pasien Konfirmasi COVID-19 Sembuh dan Boleh Pulang
Self-Stigma → edukasi arti sembuh dari COVID-19, kemungkinan
menularkan atau tertular kembali perlu dijelaskan sebelum pulang.
Public-Stigma → hal ini maka diperlukan edukasi kepada masyarakat
luas.
Pasien Konfirmasi COVID-19 Pulang Berduka
Perawatan Jenazah dan Pemulasaran (Pemakaman):
❖ Pedoman Pemulasaran Jenazah COVID-19 (Dirjen P2P Kemenkes RI (2020)).
❖ Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengurusan Jenazah
Muslim yang Terinfeksi COVID-19.
❖ Tidak ada lagi penolakan pemakaman terhadap jenazah klien COVID-19
yang berduka.
Dukungan Kesehatan Jiwa & Psikososial
02
Emosi Positif.
04
Perilaku Positif.
06
Spiritual Positif.
03
Pikiran Positif.
01
Fisik Rileks.
05
Relasi Positif.
Fisik RileksLatihan Tarik Nafas Dalam:
• Ambil posisi nyaman sambil duduk atau
tiduran.
• Tarik nafas dalam dari hidung ditahan
sebentar kemudian dikeluarkan dari mulut
pelan-pelan.
• Ulangi 4 sampai 5 kali.
• Latih secara rutin 3 atau 4 kali per hari.Relaksasi Otot Progresif:Latihan mengencangkan dan mengendurkan otot sambil nafas dalam.
Latihan tangan:
• Kedua tangan diletakkan diatas pangkuan.
• Tarik nafas dalam sambil mengepalkan telapak tangan dan menekuk
tangan ke arah badan sambil mengencangkannya.
• Tahan sebentar, lalu keluarkan nafas sambil mengendurkan tangan dan
membuka telapak tangan dan meletakkannya diatas pangkuan.
• Ulangi sampai 4 kali.
• Latih secara rutin 3 sampai 4 kali per hari.
Latihan Otot Kaki:
• Luruskan kedua kaki sambil duduk.
• Tarik nafas dalam sambil menarik telapak kaki kearah badan dan kedua tangan
berusaha menggapai ibu jari kaki.
• Tahan sebentar, kemudian keluarkan nafas pelan-pelan sambil mengendurkan
kaki, telapak kaki dan tangan.
• Ulangi sampai 4 kali.
• Latih secara rutin 3 sampai 4 kali per hari.
Emosi Positif
1. Endorfin meningkat.
2. Imunitas meningkat.
3. Kepatuhan atau perilaku
terhadap perawatan
meningkat.
Yang terjadi
• Lakukan kegiatan dan
hobby yang disukai,
misalnya main musik,
bernyanyi, menari,
bercakap-cakap hal yang
menyenangkan/lucu dll.
• Komunikasi dengan orang
terdekat tetap dipertahankan
tentang hal-hal yang
menyenangkan melalui
media daring.
Caranya?
Hati gembira adalah obat yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Pikiran Positif
Yang menciptakan respons emosional
anda bukanlah peristiwa yang negatif,
tetapi persepsi dan pikiran anda
tentang peristiwa tersebut. Jadi,
tetaplah berpikiran positif pada diri
sendiri, keluarga dan orang lain serta
hindari pikiran negatif dan berita
hoax.
Fakta
1. Pikirkan pengalaman yang positif
tentang diri sendiri, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Dituliskan, kemudian dilakukan
afirmasi yaitu mengucapkan pada
diri sendiri sehingga pikiran
dipenuhi oleh pengalaman yang
menyenangkan.
3. Bisa menceritakan pengalaman
bahagia ke sanak keluarga, agar
suasana keluarga semakin hangat
dan nyaman.
Cara melatih
Perilaku Positif
Bisa diterapkan ke diri sendiri, keluarga, orang lain dan
lingkungan serta berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
Lukas 6: 45, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik
dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang
jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya”.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya” (Q.S At-Tin: 4).
Relasi Positif
Berbagi hal yang positif (sharing).
Saling tolong-menolong (helping).
Memberi harapan (hope).
Memberi pujian (reinforcement).
Memberi salam (greeting).
Menghindari diskusi yang kontra.
1. Berdo’a untuk diri sendiri dan keluarga.
2. Berdo’a untuk masyarakat.
3. Berdo’a untuk tenaga kesehatan.
4. Berdo’a untuk pemerintah.
Di rumah bersama anggota keluarga dan berjamaah secara daring.
Spiritual Positif
Pencegahan Penyebaran
COVID-19 dengan
Adaptasi Kebiasaan
Baru
5 M
Mencuci Tangan.
Memakai Masker.
Mengurangi Mobilisasi.
Menjauhi Kerumunan.
Menjaga Jarak Fisik dan Sosial.
1. Pakai sabun pada air yang mengalir (sangat dianjurkan) atau
2. Menggunakan hands sanitizer sebelum dan sesudah
memegang benda.
*Tangan yang memegang benda apa saja mungkin sudah ada
virus corona, sehingga cuci tangan pakai sabun dapat
menghancurkan kulit luar virus dan tangan bebas dari virus.
Hindari menyentuh mulut, hidung dan mata karena tangan
merupakan cara penularan yang paling berbahaya.
Mencuci Tangan
Aturan penggunaan masker bedah, kain:
1. Setiap orang wajib menggunakan masker
khususnya pada saat keluar rumah untuk
mencegah percikan ludah dari orang lain.
2. Diganti setiap 4 jam.
Menggunakan Masker
Aturan menjaga jarak aman:
1. Jarak interaksi fisik dan sosial minimal 1,5-2 meter.
2. Tidak bersalaman.
3. Tidak berpelukan sehingga penularan virus dapat dicegah.
Menjaga Jarak Fisik dan Sosial
“Hindari kerumunan karena kita tidak pernah tahu siapa orang
di luar rumah yang membawa virus. Bahaya sekali orang yang
dalam tubuhnya ada virus Corona tapi tidak ada keluhan sama
sekali, kita tidak bisa membedakan orang tersebut”.
Menjauhi Kerumunan
*Interaksi sosial melalui media sosial tidak
akan terjadi percikan ludah, sehingga
penularan dapat teratasi.
Mengurangi
Mobilisasi
THANK YOUUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA