Post on 28-Feb-2018
June 25th, 2012
1 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Ekonomi Global
Tingkat Pengangguran AS Naik ke Level Tertinggi Sepanjang 2012
Tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS)
diperkirakan akan mengalami peningkatan
pada bulan Juni 2012, setelah pada bulan
Mei sebelumnya berada pada level 8,2%.
Peningkatan pengangguran ini, terlihat dari
klaim santunan pengangguran yang berada
pada level 387 ribu sampai dengan akhir
pekan 16 Juni, lebih tinggi dari perkiraan
sebelumnya sebesar 383 ribu. Tingkat klaim
santunan pengangguran ini meningkatkan
kekhawatiran perlambatan pasar tenaga kerja
akan terus berlanjut dan membatasi belaja
konsumen. Data lain menunjukkan indikator
sektor rill AS turun pada bulan Mei 2012, produksi industri jatuh ke level minus 0,1% dari bulan
sebelumnya sebesar 0,97%, sedangkan tingkat penjualan retail tetap berada pada level minus
0,2%.
Dalam konferensi persnya di Washington, the Fed menyatakan bahwa fokus utama adalah
outlook lapangan kerja untuk menentukan apakah perlu tambahan stimulus lebih besar atau
tidak. Berdasarkan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), the Fed
menegaskan Operation Twist akan terus dijalankan guna meredakan tekanan dalam suku
bunga panjang dan membuat kondisi perekonomian secara keseluruhan lebih akomodatif.
Selain itu, the Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2012 pada
kisaran 1,9% hingga 2,4% atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada kisaran 2,4%
hingga 2,9%. Perkiraan pertumbuhan 2013 juga direvisi dari kisaran 2,7% hingga 3,1% menjadi
2,2% hingga 2,8%. Sementara proyeksi tingkat pengangguran dinaikkan menjadi kisaran 8%
hingga 8,2% atau naik dibandingkan proyeksi April pada kisaran 7,8% hingga 8%.
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
Jan
-11
Fe
b-1
1
Ma
r-1
1
Ap
r-1
1
Ma
y-1
1
Jun
-11
Jul-
11
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oc
t-1
1
No
v-1
1
De
c-1
1
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Ma
y-1
2
Industrial Production dan Retail Sales AS
Industrial Production Retail Sales
June 25th, 2012
2 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Defisit Perdagangan Jepang Melebar pada Mei 2012
Defisit Perdagangan Jepang pada bulan
Mei 2012 mencapai 907,3 miliar yen atau
sekitar US$ 11,5 miliar lebih tinggi dari
bulan sebelumnya. Ekspor naik sebesar
10% (yoy), sedangkan impor melesat ke
level 9,3% (yoy) lebih tinggi dari perkiraan
sebelumnya sebesar 3,3%. Defisit
perdagangan Jepang dalam periode
Januari hingga Mei 2012 sebesar 2,97
triliunn Yen dan sudah melampaui defisit
tahun 2011 yang sebesar 2,56 triliun Yen.
Indikator Perekonomian Jerman Melemah pada Juni 2012
Tingkat keyakinan investor Jerman pada Juni 2012 mengalami penurunan lebih rendah dari
estimasi para ekonom akibat krisis utang Eropa yang membebani prospek perekonomian.
Lembaga ZEW Center for European Economic Research di Mannheim mengungkapkan Indeks
harapan investor dan analis turun menjadi minus 16,9 dari 10,8 pada bulan sebelumnya. Data
lain menunjukkan, indeks kepercayaan bisnis Jerman per Juni merosot ke level terrendah sejak
Maret 2010 yaitu ke level 105,3 dari bulan sebelumnya sebesar 106,9.
Moody’s Menurunkan Peringkat Kredit Rating 15 Bank Besar Dunia
Moody’s Investor Service menurunkan peringkat kredit rating 15 bank dan sekuritas besar di
dunia pada Kamis (21/6/2012) karena prospek kinerja jangka panjang mereka yang suram dan
pasar modal dunia yang bergejolak. Lembaga pemeringkat internasional ini mengkhawatirkan
bisnis pasar keuangan yang tengah bergejolak. Peringkat jangka panjang 4 perusahaan di
antaranya diturunkan 1 notch, 10 perusahaan yang lainnya diturunkan 2 notch, sedangkan 1
perusahaan diturunkan 3 notch.
-2000.0
-1500.0
-1000.0
-500.0
0.0
500.0
1000.0
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
Indikator Perdagangan Jepang
Surplus/Defisit (RHS) Ekspor(%,yoy) Impor(%,yoy)
June 25th, 2012
3 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Bank-bank yang mengalami penurunan peringkat utang antara lain Bank of America Corp.,
Barclays Bank, BNP Paribas, Citigroup Inc., Agricole S.A., Credit Suisse Group AG, Deutcshe
Bank AG, Goldman Sachs Group Inc., HSBC Holdings Plc., JPMorgan Chase & Co., Morgan
Stanley, Royal Bank of Canada, Royal Bank of Scotland, Societe Generale, dan UBS AG.
Berdasarkan pernyataan dari Moody’s, tidak ada lembaga keuangan yang dipangkas
peringkatnya lebih dari proyeksi. Peringkat utang jangka panjang Morgan Stanley dikurangi dua
notch menjadi Baa1, dan sembilan bank lain juga dipangkas dua notch. Peringkat utang Credit
Suisse dipangkas tiga notch menjadi A2. Sementara itu, HSBC Holdings Plc, bank terbesar
Eropa, dipangkas satu notch dan bukan dua notch seperti yang diproyeksikanMoody’s
sebelumnya. Royal Bank of Scotland Group Plc dan Llyods Banking Group Plc diturunkan satu
notch.
Dampak dari downgrade tersebut tidak berpengaruh besar terhadap credit default swap (CDS)
dan saham bank-bank terkait. CDS Morgan Stanley turun sebesar 20 basis poin menjadi 370,
dan harga sahamnya menguat sebesar 4,6% setelah Moody’s memangkas peringkat utang
lembaga keuangan ini sebanyak dua notch. CDS Bank of America Corp, yang dipangkas dua
notch ke level junk, juga turun dan begitu pula Goldman Sachs Group Inc. Pemangkasan
peringkat utang sudah diantisipasi pasar sejak Moody’s pada 15 Februari lalu meninjau ulang
peringkat 17 bank. Sejak saat itu, harga-harga di pasar sudah mencerminkan skenario terburuk
jika terjadi downgrade.
Perkembangan Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dalam sepekan
terakhir menunjukan sebuah kondisi yang
mengkhawatirkan. Tekanan dari buruknya
kondisi fundamental ekonomi global
berhasil menenggelamkan harga minyak
ke level terendah dalam 18 bulan terakhir
di posisi 77 dollar per barel. Harga minyak
sempat berada di level 84 dollar per barel
di pertengahan pekan ini namun merosot
akibat imbas ditundanya kepastian
60
70
80
90
100
110
120
130
140Harga Minyak Dunia (US$ per barel)
Brent WTI ICP Minas
June 25th, 2012
4 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
pemebrian stimulus perekonomian AS oleh Fed
Pada penutupan perdagangan pekan lalu (22/06) harga minyak dunia turun tajam, mencapai
level terrendah selama 2012. Harga minyak Brent dan WTI masing-masing turun ke level US$
90,37 per barel dan US$ 79,36 per barel. Penurunan harga minyak tersebut memberikan
tekanan terhadap harga minyak domestik (icp minas) yang turun ke level US$ 97,41 per barel.
Kementerian Energi Amerika Serikat melaporkan cadangan minyak bertambah sebesar 2,9 juta
barel menjadi 387,3 juta beral pada pekan yang berakhir pada 15 Juni atau yang tertinggi sejak
Juli 1990. Sementara itu, produksi minyak naik menjadi 6,35 juta barel per hari, atau yang
tertinggi sejak Februari 1999. Dalam laporan Outlook Energi Jangka Pendek pada 12 Juni lalu,
Kementerian Energi Amerika Serikat memperkirakan permintaan minyak di negara konsumen
minyak terbesar di dunia ini akan turun selama dua tahun berturut-turut pada 2012. Selain itu,
Pasokan minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik pada Mei
mencapai level tertinggi sejak Oktober 2008, sehingga semakin menekan harga minyak global.
Arab Saudi negara produsen minyak terbesar di dunia, memproduksi dengan laju paling cepat
dalam 23 tahun belakangan.
Perkembangan Harga Komoditas Internasional
Pada akhir perdagangan harga emas tampak mengalami penurunan lanjutan di tutup pada level
harga 1572,45 dolar per troy ons (22/06). Harga emas tergerus melemah meskipun berusaha
60
70
80
90
100
110
120
130
140
Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12
Perkembangan Harga Komoditas Tambang (Des 2010 = 100)
allumunium tembaga emas
60
70
80
90
100
110
120
Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12
Perkembangan Harga Komoditas Pangan (Des 2010=100)
Palm Oil Kedelai Gandum
June 25th, 2012
5 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
keras untuk bangkit. Tren melemah emas tampak kembali karena Fed masih belum
memberikan lampu hijau untuk penerapan kebijakan stimulus. Harga emas terpuruk selama 4
hari berturut-turut juga didorong oleh anjloknya harga minyak mentah. Emas merupakan
komoditas yang biasa digunakan sebagai sarana hedging terhadap inflasi sehingga biasanya
bergerak dengan korelasi positif terhadap harga minyak mentah.
Pada penutupan perdagangan di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) dini hari tadi harga
kedelai berjangka tampak mengalami penurunan yang signifikan (22/06). Menguatnya dolar tadi
malam merupakan faktor pendorong utama penurunan harga komoditas ini. Menguatnya nilai
tukar dolar terhadap rival-rivalnya mengakibatkan harga komoditas menjadi relatif lebih mahal
bagi pembeli luar negeri. Kondisi ini mengakibatkan permintaan terhadap komoditas turun dan
harganya melemah. Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Juli tampak
mengalami penurunan sebesar 8 sen dan ditutup pada posisi 14.38 dolar per bushel.
Sementara itu harga kedelai berjangka untuk kontrak November tampak mengalami penurunan
sebesar 24.25 sen dan berakhir pada posisi 13.7125 dolar per bushel.
Perkembangan Nilai Tukar dan Saham Global
Pada penutupan perdagangan di bursa saham AS pekan lalu terjadi peningkatan yang cukup
signifikan (23/06). Bursa AS menguat setelah pada perdagangan sebelumnya sempat
-3.08
-2.24
-2.02
-1.29
-0.90
-0.65
-0.58
-0.23
0.55
-4 -3 -2 -1 0 1
India
Malaysia
Indonesia
Thailand
EU
China
Japan
Singapura
Korea
Perkembangan Nilai Tukar Global s.d 22 Juni '12 (mtm)
-3.27
0.15
0.79
1.02
1.10
1.89
2.04
3.26
3.64
5.90
-4 -2 0 2 4 6 8
Indonesia
Singapura
Jepang
Korea
Amerika
Thailand
Inggris
Filipina
Malaysia
India
Perkembangan Saham Global s.d 22 Juni '12 (mtm)
June 25th, 2012
6 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
mengalami aksi jual yang tajam. Pasar kembali normal karena pemotongan rating bank-bank
oleh Moody’s sudah diantisipasi dan tidak lebih buruk dari estimasi. Indeks S&P 500 tampak
membukukan peningkatan sebesar 0.7% di akhir perdagangan dini hari tadi. Indeks tersebut
ditutup pada posisi 1335.02 poin. Sementara itu indeks Dow Jones tampak mengalami
peningkatan sebesar 67.21 poin (0.5%) dan berakhir pada posisi 12640.78 poin. Dibandingkan
dengan bursa saham global, bursa saham Indonesia masih mengalami tren pelemahan. Pada
penutupan pekan lalu, IHSG di tutup pada level 3889,532 atau melemah 3,27% (mtm).
Nilai tukar Indonesia, Rupiah, masih mengalami depresiasi sampai dengan akhir pekan lalu.
Rupiah ditutup pada level Rp9494/USD atau depresiasi sebesar 2,02% (mtm). Apabila
dibandingkan dengan nilai tukar dunia lainnya, nilai tukar India mengalami depresiasi yang
cukup tajam yaitu sebesar 3,08% (mtm). Depresiasi ini di dorong oleh jatuh temponya utang LN
korporasi yang sudah mencapai rekor US$5,3 miliar, tingginya tingkat inflasi India, serta adanya
tekanan dari lembaga pemeringkat Fitch dan S&P akan penurunan peringkat utang India di
bawah level layak investasi.
Ekonomi Domestik
Sektor Riil
Pemerintah Alokasikan Rp4 Triliun untuk BPJS
Pemerintah akan mengalokasikan Rp4 triliun untuk modal awal dua Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) dalam rangka perluasan kantor pelayanan. Menurut Dewan Jaminan
Sosial Nasional (DJSN), masing-masing badan penyelenggara akan mendapatkan Rp2 triliun
untuk peningkatan kualitas pelayanan dengan membuka kantor cabang di setiap kabupaten dan
kota.
DJSN juga menjelaskan bahwa dengan berlakunya pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) sejak tanggal 1 Januari 2014 maka setiap warga negara harus mendapat
pelayanan maksimal.
Pada 1 Januari 2014, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan akan
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara. Warga yang mampu (pekerja
dan profesional) akan membayar iuran sedangkan warga yang miskin dan tak mampu akan
dibayar oleh negara.
June 25th, 2012
7 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Sedangkan, pada tanggal 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan akan mulai beroperasi dan setiap
pekerja yang mempunyai hubungan kerja secara formal berhak mendapat perlindungan dari
risiko kerja. Perlindungan berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari
Tua dan Jaminan Pensiun. Tugas utama BPJS Ketenagakerjaan adalah memastikan semua
pekerja formal menjadi peserta karena saat ini baru sepertiga yang menjadi peserta aktif.
Konsekuensi dari kebijakan ini, BPJS Ketenagakerjaan juga harus memiliki kantor di setiap
kabupaten dan kota. Menurut DJSN, akan banyak lapangan kerja baru karena kedua BPJS
harus memilki kantor di setiap kabupaten dan kota. Di sisi lain akan terjadi kesadaran baru dari
masyarakat untuk menjadi peserta jaminan sosial.
Sementara, nantinya PT Askes akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT
Jamsostek bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Bappenas Klarifikasi Publikasi Indeks Negara Gagal
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memberikan klarifikasi hasil
publikasi Indeks Negara Gagal (FSI) 2012, yang mengkategorikan Indonesia sebenarnya dalam
status moderat. Sebagaimana diberitakan, lembaga The Fund for Peace (FFP) melalui Indeks
Negara Gagal (FSI) 2012 yang dipublikasi di di Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin
(18/6), menempatkan Indonesia di posisi 63 dari 177 negara dengan angka indeks 80,6.
Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, melalui 12 indikator
yang digunakan dalam publikasi FSI 2012 tersebut, Indonesia dikategorikan membaik dalam
enam indikator, empat indikator stagnan, dan mengalami pemburukan dalam dua indikator
lainnya.
Untuk enam indikator yang mengalami peningkatan adalah pelayanan publik, intervensi
eksternal, pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan, kualitas sumber daya manusia
dan pengungsi. Sedangkan, beberaap indikator yang cenderung stagnan diantaranya legitimasi
negara, aparat keamanan, persaingan elite politik, dan tekanan demografi. Sementara, dua
indikator yang memburuk adalah masalah kekerasan kelompok dan hak asasi manusia.
Beberapa hal yang menjadi catatan dalam publikasi FSI 2012 diantaranya keberhasilan
reformasi politik dan rekonsiliasi demokrasi yang menjadikan Indonesia sebagai negara
demokrasi ketiga terbesar di dunia. Meskipun dengan catatan masih lemahnya sektor
pemberdayaan masyarakat, korupsi, perlindungan hukum dan sistem peradilan, serta
kekerasan terhadap kelompok minoritas dan fragmentasi para elite politik.
June 25th, 2012
8 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Dividen Interim BUMN Akan Ditiadakan Pada Tahun 2013
Kementerian BUMN mengharapkan dividen interim pada tahun anggaran 2013 ditiadakan.
Menurut Kementerian BUMN, pada dasarnya semua BUMN akan ditarik dividen kecuali BUMN
yang membukukan rugi pada tahun berjalan, BUMN dengan kondisi tertentu yang dibatasi oleh
regulasi, dan BUMN dengan kebutuhan dana dalam rangka pengembangan usaha. Sementara,
tidak adanya dividen interim ini baik disebabkan karena jumlah dividen yang disetor oleh PT
Freeport lebih kecil dari proyeksi.
Menurut Kementerian BUMN, pada tahun depan, setoran dividen BUMN meningkat menjadi Rp
31,1 triliun dibanding 2012 yang sebesar Rp 30,77 triliun. Setoran dividen 2013 ditargetkan bisa
mencapai Rp 32,6 triliun, bila PT Freeport dapat membagikan dividen kepada pemegang
saham pada tahun depan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan perkembangan terkini
situasi Papua, terdapat kemungkinan Freeport tidak akan bisa memberikan dividen karena
perusahaan berhenti beroperasi.
Target setoran dividen BUMN tahun buku 2012 kepada negara adalah sebesar Rp 32,6 triliun
yang akan berasal dari Pertamina dengan rasio dividen sebesar 40 persen atau sekitar Rp 9,4
triliun. Kemudian, PT PLN Persero sekitar 35 persen atau Rp 4,374 triliun, BUMN Tbk dengan
rasio dividen 0-35 persen atau Rp 12,340 triliun. Selanjutnya, BUMN lain dengan rasio dividen
10-35 persen atau Rp 4,849 triliun dan minoritas (PT Freeport Rp 1,5 triliun, PT Socofindo Rp
80 miliar, dan PT Indosat Tbk sebesar Rp 100 miliar).
Sementara, pada tahun 2012, rasio dividen (pay out ratio/POR) BUMN perbankan diusahakan
sebesar 25 persen dengan mempertimbangkan rasio kecukupan modal (CAR). Sedangkan,
rasio dividen maksimal untuk semua BUMN adalah 40 persen, sehingga dana BUMN bisa
difokuskan untuk investasi terutama di bidang infrastruktur.
June 25th, 2012
9 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
DPR Segera Menyusun UU Penghematan Energi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan pidato tentang gerakan nasional
penghematan energi di Istana Negara, Jakarta pada hari Selasa (29/5/2012) lalu. Namun
sejumlah pihak termasuk DPR menilai Instruksi Presiden tersebut kurang efektif. Karenanya,
sebagaimana diutarakan Komisi XI DPR, DPR akan menyusun Undang-undang tentang
penghematan energi. Tujuannya, tidak lain DPR ingin mendukung gerakan hemat energi yang
dicanangkan Pemerintah dan lebih tegas dari sisi pengaturannya.
Menurut Komisi XI DPR, DPR tengah mencari pola apa yang tepat untuk penghematan energi
yang akan dilakukan. Pun demikian dengan sanksi yang akan dikenai jika tidak dilaksanakan
dan ditepati gerakan ini sendiri. Masalah penghematan energi ini sekarang sedang menjadi isu
hangat di DPR ini untuk membantu Pemerintah dan membantu bangsa ini agar tidak terbebani
dengan BBM bersubsidi dan pembangunan nasional bisa tetap terus berjalan.
Menurut Komisi XI DPR, secara substansi UU mengenai penghematan energi ini akan lebih
mengarah pada penghematan di masing-masing sektor.
BUMN Akan Tagih Pajak Mulai 1 Juli 2012
Direktorat Jenderal Pajak (DJP)-Kementerian Keuangan akan menunjuk seluruh BUMN untuk
menjadi pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM) yang akan dimulai sejak tanggal 1 Juli 2012.
Hal tersebut merupakan implementasi dari peraturan perpajakan yang baru yaitu Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 85/PMK.03/2012 tentang Penunjukkan BUMN Sebagai
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Secara substansi, dalam PMK Nomor 85/PMK.03/2012 tersebut diatur tentang tata cara
pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN dan PPnBM yang wajib dilakukan BUMN atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan kepada BUMN.
Untuk pemungutan dilakukan pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak, penerimaan pembayaran, atau penerimaan pembayaran termin.
Selanjutnya, PPN dan PPnBM yang telah dipungut wajib disetorkan kepada kantor pos atau
bank persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, dan
June 25th, 2012
10 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak di mana BUMN terdaftar paling lama pada akhir bulan
berikutnya, setelah berakhirnya masa pajak.
Menurut DJP, PMK Nomor 85/PMK.03/2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 16A
UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM dan akan diberlakukan terhadap 140
BUMN yang terdaftar pada Kementerian BUMN (data per 11 Juni 2012) dan efektif pada
tanggal 1 Juli 2012.
Gapki Berencana Ajukan Uji Materiil Atas Bea Keluar CPO
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berencana mengajukan judicial
review (uji materil) terkait penetapan Pajak Bea Keluar yang ditetapkan Pemerintah terhadap
ekspor Crued Palm Oil (CPO). Kebijakan Pemerintah tersebut dinilai tidak sesuai dengan
undang-undang.
Menurut Gapki, dalam penetapan Bea Keluar, ada tiga alasan yang bisa dijadikan
pertimbangan oleh Pemerintah, yakni untuk normalisasi harga, mendorong industri, dan
menjaga lingkungan. Namun, saat ini penetapan Bea Keluar CPO cenderung untuk
peningkatan pendapatan negara. Dalam kondisi demikian, Gapki menilai Bea Keluar tidak bisa
memberikan manfaat bagi industri, tapi justru mematikan industri dan menurunkan daya saing.
Gapki menambahkan bahwa sebenarnya tujuan pajak sudah jelas yang salah satunya untuk
meningkatkan daya saing dan meningkatkan perekonomian nasional, bukan justru mematikan
industri akibat naiknya biaya produksi.
Di sisi lain, Gapki juga berpandangan bahwa akibat lahan yang semakin menipis, industri
kelapa sawit Indonesia sulit untuk berekspansi. Akibatnya, ekspansi perkebunan sawit hanya
bisa mencapai 200-250 hektare (ha) per tahun. Kondisi tata ruang yang belum jelas ikut
menjadi faktor penghambat industri kelapa sawit untuk melakukan ekspansi. Meskipun ada
beberapa pulau yang berpotensi, di antaranya pulau Kalimantan dan Sumatera yang akan
menjadi bidikan khusus industri untuk melakukan ekspansi. Selain masalah tata ruang, kondisi
infrastruktur saat ini yang kurang memadai pun menjadi salah satu hambatan bagi industri
kelapa sawit untuk berkembang.
June 25th, 2012
11 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Sektor Finansial
Strategi Perbankan Menghadapi Krisis
Kondisi perekonomian dunia yang tidak kunjung membaik, mendorong perbankan
mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi dampak krisis global. Selain memupuk valuta
asing dan lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke eksportir, bank juga mengetatkan biaya
operasional. Tujuannya, ketika krisis makin parah dan kredit bermasalah atau non performing
loan (NPL) meningkat, bank bisa mengalihkan hasil efisiensi untuk memperbesar biaya
pencadangan. Salah satu penghematan yang dilakukan perbankan adalah dengan menekan
biaya ekspansi jaringan dan memperbanyak ATM serta menambah fitur electronic banking yang
jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya untuk menambah cabang yang rata-rata
mencapai Rp 4-5 Milliar.
Pelaksanaan Aturan Loan To Value
Aturan Loan to value (LTV) telah mulai diberlakukan pada tanggal 15 Juni 2012, tetapi dalam
praktiknya masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh multifinance. Praktik kredit dengan
uang muka murah masih banyak terjadi. Beberapa penjual kendaraan bermotor masih
memberlakukan uang muka kurang dari 20%. Pelanggaran tersebut dilakukan dengan alasan
pemberian diskon uang muka, tetapi berlaku untuk kendaraan tipe tertentu. Namun demikian,
banyak multifinance yang telah taat dan menerapkan aturan LTV tersebut. Selain itu banyak
pula perusahaan multifinance yang mulai menawarkan pembiayaan syariah agar tidak
memberatkan calon konsumen. Beberapa multifinance menjelaskan bahwa minat konsumen
untuk uang muka melalui pembiayaan syariah terbilang tinggi. Dalam sehari paling tidak tiga
calon debitur yang mengambil pembiayaan syariah.
Identitas Tunggal Investor Pasar Modal
Setelah mewajibkan investor membuat Rekening Dana Investor (RDI), Bapepam-LK juga
mewajibkan investor memiliki nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification).
Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK tentang Nomor Tunggal Identitas Pemodal tertanggal 14
Juni 2012 dan akan diberlakukan pada 31 Agustus 2012. Oleh karenanya, tanpa nomor
identitas tunggal, investor dilarang bertransaksi saham mulai tanggal tersebut. Dalam aturan
tersebut pembuatan nomor identitas wajib terlaksana saat pembuatan RDI oleh perusahaan
June 25th, 2012
12 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
efek yang bersangkutan. Pembuatan nomor identitas berlangsung di satu tempat, yaitu PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Selain penting untuk melindungi nasabah, nomor identitas ini juga penting untuk bagi sisi
pengawasan. Dengan nomor tersebut, nasabah dapat mengakses secara langsung
perkembangan rekening efek, sehingga bisa memonitor mutasi, saldo efek, hingga dana yang
tersimpan. Selain itu aturan ini juga mencegah praktik goreng-menggoreng saham oleh
nasabah, mencegah transaksi-transaksi mencurigakan, serta menciptakan transparansi
pemilikan saham dan perdagangannya.
Iklan Asuransi Gratis akan Ditertibkan
Saat ini, banyak perusahaan asuransi yang beriklan dengan memberikan asuransi gratis
melalui pembelian produk tertentu seperti produk tabungan di beberapa bank, penjualan
kendaraan bermotor, properti, hingga produk investasi seperti reksadana, yang menjanjikan
asuransi kesehatan hingga jiwa secara gratis ke para nasabah yang membeli. Namun, menurut
otoritas, iklan tersebut menyalahi definisi asuransi dalam undang-undang perasuransian
sehingga akan ditertibkan.
Untuk melindungi masyarakat, Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah mengkaji aturan terkait iklan asuransi gratis
tersebut. Karena tidak ada asuransi dengan dalil premi gratis. Sesuai undang-undang, asuransi
merupakan perjanjian kedua pihak dimana pihak pertama membayar premi, dan pihak lain
menjanjikan santunan apabila terjadi peristiwa tertentu. Artinya, ada kesepakatan pembayaran
antara kedua belah pihak.
Bapepam-LK akan menertibkan iklan-iklan tersebut agar tidak menimbulkan salah persepsi di
masyarakat. Bapepam-LK juga menginginkan agar asuransi dipahami bukan sebagai produk
mahal, tapi tidak juga sebagai sesuatu yang gratis. Sementara itu Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia (AAUI), sepakat dan mendukung upaya regulator untuk mengarahkan perusahaan
asuransi, sehingga masyarakat tidak salah persepsi tentang suatu produk asuransi.
June 25th, 2012
13 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Dampak Krisis Ke Sektor Perbankan Tidak Signifikan
Meski penyelesaian krisis di Eropa masih belum jelas, tetapi bisnis bank di Tanah Air tetap
berkembang pesat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga pekan kedua Juni 2012,
kredit perbankan tumbuh 28% year on year (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika
dibandingkan rencana bisnis bank (RBB) tahun 2012 yang sebesar 24%.
Sebagai catatan, pada bulan April 2012, kredit sudah tumbuh 25,7% (yoy) menjadi Rp 2.334,21
triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi yang mencapai Rp 475,75 triliun atau
tumbuh 28,8%, sedangkan untuk kredit modal kerja dan kredit konsumsi tumbuh masing-
masing sebesar 27,7% dan 20,5%.
Menurut seorang pengamat perbankan, tingginya pertumbuhan kredit perbankan karena
adanya pengalihan permintaan ke domestik karena ekspor Indonesia sedang lesu seiring
pelemahan permintaan barang dari luar negeri. Namun, bila dalam tiga bulan ke depan
pertumbuhan masih tinggi, BI seharusnya meningkatkan pengawasan pada penyaluran kredit.
Sebab, saat ini rasio intermediasi (LDR) sudah 81% yang berpotensi menyebabkan likuiditas
semakin berkurang.
Terkait dengan dampak krisis Eropa, Bank Indonesia berpendapat bahwa Perbankan Indonesia
masih relatif aman karena pondasinya kuat dan eksposur ke negara pusat krisis sangat kecil.
Total eksposur perbankan nasional ke Eropa hanya Rp 150 triliun dari Rp 3.000 triliun aset
perbankan.
Perkembangan Harga Komoditas di Pasar Domestik
Untuk perkembangan harga komoditas di pasar domestik, tercatat pada periode 25-27 Juni
2012 ada beberapa komoditas yang harganya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
periode 18-22 Juni 2012. Untuk Cabe Merah Keriting misalnya, dalam periode 25-27 Juni 2012
harganya berkisar Rp27.260 per kg atau turun 2,65 persen dibandingkan periode 18-22 Juni
2012 yang berkisar Rp28.003 per kg. Sedangkan, untuk Cabe Merah Biasa, dalam periode 25-
27 Juni 2012 harganya berkisar Rp26.785 per kg atau turun 4,56 persen dibandingkan periode
18-22 Juni 2012 yang berkisar Rp28.064 per kg. Dalam periode yang sama, Bawang Merah
juga mengalami penurunan 3.53 persen.
Sebaliknya, Gula Pasir justru mengalami kenaikan 2.28 persen menjadi Rp12.936 per kg jika
dibandingkan harganya dalam periode 18-22 Juni 2012 yang berkisar Rp12.648.
June 25th, 2012
14 | P a g e
Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy
Sementara itu, untuk komoditas lainnya seperti Beras, Minyak Goreng Curah, Telur Ayam Ras,
Tepung Terigu, dan Daging Sapi bergerak dalam kisaran yang tipis dalam dua periode waktu
tersebut sebagaimana bisa dilihat dalam tabel di bawah.