Industrial Production dan Retail Sales AS - kemenkeu.go.id fileDalam konferensi persnya di...

14
June 25 th , 2012 1 | Page Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy Ekonomi Global Tingkat Pengangguran AS Naik ke Level Tertinggi Sepanjang 2012 Tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami peningkatan pada bulan Juni 2012, setelah pada bulan Mei sebelumnya berada pada level 8,2%. Peningkatan pengangguran ini, terlihat dari klaim santunan pengangguran yang berada pada level 387 ribu sampai dengan akhir pekan 16 Juni, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 383 ribu. Tingkat klaim santunan pengangguran ini meningkatkan kekhawatiran perlambatan pasar tenaga kerja akan terus berlanjut dan membatasi belaja konsumen. Data lain menunjukkan indikator sektor rill AS turun pada bulan Mei 2012, produksi industri jatuh ke level minus 0,1% dari bulan sebelumnya sebesar 0,97%, sedangkan tingkat penjualan retail tetap berada pada level minus 0,2%. Dalam konferensi persnya di Washington, the Fed menyatakan bahwa fokus utama adalah outlook lapangan kerja untuk menentukan apakah perlu tambahan stimulus lebih besar atau tidak. Berdasarkan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), the Fed menegaskan Operation Twist akan terus dijalankan guna meredakan tekanan dalam suku bunga panjang dan membuat kondisi perekonomian secara keseluruhan lebih akomodatif. Selain itu, the Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2012 pada kisaran 1,9% hingga 2,4% atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada kisaran 2,4% hingga 2,9%. Perkiraan pertumbuhan 2013 juga direvisi dari kisaran 2,7% hingga 3,1% menjadi 2,2% hingga 2,8%. Sementara proyeksi tingkat pengangguran dinaikkan menjadi kisaran 8% hingga 8,2% atau naik dibandingkan proyeksi April pada kisaran 7,8% hingga 8%. -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 May-11 Jun-11 Jul-11 Aug-11 Sep-11 Oct-11 Nov-11 Dec-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Industrial Production dan Retail Sales AS Industrial Production Retail Sales

Transcript of Industrial Production dan Retail Sales AS - kemenkeu.go.id fileDalam konferensi persnya di...

June 25th, 2012

1 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Ekonomi Global

Tingkat Pengangguran AS Naik ke Level Tertinggi Sepanjang 2012

Tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS)

diperkirakan akan mengalami peningkatan

pada bulan Juni 2012, setelah pada bulan

Mei sebelumnya berada pada level 8,2%.

Peningkatan pengangguran ini, terlihat dari

klaim santunan pengangguran yang berada

pada level 387 ribu sampai dengan akhir

pekan 16 Juni, lebih tinggi dari perkiraan

sebelumnya sebesar 383 ribu. Tingkat klaim

santunan pengangguran ini meningkatkan

kekhawatiran perlambatan pasar tenaga kerja

akan terus berlanjut dan membatasi belaja

konsumen. Data lain menunjukkan indikator

sektor rill AS turun pada bulan Mei 2012, produksi industri jatuh ke level minus 0,1% dari bulan

sebelumnya sebesar 0,97%, sedangkan tingkat penjualan retail tetap berada pada level minus

0,2%.

Dalam konferensi persnya di Washington, the Fed menyatakan bahwa fokus utama adalah

outlook lapangan kerja untuk menentukan apakah perlu tambahan stimulus lebih besar atau

tidak. Berdasarkan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), the Fed

menegaskan Operation Twist akan terus dijalankan guna meredakan tekanan dalam suku

bunga panjang dan membuat kondisi perekonomian secara keseluruhan lebih akomodatif.

Selain itu, the Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2012 pada

kisaran 1,9% hingga 2,4% atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada kisaran 2,4%

hingga 2,9%. Perkiraan pertumbuhan 2013 juga direvisi dari kisaran 2,7% hingga 3,1% menjadi

2,2% hingga 2,8%. Sementara proyeksi tingkat pengangguran dinaikkan menjadi kisaran 8%

hingga 8,2% atau naik dibandingkan proyeksi April pada kisaran 7,8% hingga 8%.

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Ma

y-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Se

p-1

1

Oc

t-1

1

No

v-1

1

De

c-1

1

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Ma

y-1

2

Industrial Production dan Retail Sales AS

Industrial Production Retail Sales

June 25th, 2012

2 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Defisit Perdagangan Jepang Melebar pada Mei 2012

Defisit Perdagangan Jepang pada bulan

Mei 2012 mencapai 907,3 miliar yen atau

sekitar US$ 11,5 miliar lebih tinggi dari

bulan sebelumnya. Ekspor naik sebesar

10% (yoy), sedangkan impor melesat ke

level 9,3% (yoy) lebih tinggi dari perkiraan

sebelumnya sebesar 3,3%. Defisit

perdagangan Jepang dalam periode

Januari hingga Mei 2012 sebesar 2,97

triliunn Yen dan sudah melampaui defisit

tahun 2011 yang sebesar 2,56 triliun Yen.

Indikator Perekonomian Jerman Melemah pada Juni 2012

Tingkat keyakinan investor Jerman pada Juni 2012 mengalami penurunan lebih rendah dari

estimasi para ekonom akibat krisis utang Eropa yang membebani prospek perekonomian.

Lembaga ZEW Center for European Economic Research di Mannheim mengungkapkan Indeks

harapan investor dan analis turun menjadi minus 16,9 dari 10,8 pada bulan sebelumnya. Data

lain menunjukkan, indeks kepercayaan bisnis Jerman per Juni merosot ke level terrendah sejak

Maret 2010 yaitu ke level 105,3 dari bulan sebelumnya sebesar 106,9.

Moody’s Menurunkan Peringkat Kredit Rating 15 Bank Besar Dunia

Moody’s Investor Service menurunkan peringkat kredit rating 15 bank dan sekuritas besar di

dunia pada Kamis (21/6/2012) karena prospek kinerja jangka panjang mereka yang suram dan

pasar modal dunia yang bergejolak. Lembaga pemeringkat internasional ini mengkhawatirkan

bisnis pasar keuangan yang tengah bergejolak. Peringkat jangka panjang 4 perusahaan di

antaranya diturunkan 1 notch, 10 perusahaan yang lainnya diturunkan 2 notch, sedangkan 1

perusahaan diturunkan 3 notch.

-2000.0

-1500.0

-1000.0

-500.0

0.0

500.0

1000.0

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

Indikator Perdagangan Jepang

Surplus/Defisit (RHS) Ekspor(%,yoy) Impor(%,yoy)

June 25th, 2012

3 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Bank-bank yang mengalami penurunan peringkat utang antara lain Bank of America Corp.,

Barclays Bank, BNP Paribas, Citigroup Inc., Agricole S.A., Credit Suisse Group AG, Deutcshe

Bank AG, Goldman Sachs Group Inc., HSBC Holdings Plc., JPMorgan Chase & Co., Morgan

Stanley, Royal Bank of Canada, Royal Bank of Scotland, Societe Generale, dan UBS AG.

Berdasarkan pernyataan dari Moody’s, tidak ada lembaga keuangan yang dipangkas

peringkatnya lebih dari proyeksi. Peringkat utang jangka panjang Morgan Stanley dikurangi dua

notch menjadi Baa1, dan sembilan bank lain juga dipangkas dua notch. Peringkat utang Credit

Suisse dipangkas tiga notch menjadi A2. Sementara itu, HSBC Holdings Plc, bank terbesar

Eropa, dipangkas satu notch dan bukan dua notch seperti yang diproyeksikanMoody’s

sebelumnya. Royal Bank of Scotland Group Plc dan Llyods Banking Group Plc diturunkan satu

notch.

Dampak dari downgrade tersebut tidak berpengaruh besar terhadap credit default swap (CDS)

dan saham bank-bank terkait. CDS Morgan Stanley turun sebesar 20 basis poin menjadi 370,

dan harga sahamnya menguat sebesar 4,6% setelah Moody’s memangkas peringkat utang

lembaga keuangan ini sebanyak dua notch. CDS Bank of America Corp, yang dipangkas dua

notch ke level junk, juga turun dan begitu pula Goldman Sachs Group Inc. Pemangkasan

peringkat utang sudah diantisipasi pasar sejak Moody’s pada 15 Februari lalu meninjau ulang

peringkat 17 bank. Sejak saat itu, harga-harga di pasar sudah mencerminkan skenario terburuk

jika terjadi downgrade.

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dalam sepekan

terakhir menunjukan sebuah kondisi yang

mengkhawatirkan. Tekanan dari buruknya

kondisi fundamental ekonomi global

berhasil menenggelamkan harga minyak

ke level terendah dalam 18 bulan terakhir

di posisi 77 dollar per barel. Harga minyak

sempat berada di level 84 dollar per barel

di pertengahan pekan ini namun merosot

akibat imbas ditundanya kepastian

60

70

80

90

100

110

120

130

140Harga Minyak Dunia (US$ per barel)

Brent WTI ICP Minas

June 25th, 2012

4 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

pemebrian stimulus perekonomian AS oleh Fed

Pada penutupan perdagangan pekan lalu (22/06) harga minyak dunia turun tajam, mencapai

level terrendah selama 2012. Harga minyak Brent dan WTI masing-masing turun ke level US$

90,37 per barel dan US$ 79,36 per barel. Penurunan harga minyak tersebut memberikan

tekanan terhadap harga minyak domestik (icp minas) yang turun ke level US$ 97,41 per barel.

Kementerian Energi Amerika Serikat melaporkan cadangan minyak bertambah sebesar 2,9 juta

barel menjadi 387,3 juta beral pada pekan yang berakhir pada 15 Juni atau yang tertinggi sejak

Juli 1990. Sementara itu, produksi minyak naik menjadi 6,35 juta barel per hari, atau yang

tertinggi sejak Februari 1999. Dalam laporan Outlook Energi Jangka Pendek pada 12 Juni lalu,

Kementerian Energi Amerika Serikat memperkirakan permintaan minyak di negara konsumen

minyak terbesar di dunia ini akan turun selama dua tahun berturut-turut pada 2012. Selain itu,

Pasokan minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik pada Mei

mencapai level tertinggi sejak Oktober 2008, sehingga semakin menekan harga minyak global.

Arab Saudi negara produsen minyak terbesar di dunia, memproduksi dengan laju paling cepat

dalam 23 tahun belakangan.

Perkembangan Harga Komoditas Internasional

Pada akhir perdagangan harga emas tampak mengalami penurunan lanjutan di tutup pada level

harga 1572,45 dolar per troy ons (22/06). Harga emas tergerus melemah meskipun berusaha

60

70

80

90

100

110

120

130

140

Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12

Perkembangan Harga Komoditas Tambang (Des 2010 = 100)

allumunium tembaga emas

60

70

80

90

100

110

120

Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12

Perkembangan Harga Komoditas Pangan (Des 2010=100)

Palm Oil Kedelai Gandum

June 25th, 2012

5 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

keras untuk bangkit. Tren melemah emas tampak kembali karena Fed masih belum

memberikan lampu hijau untuk penerapan kebijakan stimulus. Harga emas terpuruk selama 4

hari berturut-turut juga didorong oleh anjloknya harga minyak mentah. Emas merupakan

komoditas yang biasa digunakan sebagai sarana hedging terhadap inflasi sehingga biasanya

bergerak dengan korelasi positif terhadap harga minyak mentah.

Pada penutupan perdagangan di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) dini hari tadi harga

kedelai berjangka tampak mengalami penurunan yang signifikan (22/06). Menguatnya dolar tadi

malam merupakan faktor pendorong utama penurunan harga komoditas ini. Menguatnya nilai

tukar dolar terhadap rival-rivalnya mengakibatkan harga komoditas menjadi relatif lebih mahal

bagi pembeli luar negeri. Kondisi ini mengakibatkan permintaan terhadap komoditas turun dan

harganya melemah. Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Juli tampak

mengalami penurunan sebesar 8 sen dan ditutup pada posisi 14.38 dolar per bushel.

Sementara itu harga kedelai berjangka untuk kontrak November tampak mengalami penurunan

sebesar 24.25 sen dan berakhir pada posisi 13.7125 dolar per bushel.

Perkembangan Nilai Tukar dan Saham Global

Pada penutupan perdagangan di bursa saham AS pekan lalu terjadi peningkatan yang cukup

signifikan (23/06). Bursa AS menguat setelah pada perdagangan sebelumnya sempat

-3.08

-2.24

-2.02

-1.29

-0.90

-0.65

-0.58

-0.23

0.55

-4 -3 -2 -1 0 1

India

Malaysia

Indonesia

Thailand

EU

China

Japan

Singapura

Korea

Perkembangan Nilai Tukar Global s.d 22 Juni '12 (mtm)

-3.27

0.15

0.79

1.02

1.10

1.89

2.04

3.26

3.64

5.90

-4 -2 0 2 4 6 8

Indonesia

Singapura

Jepang

Korea

Amerika

Thailand

Inggris

Filipina

Malaysia

India

Perkembangan Saham Global s.d 22 Juni '12 (mtm)

June 25th, 2012

6 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

mengalami aksi jual yang tajam. Pasar kembali normal karena pemotongan rating bank-bank

oleh Moody’s sudah diantisipasi dan tidak lebih buruk dari estimasi. Indeks S&P 500 tampak

membukukan peningkatan sebesar 0.7% di akhir perdagangan dini hari tadi. Indeks tersebut

ditutup pada posisi 1335.02 poin. Sementara itu indeks Dow Jones tampak mengalami

peningkatan sebesar 67.21 poin (0.5%) dan berakhir pada posisi 12640.78 poin. Dibandingkan

dengan bursa saham global, bursa saham Indonesia masih mengalami tren pelemahan. Pada

penutupan pekan lalu, IHSG di tutup pada level 3889,532 atau melemah 3,27% (mtm).

Nilai tukar Indonesia, Rupiah, masih mengalami depresiasi sampai dengan akhir pekan lalu.

Rupiah ditutup pada level Rp9494/USD atau depresiasi sebesar 2,02% (mtm). Apabila

dibandingkan dengan nilai tukar dunia lainnya, nilai tukar India mengalami depresiasi yang

cukup tajam yaitu sebesar 3,08% (mtm). Depresiasi ini di dorong oleh jatuh temponya utang LN

korporasi yang sudah mencapai rekor US$5,3 miliar, tingginya tingkat inflasi India, serta adanya

tekanan dari lembaga pemeringkat Fitch dan S&P akan penurunan peringkat utang India di

bawah level layak investasi.

Ekonomi Domestik

Sektor Riil

Pemerintah Alokasikan Rp4 Triliun untuk BPJS

Pemerintah akan mengalokasikan Rp4 triliun untuk modal awal dua Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) dalam rangka perluasan kantor pelayanan. Menurut Dewan Jaminan

Sosial Nasional (DJSN), masing-masing badan penyelenggara akan mendapatkan Rp2 triliun

untuk peningkatan kualitas pelayanan dengan membuka kantor cabang di setiap kabupaten dan

kota.

DJSN juga menjelaskan bahwa dengan berlakunya pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) sejak tanggal 1 Januari 2014 maka setiap warga negara harus mendapat

pelayanan maksimal.

Pada 1 Januari 2014, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan akan

melaksanakan pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara. Warga yang mampu (pekerja

dan profesional) akan membayar iuran sedangkan warga yang miskin dan tak mampu akan

dibayar oleh negara.

June 25th, 2012

7 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Sedangkan, pada tanggal 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan akan mulai beroperasi dan setiap

pekerja yang mempunyai hubungan kerja secara formal berhak mendapat perlindungan dari

risiko kerja. Perlindungan berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari

Tua dan Jaminan Pensiun. Tugas utama BPJS Ketenagakerjaan adalah memastikan semua

pekerja formal menjadi peserta karena saat ini baru sepertiga yang menjadi peserta aktif.

Konsekuensi dari kebijakan ini, BPJS Ketenagakerjaan juga harus memiliki kantor di setiap

kabupaten dan kota. Menurut DJSN, akan banyak lapangan kerja baru karena kedua BPJS

harus memilki kantor di setiap kabupaten dan kota. Di sisi lain akan terjadi kesadaran baru dari

masyarakat untuk menjadi peserta jaminan sosial.

Sementara, nantinya PT Askes akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT

Jamsostek bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Bappenas Klarifikasi Publikasi Indeks Negara Gagal

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memberikan klarifikasi hasil

publikasi Indeks Negara Gagal (FSI) 2012, yang mengkategorikan Indonesia sebenarnya dalam

status moderat. Sebagaimana diberitakan, lembaga The Fund for Peace (FFP) melalui Indeks

Negara Gagal (FSI) 2012 yang dipublikasi di di Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin

(18/6), menempatkan Indonesia di posisi 63 dari 177 negara dengan angka indeks 80,6.

Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, melalui 12 indikator

yang digunakan dalam publikasi FSI 2012 tersebut, Indonesia dikategorikan membaik dalam

enam indikator, empat indikator stagnan, dan mengalami pemburukan dalam dua indikator

lainnya.

Untuk enam indikator yang mengalami peningkatan adalah pelayanan publik, intervensi

eksternal, pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan, kualitas sumber daya manusia

dan pengungsi. Sedangkan, beberaap indikator yang cenderung stagnan diantaranya legitimasi

negara, aparat keamanan, persaingan elite politik, dan tekanan demografi. Sementara, dua

indikator yang memburuk adalah masalah kekerasan kelompok dan hak asasi manusia.

Beberapa hal yang menjadi catatan dalam publikasi FSI 2012 diantaranya keberhasilan

reformasi politik dan rekonsiliasi demokrasi yang menjadikan Indonesia sebagai negara

demokrasi ketiga terbesar di dunia. Meskipun dengan catatan masih lemahnya sektor

pemberdayaan masyarakat, korupsi, perlindungan hukum dan sistem peradilan, serta

kekerasan terhadap kelompok minoritas dan fragmentasi para elite politik.

June 25th, 2012

8 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Dividen Interim BUMN Akan Ditiadakan Pada Tahun 2013

Kementerian BUMN mengharapkan dividen interim pada tahun anggaran 2013 ditiadakan.

Menurut Kementerian BUMN, pada dasarnya semua BUMN akan ditarik dividen kecuali BUMN

yang membukukan rugi pada tahun berjalan, BUMN dengan kondisi tertentu yang dibatasi oleh

regulasi, dan BUMN dengan kebutuhan dana dalam rangka pengembangan usaha. Sementara,

tidak adanya dividen interim ini baik disebabkan karena jumlah dividen yang disetor oleh PT

Freeport lebih kecil dari proyeksi.

Menurut Kementerian BUMN, pada tahun depan, setoran dividen BUMN meningkat menjadi Rp

31,1 triliun dibanding 2012 yang sebesar Rp 30,77 triliun. Setoran dividen 2013 ditargetkan bisa

mencapai Rp 32,6 triliun, bila PT Freeport dapat membagikan dividen kepada pemegang

saham pada tahun depan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan perkembangan terkini

situasi Papua, terdapat kemungkinan Freeport tidak akan bisa memberikan dividen karena

perusahaan berhenti beroperasi.

Target setoran dividen BUMN tahun buku 2012 kepada negara adalah sebesar Rp 32,6 triliun

yang akan berasal dari Pertamina dengan rasio dividen sebesar 40 persen atau sekitar Rp 9,4

triliun. Kemudian, PT PLN Persero sekitar 35 persen atau Rp 4,374 triliun, BUMN Tbk dengan

rasio dividen 0-35 persen atau Rp 12,340 triliun. Selanjutnya, BUMN lain dengan rasio dividen

10-35 persen atau Rp 4,849 triliun dan minoritas (PT Freeport Rp 1,5 triliun, PT Socofindo Rp

80 miliar, dan PT Indosat Tbk sebesar Rp 100 miliar).

Sementara, pada tahun 2012, rasio dividen (pay out ratio/POR) BUMN perbankan diusahakan

sebesar 25 persen dengan mempertimbangkan rasio kecukupan modal (CAR). Sedangkan,

rasio dividen maksimal untuk semua BUMN adalah 40 persen, sehingga dana BUMN bisa

difokuskan untuk investasi terutama di bidang infrastruktur.

June 25th, 2012

9 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

DPR Segera Menyusun UU Penghematan Energi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan pidato tentang gerakan nasional

penghematan energi di Istana Negara, Jakarta pada hari Selasa (29/5/2012) lalu. Namun

sejumlah pihak termasuk DPR menilai Instruksi Presiden tersebut kurang efektif. Karenanya,

sebagaimana diutarakan Komisi XI DPR, DPR akan menyusun Undang-undang tentang

penghematan energi. Tujuannya, tidak lain DPR ingin mendukung gerakan hemat energi yang

dicanangkan Pemerintah dan lebih tegas dari sisi pengaturannya.

Menurut Komisi XI DPR, DPR tengah mencari pola apa yang tepat untuk penghematan energi

yang akan dilakukan. Pun demikian dengan sanksi yang akan dikenai jika tidak dilaksanakan

dan ditepati gerakan ini sendiri. Masalah penghematan energi ini sekarang sedang menjadi isu

hangat di DPR ini untuk membantu Pemerintah dan membantu bangsa ini agar tidak terbebani

dengan BBM bersubsidi dan pembangunan nasional bisa tetap terus berjalan.

Menurut Komisi XI DPR, secara substansi UU mengenai penghematan energi ini akan lebih

mengarah pada penghematan di masing-masing sektor.

BUMN Akan Tagih Pajak Mulai 1 Juli 2012

Direktorat Jenderal Pajak (DJP)-Kementerian Keuangan akan menunjuk seluruh BUMN untuk

menjadi pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM) yang akan dimulai sejak tanggal 1 Juli 2012.

Hal tersebut merupakan implementasi dari peraturan perpajakan yang baru yaitu Peraturan

Menteri Keuangan (PMK) Nomor 85/PMK.03/2012 tentang Penunjukkan BUMN Sebagai

Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Secara substansi, dalam PMK Nomor 85/PMK.03/2012 tersebut diatur tentang tata cara

pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN dan PPnBM yang wajib dilakukan BUMN atas

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan kepada BUMN.

Untuk pemungutan dilakukan pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena

Pajak, penerimaan pembayaran, atau penerimaan pembayaran termin.

Selanjutnya, PPN dan PPnBM yang telah dipungut wajib disetorkan kepada kantor pos atau

bank persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, dan

June 25th, 2012

10 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak di mana BUMN terdaftar paling lama pada akhir bulan

berikutnya, setelah berakhirnya masa pajak.

Menurut DJP, PMK Nomor 85/PMK.03/2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 16A

UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM dan akan diberlakukan terhadap 140

BUMN yang terdaftar pada Kementerian BUMN (data per 11 Juni 2012) dan efektif pada

tanggal 1 Juli 2012.

Gapki Berencana Ajukan Uji Materiil Atas Bea Keluar CPO

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berencana mengajukan judicial

review (uji materil) terkait penetapan Pajak Bea Keluar yang ditetapkan Pemerintah terhadap

ekspor Crued Palm Oil (CPO). Kebijakan Pemerintah tersebut dinilai tidak sesuai dengan

undang-undang.

Menurut Gapki, dalam penetapan Bea Keluar, ada tiga alasan yang bisa dijadikan

pertimbangan oleh Pemerintah, yakni untuk normalisasi harga, mendorong industri, dan

menjaga lingkungan. Namun, saat ini penetapan Bea Keluar CPO cenderung untuk

peningkatan pendapatan negara. Dalam kondisi demikian, Gapki menilai Bea Keluar tidak bisa

memberikan manfaat bagi industri, tapi justru mematikan industri dan menurunkan daya saing.

Gapki menambahkan bahwa sebenarnya tujuan pajak sudah jelas yang salah satunya untuk

meningkatkan daya saing dan meningkatkan perekonomian nasional, bukan justru mematikan

industri akibat naiknya biaya produksi.

Di sisi lain, Gapki juga berpandangan bahwa akibat lahan yang semakin menipis, industri

kelapa sawit Indonesia sulit untuk berekspansi. Akibatnya, ekspansi perkebunan sawit hanya

bisa mencapai 200-250 hektare (ha) per tahun. Kondisi tata ruang yang belum jelas ikut

menjadi faktor penghambat industri kelapa sawit untuk melakukan ekspansi. Meskipun ada

beberapa pulau yang berpotensi, di antaranya pulau Kalimantan dan Sumatera yang akan

menjadi bidikan khusus industri untuk melakukan ekspansi. Selain masalah tata ruang, kondisi

infrastruktur saat ini yang kurang memadai pun menjadi salah satu hambatan bagi industri

kelapa sawit untuk berkembang.

June 25th, 2012

11 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Sektor Finansial

Strategi Perbankan Menghadapi Krisis

Kondisi perekonomian dunia yang tidak kunjung membaik, mendorong perbankan

mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi dampak krisis global. Selain memupuk valuta

asing dan lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke eksportir, bank juga mengetatkan biaya

operasional. Tujuannya, ketika krisis makin parah dan kredit bermasalah atau non performing

loan (NPL) meningkat, bank bisa mengalihkan hasil efisiensi untuk memperbesar biaya

pencadangan. Salah satu penghematan yang dilakukan perbankan adalah dengan menekan

biaya ekspansi jaringan dan memperbanyak ATM serta menambah fitur electronic banking yang

jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya untuk menambah cabang yang rata-rata

mencapai Rp 4-5 Milliar.

Pelaksanaan Aturan Loan To Value

Aturan Loan to value (LTV) telah mulai diberlakukan pada tanggal 15 Juni 2012, tetapi dalam

praktiknya masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh multifinance. Praktik kredit dengan

uang muka murah masih banyak terjadi. Beberapa penjual kendaraan bermotor masih

memberlakukan uang muka kurang dari 20%. Pelanggaran tersebut dilakukan dengan alasan

pemberian diskon uang muka, tetapi berlaku untuk kendaraan tipe tertentu. Namun demikian,

banyak multifinance yang telah taat dan menerapkan aturan LTV tersebut. Selain itu banyak

pula perusahaan multifinance yang mulai menawarkan pembiayaan syariah agar tidak

memberatkan calon konsumen. Beberapa multifinance menjelaskan bahwa minat konsumen

untuk uang muka melalui pembiayaan syariah terbilang tinggi. Dalam sehari paling tidak tiga

calon debitur yang mengambil pembiayaan syariah.

Identitas Tunggal Investor Pasar Modal

Setelah mewajibkan investor membuat Rekening Dana Investor (RDI), Bapepam-LK juga

mewajibkan investor memiliki nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification).

Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK tentang Nomor Tunggal Identitas Pemodal tertanggal 14

Juni 2012 dan akan diberlakukan pada 31 Agustus 2012. Oleh karenanya, tanpa nomor

identitas tunggal, investor dilarang bertransaksi saham mulai tanggal tersebut. Dalam aturan

tersebut pembuatan nomor identitas wajib terlaksana saat pembuatan RDI oleh perusahaan

June 25th, 2012

12 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

efek yang bersangkutan. Pembuatan nomor identitas berlangsung di satu tempat, yaitu PT

Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Selain penting untuk melindungi nasabah, nomor identitas ini juga penting untuk bagi sisi

pengawasan. Dengan nomor tersebut, nasabah dapat mengakses secara langsung

perkembangan rekening efek, sehingga bisa memonitor mutasi, saldo efek, hingga dana yang

tersimpan. Selain itu aturan ini juga mencegah praktik goreng-menggoreng saham oleh

nasabah, mencegah transaksi-transaksi mencurigakan, serta menciptakan transparansi

pemilikan saham dan perdagangannya.

Iklan Asuransi Gratis akan Ditertibkan

Saat ini, banyak perusahaan asuransi yang beriklan dengan memberikan asuransi gratis

melalui pembelian produk tertentu seperti produk tabungan di beberapa bank, penjualan

kendaraan bermotor, properti, hingga produk investasi seperti reksadana, yang menjanjikan

asuransi kesehatan hingga jiwa secara gratis ke para nasabah yang membeli. Namun, menurut

otoritas, iklan tersebut menyalahi definisi asuransi dalam undang-undang perasuransian

sehingga akan ditertibkan.

Untuk melindungi masyarakat, Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah mengkaji aturan terkait iklan asuransi gratis

tersebut. Karena tidak ada asuransi dengan dalil premi gratis. Sesuai undang-undang, asuransi

merupakan perjanjian kedua pihak dimana pihak pertama membayar premi, dan pihak lain

menjanjikan santunan apabila terjadi peristiwa tertentu. Artinya, ada kesepakatan pembayaran

antara kedua belah pihak.

Bapepam-LK akan menertibkan iklan-iklan tersebut agar tidak menimbulkan salah persepsi di

masyarakat. Bapepam-LK juga menginginkan agar asuransi dipahami bukan sebagai produk

mahal, tapi tidak juga sebagai sesuatu yang gratis. Sementara itu Asosiasi Asuransi Umum

Indonesia (AAUI), sepakat dan mendukung upaya regulator untuk mengarahkan perusahaan

asuransi, sehingga masyarakat tidak salah persepsi tentang suatu produk asuransi.

June 25th, 2012

13 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Dampak Krisis Ke Sektor Perbankan Tidak Signifikan

Meski penyelesaian krisis di Eropa masih belum jelas, tetapi bisnis bank di Tanah Air tetap

berkembang pesat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga pekan kedua Juni 2012,

kredit perbankan tumbuh 28% year on year (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika

dibandingkan rencana bisnis bank (RBB) tahun 2012 yang sebesar 24%.

Sebagai catatan, pada bulan April 2012, kredit sudah tumbuh 25,7% (yoy) menjadi Rp 2.334,21

triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi yang mencapai Rp 475,75 triliun atau

tumbuh 28,8%, sedangkan untuk kredit modal kerja dan kredit konsumsi tumbuh masing-

masing sebesar 27,7% dan 20,5%.

Menurut seorang pengamat perbankan, tingginya pertumbuhan kredit perbankan karena

adanya pengalihan permintaan ke domestik karena ekspor Indonesia sedang lesu seiring

pelemahan permintaan barang dari luar negeri. Namun, bila dalam tiga bulan ke depan

pertumbuhan masih tinggi, BI seharusnya meningkatkan pengawasan pada penyaluran kredit.

Sebab, saat ini rasio intermediasi (LDR) sudah 81% yang berpotensi menyebabkan likuiditas

semakin berkurang.

Terkait dengan dampak krisis Eropa, Bank Indonesia berpendapat bahwa Perbankan Indonesia

masih relatif aman karena pondasinya kuat dan eksposur ke negara pusat krisis sangat kecil.

Total eksposur perbankan nasional ke Eropa hanya Rp 150 triliun dari Rp 3.000 triliun aset

perbankan.

Perkembangan Harga Komoditas di Pasar Domestik

Untuk perkembangan harga komoditas di pasar domestik, tercatat pada periode 25-27 Juni

2012 ada beberapa komoditas yang harganya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

periode 18-22 Juni 2012. Untuk Cabe Merah Keriting misalnya, dalam periode 25-27 Juni 2012

harganya berkisar Rp27.260 per kg atau turun 2,65 persen dibandingkan periode 18-22 Juni

2012 yang berkisar Rp28.003 per kg. Sedangkan, untuk Cabe Merah Biasa, dalam periode 25-

27 Juni 2012 harganya berkisar Rp26.785 per kg atau turun 4,56 persen dibandingkan periode

18-22 Juni 2012 yang berkisar Rp28.064 per kg. Dalam periode yang sama, Bawang Merah

juga mengalami penurunan 3.53 persen.

Sebaliknya, Gula Pasir justru mengalami kenaikan 2.28 persen menjadi Rp12.936 per kg jika

dibandingkan harganya dalam periode 18-22 Juni 2012 yang berkisar Rp12.648.

June 25th, 2012

14 | P a g e

Ministry of Finance, Fiscal Policy Office Center for Macroeconomic Policy

Sementara itu, untuk komoditas lainnya seperti Beras, Minyak Goreng Curah, Telur Ayam Ras,

Tepung Terigu, dan Daging Sapi bergerak dalam kisaran yang tipis dalam dua periode waktu

tersebut sebagaimana bisa dilihat dalam tabel di bawah.