Post on 18-Jan-2017
INDONESIAN CINEMA CENTER Aulia Ratna Delima
20304009
ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat, yaitu Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat. Oleh karena itu dibutuhkan Bangunan sebagai Pusat Perfilman agar film Indonesia tetap berjaya.
Kata Kunci : Cinema Center, Pusat Perfilman, Indonesia
PENDAHULUAN
ANALISA SITE Perfilman Indonesia memiliki
sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang ber judu l Pasi r Berbis ik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahu n.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film Indonesia sebagai sebuah pi l ihan d i samping f i lm -f i lm Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah menuju ke sana telah terlihat. JL. H.R RASUNA SAID, KUNINGAN
Kondisi Site
- Kondisi fisik lahan adalah lahan kosong
- Daya dukung lahan barupa tanah sedikit berkontur
- Jenis penggunaan lahan adalah sebagai kantor dan pendidikan
- Fungsi sebagai pusat niaga (perkantoran, pelayanan dan jasa)
- Orientasi terhadap lingkungan jalan terletak dijalan konektor primer
- Estetika lingkungan sangat mendukung, secara estetis lingkungan sekitar berupa bangunan tinggi dengan karakter estetis arsitektu ral yang beragam. Keadaan l ingkungan sangat bersih.
Eksisting Site
view
Vegetasi
KESIMPULAN
Makro Pada dasarnya alternative pilihan site memiliki beberapa aspek yang sama ditinjau dari fisik, ketentuan peraturan dan persyaratan ber laku, namun terdapat perbedaan yang dapa t mempengaruhi kegiatan suatu pusat pelayanan jasa dan budaya, ditinjau l e b i h m e n d a l a m l a g i d a l a m
p e ng em ba ng a n k eg i a t an p us a t pelayanan jasa dan budaya. Lokasi site yang sesuai adalah site alternatif 2 yang terletak di Jalan HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.
Mikro Dengan melihat potensi dan kendala lahan yang terdapat di Jl. HR. Rasuna Said ini, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
Karena arus lalu l intas pada site termasuk tinggi pada waktu – waktu tertentu, maka perlu diperhatikan pola sirkulasi didalam dan diluar site agar tidak menimbulkan kemacetan.
Perlu adanya upaya menyikapi kondisi lingkungan yang merupakan perkantoran yang mempunyai fasade bangunan yang beraneka ragam, karena letaknya yang merupakan daerah dengan perkembangan yang relative cepat.
Karena di depan site berbatasan dengn kali/sungai maka diperlukan pemeliharaan sungai agar dapat menjadi nilai tambah bangunan.
Meng op t ima l i sas i jaringan infrastruktur yang sudah cukup memadai.
TEMA
THE PROJECTION OF SELLUL OID
Tema yang dipakai dalam merevitalisasi area Sirkuit Sentul ini adalah The Projection of Celluloid. Pengertian tema ini adalah :
1. Projection merupakan untuk menggambarkan suatu pemantulan gambar dengan cahaya. Proyeksi adalah suatu pandangan yang diangankan akan digambar atau diproyeksikan ke suatu bidang yang dikenal sebagai bidang proyeksi.
2. Celluloid merupakan Film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografifilm ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
PENGERTIAN TEMA GABUNGAN
PROJECTION OF CELLULOID
Projection dan Celluloid memiliki arti yang saling berhubungan dalam istilah perfilman. Proyeksi atau pantulan yang didapat dari suatu sumber cahaya dan dipantulkan terhadap bidang datar atau disebut bidang proyeksi. Proyeksi ini dapat terjadi apabila ada media selluloid yang merupakan rangkaian negative akan memantulkan gambar terhadap suatu bidang, dari gambar kecil menjadi gambar besar. Dan rangkaian-rangkaian bentuk tersebut akan diproyeksikan terhadap suatu
bidang dengan sumber cahaya seperti lampu atau cahaya matahari sehingga menghasilkan suatu pantulan bentuk yang memiliki nilai estetika yang baik. Arti ini merupakan komposisi 2 (dua) unsur kata yang mampu mengakomodir semua pengertian mengenai dunia perfilman, filosofi tema maupun dunia arsitektur yang dapat dijadikan acuan konsep utama di dalam perancangan baik facade, interior, maupun studi massa bangunan yang merupakan suatu kesatuan tema utama bagi perancangan konsep Indonesian Cinema Center
KONSEP PERANCANGAN
Konsep dasar bangunan ini lebih
mengacu pada fungsi utama bangunan ini, yaitu Indonesian Cinema Center (Pusat Perfilman Indonesia). Selain itu, tema juga memberikan peranan yang sangat penting dalam pembentukan konsep dasar dalam perancangan tersebut, yang kal i in i mengangkat tema tentang ”The Projection of Selluloid”.
Mengingat fungsi bangunan adalah sebagai Pusat F i lm Indonesia yang merupakan wadah untuk menampung serta menya lu rk an m ina t dan k ec in taan masyarakat akan dunia perfilman yang bersifat edukatif, rekreatif, kreatif dan komunikatif serta dapat menampung apresiasi masyarakat pecinta dunia Film, maka perlu rancangan bangunan yang menerapkan unsur teknologi yang modern dengan tampilan bentuk bangunan yang dinamis pula. Serta unsur-unsur bahan mater ia l yang r ingan, kuat , namun mempunyai t ingkat f leksibi l i tas atau bentangan yang tinggi. Seperti zincalume, alucopan, AAC (aerated autoclaved concrete).
Projection dan Celluloid memiliki arti yang saling berhubungan dalam istilah perfilman. Maka untuk konsep bangunan Indonesian Cinema Center mengambil istilah ”The Projection” atau proyeksi. Proyeksi berfungsi dalam film sebagai memperbesar suatu objek atau gambar, dari gambar kecil yang terdapat pada selluloid menjadi gambar besar yang akan terpantul pada layar atau screen. Sifat dasar ini lah yang akan menjadi dasar konsep bangunan Indonesian Cinema Center.
A. RENCANA TAPAK
PEMINTAKAN
TATA LETAK
Posisi tata letak bangunan didasarkan pada arah orientasi bangunan sekitar. Dengan adanya Landmark pada lingkungan sekitar yang menjadikan suatu arah orintasi yang kuat. Orientasi bangunan Indonesian Cinema Center menghadap ke arah Jl. H.R Rasuna Said, Jl. Sultan Agung dan berorientasi pada titik pertemuan antara kedua jalan tersebut, dan disertai dengan adanya Set iabudi Bui ld ing , Menara Imperium, dan STIE Perbanas sebagai magnet kawasan di Kuningan.
Studi banding Tema
lokal Indonesian
Cinema Center
Studi banding Dunia
Analogi
proyeksi
Ruang
Massa Bangunan Interpretasi
Konsep Perancangan
Arsitektur
Perfilman
The Projection of Selluloid
Disain
Aplikasi Analogi
• SIRKULASI / PENCAPAIAN • SKEMA MAKRO BANGUNAN
VEGETASI & KEBISINGAN
ORIENTASI BANGUNAN
B. PENGAPLIKASIAN TEMA TERHADAP BANGUNAN
D. BAHAN DAN MATERIAL
Penggunaan bahan baja, beton serta kaca merupakan kombinasi atau perpaduan yang cocok untuk membentuk citra yang diharapkan sesuai dengan tema ”The Projection of Selluloid” dan juga mendukung fungsi bangunan sebagai pusat perfilman indonesia. Penggunaan AAC (Hebel) sebagai dinding juga diharapkan dapat menunjang seluruh kegiatan dengan lebih baik. Mengingat AAC memil ik i kemampuan untuk meredam suara yang lebih baik dibanding batu bata. Dengan adanya komb inas i bahan te rsebut diharapkan dapat memberikan ketahanan serta kekokohan bagi bangunan ini.
C. STRUKTUR DAN KONTRUKSI
Bangunan Indonesian Cinema Center ini menggunakan sistem struktur yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang tertentu. Faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Fungsi Fungsi bangunan Cinema Center ini
bersifat informatif, edukatif, dan rekreatif. Faktor pendukung dalam pemi l ihan strukturnya yaitu :
Memenuhi persyaratan fleksibilitas untuk fungsi bangunan serta ruangan untuk menampung kegiatan edukatif, ruang theater, ruang pertunjukan, ruang pengelola dan fungsi ruang yang lainnya.
Memberi ketahanan serta kemantapan pola ruang. Memberikan image tertentu bagi Indonesian Cinema Center ini.
b. Faktor ikl im Bahan yang digunakan pada struktur
haruslah memenuhi ketahanan terhadap kondisi cuaca yang mungkin dapat merusak penampilan bangunan.
c. Sistem pada bangunan
Faktor fleksibilitas untuk mendukung segala macam aktivitas yang berlangsung
Menggunakan modul dasar struktural yang sudah diperhitungkan optimasi penggunaannya.
E. GUBAHAN MASSA
HASIL RANCANGAN
Gambar 1.23 Jembatan penghubung jalan utama dengan
site.
Gambar 1.28 Perspektif Human view.
Gambar 1.29 Lobby.
Gambar 1.30 Food Court
Gambar 1.31 Editing Room
Gambar 1.32 Class Room
Gambar 1.24 Pedestrian .
Gambar 1.25 Plaza dan Pedestrian.
Gambar 1.26 Plaza.
Gambar 1.27 Perspektif bird view
Cambar 1.34 Velvet Theater
Cambar 1.33 Library.
Cambar 1.35 regular Theater.
DAFTAR PUSTAKA
Heru Efenfendy, 2002, “Mari Membuat
Film, Panduan Menjadi Produser ”,
Yogyakarta: Panduan
Edward, Allen. Iano, Joseph. 2004
“Fudanmentals Of Building Construction 4th
ed. John Miley & Sons. Inc. New Jersey.
Askurifai Baksin, 2003, “Membuat Film
Indie itu Gampang, Bandung”: Katarsis.
“Asosiasi Profesor Film dan Televisi ”, Universitas New York
Haug P. Manogian : “The Filmmaker’s Art”, New York London, hal 30
^ Ingrid Carlbom, Joseph Paciorek (Dec.
1978), Planar Geometric Projections and
Viewing Transformations, vol. v.10 n. 4,
ACM Computing Surveys (CSUR), pp.
p.465-502, DOI 10.1145/356744.356750
Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72
http/:www.Cinematografi tutorial making skenario.com
http:/dkijakarta.go.id http:/www.kamusbesarbahasaindonesiaonlin e.com http/:www.pusat perfilman usmar ismail.com
http/:www.blitz megaplex.com
http/:www.badan sensor fim Indonesia.com
http/:www.busan cinema center.com
http/:www.ufa cinema center.com
http/:www.artspace.com
http:/www.danielibeskind.com
http:/www.wikipedia.com/celluloid.html http:/www.wikipedia.com/bahsa Indonesia/sinema.html
http:/www.wikipedia.com/projection.html
http:/www.kamus computer/definisi
cinema.html
http:/www.google/electronics.howstuffwork
s.com/projection-tv.htm
http:/www.letsgodigital.org/images/artikelen
/740.html
http:/www.ozone3d.net/tutorials/glsl_texturi
ng_p08.php
http:/www.google/blog.ekoriduwan.com/ant
ara-mfi-versus-lsf.html
http:/www.visualparadox.com/wallpapers/ce
lluloid800.htm
http:/www.jiffest.com
http:/www.google/masyarakatfilmindonesia.
wordpress.com
http:/www.google/cyberwayang.multiply.co
m/journal
http:/www.google/filmplus.org/thr/space.ht
ml
http:/www.vision layar lebar.com
http:/www.cpluv.com/www/feeditem/3 184/
http:/www.geocities.com/. . ./kelompok3/BA
B5.htm
http:/www.google/davidandjacob.com/art/20
02/
http:/www.pbase.com/mtphotography/image
/67289677
http:/www.detiknews.com
http:/www.jonestheatres.com/cinema-centre-
8/
http:/www.film teks dan penonton.com