Post on 18-Dec-2014
description
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI SERTA KEAMANAN INDUSTRI
"HIGIENE LINGKUNGAN“
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
OLEH :
KELOMPOK 3
Wahyu Budianto (05071007012)
Franky Arjuna (05071007017)
Josep Sitorus (05071007030)
Meilisda Pasaribu (05071007024)
Risma Nurul Arifa (05071007040)
Meri Puspita (05071007041)
Zilena (05071007044)
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mie instant merupakan makanan yang sangat digemari oleh semua
masyarakat karena rasanya enak,murah dan praktis penyajianya. Pada saat ini banyak
sekali perusahaan yang memproduksi mie instant dengan berbagai merek dan rasa
yang berbeda, dikarenakan banyaknya perusahaan mie instant sehingga persaingan
perusahan untuk menguasai pasar.
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan perusahaan yang
menghasilkan jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini mengekspor bahan
makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa (Anonim, 2009).
PT. Indofood Sukses Makmur merupakan salah satu pabrik mie instant yang
ada di Indonesia, karena untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan mie instant
maka di Sumetera bagian Selatan mengadakan survei untuk menentukan daerah yang
paling baik, dari segi transportasi dan konsumen. PT Indofood Sukses Makmur
memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan salah satunya di kota
Palembang. Adapun beberapa alasan didirikannya cabang pabrik di kota Palembang,
karena :
1. Dengan berdirinya industri aaru, dapat mengurangi angka pengganguran dan
merupakan sarana lapangan kerja.
2. Palembang merupakan daerah pemasaran mie instan yang paling mudah
dibandingkan dengan daerah lain seperi Lampung dan Bengkulu.
3. Memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat di Wilayah Sumatera
Selatan.
4. Untuk mengurangi kemungkinan rusaknya produk apabila jarak yang ditempuh
untuk pemasaran cukup jauh.
5. Dilihat dari segi transportasi, kota Palembang cukup strategis, mudah dijangkau
oleh transportasi laut dan transportasi darat.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Palembang terletak di Talang Kalapa
Palembang propinsi Sumatera Selatan. Desa Talang kelapa dipilih karena sesuai
dengan peraturan pemerintah daerah ini sebagai lokasi industri. Di sekitar pabrik
terdapaat bangunan-bangunan seperti kantor-kantor, poliklinik, koperasi, mushollah,
tempat pengolahan limbah, bengkel, ruang set generator, laboratorium dan lain
sebagainya.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, berdiri sejak tahun 1990 dan bergerak di
bidang industri makanan. Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam
meningkatkan modal maka perusahaan memilih obligasi sebagai sumber dana (Jaya,
2007).
Saat ini banyak sekali perusahaan yang memproduksi mie instant dengan
berbagai merek dan rasa yang berbeda, dikarenakan banyaknya perusahaan mie
instant sehingga persaingan perusahan untuk menguasai pasar. Maka setiap
perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk dapat memasarkan produk yang
dihasilkannya.
Strategi yang dipakai oleh PT Indofood Sukses Makmur adalah mie instant
yang telah dikemas dimasukkan ke dalam gudang, mie tersebut dipasarkan ke 26
propinsi melalui transportasi darat dengan menggunakan truk, selain itu dipasarkan
di kota Palembang melalui pemasaran, selain itu juga di ekspor ke luar negri seperi
ke negara Nigeria dan Arab Saudi yang dikirim melalui peti-peti kemas dan
menggunaakan kapal laut, sehingga pemasaran mie instant cukup luas.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makamur ini seperti
tepung terigu yang diperoleh dari PT. Bogasari, minyak goreng dari PT. Bimoli dan
air bersih dari PAM merupakan bahan pokok pembuatan mie instant.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang proses pembuatan mie instant,
kebersihan lingkungan baik dalam maupun diluar pabrik, serta titik kritis yang
terdapat pada proses pengolahan tersebut.
C. Pelaksanaan
Adapun waktu diadakannya kunjungan ini adalah pada tanggal 6 Mei 2009, di
pabrik PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Jalan HBR. Motik KM 8 POBOX 1239
Palembang-Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Berdirinya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Industri Mie Instant di Indonesia diawali dengan berdirinya PT Lima Sankyu
pada bulan April 1968, pada tahun 1977 perusahaan ini berganti nama menjadi PT
Lima Satu Sankyu Indonesia yang kemmudian berubah lagi menjadi PT Supermie
Indonesia, sesuai merek mie instant andalan yaitu Supermie. Pada tahun 1970, pasar
mie instant diramaikan lagi dengan berdirinya PT Sanmaru Food Manufacturing,
salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group yang memproduksi mie instant
indomie, kemudian disusul dengan berdirinya PT Sarimi Asli Jaya (Salim Group)
tahun 1982 di Tangerang yang memproduksimie instant Sarimi.
Sejak itu perkambangan pasar mie instant mulai ditandai dengan persaingan
antar group yang ketat, terutama setelah Indofood (Salim Group) bergabung dengan
JangkarJati Goup (1984) dengan membentuk PT Indofood Interna Corporation.
Tahun 1986, PT Indofood Interna Corporatin melalui anak perusahaannya PT
Lambang Insan Makmur mengambul alih PT Supermie Indonesia. Dan tahun 1992
Salim Group mengambil alih seluruh saham Jangkar Jati Group. Dan puncaknya
adalah ketika Indofood mencabut produknya dari jaringan distributor PT Wicaksana
Overseas dan dialihkan ke Indomarco (Pebapan), sejak saat itulah dominasi Indofood
dengan mie instan dengan merek Indomie, Supermie dan Sarimie mulai menguasai
pasar domestik.
Pada tanggal 5 Februari 1994 Indofood merubah nama menjadi PT Indofood
Sukses Makmur, dimana perusahaan ini sendiri awalnya bernama PT Panganjaya
Intikusuma yang didirikan tanggal 14 Agustus 1990. Pendiri dan pemegang saham
semula adalah Mr. Soetojo Koerniawa dan Mr.Herryjanto Setiadi. Pada bulan Juni
1992, sebesar 51% saham perusahaan ini diambil alih oleh PT Indocement Tunggal
Prakarsa (Anonim, 2005).
Pada tahun 1981-1982 didirikanlah pabrik Mie Instant yang diberi nama Pt.
Djangkar Jati yang memiliki luas area 30.000 M2 atau 3 Ha. Pada masa berdirinya
PT. Djangkar Jati masih dalam tahap-tahap pembangunan gedung, pelaksanaan uji
coba dan masih perorangan. Pada tahun 1982 PT. Djangkar Jati mengalami
perubahan nama menjadi Sanmaru Food mfg.co & ltd yang pada saat itu masih
memproduksi mie instant jenis indomie. Untuk memenuhi permintaan pasar karena
kebutuhan mie instant semakin meningkat, maka pada tahun 1987 pabrik tersebut
menambah mesin tiga line, sehingga dua line untuk produk mie instant dan satu line
untuk produk bihun, karena pruduk mie instant ini digemari oleh banyak orang
sehingga produk yang dihasilkan kurang menekan kebutuhan konsumen. Maka pada
tahun 1991 mesin ditambah lagi menjadi satu line sehingga menjadi empat line untuk
mie instant. Pada tahun 1992 mesin ditambah 2 line sehingga jumlah mesin yang
terpasang dari empat line menjadi enam line untuk mie instant dan satu line untuk
bihun, karena pada saat itu bihun kurang digemari oleh konsumen, maka pada tahun
1993 bihun tidak diproduksi lagi. Dari jumlah enam mesin, setiap mesin memiliki
jumlah kapasitas. Mesin Fuji 450 dapat memproduksi mie dengdn kapasitas
sebanyak 390 Dus/jam. Mesin Fuji 500 kapaists produksinya 450 dus/jam,
sedangkan mesin Fuji 400 memiliki kaopasitas produksi 390 Dus/jam sama dengan
kapasitas yang dimiliki mesin fuji 450. Pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari
PT. Sannara Food Mfg.co Hd. Pada tahun 1995 mesin ditambah menjadi dua line
dan pada tahun 2002 mesin untuk memproduksi mie instant ditambah satu line
sehingga jumlah mesin keseluruhan menjadi sembilan line dan mesin tersebut hanya
memproduksi mie instant (Anonim, 2005).
Indomie adalah merek mi instan terpopuler di Indonesia, diproduksi oleh PT.
Indofood Sukses Makmur. Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri,
antara lain Amerika Serikat, Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di
Indonesia, sebutan "Indomie" juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan.
Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak
jarang orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok.
Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan
seperti Indomie, tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Konsumsi
Indomie secara terus menerus tidak dianjurkan. Indomie mengandung pewarna
tartazine yang tidak baik dikonsumsi untuk jangka panjang (Anonim, 2009).
Sarimi adalah merek mi instan terpopuler kedua di Indonesia, diproduksi oleh
PT. Indofood Sukses Makmur. Di Indonesia, sebutan "Sarimi" juga umum dijadikan
istilah generik yang merujuk kepada mi instan (Anonim, 2009).
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Palembang terletak di Talang Kalapa
Palembang propinsi Sumatera Selatan. Desa Talang kelapa dipilih karena sesuai
dengan peraturan pemerintah daerah ini sebagai lokaasi industri, luas area yang
dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur adalah 30.00. dengan PT. Interbis disebelah
barat, sedang disebelah timur, utara dan selatan berbatasan dengan rumah penduduk
yang dilokasi ini digunakan sebagai kantor, pabrik dan gudang.
B. Proses Pembuatan Mie Instant
Bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah :
- tepung terigu
- air bersih
- garam alkali
Proses pembuatan mie instant menggunakan proses continues yang pada
dasarnya proses ini sangat sederhana, yaitu pencampuran bahan pokok dengan bahan
penunjang. Dalam proses pembuatan mie instant, bahan pokoknya adalah tepung
terigu dan minyak kelapa sedangkan bahan penunjangnya adalah garam mineral.
Sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, terlebih dahulu dicek atau oleh Quality
Control kemudian siap digunakan apabila bahan tersebut telah mencukupi standar.
Tepung terigu dimasukkan kedalam mixer dengan menggunakan screw
conveyor. Di dalam mixer, tepung terigu ditambahkan dengan larutan mineral atau
larutan alkali. Di dalam mixer tepung terigu dan larutan alkali diaduk sampai merata
(homogen) dalam waktu + 15 menit dengan temperatur 300-320 C.
Setelah proses pengadukan selesai, adonan diturunkan dengan menekan
tombol “ON” untuk memuka penutupnya dan ditampung ke dalam feeder. Kemudian
adonan turun secara perlahan-lahan ke alat roll press ganda (double Roll Press)
sehingga adonan yang keluar sudah berbentuk lembaran-lembaran, diperlukan
lembaran yang sempurna dengan ketentuan + 1,15 mm. Lembaran-lembaran ini
diteruskan ke alat sliter. Alat ini masih berbentuk roll hanya saja permukaanya sudah
menjadi mata pisau yang tajam sehingga secara otomatis lembaran mie terpotong
menjadi bergelombang .Setelah untain bergelombang terbentuk lalu dimasukkan ke
dalam waving conveyor yang berguna sebagai sarana distribusi dari sliter menuju
kesteam box. Setelah untaian mie bergelombang diteruskan ke proses pengukusan
dengan menggunakan alat steam Box yang mempunyai suhu 1000 C tekanan input
0.4Kg/cm dan tekanan outputnya 0.5 Kg/cm dengan tujuan pengukusan mie,
kemudian mie yang sudah masak di pengukusan diteruskan ke proses pemotongan
dengan menggunakan alat cutting folding. Mie yang telah dipotong dan dilipat,
diterusakan ke proses penggorengan dengan menggunakan alat frier dengan
menggunakan minyak sawit (Bimoli).
Setelah selesai proses penggorengan diteruskan ke alat pendingin (Cooling
Box). pendinginan menggunakan fan untuk menghembusan udara segar ke mie.
Keluar dari pendinginan dilakukan penimbangan dengan tujuan untuk mengetahui
kelebihan berat (over weight) atau kekurangan berat (low weight) dari mie trsebut.
Setelah proses penimbangan, mie tersebut diteruskan ke bagian packing dan
di bagian ini dilakukan pemberian bumbu sesuai dengan produk yang dibuat lalu
masuk ke pembungkusan lalu diteruskan ke pengepakan.
Dari setiap proses yang dilakukan dalam tahap proses pembuatan mie instan
memiliki tujuan masing-masing agar mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu :
a. Stasiun Kerja Mixing
Tujuan dari prosesnya adalah untuk mebentuk adonan yang cukup air dan
mempunyai struktur yang dapat membentuk lempas adonan yang baik pada
proses nantinya. Adonan yang baik adalah adonan yang homogen artinya seluruh
larutan bercmpur merata dengan partikel tepung atau roti terigu.
b. Stasiun Kerja Roll Press
Tujuan prosesnya adalah untuk membentuk adonan menjadi lembaran-lembaran
yang telah ketebalanya telah ditentukan.
c. Stasiun Kerja Steaming
Tujuan untuk memasak mie mentah menjadi mie masak dengan sifat fisik yang
solid, dalam proses steaming ini akan terjadi proses galtrenisesi pati dengan
kogulasi gluta (zat protein pada tepung) yang menyebabkan gelombang mie
bersifat solid atau tetap selain itu selain itu dengan gelatinisasi yang sempurna
maka akan diperoleh struktur mie yang baik yakni lembut, lunak dan elastik.
d. Statsiun Kerja Penggorengan (frying)
Agar dapat mengurangi kadar air yang terdapat pada mie setelah dimasak pada
steam box serta daya simpan pada mie dapat bertahan lama tanpa menggunakan
pengawet.
e. Stasiun Kerja Pendinginan (cooling)
Bertujuan untuk mendinginkan mie yang keluar dari proses penggorengan hingga
diperoleh suhu yang mendekati suhu kamar sebelum dikemas.
f. Stasiun Kerja Packing
Untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak
sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai pada konsumen.
C. Proses Pengolahan Limbah
Proses Kimia Fisika
a. Fat Traff
Terdiri dari 3 bak yang berfungsi untuk memisahkan minyak atau lemak dengan
limbah cair. Lemak atau minyak yang terapung di permukaan langsung dapat
dipisahakan.sedangkan cairan yang berada di bawah dialirkan ke bak equalisasi.
b. Bak Equalisasi
Bak equalisasi berguna untuk menyetarakan temperatur COD, BOD, pH, dan
kadar padatan air limbah dari pabrik.
c. Tangki koagulasi
Merupakan tangki berpengaduk dengan putaran cepat tempat dilangsungkannya
proses koagulasi. Pada tangki ini air limbah dari bak equalisasi dicampur dengan
koagulan aluminium sulfat dan air kapur.
d. Tangki Flokulasi
Tangki flokulasi adalah dua buah tangki seri dimana air limbah yang telah
mengalami koagulasi mendapatkan perlakuan koagulasi.
e. Bak sedimentasi lamella
Bak lamella adalah sebuah bak yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran
yang terbentuk dan menghasilkan air jernih yang akan keluar sebagai air luapan
dari bagian atas bak lamella. Bak lamella ini dilengkapi dengan lempengan
pengendap yang dipasang dengan kemiringan 600 untuk memungkinkan
terjadinya pemisahan yang cepat antara air bening dengan flok-flok yang
terbentuk.
Proses Biologi
a. Bak Aerasi
Didalam bak aerasi terdapat lumpur aktif yang terdapat milyaran mikro
organisme yang menggunakan bahan organik (BOD) yang terlarut dalam air
limbah sebagai makananya.
b. Bak sedimentasi mikroba
Bak sedimentasi mikroba merupakan bak yang berfungsi untuk mengendapkan
padatan mikroorganisme. Sedangkan padatan yang berupa mikroorganime yang
berkumpul pada dasar dihisap oleh sebuah pompa yang berfungsi untuk
mengembalikan sebagian dari mikroorganisme tersebut ke dalam bak aerasi.
c. Filtrasi
Di dalam filtrasi terdapat kaporit yang berfungsi untuk menjernihkan air sebelum
dibuang ke sungai.
d. Clear Well
Clear well digunakan untuk menampung air dari penyaringan (filtrasi) yang COD
dan BOD nya telah memenuhi baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah
kemudian dapat dibuang ke saluran umum.
e. Bak Ikan
Bak ini berguna mengetahui apakah air itu telah layak dibuang ke saluran umum
untuk menjadi salah satu indikator biologis.
f. Filter Press
Filter press berfungsi untuk memisahkan floc-floc dengan air dengan tekanan
kurang lebih 7,5 bar. Flok-flok yang telah terpisah dari air itu tertinggal di kain
filter sedangkan airnya turun ke bawah melalui sebuah saluran untuk diproses
ulang.
Berikut Skema Proses Pengolahan Limbah pada PT Indofood Sukses Makmur
Fisika
Kimia
Biologi
PUPUK
D. Kebersihan Lingkungan Pabrik
Dalam suatu pabrik besar yang memproduksi pangan, yang sangat penting
diperhatikan adalah bagian lingkungan sekitarnya. Karena dari lingkungan sudah
dapat dinilai apakah proses pengolahan dalam pabrik tersebut dapat dikatakan aman
atau tidak. Maka diperlukannya evaluasi lingkungan kerja.
Evaluasi lingkungan kerja ditujukan kepada faktor-faktor fisik, kimia dan
lain-lain. Faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan. Faktor
kimia meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lain-lainnya.
FAT TIRAP
AQUALISASI
FLOKULASI / KOAGULASI
AERASI
SEDIMENTASI
CLEAR WELL
SLUDGE
Semua faktor-faktor ini harus dievaluasi dalam higiene perusahaan. Seperti
yang kita tahu sebelumnya, sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja.
Jadi, evaluasi lingkungan kerja sangat diperlukan dalam rangka melindungi pekerja
dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaannya.
Menurut Novita (2008), berikut ada beberapa faktor fisik yang dapat menjadi
evaluasi lingkungan kerja, yaitu :
1. Kegaduhan (suara)
Kegaduhan dalam perusahaan pada umumnya disebabkan oleh suara-suara yang
dihasilkan oleh proses produksinya sendiri,terutama mesin dan perkakas kerja.
Secara umum,manusia dapat mendengarkan bunyi dengan frekuensi antara 16-
20000 Hz. Intensitas bunyi dinyatakan dalam dB (decibel). Intensitas yang
melebihi 80 dB sangat membahayakan manusia. Ahli higiene perusahaan
biasanya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter, Mikrofon, dan
Sound Analyzer. Sedangkan dokter menilai efek kegaduhan pada pekerja dengan
menggunakan Audiometer.
2. Radiasi
Radiasi gelombang-gelombang elektromagnetik dan sinar-sinar radioaktif dapat
diukur dengan memakai alat-alat khusus. Hal ini hanya dibahas pada Higiene
Radiasi (Radiation Hygiene).
3. Suhu
Suhu dapat diukur dengan termometer. Temperatur yang penting untuk pekerja
adalah suhu efektif, yaitu indeks suhu empiris untuk derajat panas yang dirasakan
terhadap kombinasi yang berbeda dari suhu, kelembaban, dan gerakan udara.
Dengan mengetahui suhu efektif dapat ditentukan daerah kenikmatan suhu
(comfort zone), yang dibeberapa negara dinyatakan sebesar 19-24 derajat celcius.
Dalam suhu tinggi sekalipun sebenarnya pekerja masih bisa bekerja, hanya saja
perlu diperhatikan lama terpaparnya.
4. Tekanan
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah Barometer. Tekanan udara
dalam saluran-saluran ventilasi diukur dengan pipa pitot. Tekanan dinyatakan
dalam besaran milimeter Hg atau dynes.
5. Penerangan
Penerangan diukur dengan luksmeter dan dinyatakan dalam luks. Pekerja dengan
ketelitian tinggi sedikitnya memerlukan penerangan sebesar 1000 luks. Pada
pekerjaan yang memerlukan perbedaan untuk waktu yang pendek dan kontras
yang sedang harus mendapatkan penerangan minimal 300 luks. Pekerjaan yang
tidak membutuhkan perbedaan yang besar harus mendapatkan penerangan
minimal 100 luks. Dan untuk pekerjaan yang tidak memerlukan penglihatan yang
kritis mendapatkan penerangan minimal 50 luks. Selain intensitas
penerangan,juga harus diperhatikan kesilauan dan kedipan serta perbedaan
penerangan antara objek kerja dan sekitarnya. Karena luksmeter sangat terbatas
jumlahnya,indera secara subyektif dapat dipakai sebagai alat pengukur. Dalam
hal dipakai penerangan untuk tempat atau ruang kerja dengan sinar
matahari ,harus selalu bersih dan luas seluruhnya tidak boleh kurang dari 1/6 luas
lantai. Apabila jendela hanya satu-satunya jalan cahaya matahari, maka tinggi
antara jendela dan lantai tidak boleh lebih dari 1 meter dan letak jendela
sedemikian rupa,sehingga cahaya mencapai dinding tempat kerja diseberang.
Sumber cahaya lain dari pada matahari tidak boleh menyebabkan panas
berlebihan atau merusak susunan udara sehingga menyebabkan gangguan untuk
bekerja.
6. Kecepatan udara
Kecepatan udara diukur dengan alat yang bernama Anemometer dan satuannya
misalnya cm/detik, mil/jam dan lainnya. Kecepatan udara yang melebihi 25
cm/detik menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.
7. Tempat kerja
Volume ruang kerja per kapita sedikit-dikitnya 10 meter kubik. Tinggi tempat
kerja paling sedikit 3 meter. Luas lantai perkapita sekurang-kurangnya 2 meter
persegi. Atap tempat kerja harus dapat melindungi pekerja dari sinar matahari
dan juga iklim buruk. Dinding dan lantai tidak boleh lembab dan basah,kecuali
jika diperlukan dalam proses produksi, tetapi harus menggunakan alat pelindung.
Lantai harus keras, tahan air, datar, dan tidak licin, serta bahannya mudah
dibersihkan.
Sedangkan untuk faktor kimia ada beberapa evaluasi faktor-faktor penyebab
sakit yang bersifat bahan-bahan kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Subyektif oleh indera manusia
Indera manusia kadang-kadang dapat dipakai untuk evaluasi kadar-kadar bahan
kimia dalam lingkungan, oleh karena untuk zat-zat tertentu pekerja-pekerja dapat
mencium, melihat, dan lain-lainnya yang kemudian memimbulkan kesan-kesan
dihubungkan dengan kadar-kadar sesuatu zat menurut pengalaman. Zat-zat
seperti SO2, H2S, Ammoniak, Acrolein, Formaldehyd, toluen, Phosgen, Ozon
dan lain-lain yang dapat dicium baunya atau dirasa rangsangannya kepada
selaput lendir mata, bahkan dapat ditaksir kadarnya di udara secara kasar. Tetapi
kadang-kadang alat indera ini tidak dapat dipercaya, karena kepekaannya bisa
hilang oleh pengaruh bahan-bahan diudara yang berefek memati rasa.
2. Dengan menggunakan hewan-hewan
Hewan-hewan yang sering digunakan untuk menilai bahan-bahan kimia diudara
adalah burung kenari, tikus, kelinci, kera dan lain-lainnya. Sebagai contoh
pemakaian burung kenari dan tikus ialah untuk mengetahui secara kasar adanya
dan besar bahayanya gas CO. Tikus, kelinci, marmot dan kera paling sering
digunakan dilaboratorium, untuk mengetahui derajat racun suatu zat kepada
manusia, tetapi sayang seringkali hasil percobaan tersebut tidak begitu saja
berlaku bagi manusia. Sebagai misal adalah beryllium yang pada hewan-hewan
menyebabkan granuloma, sedangkan pada manusia belum pernah terjadi
demikian.
3. Dengan memakai alat-alat detektor dan indikator
Cara ini digunakan untuk mendeteksi gas dan uap. Indikator-indikator sederhana
didasarkan pada perubahan warna sebagai akibat zat-zat yang terjadi oleh karena
reaksi kimia.
4. Pengambilan sample dan pemeriksaan laboratorium
Pengambilan sampel untuk gas atau uap dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu
absorbsi kepada bahan padat, misalnya gas CO2 pada NaOH padat, gas-gas
bersifat pembentuk asam lainnya pada alkali padat lainnya, uap air pada bahan
hygroskopik misalnya P2O5, dan uap-uap bahan organik pada karbon aktif.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang didapat dari observasi atau kunjungan lapangan ke pabrik PT
Indofood Sukses Makmur Tbk. Ini di dapat bahwa lingkungan sekitar pabrik
pengolahan baik luar maupun dalam pabrik sudah cukup bersih dan telah
menerapkan sistem HACCP pada proses pengolahannya. Sehingga dapat dikatakan
produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
B. Pembahasan
Kunjungan ke PT Indofood Sukses Makmur ini merupakan bagian dari mata
kuliah Higiene dan Sanitasi serta Keamanan Industri. Kunjungan ini dilaksanakan
agar mahasiswa dapat melihat secara langsung apakah perusahaan ini telah
menerapkan sistem HACCP yang baik. Baik dari segi lingkungan, pekerja, alat, dan
proses pengolahannya.
Dengan kunjungan ini, mahasiswa dapat melihat secara langsung keadaan
yang ada pada pabrik PT. Indofood Sukses Makmur khususnya. Pada kunjungan
lapangan yang dilaksanakan ini, mahasiswa diminta untuk mengamati keadaan
lingkungan sekitar pabrik, karena dari lingkungan sekitar sudah dapat dilihat apakah
pabrik tersebut sudah dapat dikatakan menerapkan atau menjaga akan kebersihan
atau higiene dari lingkungan pabrik itu sendiri yang dapat mengkontaminasi produk
yang akan dihasilkan.
Lingkungan dalam suatu perusahan produksi pangan sangatlah penting dalam
menghasilkan produk jadi. Dan merupakan sumber utama yang harus diperhatikan,
jika lingkungan sekitarnyasudah tidak bersih, maka dapat dimungkinkan produk
yang dihasilkan itu tmudah terkontaminasi, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.
Maka dalam suatu perusahaan besar, diperlukan evaluasi lingkungan kerja untuk
dapat mempertahankan kebersihan atau higiene produk yang akan dihasilkan.
Evaluasi lingkungan kerja ditujukan kepada faktor-faktor fisik, kimia dan lain-lain.
Faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan. Faktor kimia
meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lain-lainnya. Semua faktor-
faktor ini harus dievaluasi dalam higiene perusahaan. Seperti yang kita tahu
sebelumnya, sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja. Jadi, evaluasi
lingkungan kerja sangat diperlukan dalam rangka melindungi pekerja dari bahaya-
bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaannya.
Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dan terencana dalam lingkungan produksi pada industri
pangan. Perencanaan dalam lingkungan produksi meliputi :
1. Penentuan lokasi bangunan
Penentuan lokasi bangunan harus memperhatikan :
a. Pemilihan tanah untuk pengembangan pabrik.
b. Jauh dari keramaian.
c. Terdapat sumber air.
d. Lokasi disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang mudah didapat.
e. Mendapat sinar matahari cukup.
f. Arah angin tidak membawa debu dan kotoran masuk ke dalam lokasi.
g. Jauh dari sumber cemaran.
h. Memenuhi persyaratan planologi pemerintah setempat.
2. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan harus kuat, dipilih dari bahan yang baik serta konstruksinya
dirancang dengan baik sehingga memudahkan dalam pembersihan.
3. Tata ruang (kompartementalasi)
Tata ruang memegang peranan sangat penting untuk mencegah pencemaran dan
efektifitas kerja. Tata ruang juga untuk mengatur kondisi yang dihasilkan dalam
suatu tahapan pengolahan tertentu agar kondisi ini tidak mempengaruhi tahapan
proses lainnya. Sistem kompartementalasi dapat dibuat dengan dinding pemisah
atau sekat sistem pembuangan melalui pipa dan lubang ventilasi
4. Sistem pembuangan
Sistem pembuangan harus disesuaikan dengan sifat buangan (limbah pada
industri tersebut). Limbah padat ditampung dalam bak dari beton, limbah gas
dibuatkan cerobong /ventilasi, limbah cair dibuat saluran pembuangan yang kuat
dan mudah dibersihkan. Konstruksi saluran buangan dibuat dari dasar
lengkungan dengan dinding halus, vertikal serta mempunyai kemiringan
membujur yang cukup untuk kecepatan aliran air. Semua saluran harus ditutup
dengan penutup dari besi atau jeruji. Permukaan tutup sedikit lebih tingi dari
permukaan lantai untuk mencegah penggenangan air atau penumpukan kotoran
dan mempermudah pemindahan tutup selokan.
Higiene lingkungan dan implementasinya bergantung pada situasi pabrik.
Tindakan yang dilakukan akan berbeda bila pabrik di kota atau di pedesaan. Adapun
beberapa prinsip higiene lingkungan yang harusnya diterapkan oleh sebuah pabrik
produksi. Diantaranya adalah memagari atau mencegah masuk orang, kucing, dan
lain-lain, serta pembuangan limbah cair dan padat.
Perusahaan juga harus mempunyai prosedur untuk mengurangi kontaminasi
produk dari aktivitas hama atau penggunaan bahan baku dan atau prosedur yang
dirancang untuk pengendalian hama.
Tempat pengolahan seharusnya selalu dalam keadaan bersih, karena hal ini
akan Sangat berkaitan dengan pengelolaan hidangan yang sehat. Adapun yang harus
diperhatikan diantaranya adalah lantai, harus dari bahan yang mudah dibersihkan
dan mudah dicuci dan terbuat dari bahan yang kokoh. Yang terbaik adalah ubin
namun lantai dari teraso atau sejenis granit. Pencucian lantai harus dilakukan
sesering mungkin dengan mempergunakan bahan yang tidak mengandung deterjen.
Dinding, syaratnya sama dengan dinding dan berwarna cerah, disarankan
warna putih. Ubin, atau bahan dari melamin sangat sesuai karena permukaannya
yang rata dan mudah dibersihkan.
Sudut, disarankan untuk dilengkungkan agar mudah dibersihkan. Langit
Langit, harus rata dan tanpa retak dan bercak.
Ventilasi, peredaran udara sangatlah penting untuk kesehatan para pengelola
makanan. Asap dan udara lembab harus ditarik oleh penghisap udara, namun harus
diperhatikan bahwa peralatan ini merupakan sumber kototan oleh sebab itu harus
sesering mungkin dibersihkan.
Penerangan, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mata dan untuk
dapat melihat bila ada kotoran pada makanan. Penerangan dengan sinar alami adalah
yang terbaik, dan lampu neon dapat dipergunakan akan tetapi harus diperhatikan
bahwa sinar ini akan dapat mengubah warna makanan segar seperti sayuran, dan kue.
Jendela, harus selalu dijaga kebeningan dan kejernihannya baik dibagian
dalam maupun dibagian luar, agar sinar dari luar dapat masuk dengan baik. Bila
jendela dibuka maka harus diperhatikan agar burung dan binatang kecil lainnya tidak
masuk ke dapur.
Air dan Sanitasi, harus tersedia dalam jumlah yang banyak baik yang dingin
maupun panas di mana hidangan dipersiapkan. Tempat cuci tangan harus dipisahkan
dari tempat pencucian penyiapan hidangan.
Berdasarkan apa yang dilihat dan diamati dari PT Indofood Sukses Makmur,
untuk higiene lingkungan sekitar baik dalam maupun luar pabrik sudah cukup
higiene atau bersih dan menerapkan beberapa hal yang menjadi point penilaian
higiene lingkungan pabrik produk pengolahan. Maka dapat dikatan produk yang
diproduksi perusahaan ini cukup baik untuk dikonsumsi. Karena sudah memenuhi
syarat dan standar perencanaan dalam lingkungan produksi.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah dilakukan atau dilaksanakannya kunjungan lapangan ini, dapat
disimpulkan bahwa :
1. PT Indofood Sukses Makmur sudah menerapkan sistem HACCP dalam
memproduksi barang jadinya.
2. Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat perencanaan lingkungan
produksi sangatlah penting untuk diperhatikan.
3. Perencanaan lingkungan produksi meliputi penentuan lokasi bangunan,
konstruksi bangunan, tata ruang, serta sistem pembuangan.
4. Beberapa prinsip higiene lingkungan yang harusnya diterapkan oleh sebuah
pabrik produksi diantaranya adalah memagari atau mencegah masuk orang,
kucing, dan lain-lain, serta pembuangan limbah cair dan padat.
5. Yang harus diperhatikan untuk kebersihan atau higiene lingkungan pabrik adalah
lantai, dinding, sudut, langit-langit, ventilasi, penerangan, jendela, air dan
sanitasi.
6. Secara keseluruhan, lingkungan baik dalam maupun luar PT Indofood Sukses
Makmur sudah cukup higiene atau bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Sejarah Singkat PT Indofood (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).
Anonim. 2005. Sejarah Singkat Preusan (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).
Anonim. 2009. Indofood Sukses Makmur (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).
Anonim. 2009. Indomie (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).
Anonim. 2009. Sarimie (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).
Jaya, U A. 2007. Analisis Nilai Layak dan Kemungkinan Gagal Bayar Obligasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).
Novita. 2008. Evaluasi Lingkungan Kerja (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).
LAMPIRAN
Lingkungan luar sekitar pabrik
Diagram alir proses pembuatan mie instant