Transcript of Indepth report belajar upaya adaptasi perubahan iklim dari semarang
- 1. Indepth ReportBelajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari
Semarang Oleh: Luluk Uliyah Yayasan SatuDunia Mei 20121 Belajar
Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari Semarang
- 2. Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang
terletak di pesisir. Dan wilayah pesisir merupakah kawasan yang
rentan terhadap perubahan iklim. Naiknya muka air laut akibat
pemanasan global akan menyebabkan sumber gambar: daerah-daerah
pesisir
tergenang.http://thearoengbinangproject.com/en/index.php/2008/12/pa
ntai-marina-semarang/ Data dari BMKG, suhu kota Semarang cenderung
meningkat 0,2 0,5 oC, yang mendorong kenaikan muka air laut dan
menenggelamkan sebagian daratan di pesisir utara Jawa. Diperkirakan
kenaikan muka air laut di Pantura Jawa mencapai 6 10 mm per tahun.
Tentu bisa dibayangkan, kota-kota di sepanjang pesisir utara Jawa
dalam waktu 100 tahun ke depan akan tergenang air laut. Kota
Semarang sendiri diperkirakan, dalam waktu 20 tahun, pemanasan
global akan menyebabkan kenaikan muka air laut setinggi 16 cm dan
akan memberikan dampak kerusakan ruas jalan sepanjang 32 km. Tak
kurang dari 3.522 rumah akan tergenang, sawah seluas 64,3 hektar
dan 2.149 hektar tambak akan terpengaruh air asin.1 Akibat
perubahan iklim, Semarang tak cuma rentan oleh genangan (rob). Tapi
juga oleh banjir, kekeringan, erosi dan abrasi. Apalagi ditambah
tak adanya penahan gelombang, baik alami (mangrove) maupun buatan,
makin membuat terkikisnya pesisir di sepanjang pantai utara Jawa.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang mencatat, tak
kurang dari 10.000 hektar tambang hilang karena abrasi di sepanjang
tahun 2000 2003. 1 http://geo.ugm.ac.id/?p=406 2 Belajar Upaya
Adaptasi Perubahan Iklim dari Semarang
- 3. Sementara itu, dalam kurung waktu 2004 2007, Kota Semarang
kerusakannya bertambahseluas 900 hektar. Tak kurang dari 150 hektar
tambak di kelurahan Tugu, Kota Semarang, hilang dalamkurun waktu 5
tahun terakhir. Petani tambang rugi besar, karena 1 hektar
tambakmenghasilkan 25 40 juta per tahun.Selalu Tergenang Rob Kota
Semarang bagian utara dari tahun ke tahun tak pernah kering dari
rob. Robtertinggi biasanya terjadi di bulan April hingga Mei, yang
ketinggiannya bisa mencapai 1,5meter. Akibatnya, infrastruktur
seperti jalan mudah rusak, saluran drainase tak berfungsi,aktivitas
warga juga terganggu. Kawasan Kota Lama yang di abad18 menjadi
pusat perdagangan, menjadikumuh dan semakin ditinggalkan.
Robseringkali menggenangi jalan, gedung-gedung tua peninggalan
Belanda, PasarJohar, Terminal Terboyo, PelabuhanTanjung Emas,
hingga Jalan Empu sumber gambar
http://www.jatengnews.com/2012/01/april-mei-
puncak-rob-semarang/Tantular, yang merupakan salah satuakses menuju
ke pelabuhan. Kawasan tersebut juga merupakan pintu keluar masuk
kedalam Kota Kota Semarang. 3 Belajar Upaya Adaptasi Perubahan
Iklim dari Semarang
- 4. Pelabuhan Tanjung Mas pun mengalami genangan permanen. Rob
juga seringmenenggelamkan kawasan bongkar muat barang. Pada April
2012 lalu, aktivitas bongkarmuat di Pelabuhan ini lumpuh, karena
jalan menuju dermaga diterjang rob. Abrasi di pesisir Semarang
bagian timur pun cukup parah. Di Kelurahan Trimulyo,Genuk,
misalnya, abrasi telah membuat garis pantai bergeser sekitar satu
kilometer ke arahdaratan. Kawasan genangan tersebut saat ini
dimanfaatkan warga sebagai tambakbandeng. Menurut Data Bapedda Kota
Semarang, kawasan yang tergenang mencapai 86km2 (23%) dan
menggenangi 60.000 RT. Tak cuma itu, dari tahun 1991 2010,
garispantai mengalami kemunduran hingga 1,7 km dengan area genangan
mencapai 1.211,2 ha.Atau setara dengan 1.460 kali lapangan
sepakbola. 2 Curah hujan yang tinggi, kemiringan lahan dan jenis
tanah yang rawan gerakan, jugamembuat beberapa kawasan di Kota
Semarang rawan longsor. Misalnya di wilayahperbukitan, Kecamatan
Tembalang, Banyumanik, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati,Mijen,
dan NgaliyanKebutuhan Air Warga Perubahan iklim mengancam
keberlanjutan sumber air Kota Semarang. Intrusi airlaut telah
menyebabkan sumber-sumber air terkontaminasi. Pertumbuhan penduduk
danmeningkatnya aktivitas industri, perdagangan dan jasa juta turut
meningkatkan kebutuhanair. Dan akibatnya, air bawah tanah banyak
digunakan. Ini berdampak pada lan subsidence.2 Materi Lokakarya
Nasional Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Dan Pengurangan Resiko
Bencana DalamKebijakan, Pembangunan Dan Penganggaran Keuangan
Daerah, 29 Maret 2012 4 Belajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari
Semarang
- 5. Keterbatasan persediaan air permukaan menyebabkan semakin
meningkatnyapemanfaatan air bawah tanah. Pengambilan air bawah
tanah yang berlebih tanpadiimbangi dengan peningkatan infiltrasi
air akan menyebabkan terjadi penurunan tanah.Kota Semarang
mengalami penurunan tanah antara 1 9 cm per tahun akibat
daripengambilan air bawah tanah yang berlebih tanpa diimbangi
dengan peningkatan infiltrasiair. PDAM Kota Semarang sendiri hanya
mampu melayani 40% kebutuhan air warga.Rencana pemerintah Kota
Semarang untuk menambah produksi PDAM dari wadukJatibarang baru
akan selesai di tahun 2014, dan itu pun hanya mampu memenuhi
takkurang dari 40.000 RT, atau 13 % dari jumlah penduduk saat
ini.Belajar Adaptasi Perubahan Iklim dari Kota Semarang Sebagai
kota yang terletak di pesisir, sepertinya pemerintah Kota Semarang
paham, bahwa masalah perubahan iklim sangat mempengaruhi kota ini.
Untuk mengatasi masalah perubahan iklim, pemerintah Kota Semarang
mengeluarkan Sumber: Surat Keputusan Bupati nomor
http://www.lensaindonesia.com/2011/10/23/bmkg-
bekali-anak-anak-sd-dan-smp-soal-fenomena-perubahan- iklim.html
050/0487/2010 yang mengatur tentangpembentukan Forum Peduli
Perubahan Iklim (FPPI) Kabupaten Semarang. FPPI terdiri dari
berbagai unsur, seperti pemerintah kabupaten, masyarakat,pemerhati
lingkungan, swasta dan media. Salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah 5 Belajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari Semarang
- 6. pengelolaan lingkungan hidup di Aliran Sungai (DAS) Garang.
Banjir, longsor dansedimentasi di Rawa Pening yang terjadi akibat
adanya pertanian hortikultura di kawasanSopeng dan Getasan
mengakibatkan lahan tak dapat menyerap dengan baik.
Sehinggadiharapkan dengan adanya pengelolaan DAS Garang dapat
membantu mengurangi dampakkerusakan tersebut. Kota Semarang juga
membangun instalasi pemanenan air hujan (rain waterharvesting) di
Wonosari, Kecamatan Ngaliyan dan Tandang, Kecamatan Tembalang.
Pemerintah Kota Semarang pun memasukkan upaya pengendalian
dampakperubahan iklim ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW),Ruang Terbuka Hijau(RTH), serta
memasukkan anggaran khusus dalam APBD. Di tahun2011 APBD Kota
Semarang terkait dengan perubahan iklim mencapai Rp 141
Miliar.Sementara di tahun 2013 turun menjadi Rp 110 Miliar dan di
tahun 2014 naik menjadi Rp115 Miliar. Penanganan rob, banjir,
peningkatan pelayanan publik dan peningkataninfrastruktur adalah
program-program dalam visi misi kota Semarang yang dikenal
dalamSapta Program yang berkaitan dengan penanggulangan perubahan
iklim. Penanganan robdan banjir dilakukan dengan membangun DAM
Jatibarang, dengan menormalisasi KaliGarang dan Banjir Kanal Barat,
membangun Waduk DAM Jatibarang di Kali Kreo danDrainase Perkotaan
yang meliputi Kali Semarang, Kali Asin dan Kali Baru. Upaya lain
adalah membangun Polder Banger. Proyek polder Banger
mendapatkanbantuan teknisi dan pantauan dari perwakilan
Hoogheemraadschap van Scieland en deKrimpenerwaard (HHSK), lembaga
asal Belanda. 6 Belajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari
Semarang
- 7. Polder Banger merupakan salah satu proyek kerja sama antara
Indonesia danBelanda untuk menuntaskan masalah banjir dan rob di
Kota Semarang, dengan daerahtangkapan air seluas 527 hektar.
Tujuannya, melindungi 84.000 warga di sembilankelurahan, yakni
Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Mlati Baru, Kelurahan
Sarirejo,Kelurahan Bugangan, Kelurahan Rejosari, Kelurahan
Karangturi, Kelurahan Tempel, sertaKelurahan Kemijen yang sebagian
besar kawasan Semarang Utara. Upaya penanganan banjir yang lain
adalah membangun embung (tandon air) disekitar daerah liran sungai
Beringin. Embung ini diharapkan dapat untuk mengurangidampak banjir
di sekitar darah Tugu. Kota Semarang juga masuk ke dalam program
program ACCCRN (Asian CitiesClimate Change Resilience Network).
Program ini bertujuan untuk mendukung kota-kota diIndonesia untuk
membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Terpilihnya
KotaSemarang dalam program ACCCRN ini karena keberhasilan Kota
Semarang dalam membuatdokumen Strategi Ketahanan Kota Semarang
(City Resilience Strategy/CRS) untukmengurangi kerentanan
masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Di dalam dokumen CRS
ini dihasilkan strategi-strategi pada sektor-sektor yangpaling
terkena dampak perubahan iklim yang akan dikembangkan di Kota
Semarangseperti, sektor lingkungan, sumber daya manusia (SDM),
infrastruktur, pesisir, dan airbersih. Tentunya upaya Kota Semarang
dalam mengatasi dampak perubahan iklim dapatmenjadi pembelajaran
bagi daerah-daerah lain yang rentan terhadap perubahan iklim.[ ] 7
Belajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari Semarang
- 8. Sumber
:http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/02/05/46228http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/12/14/169889/Pengelolaan-Air-Hujan-Dikembangkan-di-Dua-Kelurahanhttp://fotokita.net/cerita/132031690700_0000149/semarang-dan-robhttp://megapolitan.kompas.com/read/2010/10/14/18382811/Reklamasi.Kian.Perparah.Abrasi.http://regional.kompas.com/read/2012/03/17/13153276/Proyek.Polder.Banger.Harus.Berlanjuthttp://geo.ugm.ac.id/?p=406Materi
Lokakarya Nasional Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Dan
Pengurangan ResikoBencana Dalam Kebijakan, Pembangunan Dan
Penganggaran Keuangan Daerah, 29 Maret2012 8 Belajar Upaya Adaptasi
Perubahan Iklim dari Semarang