Post on 31-Mar-2021
KEBENARAN-KEBENARAN
DASARIMAN KRISTEN
R. C. SPROUL
SPROUL, R. C. Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen / R. C. Sproul; alih bahasa, Rahmiati Tanudjaja––Cet. 12––Malang: Literatur SAAT, 2020. 362 hal.; 24.5 cm.
Judul asli: Essential Truths of the Christian Faith
ISBN 979-9532-13-2
KEBENARAN-KEBENARAN DASAR IMAN KRISTENOleh: R. C. Sproul
Diterbitkan olehLITERATUR SAATJalan Anggrek Merpati 12, Malang 65141Telp. (0341) 490750website: www.literatursaat.com
Originally published by Tyndale House Publishers as Essential Truths of the Christian Faith by R. C. Sproul. Copyright © 1992 by R. C. Sproul. Translated and printed by permission of Tyndale House Publishers, Inc., Carol Stream, Illinois, 60188, U.S.A. All rights reserved. Penulis : R. C. SproulAlih Bahasa : Rahmiati TanudjajaPenata Letak : Yusak PaulusGambar Sampul : Jeffrey Loekito, Lie Ivan Abimanyu
Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asliCetakan Pertama : 1997Cetakan Kedua : 1998Cetakan Ketiga : 2000Cetakan Keempat : 2002Cetakan Kelima : 2005Cetakan Keenam : 2007Cetakan Ketujuh : 2008Cetakan Kedelapan : 2012Cetakan Kesembilan : 2014Cetakan Kesepuluh : 2016Cetakan Kesebelas : 2018Cetakan Keduabelas : 2020
Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
Kata Pengantar v
Pendahuluan vii
BAGIAN I—WAHYU
1. Wahyu Allah 3
2. Paradoks, Misteri dan
Kontradiksi 7
3. Wahyu Umum yang Langsung
dan Tidak Langsung 11
4. Wahyu Khusus dan Alkitab 15
5. Hukum Allah 17
6. Nabi-nabi Allah 19
7. Kanon Firman Tuhan 21
8. Penafsiran Alkitab 25
9. Penafsiran Pribadi 29
BAGIAN II—NATUR DAN ATRIBUT
ALLAH
10. Allah yang Tidak Dapat
Dimengerti Secara Tuntas 33
11. Allah Tritunggal 37
12. Kemandirian Allah 39
13. Kemahakuasaan Allah 41
14. Kemahahadiran Allah 45
15. Kemahatahuan Allah 47
16. Kekudusan Allah 51
17. Kebaikan Allah 53
18. Keadilan Allah 57
BAGIAN III—KARYA DAN
KETETAPAN ALLAH
19. Penciptaan 63
20. Pemeliharaan 67
21. Mukjizat-mukjizat 71
22. Kehendak Allah 75
23. Kovenan (Ikatan Perjanjian) 79
24. Kovenan Kerja 83
BAGIAN IV—YESUS KRISTUS
25. Keilahian Kristus 87
26. Subordinasi Kristus 89
27. Kemanusiaan Kristus 91
28. Ketidakberdosaan Kristus 93
29. Kelahiran dari Anak Dara 95
30. Yesus Kristus sebagai Anak
Tunggal 97
31. Pembaptisan Kristus 101
32. Kemuliaan Kristus 103
33. Kenaikan Kristus ke Surga 105
34. Yesus sebagai Perantara 109
35. Ketiga Peran Kristus 111
36. Sebutan-sebutan untuk
Yesus 113
BAGIAN V—ROH KUDUS
37. Keilahian Roh Kudus 121
38. Kepribadian Roh Kudus 123
39. Kesaksian Internal dari Roh
Kudus 125
40. Iluminasi Roh Kudus 127
41. Baptisan Roh Kudus 131
42. Roh Kudus sebagai
Penghibur 135
43. Roh Kudus sebagai Yang
Menguduskan 137
BAGIAN VI—MANUSIA DAN
KEJATUHAN
44. Pengetahuan tentang Diri
Sendiri dan Pengetahuan
tentang Allah 141
45. Manusia Diciptakan Menurut
Gambar Allah 145
46. Manusia sebagai Tubuh dan
Jiwa 149
47. Manusia yang Terdiri dari
Daging dan Roh 153
48. Setan 157
49. Roh Jahat 161
50. Dosa 163
51. Dosa Asal 167
52. Kecemaran Manusia 171
53. Hati Nurani Manusia 175
54. Dosa yang Tidak Terampuni 177
55. Sinkretisme 181
BAGIAN VII—KESELAMATAN
56. Keselamatan 185
57. Predestinasi 189
58. Predestinasi dan Reprobasi 193
59. Panggilan yang Efektif 197
60. Kelahiran Baru 199
61. Penebusan 203
62. Penebusan yang Terbatas 205
63. Kehendak Bebas 209
64. Iman 213
65. Iman yang Menyelamatkan 217
66. Dibenarkan oleh Iman 221
67. Iman dan Perbuatan 223
68. Pertobatan 227
69. Usaha Manusia dan
Anugerah 229
70. Ketekunan Orang-orang
Kudus 231
71. Jaminan Keselamatan 235
72. Status Sementara 239
73. Kebangkitan pada Akhir
Zaman 243
74. Glorifi kasi—Pemuliaan 245
BAGIAN VIII—GEREJA DAN
SAKRAMEN-SAKRAMEN
75. Para Rasul 249
76. Gereja 251
77. Tanda-tanda dari Gereja yang
Sejati 253
78. Ekskomunikasi 255
79. Sakramen-sakramen 257
80. Baptisan 259
81. Baptisan Anak 261
82. Perjamuan Kudus 265
83. Transubstansiasi 269
84. Hari Sabat 273
85. Sumpah dan Nazar 275
BAGIAN IX—SPRITUALITAS DAN
KEHIDUPAN ZAMAN INI
86. Buah Roh Kudus 281
87. Kasih 285
88. Pengharapan 287
89. Doa 289
90. Antinomianisme 291
91. Legalisme 295
92. Tiga Aspek Kegunaan
Hukum 297
93. Perfeksionisme 299
94. Pemerintah Sipil 301
95. Pernikahan 305
96. Perceraian 307
BAGIAN X—AKHIR ZAMAN
97. Antikristus 313
98. Kedatangan Kristus Kembali 315
99. Kerajaan Allah 317
100. Surga 319
101. Penglihatan yang Menyenang-
kan 323
102. Neraka 327
Catatan 331
Bacaan yang Dianjurkan 333
WAHYU ALLAHWAHYU ALLAH1
3
Segala sesuatu yang kita ketahui mengenai kekristenan telah
dinyatakan oleh Allah kepada kita. Menyatakan berarti “mem-
bukakan.” Hal ini berarti membuka penutup dari sesuatu yang
sebelumnya disembunyikan atau ditutupi.
Di masa kanak-kanak putra saya, kami mempunyai suatu
tradisi yang dilakukan pada setiap hari ulang tahunnya.
Hadiah ulang tahun itu tidak langsung diberikan kepada putra
saya, tetapi saya sembunyikan di tempat yang tersembunyi,
seperti sebuah laci, di bawah sofa atau di belakang sebuah kursi.
Kemudian saya memberikan pilihan kepada dia: “Kamu dapat
memiliki apa yang ada di dalam laci meja atau apa yang ada di
dalam saku saya”. Puncak dari permainan pada hari itu berpusat
pada acara “undian terbesar di hari ini.” Saya mengatur tiga
kursi yang masing-masing ditutupi dengan selimut. Setiap
selimut menyembunyikan sebuah hadiah. Satu kursi berisi
hadiah kecil, kursi kedua berisi hadiah besar, dan kursi ketiga
berisi sebuah tongkat penyangga yang pernah dia pakai pada
waktu ia mengalami patah kaki di usia tujuh tahun.
Selama tiga tahun berturut-turut putra saya telah memilih
kursi yang berisi tongkat penyangga! (Pada akhirnya saya
selalu memberikan hadiah yang sebenarnya.) Pada tahun
yang keempat dia berusaha untuk tidak memilih kursi yang
berisi tongkat penyangga. Pada kali ini saya menyembunyikan
hadiah yang besar bersama dengan tongkat penyangga di bawah
selimut. Pada waktu putra saya melihat tanda-tanda tongkat
penyangga yang tersembunyi di balik selimut, ia menghindari
kursi itu. Nah, kali ini saya berhasil sekali lagi mengelabui dia.
Hal yang menyenangkan dari permainan ini ialah kita harus
menebak di mana harta karun itu disembunyikan. Ini semua
hanya merupakan suatu spekulasi semata-mata. Pada dasarnya
penemuan harta karun itu tidak dapat dilakukan sampai selimut
itu diangkat dan hadiah yang terdapat di atas kursi itu terlihat.
Demikian pula halnya dengan pengetahuan kita tentang
Allah. Spekulasi tentang Allah merupakan suatu kesalahan
yang bodoh. Apabila kita ingin mengenal Allah dengan benar,
maka kita harus mengandalkan apa yang Ia katakan tentang
diri-Nya sendiri kepada kita.
Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen
4
R. C. SPROUL
Alkitab menyatakan bahwa Allah menyatakan diri-Nya
dengan berbagai macam cara. Ia memperlihatkan kemuliaan-
Nya melalui alam semesta. Ia menyatakan diri-Nya di zaman
Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) melalui
mimpi-mimpi dan penglihatan. Tanda dari pemeliharaan-
Nya diperlihatkan di dalam catatan sejarah. Ia menyatakan
diri-Nya di dalam Alkitab yang telah diinspirasikan. Puncak
pewahyuan-Nya terlihat dalam diri Yesus Kristus yang men-
jadi manusia—pakar teologi menyebutnya “inkarnasi.”
Penulis Ibrani menulis:
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” (Ibr. 1:1-2)
Meskipun Alkitab berbicara bahwa Allah menyatakan
diri-Nya dengan “berbagai macam cara,” namun kita dapat
membedakan dua macam wahyu Allah—umum dan khusus.
Wahyu umum disebut “umum” dengan dua alasan: (1) isinya
bersifat umum; (2) wahyu ini dinyatakan bagi semua orang
secara umum.
Isi yang Bersifat Umum
Wahyu umum memberikan kepada kita pengetahuan tentang
keberadaan Allah. Pemazmur menyatakan, bahwa “langit men-
ceritakan kemuliaan Allah”. Kemuliaan Allah dipamerkan
di dalam pekerjaan tangan-Nya. Pemameran ini dinyatakan
sedemikian jelasnya sehingga tidak ada satu makhluk pun
yang tidak dapat melihatnya. Wahyu umum ini membuka-
kan kekuasaan dan keilahian Allah yang bersifat kekal (Rm. 1:
18-23). Pewahyuan di dalam alam semesta tidak memberikan
pewahyuan sepenuhnya tentang Allah.
Wahyu umum tidak memberikan keterangan tentang Allah
sebagai Penebus kepada kita, sebagaimana yang dapat kita
baca di Alkitab. Allah yang menyatakan diri-Nya melalui alam
semesta adalah Allah yang sama, yang menyatakan diri-Nya
melalui Firman Tuhan.
Wahyu Ilahi
5
Semua Orang Secara Umum
Tidak semua orang di dunia telah membaca Alkitab atau men-
dengar Injil yang diproklamasikan. Tetapi sinar dari alam
semesta dinyatakan kepada semua orang di segala tempat dan
di setiap waktu. Allah tidak pernah tidak mempunyai saksi
untuk diri-Nya sendiri. Dunia yang tampak ini merupakan
cermin yang merefl eksikan kemuliaan dari Penciptanya.
Dunia adalah panggung bagi Allah. Dia adalah aktor utama
yang muncul di adegan pertama dan selalu menjadi pusat
cerita. Tidak ada layar yang ditutup untuk mengaburkan
kehadiran-Nya. Pada saat kita memandang, ciptaan secara
sekilas, maka kita tahu bahwa alam semesta tidak ada atau
terjadi oleh karena dirinya sendiri. Tidak ada “ibu” yang
disebut sebagai Ibu Alam Semesta. Alam itu sendiri tidak
mampu menghasilkan kehidupan dalam jenis apa pun juga.
Alam itu sendiri mandul. Kekuatan untuk memproduksi
kehidupan ada pada Pencipta alam—Allah. Menggantikan
alam sebagai sumber kehidupan adalah memutarbalikkan
peran antara ciptaan dengan Pencipta. Segala bentuk penyem-
bahan pada alam merupakan tindakan penyembahan berhala
yang menjijikkan bagi Allah.
Oleh karena kekuatan dari wahyu umum, setiap umat
manusia mengetahui bahwa Allah ada. Ateisme merupakan
bentuk penyangkalan dari sesuatu yang jelas dapat diketahui
sebagai kebenaran. Itulah sebabnya Alkitab berkata, “Orang
bodoh telah berkata di dalam hatinya, tidak ada Allah”
(Mzm. 14:1). Pada waktu Firman Tuhan menghardik orang
ateis dengan menyebut mereka sebagai orang bodoh, itu
merupakan penghakiman secara moral terhadap mereka.
Menjadi orang bodoh menurut istilah Alkitab bukan berarti
orang itu kurang pandai atau kurang memiliki pengetahuan,
tetapi merupakan suatu kondisi yang tidak bermoral. Takut
akan Allah merupakan permulaan pengetahuan, demikian
pula penyangkalan akan Allah merupakan kebodohan yang
paling bodoh.
TUHANTUHAN
Umat ManusiaUmat Manusia
WahyuWahyu
Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen
6
R. C. SPROUL
Orang agnostik juga menyangkal kekuatan wahyu umum.
Orang agnostik lebih lumayan dibandingkan dengan orang
ateis; karena mereka tidak menyangkali keberadaan Allah
sama sekali. Mereka hanya menyatakan bahwa tidak cukup
bukti untuk memutuskan apakah Allah itu ada atau tidak
ada. Mereka lebih memilih untuk tidak memutuskan apa-apa,
dan membiarkan isu tentang keberadaan Allah tetap terbuka.
Namun, berdasarkan kejelasan dari wahyu umum, pandangan
agnostik sama menjijikkannya di hadapan Allah.
Tetapi bagi setiap orang yang pikiran dan hatinya terbuka,
kemuliaan Allah merupakan hal yang sangat indah untuk
dilihat—dari alam semesta di langit sampai pada partikel-
partikel atom yang menghasilkan molekul yang kecil. Betapa
luar biasanya Allah yang kita layani!
1. Kekristenan merupakan agama yang diwahyukan.
2. Wahyu Allah merupakan penyingkapan diri Allah sendiri.
Dia menyingkirkan selubung penghalang yang membuat
kita tidak mengenal-Nya.
3. Kita tidak mengenal Allah melalui spekulasi.
4. Allah menyatakan diri-Nya sendiri dengan berbagai cara di
sepanjang sejarah.
5. Wahyu umum diberikan kepada semua orang.
6. Ateisme dan agnostikisme didasarkan atas penyangkalan ter-
hadap apa yang dianggap sebagai kebenaran oleh manusia.
7. Kebodohan disebabkan oleh penyangkalan akan Allah.
8. Hikmat disebabkan oleh takut akan Allah.
Wahyu Umum:Allah Sebagai Pencipta
Wahyu Khusus:Sebagai Penebus diwahyukan kepada mereka yang mendengar
Wahyu yang diberikan kepada semua umat manusia
Ayat-ayat Alkitab Ayat-ayat Alkitab untuk bahan untuk bahan refl eksi:refl eksi:
Mazmur 19:1-14
Efesus 3:1-13
2 Timotius 3:
14-17
Ibrani 1:1-4
RingkasanRingkasan
9 7 8 9 7 9 9 5 3 2 1 3 8
I S B N 9 7 9 9 5 3 2 1 3 - 2