Post on 08-Feb-2016
SANITASI TEMPAT UMUM
A. SANITASI BIOSKOP
Bioskop adalah tempat atau gedung termasuk segala fasilitasnya didalam dimana
masyarakat berkumpul dengan memayar dapat menonton film. Terdapat beberapa
jenis bioskop, antara lain :
a. Film theater : tempat pertunjukan film biasa, di Indonesia ini disebut
Bioskop.
b. Drive in Theater : tempat pertunjukn film dimana para penonton dapat
memasukan mobilnya sekaligus keruang tempat pertunjukan dan menonton dari
atas mobi yang dibawanya.
c. Cyclo Rama : tempat pertunjukan film dimana para penonton seolah-olah berada
ditengah-tengah kejdian cerita dalam film yang dipertunjukan.
Beberapa persyaratan aspek sanitasi dengan karakteristik khusus dapat kita
temukan pada sanitasi bioskop antara lain :
1. Bagian Luar
a. Letak Gedung Bioskop
Letak atau lokasi gedung biskop perlu diperhatikan karena letak berpengaruh
terhadap kenyamanan dari gedung bioskop. Bentuk letak ini perlu diperhatikan
sebagai berikut :
Ditempat yang luas dengan alas an agar memberikan tampat untuk
parkir kendaraan serta memberikan keleluasaan dan kepuasan
pengunjung untuk memandang keindahan sekitarnya.
Di tempat yang strategis yaitu di tengah perumahan penduduk atau
tengah tempat rekreasi agar mudah dicapai.
Di tempat yang jauh dari faktor pengganggu kesehatan.
Di tempat yang tinggi dan kering tidak di dekat rawa atau daerah
rawan banjir.
b. Halaman Gedung Bioskop
Halaman luas untuk memparkir kendaraan.
Halaman harus bersih, tidak terdapat sampah-sampah yng berserakan,
gerangan air, dll.
Halaman perlu diberi pagar sebagai pembatas.
Arah-arah lalu lintas dibuat teratur baik untuk penonton maupun untuk
kendaraan-kendaraan yang keluar masuk halaman.
Sisa peralatan yang tidak digunakan untuk parkir dapat dibuat
pertamanan dengan tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga untuk menambah
keindahan sekitarnya.
c. Tempat Sampah
Tersedianya tempat sampah dan tempat pengumpulan sampah sementara.
Penempatan dan jumlah tempat sampah memadai. Tempat sampah harus
kedap air, tertutup, mudah diangkat dan dapat menampung jumlah sampai
pada setiap pertunjukan.
d. Saluran Pembuangan Air Hujan
Saluran air hujan sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya genangan
air.
2. Bagian Dalam
a. Exterior Gedung
Halaman yang ada di dalam gedung tetapi terletak di luar ruangan
pertunjukan. Harus terdapat :
Jamban atau urinoir
i. Jumlah jamban minimal 1 buah untuk setiap 200 kursi, untuk
urinoir minimal 1 buah untuk 100 kursi.
ii. Jamban untuk pria harus terpisah dengan jamban wanita.
iii. Harus tersedia air yang cukup.
iv. Keadaan jamban harus bersih dan terpelihara.
v. Penerangan harus 5 fc pada permukaan lantai
vi. Urinoir yang baik adalah tipe single urinoir, dibersihkan secara
berkala 5 atau 10 menit sekali dapat dipakai “intermittent
automatic flushing device”
vii. Dilengkapi wash tafel dengan sabun dan tisu.
Pemadam kebakaran
Harus tersedia alam pemadam kebakaran yang masih berfungsi
dengan baik dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya dan
disesusaikan dengan besar keculnya gedung.
Ruang Tunggu
Ruang tunggu harus dijaga kebersihannya, kursi diatur sedemikian
rupa dan diatur semenarik mungkin.
Exteriour Traffic
Exteriour traffic digunakan untuk memperlancar lalu lintas penonton
untuk menuju ke bagian- bagian lain di lingkungan exteriour gedung
tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk exteriour traffic
antara lain :
1) Jalannya cukup lebar sehingga dapat menghubungkan bagian
1 ke bagian lain sehingga tampak teratur.
2) Pintu keluar dan pintu masuk di tempat pertunjukan harus
terpisah agar tampak teratur.
3) Terdapat ventilasi buatan.
b. Interior Gedung
Interior gedung adalah ruangan didalam gedung bioskop dimana
terdapat tempat duduk para penonton untuk melihat film (tempat
pertunjukkan). Yang harus diperhatikan dalam ruangan ini antara lain :
1. Dinding gedung.
Dinding gedung harus dibuat anti gema suara sehingga mencegah
gema suara yang memantul dan menggaduhkan bunyi asli,
mencegah penyerapan suara sehingga suara tetap jelas dan
memabantu resonansi.
2. Lantai
Lantai harus dibuat dari bahan yang kedap air, keras, tidak licin dan
mudah dibersihkan.
3. Ventilasi
Ventilasi untuk mengatur sirkulasi udara, agar udara kotor dalam
ruangan keluar dan udara bersih masuk sehingga penonton merasa
nyaman. Ventilasi ada 2, yaitu :
Ventilasi alami (Natural Ventilation System)
Ventilasi alam ini dapat dibuat dengan jalan memasang
jendela dan lubang-lubang angin atau dengan menggunakan
bahan bangunan yang berpori-pori.
Ventilasi buatan (Artificial Ventilation System)
Ventilasi ini berupa :
a. Fan (kipas angin) , fungsinya hanya memutar udara didalam
ruangan, sehingga masih diperlukan ventilasi alamiah.
b. Exhauster (pengisap udara), prinsip kerjanya adalah mengisap
udara kotor dalam ruangan sehingga masih diperlukan
ventilasi alamiah.
c. Air Conditioning (AC), AC yang baik untuk gedung bioskop
adalah menggunakan AC central. Air Conditioning (AC),
prinsip kerjanya adalah penyaringan, pendinginan, pengaturan
kelembaban serta pengaturan suhu dalam ruangan. Sehingga
ruangan harus tertutup rapat dan tidak boleh ada orang uang
merokok di dalamnya.
4. Tempat Duduk atau Kursi
Tempat duduk dibuat untuk perorangan, Ada sandaran belakan,
tangan dan kaki, tidak berhimpitan, jarak dengan tempat duduk
depannya 40 cm (berfungsi sebagai jalan pengunjung). Baris
terdepan min 6 m dari layar, dengan sudut pandang < 30º. Tinggi
tempat duduk dan lantai sebaiknya 48 cm dengan sandaran 38-40
cm, Tempat duduk dibuat empuk, mudah dibersihkan
5. Pintu darurat
Persyaratan pintu darurat adalah:
Lebar minimal pintu darurat adalah 2 kali lebar pintu biasa
(160 cm).
Jarak pintu darurat yang satu dengan lain sedikit-dikitnya 5 m
dengan tinggi 1,8 m, dan membuka kea rah ke luar.
Letak pintu darurat sebelah kiri dan sebelah kanan ruang
pertunjukkan harus simetris.
Selama pertunjukan berlangsung pintu darurat tidak boleh di
kunci.
Di atas pintu harus dipasang lampu merah dengan tulisan yang
jelas “Pintu Darurat”.
6. Pencahayaan
Pada dasarnya pencahayaan diperlukan sebelum dan setelah
pertunjukkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pencahayaan adalah:
System pencahayaan tidak boleh menyilaukan mata dan tidak
boleh bergetar.
Tersedia cukup cahaya untuk kegiatan pembersihan gedung
pertunjukkan.
Kekuatan penerangan pada tangga adalah 3 fc.
7. Sound System
Sound system adalah suatu alat elektronik yang digunakan untuk
mengeraskan suara sehingga bias terdengar jelas oleh seluruh
penonton.
Sound system yang baik digunakan di gedung bioskop adalah
sound system stereo dengan peletakan pengeras suara pada dinding
dalam jarak yang sama antara yang satu dengan yang lain, sehingga
suara akan diterima merata oleh penonton.suara diukur dengan
satuan decibel (dB) antara 80 – 85 dB.
8. Layar Film
Layar film Berwarna putih dengan warna gelap ditepi, Ukuran
sesuai dengan kekuatan proyektor, Permukaan bersih & licin, Jarak
ideal layar dengan proyektor ± 40 m.
9. Proyektor Film dan Ruangan
Proyektor film dan ruangannya sebaiknya da 2 buah proyektor
sehingga tidak ada jeda saat pergantian antar rol film, Harus baik,
tidak bergetar, terang sehingga tidak merusak mata. Ruang untuk
proyektor disesuaikan dengan ukuran proyektor dan jumlah
petugas, Kelembaban dan suhu yang diperhatikan
10. Pemadam Kebakaran
Harus tersedia alam pemadam kebakaran yang masih berfungsi
dengan baik dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya dan
disesusaikan dengan besar keculnya gedung
11. Sistem Lalu Lintas Dalam Gedung (Traffic System)
System lalu lintas dalam ruangan perlu diatur untuk kelancaran
keluar masuknya penonton sebaiknya dibuat arus lalu lintas searah.
Lalu lintas utama ( 4 m), Lintas block (80 cm), Lintas antar kursi
(40 cm), Lintas keliling ruangan (50 cm)
12. Keadaan Yang Bebas Serangga dan Binatang Pengerat
3. Persyaratan lain yang ada di dalam gedung bioaskop antara lain :
a) Kotak p3k yang berisi obat- obatan yang lengkap.
b) Ruang pembangkit tenaga listrik cadangan
Mesin harus ditempatkan di ruang khusus sehingga suara dan getaran
terendam, tidak mengganggu penonton.
Gas buangan harus di salurkan ke atas dengan ketinggian yang cukup,
sehingga tidak mengganggu
c) Perijinan dan kewajiban pemegang ijin
d) Petugas generator dan petugas proyektor harus mendapatkan makanan
tambahan agar kondisi tubuhnya tetap sehat.
B. SANITASI SALON KECANTIKAN
1. Perizinan
Harus memiliki izin dari pemerintah daerah atau terdaftar pada dinas
kesehatan.
Harus ada nomor, tanggal, nama dan alamat
2. Letak
Harus jauh dari sumber pengotoran dan tidak mudah kena debu
3. Bagian luar
Halaman harus bersih dan tidak terdapat sampah berserakan dan genangan
air dll.
Tersedia tempat pengumpulan sampah yang tertutup, kedap air mudah
dibersihkan dan mudah diangkut.
4. Bagian dalam
a. Ruang tunggu
Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk.
Penerangan minimal 10 fc
Penghawaan harus cukup, minimal 10% dari luas lantai
Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b. Ruang kerja
Tersedia kotak sampah dan kantong pembungkus rambut sebelum
dibuang
Pencahayaan tidak menyilaukan
Lubang ventilasi minimal 35% luas lantai kerja
Lantai terbuat dari bahan kedap air dan selaludijaga kebersihannya.
Harus tersedia tempat cuci tangan.
5. Alat kerja dan bahan
Peralatan kerja harus selalu dijaga kebersihannya baik sebelum maupun
setelah dipakai.
Handuk kecil tersedia sebanyak rata- rata tamu yang datang sehari, 1
handung 1 orang dan berwarna putih.
Tempat bedak dan sabun harus bersih bebas dari potongan rambut.
Cermin harus baik, tidak bergelombang.
Kosmetik yang digunakan harus diperoleh dari sumber yang dipercaya.
Tersedia larutan untuk mendesinfeksi peralatan.
6. Karyawati
Pemangkas rambut atau juru rias dalam keadaan sehat, memiliki sertifikat
kesehatan yang dikeluarkan dinas kesehatan setempat dan masih berlaku.
Pemangkas atau juru rias harus memeriksakan diri secara berkala, minimal
1 tahun sekali.
Karyawan dilengkapi dengan pakaian kerja.
7. Pembuangan kotoran manusia
Pembuangan kotoran manusia dan saluran air limbah minimal 1 buah.
Dr. Chandra budiman, PENGANTAR SANITASI LINGKUNGAN.2007 BUKU
KEDOKTERAN ECG, JAKARTA