Post on 28-Dec-2019
i
IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN PISANG YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT DI SEKITAR
BENDUNGAN BATUJAI
Oleh Haryani
NIM. 15.1.13.5.081
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
ii
IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN PISANG YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT DI SEKITAR
BENDUNGAN BATUJAI
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Haryani NIM. 15.1.13.5.081
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
iii
iv
v
vi
vii
Motto
الل أنزل من السماء ماء فأخرجنا ب ثمرات مختلفا تر أ جبال ألمن ال وانها
أل
غرابيب سود وانها حمر مختلف أل .جدد بيض
Artinya:Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan air dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.(Q.S. Faathir: 27)
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang kukasihi dan
kusayangi:
Ibundaku dan Ayahandaku Tercinta (Rohani dan Sahnam), cahaya hidupku,
manusia yang paling kusayangi di Dunia ini yang telah membesarkanku
dengan penuh kasih sayangnya. Terimakasih atas pengorbananmu,
perhatianmu, kasihsayangmu, dan Do’a tulus yang selalu dipanjatkan setiap
waktu untuk purtimu ini, hanya syurga balasan yang layak untukmu.
Adik-adikku (Ahmad Wasit Aulawi dan Hasna Ul Hayati), yang selalu
menghiburku ketika lelah dan letih.
Kakak-kakakku (Toni dan Rahmawati) yang selalu memberikanku motivasi
dan dukungannya.
Sahabat-sahabat tercintaku Cokofordiya (Mila, malika, Uswatun, Diana) dan
sahabat kelas C angkatan 2013, yang telah memberikan semangat dan
dukungannya.
Dosen Pembimbing I dan II ku, Bapak Dr. Ir. Edi M Jayadi, MP dan Ibu Lutvia
Krismayanti, M.Kes yang telah membimbingku dalam menyelesaikan skiripsi
tanpa kata lelah.
Almamaterku Tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya dan
ridhaNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam memberikan bimbingan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Ir Edi M Jayadi, MP, selaku pembimbing I dan Ibu Lutvia
Krismayanti M.Kes, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Suhirman, M.Si, selaku penguji I dan bapak Alwan Mahsul, M.Pd,
selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran dalam penyempurnaan
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Yusuf, M.Pd, selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan arahan selama studi.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram yang telah
memberikan bimbingan selama melaksanakan studi di UIN Mataram.
5. Bapak Dr. Ir. Edi M Jayadi, MP, selaku ketua jurusan pendidikan IPA Biologi
dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd, selaku sekretaris jurusan pendidikan IPA
Biologi.
x
6. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram.
7. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.
8. Masyarakat Batujai yang berperan dalam memberikan informasi dan data
referensi.
9. Semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsil ini, banyak
mengalami kesulitan sehingga tidaklah mengherankan apabila dalam skripsi ini
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Mataram, 07 Desember 2017
Penulis,
Haryani
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ iii NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .................................................. vi HALAMAN MOTTO ........................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ viii KATA PENGANTAR ........................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................... x DAFTAR TABEL.................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii ABSTRAK ............................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ................................................................ 1 B. Fokus Penelitian .................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ................................................................. 5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5 E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .................................. 6 F. Telaah Pustaka ...................................................................... 8 G. Kajian Pustaka ....................................................................... 11 H. Kerangka Teori...................................................................... 35 I. Metode Penelitian.................................................................. 35
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ....................................... 45
A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................. 45 B. Identifikasi Jenis Tanaman Pisang yang Dibudidayakan
Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai ............................ 46 1. Desa Panjisari .................................................................. 46
a. Dusun Gelondong...................................................... 46 b. Dusun Bukal Malang................................................. 46
2. Desa Sasake ..................................................................... 46 a. Dusun Karang Baru Timur ........................................ 46 b. Dusun Karang Baru Barat ......................................... 47
3. Desa Prapen ..................................................................... 47 a. Dusun Serengat Selatan............................................. 47 b. Dusun Prapen ............................................................ 47
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Tanaman Pisang yang Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai ................................................................ 53 1. Desa Panjisari .................................................................. 53
a. Dusun Gelondong...................................................... 53
xii
b. Dusun Bukal Malang................................................. 54 2. Desa Sasake ..................................................................... 54
a. Dusun Karang Baru Timur ........................................ 54 b. Dusun Karang Baru Barat ......................................... 54
3. Desa Prapen ..................................................................... 55 a. Dusun Serengat Selatan............................................. 55 b. Dusun Prapen ............................................................ 55
D. Potensi Tanaman Pisang yang Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai dari Segi Ekonomi ..................... 56
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... 58
A. Identifikasi Jenis Tanaman Pisang yang Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai ............................ 58
B. Faktor-faktor yang Mempengarui Keberadaan Tanaman Pisang yang Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai ................................................................ 59
C. Potensi Tanaman Pisang yang Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai dari Segi Ekonomi ..................... 63
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 65 A. Kesimpulan ........................................................................... 65 B. Saran ...................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 67 LAMPIRAN ........................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Tanaman Pisang yang Ditemukan di Sekitar Bendungan Batujai, 52.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pisang abaka, 15. Gambar 2 Pisang hias, 16. Gambar 3 Saluran drainase di perkebunan pisang untuk mengrangi resiko air
tergenang, 27. Gambar 4 Pisang dibungkus kantung plastik untuk melidungi buah dari
gangguan hama, 28. Gambar 5 Tanaman pisang terserang penyakit layu bakteri, 29. Gambar 6 Tanaman pisang yang terserang penyakit layu fusarium, 30. Gambar 7 Tanaman pisang yang terserang penyakit layu, 30. Gambar 8 Tanaman pisang yang terserang penyakit bercak daun Cercospora
(sigatoka), 32. Gambar 9 Seranan penyakit antraknosa yang parah membuat daun tanaman
pisang mengering dan buah pisang rusak, 33. Gambar 10 Virus bunchy top penyebab tanaman pisang tumbuh kerdil, 33.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Batas Wilayah/Desa yang Terkena Genangan Air Bendungan Batujai, 69.
Lampiran 2 Peta Wilayah Perairan Bendungan Batujai, 71. Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian, 72. Lampiran 4 Pedoman Hasil Wawancara, 76. Lampiran 4 Surat Izin Penelitian, 80.
xvi
IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN PISANG YANG DIBUDIDAYAKAN MASYARAKAT DI SEKITAR
BEDUNGAN BATUJAI
Oleh : Haryani
NIM: 15.1.13.5.081
ABSTRAK
Bendungan Batujai, terletak di desa Batujai, sebelah selatan kota Praya. Keberadaannya dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya adalah tersedianya untuk kebutuhan budidaya tanaman. Salah satu taaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di sekitar Bendungan adalah tanaman pisang. Maka diadakan penelitian tentang identifikasi jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai, faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang dan potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif sedangkan metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara jenis-jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat adalah jenis pisang kepok, pisang ambon, pisang batu, pisang raja uli, dan pisang susu. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaa tanaman pisang antara lain: Kondisi tanah yang cocok untuk lahan penanaman, tidak membutuhkan perawatan yang lebih serius dan lebih mudah dikembangkan, dan seluruh bagian tanaman pisang mulai dari akar, batang, bunga, buah hingga daunnya dapat dimanfaatkan. Seperti buah pisang yang dapat diolah menjadi berbagai produk makanan sederhana seperti pisang rebus, pisang goreng, pisang sale dan lain sebagainya, kemudian batan pisang yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai alas untuk memandikan mayat, dan batang pisang yang dapat diolah menjadi makanan khas lombok yaitu ares, yang biasa disediakan ketika perayaan hari-hari besar seperti acara keagamaan dan berbagai upacara adat lainnya dan daun pisang sebagai pengganti rumput makanan ternak sapi dan kambing. Sehingga tanaman pisang yang dibudidayakan juga dapat membantu perekonomian masyarakat.
Kata kunci: Identifikasi, Tanaman pisang dan Budidaya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Indonesia dari segi keadaan letak, iklim, dan sebagainya adalah
termasuk negara agraris. Negara yang wilayah agraris, semua tanaman tropis
senantiasa dapat tumbuh dengan baik dan tidak banyak membutuhkan biaya
untuk mengolahnya. Salah satunya adalah tanaman pisang. Oleh sebab itulah
tanamanpisang sering kita temukan di tegalan-tegalan sawah atau
perkampungan masyarakat baik yang tumbuh sendiri maupun yang
dibudidayakan masyarakat, sehingga masyarakat lebih banyak memilih
membudidayakan tanaman pisang karena tidak membutuhkan biaya untuk
mengolahnya.1
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan
tropis yang tumbuh subur dan mempunyai wilayah penyebaran merata di
seluruh wilayah Indonesia. Pisang adalah tumbuhan yang termasuk dalam
famili Musaceae yang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi di
Indonesia. Tanaman ini mudah tumbuh dimana-mana, karena pada kondisi
tanpa air, pisang masih dapat tumbuh karena air disuplai dari
batangnya.Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara.2
1Muhammad Saidi, Bertanam Pisang dan Pengolahannya, (Surabaya: SIC, 2006), h.5. 2Yusuf Solahudin, Pedoman Bertanam Pisang, (Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2015),
h. 1.
2
Buah pisang juga mengandung nilai gizi yang cukup
tinggi.Kandungannya sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Manisnya rasa buah pisang karena adanya zat gula seperti dextrosa, levulosa,
dan sukrosa yang dikombinasikan dengan fiber.3Dari segi nilai ekonomi pisang
juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena masyarakat dapat
memanfaatkan semua bagian pada tanaman pisang selain buahnya yang
dijadikan sebagai makanan.
Perkembangan produksi pisang di Indonesia pada periode 1980-2015
berfluktasi namun memiliki tren yang menggembirakan karena bernilai positif.
Rata-rata pertumbuhan pada kurun waktu tersebut sebesar 4,16% per tahun.
Selama tahun 1980-2010 rata-rata pertumbuhan produksi pisang aik sebesar
4,04% per tahun sedangkan selama 2011-2015 rata-rata pertumbuhan lebih
besar 4,92% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi pisang di Indonesia
sebesar 1,9 juta ton dan pada tahun 2015 naik secara signifikan mencapai 7,3
juta ton.4
Wilayah yang memproduksi pisang di Indonesia adalah: Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatara Selatan, Lampung
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara Barat.5 Seperti salah
satu perairan permukaan yang terdapat di Nusa Tenggara Barat adalah
Bendungan Batujai. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Saefudin
3W.Dasanti, Kandungan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan, (Semarang: Penerbit Aneka
Ilmu. 2010), h. 37. 4Rahmat Sunnara, kastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, (Batam: Penerbit
Talenta Pustaka Indonesia , 2009), h.3. 5Ibid, h. 4.
3
selaku penjaga Bendungan, pada tanggal 15 januari yang termasuk salah satu
masyarakat yang tinggal di dekat Bendungan Batujai, bahwa Bendungan ini
terletak di desa Batujai kecamatan Praya Barat, kurang lebih 3 km disebelah
barat daya Kota Praya kabupaten Lombok Tengah. Bendungan Batujai ini
memiliki arti yang sangat penting, baik bagi masyarakat disekitar Bendungan
maupun penduduk yang jauh dari Bendungan Batujai. Bendungan Batujai juga
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, salah satu diantaranya adalah
tanaman pisang. Tanaman pisang adalah suatu tumbuhan yang dari akar hingga
daunnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, di Desa Batujai itu
sendiri kebanyakan setelah memanen buah atau memanfaatkan pohon pisang
untuk dijadikan sayur pada saat mengadakan acara syukuran, pernikahan.
Walaupun pengembangannya oleh masyarakat sampai saat ini
kebanyakan hanya ditanam sekedar pengisi lahan pada pekarangan yang
kosong, atau pada tegalan-tegalan, dan pada pematangan-pematangan sawah.
Itulah sebabnya tanaman pisang mudah kita jumpai, dan hampir disemua sudut
pekarangan rumah atau kebun di perkampungan masyarakat selalu ada terdapat
tanaman pisang dari bermacam-macam jenis. Tanaman pisang memang mudah
tumbuh, tetapi karena mudahnya tumbuh membuat masyarakat lalai
memikirkan dan mengusahakan cara-cara bertanam pisang yang baik. Padahal,
tanaman pisang yang dibudidayakan dengan baik, produksinya sangat tinggi
sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 15
Januari 2017, dengan keberadaan Bendungan Batujai, masyarakat di sekitar
4
Bendungan dapat memanfaatkan Bendungan sebagai perairan lahan
perkebunan maupun persawahan yang dikelola oleh petani atau masyarakat
disekitar Bendungan. Masyarakat yang tinggal disekitar Bendungan Batujai
memanfaatkan lahan-lahan yang kosong dengan bertani atau berkebun,
masyarakat yang berkebun disekitar perairan Bendungan lebih banyak memilih
untuk menanam atau membudidayakan tanaman pisang karena melihat kondisi
lahan yang lebih cocok untuk menanam pisang, akan tetapi ketidakpedulian
masyarakat terhadap cara membudidayakan tanaman pisang yang baik
sehingga tanaman pisang disana tidak terlalu berkembang, padahal dari segi
kondisi lahan sangatlah cocok untuk membudidayakan semua jenis tanaman
pisang, tetapi masyarakat disana lebih banyak memilih untuk menanam atau
membudidayakan jenis tanaman pisang seperti pisang kepok dan pisang lumut.
Meskipun di beberapa tempat atau perkampungan masyarakat yang di sekitar
perairan Bendungan ada yang menanam jenis tanaman pisang yang lain.
Sehingga suatu saat dapat berdampak terhadap kepunahan jenis-jenis tanaman
pisang yang lain yang tidak dibudidayakan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti atau mencari
tahu tentang keanekaragaman jenis tenaman pisang yang dibudidayakan
masyarakat di sekitar Bendungan Batujai, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberadaan tanaman pisang dan potensi tanaman pisang baik dari segi nilai
ekonomi dan plasmanuftah (biotik). Oleh sebab itu diajukan judul “Identifikasi
jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan
Batujai”.
5
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah tentang identifikasi jenis tanaman pisang
yang dibududayakan masyarakat disekitar Bendungan Batujai, yang bertempat
di beberapa dusun dari setiap Desa yang dijadikan sampel penelitian yaitu
dusun Gelondong dan dusun Bukal malang Desa Panjisari, dusun Sasake,
dusun Karang baru timur dan Karang baru barat Desa Sasake dan dusun Prapen
dan Serengat selatan Desa Prapen.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di
sekitar Bendungan Batujai ?
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai ?
c. Bagaimana potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di
sekitar Bendungan Batujai dari segi ekonomi ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakatdi sekitar
Bendungan Batujai.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang di
sekitar Bendungan Batujai.
6
c. Potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar
Bendungan Batujai dari segi ekonomi dan plasmanuftah (biotik).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikiut:
a. Secara teoritis
Tersedianya data dan informasi tentang tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai.
b. Secara praktis
1. Sebagai kajian untuk menambah wawasan di bidang perkuliahan
dalam mata kuliah ilmu pengetahuan taksonomi tumbuhan tinggi.
2. Untuk masyarakat, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam budidaya tanaman pisang yang baik.
3. Untuk pemerintah, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran agar
terus mendukung dan membantu masyarakat untuk perkembangan
budidaya tanaman pisang.
7
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Proposal ini berjudul “Identifikasi Jenis Tanaman Pisang yang
Dibudidayakan Masyarakat di Sekitar Bendungan Batujai”, supaya tidak
terjadi perbedaan pendapat tentang makna dari penelitian ini maka, berikut
ini akan dijelaskan secara terperinci istilah-istilah yang digunakan pada
judul tersebut.
a) Identifikasi
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau
serupa, jadi identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan
anatara dua makhluk hidup, apakah memiliki perbedaan atau tidak
kemudian memberikan nama dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi.6 Identifikasi dalam penelitian ini adalah mencari,
menemukan, dan mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan
tentang mengidentifikasi jenis tanaman pisang dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberadaan tanaman pisang yang dibudidayakan
masyarakat di sekitar Bendungan Batujai dan potensi tanaman pisang.
b) Tanaman Pisang
Tanaman pisang merupakan tanaman buah berupa herba yang
berbatang semu (Pseudosterm) tingginya bervariasi antara 1-4 meter
tergantung varietasnya yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
6 Tjirosoepomo, Taksonomi Umun, Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan, ( Yogyakarta:
UGM Press, 1978), h. 80.
8
(termasuk Indonesia).7 Tanaman pisang yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah semua jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat
di sekitar Bendungan Batujai.
c) Budidaya Tanaman
Budidaya tanaman adalah suatu metode bertanam atau beberapa
teknik dalam usaha pembibitan untuk mengembangkan suatu jenis
tanaman dengan cara-cara tertentu.8 Budidaya tanaman yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah usaha mengembangkan jenis-jenis tanaman
pisang yang di sekitar Bendungan Batujai.
d) Bendungan Batujai
Bendungan Batujai merupakan salah satu perairan permukaan
yang terletak di Nusa Tenggara Barat tepatnya di desa Batujai Kecamatan
Praya Barat kabupaten Lombok Tengah.
2. Setting Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah
beberapa Dusun dari setiap Desa yang akan dijadikan sampel dari penelitian
tersebut yaitu Dusun Gelondong dan Dusun Bukal Malang Desa/Kelurahan
Panjisari, Dusun Sasake, Dusun Karang Baru Timur dan Karang Baru Barat
Desa/Kelurahan Sasake, Dusun Prapen, Serengat Selatan Desa Prapen. Jenis
tanaman pisang yang diteliti adalah tanaman pisang yang dibudidayakan
masyarakat di sekitar Bendungan Batujai.
7A. Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semanka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, (Jogakarta: Javalitera, 2013), h. 35. 8 A. Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, ( Jogjakarta : Javalitera, 2013), h. 4.
9
F. Telaah Pustaka
Untuk mengetahui sejauh mana keaslian dan faktualnya penelitian ini,
maka peneliti mengadakan telaah pustaka dari peneliti-peneliti sebelumnya
yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang peneliti angkat. Terkait
dengan judul penelitian ini, peneliti akan mendiskripsikan peneliti-peneliti
yang sebelumnya meneliti permasalahan yang hampir sama dengan penelitian
yang diteliti oleh peneliti yang lain, di antaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suherman dengan judul: “Identifikasi
Tumbuhan Berkhasiat Obat dan Potensinya Sebagai Obat Tradisional di
Dusun Tato Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat”.
Adapun hasil penelitian ini, peneliti menemukan 23 jenis tumbuhan
berkhasiat obat, dari 23 jenis tumbuhan yang ditemukan di Dusun Tato Desa
Sandik Kecamatan Batulayar Kabupate Lombok Barat. Sekitar 5 (21,7%)
jenis tumbuhan yang sudah dijadikan obat tradisional dan digunakan oleh
masyarakat Dusun Tato, 18 (78,3%) dari 23 jenis tumbuhan belum diketahui
serta belum pernah digunakan untuk pengobatan.9 Penelitian tersebut
memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti yaitu sama-sama
mengidentifikasi tumbuhan dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu
kualitatif deskriptif sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini
mengidentifikasi tumbuhan yang berkhasiat obat dan potensinya sebagai
9 Suherman, “Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat dan Potensinya Sebagai Obat
Tradisional di Dusun Tato Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat”, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Matarm, 2015), h. 55.
10
obat tradisional sedangkan peneliti mengidentifikasi jenis-jenis tanaman
pisang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Abd. Rahman Soleh dengan judul:
“Identifikasi Tumbuhan Mangrove di Gili Trawangan dan
pengembangannya Sebagai Sumber Belajar Studi Lapangan Mata Kuliah
Taksonomi Tumbuhan Tinggi Mahasiswa Tadris IPA Biologi IAIN
Mataram”. Hasil analisis keseluruhan tumbuhan mangrove yaitu diperoleh
indeks keanekaragaman (H+) 1,248 dan dikatagorikan dalam tingkat
keanekaragaman tumbuhan mangrove yang sedang, sehingga hasil penelitian
ini dapat dikembangkan dalam bentuk lembar kerja mahasiswa untuk bidang
studi taksonomi tumbuhan tinngi.10 Penelitian tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan dengan peneliti yaitu sama-sama mengidentifikasi tumbuhan
dan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif
sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini mengidentifikasi tumbuhan
mangrove sedangkan peneliti mengidentifikasi jenis-jenis tanaman pisang.
3. Penelitian oleh Monica Dame Yanti Ambrata dan Eva Sartini Bayu dengan
judul: “Identifikasi Karakter Morfologi Pisang (Musa sp) di Kabupaten Deli
Serdang”. Parameter yang diamati adalah tinggi batang, warna batang, aspek
batan ketegakan daun, kenampakan permukaan daun, bentuk pangkal daun,
warna punggung tulang daun dan bagian-bagian morfologi lainya. Pisang
yang ditemukan dan diidentifikasi di kabupaten Deli Serdang berjumlah 8
10Abd. Rahman Soleh, “Identifikasi Tumbuhan Mangrove di Gili Trawangan dan
Pengembangannya Sebagai Sumber Belajar Studi Lapangan Mata Kuliah TaksonomiTumbuhan Tinggi Mahasiswa Tadris IPA Biologi IAIN Mataram”, Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2009), h. 60.
11
jenis yaitu pisang ambon, pisang Banten, pisang barangan, pisang kepok,
pisang lilin, pisang uli, pisang tembaga dan pisang tembaga putih.11
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dan dan perbedaan dengan peneliti
yaitu sama-sama mengidentifikasi tanaman pisang dan metode penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif sedangkan perbedaannya adalah
penelitian ini mengidentiikasi karakter morfologi pisang sedangkan peneliti
mengidentifikasi jenis-jenis tanaman pisang dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang, dan perbedaannya juga
terletak pada setting penelitiannya.
4. Penelitian yang berjudul “Potensi Budidaya Pisang (Studi Kasus di
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa budidaya tanaman pisang di Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Jombang ukup potensial, melihat dari ketinggian 500 dpl serta
suhu rata-rata 21-240C. Jenis pisang yang banyak dikembangkan adalah
varietas lokal yaitu pisang kepok, pisang susu dan pisan raja yang umumnya
tersebar diseluru desa di kecamatan Wonosalam.12 Penelitian tersebut
memiliki kesamaan dengan peneliti yaitu tujuan penelitiannya yang sama-
sama untuk mengetahui potensi tanaman pisang, akan tetapai setting
penelitiannya terdapat perbedaan dimana peneliti akan meneliti di Dusun
11Monica Dame Yanti Ambrata, Eva Sartini Bayu, “Identifikasi Karakter Morfologi Pisang
(Musa sp) di Kabupaten Deli Serdang”, Jurnal Agroekoteknologi, No.1, Vol.4 (Desember, 2015), h.1991.
12Rahmad, “Potensi Budidaya Pisang”, Jurnal Agrina, No.01, Vol. 01 (Januari-Juni, 2014), h.40.
12
yang terletak di sekitar Bendungan Batujai sedangkan peneliti sebelumnya
di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
G. Kajian Pustaka
Tanaman pisang (Musa Paradisiaca) adalah tanaman berbentuk terna
raksasa dengan batang semu yang permukaannya terlihat bekas pelepah daun.
Tumbuhan ini tidak memiliki cabang, berbatang basah, dan tidak mengandung
lignin, batang tumbuhan ini diselubuni oleh pelepah daunnya. Tumbuhan ini
berasal dari daerah Asia Tenggara. Tumbuhan ini memiliki banyak ragam
jenisnya, seperti pisang klutuk atau pisang batu, pisang kepok, pisang susu,
dan lain sebagainya. Untuk hasil buah pisang ada yang dapat dimakan setelah
dimasak terlebih dahulu dan ada yang dimakan langsung tanpa perlu dimasak.
Klasifikasi tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Infra Kingdom : Streptophyta Super Division : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Sub Class : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Musaceae Genus : Musa13
1. Morfologi tanaman Pisang
a. Akar Tanaman
13Muhammad Saidi, Bertanan Pisang dan Pengolahannya, (Surabaya: Penerbit SIC, 2010),
h.4.
13
Tanaman pisang berakar serabut, tidak memiliki akar tunggang.
Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian
bawah tanah. Akar ini tumbuh menuju bawah sampai krdalaman 75-150
cm. Sedangkan akar yang berada di bagian samping atau mendatar.
Dalam perkembangannya akar samping bisa mencapai 4-5 meter.14
b. Batang
Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi
batang. Di bagian umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan
daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung).
Sedangkan yang berdiri tegak di atas tanah yang biasanya dianggap
batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelapah
daun panjang yang saling menelangkup dan menutupi dengan kuat dan
kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi
batang semu ini berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya. Batang semu
tanaman pisang bersifat lunak dan banyak mengandung air.15
c. Daun
Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset
memanjang. Pada bagian bawahnya berlilin. Daun ini diperkuat oleh
tangkai daun yang panjangnya antara 30-40 cm. Daun pisang mudah
sekali robek atau terkoyak oleh hembusan angin yang keras karena tidak
mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun.16
14Suyanti Satuhu, Ahmad Supriadi,Pisang: Budidaya, Pengolahan & Prospek Pasar,
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2005), h. 8. 15Ibid. 16Ibid, h. 9.
14
d. Bunga
Bunga tanaman pisang berbentuk bulat lonjong dengan ujung
runcing. Bunga yang baru muncul bisa disebut jantung pisang. Bunga
terdiri atas tangkai bunga, daun penumpu bunga atau daun pelindung
bunga (seludang bunga), dan mahkota bunga. Tangkai bunga keras,
dengan diameter sekitar 8 cm. Seludang bunga berwarna merah tua,
tersusun secara spiral, berlapis lilin, berukuran 10-25 cm, seludang bunga
akan rontok setelah bunga mekar. Mahkota bunga berwarna putih dan
tersusun melintang, masing-masing sebanyak dua baris. Bunga tanaman
pisang berkelamin satu dengan benang sari lima buah. Bakal buah
berbentuk persegi.17
e. Buah
Buah pisang memiliki bentuk, ukuran, warna kulit, warna daging
buah, rasa dan aroma yang beragam, tergantung varietasnya. Jumlah sisir
dalam tiap tandan juga bervariasi, antara 3-15. Umumnya tanaman
pisang berbunga 9-10 bulan setelah tanam. Buahnya dapat dipanen 4-5
bulan kemudian. Bentuk buah pisang ada yang bulat panjang, bulat
pendek, atau bulat agak persegi. Misalnya, pisang susu berbentuk bulat
pendek, berukuran kecil, kulit berwarna kuning berbintik-bintik hitam,
daging buah berwarna putih kekuning-kuningan, berasa manis dan
beraroma harum. Pisang nangka berbentuk bulat panjang agak besar,
17Sumeru Ashari, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2004), h. 155.
15
kulitnya berwarna hijau, daging buah berwarna kuning keputihan, berasa
manis agak masam dan beraroma harum. Buah pisang tergolong buah
berry yang terdiri dari banyak ovul dan tidak mengandung biji. Buah
terbentuk tanpa melalui pembuahan (partenokarpik).18
2. Jenis-Jenis Tanaman Pisang
Jenis-jenis tanaman pisang di Indonesia jumlahnya mencapai
ratusan. Secara garis besar jenis itu dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
sebagai berikut:
a. Jenis Pisang Umum
1) Pisang Serat (Noe. Musa texstiles)
Pisang serat adalah tanaman pisang yang diambil seratnya.
Pada awal abad 16, Pigatotta menerangkan bahwa penduduk asli
daerah cebu, Filipina memanfaatkan serat pisang manila ini untuk
bahan pakaian. Oleh karena itu, pisang ini dinamakan Musa texstilis.
Jenis ini dapat ditemukan di dalam koleksi tumbuhan Badan
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri di Bogor, seperti
pisang abaka.19
18Bambang Cahyono, Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan,
(Yokyakarta: Lily Publisher, 2016), h. 17. 15 Ibid.
19 Rahamat Sunnara, Khastriah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h. 31.
16
Gambar 1 Pisang abaka
Abaka (Musa textilis NEE) merupakan tanaman penghasil
serat dari kelopak daun, termasuk famili Musaceae atau jenis pisang-
pisangan. Tumbuh liar di pulau Mindanao (Filipina) dan pulau
Sangihe (Indonesia). Penduduk pulau tersebut sebelum Perang Dunia
II memperoleh benang-benang halus dari pelepah daun untuk
dijadikan kain yang sejuk. Tanaman abaka berasal dari Filipina,
dengan pangsa arealnya mencapai lebih dari 95%. Karenanya abaka
disebut sebagai Manila Henep. 20
2) Pisang Hias (Heliconia indica Lamek)
Pisang hias juga tidak diambil buahnya. Tumbuhan ini
memang bagus sekali ditanam di pekarangan rumah sebagai hiasan.
Pisang ini diperbanyak dengan menggunakan anakannya. Pisang hias
dibagi menjadi dua, yaitu pisang kipas dan pisang-pisangan. Disebut
pisang kipas karena bentuknya seperti kipas. Nama lain pisang kipas
adalah pisang madagaskar (diduga berasal dari daerah madagaskar),
sedangkan pisang-pisangan berbatang semu dan berukuran kecil-kecil
dan tumbuh berumpun indah ditanam dimuka rumah karena
bentuknya kecil.21Beberapa yang termasuk pisang hias antara lain
adalah:
20 Sunnara Rahmat, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h. 9. 21Ibid, h. 19-20.
17
a) Musa lolodensis Cheesman (Pisang Hias)
Gambar 2 Pisang hias
Pisang hias adalah bunga pisang-pisangan yang bentuk
bunganya berwarna merah dan kuning dan serta muncul
menggantung seperti buah pisang. Ditemukan menyebar mulai dari
Halmahera, Maluku sampai ke Papau bagian utara. Masyarakat
setempat menyebutnya dengan pisang hias. 22
b) Musa ornata Roxburgh (Pisang Hias Pink)
Setengah pisang setengah palem adalah wujud tanaman ini.
c) Musa uranoscopos Lour. Jenis ini merupakan asli dari Cina
Selatan, Vietnam, Laos dan diintroduksi ke Indonesia melalui
Kebun Raya Bogor. Masyarakat Indonesia menyebutnya dengan
pisang hias. 23
22 Rahmat Sunnara, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h.10. 23 Ibid.
18
d) Musa velutina Wendl. & Drude. Jenis yang dikenal sebutan pisang
hias ini, bukan asli Indonesia melainkan berasal dari Assam dan
diintroduksikan ke Indonesia melalui Kebun Raya Bogor.24
3) Pisang Buah (Musa Paradisiacal L.)
Pisang jenis ini sudah tidak asing lagi bagi kita karena banyak
ditemui. Pisang buah dapat dibedakan menjadi 4 golongan:
a) Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang, misalnya
pisang susu, pisang ambon lumut, pisang mas, pisang barangan,
pisang cavendish:
(1) Pisang susu
Pisang susu memiliki buah yang berukuran kecil
hampir sama dengan pisang mas, kulit buah tipis berwarna
kuning dengan bintik-bintik hitam, daging buah berwarna
putih kekuning-kuningan, berasa manis, beraroma harum.
Dalam satu tandan terdapat 8 sisir atau lebih. Buah cocok
disantap sebagai buah segar.25
(2) Pisang ambon lumut
Warna kulit buah pisang ambon lumut pada waktu
matang hijau atau hijau kekuningan dengan bintik-bintik
cokelat kehitaman dan lebih tebal dari kulit buah pisang ambon
kuning, daging buah hampir sama dengan pisang ambon
24Suyanti Satuhu, Ahmad Supriadi, Pisang: Budidaya, Pengolahan & Prospek Pasar,
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2004), h.15. 25 Bambang Cahyono, Sukses Budidaya Pisang di Pekarangan dan Pekebunan, h. 28-29.
19
kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras,
aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Berat per tandan
mencapai 15-18 kg dengan jumlah sisir 8-12 dan setiap sisir
kurang lebih 20 buah. Ukuran buah 15-20 cm dengan diameter
3-3,5 cm.
(3) Pisang barangan
Pisang barangan termasuk buah meja yang populer di
Indonesia. Per tandan terdiri dari 6-12 sisir dengan berat 12-20
kg. Setiap sisir terdiri dari 12-20 buah. Bentuk buah lurus,
pangkal bulat, panjang 11 cm, diameter 2,9 cm. Daging buah
kuning keputihan, tak berbiji, manis, kering, dan beraroma.
Berat per buah 60 g.26
(4) Pisang cavendish
Ukuran buah sedang, bentuknya mirip pisang ambon,
kulit buah tipis, bila telah matang berwarna kuning muda
halus. Daging buah berwarna putih kekuningan, berasa manis
agak masam, aroma harum dan lunak. Satu sisir buah pisang
cavendish memiliki berat sekitar1,6 kg atau lebih. Dalam satu
tandan terdapat 8-13 sisir atau lebih, setiap sisir terdiri dari 12-
22 buah, berat satu tandan antara 15-30 kg, panjang tandan
buah 60-100 cm.27
26 Ibid, h. 23. 27 Ibid, h. 29.
20
(5) Pisang mas
Pisang mas memiliki buah yang berukuran kecil
dengan diameter 3-4 cm, kulit buah tipis, bila sudah masak,
kulit buah berwarna kuning cerah, daging buah lunak, berasa
sangat manis dan beraroma harum. Dalam satu tandan
umumnya terdapat 5-9 sisir dengan setiap sisir berisi kurang
lebih 18 buah, dan berat per tandan 8-12 kg. Cocok disantap
sebagai buah segar.28
b) Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu,
misalnya pisang tanduk, pisang nangka, pisang kapas, pisang
bangkahulu, dan sebagainya.
(1) Pisang tanduk
Pisang ini disebut pisang tanduk karena tanduk ukuran
buahnya besar dan bentuknya menyerupai tanduk. Bila matang
warna kulit buahnya cokelat kemerahan dan berbintik-bintik.
Warna daging buahnya putih kemerahan. Pisang jenis ini
cocok untuk olahan.Berat setiap tandannya 7-10 kg terdiri atas
tiga sisir dan setiap sisirnya 10 buah.29
(2) Pisang nangka
Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun
sudah matang (buah yang sangat matang berwarna hijau
28 Ibid, h. 28. 29 Ibid, h. 25.
21
kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan
dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum, pisang
jenis ini hanya digunakan untuk olahan. Berat per tandan 11-
14 kg terdiri atas 6-8 sisir, dan tiap sisir terdiri atas 14-24 buah.
Panjang buah 24-28 cm dengan diameter 3,5-4 cm.30
c) Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang maupun
diolah dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja.
(1) Pisang kepok
Pisang kepok atau pisang kepok kuning termasuk
pisang berkulit tebal dengan warna kuning menarik jika sudah
matang. Per tandan terdiri dari 10-16 sisir dengan berat 14-22
kg setiap sisir terdapat 20 buah. Daging buahnya kuning.
Umumnya buahnya dimakan setelah direbus atau digoreng.
(2) Pisang raja
Pisang raja cocok untuk hidangan buah segar maupun
olahan. Kulit buah tebal dan berwarna kuning berbintik hitam
pada buah yang telah matang. Ukuran buah cukup besar
dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging buah
bila sudah matang berwarna kuning kemerahan. Dalam satu
tandan terdapat 6-9 sisir setiap sisir berisi 14-16 buah dengan
berat pertandan 12-16 kg. Bunga muncul 14 bulan sejak
30Rahmat Sunnara, Khastrifah Isvandiary, Sukses Besar dengan Pisang, h.13.
22
anakan dan buah akan matang 5,5 bulan kemudian. Pisang raja
memiliki beberapa jenis yaitu pisang raja bulu, pisang raja uli
dan pisang raja sere.31
d) Pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah (Musa
balbisiana Colla). Masyarakat Indonesia mengenalnya secara
umum dengan sebutan pisang batu, pisang biji, atau pisang klutuk.
Jenis ini belum pernah dilaporkan dan ditemukan tumbuh secara
liar di Indonesia. Akan tetapi, secara luas telah ditanam di kebun-
kebun Indonesia. Pisang klutuk (pisang batu) biasanya pisang ini
dibuat rujak sewaktu masih muda dan rasanya sepet.32
3. Teknik Budidaya Tanaman Pisang
a. Syarat Tumbuh
1) Iklim
Iklim tropis basah, lembap, dan panas mendukung
pertumbuhan pisang. Namun demikian, pisang masih dapat tumbuh di
daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh
karena air di suplai dari batangnya yang berair, tetapi produksinya
tidak dapat diharapkan. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin
kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Curah hujan optimal adalah 1.520-3.800 mm/tahun dengan
31 Ibid, h. 20. 32Ibid, h. 14.
23
dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan
ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.33
2) Media Tanam
Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung
kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga
sebaiknya ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. Air harus
selalu tersedia, tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman
pisang harus diairi dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah
basah adalah 50-200 cm, di daerah setengah basah 100-200 cm, dan
di daerah kering 50-150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak
akan menghasilkan panen yang baik. Tanah harus mudah meresapkan
air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.34
3) Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di
Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan setingi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka, dan tanduk
tumbuh baik sampai ketingian 1.000 m dpl.35
b. Penyiapan Lahan
Lahan yang telah dipilih dan memenuhi persyaratan untuk usaha
tani pisang perlu dipersiapkan dengan baik untuk menciptakan media
33A. Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya. H. 37. 34Redaksi Trubus,Berkebun Pisang Secara Intensif, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), h. 10. 35Suyanti, Ahmad Supriadi, Pisang: Budidaya, Pengolahan & prospek pasar, (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2008), h. 35.
24
tanam yang sesuai pertumbuhan tanaman. Dengan terciptanya media
tanam yang cocok, bagian tanaman yang ada di dalam tanah (akar) dapat
tumbuh sempurna sehingga pertumbuhan tanaman juga dapat sempurna.
Penyiapan lahan untuk usaha tani pisang meliputi pekerjaan pembersihan
rumput dan sisa-sisa tanaman lain, pengelohan tanam, pemerataan tanah
dan pembentukan bedeng, pembuatan parit-parit atau selokan, dan
pembuatan lubang tanam.36
c. Penanaman
Waktu tanam yang baik bagi tanaman pisang adalah 2-3 bulan
setelah persiapan dan pengolahan tanah selesai dilakukan, atau pada awal
musim hujan, yaitu pada bulan November atau Desember. Pada awal
pertumbuhan, tanaman pisang memerlukan air dalam jumlah yang
cukup.
Jarak tanam harus diatur dengan baik. Tidak boleh terlalu rapat
karena dapat mengurangi penerimaan sinar matahari sehingga
mengganggu proses fotosintesis. Di samping itu, bila penanaman terlalu
rapat, kelembapan menjadi tinggi dan akan terjadi persaingan antar
tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara. Penanaman yang terlalu
rapat akan menyebabkan akar satu pohon masuk ke dalam sistem
perakaran pohon lain. Akibatnya, hasil buah pisang per satuan lahan akan
menurun. Jarak tanam yang tepat sangat ditentukan oleh jenis atau
kultivar tanaman pisang yang ditanam. Jarak tanam untuk jenis tanaman
36Singgih Sastradihardja, Menanam Buah Organik, (Jakarta: Azka Mulia Media, 2007), h.35.
25
pisang yang memiliki tajuk lebar dan yang bertajuk sedang adalah 3 m x
3 m, dan untuk jenis tanaman pisang yang bertajuk sempit adalah 2,5 m
x 2,5 m atau 2 m x 2 m.37
d. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri
atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa
sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing
berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun, rumpun dibongkar
untuk diganti dengan tanaman yang baru.38
2. Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar
pertumbuhan anakan dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan
bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh
tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan
bahwa perakaran pisang rata-rata hanya 15 cm di bawah permukaan
tanah sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.39
37Satuhu Suyanti, Pisang: Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar, h. 46-47. 38Rismunandar, Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan, (Bandung: Sinar Baru, 1990), h.
22. 39A, Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, h. 41.
26
3. Perempelan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan
tanaman dan sanitasi lingkungan teraga. Pembuangan daun-daun ini
dilakukan setiap waktu.40
4. Pemupukan
Setiap tanaman, termasuk tanaman pisang, sangat memerlukan
pupuk untuk proses fisiologi dan morfologinya. Selain itu, pemberian
pupuk juga berfungsi untuk konservasi atau pengawetan tanah,
meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah, mencegah
terjadinya erosi, menambah kandungan zat-zat mineral dalam tanah,
meningkatkan populasi jasad renik dalam tanah, meningkatkan dan
mempertahankan sifat fisik tanah tetap optimal, mengembalikan
keseimbangan unsur hara dalam tanah terutama unsur NPK,
mengganti dan menambah unsur-unsur hara tanah yang telah hilang.41
Area pemberian pupuk sangat tergantung kondisi lahan.
Pemberian pupuk dilakukan dengan memperhatiakan cara
penggunaan serta dosisnya. Pemberian pupuk yang tidak tepat justru
dapat menyebabkan penurunan produksi. Pemberian pupuk,
khususnya pupuk anorganik (kimia) seperti Urea, TSP, dan KCL,
40Ibid. 41Hendara S, Bertani Organik dengan Teknologi Biofob, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010),
h. 21.
27
yang dilakukan secara tidak tepat akan berdampak negatif terhadap
tanah dan mikroorganisme dalam tanah.42
Pisang memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu
hektar, diperlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl, dan
200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua
kali dalam satu tahun, diletakkan di dalm larikan yang mengitari
rumpun tanaman. Setelah itu, larikan ditutup kembali dengan tanah.
Pemupukan fosfat dan kalium dilakukan 6 bulan setelah tanam.43
5. Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik
selama pengairannya tejaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau
mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman
pisang. Tanaman pisang yang kekurangan air akan terhambat
pertumbuhannya. Jumlah air yang dibutuhkan tanaman pisang sangat
ditentukan dari umur tanaman.44
Gambar 3 Saluran drainase di perkebunan pisang untuk mengurangi risiko air tergenang
42Ayub S Purnata, Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik(Jakarta: Agromedia
Pustaka, 2010), h.18. 43Ibid, h.19. 44Redaksi Trubus, Berkebun Pisang Secara Intensif, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004), h.
20.
28
Sistem pengairan yang baik sangat berpengaruh terhadap
peredaran udara (aerasi) dalam tanah, jasad renik yang bermanfaat
dalam tanah, pertumbuhan akar tanaman, dan daya tahan tanaman.
Bila akar tanaman bertumbuh dengan baik maka tanaman akan dapat
berproduksi optimal. Air yang menggenang dapat membusukkan akar
tanaman pisang dan sekaligus mendatangkan bibit penyakit pada
tanaman. 45
6. Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun diberi mulsa berupa daun kering
ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah
dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus-menerus
menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu
kemarau tanaman merana. Oleh karena itu, mulsa tidak boleh
dipasang terus-menerus.46
7. Pemeliharaan Buah
Jantung Pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah
terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat.
Setela sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus
dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan
ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap
45 Rahmat Sunnara, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h.15.
46A, Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, h. 42.
29
lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa
sehigga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di
bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman
tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan
bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.47
Gambar 4 Pisang dibungkus kantung plastik untuk melindungi buah dari gangguan hama
Pemeliharaan buah bertujuan untuk melindungi buah dari cuaca
dingin, debu, serangga, burun dan hama penyakit lainnya. Di samping itu
pembungkusan buah juga akan mempercepat panen. Buah yang dibungkus
dapat dipanen lebih cepat dibandingkan dengan buah yang tidak dibungkus.
48
47A, Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, h. 42-43. 48 Rahmat Sunnara, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h. 17.
30
4. Penyakit pada Tanaman Pisang dan Cara Pengendaliannya
a. Penyakit Darah (Layu Bakteri)
Gambar 5 Tanaman pisang terserang penyakit layu bakteri
Layu bakteri disebabkan oleh Xantomonas celebensis (bakteri).
Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman yang bagian dalam.
Gejalanya, jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
Pengendalian dilakukan dengan membongkar dan membakar tanaman
yang sakit.49
b. Layu Fusarium
Gambar 6 Tanaman pisang yang terserang penyakit layu fusarium
49Muhammad Saidi, Bertanam Pisang dan Pengolahannya, h. 23.
31
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium yang
terutama menyerang daun tanaman. Daun yang terserang layu fusarium
akan layu dan putus diawali dari daun luar lalu ke daun bagian dalam,
pelepah daun terbela membujur, dan sekresi pembuluh getah berwarna
hitam. 50 Pengendalian penyakit ini biasanya memanfaatkan musuh
alami, seperti Trichoderma sp, Gliocladium sp, Pseudomonas florescens.
Hindari penanaman pisang di lahan yang pernah terserang penyakit layu
Fusarium.51
c. Penyakit Layu
Gambar 7 Tanaman pisang yang terserang penyakit layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang ganas, bisa disebabkan
bakteri ataupun cendawan. Tanaman pissang yang terinfeksi penyakit ini
akan dipastikan mati dan tanaman pisan muda yang terserang penyakit
ini akan tumbuh merana dan akhirnya mati. Apabila menyeranng
tanaman dewasa yang sudah berbuah maka biasa terjadi kerusakan pada
buah. Bagian yang diserang adalah akar. Gejalanya, tanaman layu dan
50 Sunnara Rahmat, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h. 22. 51Redaksi AgroMedia, Buku Pintar Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia, (Jakarta:
Agromedia Pustaka, 2009), h.226-227.
32
mati. Pengendalian dilakukan dengan membongkar dan membakar
tanaman yang sakit.52
d. Penyakit Bercak Daun Cokelat dan Bercak Cokelat Kemerahan
Penyebab penyakit bercak daun cokelat adalah cendawan
Cornada musal, sedangkan penyebab penyakit bercak cokelat
kemerahan adalah cendawan Guiqnardia musal. Gejala yang timbul pada
tanaman pisang yang terinfeksi adalah adanya bercak cokelat memanjang
dan bercak cokelat tak beraturan pada daun yang menyebabkan
fotosintesis terhambat. Pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan
dengan sanitasi lingkungan, perbaikan cara bercocok tanam, dan
penggunaan pupuk secara berimbang. Untuk mengobati tanaman pisang
yang terserang, gunakan fungisida.53
e. Penyakit Bercak Daun Cercospora
Gambar 8 Tanaman pisang yang terserang penyakit bercak daun Cercospora (Sigatoka)
Penyakit bercak daun cercospora juga dikenal dengan nama
penyakit Sigatoga. Penyakit ini mudah dijumpai di setiap tanaman
52A Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, h. 44. 53Toekidjo Martoridjo, Ilmu Penyakit Pascapanen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 131.
33
pisang, baik di Indonesia maupun di negara lain. Penyakit ini disebabkan
oleh cendawan Mycosphaerella musicola. Cendawan ini menginfeksi
daun tanaman. Pada umumnya infeksi terjadi pada daun yang sudah tua.54
Cara pengendalian penyakit ini adalah tidak menanam pisang di daerah
yang kurang subur, memangkas daun yang terinfeksi cendawan dan
membakarnya, mempertahankan kesuburan tanah dengan pemupukan
yang tepat, melakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan sisa-
sisa tanaman di kebun dan membakarnya, menggunakan pestisida yang
berbentuk bubur seperti bordeaux, Topsin, Benlate atau velimek.55
f. Penyakit Antraknosa
Gambar 9 Serangan penyakit antraknosa yang parah membuat daun dan buah tanaman pisang mengering dan rusak
Penyakit Antraknosa menyerang daun, buah yang masih muda
dan buah yang matang dalam penyimpanan. Penyakit ini dapat dijumpai
di semua negara.56 Penyakit ini tidak membunuh tanaman namun apabila
tidak dikendalikan dengan baik maka akan menimbulkan kerugian yang
cukup besar. Apabila daun yang terserang dan rusak cukup banyak maka
54 Ibid, h. 92. 55Bambang Cahyono, Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan, h. 93-94. 56 Ibid, h. 96.
34
proses pembentukan buah akan terlambat sehingga buah menjadi kecil
dan berkualitas rendah.57
g. Penyakit Kerdil (Bunchy Top)
Gambar 10 Virus bunchy top menyebabkan tanaman pisang tumbuh kerdil
Penyakit kerdil menyerang tanaman pisang pada berbagai tingkat
umur, terutama yang masih muda. Tanaman pisang yang terserang
penyakit ini tidak dapat berproduksi sama sekali karena pertumbuhannya
terhambat dan menjadi kerdil. 58 Penyebab penyakit ini adalah virus yang
dikenal sebagai virus kerdil pisang (Bunchy Top Virus). Virus ini dapat
ditularkan oleh kutu daun (Pentalonia nigronervosa Coq). Gejala
serangan penyakit kerdil juga ditandai dengan pupus daun yang
menguning dan tidak membuka. Gejala ini mirip dengan kekurangan zat
nitrogen. Pengendaliannya adalah dengan membongkar tanaman pisang
yang terserang penyakit dan membuangnya ke tempat yang jauh atau
membakarnya.59
57Ibid. 58 Rahmat Sunnara, Khastrifah Isvandari, Sukses Besar dengan Pisang, h. 27. 59Bambang Cahyono, Pisang Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen, (Yogyakarta:
Kanisius, 2002), h.19.
35
5. Manfaat Tanaman Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber
vitamin, meneral, dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale
pisang, pure pisang, dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan
untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka.
Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai macam makanan
tradisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk
pakaian, kertas, dan sebagainya. Batang pisang yang telah dipotong kecil
dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia pada saat
musim kemarau ketika rumput kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi
batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan
usus besar, sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit
kencing dan penawar racun.60
H. Kerangka Teori
Kerangka Teori dari peneliti dalam penelitan ini adalah dengan
keberadaan perairan Bendungan Batujai yang dapat memberikan berbagai
manfaat bagi masyarakat diantaranya sebagai perairan lahan perkebunan yang
dikelola petani atau masyarakat di sekitar Bendungan. Masyarakat yang tinggal
di sekitar Bendungan memanfaatkan lahan-lahan yang kosong dengan
menanam pisang atau membudidayakan tanaman pisang karena melihat
kondisi lahan yang lebih cocok untuk menanam pisang, akan tetapi dengan
60A Yulianto, Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk, Mangga,
Pepaya, h. 36.
36
ketidak pedulian masyarakat terhadap cara membudidayakan tanaman yang
baik sehingga tanaman pisang disana kurang berkembang, padahal dari segi
kondisi lahan sangatlah cocok untuk membudidayakan semua jenis tanaman
pisang. sehingga peneliti dalam hal ini mengidentifikasi jenis-jenis tanaman
pisang untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat, mengetahui faktor-faktor pertumbuhan tanaman
pisang dan potensi dari segi ekonomi tanaman pisang yang dibudidayakan
masyarakat di sekitar Bendungan Batujai.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena memerlukan data berupa kata-kata tertulis, peristiwa dan
perilaku yang dapat diamati. Permasalahan yang akan diteliti sudah ada
secara wajar di lapangan, dan peneliti hanya mengidentifikasi objek yang
sudah ada di lapangan.61
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di sini adalah peran dan upaya peneliti dalam
memperoleh data atau informasi.62Dalam penelitian kualitatif, kehadiran
peneliti berfungsi sebagai instrumen atau alat penelitian peneliti karena
peneliti berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informasi
sebagai sumber data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data,
61 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h.1. 62Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2009), h. 186.
37
mengumpulkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya, dan
penggunaan instrumen lain hanya sebatas pendukung saja.63
3. Lokasi Penelitian
Bendungan Batujai adalah bendungan yang berada di desa Batujai,
dan berdasarkan informasi dari kantor Petugas Perairan Bendungan Batujai,
diketahui bahwa ada 6 desa yang terkena genangan air. Ke enam Desa
tersebut adalah Desa/Kelurahan Panjisari Selebung, Sasake, Prako,
Semayan dan Prapen.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih
representatif.64 Dasar penentuan daerah atau lokasi penelitian adalah batas
tertinggi genangan perairan Bendungan Batujai atau Dusun yang lebih dekat
dengan perairan yang memiliki genangan air tertinggi dari jumlah desa yang
ada di sekitar Bendungan Batujai yaitu Desa Panjisari, Desa Sasake dan
Desa Prapen. Adapun Memilih sampel Dusun juga berdasarkan Dusun yang
terkena genangan tertinggi yaitu Dusun Gelondong dan Dusun Bukal
Malang Desa Panjisari, Dusun Sasake, Dusun Karang Baru Timur dan
Karang Baru Barat Desa Sasake, Dusun Prapen, Serengat Selatan Desa
Prapen. Berdasarkan hasil observasi Bendungan Batujai juga merupakan
63Ibid, h. 222. 64Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.211.
38
perairan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai perairan lahan perkebunan
yang dikelola petani atau masyarakat di sekitar Bendungan. Sehingga
peneliti mengambil lokasi untuk penelitian karena wilayah di sekitar
Bendungan Batujai juga merupakan penghasil pisang yang masyarakat di
sekitar Bendungan memanfaatkan lahan-lahan yang kosong dengan
bertanam pisang atau membudidayakan tanaman pisang.
5. Sumber Data
Sumber data di sini maksudnya adalah dari mana data atau informasi
yang diperoleh. Dalam hal ini menurut Suharsimi menjelaskan bahwa: yang
dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek yang
menjadi data diperoleh apabila menggunakan quisioner atau wawancara
dalam mengumpulkan datanya maka sumber data disebut responden, yaitu
orang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan.65
Dengan demikian yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah masyarakat di sekitar Bendungan Batujai yang
membudidayakan tanaman pisang yang terkait langsung dengan fokus
permasalahan yang diangkat peneliti dengan maksud untuk menggali
informasi yang mendalam guna menjawab pertanyaan yang baik. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari berbagai
sumber berupa buku, jurnal atau laporan hasil penelitian dan lain-lain.
65 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
h. 107.
39
Sedangkan data tersiernya adalah data yang diperoleh dari data primer dan
sekunder contoh bibliografi, katalog perustakaan, insklopedia dan daftar
bacaan.
6. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun beberapa metode yang akan digunakan dalam penelitian
nantinya adalah sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, gambar dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.66 Dalam hal ini metode
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan-catatan atau dokumen-dokumen seperti dokumen Desa
dan Dusun yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Fungsinya
sebagai pendukung atau pelengkap bagi data-data primer yang diperoleh
melalui wawancara dan observasi. Dalam metode dokumentasi ini
peneliti akan mencari data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat disekitar
Bendungan Batujai.
b. Metode Wawancara
66Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 206
40
Metode wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah metode wawancara terbuka dan tidak terstruktur yaitu wawancara
yang tidak merahasiakan informasi mengenai narasumbernya dan juga
memiliki pertanyaan-pertanyaan yang tidak terbatas atau tidak terikat
jawabannya, sehinggapeneliti meminta narasumber untuk memberikan
penjelasan lengkap mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti dan peneliti tidak mempersipkan pedoman wawancara yang
berupa instrumen tentang hal-hal yang harus ditanyakan. Metode
wawancara ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang dan potensi tanaman
pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai.
c. Metode Observasi
Menurut Margono, bahwa metode observasi adalah “Metode
pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara sisitematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”.67 Berdasarkan
jenisnya observasi dibagi menjadi dua yaitu:
1) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan yang dimana
observer berada bersama objek yang diteliti.
2) Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya sutu peristiwa yang akan diteliti.68
67 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 181. 68 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
h. 173.
41
Adapun metode observasi yang peneliti gunakan adalah metode
observasi langsung yaitu peneliti mengadakan pengamatan langsung
terhadap keadaan dan situasi pada lokasi penelitian untuk mengetahui
data-data tentang jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat
dan hasil dari observasi digunakan sebagai acuan dalam menginterview.
7. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data
kualitatif model Miles dan Huberman. Penggunaan teknik tersebut
didasarkan atas kesesuaiannya dengan jenis data yang akan dianalisis, yaitu
data yang dikumpulkan dengan teknik obserasi dan wawancara.
Teknik analisis data model Miles dan Huberman mencakup tiga
tahapan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.
Reduksi data adalah proses memilih data, pemokusan data, penyederhanaan
data, mengabstrak data, dan mentranskrip data. Penyajian data adalah
mengorganisasi data, meringkas atau memadatkan data, sedangkan
verifikasi merupakan kegiatan menarik kesimpulan dari data-data yang
dianalisis. Pada tahap-tahap inilah data yang digunakan peneliti, yaitu mulai
data diredukasi sampai data di verifikasi, bahkan bisa dimulai sejak
pengumpulan data.
Berdasarkan analisis tersebut, maka tahapan analisis data yang
dilakukan peneliti sebagai berikut: setelah data terkumpul, peneliti
menggunakan reduksi data, yang digunakan peneliti pada tahap ini adalah
memilih, menyederhanakan, atau menyortir, data kasar yang telah
42
terkumpul atau tercatat dalam lembar observasi dan wawancara, sekaligus
membuang data yang tidak perlu. Data tersebut kemudian dipilah-pilah dan
dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Setelah data diredukasi, selanjutnya
peneliti menyusun data tersebut kedalam susunan yang sistematis dan
kemudian dianalisis dengan cara mengkonsultasikannya dengan teori-teori
dari hasil penelitian terdahulu yang rilevan. Setelah proses itu selesai
dilakukan, peneliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap analisis data
tersebut yang sekaligus menjawab rumusan masalah penelitian. Kegiatan ini
dilakukan peneliti secara terus menerus setiap kali pengambilan data
dilakukan.
8. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang yang
sesungguhnya ada dalam kenyataan lokasi penelitian untuk meningkatkan
keabsahan data ada beberapa langkah yang di gunakan, antara lain;
perpanjangan kehadiran peneliti, ketekunanan pengamatan, triangulasi,
berbicara dengan teman sejawat, kecukupan refrensi dan lainnya. Dari
langkah tersebut, peneliti menggunakan tiga cara yang sesuai dengan fokus
penelitaan sebagai berikut;
a. Perpanjangan kehadiran peneliti
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang pernah ditemui maupun yang baru. Waktu akan berpengaruh pada
temuan penelitian baik pada kualitas maupun kuantitasnya. Terdapat
43
beberapa alasan dilakukannya teknik ini, yaitu untuk membangun
kepercayaan informan/subjek dan kepercayaan peneliti sendiri,
menghindari distorsi (kesalahan) dan bias, serta mempelajari lebih
dalam tentang latar dan subjek penelitian.
b. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data triangulasi di artikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengupulan data dan sumber data yang telah ada.69 Dalam hal
ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, metode dan triangulasi
merupakan penggunaan berbagai teknik pengumpulan data dengan
tujuan untuk memperoleh data dan membandingkan dengan imformasi
yang sesuai dengan metode. Sedangkan triangulasi sumber peneliti
lakukan dengan pengecekan hasil penemuan dari beberapa sumber
dengan menggunakan metode yang sama. Triangulasi ini peneliti
gunakan dengan maksud untuk dapat menjamin keabsahan data yang di
peroleh selama proses penelitian
c. Kecukupan referensi
kecukupan referensi ini digunakan sebagai alat untuk
menyesuaikan data-data dalam penelitian ini baik dari hasil wawancara,
observasi atau data yang dikumpulkan melalui dokumentasi maupun
data yang diperoleh dari. Referensi atau bahan bacaan yang lengkap
69Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 241.
44
dalam suatu penelitian merupakan bahan pembanding terhadap temuan
di lokasi peneliti kemampuan peneliti di dalam membandingkan
temuan-temuan di lapangan dengan referensi merupakan suatu upaya
mewujudkan keabsahan data makin banyak referensi yang dimiliki,
maka makin cepat memperoleh bahan pembanding dengan data temuan
dilapangan.
d. Ketekunan pengamatan
Ketkunan pengamatan yang dimaksud adalah untuk
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam sistuasi yang sangat
relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan dari pada hal-hal tersebut secara terperinci.70Dalam
konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah
melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya
menggali data atau informasi untuk dijadikan objek penelitian, yang
pada akhirnya peneliti menemukan permasalahan yang menarik untuk
digali.
Berdasarkan pendapat di atas, ketekunan pengamatan dalam
penelitian ini bermaksud untuk mencari ciri-ciri dan unsur-unsur yang
relevan dengan data-data yang ingin diperoleh yaitu mengenai
keanekaragaman jenis-jenis tanaman pisang, faktor-faktor yang
70Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2004), h. 177.
45
mempengaruhi keberadaan tanaman pisang, dan potensi tanaman pisang
yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendugan Batujai.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
Dalam hal ini akan dipaparkan mengenai beberapa topik penting yaitu data
dan temuan berdasarkan dari hasil penelitian.
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa desa yang terletak di sekitar
Bendungan Batujai. Bendungan Batujai terletak di desa Batujai kecamatan
Praya Barat kabupaten Lombok Tengah. Proyek Bendungan Batujai adalah
salah satu sub proyek di lingkungan Badan Pelaksanaan Proyek Irigasi Lombok
Selatan yang berada ± 3 km di sebelah barat daya kota Praya, ibukota
kabupaten Lombok Tengah yang bertujuan menanggulangi masalah
kekurangan pangan di daerah kritis Lombok Selatan. Luas Bendungan Batujai
300 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kota Praya
b. Sebelah Timur : Desa Mujur
c. Sebelah Selatan : Desa penujak
d. Sebelah Barat : Desa Leneng
Pulau Lombok yang sering mengalami musibah kurang makan ini
merupakan daerah yang langka air. Hal ini disebabkan oleh kecilnya hujan
46
yang turun di daerah ini dan sering sekali hujan yang turun di musim hujan pun
tidak menentu sehingga mengakibatkan gagalnya panen padi di sawah tadah
hujan. Selain itu keadaan topografis yang tidak menguntungkan
mengakibatkan sedikit sekali sungai yang mengalir ke daerah ini. Bendungan
Batujai dibangun pada kali Penujak yang mengalir dari lereng Gunung kundo
dan bermuara di Selat Lombok dengan panjang sungai seluruhnya 54 km dan
daerah aliran sungainya seluas 550 km2, dengan kondisi alam yang demikian,
maka dibuatlah waduk yang dapat menampung potensi air yang dapat
menampung potensi air yang berlebihan di musim hujan untuk dapat digunakan
pada musim kemarau.
B. Identifikasi jenis tanaman pisang yang dibudidayakan mayarakat di sekitar Bendungan Batujai
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan jenis-jenis
tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai
pada beberapa dusun dari 3 desa yang dijadikan sample penelitian yaitu dusun
Gelondong dan dusun Bukal Malang desa Panjisari, dusun Karang Baru Timur
dan dusun Karang Baru Barat desa Sasake, dusun Serengat Selatan dan dusun
Prapen desa Prapen:
1. Desa Panjisari
a. Dusun Gelondong
Jenis-jenis tanaman pisang yang terdapat di dusun Gelondong adalah:
Pisang susu, pisang kepok, pisang ambon, dan pisang batu.
b. Dusun Bukal Malang
47
Pisang batu, pisang kepok dan pisang ambon.
48
2. Desa Sasake
a. Dusun karang Baru Timur
Pisang susu, pisang batu, dan pisang kepok.
b. Dusun Karang Baru Barat
Pisang ambon, pisang kepok, dan pisang raja uli.
3. Desa Prapen
a. Dusun Serengat Selatan
Pisang kepok, dan pisang raja uli.
b. Dusun Prapen
Pisang batu, dan pisang kepok.
Berdasarkan hasil penelitian identifikasi jenis tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai adalah tidak jauh
berbeda dengan desa-desa yang dijadikan sampel penelitian. Adapun jenis-
jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan
Batujai yaitu pisang batu, pisang raja uli, pisang kepok, pisang ambon, dan
pisng susu.
1. Pisang Batu
Cirri-ciri pohon pisang batu antara lain memiliki ketinggian hingga
3 meter dengan lingkar batang mulai dari 60 cm hingga 70 cm. Batangnya
berwarna hijau dengan bercak ataupun tanpa bercak. Daun pohon pisang
batu biasanya sepanjang 2 meter dengan lebar 0,6 meter. Daunnya jika
diperhatikan secara jelas tampak memiliki lapisan lilin yang tipis dan
uniknya tidak mudah sobek seperti daun jenis pisang lainnya. Sementara itu,
49
tandan buah pisang klutuk memiliki ukuran yang besar juga panjang.
Ukurannya bias mencapai 20 cm sampai 100 cm dan 5 hingga 7 sisir.
Biasanya setiap sisir dipenuhi 12 sampai 18 buah pisang batu.Untuk buah
sendiri memiliki empat sisi dengan kulit yang tebal. Dagingnya berwarna
putih kekuningan dengan tekstur kasar dan berbiji.71
Klasifikasi tanaman pisang batu menurut Tjitrosoepomo (2001)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionta Subperdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberrales Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa brachycarpa L.72
2. Pisang Raja Uli
Cirri-ciri pohon pisang raja uli antara lain memiliki pohon kecil dan
lngsing, tinggi 2-2,5 m, lingkar batang 25-35 cm, warna hijau pucat atau
kemerah-merahan. Daun berukuran kecil, panjang hingga 2 m, berwarna
hijau dengan tangkai daun kadang berwarna merah muda. Tandan buah
kecil dan pendek 1,5-1,7 m, berbulu halus, merunduk dengan 4-8 sisir. Buah
kecil dan langsing, panjang 10 cm, berkulit tipis, warna daging putih atau
kekuningan. Pisang raja uli dikenal sebagai pisang olahan. Buahnya terasa
71 Rahmat Sunnara, Khastrifa Isvandiary, Sukses Besar dengan Pisang, h. 14. 72 Tjirosoepomo, Klasifikasi Tumbuhan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2001), h. 21.
50
manis dan beraroma harum. Pisang ini sangat enak jika direbus atau
digoreng.73
Klasifikasi tanaman pisang raja menurut Tjitrosoepomo (2001)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Platae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Urdo : Zingiberales Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca L.74
3. Pisang Kepok
Berdasarkan hasil pengamatan jenis tanaman pisang kepok ini
merupakan salah satu jenis tanaman pisang yang lebih banyak
dibudidayakan masyarakat karena pisang kepok lebih banyak disukai
masyarakat, selain batang dan bunga, buahnya juga dapat diolah menjadi
berbagai jenis olahan makanan.
Ciri-ciri pisang kepok antara lain, tinggi pohon 3 m dengan lingkar
batang 40-50 m berwarna hijau dengan sedikit atau tanpa coklat kehitaman.
Panjang daun 180 cm, lebar 50-60 cm berlapis lilin pada permukaan sebelah
bawah. Tandan buah mencapai panjang 30-60 cm, merunduk, tidak berbulu
halus. Jantung berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar berwarna
ungu dan sebelah dalam berwarna merah.Sisir buah berjumlah 5-9 sisir tiap
sisir berjumlah 10-14 buah berpenampang segi tiga atau segi empat atau
73 Rahmat Sunnara, Khastrifa Isvandiary, Sukses Besar dengan Pisang, h. 16-17. 74 Tjirosoepomo, Klasifikasi Tumbuhan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2001), h. 24.
51
bulat.yaitu buahnya enak dimakan setelah diolah terlebih dahulu, bentuk
buahnya agak pipih, kadang disebut pisang gepeng, warna daging buahnya
putih, ada juga yang kuning dengan tekstur yang agak berkapur, dan
memiliki kulit buah yang tebal.75
Klasifikasi tanaman pisang kepok menurut Tjitrosoepomo (1991)
adalah sebagai berikut:
Regnum : plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Orde : Musales Familia : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca L.76
4. Pisang Ambon
Cirri-ciri pisang ambon antara lain, memiliki tinggi pohon 2,5-3 m
dengan lingkar batang 0,4-0,6 m. panjang daun 2,1-3 m dengan lebar 40-65
cm dan kadang-kadang berlapis lilin tipis. Panjang tandan buah 40-6o cm
merunduk dan berbulu halus. Jantung berbentuk bulat telur, kelopak
berwarna ungu sebelah luar dan merah jambu sebelah dalam.Sisir buah
berjumlah 7-10 sisir dan tiap sisir terdiri dari 10-16 buah. Buah berbentuk
silinder sedikit melengkung, panjang dan tidak berbiji,warna kulit buah
pisang ambon lumut pada waktu matang hijau atau hijau kekuningan dengan
bintik-bintik cokelat kehitaman dan lebih tebal dari kulit buah pisang ambon
75Muhammad Saidi, Bertanam Pisang, h. 17. 76 Tjirosoepomo, Klasifikasi Tumbuhan (Jakarta: Penebar Swadaya, 1991), h. 23.
52
kuning, daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya
sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya
lebih manis. Ukuran buah 15-20 cm dengan diameter 3-3,5 cm.77
Klasifikasi tanaman pisang ambon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Sub division : Spermatophyta Klas : Liliopsida Sub klas : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca var. Sapientum (L.) Kunt.78
5. Pisang Susu
Pisang susu memiliki buah yang berukuran kecil hampir sama
dengan pisang mas, kulit buah tipis berwarna kuning dengan bintik-bintik
hitam, daging buah berwarna putih kekuning-kuningan, berasa manis,
beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 8 sisir atau lebih. Buah cocok
disantap sebagai buah segar.79
77 Bambang Cahyono, Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan, h. 21-22. 78 Satuhu, Supriadi, Pisang: Budidaya, Pengolahan & Prospek Pasar, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2008), h. 7. 79 Ibid, h. 28-29.
53
Tabel 1
Data Hasil Pengamatan Jenis-jenis Tanaman Pisang yang Ditemukan di Sekitar Bendungan Batujai
No.
Nama Desa
Nama Dusun Jenis- jenis pisang yang ditemukan Jumlah
Pisang kepok
Pisang batu
Pisang ambon
Pisang susu
Pisang raja uli
1.
Panjisari
Gelondong 128 7 4 6 - 145
Bukal malang
63 6 20 - - 89
2.
Sasake
Karang baru timur
109 7 - 12 - 128
Karang baru barat
140 - 8 - 23 171
3.
Prapen
Serengat selatan
52 - - - 14 66
Prapen 49 4 - - - 53
Total Keseluruhan 541 24 32 18 37 652
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa tanaman pisang
yang paling banyak ditemukan di sekitar perairan Bendungan Batujai adalah
pisang kepok dengan jumlah keseluruhan yaitu 541 pohon, yang terdapat di
seluruh desa. Sedangkan tanaman pisang yang paling sedikit ditemukan adalah
54
pisang susu dengan jumlah keseluruhan yaitu 18 pohon yang terdapat di dua
desa yaitu desa Panjisari di dusun Gelondong dengan jumlah 6 pohon dan desa
Sasake di dusun Karang baru timur dengan jumlah 12 pohon.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Abdurrahman salah satu
masyarakat yang tinggal di desa Gelondong faktor keberadaan tanaman pisang
kepok lebih banyak dibudidayakan oleh masyarakat salah satunya adalah
faktor budaya karena tanaman pisang kepok lebih sering dibutuhkan untuk
acara adat atau acara-acara yang lain. Selain buahnya semua bagian tanaman
pisang kepok dapat diamanfaatkan masyarakat seperti pada hari-hari besar,
acara keagamaan da berbagai upacara adat. Contohnya adalah batang tanaman
pisang kepok yang dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi ares yang salah
satu makanan khas orang lombok yang dibuat pada saat acara adat seperti acara
perayaan pernikahan dan acara-acara adat yang lain.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Masyarakat
setempat di beberapa dusun dari 3 desa yang dijadikan sampel penelitian yaitu
dusun Gelondong dan dusun Bukal Malang desa Panjisari, dusun Karang Baru
Timur dan Karang Baru Barat desa Sasake, dusun Serengat Selatan dan dusun
Prapen desa Prapen. Masyarakat menanam tanaman pisang tersebut karena
beberapa alasan:
55
1. Desa Panjisari
a. Dusun Gelondong
Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan bapak
Udin salah satu masyarakat gelondong yang membudidayakan tanaman
pisang di sekitar Bendungan Batujai diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberadaan tanaman pisang adalah kondisi tanah yang
cocok untuk lahan penanaman tanaman pisang karena lahan tersebut
sangat dekat dengan perairan Bendungan Batujai sehingga tanaman
pisang dapat mudah tumbuh.
b. Dusun Bukal Malang
Hasil wawancara dengan bapak Munasib salah satu masyarakat
yang membudidayakan tanaman pisang di dusun bukal malang diketahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang
selain kondisi tanah yang cocok untuk lahan penanaman tanaman pisang,
penanaman tanaman pisang juga tidak membutuhkan banyak biaya
karena tanaman pisang tidak membutuhkan perawatan yang terlalu
serius.
2. Desa Sasake
a. Dusun karang Baru Timur
Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan ibu
Anim salah satu masyarakat dusun karang baru timur yang
membudidayakan tanaman pisang di sekitar perairan Bendungan Batujai
diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman
56
pisang selain dari kondisi tanah yang cocok untuk penanaman tanaman
pisang, masyarakat juga lebih mudah mendapatkan bibit tanaman pisang
dari pada bibit tanaman yang lain, dan tanaman pisang lebih cepat
tumbuh tanpa perawatan.
b. Dusun Karang Baru Barat
Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan bapak
Tohir dan bapak sahdi salah satu masyarakat yang membudidayakan
tanaman pisang di dusun karang baru barat diketahui bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang adalah tanaman pisang
lebih disukai masyarakat, karena selain buahnya semua bagian tanaman
pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti acara-acara adat,
pernikahan semua bagian tanaman pisang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
3. Desa Prapen
a. Dusun Serengat Selatan
Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan bapak
Abdurrahman salah satu masyarakat di dusun serengat selatan yang
membudidayakan tanaman pisang di sekitar perairan Bendungan
diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman
pisang adalah sama seperti masyarakat yang lain salah satunya adalah
dari kondisi lahan yang cocok untuk penanaman tanaman pisang karena
lahan tersebut sangat dekat dengan perairan Bendungan Batujai sehingga
tanaman pisang dapat tumbuh dengan mudah.
57
b. Dusun Prapen
Berdasrkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan ibu
Milasih salah satu masyarakat di dusun prapen yang membudidayakan
tanaman pisang di sekitar perairan Bendungan Batujai juga diketahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang
selain kondisi tanah yang cocok untuk lahan penanaman tanaman pisang
karena lahan tersebut sangat dekat dengan perairan Bendungan Batujai
sehingga tanaman pisang dapat mudah tumbuh. Tanaman pisang lebih
tahan terhadap hama sehingga tidak terlalu membutuhkan perawatan
yang serius dan tanaman pisang juga lebih banyak diminati masyarakat.
c. Potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai dari segi ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat,
banyaknya hari-hari besar seperti acara keagamaan dan berbagai upacara
adat juga berpengaruh terhadap permintaan buah pisang, semua bagian
tanaman pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Di samping
dipasarkan sebagai buah segar, pisang juga memiliki serapan yang baik di
pasar, terutama jenis pisang kepok, pisang susu dan pisang ambon.
Berbagai macam olahan pisang yang dijumpai di pasar antara lain kue
kering, sale pisang, pisang rebus, pisang goreng, kripik pisang dan lain-
lain.
Hasil wawancara dengan ibu aisyah salah satu masyarakat di desa
panjisari dusun gelondong diketahui bahwa masyarakat yang
membudidayakan tanaman pisang di sekitar Bendungan Batujai hasil
58
pemanenan buah tanaman pisang lebih memilih menjual secara langsung
ke pasar-pasar terdekat walaupun ada beberapa masyarakat juga yang lebih
memilih menjual ke pengumpul dengan harga yang sedikit rendah
dibandingkan dengan menjual secara langsung kepasar.
Harga buah pisang di pasar relatif stabil sepanjang tahun. Hal ini
karena buah pisang bukan buah musiman. Harga buah pisang ditentukan
oleh jenis pisang, kualitas pisang, ukuran dan jumlah pisang dalam satu
sisirnya. Kualitas buah pisang juga berpengaruh terhadap harga. Buah
pisang yang berkualitas baik, mulus tanpa cacat, tingkat ketuaan dan
kematangan optimal, penampilssan menarik, besar dan padat, memiliki
harga lebih tinggi dibanding pisang yang berkualitas rendah. Meskipun
demikian buah pisang yang berkualitas rendah dapat ditingkatkan nilai
ekonominya dengan mengolahnya menjadi bermacam-macam bentuk
olahan, seperti tepung pisang, sale pisang, dan sebagainya.
BAB III
59
PEMBAHASAN
A. Identifikasi jenis tanaman pisang yang dibudidayakan mayarakat di sekitar Bendungan Batujai
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat 5 jenis
tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai
di antaranya adalah pisang kepok, pisang batu, pisang ambon, pisang susu,
dan pisang raja uli. Jenis pisang yang paling banyak ditemukan adalah jenis
pisang kepok yang memiliki jumlah keseluruhan yaitu 541 pohon, dan jenis
pisang yang paling sedikit ditemukan adalah jenis pisang susu dengan jumlah
keseluruhan yaitu 18 pohon. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak
Abdurrahman salah satu masyarakat yang tinggal di desa Gelondong faktor
keberadaan tanaman pisang kepok lebih banyak dibudidayakan oleh
masyarakat salah satunya adalah faktor sosial dan budaya karena tanaman
pisang kepok memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada jenis tanaman
pisang yang lain seperti jenis pisang kepok sering dibutuhkan untuk acara adat
atau acara-acara yang lain.
Masyarakat di Indonesia, makanan dari pisang olahan masih disajikan
dalam bentuk yang sangat sederhana, seperti pisang rebus, pisang goreng,
molen, kolak, pengisi roti, getuk pisang, nagasari, laker pisang dan lain
58
60
sebagainya. Untuk menigkatkan konsumsi pisang olahan, penganekaragaman
pengolahan pisang perlu ditingkatkan.80
Selain buahnya semua bagian tanaman pisang kepok dapat
diamanfaatkan masyarakat seperti pada hari-hari besar, acara keagamaan da
berbagai upacara adat. Contohnya adalah batang tanaman pisang kepok yang
dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi ares yang salah satu makanan khas
orang lombok yang dibuat pada saat acara adat seperti acara perayaan
pernikahan dan acara-acara adat yang lain. Sehingga masyarakat lebih banyak
memilih membudidayakan jenis tanaman pisang kepok walaupun ada beberapa
jenis tanaman pisang lain yang dibudidayakan masyarakat seperti jenis
tanaman pisang batu, pisang susu, pisang ambon dan pisang raja uli.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor ekternal adalah faktor yang mempengaruhi dari
masyarakat seperti faktor sosial dan budaya, sedangkan faktor internal yaitu
keadaan tanah, keadaan iklim, dan keadaan lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Masyarakat
setempat yaitu masyarakat menanam tanaman pisang tersebut karena beberapa
alasan:
80 Bambang Cahyono, Sukses Budidaya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan,
(Yogyakarta: Lily Publisher, 2016), h. 116.
61
1. Keadaan tanah yang cocok untuk lahan penanaman tanaman pisang.
Pertumbuhan dan produksi tanaman pisang dalam banyak hal
bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman pisang itu
dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam tanaman pisang
adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, idromor kelabu, aluvial, dan
organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam pisang
ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.81
Keadaan tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
pisang, keadaan tanah yang berada di sekitar Bendungan Batujai lebih
lembab, lebih subur dibandingkan dengan tanah yang jauh dari perairan
Bendungan Batujai karena masyarakat yang bertanam pisang di sekitar
perairan Bendungan lebih mudah mendapatkan aliran air untuk mengairi
ladang atau kebun yang masyarakat manfaatkan sebagai tempat untuk
membudidayakan tanaman pisang.
2. Tidak membutuhkan perawatan yang terlalu serius.
karena tanaman pisang termasuk salah satu tanaman yang jarang
terserang hama atau penyakit sehingga resiko kegagalan bisa diminimalkan
atau dihindarkan.
3. Tanaman pisang lebih mudah dikembangkan.
Tanaman pisang dapat tumbuh dimana-mana mulai dari daerah
dataran rendah sampai daerah yang dataran tinggi. Tanaman pisang tidak
81 Tim Bina Karya Tani, Pedoman Bertanam Pisang, (Bandung: Yrama Widya, 2015), h. 21.
62
mengenal musim sehingga panenpun dapat dilakukan kapan saja selagi
pohon pisang itu cukup syarat untuk berbuah. Hanya saja, pohon pisang
selama hidupnya hanya sekali berbuah, kemudian mati.82
Tanaman pisang lebih mudah dikembangkan karena tidak
membutuhkan banyak dana untuk membudidayakan tanaman pisang.
Sehingga sampai saat ini kebanyakan sebagian masyarakat hanya menanam
tanaman pisang sekedar pengisi lahan pada pekarangan yang kosong, atau
pada tegalan-tegalan, dan pada pematang-pematang sawah. Itulah tanaman
pisang mudah dijumpai, dan hampir di semua sudut pekarangan rumah atau
kebun di perkampungan masyarakat selalu ada terdapat tanaman pisang dari
bermacam-macam jenis.
4. Lebih mudah mendapatkan bibit jenis tanaman pisang yang dibudidayakan
masyarakat seperti pisang kepok, pisang batu, pisang susu, dan pisang raja
uli dari pada bibit jenis tanaman pisang yang lain. Karena jenis-jenis
tanaman pisang tersebut lebih disukai masyarakat, dan pada proses
pemasaran juga lebih banyak diminati masyarakat. Sedangkan
pembibitannya masyarakat memilih pembibitan dengan menggunakan tunas
atau anakan dengan cara mengambil tunas dari pohon yang sehat dan
berbuah baik. Dengan cara seperti ini maka masyarakat dapat
membudidayakan tanaman pisang dengan baik.
Pembibitan menggunakan bonggol dapat diperoleh bibit yang
sergam dan dalam waktu yang tidak lama dapat diperoleh bibit dalam umlah
82 Muhammad Saidi, Bertanam Pisang dan Pengolahannya, ( Surabaya: SIC, 2006), h. 5.
63
yang banyak.83 Untuk mendapatkan bibit dari anakan pisang yang baik
pilihlah dari pohon yang produktif dan memiliki kualitas yang baik, tidak
terinfeksi hama dan penyakit.84
5. Faktor sosial dan budaya
Dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, buah pisang memiliki
peran penting. Pengembangannya dapat diusahakan dalam skala kebun
yang luas berhektar-hektar namun dapat pula diusahakan sebagai pengisi
tanah pekarangan, pematang sawah dan tegalan.85 Pola usaha tani
pekarangan tanaman pisang dapat kita jumpai pada hampir setiap tanah
pekaranagan, pematang tegalan ataupun sawah, dan di sepanjang tepi
sungai. Sistem pembudidayaan pisang secara secara pola usaha tani
pekaranga ini bila dikelola dengan baik, menggunakan kaidah-kaidah
becocok tanam yang benar, akan dapat memberikan hasil maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sahdi salah satu
masyarakat di desa Sasake dusun Karang Baru Barat diketahui bahwa
tanaman pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena seluruh bagian
tanaman pisang mulai dari akar, batang, bunga, buah hingga daun yang
dapat dimanfaatkan. Tanaman pisang lebih sering dimanfaatkan masyarakat
seperti pada hari-hari besar, acara keagamaan dan berbagai upacara adat
lainnya. Selain buah pisang yang dijadikan buah meja, buah pisang juga
dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dalam bentuk yang sangat
83 Bambang Cahyono, Sukses Budidaya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan, h. 37. 84 Muhammad Saidi, Bertanam Pisang dan Pengolahannya, h. 28. 85 Bambang Cahyono, Sukses Budidaya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan, h. 2.
64
sederhana seperti pisang rebus, pisang goreng, pisang molen, kolak, dan
lain-lain. Batang pisang juga banyak dimanfaatkan masyarakat seperti alas
untuk memandikan mayat, dan batang pisang yang dapat diolah menjadi
makanan khas lombok yaitu ares, yang biasa disediakan ketika hari-hari
besar seperti acara keagamaan dan berbagai upacara adat lainnya. Adapun
daun pisang yang dimanfaatkan masyarakat sebagai makanan ternak sapi
dan kambing pada saat musim kemarau di mana rumput tidak tersedia.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi keberadaan tanaman
pisang adalah keadaan tanah, keadaan iklim dan keadaan lingkungan.
Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada
tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan
keasaman tanah pada pH 4,5-7,5. Suhu harian berkisar antara 2500C-2700C
dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.86 Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan keasaman pH tanah di sekitar Bendungan Batujai adalah
7. Dan keadaan tanah disekitar Bendungan Batujai yang subur sehingga
tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik
C. Potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai dari segi ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat,
banyaknya hari-hari besar seperti acara keagamaan dan berbagai upacara
adat juga berpengaruh terhadap permintaan buah pisang, semua bagian
tanaman pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Di samping
86 Ibid, h. 34.
65
dipasarkan sebagai buah segar, pisang juga memiliki serapan yang baik di
pasar, terutama jenis pisang kepok, pisang susu dan pisang ambon.
Sehingga masyarakat yang membudidayakan tanaman pisang di sekitar
Bendungan Batujai hasil pemanenan buah tanaman pisang lebih memilih
menjual secara langsung ke pasar-pasar terdekat walaupun ada beberapa
masyarakat juga yang lebih memilih menjual ke pengumpul dengan harga
yang sedikit rendah dibandingkan dengan menjual secara langsung kepasar.
Harga buah pisang di pasar relatif stabil sepanjang tahun. Hal ini
karena buah pisang bukan buah musiman. Harga buah pisang ditentukan
oleh jenis pisang, kualitas pisang, ukuran dan jumlah pisang dalam satu
sisirnya. Kualitas buah pisang juga berpengaruh terhadap harga. Buah
pisang yang berkualitas baik, mulus tanpa cacat, tingkat ketuaan dan
kematangan optimal, penampilan menarik, besar dan padat, memiliki harga
lebih tinggi dibanding pisang yang berkualitas rendah. Meskipun demikian
masyarakat dapat mengolah buah pisang yang berkualitas rendah yang
dapat ditingkatkan nilai ekonominya dengan mengolahnya menjadi
bermacam-macam bentuk olahan, seperti pisang goreng, tepung pisang,
sale pisang, dan sebagainya. Sehingga dengan keberadaan tanaman pisang
di sekitar Bendungan Batujai dapat membantu masyarakat dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat,
Buah pisang, selain dipasarkan dalam bentuk segar juga banyak
dipasarkan dalam bentuk olahan. Dalam bentuk olahan, pisang juga
mempunyai serapan yang baik di pasaran, terutama terhadap jenis pisang
66
kepok, pisang nangka, pisang tanduk, dan lain-lain. Beberapa macam
bentuk olahan buah pisang yang banyak dijumpai di pasaran adalah tepung
pisang, kue kering, sari buah pisang, sagon pisang, roti pisang, dan lain
sebagainya.87
87 Tim Bina Karya Tani, Pedoman Bertanam Pisang, h. 68.
67
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di tiga Desa yaitu Desa
Panjisari, Desa Sasake dan Desa Prapen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Identifikasi jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar
Bendungan Batujai adalah pisang batu, pisang kepok, pisang ambon,
pisang susu dan pisang raja uli.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan tanaman pisang yang
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai adalah faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu berdasarkan alasan masyarakat
bahwa tanaman pisang lebih mudah dikembangkan karena tanaman pisang
termasuk salah satu tanaman yang jarang terserang hama atau penyakit
sehingga resiko kegagalan bisa diminimalkan atau dihindarkan. Tidak
membutuhkan perawatan yang terlalu serius sehingga tidak membutuhkan
banyak dana untuk membudidayakan tanaman pisang. Lebih mudah
mendapatkan bibit tanaman pisang tersebut daripada bibit jenis tanaman
pisang yang lain. Seluruh bagian tanaman pisang mulai dari akar, batang,
bunga, buah hingga daun yang dapat dimanfaatkan. Sementara itu faktor
internalnya adalah kondisi tanah yang cocok untuk lahan penanaman
tanaman pisang. Seperti keadaan tanah, iklim dan lingkungan.
65
68
3. Adapun potensi tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat disekitar
Bendungan Batujai sangat berpengaruh terhadap masyarakat di sekitarnya
seperti membantu masyarakat dalam perekonomian masyarakat.
B. Saran
1. Untuk masyarakat, perlu bimbingan lebih lanjut dalam mengembangkan
budidaya jenis tanaman pisang yang lain di sekitar Bendungan Batujai untuk
menjaga kepunahan dari jenis-jenis tanaman pisang yang tidak
dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan Batujai.
2. Untuk pemerintah, membantu masyarakat dalam memberikan dukungan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perkembangan budidaya
pisang di sekitar Bendungan Batujai
3. Untuk peneliti, dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai identifikasi
jenis tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan
Batujai.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ayub S Purnata. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2010.
A.Yulianto. Budidaya Buah-Buahan: Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk
Mangga, Pepaya. Jogjakarta: Javalitera, 2013. Agro Media Redaksi. Buku Pintar Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia.
Jakarta: Agromedia Pustaka, 2009. Ashari Sumeru. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang:
Bayumedia Publishing, 2004. Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2002. Abd. Rahaman Soleh, “Identifikasi Tumbuhan Mangrove di Gili Trawangan dan
Pengembangannya Sebagai Sumber Belajar Studi Lapangan Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi Mahasiswa Tadris IPA Biologi IAIN Mataram”, Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2009.
Cahyono Bambang. Sukses Budi Daya Pisang di Pekarangan dan Perkebunan.
Yogyakarta: Lily Publisher, 2016. Cahyono Bambang. Pisang Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta:
Kanisius, 2002. Dasanti, W. Kandungan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan. Semarang: Penerbit
Aneka Ilmu, 2010. Hendara S. Bertani Organik dengan Teknologi Biofob. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2010. Monica Dame Yanti Ambrata, Eva Sartini Bayu. “Identifikasi Karakter Morfologi
Pisang (Musa sp) di Kabupaten Deli Serdang”, Jurnal Agroekoteknologi, No.1, Vol.4 (Desember, 2015).
Martoridjo Toekidjo. Ilmu Penyakit Pascapanen. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Margono. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2004. Rahmad, “Potensi Budidaya Pisang”, Jurnal Agrina, No.01, Vol.01 (Januari-Juni,
2014).
70
Rismunandar. Membudidayakan Tanaman Buah-Buahan. Bandung: Sinar Baru,
1990. Saidi Muhammad. Bertanam Pisang dan Pengolahannya. Surabaya: SIC, 2006. Solahudin Yusuf. Pedoman Bertanam Pisang. Bandung: Penerbit Yrama Widya,
2015. Sunnara Rahmat, Kastrifah Isvandari. Sukses Besar dengan Pisang. Batam:
Penerbit Talenta Pustaka Indonesia, 2009. Satuhu Suyanti, Supriadi Ahmad. Pisang: Budidaya, Pengolahan & Prospek
Pasar. Cet. IV. Jakarta: Penebar Swadaya, 2005. Satuhu Suyanti, Supriadi Ahmad. Pisang: Budidaya, Pengolahan & Prospek
Pasar. Cet. III. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004. Satuhu Suyanti, Supriadi Ahmad. Pisang: Budidaya, Pengolahan & prospek pasar.
Cet. V. Jakarta: Penebar Swadaya, 2008. Singgih Sastradihardja, Menanam Buah Organik. Jakarta: Azka Mulia Media,
2007. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan R&D. Bandung:
ALFABETA, 2009. Suherman, “Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat dan Potensinya Sebagai Obat
Tradisional di Dusun Tato Desa Sandik Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat”, Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2016.
Trubus Redaksi. Berkebun Pisang Secara Intensif. Cet.II Jakarta: Penebar
Swadaya, 2008. Trubus Redaksi. Berkebun Pisang Secara Intensif. Cet.I. Jakarta: Penebar Swadaya,
2004. Tim Bina Karya Tani. Pedoman Bertanam Pisang. Bandung: Yrama Widya, 2015. Tjirosoepomo, Klasifikasi Tumbuhan, Jakarta: Penebar Swadaya, 1991. Zuriah Nurul. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
71
LAMPIRAN
72
Daftar Batas Wilayah/Desa yang Terkena
Genangan Air Bendungan Batujai
1. Desa/Kelurahan Panjisari
a. Lingkungan Kemulah
b. Lingkungan Darul Falah Utara
c. Lingkungan Darul Falah Selatan
d. Lingkungan Gelondong
e. Lingkungan Harapan Baru
f. Lingkungan Bukal Malang
2. Desa Selebung
a. Dusun Selebung
b. Dusun Yatemat
c. Dusun Kebun Karet
d. Dusun Lendang Paok
e. Dusun Dasan Baru
f. Dusun Tojong-Ojong Timur
g. Dusun Tojong-Ojong Barat
h. Dusun Tojong-Ojong tengah
i. Dusun Tojong-Ojong Sombek
j. Dusun Dasan Lekong
k. Dusun Tanak Embang Lauk
l. Dusun Tanak Embang Daye
m. Dasan Montong Gaok
n. Dusun Sapit
3. Desa/Kelurahan Sasake
a. Lingkungan Kerajak
b. Lingkungan Sasake
c. Lingkungan Propok
d. Lingkungan Tongkek
73
e. Lingkungan Karang Baru Barat
f. Lingkugan Karang Baru Timur
4. Desa Prako
5. Desa Semayan
6. Desa/Kelurahan Prapen
a. Linkungan Prapen
b. Lingkungan Meteng
c. Lingkungan Kulakagik
d. Lingkungan Merang
e. Lingkungan Serengat Selatan
f. Lingkungan Serengat Utara
74
DOKUMENTASI
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Karang Baru Barat Desa Sasake
Pisang kepok
Pisang ambon
Pisang raja uli
75
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Karang Baru Timur Desa Sasake
Pisang kepok
Pisang susu
Pisang batu
76
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Gelondong Desa Panjisari
Pisang kepok
Pisang susu
Pisang ambon
Pisang batu
77
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Bukal Malang Desa Panjisari
Pisang kepok
Pisang batu
Pisang ambon
78
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Serengat Selatan Desa Prapen
Pisang kepok
Pisang raja uli
Budidaya Tanaman Pisang di Dusun Prapen Desa Prapen
Pisang kepok
Pisang batu
79
Peta Wilayah Perairan Bendungan Batujai
80
Pedoman Hasil Wawancara
1. Jenis pisang apa saja yang dibudidayakan Masyarakan di sekitar Bendungan
Batujai?
Jawab: jenis pisang yang dibudidayakan masyarakat di sekitar Bendungan
Batujai adalah jenis pisang kepok, pisang batu, pisang ambon, pisang susu
dan pisang raja uli.
2. Jenis pisang apa yang paling banyak dibudidayakan masyarakat ?
Jawab: Jenis pisang kepok.
3. Kenapa jenis pisang kepok lebih banyak dibudidayakan dari pada jenis
pisang yang lain ?
Jawab: karena pisang kepok lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
dari pada jenis pisang yang lain. Selain buahnya semua bagian tanaman
pisang kepok dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi makanan khas
lombok yang sering dihidangkan ketika mengadakan acara-acara adat
seperti perayaan pernikahan dan acara-acara syukuran lainnya. Dalam
pemasarannya buah pisang kepok juga lebih banyak diminati masyarakat.
4. Apa saja yang mempengarui keberadaan tanaman pisang ?
Jawab: keberadaan tanaman pisang dipengaruhi oleh banyaknya masyarakt
yang menanam pisang di tegalan-tegalan sawah, atau di lahan masyarakat
yang terletak di sekitar Bendungan karena untuk mempermudah masyarakat
dalam pengairan tanaman pisang.
81
5. Bagaimana dampak perekonomian masyarakat terhadap keberadaan
tanaman pisang yang dibudidayakan ?
Jawab: Tanaman pisang yang dibudidayakan masyarakat dapat
membantu masyarakat dalam segi ekonomi karena banyaknya hari-hari
besar seperti acara keagamaan dan berbagai upacara adat juga berpengaruh
terhadap permintaan buah pisang, semua bagian tanaman pisang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Di samping dipasarkan sebagai buah segar,
pisang juga memiliki serapan yang baik di pasar, terutama jenis pisang
kepok, pisang susu dan pisang ambon. Berbagai macam olahan pisang
yang dijumpai di pasar antara lain kue kering, sale pisang, pisang rebus,
pisang goreng, kripik pisang dan lain-lain. Harga buah pisang di pasar
relatif stabil sepanjang tahun. Hal ini karena buah pisang bukan buah
musiman. Harga buah pisang ditentukan oleh jenis pisang, kualitas pisang,
ukuran dan jumlah pisang dalam satu sisirnya. Meskipun demikian buah
pisang yang berkualitas rendah dapat ditingkatkan nilai ekonominya
dengan mengolahnya menjadi bermacam-macam bentuk olahan, seperti
tepung pisang, sale pisang, dan sebagainya. Sehingga dengan keberadaan
tanaman pisang di sekitar Bendungan Batujai dapat membantu masyarakt
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
6. Bagaimana masyarakat memanfaatkan tanaman pisang yang dibudidayakan
?
82
Jawab: Selain buahnya yang dipasarkan, tanaman pisang juga banyak
dimanfatkan masyarakat untuk diloah menjadi berbagai macam olahan
makanan seperti kripik pisang, pisang goreng, pisang sale dan jenis olahan
lainnya. Batang tanaman pisang yang bisa diolah menajadi makanan
tradisional, dan daun pisang yang digunakan untuk pembungkus-
pembungkus makanan, karena selain buahnya semua bagian tanaman
pisang dapat di manfaatkan masyarakat dari daun hingga batangnya.
7. Bagaimana proses penjualan buah tanaman pisang ?
Jawab: masyarakat menjual secara langsung ke pasar-pasar terdekat
walaupun ada beberapa masyarakat juga yang lebih memilih menjual ke
pengumpul dengan harga yang sedikit rendah dibandingkan dengan menjual
secara langsung kepasar.
83
84
85