Post on 20-Dec-2015
description
HUKUM PAJAK
Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak.
Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek
pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam Undang-Undang no.36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (PPh) disebut Wajib Pajak.
Penghasilan Pegawai Tetap yang diterima Bulanan
Saefudin adalah pegawai tetap di PT Insan Selalu Lestari sejak 1 Januari 2010. Ia memperoleh
gaji beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar Rp.2.000.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 50.000,00 sebulan. Saefudin menikah tetapi belum mempunyai anak (status
K/0). Penghitungan PPh Ps. 21:
Penghitungan PPh Ps. 21 terutang:
Gaji Sebulan = Rp. 2.000.000
Penghasilan bruto = Rp. 2.000.000
Pengurangan: Biaya Pensiun = 5% x 2.000.000 = Rp. 100.000
Iuran pensiun = Rp. 50.000 (+)
Total Pengurangan = Rp. 150.000
Penghasilan netto sebulan = Rp. 1.850.000
Penghasilan netto setahun = 12 x 1.850.000 = Rp. 22.200.000
PTKP setahun:
WP sendiri = Rp. 15.840.000
Tambahan WP kawin = Rp. 1.320.000
Total PTKP = Rp. 17.160.000
PKP setahun = Rp. 5.040.000
PPh Ps. 21= 5 % x 5.040.000 = Rp. 252.000
PPh Ps. 21 sebulan = Rp. 21.000
Self Assessment System
Yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besar pajak terutang
Bagi wajib pajak, SPT mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
A. Bagi wajib pajak PPH untuk melaporkan dan untuk mempertanggung jawabkan perhitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang untuk melaporkan tentang:
Pemabayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.
Penghasilan yang merupakan obyek pajak dan atau bukan obyek pajak.
Harta dan kewajiban.
B. Mempertanggungjwabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutanng.
C. Sebgai laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang telah dilakukan sendiri dalam
satu tahun pajak dan atau bagian tahunan pajak.
D. Sebagai laporan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan /
pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu masa pajak.
Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri
Perbedaan yang penting antara Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri terletak
dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, antara lain:
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak
hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tarif umum,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif
pajak sepadan.
Wajib Pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat
final.
Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) dibagi menjadi
3 dasar yaitu :
1. Harga Transaksi, yaitu : jual beli, penunjukan pembeli dalam lelang.
2. Nilai Pasar, yaitu : tukar menukar, hibah, pemberian hak baru, hibah wasiat,
penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, dll.
3. NJOP PBB, apabila NPOP tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP PBB.
Sementara itu NJOP ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
BPHTB terutanag sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta yang berkaitan dengan
BPHTB
Pengertian Banding dan Gugatan
Banding adalah: berdasarkan pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak adalah sebagai berikut : “Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku”
Berdasarkan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No.14 Tahun 2002 Tentang
Pengadilan Pajak definisi gugatan adalah sebagai berikut “Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku”
Perbedaan Banding dan Gugatan:Banding Gugatan
- Dasar hukum Pasal 27 UU KUP; - Dasar hukum pasal 23 UU KUP;
- Yang disengketakan adalah adalah
Surat Keputusan Keberatan;
- Yang disengketakan prosedur
pelaksanaan dan penerbitan surat-
surat keputusan;
- Surat balasan dari permohonan
Banding adalah Surat Uraian Banding;
- Surat balasan dari pengajuan
Gugatan adalah Surat Tanggapan;
- Jangka waktu menyelesaikan Surat
Uraian Banding adalah 3 (tiga) bulan);
- Jangka waktu menyelesaikan Surat
Tanggapan adalah 1 (satu) bulan;
- Ada sanksi administrasi berupa
denda sebesar 100% dari jumlah pajak
berdasarkan putusan banding apapun
keputusannya;
-Tidak ada sanksi;
Syarat-syarat permohonan Banding & Gugatan:
Syarat-syarat pengajuan
Banding:
Syarat-syarat pengajuan Gugatan:
- Banding diajukan dengan Surat
Banding dalam Bahasa Indonesia
kepada Pengadilan Pajak.
-Gugatan diajukan secara tertulis
dalam Bahasa Indonesia kepada
Pengadilan Pajak
- Banding diajukan dalam jangka waktu
3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali
diatur lain dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan.
- Jangka Waktu untuk mengajukan
Gugatan terhadap pelaksanaan
penagihan Pajak adalah 14 empat
belas) hari sejak tanggal pelaksanaan
penagihan.
- Jangka waktu untuk mengajukan
Gugatan terhadap Keputusan selain
Gugatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal diterima Keputusan
yang digugat.
Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan
1 (satu) Surat Banding.
Terhadap 1 (satu) pelaksanaan
penagihan atau 1 (satu) Keputusan
diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.
Banding diajukan dengan disertai
alasan-alasan yang jelas, dan
dicantumkan tanggal diterima surat
keputusan yang dibanding.
Pada Surat Banding dilampirkan
salinan Keputusan yang dibanding.
Banding hanya dapat diajukan apabila
jumlah yang terutang dimaksud telah
dibayar sebesar 50%
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau
penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan
Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Pengertian Surat Paksa menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 s.t.d.t.d Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 pasal 1 sub 12 yang berbunyi: SURAT PAKSA adalah surat
perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
Surat paksa berkepala kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA”, mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.(UU 19/00)
Kekuatan eksekutorial = SP sama dengan putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap atau disebut grosse akte sehingga SP langsung dapat dilaksanakan tanpa
bantuan putusan pengadilan lagi dan tidak dapat diajukan banding. (Penjelasan UU19/00)
Surat Paksa diterbitkan apabila :
- penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau
surat lain yang sejenis.
- Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus.
- Penanggung pajak tidak memenuhi ketetentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan
angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
Mafia pajak ada karena adanya kelemahan dalam instrument perpajakan di Indonesia
terutama di direktorat jendral pajak , sehinnga menyebabkan para pegawainnya baik itu
pejabat setingkat esselon ataupun pegawai biasa dinas pajak dapt mempermainkan pajak dan
memanipulasio besrany apajak yang harus dibayar oleh suatu perusahhan.
Solisinya yaitu dengan mengadakan birokrasi di direkltorat jendral perpajakan da nada nya
transparasi di bidanbg perpajakan selain iti dengan mempertegas peraturan mengenai
penagihan pajak dan tata cara pembayaran pajaknya.