Post on 03-Dec-2014
description
HUKUM KEPARIWISATAAN
IKOMATUSSUNIAH, SH., MHFH UNTIRTA2012
PENGERTIAN KEPARIWISATAAN (UU NO 10/2009)
wisata: perjalanan orang ke suatu tujuan yang dilakukan seorang atau berkelompok
pariwisata: berbagai macam kegiatan pariwisata didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha, pemerintah dan pemda
industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. (Yoeti, 1985, p.9).
industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian. (Kusudianto, 1996, p.11)
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997, p.194).
merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
Sedangkan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. “Tourism is an integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The demand is made up of domestic and international tourist market. The supply is comprised of transportations, tourist attractions and activities, tourist facilities, services and related infrastructure, and information and promotion. Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors”.
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Dalam kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah. (Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia, hal. 3)
kepariwisataan: keseluruhan kegiatan yg terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, pemerintah, pengusaha dan pemda
LINGKUP PEMBANGUNAN KEPARIWISATAANA. industri pariwisata: daya saing produk,
kedibilitas bisnis, dstB. destinasi pariwisata: pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan daya tarik wisata, pemberdayaan prasarana, penyediaan fasilitas umum, dst
C. pemasaran: promosi secara terpadu & berkesinambungan dengan melibatkan seluruh stakeholder
D. kelembagaan pariwisata: organisasi pemerintah, pemda, swasta, masyarakat regulasi, sumber daya, dst
KONSEP
a. waktu luang: waktu yg tersisa setelah kebutuhan dasar terpenuhi
b. rekreasi: kegiatan saat waktu luang, jenisnya: rumahan, harian, pelancongan (sehari penuh) dan wisata (lebih dari 24jam)
SISTEM KEPARIWISATAAN
A. wisatawan: pihak yg melakukan kegiatan pariwisata
B. dunia usaha: penyedia fasilitas penunjangpemerintah: menciptakan kesejahteraan melalui kepariwisataan. pemberi surat2 izin
C. masyarakat: penduduk setempat yg tinggal di suatu daerah tujuan wisata. secara langsung menerima dampak kegiatan kepariwisataan
PRASARANA KEPARIWISATAAN
prasarana perhubungan isntalasi listrik dan air bersih instalasi bahan bakar perairan dan irigasi perbankan dan moneter pelayanan pos dan telekomunikasi pelayanan kesehatan, keamanan dan
pendidikan
sarana kepariwisataan/main tourism superstructures. sangat bergantung kepada aurs kedatangan orang yg melakukan perjalanan wisata
A. obyek daya tarik wisataB. travel agent & tour operatorC. angkutan wisataD. AkomodasiE. bar, rumah makan & restoran
wisatawan: mereka yg mengadakan perjalanan untuk senang2, mengunjungi keluarga, pertemuan karena tugas tertentu (tugas negara, diplomasi, agama, olahraga), untuk usaha, mengikuti perjalanan kapal laut (meski kurang dari 24 jam)
bukan wisatawan: berkunjung untuk mencari kerja, mencari tempat tinggal, penduduk perbatasan, numpang lewat
KLASIFIKASI WISATAWAN
A. resident: tinggal lebih dari 12 bulan atau jika kurang, ingin kembali lagi kurang dari 12 bulantourist/overnight visitor: pengunjung masih dalam suatu negara dan menginap paling tidak semalam
B. visitor/wisnus:/ tinggal di suatu negara, melakukan perjalanan masih dalam negaranya dengan tujuan tidak mencari nafkah dan tidak lebih dari 12 bulan selama di tempat tersebut
C. same-day visitor: tidak meninap
JENIS WISATAWAN
A. foreign tourist: orang dari negara lain
B. domestic foreign tourist: bertempat tinggal di negara lain karena tugas, lalu berwisata
C. domescit tourist: tidak keluar batas negara
D. indegenus foreign tourist: WN tertentu yg karena tugas pulang ke negara asal dan berwisata di ‘kampung’nya
PRODUK WISATA
Burkat & Medlik: produk wisata dapat merupakan suatu susunan produk yg terpadu yg terdiri dari obyek & daya tarik wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan (tiap unsur produk pariwisata dipersiapkan oleh masing2 perusahaan dan ditawarkan secara terpisah)Medlik & Middleton: produk wisata terdiri dari suatu paket yg satu sama lainnya tidak terpisah serta memenuhi kebutuhan wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke tempat tujuannya dan kembali lagi ke tempat asalnya3 unsur produk wisata:
A. attraction/atraksi, B. amenities/fasilitas danC. accessibilities/kemudahan
CIRI2 PRODUK WISATA
tidak dapat dipindahkan tidak perlu perantara untuk mencapai
kepuasan tidak dapat ditimbun/disimpan sangat dipengaruhi faktor non ekonomis tidak dapat dicicip sangat tergantung pada faktor manusia memiliki resiko tinggi di investasi tidak punya standar objektif dalam menilai
mutu produk
UNSUR PRODUK WISATA YG MEMBENTUK PAKET PARIWISATA obyek & daya tarik wisata travel agent & tour operator perusahaan angkutan pelayanan akomodasi, restoran,
rekreasi & hiburan travel agent & tour operator lokal jasa transportasi lokal jasa souvenir jasa perusahaan pendukung
produk wisata: bentukan yg nyata dan tidak nyata, dikemas dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yg hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yg baik bagi orang yg melakukan perjalanan tersebut
TIPOLOGI
A. alam: pantai, gua, sungai, danau, hutan dll
B. buatan manusia: umum (situs arkeologi, peninggalan sejarah).
C. pariwisata (resort wisata, taman), tidak dapat disimpan
D. kegiatan khusus: pekan olahraga, festival budaya, pekan raya, dagang
Objek Wisata
a. Wisata alamb. Wisata belanjac. Wisata budayad. Wisata keagamaan
Regulasi Visa
Pada 1 Februari 2004, Indonesia meluncurkan kebijakan yang memperketat regulasi visa. Walaupun visa turis gratis dan berlaku selama 60 hari, wisatawan dari berbagai negara kini diwajibkan untuk membeli satu dari dua Visa On Arrival (VOA): US$15 yang berlaku untuk 10 hari atau US$25 untuk 30 hari
Nama Kementrian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011-
sekarang) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
(Kemenbudpar) (2009-2011) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
(Depbudpar) (2005-2009) Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata
(Kemenegbudpar) (2001-2005) Kementerian Negara Pariwisata dan Kesenian
(Kemengparsen) (1999-2001) Kementerian Negara Pariwisata, Seni, dan Budaya
(Kemenegparsenbud) (1998-1999) Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya
(Depparsenbud) (1998) Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi
(Depparpostel) (1983-1998)
Negara - negara yang termasuk dalam kebijakan ketat ini antara lain:Argentina,Australia, Brazil, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Hungaria, Italia, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Afrika Selatan, Swiss, Taiwan, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Britania Raya.[60] Pada 14 Juli 2004, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia menambah daftar negara untuk VOA diantaranya Iran, Arab Saudi, Kuwait, Belgia, Spanyol, Portugal, Rusia,Mesir, Austria, Irlandia, Qatar dan Luxemburg
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia dapat ditingkatkan hasilnya dengan pemberdayaan hukum melalui perubahan hukum positif (lus Constitutum) secara konseptual. Ketertinggalan (Lag) dan kesenjangan serta hukum tidak efektif (Soft Development) dalam penyelenggaraan kepariwisataan secara empirik menjadi dasar perubahan hukum.
Konsep politik hukum nasional menjadi dasar panduan untuk melakkan perubahan hukum yang dimaksud, menghasilkan konsep hukum kepariwisataan modern yang mampu mengantisipasi paradigma otonomi daerah dan globalisasi tersebut ialah hukum yang mengatur upaya-upaya yang dilakukan untuk melayani/ memenuhi kebutuhan wisatawan sejak datang dari daerah asal wisatawan (DAW) hingga destinasi (DTW) dan kembali ke daerah asal, dengan tujuan agar wisatawan dapat menikmati tujuan dari kunjungannya itu.
HUKUM BISNIS PARIWISATA
BISNIS PARIWISATAKEGIATAN KEPARIWISATAAN MERUPAKAN SISTEM PERDAGANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS, BEROBYEK JASA DAN MENDAPAT DUKUNGAN DARI SISTEM LAINNYA.
BISNIS PARIWISATA ADALAH ASPEK KEGIATAN KEPARIWISATAAN YANG BERORIENTASI PADA PENYEDIAAN JASA PARIWISATA. BISNIS PARIWISATA MELIPUTI SELURUH KEGIATAN PENYEDIAAN JASA (SERVICES) YANG DIBUTUHKAN WISATAWAN. KEGIATAN INI MELIPUTI JASA PERJALANAN (TRAVEL) DAN TRANPORTASI (TRANPORTATION), PENGINAPAN (ACCOMODATION), JASA BOGA (RESTAURANT), REKREASI (RECREATION). MONEY CHANNGER DAN JASA HIBURAN.
SIFAT KHAS PERDAGANGAN JASA PARIWISATA TERLETAK PADA SIFAT DAN BENTUK OBYEKNYA, YAITU JASA. KARAKTERISTIK LAINNYA TERLETAK PADA POSISI JASA PARIWISATA SEBAGAI OBYEK HUKUM. BISNIS PARIWISATA MERUPAKAN SISTEM TERSENDIRI YANG MEMBUTUHKAN SISTEM HUKUM SUI GENERIS YAITU SISTEM KHUSUS SESUAI DENGAN KARAKTER OBJEKNYA.
TRADISI HUKUM DALAM KEGIATAN
BISNIS PARIWISATA
COMMON LAW SYSTEM; MAIL BOX
THEORY
CIVIL LAW SYSTEM; ARRIVAL THEORY
HUKUM BISNIS PARIWISATA
ADALAH PERANGKAT KAIDAH, AZAS-AZAS,
KETENTUAN, INSTITUSI DAN
MEKANISMENYA, NASIONAL MAUPUN
INTERNASIONAL, YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI DASAR UNTUK MENGATUR
PERDAGANGAN JASA PARIWISATA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BISNIS PARIWISATA: UU KEPARIWISATAAN; UU NO. 10/ 2009 UU PENGESAHAN AGREEMENT
ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION, UU NO.7/1994 DIMANA TERCAKUP DIDALAMNYA GATS
PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERLETAK PADA BIDANG HUKUM LAINNYA
PERMODALAN
MODAL WNI
MODAL ASING ATAU MODAL DALAM
NEGERI
MODAL ASING DAN MODAL DALAM
NEGERI (JOIN VENTURE)
PRINSIP-PRINSIP GATS MOST FAVOURED NATION TREATMENT TRANSPARANSI PERLAKUAN KHUSUS UNTUK NEGARA BERKEMBANG KERJASAMA DENGAN NEGARA BUKAN ANGGOTA KETENTUAN DOMESTIK STANDAR MONOPOLI HAMBATAN PENGECUALIAN UMUM AKSES PASAR KOMITMEN INDONESIA UNTUK GATS DIBIDANG
PARIWISATA
PENYELEDAIAN SENGKETA BISNIS MANAJEMEN SENGKETA BISNIS
A. PENCEGAHAN (PREVENTION) MELALUI DESAIN BISNIS DAN BERKONTRAK DENGAN CERMATB. SETTELMENT (PENYELESAIAN) MELALUI PENEMPATAN LITIGASI (PENGADILAN) DAN LEMBAGA-LEMBAGA NON LITIGASI ATAU LEMBAGA-LEMBAGA ALTERNATIF SEPERTI KONSULTASI , MEDIASI, KONSILIASI DAN ATRIBASE, TETAPI TETAP SALURAN ALTERNATIF BARU KEMUDIAN LITIGASI.
BADAN PENYELESAIAN SENGKETA (DIPUTE SETTELMENT BODY) MENYELESAIKAN SENGKETA MELALUI MEKANISME:1. CONSULTATION2. GOOD OFFICES, CONSOLIDATION AND MEDIATION3. PANELS4. APELLATE5. COMPENSATION
ASPEK HUKUM INVESTASI KEGIATAN BISNIS PARIWISATA
UU PENANAMAN MODAL UU NO 25 TAHUN 2007
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. (PASAL 1 A.1)
Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
INVESTASI ATAU INVESTMEN (PENANAMAN MODAL ) MERUPAKAN KONSEP EKONOMI PADA UMUMNYA BERINTIKAN TINDAKAN YAN GMENGAOLKASIKAN SUMBER-SUMBER YANG DIDASARKAN PADA ANALISIS BAHWA ALOKASI TERSEBUT AKAN MENDATANGKAN HASIL YANG MEMUASKAN. HASIL ANALISIS DITUANGKAN DALAM SUATU RENCANA DAN PROYEKSI-PROYEKSI SESUAI TINGKATANNYA.
JENIS INVESTASI BERDASARKAN
ASPEK PELAKUNYA:
AUTONOMOUS INVESTMENT
INDUCED INVESTMENT
POKOK-POKOK HUKUM INVESTASI
KEPARIWISATAAN:
ASAS PADA PASAL 2 UU NO 10/2009
FUNGSI PASAL 3
TUJUAN PASAL 4
USAHA PARIWISATA PASAL 14
HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB PENANAMAN MODAL
Pasal 14 Setiap penanaman modal berhak mendapat :
a. kepastian hak, hukum, dan perlindungan;b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya; c. hak pelayanan; dan d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -undangan
Pasal 15Setiap penanam modal berkewajiban :
a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan; c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal. d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dane. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 16 Setiap penanam modal bertanggung jawab : a. menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara;d. menjaga kelestarian lingkungan hidup;e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja; danf. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
FASILITAS PENANAMAN MODAL Pasal 18 (1) Pemerintah memberikan fasilitas kepada
penanam modal yang melakukan penanaman modal. (2) Fasilitas penanaman modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada penanaman modal yang : a. melakukan peluasan usaha; atau b. melakukan penanaman modal baru.
(3) Penanaman modal yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah yang
sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria berikut ini :
a. menyerap banyak tenaga kerja; b. termasuk skala prioritas tinggi; c. termasuk pembangunan infrastruktur; d. melakukan alih teknologi; e. melakukan industri pionir; f. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal,
daeraH perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;
g. menjaga kelestarian lingkungan hidup; h. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan,
dan inovasi; i. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah,atau
koperasi; atau j. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam Negeri.
(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat berupa : a. pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu; b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
(4) Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat berupa : a. pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu; b. pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
(5) Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.
(6) Bagi penanaman modal yang sedang berlangsung yanG melakukan penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sampai
dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Pasal 19 Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (4) dan ayat (5) diberikan berdasarkan kebijakan industri nasional yang ditetapkan ole h Pemerintah.
Pasal 20 Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 tidak berlaku bagi penanaman modal asing yang tidak berbentuk perseroan terbatas.
Pasal 21 Selain fasilitas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18, Pemerintah memberikan kemudahan
pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh :a. hak atas tanah;b. fasilitas pelayanan keimigrasian; danc. fasilitas perizinan impor.
ASPEK HUKUM PERTANAHAN DALAM BISNIS PARIWISATA Pasal 22 UU No.25/2007 (1) Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan hak
atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa:a. Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 (sembilan puluh lima) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60 (enam puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 35 (tiga puluh lima) tahun
b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (delapan puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 (lima puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 30 (tiga puluh) tahun; danc. Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 (tujuh puluh) tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 (empat puluh lima) tahun dan dapat diperbarui selama 25 (dua puluh lima) tahun
(2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal, dengan persyaratan antara lain: a. Penanaman modal yang dilakukan dalam
jangka panjang dan terkait dengan perubahan
struktur perekonomian Indonesia yang lebih berdaya saing;
b. Penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang dilakukan ; c. Penanaman modal yang tidak memerlukan area yang luas; d. Penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara; dane. Penanaman modal yang tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan tidak merugikan kepentingan umum.
(3) Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak.
(4) Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.