Post on 03-Nov-2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASIDPT DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DPT
PADA BAYI USIA 4-12 BULAN DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS RANOMEETOKABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SarjanaTerapan Kebidanan
OLEH :
RISKI WAHYUNI HARISP00312014031
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANPRODI DIV
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PENULIS
a. Nama : Riski Wahyuni Haris
b. Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 18 April 1996
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku/ Bangsa : Tolaki/ Indonesia
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa Sambara Asi, Kec. Kapoiala
II. PENDIDIKAN
a. SD Negeri 2 Muara Sampara, tamat tahun 2008
b. SMP Negeri 3 Soropia, tamat tahun 2011
c. SMA Negeri 1 Kapoiala, tamat tahun 2014
d. Terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan Tahun 2014 sampai
sekarang.
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah dan paling mulia yang patut penulis
panjatkan kepada Allah SWT kecuali rasa syukur atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT
Dengan Kelengkapan Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 4-12 bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2018”.
Dalam menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini, penulis sadari
amat banyak aral yang melintang, namun berkat Allah SWT yang
senantiasa memberi petunjuk-Nya serta keyakinan pada kemampuan diri
sendiri, sehingga segala hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi.
Dan selanjutnya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua pembimbingku Ibu Sitti Aisa, Am.Keb, S.Pd, M.Pd selaku
pembimbing I dan Ibu Wahida S, S.Si.T, M.Keb selaku pembimbing II
yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis
sehingga skripsi penelitian ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari;
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari;
vi
3. Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari;
4. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Dewan Penguji 1, ibu Hendra
Yulita, SKM, M.PH selaku Dewan Penguji 2 dan ibu Melania Asi,
S.Si.T, M.Kes selaku Dewan Penguji 3 yang telah membantu dan
mengarahkan penulis dalam ujian skripsi sehingga penelitian ini dapat
lebih terarah;
5. Seluruh dosen dan staf pengajar Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
pengetahuan selama mengikuti pendidikan;
6. Ibu drg. Hj. Ulfiandani Sultriany Imran, selaku kepala puskesmas
Ranomeeto, yang telah memberikan penulis kesempatan untuk
melakukan penelitian;
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda (Abdul Haris
Taba) dan Ibunda (Maunia) terima kasih atas doa, didikan, cinta dan
kasih sayang serta dukungan moril dan materil yang tidak ada hentinya
diberikan kepada penulis hingga penulis bisa menyelesaikan
pendidikan dan menjadi seperti sekarang ini. Serta adik – adikku
tersayang (Rismida Ayu Fitriani dan Rismawati) yang senantiasa
memberikan bantuan, motivasi, semangat dan kebahagiaan untuk
penulis.
8. Teruntuk sahabat-sahabatku tersayang “Seven She” (Aditia Silvia
Fazila, Afrelin Sri Putri Yolision, Asrifah, Elsa Syafitri, Iin Husmar
Anandari dan Herlina MP Meronda) yang telah memberikan masukan,
vii
motivasi, dan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi
penelitian ini.
9. Semua teman – teman mahasiswi DIV Kebidanan angkatan 2014 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan
dan dukungan yang diberikan pada penulis selama di bangku kuliah
dan selama menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi Kita
semua, khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peneliti
selanjutnya di Poltekkes Kemenkes Kendari serta kiranya Tuhan selalu
memberi Rahmat kepada Kita semua. Aamiin.
Kendari, Juli 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………. iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………....... x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...……... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xii
ABSTRAK …………………….………………………………………..... xiii
ABSTRACT .……………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ……………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah ...…………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian……………………………………...... 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………… 7
E. Keaslian Penelitian …………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka…………………………………………. 9
B. Landasan Teori………………………………………..... 25
C. Kerangka Teori………………………………………..... 28
D. Kerangka konsep……………………………………….. 29
E. Hipotesis…………………………………………………. 29
BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian…………………………………………. 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………. 31
C. Populasi dan sampel …………………………………... 31
D. Variabel Penelitian……………………………………… 33
ix
E. Definisi Operasional…………………………………..... 33
F. Instrument Penelitian…………………………………… 34
G. Alur Penelitian…………………………………………... 36
H. Jenis dan Sumber data………………………………… 37
I. Rencana Pengolahan dan Analisis data……………... 37
J. Penyajian Data………………………………………...... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………….. 41
B. Hasil Penelitian………………………………………….. 43
C. Pembahasan…………………………………………….. 47
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan………………………………………………. 50
B. Saran……………………………………………………... 51
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Responden BerdasarkanUmur………………………..……………………………... 43
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir…..................................................................... 44
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan……….. 44Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan……………...……………………………… 45
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan KelengkapanImunisasi DPT……………………………………………. 45
Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu denganKelengkapan Imunisasi DPT…………………………… 46
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman1. Kerangka Teori 282. Kerangka Konsep 293. Kerangka Cross Sectional 304. Alur Penelitian 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar surat permohonon penelitiLampiran 2. Lembar surat persetujuan menjadi responden penelitian.Lampiran 3. Lembar kuesioner penelitianLampiran 4. Surat izin pengambilan data awal dari Politeknik Kesehatan
Kendari.Lampiran 5. Surat izin penelitian dari Kepala Badan Riset Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara.Lampiran 6. Surat izin penelitian dari Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan DaerahLampiran 7. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari
Puskesmas RanomeetoLampiran 8. Surat Keterangan Bebas PustakaLampiran 9. Master tabel penelitian.Lampiran 10. Hasil analisis data menggunakan SPSS 20.Lampiran 11. Gambar Dokumentasi Penelitian
xiii
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPTDENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DPT PADA BAYIUSIA 4-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANOMEETO KABUPATEN KONAWE SELATANTAHUN 2018
Riski Wahyuni Haris1, Sitti Aisa2, Wahida3
Latar belakang : Menurut WHO (World Health Organization) imunisasitelah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yangsangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yangluar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalammencegah penyakit menularTujuan : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasiDPT dengan kelengkapan imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan diwilayah kerja puskesmas ranomeeto kabupaten konawe selatan tahun2018.Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Jumlahpopulasi sebanyak 94 responden dengan jumlah sampel sebanyak 77responden. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secaraPurposive Sampling.Hasil penelitian : Hasil yang didapatkan yaitu p value 0,018 < α=0,05yang berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi DPTdengan kelengkapan imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan di WilayahKerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan antarapengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi DPT pada bayi usia 4-12bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten KonaweSelatan Tahun 2018, dengan hasil uji chi square nilai P value =0,018 <α=0,05.
Kata Kunci : Pengetahuan dan Kelengkapan imunisasiDaftar Pustaka : 23 Literatur (2008 − 2017)
1. Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari2. Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
xiv
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF MOTHER KNOWLEDGE ON IMMUNIZATION OFDPT WITH COMPLETION OF DPT IMMUNIZATION IN BABY
AGE 4-12 MONTHS IN A PUSKESMAS WORKING AREARANOMEETO DISTRICT KONAWE SOUTH
YEAR 2018
Riski Wahyuni Haris1, Sitti Aisa2, Wahida3
Background : According to WHO (World Health Organization)immunization has proven to be one of the most important public healthefforts. The immunization program has shown remarkable success and isa very cost-effective effort in preventing infectious diseasesObjective : to know the relation of mother knowledge about DPTimmunization with completeness of DPT immunization at baby age 4-12month in work area of puskesmas ranomeeto district konawe south 2018.Research method : The type of research used in this study isobservational analytics with Cross sectional approach. The totalpopulation of 94 respondents with a total sample of 77 respondents.Sampling technique in this research is Purposive Sampling.Results : The results obtained are p value 0,018 < α = 0,05 which meansthere is relation of mother knowledge about immunization of DPT withcompleteness of immunization of DPT at baby age 4-12 month in WorkingArea of Ranomeeto Health Center of South Konawe Regency Year 2018.Conclusion : This research shows that there is relationship betweenmother knowledge with completeness of DPT immunization at 4-12 monthold baby in Ranomeeto Health Center Working Area South Konawe Year2018, with result of chi square test P value = 0,018 < α = 0,05.
Keywords : Knowledge and Completeness of immunizationBibliography : 23 Literature (2008 - 2017)
1. Student Prodi D-IV Midwifery Poltekkes Kemenkes Kendari2. Lecturer of Midwifery Poltekkes Kemenkes kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Imunisasi merupakan suatu usaha untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit. Vaksin difteri, pertusis dan tetanus (DPT) tidak berkembang
mulus seperti vaksin-vaksin yang telah terlebih dahulu ditemukan.
Pada awal 1980-an, wabah infeksi yang membunuh ratusan anak
setiap tahunnya, membuat cemas orang tua. Sebagian kecil orang tua
merasa anaknya terkena penyakit akibat vaksin DPT (Proverawati &
Andhini, 2010).
Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian
anak per tahun akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), difteri, pertusis (penyakit
pernapasan), campak, tetanus, polio dan hepatitis B di seluruh dunia.
Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan masyarakat
(population immunity) (Probandari dkk, 2013).
Laporan UNICEF (United Nations International Children’s
Emergency Fund) menyebutkan bahwa 27 juta anak dan 40 juta ibu
hamil diseluruh dunia masih belum mendapatkan layanan imunisasi
rutin, sehingga menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun.
Angka ini mencakup 1,4 jumlah anak balita yang terenggut jiwanya
(Kadir, dkk, 2014). Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia
2
merupakan salah satu dari 10 negara yang termasuk angka tinggi
pada kasus anak yang tidak diimunisasi, yakni sekitar 1,3 juta anak
(Ismet, 2013).
Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka kesakitan
kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi yang
tinggi dan merata di semua desa/kelurahan. Imunisasi merupakan
usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar membuat antibodi untuk
mencegah penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Hepatitis B, Campak dan
melalui mulut seperti polio (Momomuat dkk, 2014) .
Menurut WHO (World Health Organization) imunisasi telah
terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat
penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar
biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam
mencegah penyakit menular. Sejak penetapan The Expended Program
oleh WHO (World Health Organization), cakupan imunisasi dasar bayi
dari 50% mendekati 80% diseluruh dunia. WHO (World Health
Organization) telah mencanangkan program ini (Global Programme
For Vaccines and Immunication) organisasi pemerintah di seluruh
dunia bersama UNICEF (United Nations International Children’s
3
Emergency Fund), WHO (World Health Organization), dan World Bank
(Matondang, C.S, & Siregar, S.P, 2008).
Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) diketahui
bahwa pada dua tahun terakhir cakupan imunisasi dan kualitas
vaksinasi tampak menurun. Penurunan cakupan imunisasi sangat
dirasakan dengan ditemukannya kembali kasus difteria di Negara kita.
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria. Kasus penyakit difteri saat ini masih
menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menyebabkan kematian di
Indonesia. Laporan kasus Difteri, sejak 1 Januari s.d 4 November 2017
menunjukkan telah ditemukan sebanyak 591 kasus Difteri dengan 32
diantaranya meninggal dunia di 95 Kabupaten/Kota di 20 Provinsi di
Indonesia (Kemenkes RI, 2017).
Pertusis (batuk rejan) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi tenggorokan dengan bakteri ”Bordatella Pertussis”.
Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun.
Pertusis masih merupakan penyebab terbesar kematian dan kesakitan
pada anak terutama di negara berkembang. WHO (World Health
Organization) memperkirakan + 600.000 kematian disebabkan pertusis
setiap tahunnya terutama pada bayi yang tidak diimunisasi.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh racun yang
diproduksi bakteri Clostridium tetani, yang mengakibatkan kaku otot
rahang, sehingga bayi dan anak tidak bisa makan dan minum.
Penyakit tetanus masih sering ditemui di seluruh dunia dan merupakan
4
penyakit endemik. Bentuk yang paling sering pada anak adalah
tetanus neonatorum yang menyebabkan kematian sekitar 500.000 bayi
tiap tahun karena para ibu tidak diimunisasi.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan tahun 2016,
cakupan imunisasi DPT di Indonesia masih tergolong cukup rendah, ini
dapat dilihat dari jumlah bayi baru lahir sebanyak 4.337.411 bayi,
pencapaian pemberian imunisasi DPT-1 sebanyak 1.361.602 bayi
(31,3%), DPT-2 sebanyak 1.331.759 bayi (30,7%), dan untuk DPT-3
sebanyak 1.213.261 bayi (27,9%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2016, jumlah bayi baru lahir hidup sebanyak
49.634 bayi, pencapaian pemberian imunisasi DPT-1 sebanyak 18.403
bayi (37,0%), DPT-2 sebanyak 12.269 bayi (24,7%), dan DPT-3
sebanyak 11.316 bayi (22,7%) (Profil Kesehatan Sultra, 2016).
Masih kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu – ibu
yang memiliki bayi untuk mengimunisasikan bayinya ke tempat
pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari menurunnya cakupan
imunisasi DPT. Di wilayah kabupaten konawe selatan jumlah bayi baru
lahir tahun 2015 sebanyak 5.367 bayi dengan jumlah cakupan
imunisasi DPT-1 sebanyak 1.573 (29,3%), DPT-2 sebanyak 1.206 bayi
(22,4%) dan DPT-3 sebanyak 1.058 bayi (19,7%). Dan pada tahun
2016 jumlah bayi baru lahir sebanyak 6.889 bayi dengan jumlah
cakupan imunisasi DPT-1 sebanyak 1.397 bayi (20,2%), DPT-2
5
sebanyak 1.189 bayi (17,2%) dan DPT-3 sebanyak 1.025 bayi (14,8%)
(Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di
Puskesmas Ranomeeto pada tahun 2017 jumlah bayi baru lahir
sebanyak 409 bayi yang terdiri dari 209 bayi laki-laki dan 200 bayi
perempuan. Jumlah cakupan pemberian imunisasi DPT yang diberikan
secara lengkap pada tahun 2017 yaitu sebanyak 311 bayi (76,0%) dan
yang tidak lengkap yaitu sebanyak 98 bayi (23,9%). Dari hasil
wawancara pada ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bulan, bahwa dari
10 ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bulan 7 diantaranya tidak
mengetahui pengertian dari imunisasi DPT, jadwal imunisasi DPT,
manfaat imunisasi DPT, efek samping imunisasi DPT dan tempat
penyuntikan imunisasi DPT (Profil Kesehatan Puskesmas Ranomeeto,
2017).
Oleh karena itu berdasarkan pada masalah diatas dan di
wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto termasuk daerah dengan angka
cakupan imunisasi DPT yang kurang dari target sasaran yaitu 93%
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT dengan Kelengkapan
Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 4-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018?”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan
6
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT dengan Kelengkapan
Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 4-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT Pada Bayi
Usia 4-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
DPT di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2018.
b. Untuk mengetahui Kelengkapan Imunisasi DPT Pada Bayi Usia
4-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2018.
c. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi DPT Dengan Kelengkapan Imunisasi DPT Pada Bayi
Usia 4-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah
dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang dapat
menambah wawasan khususnya mengenai imunisasi DPT.
2. Manfaat Praktis
Dapat menambah pengetahuan dan juga memperluas
wawasan mengenai imunisasi DPT.
3. Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan bacaan
dan menambah referensi bagi institusi dalam pengembangan
penelitian lanjutan terutama yang berhubungan dengan Imunisasi
DPT.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti adalah dapat menambah
pengetahuan peneliti mengenai mengenai imunisasi DPT.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian sekarang yaitu:
1. Amin Dewi Fitriyani (2013) : yang berjudul “Tingkat Pengetahuan
ibu tentang imunisasi DPT di Posyandu desa Pereng, Mojogedang
Karanganyar Tahun 2013”. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian Deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini jumlah
populasi sebanyak 30 ibu dengan jumlah sampel 30 responden.
Tehnik pengambilan sampel adalah Sampling Jenuh. Sedangkan
8
perbedaan dari penelitian yang telah di lakukan terdahulu dengan
penelitian yang akan penulis lakukan yaitu terletak pada jenis
penelitian menggunakan observasional analitik, tehnik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, waktu, populasi, dan
jumlah sampel.
2. Intan Juliani (2015) : yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT/HB Combo Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum II Tahun 2015”. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini
jumlah populasi sebanyak 228 orang dengan jumlah sampel 34
ibu. Tehnik pengambilan sampel adalah Accidental Sampling.
Sedangkan perbedaan dari penelitian yang telah di lakukan
terdahulu dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu
terletak pada jenis penelitian menggunakan observasional analitik,
tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,
waktu, populasi, dan jumlah sampel.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Tinjauan tentang Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi merupakan suatu usaha untuk menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit (Proverawati & Andhini, 2010). Imunisasi adalah
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia
tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi
dapat berupa kekebalan pasif dan kekebalan aktif
(Puspitaningrum, 2013).
b. Tujuan imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain :
1) Melalui imunisasi, tidak mudah terserang penyakit menular.
2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan)
dan mortalitas (angka kematian) pada balita (Proverawati &
Andhini, 2010).
10
c. Manfaat imunisasi
1) Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan
keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3) Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan Negara (Proverawati & Andhini, 2010).
d. Jenis - jenis imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak
menimbulkan efek - efek yang merugikan. Imunisasi ada 2
macam yaitu:
1) Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan merersponnya. Contoh imunisasi aktif adalah
imunisasi polio atau campak.
2) Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin yaitu zat
11
yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia (kekebalan yang di dapat bayi
dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah
penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang
mengalami luka kecelakaan (Proverawati & Andhini, 2010)
e. Macam-macam imunisasi
Menurut Proverawati & Andhini (2010), ada 5 macam
imunisasi dasar, yaitu :
1) Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh
kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit hepatitis
B, disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi organ
liver (hati). Virus ini akan tinggal selamanya dalam tubuh.
Bayi-bayi yang terjangkit virus hepatitis beresiko terkena
kanker hati atau kerusakan pada hati. Virus hepatitis B
ditemukan di dalam cairan tubuh orang yang terjangkit
darah, ludah dan air mani.
2) Polio
Imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
Poliomielitis. Poliomielitis adalah penyakit pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang
berhubungan, yaitu virus polio type 1, 2, atau 3.
12
3) BCG (Bacille Calmatte-Guerin)
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan
TBC (Tuberkulosis). Tuberculosis disebabkan oleh
sekelompok bacteria bernama Mycobacterium tuberculosis
complex. Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh,
seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah
bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang
terberat).
4) DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT, bertujuan untuk mencegah 3 penyakit
sekaligus yaitu, difteri, pertusis, tetanus. Difteria merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria. Difteria bersifat ganas, mudah menular dan
menyerang terutama saluran nafas bagian atas.
Penularannya bisa karena kontak langsung dengan
penderita melalui bersin, batuk atau kontak tidak langsung
karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri.
Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella
Pertussis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang
menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah
sehingga bila terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi
batuk yang hebat dan lama.
13
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob,
sehingga dapat hidup padaq lingkungan yang tidak terdapat
zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-
anak bahkan orang dewasa.
5) Campak
Imunisasi campak ditujukan untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak,
measles atau rubella adalah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh virus campak.
2. Tinjauan Tentang Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
a. Pengertian Imunisasi DPT
1) Difteria
Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat
toxin-mediated disease dan disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphteriae. Corynebacterium diphteriae
adalah basil gram positif. Produksi toksin terjadi hanya bila
kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag
yang mengandung informasi ginetik toksin. Hanya galur
toksiginetik yang dapat menyebabkan penyakit berat.
Ditemukan 3 galur bakteri yaitu : gravis, intermediuus,
belfani dan mitis dan semuanya dapat memproduksi toksin,
tipe gravis adalah yang paling sering di dapatkan pada
kasus yang berat (Fitriani, A.D, 2013).
14
Menurut PP IDAI (2011), penyakit Difteria merupakan
penyakit yang mudah menular dan menyerang saluran nafas
bagian atas dengan gejala demam, pembengkakan pada
amandel (tonsil), dan terlihat selaput putih kotor yang makin
lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas.
Tersumbatnya jalan napas oleh selaput merupakan
penyebab kematian utama.
2) Pertusis
Pertusis adalah suatu penyakit akut pada saluran
napas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.
Penyakit ini sering disebut sebagai batuk rejan atau batuk
seratus hari, penularan umumnya terjadi melalui indra
(batuk/bersin). Gejala khas pertusis yaitu batuk yang terus
menerus (sukar berhenti). Karena penumpukan lendir di
saluran napas, pada saat batuk muka menjadi merah atau
kebiruan dan kadang-kadang bercampur darah. Batuk
diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam, berbunyi
melengking. Batuk ini bisa berlangsung sampai 10 minggu
(Fitriani, A.D, 2013).
3) Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh racun
yang diproduksi bakteri Clostridium tetani, yang
mengakibatkan kaku otot rahang, sehingga bayi dan anak
tidak bisa makan dan minum. Selanjutnya terjadi kekakuan
15
otot leher, bahu, lengan, punggung, tungkai, dada, dan
perut, sehingga bayi dan anak sulit bergerak, bernafas dan
mengakibatkan kematian. Tetanus pada bayi baru lahir
terjadi karena tali pusat terinfeksi oleh kuman tetanus. Akibat
pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih.
Pada anak, bakteri ini masuk melalui luka dalam yang tidak
diobati dengan baik (PP IDAI, 2011).
b. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi DPT adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit difteria, pertusis, tetanus pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat
(PP IDAI, 2011).
c. Kontra indikasi
Menurut PP IDAI (2011), Kontra indikasi Imunisasi DPT
antara lain :
1) Riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya
2) Ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis
sebelumnya
3) Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus
(precaution). Misalnya sebelum pemberian vaksin pertusis
berikutnya bila pada pemberian pertama dijumpai, riwayat
hiperpireksia, keadaan hipotonik-hiporesponsif dalam 48
jam, anak menangis terus menerus selama 3 jam dan
riwayat kejang dalam 3 hari sesudahnya.
16
d. Efek samping
Pemberian Imunisasi DPT memberikan efek samping
ringan dan berat. Efek samping ringan seperti terjadi
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan
demam, sedangkan efek samping berat bayi menangis hebat
karena kesakitan selama kurang lebih 4 jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, ensefalopati dan shock (Proverawati &
Andhini, 2010).
e. Jadwal imunisasi
Imunisasi dasar DPT (primary immunization) pertama
diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. DPT-1 diberikan
pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 3 bulan dan DPT-3 pada
umur 4 bulan. Ulangan booster DPT selanjutnya (DPT-4) pada
umur 18 bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5
tahun (IDAI, 2017).
f. Dosis dan cara pemberian
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi
intramuscular. Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau
subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Cara memberikan vaksin
ini, sebagai berikut :
1) Letakan bayi pada posisi miring diatas pangkuan ibu dengan
seluruh kaki telanjang
2) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi
3) Pegang paha dan ibu jari dan jari telunjuk
17
4) Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
5) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit
sehingga masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa
sakit, suntikan secara perlahan-lahan (Proverawati &
Andhini, 2010).
g. Reaksi KIPI
Menurut PP IDAI (2011), Gejala KIPI Vaksinasi DPT, antara
lain:
1) Reaksi lokal kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi
injeksi terjadi pada separuh (42,9%) penerima DTP.
2) Proporsi demam ringan dengan reaksi lokal sama dan 2,2 %
di antaranya dapat mengalami hiperpireksia. Anak gelisah
dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca
suntikan (inconsolablecrying).
3) Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejang, demam
(0,06%) sesudah vaksinasi yang dihubungkan dengan
demam yang terjadi.
4) Kejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya
ensefalopati akut atau reaksi anafilaksis dan terbukti
disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis.
Bekas suntikan yang bengkak atau nyeri dikompres dengan
air dingin. Untuk demam berilah minimum lebih banyak (ASI
atau air buah/putih), pakaikan pakaian yang tipis. Berikan obat
turun panas atau parasetamol sesuai anjuran dokter. Biasanya
18
15 mg/kg berat badan. Setiap 3-4 jam. Jika reaksi memberat
bawa ke dokter (Sunarti 2012).
3. Tinjauan Tentang Pengetahuan (Knowledge)
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2012).
b. Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai 6
tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
19
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen,
tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
20
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria–
kriteria yang ada
c. Cara untuk memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu :
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat
dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba)
and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-
coba.
2) Secara kebetulan
Penemuan kebenara secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
21
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya.
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan.
5) Cara akal sehat
Akal sehat atau commonsense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan
ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat
salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata
cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang
menjadi teori kebenaran bahwa hukuman merupakan
metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan
anak.
22
6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran atau dogma agama adalah suatu kebenaran yang
di wahyukan dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan.
7) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara
cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa melalui
proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang di peroleh
melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
8) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
9) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi
23
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra.
10) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan
umum ke khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang
memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi
Beberapa teori yang mengungkapkan determinan perilaku
dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku,
khususnya perilaku yang berhubungan dengan perilaku
kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Faktor – faktor ini yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai –
nilai tradisi dan sebagainya.
b. Faktor pendukung
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) adalah
faktor – faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana
dan prasarana atas fasilitas untuk terjadinya perilaku
24
kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit,
kelengkapan alat imunisasi dan sebagainya.
c. Faktor pendorong
Faktor ini meliputi faktor –faktor yang mendorong atau
yang memperkuat terjadinya perilaku. Kadang – kadang
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukannya, sikap dan perilaku para
petugas termasuk petugas kesehatan.
Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan
keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga
kesehatan yang ada dan mudah dijangkau dan
merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi
terhadap perilaku sehat dalam mendapat pelayanan
kesehatan.
4. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT dengan
Kelengkapan Imunisasi DPT
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan yang baik akan berpengaruh pada penerimaan
hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal yang baru.
25
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang
berkaitan dengan usia individu. Semakin matang usia seseorang
akan semakin banyak pengalaman hidup yang dimiliki, dan mudah
untuk menerima perubahan perilaku. Semakin cukup umur
seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Pengalaman pribadi umumnya
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu, selain
itu bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperoleh (Kadir dkk, 2014).
Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang
pentingnya Kelengkapan Imunisasi DPT akan mempunyai
kesadaran untuk memberikan Imunisasi DPT kepada anaknya.
Semakin tinggi tingkat pemahaman atau pengetahuan seorang ibu
maka makin besar peluang untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan anaknya salah satunya dengan memberikan Imunisasi
pada anaknya (Ranuh, I.G.N, dkk, 2008).
B. Landasan Teori
Imunisasi merupakan suatu usaha untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit (Proverawati & Andhini, 2010). Imunisasi adalah cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit sehingga
bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit.
26
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif
dan kekebalan aktif (Puspitaningrum, 2013).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar,
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,
2012).
Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang pentingnya
Kelengkapan Imunisasi DPT akan mempunyai kesadaran untuk
memberikan Imunisasi DPT kepada anaknya. Semakin tinggi tingkat
pemahaman atau pengetahuan seorang ibu maka makin besar
peluang untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan anaknya salah
satunya memberikan Imunisasi pada anaknya (Ranuh, I.G.N, dkk,
2008).
Beberapa teori yang mengungkapkan determinan perilaku dari
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku
yang berhubungan dengan perilaku kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Faktor–faktor ini yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai – nilai tradisi dan sebagainya.
27
b. Faktor pendukung
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) adalah faktor–
faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atas
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya
puskesmas, posyandu, rumah sakit, kelengkapan alat imunisasi
dan sebagainya.
c. Faktor pendorong
Faktor ini meliputi faktor–faktor yang mendorong atau yang
memperkuat terjadinya perilaku. Kadang–kadang meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya, sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan.
Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan
keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga
kesehatan yang ada dan mudah dijangkau dan merupakan
salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap perilaku
sehat dalam mendapat pelayanan kesehatan.
28
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian Pengetahuan ibu tentang
imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT
dimodifikasi dari Notoatmodjo (2007): Teori Lawrence
Green (2000): Ranuh (2008)
Faktor predisposisi:
Sikap
Keyakinan/nilai-nilai tradisi
Pengetahuan
Faktor pendukung:
Ketersediaan sarana dan
prasarana puskesmas
Faktor pendorong:
Dorongan dari pihak
puskesmas (petugas
kesehatan/bidan) untuk
melaksanakan imunisasi
DPT
Kelengkapan
Imunisasi DPT
29
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan ibu tentang
imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT
Keterangan :
Variabel terikat (dependent variable) : Kelengkapan Imunisasi DPT
Variabel bebas (independent variable) : Pengetahuan ibu tentang
Imunisasi DPT
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang Imunisasi DPT dengan
kelengkapan Imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2018.
Pengetahuan ibu tentang
Imunisasi DPT
Kelengkapan Imunisasi
DPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional yaitu jenis
penelitian yang menentukan waktu pengukuran/observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat jadi tidak
ada tindak lanjut, artinya setiap subjek hanya diobservasi satu kali saja
(Notoatmodjo, 2010).
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Pengetahuan ibu tentang
imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT
Ibu yang mempunyai
bayi usia 4-12 bulan
Pengetahuan
baik
Pengetahuan
kurang
Kelengkapan
Imunisasi +
Kelengkapan
Imunisasi -
Kelengkapan
Imunisasi +
Kelengkapan
Imunisasi -
31
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April s/d Juni tahun
2018.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah kerja puskesmas
Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut
populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 4-12 bulan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe
Selatan periode bulan Oktober s/d Desember tahun 2017 sebanyak
94 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi
yang memenuhi kriteria menjadi responden. Sampel dalam
penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 4-12 bulan.
Adapun tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini secara
Purposive Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat–sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
32
a. Kriteria Inklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1) Bersedia untuk menjadi responden yaitu sebanyak 77 orang
2) Responden adalah ibu yang memiliki bayi usia 4-12 bulan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto yaitu
sebanyak 77 orang
3) Responden yang waktu penelitian berada di tempat
penelitian yaitu sebanyak 77 orang
4) Responden memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) yaitu
sebanyak 77 orang
b. Kriteria Eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1) Ibu yang mengalami gangguan jiwa
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
= 1 + ( . )Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar Error (5%)
Sehingga didapatkan:
33
= 1 + ( . )= ( )( , )²= ,= 76,4
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 77 orang
responden.
D. Variabel penelitian
1. Variabel Independen (Bebas) yaitu pengetahuan ibu tentang
Imunisasi DPT.
2. Variabel Dependen (Terikat) yaitu kelengkapan Imunisasi DPT
pada bayi usia 4-12 bulan.
E. Definisi operasional
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai
berikut :
1. Kelengkapan Imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan
Kelengkapan imunisasi adalah pemberian imunisasi DPT
sebanyak 3 kali sebelum bayi berusia 1 tahun (Ranuh, I.G.N, dkk,
2008).
Kriteria objektif :
a. Lengkap : apabila mendapat imunisasi DPT sebanyak 3
kali yaitu DPT-1 pada usia 2 bulan, DPT-2 pada usia 3 bulan
dan DPT-3 pada usia 4 bulan.
34
b. Tidak lengkap : apabila tidak mendapat imunisasi DPT
sebanyak 3 kali yaitu DPT-1 pada usia 2 bulan, DPT-2 pada
usia 3 bulan dan DPT-3 pada usia 4 bulan.
(Nurhidayati, 2016)
2. Pengetahuan ibu tentang Imunisasi DPT
Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT adalah kemampuan
ibu dalam memahami imunisasi DPT meliputi pengertian imunisasi,
manfaat imunisasi, jadwal imunisasi, efek samping dan cara
pemberian (Nurhidayati, 2016)
Kriteria objektif :
a. Pengetahuan baik : jika presentasi jawaban benar 75-100%
b. Pengetahuan kurang : jika presentasi jawaban benar <75%
(Sugiyono, 2011)
F. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
berupa kuesioner untuk menilai pengetahuan dan kelengkapan
imunisasi DPT. Menurut Notoatmodjo (2010), Kuesioner adalah
daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan
memberikan tanda – tanda tertentu. Kuesioner yang digunakan untuk
mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup. Kuesioner
ini bersifat tertutup karena responden hanya menyentang jawaban
yang dianggap benar atau salah sesuai dengan pendapatnya.
35
Pemberian skor menggunakan skala Guttman. Skala
Guttman adalah skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas. Jumlah pernyataan pada
kuesioner yaitu 20 pernyataan dengan pilihan benar dan salah.
Untuk setiap pernyataan yang benar mendapat skor 1 dan jika salah
mendapat skor 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi
tanda ceklist (√) pada jawaban yang dianggap benar (Siregar, 2013).
36
G. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Alur penelitian Pengetahuan ibu tentang imunisasi
DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT
Pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti sendiri
Setelah Mendapatkan Surat Izin Penelitian untukmelaksanakan studi pendahuluan dengan tujuan mencaripermasalahan yang berkaitan dengan pengetahuan ibu
tentang imunisasi DPT
Data diperoleh dengan membagikan Kuesioner kepadaresponden dan dilakukan pengisian kuesioner
Peneliti mengecek kembali kelengkapan kuesioner yang telahdiisi oleh responden dan apabila ada jawaban yang belum
lengkap maka peneliti akan meminta responden untukmelengkapinya
Pengolahan Data
Analisis Data
Penyajian Data
37
H. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung
kepada responden atau ibu mengenai pengetahuan ibu tentang
imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi DPT pada bayi usia
4-12 bulan dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner).
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan
penelitian ini yaitu cacatan medis (di ruang imunisasi puskesmas
Ranomeeto).
I. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2010) data yang diperoleh dari kuesioner
akan dilakukan pengolahan sebagai berikut :
a. Pengeditan (editing)
Memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan
konsistensi dari setiap jawaban dan pernyataan yang dilakukan
di lapangan
b. Pengkodean (coding)
Pengkodean atau coding yaitu mengubah data yang
berbentuk kalimat menjadi data angka. Pengkodean pada
penelitian ini adalah untuk tingkat pengetahuan kategori baik
diberi kode 1 dan kategori kurang diberi kode 2 dan untuk
38
kelengkapan imunisasi DPT kategori lengkap diberi kode 1 dan
kategori tidak lengkap diberi kode 2.
c. Pemberian skor (scoring)
Pernyataan yang telah dijawab kemudian diberi skor atau
nilai sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
d. Memasukkan data (entry)
Merupakan suatu proses memasukkan data kedalam
komputer yang selanjutnya dilakukan analisis dengan
menggunakan program computer SPSS.
e. Tabulasi (tabulating)
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari
jawaban kuesioner yang sudah diberi kode, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel melakukan penataan data,
kemudian menyusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan computer,
yaitu dengan menggunakan program computer SPSS. Adapun
analisa data yang dilakukan adalah:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan variabel independen
yaitu pengetahuan serta variabel dependen yaitu kelengkapan
imunisasi DPT dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan
menggunakan rumus: (Sugiyono, 2011)
39
= × 100%Keterangan:
p = Proporsi
f = Jumlah karakteristik dari jumlah penelitian
n = Jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel dependen dan independen yaitu hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT dengan kelengkapan
imunisasi DPT di wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto. Tehnik
analisis yang dilakukan yaitu dengan Analisis Chi-Square
dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan 5%,
sehingga jika nilai P (p value) < 0,05, berarti hasil perhitungan
statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada
hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen.
Adapun rumus perhitungan Chi-Square adalah sebagai
berikut: (Arikunto, 2010)= ∑( )
40
Keterangan:
x2 = Chi-Square
f0 = Frekuensi observasi
fh = Frekuensi harapan
J. Penyajian data
Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabel analisa pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat disertai dengan penjelasan.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Puskesmas Ranomeeto merupakan salah satu puskesmas
yang terletak di pusat kota Kecamatan Ranomeeto Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang terletak ± 21
Km di sebelah Barat Daya dengan ibu kota Kendari dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Kecamatan Baruga
b. Sebelah selatan : Kecamatan Landono
c. Sebelah barat : Kecamatan Lameeru
d. Sebelah timur : Kecamatan Konda
2. Luas Wilayah
Wilayah kecamatan Ranomeeto seluas ± 157,99 km2 atau
15.799 Ha yang terdiri dari 11 desa definitif dan 1 kelurahan yaitu :
Langgea, Kota Bangun, Ranomeeto, Laikaaha, Ranooha, Onewila,
Ambaipua, Amoito, Amoito Siama, Rambu-Rambu Jaya, Duduria
dan Boro-Boro R.
3. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto
pada tahun 2017 sebanyak 18.390 jiwa dengan jumlah Kepala
42
Keluarga (KK) sebanyak 4.294 yang terdiri dari laki-laki 9.354 jiwa
(50.8%) dan perempuan 9.036 jiwa (49.1%).
4. Tenaga Kesehatan
No Tenaga Kepegawaian Jumlah
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 2
3. Bidan DI 6
4. Bidan DIII 14
5. Bidan DIV/S1 1
6. SPK 6
7. DIII Keperawatan 14
8. S1 Keperawatan 10
9. Ners 5
10. DIII Perawat Gigi 1
11. S1 Kesehatan Masyarakat 14
12. DIII Kesehatan Lingkungan 1
13. DIII Gizi 2
14. Analis 3
15. S1 Farmasi 3
16. DIII Farmasi 1
17. Apoteker 1
18. Supir Ambulance 1
19. Cleaning Servis 1
43
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
bayi usia 4-12 bulan yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi. Jumlah sampel yang terpilih adalah 77
responden.
a. Umur
Karakteristik responden umur dikategorikan menjadi umur
20–30 tahun dan 31–40 tahun yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah(n)
Persentase(%)
1. 20-30 tahun 47 61,02. 31-40 tahun 30 39,0
Jumlah 77 100Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden
paling banyak berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 47 orang
(61,0%).
b. Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang
dikategorikan menjadi Tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan
Akademi/Perguruan Tinggi yang dapat dilihat pada tabel berikut.
44
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 48
orang (62,3%) dan paling sedikit responden memiliki pendidikan
SD yaitu 4 orang (5,2%).
c. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
dikategorikan menjadi pegawai negeri/TNI/polri, pegawai
swasta, wiraswasta, petani dan ibu rumah tangga yang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah(n)
Persentase(%)
1. Pegawai Negeri/TNI/Polri 5 6,52. Pegawai Swasta 7 9,13. Wiraswasta 16 20,84. Petani 0 05. Ibu Rumah Tangga 49 63,6
Jumlah 77 100Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 49 orang
No. Pendidikan Terakhir Jumlah(n)
Persentase(%)
1. Tidak sekolah 0 02. SD 4 5,23. SMP 12 15,64. SMA 48 62,35. Akademi/Perguruan Tinggi 13 16,9
Jumlah 77 100
45
(63,6%) dan paling sedikit bekerja sebagai Pegawai
Negeri/TNI/Polri sebanyak 5 orang (6,5%).
2. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan variabel
independen yaitu pengetahuan serta variabel dependen yaitu
kelengkapan imunisasi DPT dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
No. Pengetahuan Jumlah(n)
Persentase(%)
1. Baik 33 42,92. Kurang 44 57,1
Jumlah 77 100Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi DPT
yaitu sebanyak 44 orang (57,1%) dan paling sedikit responden
memiliki pengetahuan baik yaitu 33 orang (42,9%).
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan KelengkapanImunisasi DPT
No. Kelengkapan ImunisasiDPT
Jumlah(n)
Persentase(%)
1. Lengkap 37 48,12. Tidak lengkap 40 51,9
Jumlah 77 100Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa bayi yang
mendapatkan imunisasi DPT pada kategori lengkap yaitu sebanyak
37 orang (48,1%) dan pada kategori tidak lengkap yaitu sebanyak
40 orang (51,9%).
46
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel dependen dan independen yaitu hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT dengan kelengkapan
imunisasi DPT dilakukan menggunakan uji chi-square dengan
α=0,05 yang dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu denganKelengkapan Imunisasi DPT
No Pengetahuan
Kelengkapan ImunisasiDPT Jumlah P
valueLengkap Tidaklengkap
n % n % n %1. Baik 21 63,6 12 36,4 33 42,9
0,0182. Kurang 16 36,4 28 63,6 44 57,1Jumlah 37 48,0 40 52,0 77 100Sumber : Data Primer Diolah 2018
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi DPT diperoleh bahwa dari 33 orang yang
memiliki pengetahuan baik, 21 orang (63,6%) diantaranya memiliki
status imunisasi DPT lengkap dan 12 orang (36,4%) dengan status
imunisasi DPT tidak lengkap. Kemudian dari 44 orang yang
memiliki pengetahuan kurang, 16 orang (36,4%) diantaranya
memiliki status imunisasi DPT lengkap dan 28 orang (63,6%)
dengan status imunisasi DPT tidak lengkap. Berdasarkan hasil uji
statistik chi-square hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
DPT dengan kelengkapan imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan
diperoleh nilai p value =0,018 < α=0,05 yang berarti bahwa ada
hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi DPT.
47
C. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi DPT
Hasil analisis univariat pada variabel pengetahuan diketahui
bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang tentang
imunisasi DPT yaitu sebanyak 44 orang (57,1%) dan paling sedikit
responden memiliki pengetahuan baik yaitu 33 orang (42,9%).
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi DPT diperoleh bahwa dari 33 orang yang
memiliki pengetahuan baik, 21 orang (63,6%) diantaranya memiliki
status imunisasi DPT lengkap dan 12 orang (36,4%) dengan status
imunisasi DPT tidak lengkap. Kemudian dari 44 orang yang
memiliki pengetahuan kurang, 16 orang (36,4%) diantaranya
memiliki status imunisasi DPT lengkap dan 28 orang (63,6%)
dengan status imunisasi DPT tidak lengkap. Berdasarkan hasil uji
statistik chi-square hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi
DPT dengan kelengkapan imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan
diperoleh nilai p value =0,018 < α=0,05 yang berarti bahwa ada
hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi DPT.
Hasil penelitian ini didukung oleh Amin Dewi Fitriani (2013)
dengan judul Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di
Posyandu desa Pereng, Mojogedang Karanganyar Tahun 2013
dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah (2016)
48
dengan judul Hubungan Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Dasar
terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan tahun 2016 yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi.
Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan merupakan hasil
dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari
mata dan telinga. Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT juga
berkaitan erat dengan kepatuhan ibu dalam membawa anaknya
untuk melakukan imunisasi DPT. Ibu yang mempunyai
pengetahuan tentang pentingnya Kelengkapan Imunisasi DPT akan
mempunyai kesadaran untuk memberikan Imunisasi DPT kepada
anaknya. Semakin tinggi tingkat pemahaman atau pengetahuan
seorang ibu maka makin besar peluang untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan anaknya salah satunya dengan
memberikan Imunisasi pada anaknya (Ranuh, I.G.N, dkk, 2008).
Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui informasi yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan atau melalui media informasi
seperti buku, surat kabar, serta media elektronik. Pengetahuan juga
merupakan domain yang penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang (overt behavior). Kurangnya pengetahuan bisa
49
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku di bidang
kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka
penyebaran suatu penyakit termasuk penyakit Difteri, Pertussis,
dan Tetanus (Notoatmodjo, 2012).
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ranomeeto dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 77 responden mayoritas responden memiliki pengetahuan
kurang tentang imunisasi DPT yaitu sebanyak 44 orang (57,1%)
dan paling sedikit responden memiliki pengetahuan baik yaitu 33
orang (42,9%).
2. Bayi yang mendapatkan imunisasi DPT pada kategori lengkap yaitu
sebanyak 37 orang (48,1%) dan pada kategori tidak lengkap yaitu
sebanyak 40 orang (51,9%).
3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi DPT pada bayi usia 4-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018,
dengan hasil uji chi square nilai P value =0,018 < α=0,05.
B. Saran
1. Bagi Ibu
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu lebih aktif
mencari informasi lewat media cetak, televisi, radio dan ikut serta
dalam penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan agar ibu mengetahui tentang pentingnya imunisasi
khususnya imunisasi DPT.
51
2. Bagi Lahan Penelitian
Bidan atau petugas kesehatan diharapkan lebih aktif untuk
memberikan pendidikan kesehatan bagi warga, terutama bagi ibu-
ibu tentang munisasi khususnya imunisasi DPT.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengenai imunisasi DPT sehingga dapat dijadikan referensi dan
bahan bacaan.
4. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes, Prov. Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sultra 2016. Kendari: DinasKesehatan.
Fitriani, A.D. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT DiPosyandu Desa Pereng, Mojogedang Karanganyar Tahun 2013.KTI. Karanganyar: Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Ismet, F. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan denganImunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa BotubaraniKecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. JurnalKeperawatan UNG. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan danKeolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Juliani, I. 2015. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian IkutanPasca Imunisasi (KIPI) DPT/HB Combo Di Wilayah KerjaPuskesmas Kota Matsum II Tahun 2015. KTI. Medan: SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
Kadir, L; Fatimah dan Hadia. 2014. Pengetahuan Dan Kepatuhan IbuPada Pemberian Imunisasi Dasar Bagi Bayi. Journal of PediatricNursing Vol. 1(1), pp. 009-013.
Kemenkes RI. (11 Desember 2017). Difteri Menular, Berbahaya DanMematikan, Namun Bisa Dicegah Dengan Imunisasi.http://www.depkes.go.id/article/print/17121200002/menkes-difteri-menularberbahaya-dan-mematikan-namun-bisa-dicegah-dengan-imunisasi.html. (Diunduh tanggal 12 Februari 2018).
Matondang, C.S., Siregar, S.P. 2008. Aspek Imunologi Imunisasi. In:Ismoedijanto, ed. Buku Panduan Imunisasi di Indonesia. Jakarta:Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Momomuat, S., Ismanto, AY., Kundre, R. 2014. Hubungan TingkatPengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Imunisasi Campak DenganKepatuhan Melaksanakan Imunisasi Di Puskesmas Kawangkoan.Skripsi. Manado: Program Studi Ilmu Keperawatan FakultasKedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
53
Nurhidayati, 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DasarTerhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah KerjaPuskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.Skripsi. Tangerang Selatan: Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
. . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
PP IDAI, 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Departemen IlmuKesehatan Anak.
. 2017. Jadwal Imunisasi Anak usia 0 – 18 tahunRekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017.Jakarta.
Probandari, A.N., Handayani, S., Laksono, N.J.D. 2013. KeterampilanKomunikasi. Modul Field Lab. Surakarta: Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas Maret Surakarta.
Proverawati, Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksin. Yogyakarta: NuhaMedika.
Puskesmas Ranomeeto, 2017. Laporan Tahunan Imunisasi DasarLengkap. Kendari: Puskesmas Ranomeeto.
Puspitaningrum, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan DenganKepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Pentavalen DiWilayah Kerja UPTD Puskesmas Gilingan Surakarta. Skripsi.Surakarta: Stikes Kusuma Husada.
Ranuh, I.G.N., dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta:Satgat Imunisasi IDAI.
Siregar, S. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Bumi Aksara.
Sunarti. 2012. Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1. Lembar InformedINFORMED
SURAT PERMOHONAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Riski Wahyuni Haris
NIM : P00312014031
Pekerjaan : Mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT dengan Kelengkapan Imunisasi
DPT Pada Bayi Usia 4-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018”. Penelitian ini tidak
menimbulkan akibat merugikan bagi Anda sebagai responden. Kerahasian
semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika Anda tidak bersedia menjadi responden, tidak ada
ancaman bagi Anda. Jika Anda bersedia menjadi responden, Saya mohon
kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang Saya
lampirkan dan menjawab pernyataan-pernyataan yang Saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediannya menjadi responden Saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya,
Peneliti
Riski Wahyuni Haris
NIM. P00312014031
Kode Responden :
56
Lampiran 2. Lembar Consent
CONSENTSURAT PERSETUJUAN
Setelah Saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada
lembar permohonan menjadi responden, maka Saya bersedia turut
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan
oleh :
Nama : Riski Wahyuni Haris
NIM : P00312014031
Pekerjaan : Mahasiswa Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari
Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT
dengan Kelengkapan Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 4-12 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2018.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan
merugikan Saya, sehingga Saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Ranomeeto, ……………………..
(………………………………..)Nama terang dan tanda tangan
57
Lampiran 3. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASIDPT DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DPT
PADA BAYI USIA 4-12 BULAN DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS RANOMEETOKABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
A. Identitas Responden1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Akademi/Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
Pegawai Negeri/TNI/Polri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Petani
Ibu Rumah Tangga
58
B. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPTBacalah dengan teliti setiap pernyataan. Jawablah pernyataan
sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat
pernyataan yang tidak dimengerti, Anda dapat menanyakan kepada
Kami. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklist (√).
No Pernyataan Benar Salah
1. Yang dimaksud dengan imunisasi
adalah Upaya yang dilakukan untuk
memberikan kekebalan tubuh pada
bayi
2. Yang dimaksud dengan imunisasi
DPT adalah imunisasi yang dapat
mencegah difteri (batuk rejan),
pertusis dan tetanus
3. Pemberian imunisasi DPT pada bayi
adalah 3 kali
4. Penyebab terjadinya reaksi setelah
melakukan imunisasi adalah Karena
imunisasi DPT memang mempunyai
efek samping yang normal
5. Yang merupakan reaksi setelah
melakukan imunisasi DPT adalah
Demam, bengkak pada tempat
penyuntikan
6. Yang termasuk penanganan atas
reaksi yang terjadi setelah imunisasi
DPT adalah Jika demam berikan
paracetamol sesuai resep dokter, dan
bekas suntikan di kompres dengan air
dingin
7. Tindakan yang dilakukan dirumah
59
setelah imunisasi DPT adalah berikan
bayi banyak minum dan cukup
istirahat
8. Jenis imunisasi DPT adalah 2
9. Cara pemberian imunisasi DPT
adalah dengan suntikan
10. Imunisasi DPT yang kedua diberikan
saat bayi berumur 4 bulan
11. Akibat apabila bayi tidak diberikan
imunisasi DPT adalah Kemungkinan
penyakit terjadi lebih mudah karena
kekebalan tubuh lemah
12. Bayi dibawa kembali untuk imunisasi
jika imunisasi ditunda karena bayi flu
atau demam adalah bulan berikutnya
13. Ciri keberhasilan imunisasi DPT
adalah tempat penyuntikan
melendung/ membengkak
14. Demam yang normal setelah
imunisasi DPT adalah 2 hari
15. Tempat penyuntikan imunisasi DPT
adalah di paha kanan
16. Yang dilakukan jika terjadi
pembengkakan bekas suntikan
setelah imunisasi DPT adalah
kompres dengan air hangat
17. Imunisasi DPT ditunda saat anak
demam tinggi
18. Yang diberikan saat imunisasi DPT
adalah virus yang dilemahkan
19. Cara kerja imunisasi adalah
menambah kekebalan tubuh
60
20. Imunisasi DPT dapat dilakukan di
posyandu/puskesmas
(Sumber : Intan Juliani, 2015)
C. Kelengkapan Imunisasi DPTApakah bayi anda mendapatkan imunisasi DPT secara lengkap yakni :
No Jenis Imunisasi
Jadwal Pemberian
2 bulan 3 bulan 4 bulan
1. DPT-1
2. DPT-2
3. DPT-3
(Sumber : Intan Juliani, 2015)
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
HASIL OUTPUT PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
20-30 47 61.0 61.0 61.0
31-40 30 39.0 39.0 100.0
Total 77 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 4 5.2 5.2 5.2
SMP 12 15.6 15.6 20.8
SMA 48 62.3 62.3 83.1
Akademi/Perguruan Tinggi 13 16.9 16.9 100.0
Total 77 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pegawai Negeri/TNI/Polri 5 6.5 6.5 6.5
Pegawai Swasta 7 9.1 9.1 15.6
Wiraswasta 16 20.8 20.8 36.4
Ibu Rumah Tangga 49 63.6 63.6 100.0
Total 77 100.0 100.0
71
ANALISIS UNIVARIAT
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 33 42.9 42.9 42.9
Kurang 44 57.1 57.1 100.0
Total 77 100.0 100.0
Kelengkapan Imunisasi DPT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Lengkap 37 48.1 48.1 48.1
Tidak lengkap 40 51.9 51.9 100.0
Total 77 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
Kelengkapan Imunisasi DPT77 100.0% 0 0.0% 77 100.0%
Pengetahuan * Kelengkapan Imunisasi DPT Crosstabulation
Kelengkapan Imunisasi DPT Total
Lengkap Tidak lengkap
Pengetahuan
BaikCount 21 12 33
% within Pengetahuan 63.6% 36.4% 100.0%
KurangCount 16 28 44
% within Pengetahuan 36.4% 63.6% 100.0%
TotalCount 37 40 77
% within Pengetahuan 48.1% 51.9% 100.0%
72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.619a 1 .018
Continuity Correctionb 4.579 1 .032
Likelihood Ratio 5.684 1 .017
Fisher's Exact Test .022 .016
Linear-by-Linear Association 5.546 1 .019
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.86.
b. Computed only for a 2x2 table
73
“DOKUMENTASI PENELITIAN”
74