Post on 28-Nov-2020
HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK YATIM DI
MA’AHAD ASKAR KAUNY
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
Oleh
NUR AISYAH FIRDAUSI SK
NIM. 11150520000013
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2020 M
HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK YATIM DI
MA’AHAD ASKAR KAUNY
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
Oleh
Nur Aisyah Firdausi Sk
NIM. 11150520000013
Pembimbing
Ir. Noor Bekti Negoro, SE. M.Si
NIP. 19650301 199903 1 001
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2020 M
PEGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA
DENGAN PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK YATIM DI
MA’AHAD ASKAR KAUNY” telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 19 Oktober 2020.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
Jakarta, 19 Oktober 2020
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si. Artiarini Purpita Arwan, M.Psi.
NIP. 19650301 199903 1 001 NIP. 19861109 201101 2 016
Anggota
Penguji I Penguji II
Fauzun Jamal, MA, PhD. Abdul Azis, M.Psi.
NIP. 19741021 200801 1009 NIDN. 0331 129201
Pembimbing
Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si.
NIP: 19650301 199903 1 001
ABSTRAK
Nur Aisyah Firdausi Sk, NIM 11150520000013, Hubungan
Bimbingan Agama dengan Pembentukan Karakter Anak
Yatim di Ma’ahad Askar Kauny, di bawah bimbingan Ir. Noor
Bekti Negoro, SE., M.Si.
Bimbingan agama ialah suatu bantuan yang diberikan
kepada individu atau kelompok berdasarkan nilai-nilai keagamaan
yang dilakukan secara terus-menerus agar yang bersangkutan
mampu mengenal dirinya, mengoptimalkan diri sehingga
melahirkan karakter yang baik dan akhirnya bermanfaat di
masyarakat. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana hubungan bimbingan agama dengan pembentukan
karakter anak yatim di Ma’had Askar Kauny.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Jumlah sampel penelitian sebanyak 44 responden.
Teknik analisis data memakai uji korelasi product moment, uji
normalitas dan uji determinasi. Program yang digunakan untuk
mengolah data adalah Microsoft Excel dan SPSS for windows 16.0.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
kuisoner dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesimpulan terdapat
hubungan antara bimbingan agama dengan pembentukan karakter
anak yatim dimana di peroleh koefesien korelasi sebesar 0,548
dengan derajat hubungan sedang. Pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat sebesar 31,5% sedangkan sisanya 68,5%
dipengaruhi oleh variabel lain dan faktor lainnya. Dengan nilai
signifikansi 0,000 (korelasi kuat). Karena signifikansi < 0,05 maka
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara bimbingan agama dengan pembentukan karakter
anak yatim di Ma’ahad Askar Kauny.
Kata Kunci: Bimbingan Agama, Pembentukan Karakter,
Ma’had Askar Kauny
i
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang setia, semoga kita mendapatkan syafaa’tnya di
akhir kelal nanti. Aamin.
Alhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan
pertolongan Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “Hubungan Bimbingan Agama dan
Pembentukan Karakter Anak Yatim di Ma’ahad Askar
Kauny”.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan untuk orang tua
penulis, ibu penulis Yuli Haryantini dan ayah M. Khalid
Sembiring yang mendukung dan menyemangati dalam
penyelesaian skipsi ini, yang senantiasa mendoakan penulis dan
tulus memberikan kasih sayang dari kecil hingga dewasa, sampai
penulis berada di titik ini. Semoga Allah senantiasa memberikan
kasih sayangNya kepada orang tua penulis dan mendapatkan
hadiah Surga yang penuh dengan kenikmatan. Aamiin. Juga
ucapan terimakasih kepada saudara penulis ka Nur Aini Tamimi
Sk, Sakinah Sk dan abang M. Mustaqim serta adik M. Riski
Abdillah yang menjadi alasan terbaik bagi penulis agar terus
semangat dan berusaha secara maksimal dalam meraih cita-cita.
ii
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:
1. Suparto, M.Ed, Ph,D selaku Dekan dan juga selaku
Dosen Penasihat Akademik Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Kelas A, angkatan 2015. Dr. Siti
Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW. Selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik, Dr, Sihabuddin N, M.Ag selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Cecep
Castrawijaya, M.A. selaku Wakil Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang juga selaku Dosen
Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Artriani Puspita Arwan, M.Psi. selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
4. Seluruh Dosen dan Staf di lingkungan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
iii
fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyusun
skripsi ini.
6. Keluarga besar Yayasan Askar Kauny yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian, yang selalu ikhlas, sabar, dan dalam
memberikan informasi dan keperluan penelitian kepada
penulis.
7. Sahabat dan kerabat terbaik penulis Salsabila, Wahyu
Cahyo, Siti Uswatun K, Nurul Fauziyah, Silmi Sholihah,
Mutiah Robiah yang senantiasa menyengamati dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh keluarga Bimbingan dan Penyuluhan Islam,
Khususnya teman-teman seperjuangan angkatan 2015.
9. Kepada temam-teman Lembaga Dakwah Kampus
khususnya forum angkatan Az-Zukhruf yang memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi bersama-sama.
10. Kepada teman-teman penerima beasiswa BIDIKMISI
2015 yang selalu berjuang dari awal semester hingga
sekarang.
11. Kepada teman-teman Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah
cabang Ciputat, keluarga baru bagi penulis yang
senantiasan mendoakan dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripisi ini.
12. Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan
dalam penulisan skripsi ini
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ........................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................... 1
B. Batasan Masalah ...................................... 8
C. Rumusan Masalah .................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................ 8
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Bimbingan Agama ......... 17
1. Pengertian Bimbingan Agama ............. 17
2. Tujuan Bimbingan Agama ................... 22
3. Fungsi Bimbingan Agama ................... 25
4. Metode Bimbingan Agama ................. 26
vi
5. Materi Bimbingan Agama .................. 29
B. Pembentukan Karakter ............................. 33
C. Pengertian Anak Yatim ............................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............. 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................. 44
C. Populasi dan Sampel ................................ 45
D. Sumber Data ............................................ 46
E. Variabel Penelitian ................................... 46
F. Hipotesis Penelitian .................................. 48
G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
...................................................................... 49
H. Teknik Pengumpulan Data ...................... 59
I. Instrumen Pengumpulan Data .................. 60
J. Teknik Analisis Data ................................ 67
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA
DAN HASIL PENELITIAN
A. Yayasan Askar Kauny ............................. 72
1. Profil .................................................... 72
2. Sejarah ................................................. 73
B. Program Kerja .......................................... 74
C. Bobby Herwibowo, Lc ............................. 77
D. Ma’had Askar Kauny............................... 78
E. Analisis Data ............................................ 88
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................. 95
B. Saran ........................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................ 102
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional .............................................. 50
Tabel 2. Skala Likert ............................................................ 61
Tabel 3. Blue Print Skala Bimbingan Agama sebelum Uji
Instrumen ............................................................... 62
Tabel 4. Blue Print Skala Bimbingan Agama setelah Uji
Instrumen ............................................................... 63
Tabel 5. Blue Print Skala Pembentukan Karakter sebelum Uji
Instrumen ............................................................... 63
Tabel 6. Blue Print Skala Pembentukan Karakter setelah Uji
Instrumen ............................................................... 64
Tabel 7. Hasil Uji Reabilitas Variabel ................................ 65
Tabel 8. Hasil Uji Reabilitas Variabel X ............................. 66
Tabel 9. Hasil Uji Reabilitas Variabel Y ............................. 66
Tabel 10. Interval Koefesien Korelasi dan Kekuatan
Hubungan ............................................................ 71
Tabel 11. Daftar Santri MAK Bojonggede .......................... 80
Tabel 12. Jadwal Kegiatan ................................................... 82
Tabel 13. Daftar Santri MAK Cinere ................................... 83
Tabel 14. Jadwal Kegiatan ................................................... 86
Tabel 15. Nilai Uji Normalitas ............................................. 89
Tabel 16. Hasil Uji Korlasi Pearson Product Moment
Correlations ........................................................... 90
Tabel 17. Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan
Hubungan ........................................................... 92
Tabel 18. Nilai Koefisien Determinasi................................. 94
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia MAK
Bojonggede..................................................... 81
Gambar 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia MAK
Cinere ............................................................ 86
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi ............................... 103
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Skripsi ......................... 105
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian ........................ 107
Lampiran 4. Daftar Kuisioner Uji Validitas ...................... 108
Lampiran 5. Daftar Kuisioner Penelitian .......................... 113
Lampiran 6. Jawaban Kuisoner Validitas ......................... 117
Lampiran 7. Jawaban Kuisoner Penelitian ........................ 119
Lampiran 8. Hasil Pengilahan SPSS 16.0 ......................... 126
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ................................ 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini Indonesia sedang dihadapkan pada persoalan
dekadensi moral yang serius. Pergeseran orientasi kepribadian
yang mengarah pada berbagai perilaku amoral sudah demikian
jelas dan tampak terjadi di tengah-tengah kehidupan
bermasyarakat. Rasa malu, berdosa dan bersalah dari perbuatan
buruk serta pelanggaran terhadap norma-norma, baik norma
agama, norma hukum dan norma susila tidak lagi menjadi
tuntutan dalam menciptakan kehidupan yang bertanggung jawab
dalam memelihara nilai-nilai kemanusiaan.1
Hal tersebut ditambah dengan perkembangan di era global
saat ini, dimana teknologi semakin canggih sehingga
mempengaruhi segala aspek kehidupan baik sosial, ekonomi,
politik, pendidikan dan budaya. Walau pada awalnya kemajuan
teknologi ini diciptakan untuk kegiatan yang positif namun tidak
dapat dipungkiri memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
Kurangnya pengawasan terhadap anak-anak dapat menyebabkan
semakin terkurasnya budi pekerti yang baik sehingga dapat
melahirkan karakter-karakter yang negatif.
Dalam beberapa media masa sering kita membaca tentang
perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini.
1 Ely Rosida, “Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
dengan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XIII di Mts Nur Anom Grising
Batang Tahun Ajaran 2016/2017,” (Skripsi, UIN Walisongo, Semarang,
2016), h.1.
2
Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri,
perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan
minum-minuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang
terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh
lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa
serta orang yang sudah lanjut usia.2
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat 2016
yang diupdate pada tanggal 16 Juli 2018, mencatat bahwa pada
kategori anak nakal/naughty children sebanyak 298.572 anak,
pada kategori anak pemakai narkotika/drug abuser sebanyak
2.592 dan pada kategori anak yang terkena HIV/AIDS sebanyak
18.106 anak.3
Kurangnya moralitas yang beredar di masyarakat terutama di
kalangan anak-anak dan remaja ini tentunya di karenakan
semakin tergurasnya nilai-nilai agama yang digantikan dengan
kemajuan zaman yang amat pesat, bahkan sebagian mungkin ada
yang melupakan ajaran agama yang mulia. Ketika manusia sudah
berpegang teguh dengan ajaran agama, maka hidup akan semakin
terarah dan menjalankan segala perintah-perintah agama dan
menjauhi segala larangan yang telah ditetapkanNya.
Dalam ajaran Islam, umat muslim diajarkan mempunyai
akhlakul karimah/ karakter yang mulia, bahkan salah satu misi
kerasulan Rasulullah SAW ialah untuk memperbaiki akhlak
2 Dadan Sumara, Sahadi, Dkk, “Kenakalan Remaja dan
Penanganannya”, Jurnal Penelitian PPM, Vol 4, No 2 ( 2017), h.347. 3 Jumlah Permasalahan Sosial Menurut Jenis di Jawa Barat, 2016,
www.jabar.bs.go.id, diakses pada 1/07/2019
3
manusia, seperti yang ditegaskan Rasulullah SAW dalam
hadisnya:
ا بعثت لأتمم مكارم الأخلاق إنم [:عن أبي هريرة]
Artinya:
Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia (HR.Baihaqi No. 20572 dan Hakim No.
4221).4
Kesimpulan hadis tersebut ialah bahwa Allah menciptakan
umat manusia untuk berakhlak mulia. Pada dasarnya manusia
mempunyai fitrah karakter yang baik, tetapi karena lingkungan
disekitarnya, karakter yang mulia tersebut bisa terkotori sehingga
diperlukannya kontrol untuk menjaga karakter yang baik. Oleh
karena itu bimbingan agama sangatlah diperlukan.
Bimbingan agama pada zaman sekarang merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk dipelajari dan di ajarkan kepada anak-
anak dan para remaja. Menurut Rahman Natawijaya yang dikutip
oleh Drs. Juhana yang berjudul “Psikologi Bimbingan”,
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu-individu yang dilakukan secara terus menerus (continue)
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia
sanggup mengarahkan diri dan berperilaku wajar sesuai dengan
4 Shahib Abdul Jabbar, Al Jaami‟ Ash-Shahih lis sunan wal
masaanid, 2014, Jilid 9, h .494.
4
ketentuan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat.5
Salah satu metode bimbingan agama dalam Islam ialah
dengan Al-Qur’an, baik itu membacanya, memahami maknanya,
ataupun menghafalkannya karena Al-Qur’an merupakan salah
satu ibadah yang mengkoneksikan diri dengan Allah SWT, dan
dengan mengingat Allah maka jiwa akan terasa lebih tenang dan
damai, seperti Firman Allah:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar-Ra‟d : 28)6.
Oleh karena itu, ketika seseorang terpaut dengan Al-Qur’an,
bukan hanya memberikan efek ketenangan dan kebahagiaan
dalam diri, tetapi juga membuat kehidupan menjadi terarah,
memberikan peningkatan-peningkatan kapasitas diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan sempurna, karena Al-Qur’an ialah
dasar utama bimbingan Islam, yang di dalam Al-Qur’an
mengarahkan manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT walaupun dengan berbagai aktifitas yang ada, karena
5 Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan, (Bandung: Enerco, 1983), h.
11. 6 Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 252.
5
pada akhirnya aktifitas yang ada akan menjadi nilai ibadah jika
karena Allah SWT.
Pada umumnya anak lahir dan berkembang di dalam
keluarga yang minimal ada ibu dan ayah (nuclear family) bahkan
ada yang bersama keluarga besarnya yakni nenek-kakek, paman-
bibi serta saudara saudara lainnnya (extended family). Tapi tidak
demikian dengan anak yang ditinggal ayahnya (yatim) atau
ibunya (piatu) atau ditinggal keduanya (yatim piatu). Jika orang
tuanya lengkap, maka besar kemungkinannya untuk bisa seorang
anak akan terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologiknya.7
Tetapi kehilangan orang tua dapat menyebabkan anak tidak
terkendali perilakunya, sehingga dibutuhkan bimbingan dan
control terhadap anak yatim agar tidak terkena pergaulan bebas
yang menimbulkan kesalahan perilaku dalam masyarakat.
Hasil wawancara dengan santri yatim yang tinggal di
Ma’ahad Qur’an Askar Kauny menyatakan bahwa ia masuk ke
Ma’ahad Askar Kauny atas keinginannya sendiri, hal ini
dikarenakan ia merasa bahwa pergaulan di zaman sekarang
sangatlah bebas, ia tidak mau terkena dampak dari zaman modern
saat ini, dimana akses media online semakin mudah di tambah
dengan tren dance dan film-film korea yang sudah terbendung
perkembangannya. Sehingga anak yatim ini memilih untuk
masuk ke dalam pesantren tahfiz agar hidupnya menjadi terarah
dunia dan akhirat.8
7 Zaenal Abidin, Meningkatkan Kebahagiaan Remaja Panti Asuhan
dengan Sabar , (Jurnal Psikologi Integratif, Vol 5, Nomor 1, 2007), h. 33. 8 Hasil wawancara dengan Sabrina, santri Ma’had Askar Kauny, pada
tanggal 31 Juli 2019.
6
Dari permasalah tersebut, maka diperlukannya bimbingan
kepada anak-anak yatim agar terbina karakternya. Hasil studi
yang dilakukan oleh Ramadhan (2012) menunjukan bahwa
seorang santri penghafal Al-Quran memiliki kesejahteraan
psikologis yang aspeknya meliputi:9
1. Penerimaan diri
2. Hubungan positif
3. Otonomi
4. Penguasaan lingkungan
5. Tujuan hidup
6. Pengembangan pribadi.
Dengan adanya bimbingan agama terlebih lagi melalui Al-
Qur’an memungkinakan anak anak yatim dan dhuafa akan
terbimbing karakternya melahirkan kakter yang mulia.
Atas dasar permasalahan-permasalahan diatas, peneliti
berminat melakukan penelitian di Yayasan Askar Kauny, di mana
yayasan tersebut terdapat anak-anak yang mengalami
permasalahan seperti di atas, dari anak-anak sampai remaja.
Yayasan Askar Kauny adalah lembaga non profit yang berfokus
pada sosial, pendidikan dan tekhusus dalam menciptakan generasi
penghafal Al-Qur’an.
Yayasan ini didirikan oleh ustadz Bobby Herwibowo, dibawah
Yayasan Askar Kauny, ustadz Bobby Herwibowo telah
mendirikan ma’ahad tahfizul Qur’an yang tersebar di beberapa
9Widiantoro, Reiza, dan Witrin, “Hubungan Kontrol diri dengan
Kebahagiaan Santri Penghafal AL-Qur-an”, Jurnal Psikologi Integratif, Vol 5,
No 1, (2017), h. 13.
7
daerah. Ustadz Bobby Herwibowo mendirikan ma’ahad untuk
menghafal Al-Qur’an dengan memperkenalkan metode yang
diperkenalkan dengan nama metode “Menghafal Al-Qur’an
Semudah Tersenyum”, yaitu menghafal Al-Qur’an dengan
menyelaraskan otak kanan dan hati serta dengan menggerakkan
tangan sebagai gambaran dari arti ayat Al-Qur’an yang sedang di
hafalkan, gerakan ini dilakukan sehingga menghafal Al-Qur’an
berkesan akan lebih menyenangkan.
Di Ma’ahad Askar Kauny ini anak-anak yatim dan dhuafa
diajarkan untuk mencintai Al-Qur’an, menjadikan Al-Qur’an
menjadi teman hidup. Anak-anak yang berada di Ma’ahad
memiliki latarbelakang kehidupan yang berbeda-beda, anak-anak
yang kurang mampu, anak korban KDRT dan yang paling
mendominasi ialah anak yatim.
Orang tua mempunyai peranan penting dalam mendidik,
membina dan membimbing anak-anaknya, tetapi pada
kenyataannya kehidupan ada anak yatim tidak merasakan hal
tersebut. Kurangnya pengawasan terkadang menyebabkan
kurangnya control perilaku pada anak sehingga terdapat anak
yatim atau dhuafa terjatuh pada lubang pergaulan bebas,
kerusakan tingkah laku, yang seharusnya mereka di jaga,
disayangi dan dibimbing, kehadiran bimbingan agama melalui
Al-Qur’an memungkinkan anak terbentuknya karakternya
menjadi karakter yang mulia.
Maka atas dasar itulah penulis tertarik membahas persoalan
ini, dalam bentuk skripsi yang berjudul.
8
“Hubungan Bimbingan Agama dengan Pembentukan Karakter
anak yatim di Ma‟ahad Askar Kauny”.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti
membatasi skripsi ini, pembatasannya adalah dalam penelitian
ini hanyalah dibahas terkait materi bimbingan agama yang
meliputi akidah, akhlak, dan ibadah, dengan fokus responden
penelitian ini ialah anak yatim yang berada di Ma’had Askar
Kauny cabang Bojonggede dan Cinere.
Pembentukan karakter yang akan diteliti dalam penelitian
ini menggunakan konsep Dr Marzuki yang terdiri dari tujuh
cara menumbuhkan karakter yang baik dalam diri anak, yaitu
empati, hati nurani, control diri, rasa hormat, kebaikan hati,
toleransi dan keadilan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini ialah, bagaimana hubungan bimbingan agama
dengan pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad Askar
Kauny?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
bimbingan agama dengan pembentukan karakter anak yatim
di Ma’ahad Askar Kauny?
9
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran ilmiah yang dapat menambah pengetahuan
dalam ilmu tentang bimbingan agama dalam
membentuk anak yatim sehingga terciptanya karakter
mulia.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang
lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang
bimbingan Islam pada anak yatim.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif pengembangan kelilmuan Program
Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam membantu penulis untuk melakukan penelitian ini,
tentunya penulis memerlukan tinjauan dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan dengan penelitian penulis. Adapun
tinjauan kajian sebelumnya diantaranya:
1. Skripsi Nurhasanah, mahasiswa UIN Sumatera Utara,
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun
2017, dengan judul skripsi “Bimbingan Agama dalam
Membina Akhlak Anak Panti Asuhan Putra
Muhammadiyah Cabang Kota Medan”. Dalam skripsi ini
membahas tentang pembinaan akhlak dimana dalam
ajaran Islam akhlak menempati posisi yang penting. Oleh
10
karena itu, seorang muslim mempunyai kewajiban untuk
membina akhlak sesuai dengan ajaran Islam yang
dicontohkan oleh Rasullallah SAW.
Penelitian ini bertujuan: pertama, untuk mengetahui
metode bimbingan Agama dalam membina akhlak anak.
Kedua, untuk mengetahui materi bimbingan Agama
dalam membina akhlak anak. Dan Ketiga, untuk
mengetahui hambatan dalam proses pembinaan akhlak
anak.10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
bimbingan Agama dalam membina akhlak anak adalah
metode cara belajar siswa aktif, tutor sebaya, ceramah dan
praktek langsung. Selanjutnya materi dalam pembinaan
akhlak anak yang digunakan bimbingan Agama adalah
Ibadah, membaca Al Quran, ilmu tauhid, aqidah akhlak
dan ilmu fiqh. Dan hambatan dalam membina akhlak anak
di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah adalah keadaan
anak asuh yang datang dari berbagai latar belakang yang
berbeda terkadang membuat para pengasuh mendapat
kesulitan dalam mengahadapi prilaku anak asuh serta
kurangnya tenaga kerja.11
10
Nurhasanah, “Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak Anak
Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Cabang Kota Medan” (UIN SU, BPI,
Medan 2017) 11
Nurhasanah, “Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak Anak
Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Cabang Kota Medan” (UIN SU, BPI,
Medan 2017)
11
2. Skripsi Fajriah Septiani, Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam tahun 2015, dengan judul skripsi “ Efektifitas
Metode Bimbingan Agama dalam membina Akhlak
Remaja di Pondok Pesantran Nurul Hidayah Pusat
Lewisadeng Bogor”.
Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa metode
bimbingan agama adalah cara atau jalan yang tepat untuk
digunakan dalam rangka pencapaian tujuan bimbingan
agama yaitu membentuk individu yang mampu
memahami diri dan lingkungannya. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas
metode bimbingan dalam membina akhlak remaja di
pesantren Nurul Hidayah Pusat.12
Penelitian ini menggunakan pendekata kuantitatif
dengan jenis penelitian survey. Pengambilan sampel
sebanyak 83 orang dilakukan secara acak sederhana
(simple random sampling) dari populasi remaja atau santri
pondok pesantren Nurul Hidayah pusat. Dari hasil
pengujujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji
Statistik t-Test didapatkan hasil bahwa metode bimbingan
agama dalam membina akhlak remaja efektif, hal ini
dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel= -3971 > 1.663.
12
Fajriah Septiani, “ Efektifitas Metode Bimbingan Agama dalam
membina Akhlak Remaja di Pondok Pesantran Nurul Hidayah Pusat
Lewisadeng Bogor” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BPI, 2015)
12
Artinya metode bimbingan agama efektif dalam membina
khlak remaja di pondok pesantren Nurul Hidayah pusat.13
3. Skripsi Dwi Ajar Nurjayanti, mahasiswa UIN Walisongo
Semarang jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam tahun
2018 dengan judul skripsi “Pelaksanaan Bimbingan
Agama Islam untuk Membentuk Akhlakul Karimah anak
Panti Asuhan Kafalatul Yatama Karonsih Ngaliyan
Semarang”.
Dalam skripsi ini meneliti tentang bagaimana
pelaksanaan bimbingan Penyuluhan Islam untuk
membentuk akhlakul karimah di panti asuhan Kafalatul
Yatama Karonsih Ngaliyan Semarang dan untuk
mengetahui apa faktor pendorong dan penghambat
pelaksanaan bimbingan Islam pada anak panti asuhan
Kafalatul Yatama Karonsih Ngaliyan. Metode penelitian
menggunakan metode kualitatif.14
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bimbingan
agama Islam di panti asuhan Kafalatul Yatama
mengunakan dua metode yakni metode individual dan
metode kelompok. Yang pertama metode individual yaitu
pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi
langsung kepada secara individual kepada anak asuh.
Kedua adalah metode kelompok yakni pembimbing
13
Fajriah Septiani, “ Efektifitas Metode Bimbingan Agama dalam
membina Akhlak Remaja di Pondok Pesantran Nurul Hidayah Pusat
Lewisadeng Bogor” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BPI, Jakarta, 2015) 14
Dwi Ajar Nurjayanti, “Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam untuk
Membentuk Akhlakul Karimah anak Panti Asuhan Kafalatul Yatama Karonsih
Ngaliyan Semarang”, (UIN Walisongo, BPI, Semarang, 2018 )
13
melakukan komunikasi langsung dengan kelompok. 2)
faktor pendukung pelaksanaan bimbingan agama Islam
adalah kesadaran anak asuh untuk mengikuti kegiatan
bimbingan agama Islam yang ada di panti, kesabaran dan
ketlatenan pembimbing dalam membimbing anak asuh,
faktor penghambat pelaksanaan bimbingan agama Islam
yang ada di panti asuhan Kafalatul Yatama adalah
padatnya kegiatan anak asuh disekolah dan pembimbing
yang terkadang sibuk.15
4. Skripsi “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Tingkat
Kesadarn Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah” Ahmad Yusuf
Afiffurrohman, UIN SYarif Hidayatullah Jakarta tahun
2016. Penelitin ini bertjuan untuk mengetahui pengaruh
bimbingan agama dan tingkat kesadaran di Pondok
Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara
Jawa Tengah. Metodologi penelitian yang digunakan ialah
pendekatan kuantitatif dengan jenis survey, analisis data
menggunakan uji regrresi lineer berganda, uji koefisien
korelasi dan determinasi, uji F-test dan uji-test. 16
Hasil penelitian menemukan (1) terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara variabel bimbingan agama
dan kesadaran beragama santri Pondok pesantren Nurul
15
Dwi Ajar Nurjayanti, “Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam untuk
Membentuk Akhlakul Karimah anak Panti Asuhan Kafalatul Yatama Karonsih
Ngaliyan Semarang”, (UIN Walisongo, BPI, Semarang, 2018 ) 16
Ahmad Yusuf Afifurrohman, Pengaruh Bimbingan Agama
Terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: 2016)
14
Hikmah dengan nilai F hitung sebesar 20,501 (2)
bimbingan agama mempunyai pengaruh sebesar 32,2%
terhadap kesadaran beragama santri di Pondok Pesantren
Nurul Hikmah. (3) bimbingan agama aspek kognitif hanya
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan sedangkan
bimbingan agama aspek afektif dan psikomotorik
berpengaruh signifikan terhadap kesadaran beragama
santri (4) Tingkat kesadaran beragama santri Pondok
Pesantren Nurul Hikmah tergolong dalam kategori sedang
hal ini iketahui dari hasil perhitungan simpangan baku
variabel Y (kesadaran beragama), dengan 16 responden
(13%) mendapat skor kategori tinggi, 93 responden (75%)
mendapatkan skor kategori sedang dan 15 responden
(12%) mendapatkam skor rendah.17
5. Skripsi “Metode Pembentukan Karakter Anak di Rumah
Tahfizh Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah Yogyakarta,
Muhammad Fajar Hidayat, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2015. Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan dengan tujuan untuk mengetahui
metode, nilai-nilai dan cara yang sistematis sebagai upaya
membentuk sikap dan kebiasaan bagi anak.
Sumber data dalam penelitian ini adalah pembimbing
Rumah Tahfidz Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah,
Yogyakarta, sumber lainnya adalah dua anak didik atau
17
Ahmad Yusuf Afifurrohman, Pengaruh Bimbingan Agama
Terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: 2016)
15
santri di Rumah TahfidzYatim dan Dhuafa Panti Al-Falah
Yogyakarta.18
Hasil penelitian ini menunjukkan, cara
yang sistematis sebagai upaya membentuk sikap dan
kebiasaan bagi anak didik atau santri di rumah Tahfidz
Yatim dan Dhuafa panti Al-Falah Yogyakarta yaitu:
Nilai-nilai yang diajarkan oleh pembimbing kepada santri
di Rumah Tahfidz Yatim dan Dhuafa panti Al Falah
memiliki karakter yang bersifat religius, penyayang,
mandiri, bersahabat, peduli sosial dan lingkungan, disiplin
tanggungjawab, serta menghargai perbedaan.
Cara yang sistematis dalam upaya membentuk sikap
dan kebiasaan yang diterapkan oleh pembimbing kepada
santri dirumah Tahfidz Yatim dan Dhuafa panti Al-Falah
yaitu berupa teguran, ceramah motivasi, pembiasaan,
Uswah (keteladanan), bimbingan setoran hafalan dan
pengertian bagi santri yang tinggal di rumah Tahfidz
Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah.19
F. Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan skripsi ini, penulis berpedoman dan
mengacu kepada Surat Keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta nomor: 507 tahun 2017 tentang
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
18
Muhammad Fajar Hidayat, Metode Pembentukan Karakter Anak di
Rumah Tahfizh Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah Yogyakarta”, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, BKI, Yogyakarta, 2015) 19
Muhammad Fajar Hidayat, Metode Pembentukan Karakter Anak di
Rumah Tahfizh Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah Yogyakarta”, (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, BKI, Yogyakarta, 2015)
16
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Tijauan kajian terdahulu dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai deskripsi
teoritis tentang bimbingan agama dan pembinaan karakter
anak yatim..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang jenis dan pendekatan
penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data dan pengelolahan data, teknik
analisis data, definisi operasional dan indikator penelitian,
sumber data, instrumen penelitian.
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA DAN
HASIL PENELITIAN
Isi bab ini terdiri dari penemuan penelitian dan
pembahasan tentang Hubungan Bimbingan agama dengan
pembinaan karakter anak yatim. Selanjutnya, data-data
hasil penelitian, hasil angket, identifikasi responden,
deskripsi hasil penelitian, dan analisis data.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan Agama
Pengertian bimbingan secara etimologi merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris “Guidance” yang berasal dari
kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukkan”. Sedangkan
pengertian secara istilahnya, bimbingan adalah usaha membantu
orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi
yang dimilikinya. Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki
kemampuan untk mengembangkan dirinya secara wajar dan
optimal, yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal
lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu mengambil
keputusan untuk hidupnya, dan dengannya ia akan dapat
mewujudkan kehidupan yang baik, berguna, dan bermanfaat di
masa kini dan masa yang akan datang.20
Arthur Jones (1977) memberikan batasan, bimbingan
adalah suatu bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang
lain dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-
penyesuaian serta dalam membuat pemecahan masalah. Tujuan
bimbingan adalah agar membantu menumbuhkan kebebasan serta
kemampuannya agar menjadi individu yang bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.21
20
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam, (Jakarta: LP Uin Syarif Hidayatullah , 2008), h. 6. 21
Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam di
Sekolah Dasar,(PT Bumi Aksara: Jakarta, 2009), h. 53.
18
Adapun menurut Crow dan Crow, bimbingan adalah
bantuan yang diperlukan seseorang, laki-laki atau perempuan
yang memiliki kepribadian dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur
kegiatan hidupnya sendiri membuat keputusan sendiri dan
menanggung bebannya sendiri.22
Menurut Rahman Natawijaya yang dikutip oleh Drs. Juhana
dalam buku yang berjudul “Psikologi Bimbingan”, Bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu
yang dilakukan secara terus menerus (continue) supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup
mengarahkan diri dan berperilaku wajar sesuai dengan ketentuan
dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat.23
Dari kesimpulan diatas dapat dipahami bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individu)
atau sekelompok orang supaya mereka dapat berkembang
menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Pribadi mandiri
(kemandirian) tersebut sedikitnya harus mencakup lima aspek,
yang meliputi: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya;
(b)menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan
dinamis; (c) mengambil keputusan; (d) mengarahkan diri dan; (e)
perwujudan diri.24
22
Daryanto dan Mohammad Farid, Bimbingn Konseling “Panduan
Guru BK dan Guru Umum, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 3. 23
Juhana Wijaya, Psikologi Bimbingan, (Bandung: Enerco, 1983), h.
11. 24
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak,
( Jakarta: Prenadamedia, 2015), h. 5.
19
Penulis dalam hal ini berpendapat bahwa bimbingan ialah
suatu bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok
yang dilakukan secara terus-menerus (continue) supaya individu
dapat mengembangkan potensi dirinya dan menjadi pribadi-
pribadi yang mandiri sehingga dapat beradaptasi di lingkungan
masyarakat.
Pengertian agama sebagai satu istilah yang kita pakai
sehari-hari dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:25
a. Aspek subjektif (pribadi manusia). Agama mengandung
pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh
nilai-nilai kegamaan, berupa getaran batin, yang dapat
mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada
pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitarnya.
Dari aspek inilah manusia dengan tingkah lakunya itu,
merupakan perwujudan (manifestasi) dari “pola hidup”
yang membudaya dalam batinnya, dimana nilai-nilai
keagamaan telah membentuknya menjadi rujukan
(referensi) dari sikap, dan orientasi hidup sehari-hari.
b. Aspek objektif (doktrinair). Agama adalam pengertian ini
mengandung nilai agama Tuhan yang bersifat menuntun
manusia kearah tujuan yang sesuai dengan kehendak
ajaran tersebut. Secara formal, Agama dilihat dari aspek
objektif dapat diartikan sebagai “Peraturan yang bersifat
Ilahi (dari Tuhan) yang menuntun orang-orang berakal
25
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), h. 2.
20
budi kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di
dunia, dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Adapun definisi bimbingan agama menurut para ahli
ialah:
a. M. Arifin, mendefinisikan bimbingan dan penyuluhan
agama adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada
orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah
dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu
mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan
penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya
harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa
depannya.26
b. Menurut Adz-Dzaki, bimbingan Keagamaan adalah suatu
aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman
kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam
hal bagaimana sehingga seorang klien dapat
mengembangkan potensi akal pikirannya, kepribadiannya,
keimanan dan keyakinan sehingga dapat menanggulangi
problematika hidup dengan baik dan besar secara mandiri
yang berpandangan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Rasulullah SAW.27
26
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta:Bulan Bintang, 1979), h. 25. 27
Adz-Dzaki dan M. Hamdani, Psikoterapi dan Konseling Islam:
Penerapan Metode Sufistik, (Jogjakarta: Fajar Pustaka, 2001), h. 137.
21
Skripsi penelitian ini memfokuskan pada bimbingan agama
Islam. Dalam agama Islam telah dikenal prinsip-prinsip
bimbingan agama Islam yang bersumber dari firman Allah SWT
serta hadis nabi Muhammad SAW, diantaranya dasar dasar
bimbingan dalam agama Islam adalah sebagai berikut.
Firman Allah SWT:
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Qs. An-Nahl : 125)28
28 Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 281.
22
Firman Allah SWT:
Artinya:
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian. (Qs. Al-Isra:82)29
Berdasarkan pengertian bimbingan keagamaan, baik yang
umum maupun Islami, maka bimbingan agama Islam dapat
dirumuskan sebagai proses pemberian bantuan terhadap individu
agar dalam kehidupan keagamaanya senantiasa selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.30
2. Tujuan Bimbingan Agama
Menurut Rochman Natawijaya (1983:33) bimbingan
dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu individu dalam
mencapai hal-hal sebagai berikut:31
29
Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 285. 30
Ainur Rahim Faquh, Bimbingan dan Konseling dalam Islam.
(Yogyakarta: UII Press 2001), h. 61. 31
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 7.
23
a. Kebahagiaan hidup pribadi
b. Kehidupan yang produktif
c. Hidup bersama dengan individu lain
d. Harmonis antara individu dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Dalam rumusan epistimologi keilmuan Dakwah yang
dinyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan (konseling)
dalam Islam bertujuan menginternalisasi, mengeksternalisasi
dan mentransformasi system ajaran Islam ke dalam kehidupan
individu, keluarga, dan kelompok kecil atas dasar masalah
khusus (kasuustik) dalam semua kehidupan yang berdampak
pada individu, keluarga serta lingkungan sosial. Selanjutnya
rumusan tujuan itu dapat dirinci sebagai berikut:32
a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan (konseling)
mengenai tata cara pengamalan Islam, memahami
dan melaksanakan ajaran Islam dengan benar, sesuai
dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya.
b. Membantu mengatasi dan memcahkan masalah yang
timbul sebagai efek dari interaksi personal dan
kelompok (keluarga) dengan pemdekatan Islam
c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah
psikologis keluarga dan komunitas muslim, karena
adanya masalah internal keluarga yang memecahkan
masalah psikologis keluarga dan komunitas muslim,
karena adanya masalah internal keluarga yang terjadi
32
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam, (Jakarta: LP Uin Syarif Hidayatullah , 2008), h. 98.
24
pada salah satu anggota keluarga itu; dengan
menerapkan konseling dan psiko-terapi Islam
d. Membantu dan mengatasi memecahkan masalah
mental/kejiwaan individu dan keluarga yang timbul
karena penyakit fisik yang dideritanya, seperti
depresi yang dialami pasien rumah sakit, maka
bimbingan dan penyuluhan (konseling) bertujuan
memberikan terapi terhadap mentalnya, sehingga
dapat mempercepat penyembuhan sakit fisik yang
dideritanya.
e. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah
mental/spiritual yang dialami penyandang masalah-
masalah sosial (pathologis) dan cacat fisik pada
lembaga-lembaga rehabilitasi sosial, seperti tuna
netra, ketergantungan obat zat adiktif (narkoba),
Wanita Tuna Susila (WTS), dan sebagainya
f. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah
mental/spiritual yang dialami para tahanan
(narapidana) di rumah tahanan (rutan) dan lembaga
permasyarakatan (lapas), panti jompo dan masalah
sosial lainnya.
g. Dan memberikan bimbingan atau konseling bagi
karyawan, tenaga kerja dan prajurut guna
meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dalam
pendekatan Islam.
25
Dengan kata lain, tujuan-tujuan diatas mengarahkan
individu, keluarga, kelompok masyarakat untuk menjadi
mengenal, mengarahkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik
dengan berlandaskan asas Islam, sehingga membantu manusia
untuk kembali kepada fitri (fitrah), menyadari tugas dan
kewajiban kepada Allah SWT dan bermanfaat untuk masyarakat
dan lingkungannya.
3. Fungsi Bimbingan Agama
Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah
sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi
dan memecahkan problem kehidupan klien dengan kemampuan
yang ada pada dirinya sendiri, fungsi ini dapat dijabarkan dalam
tugas kegiatan yang bersifat preventif (pencegahan) terhadap
segala macam gangguan mental, spiritual dan environmental
(lingkungan) yang mengahambat, mengancam, atau menantang
proses perkembangan hidup klien.33
Minimal ada empat fungsi bimbingan,yaitu sebagai
berikut:34
a. Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan
dalam mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki individu.
b. Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan
dalam membantu individu memilih dan
memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang
33
Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,
2010), h. 58. 34
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h.8.
26
sesuai minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri
kepiribadian lainnya. Dalam pelaksaan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lainnya di dalam ataupun diluar lembaga pendidikan.
c. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi mengadaptasikan
program bimbingan terhadap kemampuan dan
kebutuhan individu. Dengan menggunakan informasi
yang memadai maka konselor memperlakukan
individu secara tepat.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam
membantu individu menemukan penyesuaian diri
dan perkembangannya secara optimal.
4. Metode Bimbingan Agama
Dalam bimbingan agama para pembimbing dan
konselor memerlukan metode yang tepat dalam
menjalankan tugas bimbingan sesuai dengan situasi dan
kondisi objek bimbingan, ada beberapa metode yang
dapat digunakan dalam bimbingan agama diantaranya:35
a. Metode Interview (Wawancara)
Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan dan
mengetahui fakta-fakta mental/kejiawaan yang ada pada
diri terbimbing/klien. Dalam berjalannya wawancara
sertiap pembimbing/konselor bisa juga melakukan
35
Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah,
2010), h. 69.
27
pencatatan atau mungkin direkam , dan agar wawancara
dapat berjalan terarah dan sistematis, pembimbing atau
konselor bisa juga menyusun serangkaian pedoman
wawancara yang memuat hal hal pokok yang diperlukan
saat wawancara.
b. Group Guidance (Bimbingan Kelompok)
Dengan menggunakan kelompok, pembimbing dapat
mengembangkan sikap social, sikap memahami peranan
anakbimbing dalam lingkungannya menurut penglihatann
orang lain dalam kelompok itu, karena ia ingin
mendapatkan pandangan orang lain tentang dirinya dan
bagaimana hubungannya dengan orang lain, dengan
demikian akan memungkinlannya penyembuhan
gangguan jiwa melalui kelompok, terapi tersebut dapat
diwujudkan dengan penciptaan situasi kebersamaan hak
secara cohesiveness (keterikatan) antara satu dengan
lainnya.
c. Client Centered Method (Metode yang Dipusatkan
pada Keadaan Klien)
Dalam metode ini terdapat dasar pandangan bahwa
klien memiliki kemampuan berkembang sendiri dan
sebagai pencara kemantapan sendiri, menurut DR.
Wiliam E. Humle dan Wayne k.Climer, metode ini lebih
cocok digunakan oleh penyuluh agama karena
pembimbing akan dapat lebih memahami kenyataan
penderitaan klien yang bersumber pada perasaan doesa
28
yang menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan,
dan gangguan jiwa lainnya. Dengan memperoleh insight
dalam dirinya berarti menemukan pembebasan dari
penderitaannya.
d. Directive Counseling
Merupakan bentuk psikoterapi sederhana dimana
konselor atau pembimbing langsung memberikan
jawaban-jawaban terhadap problem yang klien sadari
menjadi sumber kecemasannya, klien diberi kesempatan
mencurahkan segala tekanan batin sehingga akhirnya
mampu menyadari tentang kesulitan-kesulitan yang
diderita.
e. Educative Method
Inti dari metode ini adalah pemberian “insight” dan
klarifikasi (pencerahan) terhadap unsur-unsur kejiwaan
yang menjadi sumber konflik seseorang, disini juga
tampak bahwa sikap konselor ialah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada klien
mengekspresikan segala gangguan kejiwaan yang
disadari menjadi permasalahan baginya.
f. Psychoanalysis Method
Dalam metode ini, kepribadian sangat dipengaruhi
oleh factor pengalaman masa kanak-kanak sampai ia
dewasa, apabila pada masa kanak-kanak terdapat suatu
hal yang menyakitkan dan belum terselesaikan sampai ia
29
dewasa makaakibatnya konflik semacam itu akan
berlanjut tanpa ia sadari maupun disadari, keadaan
tersebut akan mempengaruhi pikiran dan perasaan serta
tingkah lakunya diserrtai dengan ketegangan-ketegangan
emosional yang menyebabkan ketidakmapuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, jika
terjadi keadaan seperti itu maka harus mengirimkan klien
kepada psikiater, psikologis atau psikoterapis..
5. Materi Bimbingan Agama
Bimbingan agama merupakan suatu hal yang penting
bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sudah
pastinya manusia memiliki arah tujuan dan panduan,
sehingga dalam bimbingan agama terdapat pokok-pokok
materi diantaraya:
a. Akidah
Menurut bahasa, akidah berasal dari kata al-„aqdu
yang berarti (التوثيق) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (العقد)
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
-yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar (الاحكام)
rabthu biquwwah (الربط بقوة) yang berarti mengikat
dengan kuat. Menurut istilah, akidah adalah iman yang
teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi
orang yang meyakininya.36
36
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip „Aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama‟ah, ( Bogor: Pustaka At-Taqwa), h. 15.
30
Firman Allah SWT:
Artinya:
102.(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah
Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta
segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah
pemelihara segala sesuatu. 103 Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha
mengetahui. (Al-An‟am:102-103)37
Pokok agama Islam ialah mengEsakan Allah SWT,
bahwa hanya Allah Tuhan Semesta Alam, kekuatan yang
Maha Tinggi dan sudah seharusnya tidak ada keraguan
bagi manusia tentang segala kuasa Allah. Kepercayaan
ini bukanlah hal baru yang dibawa oleh Islam, bukan
dimulai dari ajaran nabi Muhammad SAW, melainkan
kepercayaan yang telah lama dikemukakan oleh segenap
37
Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 141.
31
nabi-nabi yang diutus Allah yang kebenarannya tidak
berubah sepanjang zaman.
Rukun iman yang enam merupakan prinsip
keimanan, tidak sempurna keimanan seseorang kecuali
jika ia mengimani seluruhnya dengan benar sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Ketika Rasulullah ditanya tentang Iman, beliau
menjawab:38
وتؤمه بالقدر واليمالاخر الإيمان أن تؤمه بالله وملائكته وكتبـه ورسـله،
خير ه وشر ه
“Iman itu adalah engkau (1) beriman kepada Allah (2)
Malaikat-malaikaNya, (3) Kitab-kitabNya, (4) Rasul-
rasulNya, (5) hari Akhir, serta (6) beriman kepada takdir
yang baik maupun yang buruk.
b. Ibadah
Setiap ketaatan kepada Allah dengan penuh tunduk
dan merendahkan diri merupakan suatu ibadah. Ibadah
merupakan suatu bentuk ketundukan yang mana tidak
berhak diatasnya kecuali Sang Pemberi nikmat yang
berupa kenikmatan tertinggi seperti kehidupan,
pemahaman, pendengaran dan penglihatan.39
38
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip „Aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama‟ah, ( Bogor: Pustaka At-Taqwa), h. 50. 39
Yusuf Qhardawi, Pengantar Kajian Islam, (Pustaka Al-Kautsar,
1997), h. 85.
32
Sehingga dalam hal ini, ibadah mencakup segala
aspek kehidupan, ibadah bukan hanya shalat dan puasa,
tetapi jika kita telah mengetahui bahwa agama itu
semuanya adalah ibadah dan kita mengetahui bahwa
agama datang untuk memberikan konsep kehidupan pada
manusia baik lahir maupun batin.
Adapun diataranya ibadah mencakup beberapa hal
dibawah ini:40
1) Mengucapkan dua kalimat syahadat
2) Bersuci dan melaksanakan shalat
3) Membayar zakat, Infak dan Shadaqah
4) Shiyam
5) Haji
c. Akhlak
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, akhlak berarti
budi pekerti, tabiat, kelakuan dan watak.41
Dari segi
bahasa istilah “akhlaq” adalah bentuk jama’ dari
“khuluq” yang artinya tingkah laku, tabiat, watak,
perangai, atau budi pekerti.42
Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
40
Hasan Ridwan, Fiqh Ibadah, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), h.
70-71. 41
Https://www.kbbi.web.id diakses pada 27 Januari 2020 42
Subarsono. Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina
Ak sara, 1989), h. 129.
33
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.43
Ruang lingkup akhlak mencakup pola hubungan
manusia dengan Allah Swt, manusia dengan manusia,
manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan binatang.
Berikut kategori akhlak:44
1) Akhlak kepada Allah SWT
2) Akhlak kepada Kedua Orang tua
3) Akhlak kepada Karib Kerbat
4) Akhlak kepada Sahabat
5) Akhlak kepada binatang
6) Akhlak kepada tumbuh-tumbuhan
B. Pembentukan Karakter
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata
pembentukan berarti proses, cara, perbuatan
membentuk.45
Sedangkan menurut istilah kata
pembentukan diartikan sebagai usaha luar yang terarah
kepada tujuan tertentu guna membimbing faktor-faktor
pembawaan hingga terwujud dalam suatu aktifitas rohani
atau jasmani.46
43
Beni Ahmad Saebani dan abdul hamid, Ilmu akhlak, (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), h. 14. 44
Abuddin Nata dan Achmad Gholib, Modul Studi Islam II (Akidah
Akhlak), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 72. 45
Depdikbud, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Balai Pustaka:
Jakarta, 2015), h. 104. 46
Anis Damayanti, Pembentukan Karakter Regilus Siswa Melalui
Kegiatan Infak Kelas IV di MIN 6 Ponorogo Tahun Pelajawan 2017/2018,
(UIN Ponorogo: 2018), diakses pada 20 Oktober 2020
34
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti,
yang membedakan seseorang dengan yang lain.47
Menurut Wynne bahwa karakter itu berasal dari
bahasa Yunani “to mark “ artinya menandai. Istilah ini
fokus pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan
dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Karakter
dapat makna tersebut jika (1) Ia menunjukkan bagaimana
orang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku
tidak jujur, kejam, rakus, maka orang tersebut
memanifestikan karakter jelek, namun bila menunjukkan
sikap jujur, ramah, tawadhu, suka menolong menunjukkan
karakter mulia. (2) karakter itu erat kaitannya dengan
kepribadian (personality).Seseorang dikatakan berkarakter
(a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai
dengan kaidah moral.48
Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoma A. (2007)
memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian,
kepribadian ini dianggap sebagai ciri atau karakteristik,
atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorangyang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
47
Https://www.kbbi.web.id diakses pada 21 Mei 2019 48
Muhammad Jafar Anwar dan Muhammad A. Salam, Membumikan
Pendidikan Karakter, (Jakarta: CV. Suri Tantu’uw, 2015), h. 21.
35
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga
bawaan sejak lahir.49
Di Indonesia sedari dulu sudah mulai
mengupayakan terealisasinya nilai-nilai karakter bangsa
yang di kristalkan dalam Pancasila dalam kehiduan
sehari-hari.
1. Karakter dalam Pandangan Islam
Menurut Marzuki pendidikan karakter dalam Islam
atau akhlak Islami pada prinsipnya didasarkan pada dua
pokok ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan sunnah Nabi.
Dengan demikian, baik dan buruk dalam karakter Islami
memilliki ukuran yang sesuai menurut Al-Qur'an dan
sunnah Nabi, bukan baik dan buruk menurut pemikiran
manusia pada umumnya.50
Melalui nabi Muhammad SAW, Allah SWT
sampaikan berita gembira bagi orang-orang yang baik,
peringatan bagi orang-orang yang sesat dan pembangkit
bagi jiwa-jiwa yang lemah. Serta, Allah jadikan nabi
Muhammad sebagai Role Model manusia yang
berkarakter baik. 51
49
Facthul Mu’in, Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), h. 160. 50
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta:Amzah, 2017) , h.
49. 51
Dr. M. Jafar Anwar, dan Salam, Membumikan Pendidikan
Karakter, (Jakarta:CV. Suri Tatu’uw)
36
Firman Allah SWT:
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21)52
Jelas bahwa Islam sangat menjunjung tinggi karakter,
mewajibkan semua pemeluknya untuk memiliki karakter
yang mulia atau yang biasa disebuat sebagai Akhlaqul
Mahmudah, karena Islam tidak hanya mengajarkan
bagaimana pemeluknya untuk berhubungan dengan Tuhan
(Hablum MinaAllah) seperti beribadah, tetapi Islam
mengajarkan pemeluknya untuk berhubungan dengan
manusia (Hablum Minannas) di mana karakter adalah
bekal utama untuk mencapainya.
2. Penanaman Nilai-nilai Karakter Islam
Pengalaman nabi membangun masyarakat Arab
hingga menjadi manusia yang berkarakter mulia
(masyarakat madani) memakan waktu yang cukup
52
Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 420.
37
panjang. Pembinaan ini dimulai dari membangun akidah
mereka selama lebih kurang tiga belas tahun, yaitu ketika
Nabi masih berdomisili di Makkah. Selanjutnya, selama
lebih kurang sepuluh tahun Nabi melanjutkan
pembentukan katakter dengan mengajarkan syariah
(hukum Islam) untuk beribadah dan bermuamalah, dengan
modal akidan dan syariah serta keteladanan sikap, nabi
berhasil membangun masyarakat madani( yang
berkarakter mulia).53
Terdapat tujuh cara menumbuhkan karakter yang baik
dalam diri anak, yaitu empati, hati nurani, control diri,
rasa hormat, kebaikan hati, toleransi dan keadilan.
a. Empati
Empati merupakan inti emosi moral yang
membantu memahami perasaan orang lain.
Kebajikan ini mrmbuatnya menjadi peka
terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain,
mendorongnya menolong keusahan orang lain,
mendorongnya menolong orang yang kesusahan
atau kesakitan, serta menuntutnya
memperlakukan orang dengan kasih sayang.
b. Hati Nurani
Hati nurani adalah suara hati yang membantu
memilih jalan yang benar dari pada jalan yang
salah serta tetap berada dijalur yang bermoral dan
53
Dr. Marzuki, Pendidikan Karakter Islam,(Jakarta: Amzah, cet. 2),
h. 45.
38
membuat dirinya merasa bersalah ketika
menyimpang dari jalur yang semestinya.
c. Kontrol Diri
Kontrol diri dapat membantu anak menahan
dorongan dari dalam dirinya dan berpikir
sebelum bertindak sehingga ia melakukan hal
yang benar, dan kecil kemungkinan mengambil
tindakan yang berakibat buruk. Sifat ini
membangkitkan sikap moral dan baik hati karena
ia mampu menyingkirkan keinginan memuaskan
diri serta merangsang kesadaran mementingkan
keperluan orang lain.
d. Rasa Hormat
Rasa hormat mendorong bersikap baik dan
menghormati orang lain, hal ini mengarahkan
memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin
orang lain memperlakukan dirinya sehingga
mencegahnya bertindak kasar, tidak adil, dan
bersikap memusuhi, dengan ini ia akan
memerhatikan hak-hak serta perasaan orang lain.
e. Kebaikan Hati
Kebaikan hati membantu menunjukkan
kepeduliannya terhadap kesejahteraan dan
perasaan orang lain, dengan hal ini ia berbelas
kasih terhadap orang lain, tidak memikirkan diri
39
sendiri, serta menyadari tindakan baik sebagai
tindakan yang benar.
f. Toleransi
Toleransi membuat mampu mengahargai
perbedaan kualitas dalam diri orang lain,
membuka diri terhadap pandangan dan keyakinan
baru serta menghargai orang lain tanpa
membedakan suku, gender, penampilan, budaya
agama, kepercayaan dan kemampuan. Dengan
toleransi ia memperlakukan orang lain dengan
baik dan penuh pengertian, menentang
permusuhan, kefanatikan, serta menghargai orang
lain berdasarkan karakternya.
g. Keadilan
Keadilan munutun agar memperlakukan
orang lain dengan baik, tidak memihak, dan adil
sehingga ia mematuhi aturan, meu bergiliran dan
berbagi serta mendengar semua pihak secara
terbuka sebelum memberi penilaian apapun.
C. Pengertian Anak Yatim
Kata yatim berasal dari kata yutm, yang berarti
tersendiri, permata unik, yang tidak ada tandingannya.
Yatim juga berarti seorang anak yang terpisah dari
ayahnya (ditingal mati) dan dalam keadaan belum dewasa
(baligh). Dalam ensiklopedia Islam dijelaskan bahwa
yang dinamakan yatim adalah anak yang bapaknya telah
40
meninggal dunia dan belum baligh (dewasa), baik ia kaya
ataupun miskin, laki-laki atau perempuan. Adapun anak
yang bapaknya dan ibunya telah meninggal biasanya
disebut yatim piatu, namun istilah ini hanya dikenal di
Indonesia, sedangkan dalam literature fiqih dikenal
dengan yatim saja.54
Anak yatim adalah anak yang di tinggal wafat oleh
ayah kandungnya, ketika masih dibawah usia baligh.
Secara psikologis, anak yatim adalah anak yang rentan
terhadap goncangan hidup, karena dia telah ditinggal
wafat oleh ayahnya padahal dia belum dewasa. Hal itu
membuat anak yatim kehilangan beberapa fase
pengasuhan yang memerlukan kasih sayang dan andil
ayah dalam proses tumbuh kembangnya. Anak yatim
adalah anak yang belum menemukan pijakan yang utuh
tentang kepada siapa dia seharusnya menyadarkan
kehidupan dan mengharapkan kasih sayang.55
Dalam Islam terdapat tanggung jawab yang diberikan
Allah kepada seluruh umat Islam, sebagaimana Firman
Allah SWT
54
Amin Nuddin, Konsep Anak Yatim dalam Al-Qur‟an, (Jurnal al-
Fath: Vol. 11 No. 01, 2017 ISSN: 1978-2845), h. 26, diakses pada tanggal 22
mei 2019 55
Zulfa An’Nisa Wafa, Kesejahretaan Subjektif pada ANak Yatim di
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo, (Universitas Muhammadiyah,
2016), h. 2, diakses pada tangal 22 mei 2019.
41
Artinya:
Tentang dunia dan akhirat. dan mereka bertanya
kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus
urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu
bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah
saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat
kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan. dan Jikalau
Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan
kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Baqarah : 220)56
Anak yatim merupakan anugrah dan amanah dari
Allah SWT kepada seluruh umat manusia, anak yatim
ialah merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat
agar anak yatim ini tumbuh dan berkembang menjadi
anak-anak ya ng bermanfaat bagi dirinya sediri dan orang
lain.
56
Arham bin Ahmad Yasin, Mushaf Ash-Shahib, (Depok: Hilal
Media), h. 35.
42
Anak yatim ialah anak yang istimewa, merupakan
salah satu pintu Surga yang diberikan Allah kepada
manusia, setiap manusia bertanggung jawab pula atas
perhatian dan kasih sayang kepada anak yatim, agar anak
yatim juga dapat merasakan kebahagiaan.
Di dalam Ensiklopedia Hukum Islam dijelaskan
bahwa ajaran Islam telah menetapkan hak-hak yang harus
mengurus anak yatim, antara lain:57
1. Anak yatim yang belum balig dan miskin, harus diberi
nafkah atau diperhatikan biaya kelangsungan hidupnya
2. Anak yatim berhak mendapat pembagian harta rampasan
3. Anak yatim berhak mendapat bagian dari pembagian
harta waris apabila ia menyaksikan saat-saat ahli waris
membagi harta warisan
4. Anak yatim berhak mendapatkan perlindungan dari wali
atas hartanya.
5. Anak yatim berhak mendapatkan pendidikan dari orang
yang diberi nasehat
Masih sangat banyak upaya untuk menyayangi anak
yatim selain yang diatas, anak yatim sangat membutuhkan
kasih sayang masyarakat baik berupa materi dan non materi,
dan ketika masyarakat berbondong-bondong menyayangi
anak yatim maka Allah akan menyayanginya.
57
Rosmaniah Hamid, Kafalah Al-Yatim dari Perspektif Hadis Nabi, (
Al-Fikr: Vol. 17 No. 1 Tahun 2013), h. 117, diakses pada tanggal 22 mei 2019
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yakni penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data kuantitatif (angka) yang
dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan
metoda analisis statistika.58
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisisi
data bersifat kuantitatif statistic dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan. Penelitian kuantitatif sifatnya objektif,
sehingga kita dapat melihat langsung sebuah keadaan.59
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini survei.
Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok.60
Setelah mengumpulkan suatu informasi daru suatu
58
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017 Cet 1), h. 5. 59
Monasse Mallo, Metode Penelitian Sosial ( Jakarta: Karunika,
1986), h. 31. 60
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta, LP3ES,
1989), h. 3.
44
sampel dengan menanyakan melalui angket atau interwiew agar
nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi.61
Dengan demikian penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui
hubungan bimbingan agama dengan pembinaan karakter anak
yatim di Ma’ahad Askar Kauny.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ma’ahad Tahfizh Askar Kauny
bertempat di Ma’ahad Askar Kauny Bojonggede,Perumahan
Depok Baru (Gaperi) 1 blok MX-1, Jalan Lembah Nyiur Hijau,
Bojongede, Kecamatan Bojonggede, Bogor, Jawa Barat dan
Ma’ahad Askar Kauny Cinere, Jl. Bukit Cinere Dalam, Gandul
Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat. Pada tanggal 5-6 Oktober
dengan masa penelitian selama tiga bulan. Adapun yang
dijadikan alasan dan pertimbangan penulis dalam memilih lokasi
penelitian dengan pertimbangan berikut:
1. Ma’ahad Askar Kauny adalah salah satu lembaga yang
berperan dalam bimbingan islam anak-anak yatim dan
dengan cara menghafalkan Al-Qur’an dan mempelajari
Al-Qur’an, selain itu terdapat program-program
pembinaan lainnya.
2. Ma’ahad Askar Kauny Bojongede dan Ma’ahad Askar
Kauny Cinere merupakan Ma’ahad tahfiz yang banyak
di domisili oleh anak yatim.
61
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Spsial dan Pendidikan Teori-
Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 47.
45
3. Peneliti sudah melakukan survei dan pihak yayasan juga
bersedia untuk diadakan penelitian terkait dengan
permasalah penelitian.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian didefinisikan sebagai kelompok
subjek yang hedak dikenai generalisasi hasil penelitian.
Sebagai suatu populasi, kelompok subjek tersebut harus
memiliki beberapa ciri atau karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subjek lainnya.62
Sesuai
dengan judul di atas, maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh anak yang berada di Ma’ahad Askar Kauny
Bojonggede dan Cinere berjumlah 44 orang.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari subjek populasi,
dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Setiap
bagian dari populasi merupakan sampel, terlepas dari apakah
bagian itu mewakili karakteristik populasi secara lengkap atau
tidak.63
Berdasarkan populasi di atas, penetapan sampel dilakukan
dengan menggunakan pengambilan sampel secara sensus atau
sampel total yaitu dengan cara mengambil seluruh populasi
untuk dijadikan sampel penelitian.
62
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 109. 63
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 112.
46
D. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari observasi langsung yang
berperan sebagai pengamat dan proses wawancara yang
dilakukan kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan
dengan penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu data dari
catatan-catatan, dokumen-dokumen, buku, rekaman,
majalah dan lain sebagainya
E. Variabel dan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
independen sebagai X dan variabel dependen sebagai variabel
Y.
1. Variabel independen (X)
Variabel bebas atau variabel independen adalah
variabel yang variasinya mempengaruhi atau
menyebabkan perubahan pada variabel lain. Dapat pula
dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang
pengaruhnya terhadap variabel lain hendak diketahui.64
64
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 92.
47
Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel
bebas yaitu bimbingan agama, yang meliputi:
a. Akidah
b. Ibadah
c. Akhlak
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel tergantung atau terikat adalah variabel
penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek
atau pengaruh dari variabel lain. Besarnya efek tersebut
dapat diamati dari ada-tidaknya, timbul-hilangnya,
membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang
tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain
termaksud.65
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pembentukan karakter, yang meliputi:
a. Empati
b. Hati Nurani
c. Kontrol Diri
d. Rasa Hormat
e. Kebaikan Hati
f. Toleransi
g. Keadilan
65
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, hal 91
48
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pertanyaan atau dugaan yang bersifat
sementara terhadap suatu masalah penelitian yag
kebenarannya masih lemah sehingga harus di uji seccara
empiris.66
Berdasarkan perumusan masalah yang telah
dikemukakan maka hipotesis yang akan dijawab dan
dibuktikan dalam penelitian ini adalah:
: = 0 Tidak ada hubungan bimbingan agama
dengan pembentukan karakter anak
yatim di Ma’ahad Askar Kauny
: ≠ 0 Ada hubungan bimbingan agama dengan
pembentukan karakter anak yatim di
Ma’ahad Askar Kauny
Hipotesis yang digunakan oleh peneliti bisa diterima
apabila sig ≤ = 0,05 maka tidak diterima dan diterima,
sedangkan apabila sig ≥ = 0,05 maka diterima dan
tidak diterima.
66
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), hal 137
49
G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan
ada sifat-sifat variabel yang diteliti, bersifat spesifik yang
menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan
juga hal-hal yang dianggap penting. Dari definisi operasional
ini kemudian ini kemudian akan didapat suatu indikator yang
akan dijadikan acuan untuk mengukur variabel yang diteliti.67
67Ahmad Yusuf Afifurrohman, Pengaruh Bimbingan Agama
Terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat:
2016), h. 56.
Tab
el 1
. D
efin
isi
Op
erasi
on
al
Vari
ab
el
Def
inis
i O
per
asi
on
al
Teo
ri
Ind
ikato
r
Bim
bin
gan
Agam
a (X
)
Bim
bin
gan
agam
a
iala
h
pem
ber
ian
ban
tuan
se
cara
te
rus
men
erus
kep
ada
terb
imbin
g
den
gan
m
enan
amkan
nil
ai-
nil
ai a
jara
n
Agam
a ag
ar
terb
imbin
g
dap
at
men
yes
uai
kan
dir
i den
gan
lingkun
gan
nya
sert
a m
engat
asi
segal
a kes
uli
tann
ya
den
gan
ber
peg
ang
teguh
pad
a ket
entu
an
All
ah
SW
T
sehin
gga
ia
men
dap
atkan
keb
ahag
iaan
dunia
akhir
at
Teo
ri B
imo W
alg
ito
Bim
bin
gan
ag
ama
adal
ah
usa
ha
pem
ber
ian
ban
tuan
kep
ada
sese
ora
ng
yan
g
men
gal
ami
kes
uli
tan b
aik l
ahir
mau
pun
bat
in
yan
g
men
yan
gkut
keh
idupan
di
mas
a kin
i dan
m
asa
men
dat
ang.
Ban
tuan
te
rseb
ut
ber
upa
per
tolo
ngan
di
bid
ang
men
tal
spir
itual
, den
gan
mak
sud
agar
o
ran
g
yan
g
ber
san
gkuta
n
mam
pu
Ak
idah
1.
Iman
Kep
ad
a A
llah
a.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
All
ah
pen
cipta
Ala
m s
emes
ta
b.
San
tri
mey
akin
i bah
wa
All
ah
Mah
a m
elih
at
sem
ua
per
buat
an
man
usi
a
c.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
han
ya
kep
ada
All
ah,
man
usi
a ak
an
kem
bal
i
2.
Iman
kep
ad
a M
ala
ikat
a.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
All
ah
men
cipta
kan
mai
laik
at
50
men
gat
asi
kes
uli
tann
ya
den
gan
kem
ampuan
yan
g
ada
pad
a
dir
inya
sendir
i,
mel
alui
doro
ngan
dan
kek
uat
aan
im
an,
takw
a kep
ada
Tuhan
yan
g
Mah
a E
sa,
ole
h
kar
ena
itu
sasa
ran
bim
bin
gan
A
gam
a
adal
ah
mem
ban
gkit
kan
daya
rohan
iah m
anusi
a m
elal
ui
iman
dan
ket
akw
aan
kep
ada
All
ah
SW
T
b.
San
tri
mer
asa
bah
wa
segal
a
tindak
an
kit
a ad
a yan
g
men
gontr
ol
3.
Iman
kep
ad
a N
ab
i d
an
Rasu
l
a.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
rasu
l
iala
h
utu
san
All
ah
untu
k
mem
ber
ikan
pet
unju
k
bag
i
man
usi
a
b.
San
tri
mey
akin
i bah
wa
rasu
l
iala
h t
elad
an b
agi
man
usi
a
c.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
uca
pat
dan
per
ilak
u
rasu
l m
erupak
an
conto
h b
erper
ilak
u
4.
Iman
kep
ad
a K
itab
Su
ci
a.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
Al
Qura
n
pet
unju
k b
agi
man
usi
a
51
b.
San
tri m
eyak
ini
bah
wa
Al
Qur’an
sebag
ai pen
enan
g jiw
a
c.S
antri
mey
akin
i bah
wa
men
gam
alkan
ajaran
A
l-Qur’an
akan
selamat d
unia d
an ak
hirat
5.
Iman
kep
ad
a H
ari A
kh
ir
a.S
antri
mey
akin
i bah
wa
segala
perb
uatan
akan
dim
inta
pertan
ggun
gjaw
aban
nya
di
akhirat
6.
Iman
kep
ad
a T
ak
dir A
llah
a.S
antri m
eyak
ini b
ahw
a tidak
ada
sesuatu
hal
yan
g
tejadi
tanpa
izin A
llah
Ibad
ah
1.
Du
a K
alim
at S
yah
ad
at
52
a.S
antr
i dap
at m
enger
ti m
akna
dua
kal
imat
syah
adat
b.
San
tri
mey
akin
i bah
wa
syah
dat
mer
upak
an
pin
tu
mas
uk
ajar
an
Isla
m
2.
Sh
ala
t
a.S
antr
i m
elak
sanak
an sh
lat
lim
a
wak
tu
b.
San
tri
ber
usa
ha
mel
aksa
nak
an
shal
at s
unn
ah
c.S
antr
i m
eyak
ini
bah
wa
shal
at
men
ghin
dar
kan
dir
i dar
i
per
buat
an k
eji
dan
munkar
3.
Pu
asa
a.S
antr
i m
elak
sanak
an
ibad
ah
puas
a R
amad
han
dan
ouas
a
53
sunnah
b.
San
tri men
getah
ui h
ikm
ah p
uasa
dian
taranya
melatih
kesab
aran,
melatih
m
enah
an
haw
a nafsu
,
untu
k
men
jaga
keseh
atan
dan
lainn
ya
4.
Zak
at
a.S
antri m
engetah
ui b
ahw
a zakat,
infaq
, shad
aqoh ialah
salah satu
upay
a men
sucik
an d
iri dari h
arta
yan
g b
uk
an m
ilik k
ita
5.
Haji
a.S
antri
mem
iliki
pen
getah
uan
haji
dan
beru
paya
untu
k
dap
at
melak
sanak
an h
aji
Ak
hla
k
54
1.
San
tri
men
get
ahui
adab
mak
an d
an
min
um
yan
g b
enar
2.
San
tri
ber
pak
aian
se
suai
den
gan
tuntu
nan
yan
g ad
a, s
esu
ai d
engan
tuntu
nan
agam
a
3.
San
tri
men
jauhkan
dir
i dar
i kat
a-
kat
a yan
g t
idak
ber
man
faat
4.
San
tri
mej
auhkan
dir
i d
ari
pen
yak
it
hat
se
per
ti,
iri,
ri
ya,
den
gak
i,
som
bong, dll
5.
San
tri
men
doak
an,
men
ghorm
ati
dan
men
yayan
gi
ora
ngtu
a
6.
San
tri
men
guca
pkan
sal
am
7.
San
tri
men
jenguk b
ila
ada
saudar
a
yan
g s
akit
8.
San
tri
ber
buat
bai
k k
epad
a se
sam
a
55
muslim
9.
San
tri m
enjau
hi
diri
dari
yan
g
bukan
mah
ram
10.
San
tri m
emban
tu
saudara
yan
g
berb
uat
salah
agar
bertau
bat
kep
ada A
llah
Pem
ben
tuk
an
Kara
kter (Y
)
Kara
kter ialah
sifat alami
seseoran
g y
ang d
iwuju
dk
an d
alam
ben
tuk tin
dak
an d
an p
erilaku
sehari-h
ari dari b
entu
kan
kelu
arga
dan
lingkun
gan
nya
Don
i Koeso
ma. A
Karak
ter sama d
engan
kep
ribad
ian, k
eprib
adian
ini
dian
ggap
sebag
ai ciri atau
karak
teristik, atau
gaya, atau
sifat khas d
ari diri
seseoran
gyan
g b
ersum
ber d
ari
ben
tukan
-ben
tukan
yan
g
diterim
a dari lin
gkun
gan
,
misaln
ya k
eluarg
apad
a masa
1.
Em
pati
San
tri m
enjad
i leb
ih
pek
a terh
adap
keb
utu
han
dan
p
erasaan
oran
g
lain
sehin
gga
men
doro
ngn
ya
mem
ban
tu
oran
g y
ang k
esusah
an
2.
Hati N
ura
ni
San
tri m
erasakan
su
ara hati
yan
g
mem
baw
anya
ke
jalan
yan
g
ben
ar
bukan
jalan
yan
g m
enyim
pan
g,
tetap
berad
a dalam
jalu
r yan
g
berm
oral
56
kec
il, ju
ga
baw
aan s
ejak
lah
ir.
sehin
gga
ket
ika
dia
m
enyim
pan
g
dia
mer
asak
an
bah
wa
ia
sedan
g
tidak
di
jala
n y
ang s
emes
tin
ya
3.
Kon
trol
Dir
i
San
tri
men
ahan
doro
ngan
dal
am
dir
i
sehin
gga
ber
pik
ir
terl
ebih
dah
ulu
sebel
um
ber
tindak
se
hin
gga
men
ghin
dar
kan
dar
i kem
ungkin
an
yan
g b
uru
k.
4.
Rasa
Horm
at
San
tri
ber
sikap
bai
k d
an m
enghorm
ati
ora
ng l
ain.
5.
Keb
aik
an
Hati
San
tri
men
unju
kkan
kep
eduli
ann
ya
terh
adap
k
esej
ahte
raan
dan
per
asaa
n
ora
ng
lain
, se
hin
gga
ia
tidak
han
ya
57
mem
etingkan
dirin
ya sen
diri.
6.
Tolera
nsi
San
tri m
engharg
ai perb
edaan
oran
g
lain,
mem
buka
diri
terhad
ap
oran
g
lain,
tidak
m
embed
a-bed
akan
su
ku
agam
a dan
yan
g
lainn
ya.
Seh
ingga
santri
m
emperlak
ukan
oran
g
lain
den
gan
baik
d
an
pen
uh
den
gan
pen
gertian
.
7.
Kea
dila
n
San
tri m
emperlak
uk
an
oran
g
lain
den
gan
baik
, tid
ak
mem
ihak
,
men
den
gark
an
suara
semua
pih
ak
sebelu
m
men
gam
bil
suatu
kep
utu
san
sehin
gga ad
il dan
mem
enuhi atu
ran.
58
59
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Obsevasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan
dan di catat secara sistematis, serta dapat di control
keandalan (reliabilitas) dan keshahihannya
(validitas).68
Adapun observasi yang dilakukan penulis ialah
dengan mengamati kegiatan bimbingan agama santri
Ma’ahad Askar Kauny, serta proses pembentukan
karakter yang dilakukan.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk instrumen
pengumpulan data penelitian yang sangat fleksibel dan
relatif mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat
penggunaan kuesioner dapat dikategorikan sebagai data
faktual. Oleh karena itu, reliabilitas hasilnya sangat
banyak bergantung pada kejujuran subjek penelitian
sebagai responden, sedangkan peneliti dapat
68Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2017), h. 189.
60
mengupayakan peningkatan reliabilitas hasilnya dengan
penyajian kalimat-kalimat yang jelas dan disampaikan
dengan strategi yang tepat.69
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner
kepada para santri Ma’ahad Askar Kauny untuk
mengetahui dan menganalisis hubungan bimbingan
agama dengan pembentukan karakter santri ma’had.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik
mengumpukan data yang berupa bukti ataupun informasi
yang digunakan dalam penelitian sosial untuk
menelusuri sebuah informasi.70
Peneliti mendokumentasi
setiap kegiatan bimbingan agama yang dilakukan santri
ma’ahad, serta mencari dokumen-dokumen yang relevan
dengan kebutuhan.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap
pembinaan agama digunakan alat ukur skala likert. Skala ini
digunaan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
responden terhadap sesuatu objek.71
Cara pengukurannya adalah
69
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 143. 70
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 177. 71
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 103.
61
dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah
pertanyaan dan kemudian memintanya memberikan jawaban
“Sangat Setuju”, “Setuju”, “Ragu-ragu”, “Tidak Setuju”, atau
“Sangat Tidak Setuju”. Jawaban-jawaban ini diberi skor 1 sampai
5.72
Tabel 2. Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 4
Selanjutnya unutk mengukur ketepatan pengukuran dan
kualitas data instrument diatas, maka akan dilakukan uji validitas
dan reabilitas instrument.
1. Uji Validitas73
Instrument dikatakan valid apabila intrumen dapat dengan
tepat mengukur apa yang hedak diukur. Dengan kata lain
veliditas dikatakan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan
instrument yang valid akan melahirkan data yang valid
juga.
72
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:
LP3ES, Mei 2017), Cet. 32 (Edisi Revisi), h. 112. 73
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian,
(YogyakartaPustaka Pelajar, Cet ke 6, 2017), h. 141.
62
Pendekatan yang dilakukan untuk uji validitas dalam
penelitian ini ialah dengan construct validity yang mengacu pada
sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori,
yaitu yang menjadi dasar menyusunan instrument, definisi atau
konsep yang diukur berasal dari teori yang digunakan. Rumus
yang digunakan ialah rumus korelasi product moment dan dengan
menggunakan computer program Microsoft Excel 2010.
Tabel 3. Blue Print Skala Bimbingan Agama sebelum
Uji Instrumen
No Dimensi Variabel
Bimbingan Agama
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
1 Akidah 2,3 1,4,5 5
2 Ibadah 6,8 7,9,10 5
3 Akhlak 11,13 12, 14,15 5
Jumlah 15
Setelah dilakukan uji validitas terhadap skala Bimbingan
Agama dengan teknik Product Moment tang diujicobakan kepada
30 responden, dari 15 butir pertanyaan yang diujicobakan
diketahui 11 butir yang valid dan 4 butir yang tidak valid. Dengan
demikian maka 11 butir yang valid akan digunakan untuk
penelitian selanjutnya. Adapun Blue Print 11 butir yang valid
terlihat dalam tabel berikut:
63
Tabel 4. Blue Print Skala Bimbingan Agama
setelah Uji Instrumen
No Dimensi Variabel
Bimbingan Agama
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
1 Akidah 2,3 1,4,5 5
2 Ibadah 6 7 2
3 Akhlak 9 8, 10,11 4
Jumlah 11
Adapun blue print skala Pembentukan Karaker sebelum uji
coba validitas terlihat seperti tabel berikut:
Tabel 5. Blue Print Skala Pembentukan Karakter
sebelum Uji Instrumen
No Dimensi Variabel
Pembentukan
Karakter
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
1 Empati 3 1 2
2 Hati Nurani 4 2 2
3 Kontrol Diri 7,8 5,6,9,10 6
4 Rasa Hormat 11,13 2
5 Kebaikan Hati 12,14,18 15 4
6 Toleransi 16 1
7 Keadilan 19 17,20 3
Jumlah 20
64
Setelah dilakukan uji validitas terhadap skala Pembinaan
Karakter dengan teknik Product Moment tang diujicobakan
kepada 30 responden, dari 20 butir pertanyaan yang diujicobakan
diketahui 15 butir yang valid dan 5 butir yang tidak valid. Dengan
demikian maka 15 butir yang valid akan digunakan untuk
penelitian selanjutnya. Adapun Blue Print 15 butir yang valid
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 6. Blue Print Skala Pembentukan Karakter setelah Uji
Instrumen
No Dimensi Variabel
Pembentukan
Karakter
Butir
Positif
Butir
Negatif
Jumlah
1 Empati 3 1 2
2 Hati Nurani 2 1
3 Kontrol Diri 5,8 4,6, 4
4 Rasa Hormat 7,9 2
5 Kebaikan Hati 8,13 10 3
6 Toleransi 11 1
7 Keadilan 12,15 2
Jumlah 15
65
2. Uji Reabilitas74
Uji reabilitas berguna untuk mengukur konsistensi
instrumen penelitian. Apabila suatu alat pengukur di pakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh realitive konsisten, maka alat
tersebeut reliable. Instrumen dikatakan reliable apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu
kuesioner dikatakan dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
meskiipun diuji berkali-kali. Jika hasil cronbach alpha >
0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi.
Berikut adalah hasil uji realibilitas dari variabel Bimbingan
Agama (X1, X2, X3), dan Pembentukan Karakter (Y),
dijelaskan di tabel 7.
Tabel 7. (Hasil Uji Reabilitas Variabel)
No. Variabel Alpha (α) Keterangan
1 Bimbingan Agama 0,758 Reliabel
2 Pembentukan Karakter 0,633 Reliabel
*hasil α dari data yang sudah diolah software spss 16.0
Dari hasil olah data bisa disimpulkan bahwa variable
Bimbingan Agama (X1, X2, X3), dan Pembentukan Karakter
74 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 133.
66
(Y) memiliki nilai alpha (α) lebih besar dari 0,60 dan ini
berarti semua butir dari kuisioner dinyatakan reliable dan
bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya serta jika
dibagikan ulang lagi ke objek yang sama, maka hasilnya
Sebelum pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan instrumen yang telah dibuat, intrumen terlebih
dahulu diuji cobakan untuk mengetahui realibilitasnya
sehingga akan jelas item-item mana yang dapat digunakan
untuk mengukur hubungan bimbingan agama dengan
pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad Askar Kauny.
Hasil blue print Uji Reabilitas valiabel X dan Y dengan
menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
Tabel 8. Hasil Uji Reabilitas Variabel X
Tabel 9. Hasil Uji Reabilitas Variabel Y
Reliability Variabel X
Cronbach's
Alpha N of Items
.758 11
Reliability Variabel Y
Cronbach's
Alpha N of Items
.633 15
67
Dengan demikian dari pengujian reabilitas variabel X dan
Y hasil skornya 0,758 (variabel X), 0,633 (variabel Y) bisa
dikatakan reabilitas karena nilai cronbach alpha > 0,60.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih udah dibaca dan dipahami. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan analisis kuantitatif,
yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian diolah
melalui tiga tahap yaitu editing, coding, dan tabulating.75
Setelah data dikumpulkan, tahapan berikutnya ialah tahap
analisa data. Analisa data ialah proses penyederhanaan data
kedalam bentuk yang lebih mudah diinterpretasikan. Analisa
data diperlukan agar peneliti dapat menghasilkan hasil yang
dapat dipercaya. Pada tahap ini data akan dimanfaatkan
sedemikian rupa sehingga diperoleh kebenaran-kebenaran
yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan
dalam penelitian. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan analisis data kuantitatif, yaitu data yang
diperoleh dan dikumpulkan kemudian diolah melalui tiga
tahap yaitu editing, soding, tabulating.76
75
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), h. 24. 76
Iqbal Hasan, Analisis Data Peneitian Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 24.
68
Data yang telah diperoleh melalui kuisioner akan
dianalisis dengan:
1. Pearson (Product Moment Correlation)
Analisis pearson ialah suatu analisis peramalan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebi terhadap variabel
terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau
lebih dengan satu terikat. Persamaan korelasi pearson
product moment dirumuskan:
a. Rumus deviasi:
Rxy =
√( )( )
Keterangan :
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
x = Selisih X dengan rata-rata X (X1 – X)
y = Selisih X dengan rata-rata X (Y1 - Ῡ)
b. Menghitung skor mentah:
rxy = ( )( )
√ ( ) ] ( ) ]
Keterangan:
rxy = Korelasi produk moment
N = Jumlah Responden
X = Sikap tiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
69
XY = Skor setiap item pertanyaan dikali skor
total responden
∑XY = Jumlah hasil perkiraan skor tiap item
dengan skor total responden
∑X = Jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan
∑Y = Jumlah seluruh skor total responden
Dalam pengambilan keputusan:
Jika r hitung positif serta > r tabel, maka butir atau
variabel tersebut valid.
a. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel,
maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
b. Jika r hitung > tabel, tapi bertanda negatif maka butir
atau variabel tersebut tidak valid.
Harga koefesien korelasi (r) yang telah diuraikan di
muka hanyalah merupakan harga r taksiran dari koefesien
korelasi populasinya (ρ = rho) karena data yang diambil
hanyalah suatu sampel saja dan karena itu mungkin saja r
itu bukan merupakan penaksir ρ yang dapat diandalkan.
Maka untuk mengetahui keterandalan r sebagai
penaksiran ρ, perlu dilakukan pengujian dengan uji
statistik “t”.
Harga statistik untuk hipotesis ρ dihitung dengan rumus :
th = √
√
70
Dalam analisis regresi dan korelasi sederhana seperti
yang sedang kita pelajari ini, berlaku bahwa bersarnya
harga pengujian untuk koefesien regresi (β1) sama dengan
harga pengujian untuk koefesien korelasi ini. Jadi
kesimpulan yang ditarik dari kedua pengujian ini pada
dasarya sama. Secara matematis kesamaan kedua harga
statistik pengujian tersebut dapat ditulis sebagai :
=
√
√
Oleh karena itu dalam hal analisis regresi dan korelasi
sederhana ini kita cukup melakukan sekali pengujian saja,
apakah uji untuk koefesien regresi atau pengujian untuk
koefesien korelasi tergantung dari kebutuhannya.
Namun demikian untuk sekedar latihan ada baiknya
jika pengujian untuk koefesien korelasi ini juga kita
lakukan. Dengan menggunakan data -data pada contoh
tergahulu, kita lakukan pengujian terhadap koefesien
korelasi berikut :
a. Ho : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
b. th = √
√
71
2. Uji Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan unuk mencari arah dan
kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, bauk
hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan reciprocal.77
Uji koefisien korelasi dilakukan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan
arah hubungan antara variabel independen yaitu
bimbingan agama dan variabel dependen yaitu pembinaan
karakter.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel
tersebut yaitu dengan cara menginterprestasikan nilai
yang diperoleh dari uji koefisian korelasi dengan
berpedoman pada ketentuan berikut:
Tabel 10. Interval Koefesien Korelasi dan Kekuatan
Hubungan78
No. Interval Koefisien Kekuatan Hubungan
1
2
3
4
5
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
77 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program
SPSS, (Semarang: UNDIP, 2003), h. 260. 78
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi ( Bandung: Alfabeta,
2011), h. 242.
72
BAB IV
GAMBARAN UMUM LEMBAGA DAN
HASIL PENELITIAN
A. Yayasan Askar Kauny
1. Profil
Yayasan Askar Kauny adalah lembaga non profit yang
bergerak di bidang sosial dan pendidikan serta memfokuskan
kegiatan pada pembinaan dalam rangka mencetak generasi
penghafal Al-Qur’an . Sebagai lembaga yang berkonsentrasi
pada dunia Al-Qur’an, Askar Kauny juga memiliki metode
dalam menghafal Al-Qur’an yakni “Metode Kauny” yakni
metode yang menyelaraskan otak kanan, hati, dan gerakan
tangan sehingga menghafal Al-Qur’an menjadi lebih mudah
dan menyenangkan semudah tersenyum, sehingga Askar
Kauny sendiri memiliki tagline “MASTER menghafal Al-
Qur’an Semudah Tersenyum”
Sebagai lembaga kemasyarakatan yang mempunyai cita-
cita mencetak ge nerasi Qur’ani yayasan Askar Kauny
memiliki sebuah visi, yakni membangun masyarakat muslim
yang Ahlul Qur‟an dan mencintai Al-Qur’an. Adapun
misinya adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai budaya
masyarakat dengan gerakan “Menghafal Al-Qur’an semudah
Tersenyum” dan menjadikan Indonesia bebas buta huruf Al-
Qur’an. Saat ini, yayasan Askar Kauny memiliki kantor pusat
yang beralamat di Jalan Setu Raya, nomor 63, Cipayung,
Jakarta Tmur, dengan nomor telepon 0878 7722 1200.
73
2. Sejarah
Sejarah berdirinya yayasan ini bermula pada tahun 2011,
yang mana ketika itu Bobby Herwibowo yang juga seorang
da‟i mulai mengajarkan teknik Menghafal Al-Qur’an
Semudah Tersenyum atau yang disingkat menjadi MASTER,
metode ini menggunakan media visual atau gambar, yakni
dengan cara menggambar arti atau makna dari ayat yang
sedang dihafal di papan tulis atau media lainnya. Pelatihan ini
pertama kali dilakukan di kantor yang dipimpinnya, yakni PT.
Kauny Quantum Memory, sebuah lembaga yang bergerak
di bidang pelatihan menghafal Al-Qur’an . Kantor tersebut
berlokasi di Bambu Apus, Jakarta Timur. Saat itu, antusiasme
para karyawan sangat tinggi. Hal ini tergambar dari
banyaknya karyawan yag mengikuri pelatihan ini. Kemudian,
dicobalah untuk menyebarluaskan informasi tentang adanya
pelatihan menghafal Al-Qur’an semudah tersenyum ini
melalui media sosial Facebook. Ternyata peinatnya cukup
banayak. Akhirnya, diadakanlah pelatihan rutin yang
bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta.
Pada tahun 2014, sebagai respon atas makin tingginya
minat orang-orang dalam menghafalkan Al-Qur’an, maka
dibukalah sebuah pesantren penghafal Al-Qur’an, yang waktu
itu baru berbentuk rumah tahfiz yang santrinya pulang-pergi
alias tidak mondok. Rumah tahfizh itu sendiri berada di
kantor PT. Kauny Quantum Memory, dan kegiatannya
berlangsung setiap sore. Lalu pada akhir tahun 2014, PT.
Kauny Quantum Memory mendapatkan sebuah rumah hibah
74
dari bapak Fahmi Askar di Desa Cijulang, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Beliau ingin agar
rumahnya tersebut dimanfaatkan sebagai pesantren penghafal
Al-Qur’an.
Kemudian, pesantren yang sebelumnya bertempat di
Bambu Apus tersebut pindah ke rumah hibah ini. Untuk
pertama kali, santri yang mengisi di pesantren ini adalah
anak-anak dari Ustadz Bobby Herwibowo sendiri, serta 3
orang santri dari rumah tahfizh yang ada di kantor PT. Kauny
Quantum Memory. Lama kelamaan, santri pesantren inipun
bertambah banyak. Baru kemudian, dibentuklah sebuah
yayasan non-profit yang bergerak di bidang sosial dan
pendidikan, serta memfokuskan diri pada pembinaan dan
pengembangan ilmu Al-Qur’an , khususnya dalam menghafal
Al-Qur’an. Yayasan tersebut diberi nama Yayasan Askar
Kauny untuk menghormati bapak Fahmi Askar sehingga
nama beliau disisipkan kedalam nama yayasan ini.
B. Program Kerja
Dalam mewujudkan visi dan misi, tentunya Yayasan
Askar Kauny memiliki kini beberapa program kerja,
diantaranya:
1. Guru Ngaji
Askar Kauny memandang bahwa ketersediaan guru
mengaji ( guru yang mengajarkan Al-Qur’an) di beberapa
kota khususnya di daerah-daerah yang terpencil,
sementara para guru ngaji yang memiliki kemampuan
75
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar hanya
tertumpuk di kota-kota besar saja. Oleh karena itu, Askar
Kauny menginisisasi “Guru Ngaji” yang mengajarkan Al-
Qur’an dengan metode kauny. Guru ngaji ialah program
yang menghubungkan antara yang membutuhkan guru
ngeaji dengan mereka yang mampu mengajarkan Al-
Qur’an dengan baik dan benar.
2. Kauny Qur’anic School (KQS)
Kauny Qur’anic School atau KQS ialah program
sekolah pekanan yang digelar Askar Kauny, kegiatan
belajar dilaksanakan setiap hari sabtu. KQS ini
diperuntukkan untuk siapa saja, ada yang anak-anak,
remaja, sampai lansia dan dari beragam profesi dan latar
belakang dengan tujuan menciptakan keluarga Islami.
Materi yang diajarkan dalam KQS selain menghafal Al-
Qur’an dengan mudah dan menyenangkan, tetapi juga
akan diajarkan hadits, fiqih, sirah nabawiyah, akidah
akhlak dan traqofah Islamiyah.
3. Sedekah Qur’an
Ketersediaan mushaf Al-Qur’an layak baca di masjid
dan mushalla terutama di daerah terpencil masih terbilang
belum terpenuhi dengan baik. Askar Kauny melihat masih
sangat banyak masjid dan mushalla yang belum memiliki
Al-Qur’an layak pakai, bahkan ada mushallah dan masjid
yang belum memiliki Al-Qur’an sama sekali. Untuk
mengatasi hal ini, Askar Kauny membuat program
76
sedekah Qur’an untuk mendistribusikan Al-Qur’an ke
daerah-daerah yang membutuhkan.
4. LD Basyirah
LD Bayirah ialah program Askar Kauny untuk
mencetak dai-dai yang siap terjun ke masyarakat.
5. Ma’ahad Yatim Dhuafa
Ma’ahad Askar Kauny ini ialah wadah untuk
menghafal Al-Qur’an bagi anak-anak yang memiliki
semangat menghafal dan mempelajari Al-Qur’an.
Ma’ahad ini diperuntukkan untuk anak-anak yatim dan
dhuafa. Penjelasan selanjutnya akan penulis jelaskan pada
pembahasan tersendiri.
6. Hafizh On The Street (HOTS)
Yayasan Askar Kauny telah memperkenalkan metode
menghafal Al-Qur’an pada tahun 2014 dengan cara yang
menyenangkan yang dikenal dengan metode MASTER.
Salah satu cara memperkenalkan metode ini ialah dengan
mengikuti car free day, disana yayasan Askar Kauny
memperkenalkan metode MASTER kepada masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, nama Askar Kauny sudah
dikenal masyarakat Indonesia sehingga HOTS saat ini
dilakukan dengan pendampingan menghafal Al-Qur’an 30
Juz via Whatsapp gratis kepada masyarakat Indonesia.
Bukan hanya menghafal Al-Qur’an, HOTS saat ini juga
menerapkan program hafizh 1000 hadits via whatsaap
juga.
77
C. Bobby Herwibowo, Lc
Membicarakan sosok Bobby Herwibowo sangat erat
terkait dengan bahasan seputar Askar Kauny dan metode
MASTER. Bobby Herwibowo lahir di Jakarta, 11 Mei
1977. Ia menamatkan studi sarjananya di fakultas syariah
Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Sebelum Askar
Kauny berdiri, dulunya ia seorang trainer dalam bidang
kemampuan menghafal di perusahaannya sendiri yaitu
PT. Kauny Quantum Memory. Tak hanya itu, ia juga
seorang Pembina pada lembaga kemanusiaan ACT (Aksi
Cepat Tanggap).
Berkat temuannya berupa metode MASTER dalam
menghafal Al-Qur’an, kini ia banyak menjadi pembicara
sekaligus trainer dalam program menghafal Al-Qur’an
yang diselenggarakan di beberapa stasiun televisi. Tak
sedikit pula ia mengisi berbagai seminar, talk show, dan
yang semisal dengannya.
Tak ketinggalan, ia juga telah menulis beberapa buku
yang dapat dengan mudah kita jumpai di pasaran,
diantaranya; KQM: Menghafal Al-Qur’an Semudah
Tersenyum, Teknik Quantum Rasulullah; 7 Password
Pembuka Rezeki, Al-Qur’an Membuat Mereka
Tersenyum, Rezeki Rumah Miring, Meraih Rezeki Tak
Terduga, The Power of Akhlaq,” dan lain sebagainya.79
79
Bobby Herwibowo, Teknik Quantum Rasulullah: Fun dan Cepat
Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta: Noura Books, 2014). H. 170.
78
D. Ma’ahad Askar Kauny
1. Ma’ahad Askar Kauny
Ma’ahad atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai pesantren, Pesantren adalah bentuk pendidikan
tradisional di Indonesia yang sejarahnya telah mengakar
secara berabad-abad jauh sebelum Indonesia merdeka dan
sebelum kerajaan Islam berdiri, ada juga yang
menyebutkan bahwa pesantren mengandung makna ke-
Islaman sekaligus keaslian (indigenous) Indonesia. Kata
“pesantren” mengandung pengertian sebagai tempat para
santri atau murid pesantren, Dari sini kita memahami
bahwa pesantren setidaknya memiliki tiga unsur yakni;
Santri, Kyai dan Asrama.80
Secara model, pesantren terbagi atas 2, yakni
pesantren salaf atau tradisional dan pesantren khalaf atau
pesantren modern. Perbedaan pesantren ini tidaklah
banyak, yakni terletak dari model pembelajaran yang
diterapkan, sarana, dan prasarana yang ada, dan pola
lingkungannya.
Dalam hal ini, yayasan Askar Kauny menerapkan
pola pesanren modern. Pesantren ini dinamakan
Ma’ahad Askar Kauny disingkat MAK, setiap santri
MAK diwajibkan untuk tinggal menetap di MAK sampai
80
Herman, Dm, Jurnal Al-Ta’dib “Vol.6 2 Juli –Desember 2013,
diakses pada tanggal 11 April 2020, h. 147.
79
kontrak waktu menghafal yang ditetapkan. Di MAK tidak
hanya diisi oleh menghafal Al-Qur’an, tetapi juga diisi
dengan belajar lainnya seperti hadist, fiqih, akhlak, bahasa
Arab, Bahasa Inggris, sejarah Nabi dan lainnya. Di MAK
tidak menyediakan pendidikan formal, SD, SMP, atau
SMA, sehinga dengan materi pembelajaran yang
disediakan diharapkan para santri akan berbaur
memberikan manfaat di masyarakat.
Di MAK, santri di bebaskan uang pangkal seperti
uang pendaftaran, uang uang bulanan dan lain-lain.
Bahkan para santri diberikan uang saku sehingga
membuka peluang seluas-luasnya kepada para anak yatim
dan dhuafa untuk belajar Al-Qur’an. Saat ini ada. Saat ini,
Yayasan Askar Kauny telah memiliki 16 MAK yabg
tersebar di beberapa daerah Indonesia (Cisarua 1, CIsarua
2, Cikarang 1, Cikarang 2, Depok 1, Depok 2,
Bojonggede, Bekasi, Semarang, Cinere, Cikeas, Pasuruan,
Banyuwangi, Sukabumi, Cibinong, dan Bukittinggi) dan 1
MAK yang berlokasi di Mesir. rumah- rumah ma’ahad
Akrar Kauny ialah rumah2 yang dihibahkan kepada
Yayasan Askar Kauny
2. Ma’had Askar Kauny Bojonggede
Ma’ahad Askar Kauny Bojonggede ialah salah satu
MAK yang santrinya semua anak yatim. MAK
bojonggede beralamat di Jalan Perum Depok
Baru(Gaperi) 1 Blok MX-1, Jalan Lembah Nyiur Hijau,
80
Bojong Gede, Bojonggede, Kec. Bojong Gede, Bogor,
Jawa Barat 16922.
a. Daftar Santri
Santri Ma’ahad Askar Kauny berasal dari daerah
berbeda, jumlah santri di setiap ma’ahad juga berbeda-
beda tergantung dengan kapasitas Ma’ahad. MAK
Bojonggede dikhususkan untuk santri perempuan yang
yatim berjumlah 14 orang. Daftar santri dapat dilihat di
Tabel. 11
Tabel 11. Daftar Santri MAK Bojonggede
No. Nama Asal Daerah
1 Aisyah Ruwaida Marunda Priuk
2 Ananda Sabrina
urnomo
Halim
3 Kamalia Koyumus
Sa'idah
Semarang
4 Khoirunnisa Bahiyyah Jakarta Timur
5 Nabila Insani Jakarta timur
6 Nasya Aulia Sakinah Cilengsih
7 Ratna Gea Nias
8 Ririn Yunita Cilebut
9 Reynadia Az-Zahra Priuk
10 Rina Dwi Setifani Priuk
11 Reni Silvia Bangka
12 Syifa Aulia Sakinah Cilengsih
81
13 Syifa Salsabila Bojonggede
14 Sri Wulandari Ihsan
Malik
Bojonggede
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Gambar 1. menjelaskan tentang deskripsi dari
responden penelitian berdasarkan usia. Pada grafik ini
pembagian usia yaitu:
- 10 Tahun
- 12 Tahun
- 13 Tahun
- 14 Tahun
- 15 Tahun
- 16 Tahun
- 17 Tahun
7% 7%
22%
14%
36%
7% 7%
Usia Responden
10 Tahun
12 Tahun
13 Tahun
14 Tahun
15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
82
Berdasarkan gambar 1. data responden penelitian
berdasarkan usia adalah sebesar (1 responden) usia 10
tahun, (1 responden) usia 12 tahun, (3 responden) usia
13 tahun, (2 responden) usia 14 tahun, (5 responden)
usia 15 tahun, (1 responden) usia 16 tahun, dan (1
responden) usia 17 tahun dari 14 responden di MAK
Bojonggede.
c. Kegiatan Santri Ma’ahad Askar Kauny Bojonggede
Adapun Jadwal kegiatan harian Santri Ma’ahad
Askar Kauny Bojonggede dapat dilihat ada Tabel 12.
Tabel 12. Jadwal Kegiatan
Waktu Kegiatan
02:30 - 04.00 Aktifitas pribadi dan Qiyamulail
04.00 - 04.30 Muroja’ah dan persiapan shalat subuh
04.30 - 06.30 Shalat subuh, zikir pagi dan
penambahan hafalan 7/8 baris
06.30 - 07.00 Piket kebersihan
07.00 - 07.30 Sarapan
07.30 - 10.30 Masuk kelas, setoran hafalan
10.30 - 15.00 Istirahat, aktifitas pribadi
15.00 - 16.00 Persiapan shalat asar, zikir petang
16.00 - 18.15 Menambah hafalan Qur’an dan Hadist
sampai shalat magrib
18.15 - 20.30 Diskusi malam dan persiapan hafalan
83
besok
20.30- 21.00 Persiapan tidur
21.00 - 02.30 istirahat
3. Ma’ahad Cinere
Ma’ahad Askar Kauny Cinere ialah salah satu MAK
yang santrinya terdiri dari anak yatim dan piatu. MAK
Cinere beralamat di Jalan Bukit Cinere Dalam, Gandul,
Kec. Cinere, Kota Depok, Jawa Barat 16514.
a. Daftar Santri
Santri Ma’ahad Askar Kauny di Cinere berasal dari
daerah berbeda juga. MAK Cinere dikhususkan untuk
santri perempuan yang yatim dan dhuafa yg berjumlah 36
orang. Daftar santri dapat dilihat di Tabel. 13
Tabel 13. Daftar Santri MAK Cinere
No. Nama Asal Daerah
1 Imelda Nisa Bogor
2 Ferani Rengganis Bogor
3 Amalia Qonita
Syahidah Jakarta Timur
4 Aufa Dzihni Imanina Depok
5 Ersa Aulia Artha Bogor
6 Fadya Aqilla
Khairunnisa Jakarta Timur
84
7 Fathin Fauziyyah
Yuko Lampung
8 Hafidzah Rafah
Zaheeda Jakarta Barat
9 Hana Fauziah Bekasi
10 Humaira Aisyah
Hamidah Jakarta Timur
11 Khanissa Jihan Safitri Jakarta Timur
12 Kaisa Taqiyya Bekasi
13 Vera Fahria Cianjur
14 Shafa Addienul Islam Jakarta Timur
15 Triani Depok
16 Vharsya Azeitha
Ishadi Jakarta Barat
17 Fildza Ghaissany Bogor
18 Albhyna Qurratun
Nabila Depok
19 Risya Muthmainnah Jakarta Selatan
20 Erika Clara Purwanti Surabaya
21 Azizzah Akira Mecca Bogor
22 Jesa Alma Carter Depok
23 Najdah Nashita Al-
Fajri Bekasi
24 Siti Farida Rahman Bogor
25 Alfidhah Hurul Aini Palembang
26 Nabillah Rasyiliyah Bangka Belitung
85
27 Qonita Aulya
Syahidah Depok
28 Lamis Lailatul
Hidaayah Bandung
29 Alysa Rachmawati Jakarta Timur
30 Luthfiah Rizka
Santoso Cinere
31 Fina Chairia Lubis Medan
32 Jovita Syifa Brilly Jakarta Selatan
33 Rizka Jakarta Selatan
34 Fitri Rizqia Ramadani Depok
35 Aghni Zuchrufa Bogor
36 Fitri Rizqia Ramadani Depok
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Gambar 2. menjelaskan tentang deskripsi dari
responden penelitian berdasarkan usia. Pada grafik ini
pembagian usia yaitu:
- 11 Tahun
- 12 Tahun
- 13 Tahun
- 14 Tahun
- 15 Tahun
- 16 Tahun
- 17 Tahun
86
Berdasarkan gambar 2. data responden penelitian
berdasarkan usia adalah (1 responden) usia 11 tahun, (1
responden) usia 12 tahun, (5 responden) usia 13 tahun, (8
responden) usia 14 tahun, (8 responden) usia 15 tahun,
(16 responden) usia 16 tahun, dan (1 responden) usia 17
tahun dari 14 responden di MAK Cinere.
c. Kegiatan Santri Ma’ahad Askar Kauny Cinere
Adapun Jadwal kegiatan harian Santri Ma’ahad Askar
Kauny Cinere dapat dilihat ada Tabel 14.
Tabel 14. Jadwal Kegiatan
Waktu Kegiatan
03.00 WIB
Bangun Tidur
Tahajjud Berjamaah
(Imam Santri Bergilir)
Membaca Surah Al-Waqiah
3% 3%
17%
27% 27%
20%
3%
Usia Responden
11 Tahun
12 Tahun
13 Tahun
14 Tahun
15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
87
Murojaah Perhalaqoh
05.00- 07.30 WIB
Shalat Shubuh Dan Kultum
(Santri Bergilir)
Nambah Hafalan Dan Setoran
(Wajib Di Musholla)
07.30- 08.00 WIB Makan Pagi
08.00- 08.15 WIB Muhadatsah
08.15- 09.00 WIB Piket
09.00- 09.15 WIB Shalat Dhuha
09.15- 10.00 WIB Tasmi' 1 Juz
10.00- 10.30 WIB
Pelajaran Wajib
Shalat Zuhur
Makan Siang Dan Istirahat
15.15 WIB
Shalat Asar
Doa Sore Dan Menambah Hadits
Plus Kuis
17.30 WIB
Makan Malam
Shalat Maghrib
Murojaah Hadits (50 Hadits)
Shalat Isya
Murojaah Perhalaqoh
(Wajib Di Musholla)
20.50 WIB
Membaca Surah Al-Mulk
Bersih-Bersih
21.30 WIB Istirahat
88
E. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis, hipotesis yang telah
dirumuskan akan diuji dengan statistic parametis terlebih
dahulu untuk mensyaratkan bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Dari hasil
pengolahan data SPSS 16.0 for windows maka didapatkan
hasil sebagai berikut.
Tabel 15. Nilai Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 44
Normal Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 3.22817461
Most Extreme
Differences
Absolute .111
Positive .058
Negative -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .738
Asymp. Sig. (2-tailed) .647
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel diatas telah diperoleh hasil uji normalitas data
dengan dasar pengambilan keputusan bahwa:
- Jika nilai signifikansi > 0,05, maka nilai
residual berdistribusi normal
- Jika nilai signifikansi < 0,05, maka nilai
residual tidak terdistribusi dengan normal
89
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai
signifikansi 0,647 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai residual bimbingan agama dalam pembentukan karakter
anak yati di Ma’ahad Askar Kauny berdistribusi normal.
2. Uji Korelasi Pearson Product Moment
Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan analisis
Hubungan Bimbingan Agama dengan Pembentukan Karakter
Anak Yatim di Ma’ahad Askar Kauny. Analisis data
menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.
Teknik korelasi product moment digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel
atau lebih, bila data variabel tersebut berbentuk interval atau
ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut
adalah sama.81
Setelah data diolah menggunakan Software
SPSS 16.00 for windows hasil yang didapat ialah seperti pada
tabel 16.
81
Muslich Anshori, Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
(Surabaya: Airlangga University, 2009) h. 125.
90
Tabel 16. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
Bimbingan
Agama
Pembinaan
Karakter
BimbinganAgama Pearson
Correlation 1 .548
**
Sig. (2-tailed) .000
N 44 44
Pembentukan
Karakter
Pearson
Correlation .548
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 44 44
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Output software SPSS 16.0 dari hasil uji korelasi
Pearson Product Moment pada tabel 16, di peroleh
koefesien korelasi sebesar 0,548. Karena koefisien hampir
mendekati 1, maka dapat disimpulkan antara bimbingan
agama dengan pembentukan karakter memiliki kolerasi
dengan derajat hubungan korelasi sedang.
Selanjutnya bentuk korelasi di atas adalah positif
yang artinya, jika bimbingan agama meningkat maka
pembentukan karakter juga akan meningkat, tetapi jika
negative yaitu jika bimbingan agama turun maka
pembentukan karakternya juga akan turun.
91
Hasil tersebut sejalan dengan pemikiran M. Arifin
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
bimbingan agama dan kesadaran beragama, seperti
timbulya kesadaran dan penyerahan diri terhadap
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, serta timbulnya cahaya
harapan kebahagiaan pada pribadinya.82
Seain itu, hasil di atas juga sesuai dengn penelitian
sebelumnya. Yakni penelitian Ahmad Yusuf
Afifurrohman (2016 ) menyatakan bahwa Semakin besar
nilai bimbingan agama, maka semakin besar pula
kesadaran beragama santri tersebut.83
Penelitian Fajriah
Septiani (2015) yang menyatakan bahwa bimbingan
agama efektif dalam membina akhlak remaja, bimbingan
agama cara atau jalan yang tepat untuk digunakan dalam
rangka membentuk individu yang mampu memahami diri
dan lingkungannya. 84
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel
tersebut yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang
diperoleh dari uji koefesien korelasi dengan berpedoman
pada ketentuan tabel 17. Berikut ini:
82
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 29. 83
Ahmad Yusuf Afifurrohman, Pengaruh Bimbingan Agama
Terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Ciputat: 2016) 84
Fajriah Septiani, “ Efektifitas Metode Bimbingan Agama dalam
membina Akhlak Remaja di Pondok Pesantran Nurul Hidayah Pusat
Lewisadeng Bogor” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BPI, Jakarta, 2015)
92
Tabel 17. Interval Koefesien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan85
No. Interval
Koefisien Kekuatan Hubungan
1
2
3
4
5
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
3. Uji Signifikansi
Pengujian signifikasi dimaksudkan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan signifikan atau tidak antar
variabel tersebut. Pengujian menggunakan uji dua sisi
(two tailed) dengan taraf signifikansi 5% (0,05).
Signifikansi artinya nyata atau berarti dengan maksud
bahwa hubungan yang terjadi dapat iberlakukan untuk
populasi.86
Pengujian Hipotesis
: Tidak ada hubungan bimbingan agama dengan
pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad
Askar Kauny
85 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi ( Bandung: Alfabeta,
2011), h. 242. 86
Duwi Proyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:
Andi, 2014), h. 127.
93
: Ada hubungan bimbingan agama dengan
pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad
Askar Kauny
Hipotesis yang digunakan oleh peneliti bisa diterima
apabila sig ≤ = 0,05 maka tidak diterima dan
diterima, sedangkan apabila sig ≥ = 0,05 maka
diterima dan tidak diterima.
Dari tabel 15 dapat dilihat signifikansi bimbingan
agama dan pembentukan karakter ialah 0,000 signifikansi
korelasi kuat. Karena signifikansi 0,000 < 0,05 maka
ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara bimbingan agama dengan
pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad Askar
Kauny
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi fungsinya ialah untuk
mengetahui berapa bear kemampuan variabel independen
dalam menjelskan variabel dependen, yang hasilnya
diketahui dari nilai R square yang dilihat dari tabel Model
Summary. Dari hasil pengolahan data SPSS 16.0 for
windows maka didapatkan hasil sebagai berikut.
94
Tabel 18. Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .561a .315 .298 3.26638
a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama
Tabel 18. menjelaskan besarnya nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0, 315, yang dimana nilai
koefisien determinasinya disesuaikan ( Adjust R Square)
sebesar 0, 298.
Selanjutnya koefisien determinasinya dapat diketahui
dengan rumus:
KD = r2 x 100%
= 0, 315 x 100%
= 31,5%
Dari hasil tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa
bimbingan agama mempunyai pengauh sebesar 31,5 %
terhadap pembentukan karakter anak yatim di Ma’ahad
Askar Kauny cabang Bojonggede dan Cinere. Selebihnya,
dipengaruhi oleh variabel lain diluar bimbingan agama
dan faktor lainnya.
95
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di
Ma’ahad Askar Kauny cabang Cinere dan Bojonggede
mengenai “Hubungan Bimbingan Agama dengan
Pembentukan Karakter di Ma’ahad Askar Kauny” maka
didapat kesimpulan terdapat hubungan antara bimbingan
agama dengan pembentukan karakter anak yatim dimana di
peroleh koefesien korelasi sebesar 0,548 dengan derajat
hubungan sedang. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat sebesar 31,5% sedangkan sisanya 68,5% dipengaruhi
oleh variabel lain dan faktor lainnya. Bentuk korelasinya
adalah positif yang artinya, jika bimbingan agama meningkat
maka pembentukan karakter juga akan meningkat, tetapi jika
negatif yaitu jika bimbingan agama turun maka pembentukan
karakternya juga akan turun.
96
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan
yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bimbingan agama dengan pembentukan karakter anak
yati di Ma’ahad Askar Kauny terdapat hubungan yang
signifikan tetapi memiliki hubungan yang masih
sedang. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian
lanjutan untuk menyempurnakan penelitian ini agar
pembentukan karakter anak yatim bisa tergolong
tinggi.
2. Untuk pembimbing agama di Ma’ahad Askar Kauny
diharapkan terus memantau kegiatan bimbingan
agama, meningkatkan bimbingan agama dan
mengevaluasi kegiatan bimbingan agama tersebut.
97
DAFTAR PUSTAKA
A. Salam, Muhammad dan Muhammad Jafar Anwar . 2015.
Membumikan Pendidikan Karakter. Jakarta: CV. Suri
Tantu’uw.
Abdul Jabbar, Shahib. 2014. Al Jaami‟ Ash-Shahih lis sunan wal
masaanid. Jilid 9.
Abidin, Zaenal. Meningkatkan Kebahagiaan Remaja Panti
Asuhan dengan Sabar. Jurnal Psikologi Integratif, Vol 5.
Nomor 1.
Ahmad, Beni Saebani dan Abdul Hamid. 2010. Ilmu akhlak.
Bandung: Pustaka Setia.
An’Nisa Wafa dan Zulfa. Kesejahretaan Subjektif pada Anak
Yatim di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.
Universitas Muhammadiyah, 2016.
Arifin, M. 1979. Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan
Penyuluhan Agama. Jakarta:Bulan Bintang.
Arifin, M. 1992. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2017.
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008.), hal 137
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Depdikbud. 2015. Kamus Besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Jakarta.
98
Fajar Hidayat, Muhammad. Metode Pembentukan Karakter Anak
di Rumah Tahfizh Yatim dan Dhuafa Panti Al-Falah
Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. BKI.
Yogyakarta. 2015.)
Faquh, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam
Islam. Yogyakarta: UII Press 2001.
Farid, Mohammad dan Daryanto. 2015. Bimbingn Konseling
“Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava
Media. 2015.
Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivarians dengan
Program SPSS. Semarang: UNDIP.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamdani, M. dan Adz-Dzaki. 2001. Psikoterapi dan Konseling
Islam: Penerapan Metode Sufistik. Jogjakarta: Fajar
Pustaka. 2001.
Hamid, Rosmaniah. Kafalah Al-Yatim dari Perspektif Hadis
Nabi. Al-Fikr: Vol. 17 No. 1 Tahun 2013.
Hasan Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara. 2004.
Hasil wawancara dengan Sabrina, santri Ma’had Askar Kauny.
pada tanggal 31 Juli 2019.
Herman. Jurnal Al-Ta‟dib. Dm. Vol.6 2 Juli –Desember 2013.
Herwibowo, Bobby. 2014. Teknik Quantum Rasulullah: Fun dan
Cepat Menghafal Al-Qur‟an. Jakarta: Noura Books.
99
Hidayah, Rifa dan Elfi Mu’awanah dan. 2009. Bimbingan
Konseling Islam di Sekolah Dasar. PT Bumi Aksara:
Jakarta.
Https://www.kbbi.web.id
Inayati, Fajar. 2007. Kiat Menjadi Pengajar Yang Sukses Dan
Dicintai. Jakarta: Najla.
Iswati, Sri dan Muslich Anshori. 2009. Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Surabaya: Airlangga University.
Jumlah Permasalahan Sosial Menurut Jenis di Jawa Barat,
2016, www.jabar.bs.go.id, diakses pada 1/07/2019
Luthfi, M. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan
(Konseling) Islam,. Jakarta: LP Uin Syarif Hidayatullah.
Marzuki. 2017. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta:Amzah.
Monasse. 1986. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunika.
Mu’in, Facthul. 2011. Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Munir, Samsul. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta:
Amzah.
Mutsla, Atna. Manajemen Pembinaan Akhlak Narapidana di
Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Boyolali. Tesis. IAIN
Surakarta. 2017.
Nuddin, Amin. Konsep Anak Yatim dalam Al-Qur‟an. Jurnal al-
Fath: Vol. 11 No. 01. 2017. ISSN: 1978-2845
Nurhasanah. Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak
Anak Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Cabang Kota
Medan. UIN SU. BPI. Medan 2017.
Nurjayanti, Dwi Ajar. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam
untuk Membentuk Akhlakul Karimah anak Panti Asuhan
100
Kafalatul Yatama Karonsih Ngaliyan Semarang. UIN
Walisongo. BPI. Semarang. 2018.
Proyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis.
Yogyakarta: Andi.
Qhardawi, Yusuf. 1997. Pengantar Kajian Islam. Pustaka Al-
Kautsar.
Reiza, Widiantoro, Witrin. Hubungan Kontrol diri dengan
Kebahagiaan Santri Penghafal AL-Qur-an. Jurnal
Psikologi Integratif. Vol 5. No 1.
Ridwan, Hasan. 2009. Fiqh Ibadah. Bandung : Pustaka Setia.
Rosida, Ely. Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
dengan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XIII di Mts Nur
Anom Grising Batang Tahun Ajaran 2016/2017 . Skripsi,
UIN Walisongo, Semarang, 2016.
Sahadi, Dadan Sumara, dkk,. 2017. Kenakalan Remaja dan
Penanganannya. Jurnal Penelitian PPM. Vol 4. No 2.
Septiani, Fajriah. Efektifitas Metode Bimbingan Agama dalam
membina Akhlak Remaja di Pondok Pesantran Nurul
Hidayah Pusat Lewisadeng Bogor. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. BPI. 2015.
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Subarsono. 1989. Etika Islam tentang Kenakalan Remaja.
Jakarta: Bina Aksara,
Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar
Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan dan Konseling di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Prenadamedia.
101
Susanto, Ahmad. 2015. Bimbingan dan Konseling di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Usman, Husaini dan Purnomo. Setiady Akbar. 2017. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Widoyoko, Eko Putro. 2017. Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Pustaka Pelajar, Cet ke 6.
Wijaya, Juhana. Psikologi Bimbingan. Bandung: Enerco.
Qadir Jawas, Yazid bin Abdul. 2016. Prinsip „Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama‟ah. Bogor: Pustaka At-Taqwa. Cet ke 7
Yasin, Arham bin Ahmad. Mushaf Ash-Shahib. Depok: Hilal
Media.
Yusuf Afifurrohman, Ahmad. Pengaruh Bimbingan Agama
Terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok
Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa Tengah, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ciputat: 2016.
Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Spsial dan Pendidikan
Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi
104
105
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Skripsi
106
107
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian
108
Lampiran 4. Daftar Kuisoner Uji Validitas
DAFTAR KUESIONER
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan ini saya “Nur Aisyah Firdausi SK” mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bermaksud untuk melaksanakan penelitian
dalam rangka tugas akhir karya ilmiah (skripsi) yang berjudul
“HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK YATIM DI
MA’AHAD ASKAR KAUNY”, maka saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i kiranya berkenan untuk mengisi
kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sebagai data yang akan
digunakan dalam penelitian. Atas perhatian dan perkenaan
Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti.
2. Isilah dengan jujur dan benar.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan
memberi ceklis (√) dari setiap pernyataan yang
dianggap paling tepat dengan menggunakan skala
berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
109
A. Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
Akidah
1 Saya meyakini ada kekuatan lain selain Allah
2 Saya meyakini bahwa segala ucapan dan tindakan
kita malaikat yang mencatat
3 Saya secara sukarela membaca/
memahami,/mengkaji isi Al-Qur’an
4 Saya ragu bahwa dengan mengamalkan ajaran
Al-Qur’an akan selamat di dunia maupun akhirat
5 Saya melakukan segala perbuatan sesuai dengan
kehendak sendiri, tanpa memikirkan ada
pertanggung jawaban di akhirat
Ibadah
6 Saya dapat mengerti makna dua kalimat syahadat
7 Puasa hanya membuat lapar dan haus saja tanpa
ada manfaat didalamnya
8 Saya melaksanakan shalat tepat waktu
9 Saya malas melaksanakan shalat sunnah
10 Ibadah haji tidak usah dilaksanakan walaupun
sudan mampu
Akhlak
11 Saya makan dan minum sesuai dengan tuntunan
agama
110
12 Walaupun saya menghafal Al-Qur’an, saya
berbicara semau saya
13 Saya mampu mengendalikan diri dari perbuatan
tercela yang tidak sesuai dengan ajaran agama
14 Saya membiarkan teman saya yang sakit
15 Saya berbuat baik hanya kepada sesama muslim
111
B. Daftar pernyataan pembentukan karakter Islam
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya tidak peduli ketika teman
sedang susah
2 Saya berkata kasar kepada teman
walaupun ia sedang memiliki
masalah
3 Saya merasa sedih ketika teman
sedang bersedih
4 Saya memuji teman saya yang
menolong seorang ibu
menyebrang jalan
5 Saya mencontek saat ujian
karena saya tidak percaya diri
6 Saya iri ketika teman saya lebih
berprestasi
7 Saya segera bertaubat ketika saya
sudah berbuat salah
8 Saya mengalah ketika teman saya
mengajak berkelahi, karena itu
perbuatan syaitan
9 Saya berbangga hati ketika telah
menyelesaikan hafalan 30 juz
10 Saya menyalahkan orang lain
112
ketika saya terkena masalah
11 Saya bolos shalat berjama’ah
ketika ustad/zah sedang pergi
12 Saya menyayangi teman seperti
menyayangi diri saya sendiri
13 Saya bersikap tidak peduli ketika
bertemu dengan ustad/zah
14 Saya sabar dan ikhlas ketika saya
menghadapi suatu masalah
15 Saya membiarkan teman
membersihkan mushalla sendirian
16 Saya menggantikan jadwal piket
teman jika ia sedang sakit atau
berhalangan
17 Saya membiarkan teman mencuri
18 Saya melaksanakan piket harian
dengan baik
19 Saya mendengarkan semua pihak
secara terbuka sebelum
memberikan keputusan
20 Saya membela teman saya
meskipun ia bersalah
113
Lampiran 5. Daftar Kuisoner Penelitian
DAFTAR KUESIONER
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan ini saya “Nur Aisyah Firdausi SK” mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bermaksud untuk melaksanakan penelitian
dalam rangka tugas akhir karya ilmiah (skripsi) yang berjudul
“HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK YATIM DI
MA’AHAD ASKAR KAUNY”, maka saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i kiranya berkenan untuk mengisi
kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sebagai data yang akan
digunakan dalam penelitian. Atas perhatian dan perkenaan
Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
C. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
D. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti.
2. Isilah dengan jujur dan benar.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan
memberi ceklis (√) dari setiap pernyataan yang
dianggap paling tepat dengan menggunakan skala
berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
114
A. Daftar Pernyataan Bimbingan Agama
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
Akidah
1 Saya meyakini ada kekuatan lain selain Allah
2 Saya meyakini bahwa segala ucapan dan tindakan kita
malaikat yang mencatat
3 Saya secara sukarela membaca/ memahami,/mengkaji
isi Al-Qur’an
4 Saya ragu bahwa dengan mengamalkan ajaran Al-
Qur’an akan selamat di dunia maupun akhirat
5 Saya melakukan segala perbuatan sesuai dengan
kehendak sendiri, tanpa memikirkan ada pertanggung
jawaban di akhirat
Ibadah
6 Saya dapat mengerti makna dua kalimat syahadat
7 Puasa hanya membuat lapar dan haus saja tanpa ada
manfaat didalamnya
Akhlak
8 Walaupun saya menghafal Al-Qur’an, saya berbicara
semau saya
9 Saya mampu mengendalikan diri dari perbuatan
tercela yang tidak sesuai dengan ajaran agama
10 Saya membiarkan teman saya yang sakit
11 Saya berbuat baik hanya kepada sesama muslim
115
B. Daftar pernyataan pembentukan karakter Islam
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya tidak peduli ketika teman
sedang susah
2 Saya berkata kasar kepada teman
walaupun ia sedang memiliki
masalah
3 Saya merasa sedih ketika teman
sedang bersedih
4 Saya mencontek saat ujian
karena saya tidak percaya diri
5 Saya segera bertaubat ketika saya
sudah berbuat salah
6 Saya menyalahkan orang lain
ketika saya terkena masalah
7 Saya bolos shalat berjama’ah
ketika ustad/zah sedang pergi
8 Saya menyayangi teman seperti
menyayangi diri saya sendiri
9 Saya bersikap tidak peduli ketika
bertemu dengan ustad/zah
10 Saya membiarkan teman
membersihkan mushalla sendirian
11 Saya menggantikan jadwal piket
teman jika ia sedang sakit atau
116
berhalangan
12 Saya membiarkan teman mencuri
13 Saya melaksanakan piket harian
dengan baik
14 Saya mendengarkan semua pihak
secara terbuka sebelum
memberikan keputusan
15 Saya membela teman saya
meskipun ia bersalah
B1
B
2
B3
B
4
B5
B
6
B7
B
8
B9
B
10
B
11
B
12
B
13
B
14
B
15
Ju
mlah
R1
2
3
3
2
3
4
3
2
4
4
3
2
3
3
3
4
4
R2
4
3
4
3
3
4
4
3
1
3
4
3
4
3
3
4
9
R3
2
3
2
1
2
3
4
4
1
4
3
3
1
3
2
3
8
R4
4
4
4
2
2
4
4
2
4
3
3
2
3
3
3
4
7
R5
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
5
4
R6
1
4
4
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
3
R7
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
3
2
3
3
4
5
2
R8
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
5
3
R9
4
3
3
4
3
4
3
2
4
4
4
3
2
4
3
5
0
R1
0
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
46
R1
1
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
3
3
3
4
3
51
R1
2
4
4
4
3
4
4
4
3
2
3
4
1
2
3
3
48
R1
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
42
R1
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
3
3
4
4
3
54
R1
5
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
3
48
R1
6
4
4
4
1
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
50
R1
7
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
1
3
4
49
R1
8
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
47
R1
9
4
3
2
3
3
3
3
2
4
4
3
4
3
4
4
49
R2
0
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
49
R2
1
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
54
R2
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
55
R2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
R2
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
1
53
R2
5
3
3
2
3
4
3
3
3
4
2
3
4
4
3
2
46
R2
6
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
1
3
3
47
R2
7
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
2
3
3
52
R2
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
R2
9
3
4
2
4
3
4
3
3
4
4
3
3
2
3
3
48
R3
0
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
56
r h
i tun
g 0
,66
06
6 0
,37
31
3 0
,62
98
0,5
24
1 0
,55
24
0,5
41
71
0,2
98
8 0
,12
15
3 0
,53
48
5 0
,34
40
8 0
,35
83
0,2
91
15
0,5
63
95
0,5
92
39
0,4
29
13
5
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
0, 3
61
Valid
V
alid
Valid
V
alid
Valid
V
alid
tidak
vali d
tidak
vali d
Valid
tid
ak vali d
tid
ak vali d
tid
ak vali d
V
alid
Valid
V
alid
La m
piran
6. Ja w
aban
Ku
isoner V
aliditas
117
B1
B
2
B3
B
4
B5
B
6
B7
B
8
B9
B
10
B
11
B
12
B
13
B
14
B
15
B
16
B
17
B
18
B
19
B
20
To
t a l
2
2
2
3
2
4
3
4
4
3
4
3
2
3
2
3
1
2
3
1
53
2
1
4
3
0
4
4
4
4
1
1
4
1
4
1
4
1
1
4
1
49
2
2
3
2
2
4
3
3
4
1
2
3
1
3
3
3
1
3
3
2
50
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
62
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
2
72
3
3
4
3
3
3
2
4
3
2
3
4
4
2
2
3
3
2
3
3
59
4
3
3
4
2
4
4
1
4
4
2
3
1
4
3
3
4
3
4
4
64
4
3
3
2
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
1
3
4
4
65
4
4
3
2
5
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
70
3
3
3
4
1
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
61
4
3
3
1
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
64
3
3
4
2
2
4
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
60
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
61
4
3
4
2
2
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
70
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
2
2
3
3
64
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
1
4
4
4
4
4
3
73
3
3
3
3
3
4
4
4
4
1
3
4
3
4
3
4
3
3
4
1
64
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
2
4
3
3
4
3
3
3
66
3
3
4
4
3
3
1
3
3
3
1
4
3
4
3
3
3
3
3
3
60
3
3
4
2
3
2
3
3
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
58
3
4
4
3
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
69
4
4
4
3
4
1
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
71
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
76
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
73
3
3
4
4
3
4
2
3
3
3
1
4
3
4
3
3
3
3
3
3
62
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
2
3
62
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
2
3
4
71
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
61
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
68
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
69
0,7
97
9
0,8
22
0
,37
7
0,1
48
2
0,6
58
2
-0
,11
8
0,3
64
1
0,1
86
1
-0
,22
1
0,6
04
4
0,5
72
2
0,5
03
1
0,6
89
0
,03
39
0
,67
1
0,3
96
0
,75
11
0
,44
41
0
,37
92
0
,59
6
0,3
61
0,3
6
1
0,3
6
1
0,3
61
0,3
61
0,3
6
1
0,3
61
0,3
61
0,3
6
1
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
6
1
0,3
61
0,3
6
1
0,3
6
1
0,3
61
0,3
61
0,3
61
0,3
6
1
Val
id
Val
id
Val
id
tid
ak
valid
V
alid
ti
dak
va
lid
Val
id
tid
ak
valid
ti
dak
va
lid
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
tid
ak
valid
V
alid
V
alid
V
alid
V
alid
V
alid
V
alid
118
119
Lampiran 7. Jawaban Kuisoner Penelitian
(Jawaban Kuisoner X)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban Total
SS S TS STS
Akidah (X1)
1 Saya meyakini ada kekuatan
lain selain Allah 1 3 4 36 44
2 Saya meyakini bahwa segala
ucapan dan tindakan kita
malaikat yang mencatat
42 2 0 0 44
3 Saya secara sukarela
membaca/memahami,/mengkaji
isi Al-Qur’an
32 11 0 0 44
4 Saya ragu bahwa dengan
mengamalkan ajaran Al-Qur’an
akan selamat di dunia maupun
akhirat
0 1 4 39 44
5 Saya melakukan segala
perbuatan sesuai dengan
kehendak sendiri, tanpa
memikirkan ada pertanggung
jawaban di akhirat
1 0 13 30 44
120
Ibadah (X2)
6 Saya dapat mengerti makna dua
kalimat syahadat 31 12 1 0 44
7 Puasa hanya membuat lapar
dan haus saja tanpa ada
manfaat didalamnya
1 1 8 34 44
Akhlak (X3)
8 Walaupun saya menghafal Al-
Qur’an, saya berbicara semau
saya
1 2 18 23 44
9 Saya mampu mengendalikan
diri dari perbuatan tercela yang
tidak sesuai dengan ajaran
agama
17 25 2 0 44
10 Saya membiarkan teman saya
yang sakit 0 2 16 26 44
11 Saya berbuat baik hanya
kepada sesama muslim 2 2 18 22 44
Rata-rata 11,6 5,54 7,63 19,1 44
Rata-rata % 26% 13% 17% 44% 100%
121
(Jawaban Kuisoner Y)
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS Total
1 Saya tidak peduli ketika teman
sedang susah 0 0 16 28 44
2 Saya berkata kasar kepada
teman walaupun ia sedang
memiliki masalah
0 2 22 20 44
3 Saya merasa sedih ketika teman
sedang bersedih 16 25 2 1 44
4 Saya mencontek saat ujian
karena saya tidak percaya diri 1 4 23 16 44
5 Saya segera bertaubat ketika
saya sudah berbuat salah 25 15 4 0 44
6 Saya menyalahkan orang lain
ketika saya terkena masalah 2 1 18 23 44
7 Saya bolos shalat berjama’ah
ketika ustad/zah sedang pergi 1 1 14 28 44
8 Saya menyayangi teman seperti
menyayangi diri saya sendiri 21 20 3 0 44
9 Saya bersikap tidak peduli
ketika bertemu dengan ustad/zah 0 0 17 27 44
10 Saya membiarkan teman
membersihkan mushalla
sendirian
0 1 21 22 44
11 Saya menggantikan jadwal piket 19 20 2 3 44
122
teman jika ia sedang sakit atau
berhalangan
12 Saya membiarkan teman
mencuri 1 1 5 37 44
13 Saya melaksanakan piket harian
dengan baik 18 22 3 1 44
14 Saya mendengarkan semua
pihak secara terbuka sebelum
memberikan keputusan
25 17 1 1 44
15 Saya membela teman saya
meskipun ia bersalah 0 2 14 28 44
Rata-rata 8,6 8,7 11 15,7 44
Rata-rata % 19% 20% 25% 36% 100%
123
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 Jumlah
R1 4 4 3 4 4 3 2 1 3 3 3 34
R2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 40
R3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 40
R4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 40
R5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43
R6 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 35
R7 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 38
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
R9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43
R10 2 4 4 3 3 3 4 1 4 2 1 31
R11 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 35
R12 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 40
R13 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 40
R14 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 36
R15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
R16 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43
R17 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 41
R18 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 40
R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43
R20 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 42
R21 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43
R22 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 41
R23 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 41
R24 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 35
R25 2 3 2 2 1 2 3 1 2 4 4 26
R26 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 40
R27 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 39
R28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43
R29 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 39
R30 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 42
R31 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 40
R32 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 41
R33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43
R34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
R35 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 41
R36 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 40
R37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
R38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 41
R39 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 39
R40 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 38
R41 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 39
R42 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 41
R43 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 40
R44 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 4 37
rhitung 0,6238 0,3192 0,5766 0,6058 0,6384 0,60157 0,54774 0,7308 0,5109 0,41431 0,41137
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid tidak valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
124
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 Total
R1 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 1 3 3 3 44
R2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 57
R3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 56
R4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 48
R5 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 51
R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
R7 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 53
R8 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 54
R9 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
R10 3 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 48
R11 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 49
R12 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 50
R13 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 53
R14 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 51
R15 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 50
R16 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 54
R17 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 53
R18 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 54
R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 57
R20 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
R21 3 4 3 3 4 1 3 4 3 3 3 4 2 3 4 47
R22 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 51
R23 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 50
R24 4 3 3 3 0 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 48
R25 3 2 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 3 47
R26 4 2 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 45
R27 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 56
R28 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 54
R29 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 1 4 49
R30 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 56
R31 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 0 3 4 4 49
R32 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 55
R33 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 53
R34 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 58
R35 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 55
125
R36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59
R37 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 57
R38 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 55
R39 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 53
R40 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 53
R41 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 50
R42 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 56
R43 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 51
R44 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 47
0,47 0,39 0,54 0,46 0,339 0,3 0,398 0,22 0,47 0,37 0,49 0,43 0,585 0,44 0,21
0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,36 0,361 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,36 0,36
Valid Valid Valid Valid tidak valid
tidak valid
Valid tidak valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak valid
126
Lampiran 8. Hasil Pengolahan SPSS 16.0
Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.22817461
Most Extreme Differences Absolute .111
Positive .058
Negative -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .738
Asymp. Sig. (2-tailed) .647
Determiasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .561a .315 .298 3.26638
a. Predictors: (Constant), Bimbingan Agama
127
Correlations
Correlations
BimbinganAgam
a
PembinaanKara
kter
BimbinganAgama Pearson Correlation 1 .548**
Sig. (2-tailed) .000
N 44 44
Pembentukan Karakter Pearson Correlation .548** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 44 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
128
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
129
130