Post on 10-Jul-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui
gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vektor yang paling utama,
namun spesies lain seperti Ae albopictus juga dapat menjadi vektor penular.
Nyamuk penular Dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Penyakit DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis
dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang
mempengaruhi munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan
kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena
banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim
penghujan (Depkes RI, 2015).
Virus Dengue penyebab DBD memerlukan bantuan nyamuk untuk
berpindah ke tubuh manusia. Nyamuknya sendiri harus jenis nyamuk belang-
belang hitam putih Aedes, dan bukan oleh jenis nyamuk lainnya. Nyamuk
rumah, nyamuk malaria, dan jenis nyamuk lainnya tidak dapat membawa
virus dengue, sehingga bukan nyamuk penularnya. Kita mengenal jenis
nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang gemar hidup di dalam rumah, dan ada
juga Aedes albopictus, nyamuk belang hitam putih juga lebih menyukai
tinggal di kebun sekitar rumah. Dua-duanya bisa menjadi pembawa virus
1
2
dengue, atau disebut vektor. Untuk Indonesia, Aedes aegypti lebih sering
sebagai pembawa virus Denguenya dibandingkan Aedes albopictus (WHO,
1999).
Umur nyamuk Aedes hanya sepuluh hari, paling lama dua-tiga minggu,
bertelur 200-400 butir. Perinduknya bukan di air kotor seperti nyamuk lain,
melainkan di air yang jernih, tetapi air jernih yang tergenang tidak terusik.
Biasanya di air dalam wadah (barang bekas berisi air hujan di pekarangan,
talang air, ceruk pohon, atau wadah penyimpanan air bersih di dalam rumah,
seperti tempayan, gendong, jambangan bunga, baki penampungan air di alas
kulkas). Jarak terbang nyamuk Aedes bisa mencapai seratus meter. Maka, luas
penyemprotan (fogging) apabila sudah terjangkit kasus DBD, dilakukan
sejauh radius seratus meter dari lokasi pasien DBD. Pamong yang mendapat
laporan dari warga, wajib melaporkan kasus DBD ke dinas kesehatan untuk
mendapatkan penyemprotan (WHO, 1992).
Indonesia sebetulnya sudah sejak dulu memiliki kedua jenis nyamuk
Aedes tersebut. Namun, oleh karena baru belakangan ada virus Dengue yang
dibawa masuk ke sini, maka penyakit DBD baru berjangkit empat dasawarsa
lalu (1969). Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mencatat, mulai Januari-Juli
2015 ditemukan ada 171 kasus Demam Berdarah (DB). Dari laporan yang
didapat dari petugas yang ada di Puskesmas, di Sidoarjo ada delapan desa
yang dianggap sebagai tempat endemis DB. Diantaranya Desa wonoayu,
Desa Waru, Desa Wedoro, Desa Dukuhsari, Kelurahan Porong, Desa
2
3
Buduran, Desa Lebo, Kelurahan Pucang, Desa Bluru Kidul, Keluarahan
Sidokare, Kelurahan Magersari dan Desa Bungurasih (Dinkes Sidoarjo, 2015).
Sedangkan di wilayah kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo sendiri
kasus demam berdarah yang terjadi di Bulan Januari tahun 2016 ditemukan
sebanyak 14 kasus Dimana kasus terbanyak ditemukan di Desa Wonokalang
dengan angka sebesar 7 orang (0,2%) yang dimana daerah tersebut bukan
merupakan daerah endemis ataupun sporadis demam berdarah. Dengan
demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Beberapa Faktor dengan Tingginya Angka Kejadian Deman
Berdarah Dengue Di Desa Wonokalang Kecamatan Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo Propinsi Jawa Timur Januari 2016”.
B. Rumusan Masalah
Adakah Hubungan Beberapa Faktor dengan Tingginya Angka
Kejadian Deman Berdarah Dengue Di Desa Wonokalang Kecamatan
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur Januari 2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi Hubungan Beberapa Faktor Terhadap Tingginya
Angka Kejadian Deman Berdarah Dengue Di Desa Wonokalang
Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur Januari
2016.
3
4
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini meliputi, yaitu:
a. Mengidentifikasi karakteristik responden.
b. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingginya angka
kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa Wonokalang Kecamatan
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur Januari 2016.
c. Mengetahui hubungan sumber air dan sanitasi dengan tingginya angka
kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa Wonokalang Kecamatan
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur Januari 2016.
d. Mengetahui hubungan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan
tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa
Wonokalang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa
Timur Januari 2016.
e. Mengetahui hubungan perilaku proteksi diri dari gigitan nyamuk
dengan tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa
Wonokalang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa
Timur Januari 2016.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman yang lebih bervariasi juga menimbulkan dan
mengaplikasi ilmu yang didapat selama pendidikan.
4
5
2. Bagi kepala keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidikan
sebagai bahan perbendaharaan bacaan khususnya mata kuliah yang
berhubungan dengan judul yang diajukan.
4. Bagi tempat yang diteliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD).
5