Post on 13-Mar-2019
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN
JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN
BANYUANYAR III SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Diajukan Oleh:
SITI NOOR FAIZAH
J 3100800021
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAANJAJAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH
DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA
SITI NOOR FAIZAH
ABSTRACT
Background: Breakfast for school students can improve concentration
and understanding the lesson so it may improve students’ achievement as well.
Based on an observational study, it was shown that 40% of students did not have
breakfast habit and 62% of the students had snacking habit. In addition, 50% of
the students had a good academic achievement, 42,5% of the students had
avarage academic achievement, while 7,5% of the students had poor academic
achievement. Purpose: The aims of the research were to investigate the
correlation between breakfast and snacking habits, and academic achievement of
elementary schooll students in SDN Banyuanyar III Surakarta. Method of the
Research: The research was an observational study with Cross-sectional
approach respondents of the research were 64 students. Data of breakfast and
snacking habits were obtained through questionnaire assisted interview. Data of
academic achievement were obtained though daily students exam. Statistical test
of the research was Chi-SquareResults: The research showed that most of
respondent did not have breakfast habit (67%) and most of respondents had
snacking habit in school (78%). The correlation between breakfast habit and
academic achievement was p: 0,03. Meanwhile, the correlation between
snacking habit and academic achievement was p: 0,00. Conclusion: There were
correlations between breakfast and snacking habit, and academic achievement of
elementary school students in SDN Banyuanyar III Surakarta
Key words : breakfast, snacking habit and academic achievement
References : 47 : 1991- 2011
1
PENDAHULUAN
Anak sekolah merupakan
aset negara yang sangat penting
sebagai sumber daya manusia bagi
keberhasilan pembangunan bangsa.
Anak sekolah dasar adalah anak
yang berusia 7-12 tahun, memiliki
fisik kuat mempunyai sifat individual
serta aktif dan tidak bergantung
dengan orang tua. Kebutuhan gizi
anak sebagian besar digunakan
untuk aktivitas pembentukan dan
pemeliharaan jaringan (Moehji,
2003).
Prestasi belajar bagi siswa
sangat penting, sebab prestasi
belajar akan menentukan
kemampuan siswa dan menentukan
naik tidaknya siswa ketingkat kelas
yang lebih tinggi. Sardiman (2002)
menyatakan bahwa prestasi adalah
bukti keberhasilan usaha yang dapat
dicapai. Salah satu cara menilai
kualitas seorang anak dengan
melihat prestasi belajarnya di
sekolah. Hasil prestasi belajar
bersifat dokumentatif yang
dinyatakan dengan nilai raport atau
nilai ulangan harian. Faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa ada dua yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor
internal meliputi: 1) motivasi untuk
belajar, dimana motivasi adalah fase
pertama dalam proses belajar 2)
nutrisi memegang sarana yang
paling penting untuk meningkatkan
kemampuan belajar 3) keadaan
psikologis anak, sedangkan faktor
eksternal dipengaruhi oleh suara,
2
pencahayaan, temperatur dan
desain belajar (Hakim, 2002).
Meningkatkan taraf kesehatan
seseorang maka, status gizi
masyarakat diperlukan dalam upaya
program perbaikan gizi, dimana
dalam program ini adalah
mewujudkan pola konsumsi makan
yang baik dan benar (Depkes, 1995)
Makan pagi atau sarapan pagi
mempunyai peranan penting dalam
memenuhi kebutuhan energi anak
sekolah, karena dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan
memudahkan menyerap pelajaran di
sekolah, sehingga prestasi belajar
menjadi baik. Pada umumnya
sarapan menyumbangkan energi
sebesar 25% dari kebutuhan gizi
sehari (Azwar, 2002).
Sarapan pagi bermanfaat
untuk konsentrasi belajar,
mekanisme sarapan pagi yaitu
selama proses pencernaan,
karbohidrat di dalam tubuh dipecah
menjadi molekul-molekul gula
sederhana yang lebih kecil, seperti
fruktosa, galaktosa dan glukosa.
Glukosa ini merupakan bahan bakar
otak sehingga dapat membantu
dalammempertahankan konsentrasi,
meningkatkan kewaspadaan, dan
memberi kekuatan untuk otak
(Parreta, 2009).
Khapipah (2000) melaporkan
bahwa sebagian besar siswa yang
makan pagi dan jajan mempunyai
status gizi normal (86,7%), sebagian
siswa yang hanya makan pagi saja
(84,2%) juga mempunyai status gizi
normal, hal ini disebabkan karena
sebagian siswa sudah mengetahui
tentang pentingnya sarapan pagi
dengan melakukan sarapan pagi
maka status gizi siswa normal dan
konsentrasi dalam menangkap
pelajaran di sekolah menjadi mudah.
Makanan jajanan tidak bisa
terpisahkan dari kehidupan anak
sekolah dasar. Konsumsi dan
3
kebiasaan jajan pada anak sekolah
sangat mempengaruhi kontribusi
dan kecukupan energi dan zat gizi
yang berujung pada status gizi anak.
Penelitian Ulya (2003) didapatkan
hasil bahwa kontribusi makanan
jajanan terhadap konsumsi sehari
berkisar antara 10%-20%, yaitu
energi dari makanan jajanan
memberikan kontribusi sebesar
17,36% dan zat gizi makro seperti
protein 12,4%, 15,1% karbohidrat,
dan lemak 21,1% terhadap
konsumsi sehari. Makanan jajanan
pada pedagang kaki lima dapat
menyumbang energi bagi anak
sekolah sebanyak 36%, protein 29%
dan zat besi 52%, sehingga dapat
diketahui peran penting makanan
jajanan pada pedagang kaki lima
untuk pertumbuhan dan prestasi
belajar anak (Judarwanto, 2006).
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kebiasaan
sarapan dan kebiasaan jajan
terhadap prestasi belajar siswa
sekolah dasar di SDN
Banyuanyar III
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan kebiasaan
sarapan pada anak sekolah
dasar di SDN Banyuanyar III
b. Mendiskripsikan kebiasaan
jajan pada anak sekolah dasar
di SDN Banyuanyar III
c. Menganalisis hubungan
kebiasaan sarapan dengan
prestasi belajar siswa sekolah
dasar
d. Menganalisis hubungan
kebiasaan jajan dengan
prestasi belajar siswa sekolah
dasar
METODE PENELITIAN
Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah
Observasional dengan rancangan
4
studi crosssectional. Tempat
penelitian dilakukan di SDN
Banyuanyar III SURAKARTA. Waktu
penelitian bulan Mei Hingga Oktober
2012.
Jumlah dan Cara Pengumpulan Data Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 3
sampai kelas 5. Cara pengambilan
data yaitu meliputi data primer dan
data sekunder. Pengambilan data
primer dilakukan wawancara
langsung kepada responden dengan
acuan kuesioner. Jenis data primer
yang dikumpulkan meliputi umur,
jenis kelamin, kebiasaan sarapan
dan kebiasaan jajan dengan recall 6
hari berturut-turut selama satu
minggu meliputi jumlah zat gizi, jenis
makanan yang dikonsumsi dan
frekuensi, sedangkan untuk data
sekunder berupa gambaran umum
sekolah dan hasil ulangan harian
siswa.
Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel
menggunakan Proposional Rondom
Sampling yaitu pengambilan sampel
yang didasarkan pada pertimbangan
tertentu berdasarkan sifat sampel
atau sesuai dengan proporsi pada
masing-masing kelas.
Data dianalisa dengan
menggunakan uji Chi-Square.
1. Bila p value < 0,05, maka Ho
ditolak yang berarti ada
hubungan antara kebiasaan
sarapan dan kebiasaan jajan
terhadap prestasi belajar siswa
sekolah dasar.
2. Bila p value ≥ 0,05, maka Ho
diterima yang berarti tidak ada
hubungan antara kebiasaan
sarapan dan kebiasaan jajan
terhadap prestasi belajar siswa
sekolah dasar
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
5
Sekolah Dasar Negeri
Banyuanyar III Surakarta terletak di
Kecamatan Banjarsari Jalan Taruma
Negara No.2 Kode Pos 57131.
Keadaan kelas yang terdapat di
SDN Banyuanyar III Surakarta
dalam keadaan cukup baik, karena
sarana prasarana yang cukup guna
menunjang kegiatan belajar
mengajar. Setiap kelas memiliki
sarana tersendiri dan disesuaikan
dengan kurikulum dan tingkatan
masing- masing kelas.
B. Karakteristik Responden 1. Umur dan usia jenis Kelamin
Umur siswa berkisar antara
9- 11 tahun, yakni sebanyak
56% laki-laki dan 44%
perempuan
2. Status Gizi
Devi(2012) menyatakan bahwa
status gizi kurang pada anak
sekolah biasanya bisa disebabkan
oleh beberapa hal di antaranya
adalah asupan gizi yang kurang,
aktifitas anak yang berlebih
sehingga persediaan lemak dalam
tubuh digunakan untuk energi atau
bisa disebabkan karena adanya
penyakit yang diderita oleh anak
sehingga mengakibatkan anak
kurang gizi/kurus.
3. Kebiasaan Sarapan Pagi pada Siswa
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar subjek tidak
melakukan sarapan pagi yaitu
sebesar 67%, dan yang biasa
melakukan sarapan pagi sebesar
33%. Sarapan pagi sering
ditinggalkan oleh anak-anak karena
33%
67%
Biasa
Tidak Biasa
6
waktu yang tersedia untuk
mempersiapkanya terlalu pendek
terlebih bagi ibu yang bekerja yang
tidak sempat membuatkan sarapan
bagi buah hatinya, hal ini yang
menjadi salah satu sebab sebagian
besar anak SD tidak sarapan pagi.
4. Kebiasaan Jajan pada Siswa
Hasil penelitian di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar anak biasa
jajan karena anak sekolah mendapat
uang saku dari orang tuanya,
sedangkan anak yang tidak biasa
jajan karena anak jarang
mendapkan uang saku dari orang
tuanya, hal ini disebabkan karena
kemungkinan adanya pengaruh
sosial ekonomi keluarga.
78% dan yang tidak biasa jajan
sebesar 22%.
5. Konsumsi Sarapan Pagi dan Jajan terhadap Tingkat Kecukupan Energi dan Protein
Konsumsi energi sehari siswa
2050 Kkal, protein 50 gram.
Kontribusi energi untuk sarapan pagi
sebesar 25% dari total kebutuhan
sehari, sedangkan sumbangan
energi makanan jajanan sebesar
36% dan protein 29%. Distribusi
rata-rata konsumsi energi sarapan
pagi dan makanan jajanan dapat
dilihat pada Tabel I.
Tabel I menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa memiliki
tingkat konsumsi energi dan protein
yang defisit, hal ini dapat
dikarenakan karena rendahnya
konsumsi pangan atau asupan pada
saat sarapan pagi. Tingkat konsumsi
pangan lebih banyak ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas pangan yang
dikonsumsi (Sedioetama, 2006).
Tabel 2 di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa
memiliki tingkat kecukupan energi
78%
22%Biasa
Tidak Biasa
7
kurang dan protein yang cukup, hal
ini disebabkan karena makanan
jajanan sebagian besar lebih banyak
mengandung unsur karbohidrat dan
hanya sedikit yang mengandung
unsur protein, vitamin atau mineral
saja.
Tabel I Rata-Rata Konsumsi, Kecukupan Energi Sarapan Pagi
Tabel 2
Rata-Rata Konsumsi, Kecukupan Energi Makanan Jajanan
Asupan Sehari Rata- rata Konsumsi
Kecukupan Tingkat Kecukupan (%)
Energi (kkal) 227 300 75 Protein(gram) 4,1 5 82
Tabel 3 Distribusi silang Kebiasaan Sarapan Terhadap Prestasi
Belajar Siswa sekolah dasar
Kebiasaan sarapan
Kategori Prestasi Belajar Total P
kurang Cukup Baik
Biasa 0 8 (22,2%) 13(59,1%) 21(100%) 0,03 Tidak biasa 6 (9,4%) 28(43,8%) 9 (14,%) 43(100%)
*uji Chi-Square Tabel 4
Distribusi Silang Kebiasaan jajan terhadap Prestasi Belajar siswa sekolah dasar
Kebiasaan Jajan Kategori Prestasi Belajar Total P
kurang Cukup Baik
Biasa 1 (1,6%) 27(42,2%) 22(34,4%) 50(100%) 0,00 Tidak biasa 5 (7,8%) 9(14,1%) 0 14(100%)
6. Presatasi Belajar Siswa
Asupan Sehari Rata-rata Konsumsi
Kecukupan Tingkat Kecukupan (%)
Energi (kkal) 281 738 55
Protein (gram) 7,6 12,5 60,8
8
Prestasi belajar siswa di
SDN Banyuanyar dilihat
berdasarkan nilai ulangan harian
yaitu pada mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesi dan
IPA, didapatkan prestasi belajar
Baik 35%, cukup 56% dan kurang
sebanyak 9%.
C. Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar
Tabel 3 dapat dilihat bahwa
Frekuensi sarapan pagi dengan
prestasi belajar memiliki hubungan
yang positif dan signifikan dengan
nilai (p :0,03), hal ini sesuai dengan
penelitian Subiono dan Zaeni (2011)
bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kebiasaan
sarapan pagi dengan prestasi
belajar.
Penelitian ini sejalan
dengan teori Khomsan (2003) yang
menyatakan bahwa aktivitas makan
pagi secara langsung dapat
mempengaruhi prestasi belajar
siswa, hal ini dikarenakan ada dua
manfaat dari sarapan pagi. Pertama,
sarapan pagi dapat menyediakan
karbohidrat yang siap digunakan
untuk meningkatkan kadar gula
dalam darah, dengan kadar gula
darah yang normal gairah dan
konsentrasi kerja akan lebih baik
sehingga berdampak pada prestasi
belajar. Kedua sarapan pagi
memberikan kontribusi penting akan
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh seperti protein, lemak, vitamin
dan mineral.
D. Kebiasaan Jajan dengan Prestasi Belajar
Tabel 4 dapat dilihat bahwa
Hasil pengujian hubungan antara
kebiasaan jajan dengan prestasi
belajar menggunakan uji Chi-Square
didapatkan nilai p sebesar 0,00,
maka P<0,05 yang berarti ada
hubungan antara kebiasaan jajan
dengan prestasi belajar siswa
sekolah dasar di SDN Banyuanyar
III Surakarta.
9
Muchtar (2011) yang
menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara jajan dengan
kemampuan konsentrasi belajar.
Makanan jajanan pada anak
sekolah bermanfaat sebagai
penganekaragaman makanan sejak
kecil dalam rangka untuk
meningkatkan mutu makanan yang
dikonsumsi. Upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah menyediakan
makanan yang bergizi untuk
memenuhi kebutuhan tubuh selama
mengikuti pelajaran di sekolah.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini kebiasaan
sarapan pagi dan kebiasaan jajan
tidak dihubungkan dengan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi
kebiasaan sarapan pagi dan
kebiasaan jajan, sehingga peneliti
tidak mengetahui faktor yang
dominan yang dapat mempengaruhi
kebiasaan sarapan pagi dan jajan.
Tidak ditelitinya faktor ini karena
keterbatasan kemampuan dan
waktu untuk penelitian.
Kesimpulan
1. Sebagian besar sampel tidak
biasa sarapan pagi pada siswa di
sekolah Banyuanyar III sebesar
67%
2. Sebagian besar dari responden
melakukan jajan saat berada di
sekolah sebesar 78%
3. Prestasi belajar di SDN
Banyuanyar III yaitu cukup 56%,
baik 35% dan kurang 9%
4. Terdapat hubungan antara
kebiasaan sarapan pagi
terhadap prestasi belajar siswa
sekolah dasar di SDN
Banyuanyar III dengan p=0,03
5. Terdapat hubungan antara
kebiasaan jajan dengan prestasi
belajar siswa di SDN
10
Banyuanyar III dengan nilai
p=0,00
Saran
1. Bagi orang tua murid hendaknya
diberikan penyuluhan tentang
pentingnya sarapan pagi bagi
siswa dengan cara
menghadirkan orang tua siswa
ke sekolah, sehingga
diharapkan orang tua dapat
menerapkan kebiasaan sarapan
kepada putra-putrinya
2. Bagi pihak sekolah diharapkan
dapat memberikan pembinaan
tentang pendidikan gizi
sehingga, para siswa mengerti
tentang pentingnya sarapan dan
jajan bagi kecukupan energi
sehari dan konsentrasi di
sekolah.
Daftar Pustaka
Azwar, A. 2002. llmu kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta
Depkes. 1995.Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Edisi
1995. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.Jakarta
Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas Media Nusantara: Jakarta
Hakim, T. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi Dan Teknik- Teknik Latihan Konsentrasi. Puspa Swara: Jakarta
Judarwanto, W. 2006. Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah. Diakses 15 Mei 2012 http://Gizi.net.com
Khapipah. 2000. Kebiasaan Makan Pagi dan Jajan serta Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. [skripsi]. Bogor; Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Gravindo Persada: Jakarta
Muchtar, M., Julia M., Gamayanti, L.I. 2011. Sarapan dan Jajan Berhubungan Dengan Kosentrasi belajar pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia
Parreta, L. 2009. Makanan untuk otak. Penerbit Erlangga: Jakarta
Sardiman. 2002. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan: FIP-UPI
Sediaoetama, A.D. 2006. Ilmu Gizi
untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. M. Sc.
11
Ulya N. 2003. Analisis Deskriptif Pola Jajan dan Kontribusi Zat Gizi Makanan Jajanan Terhadap Konsumsi Sehari dan Status Gizi Anak Kelas IV, V, dan VI SD Negeri Cawang 05 Pagi Jakarta Timur Tahun 2003. Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.
Zaeni, Subiono S.H. 2011. Kondisi Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah. Jurnal Media dan Ilmu keolahragaan Indonesia. Volume I. edisi . Juli 2011