Post on 24-Jul-2015
Bab III
Hasil dan Pembahasan
1.1. Hasil
a) Bagian Alat Tangkap
No. Bagian Alat Tangkap Bahan Pembuat Ukuran Jumlah
1 Pelampung Drum Plastik 1.6 m 24
2 Pemberat
Pasir
Batu
Jangkar
1 kw 4
3 Tiang dan Rangka Bambu 200
4 Tali Utama Tali Plastik 6 mm 50 kg
5 Tali Pelampung Tali Plastik 12 mm
6 Tali Pemberat Tali Plastik 26 mm 1 kw
7 Alat Bantu Penangkapan
Lampu
Serokan
Rombong
Lampu:
24 watt
50 watt
12 buah
a) Ukuran Mata Jaring (Mesh Size)
Jaring yang digunakan adalah waring yang memiliki mesh size kecil dengan lebar
keseluruhan waring ini 1,2 m dengan jumlah 300 m.
b) Metode Penangkapan
a. Jaring pada bagan diturunkan saat hari mulai gelap
b. Lampu turunkan ketika sudah malam
c. Lampu akan membantu mengumpulkan ikan
d. Pada saat ikan telah berkumpul di lampu jarring ditarik
e. Ketika jarring sudah di permukaan ikan diambil dengan menggunakan serokan
dan diletakkan di rombong
c) Kondisi Penangkapan
a. Jarak dari bibir pantai : 15 km
b. Kondisi arus : Muson Timur
c. Kedalaman : 20 m
d) Hasil Tangkapan
a. Target : Ikan teri (Stolephorus commersonii)
b. Sampingan :
Cumi-Cumi (Loligo sp.)
Gurita (Octopus sp.)
Rajungan (Portunus sp.
Kembung (Rastrelliger kanagurta)
1.2. Pembahasan
Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap dengan prinsip lift net yaitu jarring yang
ditarik. Bagan apung memiliki bagian-bagian yang saling berperan satu dan lainnya. Bagan
ini memiliki pelampung yang terbuat dari drum plastic yang membuat bagan ini tetap
terapung di permukaan air, serta pemberat yang berfungsi untuk mempertahankan posisinya.
Konstruksi bagan apung ini sendiri terbuat dari bambu sebanyak 200 buah dan kayu kelapa.
Pemakaian bambu ini bertujuan agar bagan tidak mudah lapuk dan lebih ringan dibandingkan
kayu. Bambu-bambu ini dihubungkan dengan menggunakan tali utama berukuran 6 mm
sebanyak 50 kg. Pelampung dihubungkan dengan bagan menggunakan tali berukuran 12 mm.
sedangkan pemberat dihubungkan dengan tali berukuran lebih besar yaitu 26 mm dengan
jumlah 1 kw. Penggunaan tali ini berhubungan dengan fungsinya masing-masing, untuk
pemberat tali yang digunakan ukurannya lebih besar karena berfungsi untuk menahan beban
pemberat. Penangkapan dengan bagan sendiri dibantu dengan menggunakan lampu 50 watt
dan 24 watt. Lampu ini berguna untuk menarik ikan ke jaring, maka ikan-ikan yang memiliki
fototaksis positif akan bergerak mendekati cahaya tersebut. Selain itu alat bantu lain adalah
serokan yang berguna sebagai alat bantu mengambil ikan dari jaring dan dimasukkan ke
dalam rombong. Bagan ini tidak menggunakan jaring melainkan waring dengan mesh size
yang sesuai dengan target utamanya. Bagan apung memiliki ketahanan sekitar 2 tahun, 1
tahun untuk maintenance dan perbaikan dan satu tahun lagi mengganti bagan dengan bagan
baru.
Seperti yang sudah disebutkan diatas prinsip dari bagan apung sendiri adalah lift net.
Bagan apung memiliki metode menarik ikan ke permukaan. Pada penangkapan dengan bagan
apung langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan jaring ketika menjelang malam
dan pada saat malam tiba lampu diturunkan. Pengumpulan ikan dengan menggunakan lampu
biasanya menarik ikan dengan jangka waktu 1-2 jam. Setelah kan berkumpul jaring diangkat
ke permukaan dan diambil dengan serokan lalu dimasukkan ke dalam rombong. Ikan-ikan
hasil tangkapan tersebut dijual langsung di atas laut.
Tidak hanya metode dan konstruksi alat tangkap yang berperan terhadap penangkapan
tersebut tetapi juga kondisi perairan. Pada saat penangkapan kondisi arus lumayan kencang
sekitar jam 8 sampai jam 9 dan setelah itu arus mulai tenang kembali. Arus pada perairan ini
dipengaruhi oleh angin muson timur yang berhembus dari timur ke barat yang membuat
perairan menjadi lebih tenang. Kedalaman fishing ground bagan apung ini dalah 20 m
dimana habitat bagi ikan-ikan pelagis. Fishing ground bagan apung ini sendiri terletak 15 km
dari bibir pantai.
Target bagan apung sendiri adalah ikan teri (Stolephorus commersonii) yang merupakan
ikan pelagis kecil. Ikan ini merupakan ikan yang bersifat fototaksis positif karena mendekati
cahaya sehingga pengguaan lampu sangatlah diperlukan. Hasil sampingannya sangat
bervariasi seperti rajungan, cumi-cumi, gurita dan ikan kembung. Hasil sampingan ini juga
bersifat fototaksis positif. Rajungan yang didapatkan sebagai hasil sampingan tertangkap
karena substrat perairan ini berlumpur dan tergolong intertisial yang menjadi habitatnya.
Selain itu ikan target utama tangkapan juga akan berubah seiring musim ikan. Untuk hasil
sampingan ini tidak dijual oleh nelayan.