hasil & pembahasan bagan apung

Post on 24-Jul-2015

556 views 10 download

Transcript of hasil & pembahasan bagan apung

Bab III

Hasil dan Pembahasan

1.1. Hasil

a) Bagian Alat Tangkap

No. Bagian Alat Tangkap Bahan Pembuat Ukuran Jumlah

1 Pelampung Drum Plastik 1.6 m 24

2 Pemberat

Pasir

Batu

Jangkar

1 kw 4

3 Tiang dan Rangka Bambu 200

4 Tali Utama Tali Plastik 6 mm 50 kg

5 Tali Pelampung Tali Plastik 12 mm

6 Tali Pemberat Tali Plastik 26 mm 1 kw

7 Alat Bantu Penangkapan

Lampu

Serokan

Rombong

Lampu:

24 watt

50 watt

12 buah

a) Ukuran Mata Jaring (Mesh Size)

Jaring yang digunakan adalah waring yang memiliki mesh size kecil dengan lebar

keseluruhan waring ini 1,2 m dengan jumlah 300 m.

b) Metode Penangkapan

a. Jaring pada bagan diturunkan saat hari mulai gelap

b. Lampu turunkan ketika sudah malam

c. Lampu akan membantu mengumpulkan ikan

d. Pada saat ikan telah berkumpul di lampu jarring ditarik

e. Ketika jarring sudah di permukaan ikan diambil dengan menggunakan serokan

dan diletakkan di rombong

c) Kondisi Penangkapan

a. Jarak dari bibir pantai : 15 km

b. Kondisi arus : Muson Timur

c. Kedalaman : 20 m

d) Hasil Tangkapan

a. Target : Ikan teri (Stolephorus commersonii)

b. Sampingan :

Cumi-Cumi (Loligo sp.)

Gurita (Octopus sp.)

Rajungan (Portunus sp.

Kembung (Rastrelliger kanagurta)

1.2. Pembahasan

Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap dengan prinsip lift net yaitu jarring yang

ditarik. Bagan apung memiliki bagian-bagian yang saling berperan satu dan lainnya. Bagan

ini memiliki pelampung yang terbuat dari drum plastic yang membuat bagan ini tetap

terapung di permukaan air, serta pemberat yang berfungsi untuk mempertahankan posisinya.

Konstruksi bagan apung ini sendiri terbuat dari bambu sebanyak 200 buah dan kayu kelapa.

Pemakaian bambu ini bertujuan agar bagan tidak mudah lapuk dan lebih ringan dibandingkan

kayu. Bambu-bambu ini dihubungkan dengan menggunakan tali utama berukuran 6 mm

sebanyak 50 kg. Pelampung dihubungkan dengan bagan menggunakan tali berukuran 12 mm.

sedangkan pemberat dihubungkan dengan tali berukuran lebih besar yaitu 26 mm dengan

jumlah 1 kw. Penggunaan tali ini berhubungan dengan fungsinya masing-masing, untuk

pemberat tali yang digunakan ukurannya lebih besar karena berfungsi untuk menahan beban

pemberat. Penangkapan dengan bagan sendiri dibantu dengan menggunakan lampu 50 watt

dan 24 watt. Lampu ini berguna untuk menarik ikan ke jaring, maka ikan-ikan yang memiliki

fototaksis positif akan bergerak mendekati cahaya tersebut. Selain itu alat bantu lain adalah

serokan yang berguna sebagai alat bantu mengambil ikan dari jaring dan dimasukkan ke

dalam rombong. Bagan ini tidak menggunakan jaring melainkan waring dengan mesh size

yang sesuai dengan target utamanya. Bagan apung memiliki ketahanan sekitar 2 tahun, 1

tahun untuk maintenance dan perbaikan dan satu tahun lagi mengganti bagan dengan bagan

baru.

Seperti yang sudah disebutkan diatas prinsip dari bagan apung sendiri adalah lift net.

Bagan apung memiliki metode menarik ikan ke permukaan. Pada penangkapan dengan bagan

apung langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan jaring ketika menjelang malam

dan pada saat malam tiba lampu diturunkan. Pengumpulan ikan dengan menggunakan lampu

biasanya menarik ikan dengan jangka waktu 1-2 jam. Setelah kan berkumpul jaring diangkat

ke permukaan dan diambil dengan serokan lalu dimasukkan ke dalam rombong. Ikan-ikan

hasil tangkapan tersebut dijual langsung di atas laut.

Tidak hanya metode dan konstruksi alat tangkap yang berperan terhadap penangkapan

tersebut tetapi juga kondisi perairan. Pada saat penangkapan kondisi arus lumayan kencang

sekitar jam 8 sampai jam 9 dan setelah itu arus mulai tenang kembali. Arus pada perairan ini

dipengaruhi oleh angin muson timur yang berhembus dari timur ke barat yang membuat

perairan menjadi lebih tenang. Kedalaman fishing ground bagan apung ini dalah 20 m

dimana habitat bagi ikan-ikan pelagis. Fishing ground bagan apung ini sendiri terletak 15 km

dari bibir pantai.

Target bagan apung sendiri adalah ikan teri (Stolephorus commersonii) yang merupakan

ikan pelagis kecil. Ikan ini merupakan ikan yang bersifat fototaksis positif karena mendekati

cahaya sehingga pengguaan lampu sangatlah diperlukan. Hasil sampingannya sangat

bervariasi seperti rajungan, cumi-cumi, gurita dan ikan kembung. Hasil sampingan ini juga

bersifat fototaksis positif. Rajungan yang didapatkan sebagai hasil sampingan tertangkap

karena substrat perairan ini berlumpur dan tergolong intertisial yang menjadi habitatnya.

Selain itu ikan target utama tangkapan juga akan berubah seiring musim ikan. Untuk hasil

sampingan ini tidak dijual oleh nelayan.