HANI pp blok 12

Post on 11-Dec-2015

258 views 3 download

Transcript of HANI pp blok 12

PBL BLOK 12INFEKSI DAN IMUNITAS

NAMA : HANI IDZAIDA BINTI AB RAZAKNIM : 10.2009.286KELOMPOK : A-3

Pembahasan Compos mentis : (conscious, sane, sound of

mind) yaitu kesadaran normal

Widal’s Test : ujian aglutinasi yang digunakan untuk membantu diagnosis jangkitan Salmonella seperti demam tifoid.

Anamnesis Proses pengambilan maklumat/keterangan

tentang riwayat penyakit pasien

Wawancara antar dokter-pasien atau dokter-dengan ahli keluarga pasien.

Penting dalam mendapatkan diagnosis yang tepat.

Anamnesis Keluhan utama dan keluhan penyerta pasien.Riwayat penyakit terdahuluRiwayat penyakit keluargaLingkungan

Pemeriksaan FisikPengukuran suhu tubuhTipe Kesedaran pasien : compos mentis.Denyut NadiRespiratory RateTekanan Darah

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan

nyeri tekan pada bagian epigastrium : Hepatomegali, pembesaran hepar yang disebabkan oleh kuman S.typhi yang berkembang biak di hati, sehingga berasa nyeri apabila ditekan.

Lidah berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah, serta tremor), hepatomegali, splenomegali, nyeri abdomen.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

Dapat ditemukan leukopeni/leukositosis/kadar leukosit normal

dapat ditemukan anemia ringan dan trombositopenia.

Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aenosinofilia maupun limfopenia.

LED dapat meningkat.

Pemeriksaan Penunjang

2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.

Pemeriksaan Penunjang3.      Pemeriksaan Uji Widal

Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi.

Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Antigen yang digunakan adalah suspensi S.typhi yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium.

Akibat adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:

Aglutinin O: rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteriAglutinin H: rangsangan antigen H yang berasal dari flagela

bakteriAglutinin Vi: rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai

bakteri.

Pemeriksaan Penunjang4.      Kultur Darah

Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena mungkin disebabkan beberapa hal:i. Telah mendapat terapi ABii. Volume darah yang kurangiii. Riwayat vaksinasiiv. Pengambilan darah setelah minggu

pertama

Pemeriksaan Penunjang5.      Uji Typhidot.

Uji Typhidot dapat mendeteksi antibody IgM dan IgG yang terdapat pada protein membran luar Salmonella typhi. Hasil positif pada uji typhidot didapatkan 2-3 hari setelah infeksi

sensitivitas uji ini sebesar 98%, spesifitas sebesar 76.6% dan efisiensi uji sebesar 84%

Pemeriksaan Penunjang6.      Uji IgM Dipstick.

Uji ini secara khusus mendeteksi antibody IgM spesifik terhadap S.typhi pada specimen serum atau whole blood. Uji ini menggunakan strip yang mengandung antigen lipopolisakarida (LPS) S.typhoid dan anti IgM (sebagai kontrol), reagen deteksi yang mengandung antibody anti IgM yang dilekati lateks pewarna

Pemeriksaan Penunjang

Uji IgM dipstick

Diagnosis1. Working Diagnosis (WD) : Demam Tifoid

Gejala klinis minggu pertama, Demam : kenaikan suhu secara perlahan-

lahan terutama pada sore dan malam hari.Nyeri kepala dan pusingMual dan muntahNafsu makan menurun dikarenakan perasaan

tidak enak pada perut, anoreksia, sakit perut, diare atau sulit buang air

beberapa hari/konstipasi

DiagnosisGejala klinis minggu kedua :

Demam yang tinggi terus menerus, Nafas berbau tak sedap, Kulit kering, Rambut kering, Tubuh menggigilDenyut jantung lemah (Bradikardia)Bibir kering pecah-pecah /terkupas, Lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepinya

kemerahan dan tremor,Pembesaran hati dan limpa dan timbul rasa nyeri bila dirabaDisertai gangguan kesadaran dari yang ringan letak tidur

pasif, acuh tak acuh (apati) sampai berat (delier, koma).nyeri ulu hati dan lambung“rose spots”.

Diagnosis2. Differential Diagnosis (DD) :

MalariaDemam demam secara periodik

Serangan demam malaria biasanya dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai dengan mual dan muntah.

Hepatomegali & splenomegali

Diagnosis2. Differential Diagnosis (DD) :

Demam Dengue (DD) demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih menifestasi klinik sebagai berikut :Nyeri kepalaNyeri retro-orbitalMialgia/artalgiaRuam kulitManifestasi perdarahan(petekie atau uji banding

positif),Leucopenia

Diagnosis2. Differential Diagnosis (DD) :

Demam Berdarah Dengue (DBD)riwayat demam akut, 2-7 hari, bifasik.Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan

berikut:- uji bendung positif.- Petekie, ekimosis, atau purpura.- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau pendarahan gusi), atau pendarahan dari tempat lain

- Hematemesis atau melena.Trombositopenia (trombosit<100.000)Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage

(kebocoran plasma)

Diagnosis3. Diagnosis Pasti :

Didapatkan dari :

Anamnesis Gambaran klinik penyakit Laboratorik (pemeriksaan penunjang)

EtiologiSalmonella tertentu yaitu s. Typhi, s.

Paratyphi A, dan S. Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain.

bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul. antigen somatik O dan antigen flagella H.

Patofisiologi

Patofisiologi

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

i. Istirahat dan perawatan ii. Diet dan terapi penunjang (simptomatik dan

suportif)iii. Pemberian antimikroba

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

i. Istirahat dan perawatan

• Tirah baring• Perawatan professional

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

ii. Diet dan terapi penunjang (simptomatik dan suportif)

pertama, pasien diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien.

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

iii. Pemberian antimikrobaKloramfenikol : obat pilihan utama mengobati

demam tifoid. diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama 14 hari yaitu sampai dengan 7 hari bebas panas.

Tiamfenikol : dosis dan efektivitasnya pada demam tifoid

hampir sama dengan kloramfenikolDosisnya adalah 4x500mg, di mana demam rata-

rata menurun pada hari yang ke-5.

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

iii. Pemberian antimikrobaKotrimoksasol : dengan dosis 8

mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari(2 minggu).

Ampisilin dan amoksisilin : kemampuan obat ini menurunkan demam lebih rendah dari kloramfenikol, dosis yang dianjurkan antara 50-150mg/kgBB selama 2 minggu.

PenatalaksanaanTrilogi penatalaksanaan

iii. Pemberian antimikrobaSefalosporin generasi III : setriakson, dosis yang

dianjurkan adalah antara 3-4g dalam dekstrosa 100cc diberikan selama ½ jam per infuse sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.

Golongan fluorokuinolonNorfloksasin : dosis 2 x 400mg/hari selama 14 hari Siprofloksasin : dosis 2 x 500mg/hari selama 6

hariOfloksasin : dosis 2 x 400mg/hari selama 7 hariPefloksasin : dosis 400mg/hari selama 7 hariFleroksasin : dosis 400mg/hari selama 7 hari

PrognosisDemam tifoid yang tidak dilakukan

pengobatan mempunyai kadar mortalitas mendekati 20%.

Mortalitas dapat dihilangkan atau dikurangkan dengan pengobatan yang tepat.

Kadar kematian yang tinggi yang masih terjadi di negara-negara endemic dapat diakibatkan oleh rawatan yang tertunda atau perawatan yang tidak bertepatan.

Komplikasi Komplikasi intestinal

Perdarahan usus (intestinal hemorrhage) – selalunya dalam 3 minggu.

Perforasi usus (suatu obstruksi pada dinding )

Ileus paralitik

Komplikasi Komplikasi extra intestinal

Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis.

Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik.

Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.

Komplikasi Komplikasi extra intestinal

Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.

Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.

Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.

Komplikasi neuropsikiatrik : psikosis, ensefalomielitis

Pencegahan Vaksinasi Typhoid.

i. Killed whole-cell vaccine : diperlukan 2 injeksi untuk suntikan pertama. Murah . Efek samping lokal dan sistemik biasa terjadi.

ii. Vi Capsular polysaccharide : sekali injeksi, reaksi lokal dan sistemik yang minimum.

iii. Ty 2Ia live attenuated oral vaccine : 3 kapsul dalam tempoh 5 hari, tiada efek samping, tidak sesuai untuk anak2<5 tahun

Pencegahan Pencegahan di negara endemik tifoid.

• Minum air yang bersih dan selamat.• Pendedahan umum tentang kebersihan dan

hygiene.

SEKIAN,Terima Kasih.