Post on 04-Dec-2015
Handout Demografi TTS 2011
FERTILITAS
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya
bayi dari rahim seorang dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan,
misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir
tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang di dalam
peristiwa demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. disamping istilah
fertilitas juga ada istilah fekunditas (fecundity), yaitu kemampuan fisiologis untuk melahirkan
yang dinyatakan dalam jumlah kelahiran yang secara fisiologis (teoritis) mengkin terjadi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibbandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari
seorang bayi. Disamping itu seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti
mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang
perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari
perempuan tersebut menurun.
1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor yang dapat
mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas factor-faktor demografi dan factor-faktor non
demografi. Factor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status
perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang
kawin. Factor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Factor-faktor tersebut
dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh factor
social melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:
a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin
1. Umur memulai hubungan kelamin (kawin)
2. Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan kelamin
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi
oleh suami, dan suami meninggal.
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat
dihindari.
6. Frekuensi hubungna seks.
b. Variable-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi
7. Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).
8. Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.
9. Kesuburan atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)
c. Variable-variabel yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat
10. Kematian janin oleh factor-faktor yang tidak dissengaja
11. Kematian janin oleh factor-faktor yang disengaja
2. Pengukuran Fertilitaas
Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang (suami
dan isteri), sedangkan kelahiran hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal).
Masalah yang lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan
mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat
pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda.
Dalam teori fertilitas, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain :
a. Angka laju fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu, yaitu jumlah kelahiran selama
jangka waktu pendek (biasanya satu tahun), dan jumlah kelahiran selama jangka waktu
panjang (selama usia reproduksi).
b. Suatu kelahiran disebut “lahir hidup” (liva birth) apabila pada waktu lahir terdapat tanda-
tanda kehidupan, misalnya menangis, bernafas, jantung berdenyut. Jika tidak ada tanda-
tanda kehidupan tersebut disebut “lahir mati” (still birth) yang tidak diperhitungkan
sebagai kelahiran dalam fertilitas.
c. Pengukuran fertilitas lebih rumit daripada pengukuran mortalitas karena:
- Seorang wanita dapat melahirkan beberapa kali, sedangkan ia hanya meninggala satu
kali.
- Kelahiran melibatkan dua orang (suami-isteri), sedangkan kematian melibatkan satu
orang saja.
- Tidak semua wanita mengalami peristiwa melahirkan, mungkin karena tidak kawin,
mandul, atau sebab-sebab yang lain.
Memperhatikan perbedaan antara kematian dan le;ahiran seeperti tersebut di atas,
memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu fertilitas tahunan
dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah
rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur.
Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) adalah mengukur jumlah kelahiran pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun tersebut.
A. Pengukuran Fertilitas Tahunan
Baik pengukuran fertilitasmaupun mortalitas tahunan hasilnya berlaku untuk periode
waktu tertentu, sebagai contoh: perhitungan tingkat kelahiran kasar (CBR) di Indonesia tahun
1975 sebesar 42,9 kelahiran per 1000 penduduk pertengahan tahun. Angka ini terjadi pada
periode tahun 1970-1980. Jadi selama periode ini tiap tahun ada kelahiran sebesar 42,9 per
1000 penduduk.
Pengukuran fertilitas tahunan hamper sama dengan pengukuran mortalitas. Ukuran-
ukuran fertilitas tahunan yang akan dibicarakan di bawah ini meliputi:
a. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate)
b. Tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)
c. Tingat fertilitas menurut umur (Age Specific Fertility Rate)
d. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific fertility Rate)
a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis
sebagai berikut :
Dimana :
CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat
kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = bilangan konstansta yang biasanya 1000
B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu
b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate/GFR)
Tingkat fertilitas kasar yang telah dibicarakan sebagai ukuran fertilitas masih terlalu
kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Kita mengetahui bahwa penduduk yang mengetahui resiko hamil adalah perempuan dalam
usia reproduksi (15-49 tahun). Dengan alasan tersebut ukuran fertilitas ini perlu diadakan
perubahan yaitu membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk perempuan usia
subur (15-49 tahun). Jadi sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk
pertengahan tahun umur 15-49 tahun. Tingkat fertilitas penduduk yang dihasilkan dari
perhitungan ini disebut Tingkat fertilitas Umum (General Fertility Rate atau GFR) yang
ditulis dengan rumus :
GFR = x k
Atau :
GFR = x k
Dimana :
GFR = Tingkat fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specify Fertility Rate)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok-kelompok
penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut :
Janis kelamin, umur, status perkawinan atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan
melahirkan, Karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok
umur (age specify fertility rate). Perhitungan tersebut dapat dikerjakan dengan rumus sebagai
berikut :
Tingkat kelahiran untuk kelompok umur =
Atau
ASFR =
Dimana
Bi = jumlah kelahiran bayi pada kelompok umuri
Pfi = jumlah perempuan kelompok umur I pada pertangahan tahun
k = angka konstanta = 1000
d. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran (Bdirth Order Specific fertility
Rate)Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penring untuk mengukur tinggi
rendahnya fertilitas suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin
menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur
anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan
rumus:
BOSFR = Σ
Dimana
BOSFR = Birth Order Specify Fertility rate
Boi = jumlah kelahiran urutan ke I
Pf(15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
K = bilangan konstanta = 1000
Penjumlahan dari tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran menghasilkan tingkat Fertilitas
umum:
GFR = Σ
e. Standarisasi Tingkat Fertilitas (Standarized Fertility Rates)
Tinggi rendahnya tingat fertilitas d suatu Negara dipengaruhi oleh beberapa variable,
misalnya umur, status perkawinan atau karakteristik yang lain. Seperti halnya
denganmortalitas, kalau kita ingin membandingkan tingkat fertilitas di beberapa Negara,
maka pengaruh variable-variabel tersebut perlu dinetralisir dengan menggunakan teknik
standarisasi sehingga hanya satu variable yang berpengaruh. Teknik standarisasi yang
digunakan sama dengan teknik standarisasi yang digunakan untuk pengukuran mortalitas.
Kalau diketahui tingkat fertilitas di Negara A dan B,dan ingin ,dibanddingkat tingkat
kelahiran umum di kedua Negara tersebut, maka tinggal tingkat fertilitas menurut umur
dikalikan dengan jumlah penduduk standar dari masing-masing kelompok umur.
B. pengukuran Fertilitas kumulatif
dalam pengukuran fertilitas kumulatif, kita mengukur rata-rata jumlah kelahiran
hidup laki-laki dan perempuan yanga dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu
perempuan itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun).
a. Tingkat Fertilitas total (Total fertility Rate/ TFR)
TFR didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap
1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu
Dalam praktek tingkat fertilitas total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat
fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan
asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal bsama dengan rata-rata tingkat
fertilitas kelompok umur lima tahunan, maka rumus dari TFR adalah:
TFR = 5ΣASFR
Dimana
TFR = Total fertility Rate
ASFR = tingkat fertilitas menurut umur ke I dari kelompok berjenjang lima tahunan
b. Gross Reproduction rate ( GRR)
Ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidakada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya, seperti TFR, perhitungan GRR adalah sebagai berikut :
GRR = 5ΣASFR
c. Net reproduction rate (NRR)
ialah kelahiran jumlah bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000
perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuan-perempuan
itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Dalam prakteknya, perhitungan NRR adalah
sebagai berikut:
NRR = ΣASFR x
Daftar pustaka
Baguoes Mantra,Ida.2010.Demografi Umum.Pustaka Pelajar,Jakarta
Doda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan Hidup.P2LPTK,Jakarta
Rusli,Said.1983. Pengantar ilmu Kependudukan, LP3eS, Jakarta
Munir, Rozy.1981. dasar-dasar demografi. LEMBAGA Demografi FE UI, Jakarta.