Post on 24-May-2019
HAK WARIS ORANG HILANG
(STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SLEMANNO: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn)
SKRIPSIDIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELARSARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH :JAUHAR FARADIS
04350063
PEMBIMBING
1. DRS. RIYANTA, M.HUM.2. BUDI RUHIATUDIN, S.H., M.HUM
AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAHFAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA
2008
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
x
ABSTRAK
Kewarisan merupakan himpunan peraturan-peraturan hukum yang mengaturcara pengurusan hak-hak dan kewajiban seseorang yang telah meninggal dunia olehahli waris atau badan hukum lainnya. Mengenai orang hilang (mafqu>d) yang terputusberitanya sehingga tidak diketahui hidup-matinya, membuat masyarakat mencarikeadilan ke Pengadilan Agama Sleman untuk mendapatkan ketetapan bahwa simafqu>d meninggal dunia secara hukmi.
Pengadilan Agama Sleman telah menerima, memeriksa dan menetapkanperkara No: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn. Perkara tersebut menarik untuk dikaji karenapermasalahan hak waris mafqu>d menjadi kendala dalam proses pembagian hartawarisan, yang mana status si mafqu>d tersebut tidak bisa diidentifikasi dengan jelasapakah masih hidup atau sudah meninggal dunia. Persoalan ini menjadi rumit karena,peraturannya secara rinci tidak terkodifikasi dalam peraturan yang berlaku baik,dalam al-Qur;an, hadis maupun dalam undang-undang yang berlaku. Dapatkah hakwaris mafqu>d tersebut diperoleh?, sehingga perlu dilakukan pembahasan tentang hakwaris mafqu>d, di Pengadilan Agama Sleman.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif-Yuridis dan menggunakanteori penemuan hukum (rechtsvinding). Teori ini digunakan untuk mengetahuipenerapan hukum yang abstrak terhadap peristiwa konkret dalam menyelesaikanperkara hak waris mafqu>d dan terkait dengan tugas hakim dalam mengkonstatir,mengkualifisir, dan mengkonstituir terhadap persoalan yang diajukan.
Sumber data yang dipakai ada dua, yaitu, Pertama, data primer berupaputusan mengenai penetapan hak waris mafqu>d dari dokumentasi Pengadilan AgamaSleman. Kedua, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancaradengan para hakim dan para pihak yang berperkara, serta dengan melakukan studikepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan.
Penyelesaian perkara hak waris mafqu>d, dilakukan dengan tahapan berikut;Pertama, hakim menilai benar tidaknya fakta yang diajukan oleh Pemohon(mengkonstatir). Kedua, hakim menciptakan hukum baru sesuai dengan kebutuhanmasyarakat karena belum ada kepastian hukumnya (mengkualifisir), dan Ketiga,hakim menetapkan si mafqu>d tersebut dalam keadan meninggal dunia secara hukmidan hak warisnya dibagikan kepada ahli warisnya (mengkonstituir).
Dengan berdasarkan pada aspek mas}lah}ah, maka apa yang telah ditetapkanoleh Pengadilan Agama Sleman sudah sesuai dengan apa yang ada dalam ketentuanhukum Islam, karena tujuan dari penetapan hak waris mafqu>d tersebut adalah untukmemenuhi kebutuhan hukum bagi masyarakat pencari keadilan.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xi
Drs. Riyanta, M.Hum.Dosen Fakultas Syari ahUIN Sunan KalijagaYogyakartap
NOTA DINASLap : 1 EksemplarHal : Skripsi
Saudara Jauhar FaradisKepada:Yth. Bapak Dekan FakultasSyari;ah UIN Sunan Kalijaga YogyakartaDiYogyakarta
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan-perbaikanseperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Jauhar FaradisNIM : 04350063Jurusan : Al-Ahwal Asy-SyakhsiyyahJudul Skripsi : “Hak Waris Orang Hilang (Studi Putusan Pengadilan
Agama Sleman NO: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn.)”
Telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana StrataSatu dalam Ilmu Hukum Islam. Selanjutnya dapatlah kiranya segeradimunaqasyahkan.
Akhirnya sebelum dan sesudah kami haturkan terima kasih. Semoga skripsiini bermanfaat, Amin.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 17 Januari 2008 M 08 Muharram 1429 H
Pembimbing I
Drs. Riyanta, M. Hum. NIP. 150 259 417
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xii
Budi Ruhiatudin, S. H., M. Hum.Dosen Fakultas Syari ahUIN Sunan KalijagaYogyakartap
NOTA DINASLap : 1 EksemplarHal : Skripsi
Saudara Jauhar FaradisKepada:Yth. Bapak Dekan FakultasSyari;ah UIN Sunan Kalijaga YogyakartaDiYogyakarta
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengoreksi, dan mengadakan perbaikan-perbaikanseperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Jauhar FaradisNIM : 04350063Jurusan : Al-Ahwal Asy-SyakhsiyyahJudul Skripsi : “Hak Waris Orang Hilang (Studi Putusan Pengadilan
Agama Sleman NO: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn.)”
Telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana StrataSatu dalam Ilmu Hukum Islam. Selanjutnya dapatlah kiranya segeradimunaqasyahkan.
Akhirnya sebelum dan sesudah kami haturkan terima kasih. Semoga skripsiini bermanfaat, Amin.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 17 Januari 2008 M 08 Muharram 1429 H Pembimbing II
Budi Ruhiatudin, S. H., M. Hum.NIP. 150 300 640
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xiii
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xiv
MOTTO
Berfikir adalah lentera hati
Ketika tiada, maka hati tak punya cahaya♥
Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah
Berserah diri kepada Allah sejak permulaan♥
♥ Syeh Fadhlalah Haeri, Al-Hikam (Rampai Hikmah Ibn Atha illah), (Jakarta: Serambi IlmuSemesta, 2006), hlm. 358.
♥ Ibid., . hlm. 26.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xv
KATA PENGANTAR
..
.
.
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang senantiasa melimpahkan nikmat,
rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
S}alawat serta salam selalu tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang dengan kegigihan dan kesabaranya membimbing dan
menuntun manusia kepada hidayah-Nya.
Meskipun penyusun skripsi ini baru merupakan tahap awal dari sebuah
perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penyusun berharap semoga karya
ilmiah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang Hukum Islam.
Keseluruhan proses penyusunan karya ilmiah ini telah melibatkan berbagai
pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun menghaturkan terima kasih
kepada:
1. Bpk. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bpk. Drs. Supriatna, M.Si. selaku Ketua dan Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag.,
M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhs}iyyah Fakultas
Syari ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan izin bagi
dipilihnya judul bahasan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Riyanta, M. Hum., dan Bapak Budi Ruhiatuddin, S. H., M. Hum.
selaku pembimbing yang dengan sabar telah membaca, mengoreksi, dan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xvi
memberikan bimbingan kepada penyusun demi terselesainya penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu staf Pengadilan Agama Sleman yang membantu terselesainya
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak K.H. Masykur Thoha (Alm), Ibu Hj. Durratul Yatimah dan kakak-
kakak tercinta (M. Ulwan, S. H.I., Teteh., Qurratul Aeni, S. Kep., N.S.,
Khairul Anam, S. H.I.) yang senantiasa memberikan dorongan baik moral,
spiritual maupun materi.
6. Para Guru M. Salamuddin (Alm), Ust. Hisyam Ima, dan masih banyak lagi
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
7. Teman-teman, Timbul, Aya , Mahrus, Paijo, Gonel, Ipeh, Main, dan masih
banyak lagi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan jasa-jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Amin. Terakhir kali, penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang membangun
sangat penyusun harapkan.
Yogyakarta, 10 Januari 2008 H 01 Muharram 1429 H
Penyusun
(Jauhar Faradis)
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .i
ABSTRAK .. .ii
HALAMAN NOTA DINAS iii
HALAMAN PENGESAHAN ..v
KATA PENGANTAR .vi
MOTTO ..viii
DAFTAR ISI ..ix
PEDOMAN TRNSLITERASI ARAB LATIN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ..1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pokok Masalah .6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 7
D. Telaah Pustaka ..7
E. Kerangka Teoretik .. 11
F. Metode penelitian .. .15
G. Sistematika Pembahasan 16
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xviii
BAB II. DESKRIPSI TENTANG HUKUM KEWARISAN ISLAM
A. Hukum Kewarisan Islam .19
1. Pengertian dan Dasar-dasarnya ... ..19
2. Rukun dan Syaratnya .28
3. Sebab Mendapat Warisan 31
4. Penghalang Kewarisan Islam ....32
5. Ahli Waris dan Bagian-bagiannya 35
B. Hukum Kewarisan Mafqu>d
1. Pengertian Mafqu>d ... .42
2. Macam-macam Mafqu>d ... .43
3. Status Hukum Mafqu>d ..44
4. Kedudukan Mafqu>d dalam Kewarisan .. ... .49
BAB III. DESKRIPSI TENTANG KASUS MAFQU>D DI PENGADILAN AGAMA
SLEMAN NO: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn.
A. Sejarah Tentang Pengadilan Agama Sleman ..51
B. Kompetensi Pengadilan Agama Sleman .52
C. Putusan Pengadilan Agama Sleman Tentang Kasus Mafqu>d NO:
20/Pdt.P/2003/PA.Smn ...59
1. Syarat-syarat Orang Hilang dinyatakan Meninggal Dunia .62
2. Proses Pemeriksaan dan Penyelesaian Perkara Mafqu>d ...63
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xix
3. Pertimbangan Hakim dalam Menetapkan Status Ahli Waris Yang
Mafqu>d ... 71
BAB IV. ANALISIS TERHADAP KETETAPAN PENGADILAN AGAMA
SLEMAN MENGENAI KASUS MAFQU> TAHUN 2003 2006
A. Syarat-syarat Orang Hilang Dinyatakan Meninggal Dunia 77
B. Pertimbangan Hukum .79
BAB V. PENUTUP ... .88
A. Kesimpulan ... ..88
B. Saran-saran .. 89
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. TERJEMAHAN AL-QUR AN, HADIS DAN TEKS ARAB .I
2. BIOGRAFI ULAMA .IV
3. IZIN RISET DAN REKOMENDASI VI
4. INTERVIEW GUIDE .XVII
5. CURRICULUM VITAE XVIII
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xx
SISTEM TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988 Nomor:
157/1987 dan 0593b/1987
I. Konsonan Tunggal
HurufArab Nama Huruf Latin Nama
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
Ba b be
Ta t te
Tsa s | es (dengan titik di atas)
Jim j je
Ha h } ha (dengan titik di bawah)
Kha kh ka dan ha
Dal d de
Zal z | ze (dengan titik di atas)
Ra r er
Zai z zet
Sin s es
Syin sy es dan ye
Sad s } es (dengan titik di bawah)
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xxi
Dhad d } de (dengan titik di bawah)
Tha t } te (dengan titik di bawah)
Za z } zet (dengan titik di bawah)
Ain koma terbalik di atas
Gain g ge
Fa f ef
Qaf q qi
Kaf k ka
Lam l el
Mim m em
Nun n en
Waw w w
Ha h ha
Hamzah apostrof
Ya y ye
II. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ditulis muta addidah
ditulis iddah
III. Ta Marb tah di akhir kata
a. bila dimatikan tulis h
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xxii
ditulis hikmah
ditulis jizyah
(Ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki
lafal aslinya)
b. bila diikuti kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h
ditulis Kar mah al-auliy
c. bila ta marb tah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah, dan dammah
ditulis t
ditulis Zak t al-fitr
IV. Vokal Pendek
ditulis a
ditulis iditulis u
V. Vokal Panjang
1.Fathah + alif ditulis
ditulis hiliyah
2.Fathah + ya mati ditulis
ditulis tans
3.Kasrah + y mati ditulis
ditulis kar m
4.Dammah + w wu mati ditulis
ditulis fur d
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
xxiii
VI. Vokal Rangkap
1.Fathah + y mati ditulis
ditulisai
bainakum
2.Fathah + w wu mati ditulis
ditulisau
qaul
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof
ditulis antum
ditulis iddat
ditulis la in syakartum
VIII. Kata sandang Alif+Lam
a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
ditulis al-Qur an
ditulis al-Qiyas
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya
ditulis as-Sama
ditulis asy-Syams
IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut penulisannya
ditulis Zawi al-fur d
ditulis Ahl as-Sunnah
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama yang berusaha mengatur umatnya agar
tercipta keadilan, kesejahteraan, dan kedamaian dengan melaksanakan norma-
norma hukum yang ada di dalamnya. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku
dewasa ini di samping hukum perkawinan, hukum kewarisan juga merupakan
bagian dari hukum keluarga yang memegang peranan yang sangat vital, bahkan
menentukan dan mencerminkan sistem kekeluargaan yang berlaku dalam
masyarakat1.
Hal ini disebabkan hukum kewarisan sangat erat kaitannya dengan ruang
lingkup kehidupan manusia. Bahkan setiap manusia pasti akan mengalami suatu
peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya dan merupakan peristiwa hukum,
yakni kematian. Dalam hal ini menimbulkan akibat hukum pula, yakni tentang
bagaimana kelanjutan pengurusan hak-hak dan kewajiban bagi orang yang
ditinggalkannya. Penyelesaian dan pengurusan hak-hak dan kewajiban sebagai
akibat adanya peristiwa hukum karena meninggalnya seseorang diatur oleh
hukum kewarisan2. Jadi hukum kewarisan dapat dikatakan sebagai himpunan
peraturan-peraturan hukum yang mengatur cara pengurusan hak-hak dan
kewajiban seseorang yang telah meninggal dunia oleh ahli waris atau badan
1 Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Qur’an dan Hadis|, cet. V (Jakarta:Tintamas, 1981), hlm. 1.
2 M. Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam denganKewarisan menurut KUHP (BW), (Jakarta: Sinar Grafika, 1991), hlm. 2.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2
hukum lainnya. Di samping itu di dalam hukum kewarisan juga diatur pembagian
harta benda yang jika tidak diberikan ketentuan-ketentuan pasti akan
menimbulkan permasalahan yang dapat menjurus pada persengketaan dan
perselisihan di antara para ahli warisnya.
Hampir semua masyarakat dengan status ekonomi bawah hingga atas, jika
pemegang harta kekayaan meninggal dunia lazimnya mengadakan pembagian
harta warisan terhadap semua ahli warisnya. Sebagaimana ditegaskan dalam al-
Qur’an, yakni sebagai berikut:
.3
Acuan pembagian harta warisan ini cukup beragam sesuai adat, agama dan
budaya yang ada di setiap daerah. Demikian pula penetapan ahli warisnya dan
cara menghitung prosentase bagian yang diperoleh bagi setiap ahli waris.
Di sisi lain, heterogenitas penduduk Indonesia ditandai adanya perbedaan
adat, kebudayaan, etnis, dan agama. Hukum waris yang diterapkan di setiap
daerah atau wilayah Indonesia juga berbeda-beda, sesuai dengan adat-istiadat
daerahnya masing-masing. Ada yang berpedoman pada garis keturunan bapaknya
(patrilineal), ada yang berpedoman pada garis keturunan ibunya (matrilineal), dan
ada pula yang berpedoman pada kombinasi antara garis keturunan bapak dan
ibunya (parental)4. Meskipun demikian, bagi penduduk asli yang beragama Islam
3 An-Nisa>’ (4): 7
4 M. Yahya Mansur, Sistem Kekerabatan dan Pola Kewarisan, (Jakarta: Pustaka GrafikaKita, 1988), hlm. 16.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3
di berbagai daerah, hukum kewarisan Islam sangat berpengaruh dan berlaku
padanya5. Hukum kewarisan Islam harus dijalankan sebagaimana yang diterapkan
dalam al-Qur’an dan al-Hadis oleh setiap pemeluknya, demikian pula halnya
terhadap orang yang hilang.
Namun demikian, perlu disadari bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang senantiasa beradaptasi, berinteraksi, dan saling terikat satu sama
lainnya. Begitu pula terhadap lingkungannya, yang secara langsung akan
berpengaruh pula terhadap keberadaan dirinya. Manusia akan berusaha
menyesuaiakan diri terhadap segala perubahan dan perkembangan yang ada
disekitarnya.
Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang yang
melihatnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti
yang kurang menyolok atau perubahan-perubahan yang terbatas dan kecil
pengaruhnya, atau ada pula perubahan-perubahan yang cepat maupun yang
berjalan lambat sekali6.
Perubahan sosial sebetulnya merupakan suatu realitas majemuk, bukan
realitas tunggal yang diakibatkan dinamika masyarakat7. Perubahan sosial
merupakan suatu bentuk peradaban baik yang berasal dari alam biologi, maupun
alam fisik yang terjadi sepanjang kehidupan manusia.
5 Fatchurrahman, Ilmu Waris, (Bandung: Al-Ma’arif, 1994), hlm. 27.
6 Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grasindo Persada,2002), hlm. 58.
7 Agus Salim, Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hlm. 1.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4
Seiring jalannya roda perputaran zaman, di dalam masyarakat muncul pula
suatu perubahan terhadap daya pemikiran dan peradaban yang mengakibatkan
munculnya suatu pemikiran dan batasan seseorang dinyatakan hilang atau mati
(mafqu>d).
Orang hilang (mafqu>d) adalah orang yang terputus beritanya sehingga
tidak diketahui hidup-matinya. Orang ini sebelumnya pernah hidup dan tidak
diketahui secara pasti keberadaannya apakah masih hidup atau tidak, oleh
keluarganya8. Sehingga pihak keluarga mengajukan perkara orang hilang tersebut
ke Pengadilan Agama, guna mengetahui kejelasan dari perkara tersebut.
Perkara mafqu>d merupakan salah satu wewenang dari Pengadilan Agama9,
yang dimana diatur dalam Pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006 yaitu;
“Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang; Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq,
S}adaqah dan Ekonomi Syari’ah”10
Di samping itu, juga merujuk kepada Pasal 96 ayat (2) KHI yakni:
8 Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Cet. II, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm.132.
9 A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Cet. IV,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 4.
10 Pasal 49 UU No. 3 Tahun 2006
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
5
“Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau isteri yang isteri atau
suaminya hilang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang
hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan Pengadilan Agama”11.
Untuk mengetahui keadaan status ahli waris yang mafqu>d tersebut, maka
perkara ini diserahkan kepada hakim Pengadilan Agama untuk memberikan
penetapan dengan memperhatikan kemaslahatan baik untuk si mafqu>d sendiri atau
untuk ahli waris yang lain, yang dalam penetapannya, seorang hakim harus
menggunakan alasan-alasan yang jelas. Sehingga nantinya dapat memberikan
implikasi secara jelas atas hilangnya ahli waris tersebut.
Dalam hal ini Pengadilan Agama Sleman telah banyak menyelesaikan
kasus kewarisan, begitu juga kasus mafqu>d. Adapun yang melatar belakangi
diajukannya semua perkara mafqu>d ke Pengadilan Agama Sleman adalah karena
adanya anggota keluarga yang bertindak sebagai ahli waris, telah lama pergi
mengikuti romusa, kerjarodi, gestapu atau dengan sebab lain, sementara dari ahli
waris yang lain bermaksud ingin membagikan harta warisan kepada semua ahli
waris, namun hal tersebut mempunyai kendala dalam pembagiannya, karena
status salah seorang ahli waris tersebut tidak bisa diketahui keadaannya apakah
masih dalam keadaan hidup atau sudah meninggal dunia.
Sebagaimana yang terdapat kasus di Pengadilan Sleman kasus No.
20/Pdt.P/2003/PA. Smn. tentang perkara mafqu>d. Perkara permohonan mafqu>d
tersebut diajukan oleh ahli waris si mafqu>d karena telah meninggalkan rumah
selama 38 tahun pada zaman Gestapu dan mempunyai harta peninggalan tanah
11 Pasal 96 ayat (2) KHI.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
sawah seluas 2.200 m2 dan tanah pekarangan seluas 890 m2. sehingga ahli waris
menghendaki agar harta peninggalan dibagi keseluruh ahli waris.
Penentuan status orang hilang, apakah ia masih hidup atau telah wafat
amatlah penting. Karena menyangkut beberapa hak dan kewajiban orang yang
hilang tersebut serta hak dan kewajiban keluarganya sendiri12. Untuk itu putusan
Pengadilan Agama Sleman terhadap perkara orang hilang tersebut sangat
menentukan bagi keluarganya. Karena dari putusan Pengadilan Agama Sleman
tersebut akan menimbulkan akibat hukum, dimana salah satunya adalah tentang
hak waris bagi orang hilang. Baik dalam posisinya sebagai pewaris, maupun
dalam posisi sebagai ahli waris.
Keadaan di atas menimbulkan pertanyaan bagaimanakah syarat-syarat
penyelesaian perkara orang hilang (mafqu>d). Serta bagaimana pula pertimbangan
hakim Pengadilan Agama Sleman dalam memutuskan perkara tersebut.
B. Pokok Masalah
Setelah memahami dan mengkaji latar belakang masalah di atas, maka
penyusun mengidentifikasikan ke dalam pokok masalah yang menjadi motivasi
dalam penyusunan skripsi ini, yakni :
1. Bagaimana syarat-syarat penyelesaian perkara orang yang hilang (mafqu>d) di
Pengadilan Agama Sleman.
2. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Agama Sleman dalam
menyelesaikan perkara hak waris orang yang hilang (mafqu>d)
12 Abdul Aziz Dahlan, dkk, Enslikopedi Hukum Islam, Cet. V, (Jakarta : Ichtiar Baru VanHoeve, 2001), hlm. 1037.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Bertitik tolak dari pokok masalah di atas, maka tujuan dan kegunaan
penyusunan skripsi ini adalah :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan syarat-syarat penyelesaian perkara orang yang
hilang (mafqu>d).
b. Untuk mendeskripsikan pertimbangan hakim Pengadilan Agama Sleman
dalam menangani masalah hak waris orang yang hilang (mafqu>d).
2. Kegunaan Pembahasan penulisan skripsi ini adalah :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu hukum Islam yang berkaitan dengan
Peradilan Agama.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai buku informasi
dan dokumentasi bagi yang berminat untuk menjadikan penelitian lebih
lanjut tentang problematika orang hilang (mafqu>d).
D. Telaah Pustaka
Secara umum kajian-kajian terhadap hukum Islam telah banyak dilakukan
oleh para ahli hukum. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya ilmiah mereka yang
dapat dijadikan bahan acuan dalam mempelajari hukum Islam oleh pemerhati
masalah hukum Islam maupun para praktisi hukum.
Sepanjang penelitian penyusun lakukan selama ini, ada beberapa karya
ilmiah yang membahas mengenai masalah mafqu>d, Pertama, karya ilmiah yang
ditulis Fairuz Malaya yang berjudul "Hukum Islam Tentang Poligami Karena Istri
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8
Mafqu>d (studi atas syarat adil dalam poligami karena istri mafqu>d)". Karya ini
membahas tentang hukum istri yang mafqu>d, aplikasi syarat-syarat adil dalam
poligami karena istri mafqu>d, dalam poligami karena istri mafqu>d, serta hukum
bagi suami yang hanya memberikan nafkah kepada seorang istri saja.
Hasil yang diperoleh dari karya ini adalah: (1) Bahwa status hukum istri
yang mafqu>d adalah dianggap masih hidup, sampai ada kejelasan tentang
kematiannya. (2) Hak nafkah maupun qasm bagian istri yang mafqu>d menjadi
gugur, karena tidak terpenuhinya persyaratan-persyaratan bagi seseorang untuk
mendapatkan nafkah qasm. (3) Jika suami hanya mampu memberikan nafkah
kepada satu istri saja maka poligami boleh dilaksanakan dan hanya mempunyai
tanggungan memberikan nafkah hanya kepada satu istri saja.13
Kedua, karya yang berjudul "Peran Istishab Sebagai Dasar Penetapan
Dalam Penyelesaian Pewarisan Ahli Waris Mafqu>d (studi analisis terhadap
putusan Pengadilan Agama Semarang)". Karya ini membahas tentang proses
pemeriksaan dan penyelesaian perkara mafqu>d , kemudian menganalisis tentang
putusan Pengadilan Agama Semarang dalam menentukan batas waktu mafqud
seseorang dan menganalisis tentang peran istishab dalam penyelesaian pewarisan
ahli waris mafqu>d .
Hasil yang dicapai dalam karya ini adalah (1) Bahwa istishab benar-benar
dapat dipakai sebagai dasar penetapan dalam penyelesaian pewarisan ahli waris
mafqu>d meskipun secara implicit, sebagaimana yang terlihat dalam putusan
13 Fairuz Malaya, "Hukum Islam Tentang Poligami Karena Istri Mafqu>d (studi atas syaratadil dalam poligami karena istri mafqu>d)", Sripsi Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun1999, hlm.98-99.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
Pengadilan Agama Semarang No. 668/Pdt. G/1992/PA. SM dan No. 39/Pdt.
G/1995/PA.SM. (2) Bahwa peran istishab sangat penting bagi kemaslahatan
mafqu>d dan ahli waris lainnya. (3) Hakim Pengadilan Agama Semarang
memberikan bagian warisan kepada mafqu>d adalah suatu tindakan yang benar dan
tepat untuk memberikan hak mafqu>d .14
Ketiga, karya yang berjudul "Konsep Ahli waris Mafqu>d Menurut asy-
Syafi'i dan Relevansinya Dengan Hukum Waris Islam di Indonesia". Karya ini
membahas tentang bagaimana pendapat imam asy-Syafi'i mengenai Ahli Waris
yang mafqu>d dan bagaimana relevansinya dengan hukum Islam di Indonesia.
Hasil yang dicapai dari karya ini adalah: (1) Imam asy-Syafi'i secara
eksplisit tidak memberikan pernyataan mengenai mafqu>d dalam kapasitas sebagai
ahli waris. Akan tetapi, dari pernyataannya dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan status ahli waris mafqu>d adalah berdasarkan bukti yang otentik atau
dengan keputusan hakim yang berdasarkan ijtihadnya. (2) Sistem hukum
kewarisan yang berlaku di Indonesia dalam menyelesaikan masalah ahli waris
yang mafqu>d diserahkan kepada kebijakan hakim.15
Keempat, karya ilmiah yang ditulis oleh Martini yang berjudul “Penetapan
Status Ahli Waris Mafqu>d Dalam Proses Pembagian Harta Warisan (studi
penetapan Pengadilan Agama Bantul Tahun 2003-2004)”. Karya ini membahas
mengenai pertimbangan hakim Pengadilan Agama Bantul dalam menetapkan ahli
14 Ani Wafiroh, "Peran Istishab sebagai Dasar Penetapan Dalam Penyelesaian PewarisanAhli Waris Mafqu>d ", Skripsi Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 1998, hlm.92.
15 Sabar Supriyanto, "Konsep Ahli Waris Mafqu>d Menurut asy-Syafi'I dan RelevansinyaDengan Hukum Waris Di Indonesia", Skripsi Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun1998, hlm.69.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
10
waris yang mafqu>d ? dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pertimbangan
tersebut.
Hasil yang diperoleh dari karya ini adalah: (1) Bahwa pertimbangan hakim
Pengadilan Agama Bantul melalui tiga tahap yaitu; Pertama, Hakim menilai
benar tidaknya fakta yang diajukan oleh Pemohon yang mana ini menjadi tugas
hakim dalam mengkonstatir. Kedua, Hasil dari mengkonstatir hakim memasukkan
si mafqu>d dengan keadaan tidak hadir dan barang kali meninggal dunia sebagai
tugas hakim dalam mengkualifisir. Dan Ketiga, setelah tahapan pertama dan
kedua maka hakim menetapkan ahli waris tersebut meninggal dunia dan
mencantumkan dalam amar putusan, sebagai tugas hakim dalam mengkonstituir.
(2) Berdasarkan pada konsep maslahah, maka penetapan yang dikeluarkan oleh
hakim terhadap status ahli waris yang mafqu>d di pandang sudah sesuai dengan
ketentuan hukum Islam. Hal ini dalam rangka memberikan kepastian hukum
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat pencari keadilan.
Jadi sudah jelas dari literatur di atas bahwa semua buku yang
menerangkan tentang kewarisan orang hilang (mafqu>d) belum khusus, karena
salah satu syarat pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris
adalah meninggalnya pewaris baik secara hakiki maupun secara penetapan
Pengadilan Agama (secara hukum).
Untuk itu penyusun lebih menekankan pada aspek Syarat-syarat dan
Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama dalam memutuskan perkara mafqu>d.
Dalam hal ini penyusun menspesifikkan penelitian di Pengadilan Agama Sleman.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
11
E. Kerangka Teoritik
Dinamika hukum Islam dibentuk adanya interaksi antara wahyu dan akal.
Hukum Islam merupakan hukum yang jangkauannya meliputi aspek kehidupan
manusia dan berlaku sepanjang masa. Hukum Islam kategori syari’at adalah
ketentuan hukum yang disebut secara tegas dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, yang
nilai validitasnya qat }’i, oleh karenanya stabil dan tidak mengalami perubahan,
sedangkan hukum Islam kategori fiqh adalah penjelasan dan penafsiran terhadap
al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan fatwa atau ijtihad para mujtahid yang
nilai validitasnya z{an>i, karena bisa berkembang dan bervariasi sesuai dengan daya
tingkat nalar dan kemampuan mujtahid serta lingkungan sosial sesuai perubahan
waktu dan tempat16. Adapun tujuan syari’at Islam secara umum adalah
tercapainya kemaslahatan manusia.
Syari’at Islam menetapkan aturan kewarisan dengan bentuk yang sangat
teratur. Di dalamnya ditetapkan hak kepemilikan harta bagi setiap manusia.
Syari’at Islam juga menetapkan pemindahan kepemilikan seseorang setelah
meninggal dunia kepada ahli warisnya dari seluruh kerabat dan nasabnya17.
Al-Qur’an menjelaskan dan merinci secara detail hukum-hukum yang
yang berkaitan dengan hak kewarisan tanpa mengabaikan seorangpun. Oleh
karena itu al-Qur’an merupakan acuan hukum dan penentuan hukum waris.
16 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 10.
17 Muhammad Ali as}-S}a>bu>ni>, Hukum Waris, terj. A. M. Basalamah, (Jakarta: GemaInsani Press, 1995), hlm. 32.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
12
Al-Qur’an juga telah menetapkan hukum Islam, yaitu menghilangkan
kesulitan. Sebagai agama yang membawa misi kemaslahatan yang universal
(Rahmatan li al-‘A>lami>n), Islam tidak melepaskan perhatiannya pada unsur-unsur
kesulitan yang dialami umatnya. Islam memberikan apresiasi besar pada kesulitan
yang dihadapi kaum muslimin dengan memberikan keringanan hukum pada
obyek hukum yang dinilai sulit. Sebagaimana firman-Nya :
....18
Dilihat dari asba>b an-Nuzu>l nya, ayat di atas diturunkan dalam konteks
pemberian keringanan hukum berupa diperbolehkannya berbuka puasa bagi orang
sakit atau orang yang sedang melakukan perjalanan (musafir). Namun menurut
kalangan Mufassiri>n, jika dilihat dari aspek universalitas teks (‘umu>m al-lafz}i)
dan pesan mendasarnya, maka ayat di atas berlaku dalam skala yang luas. Artinya,
kemudahan itu tidak hanya diberikan kepada orang sakit atau musafir, melainkan
bagi semua umat Islam yang mengalami kesulitan.19
Dari ayat di atas dapat diambil suatu kaidah yaitu:
20
Dalam rangka meninggalkan kesulitan untuk pembagian harta warisan
ketika ada salah satu ahli waris yang mafqu>d, sedangkan, permasalahan mafqu>d
18 Al-Baqarah (2): 185.
19 Abdul Haq, dkk., Formulasi Nalar Fiqh (Telaah Kaidah Fiqh Konseptual), (Surabaya:Khalista, 2006), hlm. 173-174., baca juga, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Abi Bakar al-Qurtubi, Tafsir al-Ja>mi’ al-Ahka>m, (Kairo: Da>r al-Sya’bi, 1372 H), hlm. 301.
20 Abdul Haq, dkk., Formulasi Nalar Fiqh (Telaah Kaidah Fiqh Konseptual), hlm. 205.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
13
yang tidak ada ketentuan hukumnya, sangat memerlukan ijtihad hakim untuk
mengaplikasikan dan mengaktualkan hukum kewarisan sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh syar’i, yaitu untuk memenuhi unsur keadilan dan kedamaian.
Dalam prakteknya, hukum yang ditetapkan mujtahid adalah putusan dan ketetapan
yang hanya berdasar pada persangkaan kuat yang dihasilkannya. Ia tidak dibebani
untuk mencapai titik kebenaran hakiki, melainkan hanya bertugas menggali
hukum yang didasari praduga yang kuat.21
Untuk mencari jawaban atas sikap yang diberikan hakim terhadap
permasalahan yang tidak diatur dalam ketentuan-ketentuan hukum, maka
digunakan teori penemuan hukum (rechtsvinding).
Ada tiga tahap yang harus diperhatikan oleh hakim dalam kaitannya
dengan peranannya dalam proses penemuan hukum atas persoalan yang diajukan
ke Pengadilan Agama, yaitu:
1. Mengkonstatir artinya membuktikan benar tidaknya peristiwa atau fakta yang
diajukan para pihak dengan pembuktian melalui alat-alat bukti yang sah,
menurut hukum pembuktian, yang diuraikan dalam duduknya perkara dan
Berita Acara Persidangan.
2. Mengkualifisir peristiwa atau fakta yang telah terbukti itu, yaitu menilai
peristiwa itu termasuk hubungan hukum apa atau yang mana, menemukan
hukumnya bagi peristiwa yang telah dikonstatiring itu untuk kemudian
dituangkan dalam pertimbangan hukum.
21 Ibid., ….. hlm. 203.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
14
3. Mengkonstituir, yaitu menetapkan hukumnya yang kemudian dituangkan
dalam amar putusan.22
Dalam kaitannya dengan tiga hal di atas, putusan yang dipakai hakim
dalam menyelesaikan perkara mafqu>d, hanya bersifat menetapkan dan
menerangkan saja (mengkonstituir) tanpa berwenang melakukan pembagian harta
warisan tersebut. Jadi apabila terdapat perkara kewariasn yang diajukan ke
Pengadilan agama, hakim hanya dapat memutuskan siapa saja yang memperoleh
harta warisan dan tidak dapat membagikan harta tersebut kecuali diminta oleh ahli
waris untuk membagikannya.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas, perlu
diperhatikan adanya kaidah fiqih yang berbunyi sebagai berikut :
23
Kaidah di atas pada prinsipnya menegaskan kepada hakim untuk selalu
memperhatikan kemaslahatan umat dalam setiap keputusan dan penetapannya.
Sehingga, putusan atau penetapan yang dikeluarkan oleh hakim mengenai status
ahli waris yang mafqu>d yang dihukumi sebagai orang yang meninggal dunia dapat
memberikan kemaslahatan untuk semua, baik bagi mafqu>d sendiri atau bagi ahli
waris yang lain. Dengan penetapan tersebut, nantinya dapat mempermudah bagi
ahli waris yang lain dalam membagikan harta warisan yang ditinggalkan oleh
22 A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, cet. IV,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 32.
23 Ima>m Jalaluddin Abdurrah}man, al-Asybah Wa an-Nazair, (Beirut: Dar al-Fikt, t.t.),hlm. 83.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
15
pewaris dan sekaligus untuk memberikan keputusan dan rasa keadilan bagi
masyarakat.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (Field Research), yakni
Penelitian dimana obyeknya adalah peristiwa faktual yang ada di lapangan. Dalam
hal ini fokus penelitian di Pengadilan Agama Sleman.
2. Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian ini adalah Deskriptif-analisis, yakni penyusun
berusaha menganalisis data yang berhubungan dengan aplikasi (penerapan) pokok
pembahasan setelah mendapat data secara jelas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam usaha mendapatkan data primer adalah
sebagai berikut:
a. Metode Wawancara, yakni wawancara bebas dan terpimpin yaitu
mendapatkan informasi dari responden atau subyek penelitian, dalam hal ini
sebagai subyek penelitian adalah hakim atau panitera.
b. Metode Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data
tertulis dengan menggunakan Content analysis. Dalam hal ini berupa arsip,
salinan data, berkas-berkas yang berupa salinan-salinan putusan atau
penetapan perkara.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16
c. Metode Observasi, yakni pengamatan yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data faktual, juga menelusuri pustaka yang relevansinya
dengan kajian.
4. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Normatif-Yuridis.
Pendekatan normatif digunakan untuk memahami ketentuan penetapan hak waris
mafqu>d secara benar berdasarkan pada ketentuan nas} dan buku-buku fiqh.
Sedangkan pendekatan yuridis digunakan untuk memahami sekaligus mengkritisi
putusan hakim tentang penetapan hak waris orang hilang. Dalam hal ini penyusun
mengkaji kasus mafqu>d di Pengadilan Agama Sleman.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan usaha-usaha untuk memberikan interpretasi
terhadap data yang telah tersusun. Analisis data ini dilakukan dengan metode
kualitatif, artinya penyusun mempertajam analisis dengan melihat data yang
diperoleh dan membahas secara mendalam putusan Pengadilan Agama Sleman
terkait dengan hak waris orang hilang. Dan dengan cara berfikir deduktif, yakni
menganalisis hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus, yakni
melihat prinsip-prinsip umum dari ajaran-ajaran nas}, kemudian dikorelasikan
dengan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat secara aktual.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang isi dan esensi penulisan
skripsi ini, serta memperoleh penyajian yang serius, terarah, dan sistematik,
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
17
penulis menyajikan pembahasan skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar
belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, telaah pustaka,
kerangka teoritik, pendekatan penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab selanjutnya merupakan pembahasan penulisan skripsi, yang terbagi
pada tiga bab. Untuk memberikan penjelasan tentang hukum kewarisan Islam agar
pembahasan lebih mengarah, pada bab kedua, dibahas mengenai deskripsi hukum
kewarisan Islam. Bab ini dibagi ke dalam beberapa sub-bab, yakni mengenai:
pengertian hukum kewarisan Islam, dasar-dasar hukum, syarat dan rukun, sebab,
dan penghalang kewarisan Islam. Kemudian dikaji pula tentang kewarisan mafqu>d
itu sendiri, meliputi: pengertian, macam-macam, status hukum mafqu>d dan
kedudukan mafqu>d dalam kewarisan.
Untuk mendapatkan pemaparan yang jelas tentang Pengadilan Agama
Sleman dan adanya perkara hak waris orang hilang di Pengadilan Agama Sleman
tersebut yang mana merupakan titik permasalahan dalam penyusunan skripsi ini,
maka bab ketiga ini penyusun menguraikan deskripsi tentang kasus mafqu>d di
Pengadilan Agama Sleman perkara NO: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn. Bab ini terdiri
dari tiga sub pembahasan. Sub pembahasan yang pertama berisi sejarah dan
kompetensi Pengadilan Agama Sleman dan sub bahasan berikutnya dipaparkan
tentang putusan Pengadilan Agama Sleman tentang kasus mafqu>d perkara NO:
20/Pdt.P/2003/PA.Smn. Disini juga dibahas syarat-syarat orang hilang dinyatakan
meninggal dunia serta proses pemeriksaan dan penyelesaian perkara mafqu>d.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
18
Pada bab selanjutnya merupakan pembahasan inti. Bab ini membahas
tentang analisis. Bab ini terdiri dari dua sub bahasan. Sub bahasan yang pertama
penyusun akan menganalisis tentang syarat-syarat orang hilang tersebut
dinyatakan meninggal dunia sebagai syarat pembagian waris. Dan sub bahasan
yang kedua merupakan analisis tentang pertimbangan hukum.
Untuk mengetahui kesimpulan akhir dalam penulisan skripsi ini, penyusun
menyajikannya di dalam bab kelima yang sekaligus merupakan penutup, yang
berisi kesimpulan pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang menjadi
semacam agenda pembahasan lebih lanjut di masa mendatang tentang orang
hilang (mafqu>d) bagi masyarakat.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Syarat orang dinyatakan meninggal dunia adalah seseorang tersebut telah
meninggalkan tempat tinggalnya paling sedikit 10 tahun dan dimungkinkan
tidak bisa menyelamatkan diri, teman sebayanya telah meninggal dunia, dan
telah dipanggil secara sah dan patut sebanyak tiga kali antara pemanggilan
yang satu dengan yang lainnya berjarak tiga bulan.
2. Pertimbangan hukum, setelah hakim melihat benar tidaknya suatu fakta yang
diajukan oleh pemohon, bahwa si mafqu>d yang berhak mendapatkan harta
warisan telah meninggalkan tempat tinggalnya sekian tahun tanpa ada kabar
beritanya apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia dan tidak kembali
lagi. Penilaian ini menjadi tugas hakim dalam mengkonstatir permasalahan
yang diajukan dengan berdasarkan pembuktian di persidangan, baik berupa
bukti saksi ataupun bukti surat.
Kemudian untuk menyelesaikan masalah hak waris mafqu>d yang tidak ada
ketentuan hukum yang mengatur, maka Pengadilan Agama menggunakan
hukum acara yang berlaku di Pengadilan Negeri. Sebagai tugas hakim dalam
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
89
mengkualifisir, maka disamakan dengan keadaan tidak hadir dan barang kali
meninggal dunia. Sebagaimana yang terdapat dalam KUHPerdata. Di samping
itu, hakim juga diharuskan untuk menggali, memahami nilai-nilai hukum
yang berkembang di masyarakat.
Selanjutnya adalah mengkonstituir terhadap permasalahan tersebut. Disini
akan menentukan bahwa hak waris (ahli waris) mafqu>d ditetapkan status
hukumnya sebagai orang yang mati hukmi dan mati hakiki sehingga hak
warisnya diberikan kepada ahli warisnya. Hal ini ditetapkan dengan beberapa
pertimbangan yang diungkapkan oleh hakim dalam memandang permasalahan
tersebut.
B. Saran-saran
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penyusun menyarankan kepada
pemerintah (yang berwenang) untuk membuat peraturan tentang mafqu>d, baik
yang berkaitan dengan waris, suami-istri, ataupun yang lainnya. Supaya esok
hari hakim mempunyai pedoman (dasar) dalam memutuskan masalah mafqu>d.
Dan diharapkan hakim dalam mengambil keputusan lebih teliti (jeli).
2. Penyusun mengharapkan untuk diadakan penelitian lebih lanjut tentang
perkara mafqu>d. Karena masih sedikit literature yang berkenaan dengan
mafqu>d, padahal masyarakat sangat membutuhkan untuk menyelesaikan
masalah mafqu>d.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
90
Akhirnya melalui bab ini, penyusun mengharapkan tegur-sapa dari segenap
pembaca, karena penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran pembaca sangat
penyusun harapkan.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
91
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok al-Qur’an dan Tafsir
Depag. RI. Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya, Yogyakarta: UII Press, 1998.
Saleh, Qamaruddin, dkk., Asba>bu>n Nuzu>l, cet. III, Bandung: Diponegoro, 1982.
B. Kelompok Hadis
Bukha>ri, Abu Abdilla>h Muhammad bin Ismail bin Ibra >hi> al-, S}ahi>h al-Bukha>ri>,Beirut: Dar al-Fikr, 1983.
-------, S}ahi>h al-Bukha>ri, terj. Moh. Zuhdi, dkk., Semarang: As-Syifa’, 1992.
Daruqutny, ad-, Sunan ad-Daruqutny, Beirut: Dar al-Fikr, 1994.
Hanbal, Imam Ahmad bin, Musnad Ahmad bin Hambal, Beirut: Dar al-Fikr, t.t..
Munziry, Ha>fiz, al-, Sunan Abi> Dau>d, terj. Bey Arifin, dkk., Semarang: Asy-Syifa',1993.
Qussairi>, Ima>m Abi Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-, Ja>mi us-Sa>li>h, Beirut:Da>r al-Fikr, 1983.
C. Kelompok Fikih dan Usul Fikih
Abdurrahman, Imam Jalaluddin, al-Asybah Wa an-Nazair, Beirut: Dar al-Fikt, t.t.
Arto, A. Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Cet. IV,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Dahlan, Abdul Aziz, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. V, Jakarta: Ichtiar BaruVan Hoeve, 2001.
Djamil, Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos, 1999.
Fatchurrahman, Ilmu Waris, cet. III, Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1994.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
92
Haq, Abdul, dkk., Formulasi Nalar Fiqh (Telaah Kaidah Fiqh Konseptual),Surabaya: Khalista, 2006
Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Qur’an dan Hadis|, cet. V, Jakarta:Tintamas, 1981.
Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Mansur, M. Yahya, Sistem Kekerabatan dan Pola Kewarisan, Jakarta: PustakaGrafika Kita, 1988.
Ramulyo, M. Idris, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam denganKewarisan menurut KUHP (BW), Jakarta: Sinar Grafika, 1991.
Rasyid, Raihan A., Hukum Acara Pengadilan Agama, cet. X, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994.
S}a>bu>ni>, Muhammad, Ali, as }-, Hukum Waris, terj. Abdul Hamid Zahwan, Bandung:Pustaka Mantiq, 1994.
-------, Hukum Waris, terj. A. M. Basalamah, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
-------, Hukum Waris Islam, alih bahasa Sarmin Syukur, cet. I, Surabaya: Al-Ikhlas,1995.
-------, Hukum Waris Menurut al-Qur’an dan Hadis}, alih bahasa Zaini Dahlan, cet. I,Bandung: Tribenda karya, 1995.
Shdieqy, Muhammad Hasbi ash-, Fiqihul Mawa>ri>s, cet. II, Semarang: Pustaka RizkiPutra, 2001.
Syaltut, Mahmud dan M. Ali as-Sayis, Muqa>ranat al-Maza>hib fi> al-Fiqh, Kairo: MatBa’ah Ali Sabih wa Auladihi, 1949.
Syarifudin, Amir, Hukum Kewarisan Islam, Cet. II, Jakarta: Prenada Media, 2005.
Umam, Dian Khairul, Fiqih Mawa>ri>s, Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Undang-uandang NO. 04 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
Undang-undang No. 03 Tahun 2006, Tentang Pengadilan Agama.
Usman, Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris (Hukum Kewarisan Islam),cet. II, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
93
Zuhaili, Wahbah az-, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, cet. III, Damaskus: Dar al-Fikr,t.t.
D. Kelompok Buku Lain
Hadikusuma, Hilman, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung:Mandar Maju, 1995.
Marzuki, Peter Muhmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006.
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberti, 1998.
Munawir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawir, cet. XIV Yogyakarta: PP al-Munawir, 1997.
Salim, Agus, Perubahan Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.
Soekanto, Soerjono, Pokok-pokok Sosiologis Hukum, Jakarta: Raja Grasindo Persada,2002.
Sya’by, Ahmad, Kamus al-Qalam, Surabaya: Halim, 1997.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
94
Lampiran I
TERJEMAHAN AL-QUR’AN, AL-HADIS, DAN KUTIPAN ARAB
Halaman NomorFootnote
Terjemahan
Bab I2
12
12
14
3
18
20
23
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalanibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hakbagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dankerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagianyang telah ditetapkan.
Allah SWT mencintai terwujudnya kemudahan dantidak mencintai kesulitan bagimu sekalian.
Setiap sesuatu yang sudah melewati batas kewajaran,memiliki hukum yang sebaliknya.
Perlakuan pemimpin terhadap rakyat disesuaikandengan kemaslahatan.
Bab II20
21
22
22
24
3
6
7
8
10
Ulama’ adalah pewaris para Nabi.
Ilmu fikih yang berkenaan dengan pembagian hartawarisan, pengetahuan tentang cara penghitungan yangdapat menyampaikan kepada pembagian warisan danpengetahuan tentang bagian-bagian yang wajib dariharta peninggalan untuk setiap pemilik harta warisan.
Ilmu untuk mengetahui orang yang berhak menerimawarisan dan orang yang tidak menerima, serta kadaryang diterima oleh tiap-tiap ahli waris dan carapembagiannya.
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalanibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hakbagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dankerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagianyang telah ditetapkan.
Dan hendaklah takut kepada Allah SWT orang-orang
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
95
24
24
25
25
26
27
31
32
33
11
12
14
16
17
18
26
27
29
yang seandainya meninggalkan di belakang merekaanak-anak yang lemah, yang mereka khawatirterhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab ituhendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SWT danhendaklah mereka mengucapkan perkataan yangbenar.
Allah SWT mensyariatkan bagimu (pembagianwarisan untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seoranganak laki-laki sama dengan dua orang anak wanita.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yangditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidakmempunyai anak.
… Jika seorang meninggal dunia, dan ia tidakmempunyai anak dan mempunyai saudara wanita,maka bagi saudaranya yang wanita itu seperdua dariharta yang ditinggalkannya,…
… Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabatitu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya(daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segalasesuatu.
Sampaikanlah harta warisan sesuai dengan ketentuankepada mereka yang berhak, lalu harta warisan yangtersisa untuk orang laki-laki yang terdekat kepadaorang yang meninggal.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Benar-benar akutersesat apabila aku menyetujui jawaban mereka danaku tidak termasuk orang yang mendapat petunjukdan aku memutuskan dalam persoalan ini sepertikeputusan Rasulullah SAW. Bagi anak wanitaseperdua, bagi anak wanita aanak laki-laki seperenamuntuk menyempurnakan dua pertiga, dan bagisaudara wanita harta yang tersisa”.
Sama dengan footnote Bab II ke 16.
Sama dengan footnote Bab II ke 12.
Seorang pembunuh tidak dapat mewarisi apapun.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
96
33
34
37
42
43
30
32
36
44
46
Tidaklah seorang pembunuh berhak mewarisi hartaorang yang dibunuhnya.
Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orangkafir, dan tidak pula orang kafir mewarisi muslim.
(Yaitu) bahwasannya seorang yang berdosa tidakakan memikul dosa orang lain.
Penyeru-penyeru itu berkata: kami kehilangan pialaraja…
Orang yang gaib, yang terputus kabar beritanya, tidakdiketahui jejaknya dan tidak diketahui pula hidup ataumatinya.
Bab III68 23 Persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
orang laki-laki diantara kamu.
Bab IV86
86
11
12
Sama dengan footnote Bab I ke 20.
Sama dengan footnote Bab I ke 23.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
97
Lampiran II
BIOGRAFI ULAMA ATAU SARJANA
1. Imam al-BukhariBelaiau adalah ulama besar yang termashur yang tidak ada tandingannya,
dalam bidang hadis|. Nama lengkapnya adalah Al-Imam Abu AbdillahMuhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah al-Bukhari. Beliau lahir diBukhara pada tahun 816 M/ 184 H. Mulai mempelajari dan menghafal hadis|waktu berumur kurang dari sepuluh tahun.
Banyak Negara yang disinggahinya untuk mempelajari hadis| diantaranyaadalah Negara Irak, Khurasan, Siria, Mesir, Kufah dan Basrah. Bukhari diNegara-negara ini menekuni hadis|, sehingga disamping menghafal 100.000 hadis|s}ahih dan 200.000 hadis| yang tidak s}ahih.
Karya terbesar Imam Bukhari yang terkenal adalah al-Jami’ us }-S}alih,yang menghimpun hadis| s}ahih yang merupakan saringan dari beribu-ribu hadis|yang ada dalam hafalannya.
2. Ima>m MuslimNama lengkapnya adalah Abu> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-
Qusyairy. Ia dilahirkan di Nasa>bu>r, sebuah kota kecil di Iran bagian Timur Lautpada tahun 204 H (820 M).
Ima>m Muslim adalah salah seorang muhadisi>n, hafiz lagi terpercaya,terkenal sebagai ulama yang gemar berpergian mencari hadis |, beliau berkunjungke Kurasan untuk berguru hadis | kepada Yahya> bin Yahya>, Ishaq. Di Rei iaberguru kepada Ima>m bin H}anba>l, Abdulla>h bin Maslamah, dan selainnya. DiMesir ia berguru kepada Yazi>d bin Mansu>r dan Abu Mas’ad dan kepada ulamahadis | yang lain.
Sebagai ulama yang produktif, Ima>m Muslim meninggalkan begitubanyak karya, diantaranya adalah: Jami’ us}-S}alih, Musna>d al-Kabi>r, al-Ja>mi’ al-Kabi>r, Kita>b at-Tamyi>z, Kita>b al-Muhad}ramain, dan sebagainya.
Beliau meninggal pada hari minggu bulan Rajab tahun 261 H (875 M) dandikebumikan pada hari senin di Nasa>bu>r.
3. A. Mukti ArthoMukti Artho lahir di Sukoharjo pada tanggal 11 Oktober 1951. pendidikan
yang dijalankannya mulai Sekolah Dasar Muhammadiyah lulus tahun 1964,kemudian dilanjutkan di Mua’allimin yang diselesaikan tahun 1969. Sarjanalengkap IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Fikih diperolehnya tahun 1975sedangkan sarjana hokum diperolehnya tahun 1994.
Karier kerjanya berawal dari Pengadilan Agama Bantul sebagai Peniteratahun 1976-1981, Hakim tahun 1981-1996, Wakil Ketua tahun 1986-1992, Ymt.Ketua tahun 1987-1989, Ketua tahun 1992-, beliau juga terjun kedunia pendidikanyaitu sebagai Guru Diniyah, SMP dan Dosen UIN Sunan Kalijaga tahun 1993-sekarang.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
98
4. Hasbi ash-Shddieqynama lengkapnya adalah Prof. Dr. T. M. Hasbi ash-Shddieqy, dilahirkan
di Loksumawe, Aceh Utara pada tanggal 19 maret 1904 M dan wafat pada tanggal9 desember 1975 M. Dalam usia 71 tahun di Jakarta. Pendidikannya dimulai daripesantren yang dipimpin oleh ayahnya sendiri Qadi Chik Husain. Dalammencapai karirnya beliau banyak mendapatkan bimbingan dari Muhammad binSa>li>m al-Kalahi. Beliau belajar ilmu agama di pondok-pondok pesantren selama15 tahun. Pada tahun 1927 M, beliau belajar di al-Irsyad Surabaya. Beliau jugaaktif berdakwah dalam mengembangkan faham tajdi>d (pembaharuan) sertamemberantas bid’ah dan khurafat.
Karirnya di bidang pendidikan dimulai tahun 1951 M sebagai pengajar disekolah persiapan PTAIN kemudian menjadi Dosen tetap di PTAIN Yogyakarta.
Pada tahun 1960 M, beliau diangkat menjadi guru besar dalam bidangilmu hadis |, pada hari peresmian IAIN tanggal 24 agustus 1960 M, beliau diangkatmenjadi Dekan Fakultas Syari’ah sampai masa pension tahun 1970 M. Padatanggal 12 maret 1975 M, beliau memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari(UNISBA) dan pada tanggal 29 oktober 1975 M beliau juga dianugerahi gelarDoktor Honoris Causa dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam bidang IlmuSyari’ah Abu Hanifah.
Beliau termasuk salah seorang ulama besar yang produktif dengan hasilkarya ilmiah yang banyak, di antara hasil karyanya adalah Kita>b al-Isla>m, Tafsi>ran-Nu>r, Sejarah dan Pengantar Hukum Islam, Koleksi Hadis Hukum, dan lain-lain.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
99
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
100
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
102
PENETAPAN
Nomor : 20/Pdt.P/2003/PA.Smn
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Sleman yang memriksa dan mengadili perkara perdata
pada tingkat pertama dalam persidangan Majlis, telah menjatuhkan penetapan
sebagai berikut dalam perkara permohonan Mafqu>d yang diajukan oleh :-----------
--------------
Badjuri bin Abdurrahman umur 58 tahun, agama Islam, Pendidikan SMA,
pekerjaan Pensiunan, bertempat tinggal di Selobonggo Desa Bangunkerto,
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Selanjutnya disebut “PEMOHON”
Pengadilan Agama tersebut;-----------------------------------------------------------------
----
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;----------------------------------------
----
Telah mendengar keterangan-keterangan Pemohon dan saksi-saksi di
persidangan;----
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan permohonannyatertanggal 19
November 2003 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Sleman dengan
register Nomor: 20/Pdt.P/2003/PA.Smn. yang intinya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
103
1. Bahwa perkawinan kedua orang tua Pemohon Abdurrahman dengan Zaenab
dikaruniai 7 (tujuh) orang anak yang masing-masing bernama 1. M. Thoha., 2.
M. Yasin., 3. Burhanuddin., 4. Siti Halimah., 5. Zaenuddin., 6. Badjuri., 7.
Jamhuri;--
2. Bahwa, Abdurrahman telah meninggal dunia tahun 1970 sedang Zaenab telah
meninggal pada tahun 1976;------------------------------------------------------------
----
3. Bahwa saudara kandung Pemohon yang bernama Burhanuddin telah
meninggalkan rumah pada tahun 1965 tanpa pamit dan sampai sekarang
saudara kandung Pemohon tidak pernah memberi kabar dan tidak pernah
pulang semenjak pergi dari rumah hingga kini sudah 38 (tiga puluh delapan)
tahun;-------------------
4. Bahwa Pemohon beserta saudara-saudara yang lain sudah pernah mencari
termohon sampai Sumatera tidak ada yang tahu alamatnya;-----------------------
----
5. Bahwa Burhanuddin semenjak pergi meninggalkan harta peninggalan tanah
sawah seluas 2.200 m2 dan tanah pekarangan 890 m2;-----------------------------
----
6. Bahwa Burhanuddin tidak mempunyai anak kandung hanya mempunyai ahli
waris 6 (enam) orang masing-masing bernama 1. M. Thoha., 2. M. Yasin., 3.
Siti Halimah., 4. Zaenuddin., 5. Badjuri., 6. Jamhuri;-------------------------------
---------
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
104
7. Bahwa semua ahli waris menghendaki agar harta peninggalan dibagi
keseluruh ahli waris dengan konsekwensi apabila saudara kandung Pemohon
yang bernama Burhanuddin pulang akan mengembalikan harta tersebut
kepada Termohon;-------
8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka Pemohon mohon
kepada bapak Ketua Pengadilan Agama Sleman cq. Majlis Hakim agar
memberi putusan:
PRIMAIR: -----------------------------------------------------------------------------------
-----
1. Mengabulkan permohonan Pemohon; ------------------------------------------------
----
2. Menetapkan saudara kandung Pemohon yang bernama Burhanuddin Mafqu>d
menurut hukum Islam; ------------------------------------------------------------------
----
3. Membebankan biaya perkara menurut hukum; --------------------------------------
----
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon
hadir, kemudian dibacakan permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan
oleh Pemohon dan Pemohon mengajukan tambahan atau penjelasan sebagai
berikut:
a. Bahwa Burhanuddin pergi meninggalkan kampung halaman tahun 1965 dan
pada waktu itu umurnya 29 tahun dan pada waktu itu zaman Gestapu; ----------
----------
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
105
b. Bahwa sebelum Burhanuddin pergi ia pernah berkeluarga dan istrinya di
Ciamis (Jabar), namun belum dikaruniai anak dan usia perkawinan hanya satu
tahun karena antara Burhanuddin dengan istrinya langsung bercerai di KUA
Kecamatan Turi dan setelah bercerai baru Burhanuddin pergi; -------------------
-------------------
c. Bahwa Pemohon belum pernah berusaha mencari Burhanuddin ke Ciamis
namun ketika ayah Pemohon masih hidup dan bersurat kepada Burhanuddin di
Sumatera ternyata surat tersebut dibalas dan ketika Burhanuddin disurati
kedua kalinya ketika ayah Pemohon sakit surat tersebut tidak dibalas; ----------
----------------------
d. Bahwa Pemohon menerima kabar tentang keberadaan Burhanuddin di Muara
Lupin, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dari Zainuddin (di Sumatera) dan
diterima oleh keluarga Pemohon di Sleman bernama Sayid Muhdor bin Sayid
Muhsin (almarhum); ---------------------------------------------------------------------
----
e. Bahwa Pemohon dan saudara-saudaranya saat ini tidak bisa menghubungi
saudara-saudara Pemohon yang tinggal di Sumatera karena mereka telah
meninggal duniadan di Sumatera sudah tidak ada kenalan yang bisa mencari
keberadaan Burhanuddin; ---------------------------------------------------------------
----
Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut Jurusita
Pengadilan Agama Sleman telah memanggil Burhanuddin dengan memasang
pemanggilan melalui mass media Kedaulatan Rakyat yang terbit di Yogyakarta
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
106
sebanyak tiga kali pertama 18 Desember 2003 yang kedua pada tanggal 4 Juni
2004 dan yang ketiga pada tanggal 25 Juni 2004 namun Burhanuddin tetap tidak
hadir dan tidak mengirim wakilnya untuk menghadiri persidangan; ------------------
-----------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan pemohonannya tersebut Pemohon
telah mengajukan bukti tertulis sebagai berikut: -----------------------------------------
----
1. Foto copy Surat Keterangan perceraian dari KUA Kecamatan Turi, Kabupaten
Sleman. No. K.K.12.043/PW.01/139/2004 tanggal 29 September 2004 oleh
Ketua Majlis diberi kode (Bukti P.1); -------------------------------------------------
------------
2. Surat Keterangan dari Kepala Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten
Sleman, tertanggal 14 Oktober 2004 tentang kepergian Burhanuddin, oleh
Majlis Hakim diberi kode (Bukti P.2); ------------------------------------------------
------------
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemohon dan saudara-saudaranya yang
telah dilegalisir dan bermaterai cukup, oleh Majlis Hakim diberi kode (Bukti
P.3); ------
Menimbang, bahwa disamping itu Pemohon telah mengajukan saksi-saksi
sebagai berikut:
1. Mursidi bin M. Samsuddin, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani,
bertempat tinggal di Karangwuni Rt. 04 Rw. -, Desa Bangunkerto, Kecamatan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
107
Turi, Kabupaten Sleman, diatas sumpahnya menerangkan sebagai berikut: ----
-----
a. Bahwa saksi kenal dengan Burhanuddin karena rumah saksi berdekatan
dengan rumah Burhanuddin dan umur Burhanuddin lebih tua dari pada
umur saksi; ---------------------------------------------------------------------------
-----------
b. Bahwa saksi kenal dengan Burhanuddin sejak kecil dan Burhanuddin pergi
sejak tahun 1965; --------------------------------------------------------------------
----
c. Bahwa Burhanuddin telah beristri dan belum punya anak namun saksi
tidak tahu keberadaan Burhanuddin dan istrinya; -------------------------------
----------
d. Bahwa saksi tidak tahu asal istri Burhanuddin dan saksi tidak pernah
mendengar Burhanuddin pulang ke Selobonggo, Bangunkerto, Turi; -------
----
e. Bahwa pada waktu Burhanuddin pergi ayahnya masih hidup, namun
ibunya telah meninggal dunia; -----------------------------------------------------
-------------
2. Drs. Mansyurbin M. Arsyad, umur 64 tahun, agama Islam, Pekerjaan
pensiunan PNS, bertempat tinggal di Beran Rt. 05 Rw. 22, Desa Tridadi,
Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman diatas sumpahnya menerangkan
sebagai berikut; -----
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
108
a. Bahwa saksi kenal dengan Burhanuddin karena antara saksi dengan
Burhanuddin masih bersaudara (satu nenek); -----------------------------------
----
b. Bahwa saksi kenal Burhanuddin juga dari kecil karena kedua-duanya
sama-sama sebagai teman santri di Pondok dan antara saksi dengan
Burhanuddin teman akrab; ---------------------------------------------------------
---------------------
c. Menurut saksi Burhanuddin telah bercerai dengan istrinya asal dari Banjar
(Majenang) setelah itu Burhanuddin pergi ke Sumatera dan mereka belum
dikaruniai anak; ----------------------------------------------------------------------
----
d. Bahwa Burhanuddin pergi sejak tahun 1965 sampai sekarang tidak ada
kabarnya; -----------------------------------------------------------------------------
----
e. Bahwa semula Burhanuddin mempunyai keinginan pergi ke Malaysia,
Mekkah dan Madinah; --------------------------------------------------------------
----
f. Bahwa Burhanuddin pernah sekali berkirim surat yakni setelah 5 (lima)
bulan meninggalkan keluarganya; ------------------------------------------------
------------
g. Bahwa pada waktu Burhanuddin pergi tidak pamit dengan orang tua
maupun saudara-saudaranya; ------------------------------------------------------
---------------
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
109
h. Bahwa saat ini saksi tidak tahu keberadaan Burhanuddin; --------------------
----
Menimbang, bahwa terhadap keterangan dari saksi-saksi tersebut
Pemohon tidak mengajukan keberatan; ---------------------------------------------------
----------------
Menimbang, bahwa untuk meringkas uraian penetapan ini ditunjuk hal
ihwal sebagaimana terurai dalam Berita Acara Sidang; --------------------------------
------------
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon
sebagaimana terurai di atas; -----------------------------------------------------------------
--------------------
Menimbang, bahwa pokok permohonan Pemohon adalah mohon
ditetapkan Mafqu>dnya Burhanuddin bin Abdurrahman yang telah pergi
meninggalkan rumah sejak tahun 1965 (zaman Gestapu) sampai sekarang tidak
pernah ada kabar beritanya;-----------------------------------------------------------------
--------------------------
Menimbang, bahwa pertama-tama perlu dipertambangkan apakah
Pemohon memiliki kapasitas sebagai Pemohon dalam perkara ini (Persona Standi
in Yudicio); -
Menimbang, bahwa sehubungan hal tersebut di atas, maka Majlis Hakim
telah mempertimbangkan bahwa Pemohon dan saudara-saudara yang lain sebagai
terurai dalam permohonan adalah bersaudara kandung dengan Burhanuddin dan
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
110
merupakan anak dari Abdurrahman, maka para Pemohon juga mempunyai
hubungan hukum dan kepentingan hukum dengan Burhanuddin; ---------------------
-------------------------------
Menimbang, bahwa dengan ketentuan pasal 118 ayat (1) HIR, maka
Pemohon telah memenuhi persyaratan formil untuk mengajukan perkara karena
Pemohon sudah dewasa, berakal dan cakap bertindak hukum dan orang-orang
yang berhak dan berkepentingan untuk itu Majlis berpendapat bahwa Pemohon
berhak mengajukan perkara Mafqu>d di Pengadilan Agama Sleman ini untuk
memperoleh kepastian hukum; -------------------------------------------------------------
--------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menetapkan Mafqu>dnya seseorang harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bahwa yang bersangkutan Burhanuddin telah dipanggil secara patut lewat
surat kabar mass media sebanyak tiga kali namun Burhanuddin tidak hadir dan
tidak mewakilkan kepada orang lain untuk menerangkan bahwa Burhanuddin
masih hidup di tempat ia berada; ------------------------------------------------------
------------
b. Bahwa yang bersangkutan Burhanuddin telah meninggalkan tempat
tinggalnya yang terakhir sekurang-kurangnya 39 (tiga puluh Sembilan) tahun
lebih dan pada waktu pergi Burhanuddin berumur kurang lebih 29 (dua puluh
sembilan) tahun tidak ada kabar berita dan tidak diketahui keberadaanya,
maka patut diduga Burhanuddin telah meninggal dunia setidak-tidaknya tidak
ada tanda-tanda atau indikasi Burhanuddin masih hidup karena berpedoman
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
111
usia rata-rata masyarakat Yogyakarta 68 (enam puluh delapan) tahun, telah
meninggal dunia; -----------------
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Mursidi maupun Drs.
Mansyur yang keduanya di atas sumpah menerangkan Burhanuddin pergi sejak
tahun 1965 dan di saat itu sampai sekarang tidak ada kabar beritanya dan tidak
diketahui keberadaanya, maka hal tersebut menambah keyakinan Majlis Hakim
tentang Mafqu>dnya (telah meninggalnya) secara hukum denga segala akibat
hukumnya dari saudara kandung Pemohon bernama Burhanuddin bin
Abdurrahman sejak penetapan ini dijatuhkan; -------------------------------------------
------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-
undang Nomor 7 1989, maka kepada Pemohon dibebankan untuk membayar
biaya perkara yang besarnya seperti tercantum dalam amar putusan ini; -------------
---------------------
Mengingat segala ketentuan Syara’ dan pasal-pasal peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan perkara ini; --------------------------------------------
----
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
112
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
113
Lampiran V
INTERVIEW GUIDE
1. Apa yang dimaksud dengan mafqu>d ?
2. Kenapa orang tersebut pergi dari rumah ?
3. Apa yang dimaksud dengan ahli waris yang mafqu>d ?
4. Bagaimana status orang hilang tersebut sebagai ahli waris/pewaris ?
5. Bagaimana proses Pemeriksaan dan Penyelesaian perkara mafqu>d ?
6. Syarat-syarat apa sajakah yang harus terpenuhi dalam perkara mafqu>d ?
7. Apa dasar hokum yang digunakan oleh Hakim Pengadilan Agama Slemandalam menetapkan status ahli waris yang mafqu>d ?
8. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menyelesaikan masalah mafqu>d ?
9. Bagaimana hak waris dalam masalah tersebut ?
10. Bagaimana hasil dari penetapan tersebut ? dan apa alasannya ?
11. Dapatkah system atau penerapan tersebut dipandang sebagai tindakan yangmencerminkan semangat keadilan ?
12. Bagaimana jika ia kembali kerumah apakah berhak mengambil lagi hartanyaatau tidak ?
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
114
LAMPIRAN VI
CURRICULUM VITAE
Nama : Jauhar FaradisTTL : Pekalongan, 23 Mei 1984Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : Islam
Nama Orang TuaAyah : K.H. Masykur Thoha (Alm)Ibu : Hj. Durratul YatimahAlamat : Jln. Wali Songo 424 Rembun Siwalan Pekalongan
PendidikanØ MIS Rembun Siwalan Pekalongan, lulus tahun 1997Ø SLTP Islam Rembun Siwalan Pekalongan, lulus tahun 2000Ø SMUN 1 Wiradesa Pekalongan, lulus tahun 2003Ø UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syari’ah, masuk tahun 2004
© 2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta