Post on 01-Jul-2015
PERAN ILMU FISIKA DALAM MENGURANGI DAMPAK BURUK AKIBAT
PEMANASAN GLOBAL
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas yang dibina oleh dosen Drs. HM. Nur Fawzan Ahmad,
M.A.
Oleh :
Wulandhari
24040110120034
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemanasan Global
2.2 Dampak Pemanasan Global
2.2.1 Pengaruh pemanasan global
terhadap cuaca
2.2.2 Pengaruh pemanasan global
terhadap kenaikan permukaan laut
2.2.3 Pengaruh pemanasan global
terhadap pertanian
2.2.4 Pengaruh pemanasan global
terhadap hewan dan tumbuhan
2.2.5 Pengaruh pemanasan global
terhadap kesehatan manusia
2.3 Penyebab Utama dan Pengendalian Pemanasan Global
2.4 Pengaruh Pemanasan Global di Indonesia
2.4.1 Jangka Pendek
2.4.2 Jangka Panjang
2.5 Langkah Antisipasi
2.5.1 Hemat Pemakaian Listrik
2.5.2 Hemat Pemakaian Air
2.5.3 Manfaatkan Sumber Energi dari Alam
2.6 Ilmu Fisika
2.6.1 Peran Ilmu Fisika dalam mengurangi
penyebab Pemanasan Global
2.6.2 Alat-alat mengurangi penyebab
Pemanasan Global
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.2.1 Gambar es di kutup utara mencair, gunung es pun rontok
karena suhu udara yang menngkat. 5
2.2.1 Gambar badai. 6
2.3 Proses terjadinya efek rumah kaca. 9
2.5.1 Hemat Pemakaian Listrik 11
2.6.a Gambar lalat buah 14
2.6.b Gambar perilaku lalat buah yang merusak buah kakao 14
2.6.1 Gambar dari plasmulator 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aktivitas kehidupan manusia melibatkan banyak kegiatan, dari kegiatan
kecil seperti pergi ke kampus naik kendaraan, merokok, membakar sampah-
sampah anorganik , penggunaan energi untuk melihat TV, merebus air untuk
kopi dan kegiatan-kegiatan lainnya sampai dengan kegiatan besar yaitu
kegiatan industri yang dilakukan oleh beberapa pabrik dari pengolahan bahan
mentahnya hingga dapat menjadi sebuah produk dan limbahnya, ternyata
sangat berpengaruh atau berdampak pada lingkungan.
Dampak pada lingkungan akibat aktivitas manusia setiap harinya ini perlu
mendapat perhatian yang lebih khusus dan teliti, sebab dampak ini tidak
langsung dirasakan oleh manusia pada saat ini. Ibaratnya dampak pada
lingkungan akibat aktivitas manusia ini adalah penyakit kanker payudara,
ketika seseorang telah menderita kanker payudara ini biasanya tidak akan
merasakan sakit sama sekali. Namun, ketika kanker payudara ini sudah
mencapai stadium tinggi (tingkat keparahan yang sudah tidak dapat
disembuhkan) maka barulah seseorang yang mengidap penyakit kanker
payudara ini mengalami sakit yang luar biasa dan akhirnya meninggal dunia.
Namun dampak dari kanker payudara dapat ditanggulangi, bila saja kanker
payudara yang diidap oleh orang tersebut dideteksi dari awal sebelum menuju
stadium tinggi, maka masih dapat dilakukan upaya-upaya penyelamatan
seperti pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh ahlinya. Hal tersebut juga
berlaku untuk dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia pada
lingkungan. Bila dampak ini berlarut-larut maka lingkungan ini akan
berangsur-angsur mengalami kerusakan-kerusakan kecil yang mungkin tidak
kita sadari. Akhirnya kerusakan-kerusakan kecil tersebut menumpuk hingga
akhirnya kerusakan besar yang tidak bisa lagi diperbaiki.
Dalam kehidupan sehari-hari dampak kerusakan-kerusakan kecil yang
terjadi akibat aktivitas manusia pada lingkungan ini disebut juga dengan
istilah pemanasan global. Dampak dari pemanasan global akan dirasakan
beberapa tahun kemudian dalam jangka waktu yang amat panjang.
Untuk itu, sebaiknya sebelum terjadi dampak yang lebih besar manusia
sebaiknya menyadari bahwa nantinya bila dampak dari pemanasan global
tidak segera ditanggulangi maka dalam jangka waktu yang sangat panjang
lingkungan ini akan mengalami kerusakan besar dan parah, dan hal tersebut
dapat mengganggu kehidupan manusia.
Namun sangat disayangkan kurangnya perhatian dampak dari pemanasan
global yang sesungguhnya dari masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan
masih banyaknya aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan-
kerusakan pada lingkungan, yaitu seperti pembuangan limbah industri yang
dibuang di sungai dan menyebabkan tidak seimbangnya ekosistem dalam
sungai dan sekitarnya, selain itu adalah pengalih fungsian hutan lindung
sebagai kawasan pemukiman penduduk, serta masih banyak lagi aktivitas-
aktivitas manusia yang pada umumnya merusak lingkungan sekitar.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat ulang manusia, sebenarnya dapat
dicegah ataupun dikurangi dampak-dampaknya dengan bantuan IPTEK. Ilmu-
ilmu yang kita pelajari dapat bermanfaat untuk menanggulangi dampak
tersebut. Misalnya saja adalah ilmu fisika yang dapat menemukan sebuah alat
meminimalisasi penyebab pemanasan global. Melihat peluang tersebut,
menjadi tanda bila ada kemauan untuk memperbaiki pasti ada jalan.
Keadaan tersebut mendorong penulis untuk membahas secara mendetail
mengenai pemanasan global, dari akibatnya bagi lingkungan hingga cara
meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global tersebut.
Agar nantinya dampak yang disebabkan oleh pemanasan global tidak terlalu
mengganggu aktivitas manusia. Untuk itu dalam makalah ini penulis memilih
judul “PERAN ILMU FISIKA DALAM MENGURANGI DAMPAK
BURUK AKIBAT PEMANASAN GLOBAL”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan makalah yang diajukan
yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Apa itu pemanasan global ?
1.2.2 Apa dampak dari pemanasan global?
1.2.3 Apakah akibat pemanasan global bagi negara Indonesia?
1.2.4 Bagaimana cara mengantisipasi adanya pemanasan global?
1.2.5 Apakah ilmu fisika dapat mengurangi dampak dari pemanasan global?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk :
1.3.1 menjelaskan mengenai pemanasan global,
1.3.2 memaparkan dampak dari pemanasan global,
1.3.3 menjelaskan akibat pemanasan global bagi negara Indonesia,
1.3.4 mengungkapkan cara mengantisipasi adanya pemanasan global,
1.3.5 menjelaskan ilmu fisika dapat mengurangi dampak dari pemanasan
Global.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemanasan Global
Bila ditinjau dari kejadiannya, pemanasan global merupakan kejadian yang
diakibatkan oleh meningkatnya temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer,
meningkatnya temperatur pada air laut, meningkatnya temperatur pada
daratan.
Gejala terjadinya pemanasan global dapat diamati dan dirasakan dengan
pergantian musim yang tidak bisa diamati, hujan badai sering terjadi dimana-
mana, sering terjadi angin puting beliung, banjir dan kekeringan terjadi pada
waktu yang sama, penyakit mewabah dibanyak tempat, dan terumbu karang
memutih.
Banyak ahli berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan bumi adalah
aktivitas manusia yaitu diantaranya adalah pembakaran bahan bakar batu bara,
pembakaran minyak bumi, dan pembakaran gas alam.
Akibat dari proses pembakaran itu, karbon dioksida dan gas-gas lainnya
terlepas di atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca. Jika gas
rumah kaca yang memenuhi atmosfer semakin banyak maka akan semakin
kuat jadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari yang dipancarkan
ke permukaan bumi. Diperkirakan proses menghangatkan dan mendinginnya
bumi ini telah saling berganti-ganti dan kurang lebih terjadi selama 4 miliyar
tahun.
2.2 Dampak Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui brsama bahwa pemanasan global terjadi
akibat adanya peningkatan gas rumah kaca, yaitu gas yang memiliki sifat
menyerap panas seperti karbon dioksida (CO2) , metana (CH4) , nitrooksida
(NO2) , dan sulfur heksafluorida (SF6). Pengaruh gas ini mempunyai dampak
dan pengaruh terhadap banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Para ilmuwan saat ini telah mendapatkan beberapa prakiraan mengenai
dampak pemanasan global. Dampak tersebut antara lain :
2.2.1 Pengaruh pemanasan global terhadap cuaca
Apabila daerah di bagian utara bumi akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di bumi. Dengan kondisi seperti ini maka akan
berakibat di antaranya adalah gunung-gunung es akan mencair, daratan
akan mengecil, dan temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung meningkat.
Meskipun uap air merupkan gas rumah kaca yang akan
menimbulkan efek rumah kaca yang akan menimbulkan efek
penyekatan pada atmosfer, tetapi uap air yang berlimpah juga akan
membentuk awan yang lebih banyak sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa. Hal ini akan mengakibatkan
proses menurunnya pemanasan bumi.
Namun, di sisi lain kelembapan yang tinggi mengakibatkan badai,
mengeringnya air tanah, dan pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan
lebih ekstrim.
Berikut ini adalah gambar es di kutup utara mencair, gunung es
pun rontok karena suhu udara yang meningkat.
Sedangkan gambar di bawah ini adalah gambar badai
2.2.2 Pengaruh pemanasan global terhadap kenaikan permukaan laut
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat mempengaruhi
kehidupan di daerah pantai diantaranya apabila kenaikan permukaan air
laut 100cm maka akan menenggelamkan 6% daerah di Belanda; 17,5%
daerah di Bangladesh, dan banyak pulau-pulau hilang. Demikian juga
akan terjadi erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat,
dan bila kenaikan air laut mencapai muara sungai, banjir akibat air
pasang pun akan meningkat di daratan.
Bila gambaran di atas itu terjadi maka negara-negara kaya akan
mnghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan untuk negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi saja.
2.2.3 Pengaruh pemanasan global terhadap pertanian
Pengaruh dari pemanasan global tidaklah sama di beberapa tempat,
misalnya ada negara yang mendapatkan keuntungan lebih dari tingginya
curah hujan dan lebih lamanya masa tanam, yaitu kanada bagian
selatan. Namun, masyarakat di daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang dapat menderita jika
kumpulan salju akan mencair sebelum bulan masa tanam. Dengan
kondisi ini, tanaman tidak akan tumbuh, misalkan di daerah afrika.
Dampak pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim
terhdap ketahanan pangan di Indonesia antara lain adalah menurunkan
produksi pertanian khususnya pada wilayah pantai akibat naiknya
temperatur bumi, kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang
rawan bencana kering dan banjir, dan tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan hama dan penyakit yang beragam dan lebih berat.
2.2.4 Pengaruh pemanasan global terhadap hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan tentu akan mengalami kesulitan juga untuk
berpindah atau beradaptasi karena sebagian besar lahan telah dikuasai
oleh manusia. Dalam menghadapi pemanasan global, hewan akan
berpindah mencari tempat yang akan dingin, yaitu ke daerah
pegunungan atau ke arah kutub. Adapun tumbuhan yang tidak bisa
bergerak sendiri akan menyesuaikan dengan iklim dalam hal
pertumbuhannya. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan tentu terus
berkembang, tetapi tumbuhan yang tidak dapat menyesuaikan tentu
akan punah.
2.2.5 Pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan manusia
Pengaruh langsung dari dampak pencemaran udara mengakibatkan
sesak nafas, tetapi untuk dampak terhadap iklim antara lain adalah
mempengaruhi kesehatan tubuh manusia terhadap penyakit-penyakit
tular vektor, seperti demam berdarah dengue dan malaria. Selain itu
lebih banyak orang yang terkena penyakit atu meninggal karena stres
panas.
2.3 Penyebab Utama Pemanasan Global
Penyebab utama pemanasan global adalah efek rumah kaca. Efek rumah
kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet,
seperti Mars, Venus, Saturnus, Titan, dan Bumi.
Efek rumah kaca dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu
2.3.1 Efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi,
2.3.2 Efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Matahari adalah sumber utama energi yang menerangi bumi. Sebagian
besar energi yang menyinari bumi adalah radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak yang apabila mengenai permukaan bumi akan berubah dari
cahaya menjadi panas dan akan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan
memantulkan kembal sebagian panas ini sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang jke angkasa luar, walaupun sebagian tetap terperangkap di
atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer, termasuk uap air, karbon
dioksida, dan metana, menjadi perangkap dari radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
bumi.
Berikut ini adalah penyebab efek rumah kaca adalah karena ada enam
senyawa gas rumah kaca yaitu karbon dioksida, metana, nitrooksida, chloro
fluoro carbon, hidro fluoro carbon, dan sulfur heksafluorida. Energi yang
diserap bumi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan
oleh bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi.
Berikut ini adalah gambar proses terjadinya efek rumah kaca
2.4 Pengaruh Pemanasan Global di Indonesia
Pengaruh pemanasan global di Indonesia di bagi menjadi dua jenis di
antaranya adalah :
2.4.1 Jangka Pendek
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat
berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap
kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, serta meningkatkan
angka kematian bayi Indonesia.
Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global akan
meningkatkan berbagai macam penyakit terhadap manusia juga akan
berpengaruh langsung terhadap ketahanan pangan karena tumbuhan
terganggu. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak negatif terhadap
kehidupan di daerah pesisir pantai karena gelombang pasang dan banjir
yang terjadi.
Dalam jangka pendek, dampak ini telah terasa dan berpengaruh
langsung dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
2.4.2 Jangka Panjang
Beberapa dampak pemanasan global dalam jangka panjang antara
lain adalah :
2.4.2.1 Tenggelmnya pulau dan kota
Apabila air laut naik secara perlahan ke darat setinggi 1 meter saja maka
kota-kota yang terletak di pesisir pantai akan tenggelam. Banyak kota-
kota tersebut yang merupakan kota besar dan merupakan urat nadi
Indonesia, misalnya Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, dan lain-lain.
2.4.2.2 Rawa Kering
Kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat mengakibatkan
kekeringan walau curah hujan tinggi.
2.4.2.3 Iklim berubah-ubah
Dampak perubahan iklim adalah menurunnya produktivitas, khususnya
di wilayah pantai akibat naiknyya suhu global. Kemudian masalah
penyakit tanaman berpotensi untuk berkembang.
2.5 Langkah Antisipasi
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut
berperan serta mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan
Perubahan Iklim (Climate Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari
hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita
tinggal, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:
2.5.1 Hemat Pemakaian Listrik
Matikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan.
Hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya.
Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat
dengan mudah dilakukan dengan tangan, seperti membuka kaleng, botol
dan lain-lain. Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat
pengatur waktu (timer) atau fotocel sinar matahari. Gunakan jenis
lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat listrik.
Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada
lampu pijar.Matikan peralatan listrik dan gunakan penerangan
seminimal mungkin di malam hari ketika akan pergi tidur. Matikan
pemanas air sebelum Anda berangkat untuk pergi berlibur. Ganti kulkas
lama jika sudah boros listrik dan jangan lupa defrost kulkas anda secara
teratur. Bersihkan dan keluarkan barang/makanan yang tidak perlu dari
kulkas setiap minggu. Jangan masukkan makanan panas di dalam lemari
es. Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari
es, karena akan boros listrik.
Sebaiknya di tempat-tempat umum sering ditempelkan poster yang
mengajak untuk menghemat penggunaan listrik. Seperti poster dibawah
ini
2.5.2 Hemat Pemakaian Air
Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air
akan banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.
Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya,
daripada pakai kran shower dengan air mengalir atau berendam pada
‘bath-tub’. Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember
dan gayung daripada menggunakan selang dengan air mengalir.
Gunakan air dingin pada mesin cuci daripada air panas.
Flush toilet seperlunya (jangan terlalu sering).
Pastikan pelampung/radar pada tangki penyimpanan air bekerja dengan
baik, demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah
kebocoran agar tidak boros air.
Cuci pakaian dengan air dingin, bukannya air panas.
Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman
Anda. Gunakan air bilasan cucian beras, buah dan sayur juga untuk
menyiram tanaman. Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram
tanaman, membersihkan lantai dsb.
Penghematan penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari
sebaiknya perlu untuk diterapkan. Untuk mengingatkan agar tidak lupa
untuk hemat, maka dapat di tempel poster sebagai pengingat.
2.5.3 Manfaatkan Sumber Energi dari Alam
2.5.3.1 Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air.
2.5.3.2 Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian Anda.
2.5.3.3 Gunakan pencahayaan dari sinar matahari secara optimal,
bukannya mengandalkan lampu listrik.
2.5.3.4 Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk
menyejukkan dan menyegarkan ruangan di rumah anda,
daripada menggunakan penyejuk udara buatan yang boros listrik
seperti AC.
2.5.3.5 Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa bersihkan AC secara
teratur, akan menghemat listrik.
2.5.3.6 Jangan lupa setel ‘timer’ pada AC agar berhenti pada saat
sebelum fajar. Exhaust fan juga bisa digunakan untuk membantu
pertukaran udara segar di dalam ruang, jika sirkulasi angin
belum maksimal.
Jika ingin, membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan
sirkulasi udara angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal.
Pada Negara yang sudah sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark
dan juga Jepang, pemakaian listrik sudah mulai memanfaatkan tenaga
kincir angin dan panel surya, mudah-mudahan di Indonesia bisa segera
diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang belum bisa
menjangkau seluruh peloksok daerah terutama daerah terpencil.
Sumber energi alam lain yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga air
(mikrohidro) dan panas bumi (geothermal). Kesemuanya ini merupakan
sumber energi alam yang ramah lingkungan.
Gunakan juga kaca berwarna hijau untuk mengurangi panas di rumah
Anda.
2.6 Ilmu Fisika
Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains,
baik sains benda-benda hidup maupun sains fisika. Fisika termasuk bagian
dari science, berhubungan dengan materi dan energi, dengan hukum yang
mengatur gerakan partikel dan gelombang, dll. Selain fisika , di dalam science
juga terdapat ilmu –ilmu lain, yaitu diantaranya ilmu biologi, matematika,
kimia, dan astronomi.
Dalam pemanfaatannya, ilmu-ilmu tersebut saling bekerjasama. Misalnya
biologi merupakan sains mengenai makhluk hidup. Sains kimia mengenai
interaksi antarunsur atau senyawa. Geologi adalah studi tentang bumi,
sedangkan astronomi mengenai tata surya, bintang, galaksi, dan alam semesta
sebagai kesatuan.
Ini adalah gambar lalat buah
Dibawah ini adalah perilaku lalat buah yang merusak buah kako
Ahli biologi mengenal aroma bau yang disukai lalat buah dan perilaku
lalat buah yang merusak buah kako. Namun, ahli biologi tidak bias membuat
cairan beraroma itu dan yang bias membuat adalah ahli kimia. Namun, ahli
kimia dan ahli biologi merasa kesulitan membunuh lalt buah yang terus
berdatangan ke cairan beraroma itu. Lalu ahli fisikalah yang membuatnya.
Yaitu dengan, dibuat pelipat tegangan bersumber arus baterai dengan
penghubung anyaman kawat yang tidak kontak. Anyaman itu digunakan untuk
melindungi cairan beraroma dan digantungkan pada pohon kakao. Sehingga,
jika ada lalat masuk maka kawat pun kontak dan lalt pun mati karena terkena
strum tegangan tinggi. Jika tidak ada lalat masuk maka kontak antarkawat
terputus sehingga baterai menjadi awet. Dari contoh diatas telah membuktikan
bahwa ”Fisika berperan penting dalam segala aspek kehidupan”.
Selain berperan penting dalam segala aspek kehidupan, perlu diketahui
bahwa Fisika berhubungan dengan semua gejala yang terjadi di dunia. Tanpa
kecuali, gejala-gejala itu selalu mengikuti atau memenuhi sekumpulan prinsip
umum tertentu yang disebut hukum-hukum fisika. Sasaran fisika adalah
menemukan prinsip atau hukum itu, sehingga berbagai gejala dapat
dihubungkan, dimengerti serta digunakan untuk meramalkan kejadian-
kejadian lain yang belum diamati.
Sejumlah ilmuwan fisika menganggap bahwa ” fisika adalah ilmu
pengetahuan yang paling fundamental karena merupakan dasar dari semua
bidang yang lain. ” dan beberapa ilmuwan berpendapat bahawa, ” Fisika
terbatas pada ilmu pengetahuan alam yang bersifat mendasar dan universal”.
Namun telah disepakati dan ditekankan bahawa fisika memiliki ciri khas,
yaitu mengenai ilmu alam, bersifat mendasar, dan universal
Tuhan telah menciptaan alam semesta ini lengkap dengan ketentuannya
(hukum-hukumnya). Hukum alam yang berlaku untuk semua benda itu disebut
hukum-hukum fisika. Kita ketahui bersama bahwa masih banyak hukum alam
yang belum terumuskan dalam rumusan fisika. Oleh sebab itu, fisika terus
berkembang dan maju dengan penemuan-penemuan barunya. Selain itu
pemahaman mengenai fisika dapat dimanfaatkan untuk dasar pengembangan
produk-produk teknologi.
Physics for life, today, and tomorrow
Dari uraian penjelasan diatas, dapat saya simpulkan. Bahwa fisika amatlah
berperan penting dalam segala aspek kehidupan, karena fisika adalah sebuah
ilmu yang paling fundamental,ilmu yang menjadi dasar dari semua bidang
yang lain, ilmu yang berasal dari apa yang kita lihat, amati, rasakan, dan ilmu
yang diambil dari fenomena alam yang terjadi.
Intinya Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sehingga
memang lazim bahwa fisika sangatlah berperan penting dalam segala aspek
kehidupan. Karena kehidupaan kita adalah berpusat pada alam semesta ini.
2.6.1 Peran Ilmu Fisika dalam mengurangi penyebab Pemanasan Global
Dari penjelasan diatas ilmu fisika telah membantu seseorang
membuat sebuah alat yang berfungsi untuk mengurangi penyebab
pemanasan global. Alat tersebut adalah plasmulator.
Plasmulator adalah sejenis rekayasa knalpot untuk mengurangi
emisi kendaraan bermotor memang bukan hal baru. Beberapa tahun lalu
sempat ada penemuan tentang penggunaan zeolit dan plasma untuk
mengurangi emisi. Namun, penemuan tersebut tak banyak mendapat
tanggapan karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk
merekayasa dan mempertahankan fungsinya.
Kini, ada inovasi lain yang lebih efektif dan efisien dari penggunaan
zeolit, yaitu plasmulator. Prinsip inovasi baru ini terbilang sederhana
sebab hanya berdasarkan pada penggunaan elektroda yang bermuatan
positif dan negatif untuk menarik zat lain yang bermuatan beda.
Singkatnya, seperti kemampuan magnet untuk menarik logam.
Plasmulator ini dibuat dari bahan-bahan sederhana, yaitu kaleng
minuman bekas, baling-baling kecil berbahan logam, dan dinamo DC
12 V. Kaleng minuman bekas dipotong salah satu sisnya kemudian sisi
lainnya disisipi plasma dan dinamo di dalamnya. Plasma sendiri berisi
kabel dengan karet pembungkus yang telah dikupas dan elektroda
berbahan dasar logam, dikaitkan dengan sisi luar kaleng bekas dengan
baut.
Cara kerja plasmulator adalah aliran gas yang keluar dari
kendaraan bermotor akan menggerakan baling-baling. Energi gerak
yang ada di baling-baling akan diubah menjadi energi listrik sehingga
elektroda memiliki muatan tertentu. Muatan tertentu pada elektroda
inilah yang akan membuat senyawa emisi kendaraan tertarik ke bagian
plasma sehingga tak bisa dikeluarkan ke udara bebas.
Keunggulan alat ini ada pada biaya produksi yang murah sehingga
bisa dijual dengan harga yang terjangkau. Dengan harga yang
terjangkau, masyarakat yang akan membeli dan menggunakannya
sehingga program pengurangan emisi kendaraan bermotor dapat
berjalan.
Dibandingkan modifikasi knalpot dengan penambahan zeolit,
metode yang disebut ionisasi ini lebih efisien. Masyarakat tak perlu
menambahkan zeolit setiap periode tertentu seperti pada penemuan
terdahulu, tetapi cukup membeli satu alat ini saja untuk selamanya,
tinggal pemeliharaannya harus dilakukan sehingga tak cepat aus.
Soal kefektifan alat ini, para inovatornya sudah menguji apa yang
mereka buat ini di BLH DIY lewat uji emisi. Dari hasilnya, sekitar
25,76 persen kadar CO2, 63,64 persen kadar nitrogen oksida, dan 24,35
persen kadar karbon monoksida berkurang. Nah, kalau ingin
memanfaatkannya, para inovator mengatakan bahwa tiap orang bisa
membuatnya sendiri karena prinsipnya sangat sederhana atau tunggu
saja sampai produk macam ini dipasarkan.
Berikut ini adalah gambar dari plasmulator
2.6.2 Alat-alat mengurangi penyebab Pemanasan Global
Berikut ini adalah alat-alat mengurangi penyebab pemanasan
global salah satunya adalah plasmulator, cleaning water melalui metode
pelapisan TIO2 , dan lain-lain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pemanasan global adalah kejadian yang diakibatkan oleh meningkatnya
temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer, meningkatnya temperatur pada air
laut, meningkatnya temperatur pada daratan.
3.1.2 Dampak dari pemanasan global adalah berdampak terhadap cuaca,
berdampak terhadap kenaikan permukaan laut, berdampak terhadap pertanian,
berdampak terhadap hewan dan tumbuhan, dan berdampak terhadap kesehatan
manusia.
3.1.3 Akibat pemanasan global bagi negara Indonesia adalah terjadi
tenggelmnya pulau dan kota , rawamenjadi kering,dan iklim cepat berubah-
ubah.
3.1.4 Cara mengantisipasi adanya pemanasan global adalah hemat pemakaian
listrik ,hemat pemakaian air , dan memanfaatkan sumber energi dari alam
sehemat mungkin.
3.1.5 ilmu fisika telah membantu seseorang membuat sebuah alat yang
berfungsi untuk mengurangi penyebab pemanasan global. Alat tersebut adalah
plasmulator.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan melakukan aktivitas hendaknya memikirka
dampak yang terjadi pada lingkungan ini, sehingga setidaknya dapat
meminimalisasi dampak kerusakaan yang terjadi akibat aktivitas kita.
DAFTAR PUSTAKA
Priyambodo, TriKuntoro, Bambang Murdaka Eka Jati.2008.Fisika Dasar UntukMahasiswa Ilmu Komputer dan Informatika.Yogjakarta: Penerbit ANDI.
Susanto, Gatut dan Hari Sutjahjo. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam AkibatPemanasan Global?. Jakarta: Penebar Swadaya.