Post on 29-Jul-2020
Glass ionomer cement
Pendahuluan
Tambalan utk perlindungan karies
Melepaskan fluoride
Utk pasien dgn resiko karies yang tinggi
Nama lain: glass polyalkenoate cement
Water- based cement
Komposisi
fluoroaluminosilicate glass (kandungan
fluoride >>) + poly(alkenoic acid)
Cement yg mengandung partikel glass
disekelilingnya dan didukung oleh
matriks yg merpkn dissolusi permukaan
glass dgn asam
Struktur
Filler
Fuoroalumino silikat glass
Tetrahedron dgn struktur silikat glass tiga
dimensi
Ion aluminum dpt menggantikan ion silika
Ion alkaline (Na+, K+, Ca2+ dan Sr2+) berada
didekat ion Al3+ utk menetralisir elektrik
Ion F- berada di struktur glass ttp tidak
termasuk di struktur tetrahedron
Matriks
Polyacrylic acid, polymaleic acid, acrylic
acid-itaconic acid copolymer, acrylic acid-
maleic acid colpymer, acrylic acid-2 butene
dicarboxylic acid copolymer dan polyvinyl
phosphonic acid
GIC dpt melekat pada struktur gigi dan
metal tanpa penambahan bahan lainnya
Powder: fluoroalumino silikat
Liquid: polyarylic acid
P+L
ion H+ dilepaskan dr polyacrylic acid dan menyerang permukaan glass
Ion metal dilepaskan dr glass
Metal bereaksi dgn polyacrylic acid dan permukaan partikel glass membentuk layer gel silika
Setting chemistry
Kimiawi dari pembentukan semen: Initial stage
Dekomposisi glass dan pelepasan ion metal (Al3+ dan Ca2+)
Migrasi ion metal ke phase aqueous semen
Gelasi poliacid oleh ion metal set
Post-set hardening Saat ion metal banyak berikatan dgn rantai poliacid
Dgn kondisi kelembaban yg tinggi semen ekspand
Semen rentan terhadap moisture sampai tejadi kekerasan yg cukup 1 jam
Pengerasan berlanjut sampai 24 jam tjd translusensi
Maturasi lebih lanjut dgn lambat Setelah 24 jam bbrp hari translusensi >>tahan pengeringan
dan serangan asam
Dlm bulan semen mjd kaku, kekuatan >>
Reaksi eksotermik setting shrinkagedihapuskan dgn hydroscopic expansion
Penyebab terbentuknya gel
Pembentukan gel disebabkan oleh
kinerja aluminium multivalen dan ion
kalsium yang menggantikan seluruh atau
sebagian ikatan hydrasi dan berikatan
antara pasangan ion anion-kation.
Air
Utk melarutkan asam
Dapat memisahkan grup asidik
Hidrasi partikel semen dan melepaskan
ion alkaline dr permukaan semen
Efek air
Air merupakan bagian paling penting
Merupakan medium reaksi dan juga mememegang peranan untuk membentuk produk hydrasi dalam bentuk metal polyalkenoat salt dan silica gel
Air yang berlebihsemen lemah dan slow setting
Pengurangan air: Setting lebih cepat, lebih kuat dan tahan lama
tetapi saat limit optimum tercapai masih terdapat sisa air mengakibatkan semen menjadi lemah
Penambahan Tartaric acid
Dapat mengurangi kandungan
fluoridepenting dalam menghasilkan
glass yang jernih atau sedikit opal
Hasil: GIC lebih translucent
Working time lama; setting time pendek
Bahan tambahan lainnya
Polyphospate untuk memperpanjang
working timesetting time lebih lama
Stannous Fluoride: mempercepat
settingmengurangi working time
Catatan: bahan-bahan tersebut dapat
bekerja apabila dikonjugasi dengan tartaric
acid
Adhesi GIC dgn enamel& dentin
Enamel ion exchanger
Dentin substrate idup yg dpt berubah
Ikatan dgn enamel & dentin ikatan yg
dinamis ada perubahan rusak & hrs dpt di
re- formed
Ikatan kimia
Struktur gigi: enamel 98% hidroksi apatit
dentin 70% hidroksi apatit
kolagen hy pd dentin
Prinsip ikatan GIC – gigi : ikatan hidroksi
apatit enamel > dentin
GIC tdk berlekatan pd kolagen
Mekanisme:
Saat adsorpsi poliakrlat memasuki permukaan
molekuler hidroksi apatit; memindahkan dan
menggantikan ion fosfat.
Ion Ca dan fosfat hidroksi apatit diganti ion
exchange terbentuk layer kalsium dan aluminum
fosfat dan poliakrilat pd interface
Perlekatan dgn enamel dan dentin
Ion exchange antara GIC dgn permukaan
gigi
• rantai polialkenoat acid telah masuk ke
permukaan enamel dan dentin dan
memindahkan ion fosfat dan melepaskannya
ke semen.
•Tiap ion fosfat disertai oleh ion Ca utk
keseimbangan elektrolitikhslnya layer yg
kaya ion pd permukaan
• saat asam di buffer oleh pelepasan ion
pH akan naik dan interface akan set sbg
material baru yg kaya ion antara gigi dan
restorasi
Klassifikasi GIC (Wilson & McLean,1988)
Tipe I: Luting and bonding Sifat flow yang baik dan ketebalan minimal
Ukuran grain max: 15 μm
Radio-opacity dapat diperoleh dengan menggantikan kalsium dalam glass dengan strontium atau lanthanum
Utk sementasi crown, bridge, inlays & alat ortho
P/L ratio: 1,5 : 1 atau 3,8 : 1
Fast set
Ultimate film thickness 20 μm atau kurang
Radiopaque
Tipe II : Restorative II.1: restorative (estetik) auto cured dan resin
modified Utk aplikasi estetik dgn beban oklusal minimal
P/L rasio 3:1 sampai 6,8:1
Shade range excellent dan translucency
Auto cure cement prolonged setting reaction dan kehilangan air sampai 24 jam setelah peletakan memerlukan perlindungan thdp lingkungan mulut
Resin- modified tahan thdp uptake air atau kehilangan air
Radiopaque
II.2: restorative material
Estetik tidak diperlukan, ttp diperlukan setting yg
cepat dan sifat fisik >>
P/L ratio 3:1 sampai 4:1
Fast set
Radiopaque
Lebih tahan terhadap abrasi
Tipe III; Lining atau base cement Sifat utama: strength dan radiopasitas
Auto cured atau resin modified
Lining atau base tergantung P/L ratio
Lining P/L ratio 1,5:1
Beberapa bahan lining mengandung zinc oxide yang cenderung meningkatkan radiopasitas
Base atau pengganti dentin P/L ratio 3:1 sampai 6,8:1
Powder >> Sifat fisik >>
Setting time cepat karena sering digunakan dalam tumpatan “double laminate” atau “sandwich”
Radiopaque
Klasifikasi type III dapat diperluas dengan melibatkan GIC nonestetik
Fissure protection
Sbg pit & fissure proteksi
Mengandung fluoride dalam konsentrasi
tinggi
Retensi < resin sealent
Kontaminasi dini air
GIC rentan thdp moisture saat setting dan pengerasan
Kepekaan ini terjadi ketika ion cement-forming ( Ca2+ dan Al3+) sedang ditransfer ke poliacid sampai akhirnya terkurung di dlm gel
Jk air berkontak dgn semen tersebut sebelum semen mengeras ion Ca dan Al akan tersapu dan hilang tjd kerusakan permanen air akan terabsorb dan translucency akan hilang serta permukaan yg lemah akan tererosi
Perlindungannya: varnish atau resin bonding
Sifat fisik dan mekanik
Penambahan fasa disperse flexural strength
>>
Sintering very fine silver sphere pd permukaan
partikel powder utk membentuk cermet
ketahanan abrasi >>
Penambahan resin (cth. Resin-modified
material) kekuatan kompresi dan tarik >>
Kandungan asam >> stabilitas di air >>
Faktor yang mempengaruhi sifat
semen
Komposisi semen Fluoride
Menurunkan temperatur fusion
Meningkatkan karakteristik working pasta semen
Meningkatkan kekuatan semen yg telah set
Jlh sedang meningkatkan translucency
Efek terapeutik prolonged fluoride release
Aluminum glass pembentukan semen >>
Glass high silika transparant
Glass high alumina opaque
Rasio alumina/silika mempengaruhi Setting time & opasiti
Alumina>>Kekuatan kompresi >>
Ukuran partikel semen
Finer partikel setting time cepat; semen
lebih kuat
Temperatur
Temp. <> setting time lama
P/L ratio
Campuran tipis setting time cepat; lebih
kuat; tahan lama
Penggunaan klinik/ indikasi
Restorasi material:
Lesi abrasi/erosi tanpa preparasi kavitas
Sealing dan filling oklusal pit&fissure
Restorasi gigi desidui
Lesi karies klas V
Lesi karies klas III
Memperbaiki cacat margin pd restorasi
Preparasi kavitas minimal; lesi bukal aproksimal dan oklusal (preparsi tunnel)
Core build-up
Restorasi sementara veneer crown
Sealing permukaan akar utk overdenture
Penggunaan klinik/ indikasi
Fast-setting lining cement & base
Lining utk segala tipe kavitas yg membutuhkan biologikal seal dan aksi kariostatik
Penggantian dentin yg karies utk perlekatan resin komposit yg menggunakan teknik etsa asam
Sealing dan filling fissur oklusal yg menunjukkan tanda awal karies
Penggunaan klinik/ indikasi
Luting cement
GIC dgn fine grain
Pelepasan fluor utk pasien dgn insiden
karies tinggi
Translucencysemen utk
porselenestetis
Kontraindikasi
GIC material rapuh; tensile strength << digunakan pd low stress-bearing kavitas
Translucency yg tdk memadai dan ketidak mampuan utk dipolish kurang cocok dipakai di area labial yg luas
Lesi karies klas IV atau fraktur insisal
Lesi yg melibatkan area labial enamel yg luas diperlukan faktor estetis
Lesi karies klas II
Kehilangan daerah tonjol/cups
Reaksi Setting dari semen auto cure
Setelah pengadukan kedua konstituen
polyalkenoic acid akan masuk kedalam glass
yang mengakibatkan dekomposisi dari partikel
glass dan melepaskan ion metal, flouride dan
asam silika.
Dengan meningkatnya pH fase aqueus,
polyalkenoic acid akan mengionosasi dan
menghasilkan ladang elektrostatik yang akan
membantu pergerakan kation yang dibebaskan
kedalam fase aqueus
Rantai polimer akan terlepas dengan adanya peningkatan arus negatifviskositas meningkat. Konsentrasi kation akan terus meningkat, dan akan memadat pada rantai polyacid. Pengerasan akan terjadigaram2 akan mempercepat rekasi, dari sol menjadi gel. Setting awal ini terjadi dalam waktu 4 menit baik dengan luthing cement maupun bahan restoratif lain.
Setelah pembentukan gel, semen akan terus mengeras sebagaimana kation terus berikatan dengan rantai polyanion dan reaksi hydrasi berlanjut. Hydrogel yang kasar akan mulai terbentuk di sekeliling permukaan partikel glass. Maturitas dan stabilitas yang sempurna akan tercapai dalam waktu paling sedikit 2 minggu untuk jenis fast setting dan kemungkinan 6 bulan untuk jenis slow setting, semen estetik konvensional.