Post on 18-Dec-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandangan bahwa perempuan yang menderita penyakit ginjal sebaiknya
menghindari kehamilan, telah ada sejak abad lalu. Luaran bayi dipercaya akan kurang
baik dan pasien yang menderita penyakit ginjal disarankan melakukan terminasi
kehamilan. Sejak tahun 1975 rasa pesimis itu berubah menjadi rasa optimis
sehubungan dengan banyaknya publikasi studi kasus mengenai kehamilan dengan
penyakit ginjal yang dikonfirmasi dengan biopsi ginjal, sehingga kebanyakan
perempuan dengan gangguan ginjal dapat melewati kehamilan tanpa kelainan yang
berarti. Selain itu, data-data mengenai perempuan hamil dengan transplantasi ginjal
sejak tahun 2000 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Kesemuanya ini
memberikan pandangan bahwa sebagian besar perempuan yang mempunyai
gangguan fungsi ginjal minimal dapat hamil dengan kemungkinan kehamilannya
berhasil mencapai 90%. (Prawirohardjo. 2009: 830)
Di Amerika Serikat rasio kelahiran hidup dari perempuan dengan riwayat
penyakit ginjal adalah 6,6 per 1.000 dari semua ras dan usia. Pada perempuan kulit
putih rasio kelahiran adalah 3,0 per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan 2,2 per 1.000
kelahiran hidup pasa kulit hitam. (Prawirohardjo. 2009: 830)
Pada kehamilan normal terdapat perubahan bermakna baik pada struktur
maupun fungsi dari saluran kemih, diantaranya dilatasi saluran kemih, yaitu pada
kaliks, pelviks ginjal, dan ureter. Keadaan ini terjadi sebelum usia kehamilan 14
minggu karena pengaruh hormon yang melemaskan lapisan-lapisan otot saluran
kemih. Pada fungsi ginjal juga terjadi peningkatan segera setelah konsepsi. Aliran
plasma ginjal dan filtrasi glomerulus efektif masing-masing meningkat rata-rata 40%
dan 65%. (Fadlun, 2012:14)
Secara empiris, kehamilan dengan kelainan ginjal kronis merupakan
kehamilan dengan resiko yang sangat tinggi. Karena kehamilan sendiri bisa
1
menyababkan kelainan-kelainan pada ginjal seperti infeksi saluran kemih, hipertensi
dan lain sebagainya. Sehingga kami tertarik untuk membahasnya secara lebih lengkap
pada makalah ini dengan harapan dapat digunakan sebagai acuan oleh bidan sebagai
tenaga kesehatan saat memberikan uasuhan pada ibu hamil dengan penyakit ginjal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan antenatal care maupun
intranatal care pada ibu hamil yang disertai dengan penyakit ginjal.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui Perubahan Anatomik Ginjal dan Saluran Kemih
Mengetahui Perubahan Fungsional Ginjal dan Saluran Kemih
Mengetahui Tes Fungsi Ginjal
Mengetahui Macam-macam Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih yang
Menyertai Kehamilan
1.3 Rumusan Masalah
o Perubahan anatomik ginjal dan saluran kemih apa saja yang terjadi
selama hamil?
o Perubahan fungsional ginjal dan saluran kemih apa saja yang terjadi
selama hamil?
o Bagaimana cara tes fungsi ginjal?
o Apa saja penyakit ginjal dan saluran kemih yang menyertai kehamilan?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua,
panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm. Setiap ginjal memiliki berat antara
125 – 175 gr. Pada laki-laki dan 115 – 155 gr pada perempuan.
FUNGSI GINJAL :
1) Pengeluaran zat sisa organik.
Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian
hemoglobin dan hormon
2) Pengaturan konsentrasi ion-ion penting.
Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, sulfat, dan
fosfat
3) Pengaturan keseimbangan asam-basa.
Ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen, bikarbonat, dan amonium serta
memproduksi urine.
4) Pengaturan produksi sel darah merah.
Ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam
sumsum tulang
5) Pengaturan tekanan darah.
Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah,
dan juga memproduksi enzim rennin.
6) Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam.
Ginjal melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung
jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah
7) Pengeluaran zat beracun.
8) Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan,
atau zat kimia asing lain dari tubuh.
3
Penyakit ginjal dalam kehamilan adalah suatu penyakit yang menyertai
wanita hamil yang disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal di atas.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan ginjal antara lain :
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
SISTITIS
GLOMERULO NEPHRITIS
PIELO NEPHRITIS
BATU GINJAL
GAGAL GINJAL
Perubahan Anatomik Ginjal dan Saluran Kemih
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostasis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal
menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan
darah serta metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolism dan
menyesuaikan ekskresi air daan pelarut. Ginjal mengatur cairan tubuh, asiditas, dan
elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mary Baradero,
2008 : 1)
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik
ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik
dan hasil pemeriksaan laboratorium.. Ginjal akan memanjang kurang lebih 1 cm dan
kembali normal setelah melahirkan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk
dan kadang berpindah letak ke lateral dan akan kembali normal 8-12 minggu setelah
melahirkan. (Prawirohardjo. 2009: 830)
Selain itu juga terjadi hiperlpasia dan hipertrofi otot dinding ureter dan
kaliks, dan berkurangnya tonus otot-otot saluran kemih karena pengaruh kehamilan.
Akibat pembesaran uterus hiperemi organ-organ pelvis dan pengaruh hormonal
terjadi perubahan pada kendung kemih yang dimulai pada kehamilan 4 bulan.
Kandung kemih akan berpindah lebih anterior dan superior. Pembuluh-pembuluh di
daerah mukosa akan membengkak dan melebar. Otot kandung kemih mengalami
4
hipertrofi akibat pengaruh hormon estrogen. Kapasitas kandung kemih meningkat
sampai 1 liter karena efek relaksasi dari hormon progesterone. (Prawirohardjo. 2009:
830)
2.2 Perubahan Fungsional Ginjal dan Saluran Kemih
Kehamilan merupakan suatu kondisi hiperdinamik, hipervolemik, dengan
adaptasi yang tampak pada semua sistem organ utama. Perubahan fisiologik penting
yang timbul pada ginjal selama kehamilan antara lain :
Peningkatan aliran plasma renal (Renal Plasma Flow/RPF)
Peningkatan tingkat filtrasi glomerulus. (glomerular Filtration Rate/GFR)
Perubahan reabsorbsi glukosa, sodium, asam amino, dan asam urat tubular.
Peningkatan GFR terjadi sejak kehamilan trimester kedua, GFR akan
meningkat sampai 30-50% di atas nilai normal perempuan tidak hamil. Peningkatan
ini menetap sampai usia kehamilan 36 minggu, lalu terjadi penurunan 15-20%.
(Prawirohardjo. 2009: 831)
Peningkatan RPF dimulai sejak trimester kedua yang kemungkinan
disebabkan oleh efek kombinasi curah jantung yang meningkat dan resistensi
vascular ginjal sebagai peningkatan produksi prostaglandin ginjal. RPF akan
meningkat 50-80% di atas kadar perempuan tidak hamil, dengan rata-rata
137ml/menit. Setelah itu, nilainya akan turun mendekati 25%, tetapi relative masih
tinggi di atas kadar perempuan tidak hamil. Semakin tua kehamilan, efek
komprehensif dari pembesaran aorta vena cava dapat menurunkan aliran darah ginjal
yang efektif menjadi 20%. Akibatnya, akan terjadi penurunan kadar kreatinin serum
dan urea nitrogen. (Prawirohardjo. 2009: 831)
2.3 Tes Fungsi Ginjal
5
Klirens kreatinin endogen merupakan cara utama untuk menilai GFR pada
perempuan yang tidak hamil, juga bermanfaat dalam mengevaluasi ginjal pada
perempuan hamil. Batas normal terendah selama kehamilan mencapai 30% di atas
kadar normal pada perempuan tidak hamil. (Prawirohardjo. 2009: 832)
Table 2.3 Nilai laboratorium ginjal normal pada perempuan hamil
Nilai laboratoriumPerempuan
tidak hamil
Perempuan
hamil
BUN, mg/dl 6-27 7,2-10,2
Klirens kreatinin,
ml/menit100-180 150-200
Kreatini serum, mg/dl 0,5-0,8 0,3-0,6
Asam urat, mg/dl 2,2-7,5 3,2-3,5
Protein total,
mg/24jam<150 <300
2.4 Macam-macam Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih yang Menyertai
Kehamilan
2.4.1 Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan komplikasi medis utama pada
wanita hamil. Sekitar 15 % wanita mengalami paling sedikit 1 kali serangan akut
infeksi saluran kemih selama hidupnya. Organisme yang menyebabkan ISK berasal
dari flora normal perineum. Infeksi ini dapat mengakibatkan masalah pada ibu dan
janin. (Fadlun, 2012:14)
Dikatakan ISK bila pada pemeriksaan urin di temukan bakteri yang
jumlahnya lebih dari 10.000 /ml, atau terdapatnya pertumbuhan 100.000 koloni
bakteri atau lebih per millimeter jumlah urin midstream dengan teknik catch.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa jumlah bakteri 20.000-50.000 telah
menunjukkan infeksi aktif. Walaupun infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman
6
melalui pembuluh darah atau saluran limfe, tetapi yang terbanyak dan atau tersering
adalah kuman-kuman naik keatas melalui uretra, ke dalam kandung kemih dan
saluran kemih yang lebih atas. Kuman yang tersering dan terbanyak sebagai
penyebab adalah E.coli, disamping kemungkinan kuman-kuman lain seperti
E.aerogenes, Klebsiella, dan pseudomonas. (Prawirihardjo.2009:835)
2.4.2 Bakteriuria dalam Kehamilan
Air kencing normal mengandung kurang dari 10.000 bakteri per cc.
Bakteriuria dibagi menjadi 2 jenis:
Bakteriuria tanpa gejala
Jumlah bakteri kurang dari 100.000 per cc.
a. Gejala dan tanda
Tanpa gejala dan tanda klinis yang dapat di jadikan petunjuk adanya
gangguan pada sistem urinaria.
b. Dampak atau pengaruh
BA akan meningkatkan morbiditas ibu hamil dan bayi yang dikandung oleh
ibu. Selain itu, hal ini berkaitan dengan kejadian anemia, hipertensi, kelahiran
prematur, dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Ibu yang terinfeksi ini tidak perlu
pembatasan aktifitas. (Fadlun, 2012:14)
Bakteriuria dengan gejala
Disertai demam, sakit dan nyeri kencing.
Bakteriuria dalam kehamilan:
a. 25-40 % menyebabkan pielonefritis akut
b. Dapat menyebabkan abortus, partus prematurus, IUFD.
Penanganan:
a. Hati-hati dalam melakukan kateterisasi
b. Pengobatan: kemasan sulfonamide, negram, baktrim, furadantin,
septrin dll. ( bekerjasama dengan ahli kandungan )
(Nugraheny Esti. 2010)
7
2.4.3 Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih disebabkan oleh bakteri atau
kuman lain. Paling sering E. Coli atau kuman lain pada saat pemasangan kateter.
(Nugraheny Esti. 2010)
Sistitis adalah termasuk infeksi saluran kemih bagian bawah, yang memiliki
kemungkinan 0,3-2% kejadian dari seluruh kasus ISK. Tanda dan gejala sistitis
adalah sebagai berikut.
a. Sebesar 95% infeksi terbatas pada kandung kemih.
b. Nyeri pada daerah supra simpisis / nyeri / panas pada saat berkemih
(disuria).
c. Frekuensi berkemih meningkat dengan jumlah sedikit, kadang-
kadang 1 Sampai dengan 2 tetes dikeluarkan sehingga timbul
perasaan tidak puas.
d. Air kemih berwarna gelap sampai kemerahan.
e. Pada mikroskopik, ada peningkatan jumlah leukosit, sejumlah
eritrosit, dan bakteri pada urin. (Fadlun, 2012:15)
Bila luka pada kandung kemih disertai hamaturia. Pengaruh terhadap
kehamilan serupa dengan bakteriuria. Pengobatan sama seperti bakteriuria ditambah
bikarbonas natrikus untuk menetralisir kencing menjadi basa. ( bekerjasama dengan
ahli kandungan ). (Nugraheny Esti. 2010)
2.4.4 Pielonefritis
ISK yang menyerang kaliks, pelviks, dan parenkim ginjal. Hasil temuan
menyatakan infeksi ini merupakan penyebab utama syok septic selama kehamilan.
Kondisi ini merupakan masalah utama saluran kemih pada kehamilan. Sekitar 1-2%
wanita hamil mengalami ini. Infeksi ini sangat berkaitan dengan statis aliran air
kemih akibat perubahan sistem saluran kemih selama kehamilan, 9% terjadi pada
trimester 1, 46% pada trimester 2, dan 45% pada trimester 3. (Fadlun, 2012:15)
2.4.4.1 Pielonefritis akut
8
Frekwensi: 2% terutama pad trimester III kehamilan.
Penyebab:
a. E. coli
b. Stafilokokus aureus
c. Basilus proteus danpsodomonas auroginosa
d. Cara penjalaran bias melalui: dari kandung kemih naik ke atas
(asenden), pembuluh darah dan pembuluh limpha.
Gejala :demam tinggi, menggigil, sakit pinggang hebat, mual, muntah, nafsu
makan kurang,oliguuria dan anuria, periksa urin dijumpai leukosit yamg banyak
bergumpal.
a. Pengaruh penyakit terhadap kehamilan:
1. Bisa berpengaruh terhadap hasil konsepsi, seperti abortus, partus
prematurus, dan kematian janin.
2. Bila cepat diobati kehamilan sampai dengan cukup bulan dan
persalinan normal.
b. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit; Pielitis dan sistitis lebih mudah
terjadi dalam kehamilan. Penyakit yang telah ada menjadi lebih berat karena
kehamilan.
Penanganan:
a. Sebaiknya hati-hati dalam hal pemakaian kateter, kalau bisa dihindari
b. Kalau harus pakai gunakan obat anti bacterial.
c. Wanita harus istirahat baring miring ke posisi yang tidak sakit
d. Sebelum memberikan obat lakukan uji kepekaan obat barulah
diberikan obat antibacterial yang tepat, biasanya selama 10-12 hari.
e. Awasi penderita untuk kemungkinan adanya residif. (Nugraheny
Esti. 2010)
2.4.4.2 Pielonefritis kronika
9
Penyakit ini menahun. Gejala utama adanya protein urin yang tidak menetap
dan hipertensi.
Pengobatan agak sukar karena sudah kronis. Wanita dengan pielonefritis
akut disertai insufisiensi ginjsl dianjurkan tidak hamil. (Nugraheny Esti. 2010)
2.4.5 Glomerulonefritis akut
a. Penyebabnya:streptokokus beta hemolitikus A.
b. Factor predisposisi: tonsillitis, karies dan infeksi gigi dan infeksi
streptokokus ditempat lain.
c. Gejala klinik;trias hematuria, edema, hpertensi
d. Sindroma:oliguria, anuria, sakit kepal, kelainan fisus, kejang-kejang
dan koma. Dalam kehamilan sulit membedakan dengan eklampsi
murni. Dapat pula disertai edema paru dan uremia. Pengaruh terhada
kehamilan adalah terjadinya abortus, partus prematurus dan kematian
janin
e. Pengobatan: istirahat baring, diit rendah garam, antihipertensif,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan antibioik (Nugraheny Esti.
2010)
2.4.6 Glomerulonefritis kronika
Penyakit menahun. Dijumpai proteinuria, leukosit, hipertensi. Bila disertai
edema keadaan ini disebut preeklampsi tidak murni (super imposed preeklampsi).
Penampilan penyakit ini ada 4 macam:
a. Proteinuria menetap: tanpa kelainan sedimen.
b. Sindroma nefrotik
c. Glomerulonefritis akut
d. Insufisiensi ginjal atau gagal ginjal
Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan:
a. Terhadap kehamilan: dapat terjadi abortus, partus prematurus dan
IUFD.
10
b. Dalam persalinan seperti menghadapi preeklampsi:kala ll
diperpendek dengan vakum atau forsep dan embriotomi bila anak
mati. (Nugraheny Esti. 2010)
2.4.7 Sindroma nefrotik ( nefrosis )
Adalah kumpulan gejala proteinuria ( diatas 5gr/hr ), edema,
hipoalbuminurinemia, hiperkholeste-rolemia.
Penyebab:
a. Penyakit; glomerulonefritis kronika, DM, lupus eritematosus,
amiloidosis, sifilis, dan thrombosis vena renal.
b. Keracunan: logam, obat dan racun lainnya.
c. Pengobatan:
d. Cari penyebab dan obati sesuai penyebab
e. Berikan diit tinggi protein
f. Antibiotic untuk mencegah infeksi
g. Berikan heparin untuk mencegah tromboembolisme, terutama dalam
nifas.
h. Kortikosteroid dosis tinggi (Nugraheny Esti. 2010)
2.4.8 Gagal ginjal akut ( accut renal failure )
Ada 2 jenis yaitu: nekrosis tubuler akut dan nekrosis kortikal.
Keadaan dan penyakit yang dapat menyebabkannya adalah:
a. Abortus septic terutama disebabkan clostridium welchii, toxemi
hamil, solusio plasenta, sepsis puerperalis.
b. Hemolisis karena kesalahan transfuse darah.
c. Setiap syok yang hebat dan irreversible.
Gambaran klinik:
a. Oliguria
b. Anuria
c. Azootemia
d. Uremia
11
Penanganan:
a. Perdarahan dan syok segera ditanggulangi
b. Pemberian transfuse darah
(Nugraheny Esti. 2010)
2.4.9 Batu Ginjal ( Nefrolitiasis) dan Saluran Kemih ( Urotiliasis )
Batu ginjal atau saluran kemih pada kehamilan jarang terjadi. Frekwensinya
sangat sedikit, yakni 1 dari 1.500 persalinan, dan ada yang mengatakan 0,03-0,07 %,
biasanya terjadi selama trimester kedua dan ketiga. Walaupun demikian, perlu juga
diperhatikan karena urolitiasis ini dapat mendorong timbulnya infeksi saluran kemih
atau menimbulkan keluhan pada penderitaberupa nyeri pinggang dan nyeri kuadran
bawah yang mendadak, kadang berupa kolik dan hematuria. Perlu anamnesis tentang
riwayat penderita sebelumnya, terutama mengenai penyakit saluran kencing, untuk
membantu membuat diagnosis urotiliasis. Diagnosis lebih tepat dengan melakukan
pemeriksaan IVP dan MRI. (Prawirohardjo. 2009: 841)
Bila diketahui adanya urolitiasis dalam kandungan, terapi pertama adalah
analgetika untuk menghilangkan rasa sakitnya, diberi cairan agar banyak batu dapat
kebwah karena hamper 80% batu akan dapat turun kebawah, dan antibiotika. Pada
penderita yang membutuhkan tindakan operasi sebaiknya operasi dilakukan setelah
trimester pertama atau setelah pasca persalinan. (Prawiroharjo.2009:841)
2.4.10 Ginjal Polikistik
Ginjal polikistik adalah penyakit sistemik yang umumnya bersifat autosomal
dominan yang progresif sampai stadium akhir penyakit ginjal, yang membutuhkan
dialisis atau transplantasi. (Prawiroharjo.2009:841)
Hasil kehamilan bergantung pada derajat hipertensi, insufisiensi ginjal, dan
infeksi saluran kemih atas. Derajat komplikasi hamper sama (33% dibandingkan
26%). Komplikasi seperti hipertensi dan preeklamsi lebih sering pada perempuan
dengan penyekit ginjal polikistik. Kehamilan tampaknya tidak menyebabkan
perburukan atau akselerasi / percepatan perjalanan penyakit. (Prawiroharjo.2009:841)
12
2.4.11 Tuberkolisis Ginjal
Diagnosis tuberkolosis ginjal ditentukan bila ditemukan tuberkel kuman
mikobakterium tuberkolosis pada ginjal, tetapi hal ini sulit dilakukan karena
diperlukan tindakan infasif. Tes tuberculin tidak dapat dijadikan patokan karena
kehamilan mengurangi sensifitas tuberculin. Diagnosis dapat ditegakkan bila
ditemukan leukosit, eritrosit, dan tuberkolosis dalam urin.
Penanganan TBC ginjal dalam kehamilan :
Konservatif, dengan mengobati gejala yang timbul sampai akhir kehamilan.
Paliatif, dengan melakukan terminasi kehamilan bertujuan untuk mencegah
kerusakan yang ditimbulkan oleh proses tuberkolosis.
Radikal, yang terdiri atas nefrektomi atau kombinasi aborsi dan nefrektomi.
Nefrektomi merupakan pilihan apabila tuberkolosis hanya terjadi pada satu
ginjal. Tindakan ini diperlukan pada 69% kasus tuberkolosis ginjal dengan
eksaserbasi akut pada kehamilan. Aborsi tidak menghentikan proses
tuberkolosis.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah abortus dan janin yang terinfeksi.
Mortalitas ibu dan bayi apabila tidak diobati berkisar 30-40%. Terapi TBC ginjal
sama dengan terapi TBC organ-organ lain. Untuk membuat diagnosis TBC ginjal
diperlukan pemeriksaan laboratorium khusus. (Prawiroharjo.2009:841)
2.4.12 Kehamilan pascanefrektomi
Pada penderita yang mempunyai satu ginjal karena kelainan congenital atau
pascanefrektomi, dapat atau boleh hamil sampai aterm asal fungsi ginjalnya normal.
Perlu pemeriksaan fungsi ginjal sebelum hamil dan selama kehamilan serta diawasi
dengan baik karena kemungkinan timbulnya infeksi saluran kemih. Persalinan dapat
berlangsung pervaginam kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu.
(Prawiroharjo.2009:842)
2.4.13 Kehamilan Pasca Transplantasi Ginjal
13
Akhir-akhir ini terdapat laporan tentang kehamilan sampai cukup bulan
setelah perempuan mengalami transplantasi ginjal. Prognosisnya cukup baik bila
ginjal yang diimplementasikan tersebutberasal dari dinor yang hidup. Selama
kehamilan mungkin timbul komplikasi pada ibu dan janinnya.
(Prawiroharjo.2009:842)
Bila ginjal yang diimplementasikan tersebut berasal dari ginjal donor yang
telah meninggal, maka kemungkinan akan terjadi kerusakan atau fungsi ginjal akan
memburuk setelah 1 tahun, sehingga pada perempuan tersebut harus dilakukan
dialisis terus menerus untuk mempertahankan hidupnya. (Prawiroharjo.2009:842)
2.5 ETIOLOGI
a. Kekurangan mengkonsumsi air.
b. Mengkonsumsi Alkohol.
c. Mengkonsumsi air dingin sehabis olahraga.
d. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension).
e. Adanya penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus).
f. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur).
g. Faktor pola makan yang salah dan kurang teratur.
h. Adanya infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid,
asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya
bersamaan dengan radang persendian).
i. Kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh .
j. Terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan
kalsium.
2.6 PATOFISIOLOGI
14
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fungsional dan anatomi
ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik
pada ibu hamil.
Perubahan Anatomi meliputi :
a. Terdapat peningkatan pembuluh darah dan ruangan interstitial pada ginjal.
b. Ginjal akan memanjang +- 1 cm dan kembali normal setelah melahirkan.
c. Ureter mengalami pemanjangan , melekuk, dan kadang berpindah letak ke
lateral dan akan kembali normal 8-12 mg post partum
d. Hiperplasia dan hipertropi otot dinding ureter dan kaliks, dan berkurangnya
tonus otot saluran kemih karena pengaruh kehamilan.
2.7 MANIFESTASI KLINIK
Gejala Umum
Gejala 1: Perubahan kencing.
Gejala penyakit ginjal ini berkaitan dengan fungsi ginjal sebagai organ
ekskresi urin, jadi ketika gagal ginjal, urin bisa berubah. Orang yang penyakit ginjal
mungkin harus bangun di malam hari untuk buang air kecil. Urine bisa berbusa atau
bergelembung, dimana frekuensi abnormal (bisa lebih banyak atau lebih sedikit),
biasanya urin pucat atau mungkin mengandung darah (hematuri). Pada penyakit batu
ginjal, terjadi tekanan atau mengalami kesulitan buang air kecil.
Gejala 2: Pembengkakan.
Gagal ginjal tidak mengeluarkan cairan tambahan, yang menumpuk dalam
tubuh menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, kaki, wajah, dan / atau
tangan.
Gejala 3: Kelelahan.
Ginjal sehat membuat erythropoietin hormon yang memberitahu tubuh untuk
membuat pembawa oksigen sel darah merah. Jika gagal ginjal, eritropoietin lebih
sedikit. Dengan lebih sedikit sel darah merah untuk membawa oksigen, otot dan otak
menjadi lelah dengan sangat cepat. Kondisi ini disebut anemia.
15
Gejala 4: Mual dan Muntah.
Penumpukan limbah dalam darah (uremia) juga dapat menyebabkan mual
dan muntah. Mual dan muntah menyebabkan kehilangan nafsu makan dapat
menyebabkan penurunan berat badan.
Gejala 5: Sakit/nyeri punggung.
Beberapa orang dengan masalah penyakit ginjal mungkin akan merasa sakit
di bagian belakang atau samping terkait dengan ginjal yang terkena. penyakit ginjal
polikistik, yang menyebabkan besar, kista berisi cairan pada ginjal dan kadang-
kadang hati, dapat menyebabkan rasa sakit.
Gejala gejala lain meliputi:
- Ruam kulit/gatal,
- Rasa metalik mulut/napas amonia,
- Sesak napas,
- Merasa dingin,
- Pusing.
2.8 PENATALAKSANAAN
Harus sesering mungkin melakukan kunjungan ANC, dianjurkan ibu harus
melakukan control minimal 2 kali seminggu sampai usia kehamilan 28
minggu atau 7 bulan, dan 1 kali dalam seminggu setelah usia kehamilan
diatas 28 minggu.
Harus juga dilakukan control pada tekanan darah disaat rutin melakukan
control.
Lakukan juga test urin untuk mengetahui ada atau tidaknya kadar protein
dalam urin.
Melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi pada
saluran kencing.
2.9 PENCEGAHAN
- Minum air putih yg banyak
16
- Mecuci area vagina dg baik
- selalu mengosongkan kandung kemih sebelum dan setelah bak
- Menggunakan celana dr katun
- Jaga kebersihan vagina dan perineum, serta hindari iritasi.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dg diet yg bergizi.
- Tidak bekerja terlalu lelah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
17
ASUHAN KEBIDANAN GINJAL PADA KEHAMILAN
Tanggal / jam : 09-03-2012 / 09.30 WIB
Tempat Praktek : RS. Fauziah, Tulungagung
I. Pengkajian
Data Subjektif
1.1 Identitas klien
Nama klien : Ny “ N” Nama Suami : Tn “T”
Umur : 22 thn Umur : 24 thn
Suku /kebangsaan : Jawa / WNI Suku /kebangsaa : Jawa /WNI
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
Penghasilan : - Penghasilan : -
Agama : islam Agama : islam
Alamat : Sidadi Alamat : Sidadi
1.2 Keluhan utama
Ibu mengatakan sering merasa lelah, kadang mual muntah, nafsu makan
berkurang, susah BAK,dan bengkak pada kaki.
1.3 Alasan kunjungan
[ ]Kunjungan pertama
[ √ ]Kunjungan ulang
[ ]Kunjungan rutin
1.4 Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche umur 12 tahun, siklus menstruasi 30 hari (teratur,
tidak teratur) lama menstruasi 7 hari tiap bulan, banyaknya darah 3x ganti pembalut,
konsistensi cair, dysmenorhoe tidak ( sebelum, selama, sesudah menstruasi) fiour
18
Albus tidak (sebelum, sesudah menstruasi) warna - , bau - , gatal - , HPHT 12-11-
2011. HTP : 19-08-2012.
1.5 Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang ke 1 dengan umur kehamilan 4 bulan, hasil test
kehamilan (+) tanggal test - , gerakan anak dirasakan pertama kali sejak umur
kehamilan –, gerak anak sekarang - , selama hamil memeriksakan kehamilannya di
BPS
TM I Berapa kali : 1x
Keluhan : mual, muntah
Terapi : B6 , Vit C 1x1
TM II Berapa kali : 1x
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : Vit C , Fe,B12 1x1
TM III Berapa kali : -
Keluhan : -
Terapi : -
Imunisasi TT dimana BPS berapa kali 2x tanggal –
Keluhan selama hamil ini tidak ada
Obat – obatan yang dikonsumsi selama hamil B6, Vit C, Fe
Penyuluhan yang dapat menganjurkan untuk tetap makan – makanan bergizi
1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan Nifas yang lalu
N Keha Persalinan N Anak K
19
o
milan ifas
etU
mur
P
enyul-
p
enol
j
enis
T
emp-
P
enyul-
P
enyul-
s
eks
B
B/PB
m
enyusui
H
/M
1
.
Hami
l ini
1.7 Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan ibu mengatakan belum pernah KB
Rencana kontrasepsi yang akan datang ibu belum merencanakan KB
1.8 Riwayat Psikososial
Apakah kehamilan ini diencanakan ibu mengatakan hamil ini direncanakan
Apakah kehamilan ini diharapkan ibu mengatakan hamil ini diharapkan
Harapan terhadap kehamilan sekarang laki – laki / perempuan , BPS , Bidan
Status perkawinan : menikah / tidak menikah
Jumlah perkawinan : 1 kali
Lama menikah : 7 bulan / tahun
Jumalh keluarga yang tinggal serumah : 4 orang
Susunan keluarga yang tinggal serumah
No Jenis kelamin UmurHub.
keluarga
pendidika
npekerjaan Ket.
20
1.
2.
3.
4.
♂
♀
♂
♀
49 th
47 th
24 th
18 th
Ayah
Ibu
Suami
Adik
-
-
SMU
SMU
Swasta
IRT
Swasta
Pelajar
-
-
-
-
1.9 Riwayat Kesehatan keluarga
a) Keturunan kembar : ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada keturunan
Dari pihak siapa : kembar dari pihak manapun
b) Penyakit keturunan: ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit
Dari pihak siapa : keturunan (DM,HT,Asma) dari pihak manapun
c) Penyakit lain : ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit
Jenis penyakit : yang berpengaruh pada kehamilan (jantung)
Yang menderita : dari pihak manapun
1.10 Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit menahun : ibu mengatakan memiliki penyakit menahun (GGK)
Penyakit menurun : ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menurun
(HT,DM,Asma)
Penyakit menular : ibu mengatakan dalam keluarga terdapat keluarga yang
menderita Hepatitis.
1.11 Latar belakang sosial budaya dan dukungan keluarga
Kebiasaan / upacara adat istiadat saat hamil ibu mengatakan ada , contoh : 3
bulanan
Kebiasaan keluarga yang menghambat ibu mengatakan tidak ada
Kebiasaan keluarga yang menunjang ibu mengatakan ada , contoh : selamatan
21
Dukungan dari suami, suami mendukung dan senang atas kehamilan ini
Dukungan dari keluarga yang lain , ibu mengatakan keluarga sangat mendukung.
1.12 Pola kebiasan sehari – hari
a) Pola nutrisi
Selama hamil : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur) minum ± 6 gls/hari (air
putih)
Sebelum hamil : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur) minum ± 6 gls /hari (air
putih)
Masalah yang dirasakan : mual muntah.
b) Pola Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x sehari (padat, kuning) BAK ± 3x/ hari (kuning, bau khas)
Sebelum hamil : BAB 1x sehari (lunak, kuning ) BAK ± 2x/ hari (kuning, bau khas)
Masalah yang dirasakan : susah BAK
c) Pola istirahat
Selama hamil : Malam ± 9 jam, siang ± 2 jam
Sebelum hamil : Malam ± 7 jam, siang ± 1 jam
Masalah yang dirasakan : tidak ada.
d) Pola aktivitas
Selama hamil : IRT + pekerjaan rumah dibantu kelarga dari suami
Sebelum hamil : IRT
Masalah yang dirasakan : tidak ada
e) Pola seksualitas
Selama hamil : ± 1x seminggu
Sebelum hamil : ± 2x seminggu
Masalah yang dirasakan : tidak ada
f) Perilaku kesehatan
Penggunaan obat – obatan/ alkohol / jamu / rokok / sirih dll sebelum hamil tidak
Penggunaan obat / alkohol / jamu / rokok / sirih dll selama hamil tidak.
22
Lain – lain mandi 2x1, gosok gigi 2x1, ganti baju 2x1, keramas 2x dalam
seminggu.
Data objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,80 C
Nadi : 84x/ menit
Respirasi : 22x/ menit
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : (sebelum) 46 kg (sesudah) 49 kg
LILA : 23,5 cm
Pemeriksaan khusus
a. Inspensi
Kepala Warna rambut : hitam
Rontok : tidak rontok
Benjolan : tidak ada benjolan
Ketombe : tidak ada ketombe
Muka Cloasma gravidarum : tidak ada
Mata Konjungtiva : merah muda
Sklera : kuning
Hidung Bentuk : simetris
Sekret : tidak ada
Polip : tidak ada
Kebersihan : bersih
23
Mulut dan gigi Hipersalivasi : tidak
Gigi : tidak ada caries
Gusi : merah muda
Stomatitis : tidak ada
Bibir : lembab
Lidah : bersih
Telinga Bentuk : simetris
Serumen : tidak ada
Kebersihan : bersih
Leher Pembesaran vena jugularis : tidak
Pembesaran kelenjar thyroid: tidak
Axilla pembesaran kelenjar limfe : tidak
Kebersihan : bersih
Payudara Bentuk : simetris
Pembesaran : normal
Hiperpigmentasi : + pada areola
Papila mamae : menonjol +/+
Benjolan / tumor : tidak ada -/-
Keluaran : colostrom -/-
Kebersihan : bersih
Perut pembesaran : sesuai UK
Striae : livide
Linea : Nigra
Luka parut : tidak ada
Pembesaran lien / liver : tidak ada
Punggung posisi tulang belakang : tidak ada
Anogenital vulva dan vagina : tidak dikaji
Luka parut : tidak dikaji
Varices : tidak dikaji
24
Oedem : tidak dikaji
Keluaran : tidak dikaji
Kelainan : tidak dikaji
Hemoroid : tidak dikaji
Kebersihan : tidak dikaji
Ekstremitas Oedema : kaki
atas/ bawah varices : tidak ada
simetris : -
2. Palpasi
Leher pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Payudara benjolan / tumor : tidak ada
Keluaran :colostrom - /-
Perut pembesaran lien / liver : tidak ada
Leopold 1 : Pertengahan antara simp – pusat
Nyeri tekan pada perut bagian
kanan.
Leopold 2 : balotement (+)
Leopold 3 : -
Leopold 4 : -
TFU Mc.donald : -
TBJ : -
Ekstremitas oedema : kaki
3. Auskultasi
Puncum maximum : tidak dikaji
Tempat : tidak dikaji
Frekuensi : tidak dikaji
Teratur / tidak : tidak dikaji
25
4. Perkusi
Reflek patela : +/+
Pelvimetri klinis
- Protorium : tidak dikaji
- Linea inominata : tidak dikaji
- Conjungata vera : tidak dikaji
- Dinding samping : tidak dikaji
- Sakrum : tidak dikaji
- Spina ischiadika : tidak dikaji
- Os cocygis : tidak dikaji
- Arkus pubis : tidak dikaji
Pemeriksaan panggul luar
- Distantia spinarum : tidak dikaji
- Distantia cristarum : tidak dikaji
- Konjugata externa : tidak dikaji
- Lingkar panggul : tidak dikaji
- Distantia tuberum : tidak dikaji
Pemeriksaa laboratorium
- Darah HB : tidak dikaji
Gol. Darah : tidak dikaji
WR : tidak dikaji
VDRL : tidak dikaji
- Urine protein : tidak dikaji
Reduksi : tidak dikaji
Pemeriksaan penunjang lain
- USG : tidak dikaji
- NST : tidak dikaji
- Rotgent foto : tidak dikaji
26
Kesimpulan
Ny “N” G1Poooo UK 16 6/7 mgg balotement (+) kesan jalan lahir
normal, KU ibu baik dengan gagal ginjal kronik.
II). Interpretasi data dasar
Tanggal : 09-03-2012 /jam 10.00
Ds : - Ibu mengatakan sering mual muntah
- Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian kanan.
- Ibu mengatakan hamil anak pertama
- Ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal 12 november 2011
DO : HPL = 19-08-2012 * Inspeksi
KU = baik - Muka : cloasma (-)
Kesadaran = composmentis - Mata : konjungtiva merah muda
Keadaan emosional = stabil sklera kuning
TD = 110/80 mmgHg - payudara : hiperpigmentasi (+/+) menonjol
(+/+)
S = 36,80C - perut : strie livide dan linea nigra
N = 84x/ menit * Palpasi
RR = 22x / menit - L I = Pertengahan Pst – Px
BB = 49 Kg balotemen (+)
TB = 162cm
Lila = 23,5 cm
III) Antisipasi masalah potensial
Persalinan preterm, Abortus, Infeksi vertikal ke bayi saat persalinan,
IUGR.
IV). Identifikasi kebutuhan segera
Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain
27
V). Intervensi
(Tanggal 09-03-2012, jam 10.30)
Tujuan : ibu dapat melewati kehamilan TM II dengan lancar
KH : - KU : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
N : 80 – 100 x/Menit
S : 36,5 – 37, 50C
RR : 16 – 25x /menit
- Kehamilan dapat dipertahankan dan tidak terganggu
Intervensi
1) Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan keluarga
R : Dengan pendekatan terapeutik, dapat memudahkan tenaga kesehatan
bekerjasama dengan klien dan keluarga.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan pd klien dan keluarganya tentang hasil
pemeriksaan
R : Penambahan pengetahuan tentang kedaan Klien & keluarga ,px
kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan.
3) Lakukan kolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lain dalam
pemberian terapi, tindakan dan pemeriksaan laboratorim ulang
R : Penyakit ditangani oleh tenaga yang berkompeten
4) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
R : Dengan istirahat, dapat meniapkan kondisi ibu dalam proses kehamilan
TM II dan persalinan nanti.
5) Berikan diit tinggi karbohidrat, rendah natrium, dan protein cukup.
R : Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan natrium akan membebani kerja ginjal.
6) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang rencana persalinan
28
R : Memberikan inform choice
7) Anjurkan ibu untuk makan bergizi dan minum Fe setiap hari
R : Dengan makan bergizi dan minum Fe rutin, dapat mengurasi resiko
terjadinya kecacatan dan komplikasi persalinan.
8) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
R : Dengan menjaga kebersihan, maka ibu dapat terhindar dari resiko infeksi
jamur
9) Anjurkan ibu untuk segera datang bila terjadi keluhan
R : Dengan pemeriksaan, dapat mengetahui keadaan dan tumbuh kembang
janin serta untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi.
VI) Implementasi
1) Melakukan pendekatan terapeutik kepada klien
- Menjalin hubungan baik
- Saling menghormati
2) Menjelaskan hasil pemeriksaan pd klien dan keluarganya tentang hasil
pemeriksaan
3) Melakukan kolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lain dalam
pemberian terapi, tindakan dan pemeriksaan laboratorim ulang
4) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup.
- Siang ± 1 – 2 jam
- Malam ± 8 – 9 jam
5) Memberikan diit tinggi karbohidrat, rendah natrium, dan protein cukup.
6) Mendiskusikan dengan klien dan keluarga tentang rencana persalinan
7) Menganjurkan ibu untuk makan bergizi an rutin minum Fe
- Makan ± 1 hari 3x dengan gizi seimbang
- Fe minimal 1 hari 1 tablet
8) Menganjurkan ibu untuk menjaga personel hugien
- Mandi ± 2 – 3x dalam 1 hari
29
- Rutin ganti pakaian dalam terutama ketika basah
- Keramas minimal 1x dalam seminggu
9) Menyarankan ibu untuk segera datang bila ada keluhan
- Periksa ± 1 bulan 1 kali selama TM II
VII) Evaluasi
S : - Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan
- Ibu mengatakan akan berusaha menerapkan penjelasan
O : - Ibu tampak faham dan mengerti
- Ibu mampu menjawab pertanyaan dari tenaga kesehatan
A : Ny”N” GIPoooo UK 16 5/7 mgg dengan gagal ginjal kronik
P : - Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
- Anjurkan ibu untuk makan bergizi
- Anjurkan ibu untuk rutin minum Fe
- Anjurkan ibu untuk segera datang bila ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
30
4.1 KESIMPULAN
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostasis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan kimia. (Mary
Baradero, 2008 : 1)
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik
ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik
dan hasil pemeriksaan laboratorium.. Ginjal akan memanjang kurang lebih 1 cm dan
kembali normal setelah melahirkan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk
dan kadang berpindah letak ke lateral dan akan kembali normal 8-12 minggu setelah
melahirkan. (Prawirohardjo. 2009: 830)
Perubahan fisiologik penting yang timbul pada ginjal selama kehamilan
antara lain :
Peningkatan aliran plasma renal (Renal Plasma Flow/RPF)
Peningkatan tingkat filtrasi glomerulus. (glomerular Filtration
Rate/GFR)
Perubahan reabsorbsi glukosa, sodium, asam amino, dan asam urat
tubular.
Klirens kreatinin endogen merupakan cara utama untuk menilai GFR pada
perempuan yang tidak hamil, juga bermanfaat dalam mengevaluasi ginjal pada
perempuan hamil. Batas normal terendah selama kehamilan mencapai 30% di atas
kadar normal pada perempuan tidak hamil.
Macam-macam Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih yang Menyertai
Kehamilan antara lain ; Infeksi Saluran Kemih (ISK), Bakteriuria dalam Kehamilan,
Sistitis, Pielonefritis, Glomerulonefritis akut, Glomerulonefritis kronika, Sindroma
nefrotik ( nefrosis ), Gagal ginjal akut ( accut renal failure ), Batu Ginjal
( Nefrolitiasis) dan Saluran Kemih ( Urotiliasis ), Ginjal Polikistik, Tuberkolisis
Ginjal, Kehamilan pascanefrektomi, dan Kehamilan Pasca Transplantasi Ginjal. Ibu
dengan penyakit-penyakit tersebut menyertai kehamilan memerlukan penanganan
khusus.
31
4.2 SARAN
Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya lebih komprehensif dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dan mampu memberikan pelayanan kebidanan
dengan menggunakan asuhan sesuai prosedur.
Pasien khususnya ibu sebaiknya mengetahui bagaimana penatalaksanaan
dari masalah yang dihadapi pada dirinya serta mendukung dan berperan aktif dalam
asuhan kebidanan yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC
32
Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
33