Post on 28-Jun-2020
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERILAKU
MEROKOK DAN NIKOTIN DEPENDEN
MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
ILYATI SYARFA
NIM : 1111104000021
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2015
Ilyati Syarfa, NIM: 111110400021
Description Of Knowledge Level, Smoking Behaviour And Nicotine Dependent On
Student Of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xix + 98 pages + 25 tables + 2 schemes + 5 attachments
ABSTRACT
Cigarette problem essentially has become a national problem. All health experts have long
concluded, that health is smoking a lot of negative impact. The content of nicotine contained
in cigarettes can cause a feeling dependent. Every year there are about 3 million deaths
resulting from nicotine dependence. Now, smoking behavior has been much in the academic
environment, such as college or university. Whereas those in the academic community should
understand more about the dangers of smoking information. The purpose of this study is to
describe the level of knowledge, smoking behavior and nicotine dependent on student UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. This type of research is quantitative descriptive analysis design
draft with cross sectional approach. The samples were 206 active college students from the
Faculty of Medicine and Health Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Faculty of
Dirasat Islamiyah with Cluster sampling method. Quantitative data retrieval by questionnaire.
The results showed the level of knowledge of the majority of cigarettes high 90.8%. For
smoking behavior showed a majority of 65.7% in the medium category and most are included
in the category of very low nicotine or nicotine dependent as much as 60.0%. Still the
smoking behavior among students expected the government and relevant institutions to
reinforce the policy on smoking ban in the academic environment.
Keywords: Overview, Knowledge Level,Smoking Behaviour, Nicotine Dependent, Student.
References: 82 (years 1997-2015)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Ilyati Syarfa, NIM: 1111104000021
Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok dan Nikotin Dependen Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xix + 98 halaman+ 25 tabel + 2 bagan + 5 lampiran
ABSTRAK
Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional. Semua ahli kesehatan telah
lama menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak
negatif. Kandungan Nikotin yang terkandung didalam rokok dapat menimbulkan perasaan
tergantung. Setiap tahun terdapat sekitar 3 juta kematian yang disebabkan dari
ketergantungan nikotin. Saat ini perilaku merokok sudah banyak di lingkungan akademis,
seperti kampus atau universitas. Padahal mereka yang berada di lingkungan akademis
selayaknya lebih mengerti mengenai informasi bahaya merokok. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, perilaku merokok, dan nikotin dependen
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian adalah 206 mahasiswa yang aktif kuliah dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Dirasat Islamiyah dengan metode
Cluster sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan tingkat pengetahuan terhadap rokok mayoritas tinggi 90,8%. Untuk perilaku
merokok menunjukan mayoritas dalam kategori sedang 65,7% dan sebagian besar termasuk
dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin atau nikotin dependen sebanyak 60,0%.
Masih terjadinya perilaku merokok dikalangan mahasiswa diharapkan pemerintah dan
institusi terkait bisa mempertegas kebijakan mengenai larangan merokok di lingkungan
akademis.
Kata kunci: Gambaran, Tingkat Pengetahuan,Perilaku Merokok, Nikotin Dependen,
Mahasiswa.
Referensi : 82 (tahun 1997-2015)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : ILYATI SYARFA
Tempat, tanggal Lahir : Depok, 07 Juni 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Arif Rahman Hakim GG.bunga RT 01
RW 13 N0. 6 Beji Depok
HP : +6281210636510
E-mail : ilyatisyarfa@yahoo.com
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Islam Almuhajirin Depok 1997 - 1999
2. MI Al-Awwabin Depok 1999 - 2005
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Depok 2005 - 2008
4. Sekolah Menengah Atas Sejahtera 1 Depok 2008 - 2011
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang
ORGANISASI
1. OSIS SMP 2007 - 2008
2. PASKIBRA SMP 2005 - 2008
3. BEM PSIK 2012 - 2013
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta
pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada
Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak
ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam.
Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan
skiripsi yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok
dan Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan
mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi
dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa
penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta,
memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tuaku, Ibu Suwarti dan Bapak Nahrowi yang telah mendidik,
mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan
penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada
penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa,
Kakakku, Hilwa Haudati, dan Adikku, Rifdah Farhani, Neila Amalia dan
seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
2. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah,
MNS, Selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk
x
beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan
dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN, selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan
memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
4. Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan
Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
kepada saya selama duduk di bangku kuliah.
7. Sahabat tercinta Andika, Dayang, Audy, Dewi, Trisna, Arief, Sekar, Asih,
Eko, PSIK 2011, PSIK 2010 dan teman-teman yang telah membantu
memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan
terkhusus untuk Alfian Prawiraguna yang telah banyak membantu dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh
dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.
Ciputat, Juli 2015
Ilyati Syarfa
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................ ii
Abstract ............................................................................................................. iii
Abstrak .............................................................................................................. iv
Pernyataan Persetujuan .................................................................................. v
Lembar Pengesahan ......................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi ........................................................................................................... xi
Daftar Singkatan .............................................................................................. xv
Daftar Bagan .................................................................................................... xvi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran .............................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Pernyataan Penelitian ................................................................................ 10
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 13
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ............................................................................................. 15
1. Tingkat Pengetahuan .......................................................................... 15
B. Perilaku .................................................................................................... 16
1. Bentuk Perilaku .................................................................................. 17
xii
2. Proses Adopsi Perilaku ...................................................................... 19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ...................................... 20
C. Rokok ....................................................................................................... 20
1. Kandungan Rokok .............................................................................. 20
2. Dampak Perilaku Merokok ................................................................ 22
a. Dampak Positif ............................................................................. 22
b. Dampak Negatif ........................................................................... 23
D. Jenis Rokok .............................................................................................. 25
1. Perilaku Merokok ............................................................................... 29
2. Tipe Perilaku Merokok ...................................................................... 30
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ...................... 32
E. Nikotin Dependen .................................................................................... 34
F. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................... 38
G. Penelitian Terkait ..................................................................................... 39
H. Kerangka Teori ......................................................................................... 45
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ................................................................................. 46
B. Definisi Operasional ............................................................................. 47
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 52
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 53
1. Populasi Penilitian ........................................................................... 53
2. Sampel Penelitian ............................................................................ 55
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 59
1. Jenis Data ........................................................................................ 59
2. Instrumen Penelitian ........................................................................ 59
E. Vadilitas dan Reabilitas Instrumen ....................................................... 63
1. Vadilitas .......................................................................................... 63
2. Reabilitas ......................................................................................... 64
xiii
F. Proses Pengumpulan Data ..................................................................... 65
G. Pengolahan Data .................................................................................... 66
H. Analisa Data .......................................................................................... 67
1. Analisa Univariat ............................................................................ 67
I. Etika Penelitian ..................................................................................... 68
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karateristik Responden ......................................................................... 69
1. Program Pendidikan (Fakultas) ....................................................... 70
2. Program Studi ................................................................................. 70
3. Jenis Kelamin .................................................................................. 70
4. Usia ................................................................................................. 71
5. Status Merokok ............................................................................... 71
6. Tipe Perokok ................................................................................... 72
B. Tingkatan Pengetahuan Responden ...................................................... 72
1. Tingkatan Pengatahuan Berdasarkan Fakultas ................................ 73
2. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 74
C. Perilaku Merokok .................................................................................. 74
1. Perilaku Merokok Berdasarkan Fakultas ........................................ 75
2. Perilaku Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 76
3. Status Merokok berdasarkan Tingkat Pengetahuan ....................... ..76
D. Nikotin Dependen ................................................................................. 77
1. Nikotin Dependen Berdasarkan Fakultas ........................................ 77
2. Nikotin Dependen Berdasarkan Jenis kelamin ............................... 78
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ....................................................................... 79
1. Fakultas dan Program Studi ............................................................ 79
2. Usia ................................................................................................. 80
3. Jenis Kelamin .................................................................................. 81
4. Status Merokok dan Tipe Perokok .................................................. 83
xiv
B. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ................................................................................................... 85
C. Gambaran Perilaku Merokok Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
................................................................................................................. 87
D. Gambaran Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
................................................................................................................. 91
E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 93
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ...................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
UIN : Universitas Islam Negri
FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
FISIP : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FDI : Fakultas Dirasat Islamiyah
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RI : Republik Indonesia
WHO : World Health Organization
QS : Al-Qur’an Surat
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SKT : Sigaret Kretek Tangan
SKM : Sigaret Kretek Mesin
SKM FF : Sigaret Kretek Mesin Full Flavor
SKM LM : Sigaret Kretek Mesin Light Mild
RF : Rokok Filter
RNF : Rokok Non Filter
FTND : Fagerstrom Test For Nicotine Dependence
GYTS : Global Youth Tobacco Survey
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 44
3.1 Kerangka Konsep 45
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Definisi Operasional 47
4.1 Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
54
4.2 Persebaran Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
54
4.3 Persebaran Jumlah Mahasiswa FDI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
54
4.4 Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
58
4.5 Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
58
4.6 Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FDI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
58
4.7 Indikator Item Kuesioner Perilaku Merokok 61
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Fakultas UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
69
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
70
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
70
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
71
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Merokok di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
71
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tipe Perokok di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
72
5.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Pengetahuan Mengenai Rokok di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
72
5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Rokok
Responden Berdasarkan Kategori Fakultas di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
73
5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Rokok
Responden Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
74
5.10 Distribusi Frekuensi Status Perokok Berdasarkan Usia di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
74
5.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Merokok
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
75
5.12 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Responden
Berdasarkan Kategori Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
75
xviii
5.13 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Responden
Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
76
5.14 Distribusi Frekuensi Status Merokok Dengan Tingkat
Pengetahuan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Distribusi
Frekuensi Responden Menurut Nikotin Dependen di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
76
5.15 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Nikotin Dependen
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
77
5.16 Distribusi Frekuensi Nikotin Dependen Responden
Berdasarkan Kategori Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
77
5.17 Distribusi Frekuensi Nikotin Dependen Responden
Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
78
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Izin penelitian dan pengambilan data
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
Lampiran 3. Izin penggunaan kuesioner
Lampiran 4. Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner
Lampiran 5. Hasil olah SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan
bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi
perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Hal ini sebenarnya
telah diketahui oleh masyarakat, bahwa merokok itu mengganggu
kesehatan. Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah
nasional (Setiyanto, 2013).
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi perokok di
Indonesia tahun 2013 laki-laki sebanyak 68,8%, perempuan 6,9%, dan
total prevalensi di Indonesia sebanyak 36,3%. Hasil ringkasan Riskesdas
menyebutkan bahwa perilaku merokok penduduk 15 tahun ke atas
meningkat dari tahun 2007 ke 2013. Pada tahun 2007, usia 15–19 tahun
sebanyak 36,3%, usia 20–24 tahun 16,3%, usia 25–29 tahun sebanyak
4,4% dan usia ≥ 30 tahun sebanyak 3,2%. Jumlah perokok aktif yang
meningkat ini didominasi oleh remaja dan anak-anak. Sejak 2011 hingga
saat ini terjadi peningkatan perokok aktif di kalangan remaja dan anak-
anak, yakni dari 5 % menjadi 17 % (Depkes, 2013).
Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization
(WHO) telah lama menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak
2
menimbulkan dampak negatif, lebih bagi anak-anak dan masa
depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang
terhisap langsung masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu
asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya
karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak (KPAI, 2013).
Nikotin yang terkandung didalam rokok dapat menimbulkan
perasaan tergantung atau disebut dengan nicotine dependence. Efek toleran
yang disebabkan oleh nikotin sesungguhnya relatif ringan, tetapi sifat
adiktifnya dapat menyebabkan tubuh bergantung dengan zat tersebut
(Komasari & Avin, 2000). Toleransi terhadap nikotin mulai berkembang
pada saat dosis pertama, oleh karena itu pemakai zat nikotin terus
menambah dosis untuk mempertahankan efek dan mencegah hilangnya
gejala (Sudiono, 2007).
Nicotine dependence atau ketergantungan nikotin adalah keadaan
dimana individu tidak dapat berhenti menggunakan zat nikotin. Nikotin
adalah zat adiktif yang menyebabkan perubahan mood yang bersifat
sementara. Individu yang menggunakan nikotin akan merasa senang
sehingga membuat individu ingin menggunakannya terus menerus. Pada
saat yang sama, apabila menghentikan penggunaan tembakau akan
menyebabkan gejala penarikan, termasuk mudah marah, kecemasan, lesu,
gangguan konsentrasi, sakit kepala dll (Mayoclinic, 2013).
3
Menurut penelitian Goodwin et al (2011) ketergantungan nikotin
adalah bukti yang menunjukan hambatan utama seseorang untuk bisa berhenti
merokok. Faktor prediktor merokok seperti merokok pada usia dini, orang tua
yang merokok, rekan atau teman perokok, dan pendidikan yang rendah
menyebabkan individu semakin tidak bisa berhenti dari konsumsi zat nikotin.
Penelitian mengenai ketergantungan nikotin atau nikotin dependen
dilakukan setiap tahun. Setiap tahun terdapat sekitar 3 juta kematian yang
disebabkan dari ketergantungan nikotin. Sekitar 20% orang Amerika
memenuhi kriteria dari gejala ketergantungan nikotin. Di antara perokok,
sekitar 50%-80% diperkirakan memenuhi gejala ketergantungan nikotin
(Ashton, 2010).
Beberapa penelitian mengenai resiko yang mungkin dialami perokok
menunjukan bahwa perokok mempunyai kemungkinan sebelas kali mengidap
berbagai penyakit yang menyebabkan kematian dibanding bukan perokok.
Resiko tersebut sesungguhnya tidak hanya mengenai perokok aktif saja tetapi
juga orang-orang disekitar perokok, yaitu orang yang tidak merokok tetapi
harus menghirup asap rokok atau orang yang berada disekitar perokok atau
untuk selanjutnya dikatakan perokok pasif (Sari, 2003)
Dalam Islam rokok dinyatakan haram. Beberapa dalil yang bisa
dijadikan landasan keharaman rokok secara mutlak, sabda Rasulullah “Tidak
boleh menimbulkan bahaya dan tidak boleh menyebabkan bahaya bagi orang
lain“ (HR. Ibnu Majah, Hadist Shahih). Berdasarkan firman Allah “Dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
4
segala yang buruk“ (QS. Al A’raf ayat 157) . Rokok akan menyebabkan
seseorang terjerumus dalam kebinasaan dan kematian. Selain membahayakan
perokok aktif, maka rokok akan membahayakan orang lain atau perokok pasif
(Jabbar, 2008).
Bahaya merokok bagi kesehatan sudah sangat jelas dan diakui secara
luas. Penelitian yang dilakukan para ahli memberikan bukti nyata adanya
bahaya merokok bagi kesehatan si perokok dan bahkan pada orang
disekitarnya (Aydid, 2000). Selain merugikan bagi si perokok dan orang lain
rokok dapat dikatakan juga merugikan dari segi agama.
Sudah banyak media dan artikel ilmiah yang memberikan informasi
mengenai bahaya rokok bagi perokok dan lingkungan sekitarnya, namun
masih banyak masyarakat menghiraukan peringatan ini. Perilaku merokok
saat ini dilakukan dari berbagai kalangan dan dari berbagai latar pendidikan
yang berbeda. Perilaku merokok bisa terjadi dan bisa ditemukan di berbagai
tempat, seperti stasiun kereta api, terminal, kantor, pasar, perumahan dll.
Bahkan, perilaku merokok sudah banyak di lingkungan akademis, seperti
kampus atau universitas. Padahal mereka yang berada di lingkungan akademis
selayaknya lebih mengerti mengenai informasi bahaya merokok
(Anggarawati, 2013)
Lingkungan universitas atau kampus yang termasuk tempat proses
kegiatan belajar mengajar seharusnya bersih dari asap rokok. Menurut
peraturan gubernur provinsi daerah khusus ibukota Jakarta nomor 75 tahun
2005 tentang kawasan larangan merokok disebutkan “Tempat umum, sarana
5
kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses
belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum
dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok" (BPLHD, 2009). Tetapi pada
kenyataannya dari hasil pengamatan di beberapa universitas negeri masih
banyak yang belum terbebas dari asap rokok. Universitas negeri menjadi
sorotan utama karena menjadi idaman setiap siswa SMA untuk melanjutkan
studinya (Anggarawati, 2013)
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
salah satu universitas negri di Jakarta yang terdiri dari beberapa fakultas.
Fakultas ini mempelajari bidang yang berbeda. Beberapa diantaranya Fakultas
Dirasat Islamiyah (FDI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas
Psikologi, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Dari
beberapa fakultas tersebut masih belum terbebas dari asap rokok. Berdasarkan
pengamatan subjektif peneliti masih ada mahasiswa yang merokok di
lingkungan kampus seperti area parkir, taman kampus, kantin dll.
Berdasarkan hasil penelitian Powe (2007) mengenai sikap dan
keyakinan dan prediktor perilaku merokok pada mahasiswa diperguruan tinggi
atau universitas dilaporkan lebih dari 50% pernah mencoba rokok. Mahasiswa
ini mulai mencoba rokok saat usia 15 tahun. Kemungkinan bahwa seorang
mahasiswa akan merokok adalah 15 kali lebih besar jika teman-teman mereka
merokok.
Berdasarkan keputusan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengenai kode etik mahasiswa tahun 2012, terdapat peraturan bahwa
6
mahasiswa dilarang merokok dilingkungan kampus. Pasal 10 poin 15
menyebutkan “Setiap mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
dibenarkan melakukan perbuatan sebagaimana dibawah ini baik dilingkungan
maupun diluar lingkungan kampus yaitu merokok”. Bentuk sanksi dalam pasal
26 “Pelanggaran atas pasal 10 poin 15 dikenakan sanksi pasal 6 huruf d
membayar denda sebesar Rp. 50.000,- setiap terbukti merokok” (Wahab, dkk,
2012). Peraturan ini sangat jelas ada sebagai kode etik mahasiswa, tetapi pada
kenyataan nya kode etik tersebut tidak benar-benar dilaksanakan sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan. Mahasiswa juga banyak yang tidak
mengatahui tentang adanya kode etik tersebut.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin melihat gambaran
mengenai tingkat pengetahuan, perilaku merokok dan nikotin dependen pada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari latar belakang pendidikan
yang berbeda yakni dari mahasiswa yang mempelajari ilmu kesehatan,
mahasiswa yang mempelajari ilmu kemasyarakatan, dan mahasiswa yang
memperdalam ilmu agama islam.
Hasil studi pendahuluan pertama, peneliti mencari informasi mengenai
fakultas-fakultas yang mempelajari tentang kesehatan, fakultas yang
mempelajari ilmu sosial dan fakultas yang mendalami ilmu keislaman. Peneliti
menggunakan mahasiswa dari FKIK dikarenakan di UIN hanya satu fakultas
yang mempelajari ilmu kesehatan, FISIP dikarenakan difakultas ini
memepelajari ilmu-ilmu sosial dan kemasyarakatan dan kemudian FDI yang
mempelajari ilmu agama islam secara mendalam.
7
Hasil studi pendahuluan kedua terhadap 20 orang mahasiswa yang
terdiri dari 10 perempuan dan 10 laki-laki dari FKIK,FDI dan FISIP di UIN 13
orang diantaranya adalah perokok. Mahasiswa dan mahasiswi tersebut
mengatakan bahwa mereka sering merokok disekitar kampus. Mereka
merokok dikampus karena melihat teman-teman nya yang juga perokok.
Mereka mengatakan bahwa dikampus sudah ada papan peringatan kawasan
bebas asap rokok, tetapi mahasiswa/i tetap menghiraukan. Mereka juga tidak
mengetahui tentang peraturan tetap atau kode etik dilarang merokok di
lingkungan kampus. Mahasiswa dan mahasiswi ini juga mengatakan bahwa
mereka mengetahui bahaya merokok, baik dari segi kesehatan maupun
kerugian dari segi agama tetapi mereka tetap merokok karena merasa sulit
untuk berhenti merokok.
Menurut Bagus dan Januartha (2012) dalam penelitiannya mengenai
analisis tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku merokok menunjukkan
bahwa variabel independen yang signifikan mempengaruhi tingkat
pengetahuan remaja tentang perilaku merokok yaitu umur, tingkat pendidikan
orang tua, orang tua adalah perokok atau tidak, komunikasi dengan ayah,
aktivitas dengan teman dan intensitas untuk mengamati iklan rokok.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari
oleh pengetahuan. Menurut Green (1991) perilaku berasal dari 3 faktor, salah
satunya faktor predisposisi. Faktor predisposisi adalah faktor yang ada dalam
8
diri individu, yang termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap,
keyakinan, kebiasaan, dan nilai-nilai. Pada perilaku merokok, pengaruhnya
pada individu yang merokok tentang merokok, kepercayaan, dan pengetahuan
tentang efek kesehatan akibat merokok.
Peneliti sebagai salah satu mahasiswi FKIK melihat masih ada
mahasiswa yang merokok disekitar kampus FKIK seperti di belakang kantin,
tempat parkir, dan taman kampus. Padahal sangat jelas dikampus FKIK
terdapat peringatan sebagai kawasan bebas dari asap rokok. Mahasiswa FKIK
merupakan kelompok belajar yang nantinya akan menjadi tenaga kesehatan
dimasyarakat dan dapat dijadikan role model dalam masyarakat. Mahasiswa
FKIK Banyak mendapat informasi tentang kesehatan yang diperoleh, seperti
pada program studi ilmu keperawatan yang mempelajari keperawatan medikal
bedah yang didalamnya tedapat penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
rokok. Program studi pendidikan dokter yang mempelajari berbagai macam
penyakit, salah satunya ilmu penyakit dalam (UIN, 2011). Melihat hal tersebut
diharapkan perilaku yang dimiliki mahasiswa FKIK akan lebih baik.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta dirancang
untuk menghasilkan tenaga profesional dalam pengkajian, penelitian dan
penerapan ilmu-ilmu kemasyarakatan. Mahasiswa FISIP diharapkan bisa
mengerti dan memahami berbagai masalah dan problema yang terjadi dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi di masyarakat (UIN, 2011).
Berbeda dengan FKIK, mahasiswa FISIP tidak mempelajari mengenai
kesehatan manusia. Saat ini bahaya merokok tidak hanya bisa didapat dengan
9
mempelajari ilmu kesehatan, tetapi dari berbagai media. Papan peringatan
dilarang merokok sudah terdapat didalam FISIP, tetapi mahasiswa masih
menghiraukan peringatan tersebut.
Salah satu fakultas yang mendalami agama islam di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah Fakultas Dirasat Islamiyah. Fakultas ini bertujuan
menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan memahami dan menerapkan
moralitas akademik, sikap ilmiah dan strategi dalam pemahaman ilmu agama
dan bahasa arab.
Mahasiswa FDI diharapkan memiliki kemampuan berbahasa arab dan
memimiliki hafalan al-Qur’an yang baik. Pendidikan dan pengajaran yang
didapat secara profesional untuk melahirkan lulusan yang menguasai agama
Islam secara mendalam, berakhlakul karimah, berwawasan keindonesiaan,
kemanusiaan dan kemodernan. Mahasiswa FDI diharapkan memiliki
kemampuan mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dalam memberikan jawaban
atas segala permasalahan yang berkembang di masyarakat secara umum, salah
satunya seperti hukum merokok (UIN, 2011).
Anak-anak dan remaja pada masa sekarang banyak yang telah tercemar
oleh racun adiktif dari rokok. Penerus bangsa di masa mendatang ini tidak
mempunyai kualitas baik fisik maupun psikis, bahkan sebagian mati muda
karena rokok. Anak-anak dan remaja saat ini sangat diperlukan untuk
memimpin negeri ini ke depan dalam menghadapi berbagai gangguan,
ancaman, tantangan dan hambatan (KPAI, 2013).
10
B. Rumusan Masalah
Perilaku merokok sudah semakin meningkat pada anak-anak dan
remaja. Bahkan, perilaku merokok sudah banyak di lingkungan akademis,
seperti kampus atau universitas. Padahal mereka yang berada di
lingkungan akademis selayaknya lebih mengerti mengenai informasi
bahaya merokok. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta termasuk kampus yang
belum terbebas dari asap rokok. Mahasiswa dari Fakultas Dirasat
Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan masih terlihat bebas merokok dikampus. Rokok sangat
jelas merugikan bagi kesehatan, kandungan nikotin didalam rokok dapat
menyebabkan ketergantungan. Selain merugikan kesehatan, rokok juga
merugikan dari segi agama dan bagi orang lain. Dengan demikian peneliti
ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, perilaku merokok dan
nikotin dependen mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran karakteristik responden meliputi program
studi, jenis kelamin, usia, status merokok, dan tipe perokok pada
mahasiswa FKIK,FISIP,dan FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
11
2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang merokok
mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ?
3. Bagaimana gambaran perilaku merokok mahasiswa Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
4. Bagaimana gambaran status merokok dengan tingkat pengetahuan
mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ?
5. Bagaimana gambaran nikotin dependen mahasiswa Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan, perilaku
merokok, dan nikotin dependen pada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
12
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran karakteristik responden meliputi
program studi, jenis kelamin, usia, status merokok, dan tipe
perokok pada mahasiswa FKIK,FISIP,dan FDI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
b. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan tentang merokok
mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Diketahuinya gambaran perilaku merokok mahasiswa Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
d. Diketahuinya gambaran status merokok dengan tingkat
pengetahuan mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
e. Diketahuinya gambaran nikotin dependen mahasiswa Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
13
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pemerintah terkait kondisi kesehatan masyarakat indonesia,
khususnya kesehatan remaja. Fenomena tren merokok aktif pada
usia dini seharusnya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi
pemerintah. Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi
konkret untuk menurunkan jumlah perokok aktif di Indonesia.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan
pertimbangan dalam penegasan kebijakan dan peraturan larangan
merokok di wilayah institusi pendidikan.
3. Bagi setiap Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebagai bahan masukan dalam rangka membuat program
pencegahan agar mahasiswa tidak menjadi perokok dan
menanggulangi kebiasaan merokok, sehingga program yang dibuat
tepat dan berguna bagi peningkatan kualitas kesehatan mahasiswa.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang
berguna untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.
5. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitan
selanjutnya, pada penelitian selanjutnya diharapkan fokus untuk
14
mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasilnya lebih
sempurna.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret – April 2015. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo,
2002). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Swansburg , 2001).
1. Tingkatan pengetahuan
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup
6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu
artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang ia
tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan
dan menyatakan.
b. Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui.
Sesorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat
menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.
16
c. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat
menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.
d. Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek
kedalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih didalam suatu
struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran
kemampuan adalah ia dapat menggambarkan, membuat bagan,
membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi
perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi dengan
fisiologi.
e. Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Ukuran kemampuan adalah ia dapat
menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan menyesuaikansuatu
teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada
atau disusun sendiri.
B. Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Perilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan dan lingkungan.
Sedangkan menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai
17
suatu reaksi dan reaksi mekanisme terhadap lingkungannya
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup
dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku. Sikap atau
mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental
diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa,
sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia
sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan
tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Perlu pula ditekankan
bahwa individu dalam merespon atau menanggapi suatu peristiwa atau
keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, juga dipengaruhi
lingkungan ataupun kondisi pada saat itu (Herijulianti, dkk, 2001).
1. Bentuk Perilaku
Soekidjo Notoatmodjo (2003) dengan memerhatikan bentuk
respons terhadap stimulus, membedakan perilaku manusia menjadi
dua bentuk, yaitu :
a. Perilaku tertutup (covert behavior), hal ini ditunjukan dalam
bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan reaksi
lainnya yang tidak tampak
18
b. Perilaku terbuka (overt behavior) yaitu dalam bentuk tindakan
nyata misalnya meminum obat ketika dirinya merasa sakit sebagai
perlaku kesehatan. Begitu juga dengan perilaku merokok,
seseorang mengenal rokok dari lingkungannya, awalnya
mengamati orang-orang yang sedang merokok, setelah mencoba
merokok untuk pertama kalinya individu akan merasa ketagihan
untuk merokok lagi dengan berbagai macam alasan, yaitu untuk
menurunkan kecemasan, agar terlihat lebih jantan dan karena
merokok sudah menjadi kebiasaan.
2. Proses Adopsi Perilaku
Proses adopsi perilaku menurut Notoatmodjo (2003) sebelum
seseorang mangadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut terjadi
suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yaitu:
a. Awareness (Kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.
b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang), Individu menimbang-
nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap
yang lebih baik lagi.
d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus
19
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku merupakan resultan dari berbagai macam aspek
internal dan eksternal, fisik dan psikologis. Perilaku tidak berdiri
sendiri, akan tetapi selalu berkaitan dengan faktor-faktor lain. Green
1991 dalam Maulana (2007) menjelaskan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor predisposing
Adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk
didalamnya adalah sikap, nilai, pengetahuan, budaya,
kepercayaan, keyakinan, kebiasaan dan faktor sosio-demografi.
b. Faktor Reinforcing
Faktor ini merupakan konsekuensi positif dari perilaku,
seperti penerimaan kelompok, atau konsekuensi negatif seperti
sanksi sosial.
c. Faktor Enabling
Faktor ini adalah kondisi lingkungan yang secara umum
memungkinkan suatu perilaku dilakukan atau menghalangi
perilaku tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua
perilaku berasal dari tiga faktor tersebut. Pada perilaku merokok,
pengaruhnya pada individu yang merokok atau berhenti merokok
dalam predisposing factor termasuk sikap tentang merokok,
20
kepercayaan, dan pengetahuan tentang efek kesehatan akibat
merokok. Reinforcing factor secara sosial termasuk dukungan
sosial, pengaruh kelompok dan iklan rokok. Sedangkan pada
enabling factor termasuk ketersediaan dan harga rokok. Hal inilah
yang menimbulkan adanya perilaku merokok pada individu.
C. Rokok
Menurut kamus besar bahasa indonesia rokok adalah gulungan
tembakau kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus daun nipah atau
kertas. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara
agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
1. Kandungan Rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok
tidak hanya tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya
bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan
karbon monoksida. Nikotin merupakan bahan yang dapat
menyebabkan adiksi atau ketergantungan. Nikotin merupakan
racun dan bila digunakan dalam dosis besar dapat mematikan
karena efek paralisis yang ditimbulkannya pada otot pernapasan.
Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah sehingga mengganggu sirukulasi
21
darah. Denyut jantung istirahat pada perokok muda meningkat 2-3
detak/menit.
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin
adalah tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang
mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan zat beracun
lainnya. Zat-zat tersebut akan menempel pada sepanjang saluran
nafas perokok dan pada saat yang sama akan mengurangi
kekenyalan alveolus (kantung udara dalam paru-paru). Hal ini akan
menyebabkan hanya sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan
sedikit oksigen yang terserap ke dalam peredaran darah.
Gas karbon monoksida yang umum dikenal sebagai asap
yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida
dalam tubuh akan mengurangi kemampuan darah untuk menyerap
oksigen dari paru-paru. Hal ini terjadi karena sel darah merah
sebagai pengangkut oksigen lebih mudah berikatan dengan karbon
monoksida dibanding dengan oksigen. Lebih banyak menghisap
rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam peredaran
darah. Karbon monoksida dari asap yang dihirup oleh perokok itu
sendiri hal tersebut mengkontribusi penumpukan di dinding
pembuluh darah dan pencetus proses atherosclerosis.
Selain tiga kandungan utama rokok tersebut, rokok juga
mengandung bahan kimia lain. Rokok juga mengandung Sianida,
22
senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano. Benzene, juga
dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna. Cadmium, sebuah logam yang sangat
beracun dan radioaktif. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang
paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana. Amonia,
dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam
kombinasi dengan unsur-unsur tertentu. Formaldehida, cairan yang
sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastik dan pestisida. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun
tikus. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan
dalam asap buangan mobil dan motor (Wangolds, 2013).
2. Dampak Perilaku Merokok
a. Dampak Positif
Manfaat rokok bagi perokok adalah dapat meningkatkan
kreativitas bagi pecandunya. Rokok juga dapat memberikan
ketenangan, mengusir perasaan malas, menghilangkan stres dan
sakit kepala. Semua manfaat tersebut disebabkan oleh zat
nikotin yang terkandung didalam rokok sebagai psikotropika
stimulan. Tetapi manfaat tersebut hanya efek jangka pendek dan
23
bisa mengakibatkan dampak buruk dalam jangka panjang
(Partodiharjo, 2010).
b. Dampak Negatif
Sudah banyak diteliti dan telah terbukti bahwa kandungan
dalam rokok membahayakan kesehatan seseorang. Baik asap
yang dihisap langsung saat merokok maupun yang keluar dari
ujung rokok, sama-sama mengandung bahan kimia beracun,
seperti : nikotin, tar, nitrous oxide, formic acid, carbon
monoksida, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut apabil
berinteraksi dan berakumulasi secara kronis dalam waktu yang
lama dapat menimbulkan penyakit kanker paru, bibir,
kerongkongan, usus, penyakit jantung dan penyakit paru kronis.
Cahyono (2008) mengatakan tentang bahaya rokok yang
merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat
dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh rokok
adalah penyakit jantung (1,69 juta kematian), penyakit paru
obstruktif kronis (0,97 juta kematian), dan kanker paru (0,85
juta kematian). Sekitar 90% kanker paru berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Jenis kanker lain yang bisa terkait dengan
rokok adalah kanker kandung kemih, ginjal, kanker leher rahim,
kanker esofagus, dan kanker pankreas.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat
adiktif yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan
24
tubuh. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah. Nikotin dapat mengaktivasi trombosit dan meningkatkan
asam lemak, mencetuskan aterosklerosis, penyempitan
pembuluh koroner. Penyempitan arteri koroner dapat
menimbulkan serangan jantung. Sumbatan pembuluh darah juga
dapat terjadi ditempat lain. Apabila sumbatan terjadi di
pembuluh darah ginjal, menyebabkan terjadinya hipertensi dan
gagal ginjal. Apabila penyumbatan terjadi di pembuluh darah
otak bisa menyebabkan terjadinya stroke.
Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih
dari 40 macam zat karsinogen. Kemungkinan timbulnya kanker
paru pada perokok 22 kali lebih besar dari pada non perokok.
Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar ludah 2 kali lebih besar
dari non perokok. Kanker pharynx 6-7 kali lebih besar,
kerongkongan 12 kali lebih besar, eshophagus 8-10 kali lebih
besar, ginjal 5 kali lebih besar dari non perokok (Depkes, 2009).
Rokok juga berisiko menimbulkan impotensi. Rokok
juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada umur 30-40
tahun. Hal ini disebabkan karena bahan kimia dalam rokok
menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sekitar genital.
Adanya disfungsi ereksi merupakan tanda dini gangguan
pembuluh darah ditempat lain.
25
Nikotin dalam rokok juga dapat menurunkan kadar
estrogen, sehingga menimbulkan menopause secra dini dan
osteoporosis lebih berat. Zat kimia yang ada dalam rokok dapat
menstimulasi trombosis di otak besar yang dapat berakibat
terjadinya serangan stroke atau kelumpuhan. Selain itu rokok
juga bisa menyebabkan keguguran spontan, bayi dengan berat
badan lahir rendah, dan meningkatkan risiko kematian bayi baru
lahir. Disamping keadaan diatas, kebiasaan merokok
memudahkan munculnya gangguan gusi dan gigi, kemandulan,
asma bronkial, dan gangguan pada mata terutama katarak.
D. Jenis Rokok
Menurut Yulianto (t.t) rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku
atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada
rokok. Jenis rokok juga dilihat dari kadar nikotin dan tar nya
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
1. Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
2. Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau.
26
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
1. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya
daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
2. Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dancengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan
dan atau alat bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan
ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat
rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus
rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa
27
rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa
rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena
terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung
SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung
rokok sama besar.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2
bagian :
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam
proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas.
Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-
lain.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok
jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild,
Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-
lain.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
1. Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
28
2. Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus.
Dilihat dari komposisinya:
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering
dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih
tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di
Asia Tenggara dan India.
2. Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan
daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara.
Yang terkenal dari Havana, Kuba.
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma
cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis
ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa
digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen
perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang
diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang
diisap dengan hidung atau mulut.
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan
atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung.
Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan
29
beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur
seperti dikafe-kafe.
1. Perilaku Merokok
Perilaku manusia merupakan reaksi individu yang diwujudkan
dengan tindakan atau aktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu.
Dalam hal ini rangsangan tersebut adalah rokok. Kebiasaan merokok
bukanlah hal baru. Bahkan sejak tahun 600 sebelum Masehi tanaman
tembakau sudah mulai ditanam. Pada tahun 1492, tanaman
tembakau menjadi populer setelah Columbus melihat orang-orang
indian menghisap tembakau dalam upacara tertentu sebagai lambang
keramah-tamahan. Sejak saat itu kebiasaan merokok semakin
menjadi populer di Eropa. Tidak ada yang memungkiri adanya
dampak negatif dari perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi
kehidupan manusia merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya,
meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok tetapi jumlah
perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia
merokok semakin bertambah muda (Cahyono, 2008).
Menurut Leventhal & Clearly ( dalam Komasari & Alvin,
2000) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi
perokok, yaitu :
a. Tahap Preparatory.
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan
mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau
30
dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbukan minat untuk
merokok.
b. Tahap Initiation.
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang
akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku
merokok.
c. Tahap becoming a smoker.
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4
batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi
perokok.
d. Tahap maintenance of smoking.
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari
cara pengarturan diri (selfregulating). Merokok
dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.
Seseorang akan menderita penyakit akibat rokok atau tidak
tergantung pada lama dan jumlah rokok yang dihisap. Semakin lama
dan semakin banyak yang dikonsumsi semakin tinggi resikonya.
2. Tipe Perilaku Merokok
Tomkins (1991) mengklasifikasikan tipe perilaku merokok menjadi
empat tipe (Mu’tadin,2002), yaitu :
a. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
31
Perokok tipe ini merokok untuk mendapatkan relaksasi dan
kesenangan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kenikmatan
yang didapat dari merokok; rangsangan untuk meningkatkan
kepuasan dari merokok; dan dilatarbelakangi karena kesenangan
individu dalam memegang rokok.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
Perokok tipe ini merokok untuk menurunkan perasaan negatif
yang perokok alami. Misalkan untuk menurunkan perasaan cemas,
marah, atau gelisah. Motivasi individu untuk merokok adalah
sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari perasaan yang tidak
menyenangkan bagi dirinya.
c. Perilaku merokok karena kecanduan psikologis
Perokok tipe ini sudah mengalami kecanduan psikologis dari
rokok. Perokok akan meningkatkan jumlah batang rokok yang
dihisap setiap harinya. Hal ini dilakukan hingga individu
mendapatkan efek ketenangan seperti yang diharapkan.
d. Perilaku merokok karena sudah menjadi kebiasaan.
Perokok tipe ini menggunakan rokok sama sekali bukan untuk
mengendalikan perasaannya. Kegiatan merokok sudah menjadi
kebiasaan atau rutinitas individu. Perilaku merokok sudah menjadi
perilaku yang otomatis, tanpa dipikirkan, dan tanpa disadari oleh
individu.
32
Menurut Smet 1994 dalam Nasution (2007) tipe-tipe perokok
berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap yaitu :
a. Perokok Ringan bila rokok yang dihisap kurang dari 10 batang
perhari.
b. Perokok sedang bila 11-21 batang sehari
c. Perokok berat bila menghisap lebih dari 21 batang perhari.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar
dimulai dari sejak masa anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok
pada masa remaja. Proses belajar atau sosialisasi tampaknya dapat
dilakukan melalui tranmisi dari generasi sebelumnya yaitu tranmisi
vertikal yaitu dari lingkungan keluarga, lebih spesifik sikap permisif
orang tua terhadap perilaku merokok remaja. Sosialisasi yang lain
melalui transmisi horisontal melalui lingkungan teman sebaya. Namun
demikian, yang paling besar memberikan kontribusi adalah kepuasan-
kepuasan yang diperoleh setelah merokok atau rokok memberikan
kontribusi yang positif. Pertimbangan-pertimbangan emosional lebih
dominan dibandingkan dengan pertimbangan-pertimbangan rasional
bagi perokok (komasari & Alvin, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian Fuadah (2011) menyebutkan
bahwa ada 4 faktor yang memiliki peran yang besar dalam perilaku
merokok dan berada sangat dekat dengan para perokok yaitu :
a. Pengaruh orang tua
33
Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada
anak. Sebab, anak akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti
perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.
b. Pengaruh teman
Hedman et al (2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor
resiko pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman
yang juga sebagai perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
di antaranya memiliki satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu
pula dengan remaja bukan perokok.
c. Faktor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja
mengonsumsi rokok dan obat-obat, yaitu sifat konformitas sosial.
Individu yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas
sosial lebih mudah menjadi pengguna rokok dan obat-obatan
dibandingkan dengan individu yang memiliki skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan
rokok, baik dari media cetak maupun media elektronik.
Hasil penelitian Mulyadi (2007) juga menyebutkan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok.
Faktor-faktor ini dikategorikan menjadi 6 (enam) yaitu : Keinginan
mencoba rasa rokok, sebagai fashion (gaya), menyukai rasa rokok,
34
ketidakpedulian terhadap bahaya rokok, merokok memberikan
kepuasan, dan lingkungan sosial.
E. Nikotin Dependen
Nikotin adalah zat adiktif yang ditemukan didalam semua produk
tembakau. Selain bersifat adiktif, nikotin juga menjadi racun bagi tubuh.
Nikotin dalam tembakau berkadar 1-4%. Satu batang rokok mengandung
sekitar 1,1 mg nikotin. Selain mengandung nikotin, rokok tembakau juga
mengandung zat organik lain dan bahan tambahan (aditif). Efek toleran
yang disebabkan oleh nikotin sesungguhnya relatif ringan, tetapi sifat
adiktifnya dapat menyebabkan tubuh bergantung dengan zat tersebut
(UnityPoint, 2011)
Menurut Vorvick (2013) ketergantungan nikotin atau nikotin
dependen ditandai dengan pola-pola tertentu. Pola pertama disebut
toleransi. Toleransi adalah ketika individu perlu menggunakan jumlah
yang lebih besar dari obat untuk mendapatkan efek yang sama. Sebagian
besar perokok memulai dengan beberapa rokok setiap hari dan akhirnya
merokok lebih dari satu bungkus perhari.
Pola berikutnya dari ketergantungan nikotin adalah gejala
penarikan. Penarikan adalah seperangkat gejala fisik yang terjadi ketika
seseorang berhenti menggunakan zat. Individu yang mencoba untuk
berhenti merokok akan merasakan hal yang buruk pada tubuhnya.
Beberapa gejala penarikan umum yang terjadi seperti kecemasan,
mengantuk, mudah marah, mual, gelisah, sakit kepala, perasaan depresi,
sulit berkonsentrasi, dan penurunan denyut jantung. Ketika individu
35
mencoba berhenti merokok, gejala penarikan akan muncul dalam satu
sampai dua hari. Terjadi gejala puncaknya saat seminggu pertama dan
kemudian mereda dalam waktu 2 sampai 4 minggu.
Pola yang ketiga adalah adanya perilaku bergantung atau
kecanduan. Individu terus menggunakan tembakau yang terkandung
nikotin meskipun hal tersebut berbahaya bagi diri individu itu sendiri.
Pada penggunaan pertama nikotin, efek didalam tubuh
meningkatkan konsumsi nikotin secara berulang. Nikotin mengikat
reseptor kolinergik dalam sistem saraf pusat. Toleransi tubuh menjadi
berkembang, frekuensi dan dosis semakin meningkat dalam penggunaan
nikotin. Nikotin memicu pelepasan dopamin, suatu neurotransmitter yang
memberikan perasaan yang menyenangkan. Para ahli mengatakan bahwa
ketika nikotin yang terhirup di otak dalam hitungan detik langsung
mempengaruhi seluruh tubuh. Setelah terhirup, denyut jantung akan
meningkat, kadar hormon serta dopamin meningkat. Hal tersebut
meningkatkan suasana hati serta kemampuan untuk berkonsentrasi.
Beberapa saat setelah hisapan rokok terakhir, kadar hormon ini menurun.
Perokok akan merasa cemas, mudah marah dan rasa ingin menggunakan
nikotin lagi (Ashton, 2010)
Terdapat faktor fisik maupun psikologis lain yang mempengaruhi
proses kecanduan atau ketergantungan. Berikut ini situasi atau perilaku
yang berhubungan dengan rasa ingin merokok :
36
1. Pada saat tertentu di siang hari yang menimbulkan rasa yang
lebih besar untuk merokok, seperti dengan secangkir kopi, saat
istirahat kerja, atau setelah tugas-tugas rutin.
2. Setelah makan, kebanyakan perokok memiliki keinginan untuk
merokok segera setelah makan.
3. Alkohol, sebagian besar perokok yang minum alkohol
mengatakan bahwa tembakau dan alkohol harus dinikmati
secara bersama-sama.
4. Pada sejumlah tempat, perokok sering menemukan tempat-
tempat tertentu untuk merokok seperti toilet, bar, atau tempat
parkir (setelah turun dari kendaraan).
5. Merokok dengan beberapa orang, jika individu bertemu dengan
orang lain yang juga merokok maka individu akan merasa ingin
merokok juga.
6. Saat stres, mayoritas perokok biasanya akan memiliki dorongan
untuk merokok ketika menghadapi situasi stres atau emosional.
7. Bau tembakau, bau tembakau pada orang lain dapat memicu
bagi perokok lain.
8. Mengemudi, banyak perokok yang merokok saat berkendara
sendiri.
9. Cuaca dingin, bagi beberapa perokok merokok saat cuaca
dingin bisa membuat tubuh terasa hangat.
37
Ahli ketergantungan nikotin mengatakan bahwa pecandu nikotin
harus mengidentifikasi dan menangani perilaku, pemicu, dan situasi yang
terkait dengan merokok (Nordqvist, 2013).
Langkah pertama untuk mendiagnosis individu ketergantungan
nikotin adalah dengan mengidentifikasi penggunaan tembakau. Diagnosis
ketergantungan nikotin berdasarkan pedoman American Psychiatric
Association individu harus menunjukan setidaknya 3 kriteria DSM-IV-TR
selama periode 12 bulan. Kriteria tersebut yaitu :
1. Toleransi, tanda-tanda toleransi adalah jumlah kebutuhan
nikotin yang meningkat untuk menghasilkan efek yang
diinginkan.
2. Penarikan, muncul gejala atau sindrom penarikan.
3. Nikotin digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau periode
yang lebih lama dari yang telah direncanakan.
4. Pengguna memiliki keinginan terus menerus atau gagal dalam
usaha untuk mengurangi tembakau.
5. Banyak waktu yang dihabiskan dalam memperoleh atau
menggunakan zat atau tembakau
6. Kegiatan sosial, pekerjaan, rekreasi berkurang karena
penggunaan tembakau.
7. Penggunaan tembakau yang terus menerus meskipun
mengalami masalah fisik atau psikologis yang berulang seperti
terus merokok meskipun sudah di diagnosa hipertensi, penyakit
jantung koroner, kanker dll (Ashton,2010).
38
F. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Mahasiswa
Mahasiswa mengacu pada buku Pedoman Akademik Program
Strata 1 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2011
adalah peserta didik yang mengikut program pendidikan sarjana. Dalam
aplikasinya, setiap program studi mempunyai jenjang yang berbeda
dalam menempuh tahap akademik ini (UIN, 2011).
2. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada tanggal 30 Desember 2002, Senat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta melakukan pembahasan dalam suatu sidang tentang pentingnya
pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan
kesehatan. Forum tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Pendirian FKIK dimaksudkan
untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia Sehat
2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan lebih banyak
tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat. Hal
ini sesuai dengan visi UIN “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam
mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan.
Dalam pengembangannya FKIK diarahkan pada penciptaan fakultas
yang unggul dan kompetitif sebagai pentahapan menuju fakultas riset
yang didasarkan pada keunggulan-keunggulan yang kompetitif secara
nasional maupun internasional (UIN, 2011).
3. FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
FISIP merupakan fakultas termuda di UIN. Didirikan pada bulan
Juli tahun 2009, fakultas ini membuka tiga program studi : ilmu politik,
hubungan internasional dan sosiologi. Pembentukan FISIP salah
satunya untuk menjawab tuntutan dinamika masyarakat ke depan.
Perubahan sosial yang berjalan cepat memerlukan ilmuwan sosial yang
mampu menganalisis berbagai persoalan sosial-politik dengan baik.
Mahasiswa FISIP diharapkan bisa berperan aktif dalam mencari solusi
atas berbagai persoalan sosial dan politik yang berkembang dalam
masyarakat (UIN,2011).
4. FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
FDI menawarkan satu program studi, yaitu Program Studi Dirasat
Islamiyah, dengan tiga pilihan paket konsentrasi pada semester ketujuh
yaitu konsentrasi ilmu syari’ah, ilmu ushuluddin dan ilmu bahasa dan
sastera arab. Program studi ini bertujuan menyiapkan lulusan yang
memiliki kemampuan memahami dan menerapkan moralitas akademik,
sikap ilmiah dan strategi dalam pemahaman ilmu agama dan bahasa
arab, kemampuan mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dalam
memberikan jawaban atas segala permasalahan yang berkembang
dimasyarakat secara umum, kemampuan berbahasa arab secara aktif,
dan memiliki hafalan Al-Quran (UIN, 2011).
G. Penelitian terkait
1. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok
40
Loren (2010) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Terhadap Rokok. Penelitian ini dilakukan dengan
metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain
penelitian ini adalah Cross Sectional study dan pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Jumlah
sampel sebanyak 306 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran diperoleh
hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
responden terhadap rokok mayoritas berada dalam kategori sedang
yaitu sebesar 75,8%, kategori baik sebesar 4,9%, dan kategori kurang
diperoleh sebesar 19,3%. Hasil uji sikap responden terhadap rokok
mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 89,9%.
Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama
meneliti variabel pengetahuan, namun peneliti tidak mengukur
variabel sikap. Sampel penelitian pada penelitian ini juga memiliki
sedikit perbedaan, dalam penelitian Loren sampel yang diambil adalah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
sedangkan pada penelitian ini sampelnya diambil dari 3 fakultas UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik.
2. Perilaku Merokok Dikalangan Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Semarang
41
Salawati dan Rizki (2010) melakukan penelitian mengenai Perilaku
Merokok Dikalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Semarang. Jenis penelitian ini Kualitatif. Sumber data penelitian ialah
mahasiswa Unimus aktif, memiliki kebiasaan merokok, berjenis
kelamin laki-laki yang layak dan bersedia menjadi informan penelitian
ini. Data diambil melalui FGD dan wawancara mendalam, serta
literatur, dan sumber-sumber lain sebagai pendukung penelitian. Hasil
dari penelitian ini menyebutkan bahwa mahasiswa dari fakultas
kesehatan merokok adalah hak azasi dan mereka merasa kesulitan
untuk berhenti merokok. Pada lain sisi mahasiswa kesehatan
sebenarnya mempunyai beban, karena sebagai calon petugas kesehatan
mereka seharusnya bisa menjadi contoh, sehingga sebagian besar dari
mereka tetap berniat untuk berhenti bila sudah bekerja. Hal tersebut
tidak ditemui pada mahasiswa dari fakultas non kesehatan. Walaupun
sebagian besar yakin bahwa merokok itu berbahaya, namun mereka
tidak yakin mampu berhenti dan hanya berniat mengurangi saja.
Mereka tidak memiliki beban yang sama dengan mahasiswa dari
Fakultas Kesehatan, karena mereka bukan calon petugas kesehatan.
Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama
meneliti variabel perilaku merokok. Perbedaan dengan penelitian
salawati dan rizki yaitu menggunakan metode kuantitatif. Terdapat
perbedaan dalam kriteria sampel yaitu penelitian ini menggunakan
responden laki-laki dan perempuan, responden yang merokok dan
42
tidak merokok. Sampel yang digunakan mempunyai kesamaan dari
fakultas kesehatan dan non kesehatan.
3. Tingkat Ketergantungan Nikotin dan Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Pada Perokok Didesa Panglipuran 2009
Artana dan I.B Ngurah Rai (2009) melakukan penelitian yang
berjudul Tingkat Ketergantungan Nikotin Dan Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Pada Perokok Didesa Panglipuran 2009. Penelitian ini
merupakan suatu penelitian potong lintang analitik pada populasi
perokok di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Sebagai
penelitian pendahuluan, dilakukan survei pendahuluan untuk mencari
penduduk yang merokok dengan menggunakan kuesioner (self-
reported smoking). Perokok yang berusia 12 tahun ke atas kemudian
didata dan diberikan penjelasan dan bila setuju, diminta
menandatangani informed consent untuk mengikuti penelitian ini.
Kepada semua perokok yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
(72 orang), kemudian dilakukan wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih
sebelumnya. Hasil penelitian ini menyebutkan rerata tingkat
ketergantungan nikotin adalah 3,63 ± 1,41.Angka inibila diinter
pretasi menjadi ketergantungan nikotin sedang.
Perbedaan dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan
variabel faktor-faktor yang berhubungan dengan perokok. Perbedaan
dengan sampel adalah peneliti menggunakan reponden dari mahasiswa
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini hanya menggunakan
desain deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner FTND.
4. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan
Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa
Siska Pakaya 2013 melakukan penelitian yang berjudul Hubungan
Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok
Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi penelitian ini adalah semua siswa laki-laki yang
sekolah di SMP Negeri 1 Bulawa. Jumlah populasi dalam penelitian
ini sebanyak 96 orang dengan tehnik pengambilan Sampel
menggunakan metode tekhnik sampling berupa Total Sampling. Data
dianalisis menggunakan Uji chi square dengan tingkat signifikan
p>0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42 siswa (43,75%)
memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok, sebanyak 65
siswa (67,71%) memiliki perilaku merokok termasuk kategori
perokok ringan. Nilai probabilitas (p value) hubungan pengetahuan
tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok sebesar p=0,003
atau p <0,05.
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu peneliti
menggunakan metode deskriptif dan variabel yang diteliti
pengetahuan, perilaku merokok dan nikotin dependen. Penelitian ini
menggunakan populasi dari mahasiswa dan menggunakan metode
44
pengambilan sample dengan teknik cluster sampling. Dalam penelitian
ini hanya melihat gambaran variabel, tidak meneliti hubungan antar
variabel.
45
H. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dibuat berdasarkan proses terbentuknya
perilaku. Kerangka teori penelitian ini sebagai berikut :
Sumber : Maulana (2007); Notoatmodjo ( 2003) ; Vorvick (2013) ; Swansburg (2001); UIN (2011)
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Keterangan : : Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Faktor yang
mempengaruhi perilaku:
Faktor predisposing
Faktor Reinforcing
Faktor Enabling
Proses adopsi perilaku:
1. Awareness (Kesadaran)
2. Interest (tertarik)
3. Evaluation (menimbang-
nimbang)
4. Trial (mencoba)
5. Adoption
Bentuk Perilaku
Perilaku
Merokok
Nikotin Dependen
Tingkatan
pengetahuan:
1. Tahu,
2. Memahami
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Pengetahuan
Tipe Perilaku
Merokok:
1. Perokok berdasaran
efek rokok.
2.Perokok berdasarkan
banyaknya rokok yang
dihisap perhari
Faktor-faktor yang
mempengarhui
perilaku merokok :
1.pengaruh teman
2.pengaruh orang tua
3. pengaruh iklan
Rokok :
Kandungan rokok,
Dampak positif
dan negatif rokok,
Jenis rokok.
Mahasiswa
1.Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan
2.FakultasIlmu Sosial dan
Politik
3. Fakultas Dirasat
Islamiyah
46
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan, perilaku merokok, dan nikotin dependen
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif. Peneliti meneliti
variabel perilaku merokok, tingkat pengetahuan dan nikotin dependen.
Sumber : Sajatovic (2012); Azkiyati (2012); Fitriyani (2010)
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Perilaku Merokok :
- Perilaku responden yang menggambarkan kegiatan
merokok yang terlihat dari tahapan perilaku
merokok, intensitas merokok, waktu merokok dan
fungsi merokok.
Tingkat Pengetahuan :
- Bahaya merokok
- Zat racun yang dihasilkan rokok
- Pengaruh rokok terhadap kesehatan
- Penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh rokok
- Peraturan tentang larangan merokok.
Nikotin Dependen :
- Pengukur ketergantungan pada rokok atau nikotin
47
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan Pengetahuan dalam
penelitian ini : bahwa
mahasiswa mengetahui
tentang bahaya merokok, zat
racun yang dihasilkan
rokok, pengaruh rokok
terhadap kesehatan,
penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh rokok dan
peraturan tentang larangan
merokok.(Fitriyani, 2010)
Kuesioner
berisi 19
pertanyaan
Pilihan jawaban pertanyaan
dengan nilai
Benar = 1
Salah = 0
1. Pengetahuan kurang
(skor <55%)
(skor ≤10)
2. Pengetahuan sedang
(skor 56%-75%)
(skor 11-14)
3. Pengetahuan Tinggi
(skor 76%-100%)
(skor ≥15)
(Arikunto, 2006)
Ordinal
2. Perilaku merokok Perilaku merokok adalah
perilaku responden yang
menggambarkan kegiatan
merokok yang terlihat dari
Kuesioner
berisi 15
pertanyaan
Responden mengisi
kuesioner yang
menggunakan skala perilaku
merokok dengan pilihan
1. Tinggi = jika skor
jawaban ≥ 40
{x ≥ (μ+1.0σ)}
2. Sedang = jika skor
Ordinal
48
tahapan perilaku merokok,
intensitas merokok, waktu
merokok dan fungsi
merokok. (Azkiyati, 2012)
jawaban :
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Tidak pernah
Pernayataan dinilai dengan
skor : selalu (bernilai 4),
sering (bernilai 3), kadang-
kadang (bernilai 2), dan
tidak pernah (bernilai 1)
jawaban 20≤ x <40
{ (μ-1.0σ) ≤ x <
(μ+1.0σ)}
3. Rendah = jika
skor jawaban < 20
{x < (μ-1.0σ)}
(Azwar, 2012)
3. Tipe Perokok Jumlah rokok yang dihisap
oleh responden dalam satu
hari
kuesioner 1 pertanyaan pada data
demografi kuesioner
1. Perokok Ringan bila
rokok yang dihisap <10
batang perhari.
2. Perokok sedang bila
11-21 batang perhari
3. Perokok berat bila
menghisap >21 batang
perhari.
(Smet, 1994)
49
4. Usia Jumlah tahun dihitung sejak
lahir sampai dengan tahun
terakhir saat pengambilan
data
Kuesioner 1 pertanyaan pada data
demografi kuesioner
Continues Nominal
5. Jenis Kelamin Adalah tanda fisik yang
teridentifikasi pada
responden dan dibawa sejak
dilahirkan.
Kuesioner 1 pertanyaan pada data
demografi kuesioner
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
6. Program pendidikan /
Fakultas
unsur pelaksana akademik
yang menyelenggarakan dan
mengelola jenis pendidikan
akademik, vokasi, atau
profesi dalam sebagian atau
satu bidang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, dan/atau olahraga
tertentu (Bakhtiar dkk,
2011).
Kuesioner 1 pertanyaan pada data
demografi kuesioner
1. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan
(FKIK)
2. Fakultas Dirasat
Islamiyah (FDI)
3. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Nominal
7. Program Studi Kesatuan rencana belajar Kuesioner 1 pertanyaan pada data 1.Ilmu Keperawatan Nominal
50
sebagai pedoman
penyelenggaraan
pendidikan, akademik dan /
profesional yang
diselenggarakan atas dasar
suatu kurikulum serta
ditujukan agar mahasiswa
dapat menguasai
pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan
sasaran kurikulum
(KBBI,2014)
demografi kuesioner 2. Pendidikan Dokter
3. Kesehatan
Masyarakat
4. Farmasi
5. Sosiologi
6. Ilmu Politik
7. Hubungan
Internasional
8. Dirasat Islamiyah
8. Nikotin dependen pengukur ketergantungan
pada rokok atau nikotin
(Sajatovic, 2012)
Kuesioner
Fagerstrom
Test For
Nicotine
Dependence
(FTND) berisi
6 pertanyaan
Pilihan jawaban pertanyaan
no. 1 bernilai :
5 menit = 3
6- 30 menit = 2
31- 60 menit = 1
Setelah 60 menit = 0
Pertanyaan no. 2 bernilai :
1. skor 0-2 sangat
rendah (very low
dependence)
2. skor 3-4 rendah (low
dependence)
3. skor 5 sedang
(medium
Ordinal
51
Ya = 1
No = 0
Pertanyaan no. 3 bernilai :
Rokok pertama dipagi hari
= 1
Yang lainnya = 0
Pertanyaan no. 4 bernilai :
1-10 rokok = 0
11-20 rokok = 1
21-30 rokok = 2
31 rokok atau lebih = 3
Pertanyaan no. 5 bernilai:
Ya = 1
Tidak = 0
Pertanyaan no.6 bernilai :
Ya = 1
Tidak = 0
dependence)
4. skor 6-7 tinggi (high
dependence)
5. skor 8-10 sangat
tinggi ( very high
dependence)
(Sajatovic, 2012)
52
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
cross sectional meneliti suatu kejadian satu waktu sekaligus pada saat
yang sama. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan, perilaku merokok dan nikotin dependen mahasiswa Fakultas
Dirasat Islamiyah (FDI), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), dan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Waktu yang digunakan
dalam penelitian berkisar dari bulan Maret sampai April 2015. Peneliti
menentukan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat
penelitian dengan alasan sebagai tempat kuliah peneliti, dan peneliti
melihat secara subyektif masih banyak mahasiswa yang merokok didalam
lingkungan kampus. Perilaku merokok sebenarnya sudah dilarang dan
ditetapkan peraturan dalam kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Berdasarkan studi pendahuluan peneliti memilih FKIK, FDI dan
FISIP karena ingin melihat gambaran tingkat pengetahuan, perilaku
merokok dan nikotin depeden pada latar belakang ilmu yang berbeda.
53
Pada FKIK mahasiswa mempelajari mengenai kesehatan, FISIP
mahasiswanya mempelajari ilmu kemasyarakatan dan FDI sebagai
fakultas yang mempelajari ilmu agama islam yang lebih mendalam dari
fakultas lain. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan
untuk kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka membuat
program pencegahan agar mahasiswa tidak menjadi perokok dan
menanggulangi kebiasaan merokok, sehingga program yang dibuat tepat
dan berguna bagi peningkatan kualitas kesehatan mahasiswa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan
diterapkan (Dharma, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah
mahasiswa tingkat kedua yaitu mahasiswa angkatan 2013 Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti tidak menggunakan responden dari angkatan 2014
karena saat ini mahasiswa angkatan 2014 sedang dalam proses
orientasi dan adaptasi dengan lingkungan kampus yang baru.
Peneliti juga tidak menggunakan responden dari angkatan tahun
2011 dan 2012 karena mahasiswanya sudah memasuki proses
pembuatan skripsi dan dari beberapa mahasiswa ini sedang dalam
proses pembelajaran dilapangan atau diluar kampus seperti
praklinik dan KKN. Menurut data yang didapatkan dari Badan
54
Kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 681
mahasiswa dari 3 fakultas yang terbagi menjadi 8 program studi.
Tabel 4.1
Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Program Studi Jumlah Mahasiswa Angkatan
2013
Ilmu keperawatan 48
Pendidikan dokter 87
Kesehatan masyarakat 105
Farmasi 77
Total 317
Tabel 4.2
Persebaran Jumlah Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Program Studi Jumlah Mahasiswa Angkatan
2013
Sosiologi 76
Ilmu politik 73
Hubungan Internasional 107
Total 256
Tabel 4.3
Persebaran Jumlah Mahasiswa FDI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Program Studi Jumlah Mahasiswa Angkatan
2013
Dirasat Islamiyah 108
Total 108
55
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan
bagian dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung
mengumpulkan data atau melakukan pengamatan/pengukuran pada
unit ini (Dharma,2011). Penelitian ini menggunakan cluster
sampling karena sumber data dalam skala besar dan setiap cluster
boleh mengandung unsur yang karakteristiknya heterogen. Cluster
sampling adalah pembentukan cluster-cluster yang merupakan
kumpulan dari unit-unit sampling yang lebih kecil (Sugiyono,
2012).
Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi yang telah ditentukan peneliti. Penentuan kriteria
sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil
penelitian. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan
diteliti. Sedangkan kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab, misalnya terdapat keadaan atau penyakit
yang menganggu pengukuran maupun interpretasi hasil (Nursalam,
2008).
56
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah
a. Mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Dirasat Islamiyah,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Mahasiswa berstatus aktif kuliah.
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa yang sedang cuti kuliah.
b. Mahasiswa yang sedang dalam proses pembelajaran diluar
kampus seperti KKN, Praklinik, Profesi, dan Skripsi.
Kemudian untuk menentukan sampel menggunakan cluster
sampling adalah dengan menyusun sample frame berdasarkan
cluster dengan mengurutkan cluster yang ada. Dalam penelitian ini
program pendidikan sebagai cluster.
Rumus yang digunakan dalam menentukan besar sampel
dalam penelitian ini adalah menggunakan ketentuan rumus besar
sampel menurut Surakhmad ( dalam Umar, 2000), yaitu:
Rumus :
( 50% - 15%)
Keterangan : : ukuran sampel
: ukuran populasi
57
Perhitungan
sampel
keseluruhan
( )
= 15 % +
( ) 15 % + 0,3544
(35%)
= 15 % + 12,40% = 27, 40%
= 186,59
= 187 Responden
Berdasarkan perhitungan tersebut total sampel yang
digunakan adalah 187 responden. Jumlah sampel yang digunakan
adalah sebanyak 187 orang, akan tetapi untuk mengantipasi
responden yang drop out atau kesalahan dalam pengambilan data,
maka peneliti menambah cadangan sampel sebesar 10% dari
jumlah sampel yang ada, yaitu 10% × 187 = 18,7 = 19 orang.
Sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ada sebanyak 187+ 19 = 206 orang.
Kemudian, untuk menentukan sampel sesuai strata maka
menggunakan rumus :
, ( Levy & Stanley L, 2008).
Keterangan:
ni : jumlah sampel menurut strata Ni : jumlah populasi menurut strata
n : jumlah sampel seluruhnya N : jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus tersebut perhitungan sampel sebagai berikut :
58
Tabel 4.4
Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Program Studi Perhitungan Hasil sampel per
strata
Ilmu keperawatan
15 Orang
Pendidikan dokter
26 Orang
Kesehatan masyarakat
32 Orang
Farmasi
23 Orang
Total sampel FKIK 96 Orang
Tabel 4.5
Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Program Studi Perhitungan Hasil sampel per
strata
Sosiologi
23 Orang
Ilmu politik
22 Orang
Hubungan Internasional
32 Orang
Total sampel FISIP 77 Orang
Tabel 4.6
Persebaran Jumlah Sampel Mahasiswa FDI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Program Studi Perhitungan Hasil sampel per
strata
Dirasat Islamiyah
33 Orang
Total sampel FDI 33 Orang
59
D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan
sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas,
fakta, tindakan, benda, dan sebagainya (Supriyanto & Ahmad, 2008).
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer didapatkan langsung dari responden melalui pengisian
kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari Bagian Akademik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berupa jumlah dan mahasiswa
sesuai dengan tingkatan semester.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,
2012). Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena.
Data yang diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan
dijadikan sebagai bukti dari suatu penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah
bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item pertanyaan yang
dibuat berdasarkan indikator-indikator suatu variabel (Dharma, 2011).
60
Sesuai dengan tujuan penelitian, kuesioner dalam penelitian ini
terdiri dari 4 bagian, yaitu :
1. kuesioner bagian A, kuesioner berisi data demografi responden yang
terdiri dari usia, tingkatan semester, fakultas, program studi, jenis
kelamin, status merokok dan tipe perokok.
a. Usia, responden mengisi usia pada saat pengambilan data
b. Fakultas, responden mengisi dengan nama fakultas yaitu
terdapat fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan, fakultas
dirasat islamiyah, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.
c. Program Studi, responden mengisi sesuai dengan program studi
yang diambilnya saat pengambilan data.
d. Jenis kelamin, reponden mengisi jenis kelamin laki-laki atau
perempuan.
e. Status merokok, untuk mengetahui status responden sebagai
perokok atau bukan.
f. Tipe perokok, untuk mengetahui jumlah rokok yang dihisap
responden dalam sehari.
2. Kuesioner bagian B, berisi 18 pernyataan mengenai perilaku
merokok. Kuesioner ini diadopsi dari penelitian Azkiyati (2010)
yang berjudul hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja
laki-laki yang merokok di SMK Putra bangsa dengan memodifikasi
beberapa pertanyaan. Skala perilaku merokok disusun untuk
mengukur tingkat perilaku merokok pada mahasiswa perokok.
61
Tabel 4.7
Indikator Item Kuesioner Perilaku merokok
Indikator Item Total
Tipe perilaku merokok 2, 9, 1 3
Waktu untuk merokok 3,4,6,7,8 5
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
merokok
15,16,17,18 4
Jenis rokok 11,12,13 3
Tempat merokok 14,10 2
Dampak merokok 5 1
Jumlah 18 18
Untuk skala perilaku merokok dikategorikan menjadi :
a. Tinggi = jika skor jawaban x ≥ (μ+1.0σ)
b. Sedang = jika skor jawaban (μ-1.0σ) ≤ x < (μ+1.0σ)
c. Kurang = jika skor jawaban x < (μ-1.0σ) (Azwar, 2012)
dimana:
μ = 1/2 (Xmaks+Xmin) x total item pertanyaan
σ = 1/6 (Imaks - Imin)
Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pernyataan (4)
Xmin = skor terendah pada 1 item pernyataan (0)
Imaks = jumlah total skor tertinggi (60)
Imin = jumlah total skor terendah (18)
62
3. Kuesioner bagian C, berisi 21 item pertanyaan mengenai pengetahuan
tentang bahaya merokok, zat racun yang dihasilkan rokok, pengaruh
rokok terhadap kesehatan, penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh
rokok dan peraturan tentang larangan merokok. Kuesioner diadopsi
dari penelitian Fitriyani (2010) yang berjudul hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap tentang merokok dengan perilaku merokok
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan mengadopsi kuesioner dari penelitian Pakaya
(2013) yang berjudul hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok
dengan perilaku merokok pada siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Dari
kedua kuesioner tersebut kemudian dilakukan modifikasi untuk
beberapa pertanyaan.
Untuk skala mengenai pengetahuan menurut Arikunto (2006) yaitu :
a. Pengetahuan kurang (skor <55%)
b. Pengetahuan sedang (skor 56%-75%)
c. Pengetahuan Tinggi (skor 76%-100%)
4. Kuesioner bagian IV, berisi kuesioner Fagerstrom Test for Nicotine
Dependence (FTND). FTND ini merupakan instrumen pengukur
ketergantungan pada rokok yang banyak digunakan secara klinik.
Skala FTND ini disebutkan pada berbagai kepustakaan telah mewakili
aspek fisik dan psikologis dari ketergantungan, khususnya
ketergantungan nikotin. FTND memiliki 6 item pertanyaan, Setiap
item dalam skala ini memiliki poin tersendiri.
63
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat
digunakan dalam suatu pengukuran. Validitas menunjukan ketepatan
pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur
(Dharma, 2011). Untuk mengetahui validitas suatu instrument (dalam
hal ini kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar
skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel
dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara
signifikan dengan skor totalnya. Uji validitas dapat menggunakan
rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji menggunakan uji t
dan lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya. Jika nilai t
hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya (Hidayat, 2008).
Uji validitas menggunakan person product moment pada
kuesioner perilaku merokok dan kuesioner tingkat pengetahuan
dilakukan pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang tidak
termasuk dalam sampel. Hasil uji validitas kuesioner perilaku
merokok dari 18 pertanyaan 6 item dinyatakan tidak valid. Kemudian
dari 6 pertanyaan tidak valid sebagian dimodifikasi yaitu item nomer
9,13 dan 15. Untuk item nomer 5,14 dan 16 dieliminasi karena
pertanyaan yang lain sudah mewakili indikator.
64
Hasil uji validitas pada kuesioner tingkat pengetahuan dari 20
pertanyaan 4 item dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid yaitu
item nomer 17,18,20 dan 21. Untuk item nomer 20 dan 21 dilakukan
modifikasi dan untuk item nomer 17,18 dieliminasi karena
pertanyaan yang lain sudah mewakili indikator.
2. Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran.
Reliabilitas menunjukan apakah pengukuran menghasilkan data yang
konsisten jika instrumen digunakan kembali secara berulang
(Dharma, 2011). Dalam mengukur reliabilitas dapat digunakan
beberapa rumus, diantaranya: rumus belah dua dan Spearman Brown,
(jika untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes) Kuder Richardson-20,
Anova Hoyt, dan Alfa (Sugiyono, 2012). Uji reliabilitas dapat
dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan
untuk lebih dari satu variabel. Namun sebaiknya uji reliabilitas
dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang
berbeda sehingga diketahui konstruk variabel mana yang tidak
reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbrach’s Alpha > 0,06. Output SPSS untuk
melihat hasil uji reliabilitas perlu dilihat pada tabel Reliability
Coefficients, pada tabel akan terlihat nilai Cronbrach’s Alpha
(Gumilar, 2007).
65
Uji reabilitas pada kuesioner mengenai perilaku merokok
yang dilakukan pada 30 mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mempunyai hasil uji reabilitas cronbach alpha adalah 0,864
maka instrumen ini dinyatakan reliabel.
Pada kuesioner tingkat pengetahuan dilakukan menggunakan
rumus KR20 untuk uji reliabilitas. Hasil uji reabilitas tersebut
mempunyai hasil sebesar 0,788 maka instrumen ini dinyatakan
reliabel.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Proses–proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui
beberapa tahap, yaitu:
a) Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah
disetujui oleh penguji dan pembimbing setelah seminar
proposal.
b) Setelah proposal penelitian dan uji validitas dan uji reabilitas
disetujui oleh penguji, peneliti meminta izin langsung kepada
pihak FKIK, FDI dan FISIP.
c) Menyelesaikan kelengkapan administrasi, seperti surat izin
penelitian.
d) Datang ke Fakultas dan koordinasi dengan pengurus kelas atau
ketua angkatan untuk mengumpulkan calon responden secara
bersamaan dalam satu tempat.
66
e) Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian,
kemudian memberikan lembar persetujuan (informed consent)
dan kuesioner dan menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.
f) Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ±20
menit.
g) Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang
telah diisi untuk diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah
serta dianalisa oleh peneliti.
G. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang harus
diorganisasi sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
grafik sehingga mudah dianalisis dan ditarik keseimpulan. Pengolahan data
merupakan porses yang sangat penting dalam penelitian. Proses kegiatan
pengolahan data (Data Processing) ini terdiri dari tiga jenis kegiatan
(Budiarto, 2001), yaitu:
1. Memeriksa Data (Editing)
Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data
yang berupa pertanyaan, buku register dan lain-lain. Dalam
melakukan kegiatan memeriksa data, meliputi perhitungan dan
penjumlahan serta koreksi. Kegiatan perhitungan dan penjumlahan
adalah menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuesioner atau
daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali, dimaksudkan untuk
mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang
67
disebarkan atau ditentukan. Sedangkan yang termasuk di dalam
kegiatan koreksi adalah memeriksa kelengkapan, kesinambungan, dan
keseragaman data.
2. Memberi Kode (Coding)
Supaya memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban
atau data hasil penelitian sangat perlu untuk disederhanakan agar pada
saat pengolahan data dilakukan dengan mudah, yaitu dengan
memberikan simbol-simbol tertentu, biasanya dalam bentuk angka
untuk masing-masing data atau pertanyaan yang telah diklasifikasikan.
Setelah pemberian kode selesai, maka data yang sudah diberi kode
dipindahkan ke dalam suatu media untuk pengolahan data selanjutnya.
3. Tabulasi Data (Tabulating)
Kegiatan tabulasi data yaitu menyusun dan mengorganisir data
sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan,
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Teknik ini dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari
penelitian, sehingga dapat dilihat gambaran secara rinci untuk
kemudian disiapkan kembali dalam analisis berikutnya. Analisis
univariat pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, yaitu : 1)
Karakteristik mahasiswa FKIK,FDI dan FISIP yang terdiri dari
68
Program Studi, jenis kelamin, usia, status merokok, dan tipe perokok.
2) Gambaran tingkat pengetahuan tentang merokok mahasiswa
FKIK,FDI, dan FISIP. 3) Gambaran perilaku merokok mahasiswa
FKIK,FDI, dan FISIP. 4) Gambaran nikotin dependen mahasiswa
FKIK,FDI, dan FISIP.
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerapkan prinsip etis
(Nursalam, 2008) sebagai berikut:
1. Prinsip Manfaat
Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan
bagi responden. Informasi yang telah diberikan oleh responden,
tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan
subjek dalam bentuk apapun.
2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia
Responden mempunyai hak memutuskan apakah mereka
bersedia menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sangsi
apapun. Responden mendapat informasi secara lengkap tentang
tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.
3. Prinsip Keadilan
Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama,
dan sesudah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya
deskriminasi. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaan dengan tidak
mengikut sertakan nama dari responden.
69
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Peneliti menyebarkan 206 kuesioner kepada mahasiswa FKIK, FISIP,
dan FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini, karakteristik
mahasiswa yang dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Program Pendidikan (Fakultas)
Pengelompokan responden berdasarkan kategori fakultas
digambarkan pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Fakultas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Fakultas
FKIK 96 46,6
FDI 33 16,0
FISIP 77 37,4
Total 206 100
Peneliti menggunakan responden dari tiga fakultas yang berbeda di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tabel 5.1 menunjukan hasil
responden dari FKIK sebesar 46,6%, responden dari FDI sebesar 16,0
% dan responden dari FISIP sebesar 37,4%.
2. Program Studi
Pengelompokan responden berdasarkan kategori program studi
digambarkan pada tabel 5.2 berikut :
70
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
FKIK
Ilmu Keperawatan 15 7,3
Pendidikan Dokter 26 12,6
Kesehatan Masyarakat 32 15,5
Farmasi 23 11,2
FDI
Dirasat Islamiyah 33 16,0
FISIP
Ilmu Politik 22 10,7
Hubungan Internasional 32 15,5
Sosiologi 23 11,2
Total 206 100
Peneliti membagi responden sesuai dengan rumus strata program
studi. Pada tabel 5.2 menunjukan reponden FKIK terbagi menjadi Ilmu
Keperawatan sebesar 7,3 %, Pendidikan Dokter sebesar12,6%,
Kesehatan Masyarakat sebesar 15,5%, dan Farmasi sebesar 11,2%.
Pada responden FDI terdiri dari satu program studi yaitu Dirasat
Islamiyah sebesar 16,0%. Untuk responden FISIP terbagi menjadi Ilmu
politik 10,7%, Hub.Internasional 15,5% dan Sosiologi 11,2%.
3. Jenis Kelamin
Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin
digambarkan pada tabel 5.3 berikut :
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis kelamin di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 111 53,9
Perempuan 95 46,1
Total 206 100
71
Pada tabel 5.3 menunjukan sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 53,9% dan perempuan sebanyak 46,1%.
4. Usia
Pengelompokan responden berdasarkan kategori usia digambarkan
pada tabel 5.4 berikut :
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
N Min Max Mean Std.
Deviation
Umur
Valid N (listwise)
206
206
17 22 3,63 0,900
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan responden dari angkatan
2013 dan berdasarkan tabel 5.4 reponden angkatan 2013 mempunyai
mahasiswa dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi yaitu 22
tahun, dengan nilai mean 3,63 dan Std.deviation 0,900.
5. Status Merokok
Pengelompokan responden berdasarkan kategori status merokok
digambarkan pada tabel 5.5 berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Merokok di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Status Merokok
Ya 35 17,0
Tidak 171 83,0
Total 206 100
72
Pada tabel 5.5 menunjukan bahwa status merokok dari 206
responden sebagian besar adalah tidak merokok sebanyak 83% dan
responden yang merokok hanya sebanyak 17%.
6. Tipe Perokok
Responden yang menyatakan merokok dikategorikan tipe perilaku
merokok berdasarkan jumlah batang rokok dalam satu hari sebagai
berikut:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tipe Perokok di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Perokok
Berat 0 0,0
Sedang 7 20,0
Ringan 28 80,0
Total 35 100
Pada tabel 5.6 menunjukan tipe perokok berdasarkan jumlah batang
rokok yang dihisap perharinya sebagian besar adalah perokok ringan
sebanyak 80,0% dan dan untuk perokok sedang sebanyak 20,0%.
B. Tingkat Pengetahuan Responden
Responden yang berjumlah 206 orang mengisi kuesioner mengenai
pengetahuan tentang rokok, dan dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat pengetahuan
mengenai rokok di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Tinggi 187 90,8
Sedang 15 7,3
Rendah 4 1,9
Total 206 100
73
Berdasarkan hasil tabel 5.7 tingkat pengetahuan responden mengenai
rokok sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak
90,8%, dan untuk tingkat pengetahuan sedang dan rendah hanya 7,3%
dan 1,9%.
1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Fakultas
Pengelompokan tingkat pengetahuan responden berdasarkan
kategori fakultas digambarkan pada tabel 5.8 berikut :
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Rokok responden
Berdasarkan Kategori Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori
FKIK FDI FISIP
Frek. Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Tinggi 95 99,0 28 84,9 64 83,1
Sedang 1 1,0 3 9,1 11 14,3
Rendah 0 0,0 2 6,0 2 2,6
Total 96 100 33 100 77 100
Pada tabel 5.8 menunjukan bahwa setiap fakultas sebagian besar
mempunyai responden dengan tingkat pengetahuan tinggi. Pada FKIK
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 99,0%. Pada
FDI responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 84,9%.
Responden FISIP dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 83,1%.
2. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan tingkat pengetahuan mengenai rokok responden
berdasarkan kategori jenis kelamin digambarkan pada tabel 5.9 berikut
:
74
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mengenai Rokok
Responden Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Kategori Laki-laki Perempuan
Frek. Persen (%) Frek Persen (%)
Tinggi 99 48,1 88 42,7
Sedang 8 3,9 7 3,4
Rendah 4 1,9 0 0,0
Total 111 53,9 95 46,1
Pada tabel 5.9 menunjukan untuk tingkat pengetahuan tinggi lebih
dominan pada responden laki-laki sebanyak 48,1%. Sedangkan pada
responden perempuan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 42,7%
C. Perilaku Merokok
Berdasarkan tabel 5.5 dari 206 responden terdapat 35 responden yang
dinyatakan merokok. Responden yang merokok berdasarkan usia adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Status Perokok Berdasarkan Usia di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Kategori Merokok
Frek. Persen (%)
17 0 0,0
18 0 0,0
19 12 34,3
20 20 57,1
21 1 2,9
22 2 5,7
Total 35 100
Tabel 5.10 menunjukan bahwa dari 35 responden yang merokok
sebagian besar berusia 19 tahun dan 20 tahun masing-masing sebesar
34,3% dan 57,1%.
75
Berdasarkan jumlah responden yang merokok tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Merokok di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Perilaku Merokok
Tinggi 12 34,3
Sedang 23 65,7
Rendah 0 0,0
Total 35 100
Pada tabel 5.11 menunjukan dari 35 responden sebagian besar
mempunyai perilaku merokok sedang sebanyak 65,7% , dan untuk
perilaku merokok tinggi hanya sebanyak 34,3%.
1. Perilaku Merokok Berdasarkan Fakultas
Pengelompokan perilaku merokok responden berdasarkan kategori
fakultas digambarkan pada tabel 5.12 berikut :
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Responden Berdasarkan
Kategori Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori
FKIK FDI FISIP
Frek. Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Tinggi 6 66,7 0 0,0 6 28,6
Sedang 3 33,3 5 100 15 71,4
Rendah 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Total 9 100 5 100 21 100
Pada tabel 5.12 menunjukan perilaku merokok berdasarkan
kategori fakultas responden. Pada FKIK dan FISIP perilaku merokok
tinggi masing-masing sebanyak 66,7 % dan 28,6%. Pada FDI perilaku
merokok sedang sebanyak 100%.
76
2. Perilaku Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan perilaku merokok responden berdasarkan kategori
jenis kelamin digambarkan pada tabel 5.13 berikut :
Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Responden Berdasarkan
Kategori Jenis Kelamin di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori Laki-laki Perempuan
Frek. Persen (%) Frek Persen (%)
Tinggi 12 34,3 0 0,0
Sedang 21 60,0 2 5,7
Rendah 0 0,0 0 0,0
Total 33 94,3 2 5,7
Tabel 5.13 menunjukan hasil perilaku merokok tinggi pada
responden laki-laki sebanyak 34,3%, perilaku merokok sedang sebanya
60,0% dan untuk responden perempuan hanya 5,7% pada perilaku
merokok sedang.
3. Status Merokok berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengelompokan responden dari status merokok dengan tingkat
pengetahuan sebagai berikut :
Tabel 5.14
Distribusi Frekuensi Status Merokok Dengan Tingkat Pengetahuan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori
Tinggi Sedang Rendah
Frek
.
Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Status Merokok
Ya 29 14,1 3 1,5 3 1,5
Tidak 158 76,7 12 5,8 1 0,5
Total 187 90,8 15 7,3 4 1,9
Tabel 5.14 menunjukan bahwa responden yang merokok sebagian
besar mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori tinggi sebanyak
77
14,1%, dan untuk responden yang merokok sebagian besar juga
memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 76,7%.
D. Nikotin Dependen
Responden yang menyatakan merokok kemudian dikategorikan
untuk nikotin dependen sebagai berikut :
Tabel 5.15
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Nikotin Dependen di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
Nikotin Dependen
Sangat tinggi 0 0,0
Tinggi 0 0,0
Sedang 1 2,9
Rendah 13 37,1
Sangat rendah 21 60,0
Total 35 100
Tabel 5.14 menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian besar
dalam kategori sangat rendah ketergantungan nikotin sebesar 60,0%, untuk
kategori rendah sebesar 37,1% dan kategori sedang hanya sebesar 2,9%.
1. Nikotin Dependen Berdasarkan Fakultas
Pengelompokan nikotin dependen responden berdasarkan kategori
fakultas digambarkan pada tabel 5.16 berikut:
Tabel 5.16
Distribusi Frekuensi Nikotin Dependen Responden Berdasarkan
Kategori Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
T
a
b
Kategori
FKIK FDI FISIP
Frek. Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Frek Persen
(%)
Sangat tinggi 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Tinggi 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Sedang 0 0,0 0 0,0 1 4,8
Rendah 4 44,4 3 60,0 6 28,6
Sangat rendah 5 55,6 2 40,0 14 66,6
Total 9 100 5 100 21 100
78
Tabel 5.16 menunjukan untuk kategori rendah pada FKIK
sebanyak 44,4%, FISIP sebanyak 28,6% dan FDI sebanyak 60,0%.
Untuk kategori sangat rendah pada FISIP sebanyak 66,6%, FKIK
55,6% dan FDI sebanyak 40,0%.
2. Nikotin Dependen Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengelompokan nikotin dependen responden berdasarkan kategori
jenis kelamin digambarkan pada tabel 5.17 berikut :
Tabel 5.17
Distribusi Frekuensi Nikotin Dependen Responden Berdasarkan
Kategori Jenis Kelamin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kategori Laki-laki Perempuan
Frek. Persen (%) Frek Persen (%)
Sangat Tinggi 0 00,0 0 0,0
Tinggi 0 00,0 0 0,0
Sedang 1 2,9 0 0,0
Rendah 13 37,1 0 0,0
Sangat Rendah 19 54,3 2 5,7
Total 33 94,3 2 5,7
Pada tabel 5.16 responden laki-laki sebagian besar termasuk dalam
kategori sangat rendah sebanyak 54,3 % dan kategori rendah 37,1%.
Dan untuk perempuan hanya dalam kategori sangat rendah sebanyak
5.7%.
79
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
Intepretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan
teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan
memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.
A. Karakteristik Responden
1. Fakultas dan Program Studi
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIK, FDI, dan
FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2013. Jumlah
responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 206 orang.
Reponden dari FKIK terbagi menjadi 4 program studi yaitu Ilmu
Keperawatan berjumlah 15 orang (7,3%), Pendidikan Dokter berjumlah
26 orang (12,6%), Kesehatan Masyarakat berjumlah 32 orang (15,5%)
dan Farmasi berjumlah 23 orang (11,2%). FDI terbagi menjadi satu
program studi yaitu Dirasat Islamiyah berjumlah 33 orang (16%). Dan
FISIP terbagi menjadi 3 program studi yaitu Sosiologi berjumlah 23
orang (23%), Ilmu Politik berjumlah 22 orang (10,7%) dan Hubungan
Internasional berjumlah 32 orang (15,5%). Peneliti telah membagi
jumlah responden dari setiap program studi sesuai dengan strata atau
berdasarkan jumlah populasi.
80
2. Usia
Responden dalam penelitian ini menggunakan responden dari
angkatan 2013 yang mempunyai mahasiswa dengan usia terendah 17
tahun dan usia tertinggi yaitu 22 tahun, dengan nilai mean 3,63 dan
Std.deviation 0,900. Responden yang merokok pada penelitian ini
sebagian besar adalah berusia 19 tahun (34,3%) dan 20 tahun (57,1%).
Hasil penelitian Nasution (2007) menyatakan bahwa usia perokok
pada umumnya dimulai pada usia remaja yaitu diatas 13 tahun sampai
dengan 20 tahun. Ada beberapa faktor dan motif perokok pada remaja,
tetapi paling banyak disebabkan oleh faktor psikologis dan juga
mengatasi stres, jumlah rokok yang dikunsumsi berkaitan degan stres
yang dialami oleh remaja, semakin besar stres yang dialami, semakin
banyak rokok yang dikonsumsi.
Pada penelitian Sirait, dkk (2002) mengenai perilaku merokok di
Indonesia menyatakan bahwa jumlah perokok laki-laki lebih tinggi
dibanding perempuan. Berdasarkan kelompok umur laki-laki yang
paling banyak merokok adalah usia 40-49 tahun, dan perempuan yaitu
usia 55-64 tahun. Pada tahun 2007 Riskesdas menyatakan bahwa
jumlah perokok usia 15–19 tahun sebanyak 36,3%, usia 20–24 tahun
16,3%, usia 25–29 tahun sebanyak 4,4% dan usia ≥ 30 tahun sebanyak
3,2%. Kemudian pada tahun 2013 terjadi peningkatan perilaku merokok
pada penduduk usia 15 tahun ke atas. Global Youth Tobacco Survey
(GYTS) tahun 2014 menyatakan bahwa pada usia 13-15 sudah
81
mempunyai kebiasaan merokok, dan mereka sudah mulai merokok
sejak usia 7 tahun. Data perokok rata-rata masyarakat Indonesia usia 15
tahun ke atas adalah sekitar 30%, artinya dengan bertambahnya umur
maka presentase perokoknya terus meningkat. Artinya, bila dapat
menekan kebiasaan merokok pada kaum muda / remaja maka dapat
juga mengharapkan angka perokok pada dewasa dapat dikendalikan
lebih baik.
Batubara (2010) membagi masa remaja menjadi tiga kategori yaitu
remaja awal atau early adolescent usia 12-14 tahun, remaja pertengahan
atau middle adolescent usia 15-17 tahun, dan remaja akhir atau late
adolescent usia 18-21 tahun. Pada usia tersebut sering menunjukan
perilaku-perilaku menyimpang dari diri remaja dan masalah yang
paling sering terjadi salah satunya perilaku merokok (Santrock, 2007).
Erikson (1968) menyebutkan pada masa perkembangan remaja terdapat
adanya krisis aspek psikososial yaitu masa ketika remaja sedang
mencari jati diri. Remaja seringkali mengasosiasikan perilaku merokok
sebagai identitas diri, yaitu memberikan kesan tidak kolot (modern),
dewasa, jantan, gagah dan berani (Santrock,2003).
3. Jenis Kelamin
Pada kategori jenis kelamin sebanyak 111 orang (53,9%) berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 95 orang (46,1%). Hal ini
berkaitan dengan sistem pengambilan responden secara random
sampling dari setiap prodi dan data yang didapat dari badan
82
kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jumlah mahasiswa untuk
FISIP dan FDI sebagian besar adalah laki-laki. Responden yang
merokok dari ketiga fakultas sebagian besar adalah laki-laki sebanyak
33 responden ( 94,3%). Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa
remaja laki-laki lebih cenderung mempunyai kebiasaan merokok
dibandingkan perempuan. Dalam penelitian Azkiyati (2012), Oktavia
(2011), Fikriyah dan Yoyok (2012), Lestari dan Sugiharti (2011)
menyebutkan bahwa remaja laki-laki berpeluang 30 kali lebih besar
untuk merokok. Remaja laki-laki yang merokok besar kemungkinan
akan tetap menjadi seorang perokok pada masa yang akan datang. Hal
ini dikarenakan remaja laki-laki menyukai kegiatan merokok karena
rokok memberikan kesan dewasa, berani mengambil resiko, bangga,
macho dan jantan pada diri remaja.
Sedangkan untuk responden perempuan pada penelitian ini hanya
2 responden (5,7%) yang menyatakan merokok. Penelitian Sartika, dkk.
(2009) dan Barraclough (2015) menyatakan bahwa jumlah perokok
pada perempuan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
gaya hidup remaja perempuan yang selalu ingin terlihat modern dan
tidak ketinggalan jaman. Remaja perempuan mengadopsi perilaku
merokok sebagai bagian dari usaha agar tampak lebih bergaya, lebih
memukau, dan terlihat seperti perempuan kelas atas. Remaja perempuan
yang memiliki gaya hidup modern akan cenderung melakukan upaya-
upaya agar ia tampak lebih menarik daripada orang lain disekitarnya,
salah satu caranya adalah merokok. Meskipun perempuan indonesia
83
saat ini lebih terlihat mencolok dalam perilaku merokok, jumlah
merokok perempuan masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
Bukti kuat menunjukan bahwa keengganan perempuan untuk merokok
umumnya dikaitkan dengan nilai-nilai dan budaya.
Penelitian Mulyadi dan Qurotul (2007) mengatakan pada beberapa
kelompok masyarakat, perempuan merokok bahkan kerap dihubungkan
dengan stereotip buruk dan diberikan ungkapan “bukan perempuan
baik-baik” atau ungkapan lain. Keberanian untuk merokok ini akhirnya
menjadi sesuatu yang membanggakan bagi laki-laki maupun
perempuan. Masih tabunya perempuan merokok merupakan
problematika klasik. Beberapa faktor yang menyebabkan seorang
perempuan merokok yaitu keinginan mencoba rasa rokok, sebagai
fashion, menyukai rasa rokok, ketidakpedulian terhadap bahaya rokok,
rokok memberikan kepuasan, dan lingkungan sosial.
4. Status Merokok dan Tipe Perokok
Status merokok pada responden untuk menyatakan apakah
responden merokok atau tidak merokok. Dari 206 responden yang
menyatakan merokok hanya sebagian kecil yaitu berjumlah 35 orang
(17,0%). Responden yang merokok ini terdiri dari mahasiswa FKIK
berjumlah 9 orang (25,7%), FDI berjumlah 5 orang (14,3%) dan FISIP
berjumlah 21 orang (60,0%). Responden yang menyatakan sebagai
perokok kemudian dikategorikan menjadi tipe perokok berdasarkan
banyaknya jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Responden yang
84
merokok sebagian besar termasuk dalam kategori perokok ringan
sebanyak 28 orang (80,0%) yaitu merokok dengan jumlah rokok kurang
dari 10 batang perhari.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fuadah (2011) dan Elita
(2014) mempunyai hasil penelitian sebagian besar dari remaja
mempunyai tipe perilaku merokok sedang berdasarkan jumlah rokok
yang dihisap setiap harinya sebanyak 11-20 batang rokok. Jumlah
batang rokok yang dihisap atau frekuensi merokok seseorang akan
mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok.
Semakin muda orang mulai merokok kemungkinan untuk berhenti
merokok akan lebih rendah karena efek ketergantungan yang
diakibatkan nikotin di dalam rokok, apabila dilakukan penghentian
merokok secara mendadak akan menimbulkan efek seperti gemetar,
keluar keringat, cepat marah, cemas, frustasi dan insomnia.
Menurut penelitian Komasari dan Avin (2000) perilaku merokok
adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari sejak masa
anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok pada masa remaja.
Remaja yang saat ini memiliki kebiasaan merokok, baik menjadi
perokok harian atau bukan perokok harian, baik perokok ringan atau
perokok berat mengatakan akan melanjutkan kegiatan merokok pada
masa yang akan datang. Perilaku merokok yang dilakukan remaja ini
dipelajari melalui transmisi dari generasi sebelumnya yaitu lingkungan
keluarga, kemudian sosialisasi lain yaitu dengan teman sebaya dan yang
paling besar memberikan kontribusi adalah kepuasan-kepuasan yang
85
diperoleh setelah merokok atau rokok memberikan kontribusi yang
positif. Pertimbangan emosional lebih dominan dibandingkan dengan
pertimbangan rasional bagi perokok.
B. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo,
2002). Tingkatan pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini adalah
pengetahuan tentang rokok. Domain kognitif yang dilihat dari responden
adalah tahu, artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang ia tahu adalah
ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan
(Swansburg , 2001). Materi untuk mengukur tingkat pengetahuan ini
berisi mengenai kandungan rokok, dampak positif rokok, dan dampak
negatif dari rokok.
Responden dari FKIK, FISIP, dan FDI sebagian besar mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap rokok. Ini dibuktikan dari hasil
penelitian menunjukan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan
tinggi sebanyak 187 orang (90,8%). Pengetahuan mengenai rokok saat ini
bisa dipelajari dan didapatkan dari berbagai hal. Untuk mahasiswa FKIK
sendiri yang mempunyai jumlah tingkat pengetahuan tinggi sejumlah 95
orang (99,0%) mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
kesehatan dan bahaya yang diakibatkan dari kandungan rokok
86
(UIN,2011). Pada mahasiswa FISIP dan FDI mempunyai responden
dengan tingkat pengetahuan tinggi masing-masing sebanyak 83,1% dan
84,9%. Tidak sama dengan FKIK, mahasiswa FISIP dan FDI tidak
mempelajari ilmu kesehatan tetapi pada saat ini pengetahuan rokok bisa
didapatkan dari berbagai hal, contohnya internet, koran, iklan, bahkan di
pembungkus rokok tercantum informasi mengenai kandungan dan bahaya
merokok. Dengan adanya hal tersebut setiap mahasiswa atau remaja lain
sudah bisa mengetahui apa itu rokok dan dampaknya bagi kesehatan.
(Anggarawati, 2013).
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosantaraputra,
dkk (2014) dan loren (2010) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang
menjadi responden sebagian besar memiliki kategori tingkat pengetahuan
sedang. Loren (2010) menyatakan hal tersebut mungkin dikarenakan oleh
tidak terdapatnya topik kuliah khusus mengenai nikotin atau rokok.
Hasil dari penelitian Maseda, dkk (2013) yang menyebutkan
bahwa remaja yang memiliki pengetahuan baik tentang bahaya merokok
lebih banyak dari remaja yang berpengetahuan kurang baik, dan untuk
remaja yang berpengetahuan tinggi cenderung tidak melakukan perilaku
merokok. Salah satu faktor yang terpenting dalam terbentukanya perilaku
adalah yang didasari pada pengetahuan. Hal ini berarti jika kita memiliki
pengetahuan yang baik dan sikap positif maka kita tidak mudah
terpengaruh akan objek yang ada disekitar kita dan kita akan memiliki
perilaku yang baik yang berlangsung lama (Swansburg, 2011).
87
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 206 responden yang
menyatakan merokok sebanyak 35 responden, dan responden yang
merokok tersebut sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan tinggi
tentang rokok sebanyak 29 responden (14,1%). Hal tersebut menyatakan
bahwa responden lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik tentang
rokok dibanding dengan remaja yang berpengetahuann rendah. Menurut
Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya
akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang
telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan
yang baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian ini
didapati hasil pengetahuan dan perilaku merokok tidak sejalan. Hal ini
mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku responden seperti lingkungan, kepercayaan, dan lain lain.
C. Gambaran Perilaku Merokok Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Perilaku merokok merupakan suatu kegiatan membakar rokok dan
menghisap asap rokok. Asap rokok kemudian dihembuskan keluar,
sehingga menyebabkan asap rokok terhisap oleh orang-orang yang berada
disekitar perokok. Analisis univariat perilaku merokok yang dilakukan
pada responden di tiga fakultas berbeda dari 206 responden yang
menyatakan merokok adalah sebanyak 35 orang (17,0%). Dari 35 orang
tersebut kategori untuk perilaku merokok mempunyai hasil 12 orang
(34,3%) memiliki perilaku merokok tinggi, 23 orang (65,7%) memiliki
perilaku merokok sedang.
88
Penelitian Azkiyati (2012) mengatakan bahwa perilaku merokok
dikatakan tinggi apabila seseorang sudah masuk dalam kategori tahapan
menjadi seorang perokok dalam tahapan perilaku merokok, merokok
minimal satu batang rokok dalam satu hari, intensitas merokok termasuk
sering, serta jenis rokok yang dihisap memiliki kandungan tar dan nikotin
yang tinggi. Perilaku merokok yang tinggi dapat disebabkan karena faktor
kecanduan yang dirasakan.
Kandungan didalam rokok tidak hanya tembakau, tetapi terdapat
bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok
yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin merupakan bahan yang
dapat menyebabkan adiksi atau ketergantungan (Sudiono, 2007). Selain
zat adiktifnya yang mempengaruhi seorang perokok ada faktor lain yang
menyebabkan seseorang sulit berhenti merokok. Berdasarkan hasil
penelitian Fuadah (2011) menyebutkan bahwa ada 4 faktor yang memiliki
peran yang besar dalam perilaku merokok dan berada sangat dekat dengan
para perokok yaitu pengaruh teman, pengaruh orang tua, pengaruh iklan
dan faktor kepribadian.
Pada FKIK dengan jumlah 96 responden yang memiliki perilaku
merokok tinggi yaitu sebesar 66,7%. Sangat disayangkan pada
mahasiswa FKIK yang merupakan kelompok belajar yang nantinya akan
menjadi tenaga kesehatan dimasyarakat dan dapat dijadikan role model
dalam masyarakat tetapi masih ada yang merokok. Hal tersebut didukung
dengan penelitian Sarake (2006) dan Muna (2011) yang menyatakan
bahwa mahasiswa kedokteran dan kesehatan mulai merokok karena coba-
89
coba yang dipengaruhi oleh faktor teman sebaya. Sebagai mahasiswa
kedokteran responden merasa dilema mempunyai perilaku merokok pada
saat mendapatkan tugas penyuluhan tentang rokok pada orang lain.
Mereka yang merokok lebih banyak merokok pada saat sedang istirahat
dan dilakukan diluar kampus karena adanya larangan merokok didalam
dan sekitar kampus.
Menurut penelitian Aini (2013) ada beberapa faktor psikologis
yang menyebabkan perilaku merokok terhadap mahasiswa kedokteran
atau mahasiswa yang mempelajari ilmu kesehatan antara lain faktor
psikologis internal yang meliputi kebiasaan, reaksi emosi yang positif,
reaksi penurunan emosi, ketagihan, dan faktor psikologis eksternal yang
meliputi alasan sosial.
Selain mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan mereka yang
sudah sepantasnya menjadi contoh dalam masyarakat adalah petugas
rumah sakit. Penelitian Masia et al (2006) menyatakan bahwa perawat,
dokter, dan staf pelayanan di rumah sakit sebagian besar adalah perokok.
Mereka adalah perokok harian yang merokok sebanyak 10 batang atau
lebih setiap hari. Mereka berpikir bahwa mereka tidak harus menjadi
panutan bagi orang lain. Hal ini menunjukan bahwa perilaku merokok
pada petugas kesehatan menjadi contoh yang negatif yang mungkin akan
mengganggu dalam program pengendalian tembakau.
Penelitian yang dilakukan Saulle et al (2014) menyatakan bahwa
dari 388 responden mahasiswa kesehatan dan kedokteran 81 orang adalah
sebagai perokok, dan dari semua responden menegaskan bahwa tenaga
90
kesehatan profesional memiliki peran dalam memberikan saran atau
informasi tentang cara dan pelatihan untuk berhenti merokok. Mengingat
tingginya prevalensi perokok dikalangan tenaga kesehatan, mahasiswa ini
difokuskan untuk menjadi penasihat dan role model dalam masyarakat
untuk berhenti merokok.
Selain FKIK, fakultas lain yang memiliki perilaku merokok tinggi
adalah FISIP yaitu sebanyak 28,6%. Mahasiswa FISIP diharapkan bisa
memahami berbagai masalah dan problema yang terjadi dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan politik yang terjadi di masyarakat (UIN,2011).
Perilaku merokok adalah satu problema sosial yang terjadi saat ini.
Perilaku merokok bukan hanya merugikan bagi siperokok saja, tetapi
orang-orang disekitar perokok atau orang yang berada disekitar perokok
dan menghirup asap rokok yang selanjutnya dikatakan perokok pasif
(Sari, 2003). Mahasiswa FISIP selayaknya bisa berperan aktif dalam
mencari solusi atas berbagai persoalan sosial yang berkembang dalam
masyarakat salah satunya perilaku merokok tersebut.
Responden dari FDI termasuk dalam kategori perilaku merokok
sedang sebanyak 100%. Berbeda halnya dengan FISIP dan FKIK, FDI
diberikan pendidikan ilmu agama islam secara mendalam dan dituntut
untuk berakhlakul karimah (UIN,2011). Dalam agama islam hukum rokok
adalah haram, berdasarkan Firman Allah “Dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk“ (QS.
Al A’raf ayat 157). Rokok akan menyebabkan seseorang terjerumus dalam
kebinasaan dan kematian. Selain membahayakan perokok aktif, maka
91
rokok akan membahayakan orang lain atau perokok pasif. Dalam islam
rokok dianggap lebih banyak mengandung keburukan daripada
kebaikannya, karena itu beberapa ulama menyatakan bahwa hukum rokok
haram sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulullah (Jabbar, 2008).
Meskipun beberapa ulama telah menyatakan rokok itu haram tetapi
diantara ulama saat ini masih ada yang merokok. Syaifulloh (2013) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa santri di pondok pesantren banyak yang
merokok dari sebelum masuk pesantren dan merokok setelah masuk
pesantren. Santri yang merokok setelah masuk pesantren terpengaruh oleh
santri lain serta ulama / kiai pondok pesantren yang merokok juga.
Walaupun pehamanan agama islam sangat kuat yang paling berpengaruh
pada perilaku merokok santri ini adalah faktor lingkungan pondok
pesantren.
Penelitian yang dilakukan oleh Salawati dan Rizki (2010)
menyebutkan bahwa mahasiswa dari fakultas kesehatan yang merokok
adalah hak azasi dan mereka merasa kesulitan untuk berhenti merokok.
Pada lain sisi mahasiswa kesehatan sebenarnya mempunyai beban, karena
sebagai calon petugas kesehatan mereka seharusnya bisa menjadi contoh,
sehingga sebagian besar dari mereka tetap berniat untuk berhenti bila
sudah bekerja. Hal tersebut tidak ditemui pada mahasiswa dari fakultas
non kesehatan. Walaupun sebagian besar yakin bahwa merokok itu
berbahaya, namun mereka tidak yakin mampu berhenti dan hanya berniat
mengurangi saja. Mereka tidak memiliki beban yang sama dengan
92
mahasiswa dari Fakultas Kesehatan, karena mereka bukan calon petugas
kesehatan.
D. Gambaran Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Menurut Vorvick (2013) ketergantungan nikotin atau nikotin
dependen ditandai dengan pola-pola tertentu. Pola pertama disebut
toleransi. Sebagian besar perokok memulai dengan beberapa rokok setiap
hari dan akhirnya merokok lebih dari satu bungkus perhari.
Pola berikutnya dari ketergantungan nikotin adalah gejala
penarikan. Beberapa gejala penarikan umum yang terjadi seperti
kecemasan, mengantuk, mudah marah, mual, gelisah, sakit kepala,
perasaan depresi, sulit berkonsentrasi, dan penurunan denyut jantung. Pola
yang ketiga adalah adanya perilaku bergantung atau kecanduan. Individu
terus menggunakan tembakau yang terkandung nikotin meskipun hal
tersebut berbahaya bagi diri individu itu sendiri. Diagnosis ketergantungan
nikotin berdasarkan pedoman American Psychiatric Association individu
harus menunjukan setidaknya 3 kriteria DSM-IV-TR atau sudah mencapai
pola ketiga.
Hasil penelitan menunjukan bahwa dari responden mahasiswa
FKIK,FDI, dan FISIP masuk dalam kategori sangat rendah ketergantungan
nikotin sebanyak 21 responden (60,0%) untuk kategori rendah sebanyak
13 responden (37,1%) dan kategori sedang 1 responden (2,9%).
Penelitian yang dilakukan Pamungkas (2013) menyatakan bahwa
perokok paling banyak mengalami ketergantungan nikotin rendah.
93
Semakin tinggi adiksi seseorang terhadap nikotin makin tinggi pula rokok
yang dikonsumsi dalam sehari. Hal ini tentunya dikarenakan makin
banyak dan lama mengkonsumsi rokok semakin banyak nikotin yang
terkonsumsi.
Hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Artana dan I.B Ngurah Rai (2009) mengenai ketergantungan nikotin yang
dilakukan pada perokok diatas usia 12 tahun mempunyai hasil sebagian
besar termasuk dalam kategori sedang. Ketergantungan yang lebih tinggi
pada kelompok usia muda, pendidikan perguruan tinggi atau sederajat.
Peningkatan ketergantungan terhadap nikotin ( adiksi nikotin ) berbanding
lurus dengan lamanya perokok telah mengkonsumsi rokok, namun juga
berkaitan dengan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam 1 harinya.
Menurut ahli ketergantungan nikotin mengatakan bahwa pecandu nikotin
harus mengidentifikasi dan menangani perilaku, pemicu, dan situasi yang
terkait dengan merokok agar tidak menjadi pecandu nikotin kategori
tinggi.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut yaitu pada variabel perilaku
merokok hanya menggunakan kuesioner untuk menentukan kategori
perilaku merokok, sehingga pemakaian angket terbatas pada pengumpulan
pernyataan responden, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain. Pada
penelitian tidak dilakukan secara langsung berhadapan muka antara
94
peneliti dan responden karena keterbatasan waktu sehingga responden bisa
memberikan jawaban dengan jujur atau tidak jujur.
95
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik mahasiswa FKIK, FISIP, dan FDI yang
menjadi responden dalam penelitian ini yaitu : presentasi jumlah
responden dari program studi yang telah dibagi berdasarkan strata.
Untuk FKIK Ilmu Keperawatan sebesar 7,3 %, Pendidikan Dokter
sebesar12,6%, Kesehatan Masyarakat sebesar 15,5%, dan Farmasi
sebesar 11,2%. Pada responden FDI terdiri dari satu program studi yaitu
Dirasat Islamiyah sebesar 16,0%. Untuk responden FISIP terbagi
menjadi Ilmu politik 10,7%, Hubungan Internasional 15,5% dan
Sosiologi 11,2%, kemudian dengan presentasi jenis kelamin laki laki
sebanyak 53,9% dan perempuan sebanyak 46,1%, untuk usia responden
minimal 17 tahun dan maksimal 22 tahun, dan di dominasi dengan usia
19 tahun dan 20 tahun sebanyak 41,3% dan 39,8%. Presentasi status
merokok dari 206 responden yang menyatakan merokok sebanyak 35
responden (17%), dari 35 responden kemudian berdasarkan jumlah
rokok yang dihisap perhari dikategorikan sebagai perokok ringan
sebanyak 80,0% yaitu menghisap rokok kurang dari 10 batang perhari.
2. Gambaran tingkat pengetahuan tentang rokok pada mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagian besar mempunyai tingkat
96
pengetahuan yang tinggi terhadap rokok. Hasil penelitian menunjukan
bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 187
orang (90,8%). Pada FKIK responden dengan tingkat pengetahuan
tinggi sebanyak 99,0%. Pada FDI responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 84,9%. Responden FISIP dengan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 83,1%.
3. Gambaran perilaku merokok mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta memiliki hasil dari 35 responden yang merokok sebagian besar
berusia 19 tahun dan 20 tahun masing-masing sebesar 34,3% dan
57,1%. Kemudian untuk kategori perilaku merokok berdasarkan
kategori fakultas responden yaitu Pada FKIK dan FISIP perilaku
merokok tinggi masing-masing sebanyak 66,7 % dan 28,6%. Pada FDI
perilaku merokok sedang sebanyak 100%. Berdasarkan jenis kelamin
perilaku merokok tinggi pada responden laki-laki sebanyak 34,3%,
perilaku merokok sedang sebanya 60,0% dan untuk responden
perempuan hanya 5,7% pada perilaku merokok sedang.
4. Gambaran nikotin dependen mahasiswa UIN Syarif hidayatullah
Jakarta sebanyak 35 responden sebagian besar dalam kategori sangat
rendah ketergantungan nikotin sebesar 60,0%, untuk kategori rendah
sebesar 37,1% dan kategori sedang hanya sebesar 2,9%. Berdasarkan
kategori fakultas yaitu pada FKIK sebanyak 44,4%, FISIP sebanyak
28,6% dan FDI sebanyak 60,0%. Untuk kategori sangat rendah pada
FISIP sebanyak 66,6%, FKIK 55,6% dan FDI sebanyak 40,0%. Untuk
responden laki-laki sebagian besar termasuk dalam kategori sangat
97
rendah sebanyak 54,3 % dan kategori rendah 37,1%. Dan untuk
perempuan hanya dalam kategori sangat rendah sebanyak 5.7%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat
disarankan hal-hal berikut ini:
1. Bagi Pemerintah, agar bisa memberikan solusi konkret dengan
menegaskan kebijakan dan sanksi yang sesuai dengan peraturan
gubernur provinsi daerah khusus ibukota Jakarta nomor 75 tahun 2005
tentang kawasan larangan merokok salah satunya adalah tempat belajar
mengajar, untuk bisa menurunkan jumlah perokok aktif di indonesia
khususnya kepada perokok di usia dini. Selain itu pemerintah
diharapkan dapat memberikan tindakan tegas pada produsen rokok
seperti membatasi produksi rokok atau menaikan harga jual rokok.
2. Bagi Institusi Pendidikan, agar dapat lebih menegaskan kebijakan
sesuai dengan kode etik mahasiswa yang berlaku dan lebih menegaskan
dengan sanksi yang berlaku sesuai kode etik mahasiswa diwilayah
institusi pendidikan.
3. Bagi setiap Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk bisa
membuat program pencegahan dan menanggulangi masalah merokok
dalam meningkatkan kesehatan mahasiswa seperti sosialisasi dan
edukasi mengenai dampak negatif rokok. Organisasi dalam fakultas
juga berperan penting dalam pencegahan merokok dikampus salah
satunya organisasi mahasiswa seperti badan eksekutif mahasiswa
98
dengan memberikan sarana untuk kegiatan positif seperti olahraga dan
kesenian.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul. 2013. Faktor-Faktor Psikologis Yang Menentukan Perilaku Merokok
Pada Mahasiswi Kedokteran Di Universitas Hasanuddin. Skripsi. Makasar :
Ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas.
Anggarawati, Soraya S. 2013. Bebas asap rokok hanya mitos di Unpad.
http://www.tribunnews.com/tribunners/2013/01/23/bebas-asap-rokok-
hanya-mitos-di-unpad , Diakses 16 November 2014
Ardini, Rati F., dan Wiwin, Hendriani. 2012. Proses Berhenti Merokok Secara
Mandiri Pada Mantan Pecandu Rokok Dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal
psikologi pendidikan dan perkembangan. Surabaya : Vol. 1 No.2
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Artana, IGN Bagus., dan IB, Ngurah Rai. 2009. Ketergantungan Nikotin Dan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Perokok Didesa Penglipuran.
Jurnal penyakit dalam. Denpasar : Vol.11, No.1.
Ashton, Kathleen., dan David, Streem. 2010. Smoking Cessation.
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/ps
ychiatry-psychology/smoking-cessation/Default.htm , diakses 23 Januari
2015
Aydid, Muhammad Hasan. 2000. Sehat Itu Nikmat : Telaah Hadist Tentang
Kesehatan. Jakarta : Gema insani press.
Azkiyati, Ade Maya. 2010. Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga Diri
Remaja Laki-Laki Yang Merokok Di SMK Putra Bangsa. Skripsi. Depok :
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Bagus, Ida., dan Edi, Januartha. 2012. Analisis Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Perilaku Merokok Di Kota Denpasar. e-Jurnal matematika.
Denpasar : Vol.1 No.1
Barraclough, Simon. 2015. Women And Tobacco In Indonesia.
http://tobaccocontrol.bmj.com/content/8/3/327.full.pdf+html , diakses 21
Juni 2015.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat Sebagai Pendidik : Prinsip-Prinsip Pengajaran
Dan Pembelajaran. Jakarta : EGC
Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja).
Jurnal Sari Pediatri. Jakarta : Vol. 12, No.1.
BPLHD. 2009. Kawasan dilarang merokok.
http://bplhd.jakarta.go.id/01_kdmartikel.php , Diakses 02 Desember 2014
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC
Cahyono, J.B.Suharjo. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta :
Kanisius
Christianus. 2010. Seri Belajar Kilat SPSS 17. Yogyakarta : Andi Offset.
Depkes RI. 2009. Dampak Rokok Terhadap Kesehatan.
http://www.promkes.depkes.go.id/dl/factsheet2conv.pdf , diakses 17
Desember 2014
Dharma, Kelana K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans
Info Media.
Dierker, Lisa., and Eric, Donny. 2009. The Role of Psychiatric Disorders in the
Relationship between Cigarette Smoking and DSM-IV Nicotine Dependence
among Young Adults. NIH public Access. 10 (3) : 439-446.
Effendy, Nasrul. 1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat E/2.
Jakarta : EGC
Elita, Eliana. 2014. Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2010-2013. Skripsi.
Yogyakarta : Program studi ilmu keperawatan.
Fikriyah, Samrotul., dan Yoyok, Febrijanto. 2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki Di Asrama
Putra. Jurnal STIKES. Kediri : Vol.5 No.1
Fitriyani, Yeni. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi. Jakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Fuadah, Maziyyatul. 2011. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki. Skripsi. Depok : Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
George, Olivier., et al. 2010. Exposure to chronic intermittent nicotine vapor
induces nicotine Dependence. NIH Public Access. 96(1) : 104-107.
Goodwin, Renee D., et al . 2011. Predictors Of Persistent Nicotine Dependence
Among Adults In The United States. NIH public Access. 118(2-3) : 127-133.
Gumilar, Ivan. 2007. Modul Praktikum Metode Riset Untuk Bisnis & Manajemen.
Bandung : Utama.
Hedman., et al. 2007. Factors Related To Tobacco Use Among Teenagers.
Respiratory medicine. Vol 101, Issue 3.
Herijulianti, Eliza.., Tati, Svasti I., dan Sri, Artini. 2001. Pendidikan Kesehatan
Gigi. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba medika
Imron, Moch. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta : Sagung
Seto
Jabbar, Abdul. 2008. Nge-rokok bikin kamu “kaya”. Jakarta: Samudera.
Komasari, Dian., dan Avin, fadilla. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: No.1
Lestary, Heny., dan Sugiharti. 2011. Perilaku Berisiko Remaja Di Indonesia
Menurut Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) Tahun
2007. Jurnal Kesehatan Reproduksi.
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/view/1389/696 ,
Vol.1 No.3. diakses 22 Juni 2015.
Levy, Paul S., dan Stanley, L. 2008. Sampling Of Populations Methods And
Applications. Canada : Wiley
Loren, Jeff. 2010. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Maseda, Devita Rosalin., dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Putra Di SMA
Negeri 1 Tompasobaru. Ejournal keperawatan (e-Kp). Manado : Vol.1
No.1.
Maulana, Heri D.J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Mayoclinic. 2013. Diseases And Conditions Nicotine Dependence.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nicotine-
dependence/basics/definition/con-20014452 , Diakses 22 Januari 2015
MD Masia., et al. 2006. Smoking Habit And Behaviour Among Health
Professionals. Pubmed. Italian 18 (3) : 261-9
Mu’tadin, Z. 2002. Remaja Dan Rokok. http://www.e-
psikologi.com/artikel/individual/remaja-rokok , Diakses 20 November 2014
Mulyadi, Rhunie S., dan Qurotul, Uyun. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Putri. Skripsi. Yogyakarta :
Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Muna, Izzatul. 2011. Persepsi Dan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa
Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi. Surakarta : Universitas
sebelas maret
Nasution, Indri K. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Tesis. Medan : Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Program Studi Psikologi.
Nordqvist, Christian. 2013. What Is Nicotine Dependence? What Are The
Dangers Of Smoking ?.
http://www.medicalnewstoday.com/articles/181299.php , diakses 23 Januari
2015
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam., dan Ferry, Efendy. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Oktavia, Dewi. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan
Merokok Siswa Laki-Laki Di SMA Negeri Kota Padang Tahun 2011.
Skripsi. Padang : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Pakaya, Siska. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan
Perilaku Merokok Pada Siswa Smp Negeri 1 Bulawa. Skripsi. Gorontalo:
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan & Keolahragaan Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Negri Gorontalo
Pamungkas, Dimas Bagus. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup Laki-Laki Perokok
dan Non Perokok Yang Diukur Dengan Kuesioner SF-36v2 (Studi
Pendahuluan). Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah.
Partodiharjo,Subagyo . 2010. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya.
Jakarta : Esensi.
Powe, Barbara D., Louie Ross., dan Dexter, L.Cooper. 2007. Attitudes And Beliefs
About Smoking Among African-American College Students At Historically
Black Colleges And Universities. Journal Of The National Medical
Association. American : Vol. 99, No. 4.
Riset Kesehatan Dasar. 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf , diakses 29 November 2014
Saefuddin. Asep., dkk. 2009. Statistika Dasar. Bogor : Grasindo
Sajatovic, Martha., dan Luis F, Ramirez. 2012. Rating Scales In Mental Health.
America : The Johns Hopkins University Press.
Salawati, Trixie., dan Rizki, Amalia. 2010. Perilaku Merokok Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding seminar
nasional Unimus.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence perkembangan remaja. Jakarta : Erlangga
Santrock, J.W. 2007. Remaja jilid 2. Jakarta : Erlangga
Sarake, Mukhsen. 2006. Analisis Perilaku Merokok Warga Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5410 , diakses
23 Juni 2015
Sari, A.T.O., Neila, Ramadhani., dan Mira, Eliza. 2003. Empati Dan Perilaku
Merokok Di Tempat Umum. Jurnal Psikologi. Yogyakarta : No.2
Sartika, Andita Ayu, dkk. 2009. Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman
Sebaya Dengan Intensi Merokok Pada Remaja Perempuan Di SMA
Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Psycho Idea. Purwokerto : Vol.7 No. 2
Saulle, Rosella., et al. 2014. Knowledge, Attitudes, And Smoking Behaviours
Among Physicians Specializing In Public Health : A Multicentre Study.
Biomed Research International.
http://www.hindawi.com/journals/bmri/2014/516734/ , diakses 23 juni 2015
Setiyanto, Dwi. 2013. Perilaku Merokok Di Kalangan Pelajar. Skripsi. Surakarta
: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Sirait, Anna Maria., dkk. 2002. Perilaku Merokok di Indonesia. Buletin Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Vol.30 No.3
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Sudiono, Janti. 2007. Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma Mulut.
Jakarta : EGC
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Supriyanto, Wahyu., dan Ahmad, Muhsin. 2008. Teknologi Informasi
Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.
Swansburg, Russell C. 2001. Pengembangan staf keperawatan : suatu komponen
pengembangan sumber daya manusia. Jakarta : EGC
Syaifulloh, Novyan Hardar. 2013. Studi Peranan Tokoh Agama Dan Perilaku
Merokok Santri Di Pondok Pesantren Al-Islah Desa Bandar Kidul
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Jurnal Promkes. Padang : Vol.1 No.2
Tim KPAI. 2013. Menyelamatkan anak dari bahaya rokok.
http://www.kpai.go.id/tinjauan/menyelamatkan-anak-dari-bahaya-
rokok/#comment-421 , Diakses 1 November 2014
Tjandra. 2014. Riset Merokok Pada Kaum Muda-Hari Tanpa Tembakau Sedunia
31 Mei. http://www.litbang.depkes.go.id/content/riset-merokok-pada-kaum-
muda-hari-tanpa-tembakau-sedunia-31-mei , diakses 22 Juni 2015
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Program Strata tahun 2011-2012
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : Pustaka
Utama.
UnityPoint, Health. 2011. Nicotine.
http://www.addictionrecov.org/Addictions/?AID=44 , diakses 23 Januari
2015
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Panduan Akademik
Vorvick, Linda J. 2013. Nicotine And Tobacco.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000953.htm , diakses 23
Januari 2015
Wahab, Muhbib., dkk. 2012. Buku Saku Panduan Kode Etik Mahasiswa. Bagian
Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wangolds. 2013. Kandungan dalam sebatang rokok. http://wangolds.com/Thread-
Kandungan-Dalam-Sebatang-Rokok , Diakses 05 Desember 2014
Yosantaraputra., dkk. 2014. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tentang Rokok. Jurnal Kesehatan
Andalas. Padang : Vol.3, No.3.
Yulianto, H. (t.t). Jenis rokok.
https://www.scribd.com/Hermanyulianto/d/30889043-Jenis-rokok , Diakses
3 Januari 2015
LAMPIRAN
L
Lampiran 2
PERMOHONAN PARTISIPASI PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ilyati Syarfa
NIM : 1111104000021
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
akan melakukan penelitian tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku
Merokok Dan Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
hasil yang baik. Bentuk partisipasi saudara/i berupa kesediaan waktu untuk
mengisi angket yang terdiri dari beberapa pertanyaan tertutup.
Besar harapan saya untuk saudara/i dapat ikut serta sebagai responden
dalam penelitian ini. Saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi saudara/i.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ilyati Syarfa
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar
permohonan menjadi responden, maka saya bersedia turut berparitisipasi sebagai
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:
Nama : Ilyati Syarfa
NIM : 1111104000021
Pekerjaan : Mahasiswa
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok Dan
Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan
saya maupun keluarga saya, sehingga saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
paksaan dan ancaman.
Jakarta, April 2015
(……………......……………)
Nama terang dan tanda tangan
LEMBAR KUESIONER GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN,
PERILAKU MEROKOK, DAN NIKOTIN DEPENDEN MAHASISWA UIN
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Kode Responden (diisi oleh peneliti ) :________________
Petunjuk umum pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat anda mengerti.
2. Harap mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan pastikan
tidak ada yang terlewat.
3. Harap mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
4. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan yang terdiri dari :
A. 4 Pertanyaan terkait data demografi
B. 18 Pertanyaan terkait perilaku merokok
C. 22 Pertanyaan terkait pengetahuan tentang rokok
D. 6 Pertanyaan terkait nikotin dependen
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. 1. Usia :_____ Tahun
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan diri anda!
2. Fakultas :
(...) 1.Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
(...) 2.Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI)
(...) 3.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
3. Program Studi : (...) 1. Ilmu keperawatan
(...) 2. Pendidikan dokter
(...) 3. Kesehatan masyarakat
(...) 4. Farmasi
(...) 5. Sosiologi
(...) 6. Ilmu politik
(...) 7. Hubungan Internasional
(...) 8. Dirasat Islamiyah
4. Jenis Kelamin : (...) 1. Laki-laki
(...) 2. Perempuan
5. Apakah anda merokok ?
(...) 1. Ya (...) 2. Tidak
(Jika anda menjawab Ya, lanjutkan mengisi kuesioner bagian B,C dan D)
(Jika anda menjawab Tidak, lanjutkan mengisi kuesioner bagian C saja)
6. Jika anda merokok, berapa jumlah rokok yang anda hisap dalam satu hari ?
(...) Kurang dari 10 batang perhari
(...) 11-20 batang perhari
(...) lebih dari 21 batang perhari
B. PERILAKU
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan diri anda!
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1. Saya merokok terutama saat merasa
cemas/ gelisah/ jenuh /kesal
2. Saya merokok saat merasa gelisah
maupun tenang
3. Saya merokok jika mulut saya terasa
asam
4. Saya merokok kapan pun saya mau.
5. Saya merokok baik saat cuaca dingin
maupun panas.
6. Saya merokok terutama setelah
makan
7. Saya merokok terutama saat cuaca
dingin
8. Saya merokok dalam jumlah batang
yang terus bertambah dari hari ke hari
9. Saya merokok terutama ditempat
sepi/tidak banyak orang
10. Saya menghidap rokok yang
memiliki kandungan nikotin dan tar
lebih banyak (seperti : rokok kretek,
nonto filter, cerutu)
11. Saya menghisap rokok yang memiliki
aroma rasa yang khas ( seperti :
gudang garam filter internasional,
djarum super, dll)
12. Saya menghidap rokok yang
memiliki kandungan nikotin dan tar
rendah (seperti : A Mild, Clas Mild,
Star Mild, U Mild, LA Light
13. Saya merokok terutama saat bersama
teman
14. Saya merokok saat sedang sendiri
dan juga saat bersama teman
15. Saya merokok terutama saat ada
teman yang mengajak untuk merokok
C. Pengetahuan
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih !
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Rokok tidak berbahaya bagi kesehatan
2. Rokok berbahaya bagi perokok itu sendiri
3. Bila anda merokok, asap rokok yang anda hembuskan itu
merupakan polusi udara bagi orang yang ada disekitar
anda.
4. Bila seseorang yang ada didekatmu bukan seorang perokok
tetapi dia ikut menghisap asap rokok yang kamu
hembuskan disebut dengan perokok pasif.
5. Di dalam rokok terdapat kandungan zat yang berbahaya
6. Salah satu kandungan rokok yaitu karbon monoksida dapat
mengikat diri dengan sel darah merah dan mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah.
7. Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti tar,
nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi kesehatan.
8. Nikotin dalam rokok tidak menyebabkan ketagihan pada si
perokok.
9. Rokok banyak mengandung bahan-bahan yang berbahaya
bagi kesehatan.
10. Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya
kanker paru.
11. Rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker
paru.
12. Tidak ada hubungan yang berarti antara merokok dengan
kesehatan si perokok.
13. Rokok dapat mempengaruhi penyempitan pembuluh darah
yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah.
14. Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok.
15. Bahaya rokok terhadap kesehatan salah satunya adalah
pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut.
16. Merokok dapat menyebabkan impotensi (lemah syahwat),
D. Nikotin Dependen
Lingkari jawaban yang anda pilih !
1. Seberapa segera setelah bangun tidur pagi anda merokok rokok pertama
anda?
a. 5 menit
b. 6-30menit
c. 31-60menit
d. Setelah 60 menit
2. Apakah anda mendapatkan kesulitan untuk menunda merokok pada tempat
dengan larangan merokok?
a.Ya b.Tidak
3. Rokok yang mana yang paling sulit anda lewatkan ?
a. Rokok pertama dipagi hari
b. Yang lainnya
4. Berapa banyak rokok yang anda konsumsi perhari?
a. 1-10rokok
b. 11-20rokok
menurunnya kekebalan individu dan kanker.
17. Rokok tidak berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan
mulut.
18. Terdapat peraturan undang-undang yang melarang
merokok ditempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja,
tempat proses belajar mengajar, angkutan umum
19. Terdapat sedikit dampak positif yang ditimbulkan oleh
rokok.
c. 21-30rokok
d. 31 rokok atau lebih
5. Apakah anda lebih sering merokok dalam jam pertama setelah bangun
tidur pagi hari dibandingkan waktu lain dalam satu hari?
a.Ya b.Tidak
6. Apakah anda merokok saat anda sedang sakit parah dan berada diatas
tempat tidur seharian ?
a.Ya b.Tidak
Lampiran 3
IJIN PENGGUNAAN KUESIONER
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Perilaku Merokok
Correlations
[DataSet1] D:\document\semester 7\spss valid.sav
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p1
Pearson Correlation 1 ,580** ,219 ,266 ,495
** ,586
** ,341 ,525
** ,377
* ,335 ,395
*
Sig. (2-tailed) ,001 ,246 ,155 ,005 ,001 ,066 ,003 ,040 ,070 ,031
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p2
Pearson Correlation ,580** 1 ,379
* ,436
* ,277 ,620
** ,536
** ,386
* ,054 ,443
* ,383
*
Sig. (2-tailed) ,001 ,039 ,016 ,138 ,000 ,002 ,035 ,778 ,014 ,037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p3
Pearson Correlation ,219 ,379* 1 ,474
** ,274 ,485
** ,822
** ,528
** -,026 ,405
* ,132
Sig. (2-tailed) ,246 ,039 ,008 ,143 ,007 ,000 ,003 ,891 ,026 ,486
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p4
Pearson Correlation ,266 ,436* ,474
** 1 ,214 ,478
** ,474
** ,331 ,249 ,379
* ,180
Sig. (2-tailed) ,155 ,016 ,008 ,256 ,007 ,008 ,074 ,184 ,039 ,341
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p5
Pearson Correlation ,495** ,277 ,274 ,214 1 ,655
** ,390
* ,516
** ,328 ,188 ,411
*
Sig. (2-tailed) ,005 ,138 ,143 ,256 ,000 ,033 ,004 ,077 ,320 ,024
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p6
Pearson Correlation ,586** ,620
** ,485
** ,478
** ,655
** 1 ,606
** ,716
** ,366
* ,535
** ,337
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,007 ,007 ,000 ,000 ,000 ,047 ,002 ,068
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p7 Pearson Correlation ,341 ,536
** ,822
** ,474
** ,390
* ,606
** 1 ,619
** ,113 ,390
* ,327
Sig. (2-tailed) ,066 ,002 ,000 ,008 ,033 ,000 ,000 ,551 ,033 ,078
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p8 Pearson Correlation ,525** ,386
* ,528
** ,331 ,516
** ,716
** ,619
** 1 ,386
* ,539
** ,350
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 jumlah
p1
Pearson Correlation ,499 ,053** ,046 -,097 ,170
** ,330
** ,091 ,502
**
Sig. (2-tailed) ,005 ,779 ,810 ,612 ,370 ,075 ,667 ,011
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p2
Pearson Correlation ,513** ,165 ,158
* ,107
* ,259 ,127
** ,295
** ,605
*
Sig. (2-tailed) ,004 ,384 ,406 ,572 ,167 ,504 ,152 ,001
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p3
Pearson Correlation ,178 -,089* ,364 ,622
** ,448 ,473
** ,028
** ,466
**
Sig. (2-tailed) ,346 ,640 ,048 ,000 ,013 ,008 ,896 ,019
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p4
Pearson Correlation ,368 ,042* ,365
** ,394 ,452 ,392
** ,340
** ,639
Sig. (2-tailed) ,045 ,824 ,047 ,031 ,012 ,032 ,096 ,001
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p5
Pearson Correlation ,372** ,172 ,209 -,122 ,130 ,503
** -,483
* ,211
**
Sig. (2-tailed) ,043 ,364 ,267 ,522 ,494 ,005 ,014 ,311
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p6
Pearson Correlation ,488** ,203
** ,355
** ,194
** ,189
** ,532 -,025
** ,579
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,282 ,054 ,304 ,317 ,002 ,906 ,002
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p7
Pearson Correlation ,416 -,045** ,434
** ,433
** ,336
* ,388
** -,038 ,581
**
Sig. (2-tailed) ,022 ,815 ,017 ,017 ,070 ,034 ,857 ,002
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p8 Pearson Correlation ,390** ,195
* ,440
** ,164 ,156
** ,586
** -,062
** ,612
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p8 Sig. (2-tailed) ,003 ,035** ,003 ,074 ,004
** ,000
** ,000 ,035
* ,002 ,058
*
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p9
Pearson Correlation ,377 ,054 -,026 ,249 ,328 ,366 ,113 ,386 1 -,021 ,684
Sig. (2-tailed) ,040** ,778 ,891
* ,184
* ,077 ,047
** ,551
** ,035
* ,912
* ,000
*
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p10
Pearson Correlation ,335 ,443 ,405 ,379 ,188 ,535 ,390 ,539 -,021 1 ,036
Sig. (2-tailed) ,070 ,014* ,026 ,039
** ,320 ,002
** ,033
** ,002
** ,912 ,850
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p11
Pearson Correlation ,395 ,383 ,132 ,180 ,411 ,337 ,327 ,350 ,684 ,036 1
Sig. (2-tailed) ,031 ,037* ,486
** ,341 ,024 ,068
** ,078
** ,058 ,000 ,850
*
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p12
Pearson Correlation ,499 ,513 ,178 ,368 ,372 ,488 ,416 ,390 ,122 ,360 ,151
Sig. (2-tailed) ,005** ,004 ,346 ,045 ,043 ,006
** ,022
* ,033
** ,520 ,051 ,424
*
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p13
Pearson Correlation ,053 ,165 -,089 ,042 ,172 ,203 -,045 ,195 ,000 ,270 ,114
Sig. (2-tailed) ,779** ,384
** ,640
** ,824
** ,364
** ,282 ,815
** ,302
** 1,000
* ,149
** ,550
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p14
Pearson Correlation ,046 ,158 ,364 ,365 ,209 ,355 ,434 ,440 ,403 -,054 ,521
Sig. (2-tailed) ,810 ,406** ,048
** ,047
** ,267
* ,054
** ,017 ,015
** ,027 ,776
* ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p15 Pearson Correlation -,097 ,107 ,622 ,394 -,122 ,194 ,433 ,164 ,009 ,155 -,064
Sig. (2-tailed) ,612** ,572
* ,000
** ,031 ,522
** ,304
** ,017
** ,386 ,963
* ,412
** ,738
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 jumlah
p8 Sig. (2-tailed) ,033 ,302** ,015 ,386 ,411
** ,001
** ,770 ,001
**
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p9
Pearson Correlation ,122 ,000 ,403 ,009 ,186 ,492 ,024 ,381
Sig. (2-tailed) ,520** 1,000 ,027
* ,963
* ,324 ,006
** ,908
** ,060
*
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p10
Pearson Correlation ,360 ,270 -,054 ,155 ,340 ,361 ,430 ,555
Sig. (2-tailed) ,051 ,149* ,776 ,412
** ,066 ,050
** ,032
** ,004
**
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p11
Pearson Correlation ,151 ,114 ,521 -,064 ,094 ,264 -,023 ,490
Sig. (2-tailed) ,424 ,550* ,003
** ,738 ,620 ,159
** ,915
** ,013
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p12
Pearson Correlation 1 -,083 ,000 ,061 ,124 ,216 ,227 ,496
Sig. (2-tailed) ,662 1,000 ,749 ,514 ,251** ,275
* ,012
**
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p13
Pearson Correlation -,083 1 ,090 ,046 ,139 ,162 -,236 -,173
Sig. (2-tailed) ,662** ,638
** ,810
** ,463
** ,392 ,257
** ,409
**
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p14
Pearson Correlation ,000 ,090 1 ,432 ,086 ,225 -,214 ,362
Sig. (2-tailed) 1,000 ,638** ,017
** ,650
* ,233
** ,305 ,076
**
N 30 30 30 30 30 30 25 25
p15 Pearson Correlation ,061 ,046 ,432 1 ,440 ,494 ,201 ,252
Sig. (2-tailed) ,749** ,810
* ,017
** ,015
** ,006
** ,335
** ,225
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p15 N 30 30** 30 30 30
** 30
** 30 30
** 30
* 30 30
*
p16 Pearson Correlation ,170 ,259 ,448 ,452 ,130 ,189 ,336 ,156 ,186 ,340 ,094
Sig. (2-tailed) ,370 ,167 ,013 ,012 ,494 ,317 ,070 ,411 ,324 ,066 ,620
N 30** 30 30
* 30
* 30 30
** 30
** 30
* 30 30
* 30
*
p17
Pearson Correlation ,330 ,127 ,473 ,392 ,503 ,532 ,388 ,586 ,492 ,361 ,264
Sig. (2-tailed) ,075 ,504 ,008 ,032 ,005 ,002 ,034 ,001 ,006 ,050 ,159
N 30 30* 30 30
** 30 30
** 30
** 30
** 30 30
* 30
p18
Pearson Correlation ,091 ,295 ,028 ,340 -,483 -,025 -,038 -,062 ,024 ,430 -,023
Sig. (2-tailed) ,667 ,152 ,896 ,096 ,014 ,906 ,857 ,770 ,908 ,032 ,915
N 25 25* 25
** 25 25 25
** 25
** 25 25 25
* 25
jumlah
Pearson Correlation ,502 ,605 ,466 ,639 ,211 ,579 ,581 ,612 ,381 ,555 ,490
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,019 ,001 ,311 ,002 ,002 ,001 ,060 ,004 ,013
N 25** 25 25 25 25 25
** 25
* 25
** 25 25 25
*
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 jumlah
p15 N 30 30** 30 30 30
** 30
** 25 25
**
p16
Pearson Correlation ,124 ,139 ,086 ,440 1 ,452 ,102 ,292
Sig. (2-tailed) ,514 ,463 ,650 ,015 ,012 ,628 ,157
N 30** 30 30
* 30
* 30 30
** 25
** 25
*
p17
Pearson Correlation ,216 ,162 ,225 ,494 ,452 1 ,000 ,488
Sig. (2-tailed) ,251 ,392 ,233 ,006 ,012 1,000 ,013
N 30 30* 30 30
** 30 30
** 25
** 25
**
p18
Pearson Correlation ,227 -,236 -,214 ,201 ,102 ,000 1 ,494
Sig. (2-tailed) ,275 ,257 ,305 ,335 ,628 1,000 ,012
N 25 25* 25
** 25 25 25
** 25
** 25
jumlah
Pearson Correlation ,496 -,173 ,362 ,252 ,292 ,488 ,494 1
Sig. (2-tailed) ,012 ,409 ,076 ,225 ,157 ,013 ,012
N 25** 25 25 25 25 25
** 25
* 25
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
[DataSet1] D:\document\semester 7\spss valid.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 25 83,3
Excludeda 5 16,7
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,864 18
Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mengenai Rokok
Correlations
p1 p2 p3 p4s p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p1
Pearson Correlation 1 ,263 ,408* ,284 ,408
* ,117 ,257 ,309 ,408
* ,284 ,284
Sig. (2-tailed) ,160 ,025 ,129 ,025 ,539 ,171 ,097 ,025 ,129 ,129
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p2
Pearson Correlation ,263 1 ,141 ,308 ,443* ,443
* ,167 ,213 ,443
* ,308 ,308
Sig. (2-tailed) ,160 ,457 ,098 ,014 ,014 ,378 ,258 ,014 ,098 ,098
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p3
Pearson Correlation ,408* ,141 1 -,050 ,464
** ,464
** ,074 ,094 ,464
** ,695
** ,695
**
Sig. (2-tailed) ,025 ,457 ,795 ,010 ,010 ,698 ,619 ,010 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p4
Pearson Correlation ,284 ,308 -,050 1 -,050 -,050 ,244 ,263 ,695** -,034 -,034
Sig. (2-tailed) ,129 ,098 ,795 ,795 ,795 ,194 ,161 ,000 ,856 ,856
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p5
Pearson Correlation ,408* ,443
* ,464
** -,050 1 ,464
** ,351 ,378
* ,464
** ,695
** ,695
**
Sig. (2-tailed) ,025 ,014 ,010 ,795 ,010 ,057 ,039 ,010 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p6
Pearson Correlation ,117 ,443* ,464
** -,050 ,464
** 1 ,074 ,094 ,464
** ,695
** ,695
**
Sig. (2-tailed) ,539 ,014 ,010 ,795 ,010 ,698 ,619 ,010 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p7 Pearson Correlation ,257 ,167 ,074 ,244 ,351 ,074 1 ,196 ,351 ,244 ,244
Sig. (2-tailed) ,171 ,378 ,698 ,194 ,057 ,698 ,300 ,057 ,194 ,194
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p8 Pearson Correlation ,309 ,213 ,094 ,263 ,378* ,094 ,196 1 ,378
* ,263 ,263
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 total
p1
Pearson Correlation ,293 ,267 ,284* ,408 ,385
* -,015 -,238 ,327 ,208
* -,196 ,516
Sig. (2-tailed) ,116 ,154 ,129 ,025 ,036 ,939 ,206 ,078 ,270 ,299 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p2
Pearson Correlation ,135 ,302 ,308 ,443 ,429* ,223
* ,123 ,380 ,123
* -,146 ,596
Sig. (2-tailed) ,477 ,105 ,098 ,014 ,018 ,236 ,517 ,038 ,517 ,441 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p3
Pearson Correlation ,239* ,356 ,695 ,464 ,288
** -,036
** ,055 ,169 ,055
** -,203
** ,504
**
Sig. (2-tailed) ,203 ,053 ,000 ,010 ,122 ,850 ,775 ,373 ,775 ,281 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p4
Pearson Correlation ,415 -,062 -,034 ,695 ,473 ,162 -,152 ,337 ,227** -,141 ,406
Sig. (2-tailed) ,023 ,745 ,856 ,000 ,008 ,391 ,424 ,069 ,227 ,456 ,026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p5
Pearson Correlation ,239* ,356
* ,695
** ,464 ,288 -,036
** ,327 ,484
* -,218
** -,203
** ,705
**
Sig. (2-tailed) ,203 ,053 ,000 ,010 ,122 ,850 ,077 ,007 ,247 ,281 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p6
Pearson Correlation ,239 ,356* ,695
** ,464 ,681
** -,036 ,327 ,484 -,218
** -,203
** ,624
**
Sig. (2-tailed) ,203 ,053 ,000 ,010 ,000 ,850 ,077 ,007 ,247 ,281 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p7
Pearson Correlation ,031 ,208 ,244 ,351 ,312 -,033 ,085 ,562 -,056 -,005 ,504
Sig. (2-tailed) ,871 ,271 ,194 ,057 ,093 ,864 ,656 ,001 ,767 ,980 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p8 Pearson Correlation ,253 ,236 ,263 ,378 ,139* -,095 -,144 ,279 -,144
* -,245 ,424
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p8 Sig. (2-tailed) ,097 ,258 ,619* ,161 ,039
* ,619 ,300 ,039
* ,161 ,161
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p9
Pearson Correlation ,408 ,443 ,464 ,695 ,464 ,464 ,351 ,378 1 ,695 ,695
Sig. (2-tailed) ,025 ,014 ,010 ,000 ,010* ,010
* ,057 ,039 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p10
Pearson Correlation ,284 ,308 ,695 -,034 ,695 ,695 ,244 ,263 ,695 1 1,000
Sig. (2-tailed) ,129* ,098 ,000 ,856 ,000
** ,000
** ,194 ,161 ,000
** ,000
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p11
Pearson Correlation ,284 ,308 ,695 -,034 ,695 ,695 ,244 ,263 ,695 1,000 1
Sig. (2-tailed) ,129 ,098 ,000 ,856 ,000 ,000 ,194 ,161 ,000** ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p12
Pearson Correlation ,293 ,135 ,239 ,415 ,239 ,239 ,031 ,253 ,598 ,415 ,415
Sig. (2-tailed) ,116* ,477
* ,203
** ,023 ,203 ,203
** ,871 ,177
* ,000
** ,023
** ,023
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p13
Pearson Correlation ,267 ,302 ,356 -,062 ,356 ,356 ,208 ,236 ,356 ,557 ,557
Sig. (2-tailed) ,154 ,105* ,053
** ,745 ,053
** ,053 ,271 ,210 ,053
** ,001
** ,001
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p14
Pearson Correlation ,284 ,308 ,695 -,034 ,695 ,695 ,244 ,263 ,695 1,000 1,000
Sig. (2-tailed) ,129 ,098 ,000 ,856 ,000 ,000 ,194 ,161 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p15 Pearson Correlation ,408 ,443 ,464 ,695 ,464 ,464 ,351 ,378 1,000 ,695 ,695
Sig. (2-tailed) ,025 ,014 ,010 ,000 ,010* ,010 ,057 ,039 ,000
* ,000 ,000
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 total
p8 Sig. (2-tailed) ,177 ,210 ,161* ,039 ,465
* ,617 ,447 ,136 ,447
* ,193 ,020
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p9
Pearson Correlation ,598 ,356 ,695 1,000 ,681 ,234 ,055 ,484 ,055 -,203 ,865
Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,000 ,000 ,000* ,214
* ,775 ,007 ,775
* ,281 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p10
Pearson Correlation ,415 ,557 1,000 ,695 ,473 ,162 ,227 ,337 -,152 -,141 ,795
Sig. (2-tailed) ,023* ,001 ,000 ,000 ,008
** ,391
** ,227 ,069 ,424
** ,456
** ,000
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p11
Pearson Correlation ,415 ,557 1,000 ,695 ,473 ,162 ,227 ,337 -,152 -,141 ,795
Sig. (2-tailed) ,023 ,001 ,000 ,000 ,008 ,391 ,227 ,069 ,424** ,456 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p12
Pearson Correlation 1 ,447 ,415 ,598 ,351 ,030 ,000 ,176 -,183 -,340 ,496
Sig. (2-tailed) ,013* ,023
** ,000 ,057 ,875
** 1,000 ,352
* ,334
** ,066
** ,005
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p13
Pearson Correlation ,447 1 ,557 ,356 ,196 ,067 ,181 ,079 -,045 -,023 ,563
Sig. (2-tailed) ,013 ,001** ,053 ,299
** ,724 ,337 ,679 ,812
** ,904
** ,001
**
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p14
Pearson Correlation ,415 ,557 1 ,695 ,473 ,162 ,227 ,337 -,152 -,141 ,795
Sig. (2-tailed) ,023 ,001 ,000 ,008 ,391 ,227 ,069 ,424 ,456 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p15 Pearson Correlation ,598 ,356 ,695 1 ,681 ,234 ,055 ,484 ,055 -,203 ,865
Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,000 ,000* ,214 ,775 ,007 ,775
* ,281 ,000
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11
p15 N 30 30 30* 30 30
* 30 30 30 30
* 30 30
p16 Pearson Correlation ,385 ,429 ,288 ,473 ,288 ,681 ,312 ,139 ,681 ,473 ,473
Sig. (2-tailed) ,036 ,018 ,122 ,008 ,122 ,000 ,093 ,465 ,000 ,008 ,008
N 30 30 30 30 30* 30
* 30 30 30
* 30 30
p17
Pearson Correlation -,015 ,223 -,036 ,162 -,036 -,036 -,033 -,095 ,234 ,162 ,162
Sig. (2-tailed) ,939 ,236 ,850 ,391 ,850 ,850 ,864 ,617 ,214 ,391 ,391
N 30* 30 30 30 30
** 30
** 30 30 30
** 30
** 30
**
p18
Pearson Correlation -,238 ,123 ,055 -,152 ,327 ,327 ,085 -,144 ,055 ,227 ,227
Sig. (2-tailed) ,206 ,517 ,775 ,424 ,077 ,077 ,656 ,447 ,775 ,227 ,227
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30** 30 30
p19
Pearson Correlation ,327 ,380 ,169 ,337 ,484 ,484 ,562 ,279 ,484 ,337 ,337
Sig. (2-tailed) ,078 ,038 ,373 ,069 ,007 ,007 ,001 ,136 ,007 ,069 ,069
N 30* 30
* 30
** 30 30 30
** 30 30
* 30
** 30
** 30
**
p20
Pearson Correlation ,208 ,123 ,055 ,227 -,218 -,218 -,056 -,144 ,055 -,152 -,152
Sig. (2-tailed) ,270 ,517 ,775 ,227 ,247 ,247 ,767 ,447 ,775 ,424 ,424
N 30 30* 30
** 30 30
** 30 30 30 30
** 30
** 30
**
p21
Pearson Correlation -,196 -,146 -,203 -,141 -,203 -,203 -,005 -,245 -,203 -,141 -,141
Sig. (2-tailed) ,299 ,441 ,281 ,456 ,281 ,281 ,980 ,193 ,281 ,456 ,456
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
total
Pearson Correlation ,516 ,596 ,504 ,406 ,705 ,624 ,504 ,424 ,865 ,795 ,795
Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,004 ,026 ,000 ,000 ,005 ,020 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30* 30 30 30 30
* 30 30
Correlations
p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 total
p15 N 30 30 30* 30 30
* 30 30 30 30
* 30 30
p16
Pearson Correlation ,351 ,196 ,473 ,681 1 ,145 ,080 ,479 ,080 -,095 ,711
Sig. (2-tailed) ,057 ,299 ,008 ,000 ,444 ,674 ,007 ,674 ,618 ,000
N 30 30 30 30 30* 30
* 30 30 30
* 30 30
p17 Pearson Correlation ,030 ,067 ,162 ,234 ,145 1 -,110 ,005 ,165 -,033 ,224
Sig. (2-tailed) ,875 ,724 ,391 ,214 ,444 ,563 ,978 ,384 ,864 ,235
N 30* 30 30 30 30
** 30
** 30 30 30
** 30
** 30
**
p18
Pearson Correlation ,000 ,181 ,227 ,055 ,080 -,110 1 ,354 ,028 -,198 ,236
Sig. (2-tailed) 1,000 ,337 ,227 ,775 ,674 ,563 ,055 ,884 ,295 ,208
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30** 30 30
p19
Pearson Correlation ,176 ,079 ,337 ,484 ,479 ,005 ,354 1 -,129 -,420 ,640
Sig. (2-tailed) ,352 ,679 ,069 ,007 ,007 ,978 ,055 ,498 ,021 ,000
N 30* 30
* 30
** 30 30 30
** 30 30
* 30
** 30
** 30
**
p20
Pearson Correlation -,183 -,045 -,152 ,055 ,080 ,165 ,028 -,129 1 ,085 -,008
Sig. (2-tailed) ,334 ,812 ,424 ,775 ,674 ,384 ,884 ,498 ,656 ,966
N 30 30* 30
** 30 30
** 30 30 30 30
** 30
** 30
**
p21
Pearson Correlation -,340 -,023 -,141 -,203 -,095 -,033 -,198 -,420 ,085 1 -,180
Sig. (2-tailed) ,066 ,904 ,456 ,281 ,618 ,864 ,295 ,021 ,656 ,340
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
total
Pearson Correlation ,496 ,563 ,795 ,865 ,711 ,224 ,236 ,640 -,008 -,180 1
Sig. (2-tailed) ,005 ,001 ,000 ,000 ,000 ,235 ,208 ,000 ,966 ,340
N 30 30 30 30 30* 30 30 30 30
* 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reabilitas Kuesioner Tingkat Pengetahuan menggunkan KR-20
No.Responden p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 Jumlah % individu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 20 0.909090909
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 0.909090909
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 20 0.909090909
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 0.909090909
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19 0.863636364
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20 0.909090909
7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 0.863636364
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 0.909090909
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20 0.909090909
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 0.909090909
11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 18 0.818181818
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 0.909090909
13 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 16 0.727272727
14 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 17 0.772727273
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 18 0.818181818
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 0.863636364
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 0.909090909
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 20 0.909090909
19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 0.863636364
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 0.909090909
21 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 0.772727273
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 0.909090909
23 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 0.136363636
24 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 10 0.454545455
25 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 14 0.636363636
26 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 17 0.772727273
27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19 0.863636364
28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0.909090909
29 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 0.772727273
30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 0.954545455
total benar 21 22 28 29 28 28 19 20 28 29 29 25 27 29 28 26 13 18 23 30 19 24 543
total salah 9 8 2 1 2 2 11 10 2 1 1 5 3 1 2 4 17 12 7 0 11 6
%benar 0.7 0.7333 0.933 0.97 0.93 0.93 0.63 0.667 0.93 0.97 0.97 0.833 0.9 0.967 0.93 0.87 0.433 0.6 0.766667 1 0.633 0.8
%salah 0.3 0.2667 0.067 0.03 0.07 0.07 0.37 0.333 0.07 0.03 0.03 0.167 0.1 0.033 0.07 0.13 0.567 0.4 0.233333 0 0.367 0.2
p(hasil tingkat kesukaran) 0.7 0.7333 0.933 0.97 0.93 0.93 0.63 0.667 0.93 0.97 0.97 0.833 0.9 0.967 0.93 0.87 0.433 0.6 0.766667 1 0.633 0.8
q 0.3 0.2667 0.067 0.03 0.07 0.07 0.37 0.333 0.07 0.03 0.03 0.167 0.1 0.033 0.07 0.13 0.567 0.4 0.233333 0 0.367 0.2
pq 0.21 0.1956 0.062 0.03 0.06 0.06 0.23 0.222 0.06 0.03 0.03 0.139 0.09 0.032 0.06 0.12 0.246 0.24 0.178889 0 0.232 0.16
mean 0.7 0.7333 0.933 0.97 0.93 0.93 0.63 0.667 0.93 0.97 0.97 0.833 0.9 0.967 0.93 0.87 0.433 0.6 0.766667 1 0.633 0.8
s.deviasi 0.4583 0.4422 0.249 0.18 0.25 0.25 0.48 0.471 0.25 0.18 0.18 0.373 0.3 0.18 0.25 0.34 0.496 0.49 0.422953 0 0.482 0.4
k 22
∑pq 2.7011
var 12.757
mean 19.25
KR20 0.7883
keterangan soal mudah
soal sedang
Lampiran 5
Hasil Olahan SPSS Univariat
Statistics
fakultas responden
N Valid 206
Missing 0
fakultas responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
FKIK 96 46,6 46,6 46,6
FDI 33 16,0 16,0 62,6
FISIP 77 37,4 37,4 100,0
Total 206 100,0 100,0
program studi responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
PSIK 15 7,3 7,3 7,3
PSPD 26 12,6 12,6 19,9
KESMAS 32 15,5 15,5 35,4
FARMASI 23 11,2 11,2 46,6
SOSIOLOGI 23 11,2 11,2 57,8
Ilmu Politik 22 10,7 10,7 68,4
Hub.Internasional 32 15,5 15,5 84,0
Dirasat Islamiah 33 16,0 16,0 100,0
Total 206 100,0 100,0
jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
laki-laki 111 53,9 53,9 53,9
perempuan 95 46,1 46,1 100,0
Total 206 100,0 100,0
Statistics
usia responden
N Valid 206
Missing 0 Std. Deviation ,900 Minimum 1 Maximum 6
Statistics
status merokok responden
N Valid 206
Missing 0
status merokok responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
ya 35 17,0 17,0 17,0
tidak 171 83,0 83,0 100,0
Total 206 100,0 100,0
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
kurang 4 1,9 1,9 1,9
sedang 15 7,3 7,3 9,2
tinggi 187 90,8 90,8 100,0
Total 206 100,0 100,0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * jenis kelamin responden
206 100,0% 0 0,0% 206 100,0%
pengetahuan * jenis kelamin responden Crosstabulation
jenis kelamin responden Total
laki-laki perempuan
pengetahuan
kurang Count 4 0 4
% of Total 1,9% 0,0% 1,9%
sedang Count 8 7 15
% of Total 3,9% 3,4% 7,3%
tinggi Count 99 88 187
% of Total 48,1% 42,7% 90,8%
Total Count 111 95 206
% of Total 53,9% 46,1% 100,0%
usia responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
17 2 1,0 1,0 1,0
18 10 4,9 4,9 5,8
19 85 41,3 41,3 47,1
20 82 39,8 39,8 86,9
21 19 9,2 9,2 96,1
22 8 3,9 3,9 100,0
Total 206 100,0 100,0
Statistics
tipe merokok responden
N Valid 35
Missing 0
tipe perokok responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
perokok ringan 28 80,0 80,0 80,0
perokok sedang 7 20,0 20,0 100,0
Total 35 100,0 100,0
usia responden * status merokok responden Crosstabulation
status merokok responden Total
ya tidak
usia responden
17 Count 0 2 2
% of Total 0,0% 1,0% 1,0%
18 Count 0 10 10
% of Total 0,0% 4,9% 4,9%
19 Count 12 73 85
% of Total 5,8% 35,4% 41,3%
20 Count 20 62 82
% of Total 9,7% 30,1% 39,8%
21 Count 1 18 19
% of Total 0,5% 8,7% 9,2%
22 Count 2 6 8
% of Total 1,0% 2,9% 3,9%
Total Count 35 171 206
% of Total 17,0% 83,0% 100,0%
Statistics
perilaku merokok responden
N Valid 35
Missing 0
perilaku merokok responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tinggi 12 34,3 34,3 34,3
sedang 23 65,7 65,7 100,0
Total 35 100,0 100,0
jenis kelamin reponden * perilaku merokok responden Crosstabulation
perilaku merokok responden Total
tinggi sedang
jenis kelamin reponden
laki-laki Count 12 21 33
% of Total 34,3% 60,0% 94,3%
perempuan Count 0 2 2
% of Total 0,0% 5,7% 5,7%
Total Count 12 23 35
% of Total 34,3% 65,7% 100,0%
Statistics
nikotin dependen reponden
N Valid 35
Missing 0
nikotin dependen reponden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
sangat rendah 21 60,0 60,0 60,0
rendah 13 37,1 37,1 97,1
sedang 1 2,9 2,9 100,0
Total 35 100,0 100,0
nikotin dependen reponden * jenis kelamin reponden Crosstabulation
jenis kelamin reponden Total
laki-laki perempuan
nikotin dependen reponden
sangat rendah Count 19 2 21
% of Total 54,3% 5,7% 60,0%
rendah Count 13 0 13
% of Total 37,1% 0,0% 37,1%
sedang Count 1 0 1
% of Total 2,9% 0,0% 2,9%
Total Count 33 2 35
% of Total 94,3% 5,7% 100,0%