Post on 03-Oct-2021
GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA
KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS
GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT
YAYASAN DARUL AITAM KELURAHAN
SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH:
EVA ELISNA TANJUNG
NIM. 131000031
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA
KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS
GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT
YAYASAN DARUL AITAM KELURAHAN
SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH:
EVA ELISNA TANJUNG
NIM. 131000031
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA
KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS
GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT
YAYASAN DARUL AITAM KELURAHAN
SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017
SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2017
Yang membuat pernyataan
Eva Elisna Tanjung
131000031
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Perhatian terhadap gizi dan kesehatan anak-anak di Panti Asuhan masih
tergolong minim, sehingga memungkinkan angka malnutrisi tinggi terhadap anak
asuh. Demikian pula perbandingan jumlah anak yang lebih besar dari pada jumlah
pengasuh, sehingga perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah.
Kemungkinan lain berupa masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi
tidak sebanding dengan asupan yang diterima anak-anak panti asuhan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perencanan Menu Makanan dan Pola
Konsumsi Makanan yang Disajikan serta Status Gizi Anak di Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area
Tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross
sectional. Penelitian ini dilakukan dengan melihat master menu makanan, siklus
menu dan alokasi dana.Data konsumsi energi dan protein diperolehdengan
menggunakan metode food weighing, jenis makanan anak asuh menggunakan
formulir food frequency dan frekuensi makan dilihat dari berapa kali kegiatan
makan dalam sehari. Sampel dalam penelitian ini bejumlah 80 orang yang
merupakan anak asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat. Teknik pengambilan sampel
adalah total sampling. Berat badan anak asuh diukur menggunakan timbangan dan
tinggi badan anak asuh menggunakan microtoise. Data dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa susunan jenis makanan anak asuh
100% tidak lengkap, konsumsi energi 57,5% kategori di bawah AKG, dan
konsumsi protein 58,8% kategori di bawah AKG. Status gizi anak asuh
berdasarkan IMT/U kurus 6,3%, normal 81,3%, gemuk 7,5% dan obesitas 5,0.
Berdasarkan TB/U terdapat sangat pendek 22,5%, pendek 38,8% dan normal
38,8%.
Panti asuhan diharapkan lebih memperhatikan susunan jenis makanan
yang akan dikonsumsi anak asuh agar anak asuh mendapatkan zat gizi sesuai
kebutuhan tubuh, membuat master menu dan siklus menu tetap agar dapat
mengontrol dana yang tersedia dengan baik dan melakukan penimbangan berat
badan secara berkala 1 kali/6 bulan.
Kata Kunci : Pola konsumsi, perencanaan menu, status gizi, panti asuhan.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Attention to the nutrition and health of childrens in the orphanage is still
relatively minimal, thus allowing high malnutrition rates for foster childrens.
Similarly, the comparison of the number of childrens are greater than the number
of carers, so the attention to nutritional status will be lower. Another possibility of
low funding problems so that the nutritional needs was not comparable with the
intake received by orphanage childrens. This study aims to find out the
description of Food Planning and Food Consumption Pattern Presented and
Nutritional Status of Childrens in Aceh Sepakat Orphanage Darul Aitam
Foundation Sukaramai Urban Village Medan Area Year 2017.
The type of this research was observational with cross sectional
research design. This research have done by looking at master menu, menu cycle
and fund allocation. The data of energy and protein consumption was obtained by
using food weighing method, foster child food type using food frequency form and
eat frequency seen from how many times of daily meal. The sample in this study
amounts to 80 people who are foster childrens in Aceh Sepakat Orphanage. The
sampling technique was total sampling. Weight of foster childrens was measured
using the scales and height of foster childrens used microtoise. Data were
analyzed descriptively.
The results showed that the composition of 100% foster childs food was
incomplete, energy consumption 57,5% under category AKG, and consumption of
protein 58,8% category under AKG. Nutritional status of foster childrens based
on BMI/U there are thin 6,3%, normal 81,3%, grease 7,5% and obesity 5,0%.
Based on TB/U there are very short 22,5%, short 38,8% and normal38,8%.
Orphanages are expected to pay more attention to the arrangement of
foods that will be consumed by foster childrens so that foster childrens get the
nutrients according to the needs of the body, create a master menu and a fixed
menu cycle in order to control the funds available properly and perform weighing
periodically 1/6 months.
Keywords: Consumption Pattern, Menu Planning, Nutritional Status,
Orphanage.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Perencanaan Menu Makanan dan
Pola Konsumsi Makanan yang Disajikan serta Status Gizi Anak di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan
Area Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang
telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis.
4. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam pengerjaan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
5. Fitri Ardiani, SKM, MPH, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi
ini.
6. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis.
7. Ernawati Nasution, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis.
8. Marihot Oloan Samosir, ST, selaku staf Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan
berkas-berkas penelitian dengan tepat waktu.
9. Dr. Juanita, SE, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak bimbingan dan nasehat selama penulis mengikuti
pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
10. Para Dosendanstaf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.
11. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Hasan Basri
Tanjung dan Ibunda Masdewarni Daulay, yang tiada henti memberikan
kasih sayang, do’a, bimbingan, arahan, motivasi, serta memberikan apapun
yang bisa dan mampu diberikan demi kebahagiaan dan kesuksesan anak-
anaknya.
12. Saudara/iku tersayang, Henri Hamonangan Tanjung, SH, Zulmina
Tanjung, Amd. Farm, Zulmia Tanjung dan Allim Wahab Tanjung, yang
Universitas Sumatera Utara
selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan serta semangat kepada
penulis selama ini.
13. Pengelola Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan
Sukaramai Kecamatan Medan Area yang telah banyak membantu penelitian
penulis.
14. Sahabat-sahabat yang turut membantu secara langsung dalam masa proses
penelitian dan penyusunan skripsi, Sri Masitoh Hasibuan, Ina Yusanti Rambe,
SKM, Nurul Mawaddah, Sri Wahyuni harahap, SKM, RisyaSepriaAlfarah,
SKM dan Fahmaliza, SKM.
15. Keluarga keduaku “Can Family” dan “Anak Sholehah”, Ina Yusanti Rambe,
SKM, Nurholijah Nasution, Ayu Handayani, SKM, Isna Ramadhani, SKM,
Safrina Hayati Hasibuan, SKM, Sri Masitoh Hasibuan, Nurul Mawaddah, Nur
Arsi Ramadhani, Melati Indah Mustika.
16. Teman-teman PBL Desa Petuaran Hulu (Ricky, Isna, Siska, Noni, Kakak
Tika, Husna). Dan juga teman-teman LKP di Puskesmas Terjun Marelan, Sri
Masitoh Hasibuan dan Sri Wahyuni Harahap yang telah memberikan
dukungan dan semangat yang luarbiasa agar skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
17. Teman-teman angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, khususnya kepada teman-teman dan kakak-kakak di
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kemakluman dan pengertian dari
berbagai pihak dalam membaca skripsi ini.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, Oktober 2017
Penulis,
Eva Elisna Tanjung
131000031
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
ABSTRACK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 8
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10
2.1 Status Gizi ............................................................................................ 10
2.2 Pola Konsumsi Makanan di Panti Asuhan ........................................... 12
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Makanan di Panti Asuhan .......................................................... 12
2.3 Angka Kecukupan Gizi ........................................................................ 14
2.3.1 Energi ................................................................................. 15
2.3.2 Protein ................................................................................ 16
2.4 Perencanaan Menu di Panti Asuhan ..................................................... 16
2.4.1 Tujuan Perencanaan Menu di Panti Asuhan ............................... 19
2.4.2 Syarat Menu yang Baik ............................................................... 20
2.5 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 22
3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................................ 22
3.2.2 Waktu Peneltitian ...................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 22
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 23
3.5 Definisi Operasional ............................................................................ 24
3.6 Aspek Pengukuran ............................................................................... 25
3.6.1 Status Gizi Anak ....................................................................... 25
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pola Konsumsi Makan .............................................................. 26
3.7 Metode Analisis Data .......................................................................... 27
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 27
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 28
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................ 28
4.2 Gambaran Jenis Kelamin dan Umur Anak Panti Asuhan .................... 28
4.2.1 Jenis Kelamin ............................................................................. 28
4.2.2 Umur........................................................................................... 29
4.3 Status Gizi ........................................................................................... 29
4.4 Pola Konsumsi Makanan yang Disajikan di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 ............................... 30
4.4.1 Frekuensi Makan ........................................................................ 30
4.4.2 Jenis Makanan ............................................................................ 31
4.5 Asupan Energi ...................................................................................... 34
4.6 Asupan Protein ..................................................................................... 34
4.7 Gambaran Status Gizi Berdasarkan Pola Konsumsi Makan ................ 35
4.8 Gambaran Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ................................................... 37
4.8.1 Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan ........................... 37
4.8.2 Alokasi Dana .............................................................................. 38
BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 40
5.1 Status Gizi Anak Panti Asuhan ............................................................ 40
5.2 Asupan Energi dan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan ..................... 41
5.2.1 Asupan Energi Anak Asuh ......................................................... 42
5.2.2 Asupan Protein Anak Asuh ........................................................ 43
5.3 Status Gizi Berdasarkan Asupan Energi dan Protein .......................... 44
5.4 Status Gizi Berdasarkan Jenis Makanan .............................................. 46
5.5 Perencanaan Menu di Panti Asuhan ..................................................... 46
BAB VI KESIMPILAN DAN SARAN ............................................................... 51
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 51
6.2 Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 53
LAMPIRAN
``
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-rata yang
Dianjurkan pada Kelompok Umur (4-18 tahun) ............................. 15
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 ........................... 29
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak Asuh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 .................................... 29
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan
IMT/U di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
Tahun 2017 ...................................................................................... 30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan
TB/U di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam........... 30
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi Anak
Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ........... 31
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Lauk Pauk yang Dikonsumsi Anak Asuh
di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ..................... 32
Tabel 4.7 Distribusi Jenis Sayuran yang Dikonsumsi Anak Asuh di
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ......................... 33
Tabel 4.8 Distribusi Jenis Makanan Tambahan yang Dikonsumsi Anak
Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ........... 33
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Asupan Energi Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017 ...................................... 34
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Asupan Protein Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017 ...................................... 35
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Status Gizi IMT/U Berdasarkan Asupan
Energi dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat.......... 36
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Status Gizi TB/U Berdasarkan Asupan
Energi dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat........... 37
Tabel 5.1 Makanan yang disajikan kepada Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 ........................... 48
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 21
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pertanyaan .................................................................... 58
Lampiran 2. Master Data ................................................................................ 60
Lampiran 3. Lembar Output ........................................................................... 63
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ................................................................... 69
Lampiran 5. Lembar Bukti Telah Selesai Melakukan Penelitian ................... 70
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 71
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eva Elisna Tanjung
Tempat Lahir : Singanyal
Tanggal Lahir : 27 Juli 1994
Suku Bangsa : Batak Mandailing
Agama : Islam
Nama Ayah : Hasan Tanjung
Suku Bangsa : Batak Mandailing
Nama Ibu : Masdewarni Daulay
Suku Bangsa : Batak Mandailing
Pendidikan Formal
1. SD/Tamat Tahun : SD Negeri No. 105110 Lubuk Torop/2007
2. SLTP/Tamat Tahun : Madrasah Tsanawiyah Baharuddin/2010
3. SLTA/Tamat Tahun :Madrasah Aliyah Swasta KH. Ahmad Dahlan/2013
4. FKM USU : 2013- 2017
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang
dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang,
status gizi baik dan status gizi lebih. Status gizi selain dipengaruhi oleh pola
konsumsi energi dan protein, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor status
kesehatan, pengetahuan, ekonomi, lingkungan dan budaya. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok
masyarakat.
Makan merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang. Tuntutan agar
dapat memenuhi kebutuhan akan makanan dirasakan secara naluri mulai pada
masa bayi hingga manula atau lansia. Tanpa diajarkan terlebih dahulu, setiap
manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Sejak bayi
makanan disuplai oleh ibu. Namun setelah semakin bertambah usia menjadi anak-
anak, mereka sudah dapat memilih sendiri makanan yang akan mereka konsumsi.
Demikian pula halnya dengan anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan, namun
cara memilih makanan yang dikonsumsi berbeda dengan anak seusia mereka pada
umumnya, sebab anak yang tinggal di panti asuhan memiliki keterbatasan dalam
memilih makanan yang akan di konsumsi karena keterbatasan biaya dan harus
berbagi dengan banyak orang.
Universitas Sumatera Utara
Makanan yang dimakan diperoleh dari proses perencanaan menu.
Perencanaan menu merupakan bagian dalam penyelenggaraan makanan.
Penyelenggaraan makanan perlu dilakukan di Panti Asuhan untuk menyediakan
makanan bagi anak asuh dengan jumlah dan mutu yang memenuhi syarat gizi,
sesuai dengan cita rasa dan selera anak asuh, serta melaksanakan sistem pelayanan
makanan yang layak, tepat dan cepat. Perencanaan menu dapat dinilai dari
berbagai aspek, seperti adanya petugas perencanaan menu, memperhatikan siklus
menu, ketersediaan bahan makanan, dana yang tersedia, kebutuhan gizi
konsumen, evaluasi menu serta keterlibatan ahli gizi dalam proses perencanaan
menu (Depkes, 2011).
Beberapa faktor yang mungkin muncul pada anak panti asuhan
dibandingkan dengan populasi anak pada umumnya, mengingat panti asuhan
dikelola sebagai tempat pengasuhan anak secara berkelompok, berbeda dengan
anak-anak yang berada dalam tatanan rumah tangga yang diasuh secara langsung
oleh ibu rumah tangga (anggota rumah tangga). Akibatnya pengasuhan dan
perhatian terhadap gizi dan kesehatan mereka masing-masing secara langsung
kurang, sehingga kemungkinan angka malnutrisi tinggi. Demikian pula
perbandingan jumlah anak yang lebih besar daripada jumlah pengasuh, sehingga
perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah. Kemungkinan lain berupa
masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi tidak sebanding dengan
asupan yang diterima anak-anak panti asuhan.
Anak adalah individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih
di dalam kandungan. Perhatian khusus terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Universitas Sumatera Utara
anak baik secara fisik, mental dan sosial (Alifiani & Maharani, 2011). Setiap anak
memiliki hak yang sama dalam tumbuh dan berkembang, termasuk didalamnya
adalah anak yang terlantar. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesiano.
35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang.
Bagi anak terlantar, Pemerintah telah membangun beberapa fasilitas yang
berguna untuk membentuk perkembangan anak-anak yang terlantar, yaitu Panti
asuhan. Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami gizi
kurang, diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan asupan
makanan yang kurang seimbang (Anzarkusuma et al., 2014). Pahlevi(2012)
menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi adalah
ketidakseimbangan gizi yang dikonsumsi, serta faktor penyediaan dan penyajian
makanan yang bergizi dapat mempengaruhi status gizi anak (Lazzeri et al,. 2006).
Penyelenggaraan makanan institusi merupakan rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan
bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan, penyelenggaraan makanan
institusi yaitu untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan
gizi, biaya, dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang
optimal (Kemenkes, 2013).
Perencanaan menu merupakan serangkaian kegiatan menyusun hidangan
dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaran makanan di institusi.
Kegiatan ini sangat penting dalam sistem pengelolaan makanan, karena menu
Universitas Sumatera Utara
sangat berhubungan dengan kebutuhan dan penggunaan sumber daya lainnya
dalam sistem tersebut seperti anggaran belanja, perencanaan menu harus
disesuaikan dengan anggaran yang ada dengan mempertimbangkan kebutuhan
gizi dan aspek kepadatan makanan dan variasi bahan makanan. Menu seimbang
perlu untuk kesehatan, namun agar menu yang disediakan dapat dihabiskan, maka
perlu disusun variasi menu yang baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan
kombinasi masakan yang serasi (Sulistiyo, 2013). Menyusun menu harus sesuai
dengan kebutuhan gizi, bahan makanan harus bervariasi dan pemilihan bahan
makanan dapat dibantu dengan mengunakan daftar bahan makanan penukar
(Sulistyoningsih, 2011).
Hasil penelitian Rahmawati dkk (2011) dalam manajemen gizi institusi
penyelenggaraan makanan di sekolah Madania SD, SMP dan SMA bahwa menu
yang disajikan pihak kantin sekolah mengalami perubahan khususnya dalam menu
makan siang setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan guna menghindari
kejenuhan siswa, setiap perubahan menu akan melibatkan pihak guru. Setiap
menu diharapkan memenuhi tujuan dari penyelenggaraan kantin sekolah. Hal ini
menunjukan bahwa dalam perencanaan menu harus memperhatikan keadaan
konsumen dengan memperhatikan selera konsumen masing-masing institusi.
Kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik dapat
memberikan banyak manfaat yakni, dapat disusun hidangan yang mengandung zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur
sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan
makanan dan cara pengolahan, susunan hidangan dapat disesuaikan dengan
Universitas Sumatera Utara
kondisi keuangan atau biaya yang tersedia, menghemat waktu dan tenaga.
Perencanaan menu dapat disesuaikan dengan kondisi, sehingga sudah dapat
diperkirakan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.Menu yang terencana dengan
baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik
mengajarkan pola makan yang baik.
Hasil penelitian Astriana (2011), menunjukan bahwa penyelenggaraan
makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten Demak mengunakan siklus
menu 10 hari, artinya menu tersebut digunakan hanya untuk 10 hari makan (hari
ke-1 sampai dengan hari ke-10) dan untuk selanjutnya hari ke-11 menu itu akan
kembali lagi ke menu awal dan seterusnya. Selain itu, setiap 6 bulan sekali
diadakan evaluasi susunan siklus menu. Dari hasil evaluasi tersebut, maka
susunan menu yang sudah digunakan dapat digunakan kembali atau juga susunan
tersebut ditukar dengan susunan menu yang lain atau juga kombinasi
menu(Sutardji, 2007)..
Panti asuhan merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam memenuhi kebutuhan
fisik, mental dan sosial anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas,
tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang
diharapkan (Depkes, 2000).
Pemberian makanan di panti asuhan diduga masih kurang karena panti
asuhan dituntut untuk dapat menyediakan makanan yang berkualitas baik dengan
menu makanan sesuai kebutuhan anak asuh dalam keterbatasan sarana dan biaya
(Dewi, 2007). Ketersediaan bahan di pasar, daya beli panti asuhan dan
Universitas Sumatera Utara
keterampilan pengelola makanan mempengaruhi penyelenggaraan makanan,
sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pula pola konsumsi makan
anak asuhnya, mengingat sebagian besar makanan yang mereka konsumsi berasal
dari sana. Selanjutnya tingkat konsumsi makanan dapat dilihat melalui status gizi
anak asuh.
Salah satu institusi yang mengadakan perencanaan menu makanan adalah
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kota
Medan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 M. Semenjak berdirinya, Panti
Asuhan ini memperoleh bantuan dana dari pemerintah, namun pada tahun 2014
hingga saat ini sumber dana yang tersedia hanya dari masyarakat saja. Dana dari
masyarakat tidak setiap harinya ada, oleh karena itu dana yang tersedia akan
diperhitungkan untuk kebutuhan selanjutnya. Sehingga makanan yang tersedia
akan disajikan secara merata terhadap anak asuh dengan porsi seadanya dan
tergolong sedikitdan diduga kurang memenuhi kebutuhan gizi anak-anak pada
umumnya.
Berdasarkan survei pendahuluan yang sudah dilakukan pada tanggal 20
Februari 2017, perencanaan menu di Panti Asuhan Aceh Sepakat menggunakan
siklus menu 10 hari, namun tidak menentukan pola menu yang akan digunakan
pada setiap harinya karena anak asuh tidak selalu makan di Panti Asuhan
tersebut. Hal ini dikarenakan adanya berbagai undangan/jamuan terhadap anak
asuh dan sumbangan sosial berupa makanan dari masyarakat. Jumlah anak asuh
yang mengikuti jamuan adalah ditentukan oleh pihak pengelola jamuan, biasanya
berjumlah 30-50 orang. Apabila panti asuhan memperoleh sumbangan sosial
Universitas Sumatera Utara
berupa makanan, maka makanan tersebut yang dijadikan sebagai konsumsi anak
asuh, sehingga panti asuh tidak lagi melakukan penyediaan makanan untuk anak
asuh. Oleh karena itu perencanaan menu yang sudah dibuat pun tidak selalu
dipakai, sebab kadang kala mengalami persamaan dengan menu yang disuguhkan
saat menghadiri jamuan atau sumbangan masyarakat. Sehingga menu yang sudah
direncanakan harus diubah untuk menghindari kebosanan anak asuh terhadap
makanan yang disajikan.
Anak yang tinggal di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
Kota Medan berumur 3 -18 tahun. Di usia ini anak-anak membutuhkan asupan
gizi memadai yang akan berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Hasil
pengamatan yang menunjukkan ukuran tubuh anak asuh menurut tingkat
pendidikan mereka tidak memenuhi ukuran tubuh optimal sesuai usia. Sedangkan
dilihat dari sisa makanan anak di Panti Asuhan masih meninggalkan sisa berupa
nasi, lauk nabati, dan lauk hewani. Survei terhadap 20 orang anak asuh terdapat
10% sangat kurus usia 12-13 tahun, 30% kurus usia 11-15 tahun, 5% gemuk usia
14 tahun dan 55% berat badannya normal usia 12-16 tahun. Hal ini diduga karena
kecukupan asupan zat gizi terhadap anak asuh masih kurang.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melihat gambaran
perencanaan menu makanan dan pola konsumsi makanan yang disajikan serta
status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan
Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah bagaimana gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi
makanan yang disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Kota Medan
tahun 2107.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi
makanan yang disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui perencanaan menu makanan yang dilihat dari alokasi biaya,
master menu dan siklus menu di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam Kota Medan.
2. Mengetahui pola konsumsi makanan yang disajikan dilihat dari jenis
makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang dikonsumsi dan
frekuensi makan anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan informasi bagi pihak pengelola Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Kota Medan.
2. Sebagai bahan masukan bagi Panti Asuhan Aceh Sepakat kota Medan
untuk meningkatkan perencanaan menu agar makanan yang disajikan
dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan meningkatkan status gizi
anak panti asuhan.
3. Sebagai informasi bagi pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya
bidang Gizi Kesehatan Masyarakat dan sebagai bahan referensi yang
dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
Staus gizi dapat diartikan suatu keadaan seseorang sebagai akibat dari
keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaan zat-
zat tersebut oleh tubuh untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh. Gizi
merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
manusia. Status gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan
keserasian antara fisik dan perkembangan mental orang tersebut, serta merupakan
salah satu tolok ukur untuk menentukan kualitas hidup manusia, yang akan
menentukan tingkat produktivitas dan kemampuan berfikirnya.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan, dan penggunaan makanan. Menurut Supariasa dkk (2002) status gizi
merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam
tubuh dengan kebutuhan tubuh akan suatu zat gizi dan dapat pula diartikan
sebagai ekspresi (nutriture) dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat
dikatakan sebagai suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dari zat-
zat gizi(Almatsier, 2001).
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan menggunakan zat-zat gizi di
dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu: status gizi kurang, status
gizi normal, status gizi lebih (Almatsier, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi. Namun perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam suatu
masa bukan hanya ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah
lampau. Ini berarti konsumsi gizi masa kanak-kanak memberi pengaruh terhadap
status gizi masa dewasa. Menurut Dewi dan Mustika (2012) status gizi seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan),
2. Pembagian makanan
3. Akseptabilitas (daya terima), menyangkut penerimaan atau penolakan
terhadap makanan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan
makanan.
4. Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, seperti anggapan yang
keliru bahwa terong dapat berdampak buruk karena menyebabkan tubuh
lemas.
5. Pantangan pada makanan tertentu
6. Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu
7. Keterbatasan ekonomi
8. Kebiasaan makan
9. Selera makan
10. Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian dan penyimpanan)
11. Pengetahuan gizi
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pola Konsumsi Makanan di Panti Asuhan
Pola konsumsi makanan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu (Khomsan, 2010). Pola
konsumsi makanan yang baik berpengaruh positif pada diri seseorang seperti
menjaga kesehatan, mencegah dan membantu menyembuhkan penyakit.
Mengkonsumsi makanan dalam aspek gizi bertujuan untuk memperoleh
sejumlah zat gizi yang diperlukan tubuh. Konsumsi makanan yang baik dan cukup
secara kualitas dan kuantitas, artinya makanan yang dikonsumsi harus
mengandung semua zat-zat gizi esensial yang diperlukan tubuh dalam jumlah
yang memadai.
Pola konsumsi makanan anak di panti asuhanumumnya terdiri dari tiga
kali makan utama (pagi, siang dan malam) dan satu kali makan selingan (snack).
Waktu memberikan makanan selingan adalah diantara dua waktu makan yaitu
tepatnya diantara waktu makan pagi dan makan siang pada pukul 10.00 WIB
pagi.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Makanan Anak di
Panti Asuhan
Pemilihan makanan individu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain (Septiana, 2011):
1. Karakteristik individu
Konsumsi makan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik
individu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan gizi, nafsu makan,
rasa bosan dan makanan tambahan dari luar.
Universitas Sumatera Utara
2. Penilaian makanan
Kualitas hidangan dapat mempengaruhi pola konsumsi makan seseorang.
Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di
dalam suatu hidangan. Konsumsi makan seseorang yang berasal dari karakteristik
makanan yaitu cita rasa makanan yang terdiri dari penampilan makanan dan rasa
makanan. Menurut Moehyi (1992) cita rasa makanan ditimbulkan oleh terjadinya
rangsangan terhadap berbagai indera dalam tubuh manusia, terutama indera
penglihatan, indera penciuman dan indera pengecap. Makanan yang memiliki cita
rasa yang tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik, menimbulkan
bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat.
Menurut Septiana (2011) penampilan makanan sewaktu disajikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: warna makanan, tekstur makanan, bentuk
makanan, porsi makanan dan variasi menu. Rasa makanan dipengaruhi oleh
aroma makanan, bumbu masakan dan bahan penyedap, keempukan makanan,
kerenyahan makanan, tingkat kematangan dan suhu makanan yang disajikan.
3. Lingkungan
Panti asuhan merupakan suatu institusi yang memiliki banyak anak asuh.
Sehingga pangan yang tersedia untuk seluruh anak asuh mungkin akan dibagikan
sesuai kecukupan makanan yang tersedia, bukan berdasarkan kebutuhan gizi anak
asuh. Hal ini dapat menyebabkan banyak anak-anak yang mengalami kurang gizi.
Jadi jumlah anak asuh di dalam panti asuhan dapat mempengaruhi konsumsi
makanan seorang anak asuh (Azinar, 2005).
Universitas Sumatera Utara
4. Personal Preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan makan seseorang. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap
makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut (Depkes, 2007).
5. Rasa Lapar, Nafsu Makan, dan Rasa Kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan
karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan
merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan.
Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi
keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar,
nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu
hipotalamus (Depkes, 2007).
6. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.
Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan
yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitanmenelan, memilih menahan lapar
dari pada makan (Depkes, 2007).
2.3 Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-
zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan alamiah dinilai cukup untuk
memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG yang dianjurkan
didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur,
Universitas Sumatera Utara
gender dan aktivitas fisik. Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata
yang dianjurkan untuk anak pada kelompok umur 4-18 tahun tampak pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata yang
dianjurkan pada kelompok umur (4-18 tahun).
Kelompok Umur(Tahun) Energi (Kkal) Protein (g)
Pria
4-6 1600 35
7-9 1850 49
10-12 2100 56
13-15 2475 72
16-18 2675 66
Wanita
4-6 1600 35
7-9 1850 49
10-12 2000 60
13-15 2125 69
16-18 2125 59
Sumber: Permenkes 2013, Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
bagi Bangsa Indonesia
2.3.1 Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna
menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Energi yang
masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang.
Kelebihan konsumsi energi dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau
kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang akan menyebabkan berat
badan lebih rendah dari normal (FKM UI, 2007).
Energi yang diperlukan tubuh dapat bersumber dari zat gizi karbohidrat,
lemak, dan protein. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4
kalori,1 gram protein menghasilkan 4 kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan 9
kalori. Energi sangat berpengaruh terhadap laju pembelahan sel pembentukan
Universitas Sumatera Utara
struktur organ-organ tubuh. Apabila energi berkurang maka proses dan
pembelahan sel akan terganggu dapat mengakibatkan organ-organ tubuh dan otak
anak mempunyai sel-sel yang lebih sedikit dari pada pertumbuhan normal
(Asydhad, 2006).
2.3.2 Protein
Protein merupakan zat makanan bagian terbesar tubuh sesudah air,
seperlima bagian tubuh adalah protein. Protein bertindak sebagai prekusor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan, membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh
(Mitayani, 2010).Fungsi utama protein pada anak adalah untuk pertumbuhan.
Kecukupan protein juga penting untuk membangun antibodi sebagai pelindung
dari penyakit infeksi.Sumber protein hewani yang baik, terutama dilihat dari segi
jumlah maupun mutu adalah daging sapi, daging ayam, ikan, udang, hidangan
laut, susu, telur dan semua jenis olahannya. Sumber protein nabati, contohnya
jamur dan kacang kedelai dan semua olahannya, seperti tempe, tahu, oncom kecap
(Sutomo, 2008).
2.4 Perencanaan Menu di Panti Asuhan
Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
kepada anak terlantar serta melaksanakan pelayanan pengganti, atau perwalian
anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh
sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi
perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari
Universitas Sumatera Utara
generasi penerus cita-cita bangsa, sebagai insan yang akan turut serta aktif di
dalam bidang pembangunan nasional (Depsos, 2004)
Panti asuhan memiliki fungsi memberikan pelayanan, informasi,
konsultasi dan pengembangan keterampilan bagi kesejahteraan sosial anak.
Tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan
kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas. Salah satu fungsi yang
dapat dilakukan oleh panti asuhan yaitu memberikan pelayanan konsumsi
makanan yang baik terhadap anak-anak asuh untuk tersedianya makanan.
Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan
sebagai langkah awal dalam fungsi penyelenggaraan makanan. Kemampuan dan
keterampilan tenaga perencana menu sangat mempengaruhi hidangan yang akan
ditampilkan dalam menu. Orang-orang yang akan menerima hidangan sudah
diketahui, baik jumlahnya, kondisi masing-masing anggota dan biaya. Karena itu
menu dapat disusun untuk 3 hari, satu minggu bahkan untuk satu bulan.
Perencanaan menu yang baik adalah apabila disusun oleh suatu tim yang terdiri
dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan makanan (Kemenkes,
2014). Dalam perencanaan menu di Panti Asuhan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut (Depkes, 2011):
1. Siklus menu
Perencanaan menu dilakukan untuk beberapa hari atau yang disebut siklus
menu, misalnya 5 hari atau 10 hari. Penggunaan siklus menu pada institusi Panti
Asuhan dapat menghemat waktu dalam perencanaan menu (Dewi, 2011).
Perencanaan menu berdasarkan siklus menu di Panti Asuhan dapat berfungsi
Universitas Sumatera Utara
antara lain: (1) untuk menghindari kebosanan anak-anak asuh akibat terlalu sering
pengulangan jenis bahan makanan tertentu dan cara pengolahannya, (2)
mengurangi adanya kebocoran dana akibat penyusunan menu yang tidak sesuai
dengan biaya yang tersedia, (3) mempergunakan waktu dan tenaga dengan baik
dan sehemat mungkin dan (4) menyusun menu yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh anak-anak asuh.
2. Ketersediaan bahan makanan
Pemakaian bahan perlu diperhatikan agar dalam pengadaan bahan
makanan tidak menemui kesulitan. Mengambil bahan pada waktu sedang musim
tentu akan lebih menguntungkan karena biasanya harga bahan akan lebih murah.
Ketersediaan bahan makanan perlu diperhatikan untuk menghindari kehabisan
bahan makanan dalam suatu waktu tertentu (Fajriani, 2012).
3. Biaya/Dana
Perencanaan menu yang tepat dan cermat dapat membantu menghasilkan
hidangan yang sesuai dengan biaya yang tersedia tanpa mengabaikan mutu gizi
makanan. Menggunakan bahan makanan sesuai musimnya, karena pada umumnya
harga bahan makanan yang sedang musim akan lebih murah. Biaya dapat
menentukan jenis menu apakah tergolong sederhana, sedang atau mewah. Biaya
yang tersedia sangat besar pengaruhnya terhadap menu yang akan disusun.
Perencanaan menu harus disesuaikan dengan keuangan yang tersedia.
Makanan yang baik bukan berarti makanan yang mahal, tetapi kualitas dan
kuantitas zat gizi yang melengkapinya. Harga makanan yang mahal belum tentu
dapat menjamin makanan bermutu gizi yang baik. Yang perlu adalah pengadaan
Universitas Sumatera Utara
yang tepat guna sehingga biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efisien
untuk bahan makanan yang diperlukan (Irianty, 2010).
4. Kebutuhan gizi konsumen
Menurut Depkes (2011) mutu gizi makanan setiap anggota keluarga harus
dapat dipenuhi. Untuk itu pada waktu menyusun menu perlu diperhatikan
penggunaan beranekaragam bahan makanan dalam menu sehari-hari. Banyaknya
bahan makanan harus dapat memenuhi kecukupan gizi anak, setiap anak
memperoleh makan sesuai kebutuhan gizinya. Sebagai pedoman memilih bahan
makanan dan menyusun menu dapat digunakan paduan berbagai kelompok bahan
makanan. Jumlah orang yang akan makan erat hubungannya dengan jenis
masakan yang akan diambil dan jumlah penggunaan bahan makanan.
2.4.1 Tujuan Perencanaan Menu di Panti Asuhan
Tujuan perencanaan menu di panti asuhan adalah tersedianya beberapa
buah susunan menu yang dilengkapi dengan pedoman menu menurut klasifikasi
pelayanan yang ada di panti asuhan atas dasar kebijakan dan ketetapan panti
asuhan.
Suatu institusi memerlukan perencanaan menu yang baik agar dapat
memenuhi kebutuhan gizi seseorang atau kelompok orang. Begitu juga halnya
dengan panti asuhan memerlukan perencanaan menu untuk dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam kegiatan pengolahan makanan, mengatur variasi dan
kombinasi makanan agar tidak menimbulkan kebosanan, menyesuaikan biaya
yang tersedia dan menghemat penggunaan waktu dan tenaga dalam
penyelenggaraan makanan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Syarat Menu yang Baik
Menu dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut (Suyatno,
2009):
1. Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi
sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan.
2. Warna dan kombinasi makanan harus menarik sehingga dapat
membangkitkan selera makan, namun penggunaan pewarna dan
bahan tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya
dan diutamakan menggunakan pewarna alami.
3. Tekstur dan konsistensi makanan yang dihidangkan disesuaikan
dengan kemampuan fisiologis dan umur.
4. Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang
tidak tajam baunya. Bahan makanan seperti kol harus
dikombinasikan dengan bahan makanan segar.
5. Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera
makan.
6. Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin
dengan menyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim.
7. Makanan disajikan dalam keadaan yang bersih, terhindar dari
pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan.
8. Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan,
kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh institusi.
Universitas Sumatera Utara
2.5Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Perencanaan menu dapat dilihat dari alokasi biaya yang digunakan untuk
ketersediaan bahan makanan, tersedianya master menu dan siklus menu yang
dibuat oleh tim perencana menu.Pola konsumsi makanan yang disajikan dapat
dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang dikonsumsi
dan frekuensi makan anak asuh, dimana biaya akan menentukan tersedianya
bahan makanan yang akan dijadikan menu, dan menu yang disajikan akan
berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan yang disajikan. dan akan
berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Sehingga
akanberpengaruh terhadap status gizi anak di panti asuhan yang akan berdampak
pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Komsumsi Makan
1. Jenis makanan yang
dikonsumsi
2. Jumlah makanan yang
dikonsumsi
a. Kecukupan energi
b. Kecukupan protein
3. Frekuensi makan
Perencanaan Menu
1. Alokasi biaya
2. Master menu
3. Siklus menu
Status Gizi Anak Asuh
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu
melihat gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi makanan yang
disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017. Desain yang
digunakan pada penelitian ini adalah crossectional yaitu penelitian yang
mengamati subjek dengan pendekatan pada suatu saat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam yang terletak di Jalan Medan Area, Kecamatan Medan Area. Lokasi
penelitian ini ditentukan dengan alasan bahwa banyak anak yang tinggal di Panti
Asuhan Aceh Sepakat tidak menghabiskan makanan yang disajikan yang dinilai
dapat mengurangi asupan gizi (intake) dan memiliki banyak anak asuh yang masih
belia dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2017 sampai dengan bulan
Agustus 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak asuh yang berusia 6-18
Tahun dan minimal sudah terdaftar selama 6 bulan tinggal di Panti Asuhan Aceh
Universitas Sumatera Utara
Sepakat karena dalam masa 6 bulan anak asuh diharapkan sudah beradaptasi
dengan tempat tinggal dan makanan yang disajikan oleh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Kecamatan Medan Area yang berjumlah 80 orang
antara lain:
a) Laki-laki : 46 Orang
b) Perempuan : 34 Orang
Maka seluruh populasi untuk anak Panti Asuhan Aceh Sepakat adalah 80 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) dari
anak Panti Asuhan Aceh Sepakat yaitu berjumlah 80 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu:
1. Data primer, yaitu meliputi data perencanaan menu, pola konsumsi
dan status gizi anak-anak asuh.
a. Data sistem perencanaan menu diperoleh melalui wawancara
langsung terhadap 6 (enam) orang Tim Perencana Menu dengan
pendidikan sarjana di Panti Asuhan Aceh Sepakat tentang sistem
perencanaan menu yang dilakukan dan wawancara terhadap anak
panti asuhan tentang jenis makanan yang disajikan dengan
menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan daftar
observasi.
b. Data pola konsumsi makanan diperoleh melalui metode food
frequency dengan menggunakan food frequeny checklist untuk
mengetahui jenis dan frekuensi makan anak asuh. Metode food
Universitas Sumatera Utara
weighing menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1
gram untuk mengetahui jumlah kecukupan energi dan protein
yang di konsumsi oleh anak asuh.
c. Status gizi anak panti dihitung dengan menggunakan ukuran
antropometri tubuh dengan menghitung IMT/U terhadap anak
asuh dan diolah menggunakan WHO Anthro.
2. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi
Panti Asuhan Aceh Sepakat yang meliputi gambaran umum Panti
Asuhan tersebut.
3.5 Definisi Operasional
1. Anak panti asuhan adalah anak yang tinggal di panti asuhan dan
terdaftar sebagai penghuni Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam Kecamatan Medan Area minimal 6 bulan.
2. Status gizi anak adalah gambaran atau kondisi status gizi anak asuh
yang diukur dengan menggunakan standar antropometri IMT / U.
3. Perencanaan menu di panti asuhan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh pihak pengelola panti asuhan untuk menyajikan
makanan yang dilihat dari alokasi biaya, menu yang disajikan kepada
anak panti asuhan dan siklus menu yang digunakan oleh panti
asuhan.
4. Alokasi biaya adalah penggunaan budget biaya dalam perencanaan
menu untuk terpenuhinya menu sesuai dengan biaya dan kebutuhan
konsumsi anak asuh di Panti Asuhan dalam satu bulan.
Universitas Sumatera Utara
5. Master menu adalah daftar susunan menu yang akan disajikan
kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan.
6. Siklus menu adalah perputaran makanan yang akan disajikan kepada
anak-anak di Panti Asuhan dalam kurun waktu 6 bulan.
7. Pola konsumsi makanan adalah susunan jenis makanan dan jumlah
makanan yang dikonsumsi serta frekuensi makan anak di panti
asuhan.
8. Jenis makanan yang dikonsumsi adalah macam-macam makanan
yang disajikan berupa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur dan buah.
9. Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah banyaknya asupan gizi
yang dikonsumsi oleh anak asuh yang dilihat dari kecukupan energi
dan protein.
10. Frekuensi makan adalah jumlah berapa kali kegiatan makan yang
dilakukan oleh anak panti asuhan dalam sehari.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Status gizi anak
Indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan
pada hasil pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang
disajikan dalam bentuk Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Status gizi
anak diperoleh melalui pengukuran antropometri IMT/Udengan menggunakan
standart Kemenkes RI. 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak.
Universitas Sumatera Utara
Kategori status gizi berdasarkan indeks IMT/U, 5- 18 Tahun
a. Sangat Kurus :
b. Kurus :
c. Normal :
d. Gemuk :
e. Obesitas : ˃ 2 SD
3.6.2 Pola Konsumsi Makan
Untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan kebiasaan makan anak
asuh dapat dilakukan dengan metodefood frequency menggunakan food frequency
checklistdan jumlah makanan yang dikonsumsi dilakukan dengan metode
penimbangan makanan (food weighing). Pada metode ini, peneliti menimbang
semua makanan yang akan dikonsumsi dan makanan yang sisa (jika ada) dalam
gram. Jumlah makanan yang dikonsumsi sehari kemudian dianalisis dengan
menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan). Kuantitas
asupan makanan adalah selisih antara kuantitas yang akan dikonsumsi dengan
kuantitas pangan yang sisa. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan (AKG).
1. Asupan Energi
Jumlah total energi yang dikonsumsi anak asuh berdasarkan pada Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan. Klasifikasi tingkat kecukupan energi sebagai
berikut (WNPG, 2004):
a. Baik jika konsumsi energi 80-110% AKG
b. Kurang jika konsumsi energi < 80% AKG
Universitas Sumatera Utara
c. Lebih jika konsumsi energi >110% AKG
2. Asupan protein
Jumlah total protein yang dikonsumsi anak asuh berdasarkan pada Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan.Klasifikasi tingkat kecukupan protein sebagai
berikut (WNPG, 2004):
a. Baik jika konsumsi protein 80-110% AKG
b. Kurang jika konsumsi protein < 80% AKG
c. Lebih jika konsumsi protein >110% AKG
3.7 Metode Analisis Data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk
mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan
data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan.
Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing
kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabel atau database komputerisasi. Analisis ini untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabulasi
silang dan tabel distribusi frekuensi.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diolah akan dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam merupakan panti asuhan
yang berdiri sejak tanggal 21 November 1979 M dan terletak di Jalan Medan Area
Selatan No.333 Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area dan luas areal panti
asuhan 20 x 100 m2 dan luas bangunan 540 m
2.
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai
Kecamatan Medan Area dipimpin oleh seorang ketua umum, wakil ketua umum 2
orang, sekretaris 3 orang, bendahara 2 orang dan dibantu oleh 7 orang pengawas
dibawah binaan 10 orang pembina panti asuhan.
Sarana yang dimiliki oleh Panti Asuhan Aceh Sepakat adalah sebagai berikut:
a) Ruang Administrasi : 1 buah
b) Ruang kamar tidur : 19 buah
c) Kamar mandi : 7 buah
d) Dapur : 1 buah
e) Mushalla : 1 buah
f) Sumber air bersih : PDAM
4.2 Gambaran Jenis Kelamin dan Umur Anak Panti Asuhan
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran
anak Panti Asuhan menurut karakteristik jenis kelamin ditampilkan pada tabel 4.1.
Anak asuh berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang dengan persentase
Universitas Sumatera Utara
(57,5%) dan anak asuh berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 orang dengan
persentase (42,5%).
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Asuh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 46 57,5
2 Perempuan 34 42,5
Total 80 100,0
4.2.2 Umur
Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran
anak asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kecamatan
Medan Area menurut karakteristik umur ditampilkan pada tabel 4.2. Umur anak
asuh yang paling banyak adalah pada kelompok usia 13-15 tahun yaitu 43 orang
(53,8%) dan yang paling sedikit pada kelompok usia 4-6 tahun yaitu 1 orang
(1.3%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
No. Umur Jumlah Persentase (%)
1. 4-6 tahun 1 1,3
2. 7-9 tahun 7 8,8
3. 10-12 tahun 14 17,5
4. 13-15 tahun 43 53,8
5. 16-18 tahun 15 18,8
Total 80 100,0
4.3 Status Gizi
Penilaian status gizi yang dilakukan terhadap 80 orang anak asuh di Panti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Medan Area berdasarkan hasil ukur tinggi badan dan hasil timbang berat badan
yang disesuaikan dengan Indeks Massa tubuh menurut Umur (IMT/U), maka
Universitas Sumatera Utara
diperoleh distribusi status gizi anak asuh yang disajikan dalam Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa status gizi anak asuh kategori kurus 5
orang (6,3%), kategori normal 65 orang (81,3%), kategori gemuk yaitu 6 orang
(7,5%), dan kategori obesitas 4 orang (5,0%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan IMT/Udi
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
No Status Gizi n %
1 Kurus 5 6,3
2 Normal 65 81,3
3 Gemuk 6 7,5
4 Obesitas 4 5,0
Total 80 100,0
Status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur anak asuh di Panti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam terdapat anak asuh dalam kategori
sangat pendek 18 orang (22,5%), pendek 31 orang (38,8%) dan normal 31 orang
(38,8%) seperti pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan TB/U di
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
No Status Gizi n %
1 Sangat pendek 18 22,5
2 Pendek 31 38,8
3 Normal 31 38,8
Total 80 100,0
4.4 Pola Konsumsi Makanan yang Disajikan di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
4.4.1 Frekuensi Makan
Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi makan anak asuh di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam adalah 3 kali/hari kecuali pada hari jumat dan
minggu. Frekuensi makan anak asuh pada hari jumat dan minggu tidak menentu
Universitas Sumatera Utara
karena pada dua hari tersebut dikhususkan untuk menerima undangan jamuan dan
menerima sumbangan berupa makanan.
4.4.2 Jenis Makanan
4.4.2.1 Makanan Pokok
Berdasarkan hasil penelitian, jenis makanan pokok yang disajikan kepada
anak asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ditampilkan pada
tabel 4.5. Jenis makanan pokok yang selalau dikonsumsi anak asuh di Panti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kecamatan Medan Areaadalah nasi
putih yaitu sebanyak 100%.
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi Anak Asuh di
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
No Jenis
Makanan
Pokok
Frekuensi makan
Tidak
pernah
Selalu
(1-3x
sehari )
Sering
(3-5x
seminggu)
Jarang
(1-2x
sebulan)
Total
n % n % n % n % n %
1 Nasi 0 0 80 100 0 0 0 0 80 100
2 Ubi jalar
putih
5 6,3 0 0 9 11,3 66 82,5 80 100
3 Ubi jalar
merah
6 7,5 0 0 0 0 74 92,5 80 100
4 Jagung 0 0 68 85,0 9 11,3 3 3,8 80 100
5 Singkong 0 0 0 0 19 23,8 61 76,3 80 100
6 Kentang 0 0 0 0 80 100 0 0 80 100
7 Mie 0 0 0 0 0 0 80 100 80 100
4.4.2.2 Lauk Pauk
Berdasarkan hasil penelitian, jenis lauk pauk yang disajikan kepada anak
asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ditampilkan pada tabel
4.6. Lauk pauk yang selalu ada setiap harinya disajikan kepada anak-anak asuh di
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasaan Darul Aitam Kecamatan Medan Area
adalah ikan, teri, tahu dan kacang-kacangan yaitu sebanyak 100%.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Lauk Pauk yang Dikonsumsi Anak Asuh di Panti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
No
Jenis
Lauk
Pauk
Frekuensi
Tidak
pernah
Selalu
(1-3x
sehari)
Sering
(3-5x
seminggu)
Jarang
(1-2x
Sebulan)
Total
n % n % n % n % n %
1 Daging 2 2,5 0 0 75 93,8 3 3,8 80 100
2 Ayam 0 0 0 0 80 100 0 0 80 100
3 Ikan 0 0 80 100 0 0 0 0 80 100
4 Udang 1 1,3 0 0 78 97,5 1 1,3 80 100
5 Sardin 3 3,8 0 0 77 96,3 0 0 80 100
6 Telur 0 0 0 0 80 100 0 0 80 100
7 Teri 0 0 80 100 0 0 0 0 80 100
8 Tempe 1 1,3 79 98,8 0 0 0 0 80 100
9 Tahu 0 0 80 100 0 0 0 0 80 100
10 Kacang-
kacangan
0 0 80 100 0 0 0 0 80 100
4.4.2.3 Sayur
Berdasarkan hasil penelitian, jenis sayuran yang disajikan kepada anak
asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ditampilkan pada tabel
4.7. Jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi anak asuh di Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Kecamatan Medan Area adalahdaun singkong,
kacang panjang, terung dan taoge yaitu masing-masing sebanyak 98,8%.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Jenis Sayuran yang Dikonsumsi Anak Asuh di Panti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
No Jenis Sayur Frekuensi
Tidak
pernah
Selalu
(1-3x
sehari)
Sering
(3-5x
seminggu)
Jarang
(1-2x
Sebulan)
Total
n % n % n % n % n %
1 Bayam 3 3,8 0 0 77 96,3 0 0 80 100
2 Brokoli 3 3,8 0 0 77 96,3 0 0 80 100
3 Kangkung 4 5,0 76 95,5 80 100
4 Daun
singkong
1 1,3 0 0 79 98,8 0 0 80 100
5 Jagung muda 1 1,3 0 0 0 0 79 98,8 80 100
7 Kacang
panjang
1 1,3 0 0 79 98,8 0 0 80 100
8 Kol 5 6,3 0 0 75 93,8 0 0 80 100
11 Sawi 3 3,8 0 0 77 96,3 0 0 80 100
12 Selada 3 3,8 0 0 77 96,3 0 0 80 100
13 Terung 1 1,3 0 0 79 98,8 0 0 80 100
14 Toge 1 1,3 0 0 79 98,8 0 0 80 100
15 Wortel 2 2,5 0 0 78 97,5 0 0 80 100
4.4.2.4 Makanan Tambahan
Berdasarkan hasil penelitian, jenis makanan tambahan yang disajikan
kepada anak asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
ditampilkan pada tabel 4.8. Makanan tambahan ini dikonsumsi oleh anak-anak
asuh setiap minggu yaitu pada hari minggu pagi.
Tabel 4.8 Distribusi Jenis Makanan Tambahan yang Dikonsumsi Anak Asuh
di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
No Jenis
Makanan
Tambahan
Frekuensi
Tidak
pernah
Selalu
(1-3x
sehari)
Sering
(3-5x
seminggu)
Jarang
(1-2x
Sebulan)
Total
n % n % n % n % n %
1 Bubur
kacang
hijau
0 0 0 0 80 100 0 0 80 100
2 Susu 0 0 0 0 80 100 0 0 80 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi anak asuh di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan
Area dapat diketahui bahwa jenis makanan di panti asuhan tersebut berada dalam
kategori tidak lengkap karena tidak adanya buah.
4.5 Asupan Energi
Asupan energi dikatakan baik apabila asupan energi anak asuh sebanyak
80-110% dari AKG, kategori kurang apabila asupan energi anak asuh dibawah
80% dari AKG, dan kategori lebih apabila asupan energi anak asuh di atas 110%
dari AKG. Berdasarkan hasil penimbangan makanan melalui metode food
weighing yang dilakukan terhadap 80 anak asuh bahwa distribusi jumlah energi
yang dikonsumsi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9. Jumlah energi yang
dikonsumsi anak asuh lebih banyak pada kategori kurang sebanyak 46 orang
(57,5%) dan kategori cukup sebanyak 34 orang (42,5%).
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Asupan Energi Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017
No Asupan Energi n %
1 Kurang 46 57,5
2 Cukup 34 42,5
3 Lebih 0 0,0
Total 80 100,0
4.6 Asupan Protein
Distribusi asupan protein yang dikonsumsi anak asuh dapat dilihat pada
Tabel 4.10. Asupan protein pada anak asuh lebih banyak pada kategori
kurangyaitu sebanyak 47 orang (58,8%), kategori cukup ditemukan sebanyak 31
orang (38,8%), dan kategori lebih 2 orang (2,5%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Asupan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017
No Asupan Protein N %
1 Kurang 47 58,8
2 Cukup 31 38,8
3 Lebih 2 2,5
Total 80 100,0
4.7 Gambaran Status Gizi Berdasarkan Pola Konsumsi Makan Anak Asuh
Jenis makanan dikategorikan menjadi dua yaitu lengkap apabila konsusmsi
makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk pauk (nabati atau hewani),
sayuran, buah buahan dan tidak lengkap apabila dalam konsumsi makanan utama
tidak ada salah satu dari makanan pokok, lauk pauk (nabati atau hewani), sayuran,
buah buahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak asuh dengan keempat
kategori status gizi yaitu kurus, normal, gemuk dan bahkan obesitas memiliki
konsumsi jenis makanan yang tidak lengkap karena tidak ada buah dalam susunan
makanan yang disajikan terhadap anak asuh di Panti Asuhan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak asuh dengan keempat
kategori status gizi yaitu kurus, normal, gemuk dan bahkan obesitas memiliki
frekuensi makan 3 kali/hari kecuali pada hari jumat dan minggu. Frekuensi makan
anak asuh pada hari jumat dan minggu tidak menentu karena pada dua hari
tersebut dikhususkan untuk menerima undangan jamuan dan menerima
sumbangan berupa makanan.
Asupan zat energi dan protein berdasarkan status gizi anak asuh dapat
dilihat pada Tabel 4.11. Status gizi anak asuhdilihat dari asupan energinya, 8,7%
kurus berada pada kategori asupan energi kurang, 82,6% normal berada pada
Universitas Sumatera Utara
kategori asupan energi kurang, 8,8% gemuk berada pada kategori asupan energi
cukup dan 8,8% obesitas berada pada kategori asupan energi cukup.
Status gizi anak asuh dilihat dari asupan proteinnya, 8,5% kurus berada
pada kategori asupan protein kurang, 83,0% normal berada pada kategori asupan
protein kurang, 50 % gemuk berada pada kategori asupan protein lebih dan 9,7%
obesitas berada pada kategori asupan protein cukup.
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Status Gizi IMT/U Berdasarkan Asupan Energi
dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat
Asupan
zat Gizi
Status Gizi
Sangat
kurus
Kurus Normal Gemuk Obesita
s
Total
n % n % n % n % n % n %
Energi
Kurang 0 0,0 4 8,7 38 82,6 3 6,5 1 2,2 46 100
Cukup 0 0,0 1 2,9 27 79,4 3 8,8 3 8,8 34 100
Protein
Kurang 0 0,0 4 8,5 39 83,0 3 6,4 1 2,1 47 100
Cukup 0 0,0 1 3,2 25 80,6 2 6,5 3 9,7 31 100
Lebih 0 0,0 0 0,0 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100
Asupan zat energi dan protein berdasarkan status gizi Tinggi Badan
menurut Umur anak asuh jugadapat dilihat pada Tabel 4.12. Status gizi anak asuh
dilihat dari asupan energinya, 26,1% sangat pendek berada pada kategori asupan
energi kurang, 41,2% pendek berada pada kategori asupan energi cukup, 41,2%
normal berada pada kategori asupan energi cukup.
Status gizi anak asuh dilihat dari asupan proteinnya, 23,4% sangat pendek
berada pada kategori asupan protein kurang, 42,6% pendek berada pada kategori
asupan protein kurang, 42,6 % normal berada pada kategori asupan protein cukup
dan masing-masing 50,0% pendek dan gemuk berada pada kategori asupan
protein lebih.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Tabulasi Silang Status Gizi TB/U Berdasarkan Asupan Energi
dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat
Asupan
Zat Gizi
Status Gizi
Sangat Pendek Pendek Normal Total
n % n % N % n %
Energi
Kurang 12 26,1 17 37,0 17 37,0 46 100
Cukup 6 17,6 14 41,2 14 41,2 34 100
Protein
Kurang 11 23,4 20 42,6 16 34,0 47 100
Cukup 7 22,6 10 32,3 14 45,2 31 100
Lebih 1 50,0 1 50,0 2 100
4.8 Gambaran Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam
4.8.1 Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan
Perencanaan menu makanan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam Kelurahan Sukarami Kecamatan Medan Area tidak memiliki master menu
dan siklus menu, menu makanan yang disediakan tergantung pada bahan makanan
yang tersedia dari hasil pemberian masyarakat dan donatur tetap kemudian
pengelola panti dibantu tenaga masak belanja setiap harinya untuk melengkapi
bahan-bahan yang tidak tersedia. Jumlah tenaga masak tetap yaitu 3 orang
dibantu oleh 3 orang pengelola panti asuhan. Kegiatan memasak dilakukan hanya
2 kali/hari untuk 3 kali makan yaitu pagi untuk makan pagi dan menjelang siang
untuk menu makan siang dan makan malam kecuali pada hari jumat dan minggu.
Jadi menu makan siang sama dengan menu makan malam.
Menurut hasil wawancara terhadap pengelola panti, pada hari jumat dan
minggu tidak diadakan penyelenggaraan makan sebab pada hari-hari tersebut
pihak panti asuhan menerima undangan jamuan makan maupun sumbangan
berupa makanan. Pada setiap hari minggu pagi anak-anak asuh disuguhkan bubur
Universitas Sumatera Utara
kacang hijau dan susu sebagai pengganti makan pagi, selanjutnya untuk makan
siang dan malam diperoleh dari jamuan dan sumbangan makanan dari masyarakat
berupa nasi bungkus, roti dan kue.
Anak-anak di panti asuhan berdasarkan frekuensi makannya sudah baik
yaitu makan3 kali sehari yakni pada waktu pagi sebelum berangkat ke sekolah
(pukul 06.15 WIB), siang setelah melaksanakan shalat dzuhur (pukul 13.00 WIB)
dan malam sebelum sholat maghrib (pukul 17.30 WIB). Pembagian makanan di
Panti Asuhan, anak-anak dibebaskan untuk mengambil porsi makanan sesuai
dengan selera dan keinginan. Pada penelitian ini makanan yang diberikan kepada
anak-anak di panti asuhan saat makan pagi, siang dan malam berdasarkan jenis
makanan yang dikonsumsi tidak lengkap yaitu meliputi makanan pokok,
sayur,dan lauk pauk. Tidak ada konsumsi buah. Pada saat makan pagi menu
makanan yang diberikan hanya berupa makanan pokok dan lauk pauk tanpa sayur.
Berdasarkan jumlah kecukupan energi dan protein, anak asuh yang
mengalami asupan energi kurang sebanyak 57,5 % dan anak asuh yang
mengalami asupan protein kurang sebanyak 58,8 %.
4.8.2 Alokasi Dana
Dana operasional termasuk didalamnya biaya sekolah, makan dan kegiatan
lain didapatkan dari bantuan donatur dan masyarakat. Banyak donatur yang terus
berdatangan untuk membantu anak-anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area dan sebagian
diantaranya merupakan donatur tetap. Bantuan yang diberikan bukan hanya
berupa uang, tetapi banyak juga yang memberikan bantuan dalam bentuk bahan
Universitas Sumatera Utara
makanan dan barang, seperti beras misalnya, sehingga untuk bahan konsumsi
beras pengelola Panti Asuhan tidak perlu membelinya lagi karena sudah ada
donatur tetap untuk itu. Adapun bahan pangan/makanan dari donatur tetap yaitu
beras, minyak, kacang hijau dan susu setiap bulannya.
Dana yang diperkirakan untuk konsumsi makanan anak asuh tidak
termasuk bahan makanan beras, minyak, kacang hijau, gula dan susu adalah
sekitar Rp13.200.000 perbulannya untuk 90 orang termasuk 3 orang juru masak
dan 3 orang pengelola panti asuhan. Perkiraan dana dalam satu minggu yaitu
sekitar Rp3.000.000, dalam sehari sekitar Rp600.000 dan perkiraan dana untuk
makan perorang dalam sehari yaitu Rp6.600 sehingga perkiraan dana perorang
untuk sekali makan yaitu sekitar Rp2200.
Pihak Panti Asuhan juga harus mempertimbangkan dana lain disamping
dana untuk penyelenggaraan makanan anak asuh diantaranya: gaji para pekerja
yayasan, seperti guru, tenaga masak dan biaya pendidikan anak asuh yang
bersekolah di sekolah-sekolah umum dan pendidikan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Status Gizi Anak Panti Asuhan
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau
sekelompok orang yang diakibatkan oleh kondisi penyerapan zat gizi makanan
(Riyadi, 2001). Anak yang bergizi baik akan tumbuh sesuai dengan potensi
pertumbuhannya namun sebaliknya anak yang kekurangan akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya.
Hasil penilaian status gizi yang dilakukan terhadap 80 orang anak asuh
berdasarkan IMT/U paling banyak adalah kategori normal yaitu sebanyak81,3%
dan ditemukan juga anak asuh pada kategori gemuk dan obesitas sebanyak 12,5%.
Status gizi berdasarkan TB/U anak asuh paling banyak berada pada kategori
pendek dan sangat pendek yaitu sebanyak 61,3%. Terdapat 12,5% anak asuh
dengan kategori gemuk dan obesitas, hal ini diduga karena sebagian besar anak
asuh tergolong pendek dan sangat pendek yaitu sebanyak 61,3%.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar anak asuh berada
pada kategori status gizi normal. Hal ini kemungkinan karena pola makan anak
asuh yang telah baik sebelum penelitian dilakukan sebab anak asuh memiliki
jadwal memenuhi undangan jamuan dan seringkali menerima sumbangan
makanan yang dapat memberi konsumsi yang layak sehingga dapat mencukupi
kekurangan konsumsi zat gizi dari panti asuhan.
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan
Universitas Sumatera Utara
secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2001).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rupita
(2016) tentang status gizi anak di Panti Asuhan Putra Utama 1 yang menunjukkan
bahwa distribusi responden berdasarkan status gizi IMT/U terdapat sebanyak 45
anak asuh (83.33%) memiliki status gizi normal dan 9 anak asuh (16.67%)
memiliki status gizi kurus..
Anak asuh yang merupakan anak usia sekolah pada umumnya berada
dalam masa pertumbuhan yang sangat cepat dan aktif. Untuk memastikan
kecukupan gizi anak perlu dilakukan pengaturan makanan yang bergizi baik,
seimbang dan memiliki susunan makanan yang lengkap. Pada anak usia remaja
konsumsi makanan lebih diperhatikan, karena apa yang biasa mereka makan akan
berdampak pada usia dewasanya nanti seperti penyakit kurang energi kronik
maupun obesitas akan berdampak pada penyakit degeneratif (Mann & Truswell,
2012).
5.2 Asupan Energi dan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam
Tingkat konsumsi seseorang sangat ditentukan oleh kualitas dan
kuantitasmakanan.Kualitas makanan menunjukkan adanya semua zat gizi yang
diperlukan tubuh yang terdapat dalam makanan, sedangkan kuantitas makanan
menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh
(Sediaoetama, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Zat gizi Energi dan Protein adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah besar. Kelompok usia anak-anak dan remaja sangat rentan mengalami
kekurangan zat gizi energi dan protein. Zat ini digunakan untuk membentuk dan
memelihara jaringan sel-sel tubuh, sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas
dan sebagai zat pengatur sistem di dalam tubuh (Irianto, 2014).
5.2.1 Asupan Energi Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam
Hasil penimbangan makanan yang dilakukan terhadap 80 orang anak asuh
untuk mengetahui asupan energi yang dikonsumsi dengan menggunakan metode
food weighing dapat diketahui bahwa jumlah energi yang dikonsumsi anak asuh
lebih banyak pada kategori kurang dari batas tingkat konsumsi energi yaitu
sebanyak 57,5%. Hal ini disebabkan oleh susunan makanan yang disajikan belum
memenuhi kebutuhan dalam sehari berdasarkan jenis dan porsi makanan yang
disajikan pada saat penelitian.
Sejalan dengan penelitian Susanti (2012) mengenai asupan energi, protein
dan status gizipada remaja di Panti Asuhan mengatakan bahwa sampel dengan
asupan energi kurang sebanyak 82,6%. Hal ini menunjukkan bahwa rerata asupan
energi anak asuh di Panti Asuhan kurang dari AKG. Apabila konsumsi energi
kurang pada anak asuh akan mengalami penurunan berat badan dan pertumbuhan
yang terhambat, maka status gizi anak asuh tidak terpenuhi akibat dari asupan
energi kurang yang masuk kedalam tubuh.
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna
menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Energi yang
masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan konsumsi energi dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau
kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang akan menyebabkan berat
badan lebih rendah dari normal (FKM UI, 2007).
5.2.2 Asupan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam
Hasil penelitian yang dilakukan pada 80 anak asuh untuk mengetahui
asupan protein yang dikonsumsi dengan menggunakan metode penimbangan
makanan dapat diketahui bahwa jumlah protein yang dikonsumsi anak asuh lebih
banyak pada kategori kurang dari batas tingkat konsumsi protein yaitu sebanyak
58,8%. Anak asuh dengan asupan protein kurang bisa terjadi karena sebagian
besar anak asuh tergolong kurang energi, sehingga protein yang dikonsumsi
digunakan sebagai pengganti energi yang kurang.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Susanti (2012) terhadap remaja di
Panti Asuhan mengatakan bahwa sampel memiliki asupan protein yang cukup
sebanyak 69,6%, asupan protein kurang 13,0% dan lebih sebanyak 17,4%. Namun
sejalan dengan penelitian Sulastri (2012) bahwa kemungkinan protein yang
dikonsumsi digunakan sebagai pengganti energi yang kurang, karena protein
adalah salah satu sumber utama energi, bersama-sama dengan karbohidrat dan
lemak.
Menurut Mitayani (2010) protein merupakan zat makanan bagian terbesar
tubuh sesudah air, seperlima bagian tubuh adalah protein. Protein bertindak
sebagai prekusor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-
molekul yang esensial untuk kehidupan, membangun serta memelihara sel-sel
jaringan tubuh.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Status Gizi Berdasarkan Asupan Energi dan Protein
Berdasarkan tabulasi silang asupan energi dan protein berdasarkan IMT/U
anak asuh didapat paling banyak kurang dari batas konsumsi energi dan protein
yang ditentukan yaitu sebanyak 82,6% dan 83,0% berada pada kategori status gizi
normal. Berdasarkan TB/U anak asuh didapat paling banyak anak asuh memiliki
asupan energi dan protein yang cukup yaitu sebanyak 41,2% dan 45,2% berada
pada kategori status gizi normal.Dalam penelitian ini didapatkan 38 orang anak
asuh (82,6%) berstatus gizi normal namun asupan energinya kurang.
Ketidaksesuaian terjadi pula dalam hal asupan protein anak asuh. Sebanyak 39
orang anak asuh (83,0%) berstatus gizi normal namunasupan proteinnya kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa status gizi merupakan gambaran apa yang
dikonsumsi dalam waktu lama. Artinya status gizi saat ini bukan merupakan
gambaran apa yang dikonsumsi saat ini, melainkan apa yang dikonsumsi anak
asuh pada masa lalu. Dengan demikian kuat dugaan lama sebelum penelitian
dilakukan, pola konsumsi anak asuh telah baik sehingga berdampak pada pola
konsumsi gizi yang cukup dan tercermin dalam status gizi yang normal saat
penelitian. Hal ini diperkuat dengan adanya hari-hari yang dikhususkan oleh panti
asuhan untuk menerima undangan jamuan dan sumbangan berupa makanan yamg
memberi konsumsi yang layak sehingga dapat mencukupi kekurangan konsumsi
zat gizi dari panti asuhan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliansyah (2007) yang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan protein dengan
status gizi. Hal ini dilihat dari responden pada kelompok yang mempunyai asupan
Universitas Sumatera Utara
energi kurang dan asupan protein kurang , sebagian besar mempunyai status gizi
normal dantidak sesuai dengan pernyataan bahwa apabila asupan energi seseorang
rendah maka ia akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berada pada
kategori status gizi kurus dan apabila asupan energi seseorang tinggi maka akan
memiliki peluang yang lebih besar pada kategori gemuk bahkan obesitas.
Menurut Proverwati (2011) jika konsumsi energi melalui makanan kurang
dari energi yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi, akibat yang
dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan (energi
negatif), sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya. Bila konsumsi
energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka akan terjadi berat
badan lebih atau kegemukan.Jumlah konsumsi makanan yang kurang dan pola
konsumsi yang salah dapat menyebabkan konsumsi makanan yang kurang
(Mayasari, 2011).
Mitayani (2010) menyebutkan bahwa keadaan gizi seseorang banyak
ditentukan oleh konsumsi pada masa lalu. Pada keadaan normal tinggi badan
bertambah seiring betambahnya umur. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi
badan akan tampak dalam waktu relatif lama. Oleh sebab itu TB/U
menggambarkan masalah gizi kronis. Perubahan berat badan sangat rentan dengan
kondisi tubuh. Dalam keadaan normal pertambahan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinggi badan pada kecepatan tertentu. Oleh sebab itu IMT/U
lebih sesuai untuk menggambarkan status gizi saat ini atau menggambarkan
masalah gizi akut (Supariasa, 2001).
Universitas Sumatera Utara
5.4 Status Gizi Berdasarkan Jenis Makanan yang Dikonsumsi
Hasil penelitian status gizi anak asuh berdasarkan jenis makanan, sebagian
besar anak asuh memiliki konsumsi jenis makanan yang tidak lengkap berada
pada status gizi normal (81,3%). Hal ini menunjukkan anak asuh dengan makanan
yang tidak lengkap belum tentu memiliki status gizi yang buruk, namun pada
kenyataannya banyak juga anak asuh dengan status gizi normal. Hal ini sejalan
dengan penelitian Adinda (2017) tentang kebiasaan makanyang mengatakan tidak
ada hubungan bermakna antara jenis makanan dengan status gizi siswa.
Tidak ada satu jenis makanan yang lengkap mengandung seluruh jenis zat
gizi yang diperlukan tubuh. Apabila konsumsi makanan sehari-hari tidak beragam,
maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif.
5.5 Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan
Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan
sebagai langkah awal dalam fungsi penyelenggaraan makanan. Kemampuan dan
keterampilan tenaga perencana menu sangat mempengaruhi hidangan yang akan
ditampilkan dalam menu. Orang-orang yang akan menerima hidangan sudah
diketahui, baik jumlahnya, kondisi masing-masing anggota dan biaya.
Perencanaan menu yang baik adalah apabila disusun oleh suatu tim yang terdiri
dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan makanan (Kemenkes,
2014). Dalam perencanaan menu di Panti Asuhan perlu diperhatikan siklus menu,
ketersediaan bahan makanan dan biaya yang tersedia (Depkes, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan menu makanan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area tidak memiliki master menu
dan siklus menu. Pengelola maupun tenaga masak di Panti Asuhan sudah
mengetahui tentang master menu dan siklus menu dan kegunaannya masing-
masing. Namun pengetahuan tentang kegunaan masing-masing master menu dan
siklus menu belum sepenuhnya baik karena mereka hanya beranggapan siklus
menu hanya untuk mengatur makanan anak asuh saja dan master menu hanya
sebagai pengingat. Sehingga pengelola panti asuhan menganggap master menu
dan siklus menu tidak terlalu penting bagi panti asuhan yang sering menerima
sumbangan berupa makanan dari masyarakat dan donatur tetap.
Penyelenggaraan makan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam dilakukan oleh 3 orang juru masak dan dibantu oleh 3 orang pengelola
panti asuhan. Kegiatan memasak dilakukan 2 kali dalam sehari untuk 3 kali
makan setiap hari kecuali pada hari jumat dan minggu karena pada hari-hari
tersebut dikhususkan untuk anak-anak asuh menerima undangan jamuan berupa
pengajian maupun syukuran dan kegiatan lainnya. Pada hari jumat tidak ada sama
sekali penyelenggaraan makan, namun pada hari minggu pagi anak-anak asuh
disuguhkan bubur kacang hijau dan susu, selanjutnya untuk makan siang dan
malam anak asuh mengonsumsi makanan jamuan dan sumbangan dari
masyarakat. Untuk kemungkinan terlambatnya undangan jamuan dan sumbangan
makanan, maka anak-anak asuh akan mengonsumsi makanan berupa mie instan
sebagai pengganti menu makanan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun susunan makanan yang disajikan terhadap anak asuh masih
tergolong tidak lengkap. Untuk makan pagi, makanan yang disajikan
terhadapanak asuh hanya nasi dan lauk pauk saja, pada makan siangmakanan yang
disajikan adalah nasi, sayur dan lauk pauk dan untuk makan malam makanan yang
disajikan sama dengan makanan yang disajikan pada saat makan siang. Tidak ada
buah dalam susunan makanan yang disajikan terhadap anak asuh sehingga
susunan makanan yang dikonsumsi anak asuh tergolong tidak lengkap. Dan untuk
porsi makanan anak asuh menenuntukan sendiri porsi yang diinginkan namun
ternyata anak asuh masih saja meninggalkan sisa makanan berupa nasi dan lauk
pauk.
Contoh susunan makanan yang disajikan di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area pada tabel
berikut:
Tabel 5.1Makanan yang disajikan kepada Anak Asuh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
Hari Pagi Siang Malam
Senin Nasi putih + tempe
goreng (sambal)
Nasi putih, sayur
daun singkong dan
lele goreng
Sama dengan makan
siang
Selasa Nasi putih + kentang
campur tempe
goreng (sambal)
Nasi putih, sayur
tahu + ayam suwir-
suwir
Sama dengan makan
siang
Rabu Nasi Putih + sambal
teri campur kacang
goreng
Nasi putih, sayur
lodeh, ikan goreng
Sama dengan makan
siang
Kamis Nasi gurih Nasi putih, tumis
kangkung, ayam
goreng
Sama dengan makan
siang
Sabtu Nasi Putih + sambal
teri campur kacang
goreng
Nasi putih, mihun
goreng, telur goreng
Sama dengan makan
siang
Minggu Bubur kacang hijau
+ susu
- -
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan menu berdasarkan siklus menu di Panti Asuhan dapat
berfungsi antara lain: (1) untuk menghindari kebosanan anak-anak asuh akibat
terlalu sering pengulangan jenis bahan makanan tertentu dan cara pengolahannya,
(2) mengurangi adanya kebocoran dana akibat penyusunan menu yang tidak
sesuai dengan biaya yang tersedia, (3) mempergunakan waktu dan tenaga dengan
baik dan sehemat mungkin dan (4) menyusun menu yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh anak-anak asuh. Dengan demikian diharapkan pengelola
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam untuk membuat suatu siklus
menu yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan makan anak
asuh dan dapat menambahkan buah pada siklus menu yang dibuat.
Perencanaan menu harus disesuaikan dengan keuangan yang tersedia.
Makanan yang baik bukan berarti makanan yang mahal, tetapi kualitas dan
kuantitas zat gizi yang melengkapinya. Harga makanan yang mahal belum tentu
dapat menjamin makanan bermutu gizi yang baik. Yang perlu adalah pengadaan
yang tepat guna sehingga biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efisien
untuk bahan makanan yang diperlukan (Irianty, 2010).
Dana yang diperkirakan untuk konsumsi makanan anak asuh tidak
termasuk bahan makanan beras, minyak, kacang hijau, gula dan susu adalah
sekitar Rp13.200.000 perbulannya untuk 90 orang termasuk 3 orang juru masak
dan 3 orang pengelola panti asuhan. Perkiraan dana dalam satu minggu yaitu
sekitar Rp3.000.000, dalam sehari sekitar Rp600.000 dan perkiraan dana untuk
makan perorang dalam sehari yaitu Rp6.600 sehingga perkiraan dana perorang
untuk sekali makan yaitu sekitar Rp2200.
Universitas Sumatera Utara
Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai
Kecamatan Medan Area Mempunyai 5 sumber dana yang merupakan donatur
tetap yang rutin menyumbangkan dana dan bahan-bahan makanan setiap
bulannya. Donatur 1 menyumbang beras 90 Kg dan uang sebanyak Rp5.000.000
perbulannya, donatur 2 menyumbang beras 150 Kg dan minyak goreng 20 liter
perbulannya, donatur 3 menyumbangkan dana sebesar Rp4.000.000 perbulannya,
donatur 4 menyumbang bahan makanan berupa kacang hijau sebanyak 15 Kg dan
susu kaleng 1 kotak perbulannya dan donatur 5 menyumbang dana sebesar
Rp2.000.000 dan beras 60 Kg perbulannya. Sehingga dapat diketahui dana dari
donatur tetap untuk satu tahun terakhir adalah sebesar Rp132.000.000. Dan untuk
tambahan dana lainnya diperoleh dari pendapatan yayasan dan sumbangan dari
masyarakat yang berdatangan ke panti asuhan.
Dari hasil perhitungan sumbangan bahan makanan beras, panti asuhan
memperoleh sekitar 300 Kg beras perbulannya. Dan perkiraan kebutuhan beras
untuk 90 orang di Panti Asuhan yaitu sekitar 170 Kg untuk perbulannya. Sehingga
beras yang berlebih sekitar 130 Kg perbulannya menjadi tumpukan di gudang
penyimpanan bahan makanan panti asuhan. Dan kemungkinan beras-beras yang
yang datang lebih awal dan sudah lama menumpuk itulah yang dimasak dan
disajikan kepada anak asuh sehingga sebagian besar anak asuh meninggalkan sisa
makanan yaitu nasi. Oleh karena itu diharapkan kepada pengelola panti asuhan
agar dapat mempertimbangkan sumbangan bahan makanan beras diganti dengan
bahan makanan lauk pauk dan ataupun dana untuk melengkapi susunan makanan
anak asuh di Panti Asuhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak asuh diPanti
Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Medan Area, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan menu makanan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul
Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area tidak mempunyai
master menu dan siklus menu. Menu yang disajikan terhadap anak asuh
adalah menu makanan yang tidak lengkap. Dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan makanan diperoleh dari donatur tetap dan masyarakat.
2. Status gizi anak asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area lebih banyak berada pada
kategori normal yaitu sebanyak 81,3%, namun ditemukan juga status gizi
kurus sebanyak 6,3%, status gizi gemuk sebanyak 7,5%, kemudian status
gizi obesitas sebanyak 5,0%.
3. Asupan zat gizi energi dan protein anak asuh yang dilihat mulai dari
asupan energi yaitu lebih banyak pada kategori kurang yaitu sebanyak
57,5% dan asupan protein anak asuh lebih banyak pada kategori kurang
yaitu sebanyak 58,8%.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran
1. Pihak Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam diharapkan untuk
membuat master menu sebagai acuan agar bisa membuat suatu makanan
yang lengkap dan porsi yang sesuai.
2. Pihak Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam diharapkan agar
dapat memperbaiki susunan makanan di Panti Asuhan khususnya porsi
dan variasi makanan yang disajikan kepada anak asuh terutama buah yang
sebelumnya tidak ada dalam menu makanan yang disajikan agar asupan
zat gizi anak asuh dapat terpenuhi dengan baik.
3. Kemudian untuk memantau ukuran antropometri tubuh anak asuh
disarankan kepada pihak Panti Asuhan agar melakukan penimbangan berat
badan secara berkala 1 kali/6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Adinda, Desti., 2017. Gambaran Kebiasaan Makan, Aktivits Fisik, Body Image
dan Status Gizi pada Remaja Putri di SMK Negeri 2 Sibolga. Skripsi.
FKM USU. Medan.
Adriani, M., Wirjatmadi, B., 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Kencana. Jakarta.
Alifiani dan Maharani Y., 2011. Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Tingkat
Sarjana Seni Rupa dan Desain, 1(3).
Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
., 2005. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
., 2009. Prinsip Dasar Imu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anzarkusuma, I.S., Mulyani, E.Y., Jus’at, I., Angkasa, D., 2014. Status Gizi
Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg
Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(2), 135-148.
Asydhad, L. A, Mardiah., 2006. Makanan Tepat Untuk Balita. PT. Kawan
Pustaka. Jakarta.
Azinar, Muhammad. 2005. Tingkat Konsumsi Energi Dan Konsumsi Protein Serta
Hubungannya Dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Tahun (Studi
Pada Penyelenggaraan Makanan Di Panti Asuhan Pamardi Putra
Kabupaten Demak) Tahun 2005. Skiripsi. Universitas Negeri Semarang.
Budiyanto, M. AK., 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Pres. Malang.
Butarbutar, A. F., 2011. Sistem Penyelenggaraan Makanan di PT Inalum Kuala
Tanjung Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI., 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Departemen Kesehatan., 2000. Pedoman Perbaikan Gizi di Panti Sosial Asuhan
Anak. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Direktorat
Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
., 2007. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat. Diunduh dari http://gizi.depkes.go.id tanggal 18 April 2017.
., 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Diunduh dari
http://gizi.depkes.go.id tanggal 18 April 2017.
., 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia. Diunduh dari http://gizi.depkes.go.id tanggal 12
Februari 2017.
., 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Diunduh dari
http://gizi.depkes.go.id tanggal 12 Februari 2017.
Dewi, K., 2007. Hubungan Antara Penampilan Makanan Dan Rasa Makanan
Dengan Daya Terima Makan Siang Siswa SPK Sungailat Bangka Tahun
2007. Skripsi. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Dewi. HAY., 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan menu dan
kualitas menu di panti asuhan sunan kalijaga malang. Berita dan
informasi Prodi gizi poltekkes kemenkes. Malang.
Dewi, C., Mustika, NH., 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung.
Fajriani, ND., 2012. Penyelenggaraan Makanan dan Konsumsi Zat Gizi (Energi
dan Protein) Anak Asuh pada Panti Asuhan Almadinah di Kota Semarang
Tahun 2012. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.
Bandung.
Irianty, A., 2010. Hubungan Menu Hidangan Makan, Kecukupan Energi Serta
Protein Dengan Status Gizi Santri Putri di Pondok Pesantren Batu Licin.
Kemenkes RI., 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/Menkes/ SK/ XII /2010. Tentang Standart Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.
Khomsan, A.,Baliwati,Y.F, Dwiriani, C.M., 2010. Pengantar Pangan dan Gizi.
Cetakan 3. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lazzeri, G., Casorelli, A., Giallombardo, D., Grasso A., Guidoni, C., Menoni, E.,
Giacchi, M., 2006. Nutritional Surveillance in Tuscany: Maternal
Universitas Sumatera Utara
Perception of Nutritional Status of 8-9 Y-Old School-Children. Journal of
Perventive Medicine and Hygiene, 47, 16-21.
Mann, Jim &Truswell, A. Stewart. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku
Kedoktera. EGC
Mayasari,D. 2011. Perbedaan Asupan Energi, protein frekuensi Jajan disekolah
dengan status gizi antara Sekolah Penerima dan Bukan Penerima
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah, Fakultas kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.
Menteri Sosial RI., 2010. Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak.
Kementerian Sosial Republik Indonesia. Jakarta.
Mitayani., Sartika., 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media. Jakarta.
Moehyi, S., 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Cet. 1.
Bhratara. Jakarta.
Mukrie., 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Akademi Gizi,
Depkes RI. Jakarta.
Notoatmojo, S., 2003. Metedologi Penelitian Kesehatan. Penebit Rineka. Jakarta.
Pahlevi, A., 2012. Determinan Status Gizi Pada Siswi Sekolah Dasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 122-126.
Purwaningtyas, S., 2013. Gambaran Penyelenggaraan Makan di Pondok
Pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
Proverawati, Atikah . 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Medical Bok. Nuha Medika.
Rahmawati. 2011. Managemen Gizi Institusi Penyelenggaraan Makanan
disekolah Madania SD, SMP,SMA.Skripsi. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Riskesdas., 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2017.
Riyadi, H., 2001. Metode Penelitian Status Gizi Secara Antropometri Diktat
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas
Pertanian , IPB, Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Rupita, M., 2016. Hubungan Penyelenggaraan Makanan Dan Daya Terima
Terhadap Status Gizi Anak Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1.
Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Universitas Esa
Unggul Jakarta Barat.
Santoso. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Rineksa Cipta. Jakarta.
Sediaoetama, A. D., 1996. Ilmu gizi dasar untuk Mahasiswa dan Profesi di
Indonesia Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta.
., 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta:
Dian Rakyat.
Septiana. SL. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Energi
dan Protein Pada Peserta Didik Di Man Insan Cendikia Serpong Tahun
2010. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Soekirman., 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Suhardjo., 2008. Perencanaan Pangan dan Gizi. Ed. 1, Cet. 5. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Supariasa, I. D. N., Bakri B & Fajar I., 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta.
Susanti DA. 2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi pada
Remaja Panti Asuhan dan Pondok Pesantren. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro.
Sutardji, A.M., 2007. Tingkat Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Serta
Hubungannya dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Tahun. Studi
Pada Penyelenggaraan Makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra
KabupatenDemak.(www.google.co.idJournal.Unnes.Ac.Id/Index.Php/Kem
as/Article/Download/604/556) diunduh 10 April 2017.
Sutomo, B. 2008. Makanan Untuk Balita. PT. Primamedia Pustaka. Jakarta.
Suyatno., 2009. Managemen Menu. Departemen Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
file:///C:/Users/HP%20USER/Downloads/Documents/UU_NO_35_2014.P
DF. Diakses pada tanggal 15 Maret 2017.
Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Kemensos. Jakarta.
Utari, D Lintang. 2016. Gambaran Status Gizi dan Asupan Zat Gizi pada siswa
Sekolah Dasar Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai. JOM FK
Volume 3 No. 1 Februari 2016. diakses 25April 2017.
Widodo, R., 2009. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak. ECG.
Jakarta.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia: Jakarta.
Yuliansyah, Deny. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Remaja Putri di Sekolah Menengah Umum Negeri Toho Kabupaten
Pontianak. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi S1 Gizi Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran
Lembar Pertanyaan
GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA
KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS
GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT
YAYASANDARUL AITAM KELURAHAN
SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017
1. IDENTITAS RESPONDEN
1. Tanggal wawancara dilaksanakan :
2. Responden : Petugas perencana menu/Pengelola
menu
3. Tempat/ Tanggal Lahir :
4. Usia/Umur :
5. Pendidikan Terakhir :
II.PERTANYAAN
1. Bagaimana perencanaan menu makanan di Panti Asuhan ini dilaksanakan?
2. Darimana sumber dana untuk penyelenggaraan makanan di Panti Asuhan
ini?
Universitas Sumatera Utara
3. Berapakah perkiraan anggaran untuk konsumsi makan satu orang anak asuh
perharinya?
4. Berapakah anggaran biaya untuk konsumsi makan anak-anak asuh dalam
satu bulan?
5. Berapa jumlah tenaga penyelenggara makanan di Panti Asuhan ini dan
apakah peralatan untuk penyediaan menu sudah mencukupi?
6. Apakah terdapat siklus menu pada pemberian makanan? (Dapat ditunjukkan)
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
MASTER DATA GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA KONSUMSI MAKANAN
YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASAN
DARUL AITAM KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017
No JK Umur TB BB TBU TB/U IMT IMT/U
Status
gizi JM AE AE% KE AP AP% KP FM
1 2 4 150 39 -2 3 -0.83 3 3 2 1182 55.62 2 37.6 54.49 2 3
2 2 3 140 35 -3.49 3 0.04 3 3 2 1724.2 86.21 1 64.7 107.83 1 3
3 2 4 141 38 -2.9 2 0.14 3 3 2 1108.6 52.16 2 27.5 39.85 2 3
4 2 3 138 26 -2.87 3 -2.08 2 2 2 1858 92.9 1 54.2 90.33 1 3
5 1 3 129 25 -3.74 2 -1.56 3 3 2 1692.4 80.59 1 85.1 151.96 3 3
6 1 3 130 27 -2.65 3 0.53 3 3 2 965.9 45.99 2 49.5 88.39 1 3
7 1 3 131 27 -2.85 3 -0.6 3 3 2 931.3 44.34 2 46.2 82.5 1 3
8 1 4 138 39 -2.73 1 0.65 3 3 2 1996.9 80.68 1 58.4 81.11 1 3
9 1 4 146 38 0.2 3 -0.56 3 3 2 789.4 31.89 2 30.1 41.8 2 3
10 1 3 126 16 -3.25 2 -0.56 3 3 2 1683.1 80.14 1 49 87.5 1 3
11 1 3 153 38 -2.72 3 -0.73 3 3 2 1810.8 86.22 1 45 80.35 1 3
12 1 2 134 31 -2.81 3 0.75 3 3 2 1021.9 55.23 2 36.5 74.48 2 3
13 1 4 141 32 -4.46 1 -1.8 3 3 2 1980.1 80.08 1 64.6 89.72 1 3
14 1 5 167 81 -2.97 3 2.02 5 5 2 1199.5 44.84 2 68.1 103.18 1 3
15 1 4 150 43 -2.78 2 -0.2 3 3 2 1390.8 56.19 2 45.9 63.72 2 3
16 1 3 126 25 -2.81 2 -0.68 3 3 2 1754.6 83.55 1 40.7 72.67 2 3
17 1 3 130 30 -3.26 1 -0.05 3 3 2 1271.3 60.53 2 46.1 82.32 1 3
18 1 3 124 22 -2.93 1 -2.06 2 2 2 1043.4 49.68 2 32.8 58.57 2 3
19 1 3 141 37 -2.25 3 0.75 3 3 2 939.9 44.75 2 36.6 63.35 2 3
20 2 2 118 28 -1.91 3 2.03 5 5 2 1666.6 90.08 1 39.3 80.2 1 3
21 2 4 141 33 -2.6 2 -1.11 3 3 2 1719.8 80.93 1 58.5 84.78 1 3
Universitas Sumatera Utara
22 1 4 135 28 -3.74 2 -1.86 3 3 2 1988.2 80.33 1 33.8 46.94 2 3
23 1 4 130 25 -2.52 1 -2.32 2 2 2 1391.2 56.21 2 44.2 61.38 2 3
24 1 4 117 23 -1.76 1 -0.92 3 3 2 1130.8 45.68 2 38.5 53.47 2 3
25 2 1 116 19 -2.08 1 -0.84 3 3 2 1256 78.5 2 36.9 105.42 1 3
26 2 4 137 38 -2.45 1 0.12 3 3 2 1749.6 82.33 1 29.1 42.17 2 3
27 2 4 152 61 -1.69 1 1.55 4 4 2 1826.7 85.96 1 55.9 81.01 1 3
28 2 5 154 54 -3.77 1 0.6 3 3 2 1878.7 88.4 1 53.5 90.67 1 3
29 2 4 144 45 -3.04 1 0.44 3 3 2 1268.4 59.1 2 40.9 59.27 2 3
30 2 5 154 61 -2.54 1 1.32 4 4 2 1691.9 79.62 2 47.6 80.67 1 3
31 2 5 150 45 -2.63 1 -0.4 3 3 2 1200.1 56.47 2 62.6 106.1 1 3
32 2 5 151 78 -3.7 1 2.73 5 5 2 1828.9 86.06 1 47.7 80.84 1 3
33 2 4 151 50 -0.89 1 0.94 3 3 2 1005.5 47.31 2 34 49.27 2 3
34 2 5 154 52 -0.38 1 0.16 3 3 2 1018.9 47.94 2 32.7 55.42 2 3
35 2 4 143 44 -3.42 1 0.84 3 3 2 813.3 38.27 2 61 88.4 2 3
36 2 3 150 35 -1.38 1 -1.63 3 3 2 1142.3 57.11 2 56.4 94 2 3
37 2 2 124 25 -3.59 1 -0.14 3 3 2 1551.5 83.86 1 39.3 80.2 2 3
38 2 5 145 43 -1.43 1 -0.35 3 3 2 1049.3 49.37 2 47.2 80 2 3
39 2 4 155 62 -2.21 1 1.7 4 4 2 1781.7 83.84 1 56.1 81.3 2 3
40 2 4 146 43 -0.78 1 -0.06 3 3 2 1855.4 87.31 1 55.5 80.43 2 3
41 2 4 152 51 -2.27 1 1.01 4 4 2 1643.5 77.34 2 45.9 66.52 2 3
42 2 4 142 58 -0.64 1 2.37 5 5 2 1825.2 85.89 1 59.7 86.52 2 3
43 1 4 152 38 -2.58 1 -1.32 3 3 2 1982.7 80.1 1 62.3 86.52 2 3
44 1 4 142 33 -1.82 1 -1.84 3 3 2 1379 55.71 2 45.4 63.05 2 3
45 2 2 116 23 -0.78 1 0.82 3 3 2 1208.4 89.51 1 44.2 90.2 2 3
46 2 5 140 42 -2.09 1 0.13 3 3 2 858.2 40.38 2 35.1 59.49 2 3
47 1 2 120 19 -1.3 1 -1.96 3 3 2 1619.7 87.55 1 40.3 82.24 2 3
48 1 5 155 60 -0.89 1 1.11 4 4 2 1997.2 74.74 2 46 69.69 2 3
49 1 3 125 26 -1.83 1 -0.61 3 3 2 1973.3 93.96 1 55.4 98.92 1 3
50 2 4 139 40 -1.75 1 0.61 3 3 2 1900 89.41 1 59.4 86.08 1 3
51 2 4 140 37 -1.2 1 -0.07 3 3 2 804.3 37.84 2 33.7 48.84 2 3
52 1 4 140 34 -2.45 1 -0.82 3 3 2 824.4 33.3 2 59.6 82.77 1 3
Universitas Sumatera Utara
53 2 4 134 36 -1.28 1 0.14 3 3 2 970.3 45.66 2 35.5 51.44 2 3
54 2 5 152 46 -1.53 1 -0.49 3 3 2 1063.4 50.04 2 33.6 56.94 2 3
55 2 5 147 53 -3.26 1 0.92 3 3 2 1314.8 61.87 2 42.8 72.54 2 3
56 2 5 149 45 -0.75 1 -0.27 3 3 2 1999.9 94.11 1 62.5 105.93 1 3
57 2 4 150 40 -5.61 1 -1.07 3 3 2 1228.4 57.8 2 38.8 56.23 2 3
58 2 4 140 39 -3.67 1 0.32 3 3 2 1739.1 81.84 1 59.6 86.37 1 3
59 1 4 137 40 -2.92 1 0.73 3 3 2 1227.1 49.57 2 38.3 53.19 2 3
60 1 4 144 42 -2.21 1 0.45 3 3 2 1189.3 48.05 2 37.9 52.63 2 3
61 1 4 150 38 -0.85 1 -1.16 3 3 2 1204.8 48.64 2 40.7 56.52 2 3
62 1 5 159 60 -0.42 1 0.72 3 3 2 1259.9 47.06 2 54.9 83.18 1 3
63 1 4 142 38 -3.96 1 -0.15 3 3 2 1015.4 41.02 2 43.2 60 2 3
64 1 4 140 33 -3.08 1 -1.22 3 3 2 1991.6 80.46 1 62.6 86.94 1 3
65 1 4 139 29 -2.21 1 -2.19 2 2 2 1170.4 47.28 2 36.8 51.11 2 3
66 1 4 142 38 -2.05 1 -0.08 3 3 2 1157 46.74 2 40.5 56.25 2 3
67 1 4 139 35 -1.16 1 -0.33 3 3 2 1990.7 80.43 1 64.3 89.3 1 3
68 1 4 130 36 -3.09 1 0.8 3 3 2 1996.2 80.65 1 65 90.27 1 3
69 1 4 149 42 1.19 1 -0.51 3 3 2 1986.5 80.24 1 62.5 86.8 1 3
70 1 3 131 28 0.51 1 -0.74 3 3 2 1128.2 53.72 2 36 64.28 2 3
71 1 4 138 38 -2.66 1 0.39 3 3 2 1128.1 45.57 2 47.8 66.38 2 3
72 1 2 129 26 -1.88 1 -0.1 3 3 2 1509.8 81.61 1 40.5 82.65 1 3
73 1 5 156 52 -3.08 1 -0.17 3 3 2 1019.9 38.12 2 49.7 75.3 2 3
74 1 5 155 58 -1.12 1 0.76 3 3 2 968.4 36.2 2 50.1 75.9 2 3
75 1 4 152 48 -1.88 1 0.13 3 3 2 1982 80.08 1 65.7 91.25 1 3
76 1 4 140 39 -2.87 1 0.04 3 3 2 1133.3 45.78 2 38.1 52.91 2 3
77 1 4 150 42 -0.79 1 -0.74 3 3 2 1997.5 80.7 1 60 83.33 1 3
78 1 4 146 38 -2.28 1 -0.88 3 3 2 844.3 34.11 2 48.9 67.91 2 3
79 1 4 139 28 -1.39 1 -2.98 2 2 2 862.6 34.85 2 53 73.61 2 3
80 1 2 120 26 -1.24 1 1.1 4 4 2 1615.2 87.3 1 59.9 122.24 3 3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran Output
Frequency Table JK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 46 57,5 57,5 57,5
Perempuan 34 42,5 42,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 4-6 tahun 1 1,3 1,3 1,3
7-9 tahun 7 8,8 8,8 10,0
10-12 tahun 14 17,5 17,5 27,5
13-15 tahun 43 53,8 53,8 81,3
16-18 tahun 15 18,8 18,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
imtmenurutumur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid kurus 5 6,3 6,3 6,3
normal 65 81,3 81,3 87,5
gemuk 6 7,5 7,5 95,0
obesitas 4 5,0 5,0 100,0
Total 80 100,0 100,0
tbmenurutumur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid sangat pendek 18 22,5 22,5 22,5
pendek 31 38,8 38,8 61,3
normal 31 38,8 38,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
jenismakanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid tidak lengkap 80 100,0 100,0 100,0
frekuensimakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3x sehari 80 100,0 100,0 100,0
kecukupanenergi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid cukup 34 42,5 42,5 42,5
tidak cukup 46 57,5 57,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
kecukupanprotein
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid cukup 31 38,8 38,8 38,8
tidak cukup 47 58,8 58,8 97,5
lebih 2 2,5 2,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Crosstabs
kecukupanenergi * imtmenurutumur Crosstabulation
imtmenurutumur Total
kurus normal gemuk obesit
as kurus
kecukupanenergi
cukup Count 1 27 3 3 34
% within kecukupanenergi
2,9% 79,4% 8,8% 8,8% 100,0%
% within imtmenurutumur 20,0% 41,5% 50,0% 75,0% 42,5%
% of Total 1,3% 33,8% 3,8% 3,8% 42,5%
tidak cukup
Count 4 38 3 1 46
% within kecukupanenergi
8,7% 82,6% 6,5% 2,2% 100,0%
% within imtmenurutumur 80,0% 58,5% 50,0% 25,0% 57,5%
% of Total 5,0% 47,5% 3,8% 1,3% 57,5%
Total Count 5 65 6 4 80
% within kecukupanenergi
6,3% 81,3% 7,5% 5,0% 100,0%
% within imtmenurutumur
100,0%
100,0% 100,0% 100,0
% 100,0%
% of Total 6,3% 81,3% 7,5% 5,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
kecukupanprotein * imtmenurutumur Crosstabulation
imtmenurutumur Total
Kurus normal gemuk obesitas kurus
kecukupanprotein
cukup Count 1 25 2 3 31
% within kecukupanprotein 3,2% 80,6% 6,5% 9,7% 100,0%
% within imtmenurutumur
20,0% 38,5% 33,3% 75,0% 38,8%
% of Total 1,3% 31,3% 2,5% 3,8% 38,8%
tidak cukup
Count 4 39 3 1 47
% within kecukupanprotein 8,5% 83,0% 6,4% 2,1% 100,0%
% within imtmenurutumur
80,0% 60,0% 50,0% 25,0% 58,8%
% of Total 5,0% 48,8% 3,8% 1,3% 58,8%
lebih Count 0 1 1 0 2
% within kecukupanprotein ,0% 50,0% 50,0% ,0% 100,0%
% within imtmenurutumur
,0% 1,5% 16,7% ,0% 2,5%
% of Total ,0% 1,3% 1,3% ,0% 2,5%
Total Count 5 65 6 4 80
% within kecukupanprotein 6,3% 81,3% 7,5% 5,0% 100,0%
% within imtmenurutumur
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 6,3% 81,3% 7,5% 5,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
kecukupanprotein * tbmenurutumur Crosstabulation
Tbmenurutumur Total
sangat pendek pendek normal
sangat pendek
kecukupanprotein
cukup Count 7 10 14 31
% within kecukupanprotein 22,6% 32,3% 45,2% 100,0%
% within tbmenurutumur
38,9% 32,3% 45,2% 38,8%
% of Total 8,8% 12,5% 17,5% 38,8%
tidak cukup
Count 11 20 16 47
% within kecukupanprotein 23,4% 42,6% 34,0% 100,0%
% within tbmenurutumur
61,1% 64,5% 51,6% 58,8%
% of Total 13,8% 25,0% 20,0% 58,8%
lebih Count 0 1 1 2
% within kecukupanprotein ,0% 50,0% 50,0% 100,0%
% within tbmenurutumur
,0% 3,2% 3,2% 2,5%
% of Total ,0% 1,3% 1,3% 2,5%
Total Count 18 31 31 80
% within kecukupanprotein 22,5% 38,8% 38,8% 100,0%
% within tbmenurutumur
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 22,5% 38,8% 38,8% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
kecukupanenergi * tbmenurutumur Crosstabulation
tbmenurutumur Total
sangat pendek pendek normal
sangat pendek
kecukupanenergi
cukup Count 6 14 14 34
% within kecukupanenergi 17,6% 41,2% 41,2% 100,0%
% within tbmenurutumur
33,3% 45,2% 45,2% 42,5%
% of Total 7,5% 17,5% 17,5% 42,5%
tidak cukup
Count 12 17 17 46
% within kecukupanenergi 26,1% 37,0% 37,0% 100,0%
% within tbmenurutumur
66,7% 54,8% 54,8% 57,5%
% of Total 15,0% 21,3% 21,3% 57,5%
Total Count 18 31 31 80
% within kecukupanenergi 22,5% 38,8% 38,8% 100,0%
% within tbmenurutumur
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 22,5% 38,8% 38,8% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi Penelitian
Penimbangan berat badan anak asuh menggunakan timbangan manual.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran tinggi badan anak asuh menggunakan microtoise.
Universitas Sumatera Utara
Penimbangan makanan yang disajikan terhadap anak asuh menggunakan
timbangan dapur digital.
Universitas Sumatera Utara
Wawancara dengan pengelola dan juru masak mengenai sistem perencanaan menu
makanan di Panti Asuhan.
Penjelasan dan pengisian formulir food frekuensi
Universitas Sumatera Utara