FOCUS GRUP DISCUSSION & RAKERNAS IKA ITS 2019Konservasi Energi dan efisiensi Energi serta memberikan...

Post on 29-Nov-2020

6 views 0 download

Transcript of FOCUS GRUP DISCUSSION & RAKERNAS IKA ITS 2019Konservasi Energi dan efisiensi Energi serta memberikan...

FOCUS GRUP DISCUSSION & RAKERNAS IKA ITS 2019

Memaksimalkan Potensi Migas Nasional Dalam Rangka Membangun Kemandirian Energi

Prof. Dr. Mukhtasor

Guru Besar Departemen Teknik Kelautan ITS Anggota Dewan Energi Nasional 2009-2014

Surabaya, 16 Februari 2019

Outline

(Mukhtasor, 2019)

1 Introduction: Kemandirian

Energi

2 Ekonomi Sumberdaya Alam

3 Energi sebagai Modal

Pembangunan

4 Strategi Keenergian

5 Penutup

Energi adalah kemampuan untuk

melakukan kerja yang dapat berupa

panas, cahaya, mekanika, kimia, dan

elektromagnetika.

(sumber: PP No.79/2014)

(Mukhtasor, 2019)

Energi, Sumber Energi dan Sumber Daya Energi

Sumber Energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan Energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi.

(sumber: PP No.79/2014)

(Mukhtasor, 2019)

Energi, Sumber Energi dan Sumber Daya Energi

Sumber Daya Energi adalah sumber

daya alam yang dapat dimanfaatkan,

baik sebagai Sumber Energi maupun

sebagai Energi.

(sumber: PP No.79/2014)

(Mukhtasor, 2019)

Energi, Sumber Energi dan Sumber Daya Energi

(Mukhtasor, 2019)

Ketahanan

Kemandirian

Kedaulatan

Ketahanan Energi adalah Suatu kondisi

terjaminnya ketersediaan Energi dan akses

masyarakat terhadap Energi pada harga

yang terjangkau dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan perlindungan

terhadap Lingkungan Hidup

(sumber: PP No.79/2014)

(Mukhtasor, 2019)

Ketahanan Energi

Ketahanan Energi

(Mukhtasor, 2019)

Availability

Accessibility

Affordability

Acceptability

Sustainability

Kemandirian Energi adalah

terjaminnya ketersediaan Energi

dengan memanfaatkan semaksimal

mungkin potensi dari sumber dalam

negeri.

(sumber: PP No.79/2014)

Kemandirian Energi

(Mukhtasor, 2019)

Kedaulatan Energi

(Mukhtasor, 2019)

Kedaulatan Energi

(Mukhtasor, 2019)

Outline

(Mukhtasor, 2019)

1 Introduction: Kemandirian

Energi

2 Ekonomi Sumberdaya Alam

3 Energi sebagai Modal

Pembangunan

4 Strategi Keenergian

5 Penutup

(Mukhtasor, 2019)

Pasal 33 UUD 1945:

(Ayat 1):”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas asas kekeluargaan”.

(Ayat 2):”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hidup orang banyak dikuasai oleh

negara.”

(Ayat 3): “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat.”

KEDAULATAN

UUD 1945

Pasca UU 22/2001

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

Pendapatan Negara Sektor Migas 2012-2017

Sumber: Informasi APBN 2017

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

Neraca Fisik SDA 2014

Sumber: Data diolah dari Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia, BPS, 2015

Sumberdaya Cadangan Awal Penambahan Deplesi Perubahan

Neto

Cadangan

Akhir

1 2 3 4 (5=3-4) (6=2+5)

Jenis Satuan

Minyak Bumi Milyar Barel 3.692 0,222 0,290 -0,068 3.624

Gas Alam Juta MSCF 101.5 1.861 3.101 -1.24 100.26

Batu Bara Milyar Ton 11.581 0,279 0,458 -0,179 11.402

Bauksit Milyar Ton 582,63 12,43 9,43 3 585,63

Timah Ribu Ton 273 38.086 29.086 9 282

Emas Ribu Ton 3.528 -0,884 0,068 -0,952 2.576

Perak Ribu Ton 13.685 0,301 0,215 0,086 13.771

Bijih Nikel Juta Ton 1.155.106 305,75 10.334 295.416 1.450.522

Hutan Milyar m3 5.374 0.076 0,411 -0,334 5,04

(Mukhtasor, 2019)

Neraca Moneter SDA 2014 (Rp Triliun)

Sumber: Data diolah dari Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia, BPS, 2015

Sumberdaya Cadangan

Awal Penambahan Deplesi

Perubahan

Neto Revaluasi

Cadangan

Akhir

1 2 3 4 (5=3-4) 6 (7=2+5+6)

Minyak Bumi 3553,36 221,67 289,84 -68,18 137,77 3622,96

Gas Alam 8595,61 152,93 254,81 -101,88 -256,31 8237,41

Batu Bara 5596,24 140,92 231,66 -90,73 260,16 5765,66

Bauksit 38,78 1,51 1,15 0,36 31,93 71,07

Timah 27,41 4,40 3,36 1,04 4,11 32,56

Emas 1083,53 -248,08 19,04 -267,12 -93,89 722,52

Perak 68,17 1,37 0,98 0,39 -6,05 62,51

Bijih Nikel 221,32 54,29 1,84 52,46 -16,20 257,58

Hutan 1102,12 4,74 8,63 -3,89 -173,61 924,62

(Mukhtasor, 2019)

Deplesi SDA 2006-2014 (Rp Triliun)

Sumber: Data diolah dari Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia, BPS, 2015

Deplesi (Fisik) Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jenis Satuan

Minyak

Bumi

Milyar

Barel 0,37 0,35 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 0,30 0,29

Gas Alam Juta MSCF 2.954 2.806 2.885 3.06 3.407 3.26 3.174 3.111 3.101

Batu

Bara Milyar Ton 0,18 0,18 0,20 0,23 0,28 0,35 0,41 0,45 0,46

Bauksit Milyar Ton 1,50 15,41 9,89 5,42 15,60 17,63 30,28 11,04 9,43

Timah Ribu Ton 80,93 66,14 53,23 46,08 49,81 53,43 31,39 37,25 29,09

Emas Ribu Ton 0,09 0,12 0,06 0,13 0,10 0,08 0,05 0,11 0,07

Perak Ribu Ton 0,26 0,27 0,23 0,33 0,28 0,20 0,21 0,36 0,22

Bijih

Nikel Juta Ton 4,35 7,11 6,57 5,80 7,52 15,97 50,09 22,17 10,33

Hutan Milyar m3 0,33 0,32 0,24 0,12 0,30 0,33 0,36 0,38 0,41

(Mukhtasor, 2019)

PDB Indonesia pada harga berlaku, dan presentase deplesi sumberdaya alam (Triliun Rupiah) tahun 2006-2014

Sumber: Data diolah dari Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia, BPS, 2017

Keterangan Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PDB 3.339,2 3.950,9 4.948,7 5.603,9 6.864,10 7.287,60 7.727,1 8.158,2 8.568,1

Deplesi SDA 171,1 190,1 255,5 227,1 512,5 521,9 729,8 822,2 811,3

PDB Semi

Hijau 3.168,1 3.760,8 4.693,2 5.376,8 6.351,7 6.765,7 6.997,3 7.336,0 7.756,8

% Deplesi

terhadap PDB 5,12 4,81 5,16 4,05 7,47 7,16 9,44 10,08 9,47

(Mukhtasor, 2019)

Persentase Deplesi Terhadap PDB tahun 2006-2014

Sumber: Data diolah dari Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia, BPS, 2015

5.12% 4.81% 5.16%

4.05%

7.47% 7.16%

9.44% 10.08%

9.47%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pers

en

Dep

lesi

Tahun

Persentase Deplesi Terhadap PDB

Cina telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat,

diiringi dengan tingkat industrialisasi dan urbanisasi yang

tinggi dalam beberapa dekade terakhir.

Pengalaman China: Persoalan Sisi Hilir

(World Bank 2007)

(Mukhtasor, 2019)

PDB tahunan meningkat 8 -9 % mengangkat sekitar 400

juta orang keluar dari kemiskinan yang mengerikan (1979-

2005).

Dengan pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat, 200

juta orang yang masih hidup di bawah satu dolar per hari

akan segera bebas dari kemiskinan.

(Mukhtasor, 2019)

Kawasan Cina Utara menanggung beban ganda, yaitu dari polusi udara dan air.

Kawasan tersebut terutama kawasan dengan pendapatan per kapita tertinggi di Cina, seperti: Qinghai,

Ningxia,

Beijing,

Tianjin,

Shaanxi, dan

Shanxi

(Mukhtasor, 2019)

Pencemaran udara: Penduduk yang terekpos PM10, 2003

(Mukhtasor, 2019)

Pencemaran air: Penduduk pedesaan tanpa persediaan air memadai dan insiden diare, 2003

(Mukhtasor ICEES, 18 Maret 2014) (Mukhtasor, 2019)

Mortality Rates for Diseases Associated with Water Pollution (per 100,000) in China in 2003 and World Averages in 2000

(Mukhtasor, 2019)

Kesehatan menjadi sesuatu yang mahal harganya bagi masyarakat Cina

(Mukhtasor ICEES, 18 Maret 2014)

Wo

rld

Ban

k (2

00

7)

(Mukhtasor, 2019)

Tingkat kemiskinan di Cina dipengaruhi oleh beban pencemaran lingkungan

Wo

rld

Ban

k (2

00

7)

(Mukhtasor, 2019)

Pencemaran di Cina yang semakin memperburuk

masalah kelangkaan air, mengakibatkan biaya

sebesar 147 Miliar Yuan per tahun

Total kerugian dari pencemaran air dan udara pada

tahun 2003 di China mencapai 362 – 781 miliar

Yuan, atau sekitar 2,68 – 5,78% dari PDB. Kerugian

ini belum termasuk kerugian di luar pencemaran

udara dan air.

(Mukhtasor, 2019)

Outline

(Mukhtasor, 2019)

1 Introduction

2 Definisi Keenergian

3 Energi sebagai Modal Pembangunan

4 Strategi Keenergian

5 Penutup

Energi sebagai Modal Pembangunan

(Mukhtasor, 2019)

PP No.79/2014 Pasal 7

Sumber Energi dan/atau Sumber Daya Energi

ditujukan untuk modal pembangunan guna sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat, dengan cara

mengoptimalkan pemanfaatannya bagi :

a. Pembangunan Ekonomi Nasional;

b. Penciptaan nila tambah di dalam negeri;

c. Penyerapan Tenaga Kerja.

Energi sebagai Modal Pembangunan

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

Energi Modal Pembangunan

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

Sumber: Statistik Minyak dan Gas Bumi Tahun 2016

Impor Minyak Mentah Tahun 2012-2016

Subsidi Energi

(Mukhtasor, 2019)

Sumber: Informasi APBN Tahun 2017

Outline

(Mukhtasor, 2019)

1 Introduction: Kemandirian

Energi

2 Ekonomi Sumberdaya Alam

3 Energi sebagai Modal

Pembangunan

4 Strategi Keenergian

5 Penutup

Prinsip Prioritas Pengembangan Energi

(Mukhtasor, 2019)

PP No.79/2014 Pasal 11 ayat 2

a. Memaksimalkan penggunaan Energi Terbarukan

dengan memperhatikan tingkat keekonomian;

b. Meminimalkan penggunaan minyak bumi;

c. Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan Energi

Baru; dan

d. Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan

Energi nasional.

Target Bauran

(Mukhtasor, 2019)

Perkembangan Keenergian Nasional

(Mukhtasor, 2019)

Potensi: 75 GW (19,3 GW) Realisasi: PLTA 5,124 GW PLTMH 0,173 GW (1,19%)

Potensi: 60,6 GW Realisasi: PLTAB 1,1 MW (0,0002%)

Potensi: 207,8 GWp Realisasi: PLTAS 0,086 GWp (0,02%)

Potensi: PLT Bio: 32,6 GW BBN: 200 ribu Bph Realisasi: PLTA Bio: 1,81 GW (0,4%)

Potensi: Sumber daya: 11 GW Realisasi: PLTP 1,8 GW (0,4%)

Potensi: 60.985 MW

Peraturan Pemerintah No.79/2014 Pasal 11 Huruf

e

“Pengembangan industri dengan

kebutuhan Energi yang tinggi

diprioritaskan di daerah yang kaya

Sumber Daya Energi”

Kewajiban Pengembangan Industri di Pusat Sumber Energi

(Mukhtasor, 2019)

Peraturan Pemerintah No.79/2014

Pasal 24 ayat 1 : Pemerintah mendorong dan

memperkuat berkembangnya Industri Energi…

Pasal 24 Ayat 2 huruf e :

Penguatan perkembangan Industri Energi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : (e)

Peningkatan tingkat kandungan dalam negeri dalam

Industri Energi nasional

Kewajiban Pengembangan Industri di Pusat Sumber Energi

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

Insentif Energi

(Mukhtasor, 2019)

PP No.79/2014 Pasal 22

a. Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan insentif

fiskal dan nonfiskal untuk mendorong program

diversifikasi Sumber Energi dan pengembangan Energi

Terbarukan.

b. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan insentif

bagi pengembangan, pengusahaan, dan pemanfaatan

Energi Terbarukan terutama untuk skala kecil dan

berlokasi di daerah terpencil sampai nilai keekonomiannya

kompetitif dengan Energi konvensional.

1

(Mukhtasor, 2019)

PP No.79/2014 Pasal 22

c. Pemerintah memberikan insentif kepada produsen dan

konsumen Energi yang melaksanakan kewajiban

Konservasi Energi dan efisiensi Energi serta memberikan

disinsentif kepada yang tidak melaksanakan kewajiban

Konservasi Energi dan efisiensi Energi.

d. Pemerintah memberikan insentif bagi lembaga swasta atau

perorangan yang mengembangkan teknologi inti pada

bidang Energi Baru dan Energi Terbarukan.

e. Pemberian insentif oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

2

Insentif Energi

Strategi Pemanfaatan Energi

(Mukhtasor, 2019)

a. Pemanfaatan minyak bumi hanya untuk transportasi dan komersial yang belum bisa digantikan dengan Energi atau Sumber Energi lainnya;

b. Pemanfaatan Sumber Energi gas bumi untuk industri, ketenagalistrikan, rumah tangga, dan transportasi, diutamakan untuk pemanfaatan yang memiliki nilai tambah paling tinggi;

c. Pemanfaatan Sumber Energi batubara untuk ketenagalistrikan dan industri;

(sumber: PP No.79/2014)

1

(Mukhtasor, 2019)

2

Strategi Pemanfaatan Energi

d. Pemanfaatan Sumber Energi Baru berbentuk cair yaitu batubara tercairkan (liquified coal) dan hidrogen untuk transportasi;

e. Pemanfaatan Sumber Energi Baru berbentuk padat dan gas untuk ketenagalistrikan;

f. Pemanfaatan Sumber Energi berbentuk cair di luar liquified petroleum gas diarahkan untuk sektor transportasi.

(sumber: PP No.79/2014)

Outline

(Mukhtasor, 2019)

1 Introduction: Kemandirian

Energi

2 Ekonomi Sumberdaya Alam

3 Energi sebagai Modal

Pembangunan

4 Strategi Keenergian

5 Penutup

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

TERIMAKASIH

(Mukhtasor, 2019)

mukhtasor_isp@yahoo.com

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

(Mukhtasor, 2019)

R&D,

Innovation,

Investment,

Funding

Policy

Direction

Governance

(Mukhtasor, 2019)

Sumber: Statistik Minyak dan Gas Bumi Tahun 2016

Impor Bahan Bakar Minyak Tahun 2012-2016 dalam Kiloliter

Subsidi Energi

(Mukhtasor, 2019)

Sumber: Informasi APBN Tahun 2017

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“Dalam Pasal 33 UUD 1945 usaha-usaha ekonomi yang kecil-kecil dan sedang dikerjakan oleh koperasi …. Yang besar-besar itu diusahakan oleh negara. Bukan saja perusahaan yang menghasilkan “public utilities”, keperluan umum, harus menjadi perusahaan negara, tetapi juga cabang-cabang produksi yang penting lainnya, seperti industri pokok dan tambang dikuasai oleh negara….” (h. 333).

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“…, politik perekonomian yang tepat bagi Indonesia ialah bahwa Pemerintah membangun dari atas ke bawah, mengerjakan proyek yang besar-besar, dan koperasi membangun dari bawah dengan berangsur-angsur meningkat keatas. Diantara sektor yang ada dua itu masih luas bidang usaha yang dapat dikerjakan oleh kaum partikelir dengan inisiatif sendiri dan dalam bentuk yang mereka sukai. Hanya tindakan mereka harus disesuaikan dengan rencana Pemerintah.” (h.370-371).

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“Dikuasai oleh negara tidak berarti, bahwa Pemerintah sendiri dengan birokrasinya menjalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan itu dapat diserahkan kepada seorang pemimpin atau direksi atau suatu badan yang bekerja secara efektif.” (h. 333). “Dimana tenaga ahli sendiri kurang, pemerintah menyewa pimpinan, manajemen, dari luar negeri. Selain dari memimpin perusahaan, manajemen asing itu wajib pula mendidik orang-orang Indonesia sebagai gantinya kelak dalam waktu yang ditentukan” (h. 333).

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“Koperasi merasionalkan perekonomian karena ia menyingkat jarak antara produksi dan konsumsi. Dengan berkembangnya koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi kredit, orang-orang perantaraan yang meninggikan ongkos produksi dan distribusi, dan karena itu memahalkan harga barang, dapat disingkirkan. Mereka itu dapat dipergunakan tenaganya ke jurusan usaha yang lebih produktif. Karena itu kaum produsen mendapatkan upah yang lebih besar dan kaum konsumen membayar harga yang lebih murah. ” (h. 366)

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“Sewaktu-waktu pimpinan kooperasi produksi dan kooperasi konsumsi dapat bermusyawarah di bawah pimpinan Pemerintah untuk merundingkan masalah harga yang tepat.” (h. 366-367)

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“ Apa yang diuraikan disini mungkin

janggal terdengar di telinga orang Barat

yang biasa melihat sekitarnya aktivita

ekonomi yang berdasarkan free enterprise.

Tetapi yang diuraikan adalah pembangunan

suatu negara yang terbelakang

ekonominya, negara yang bergelut

senantiasa dengan kekurangan kapital dan

ahli teknik yang terdidik dalam segala

lapangan. Oleh karena itu tugas yang

terutama dalam pembangunan terletak di

bahu Pemerintah. Pendapat yang kira-kira

sama dalam hal ini terdapat pada Prof.

Arthur Lewis dalam bukunya The Principles

of Economic Planning” (h. 367)

Kebijakan Industri Dalam Negeri

(Mukhtasor, 2019)

“Peraturan UUD 1945 Pasal 33 ini, sampai

sekarang belum dijalankan oleh Pemerintah

sebagaimana mestinya. Terlalu banyak

aktivitas ekonomi diserahkan kepada

swata.” (h. 331).

Note: aktivitas cabang-cabang produksi

yang penting dan menguasai hajat hidup

orang banyak.