Post on 28-Dec-2015
description
metode pembelajaran untuk fisika
Pembelajaran fisika tidak seharusnya guru menggunakan metode ceramah, memaparkan teori dan rumus, peserta didik harus mendapatkan pengalaman secara nyata agar mudah mendapatkan konsep-konsep fisis. Tampak bahwa dalam pembelajaran guru lebih berperan sebagai subyek pembelajaran atau pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa sebagai obyek, serta pembelajaran tidak mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Akibatnya banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan.Fisika sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, seharusnya pembelajaran fisika dilakukan bukan hanya untuk tahu rumus-rumus tapi juga konsep serta aplikasi dalam kehidupan nyata. Banyak sekali jenis-jenis metode dalam pembelajaran khususnya yang sesuai dengan pembelajaran fisika namun metode yang akan digunakan harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan apa saja yang harus dicapai.contoh metode pembelajaran yang bisa digunakan pada pembelajaran fisika antara lain:
1. Problem solving methodMetode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.Keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. Berpikir dan bertindak kreatif. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
Namun ada pula kelemahan metode ini, antara lain :
Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain
2.Metode proyekmetode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya. Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. Metode proyek pada fisika dapat dilakukan dengan cara memberi tugas pembuatan alat-alat fisika sederhana atau rancangan percobaan fisika. metode proyek juga sangat cocok diterapkan di SMK, karena dari basicnya kebanyakan siswa SMK lebih menyukai kegiatan pembelajaran yang produktif.
3. metode karya wisatadalam pembelajaran fisika terkadang diperlukan suatu pembelajaran yang sekaligus bisa menghilangkan kejenuhan, namun juga tidak terlepas dari konsep-konsep fisika. misalnya siswa bisa diajak belajar fisika di museum peragaan sains. dengan pembelajarn seperti ini tentu akan membangkitkan motivasi siswa dalam mempelajari fisika.
Metode karyawisata memiliki beberapa kelebihan di dalam pelaksanaanya yaitu seperti:
Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu,
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
Biayanya cukup mahal. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata
dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan. Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan
dikunjungi
4. Metode historimetode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah. Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaan-pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?dalam fisika metode ini dapat dikaitkan dengan penemuan-penemuan fisika oleh para tokoh terkenal penemu teori-teori dalam fisika.
5. metode diskusimetode diskusi pasti sudah tidak asing lagi bagi kita, yang dimaksud dengan metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. dalam fisika metode diskusi bisa diterapkan untuk mendiskusikan hasil sebuah pengamatan, konsep-konsep apa yang diperoleh dari sebuah pengamatan.
dalam memilih sebuah metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta materi yang dipelajari. karena tidak semua metode cocok digunakan di semua materi fisika. (AH11)
1. Inquiri : Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah (Sutrisno: 2008). Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry
adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
2. Discoveri : Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur
pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam
pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.
Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
3. Eksperimen atau Praktikum : Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan
menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal
daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap
ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila
digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
Praktikum fisika memegang peranan penting dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran fisika. Seperti
yang dikatakan Sund dan Trowbridge (1973: 183), ”…science is not really science unless it is
accompanied by experimentation and laboratory work.” Sains bukanlah sains yang hakiki tanpa disertai
eksperimen dan kerja laboratorium (praktikum).
4. Simulasi - Role Play : Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
5. Fisika Aneh – Fun - Misteri : Metode menyebarkan atau membuat fisika menjadi aneh, penuh dengan
misteri, dan sangat menyenangkan yang membuat para siswa termotivasi untuk mengatahui dan
penasaran dengan fisika sehingga para siswa berkeinginan untuk belajar fisika.
6. Permainan (Games) : Dengan menggunakan metode permainan maka akan meningkatkan motivasi,
kinerja, dan prestasi dalam belajar fisika serta menghilangkan rasa bosan dengan image fisika yang
dinilai sangat sulit. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
7. Problem Solving : Metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
8. Problem Composing : Model pembelajaran dimana siswa belajar fisika dengan menyusun persoalan
dan pertanyaan”. Setelah para siswa menyusun persoalan atau permasalahan fisika yang sesuai bahan
dengan bahan, guru akan mengumpulkan permasalah itu, dan akhirnya juga para siswa sendiri yang
harus mengerjakan persoalannya.
9. Model POE (prediction, observation, explanation) : Metode POE menekankan siswa untuk
melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang
didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran.
o Prediction (prediksi) atau membuat, merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu
peristiwa fisika. Dalam membuat dugaan siswa sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan
seperti itu. Dalam proses ini siswa diberi kebebasan seluas-luasanya menyusun dugaan dengan
alasannya, sebaiknya guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep fisika
muncul dari pikiran siswa. Semakin banyaknya muncul dugaan dari siswa, guru akan dapat mengerti
bagaimana konsep dan pemikiran fisika siswa tentang persoalan yang diajukan. Pada proses prediksi ini
guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru
dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
o Observation (observasi) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Dengan kata lain
siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan.
Pada tahap ini siswa membuat eksperimen, untuk menguji prediksi yang mereka ungkapkan. Siswa
mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka.
o Explanation (eksplanasi) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan
dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil
observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa
semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari
penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep
yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari
kesalahan tidak akan mudah dilupakan.
10. Kuis : Model pembelajaran aktif yang mana siswa bersama-sama mempelajari materi tersebut,
mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah
materi selesai diadakan suatu pertandingan akademis. Metode kuis team dapat menghidupkan suasana
dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab.
11. Simulasi Komputer : Fisika itu eksperimental, artinya bahwa konsep-konsep fisika didapatkan
melalui serangkaian eksperimen. Dengan demikian metode eksperimen sebisa mungkin harus digunakan
didalam fisika. Namun kenyataannya banyak sekolah yang sarana laboratorium IPA beserta isinya masih
belum memadai. Untuk membuat alat peraga sendiri tidak ada waktu dan biaya (juga kekurangan ide).
Salah satu alternatif yang dapat diambil adalah dengan melalui eksperimen komputer atau simulasi dari
ekseperimen yang sesungguhnya. Memang waktu dulu penggunaan simulasi komputer ini masih mahal
dan langka. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman maka yang dahulunya mahal dan langka saat ini
sudah menjadi sesuatu yang murah dan hal yang biasa. Harga Lapotp dan LCD saat ini sudah turun
drastis sehingga sekolah dipinggiranpun sudah dapat membelinya. Bahkan saat inipun banyak guru-guru
yang sudah menjinjing lapotp pribadinya di sekolah.
12. Internet – E-Learning : Internet merupakan sumber belajar yang menyediakan berbagai media
pembelajaran yang melimpah dan tidak akan pernah habis. Disamping berbagai artikel, e-book, gambar,
simulasi komputer tentang materi pelajaran fisika, di sana juga terdapat ribuan video baik tentang
materi pelajaran fisika dan fenomena fisika sehari-hari maupun bagaimana cara mempelajarinya.
13. Vidio, CD-Room, Film : Metode ini berkaitan dengan metode demontrasi, karena seiring
perkembangan zaman teknologi semakin berkembang. Demontrasi dalam pembelajaran sudah di
jadikan vidio atau film dalam bentuk CD-Room, jadi seorang siswa tinggal memainkan vidio tersebut dan
bisa secara berulang-ulang.
14. Karya Wisata : Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan..
15. Lingkungan Hidup : Proses interaksi antara perkembangan sains dan teknologi serta implikasinya
terhadap kehidupan. Interaksi antara sain, teknologi, dan lingkungan mengakibatkan berkembangnya
pemikiran tentang proses belajar baik menyangkut tujuan dan teknik mengajar. Melalui pendidikan
fisika, siswa harus dilatih menghadapi masalah yang menyangkut kehidupan di masyarakat agar
kemampuan intelektual dan keteram-pilannya dapat berkembang.
16. Hand – on - Activities : Model yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi dan
bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat
kesimpulan sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruksi pemikiran dan temuan selama
melakukan aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan dengan
motivasi yang tinggi.
17. Metode Perancangan (Project Method) : Suatu metode mengajar dimana pendidik harus
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
18. Diskusi Kelompok : Metode diskusi kelompok ini dimanakan pula dengan metode tutor sebaya yaitu
seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Dengan menggunakan metode ini maka siswa akan terbantu karena apa
yang dijelaskan oleh temannya menggunakan bahasa yang setara/mudah dimengerti.
19. Debat : Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa.
20. Cooperative Learning (Belajar Bersama) : Metode pembelajaran yang membantu anak didik dalam
mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga
dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,
produktivitas dan perolehan belajar.
21. Peer Tutoring : Peer Tutoring dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan
dengan aktivitas siswa pada siklus pertama 72,08% dan pada siklus kedua 82% dan siklus ketiga 85%.
Pembelajaran dengan menggunakan model Peer Teaching diperoleh ketuntasan secara klasikal. Hal ini
ditunjukkan dari 20 siswa yang tuntas belajar secra individu sebesar 85%
22. Demonstration : Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
23. Peta Konsep : Motede peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antar
konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.
24. Analogi : Peran analogi sebagai salah satu strategi pengajaran sains dalam menunjang proses belajar
mengajar di sekolah sangat besar. Strategi ini dapat digunakan sebagai suatu metode alternatif untuk
memecahkan kebuntuan komunikasi belajar antara guru dan siswa, khususnya bila siswa menghadapi
kesulitan belajar dalam hal memahami materi ajar baru namun memiliki kemiripan alur berpikir dengan
materi ajar sebelumnya.
25. Permainan Kartu : GRID SPLIT adalah suatu model untuk mengolah rumus-rumus fisika dengan
menggunakan kartu bridge bagi siswa. Metode pengolahan rumus-rumus fisika ini adalah sebagai
bentuk keprihatinan terhadap kurangnya minat siswa untuk menghafalkan rumus-rumus fisika dan
belajar fisika. Alasannya adalah untuk mampu mengerjakan soal-soal fisika mereka harus menghafalkan
sejuta rumus mulai dari rumus dasar hingga rumus-rumus cepat untuk mengerjakan soal-soal fisika.
Permainannyapun sangat sederhana, dimana konten dari kartu itu sendiri dibagian tengah kartu berisi
rumus turunan beserta satuannya sedangkan pada bagian pojok kartu adalah satuan pokoknya.
Permainannya sangat mudah dimana kita hanya tinggal mencocokkan bagian tengah kartu dengan
bagian pojok kartu yang dikeluarkan oleh lawan main kita dan harus sesuai. Permainan ini juga dapat
divariasikan dimana selain dengan memainkan kartu bisa difariasikan dengan sambil menyebutkan
rumus dan aplikasinya sehingga secara tidak langsung pemain akan menghafalkan rumus fisika tersebut.
26. Pembelajaran Reflektif : Metode mengkaji memikirkan dampak dari suatu tindakan. Tahap reflektif
merupakan beberapa komponen yaitu menganalisis, mensintesis, memahami, menerangkan dan
menyimpulkan hasil yang digunakan sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.
27. Ceramah Siswa Aktif : Dalam pembelajaran fisika komponen yang sering menjadi bahan kajian
adalah metode/pendekatan belajar (approach to learning). Selama ini metode yang paling sering
digunakan guru dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah, yaitu cara penyajian pelajaran yang
dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Dalam metode
ini, guru sangat dituntut kemampuannya dalam mengolah bahan pembelajaran sebelum
ditransformasikan melalui ujaran, lisan, dan verbal. Menguasai bahan ajar (mastery of subject matter)
sangat penting, karena guru adalah sumber ilmu bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran ini dinilai
ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu, gagasan, dan pengertian
abstrak, terutama dalam mengelola kelas besar dengan jumlah peserta didiknya lebih dari 20 orang.
28. Pameran Karya Fisika : Metode ekspositori (pameran) adalah suatu penyajian visual dengan
menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau
sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
29. Majalah Dinding : Dengan adanya majalah dinding maka akan menambah ilmu-ilmu baru dan lebih
mengingatkan kembali ilmu-ilmu fisika yang telah ada. Karena itu, majalah dinding harus di buat
semenarik mungkin sehingga siswa sangat tertarik untuk membacanya.
30. Lomba Fisika (Olimpiade) : Dengan adanya lomba fisika ini maka para siswa akan mempelajari lebih
serius lagi tentang fisika untuk menjadi yang terbaik.
31. Seminar Fisika : Dengan mengikuti seminar dan mengaplikasikan apa yang telah di dapat saat
seminar maka itu akan menambah ilmu fisika yang telah di kuasai.
Fisika masih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa dan menakutkan. Proses
pembelajaran fisika yang selama ini masih klasikal dan monoton tidak menarik bagi siswa. Fisika bukan
hanya menghafal rumus kemudian memasukkannya dalam perhitungan. Hal semacam ini tidak dapat
memotivasi siswa, bahkan membuat jenuh dan pembelajaran berlangsung tidak efektif.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus menggunakan metode yang tepat untuk
menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa semakin termotivasi belajar fisika. Pengajar harus
selalu berinovasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Guru harus selalu kreatif
menyampaikan materi sehingga dapat memacu kreativitas siswa dalam pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
Pembelajaran fisika dengan metode Team Games Tournament (TGT) akan membuat siswa menjadi lebih
kreatif sehingga belajar fisika menjadi lebih asyik dan menyenangkan. Siswa belajar sambil bermain yang
dapat dilakukan di luar kelas sehingga dengan demikian siswa tidak akan merasa jenuh. Siswa juga dapat
leluasa berdiskusi serta bebas menyampaikan pendapat. Dengan metode ini, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil dengan materi yang berbeda.
Di dalam kelompok itu siswa mempersiapkan materi beserta latihan soal maupun jawaban yang akan
dibuat games di bawah bimbingan guru. Dalam situasi seperti ini, siswa akan menjadi aktif, kreatif, dan
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Mereka juga akan berusaha membuat permainan
menjadi menarik dan menyenangkan. Permainan diawali dengan penyampaian teori tentang materi
yang akan dibuat dalam games oleh salah satu anggota kelompok kecil.
Tiap kelompok bebas menentukan model permainan yang mereka pilih serta mengendalikan jalannya
permainan yang telah dirancang. Model pembelajaran ini akan melibatkan seluruh siswa sehingga
membuat siswa lebih aktif, kreatif, bersemangat, saling menghargai, dan menyenangkan. Pada akhir
permainan, seluruh skor diakumulasi sehingga dapat ditentukan pemenangnya. Kelompok dengan skor
tertinggi mendapatkan apresiasi sebagai bentuk penghargaan.
Selain itu, juga diadakan pembahasan soal sehingga siswa dapat berdiskusi dan mengemukakan
pendapatnya. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih percaya diri dan menguasai materi lebih
mendalam. Dengan metode ini, guru bukan hanya menilai siswa dari aspek kognitif, tapi juga dapat
menilai dari aspek sikap. Interaksiantarguru dansiswadapat terlihat nyata.
TGT ini sangat sesuai untuk latihan soal dalam menyiapkan ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, maupunujiannasional. Melalui metode TGT, pembelajaran fisika menjadi lebih sukses dan
menyenangkan. Model ini menjadikan fisika bukan lagi menjadi mata SRI WULANI Gurupelajaran yang
sulit dan menakutkan. Selamat mencoba! Fisika SMA 1 Salatiga