Post on 18-Jul-2015
5/16/2018 filsafat manusia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-manusia-55ab51f195b8b 1/5
TUGAS
FILSAFAT MANUSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Manusia
Dosen Pembimbing : Drs. Mudaris Muslim, M.Si
Disusun oleh :
Khusnun Puspane S G0111049
Triana Nugraheni G0111081
Trini Lestari P. A. G0111082
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
5/16/2018 filsafat manusia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-manusia-55ab51f195b8b 2/5
1. Pengertian Filsafat Manusia
Dua abad yang lalu, studi tentang manusia disebut De anima. Studi itu bersifat empiris
dan spesifik, tetapi lebih-lebih metafisika. Ch. Wolff adalah yang pertama membedakan dua
bentuk studi itu, yang disebut psikologi empiris dan psikologi rasional. Sekarang istilah
“psikologi” diganti dengan istilah “antropologi”.
Antropologi dalam filsafat Yunani berkerangka kosmosentris misalnya berpendapat
bahwa pada hakikatnya jiwa: jiwa spiritual dan tak bisa rusak dan tentunya tak dapat mati:
ketidak-matian bagi Plato bukan masalah, yang menjadi soal ialah membebaskan jiwa dari
penjara tubuh. Bagi Aristoteles manusia pada hakikatnya terdiri dari jiwa dan badan
sebagaimana kenyataan-kenyataan lain di dunia juga terdiri dua unsur. Pada manusia jiwa
berperan sebagai “forma” dan karenanya kendati lebih luhur dari tubuh tidak lepas dari
kerusakan dan maut.
Mulai awal zaman modern penyelidikan antropologis meninggalkan kerangka acuan
kosmosentris dari para filsuf Yunani dan teosentris Kristen yang menuju ke antroposentrisme:
manusia menjadi titik tolak dari titik gerak penyelidikan filsafat.
Meskipun filsuf modern mengembangkan filsafatnya dalam perspektif antropologis,
tetapi banyak di antara mereka melanjutkan antropologi dengan ciri metafisika, yang secara
umum dapat dikatakan diilhami Plato.
Suatu studi tentang manusia secara baru, baru dimulai sesudah Kant. Menurut Kant,
akal budi manusia tidak dapat mencapai pengetahuan mutlak tentang dunia, tentang manusia dan
Allah. Akal budi manusia hanya mampu mencapai pengertian yang bersifat praktis. Selain Kant
masih banyak lagi tokoh yang melakukan pendekatan untuk merefleksikan hakikat manusia.
Tema-tema sentral tentang manusia ini kemudian dibahas dalam filsafat manusia.
Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat
atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga disebut sebagai antropologi filosofis.
Filsafat manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang filsafat lainnya, sepertietika, epistemologi, kosmologi, dan filsafat politik. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki
kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang
pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan tema utama refleksi filsafat manusia.
Mirip dengan psikologi, sosiologi, dan antropologi, filsafat manusia juga ingin
memahami manusia dan gejala-gejalanya. Dapatlah dikatakan bahwa obyek material keempat
displin adalah sama, yakni manusia yang mengekspresikan dirinya di dalam dunia. Akan tetapi
metode pendekatan yang digunakan sangatlah berbeda. Secara umum, psikologi, sosiologi, dan
antropologi menggunakan metode yang berfokus pada fakta-fakta empiris yang bisa diukur.
Fakta-fakta itu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode eksperimental. Di sisi lain,
filsafat manusia tidak membatasi diri pada fakta-fakta empiris semata. Yang menjadi kajian dari
5/16/2018 filsafat manusia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-manusia-55ab51f195b8b 3/5
filsafat manusia adalah segala sesuatu mengenai manusia, sejauh bisa dipikirkan secara rasional.
Dimensi metafisis, spiritual, dan universal dari manusia, yang tidak bisa didekati secara empiris,
justru menjadi kajian terpenting filsafat manusia.
2. Manfaat Mendalami Filsafat Manusia bagi Mahasiswa Psikologi
Telah kita ketahui bahwa ilmu-ilmu pengetahuan, begitu pula seni dan sastra,
mengajarkan banyak kepada kita mengenai aspek-aspek manusia yang berbeda-beda, selain itu
juga mengajarkan berbabagai tahap dalam pertumbuhan dan evolusinya. Akan tetapi, pada suatu
ketika juga penting bertanya pada diri sendiri, apakah makhluk atau manusia itu, apakah
keseluruhannya itu, yang begitu banyak aspeknya. Bukan ilmu-ilmu pengetahuan dan kesenian,
melainkan ilmu filsafatlah yang mengemukakan pertanyaan-pertanyaan semacam itu dan secara
langsung menyediakan diri untuk mengupasnya.
Secara umum filsafat mempunyai banyak manfaat bagi yang mendalami. Bagi mahasiswa
psikologi pada khususnya, filsafat manusia tentunya mempunyai manfaat yang sangat besar,
karena hubungan keduanya yang saling berdampingan yaitu objek psikologi adalah jiwa dan
tingkah laku manusia dan filsafat manusia merupakan ilmu yang mengkaji hakikat manusia
hingga kedalam-dalamnya. Filsafat manusia membangun diri kita dengan berfikir lebih
mendalam tentang manusia. Dalam psikologi filsafat sangat bermanfaat bagi mahasiswa
psikologi atau para calon psikolog untuk bekal nantinya dalam mengatasi permasalahan yangtimbul pada kehidupan pasien atau manusia, dengan terlebih dahulu berfikir secara mendalam,
sesadar-sadarnya dan kritis pada sebuah persoalan manusia agar diperoleh suatu solusi
penyelesaian yang terbaik.
Filsafat manusia memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup manusia sehari-hari, dan objek kajian psikologi juga tak lepas
dari hal tersebut. Jadi, dengan mendalami filsafat manusia para mahasiswa psikologi sudah
terbiasa dan lebih cakap dalam melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tiak mudah melihat persoalan-
persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Dalam filsafat kita dilatih dulu apa yang menjadi
persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
Filsafat manusia memberikan pandangan yang luas tentang hakikat manusia hingga
sedalam-dalamnya meskipun tidak dapat diketahui secara keseluruhannya. Sehingga dengan
mendalami filsafat manusia para mahasiswa psikologi leih luas dalam memandang segala
kejadian ataupun permasalahan yang dialami manusia.
Filsafat manusia juga merupakan latihan untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya
ikut-ikutan pada pandangan umum tentang hakikat manusia, tetapi secara kritis menyelidiki apa
yang dikemukakan orang mengenai apa yang bersangkutan tentang hakikat manusia sendiri
5/16/2018 filsafat manusia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-manusia-55ab51f195b8b 4/5
dengan cita-cita mencari kebenaran. Sehingga dengan mendalami itu, dalam mengkaji tingkah
laku manusia pada ilmu psikologi kita lebih dapat mengembangkan kemampuan kita sendiri
dengan seluas-luasnya dan sebaik-baiknya. Karena perkembangan psikologi manusia itu sendiri
sesungguhnya mencangkup banyak aspek lain dalam kehidupan yang juga terus berkembang
yang juga harus terus dikaji.
Filsafat manusia juga memberikan dasar-dasar baik untuk hidup manusia sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti psikologi,
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. Dengan filsafat manusia seseorang dapat
lebih mengetahui bagaimana hakikatnya sebagai manusia di dunia serta menempatkan diri dalam
bertingkahlaku seperti yang juga dipelajari dalam psikologi.
Singkatnya, dengan mempelajari filsafat, mahasiswa psikologi akan semakin kritis dalam
sikap ilmiah maupun sosialnya. Mahasiswa sebagai insan kampus sangat yang diharapkan
bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya saat berada di ruang kuliah
maupun sosialnya. Mempelajari filsafat manusia mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa
psikologi sebagai psikolog untuk memecahkan suatu persoalan kehidupan manusia melalui cara
berfikir yang lebih luas serta mendalam.
Faktanya filsafat, yang awalnya sama sekali tidak dikenal oleh Freud, mengambil
kembali suatu tempat atau manfaat yang semakin penting, misalnya dalam banyak karya
psikiatris dan psikoanalisis yang disebut “eksistensial”. Para penganut aliran ini mencobamenggabungkan penemuan-penemuan dan metode dari Freud dan penganut-penganutnya dengan
ide-ide pokok dari para filsuf fenomenolog dan eksistensial modern. Mereka tidak tertarik
terutama oleh hal-hal teknis baru, melainkan pada suatu konsepsi yang lebih dalam dan holistic
tentang manusia, atau mereka mencari “suatu penembusan yang lebih lengkap dalam struktur -
struktur fundamental kondisi manusiawi.” Mereka, seperti misalnya J. Lacan, berpaling pada
filsafat sebagai sumber yang penting sekali untuk melaksanakan tugas itu.
3. Keterkaitan antara Filsafat Manusia dengan Psikologi
Sebelumnya mengenai filsafat manusia sendiri telah kita ketahui apa pengertian yang
dimaksud didalamnya. Filsafat manusia berarti mengupas segala sesuatu fenomena kehidupan
yang ada kaitannya dengan individu-individu yang ada di muka bumi ini pada umumnya secara
kritis, radikal, rasional, sistematis, metodis, komprehensif, dan tentunya berdasarkan logika.
Sedangkan, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia pada
umumnya. Keduanya jelas memiliki persamaan objek yang dikaji yaitu manusia.
Dengan adanya keterkaitan diantara kedua bidang ini maka diharapkan kedua bidang ini
bisa saling memberikan suatu timbal balik dimana dunia psikologi yang memang berusaha
membahas mengenai permasalahan-permasalahan yang ada pada setiap individu, sedangkan
5/16/2018 filsafat manusia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-manusia-55ab51f195b8b 5/5
filsafat manusia mencoba untuk manjawab bagaimana mendapatkan solusi dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan manusia tersebut. Misalnya, mengenai tingkah laku manusia
yang mencoba selalu ingin tahu apapun maka filsafat manusia pun akhirnya mengupas
tuntasberbagai jawaban yang membahas mengapa manusia mencoba selalu ingin tahu atau
bagaimana manusia mencari tahu hingga menemukan sebuah titik temu dari pertanyaan-
pertanyaan mereka selama ini.
Kaitan lainnya adalah seorang psikolog sendiri tentu harus pandai berkomunikasi
dengan baik dan menjadi pendengar yang baik serta mampu memberikan pilihan solusi yang
akan diberi pada klien mengenai problema mereka dengan mengupas tuntas sampai keakar-
akarnya permasalahan tersebut.
REFERENSI :
Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia?. Yogyakarta: Kanisius
http://winnchuleta.wordpress.com/2011/10/14/pengertian-filsafat/ di akses tanggal 29 Februari
2012 pukul 16.20 WIB
Kanisius.1993. Manusia dalam Pijar-Pijar Kekayaan Dimensinya.Yogyakarta:Kanisius.