Post on 09-Oct-2015
5/19/2018 Fieldwork DPT
1/40
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAANNGIJO,KARANGPLOSO
TANAMAN HURTIKULTURA
Disusun Oleh :
Kelompok : Senin, 07.30
Asisten : Aziza Arisona
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
5/19/2018 Fieldwork DPT
2/40
ii
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMDASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAAN
NGIJO,KARANGPLOSO
Oleh :KELOMPOK SENIN 07.30
Nama (NIM)Wahyunita P. 115040201111181Alifia Idatama 115040201111182Ervansyah Danur S 115040201111183
Afitania Anggraini 115040201111187Krisna Bagus 115040201111192Intan Sugiarti 115040201111193Ramadhan P 115040201111194Arifatul Fitriyah 115040201111197M.Nazri Emir 115040201111198Helmi Dzikrullah A 115040201111199
Asisten : Aziza Arisona
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2011
5/19/2018 Fieldwork DPT
3/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas
rahmat dan hidayahnya dapat terselesaikan Laporan FieldworkDasar Perlindungan Tanaman .Dalam Studi Lapang di KebunPraktikum Universitas Brawijaya Ngijo, Karangploso - Malang .Makalah hasil Fieldwork Dasar Perlindungan Tanaman inimerupakan salah satu syarat untuk melakukan presentasi. Padakesempatan ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasihkepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah banyakberkorban dan memberikan bantuan baik motivasimaupun materi hingga terselesaikannya laporan hasilFieldwork Dasar Perlindungan Tanaman ini.
2. Dosen Dasar Perlindungan Tanaman yangmembimbing kami.
3. Asisten praktikum yang telah membimbing dan
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunanhingga terselesaikannya laporan ini, terutama kakAziza Arisona selaku asisten praktikum kelompokkami.
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikansemangat untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu persatu yang telah telah meluangkan waktuuntuk turut membantu dalam penulisan laporan inihingga selesai.
Dalam laporan ini, membahas tentang Pengendalian HamaTerpadu, Organisme Pengganggu Tanaman, Hama dan Penyakittanaman Hurtikultura, Keadaan sosial ekonomi petani, Kendalabudidaya tanaman hurtikultura. Penyusun menyadari bahwa di
dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
5/19/2018 Fieldwork DPT
4/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 2
diharapkan pada semua pihak untuk dapat memberikakn kritikandan saran masukan yang bermanfaat guna penyempurnaan laporanini dan selanjutnya. Akhirnya penulisan berharap semoga penulisan
laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Malang,27 Desember 2011
Penyusun
5/19/2018 Fieldwork DPT
5/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 3
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................... i
LAMPIRAN NAMA ANGGOTA ........................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................... 2
1.2.1 Tujuan umum ....................................................... 2
1.2.2 Tujuan khusus ...................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ........................................... 3
2.1 Pengertian Perlindungan Hama tanaman ................ 3
2.2 Pengertian OPT ....................................................... 3
2.3 Pengertian ekosistem .............................................. 4
2.4 Komponen PHT ....................................................... 6
2.5 Komponen ekosistem ........................................... 12
2.6 Peran PHT dalam ekosistem pertanian ................. 15
5/19/2018 Fieldwork DPT
6/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 4
2.7 Faktor penyebab timbulnya peledakan hama danpenyakit ................................................................. 16
2.8 Metode pengendaliaan opt .................................... 18
2.9 Konsep ambang ekonomi ...................................... 19
BAB III: METODOLOGI........................................................... 20
3.1 Waktu dan Tempat ............................................... 20
3.2 Metode kerja ......................................................... 21
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 22
4.1 Hasil4.1.1 Kondisi lahan4.1.2 Sistem budidaya yang dijalankan oleh petani4.1.3 Hama yang ditemukan di lapang
4.1.4 Penyakit yang ditemukan di lapang4.1.5 Musuh alami yang ditemukan di lapang4.1.6 Kendala budidaya tanaman oleh petani4.1.7 Pengendalian OPT Oleh Petani4.1.8 Kebutuhan pestisida yang digunakan dan teknis
penggunaan pestisida oleh petani.4.1.9 Kondisi sosial ekonomi petani
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penjelasaan kondisi ekosistem yang ditemukan (baikdari unsur biotik maupun abiotik) serta perbandingandengan literatur.
4.2.2 Analisis penyebab timbulnya gejala serangan OPTpada lahan.
4.2.3 Analisis kendala pengendalian OPT dan budidayaoleh petani
4.2.4 Solusi pengendalian OPT yang dapat diterapkan
berdasar konsep PHT
5/19/2018 Fieldwork DPT
7/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 5
BAB V : PENUTUP5.1 Kesimpulan
5.2 Saran5.3 Kesan selama praktikum5.4 Kesan untuk asisten
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
5/19/2018 Fieldwork DPT
8/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 6
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita ketahui bahwa salah satu kendala dalam usahapeningkatan di bidang pertanian adalah adanya gangguan akibatserangan hama yang secara tidak langsung keberadaan hamaini akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi petanidi daerah tersebut.
Serangan hama tanaman merupakan salah satu kendala yangsangat meresahkan para petani. Bagaimana tidak, dalam batastertentu populasi hama dapat menyebabkan penurunan produksipertanian yang akhirnya dapat menimbulkan kerugian ekonomibagi petani. Serangan hama tersebut dapat terjadi padaberbagai komoditas baik itu komoditas pangan, holtikulturamaupun perkebunan.. Keberadaan hama disuatu daerah sangatdipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya seperti cuaca,factor geografis serta tindakan manusia, sehingga jenis hama,dominansi, intensitas dan luas serangannya berbeda antardaerah satu dengan yang lain.
Komponen utama langkah-langkah perlindungan, dewasa iniadalah penggunaan pestisida. Meskipun demikian banyakcontoh klasik yang berhasil mengendalikan hama denganpengendalian hayati dan penggunaan varietas yang resisten;akan tetapi pengunaannya terbatas pada beberapa tanaman,terhadap beberapa hama, dan di beberapa daerah saja.Meskipun demikian kecenderungan dan pemakaian metode inisecara konsisten bertambah dan ada bukti dalam programpenelitian lembaga nasional maupun internasional. Alat pentinglainnya yang dapat digunakan secara efektif untukmenghindarkan atau menekan populasi adalah manipulasi carabercocok tanam atau agronomi dalam sistem usaha tani. Namun
5/19/2018 Fieldwork DPT
9/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 7
kunci dari keberhasilan pengendalian serangan hama disuatudaerah sangatlah bergantung dari identifikasi, inventarisasi dananalisis permasalahan hama dan lapangan yang dihadapi petani
di suatu daerah, sehingga tindakan pengendalian yangdilakukan tepat dan terpadu.
1.2 Tujuan1.2.1 tujuan umum
1. untuk mengetahui pengendalian hama tanamandi lapang.
2. untuk mengetahui hama dan penyakit tanamanyang di hadapi oleh petani.
3. untuk mengetahui kondisi yang lapang parapetani budidaya tanaman, sertapenangananannya dalam pengendalian OPT.
1.2.2 Tujuan khusus
1. untuk mengetahui hama dan penyakit yangmenyerang tanaman budidaya khususnyatanaman hurtikultura.
2. Untuk mengetahui pengendalian OPT padalahan budidaya khususnya tanamanhurtikultura.
1.3 Manfaat
Agar kita bisa mengetahui hama dan penyakit pada tanamanbudidaya khususnya tanaman hortikultur dan bagaimana carapengendaliannya di lapang sesuai dengan konsep PHT apatidak dan mengetahui keadaan sosial dan ekonomi para petanidi lapang.
5/19/2018 Fieldwork DPT
10/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 8
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pengertian Perlindungan Hama tanaman
Sistem pengendalian hama yang dapat dibenarkansecara ekonomi dan berkelanjutan yang meliputiberbagai pengendalian yang kompatibel dengan tujuanmemaksimalkan produktivitas tetapi dengan dampak
negatif terhadap lingkungan sekecil-kecilnya. (Brader,1979)
Suatu sistem pengelolaan hama / system terpadu yangdalam konteks lingkungan bersangkutan dengandinamika species hama, menggunakan smua teknik danmetode pengendalian yang cocok dengan cara yangseserasi mungkin serta mempertahankan populasi hamadi bawah ambang yang mengakibatkan kerugian
ekonomi.(FAO,1976)
2.2 Pengertian OPT
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakanfaktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baiktanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.Organisme pengganggu tanaman secara garis besardibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma.Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhioleh dinamika faktor iklim. (Anonymous1,2011)
5/19/2018 Fieldwork DPT
11/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 9
2.3 Pengertian ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidupdengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan jugasuatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruhantara segenap unsur lingkungan hidup yang salingmempengaruhi.(Anonymous1,2011)
Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya
terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Strukturyang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebutadalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies(species diversity). Ekosistem yang mempunyai strukturyang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yangtinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistemmenurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklusmateri dan arus energi melalui komponen komponen
ekosistem. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan
pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yanghidup dan yang tak hidup di dalam suatu sistem.Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaranmateri dan transformasi energi yang sepenuhnyaberlangsung diantara berbagai komponen dalam sistemitu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.
Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsurlingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik)secara utuh dan menyeluruh, yang salingmempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yanglainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenisdalam suatu komunitas dengan lingkungannya yangberfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupandalam alam (Dephut, 1997).
5/19/2018 Fieldwork DPT
12/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 10
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatangyang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara
utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian matarantai siklus materi dan aliran enesrgi (Woodbury, 1954dalam Setiadi, 1983).
Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologiyang di dalamnya tercakup organisme danlingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan diantara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993).Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional
dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecilyang memiliki komponen secara lengkap, memilikirelung ekologi secara lengkap, serta terdapat prosesekologi secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklusmateri dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisiekosistemnya
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuhmenyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotikmaupun abiotik, baik makhluk hidup maupun bendamati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalamekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri,tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan,saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehinggatidak dapat dipisah-pisahkan.
Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentukoleh hubungan timbal balik antara makhluk hidupdengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983). Tingkatanorganisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karenamemiliki komponen-komponen dengan fungsi berbedayang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masingkomponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungantimbal balik terwujudkan dalam rantai makanan danjaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran
5/19/2018 Fieldwork DPT
13/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 11
energi dan siklus materi.
2.4 Komponen PHT
Komponen PHT terdiri dari :
a. PENGENDALIAN FISIKAdalah suatu usaha mempergunakan atau merubah
factor lingkungan fisik sedemikian rupa, sehingga dapat
menimbulkan kematian dan mengurangi populasi hama.1. Perlakuan panas dan kelembaban. Perlakuan
seperti ini paling berhasil bila diterapkan dalam ruangtertutup seperti di gudang untuk hama yang menyerangdipenyimpanan. Faktor suhu dan kelembaban dapatmempengaruhi penyebaran, fekunditas, kecepatanperkembangan, lama hidup dan mortalitas hama.
2. Penggunaan lampu perangkap. Dapat digunakan
untuk mengurangi populasi serangga dewasa.3. Penggunaan gelombang suara. Penggunaan suara
sebagai pengendali serangga belum banyak dilakukankarena system akustik serangga belum banyakdiketahui.secara teoritik ada 3 metode, yakni penggunaansuara dengan intensitas rendah serta dengan perekamansuara yang diproduksi serangga untuk menggangguperilaku serangga hama.
4. Penggunaan penghalang atau barrier. Yaknidengan menggunakanberbagai ragam faktor fisik yangdapat menghalangi atau membatsi serangga hamasehingga tidak menjadi masalah bagi petani, contoh :peninggian pematang, lubang / selokan jebakan yang diisiair, pagar rapat, lembaran seng/ plastikdisekelilingpertanaman, mulsa plastik/ jerami, pembungkusan buahdengan kantong plastik.
5/19/2018 Fieldwork DPT
14/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 12
b. PENGENDALIAN MEKANIKBertujuan untuk mematikan atau memindahkan hama
secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan
alat / bahan lain.1. Pengambilan dengan tangan. Adalah teknik yang
paling sederhana dan murah tentunya untuk daerah yangbanyak tersedia tenaga manusia. Yang dikumpulkan adalahfase hidup hama yang mudah ditemukan atau bagian-bagian tanaman yang terserang.
2. Gropyokan. Biasanya dilakukan untukpengendalian hama tikus. Tikus dibunuh secara langsung
dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul dan alatpemukul. Sebaiknya dilakukan secara massal pada sawahdalam keadaan bera.
3. Memasang prangkap. Serangga hamadiperangkap dengan berbagai jenis alat perangkap sesuaijenis dan fasenya. Alat diletakkan pada tempat atau bagiantanaman yang dilewati hama.
4. Pengusiran. Sasarannya adalah mengusir hama
yang sedang berada di atau sedang menuju pertanaman,dengan memasang patung-patung atau mengeluarkansuara gaduh.
5. Cara-cara lain. Antara lain menggoyang pohon,menyikat, mencuci, memisahkan bagian terserang,memukul, dll.
c. KULTUR TEKNISMerupakan jenis pengendalian yang digunakan oleh
petani baik secara sadar atau tidak untuk meningkatkanhasil Metode-metode kultur teknis yang dapatmeningkatkan pengendalian OPT :1. Penggunaan bahan tanaman bebas OPT
2. Pembajakan tanah, dan pembakaran sisa pertanamansebelumnya
3. Sinkronisasi pertanaman
5/19/2018 Fieldwork DPT
15/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 13
4. Penanaman tanaman perangkap
5. Intercropping
6. Rotasi tanaman
7. Aplikasi pupuk yang seimbang
8. Penanaman tanaman pelindung
9. Sanitasi
d. VARIETAS TAHAN (Metode pengendalian agronomis)Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkanlultivar yang resisten terhadap suatu hama sambilmempertahankan atau memperbaiki sifat-sifat agronomistanaman yang mendasar. Peranan varietas tahan dalamPHT :
1. Penggunaan praktis dan secara ekonomismenguntungkan. Penerapan tidak memerlukan tambahanbiaya dan keterampilan khusus, mengingat cara ini adalahpraktek bercocok tanambiasa, sehingga biaya yangdikeluarkan lebih murah.
2. Bersifat spesifik. Penggunaan varietas tahanhanya ditujukan kepada opt sasaran 3. Efektifitaspengendalian bersifat kumulatif dan persisten. Penanamanvarietas tahan
dari musim ke musimdapat semakin menurunkanpopulasi hama (kumulatif). Persistensi dapat dipertahankan
dengan cara pergiliran varietas tahan.4. Kompatibel dengan cara pengendalian lain. Dapat
dipadukan dengan cara pengendalian yang lain, sehinggahasilnya lebih optimal
5. Dampak negatif terhadap lingkungan kecil.Ketahanan tanaman terhadap serangga terbagi
kedalam 3 bentuk :
5/19/2018 Fieldwork DPT
16/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 14
1. Toleran, yakni dapat bertahan melalui seranganyang hebat tanpa kehilangan hasil yang banyak
2. Non preferen, dimana serangga tidak mau makan,
meletakkan telur atau menggunakannya sebagai tempatberlindung
3. Antibiosis, bila serangga tidak tumbuh, bertahan,atau bereproduksi dengan baik Sedangkan ketahanantanaman terhadap serangga terbagi kedalam 3 bentuk :
1. Imunitas, dimana tanaman tidak dapat diserangoleh penyakit dalam keadaan yang bagaimanapun
2. Hipersensitif, bagian tanaman yang terserang
secepatnya diisolasi dan dihancurkan sehingga tidak dapatmenyebar
3. Toleran, tanaman yang diserang masih dapatmemberikan hasil yang lebih tinggi daripada yang rentan
e. PENGENDALIAN SECARA PREVENTATIFPengukuran preventatif bertujuan untuk mencegah
munculnya OPT baru atau untuk membatasikeberadaannya sehingga tidak akan menjadi masalahserius. Pengukuran preventatifbiasanya melibatkankarantina dan undang-undang. Karantina dan peraturanundan-undang ditegakkan dibanyak negara untukmencegah masuk dan penyebaran OPT.
Negara-negara dengan pelayanan karantina yangefisien membutuhkan inspeksi yang ketat dan fumigasiterhadap bahan tanaman impor pada stasiunkarantinatempat masuknya. Pembatasan penyebaran OPT
baru secara permanen atau secara khusus di daerahperbatasan negara. Pemerintah bertanggung jawab dalamprogram pengendalian termasuk eradikasi, pembatasanpenyebaran dan pemusnahan OPT.
Karantina Tumbuhan Indonesia Tujuan :1. Mencegah masuknya OPTK dari luar negeri ke
wilayah Negara RI 2. Mencegah tersebarnya OPTK darisuatu area ke area lain dalam wilayah Negara RI 3.
5/19/2018 Fieldwork DPT
17/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 15
Mencegah keluarnya OPT dari wilayah Negara RI apabilanegara tujuan
menghendakinya. OPT : Semua organisme yang
dapat merusak, mengganggu kehidupan ataumenyebabkan kematian tumbuhan, antara lain :
Hama, serangga, siput, tungau dsb Pathogen, virus,bakteri, jamur Gulma Nematoda
OPTK Semua OPT yang ditetapkan oleh pemerintahuntuk dicegah masuknya kedalam, tersebarnya di dalamdan keluarnya dari wilayah Negara RI.
f. PENGGUNAAN FEROMONFeromon adalahsuatu zat yang dihasilkan oleh
serangga dan tungau sebagai alatkomunikasih dalam satu species. Sex feromon
memungkinkan serangga jantan untuk mengenali seranggabetina. Sebagian besar penelitian adalah menggunakansex feromon untuk memerangkap serangga jantan danmengganggu komunikasihnya. Contoh adalah pada hamakapas pectinophora gossypiella yang berhasil dikendalikansecara efektif dengan memenuhi udara sekitar pertanamankapas dengan feromon. Feromon dilepas dengan systempaket perlepasan perlahan sehingga dapat menhalangijantan yang menemukan betinanya.
Perangkap umpan feromon digunakan untukmemonitor distribusi dan melimpahnya populasi untukmenentukan waktu yang paling tepat dalam menggunakanpestisida atau untuk menangkap sejumlah besar serangga
jantan dewasa untuk menurunkan kepadatan populasi.Metode ini kurang efektif pada populasi tinggi dan bilaserangga mampu untuk melakukan perkawinan lebih darisekali
Feromon sintetis sering digunakan. Kadang-kadangsejenis bahan kimia sederhana pun dapat menjadi sangatmenarik bagi serangga sebagaimana sex feromon. Sepertiaseton yang dapat sebagai pengganti sex feromon yang
5/19/2018 Fieldwork DPT
18/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 16
dapat menarik lalat tsetse, namun sayangnya harganyamasih relatif mahal.
g. BIOTEKNOLOGIDalam konteks PHT bioteknologi khususnya teknologi
molekuler ditujukan kepada pengembangan metodepengendalian baru,seperti diciptakannya tanamantransgenic yang dimodifikasi secara genetis, diantaranya
tanaman yang tahan terhadap herbisida, insektisida, danvirus. Contoh-contoh aplikasi bioteknologi dalam PHT :
1. Antibodi monoklonal yang digunakan pada benihuji, bahan tanaman, stek, dan cangkok untuk mengetahuikeberadaan virus dan bakteri.
2. Regenerasi secara invitro berdasarkan faktabahwa setiap sel tanaman dipenuhi oleh informasi genetikyang dibutuhkan untuk beregenerasi menjadi sebuahtanaman utuh. Jaringan meristem yang tidak mengandungvirus digunakan dlm jaringan atau kultur in vitro untukmenghasilkan tanaman bebas virus.
3. Tanaman tahan herbisida yakni tanaman yangdikembangkan melalui transfer gen menggunakan sejenisbakteri yang tahan terhadap herbisida, sepertiagrobacterium tumefasciens.
4. Tanaman transgenik tahan virus yang diciptakandengan memasukkan gen selubung protein dari 6 jenis
virus yang penting secara ekonomis seperti TMV dan PVX.Beberapa jenis tanaman transgenic taham virus sepertitembakau, tomat, dan kentang dikembangkan secara builtin.
5. Tanaman transgenic tahan terhadap seranggadiciptakan dengan mentransfer gen insectisida alamiberasal dari bakteri bacillus thuringiensis yang
5/19/2018 Fieldwork DPT
19/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 17
menghasilkan sejenis protein berupa toksin, sehingga bilatermakan oleh ulat maka ia akan mati
6. Tanaman simbion pathogen serangga. Jika sebuah
gen memerintahkan untuk menghasilkan toksin seranggadimasukkan dalam bakteri tular tanah Pseoudomonas yanghidup berasosiasi dengan sistem perakaran (rhizophere),tanaman tersebut didorong oleh bakteri transgenicsehingga dapat mematikan serangga dan memakanperakarannya.
7. Baculovirus hypervirulen. Manipulasi genetika
dapat meningkatkan virulensi Baculovirus hypervirulensehingga lebih efektif sebagai agens hayati. Baculovirusjuga dapat dimanipulasi untuk menghasilkan protein asinguntuk tujuan therapeutic dan prophylactic.
Sedangkan objek dari penelitian saat ne adalah :Biologi molekuler dari gen kunci yang mengaturperkembangan dan reproduksi
serangga Aspek molekuler dari insectisida biologi
saat ini untuk memecahkan masalah dalamproduksi dan efikasi. Mempelajari hubungan gen dan
gen dari interaksi inang dan pathogen
2.5 Komponen ekosistem
1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam
ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapatdibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen, yang berarti penghasil.
Produsen merupakan organisme yang mampumenghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melaluifotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalahtumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Produsen ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-
5/19/2018 Fieldwork DPT
20/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 18
organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan(heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
b. Konsumen, yang berarti pemakai.Yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zatmakanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yangdibuat oleh organisme lain. Organisme yang secaralangsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijauadalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora seringdisebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yangmendapatkann makanan dengan memangsa herbivora
disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yangmemangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumentingkat ketiga dan seterusnya. Proses makan dandimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantaimakanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini:daun berwarna hijau (Produsen)> ulat (Konsumen I)>ayam (Konsumen II) > musang (Konsumen III) >macan (Konsumen IV/Puncak).
Dalam ekosistem, banyak proses rantai makanan yangterjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan (foodweb) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantaimakanan.
c. Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasadrenik yang berperan menguraikan bahan organik yangberasal dari organisme yang telah mati ataupun hasilpembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya
organisme pengurai, organisme akan terurai danmeresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yangkemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain ituaktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan dipakai dalam proses fotositesis.
(Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi HutanIndonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor, Bogor.)
5/19/2018 Fieldwork DPT
21/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 19
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalamsuatu ekosistem. Komponen abiotik sangat menentukanjenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan.Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air,udara, suhu, dan lain-lain.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untukhidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hiduppada kisaran suhu tertentu.
(Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. )
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari jugamerupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhansebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena airdibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagitumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan danmanusia, air diperlukan sebagai air minum dan saranahidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dantempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnyatanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut danpelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis
5/19/2018 Fieldwork DPT
22/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 20
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yanghidup didalamnya juga berbeda. . Tanah jugamenyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan
organisme, terutama tumbuhan.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
e. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapanjuga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
f. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisilingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara taklangsung menyebabkan perbedaan distribusi organismedi permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hiduppada garis lintang tertentu saja.
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya TerhadapLingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
2.6 Peran PHT dalam ekosistem pertanian
Pengendalian hama terpadu merupakan suatupendekatan ekologi, dengan kata lain PHT merupakanbagian integral dari pengelolaan agro-ecosystem(ekosistempertanian). Ekosistem pertanian memiliki keragamangenetika dan biotik yang lebih rendah dari ekosistem alamisehingga memudahkan peningkatan populasi hama tertentu.
Hal ini lebih nyata dilihat pada tanaman pangan yangbiasanya ditanam pada hamparan yang luas denganmenggunakan varietas tertentu saja tanpa pergilirantanaman.
Orientasi PHT adalah kestabilan lingkungan danpeningkatan pendapatan petani. Meskipun ekosistempertanian keragamannya lebih rendah dari ekosistem alami,namun masih ditemukan jaringan makanan yang sangat
kompleks dan dinamis. Dengan demikian PHT tidak dapat
5/19/2018 Fieldwork DPT
23/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 21
menjadi satu paket yang seragam disetiap tempat dan setiapwaktu, namun peluang menstabilkan ekosistem pertanianmasih cukup besar. Kestabilan ekosistem merupakan
harapan besar manusia dibumi. Paling tidak ada empatperistiwa international yang sangat penting menyangkutkestabilan lingkungan dan perkembangan global yang telahdilakukan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sejak 1992antara lain Konfrensi Lingkungan dan Perkembangan yangpopular dengan Pertemuan Puncak Bumi (Earth Summit) diRio de Jeneiro (1992), Pertemuan Puncak Pangan Dunia diRoma (1996), Pertemuan Puncak Milenium di New York
(2000), Pertemuan Puncak Dunia tentang PerkembanganBerkelanjutan di Johannesburg (2002).
Peningkatan pendapatan sebagai salah satu orientasiPHT harus selalu diperhatikan petani dalam mengambilkeputusan menggunakan suatu tindakan pengendalian.Hanya tindakan yang memberi keuntungan ekonomi yangpatut dilakukan oleh petani. Dir. Perlindungan Tanaman.2003. Pedo-man Rekomendasi Pengendalian Hama
Terpadu pada Tanaman Padi. Dirjen BPTP. 153 hal.
2.7 Faktor penyebab timbulnya peledakan hama dan penyakit
1. penanaman monokultur
Penanaman monokultur merupakan salah satu faktorpeledadakan OPT, Dari teori keanekaragaman hayati kita
mengetahui bahwa linkungan yang memilki keanekaragaman tinggimerupakan lingkungan yang mantap, sedangkan lingkungan yangmemilii keanekaragaman rendah merupakan lingkungan yang tidakmantap. Lingkungan yang mantap adalah lingkungan yang tahanterhadap gangguan dari luar. Penanaman monokultur menyediakantanaman inang bagi OPT dan kurangnya inang bagi musuh alami
2. Iklim
5/19/2018 Fieldwork DPT
24/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 22
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi ledakanpopulasi suatu hama tanaman. Diantaranya adalah kondisi cuacayang menguntungkan. Cuaca dan iklim memiliki pengaruh langsung
terhadap laju pertumbuhan dan kematian suatu jenis serangga.
Pada kondisi yang menguntungkan, laju perkembangantinggi dan kematian rendah. Pengaruh secara tidak langsung adalahpertumbuhan tanaman karena kondisi cuacanya baik. Tanaman jugatumbuh dalam kondisi yang subur, sehingga menjadi tempat yangnyaman untuk perkembangbiakan hama. Bila kondisi cuaca/iklimmenguntungkan bagi pertumbuhan hama dibanding musuh
alaminya, laju pertumbuhan hama akan meningkat. Sebaliknya, bilakondisi lebih menguntungkan untuk musuh alami, pertumbuhanhama akan terhambat.
3.Jarak tanam
Semakin rapat jarak tanam maka menyebabkan kelembabantinggi sehingga dapat menyebabkan semakin cepat berkembangbiaknya patogen dan juga sebagai tempat bersarang (inangnya)
suatu hama. Jadi untuk mencegah meledaknya populasi optsebaiknya jarak antar tanaman tidak terlalu rapat.
4. Penanaman terus menerus
Penanaman terus menerus mengakibatkan terus tersedianyatanaman inang dan juga sumber makanan bagi hama dan penyakitsehingga hama dan penyakit tersebut dapat berkembang biak
secara pesat sehingga peledakan populasi tidak dapat dihindarkan.Sehingga rotasi tanaman perlu dilakukan untuk mencegah hamadan penyakit
5. Pemindahan tanaman ke daerah yang berbeda iklim
Tanaman yang kita inport dari luar negeri yang berbeda iklimberkemungkinan membawa hama dan juga penyakit,tetapi tanamaninang yang dulu didaerah asalnya dapat sebagai pengendali
5/19/2018 Fieldwork DPT
25/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 23
populasi dari pada hama dan juga penyakit tidak ada pada derahyang baru sehingga peledakan populasi tidak dapat di hindarkan
6. Pestisida yang merubah fisiologi tanaman
Penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak sesuaidengan anjuran dan juga tidak tepat sasaran maka hama danpenyakit juga akan mati tetapi beberapa hama ada yang masihbertahan hidup dan juga telur akan berkembang pesat danmengakibatkan peledakan hama yang lebih besar dan juga lebihresistensi terhadap pestisida yang sudah pernah di pakai
7. Hasil pemuliaan tanaman
Hasil pemuliaan tanaman menghasilkan varietas tanamanbaru yang barasal dari persilangan gen. Dapat mengakitbatkantimbulnya jenis hama dan penyakit baru, kemungkinan besardiakibatkan mutasi dari gen. Hama dan penyakit tanaman yangberasal dari hasil pemuliaan tanaman memiliki kekebalan dankekuatan yang lebih tahan daripada hama penykit yang sudah ada
2.8 Metode pengendaliaan opt
Pengendalian OPT adalah penggenangan ataupembakaran lahan untuk memusnahakan gulma serangga danhama invertebrata lainnya, serta pengunaan boneka sawahuntuk mengusir burung-burung. pemanfaatan musuh alami
untuk mengendalikan hama sudah dimulai beberapa ribu tahunsebelumnya. Meskipun demikian demonstrasi pentingyapendekatan ini baru terlihat pada pemanfaatan metodepengendalian biologi untuik melawan serangan kutubersisik (cottony cushion scale). Tetapi kemudian munculwacana penggunaan pestisida kimia, dengan konsep ini sedikitdemi sedikit hama dapat dikendalikan, disamping mempunyaidampak positif terdapat pula dampak negatifnya yaitu
5/19/2018 Fieldwork DPT
26/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 24
penggunaan pestisida kimia pada lahan pertanian yang telahdiketahui, diantaranya: mengakibatkan resistensi hamasasaran, gejala resurjensi hama, terbunuhnya musuh alami,
meningkatnya residu pada hasil, mencemari lingkungan,gangguan kesehatan bagi pengguna (Oka 1995)
2.9 Konsep ambang ekonomi
Ambang ekonomi adalah tingkat populasi terendah yangakan menyebabkan kerugian ekonomi, sebagai landasan untukmelakukan tindakan pengendalian.
Ambang ekonomi adalah suatu tingkat/level kerusakanpenyakit (keparahan penyakit) yang mengharuskan dilakukanpengendalian sehingga penyakit tidak berkembang mencapaiALE. Dengan kata lain AE adalah ambang tindakan (action
threshold). Nilai AE lebih rendah dari ALE, sehingga petanimempunyai kesempatan melakukan tindakan pengendalianuntuk mencegah berkembangnya penyakit mencapai/melebihiALE. Dengan demikian diharapkan tindakan pengendalian yangdilakukan selain menekan penyakit (keparahan penyakit)mencapai level yang dapat menimbulkan kerusakan ekonomi,juga diharapkan bahwa biaya yang dikeluarkan untukpengendalian lebih rendah (setidaknya sama dengan) nilai
kehilangan hasil yang dapat diselamatkan oleh tindakanpengendalian tersebut. Model perkembangan penyakit, baikmonosiklik dan polisiklik r (R) adalah laju perkembanganpenyakit, dimana nilainya bervariasi bergantung pada virulensipatogen, ketahanan tanaman inang, dan lingkungan yangmendukung. Jika xo, r dan ambang kerusakan telah diketahui,maka dapat diprediksikan kapan penyakit akanmencapai/melebihi nilai ambang kerusakan, sehingga petani
5/19/2018 Fieldwork DPT
27/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 25
harus tahu kapan harus melukan tindakan pengendalian (padawaktu yang tepat).
Bab III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Minggu, 11 Desember 2011 ; pukul 07.00 WIB
Tempat : Suatu lahan cabai di Ngijo, Karang Ploso,Kabupaten Malang
5/19/2018 Fieldwork DPT
28/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 26
3.2 Metode kerja
Mencari lahan pertanian dan menemui petani untuk melakukanwawancara
Membuat beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana kondisi Lahan tersebut
2. Tanaman apa saja yang biasa ditanam di lahan tersebut
3. Jenis budidaya yang dilakukan
4. Hama dan Penyakit yang biasanya terdapat di lahan tersebut
5. Pengendalian yang dilakukan
6. Pestisida yang biasa digunakan
7. Kondisi ekonomi para petani
8. Hasil dari tanaman budidaya tersebut
5/19/2018 Fieldwork DPT
29/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 27
Melihat disekitar lahan, Hama, musuh alami, dan penyakit apa
saja yang terdapat
di lahan tersebut
Dokumentasi
Identifikasi hasil
Bab IV
PEMBAHASAN
4.2 Hasil4.2.1 Kondisi lahan
Terdapat sedikit hama pada lahan cabai seluas 10x15meter persegi ini, yaitu lalat buah dan kutu daun.Sedangkan penyakit yang diketemukan adalahanthracnose pada beberapa tanaman dan mozaik cabai.
4.2.2 Sistem budidaya yang dijalankan oleh petaniBerdasarkan wawancara yang dilakukan, petani
melakukan sistem rotasi tanaman, yaitu denganmenanami padi pada musim hujan atau pada saat sawahpemilik mendapat giliran pengairan. Namun saat kering,akan ditanami tanaman hortikultur seperti cabai, terung,tomat dan mentimun.
4.2.3 Hama yang ditemukan di lapanga. Kutu daun
Klasifikasio Kingdom : Animalia
5/19/2018 Fieldwork DPT
30/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 28
o Phylum : Arthropodao Kelas : Insektao Ordo : Hemipterao Famili : Aphididaeo Genus : Aphiso Spesies :Aphis gossypii
Ciri-ciri- Serangannya hampir sama dengan tungau namun
akibat cairan dari daun yang dihisapnyamenyebabkan daun melengkung ke atas, keritingdan belang-belang hingga akhirnya dapat
menyebabkan kerontokan.
Foto lapang
b. Mite
Klasifikasio Kingdom : Animaliao Phylum : Arthropodao Kelas : Arachnidao Ordo : Acariformeso Famili :Pyroglyphidaeo Genus :Dermatophagoideso Spesies : D. pteronyssinus
Ciriciri- Bagian bawah tanaman menjadi berwarna kuning
kemerahan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pyroglyphidae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dermatophagoides&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dermatophagoides&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pyroglyphidae&action=edit&redlink=15/19/2018 Fieldwork DPT
31/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 29
- Bentuk daun menggulung ke bawah dan pucukmengering yang pada akhirnya rontok
- Ukuran mite sangat kecil dengan panjang badan
kurang lebih 0,5 mm- Kulit nya lunak dengan kerangka kitin- Berpotensi sebagai pembawa virus
Foto lapang
4.2.4 Penyakit yang ditemukan di lapanga. antraknose
Klasifikasio Kingdom : Fungio Filum : Deuteromycotinao Kelas : Deuteromyceteso Sub Kelas : Coelomycotidaeo Ordo : Melanconialeso Famili : Melanconiaceaeo Genus : Colletotrichuno
Spesies : C. Gloeosporioides Ciri-ciri
- Menginfeksi jaringan buah tanaman- Membentuk bercak cokelat kehitaman- Buah menjadi kering dan keriput- Pada biji dapat menimbulkan rebah kecambah
Foto lapang
5/19/2018 Fieldwork DPT
32/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 30
b. CMV
Klasifikasio Group : Group IVo Family :Bromoviridae
o Genus :Cucumoviruso Species : Cucumber mosaic virus
Ciri-ciri
Foto lapang
4.2.5 Musuh alami yang ditemukan di lapang
http://en.wikipedia.org/wiki/Bromoviridaehttp://en.wikipedia.org/wiki/Cucumovirushttp://en.wikipedia.org/wiki/Cucumovirushttp://en.wikipedia.org/wiki/Bromoviridae5/19/2018 Fieldwork DPT
33/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 31
a. Laba-laba
Klasifikasio Kerajaan:Animaliao Filum:Arthropodao Kelas:Arachnidao Ordo: Araneae
Ciri-ciri
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagiantubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagiandepan disebut cephalothoraxatauprosoma, yangsebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada(thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebutabdomen(perut) atau opisthosoma. Antaracephalothoraxdan abdomenterdapat penghubungtipis yang dinamaipedicleataupedicellus.
Pada cephalothoraxmelekat empat pasang kaki,
dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasangrahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapatpula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupatangan yang disebutpedipalpus. Pada beberapa jenislaba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasamembesar dan berubah fungsi sebagai alat bantudalam perkawinan.
Laba-laba tidak memilikimulut ataugigi untukmengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupaalat pengisap untuk menyedot cairan tubuhmangsanya.
Foto lapang
http://id.wikipedia.org/wiki/Animaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arthropodahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arachnidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Arachnidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arthropodahttp://id.wikipedia.org/wiki/Animalia5/19/2018 Fieldwork DPT
34/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 32
b. Capung
Klasifikasio Kerajaan:Animaliao Filum:Arthropodao Kelas:Insectao Ordo:Odonata
Ciri-ciriCapung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggapdengan sayap terbuka atau terbentang ke samping.
Foto lapang
4.2.6 Kendala budidaya tanaman oleh petani
http://id.wikipedia.org/wiki/Hewanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arthropodhttp://id.wikipedia.org/wiki/Seranggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Odonatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Odonatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Seranggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arthropodhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hewan5/19/2018 Fieldwork DPT
35/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 33
Kendala yang dirasakan petani adalah pengolahantanah yang sulit, karena tanahnya keras sehingga perlutenaga yang lebih, selain itu, dengan sistem irigasi yang
bergantian dengan lahan warga lainnya ini jugamerupakan kendala bagi budidaya yang dilakukan petaniyang dilakui wawancara. Selain itu, faktor ekonomi jugamenjadi kendala karena petani hanya sebagai buruh sajatidak sebagai pemilik lahan.
4.2.7 Pengendalian OPT oleh petaniHanya pengendalian dengan pestisida yang
dilakukan oleh petani di lahan ini. Pemberian pestisidadilakukan pada waktu sebelum musim hujan datang.Dapat dikatakan, pengendalian ini bersifat preventif.
4.2.8 Kebutuhan pestisida yang digunakan dan teknispenggunaan pestisida oleh petani.Biaya untuk memberikan pestisida tergantung pada
pemilik lahan yang sebenarnya, karena petani ini sebagaipenggarap saja bukan menjadi pemilik, maka biaya untukkeperluan ini tidak selalu sama setiap kali melakukanpenyemprotan. Insektisida Wonder 100 EC konsentrasi0,51,00 CC/Liter.
4.2.9 Kondisi sosial ekonomi petaniBerdasarkan wawancara yang dilakukan, kondisi
sosial ekonomi petani sederhana, namun cukup untukdapat menyekolahkan anaknya. Sebelum menjadi petani,
3 tahun yang lalu menjadi penjual es keliling.
4.3 Pembahasan4.3.1 Penjelasaan kondisi ekosistem yang ditemukan (baik
dari unsur biotik maupun abiotik) serta perbandingandengan literatur.Lahan cabai ini,tanahnya kering dank eras, terlihat
retakan yang berada di antara tanaman cabai, ini akibat
5/19/2018 Fieldwork DPT
36/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 34
dari rotasi tanaman yang dulunya ditanami dengan padi.Namun secara umum, tidak ditemukan suatu hama yangbenar-benar merusak lahan ini sehingga tidak
memerlukan suatu upaya pengendalian dengan pestisida,tanaman yang berpenyakit yang ditemukan juga sedikit.Di sebelah lahan cabai ini, sebernarnya juga terdapatlahan tanaman lainnya, seperti mentimun, tomat danketela pohon. Namun lahan tanaman hortikultur yangdipilih adalah cabai.
4.3.2 Analisis penyebab timbulnya gejala serangan OPT
pada lahan.TImbulnya OPT pada lahan cabai ini dapat
disebabkan oleh cuaca, terutama cabai rentan mengalamikebusukan pada buahnya di musim hujan. Interaksidengan tanaman yang ditanam di petak sebelah cabai inikemungkinan juga menyebabkan timbulnya OPT padacabai, karena suatu OPT dapat menginfeksi tanamanyang masih dalam satu family, di lahan ini terdapat tomat
yang masih satu famili dengan cabai.
4.3.3 Analisis kendala pengendalian OPT dan budidayaoleh petaniKendala pengendalian OPT yang ditemukan sesuai
dengan pernyataan dari petani yaitu keuangan. Keadaankeuangan petani hanya cukup untuk menghidupi keluargasehari hari. Sehingga penambahan biaya untukpengendalian OPT dan budidaya oleh petani tidak dapatdilaksakanakan.
4.3.4 Solusi pengendalian OPT yang dapat diterapkanberdasar konsep PHTSolusi pengendalian OPT yang dapat diterapkan
berdasarkan konsep PHT yaitu dengan menggunakanmetode yang melibatkan varietas tahan. Dengan
5/19/2018 Fieldwork DPT
37/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 35
menggunakan metode ini kita dapat mengendalikan OPTyang terjadi di lahan tanpa menggunakan bahan kimia.Selain itu kita dapat juga memanfaatkan musuh alami
yang sesuai dengan hama yang terdapat di lahan yangdikelola.
Cara lain yang dapat digunakan sesuai dengankondisi lahan yang ditemukan di lapang yaitu denganmenggunakan jarak tanam yang lebar sekitar 65 -70 cmdan ditanam secara zig-zag. Hal ini bertujuan untukmengurangi kelembapan dan sirkulasi udara yang lancar.Ini disebabkan karena jarak antar tanaman semakin lebar.
Selain itu keuntungan lainya dapat mempercepatpertumbuhan buah.
Kultur teknis yang baik diterapkan sesuai dengankondisi lahan dan tanaman budidaya (cabai) yaitupemilihan benih secara selektif yaitu benih cabai yangtahan dengan penyakit antrakhnose. Selain itu dapat jugadilakukan dengan mengambil atau memusnahkan bagiantanaman yang terinveksi dengan catatan tidak merusak
tanaman lain disekitarnya.Metode lain yang dapat digunakan yaitu denganpenggunan pupuk nitrogen misalnya Urea ZA ataupunpupuk daun dengan kandungan N yang tinggi. Langkahterakhir yaitu dengam mengadakan pengelolan drainaseyang baik di musim hujan.
5/19/2018 Fieldwork DPT
38/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 36
Bab V
PENUTUP
5.2 KesimpulanDari hasil fieldwork yang kami laksanakan di desa Ngijo
Kabupaten Malang dengan tipe tanaman hortikultura, dapatdisimpulkan bahwa :
1. Pada lahan 10x15 m ditemukan OPT seperti kutudaun dan mite serta musuh alami berupa capung dan
laba-laba, penyakit anthraknose dan CMV.2. Pengendalian yang dilakukan oleh petani yaitu dengan
menggunakan pestisida yang dosisnya tidak akurat.3. Pengendalian berdasarkan konsep PHT yang sesuai
dengan keadaan sosek petani adalah pengaturanjarak tanam, drainase dan mengambil ataumemusnahkan bagian tanaman yang terinveksidengan catatan tidak merusak tanaman lain
disekitarnya.
5/19/2018 Fieldwork DPT
39/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 37
5.2 Saran
Kultur teknis yang baik diterapkan sesuai dengan kondisi
lahan dan tanaman budidaya (cabai) yaitu pemilihan benihcabai yang tahan dengan penyakit antrakhnose. Selain itudapat juga dilakukan dengan mengambil atau memusnahkanbagian tanaman yang terinveksi dengan catatan tidakmerusak tanaman lain disekitarnya.
5.5 Kesan selama praktikumPraktikum DPT lebih baik dilakukan secara langsung di
lapang, tidak dilakukan di laboratoriu untuk melihatkenyataan yang terjadi di lapang secara aktual.
5.6 Kesan untuk asistenAsisten sangat membantu dalam praktikum dan
pengerjaan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya TerhadapLingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mangoen dihardjo, s 1983. Pengendalian hayati. Jurusan Ilmu Hama
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Reichelderfer, K.H dan D.G. Battrell, 1985Evaluating the economicsociologieal implication of agricultural pest and their contro. Cropport 4 (3) : 281- 297
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. SanDiego. California.
5/19/2018 Fieldwork DPT
40/40
Laporan Fielwork Dasar Perlindungan Tanaman Page 38
Serech, 2006. Majalah Kampus Cultivar Sekolah Tinggi PenyuluhanPertanian Yogyakarta, yogyakarta
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia.Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP, jurluhtan,yogyakarta
Untung, K. 1993. Konsep pengendalian hama terpadu. Andi offset,yogyakarta. 150 hlm