Post on 03-Mar-2019
KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH
OLEH KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik
Oleh :
Oleh :
WISNU WARDHANI
NIM 6661 102419
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
WISNU WARDHANI, 6661 102419. Skripsi. Kualitas Pelayanan Pembuatan
Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang.
Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik.
Pembimbing I Arenawati, M.Si., Pembimbing II Listyaningsih, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan peneliti untuk melihat sejauhmana
kualitas pelayanan pembuatan sertifikat tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Serang. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Kurang ramahnya
pegawai dalam mengurusi sertifikat yang diajukan oleh pemohon; 2). Pegawai
kurang responsif terhadap keluhan dan pertanyaan yang diajukan oleh pemohon
sertifikat tanah; 3). Minimnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pelaksanaan pelayanan pengurusan sertifikat tanah tersebut; 4). Munculnya
oknum (calo) yang bisa membantu memuluskan pembuatan sertifikat dengan
cepat dengan biaya yang cukup tinggi. Metode penelitian adalah Kuantitatif.
Krajewski dan Ritzman dalam Wibowo, mengatakan bahwa pelanggan melihat
kualitas dari dimensi, dimensi yang dimaksud sebagai berikut : 1). Conformance
to Specifications; 2). Value; 3). Fitness for Use; 4). Support; 5). Psychological
Impressions. Hipotesis awal: Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang kurang dari 65%. Analisis
data menggunakan uji t-test satu sampel. Hasil penelitian yaitu Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang rendah tidak berjalan dengan optimal karena hanya mencapai angka
62,31%. Saran :1. Sosialisasi yang harus dilakukan secara gencar kepada
masyarakat mengenai prosedur pelayanan pembuatan sertifikasi tanah beserta
biaya nya agar tidak ada kebingungan mengenai pelayanan ini; 2. Sumber daya
manusia yang bertugas disarankan untuk bisa lebih meningkatkan kompetensinya
agar maksimal dalam pelayanan; 3. Daya tanggap petugas agar lebih ditingkatkan
sehingga memperlancar dalam pelayanan; 4. Peningkatan infrastruktur yang
menunjang dalam proses pelayanan sehingga meningkatkan mutu pelayanan.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Pelayanan Publik
ABSTRACT
WISNU WARDHANI, 6661 102419. Thesis. Quality of Service of Certificate of
Land by Office of National Land Agency of Serang Regency. Study Program of
State Administration Science. Faculty of Social and Political Sciences.
Advisor I Arenawati, M.Si., Advisor II Listyaningsih, M.Si.
This research is motivated by the desire of researchers to see how far the quality
of land certificate service by the Land Office of Serang Regency. The problems in
this research are: 1). Lack of friendly staff in handling the certificate filed by the
applicant; 2). Employees are less responsive to complaints and questions posed by
applicants for land certificates; 3). The lack of facilities and infrastructure that
support the implementation of the land certificate service; 4). The emergence of
elements (brokers) that can help smooth the creation of certificates quickly at a
fairly high cost. The research method is quantitative. Krajewski and Ritzman in
Wibowo, said that customers see the quality of the dimensions, the dimensions are
as follows: 1). Conformance to Specifications; 2). Value; 3). Fitness for Use; 4).
Support; 5). Psychological Impressions. Initial hypothesis: Quality of Service of
Certificate of Land by Office of National Land Agency of Serang Regency less
than 65%. Data analysis used one sample t-test. The result of the research is the
Quality of Service of Certificate of Land by the Office of National Land Agency
of Serang regency is not running optimally because it only reaches 62,31%.
Suggestion: 1. Socialization must be done vigorously to the community regarding
the procedure of land certification service and its costs so that there is no
confusion about this service; 2. Human resources in charge suggested to be able to
further improve its competence to maximize in service; 3. Responsiveness of
officers to be more improved so that smoothly in service; 4. Improved
infrastructure that supports the service process so as to improve the quality of
service.
Keywords: Quality of Service, Public Service
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin peneliti
panjatkan kehadirat ALLAH SWT, serta shalawat serta salam selalu tercurahkan
untuk Nabi Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya, karena dengan ridho,
rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah sehingga akhirnya peneliti
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KUALITAS PELAYANAN
PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH OLEH KANTOR BADAN
PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN SERANG.
Dengan selesainya Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang senantiasa selalu mendukung
peneliti dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Maka peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos. M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukroman, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta selaku
Dosen Pembimbing II yang membimbing dan membantu peneliti dalam
penyusunan skripsi, terima kasih atas arahan dan pembelajarannya.
7. Riswanda, Ph.D, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .
8. Arenawati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing dan
membantu peneliti dalam penyusunan skripsi, terima kasih atas arahan dan
pembelajarannya.
9. Semua Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah
membekali ilmu dan pengetahuan selama perkuliahan.
10. Kedua Orang tua tercinta dan adik tersayang yang telah memberikan dorongan
semangat dan nasehatnya, keluarga peneliti tercinta terima kasih atas segenap
perhatian dan motivasinya, canda tawa serta dukungannya untuk peneliti.
11. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuanganku di Prodi Ilmu
Administrasi Negara FISIP Untirta 2010 yang tak bisa kusebutkan satu
persatu.
Akhir kata peneliti berharap dan berdoa kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini mendapat imbalan dari
Allah SWT serta peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
iii
dalam Skripsi ini sehingga peneliti dengan rendah hati menerima masukan dari
semua pihak agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan peneliti
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada
pembaca umumnya.
Serang, Juli 2017
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 11
1.3. Batasan Masalah ........................................................................... 12
1.4. Perumusan Masalah ...................................................................... 12
1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 12
1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12
1.7. Sistematika Penulisan ................................................................... 13
v
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
2.1. Deskripsi Teori .............................................................................. 15
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 27
2.3. Kerangka Berfikir ......................................................................... 28
2.4. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ......................................................................... 33
3.2. Ruang Lingkup dan Fokus Penelitian ........................................... 33
3.3. Lokasi Penelitian ........................................................................... 34
3.4. Variabel Penelitian ........................................................................ 34
3.5. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
3.6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
3.7. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39
3.8. Teknik Pengolahan dan Analiisis Darah ....................................... 41
3.9. Jadwal Penelitian .......................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 46
4.2. Deskripsi Data ............................................................................... 52
4.3. Persyaratan Pengujian Statistik ..................................................... 53
4.4. Analisis Data ................................................................................. 57
4.5. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 101
4.6. Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................... 104
4.7. Pembahasan ................................................................................... 105
vi
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 111
5.2. Saran ............................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah prioritas utama yang
seharusnya dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Tujuannya
adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk
mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya yang mesti dilakukan adalah
menciptakan pelayanan publik yang prima dan dapat dijangkau oleh setiap lapisan
masyarakat.
Masyarakat sebagai pihak yang secara langsung memberikan mandat
kepada pemerintah mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dari
pemerintah. Pelayanan publik sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan hak-hak
dasar masyarakat merupakan salah satu fungsi penting pemerintah. Fungsi
pelayanan publik merupakan aktualisasi riil yang diberikan kepada masyarakat
oleh pemerintah. Peran pemerintah diharapkan terwujud dalam pemberian
berbagai jenis pelayanan yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pelayanan pemerintah pada umumnya dicerminkan oleh kinerja birokrasi
pemerintah. Kinerja birokrasi dalam penyelenggara pelayanan publik yang dapat
menjadi tolok ukur dalam keberhasilan suatu organisasi dalam hal mencapai
tujuan.
Pada hakikatnya penyelenggaraan pelayanan publik merupakan kewajiban
negara untuk memberikan pelayanan publik kepada setiap warga negara dan
1
2
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka
pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas
pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan
harapan dan tuntutan seluruh warga dan penduduk tentang peningkatan pelayanan
publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara
dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih
banyak dijumpai kekurangan sehingga jika dilihat dari segi kualitas masih jauh
dari yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan masih munculnya
berbagai keluhan masyarakat mengenai pelayanan publik yang tidak memuaskan.
Jika kondisi ini tidak direspon oleh pemerintah maka akan dapat menimbulkan
citra yang kurang baik mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani
masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
Penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang
belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan diberbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh
ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi
luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu,
tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan
3
global yang dipicu oleh kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, informasi,
komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.
Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut perlu
disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus menerus dan
berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan, untuk membangun
kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai,
persepsi dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan sesuai
dengan harapan dan cita-cita tujuan nasional. Di dalam memasuki era
pengembangan pelayanan, penyedia jasa pelayanan publik terus mengupayakan
perbaikan usahanya. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk ketiga
terbesar, memiliki tantangan yang luar biasa dalam melayani masyarakatnya,
baik dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan perbaikan
pelayanan publik, pemerintah perlu melakukan proses evaluasi terhadap instansi-
instansi yang banyak mendapat keluhan dari masyarakat tentang kualitas
pelayanannya.
Ditinjau dari kebutuhan masyarakat, pelayanan publik sangatlah penting,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik. Pelayanan dalam bentuk
barang publik dapat berupa fasilitas-fasilitas yang menunjang kehidupan
masyarakat seperti jalan raya, air bersih dan lain sebagainya. Semakin tinggi
4
kualitas pelayanan dalam bentuk barang publik maka kehidupan masyarakat
akan baik, artinya tidak ada masalah yang menghambat dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari. Sementara pelayanan dalam bentuk jasa sangat dibutuhkan
masyarakat, seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan serta penyelenggaraan
transportasi.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada kekuasaan yang
amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya
untuk memberikan pelayanan publik yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini lebih dikarenakan pada kenyataan bahwa birokrasi dan para
pejabatnya lebih menempatkan dirinya sebagai penguasa daripada sebagai
pelayan masyarakat. Akibatnya, berpengaruh pada sikap dan perilaku birokrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang cenderung mengabaikan aspirasi
dan kepentingan masyarakat.
Bukan rahasia umum lagi apabila ingin mendapatan pelayanan yang
diistimewakan maka harus ada faktor kedekatan khusus dengan pelayan birokrasi.
Hal-hal inilah yang mengakibatkan akses yang diperoleh terhadap pelayanan dan
kualitas pelayanan publik yang diterima masyarakat sering berbeda bergantung
pada kedekatannya dengan elit birokrasi atau elit politik. Perilaku seperti inilah
yang sering mengusik rasa keadilan dalam masyarakat yang merasa diperlakukan
secara tak wajar oleh birokrasi publik.
Melihat fenomena-fenomena tersebut serta kondisi masyarakat yang kritis
saat ini, hendaknya birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik
yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu,
5
responsif dan adaptif, serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam
arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk secara aktif
menentukan masa depannya sendiri. Birokrasi dalam melakukan berbagai
kegiatan perbaikan pelayanan diharapkan lebih berorientasi pada kepuasan
pelanggan, yakni masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai apabila perubahan
paradigma terjadi yaitu birokrasi pelayanan menempatkan masyarakat sebagai
pengguna jasa dalam pemberian pelayanan.
Pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN) merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Berdasarkan keputusan Kepala Badan Nasional No.6 Tahun 2001,
Badan Pertanahan Nasional (BPN) bertugas melaksanakan tugas pemerintah
dibidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang- Undang Pokok Agraria. Negara
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat mengusai tanah, dalam arti
mempunyai wewenang mengatur penguasaan dalam memimpin penggunaannya
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 yang Menyebutkan bahwa : “Bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.
Seperti yang kita ketahui, banyak permasalahan pertanahan dimana
masyarakat secara tidak sah atau tanpa izin mempergunakan tanah untuk
pemukiman ataupun lahan usaha. Oleh sebab itu, pengadaan sertifikat tanah
6
memberikan solusi untuk masyarakat bagaimana mempergunakan tanah secara
legal. Dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional merupakan sarana untuk
memberikan pelayanan pada masyarakat untuk membuat sertifikat tanah.
Reformasi dibidang agraria dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan
pertanahan agar menjadikan pelayanan lebih efisien, efektif, responsif, dan
transparan serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria pasal 19 ayat 1, untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah
diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan khususnya
dalam mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan pedaftaran tanah serta untuk
menghilangkan anggapan masyarakat bahwa pengurusan sertifikat itu lama,
berbelit-belit dan mahal, maka pemerintah dituntut untuk lebih aktif dan tidak
hanya bersifat menunggu pada masyarakat yang ingin mendaftarkan tanahnya.
Dengan demikian pemerintah wajib mendaftarkan seluruh bidang tanah di wilayah
Indonesia baik dengan pendekatan sistematik dan sporadik.
Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten.
Ibukotanya adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahanya masih berada di
Kota Serang. Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan
dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di
timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat. Kabupaten Serang
terdiri dari 28 Kecamatan dan 246 Kelurahan dengan luas wilayah 1.467,39 km2.
7
Dengan kepadatan penduduk 1.070,73 jiwa/km2. Menurut data Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Serang, tanah yang sudah terdaftar yang
dibuktikan sesuai jumlah buku tanah yang dibuat oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang yaitu 645.521 bidang dari 28 kecamatan. Buku tanah
merupakan dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik
suatu obyek pendaftaran yang sudah ada haknya.
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang, merupakan sarana
pelayanan masyarakat dalam membuat sertifikat tanah di wilayah Kabupaten
Serang. Sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat, diharapkan
pegawai Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas terhadap para pengguna pelayanan. Selama ini pada
umumnya masyarakat beranggapan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparatur
pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang dan bahkan tidak berkualitas ini
dapat diketahui bahwa masih banyak keluhan masyarakat terhadap aparatur
pemerintah dalam hal pelayanan publik.
Dari observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa
permasalahan terkait pelayanan pengurusan sertifikat tanah pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Serang. Permasalahan pertama, kurang ramahnya
pegawai dalam mengurusi sertifikat yang diajukan oleh pemohon. Beberapa kali
peneliti melakukan observasi, pemohon sertifikat tanah mengeluhkan kurang
ramahnya pegawai dalam mengurusi pembuatan sertifikat tersebut. Dari
observasi, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Idris asal Kecamatan
Pontang yang akan mengurusi sertifikat tanahnya yang dijadikan area persawahan
8
dan budidaya ikan. Menurut beliau: “Sikap yang kurang ramah ditunjukkan oleh
pegawai di kantor Badan Pertanahan Nasional. Saya meminta informasi terkait
persyaratan apa saja yang mesti dilengkapi tapi mendapatkan respon kurang baik
dan berbelit-belit.” (Wawancara pada 15 November 2016 Pukul: 10.20 WIB). Hal
yang sama juga dikatakan oleh Bapak Minto asal Kecamatan Carenang.
Menurutnya : “Seharusnya sebagai abdi masyarakat tidak seperti itu, harus bisa
memberikan contoh yang baik untuk masyarakat dengan selalu ramah pada
masyarakat.” (Wawancara pada 15 November 2016 Pukul: 10.50 WIB)
Permasalahan kedua yang peneliti temukan adalah bahwa para pegawai
kurang responsif terhadap keluhan dan pertanyaan yang diajukan oleh pemohon
sertifikat tanah. Dari Bapak Idris, peneliti memperoleh informasi bahwa untuk
memperoleh informasi yang lengkap terkait persyaratan pengurusan sertifikat
tanah, dia harus 3 kali datang ke Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang ini. Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila pegawai merespon dengn baik
terhadap pemohon.
Permasalahan ketiga, adalah minimnya sarana dan prasarana yang
menunjang dalam pelaksanaan pelayanan pengurusan sertifikat tanah tersebut.
Ruang tunggu yang disediakan pihak Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Serang kurang memadai dan kurang terawat untuk digunakan
menunggu antrian. Selain itu, dari pantauan peneliti dalam pelaksanaan pelayanan
banyak pemohon yang berdiri mengingat minimnya kursi tunggu yang disediakan.
Hendaknya hal ini segera diperbaiki mengingat pentingnya pelayanan dalam
pengurusan sertifikat tanah.
9
Permasalahan keempat, adalah pelayanan yang berbelit-belit sehingga
pembuatan sertifikat yang seharusnya terbit pada waktu 98 hari (berdasarkan
Peraturan Kepala BPN No 1 tahun 2010) setelah dokumen lengkap bisa mundur
beberapa hari dari jangka waktu tersebut. Hal ini peneliti ketahui dari wawancara
dengan Bapak Lutfi asal Kecamatan Anyar yang akan mengurusi sertifikat
tanahnya. Menurut beliau: “Kalo dihitung dari awal mengurus sertifikat ini, dari
mulai kelengkapan berkas. Dihitung-hitung hampir mencapai 6 bulan.”
(Wawancara pada 17 Februari 2017 Pukul: 14.05 WIB).
Permasalahan kelima, munculnya oknum yang bisa membantu
memuluskan pembuatan sertifikat dengan cepat dengan biaya yang cukup tinggi.
Padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 Tentang Jenis Dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tarif
pengurusan sertifikasi dan pengukuran luas bidang tanah sudah ditentukan dengan
besaran yang disesuaikan dengan luas tanahnya (PP No. 128 Tahun 2015 Tentang
Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terlampir). Hal
ini tentulah meresahkan bagi pemohon yang ingin melalui jalur yang sudah
ditetapkan. Akan tetapi dari pantauan peneliti, memang banyak pemohon yang
menggunakan jalur calo tersebut karena proses pembuatan sertifikat prosesnya
cukup lama dan melelahkan.
Dari berbagai ulasan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kualitas pelayanan pembuatan sertifikat tanah yang diberikan oleh pihak
10
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang, dengan mengambil judul
penelitian “Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi di Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Serang, maka permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Kurang ramahnya pegawai dalam mengurusi sertifikat yang diajukan
oleh pemohon;
2. Pegawai kurang responsif terhadap keluhan dan pertanyaan yang
diajukan oleh pemohon sertifikat tanah;
3. Minimnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan
pelayanan pengurusan sertifikat tanah tersebut;
4. Pelayanan yang berbelit-belit sehingga pembuatan sertifikat yang
seharusnya terbit pada waktu 98 hari (berdasarkan Peraturan Kepala
BPN No 1 tahun 2010) setelah dokumen lengkap bisa mundur
beberapa hari dari jangka waktu tersebut;
5. Munculnya oknum (calo) yang bisa membantu memuluskan
pembuatan sertifikat dengan cepat dengan biaya yang cukup tinggi.
11
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat
Tanah oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang peneliti paparkan di atas, maka hal
yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kualitas
Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Serang.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan keilmuan dan pengetahuan dalam dunia akademis pada
jurusan Ilmu Administrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan
manajemen publik pada lembaga pelayanan publik milik pemerintah.
12
b. Secara Praktis
Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan
kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama
mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya peneliti
dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan peneliti
selanjutnya.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan gambaran tentang ruang lingkup
masalah yang akan diteliti dan merupakan dasar penelitian yang dilakukan.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah hubungan antara tema dan fenomena yang
dikaitkan yang selanjutnya akan diteliti dan di pelajari dalam penelitian
atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah lebih difokuskan pada masalah yang akan diajukan
dalam rumusan masalah yang akan diteliti.
13
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan
dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang apa yang ingin dicapai oleh
peneliti dalam melakukan penelitian.
1.6 Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari tujuan dilakukannya
penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan susunan penulisan penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori yang memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang
relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian untuk memperoleh
konsep yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Bagian ini memaparkan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka pemikiran yaitu menggambarkan alur pemikiran penelitian
sebagai tahapan dari proses penelitian.
14
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara peneliti terhadap
permasalahan yang akan diteliti sebelum teruji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan penelitian, yaitu survei
atau teknik yang digunakan dalam penelitian ini.
3.2 Instrumen Penelitian
Proses penyusunan dan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
melakukan penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel
Menjelaskan jumlah populasi dan sampel serta metode sampel yang akan
digunakan dalam penelitian.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik pengolahan data yang digunakan serta menjelaskan
cara menganalisis data.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Menjelaskan lokasi penelitian dan jadwal penelitian secara rinci beserta
tahapan penelitian selama penelitian dilakukan.
15
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam penelitian ini merupakan acuan uraian yang
sistematis tentang teori-teori yang di terapkan dalam penelitian menurut pendapat
pakar atau penulis dan buku, hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Deskripsi teori ini berisi tentang beberapa penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah (Sugiyono, 2005: 63).
Oleh karena itu peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang digunakan
sebagai acuan dalam mengkaji penelitian. Pada deskripsi teori ini dikemukan
teori-teori tentang pelayanan publik.
2.1.1. Pelayanan Publik
Dalam Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, pelayanan publik didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
15
16
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas
seseorang, sekelompok dan atau organisasi baik langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan. Monir dalam Pasalong (2011:128),
mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (1993), mengemukakan bahwa
pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan dalam bentuk barang
atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Sementara pelayanan publik menurut Sinambela (2006:5) adalah
“sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu
produk secara fisik.”
Menurut Kurniawan (2005:6) yaitu pemberian pelayanan
(melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang telah ditetapkan. Pada dasarnya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya membutuhkan orang lain, jadi pelayanan dan kegiatan yang
bertujuan membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan
orang lain. Sehingga pelayanan senantiasa berhubungan dengan
kepentingan publik.Pelayanan yang didambakan masyarakat tentunya
adalah pelayanan yang dapat memenuhi harapan mereka.Sehingga adanya
17
kepuasan dari masyarakat atas pelayanan yang diberikan baik pelayanan
yang diberikan instansi pemerintah maupun swasta.
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
penerima pelayanan.Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi
dan atau penerima pelayanan.
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang
berkualitas dari birokrat, meskipun tuntuan tersebut sering tidak sesuai
dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi
selama ini masih bercirikan: berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan
sebagai pihak yang “melayani” bukan yang di layanai. Oleh karna itu,
pada dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan
mengembalikan dan mendudukan “pelayan” dan yang “dilayani” ke
pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada
masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap
Negara, meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan
masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya haruslah
memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.
Moenir dalam Pasolong (2010:128), mengatakan bahwa pelayanan
adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara
langsung. Pelayanan publik menurut Sinambela dalam Pasolong
18
(2010:128), adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sejumlah Manusia yang memiliki setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk
secara fisik.
Pelayanan publik menurut Roth (1926:1) dalam Pasolong
(2010:129), adalah sebagai berikut:
“Pelayanan publik didefinisikan sebagai layanan yang tersedia
untuk masyarakat, baik secara umum (seperti di museum) atau
secara khusus (seperti di restoran makanan). Pelayanan publik yang
adil dan dapat dipertanggung-jawabkan menghasilkan kepercayaan
publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan
kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah
yang baik.”
Dalam Wikipedia, Pelayanan publik adalah istilah untuk layanan
yang disediakan oleh pemerintah kepada warga negaranya, baik secara
langsung (melalui sektor publik) atau dengan membiayai pemberian
layanan swasta. Istilah ini dikaitkan dengan konsensus sosial (biasanya
diwujudkan melalui pemilihan demokratis), yaitu bahwa layanan tertentu
harus tersedia untuk semua kalangan tanpa mamandang pendapatan
mereka. Bahkan apabila layanan-layanan umum tersebut tersedia secara
umum atau dibiayai oleh umum, layanan-layanan tersebut, karena alasan
politis atau sosial, berada di bawah peraturan/regulasi yang lebih tinggi
daripada peraturan yang berlaku untuk sektor ekonomi. Istilah layanan
publik juga merupakan istilah lain untuk layanan sipil.
19
Pelayanan menurut Kotler dalam Sinambela (2006:4), adalah
“setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik”. Sedangkan Lukman dalam Sinambela (2006:5),
berpendapat bahwa pelayanan adalah “suatu kegiatan atau urutan kegiatan
yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain
atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan”.
Pendapat lain mengenai pelayanan dikemukakan oleh Granross
dalam Ratminto & Winarsih (2006:3):
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen
/pelanggan”.
Pelayanan publik menurut Sinambela (2006:5), adalah “pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara”.
Pelayanan berkaitan erat dengan masyarakat, sehingga pelayanan lebih
dikenal dengan istilah pelayanan publik. Publik berasal dari bahasa Inggris
Publik yang berarti masyarakat, umum dan negara. Kata publik dalam
bahasa Indonesia diartikan sebagai umum, orang banyak dan ramai.
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat. Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Pemerintahan No. 63/KEP/M.PAN/2003 tanggal 10 Juli 2003,
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
20
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan
Kep.MENPAN No. 63/2003 penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi
azas-azas sebagai berikut (Sinambela 2006:6):
1. Transparansi; bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang memerlukan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas; dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional; sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berprinsip pada efesiensi
dan efektifitas.
4. Partisipatif; mendorong peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan publik dengan memperhatikan
aspirasi , kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak ; tidak deskriminatif, dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban; pemberi dan penerima
pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-
masing.
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 (Ratminto
dan Atik Septi Winarsih (2005:18)) standar pelayanan sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Prosedur Pelayanan, prosedur pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian, waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak
saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian
pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan, biaya atau tariff pelayanan termasuk
rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Sarana dan Prasarana, penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik,
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, kompetensi petugas
pemberi palayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan
21
pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang
dibutuhkan.
Sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Kepmen PAN) No. 63/2003 prinsip penyelenggaran pelayanan adalah
sebagai berikut (Ratminto & Winarsih 2006: 22):
a. Kesederhanaan; prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,
mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan; mencakup kejelasan dalam hal: (1) persyaratan
teknis dan administratif pelayanan publik; (2) unit kerja/pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik; (3) rincian biaya pelayanan
publik dan tatacara pembayaran.
c. Kepastian waktu; pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi; produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat,
dan sah.
e. Keamanan; proses dan produk pelayanan publik memberikan
rasa aman dan kepastian hukum.
f. Tanggung jawab; pimpinan penyelenggara pelayanan publik /
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana; tersedianya sarana
prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk sarana telematika.
h. Kemudahan akses; tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan
memanfaatkan teknologi telematika.
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan; pemberi pelayanan
harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta ikhlas
dalam memberi pelayanan.
j. Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, serta disediakan fasilitas
pendukung seperti tempat parkir, toilet, tempat ibadah, dll.
22
2.1.2. Kualitas
Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti
relatif karna bersifat abstrak, kualitas dapat di gunakan untuk menilai atau
menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau
spesifikasinya, bila persyaratan atau spesifikasinya itu terpenuhi berarti
kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat di katakan baik, untuk
menentukan kualitas memerlukan indikator karena spesifikasi yang
merupakan indikator harus dirancang, kualitas secara tidak langsung
merupakan hasil rancangan yang tidak tertutup kemungkinan untuk di
perbaiki atau ditingkatkan.
Sedangkan kualitas menurut Tjiptono dalam Pasolong (2010:132),
adalah : 1) kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan; 2) kecocokan
pemakaian; 3) perbaikan atau penyempurnaan keberlanjutan; 4) bebas dari
kerusakan; 5) pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap
saat; 6) melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, 7) sesuatu
yang bisa membahagiakan pelanggan.
Kemudian Kotler dalam Arief (2007:117), mendefinisikan kualitas
adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat. Melalui pengertian ini terlihat bahwa suatu
barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila dapat memenuhi ekspektasi
konsumen akan nilai produk tersebut. Artinya, mutu merupakan salah satu
faktor yang menentukan penilaian kepuasan konsumen.
23
Menurut Pasolong (2010:132), mutu sebenarnya tidak dapat di
ukur karena merupakan hal yang maya (imaginer) jadi bukan suatu
besaran yang terukur.Oleh sebab itu, perlu di buat indikator yang
merupakan besaran yang terukur demi untuk menentukan kualitas baik
produk maupun jasa. Berbagai upaya dilakukan untuk membuat indicator
yang terukur dan cocok bagi masalah penentuan kualitas sedemikian rupa
sehingga pembuat produk atau pelayanan jasadan pengontrolan
kualitasnyaterjamin keterlaksanaannya.
Pelanggan mendefinisikan kualitas dengan berbagai cara. Kualitas
didefinisikan sebagai memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Heizer
dan Render dalam Wibowo (2007:271), mendefinisikan kualitas sebagai
kemampuan produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan. Russell
dan Taylor dalam Wibowo (2007:272), dikatakan pula sebagai totalitas
tampilan dan karakteristik produk atau jasa yang berusaha keras dengan
segenap kemampuannya memuaskan kebutuhan tertentu.
Sedangkan Krajewski dan Ritzman dalam Wibowo (2007:272),
mengatakan bahwa pelanggan melihat kualitas dari dimensi, dimensi yang
dimaksud sebagai berikut :
1. Conformance to Specifications
Kualitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan spesifikasi yang
ditawarkan. Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan spesifikasi juga
perlu, walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang tidak dapat
disentuh.Spesifikasi untuk operasi jasa berkaitan dengan
pengiriman barang pada waktunya atau kecepatan dalam
memberikan tanggapan terhadap keluhan pelanggan.
2. Value
Value atau nilai menunjukan seberapa baik produk atau jasa
mencapai tujuan yang dimaksudkan pada harga yang pelanggan
24
bersedia membayar.Kualitas diukur dari harga yang dibayar untuk
produk atau jasa.
3. Fitness for Use
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik produk
atau jasa mewujudkan tujuan yang dimaksudkan. Pelanggan
mempertimbangkan fitur mekanis produk atau kenyamanan
pelayanan.
4. Support
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk atau
jasa sangat penting bagi pelanggan, seperti halnya kualitas produk
dan jasa itu sendiri.
5. Psychological Impressions
Pelanggan mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar kesan
psikologism : iklim, citr, atau estetika. Dalam pelayanan, dimana
terdapat kontak langsung dengan penyelenggara, penampilan dan
tindakan penyelenggara sangat penting.
2.1.3. Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan mengandung pengertian setiap kegiatan atau manfaat
yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak pula berakibat kepemilikan sesuatu (Kotler 1999:
83). Dari definisi di atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan adalah ciri,
karakteristik atau sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh
pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut
Wyckof, Lovelock (1988) dalam Tjiptono (2004 : 59), kualitas pelayanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
Lain halnya Master dalam Sinambela (2011:7), mengemukakan
berbagai hambatan dalam pengembangan sistem manajemen kualitas:
1. Ketiadaan komitmen dari manajemen.
2. Ketiadaan pengetahuan dan kekurangpahaman tentang
manajemen kualitas bagi aparatur yang bertugas melayani.
25
3. Ketidakmampuan aparatur mengubah kultur yang
mempengaruhi kualitas manajemen pelayanan pelanggan.
4. Ketidaktepatan perencanaan manajemen kualitas yang
dijadikan pedoman dalam pelayanan pelanggan.
5. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan belum
dioptimalkan.
6. Ketidakmampuan membangun learning organization, learning
by the individualsdalam organisasi.
7. Ketidaksesuaian antara struktur organisasi dengan kebutuhan.
8. Ketidakcukupan sumber daya dan dana.
9. Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi
karyawan.
10. Ketidaktepatan mengadopsi prisnsip manajemen kualitas ke
dalam organisasi.
11. Ketidaktepatan dalam memberikan perhatian pada pelanggan,
baik internal maupun eksternal.
12. Ketidaktepatan dalam pemberdayaan dan kerjasama.
Menurut Kotler (2007:18), pelayanan atau service adalah sebuah
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun.
Disisi lain Ratminto dan winarsih (2010:2), mengemukakan
definisi pelayanan sebagai suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal–hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan Konsumen atau Pelanggan.
Dari hal diatas yang sudah didefinisikan dapat diketahui bahwa ciri
pokok pelayanan menurut Moenir (2006:48), adalah tidak dapat dilihat
dengan kasat mata serta tidak bisa diraba dan melibatkan upaya manusia
26
(masyarakat) atau sarana dan prasarana lain yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan.
Agar pelayanan dapat memuaskan seseorang atau kelompok orang
yang dilayani oleh penyelenggara pelayanan, maka tenaga medis yang
bertugas melayani harus memenuhi empat kriteria pokok Moenir
(2006:197):
1. Tingkah laku yang baik.
2. Cara penyampaian sesuatu yang berkaitan dengan apa yang
seharusya diterima oleh orang yang bersangkutan.
3. Waktu menyampaikan yang tepat.
4. Keramahtamahan.
Standar pelayanan menurut Moenir (2006:124), yaitu kesadaran
pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas/pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, membawa dampak sangat positif terhadap organisasi
dan tugas/pekerjaan itu sendiri, maka akan menjadi sumber kesungguhan
dan disiplin dalam melaksanakan tugas/pekerjaan, sehingga hasilnya dapat
diharapkan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan baik dalam
perwujudan standar pelaksanaan pelayanan maupun standar operasional
pelayanan.
2.1.4. Dimensi-dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Zaithnamal-Parasurman-Bery dalam buku mereka
Delivering Quality Service yang dikutip Pasolong (2011:135), untuk
mengetahui kualitas pelyanan yang disarankan secara nyata oleh
konsumen, ada indicator ukuran kepuasan konsumen yang terletak pada
27
lima dimensi kualitas pelayanan menurut apa yang dikatakan konsumen,
kelima dimensi servqual tersebut yaitu:
1) Bukti fisik (tangible) adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan
dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi
fasilias fisik, (misal: gedung, gudang dan lain lain), perlengkapan
dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
2) Keandalan (Reliability) yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
konsumen yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama
untuk semua konsumen tanpa kesalahan, dan sikap yang simpatik.
3) Daya tanggap (Responsiveness) suatu kebijakan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
konsumen, dengan menyampaikan informasi yang jelas.
4) Jaminan dan kepastian (Assurance) adalah pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada
perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi, keamanan, kredibilitas, kompetensi dan sopan
santun.
5) Empati (Emphaty) dengan memerikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para
konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang konsumen untuk memahami kebutuhan
secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman
bagi konsumen.
2.2. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan di cantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca diantaranya:
1. Skripsi Widya Rachmawati (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
tahun 2011 yang berjudul “Kualitas Pelayanan Administrasi
28
Pembuatan Sertifikat Tanah Pada Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kota Tangerang”. Metode dalam skripsi ini adalah metode
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan
Administrasi Pembuatan Sertifikat Tanah Pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Nasional Kota Tangerang sudah baik karena
mencapai 70.85 Persen.
2. Skripsi Riska Karina (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) tahun
2016 yang berjudul “Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Pasien
Kelas III di RSUD Kota Cilegon” Metode dalam skripsi ini adalah
metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas
Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Kelas III di RSUD Kota Cilegon
sudah baik karena mencapai 75.90 Persen.
2.3. Kerangka Berfikir
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada kekuasaan yang
amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya
untuk memberikan pelayanan publik yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini lebih dikarenakan pada kenyataan bahwa birokrasi dan para
pejabatnya lebih menempatkan dirinya sebagai penguasa daripada sebagai
pelayan masyarakat. Akibatnya, berpengaruh pada sikap dan perilaku birokrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang cenderung mengabaikan aspirasi
dan kepentingan masyarakat. Hal-hal inilah yang mengakibatkan akses yang
diperoleh terhadap pelayanan dan kualitas pelayanan publik yang diterima
29
masyarakat sering berbeda bergantung pada kedekatannya dengan elit birokrasi
dan politik. Perilaku seperti inilah yang sering mengusik rasa keadilan dalam
masyarakat yang merasa diperlakukan secara tak wajar oleh birokrasi publik.
Seperti yang kita ketahui, banyak permasalahan pertanahan dimana
masyarakat secara tidak sah atau tanpa izin mempergunakan tanah untuk
pemukiman ataupun lahan usaha. Oleh sebab itu, pengadaan sertifikat tanah
memberikan solusi untuk masyarakat bagaimana mempergunakan tanah secara
legal. Dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional merupakan sarana untuk
memberikan pelayanan pada masyarakat untuk membuat sertifikat tanah.
Reformasi dibidang agraria dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan
pertanahan agar menjadikan pelayanan lebih efisien, efektif, responsif, dan
transparan serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria pasal 19 ayat 1, untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah
diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Dari observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa
permasalahan terkait pelayanan pengurusan sertifikat tanah pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Serang:
1. Kurang ramahnya pegawai dalam mengurusi sertifikat yang diajukan
oleh pemohon;
2. Pegawai kurang responsif terhadap keluhan dan pertanyaan yang
diajukan oleh pemohon sertifikat tanah;
30
3. Minimnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan
pelayanan pengurusan sertifikat tanah tersebut;
4. Pelayanan yang berbelit-belit sehingga pembuatan sertifikat yang
seharusnya terbit pada waktu 98 hari (berdasarkan Peraturan Kepala
BPN No 1 tahun 2010) setelah dokumen lengkap bisa mundur
beberapa hari dari jangka waktu tersebut;
5. Munculnya oknum (calo) yang bisa membantu memuluskan
pembuatan sertifikat dengan cepat dengan biaya yang cukup tinggi.
Krajewski dan Ritzman dalam Wibowo (2007:272), mengatakan bahwa
pelanggan melihat kualitas dari dimensi, dimensi yang dimaksud sebagai berikut :
1. Conformance to Specifications
Kualitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan spesifikasi yang
ditawarkan. Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan spesifikasi juga
perlu, walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang tidak dapat
disentuh.Spesifikasi untuk operasi jasa berkaitan dengan pengiriman
barang pada waktunya atau kecepatan dalam memberikan tanggapan
terhadap keluhan pelanggan.
2. Value
Value atau nilai menunjukan seberapa baik produk atau jasa
mencapai tujuan yang dimaksudkan pada harga yang pelanggan
bersedia membayar.Kualitas diukur dari harga yang dibayar untuk
produk atau jasa.
3. Fitness for Use
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik produk
atau jasa mewujudkan tujuan yang dimaksudkan. Pelanggan
mempertimbangkan fitur mekanis produk atau kenyamanan
pelayanan.
4. Support
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk atau jasa
sangat penting bagi pelanggan, seperti halnya kualitas produk dan
jasa itu sendiri.
31
5. Psychological Impressions
Pelanggan mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar kesan
psikologism : iklim, citra, atau estetika. Dalam pelayanan, dimana
terdapat kontak langsung dengan penyelenggara, penampilan dan
tindakan penyelenggara sangat penting.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sumber : Peneliti, 2017
Masalah : 1. Kurang ramahnya pegawai dalam mengurusi sertifikat
yang diajukan oleh pemohon;
2. Pegawai kurang responsif terhadap keluhan dan
pertanyaan yang diajukan oleh pemohon sertifikat
tanah;
3. Minimnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pelaksanaan pelayanan pengurusan sertifikat tanah
tersebut;
4. pelayanan yang berbelit-belit sehingga pembuatan
sertifikat yang seharusnya terbit pada waktu 98 hari
(berdasarkan Peraturan Kepala BPN No 1 tahun 2010)
setelah dokumen lengkap bisa mundur beberapa hari
dari jangka waktu tersebut.
5. Munculnya oknum (calo) yang bisa membantu
memuluskan pembuatan sertifikat dengan cepat dengan
biaya yang cukup tinggi.
“KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN
SERTIFIKAT TANAH OLEH KANTOR
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN SERANG”
Krajewski dan Ritzman dalam Wibowo
(2007:272), mengatakan bahwa
pelanggan melihat kualitas dari dimensi,
dimensi yang dimaksud sebagai berikut :
1. Conformance to Specifications
2. Value
3. Fitness for Use
4. Support
5. Psychological Impressions
Terwujudnya Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah
yang Berkualitas
Mengetahui Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah
32
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, maka peneliti
menjabarkan sebuah hipotesis sebagai berikut :
H0 : µ < 65%
Hipotesis Nol : Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah
oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang kurang dari 65%.
Ha : µ > 65%
Hipotesis Alternatif : Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah
oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang lebih dari atau sama dengan 65%.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, hal ini dikarenakan untuk menjaga nilai
keobjektifan hasil. Dengan pendekatan deskriptif sebagai metode primer dan
kuantitatif sebagai metode penunjang. Penelitian deksriptif adalah penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya
(Irawan, 2006:4.9).
Menurut Sugiyono (2004:11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel yang lain. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono 2009:8).
3.2. Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Penelitian mengenai Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang. Oleh karena itu peneliti
hanya membatasi penelitian ini pada Seberapa besar Kualitas Pelayanan
35
34
Pembuatan Sertifikat Tanah oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang ini dilaksanakan di Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang.
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Definisi Konsep
Kualitas pelayanan adalah ciri, karakteristik atau sifat suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen.
3.4.2. Definisi Operasional
1. Conformance to Specifications
Kualitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan spesifikasi yang
ditawarkan. Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan spesifikasi juga
perlu, walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang tidak dapat
disentuh.Spesifikasi untuk operasi jasa berkaitan dengan
pengiriman barang pada waktunya atau kecepatan dalam
memberikan tanggapan terhadap keluhan pelanggan.
2. Value
Value atau nilai menunjukan seberapa baik produk atau jasa
mencapai tujuan yang dimaksudkan pada harga yang pelanggan
bersedia membayar.Kualitas diukur dari harga yang dibayar untuk
produk atau jasa.
3. Fitness for Use
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik produk
atau jasa mewujudkan tujuan yang dimaksudkan. Pelanggan
35
mempertimbangkan fitur mekanis produk atau kenyamanan
pelayanan.
4. Support
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk atau
jasa sangat penting bagi pelanggan, seperti halnya kualitas produk
dan jasa itu sendiri.
5. Psychological Impressions
Pelanggan mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar kesan
psikologism : iklim, citra, atau estetika. Dalam pelayanan, dimana
terdapat kontak langsung dengan penyelenggara, penampilan dan
tindakan penyelenggara sangat penting.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dari fenomena alam maupun sosial, yang
keseluruhannya disebut sebagai variable penelitian (Sugiyono, 2009:102).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan
jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri. Sedangkan skala
pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Indikator variabel yang disusun
melalui item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan diberikan
jawaban setiap item instrumennya. Item instrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono,
2009:93). Jawaban setiap item instrument diberi skor sebagai berikut :
36
Tabel 3.1
Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2009:94).
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Item
pernyataan
Kualitas
Pelayanan
Krajewski dan
Ritzman
Conformance to
Specifications
1. Ketersediaan Jenis Jasa
2. Kelengkapan Fasilitas
3. Kelengkapan Peralatan
Pendukung
4. Kemampuan Mengatasi
Keluhan Pelanggan
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8
9, 10, 11
Value 1. Seberapa baik produk/jasa
2. Kesesuaian harga yang
dibayarkan.
12, 13, 14
15, 16, 17, 18, 19
Fitness For Use 1. Kenyamanan Pelayanan,
2. Keramahan Penyedia Layanan
20, 21, 22, 23
24, 25, 26, 27, 28,
29
Support 1. Kualitas Produk Barang/Jasa 30, 31, 32, 33
Psychological
Impressions
1. Etika Pemberi Layanan
2. Penampilan
3. Tindakan Pemberi Layanan
34, 35, 36
37, 38
39, 40
37
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah
berdasarkan teknik pengumpulan sumber data sebagai berikut:
a. Jenis Data
Dilihat dari jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data
sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari lokus penelitian,
tanpa perantara. Sumber ini bisa berbentuk benda, situs, atau
manusia (Irawan, 2006:5.5).
2. Data Sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari uraian para ahli dan
dokumen-dokumen pendukung seperti laporan, karya tulis orang
lain, koran, majalah. Atau, seseorang yang mendapat informasi dari
orang lain (Irawan, 2006:5.5).
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Responden, yaitu para pemohon pembuat sertifikat tanah dilibatkan
langsung dalam dalam kegiatan penelitian ini, untuk memperoleh
gambaran atas materi yang dijadikan objek penelitian.
2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan
penelitian ini.
38
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti,
yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah serangkaian pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung terhadap subjek atau objek penelitian melalui mata,
telinga dan perasaan dengan melihat fakta-fakta fisik dari objek yang
diteliti. Observasi yang dilakukan dalam peneliti ini adalah observasi
nonpartisipan, maksudnya adalah peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen, karena peneliti tidak menjadi bagian
dari komunitas atau kelompok dari objek penelitian.
2. Kuesioner (angket)
Kuisioner atau angket yaitu mengumpulkan data dan informasi yang
dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada responden
untuk dijawab.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang mengandung tujuan dan maksud
tertentu dari sebuah pembicaraan. yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010:186).
Adapun, wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan wawancara terstuktur dan tidak terstruktur. Adapun cara
mengumpulkan data dan informasi dengan cara tanya-jawab langsung
39
dengan responden atau narasumber guna mendapatkan apa yang ingin
diketahui oleh peneliti.
3.7. Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Populasi dalam penelitian ini
adalah jumlah pemohon pengajuan sertfikat tanah pada Kantor
BPN Kabupaten Serang selama periode Januari – Desember 2016
yang berjumlah 3.721 pemohon.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (Sugiyono, 2009:81).
Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang
refresentatif dari populasi. Secara teknis ada dua cara yang dapat
40
1)²(
dN
Nn
Keterangan: n = besaran sampel N = besaran populasi d = tingkat ketidaktelitian
digunakan dalam teknik sampling, yaitu teknik sampling acak dan
teknik sampling tak acak. Sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian
ini, tekhnik sampling yang digunakan adalah tekhnik insidental
sampling. Dalam menentukan jumlah atau ukuran sampel (sample
size), berdasarkan dari Riduan (2004:65) peneliti menggunakan
rumus Taro Yamane :
Sumber: Riduan (2004:65)
1)²10.0(3721
3721
n
21.38
3721n
38.97n
n = 97.38 dibulatkan menjadi = 97 orang.
Jadi berdasarkan jumlah keseluruhan populasi dengan tingkat
kesalahan 10%, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 97
orang.
1)²(
dN
Nn
41
3.8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). (dalam Bungin 2009:164-
168).
1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena
kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum
memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,
tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu,
keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing ini.
2. Coding, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya
adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding.
Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
3. Tabulasi (Proses Pembeberan), adalah bagian terakhir dari
pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukan data pada
tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.
Setelah pengolahan data selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya yaitu
analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, maka kegiatan dalam analisis data
adalah megelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
42
tiap variabel yang diteliti serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan.
A. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (dalam Sugiyono, 2009:121). Untuk menguji
validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Korelasi Product
Moment sebagai berikut:
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah sampel
∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑x² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
Sumber: Sugiyono, 2009:121
43
B. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah isntrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Sugiyono (2009:121). Adapun,
pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach, yaitu perhitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan
dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya
lebih dari 0.30 (Purwanto, 2007:181). Dengan dilakukan uji
reliabilitas, maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-
benar tepat atau akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas
instrumen yang dihasilkan lebih besar, berarti instrumen tersebut
memiliki reliabilitas yang cukup baik.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah butir
Sᵢ² = Variasi butir
St² = Variasi total
Sumber: Purwanto, 2007:181
44
C. Uji T-Test
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dalam
penelitian ini menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam
penelitian ini bersifat tunggal. Untuk melakukan pengujian
hipotesis deskriptif menggunakan t-test satu sampel dan
menggunakan uji pihak kanan. Menurut Sugiyono (2009:164-165),
uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyai
“lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha)
berbunyi “lebih besar (>)”. Pengujian hipotesis deskriptif ini
menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai t yang dihitung
X = Nilai rata-rata
µ˳ = Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sampel
Sumber: Sugiyono (2009:164-165)
45
3.9. Jadwal Penelitian
Berikut peneliti sajikan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan.
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Jan Feb Mar April Mei Juni
Pengajuan Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Pengolahan dan Analisis Data
Sidang Skripsi
Revisi Skripsi
Sumber: Peneliti, 2017
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Obyek penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Serang
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada
koordinat 5˚ 50' - 6˚ 21' Lintang Selatan dan 105 ˚ 0' - 106˚ 22' Bujur
Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan
adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang dari barat ke timur sekitar
90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km². Secara administratif,
Kabupaten Serang terdiri atas 28 Kecamatan dan 314 Desa, yang
berbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain yaitu:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang
2. Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang
4. Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
Secara letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang
sangat potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam
aksesibilitas keluar masuk wilayah Kabupaten Serang cukup strategis,
karena dilalui oleh jalan Tol Jakarta – Merak yang merupakan akses
utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui transit perhubungan darat
antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Disamping itu,
46
47
Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan penyangga
(hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui
jalan Tol Jakarta – Merak hanya sekitar 70 Km.
Secara historis, Kabupaten Serang merupakan wilayah Kasultanan
Banten. Setelah terbentuknya Provinsi Banten yang merupakan
pemekaran dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000, Kabupaten Serang
menjadi salah satu daerah otonomnya dan berstatus sebagai Ibukota
Provinsi Banten. Wilayah administratif Kabupaten Serang sebesar
1.467,35 Km² yang terdiri dari 29 Kecamatan dan melingkupi 314 Desa.
Berikut nama kecamatan, luas wilayah dan jumlah desa di Kabupaten
Serang:
Tabel 4.1
Luas Wilayah dan Kecamatan Di Kabupaten Serang
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km²)
1 Anyar 56,81
2 Bandung 25,18
3 Baros 44,07
4 Binuang 26,17
5 Bojonegara 30,30
6 Carenang 36.40
7 Cikande 50,53
8 Cikeusal 88,25
9 Cinangka 111,47
48
10 Ciomas 48,53
11 Ciruas 40,61
12 Gunung Sari 48,60
13 Jawilan 38,95
14 Kibin 33,51
15 Kragilan 51,56
16 Kramat Watu 48,59
17 Kopo 44,69
18 Mancak 74,03
19 Pabuaran 79,14
20 Padarincang 99,12
21 Pamarayan 41,92
22 Petir 46,94
23 Pontang 64,85
24 Pulo Ampel 32,56
25 Tanara 49,30
26 Tirtayasa
64,46
27 Waringin Kurung 51,29
28 Tanjung Teja 39,52
29 Lebak Wangi 33,51
Sumber: Pemerintah Kabupaten Serang, 2014
Kabupaten Serang merupakan wilayah yang letak geografisnya
strategis dan memiliki sumber-sumber pendapatan daerah dan sumber-
49
sumber lainnya yang sangat tinggi potensinya.
4.1.2. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Serang
Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun
2013). Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
VISI DAN MISI
VISI:
“Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.”
MISI:
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan
untuk:
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber
baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih
berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
50
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis
dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara
pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan
sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa,
konflik dan perkara di kemudian hari.
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya
pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai
dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam
UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional
TUGAS :
Badan Pertanahan Nasional melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan.
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang
pertanahan.
51
4. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
pertanahan.
5. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan
pemetaan di bidang pertanahan.
6. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian
hukum.
7. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.
8. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan
wilayah-wilayah khusus.
9. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik
negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan.
10. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.
11. Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.
12. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan
program di bidang pertanahan.
13. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.
14. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik
di bidang pertanahan.
15. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan.
16. Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.
17. Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pertanahan.
18. Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.
52
19. Pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
bidang pertanahan.
20. Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang,
dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
21. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan
perundangundangan yang berlaku.
4.2. Deskripsi Data
4.2.1. Identitas Responden
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden penelitian
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Adapun data mengenai hal
tersebut tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.2.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan
57
(58.76%)
40
(41.23%)
Sumber: Data diolah tahun 2017.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui jumlah
responden terdiri dari 57 laki-laki dan 40 perempuan.
53
B. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden penelitian
beragam tingkat pendidikannya. Adapun data mengenai hal
tersebut tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.3.
Responden Berdasarkan Pendidikan
SMP/sederajat SMA/sederajat D3/S1 S2
8
(8.24%)
32
(32.99%)
48
(49.48%)
9
(9.27%)
Sumber: Data diolah tahun 2017.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui jumlah
responden terdiri dari pendidikan SMP/sederajat berjumlah 8
orang, jumlah responden dengan pendidikan SMA/sederajat
berjumlah 32 orang, jumlah responden dengan pendidikan D3/S1
berjumlah 48 orang, dan jumlah responden dengan pendidikan S2
berjumlah 9 orang.
4.3. Persyaratan Pengujian Statistik
4.3.1. Hasil Uji Validitas
Dalam penelitian ini, tahap awal proses analisis data adalah
melakukan uji validitas instrumen terlebih dahulu. Hal ini peneliti
maksudkan untuk menjaga ketetapan suatu alat ukur dalam melakukan
54
fungsi ukurnya. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau
tidaknya suatu item kuesioner yang menjadi alat ukur dalam penelitian ini.
Instrumen yang valid menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar
mampu dalam mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian, serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep
penelitian dengan hasil pengukuran. Pada uji validitas, peneliti mengambil
sampel sebanyak 97 responden. Apabila terdapat sampel yang tidak valid
dan tidak mewakili indikator yang ada, maka instrumen tersebut diganti
dengan instrumen baru sebagai pengganti instrumen yang tidak valid.
Kemudian kuesioner tersebut disebar kembali untuk menghasilkan
instrumen yang valid. Tetapi, apabila ditemukan hasil sampel yang tidak
valid, namun tetap mewakili indikator, maka instrumen tersebut dihapus.
Adapun, rumus yang digunakan oleh peneliti dalam uji validitas ini yaitu
menggunakan statistik Korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS
versi 19.
Tabel 4.4.
Hasil Perhitungan Validitas Instrumen
No. Item r hitung r tabel Keputusan
1 .382 0.195 Valid
2 .364 0.195 Valid
3 .324 0.195 Valid
4 .638 0.195 Valid
5 .418 0.195 Valid
6 .407 0.195 Valid
7 .403 0.195 Valid
8 .221 0.195 Valid
9 .359 0.195 Valid
55
10 .412 0.195 Valid
11 .586 0.195 Valid
12 .358 0.195 Valid
13 .346 0.195 Valid
14 .552 0.195 Valid
15 .639 0.195 Valid
16 .464 0.195 Valid
17 .457 0.195 Valid
18 .338 0.195 Valid
19 .511 0.195 Valid
20 .395 0.195 Valid
21 .542 0.195 Valid
22 .078 0.195 Tidak Valid
23 .529 0.195 Valid
24 .423 0.195 Valid
25 .604 0.195 Valid
26 .672 0.195 Valid
27 .591 0.195 Valid
28 .262 0.195 Valid
29 .480 0.195 Valid
30 .504 0.195 Valid
31 .417 0.195 Valid
32 .189 0.195 Tidak Valid
33 .062 0.195 Tidak Valid
34 .512 0.195 Valid
35 .662 0.195 Valid
36 .464 0.195 Valid
37 .428 0.195 Valid
38 .523 0.195 Valid
39 .239 0.195 Valid
40 .638 0.195 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2017.
Jika r hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan
valid. Sebaliknya jika r hitung ≤ r tabel, berarti item/butir instrumen
dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung diperoleh dari perhitungan statistik
korelasi Product Moment dengan menggunakan SPSS versi 19 (data
56
dilampirkan). Sedangkan, r tabel dengan nilai 0,195 diperoleh dari tabel
Product Moment dengan tingkat kesalahan 5% dengan jumlah responden
97 orang (table r product moment dilampirkan). Berdasarkan tabel di atas,
dapat diketahui bahwa 37 instrumen secara keseluruhan di nyatakan valid.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal
konsistensi dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Cronbach
Alpha yaitu penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata
interkolerasi di antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, adapun hasil
dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,886. Suatu variabel di katakan reliabel jika nilai
alphanya lebih dari 0,37. Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,886 > dari
0,37 sehingga instrumen yang diuji bisa reliabel. Pengujian reliabilitas
dibantu dengan perangkat lunak Statistic Product and Service Solutions
(SPSS) versi 19 for windows. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.5.
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.886 37
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 19. For windows
57
4.4. Analisis Data
Jenis dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak hanya berbentuk kalimat
dari hasil wawancara dan pernyataan dari hasil penyebaran kuesioner, melainkan
ditampilkan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah.
Analisis data merupakan suatu proses analisis yang dilakukan peneliti dengan cara
mendeskripsikan data hasil penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada para
wajib pajang sebanyak 97 orang yang menjadi sampel penelitian.
Adapun lebih detailnya, peneliti menjelaskannya dalam bentuk diagram
disertai pemaparan dan kesimpulan dari hasil jawaban responden berdasarkan
butir-butir pertanyaan yang telah peneliti buat sebelumnya. Dimana, butir-butir
pernyataan tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner. Uraian kuesioner-
kuesioner diuraikan oleh peneliti dalam bentuk penjelasan butir-butir pertanyaan
secara sistematis. Kuesioner tersebut diajukan kepada 97 responden yang menjadi
sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Skala yang digunakan dalam
kuesioner ini adalah Skala Likert. Skor yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 4 nilai dimasing-masing jawabannya untuk kriteria kinerja yaitu sangat
setuju nilainya 4, setuju nilainya 3, tidak setuju nilainya 2, dan sangat tidak setuju
nilainya 1.
Peneliti mencoba menjelaskan dalam bentuk diagram disertai pemaparan
dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan melalui kuesioner
kepada para responden. Krajewski dan Ritzman dalam Wibowo (2007:272),
58
mengatakan bahwa pelanggan melihat kualitas dari dimensi, dimensi yang
dimaksud sebagai berikut :
1. Conformance to Specifications
Kualitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan spesifikasi yang
ditawarkan. Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan spesifikasi juga perlu,
walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang tidak dapat
disentuh.Spesifikasi untuk operasi jasa berkaitan dengan pengiriman
barang pada waktunya atau kecepatan dalam memberikan tanggapan
terhadap keluhan pelanggan. Berikut ini merupakan jawaban responden
mengenai indikator Conformance to Specifications. Data disajikan dalam
diagram beserta pernyataan dari sub indikator.
Diagram 4.1
Tanggapan Responden Tentang Kantor BPN Kabupaten Serang, melayani jenis
pelayanan jasa
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 1).
59
Berdasarkan diagram 4.1 di atas, tanggapan responden bahwa
Kantor BPN Kabupaten Serang, melayani jenis pelayanan jasa, yang
menjawab sangat setuju 15.46% atau sebanyak 15 orang, menjawab setuju
sebanyak 57.73% atau 56 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 26.8%
atau 26 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian
besar responden menjawab setuju bahwa Informasi mengenai Kantor BPN
Kabupaten Serang, melayani jenis pelayanan jasa.
Diagram 4.2
Tanggapan Responden Tentang Pelayanan yang tersedia berdasarkan
peraturan yang berlaku
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 2).
Berdasarkan diagram 4.2 di atas, tanggapan responden bahwa
Pelayanan yang tersedia berdasarkan peraturan yang berlaku, yang menjawab
sangat setuju 15.46% atau sebanyak 15 orang, menjawab setuju sebanyak
57,73% atau 56 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 25,77% atau 25
60
orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,031% atau 1 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab setuju bahwa Pelayanan yang tersedia berdasarkan peraturan yang
berlaku.
Diagram 4.3
Tanggapan Responden Tentang Peralatan yang digunakan mendukung
pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 3).
Berdasarkan diagram 4.3 di atas, tanggapan responden bahwa
Peralatan yang digunakan mendukung pelayanan, yang menjawab sangat
setuju 4,12 % atau sebanyak 4 orang, menjawab setuju sebanyak 2,06%
atau 2 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 63,92% atau 62 orang,
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 29,9% atau 29 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
61
menjawab tidak setuju bahwa Peralatan yang digunakan mendukung
pelayanan.
Diagram 4.4
Tanggapan Responden Tentang Tersedianya fasilitas penunjang pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 4).
Berdasarkan diagram 4.4 di atas, tanggapan responden bahwa
Tersedianya fasilitas penunjang pelayanan, yang menjawab sangat setuju
11,34% atau sebanyak 11 orang, menjawab setuju sebanyak 40,21% atau
39 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 48,45% atau 47 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab tidak setuju bahwa Tersedianya fasilitas penunjang pelayanan.
62
Diagram 4.5
Tanggapan Responden Tentang Tersedianya lahan parkir yang memadai
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 5).
Berdasarkan diagram 4.5 di atas, tanggapan responden bahwa
Tersedianya lahan parkir yang memadai, yang menjawab sangat setuju
2,06% atau sebanyak 2 orang, menjawab setuju sebanyak 1,03% atau 1
orang, menjawab tidak setuju sebanyak 25,77% atau 25 orang, menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 71,13% atau 69 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
sangat tidak setuju bahwa Tersedianya lahan parkir yang memadai.
63
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Tentang Kursi yang tersedia di dalam ruang tunggu
mencukupi kebutuhan pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 6).
Berdasarkan diagram 4.6 di atas, tanggapan responden bahwa
Kursi yang tersedia di dalam ruang tunggu mencukupi kebutuhan
pelanggan, yang menjawab sangat setuju 2,06% atau sebanyak 2 orang,
menjawab setuju sebanyak 3,09% atau 3 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 69,07% atau 67 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
25,77% atau 25 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab tidak setuju bahwa Kursi yang
tersedia di dalam ruang tunggu mencukupi kebutuhan pelanggan.
64
Diagram 4.7
Tanggapan Responden Tentang Tersedia papan pengumuman khusus yang
memuat informasi pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 7).
Berdasarkan diagram 4.7 di atas, tanggapan responden bahwa
Tersedia papan pengumuman khusus yang memuat informasi pelayanan,
yang menjawab sangat setuju 2,06% atau sebanyak 2 orang, menjawab
setuju sebanyak 29,9% atau 29 orang, menjawab tidak setuju sebanyak
65,98% atau 64 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2,06% atau
2 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab tidak setuju bahwa Tersedia papan pengumuman
khusus yang memuat informasi pelayanan.
65
Diagram 4.8
Tanggapan Responden Tentang Terdapat toilet umum yang bersih
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 8).
Berdasarkan diagram 4.8 di atas, tanggapan responden bahwa
Terdapat toilet umum yang bersih, yang menjawab sangat setuju
18,56% atau sebanyak 18 orang, menjawab setuju sebanyak 52,58% atau
51 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 27,84% atau 27 orang,
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,06% atau 1 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
setuju bahwa Terdapat toilet umum yang bersih.
66
Diagram 4.9
Tanggapan Responden Tentang Responsif terhadap laporan keluhan dari
pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 9).
Berdasarkan diagram 4.9 di atas, tanggapan responden bahwa
Responsif terhadap laporan keluhan dari pelanggan, yang menjawab sangat
setuju 17,53% atau sebanyak 17 orang, menjawab setuju sebanyak 79,38%
atau 77 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2 orang,
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,03% atau 1 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
setuju bahwa Responsif terhadap laporan keluhan dari pelanggan.
67
Diagram 4.10
Tanggapan Responden Tentang Segala keluhan pelanggan terkait pelayanan di
apresiasi
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 10).
Berdasarkan diagram 4. di atas, tanggapan responden bahwa Segala
keluhan pelanggan terkait pelayanan di apresiasi, yang menjawab sangat
setuju 32,99% atau sebanyak 32 orang, menjawab setuju sebanyak 61,86%
atau 60 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2 orang,
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3,09% atau 3 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
setuju bahwa Segala keluhan pelanggan terkait pelayanan di apresiasi.
68
Diagram 4.11
Tanggapan Responden Tentang Pegawai mampu menyelesaikan keluhan
yang dihadapi pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 11).
Berdasarkan diagram 4.11 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai mampu menyelesaikan keluhan yang dihadapi pelanggan, yang
menjawab sangat setuju 1.709% atau sebanyak 2 orang, menjawab setuju
sebanyak 16,24% atau 19 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 52,99%
atau 62 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 29,06% atau 34
orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab tidak setuju bahwa Pegawai mampu menyelesaikan
keluhan yang dihadapi pelanggan.
69
2. Value
Value atau nilai menunjukan seberapa baik produk atau jasa
mencapai tujuan yang dimaksudkan pada harga yang pelanggan bersedia
membayar. Kualitas diukur dari harga yang dibayar untuk produk atau
jasa. Berikut ini merupakan jawaban responden mengenai indikator Value.
Data disajikan dalam diagram beserta pernyataan dari sub indikator.
Diagram 4.12
Tanggapan Responden Tentang Pelayanan pertanahan yang diberikan sudah
baik
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 12).
Berdasarkan diagram 4.12 di atas, tanggapan responden bahwa
Pelayanan pertanahan yang diberikan sudah baik, yang menjawab sangat
setuju 16,49% atau sebanyak 16 orang, menjawab setuju sebanyak 56,7%
atau 55 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 26,8% atau 26 orang. Dari
70
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab setuju bahwa Pelayanan pertanahan yang diberikan sudah baik.
Diagram 4.13
Tanggapan Responden Tentang Tidak pernah terjadi kesalahan dalam
Pelayanan pertanahan yang diberikan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 13).
Berdasarkan diagram 4.13 di atas, tanggapan responden bahwa
Tidak pernah terjadi kesalahan dalam Pelayanan pertanahan yang
diberikan, yang menjawab sangat setuju 15,46% atau sebanyak 15 orang,
menjawab setuju sebanyak 57,73% atau 56 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 26,8% atau 26 orang,. Dari jawaban responden tersebut, dapat
diketahui sebagian besar responden menjawab setuju bahwa Tidak pernah
terjadi kesalahan dalam Pelayanan pertanahan yang diberikan.
71
Diagram 4.14
Tanggapan Responden Tentang Pegawai mempunyai pengetahuan untuk
menjawab pertanyaan pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 14).
Berdasarkan diagram 4.14 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai mempunyai pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pelanggan,
yang menjawab sangat setuju 1.709% atau sebanyak 34 orang, menjawab
setuju sebanyak 16,24% atau 53 orang, menjawab tidak setuju sebanyak
52,99% atau 10 orang,. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab setuju bahwa Pegawai mempunyai
pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pelanggan.
72
Diagram 4.15
Tanggapan Responden Tentang Apa yang dibayarkan pelanggan sesuai
dengan pelayanan yang didapatkan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 15).
Berdasarkan diagram 4.15 di atas, tanggapan responden bahwa
Apa yang dibayarkan pelanggan sesuai dengan pelayanan yang
didapatkan, yang menjawab sangat setuju 1,03% atau sebanyak 1 orang,
menjawab setuju sebanyak 18,56% atau 198 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 42,27% atau 41 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
38,14% atau 37 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab tidak setuju bahwa Apa yang
dibayarkan pelanggan sesuai dengan pelayanan yang didapatkan.
73
Diagram 4.16
Tanggapan Responden Tentang Harga yang dibayarkan sesuai dengan
pelayanan yang diberikan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 16).
Berdasarkan diagram 4.16 di atas, tanggapan responden bahwa
Informasi mengenai persyaratan pelayanan diumumkan secara terbuka,
yang menjawab sangat setuju 23,71% atau sebanyak 23 orang, menjawab
setuju sebanyak 72,16% atau 70 orang, menjawab tidak setuju sebanyak
1,03% atau 1 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3,09% atau 3
orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab setuju bahwa Informasi mengenai persyaratan
pelayanan diumumkan secara terbuka.
74
Diagram 4.17
Tanggapan Responden Tentang Tarif layanan sudah sesuai dengan aturan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 17).
Berdasarkan diagram 4.17 di atas, tanggapan responden bahwa
Tarif layanan sudah sesuai dengan aturan, yang menjawab sangat setuju
1,03% atau sebanyak 1 orang, menjawab setuju sebanyak 3,09% atau 3
orang, menjawab tidak setuju sebanyak 70,1% atau 628 orang, menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 25,77% atau 25 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
tidak setuju bahwa Tarif layanan sudah sesuai dengan aturan.
75
Diagram 4.18
Tanggapan Responden Tentang Pegawai membuat pelanggan merasa aman
dan percaya selama mengurus pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 18).
Berdasarkan diagram 4.18 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai membuat pelanggan merasa aman dan percaya selama mengurus
pelayanan, yang menjawab sangat setuju 5,15% atau sebanyak 5 orang,
menjawab setuju sebanyak 9,27% atau 4 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 42,27% atau 41 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
42,3% atau 42 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab sangat tidak setuju bahwa Pegawai
membuat pelanggan merasa aman dan percaya selama mengurus
pelayanan.
76
Diagram 4.19
Tanggapan Responden Tentang Jaminan ganti rugi kepada pelanggan ketika
pelayanan tidak sesuai harapan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 19).
Berdasarkan diagram 4.19 di atas, tanggapan responden bahwa
Jaminan ganti rugi kepada pelanggan ketika pelayanan tidak sesuai
harapan, yang menjawab sangat setuju 16,49% atau sebanyak 16 orang,
menjawab setuju sebanyak 55,67% atau 54 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 26,8% atau 26 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
1,03% atau 1 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab setuju bahwa Jaminan ganti rugi
kepada pelanggan ketika pelayanan tidak sesuai harapan.
77
3. Fitness for Use
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik produk
atau jasa mewujudkan tujuan yang dimaksudkan. Pelanggan
mempertimbangkan fitur mekanis produk atau kenyamanan pelayanan.
Berikut ini merupakan jawaban responden mengenai indikator Fitness for
Use. Data disajikan dalam diagram beserta pernyataan dari sub indikator.
Diagram 4.20
Tanggapan Responden Tentang Pelanggan merasa nyaman dengan layanan
yang diberikan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 20).
Berdasarkan diagram 4.20 di atas, tanggapan responden bahwa
Pelanggan merasa nyaman dengan layanan yang diberikan, yang menjawab
sangat setuju 27,84% atau sebanyak 27 orang, menjawab setuju sebanyak
43,3% atau 42 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 26,8% atau 26
orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2 orang. Dari
78
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab setuju bahwa Pelanggan merasa nyaman dengan layanan yang
diberikan.
Diagram 4.21
Tanggapan Responden Tentang Anda merasa percaya terhadap perhatian
yang diberikan pegawai
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 21).
Berdasarkan diagram 4.21 di atas, tanggapan responden bahwa
merasa percaya terhadap perhatian yang diberikan pegawai, yang
menjawab sangat setuju 17,53% atau sebanyak 17 orang, menjawab setuju
sebanyak 69,07% atau 67 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 11,34%
atau 11 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
79
responden menjawab setuju bahwa merasa percaya terhadap perhatian
yang diberikan pegawai.
Diagram 4.22
Tanggapan Responden Tentang Pegawai selalu mengutamakan kepentingan
pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 23).
Berdasarkan diagram 4.22 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai selalu mengutamakan kepentingan pelanggan, yang menjawab
sangat setuju 32,99% atau sebanyak 32 orang, menjawab setuju sebanyak
62,89% atau 61 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2
orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab setuju bahwa Pegawai selalu mengutamakan kepentingan
pelanggan.
80
Diagram 4.23
Tanggapan Responden Tentang Keramahan pegawai membuat rasa nyaman
bagi pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 24).m
Berdasarkan diagram 4.23 di atas, tanggapan responden bahwa
Keramahan pegawai membuat rasa nyaman bagi pelanggan, yang
menjawab sangat setuju 24,74% atau sebanyak 24 orang, menjawab setuju
sebanyak 63,92% atau 62 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 10,31%
atau 10 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,03% atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab setuju bahwa Keramahan pegawai membuat rasa
nyaman bagi pelanggan.
81
Diagram 4.24
Tanggapan Responden Tentang Merasa mudah mendapatkan dan
mengetahui informasi layanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 25)
Berdasarkan diagram 4.24 di atas, tanggapan responden bahwa
Merasa mudah mendapatkan dan mengetahui informasi layanan, yang
menjawab sangat setuju 35,05% atau sebanyak 34 orang, menjawab setuju
sebanyak 54,64% atau 53 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 9,27%
atau 9 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,03% atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab setuju bahwa Merasa mudah mendapatkan dan
mengetahui informasi layanan.
82
Diagram 4.25
Tanggapan Responden Tentang Pegawai selalu bersikap sopan pada setiap
pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 26).
Berdasarkan diagram 4.25 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai selalu bersikap sopan pada setiap pelanggan, yang menjawab
sangat setuju 14,43% atau sebanyak 14 orang, menjawab setuju sebanyak
73,2% atau 71 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 11,34% atau 11
orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,03% atau 1 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab setuju bahwa Pegawai selalu bersikap sopan pada setiap
pelanggan.
83
Diagram 4.26
Tanggapan Responden Tentang Petugas keamanan selalu membantu apabila
pelanggan membutuhkan jasanya
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 27).
Berdasarkan diagram 4.26 di atas, tanggapan responden bahwa
Petugas keamanan selalu membantu apabila pelanggan membutuhkan
jasanya, yang menjawab sangat setuju 13,4% atau sebanyak 13 orang,
menjawab setuju sebanyak 57,73% atau 56 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 26,8% atau 26 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
2,06% atau 2 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab setuju bahwa Petugas keamanan
selalu membantu apabila pelanggan membutuhkan jasanya
84
Diagram 4.27
Tanggapan Responden Tentang Petugas keamanan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan pelanggan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 28).
Berdasarkan diagram 4.27 di atas, tanggapan responden bahwa
Petugas keamanan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
pelanggan, yang menjawab sangat setuju 1,03% atau sebanyak 1 orang,
menjawab setuju sebanyak 3,09% atau 3 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 70,1% atau 68 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
25,77% atau 25 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
sebagian besar responden menjawab tidak setuju bahwa Petugas keamanan
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan.
85
Diagram 4.28
Tanggapan Responden Tentang Adanya no kontak yang bias dihubungi
ketika pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelanjutan pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 29).
Berdasarkan diagram 4.28 di atas, tanggapan responden bahwa
Adanya no kontak yang bias dihubungi ketika pelanggan membutuhkan
informasi mengenai kelanjutan pelayanan, yang menjawab sangat setuju
4,12% atau sebanyak 4 orang, menjawab setuju sebanyak 2,06% atau 2
orang, menjawab tidak setuju sebanyak 36,08% atau 35 orang, menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 57,73% atau 56 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
sangat tidak setuju bahwa Adanya no kontak yang bias dihubungi ketika
pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelanjutan pelayanan.
86
4. Support
Dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk atau
jasa sangat penting bagi pelanggan, seperti halnya kualitas produk dan jasa
itu sendiri. Berikut ini merupakan jawaban responden mengenai indikator
Support. Data disajikan dalam diagram beserta pernyataan dari sub
indikator.
Diagram 4.29
Tanggapan Responden Tentang Kualitas layanan yang dihasilkan baik
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 30).
Berdasarkan diagram 4.29 di atas, tanggapan responden bahwa
Kualitas layanan yang dihasilkan baik, yang menjawab sangat setuju
1,03% atau sebanyak 1 orang, menjawab setuju sebanyak 6,16% atau 6
orang, menjawab tidak setuju sebanyak 62,89% atau 61 orang, menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 29,9% atau 29 orang. Dari jawaban
87
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
tidak setuju bahwa Kualitas layanan yang dihasilkan baik.
Diagram 4.30
Tanggapan Responden Tentang Para pegawai di Kantor BPN Kab. Serang
ramah dalam melayani
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 31).
Berdasarkan diagram 4.30 di atas, tanggapan responden bahwa
Para pegawai di Kantor BPN Kab. Serang ramah dalam melayani, yang
menjawab sangat setuju 2,06% atau sebanyak 2 orang, menjawab setuju
sebanyak 1,03% atau 1 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 71,1% atau
69 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 25,8% atau 25 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab tidak setuju bahwa Para pegawai di Kantor BPN
Kab. Serang ramah dalam melayani.
88
5. Psychological Impressions
Pelanggan mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar kesan
psikologism : iklim, citra, atau estetika. Dalam pelayanan, dimana terdapat
kontak langsung dengan penyelenggara, penampilan dan tindakan
penyelenggara sangat penting. Berikut ini merupakan jawaban responden
mengenai indikator Psychological Impressions. Data disajikan dalam
diagram beserta pernyataan dari sub indikator.
Diagram 4.31
Tanggapan Responden Tentang Para pegawai BPN Kabupaten Serang
memiliki etika dalam melayani
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 34).
Berdasarkan diagram 4.31 di atas, tanggapan responden bahwa
Para pegawai BPN Kabupaten Serang memiliki etika dalam melayani, yang
menjawab sangat setuju 35,05% atau sebanyak 34 orang, menjawab setuju
sebanyak 54,64% atau 53 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 9,27%
89
atau 9 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1,01% atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab setuju bahwa Para pegawai BPN Kabupaten Serang
memiliki etika dalam melayani.
Diagram 4.32
Tanggapan Responden Tentang Sikap pegawai di BPN Kabupaten Serang
baik dalam memberikan pelayanan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 35).
Berdasarkan diagram 4.32 di atas, tanggapan responden bahwa
Sikap pegawai di BPN Kabupaten Serang baik dalam memberikan
pelayanan, yang menjawab sangat setuju 1,03% atau sebanyak 1 orang,
menjawab setuju sebanyak 18,6% atau 18 orang, menjawab tidak setuju
sebanyak 42,3% atau 41 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak
38,1% atau 37 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui
90
sebagian besar responden menjawab tidak setuju bahwa Sikap pegawai di
BPN Kabupaten Serang baik dalam memberikan pelayanan.
Diagram 4.33
Tanggapan Responden Tentang Sikap ramah pegawai merupakan bentuk
profesionalitas pegawai tersebut
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 36).
Berdasarkan diagram 4.33 di atas, tanggapan responden bahwa
Sikap ramah pegawai merupakan bentuk profesionalitas pegawai tersebut,
yang menjawab sangat setuju 23,71% atau sebanyak 23 orang, menjawab
setuju sebanyak 73,2% atau 71 orang, menjawab tidak setuju sebanyak
1,03% atau 1 orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2,06% atau 2
orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar
responden menjawab setuju bahwa Sikap ramah pegawai merupakan
bentuk profesionalitas pegawai tersebut.
91
Diagram 4.34
Tanggapan Responden Tentang Pegawai di BPN Kabupaten Serang
berpenampilan baik
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 37).
Berdasarkan diagram 4.34 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai di BPN Kabupaten Serang berpenampilan baik, yang menjawab
sangat setuju 2,06% atau sebanyak 2 orang, menjawab setuju sebanyak
22,68% atau 22 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 46,39% atau 45
orang, menjawab sangat tidak setuju sebanyak 28,87% atau 28 orang. Dari
jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden
menjawab tidak setuju bahwa Pegawai di BPN Kabupaten Serang
berpenampilan baik.
92
Diagram 4.35
Tanggapan Responden Tentang Pegawai di BPN Kabupaten Serang
berpenampilan ramah dan sopan
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 38).
Berdasarkan diagram 4.35 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai di BPN Kabupaten Serang berpenampilan ramah dan sopan, yang
menjawab sangat setuju 38,1% atau sebanyak 37 orang, menjawab setuju
sebanyak 58,8% atau 57 orang, menjawab tidak setuju sebanyak 3,09%
atau 3 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui sebagian
besar responden menjawab tidak setuju bahwa Pegawai di BPN
Kabupaten Serang berpenampilan ramah dan sopan
93
Diagram 4.36
Tanggapan Responden Tentang Melayani keluhan dengan sabar
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 39).
Berdasarkan diagram 4.36 di atas, tanggapan responden bahwa
Melayani keluhan dengan sabar, yang menjawab sangat setuju 3,09% atau
sebanyak 3 orang, menjawab setuju sebanyak 1,03% atau 1 orang,
menjawab tidak setuju sebanyak 67,01% atau 65 orang, menjawab sangat
tidak setuju sebanyak 28,87% atau 28 orang. Dari jawaban responden
tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab tidak setuju
bahwa Melayani keluhan dengan sabar.
94
Diagram 4.37
Tanggapan Responden Tentang Pegawai di BPN Kabupaten Serang
memberikan solusi yang baik terhadap keluhan pemohon sertipikat
Sumber: Data Primer, 2017 (Pertanyaan Nomor 40).
Berdasarkan diagram 4.37 di atas, tanggapan responden bahwa
Pegawai di BPN Kabupaten Serang memberikan solusi yang baik terhadap
keluhan pemohon sertipikat, yang menjawab sangat setuju 11,3% atau
sebanyak 11 orang, menjawab setuju sebanyak 40,2% atau 39 orang,
menjawab tidak setuju sebanyak 48,5% atau 47 orang. Dari jawaban
responden tersebut, dapat diketahui sebagian besar responden menjawab
tidak setuju bahwa Pegawai di BPN Kabupaten Serang memberikan solusi
yang baik terhadap keluhan pemohon sertipikat.
95
4.5. Pengujian Hipotesis
Penelitian mengenai Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang memiliki hipotesis sebagai
berikut: “Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Serang kurang dari 65%”. Pengujian hipotesis
dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap pengujian hipotesis, peneliti
menggunakan rumus t-test satu sampel.
Dalam penghitungan pengujian hipotesis, skor ideal yang diperoleh adalah
4 x 40 x 97 = 15520 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan
kepada responden), (40 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden)
dan 97 = jumlah responden). Selanjutnya, nilai rata-ratanya adalah 15520 : 97 =
160.
Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Serang nilai yang dihipotesiskan adalah
dikatakan optimal apabila mencapai 65%, hal ini berarti bahwa 0,65 x 160 = 104.
Hipotesis statistiknya yaitu, Ho untuk kurang dari (<) 65%. Sedangkan, Ha untuk
memprediksi lebih lebih dari atau sama dengan (≥) 65%
Ho = µ ≥ 65% ≥ 0,65 x 160 = 104
Ho = µ < 65% < 0,65 x 160 = 104
Pengujian Hipotesis menggunakan rumus t- test satu sempel dengan uji pihak kiri
adalah sebagai berikut :
Diketahui :
96
X = 9671 = 99,70
97
µo = 160
S = 10,611 ( Dilihat dari std. Deviation di SPSS)
n = 40
Ditanya : ......?
Jawab :
t = 99,70 - 160
10,611
t = - 60,3
1,677
t = - 35,957
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan derajat
kebebasan (dk) - n – 1 = (97 – 1 = 98) dan taraf kesalahan α = 5%, untuk uji satu
pihak, berdasarkan dk 116 dan α = 5% ternyata harga ttabel untuk uji satu pihak =
1,658 karena thitung lebih kecil dari ttabel atau jumlah penolakan Ha (- 35,957 >
1,671 ) maka hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak.
Berdasarkan perhitungan populasi, ditemukan bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang yaitu :
4
0
97
9671 X 100% = 62,31 %
15520
Jadi telah diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang adalah sebesar 62,31 %
Gambar 4.2
Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Daerah Penerimaan Daerah Penerimaan
H0 Ha
-35,957 -1,671 0 1,671 37,069
4.6. Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah yang
telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu “Bagaimana Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang?” Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus t-test satu sampel dengan
uji satu pihak (one tail test) dan uji pihak kanan, bahwa nilai t hitung lebih kecil
(<) dari nilai t tabel, maka dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak
karena tidak mencapai angka 65% atau hanya 62,31%.
98
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 40 x 97 = 15520 (4 = nilai tertinggi
dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (40 = jumlah pertanyaan
yang ditanyakan kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Sedangkan,
skor terendahnya adalah 1 x 40 x 97 = 3880 (1 = nilai terendah dari setiap
jawaban yang ditanyakan kepada responden), (40 = jumlah pertanyaan yang
ditanyakan kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Adapun, jumlah skor
yang diperoleh adalah 9671.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan
Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang
adalah 9671 : 15520 = 0.6231 atau 62,31%. Hal ini berarti bahwa Kualitas
Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Serang tersebut tidak berjalan dengan optimal. Penilaian tersebut
didasarkan pada kategori instrumen berikut ini:
Gambar 4.
Interval
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017.
Sangat
Rendah Rendah Sangat Baik Baik
15520 3880 7760 11640
9671
99
Berdasarkan kategori instrumen di atas, angka 9671 masuk dalam kategori
interval rendah. Artinya bahwa Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah
Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang dikatakan rendah.
4.7. Pembahasan
Dalam penelitian Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang, penilaian Kualiltas yang
peneliti lakukan didasarkan pada teori Kualitas dari Krajewski dan Ritzman dalam
Wibowo (2007:272), yang terdiri dari :
1. Conformance to Spectifications
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 11 x 97 = 4268 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
(11 = jumlah pertanyaan sub indikator Conforman to
Spectifications yang ditanyakan kepada responden) dan (97 =
jumlah responden). Sedangkan, skor terendahnya adalah 1 x 11 x
97 = 1067 (1 = nilai terendah dari setiap jawaban yang ditanyakan
kepada responden), (11 = jumlah pertanyaan sub indikator
Persyaratan yang ditanyakan kepada responden) dan (97 = jumlah
responden). Adapun, jumlah skor yang diperoleh adalah 2589.
100
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang dengan Sub Indikator Conforman to
Spectifications adalah 2589 : 4268 = 0.6066 atau 60,66%. Hal ini
berarti bahwa Conforman to Spectifications Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang rendah.
2. Value
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 8 x 97 = 3104 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
(8 = jumlah pertanyaan sub indikator Value yang ditanyakan
kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Sedangkan, skor
terendahnya adalah 1 x 8 x 97 = 776 (1 = nilai terendah dari setiap
jawaban yang ditanyakan kepada responden), (8 = jumlah
pertanyaan sub indikator Value yang ditanyakan kepada responden)
dan (97 = jumlah responden). Adapun, jumlah skor yang diperoleh
adalah 1984.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
101
Nasional Kabupaten Serang dengan Sub Indikator Value adalah
1984 : 3104 = 0.6391 atau 63,91%. Hal ini berarti bahwa Value
Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang rendah.
3. Fitness For Use
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 10 x 97 = 3880 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
(10 = jumlah pertanyaan sub indikator Persyaratan yang ditanyakan
kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Sedangkan, skor
terendahnya adalah 1 x 10 x 97 = 970 (1 = nilai terendah dari setiap
jawaban yang ditanyakan kepada responden), (10 = jumlah
pertanyaan sub indikator Fitness For Use yang ditanyakan kepada
responden) dan (97 = jumlah responden). Adapun, jumlah skor
yang diperoleh adalah 2639.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang dengan Sub Indikator Fitness For Use
adalah 2639 : 3880 = 0.6801 atau 68,01%. Hal ini berarti bahwa
Fitness For Use Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah
Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang sudah
optimal.
102
4. Support
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 4 x 97 = 1552 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
(4 = jumlah pertanyaan sub indikator Support yang ditanyakan
kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Sedangkan, skor
terendahnya adalah 1 x 4 x 97 = 388 (1 = nilai terendah dari setiap
jawaban yang ditanyakan kepada responden), (4 = jumlah
pertanyaan sub indikator Persyaratan yang ditanyakan kepada
responden) dan (97 = jumlah responden). Adapun, jumlah skor
yang diperoleh adalah 714.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang dengan Sub Indikator Support adalah
714 : 1552 = 0.4600 atau 46%. Hal ini berarti bahwa Support
Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang rendah.
5. Psychological Impressions
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 7 x 97 = 2716 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
(7 = jumlah pertanyaan sub indikator Psychological Impressions
yang ditanyakan kepada responden) dan (97 = jumlah responden).
Sedangkan, skor terendahnya adalah 1 x 7 x 97 = 679 (1 = nilai
terendah dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden),
103
(7 = jumlah pertanyaan sub indikator Persyaratan yang ditanyakan
kepada responden) dan (97 = jumlah responden). Adapun, jumlah
skor yang diperoleh adalah 1745.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang dengan Sub Indikator Psychological
Impressions adalah 1745 : 2716 = 0.6424 atau 64,24%. Hal ini
berarti bahwa Psychological Impressions Kualitas Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang rendah.
104
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian
dengan judul “Kualitas Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang rendah”, maka
peneliti manarik kesimpulan yaitu Kualitas Pelayanan Pembuatan
Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang rendah tidak berjalan dengan optimal karena hanya mencapai
angka 62,31%.
Dari pengamatan peneliti selama melakukan penelitian, Kualitas
Pelayanan Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang rendah telah berupaya sangat baik untuk
melakukan pelayanan terhadap pemohon dalam menyediakan informasi
yang telah dimohonkan sebelumnya oleh pemohon, meskipun dalam
beberapa hal terjadi ketidakpuasan dari pemohon informasi itu sendiri.
Kurangnya pemahaman dari pemohon mengenai pelayanan pembuatan
Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti memberikan saran untuk dapat meningkatkan Kualitas Pelayanan
104
105
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Serang, Saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menambahkan petugas pelayanan yang fungsional untuk
meringankan beban yang sudah ada. Selama ini Pelayanan
Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Serang dibebankan pekerjaan yang berat
karena jumlah petugas yang ada tidak sesuai dengan jumlah
pemohon yang ingin Pembuatan Sertifikat Tanah Oleh Kantor
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serang.
2. Sumber daya manusia yang bertugas disarankan untuk bisa lebih
meningkatkan kompetensinya agar maksimal dalam pelayanan.
3. Daya tanggap petugas agar lebih ditingkatkan sehingga
memperlancar dalam pelayanan.
4. Peningkatan infrastruktur yang menunjang dalam proses pelayanan
sehingga meningkatkan mutu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi
Pertama. Jakarta: Cetakan Pertama, Prenada Media.
Boediono, 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE
Fandy Tjiptono, 2002. Manajemen Jasa. Cetakan II. Yogyakarta : Andi
Offset.
_____________, 2004. Strategi Pemasaran, Edisi 2, Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta: DIA FISIP UI.
Kotler P., and Lane, K.K., 2007. Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa
Benyamin Molan, Edisi Kedua Belas, Index, Jakarta.
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat,
Jakarta.
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT.
Bumi.
Ndraha, Taliziduhu, 2000. Ilmu Pemerintahan (Kybernology), Jakarta:
Rineka Cipta
Parasuraman, A., Zeithmal, V.A. & Berry, L.L., 1988. SERVQUAL: A
Multiple item scale for measuring consumer perceptions of
service quality,. Journal of Retailing.
Pamudji, 1994.Profesionalisme Aparatur Negara dalam Meningkatkan
Pelayanan dan Perilaku Politik Publik. Jakarta: Widya Praja.
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Alfabeta : Bandung
Ratminto dan Winarsih, S.A. 2010.Manajemen Pelayanan. Edisi
kedua.Yogyakarta.PT. Pustaka Pelajar Roth, Gabriel Joseph.
1926. The Privat Provision of Public Service in Developing
Country, Oxford University Press, Washington DC
Saefullah, 1999. Konsep dan Metode Pelayanan Umum yang Baik, dalam
JurnalIlmu Sosial dan Ilmu Politik. Sumedang: Fisip UNPAD.
Sampara Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta : STIA
LAN Press.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik : Teori,
Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, __________, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sedarmayanti, 1999. Restruktur dan Pemberdayaan Organisasi
Untuk Menghadapi Dinamika Esensial dan Aktual. Bandung:
Mandar Maju.
____________, 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:
Bumi Aksara
Wahyuningsih, Anis. 2002. Analisa Tingkat Kepuasan Konsumen.
Jakarta.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sumber Lain:
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
PERMENPAN No. 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar Pelayanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
1 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 2 4 4 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 1 2 1 4 1 3 1 3 2 2 96
2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 2 1 2 4 1 3 1 3 2 2 96
3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 4 2 2 93
4 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 1 4 2 2 3 4 3 1 4 3 4 3 3 1 1 2 2 2 1 3 1 4 2 3 2 2 100
5 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 3 4 1 3 3 3 2 2 98
6 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 2 89
7 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 1 3 3 1 3 2 3 1 2 81
8 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 3 1 3 2 3 1 2 83
9 2 3 1 3 1 1 2 3 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 1 3 1 3 1 3 88
10 3 3 1 2 1 1 2 3 4 4 1 3 3 2 2 4 1 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 4 1 4 1 2 96
11 3 3 1 3 1 1 2 3 4 4 1 3 3 4 2 3 1 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 1 1 2 3 4 2 3 3 4 1 3 107
12 3 4 1 3 1 1 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2 3 1 4 1 3 95
13 4 3 1 2 1 1 2 3 3 3 1 4 4 3 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 1 3 3 2 3 1 3 1 2 92
14 3 2 1 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 1 2 81
15 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 1 3 2 3 2 3 2 2 88
16 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 96
17 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 3 97
18 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 93
19 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 107
20 2 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 104
21 4 3 2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 1 4 2 4 3 4 2 4 121
22 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2 3 102
23 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 4 106
24 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 4 108
25 3 3 2 3 2 2 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 1 1 4 3 4 2 4 2 3 111
26 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1 3 4 3 3 2 4 2 2 108
27 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 107
28 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 1 4 3 4 1 4 2 3 107
29 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 1 4 3 4 3 4 2 3 111
30 3 3 2 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 3 2 1 2 4 3 4 3 4 2 3 115
31 3 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 2 4 3 4 1 4 2 4 122
32 3 4 2 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 4 1 3 3 3 2 2 98
33 4 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 2 2 1 4 1 3 2 3 2 2 98
34 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 1 3 3 4 2 2 95
35 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 1 4 2 2 3 4 3 1 4 3 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 1 4 1 3 2 2 101
36 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 4 1 3 2 3 2 2 95
37 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 90
38 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 3 2 3 1 3 1 3 1 2 81
39 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 3 3 1 3 2 3 1 2 85
40 2 3 1 3 1 1 2 3 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 87
41 3 3 1 2 1 1 2 3 4 4 1 3 3 2 2 4 1 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 4 2 4 1 2 98
42 3 3 1 3 1 1 2 3 4 4 1 3 3 4 2 3 1 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 1 1 3 1 4 2 3 1 4 1 3 104
43 3 4 1 3 1 1 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 4 1 3 98
44 4 3 1 2 1 1 2 3 3 3 1 4 4 3 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 3 1 3 1 2 92
45 3 2 1 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 3 1 3 1 2 81
46 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 1 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 2 88
47 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 94
48 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 3 97
49 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 3 2 3 2 3 93
50 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 106
51 2 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 4 2 3 104
52 4 3 2 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 1 1 4 2 4 1 4 2 4 117
53 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 106
54 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 107
55 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 111
56 3 3 2 3 2 2 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 4 1 4 3 4 3 4 2 3 115
57 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 1 4 2 2 108
58 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2 2 107
59 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 4 2 3 109
60 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 2 1 1 4 3 4 2 4 2 3 109
61 3 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 3 2 1 2 4 3 4 4 4 2 3 117
62 3 3 2 4 1 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 125
63 3 4 3 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 4 1 3 3 3 2 2 102
64 4 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4 4 1 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 2 1 3 4 1 3 3 3 2 2 100
65 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 4 2 2 93
66 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 1 4 2 2 3 4 3 1 4 3 4 3 3 1 1 2 2 2 2 3 1 4 2 3 2 2 101
67 3 3 2 2 1 2 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 4 1 3 2 3 2 2 97
68 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 2 88
69 2 2 4 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 3 1 3 1 2 81
70 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 1 2 83
NIR
Jawaban Responden
DAFTAR PERTANYAAN
71 2 3 1 3 1 1 2 3 3 3 1 2 2 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 2 3 1 3 2 3 1 3 87
72 3 3 1 2 1 1 2 3 4 4 1 3 3 2 2 4 1 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 4 2 4 1 2 98
73 3 3 1 3 1 1 2 3 4 4 1 3 3 4 2 3 1 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 1 2 2 4 2 3 2 4 1 3 108
74 3 4 1 3 1 1 2 4 3 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 4 1 3 96
75 4 3 1 2 1 1 2 3 3 3 1 4 4 3 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 1 3 1 3 2 3 1 3 1 2 92
76 3 2 1 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 3 1 3 1 2 80
77 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 1 2 1 3 4 3 2 3 3 3 2 2 93
78 2 3 4 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 99
79 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 1 1 3 1 3 3 3 4 3 99
80 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 96
81 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 104
82 2 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 105
83 4 3 2 4 2 2 2 1 1 4 2 4 4 4 2 4 2 1 4 1 4 3 2 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 2 4 2 4 114
84 3 4 2 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 105
85 4 3 2 4 2 2 4 3 3 2 2 4 4 3 2 1 2 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 4 104
86 3 3 2 3 1 2 2 2 3 1 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 1 2 4 4 4 3 3 2 4 3 2 1 2 4 3 4 4 4 2 3 112
87 3 3 4 4 1 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 127
88 3 4 2 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 2 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 4 1 3 3 3 2 2 98
89 4 3 2 2 4 2 3 3 2 4 2 4 4 3 1 4 2 2 3 4 3 1 2 3 4 3 3 1 1 2 2 2 2 3 1 4 2 3 2 2 104
90 3 3 4 2 1 2 4 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 4 1 3 2 3 2 2 95
91 3 1 2 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2 4 1 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 93
92 2 3 1 2 1 3 3 4 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 3 1 3 4 2 83
93 3 3 1 2 1 3 3 4 3 1 1 3 3 3 1 3 1 2 3 3 1 2 1 3 1 3 3 2 4 4 3 2 1 3 1 3 1 3 1 2 91
94 3 3 1 3 1 2 2 4 3 3 1 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 1 1 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 94
95 4 4 1 2 1 4 2 4 4 4 1 4 3 2 2 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 1 2 2 2 1 2 4 2 4 1 2 111
96 4 4 1 3 1 4 2 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 1 4 2 2 4 2 3 2 4 1 3 119
97 4 4 1 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 1 4 2 2 3 2 3 2 4 1 3 105
280 279 175 255 130 176 225 280 304 315 170 281 280 315 177 307 174 171 279 288 293 236 317 303 314 292 274 174 148 173 174 180 187 314 177 309 192 325 173 255 9671
skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Sangat Setuju 15 15 4 11 2 2 2 18 17 32 0 16 15 34 1 23 1 5 16 27 17 15 32 24 34 14 13 1 4 1 2 1 1 34 1 23 2 37 3 11
Setuju 56 56 2 39 1 3 29 51 77 60 6 55 56 53 18 70 3 9 54 42 67 19 61 62 53 71 56 3 2 6 1 19 21 53 18 71 22 57 1 39
tidak setuju 26 25 62 47 25 67 64 27 2 2 61 26 26 10 41 1 68 41 26 26 11 56 2 10 9 11 26 68 35 61 69 42 45 9 41 1 45 3 65 47
sangat tidak setuju 0 1 29 0 69 25 2 1 1 3 30 0 0 0 37 3 25 42 1 2 2 7 2 1 1 1 2 25 56 29 25 35 30 1 37 2 28 0 28 0
97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
15.46 15.46 4.124 11.34 2.062 2.062 2.062 18.56 17.53 32.99 0 16.49 15.46 35.05 1.031 23.71 1.031 5.155 16.49 27.84 17.53 15.46 32.99 24.74 35.05 14.43 13.4 1.031 4.124 1.031 2.06 1.03 1.031 35.05 1.03 23.7 2.06 38.1 3.093 11.3
57.73 57.73 2.062 40.21 1.031 3.093 29.9 52.58 79.38 61.86 6.186 56.7 57.73 54.64 18.56 72.16 3.093 9.278 55.67 43.3 69.07 19.59 62.89 63.92 54.64 73.2 57.73 3.093 2.062 6.186 1.03 19.6 21.65 54.64 18.6 73.2 22.7 58.8 1.031 40.2
26.8 25.77 63.92 48.45 25.77 69.07 65.98 27.84 2.062 2.062 62.89 26.8 26.8 10.31 42.27 1.031 70.1 42.27 26.8 26.8 11.34 57.73 2.062 10.31 9.278 11.34 26.8 70.1 36.08 62.89 71.1 43.3 46.39 9.278 42.3 1.03 46.4 3.09 67.01 48.5
0 1.031 29.9 0 71.13 25.77 2.062 1.031 1.031 3.093 30.93 0 0 0 38.14 3.093 25.77 43.3 1.031 2.062 2.062 7.216 2.062 1.031 1.031 1.031 2.062 25.77 57.73 29.9 25.8 36.1 30.93 1.031 38.1 2.06 28.9 0 28.87 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2589 1984 2639 714 1745
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 1
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 2
Titik Persentase Distribusi t (df = 41 – 80)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 3
Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198
117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135
118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074
119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013
120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 4
Titik Persentase Distribusi t (df = 121 –160)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895
122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838
123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781
124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726
125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671
126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617
127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565
128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512
129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461
130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411
131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361
132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312
133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264
134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217
135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170
136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124
137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079
138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034
139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990
140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947
141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904
142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862
143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820
144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779
145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739
146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699
147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660
148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621
149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583
150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545
151 0.67612 1.28718 1.65501 1.97580 2.35130 2.60878 3.14508
152 0.67611 1.28715 1.65494 1.97569 2.35113 2.60856 3.14471
153 0.67610 1.28711 1.65487 1.97559 2.35097 2.60834 3.14435
154 0.67609 1.28707 1.65481 1.97549 2.35081 2.60813 3.14400
155 0.67608 1.28704 1.65474 1.97539 2.35065 2.60792 3.14364
156 0.67607 1.28700 1.65468 1.97529 2.35049 2.60771 3.14330
157 0.67606 1.28697 1.65462 1.97519 2.35033 2.60751 3.14295
158 0.67605 1.28693 1.65455 1.97509 2.35018 2.60730 3.14261
159 0.67604 1.28690 1.65449 1.97500 2.35003 2.60710 3.14228
160 0.67603 1.28687 1.65443 1.97490 2.34988 2.60691 3.14195
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010 Page 5
Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162
162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130
163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098
164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067
165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036
166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005
167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975
168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945
169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915
170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886
171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857
172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829
173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801
174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773
175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745
176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718
177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691
178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665
179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638
180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612
181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587
182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561
183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536
184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511
185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487
186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463
187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438
188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415
189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391
190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368
191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345
192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322
193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299
194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277
195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255
196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233
197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212
198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190
199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169
200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148
Catatan: Probabilita yang lebih kecil yang ditunjukkan pada judul tiap kolom adalah luas daerah
dalam satu ujung, sedangkan probabilitas yang lebih besar adalah luas daerah dalam
kedua ujung
55
55
Lampiran :
Tabel Nilai r Product Moment
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif 5% 10% 5% 10% 5% 10%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364 26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Universitas Sumatera Utara
56
56
Tabel Harga Kritik Untuk t
Level of significance for one-tailed test
.10 .05 .025 .01 .005 .0005 Level of significance for one-tailed test
df .20 .10 .05 .02 .01 .001 1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619 2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 31,598 3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 12,941 4 1,533 2,132 2,770 3,747 4,604 8,613 5 1,476
2,015 2,571 3,365 4,032 6,859
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959 7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405 8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041 9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,781 10 1,372
1,812 2,228 2,764 3,169 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,437 12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318 13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221 14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140 15 1,341
1,753 2,131 2,602 2,947 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015 17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965 18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922 19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883 20 1,325
1,725 2,086 2,528 2,845 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819 22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792 23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767 24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745 25 1,316
1,708 2,060 2,485 2,787 3,725
26 1.315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707 27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690 28 1,313 1,701 2,052 2,467 2,763 3,674 29 1,311 1,699 2,048 2,462 2,756 3,659 30 1,310
1,697 2,045 2,457 2,750 3,646
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551 60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460
120 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373 ∞ 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,291
Universitas Sumatera Utara
www.hukumonline.com
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 128 TAHUN 2015
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADAKEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa untuk meringankan beban masyarakat dan upaya menggerakkan ekonomi nasional serta untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
1 / 32
www.hukumonline.com
RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Pasal 1
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional adalah penerimaan yang berasal dari:
a. Pelayanan Survei, Pengukuran, dan Pemetaan;
b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah;
c. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya;
d. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;
e. Pelayanan Pendaftaran Tanah;
f. Pelayanan Informasi Pertanahan;
g. Pelayanan Lisensi;
h. Pelayanan Pendidikan;
i. Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)/Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965;
j. Pelayanan di Bidang Pertanahan yang Berasal dari Kerja Sama dengan Pihak Lain atau Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan
k. Pelayanan Pendaftaran Pemberian Hak Bekas Tanah Terlantar.
Pasal 2
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Survei, Pengukuran, dan Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a, meliputi:
a. Pelayanan Survei, Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah, dan Pemetaan;
b. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Dalam Rangka Penetapan Batas, yang meliputi:
1. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah;
2. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah Secara Massal;
3. Pelayanan Pengembalian Batas; dan
4. Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi.
c. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah, atau Ruang Perairan.
Pasal 3
Tarif Pelayanan Survei, Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah, dan Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 4
(1) Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
2 / 32
www.hukumonline.com
huruf b angka 1, dihitung berdasarkan rumus:
a. Luas tanah sampai dengan 10 hektar
L
Tu = ( ------ x HSBKu ) + Rp100.000,00
500
b. Luas tanah lebih dari 10 hektar sampai dengan 1.000 hektar
L
Tu = ( ------ x HSBKu ) + Rp14.000.000,00
4.000
c. Luas tanah lebih dari 1.000 hektar
L
Tu = ( ------ x HSBKu ) + Rp134.000.000,00
10.000
(2) Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah Secara Massal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 2 adalah sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tarif Pelayanan Pengembalian Batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 3 adalah sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Tarif Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hurufb angka 4 adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5
Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah, atau Ruang Perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c adalah sebesar 300% (tiga ratus persen) dari tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).
Pasal 6
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Pemeriksaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, meliputi:
a. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A;
b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B;
c. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah; dan
d. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi.
3 / 32
www.hukumonline.com
Pasal 7
(1) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpa = ( ------ x HSBKpa ) + Rp350.000,00
500
(2) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk pemeriksaan tanah secara massal, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpam = 1/5 x ( ------ x HSBKpa ) + Rp350.000,00
500
Pasal 8
Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpb = ( ---------- x HSBKpb ) + Rp 5.000.000,00
100.000
Pasal 9
(1) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpp = ( ------ x HSBKpp ) + Rp350.000,00
500
(2) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk pemeriksaan tanah secara massal, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpm = 1/5 x ( ------ x HSBKpm ) + Rp350.000,00
500
Pasal 10
4 / 32
www.hukumonline.com
Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
Pasal 11
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c, meliputi:
a. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Pertanian;
b. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Nonpertanian.
Pasal 12
(1) Tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, dihitung berdasarkan rumus:
L + 500
Tkts = ---------------- + (3Tu x 3/4) + Tph
0,020
(2) Tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Nonpertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, dihitung berdasarkan rumus:
L + 500
Tkts = ---------------- + (3Tu x 3/4) + Tph
0,004
Pasal 13
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf d, meliputi:
a. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Lokasi;
b. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan Lokasi; dan
c. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah.
Pasal 14
(1) Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, dihitung berdasarkan rumus:
5 / 32
www.hukumonline.com
L
Tptil = ( ------------- x HSBKpb ) + Rp 5.000.000,00
100.000
(2) Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c dihitung berdasarkan rumus:
L
Tptip = ( ------------- x HSBKpa ) + Rp 350.000,00
500
Pasal 15
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf e meliputi:
a. Pelayanan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali; dan
b. Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah.
Pasal 16
(1) Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a berupa Pelayanan Pendaftaran:
a. Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah untuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai Berjangka Waktu; dan
b. Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah untuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai Berjangka Waktu;
dihitung berdasarkan rumus T = (2‰ x Nilai Tanah) + Rp100.000,00
(2) Tarif Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b berupa Pelayanan Pendaftaran Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah untuk Perorangan dan Badan Hukum, dihitung berdasarkan rumus T = (1‰x Nilai Tanah) + Rp 50.000,00.
Pasal 17
(1) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf e sampai dengan huruf h adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
(2) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk jenis Pelayanan Pendaftaran Tanah yang diatur dalam Pasal 16.
6 / 32
www.hukumonline.com
Pasal 18
Tarif Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)/Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf i adalah sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari nilai tanah.
Pasal 19
(1) Tarif Pelayanan di Bidang Pertanahan yang Berasal Dari Kerja Sama dengan Pihak Lain atau Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf j yang ditujukan untuk masyarakat adalah sebesar biaya Pensertifikatan Tanah PRONA tahun berjalan.
(2) Kerja sama yang dilakukan dengan Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan anggaran yang berasal dari APBN/APBD.
Pasal 20
(1) Tarif Pendaftaran Pemberian Hak Bekas Tanah Terlantar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf k untuk:
a. Perorangan melalui reforma agraria adalah sebesar Rp.0,00 (nol rupiah);
b. Instansi Pemerintah untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dan tidak bersifat profit adalah sebesar Rp.0,00 (nol rupiah);
c. Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan adalah sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari nilai tanah;
d. Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah adalah sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai tanah;
e. Badan Hukum Swasta adalah sebesar 100% (seratus persen) dari nilai tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme Pendaftaran Pemberian Hak Bekas Tanah Terlantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 21
(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a sampai dengan huruf d, huruf h, dan huruf i tidak termasuk biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi.
(2) Biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada wajib bayar.
Pasal 22
(1) Terhadap pihak tertentu dapat dikenakan tarif sebesar Rp.0,00 (nol rupiah) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa:
a. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 1;
b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a atau Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d; dan/atau
7 / 32
www.hukumonline.com
c. Pelayanan Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a.
(2) Pihak tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. masyarakat tidak mampu;
b. masyarakat yang termasuk dalam Program Pemerintah Bidang Perumahan Sederhana;
c. badan hukum yang bergerak di bidang keagamaan dan sosial yang penggunaan tanahnya untuk peribadatan, pesantren, panti asuhan, panti jompo, cagar budaya, situs/tempat ziarah;
d. Veteran, Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI, Purnawirawan POLRI dan Suami/Istri/Janda/Duda Veteran/Pensiunan PNS/Purnawirawan TNI/Purnawirawan POLRI;
e. Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah, untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dan tidak bersifat profit;
f. Wakif; atau
g. Masyarakat Hukum Adat.
(3) Terhadap masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b yang akan menjaminkan tanah dan bangunan atau rumah susun yang berasal dari Program Pemerintah Bidang Perumahan Sederhana, dapat dikenakan tarif sebesar Rp.0,00 (nol rupiah) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa Pelayanan Pendaftaran Hak Tanggungan/Pendaftaran Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) dengan Nilai Hak Tanggungan sampai dengan Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dari Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah.
(4) Terhadap Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e yangakan menyusun Rencana Tata Ruang, dapat dikenakan tarif sebesar Rp.0,00 (nol rupiah) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa Pelayanan informasi pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf f.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.
Pasal 23
Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah dari Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pendaftaran Penggantian Nazhir ditetapkan sebesar Rp.0,00 (nol rupiah).
Pasal 24
(1) Terhadap pihak tertentu dapat dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa:
a. Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 1;
b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a atau Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d; dan/atau
c. Pelayanan Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a.
(2) Pihak tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
8 / 32
www.hukumonline.com
a. PNS, Prajurit TNI, Anggota POLRI dan Suami/Istri PNS/TNI/POLRI;
b. BUMN/BUMD;
c. badan yang mendapat penugasan khusus dari Pemerintah; dan
d. badan hukum swasta selaku pengelola maupun pengguna Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.
Pasal 25
(1) Terhadap instansi Pemerintah dapat dikenakan tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah) untuk tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dari:
a. Pelayanan Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah;
b. Pelayanan Informasi Pertanahan; dan
c. Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)/Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.
Pasal 26
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mempunyai tarif dalam satuan rupiah dan persentase.
Pasal 27
Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara.
Pasal 28
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5100) dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 29
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5100) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9 / 32
www.hukumonline.com
Pasal 30
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 28 Desember 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 28 Desember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 351
10 / 32
www.hukumonline.com
PENJELASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 128 TAHUN 2015
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADAKEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
I. UMUM
Ditengah melemahnya perekonomian dunia yang berdampak kepada perekonomian nasional, pemerintahtelah dan akan terus melakukan upaya menggerakkan ekonomi nasional melalui berbagai paket kebijakanekonomi, antara lain melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan menggerakan ekonomi pedesaan.
Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan masyarakat pedesaan dari dampak melemahnya ekonomi nasional dengan meringankan beban masyarakat melalui penurunan tarif/biaya pengurusan hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional.
Dalam perubahan peraturan pemerintah ini, salah satu yang disempurnakan adalah pengaturan terkait pihak tertentu. Salah satu subjek pihak tertentu yakni masyarakat tidak mampu, mendapatkan insentif berupa Rp.0,- (nol rupiah) untuk pensertipikatan tanah pertama kali berupa pengukuran batas bidang tanah, pemeriksaan tanah panitia A dan pendaftaran tanah pertama kali.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Dalam Rangka Penetapan Batas” adalah seluruh jenis kegiatan pengukuran dan pemetaan di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam rangka penerbitan sertifikat hak atas tanah atau kegiatan pertanahan lainnya.
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Yang dimaksud dengan "Secara Massal" adalah permohonan yang diajukan paling sedikit 10 (sepuluh) bidang dalam 1 (satu) kelurahan, desa, atau nama lainnya.
11 / 32
www.hukumonline.com
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Yang dimaksud dengan "Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi" adalah legalisasi gambar ukur hasil pengukuran dan pemetaan batas bidang tanah yang dilakukan oleh surveyor berlisensi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah, atau Ruang Perairan” adalah seluruh jenis kegiatan pengukuran dalam rangka penetapan batas ruang atas tanah, atau ruang bawah tanah untuk penerbitan sertifikatnya atau kegiatan pertanahan lainnya.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan:
"hektar" adalah luas sama dengan 10.000 m².
"Tu" adalah Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Dalam Rangka Penetapan Batas.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKu" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pengukuran yang berlaku untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan.
Contoh:
HSBKu untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp80.000,00, maka penghitungan tarif Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah:
a) luas tanah sampai dengan 10 hektar
1) luas tanah 300 m²
300
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp48.000,00 + Rp100.000,00
= Rp148.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp148.000,00
2) luas tanah 5.000 m²
12 / 32
www.hukumonline.com
5.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp800.000,00 + Rp100.000,00
= Rp900.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp900.000,00
3) luas tanah 75.000 m² (7,5 hektar)
75.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp12.000.000,00 + Rp100.000,00
= Rp12.100.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp12.100.000,00
b) luas tanah lebih dari 10 hektar sampai dengan 1.000 hektar
1) luas tanah 200.000 m² (20 hektar)
200.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp14.000.000,00
4.000
= Rp4.000.000,00 + Rp14.000.000,00
= Rp18.000.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp18.000.000,00
2) luas tanah 9.000.000 m² (900 hektar)
9.000.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp14.000.000,00
4.000
= Rp180.000.000,00 + Rp14.000.000,00
= Rp194.000.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp194.000.000,00
c) luas tanah lebih dari 1.000 hektar
1) luas tanah 20.000.000 m² (2.000 hektar)
13 / 32
www.hukumonline.com
20.000.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp134.000.000,00
10.000
= Rp160.000.000,00 + Rp134.000.000,00
= Rp294.000.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp294.000.000,00
2) luas tanah 150.000.000 m² (15.000 hektar)
150.000.000
Tu = (--------------------- x Rp80.000,00) + Rp134.000.000,00
10.000
= Rp1.200.000.000,00 + Rp134.000.000,00
= Rp1.334.000.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp1.334.000.000,00
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan:
"Tum" adalah Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Secara Massal.
Contoh:
HSBKu untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp80.000,00, maka penghitungan tarif Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah secara massal:
luas tanah 300 m²
300
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
=Rp48.000,00 + Rp100.000,00
=Rp.148.000,00
dikenakan tarif 75% dari Tu, maka:
Tum = 75% x Rp148.000,00
= Rp111.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp111.000,00
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan:
"Tpb" adalah Tarif Pelayanan Pengembalian Batas
14 / 32
www.hukumonline.com
Contoh:
HSBKu untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp80.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pengembalian Batas:
luas tanah 300 m²
300
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
=Rp48.000,00 + Rp100.000,00
=Rp.148.000,00
Dikenakan tarif 150% dari Tu, maka:
Tpb = 150% x Rp148.000,00
= Rp222.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp222.000,00
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan:
"Tsl" adalah Tarif Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi.
Contoh:
HSBKu untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp80.000,00, maka tarif Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi:
luas tanah 300 m²
300
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp48.000,00 + Rp100.000,00
= Rp148.000,00
Dikenakan tarif 30% dari Tu, maka:
Tsl = 30% x Rp148.000,00
= Rp44.400,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp44.400,00.
Pasal 5
Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah Tanah, atau Ruang Perairan dilaksanakan secara 3 (tiga) dimensi, dengan perhitungan panjang, lebar, dan tinggi berupa ruang dengan menggunakan metode, teknologi, waktu, penyimpanan data, dan penyajian yang lebih khusus.
15 / 32
www.hukumonline.com
Pasal 6
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Panitia A” adalah panitia yang bertugas melaksanakan pemeriksaan, penelitian, dan pengkajian data fisik dan data yuridis di lapangan dan di kantor dalam rangka penyelesaian permohonan pemberian Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah Negara, Hak Pengelolaan,dan permohonan pengakuan hak atas tanah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Panitia B” adalah Panitia yang bertugas melaksanakan pemeriksaan, penelitian, dan pengkajian data fisik dan data yuridis di lapangan maupun di kantor dalam rangka penyelesaian permohonan pemberian, perpanjangan, dan pembaruan Hak Guna Usaha.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "Tim Peneliti Tanah" adalah tim yang bertugas melaksanakan pemeriksaan, penelitian, serta pengkajian data fisik dan data yuridis di lapangan dan di kantor dalam rangka penyelesaian permohonan pemberian hak atas tanah instansi pemerintah dan pemerintah daerah.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "Petugas Konstatasi" adalah petugas (Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang ditunjuk) yang melaksanakan pemeriksaan data fisik dan data yuridis di lapangan dan di kantor dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah yang berasal dari tanah yang sudah pernah terdaftar dan perpanjangan serta pembaruan Hak Atas Tanah kecuali Hak Guna Usaha.
Pasal 7
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan:
"Tpa" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpa" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak, dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpa untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A:
a) luas tanah 300 m²
300
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp40.200,00 + Rp350.000,00
= Rp390.200,00
16 / 32
www.hukumonline.com
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp390.200,00
b) luas tanah 5.000 m²
5.000
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp670.000,00 + Rp350.000,00
= Rp1.020.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp1.020.000,00
c) luas tanah 75.000 m² (7,5 hektar)
75.000
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp10.050.000,00 + Rp350.000,00
= Rp10.400.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp10.400.000,00.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan:
"Tpam" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk Pemeriksaan Tanah secara massal.
Contoh:
HSBKpa untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk Pemeriksaan Tanah secara massal:
luas tanah 300 m²
300
Tpam = 1/5 x (------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= 1/5 x Rp40.200,00 + 350.000,00
= Rp8.040,00 + Rp350.000,00
= Rp358.040,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp358.040,00.
Pasal 8
17 / 32
www.hukumonline.com
Yang dimaksud dengan:
"Tpb" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpb" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pemeriksaan tanah oleh Panitia B untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan Hak dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpb untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B:
a) luas tanah 200.000 m² (20 hektar)
200.000
Tpb = (-------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp134.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp5.134.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp5.134.000,00
b) luas tanah 50.000.000 m² (5.000 hektar)
50.000.000
Tpb = (-------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp33.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp38.500.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp38.500.000,00.
c) luas tanah 150.000.000 m² (15.000 hektar)
150.000.000
Tpb = (-------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp100.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp105.500.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp105.500.000,00.
Pasal 9
Ayat (1)
18 / 32
www.hukumonline.com
Yang dimaksud dengan:
"Tpp" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpp" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan Pemeriksaan
Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak, dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpp untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah:
1) luas tanah 300
300
Tpp = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp40.200,00 + Rp350.000,00
= Rp390.200,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp390.200,00.
2) luas tanah 5.000 m²
5.000
Tp = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp670.000,00 + Rp350.000,00
= Rp1.020.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp1.020.000,00.
3) luas tanah 75.000 m² (7,5 hektar)
75.000
Tp = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp10.050.000,00 + Rp350.000,00
= Rp10.400.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp10.400.000,00
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan:
19 / 32
www.hukumonline.com
"Tpm" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk pemeriksaan tanah secara massal.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpm" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk Pemeriksaan Tanah secara massal untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpm untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk pemeriksaan tanah secara massal:
luas tanah 300 m²
300
Tpm = 1/5 x (------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= 1/5 x Rp40.200,00 + Rp350.000,00
= Rp8.040,00 + Rp350.000,00
= Rp358.040,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp358.040,00
Pasal 10
Yang dimaksud dengan:
"Tpk" adalah Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpk" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpk untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi:
a) luas tanah 300 m²
300
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp40.200,00 + Rp350.000,00
= Rp390.200,00
20 / 32
www.hukumonline.com
Dikenakan tarif 50% dari Tpa, maka:
Tpk = 50% x Rp390.200,00
= Rp195.100,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp195.100,00.
b) luas tanah 5.000 m²
5.000
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp670.000,00 + Rp350.000,00
= Rp1.020.000,00
Dikenakan tarif 50% dari Tpa, maka:
Tpk = 50% x Rp 1.020.000,00
= Rp510.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp510.000,00.
c) luas tanah 75.000 m² (7,5 hektar)
75.000
Tpa = (--------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp10.050.000,00 + Rp350.000,00
= Rp10.400.000,00
Dikenakan tarif 50% dari Tpa, maka:
Tpk = 50% x Rp10.400.000,00
= Rp 5.200.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp 5.200.000,00.
Pasal 11
Yang dimaksud dengan "Konsolidasi Tanah" adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah serta usaha penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Pasal 12
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan: "Tkts" adalah Tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya.
21 / 32
www.hukumonline.com
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"Tu" adalah Tarif Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah yang digunakan untuk:
a. pengukuran dan pemetaan keliling;
b. pengukuran Topografi;
c. pengukuran dan pemetaan Rincikan;
d. pemindahan desain ke lapang.
"Tph" adalah Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali dan Pemeliharaan Data PendaftaranTanah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
"HSBKu" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pengukuran yang berlaku untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan.
Contoh:
Penghitungan tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Pertanian: Tuan A, Tuan B, dan Tuan Csepakat untuk menata tanah pertanian mereka yang saling berbatasan melalui pelayanan konsolidasi tanah secara swadaya pertanian. Luas tanah Tuan A, Tuan B, dan Tuan C masing-masing adalah 1.000 m², 2.000 m², dan 3.000 m². HSBKu adalah sebesar Rp80.000,00.
Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali berupa Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah untuk perorangan sesuai lampiran Peraturan Pemerintah ini sebesar Rp50.000,00. Penghitungan tarif untuk masing-masing bidang adalah:
a) bidang tanah Tuan A
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan A
1.000
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp160.000,00 + Rp100.000,00
= Rp260.000,00.
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
1.000 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp260.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,20
= Rp75.000 + Rp585.000,00 + Rp50.000,00
= Rp710.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan A sebesar Rp710.000,00.
b) bidang tanah Tuan B
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan B
22 / 32
www.hukumonline.com
2.000
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp320.000,00 + Rp100.000,00
= Rp420.000,00.
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
2.000 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp420.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,20
= Rp125.000 + Rp945.000,00 + Rp50.000,00
= Rp1.120.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan B sebesar Rp1.120.000,00.
c) bidang tanah Tuan C
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan C
3.000
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp480.000,00 + Rp100.000,00
= Rp580.000,00
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
3.000 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp580.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,20
= Rp175.000 + Rp1.305.000,00 + Rp50.000,00
= Rp1.530.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan C sebesar Rp1.530.000,00.
Ayat (2)
Contoh:
Penghitungan tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Nonpertanian:
Tuan D, Tuan E, dan Tuan F sepakat untuk menata tanah nonpertanian mereka yang saling berbatasan melalui pelayanan konsolidasi tanah secara swadaya nonpertanian. Luas tanah Tuan D, Tuan E, dan
23 / 32
www.hukumonline.com
Tuan F masing-masing adalah 500 m², 600 m², dan 700 m². HSBKu adalah sebesar Rp80.000,00. Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali berupa Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah untuk perorangan sesuai lampiran Peraturan Pemerintah ini sebesar Rp50.000,00. Penghitungan tarif untuk masing-masing bidang adalah:
a) bidang tanah Tuan D
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan D
500
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp80.000,00 + Rp100.000,00
= Rp180.000,00
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
500 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp180.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,004
= Rp250.000,00 + Rp405.000,00 + Rp50.000,00
= Rp705.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan D sebesar Rp705.000,00.
b) bidang tanah Tuan E
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan E
600
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp96.000,00 + Rp100.000,00
= Rp196.000,00
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
600 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp180.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,004
= Rp275.000,00 + Rp441.000,00 + Rp50.000,00
= Rp766.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan E sebesar Rp766.000,00.
24 / 32
www.hukumonline.com
c) bidang tanah Tuan F
1) menghitung Tu untuk bidang tanah Tuan F
700
Tu = (--------------- x Rp80.000,00) + Rp100.000,00
500
= Rp112.000,00 + Rp100.000,00
= Rp212.000,00
2) memasukkan variabel Tu dalam rumus Tkts
700 + 500
Tkts = (--------------------) + (3 x Rp180.000,00 x 3/4) + Rp50.000,00
0,004
= Rp300.000,00 + Rp477.000,00 + Rp50.000,00
= Rp827.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan kepada Tuan F sebesar Rp827.000,00.
Pasal 13
Yang dimaksud dengan "Pertimbangan Teknis Pertanahan" adalah ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah sebagai dasar dalam penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi, dan izin perubahan penggunaan tanah.
Pasal 14
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan:
"Tptil" adalah Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Lokasi.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpb" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pemeriksaan Tanah oleh Panitia B untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak, dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpb untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis dalam rangka Izin Lokasi:
a) luas tanah 200.000 m² (20 hektar)
25 / 32
www.hukumonline.com
200.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp134.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp5.134.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp 5.134.000,00.
b) luas tanah 50.000.000 m² (5.000 hektar)
50.000.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp33.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp38.500.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp38.500.000,00.
c) luas tanah 150.000.000 m² (15.000 hektar)
150.000.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp100.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp105.500.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp105.500.000,00.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan:
"Tptpl" adalah Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan Lokasi.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpb" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pemeriksaan Tanah oleh Panitia B untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak, dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpb untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan Lokasi:
a) luas tanah 200.000 m² (20 hektar)
26 / 32
www.hukumonline.com
200.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp134.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp5.134.000,00
Dikenakan tarif 50% dari Tptil, maka:
Tptpl = 50% x Rp 5.134.000,00
= Rp 2.567.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp2.567.000,00.
b) luas tanah 50.000.000 m² (5.000 hektar)
50.000.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp33.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp38.500.000,00
Dikenakan tarif 50% dari Tptil, maka:
Tptpl = 50% x Rp38.500.000,00
= Rp19.250.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp19.250.000,00.
c) luas tanah 150.000.000 m² (15.000 hektar)
150.000.000
Tptil = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp5.000.000,00
100.000
= Rp100.500.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp105.500.000,00
Dikenakan tarif 50% dari Tptil, maka:
Tptpl = 50% x Rp105.500.000,00
= Rp52.750.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp52.750.000,00.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan:
"Tptip" adalah Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Perubahan
27 / 32
www.hukumonline.com
Penggunaan Tanah.
"L" adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan luas meter persegi (m²).
"HSBKpa" adalah Harga Satuan Biaya Khusus kegiatan pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk tahun berkenaan, untuk komponen belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) kegiatan sidang panitia pemeriksaan tanah, penerbitan Keputusan hak, dan penerbitan sertifikat.
Contoh:
HSBKpa untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp67.000,00, maka penghitungan Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah:
a) luas tanah 300 m²
300
Tptip = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp40.200,00 + Rp350.000,00
= Rp390.200,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp390.200,00
b) luas tanah 5.000 m²
5.000
Tptip = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp670.000,00 + Rp350.000,00
= Rp1.020.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp1.020.000,00.
c) luas tanah 75.000 m² (7,5 hektar)
75.000
Tptip = (------------------------- x Rp67.000,00) + Rp350.000,00
500
= Rp10.050.000,00 + Rp350.000,00
= Rp10.400.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp10.400.000,00.
Pasal 15
Huruf a
Yang dimaksud dengan "Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali" adalah kegiatan pendaftaran tanah yang
28 / 32
www.hukumonline.com
dilakukan terhadap objek pendaftaran tanah yang belum didaftar.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah" adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertifikat dengan perubahan yang terjadi kemudian.
Pasal 16
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "Nilai Tanah" adalah nilai pasar (market value) yang ditetapkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam peta zona nilai tanah yang disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk tahun berkenaan dan untuk wilayah yang belum tersedia peta zona nilai tanah digunakan Nilai Jual Objek Pajak atas tanah pada tahun berkenaan.
Contoh:
Penghitungan berdasarkan nilai pasar per meter persegi (m²) adalah Rp100.000,00. Luas Tanah adalah 100 m². Jadi nilai tanah dihitung menjadi:
Rp100.000,00 x 100 = Rp10.000.000,00.
Dengan demikian, penghitungan tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali berupa Pelayanan Pendaftaran Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah untuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai Berjangka Waktu menjadi:
T = 2‰ x Rp10.000.000,00 + Rp100.000,00
= Rp20.000,00 + Rp100.000,00
= Rp120.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp120.000,00.
Ayat (2)
Contoh:
Penghitungan berdasarkan nilai pasar per meter persegi (m²) adalah Rp100.000,00. Luas Tanah adalah 100 m². Jadi nilai tanah dihitung menjadi:
= Rp100.000,00 x 100
= Rp10.000.000,00
Dengan demikian, penghitungan tarif Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah berupa Pelayanan Pendaftaran Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah untuk Perorangan dan Badan Hukum menjadi:
T = 1‰ x Rp10.000.000,00 + Rp50.000,00
= Rp10.000,00 + Rp50.000,00
= Rp60.000,00
Jadi, tarif yang dikenakan sebesar Rp60.000,00.
Pasal 17
29 / 32
www.hukumonline.com
Cukup jelas.
Pasal 18
Yang dimaksud dengan "Tanah Objek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)" adalah semua tanah milik perorangan Warga Negara Belanda, yang tidak terkena Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda, yang pemiliknya telah meninggalkan wilayah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 3 Prp Tahun 1960.
Yang dimaksud dengan "Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965" adalah semua tanah kepunyaan Badan-badan Hukum Belanda yang Direksi/pengurusnya sudah meninggalkan Indonesia dan menurut kenyataannya tidak lagi menyelenggarakan ketatalaksanaan dan usahanya dinyatakan jatuh kepada Negara dan dikuasai Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Republik Indonesia Nomor 5/Prk/Tahun 1965.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Yang dimaksud dengan “Bekas Tanah Terlantar” adalah tanah-tanah yang sudah ditetapkan menjadi tanah terlantar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “masyarakat tidak mampu” adalah perorangan yang besar penghasilannya per bulan dibawah Upah Minimum yang berlaku pada masing-masing Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Ketua RT/RW setempat dan diketahui oleh Lurah, Kepala Desa, atau nama lainnya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Program Pemerintah Bidang Perumahan Sederhana” adalah program pemerintah untuk menyediakan rumah bagi masyarakat tidak mampu/masyarakat berpenghasilan rendah.
Huruf c
Cukup jelas.
30 / 32
www.hukumonline.com
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 23
Yang dimaksud dengan "Nazhir" adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
31 / 32
www.hukumonline.com
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5804
32 / 32
KUESIONER
Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin : L / P
3. Umur : Tahun
Berikanlah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih!
Keterangan:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
Conformance to Specifications
1. Kantor BPN Kabupaten Serang,
melayani jenis pelayanan jasa
2. Pelayanan yang tersedia berdasarkan
peraturan yang berlaku
3. Peralatan kantor yang ada sudah
mendukung pelayanan.
4. Fasilitas penunjang pelayanan sudah
cukup baik
5. Lahan parkir yang tersedia sudah memadai
6. Kursi yang tersedia di dalam ruang tunggu mencukupi kebutuhan pelanggan.
7. Tersedia papan pengumuman khusus yang memuat
informasi pelayanan
8. Terdapat toilet umum yang bersih
9. Responsif terhadap laporan keluhan dari pelanggan
10. Segala keluhan pelanggan terkait pelayanan di apresiasi
11. Pegawai mampu menyelesaikan keluhan yang dihadapi pelanggan.
Value
12. Bahwa pelayanan yang diberikan
pegawai sudah baik
13. Pegawai meminimalisir kesalahan dalam Pelayanan yang diberikan
14. Pegawai mempunyai pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pelanggan.
15. Apa yang dibayarkan pelanggan
sesuai dengan pelayanan yang
didapatkan
16. Harga sudah tercantum pada aturan
yang berlaku
17. Tarif layanan yang ditetapkan
disesuaikan dengan aturan
18. Pelanggan merasa aman dan percaya selama mengurus pelayanan.
19. Jaminan ganti rugi kepada pelanggan ketika pelayanan tidak sesuai harapan
Fitness For Use
20. Pelanggan merasa nyaman dengan
layanan yang diberikan
21. Anda merasa percaya terhadap perhatian yang diberikan pegawai
22. Pegawai memberikan informasi secara jelas dan mudah dipahami.
23. Pegawai selalu mengutamakan
kepentingan pelanggan.
24. Keramahan pegawai membuat rasa nyaman bagi pelanggan
25. Merasa mudah mendapatkan dan mengetahui informasi layanan
26. Pegawai selalu bersikap sopan pada setiap
pelanggan
27. Petugas keamanan selalu membantu apabila pelanggan membutuhkan jasanya.
28. Petugas keamanan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan.
29. Adanya no kontak yang bias dihubungi ketika pelanggan membutuhkan informasi mengenai kelanjutan pelayanan
Support
30. Layanan yang dihasilkan sudah baik
31. Ketepatan waktu pelayanan
32. Kesesuaian pelayanan sesuai dengan nomor antrian
33. Para pegawai di Kantor BPN Kab. Serang ramah dalam melayani.
Psychological Impressions
34. Para pegawai BPN Kabupaten Serang memiliki etika dalam melayani
35. Sikap pegawai di BPN Kabupaten Serang baik dalam memberikan pelayanan
36. Sikap ramah pegawai merupakan bentuk profesionalitas pegawai tersebut
37. Pegawai di di BPN Kabupaten Serang berpenampilan baik
38. Pegawai di BPN Kabupaten Serang berpenampilan sopan
39. Melayani keluhan dengan sabar
40. Pegawai di BPN Kabupaten Serang memberikan solusi yang baik terhadap keluhan pemohon sertipikat.