Post on 06-Feb-2018
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DALAM KEBERHASILAN MEDIASIDI PENGADILAN
Firmansyah, S.H., LL.M.TM Luthfi Yazid, S.H., LL.M.
Comparative Study of Judicial System between Japan and Indonesia
2007 - Jepang
2
MEDIASI DI PENGADILAN(Court-Annexed Mediation)
Dasar hukum:
Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2003
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan jo. Surat
Edaran Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2002
tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama
Menerapkan Lembaga Damai jo. Pasal 130 HIR /
Pasal 154 Rbg.
3
MEDIASI DI PENGADILAN(Court-Annexed Mediation)
Semua perkara perdata yang diajukan kepengadilan tingkat pertama wajib untuk terlebihdahulu diselesaikan melalui perdamaian denganbantuan mediator.
Penyelesaian perkara melalui mediasi diharapkandapat mengurangi penumpukan perkara yang selama ini terjadi di pengadilan.
4
PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN
Pada hari sidang pertama hakim mewajibkan para pihakberperkara untuk menempuh mediasi.
Para pihak memilih mediator :* Mediator yang dimiliki oleh pengadilan* Mediator di luar pengadilan
Proses mediasi yang menggunakan mediator pengadilanberlangsung selama 22 hari kerja sedangkan untukmediasi yang menggunakan mediator di luar pengadilanberlangsung selama 30 hari kerja.
Jika tercapai kesepakatan para pihak dapat meminta aktaperdamaian. Akta ini disebut Akta van dading.
Jika tidak, hakim melanjutkan pemeriksaan perkara(litigasi).
5
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
1. Iktikad Baik Para Pihak
Pada bulan Juli tahun 2004, sebuah kapal mengalami kerusakan
dalam serangan badai topan Mindule saat berada di perairan
Korea. Pemilik kapal tersebut yang merupakan sebuah
perusahaan pelayaran berbadan hukum Indonesia, menganggap
bahwa musibah tersebut dianggap sebagai suatu kerugian yang
sifatnya menyeluruh (constructive total loss) dan mengklaim
pembayaran asuransi senilai US$ 1,175,000.00 (Satu Juta
Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Dolar Amerika Serikat) kepada
perusahaan asuransi. Namun dikarenakan kapal tersebut tidak
memenuhi syarat Class Maintained Certificate (CMC) dan
kegagalan Penggugat untuk mematuhi syarat duty of
disclosure, mengakibatkan perusahaan asuransi tersebut
menolak penutupan kerugian.
6
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Penggugat melayangkan klaimnya kepada perusahaan
asuransi sekaligus terhadap pialang asuransi kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Namun kasus ini berhasil
dimediasikan dimana pihak perusahaan asuransi bersedia
membayar sebesar US$ 340,000.00 (Tiga Ratus Empat Puluh
Ribu Dolar Amerika Serikat).
7
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Namun Penggugat kembali melayangkan gugatan terhadap pihak
pialang asuransi dengan jenis gugatan yang sama, yakni
meminta ganti kerugian sebesar US$795,398.00 (Tujuh Ratus
Sembilan Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Delapan
Dolar Amerika Serikat), di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Penggugat berpendapat bahwa penyelesaian sengketa secara
damai di kasus sebelumnya hanya berlaku antara Penggugat
dengan pihak perusahaan asuransi, bukan terhadap pialang
asuransi.
Pada mediasi di tahap awal persidangan, para pihak sepakat
untuk memilih mediator dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dengan demikian, berdasarkan Perma No. 2 tahun 2003, jangka
waktu mediasi adalah 22 hari.
8
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Upaya mediasi pada tahap awal sidang tidak berhasil
ditempuh sehingga perkara harus diperiksa lebih
lanjut oleh majelis hakim pemeriksa perkara (litigasi).
Namun, dalam proses pemeriksaan tersebut, Tergugat
kemudian menyatakan kehendaknya untuk
menyelesaikan perkara dengan damai. Hal ini
dikarenakan keinginan Tergugat untuk menjaga image
nya selaku perusahaan pialang asuransi. Jika kasus ini
terus berlangsung maka dikhawatirkan dapat merusak
nama baiknya sebagai sebuah perusahaan pialang
asuransi yang bonafide.
9
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Perdamaian tersebut kemudian dikukuhkan dalam
bentuk Akta Van Dading. Dalam akta tersebut,
Tergugat bersedia membayar US$ 130,000.00
(Seratus Tiga Puluh Ribu Dolar Amerika Serikat).
Di lihat dari contoh di atas, maka dapat kita simpulkan
bahwa salah satu faktor pendukung keberhasilan
mediasi berasal dari iktikad baik para pihak sendiri.
10
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
2. Advokat Yang Dapat Meyakinkan Kliennya Untuk Bermediasi
Dan Mediator Yang Gigih Untuk Memediasikan Para Pihak
Pada tahun 2007, terjadi sengketa dalam sebuah perusahaan
pertambangan. Seorang Direktur (dalam hal ini ialah pemegang saham
mayoritas) diberhentikan sementara oleh Komisaris perusahaan. Merasa
pemberhentian sementara tersebut tidak beralasan, Direktur tersebut
mengadakan RUPS luar biasa untuk mempertanyakan alasan dari
pemberhentian sementaranya.
Selain itu, RUPS luar biasa tersebut juga membahas mengenai benar-
tidaknya keterangan pengunduran diri Presiden Direktur (merupakan
pemegang saham minoritas) yang disampaikan melalui e-mail kepada si
Direktur. Namun, pada saat RUPS luar biasa dilangsungkan, Presiden
Direktur tidak menghadiri RUPS tersebut. Sebagai hasil dari RUPS luar
biasa, si Direktur yang diberhentikan sementara tersebut kemudian
diangkat menjadi Presiden Direktur.
11
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Sengketa timbul ketika mantan Presiden Direktur merasa dirinya masihmenjabat posisi tersebut. Ia mengklaim bahwa ia sudah mengirimkansurat yang menyatakan keinginannya yang masih ingin menjabat sebagaiPresiden Direktur dan telah menganulir pernyataannya dalam e-mail yang sebelumnya ia kirim kepada si Direktur.
Merasa RUPS luar biasa tersebut diadakan tidak secara legal danpengangkatan Presiden Direktur didalilkan tidak sah menurut hukum, iamelayangkan gugatan kepada Presiden Direktur yang baru melaluiPengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam gugatan tersebut ia jugameminta ganti kerugian sebesar US$ 1,000,000.00 (Satu juta DolarAmerika Serikat).
Pada tahap mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk memilih mediator yang berasal dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Karena mediator yang dipilih berasal dari Pengadilan, maka jangka waktu mediasi adalah22 hari.
12
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Arogansi yang tinggi para pihak membuat penyelesaiansengketa melalui mediasi terasa sulit. Para pihak bahkantidak ingin bertemu muka atau berada pada ruanganyang sama semenjak sengketa terjadi.
Dalam proses mediasi, para advokat dari kedua belahpihak gigih dalam meyakinkan kliennya untukbermediasi. Namun usaha itu terasa cukup sulit dansempat menjadi sebuah perdebatan yang panas. Salingmelempar tuduhan pun sempat terjadi. Masing-masingpihak mendalilkan dirinya yang benar.
13
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Setelah jangka waktu 22 hari telah lewat, seharusnya perkarakembali diperiksa oleh majelis hakim (litigasi), namun mediator berinisiatif meminta kepada ketua majelis hakim untukmemperpanjang jangka waktu mediasi tersebut.
Akibat dari usaha gigih advokat kedua pihak dan mediator, akhirnyakasus ini berhasil untuk diselesaikan melalui mediasi. Para pihakakhirnya setuju untuk bermediasi dan mengambil jalan keluardengan cara pembelian saham minoritas Penggugat oleh Tergugatselaku pemegang saham mayoritas sebesar US$ 315,000,- (Tiga Ratus Lima Belas Ribu Dolar Amerika Serikat). Perdamaian inikemudian dikukuhkan oleh Pengadilan melalui Akta Van Dading.
Tak dapat dipungkiri, peranan advokat dan mediator dalam kasusini mengambil andil yang besar dalam keberhasilan mediasi.
14
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
3. Hakim Pemeriksa Perkara Gigih Untuk
Memediasikan Para Pihak
Sebuah kecelakaan pesawat terbang terjadi padatahun 2005 di Medan. Kecelakaan tersebutmengakibatkan di antaranya kematian Tuan X danNyonya Y, pasangan yang menikah dengan alirankepercayaan (tidak dicatatkan ke kantor catatansipil).
15
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Akibat dari kematian itu, pihak maskapai penerbanganmemberikan santunan dan ganti rugi kepada ahli warismasing-masing. Ternyata diketahui bahwa Tuan X jugatelah menikah dengan Nyonya Z secara Islam. Hal inidibuktikan dengan buku pernikahan. Sehingga, di matahukum, ahli waris Tuan X adalah Nyonya Z beserta anak-anaknya. Maskapai penerbangan tersebut pun memberikan santunan dan ganti rugi sebesar
Rp. 350.000.000,- kepada Nyonya Z selaku ahli waris dariTuan X.
16
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Pada tahun 2006, Nyonya Z dan maskapai penerbangantersebut digugat melalui Pengadilan Negeri Medan. Gugatanberasal dari saudara-saudara Tuan X yang meyatakan bahwamerekalah ahli waris yang sah dari Tuan X.
Mereka beralasan perkawinan yang terjadi antara Tuan X danistrinya tidak sah. Bahwa peralihan agama Tuan X menjadipemeluk agama Islam adalah tidak sah karena dalamkesehariannya, Tuan X masih berperilaku seperti seorangpemeluk agama Budha. Akibatnya mereka mendalilkanpernikahan yang terjadi antara Tuan X dan istrinya secara Islam pun tidak sah. Sehingga, menurut mereka, ahli waris Tuan X berdasarkan hukum adalah mereka selaku saudara-saudara dariTuan X.
17
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Dalam gugatan tersebut mereka meminta uang santunan dan gantikerugian yang telah diberikan kepada Nyonya Z untuk dikembalikankepada mereka selaku ahli waris Tuan X yang sah.
Para pihak sepakat untuk menunjuk mediator dari PengadilanNegeri Medan. Dengan demikian, jangka waktu mediasi adalah 22 hari. Namun, mediasi tidak dapat mencapai kesepakatan sehinggaperkara harus diperiksa lebih lanjut dalam proses litigasi olehmajelis hakim.
Berbagai macam proses hukum acara telah dijalani. Setelahmemberikan kesimpulan, para pihak tinggal menunggu putusandari majelis hakim. Namun majelis hakim tetap mengupayakanmediasi untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
18
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Sudah lewat dari dua bulan sejak kesimpulan diserahkanoleh seluruh pihak namun majelis hakim pemeriksaperkara tetap belum mengeluarkan putusannya. Ia masihmengupayakan para pihak untuk bermediasi. Akhirnyausaha gigih hakim tersebut tidak sia-sia. Para pihaksetuju untuk bermediasi.
Dalam perjanjian perdamaian tersebut, Penggugatakhirnya sepakat untuk mengeluarkan maskapaipenerbangan dari perkara. Dan Nyonya Z sepakat untukmemberikan Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah).
19
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Sepintas mungkin terlihat tidak masuk akal, karena Penggugat hanya meminta
Rp. 350.000.000 (Tiga Ratus Lima Puluh JutaRupiah) dalam gugatannya. Namun setelahditelusuri lebih lanjut, ternyata angka ini timbuldari perhitungan tambahan jumlah warisan Tuan X yang masih belum dibagikan.
Hasil mediasi ini kemudian dikukuhkan melaluiAkta Van Dading.
20
MEDIASI DALAM PRAKTIK:FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Yang dapat digarisbawahi dari kasus tersebutadalah bahwa proses mediasi tidak hanya dapatdilangsungkan dalam awal persidangan, namunjuga tidak menutup kemungkinan selama masapemeriksaan oleh majelis hakim (litigasi).
Konsep tersebut serupa dengan konsep wakai yang ada di Jepang.
21
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang berperan dalam mediasidapat dilihat dari sisi:
Para pihak
Advokat
Mediator
Hakim