Post on 04-Aug-2015
1
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun
hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik.
Dibanding dengan tanaman kacang-kacangan lain, kacang hijau memiliki
kelebihan ditinjau dari segi agronomi maupun ekonomis seperti : (a) lebih tahan
kekeringan,
(b) serangna hama penyakit lebih sedikit, (c) dapat dipanen pada umur 55-60 hari,
(d) dapat ditanam pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayakannya
mudah. Dengan demikian, kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk
dikembangkan. Untuk mempercepat perkembangan, ketersediaan benih yang
memadai dan varietas unggul yang sudah dilepas merupakan kunci keberhasilan.
Untuk itu pengetahuan mengenai teknik produksi benih akan sangat membantu
dalam mengahsilkan benih kacang hijau bermutu tinggi (Sunantara, 2000).
Kacang hijau berasal dari Famili Leguminoseae alias polong-polongan.
Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral
penting, antara lain; kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman
dikonsumsi oleh orang yang berdiet atau berkolesterol tinggi. Kacang hijau
mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari,
kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Secara tradisi,
2
ibu-ibu hamil sering dianjurkan mengkonsumsi kacang hijau agar bayi yang
dilahirkan mempunyai rambut lebat. Pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk sel
rambut untuk mempunyai bayi berambut tebal akan terwujud. Kandungan kalsium
dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau
baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tingg. Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan/minuman yang terbuat
dari kacang hijau tidak mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73%
asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan
memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi
penting untuk mrnjaga kesehatan jantung (Anonimous , 2008).
Peran strategis lain dari kacang hijau komplementer dengan beras dapat diperkaya
oleh kacang hijau, sebab protein beras yang miskin lisin akan diperkaya oleh
kacang hijau yang kaya lisin. Implikasi dari sosialisasi konsumsi kacang hijau
hingga mencapai 2,5 kg/tahun/kapita bila untuk 225 juta penduduk memerlukan
tambahan produksi kacang hijau sekitar 200.000-215.000 ton. Tambahan produksi
tersebut memerlukan tambahan areal tanam, yang berarti akan menampung tenaga
kerja yang diperlukan untuk pengembangan lahan kering (Deptan, 2008). Dewasa
ini pemberian pupuk mikro sudah mulai banyak dilakukan.
Hal ini ditandai dengan seringnya orang memakai pupuk daun (pupuk mikro
umumnya berupa pupuk daun,yaitu pupuk yang diberikan dengan cara
disemprotkan ke daun tanaman) (Prihmantoro, 2001).
3
Unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil sekali oleh
tanaman maupu hewan. Unsur mikro biasanya berfungsi sebagai katalisator pada
berbagai proses fisiologis . Dalam banyak hal unsur ini merupakan bagian dari
berbagai macam bahan organik, yang dalam konsentrasi sangat kecil sangat aktif,
seperti enzim, vitamin, dan hormon (Rinsema, 1993).
4
I.2. Tujuan
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.) terhadap dosis dan aplikasi pupuk cair lengkap.
1.3. Hipotesis
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kacang hijau terhadap dosis dan
pupuk yang diberikan.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Sistematika dan Botani Tanaman Kacang Hijau
Botani Tanaman
Menurut Somaatmadja (1993), kacang hijau dapat diklasifikasikan sebagai
berikut, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Family : Leguminosae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau termasuk famili Leguminosae yang banyak varietasnya.
Susunan morfologi kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan biji.
Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil
(nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N)
sehingga menyuburkan tanah (Rukmana, 1997).
6
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan cabang menyamping pada batang
utama, berbentuk bulat dan berbulu warna batang dan cabangya ada yang hijau
dan ada yang ungu (Adrianto dan Indarto, 2004). Batang tanaman kacang hijau
berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, bewarna
hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai
daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadap-hadapan
dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak
dengan ketinggian mencapai 30 cm-110 cm dan cabangya menyebar kesegala arah
(Rukmana, 1997).Daunya terdiri dari tiga helaian trifolia dan letaknya berseling-
seling.
Tangkai daunya lebih panjang dari daunya dengan warna hijau muda sampai hijau
tua(Andrianto dan Indarto, 2004).
Kacang hijau merupakan tanaman berumur pendek biasanya berbunga antara 30 –
70 hari. Bunganya besar berdiameter 1-2 cm, kehijau-hijauan sampai kuning
cerah, steril sendiri, terletak pada tandan ketiak yang tersusun atas 5- 25 kuntum
bunga panjang tandan bunga 2-20 cm (Somaatmadja, 1993).
Bunga-bunga yang berwarna kuning keluar secara berkelompok sebanyak 4
sampai 8 kuntum. Tiap-tiap tangkai bunga yang panjang dan tegak. Seprti
tanaman polong-polongan lain bunga kacang hijau berbentuk kupu-kupu dan
menyerbuk sendiri. Terdapat hingga 16 kuntum bunga pada satu tangkai bunga
(Idris et al, 1982).
7
Polongnya menyebar dan menggantung berbentuk silinder panjangya mencapai 15
cm, sering kali lurus, berbulu atau tanpa bulu berwarna hitam atau coklat soga
(tawny brown) berisi sampai 20 butir biji yang bundar sampai lonjong. Polong
menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam. Perontokan bunga banyak terjadi
dan mencapai angka 90% (Somaatmadja, 1993).
Polong biasanya matang pada waktu 19-22 hari setelah berbunga. Biasanya
polong akan berubah warna menjadi hitam dan daun akan menjadi kuning.
Apabila 50% polong telah matang biasanya akan terjadi pengeluaran bunga sekali
lagi, oleh karena itu, pemanenan kacang hijau perlu dikalukan beberapa kali
dengan jarak waktu panen dari 20-25 hari (Idris et al, 1982).
Biji bewarna hijau atau kuning ,seringkali coklat atau kehitam-hitaman, memiliki
kilap (lustre) yang kusam atau berkilat (diasosiasikan dengan sisa-sisa dinding
polong) hilumnya pipih dan putih. Perkecambahanya epigeal (Somaatmadja,
1993).
II.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau
Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen tersebut keadaan iklim yang
ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 250 C-270 C
dengan kelembaban udara 50%-80%, curah hujan antara 50mm-200mm per bulan,
dan cukup mendapat sinar matahari. Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi
produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau)
yang rata-rata curah hujanya rendah. Didaerah yang bercura hujan tingggi,
8
penanaman kacang hijau mengalami banyak hambatan misalnya , mudah rebah
dan mudah terserang hama penyakit. Produksi kacang hijau musim hujan biasanya
lebih rendah dari pada produksi pasa musim kemarau (Rukmana, 1997).
Pada banyak jenis tanaman, khususnya pada banyak jenis tanaman semusim, suhu
memainkan perananyang sangat penting dalam proses pembentukan dan
perkembangan bunga (Barden et al, 1987).
Hal yang paling penting dalam pemilihan lokasi untuk kebun kacang hijau adalah
tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerase dan
drainasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5,8-6,5 untuk pH yang ber pH
lebih rendah dari pada 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming). Fungsi
pengapuran adalah unuk meningkatkan mineralisasi nitrogen organik dalam sisa-
sisa tanaman, membebaskan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat agar
tersedia bagi tanaman, membantu memperbaiki kegemburan serta meningkatkan
pH tanah mendekati netral (Rukmana, 1997).
Kacang hijau adalah tanaman hari pendek. Awal pembungaanya akan dihambat
jika fotoperiode meningkat. Kacang hijau dalah tanaman musim hangat dan
tumbuh dibawah suhu rata-rata yang berkisar antara 200C dan 400C, dengan suhu
optimumnya 280C-300C. Karenanya kacang hijau dapat ditanam musim panas
dan musim gugur serta pada ketinggian di bawah 2.000 m dpl di daerah tropik.
Tanaman ini rentan terhadap genangan dan tahan terhadap kekeringan dengan
cara mempersingkat priode antara pembungaan dan pematangan. Kebutuhan
airnya 200-300 mm untuk masa pertumbuhanya.Toleransinya terhadap keracunan
9
aluminium sangat seidkit dijumpai. Kacang hijau akan segera berbintil akar jika
diinokulsi oleh galur rhizobium (Somaatmadja, 1993).
Unsur hara makro tersedia dalam jumlah optimal pada kisaran pH 6,5-7,5 atau
mendekati netral. Seperti unsur hara P tersedia dalam jumlah banyak pada kisaran
pH 6,5-8 dan 9-10 (Sutedjo, 1996).
II.3.Pupuk Cair
Keuntungan lain dari pupuk daun ialah di dalamnya terkandung unsur hara mikro.
Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro. Umumnya tanaman
kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk akar yang
mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian pupuk daun yang berisi hara
mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Tidak kalah pentingnya ialah
dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari kelelahan atau
rusak(Lingga,2005).
Pupuk organik cair memiliki banyak kegunaan bagi tanaman diantaranya; dapat
mempercepat pertumbuhan generatif tanaman serta mengurangi kerontokan bunga
dan buah berkat kandungan hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Selain itu,
pupuk cair meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman antara 15% s/d
100%, kualitas rasa, warna, aroma dan daya penyimpanan sekaligus
memperpanjang masa produktif tanaman yang tidak habis satu kali panen (Padhu,
2009).
10
Beberapa jenis pupuk cair dapat langsung disemprotkan ke daun tanpa
penambahan air, tetapi jenis lain harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu
dengan dosis tertentu. Dalam pengenceran pupuk cair ini dapat pula ditambahkan
bahan perekat, hormon, insektisida atau bahan pembantu lain (Marsono dan
Paulus,2001).
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari
karena bertepatan dengan saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan
pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca
termasuk kunci sukses dalam penyempotan pupuk daun. Dua jam setelah
penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas
penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprot pupuk daun pada saat suhu
udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat
meningkat sehingga daun dapat terbakar (Novizan 2005).
11
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Musi Rawas pada ketinggian tempat 110 m di atas permukaan laut.
Penelitian ini dilaksanakan pada.
III.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan adalah: 1). benih kacang hijau (Phaseolus
radiatus L, 2). Pupuk Santamicro, 3). Air, 4). Terpal, 5). Bambu.
Sedangkan alat-alat yang digunakan pada percobaan adalah: 1). Papan Merek
Penelitian, 2). cangkul , 3). gembor, 4). meteran, 5). timbangan, 6). alat tulis, 7).
Sabit, 8). Kalkulator.
III.3. Metodologi Penelitian
Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK)
faktorial, yaitu :
1. 1. Perlakuan Pupuk Cair sebagai petak utama (P)
P1 = 1 cc / Liter air
P2 = 2 cc / Liter air
P3 = 3 cc / Liter air
12
2. Perlakuan Waktu Pemberian sebagai anak petak (W)
W1 = 1 kali 1 minggu
W2 = 1 kali 2 minggu
Kombinasi Perlakuan diatas dapat dilihat pada tabel .1 berikut
Tabel. 1. Kombinasi Perlakuan Pupuk Organik dan Waktu Pemberian.
Pupuk Cair
(P)
Waktu Pemberian (W)
W1 W2 W3
P1 P1W1 P1W2 P1W3
P2 P2W1 P2W2 P2W2
P3 P3W1 P3W2 P3W3
Dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan
model linier sebagai berikut:
Y = µ + (K + α + β + Єa) + β + αβ + Єb
Dimana :
Yijk = hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-I dengan perlakuan media
tanam taraf ke-j dan biji pada taraf ke-k
µ = nilai tengah
τi = respon blok ke-i
αj = respon pemberian media tanam pada taraf ke-j
βk = respon perlakuan biji pada taraf ke-k
εijk = respon interaksi media tanam pada taraf ke-j dengan perlakuan biji pada
taraf ke-k
13
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Persiapan Lahan
Lahan percobaan dibersihkan dari gulma dengan cara mengikis dan mencangkul
tanah. Setelah gulma dibersihkan, dicangkul lahan percobaan 20 cm kemudian
tanah dibiarkan selama satu minggu. Selanjutnyasedalam tanah dihaluskan dan
diratakan, kemudian dilakukan pembuatan parit pada sekeliling lahan percobaan
agar lahan percobaan terhindar dari air yang tergenang.
3.4.2. Penanaman
Proses penanaman diawali dengan membuat lubang tanam dengan bantuan tugal
dengan jarak 30 cm x 25 cm dengan kedalaman secukupnya. Diisi setiap lubang
tanam dengan kompos. Dimasukkan benih tanaman kacang hijau pada setiap
lubang tanam yang kemudian ditutupi lagi dengan kompos diatasnya. Setelah
selesai, lahan percobaan disiram dengan air.
1.4.3. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari selama satu bulan pertama dan selanjutnya
dikurangi sesuai dengan keadaan cuaca bila hujan turun maka tidak perlu
penyiraman.
14
1.4.4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan tangan saat gulma
mulai tumbuh di media tanam.
1.5. Akhir Penelitian
Penelitian berakhir setelah semua perlakuan pupuk cair dilakukan dan semua bibit
kacang hujau hingga menghasilkan.
1.6. Peubah Pengamatan
1.6.1. Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari pangkal
batang sampai titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan meteran. Tinggi
tanaman diukur setiap minggu setelah perkecambahan pada 2 – 4 MST.
3.6.2. Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga dihitung dengan mengamati waktu munculnya bunga dimulai dari
umur tanam tanaman sampel tersebut.
15
3.6.3. Bobot Biji per Sampel (g)
Penghitungan bobot biji per sampel dilakukan setelah panen, dimana kelima hasil
dari tanaman sampel ditimbang seluruhnya, kemudian dibagi lima, sesuai dengan
jumlah tanaman sampel.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2008. Kacang Hijau. Dikutip dari http://www.warintek.com. Diakses 28 Oktober 2009.
Andrianto, T.T. dan Indarto N. 2004. Budidaya dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Absolut. Yogjakarta. Hal : 93
Barden, J.A., R.G. Halfcare and D.J. Parish. 1987. Plant Science. Mc-Graw Hill Book Company, Ltd. USA. Hal : 172.
Deptan. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Tanaman pangan. Balai Penelitian dan Pengembangan Penelitian, Deptan. Available at: http://ditjentan.deptan.go.id Powered by Joomla! Generated: Tanggal 22 September 2008
Idris, M., Mohammad, dan Normah, 1982. Tanaman Bijian. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, Kuala Lumpur. Hal : 111-113
Lingga, P. dan Marsono, 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta
Marsono dan Paulus S. 2001. Pupuk Akar. Penebar Swadaya, Jakarta
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta
Phadu. 2009. Pupuk Organik Cair Lengkap. Diakses dari situs http://dc-012pandhusuburpersada.blogspot.com/2009/08/pupukorganikcair-lengkap-super-power.html. Diakses pada tanggal 01 Des 2009. 4 Halaman
Prihmantoro, H. 2001. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta
Effendi. 1991. Budidaya Tanaman Karet. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan. Proyek Pengembangan Karet Rakyat.
Sianturi, H. S. D., 2001. Budidaya Tanaman Karet. Universitas Sumaera Utara Press, Meda.
Setyamidjaja, D. 2000. Karet, Budidaya dan Pengolahan. Jakarta: CVYasaguna.
17
DENAH PENELITIAN
Blok I Blok II Blok III