Post on 11-Aug-2020
i
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh:
AHMAD FAISHAL IMADUDDIN
11140930000048
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
HALAMAN JUDUL
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
AHMAD FAISHAL IMADUDDIN
1140930000048
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT
Disusun Oleh :
AHMAD FAISHAL IMADUDDIN
NIM. 11140930000048
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Desember 2019
Ahmad Faishal Imaduddin
11140930000048
v
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan
Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara Pusat” yang ditulis oleh
Ahmad Faishal Imaduddin, NIM 11140930000048 telah diuji dan dinyatakan
LULUS dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Jum’at, 20 Desember
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Mengetahui,
vi
ABSTRAK
Ahmad Faishal Imaduddin – 11140930000048. Evaluasi Tata Kelola Teknologi
Informasi Berdasarkan Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara
Pusat. Di bawah bimbingan Fitroh dan Elsy Rahajeng.
Dalam menghadapi perkembangan zaman teknologi informasi, BKN memiliki
kesadaran akan pentingnya penggunaan TI dalam mencapai tujuannya. Dibuktikan
dengan dibentuknya Deputi Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA) yang
merupakan bidang/unit TI pada struktur organisasinya. Walaupun demikian,
diketahui masih terdapat masalah dalam penerapan TI pada Deputi SINKA yakni,
adanya perbedaan data antar unit BKN yang menyebabkan kurang maksimalnya
dalam melakukan pelayanan kepegawaian, masih banyaknya SDM yang tidak
sesuai dengan penempatan lini kerjanya, adanya ketergantungan beban kerja
terhadap beberapa pegawai, dan kurangnya penyebaran pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu diperlukannya evaluasi tata kelola TI yang baik dengan
menggunakan framework berstandar internasional yang dalam hal ini peneliti
menggunakan framework COBIT 5. Penelitian ini berfokus pada domain proses
APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07 (Manage Human
Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge) menggunakan metode Process
Assessment Model (PAM) COBIT 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
capability level pada proses APO01 di Deputi SINKA saat ini berada pada level 2
(managed process) dan kondisi yang diharapkan berada pada level 3 (established
process). Kemudian untuk proses APO07 capability level saat ini berada pada level
1 (performed process) dan kondisi yang diharapkan mencapai level 3 (establihed
process). Sedangkan untuk proses BAI08 capability level saat ini berada pada level
1 (performed process) dan kondisi yang diharapkan mencapai level 2 (managed
process). Dengan demikian untuk mencapai level yang diharapkan Deputi SINKA
diharuskan memenuhi sejumlah rekomendasi yang ada pada level 1 dan 2 seperti
membuat prosedur dalam mengintegrasikan data atau informasi yang dimiliki,
membuat kebijakan terkait perencanaan cadangan staf, membuat persyaratan
kepegawaian yang terdokumentasi dengan baik dan membuat kebijakan terkait
penyebaran pengetahuan agar terkelola dengan baik.
Kata Kunci: Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, Process Assessment
Model (PAM), Capability Level, Manage the IT Management Framework, Manage
Human Resource, Manage Knowledge.
V BAB + xv Halaman + 240 Halaman + 24 Gambar + 86 Tabel + Daftar Pustaka +
Lampiran
vii
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, khususnya bagi Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua
dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang gemilang ini.
Skripsi ini berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Berdasarkan Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara Pusat”
yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1
pada program studi Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan,
izinkan Penulis menuangkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph. D selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fitroh, M.kom dan Ibu Elsy Rahajeng, MTI selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan dukungan dan arahan kepada penulis. Atas
motivasi, dukungan dan nasihat yang telah diberikan membuat penulis
semakin terdorong untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.
viii
4. Bapak Aulia Pradipta, S. Kom, M. Sc selaku Kepala Seksi Penyelesaian
Permasalahan Data Kepegawaian BKN Pusat yang berbaik hati
membukakan Penulis jalan untuk melakukan data riset di Badan
Kepegawaian Negara. Berkat saran, waktu dan arahan dari beliau
memotivasi Penulis untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.
5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi, yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah menuangkan ilmunya kepada penulis selama
perkuliahan.
6. Pihak keluarga, khususnya Ibunda Rodiyah Widianingrat dan ayahanda
Nasril Latief, orangtua yang selalu mendoakan, memberi semangat,
motivasi, serta kasih sayang yang membuat Penulis selalu ingin
memberikan yang terbaik untuk mereka.
7. Kepada almarhumah Nurhikmah Noviyanti, seseorang yang selalu menjadi
pengingat dan pendengar yang baik untuk penulis, serta yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi
ini, semoga almarhumah bahagia dan diterima segala amal ibadahnya,
aamiin.
8. Sahabat-sahabat Penulis, khususnya Muhammad Yusuf F.E., dan Harry
Kurniawan teman seperjuangan bimbingan yang selalu memberikan
support dan selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan satu sama
lain.
ix
9. Sahabat-sahabat penulis juga Irfan, Kurniawan, Lingga, Pita, Elin, yang
memberikan semangat, dan selalu membantu penulis ketika ada masalah,
semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan.
10. Teman-teman mahasiswa/i Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta khususnya Sistem Informasi 2014 B. Ada Choli, Doni, Agra, Helmi,
Agif, Anang, Yusuf, Alif, Zaki, Briam, Tomo, Hasbi, Andi, Alvali, Faikar,
Nurul, Nadil, Ovi, Sabil, Aul, Novi, Anna, Riri, Fadhila yang terus
memberikan doa, semangat, dan motivasi kepada Penulis. Semoga kita
semua dapat memberikan kebanggaan kepada diri sendiri, keluarga, agama
dan tentunya Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Kawan-kawan seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi
periode 2017-2018 khususnya Redno, Anjar, Restri, Aul, Anna dan
semuanya. Semoga kita semua sukses untuk ke depannya.
12. Kawan-kawan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi
periode 2018-2019. Ada Qori, Fadjri, Nurita, Farah, Erni, Beta dan
semuanya. Semoga kita sukses untuk ke depannya.
13. Kawan-kawan KOFACUP. Ada Fadli, Topik, Rahmat, Rafi, Iki, Miftah,
Faris, Husein, Lingga, Abil, Ihdi, Adit dan Bagas. Semoga selalu diberikan
kelancaran segala urusannya dan sukses untuk ke depannya.
14. Kawan-kawan kelompok KKN Gandum UIN Jakarta yang menjadi rekan
penulis saat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat Desa Koleang.
Ada Harar, Bayu, Aina, Syafa, Afifah, Iis, Isty, Maunah, Reza, Melfi, Neni,
Zaid, Said, Penida dan Rizki. Semoga sukses untuk kita ke depannya.
x
15. Seluruh pihak yang banyak berjasa dalam penelitian skripsi ini yang tidak
dapat Penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikit pun
rasa terima kasih dari penulis.
Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan
berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan sebagai amal
kebaikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.
Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Ciputat, Desember 2019
Ahmad Faishal Imaduddin
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................ 9
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 9
1.6.2 Metode Analisis Data ............................................................... 10
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14
2.1 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi ....................................... 14
2.1.1 Evaluasi ..................................................................................... 14
2.1.2 Tata Kelola ................................................................................ 14
2.1.3 Teknologi Informasi ................................................................. 15
2.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi .............................................. 15
2.1.5 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi ............................... 16
2.2 Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi ...................................... 16
2.3 Kerangka Kerja (Framework) Tata Kelola Teknologi Informasi ......... 17
2.3.1 The International Organization for Standardization (ISO) ...... 17
xii
2.3.2 Information Technology Infrastructure Library (ITIL) ............ 18
2.3.3 Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission (COSO) ............................................................................ 19
2.3.4 Capability Maturity Model Integration (CMMI) ..................... 20
2.3.5 Control Objective for Information and Related Technology
(COBIT) ............................................................................................... 22
2.4 COBIT 5 ............................................................................................... 22
2.4.1 Sejarah COBIT ......................................................................... 22
2.4.2 Framework COBIT 5 ................................................................ 24
2.4.3 Prinsip COBIT 5 ....................................................................... 27
2.4.4 7 Enabler .................................................................................. 32
2.4.5 Process Reference Model (PRM) ............................................. 34
2.4.6 RACI Chart .............................................................................. 56
2.4.7 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 ........... 63
2.4.8 Process Assesment Model (PAM) ............................................ 65
2.4.9 Skala Peringkat (Rating Scale) ................................................. 68
2.4.10 Process Capability Level .......................................................... 69
2.5 Fokus Area Tata Kelola TI ................................................................... 89
2.5.1 Proses APO01 – Manage the IT Management Framework ...... 89
2.5.2 Proses APO07 – Manage Human Resource ............................. 90
2.5.3 Proses BAI08 – Manage Knowledge ........................................ 90
2.6 Aparatur Sipil Negara (ASN) ............................................................... 91
2.7 Mengelola Sumber Daya Manusia ....................................................... 92
2.8 Mengelola Pengetahuan ........................................................................ 93
2.9 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 94
2.9.1 Observasi .................................................................................. 94
2.9.2 Literature Review ...................................................................... 94
2.9.3 Wawancara ............................................................................... 95
2.9.4 Kuesioner .................................................................................. 95
2.10 Metode Perhitungan .............................................................................. 95
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 99
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 99
3.2 Initiation ............................................................................................... 99
xiii
3.2.1 Observasi .................................................................................. 99
3.2.2 Wawancara ............................................................................. 100
3.2.3 Literature Review .................................................................... 100
3.2.4 Kuesioner ................................................................................ 104
3.3 Planning the Assesment ...................................................................... 104
3.3.1 Kuesioner Capability Level .................................................... 105
3.3.2 Sampling ................................................................................. 105
3.4 Briefing ............................................................................................... 106
3.5 Data Collection .................................................................................. 106
3.6 Data Validation .................................................................................. 106
3.7 Process Attribute Level ....................................................................... 106
3.8 Reporting the Result ........................................................................... 107
3.9 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................. 108
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 109
4.1 Initiation ............................................................................................. 109
4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara Pusat ............................ 109
4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara Pusat .................. 111
4.1.3 Logo Badan Kepegawaian Negara Pusat ................................ 112
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara Pusat ......... 113
4.1.5 Profil Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA)
114
4.1.6 Pemetaan Domain Proses ....................................................... 118
4.2 Planning the Assesment ...................................................................... 123
4.2.1 Pemetaan Struktur Organisasi Terhadap RACI Chart ............ 123
4.2.2 Rincian Jawaban Proses APO01 (Manage the IT Management
Framework) ........................................................................................ 127
4.2.3 Rincian Jawaban Proses APO07 (Manage Human Resource) 147
4.2.4 Rincian Jawaban Proses BAI08 (Manage Knowledge) .......... 164
4.3 Briefing ............................................................................................... 174
4.4 Data Collection .................................................................................. 174
4.4.1 Proses APO01 ......................................................................... 175
4.4.2 Proses APO07 ......................................................................... 175
4.4.3 Proses BAI08 .......................................................................... 176
xiv
4.5 Data Validation ................................................................................... 177
4.5.1 Proses APO01 (Manage the IT Management Framework) .... 177
4.5.2 Proses APO07 (Manage Human Resource) ........................... 186
4.5.3 Proses BAI08 (Manage Knowledge) ...................................... 192
4.6 Process Attribute Level ....................................................................... 196
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas ................................................... 197
4.6.2 Penentuan Level Kapabilitas .................................................. 207
4.6.3 Pencapaian Proses pada Deputi SINKA ................................. 211
4.7 Reporting and Result .......................................................................... 229
4.7.1 Gaps dan rekomendasi proses APO01 (Manage the IT
Management Framework) .................................................................. 230
4.7.2 Gaps dan rekomendasi proses APO07 (Manage Human
Resource) ............................................................................................ 234
4.7.3 Gaps dan rekomendasi proses BAI08 (Manage Knowledge) . 237
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 241
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 241
5.2 Saran ................................................................................................... 243
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 244
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ xvi
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012) ........................................................ 23
Gambar 2.2 Coverage of Other Standards and Frameworks (ISACA, 2012) ...... 24
Gambar 2.3 Lima Prinsip COBIT 5 (ISACA, 2012) ............................................ 27
Gambar 2.4 Value Creation (ISACA, 2012) ......................................................... 29
Gambar 2.5 Enterprise Enablers (ISACA, 2012) ................................................. 30
Gambar 2.6 Governance and Management Keys Area (ISACA, 2012) ............... 31
Gambar 2.7 COBIT 5 Enabler (ISACA, 2012) ..................................................... 32
Gambar 2.8 Process Reference Model (ISACA, 2012) ........................................ 34
Gambar 2.9 RACI Chart APO01 (Manage the IT Management Framework) ..... 57
Gambar 2.10 RACI Chart APO07 (Manage Human Resouce) ............................ 57
Gambar 2.11 RACI Chart BAI08 (Manage Knowledge) ..................................... 58
Gambar 2.12 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 (Manage
Knowledge) ........................................................................................................... 64
Gambar 2.13 Assesment Process Activities (ISACA, 2012) ................................. 66
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 108
Gambar 4.1 Logo Badan Kepegawaian Negara .................................................. 112
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Kepegawian Negara ............................. 113
Gambar 4.3 Mapping enablers goals terhadap IT-related goals COBIT 5 ........ 119
Gambar 4.4 mapping IT-Related goals terhadap domain proses COBIT 5 ........ 122
Gambar 4.5 Matrik RACI chart proses APO01 .................................................. 124
Gambar 4.6 Matrik RACI Chart Proses APO07 ................................................. 125
Gambar 4.7 Matrik RACI chart proses BAI08 ................................................... 126
Gambar 4.8 Diagram Representasi Capability Level APO01 ............................. 207
Gambar 4.9 Diagram Representasi Capability Level APO07 ............................. 209
Gambar 4.10 Diagram Representasi Capability Level BAI08 ............................ 210
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ratting Level ......................................................................................... 69
Tabel 2.2 Capability Level and Process Attribute ................................................ 70
Tabel 2.3 Process Performance (ISACA, 2012) .................................................. 71
Tabel 2.4 Performance Management (ISACA, 2012) .......................................... 72
Tabel 2.5 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Managemen) (Sumber: ISACA,
2012) ..................................................................................................................... 74
Tabel 2.6 Process Definition (ISACA, 2012) ....................................................... 76
Tabel 2.7 Process Deployment (ISACA, 2012) .................................................... 78
Tabel 2.8 Process Measurement (ISACA, 2012).................................................. 81
Tabel 2.9 Process Control (ISACA, 2012) ........................................................... 83
Tabel 2.10 Process Innovation (ISACA, 2012) .................................................... 86
Tabel 2.11 Process Optimisation (ISACA, 2012) ................................................ 88
Tabel 2.12 Ketentuan Nilai Skala Likert ............................................................... 96
Tabel 2.13 Pemetaan jawaban, nilai dan tingkat kapabilitas ................................ 98
Tabel 3.1 Studi Literatur ..................................................................................... 101
Tabel 4.1 Pemetaan RACI chart Proses APO01 ................................................. 124
Tabel 4.2 Pemetaan RACI chart proses APO07 ................................................. 125
Tabel 4.3 Pemetaan RACI Chart proses BAI08 ................................................. 126
Tabel 4.4 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.01 .............................................. 127
Tabel 4.5 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.02 .............................................. 131
Tabel 4.6 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.03 .............................................. 134
Tabel 4.7 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.04 .............................................. 138
Tabel 4.8 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.05 .............................................. 139
Tabel 4.9 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.06 .............................................. 141
Tabel 4.10 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.07 ............................................ 143
Tabel 4.11 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.08 ............................................ 145
Tabel 4.12 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.01 ............................................ 147
Tabel 4.13 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.02 ............................................ 150
Tabel 4.14 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.03 ............................................ 152
Tabel 4.15 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.04 ............................................ 155
xvii
Tabel 4.16 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.05 ............................................ 159
Tabel 4.17 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.06 ............................................ 161
Tabel 4.18 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.01 ............................................. 164
Tabel 4.19 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.02 ............................................. 167
Tabel 4.20 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.03 ............................................. 169
Tabel 4.21 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.04 ............................................. 171
Tabel 4.22 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.05 ............................................. 173
Tabel 4.23 Penjadwalan Kegiatan Briefing ......................................................... 174
Tabel 4.24 Kebutuhan output proses APO01 ...................................................... 175
Tabel 4.25 Kebutuhan output proses APO07 ...................................................... 176
Tabel 4.26 Kebutuhan output proses BAI08 ....................................................... 176
Tabel 4.27 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.01 .................................... 177
Tabel 4.28 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.02 .................................... 179
Tabel 4.29 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.03 .................................... 180
Tabel 4.30 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.04 .................................... 181
Tabel 4.31 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.05 .................................... 182
Tabel 4.32 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.06 .................................... 183
Tabel 4.33 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.07 .................................... 184
Tabel 4.34 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.08 .................................... 185
Tabel 4.35 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.01 .................................... 186
Tabel 4.36 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.02 .................................... 187
Tabel 4.37 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.03 .................................... 188
Tabel 4.38 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.04 .................................... 189
Tabel 4.39 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.05 .................................... 190
Tabel 4.40 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.06 .................................... 191
Tabel 4.41 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.01 ..................................... 192
Tabel 4.42 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.02 ..................................... 193
Tabel 4.43 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.03 ..................................... 194
Tabel 4.44 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.04 ..................................... 195
Tabel 4.45 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.05 ..................................... 196
Tabel 4.46 Capability Level APO01 ................................................................... 207
xviii
Tabel 4.47 Capability Level APO07 ................................................................... 208
Tabel 4.48 Capability Level BAI08 .................................................................... 210
Tabel 4.49 Proses APO01 PA1.1 Process Performance .................................... 212
Tabel 4.50 Proses APO01 PA2.1 Performance Management ............................ 218
Tabel 4.51 Proses APO01 PA2.2 Work Product Management ........................... 219
Tabel 4.52 Proses APO07 PA1.1 Process Performance .................................... 221
Tabel 4.53 Proses BAI08 PA1.1 Process Performance ...................................... 227
Tabel 4.54 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.01 ....................................... 230
Tabel 4.55 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.02 ....................................... 231
Tabel 4.56 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.03 ....................................... 231
Tabel 4.57 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.04 ....................................... 232
Tabel 4.58 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.05 ....................................... 232
Tabel 4.59 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.06 ....................................... 233
Tabel 4.60 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.07 ....................................... 233
Tabel 4.61 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.08 ....................................... 234
Tabel 4.62 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.01 ....................................... 235
Tabel 4.63 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.02 ....................................... 235
Tabel 4.64 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.03 ....................................... 236
Tabel 4.65 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.04 ....................................... 236
Tabel 4.66 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.05 ....................................... 237
Tabel 4.67 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.06 ....................................... 237
Tabel 4.68 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.01......................................... 238
Tabel 4.69 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.02......................................... 238
Tabel 4.70 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.03......................................... 239
Tabel 4.71 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.04......................................... 239
Tabel 4.72 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.05......................................... 240
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Kepegawaian Negara atau yang selanjutnya disebut BKN merupakan
lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden melalu menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara. BKN berdiri pada 30 Mei tahun 1948 yang
sebelumnya bernama Kantor Urusan Pegawai (KUP). Kegiatan dari BKN yaitu
menjalankan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Sebuah organisasi harus dapat beradaptasi akan perkembangan zaman yang
terjadi, khususnya zaman teknologi informasi dengan melakukan penggunaan atau
investasi Teknologi Informasi (TI). Penggunaan TI merupakan faktor utama dalam
kesuksesan sebuah organisasi agar menjadi organisasi yang berinovatif, kompetitif
serta meningkatkan praktik tata kelola bisnis (Grembergen, 2018), (Mohseni,
AhmadAliNezhad, & Ghasempoori, 2018),(Gërvalla, Preniqi, & Kopacek, 2018).
Begitu pula dengan BKN yang memiliki kesadaran akan pentingnya penggunaan
atau investasi terhadap TI dalam mencapai tujuannya. Bukti akan kesadaran
tersebut adalah BKN telah memiliki sistem yang bernama Sistem Aplikasi
Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang merupakan sistem informasi utama di BKN
dan berfungsi dalam pelayanan kepegawaian. Tak hanya itu, BKN pun membentuk
salah satu bidang/unit TI dalam struktur organisasinya yaitu Deputi Bidang Sistem
Informasi Kepegawaian (SINKA).
2
BKN memiliki tujuan yang tercantum dalam visinya yaitu menjadi pembina
dan penyelenggaraan manajemen kepegawaian yang profesional dan bermartabat
dalam tahun 2025. Manajemen kepegawaian yang berkualitas merupakan
keberhasilan dari BKN dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian salah satu
faktor untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan penggunaan TI. Dalam
penggunaan TI, sebuah organisasi memerlukan tata kelola TI (IT Governance) yang
efektif untuk mengetahui seberapa jauh tingkat dalam penggunaan TI agar
memberikan manfaat bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya
(Debreceny, 2013),(Khther & Othman, 2013). Berdasarkan peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika nomor 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007,
dinyatakan bahwa untuk memastikan penggunaan TI benar-benar mendukung
tujuan penyelenggaraan pemerintahan, dengan memperhatikan efisiensi
penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko terkait dengannya, diperlukan
Good Governance terkait dengan TIK atau yang disebut sebagai Tata Kelola TIK.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Seksi Penyelesaian
Permasalahan Data Kepegawaian didapatkan beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh BKN terkait bidang TI.
Pertama, BKN merupakan lembaga yang mengurusi pelayanan/manajemen
kepegawaian, termasuk salah satunya adalah pengelolaan data Aparatur Sipil
Negara (ASN). Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian
menyatakan bahwa banyak keluhan yang didapati oleh BKN dari kementerian lain
mengenai tidak terupdatenya data kepegawaian. Hal ini menyebabkan proses dalam
mutasi, pemberhentian, kenaikan pangkat ASN terkendala dikarenakan data yang
3
diberikan antar unit di BKN berbeda. Selain itu, dapat berdampak juga pada citra
BKN yang akan menjadi buruk diakibatkan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya tidak maksimal.
Kedua, dalam melakukan pelayanan/manajemen kepegawaian, BKN perlu
memiliki kinerja proses yang efektif dan efisien. Namun, menurut Kepala Seksi
Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian, yang terjadi pada proses kinerja
BKN adalah sebaliknya. Sistem pelayanan yang berjalan dirasa belum optimal. Hal
ini berdampak belum tercapainya salah satu tujuan dari BKN yaitu
mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pelayanan kepegawaian. Salah satu
faktor penting untuk keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja dan kapasitas
Sumber Daya Manusia (SDM) (Jackson, Schuler, & Jiang, 2014), (Paşaoğlu &
Tonus, 2014). Dengan demikian, kualitas dari SDM serta penempatan struktur yang
optimal merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
Ketiga, salah satu faktor penting agar sistem pelayanan BKN dapat dirasa
optimal adalah pengelolaan pengetahuan. Agar pengetahuan itu dapat
diidentifikasi, diperoleh, dibagikan atau digunakan kembali untuk meningkatkan
proses kinerja dari sebuah organisasi maka diperlukan sebuah kegiatan pengelolaan
pengetahuan(Delak, Majewski, & Damij, 2014). Dengan demikian pengelolaan
pengetahuan diperlukan untuk mengembangkan kinerja serta meningkatkan inovasi
dalam mencapai tujuan dari BKN.
Tata kelola teknologi informasi memiliki berbagai kerangka kerja (framework)
4
yang telah dikembangkan untuk membantu organisasi menangani berbagai
komponen tata kelola TI, seperti international standars organization (ISO),
Information Technology Infrastructure Library (ITIL), Project Management Body
of Knowledge (PMBOK), Capability Maturity Model Integration (CMMI), Project
in Controlled Environments (PRINCE), Control Objectives for Information and
Related Technology (COBIT), Certified in the Governance of Enterprise IT
(CGEIT), Lean IT dan lainnya(Selig, 2016), yang di mana semua kerangka kerja
ini mewakili standar, petunjuk dan alat untuk tata kelola teknologi informasi.
COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan bagi stakeholder untuk
penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan TI. COBIT juga merupakan sebuah
standar best practice yang sejajar dengan standar relevan lainnya dan merupakan
framework tingkat tinggi dan karenanya dapat berfungsi sebagai framework
menyeluruh untuk tata kelola TI (De Haes, Van Grembergen, & Debreceny, 2013).
Dengan demikian, untuk melakukan analisis penerapan tata kelola teknologi
informasi pada penelitian ini penulis menggunakan COBIT 5. Karena banyak
proses dan praktik pada COBIT 5 yang berhubungan atau selaras dengan satu atau
framework yang lain pada seluruh bidang.
Untuk framework COBIT 5, dari permasalahan yang sudah ditemukan dan
menyesuaikan dengan visi dan misi BKN maka penulis melakukan pemetaan
masalah yang ada berdasarkan modul enabling process pada tabel mapping
enterprise goals to IT related goals dan ditemukan permasalahan tersebut
terangkum dalam IT-Related Goals COBIT 5 yaitu Knowledge, expertise and
5
initiatives for business innovation yang merupakan turunan dari product and
business innovation culture pada enterprise goals COBIT 5.
Dalam IT-Related Goals mengenai Knowledge, expertise and initiatives for
business innovation terdapat beberapa proses primary yang menjadi dasar untuk
dilakukan pengelolaan TI. Proses-proses tersebut adalah EDM02 (Ensure Benefits
Delivery), APO01(Manage the IT Management Framework), APO02 (Manage
Strategy), APO04 (Manage Inovation), APO07 (Manage Human Resource),
APO08 (Manage Relationship), BAI05 (Manage Organisational Change
Enablement), BAI08 (Manage Knowledge). Kemudian peneliti memasukkan
proses ini ke dalam kuesioner pra-penelitian sebagai pilihan dalam menentukan
proses apa saja yang dirasa perlu oleh pihak BKN untuk dilakukan penelitian. Dari
kuisioner pra-penelitian tersebut menghasilkan tiga proses yang dipilih oleh pihak
BKN yaitu APO01(Manage the IT Management Framework), APO07 (Manage
Human Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge).
Dalam kegunaannya COBIT 5 dan merupakan standar internasional yang
dipakai untuk mengontrol penggunaan teknologi informasi dan untuk menghasilkan
temuan-temuan yang akan berguna untuk mengusulkan tata kelola teknologi
informasi pada BKN. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian di BKN dengan
judul “EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA BADAN
KEPEGAWAIAN PUSAT”.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka dapat
diindetifikasi beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu :
1. Adanya perbedaan data kepegawaian antar unit BKN yang mengakibatkan
proses mutasi, pemberhentian, kenaikan pangkat ASN pada kementerian
lain terkendala. Hal ini menyebabkan citra BKN menjadi buruk dikarenakan
kurang maksimalnya kinerja BKN sebagai lembaga yang berfungsi dalam
pelayanan/manajemen kepegawaian.
2. Masih banyaknya SDM yang tidak sesuai antara penempatan lini kerjanya
dengan kemampuan atau keahliannya, khususnya pada bidang/unit TI. Hal
ini menyebabkan belum tercapainya salah satu tujuan dari BKN dalam
mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pelayanan kepegawaian.
3. Adanya ketergantungan beban kerja yang diberikan terhadap beberapa
pegawai yang ada pada Deputi SINKA. Hal ini menyebabkan tugas pokok
dari pegawai tersebut tidak berjalan maksimal.
4. Pengetahuan yang ada di BKN hanya dimiliki oleh beberapa pegawainya,
sehingga ketika pegawai tersebut pensiun, pengetahuan tersebut akan
terbawa tanpa tersalurkan. Hal ini menyebabkan tidak berkembangnya
inovasi dalam mengoptimalkan sistem pelayanan yang ada di BKN.
Atas landasan identifikasi di atas, dapat diketahui bahwa BKN belum pernah
melakukan evaluasi tentang pengelolaan TI yang ada. Oleh karena itu, perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan evaluasi tata kelola TI
berdasarkan framework Control Objectives for Information and Technology
7
(COBIT 5) yang berfokus pada proses APO01(Manage the IT Management
Framework), APO07 (Manage Human Resource), BAI08 (Manage Knowledge) ?.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas, terarah dan sesuai dengan judul penelitian, maka
peneliti memberikan batasan masalah penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Negara Pusat.
2. Tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT versi 5
untuk mengukur tingkat kapabilitas, menganalisa kesenjangan dan
memberikan rekomendasi berdasarkan domain APO01 (Manage the IT
Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), BAI08
(Manage Knowledge).
3. Tahapan analisis pada penelitian ini adalah Process Assesment Model
COBIT 5 di antaranya adalah, Initiation, Planning the Assesment, Briefing,
Data Collection, Data Validation, Process Attribute Level, dan Reporting
the Result.
4. Tools kuesioner pengukuran capability level menggunakan skala Likert.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan umum
Membuat rancangan tata kelola teknologi informasi menggunakan
framework COBIT 5 pada proses APO01 (Manage the IT Management
8
Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage
Knowledge) di BKN Pusat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kapabilitas kondisi saat ini (as is) dan kondisi yang
diinginkan (to be) pada proses APO01 (Manage the IT Management
Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage
Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat.
b. Menganalisa kesenjangan (gap) pada proses APO01 (Manage the IT
Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan
BAI08 (Manage Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
(SINKA) BKN Pusat.
c. Memberikan usulan saran atau rekomendasi perbaikan terhadap tata
kelola teknologi informasi pada proses APO01 (Manage the IT
Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan
BAI08 (Manage Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
(SINKA) BKN Pusat.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut
diantaranya adalah :
1. Memberikan gambaran pada organisasi mengenai tata kelola teknologi
informasi yang baik (good governance).
2. Memberikan pemahaman tentang perlunya pengelolaan TI, SDM TI, dan
pengetahuan yang ada.
9
3. Mengetahui tingkat kapabilitas TI yang sudah diterapkan saat ini.
4. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dalam bidang tata kelola
teknologi informasi.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Sebelum melakukan analisis data, penulis terlebih dahulu
mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi, studi pustaka
dan survei.
1. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik ini dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara teliti. Dalam penelitian
ini observasi yang digunakan bersifat kuantitatif yakni dengan
mencatat jumlah peristiwa-peristiwa penting tingkah laku tertentu.
(Arikunto, 2010)
2. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil
penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan landasan teori mengenai
masalah-masalah yang akan diteliti. (Sarwono, 2006).
3. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah secara
10
lebih terbuka melalui pendapat dan ide yang disampaikan oleh
responden (Sugiyono, 2010).
4. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010).
1.6.2 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah kerangka kerja
COBIT 5 yakni Process Assesment Model. Metode ini digunakan sebagai
acuan dalam melakukan usulan tata kelola teknologi informasi dengan COBIT
5 untuk mengukur tingkat kapabilitas, menganalisa kesenjangan dan
memberikan rekomendasi pada Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam metode analisis data yang digunakan :
1. Initiation = tahap ini menjelaskan tentang penggerak organisasi.
Identifikasi penggerak perubahan saat ini dan kebutuhan
perubahan pada tingkat manajemen eksekutif. Tujuannya adalah
untuk memperoleh pemahaman organisasi saat ini.
2. Planning the Assesment = tahap kedua adalah melakukan rencana
penilaian guna mengetahui hasil evaluasi penilaian capability
level.
3. Briefing = tahap selanjutnya adalah melakukan pengarahan kepada
tim penilai sehingga memahami masukan, proses dan keluaran
dalam unit organisasi yang akan dinilai yakni Deputi Sistem
11
Informasi Kepegawaian dengan cara menentukan jadwal, kendala
yang dihadapi dalam melakukan penilaian, peran dan tanggung
jawab, kebutuhan sumber daya, dan lain-lain.
4. Data Collection = tahap keempat adalah melakukan pengumpulan
data dari hasil temuan yang didapat pada Deputi Sistem Informasi
Kepegawaian dengan tujuan mendapatkan bukti-bukti penilaian
evaluasi pada aktivitas proses yang telah dilakukan.
5. Data Validation = tahap kelima adalah melakukan validasi data yang
bertujuan mengetahui hasil perhitungan kuisioner agar mendapatkan
evaluasi penilaian capability level.
6. Process Atribute Level = tahap keenam adalah melakukan pemberian
level pada atribut yang ada di setiap indikator, yang bertujuan untuk
menunjukkan hasil capability level dari hasil perhitungan kuisioner
pada tahap-tahap sebelumnya dan melakukan analisis gap pada tahap
selanjutnya.
7. Reporting the Result = tahap ketujuh adalah melaporkan hasil
evaluasi yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian dengan COBIT 5. Dalam
praktik Tata Kelola Teknologi Informasi pada COBIT 5 memiliki
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.
12
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini diuraikan dalam 5 bab yang garis besar isinya
adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, metode penerapan tata kelola
teknologi informasi dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai definisi dan teori-teori
terkait yang digunakan sebagai acuan atau dasar
dalam penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metodologi yang
digunakan dalam penelitian yang mencakup metode
pengumpulan data, metode penerapan tata kelola
teknologi informasi dan kerangka berpikir penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pembahasan profil dari
BKN Pusat dan proses perhitungan data kuisioner
yang telah diisi oleh responden serta memberikan
rekomendasi terhadap tata kelola TI pada BKN Pusat.
13
BAB V : PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran
dari peneliti untuk pengelolaan teknologi informasi di
BKN Pusat.
14
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi
2.1.1 Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
pada beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya
tujuan (Arikunto, 2010).
Menurut Arifin, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan (Arifin, 2013).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses yang dilakukan pada organisasi untuk menentukan
sejauh mana pencapaian tujuan organisasi tersebut.
2.1.2 Tata Kelola
Tata Kelola adalah serangkaian proses untuk pengendalian, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian yang dilakukan
pada dimensi struktur pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan
terhadap kegiatan yang strategis dalam mengelola sejumlah sumber daya demi
tercapainya tujuan/obyektif tertentu (Indrajit, 2014).
Menurut (Jogiyanto, 2011) tata kelola adalah suatu proses yang
dilakukan oleh lembaga atau organisasi untuk mengatasi suatu permasalahan
15
yang terjadi yang disebabkan oleh ketidakselarasan antara suatu konsep dan
implementasinya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tata kelola
merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk
mengatur, mengelola, merencanakan dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi demi mencapainya suatu tujuan.
2.1.3 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi menurut (Laudon & Laudon, 2015) terdiri dari
semua perangkat keras dan perangkat lunak yang perusahaan perlu
menggunakannya dalam rangka mencapai tujuan usahanya.
Sedangkan Teknologi Informasi menurut (Fauziyah, 2010) adalah
penerapan teknologi komputer (peralatan teknik berupa perangkat keras dan
perangkat lunak) untuk menciptakan, menyimpan, mempertukarkan dan
menggunakan informasi dalam berbagai bentuk.
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa teknologi
informasi adalah suatu alat yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak yang mendukung perusahaan dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya
demi mencapai tujuannya.
2.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata kelola teknologi informasi adalah struktur yang memungkinkan
kompatibilitas antara tujuan strategis perusahaan dan niat yang akan membantu
perusahaan mewujudkan tahap risiko yang memuaskan (Alreemy, Chang,
Walters, & Wills, 2016)
16
Sementara menurut (ITGI, 2013), tata kelola teknologi informasi adalah
tanggung jawab direksi dan manajemen eksekutif, dan merupakan bagian dari
tata kelola perusahaan yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi, dan
proses yang memastikan bahwa TI perusahaan mendukung dan memperluas
strategi dan tujuan organisasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tata kelola
teknologi informasi merupakan serangkaian proses yang meliputi perencanaan,
pengelolaan, pengawasan dan pengendalian yang dilakukan suatu organisasi
untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi informasi sejalan dengan
tujuan organisasi.
2.1.5 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Evaluasi tata kelola teknologi informasi merupakan suatu proses
penilaian yang dilakukan oleh organisasi untuk menentukan sejauh mana
pengelolaan teknologi informasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
2.2 Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi
Alasan utama pentingnya tata kelola teknologi informasi adalah agar TI yang
ada pada sebuah perusahaan dapat mendukung dan memungkinkan untuk mencapai
tujuan perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh (ITGI, 2013) yang menyatakan
bahwa pentingnya tata kelola TI agar memenuhi harapan para dewan terhadap
manajemen untuk :
1. Memberikan solusi TI dengan kualitas yang tepat, tepat waktu dan sesuai
anggaran.
2. Memanfaatkan dan menggunakan TI mengembalikan nilai bisnis.
17
3. Memanfaatkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sambil
mengelola risiko TI.
Sementara (ITGI, 2013) juga menyatakan bahwa tata kelola TI yang tidak
efektif akan menjadi akar penyebab pengalaman negatif yang dimiliki banyak
dewan terhadap TI, seperti :
1. Kerugian bisnis, rusaknya reputasi atau melemahnya posisi kompetitif.
2. Tenggat waktu tidak terpenuhi, biaya lebih tinggi dari yang diharapkan dan
kualitas lebih rendah dari yang diantisipasi.
3. Efisiensi perusahaan dan proses inti yang terkena dampak kualitas yang
negatif dikarenakan hasil kiriman TI yang buruk.
4. Kegagalan inisiatif TI untuk membawa inovasi atau memenuhi manfaat
yang dijanjikan.
2.3 Kerangka Kerja (Framework) Tata Kelola Teknologi Informasi
2.3.1 The International Organization for Standardization (ISO)
Di dalam buku (Sarno, 2009) menyebutkan bahwa, International
Standard Organization (ISO) mengelompokkan standar keamanan informasi
yang dikenali secara international ke dalam struktur penomoran yang standar
yaitu ISO 17799. Pada awalnya standar tersebut disusun oleh sekelompok
perusahaan besar seperti Board of Certification, British Telecom, Markes &
Spancer, Midland Bank, Nationwide Builiding Society, Shell dan Unilever yang
bekerja sama untuk membuat suatu standar yang dinamakan British Standard
7799 (BS 7799) sekitar awal tahun 1995.
18
BS 7799 terdiri dari dua bagian, yaitu The Code of Practice for
Information Security Management (Part 1) dan The Spesification for
Information Security Management System/ISMS (Part 2). Kemudian sekitar
tahun 2000, ISO dan International Electro Technical Communication (IEC)
mengadopsi BS 7799 part 1 dan menerbitkan sebagai standar ISO/IEC
17799:27000 dan BS 7799 part 2 sebagai standar ISO/IEC 17799:27001 yang
diakui secara internasional sebagai standar sistem manajemen keamanan
informasi. Standar tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing dan
berkembang ke seri lain yang paparan lebih lanjutnya akan dijelaskan
sebagaimana berikut :
a) ISO/IEC 27000: merupakan dokumen yang berisikan definisi-definisi
dalam bidang keamanan informasi yang digunakan sebagai istilah dasar
dalam seri tersebut
b) ISO/IEC 27001: mencakup aspek-aspek pendukung realisasi dan
implementasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan.
c) ISO/ IEC 27002: merupakan panduan praktis pelaksanaan dan
implementasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan
berdasarkan ISO/IEC 27001.
2.3.2 Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
Dalam buku Jogiyanto, dijelaskan bahwa Information Technology
Infrastructure Library (ITIL) adalah seperangkat konsep dan praktik untuk
mengelola layanan TI, pengembangan dan operasi TI. ITIL memberi deskripsi
rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas
19
dan prosedur yang di dalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan
kebutuhannya sendiri. ITIL diterbitkan dalam suatu seri buku, masing-masing
mencakup topik manajemen TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library
adalah merek dagang terdaftar atas miliki United Kingdom’s Office of
Goverment Commerce (OGC). Standar ITIL berfokus kepada pelayanan
pelanggan (Customer) dan tidak penyelarasan strategi perusahaan terhadap
strategi TI yang dikembangkan. (Jogiyanto, 2011).
2.3.3 Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission
(COSO)
Di dalam bukunya (Gondodiyoto, 2007) definisi COSO (Committee of
Sponsoring Organization of the Treadway Commission) merupakan suatu
proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris suatu entitas, manajemen, dan
personel lain, dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai
berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori :
a) Efektivitas dan efisiensi keuangan.
b) Keandalan pelaporan keuangan.
c) Ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
COSO memperkenalkan 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur
yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa
tujuan pengendalian manajemen akan dapat dicapai. Kelima komponen
pengendalian intern tersebut adalah :
a) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
b) Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Asssesment)
20
c) Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication
System)
d) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
e) Monitoring
2.3.4 Capability Maturity Model Integration (CMMI)
Mengenai CMMI, dalam bukunya (Surendro, 2009) menjelaskan konsep
ini adalah sebuah model yang digunakan untuk menilai tingkat kematangan
proses rekayasa perangkat lunak sebuah organisasi untuk meningkatkan
kematangan proses tersebut. model ini dikembangkan lebih lanjut yang
memiliki tujuan menangani integrasi pengembangan perangkat lunak dengan
aktivitas kerekayasaan lain termasuk rekayasa sistem, pengembangan produk
dan proses secara terintegrasi, dan sumber daya supplier. Model CMMI banyak
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model kematangan lain,
termasuk dalam arsitektur enterprise.
Model kematangan CMMI terdiri dari 5 (lima) tingkat kematangan yang
diberi nomor 1 sampai dengan 5 sebagai berikut :
1. Initial: proses dilakukan secara seketika/ad hoc. Organisasi tidak
memiliki lingkungan pengembangan yang stabil. Keberhasilan
organisasi dalam melaksanakan kegiatan tergantung pada tingkat
kompetensi dan semangat personil dalam organisasi, bukan kepada
proses-proses yang terbukti baik.
2. Managed: kegiatan pengembangan oleh organisasi telah dikelola dengan
baik di mana kebutuhan untuk pengembangan telah direncanakan,
21
dilaksanakan, diukur dan dikendalikan tetapi masih ada perbedaan dalam
masing-masing kegiatan yang dilakukan. Hal ini terjadi karena proses
pelaksanaan kegiatan belum distandarisasi dengan baik.
3. Defined: Karakteristik proses telah dipahami dengan baik dan dinyatakan
dalam bentuk standar, prosedur, kakas/tools, dan metode. Standar
digunakan untuk memberi jaminan konsistensi pelaksanaan proses di
seluruh organisasi. Kegiatan yang dilakukan organisasi dijalankan
berdasar standar proses yang telah ada.
4. Quantitatively Managed: Ukuran kuantitatif telah ditetapkan untuk
mengukur kualitas dan kinerja pelaksanaan proses dan untuk menilai
ketercapaian sebuah tujuan. Ukuran kuantitatif didasarkan atas
kebutuhan konsumen, pengguna akhir, organisasi, dan pihak yang
mengimplementasikan proses-proses.
5. Optimising: Kinerja proses diperbaiki secara terus menerus melalui
perbaikan teknologi secara inovatif dan bertahap. Tujuan perbaikan
proses secara kuantitatif telah ditetapkan, secara kontinu diperbaiki
sesuai dengan perubahan tujuan bisnis dan digunakan sebagai kriteria
dalam mengelola perbaikan proses.
Model CMMI memberikan berbagai macam panduan untuk menilai
tingkat kematangan suatu organisasi dan perbaikan yang diperlukan dalam
berbagai proses sehingga dapat meningkat ke arah yang lebih baik dari satu
tingkat ke tingkat selanjutnya.
22
2.3.5 Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)
merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan untuk
mengimplementasikan IT Governance, kerangka kerja yang membantu
auditor, manajemen dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah (gap)
antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis.
COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan
bagian dari Information System Audit and Control Association (ISACA.,
2012).
Menurut (Jogiyanto, 2011) COBIT sudah mengalami evolusi yang cukup
panjang untuk semakin baik menjadi kerangka kerja yang bisa digunakan
dalam menerapkan IT Governance Enterprise Goal.
2.4 COBIT 5
2.4.1 Sejarah COBIT
COBIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk
meneliti, mengembangkan, mempublikasikan dan mempromosikan
kewenangan, pembaruan dan seperangkat pedoman umum yang diterima
secara internasional untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam
penggunaan sehari-hari oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang
diperoleh manajer, auditor dan pengguna dari pengembangan COBIT adalah
membantu mereka memahami sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan
23
dan kendali yang diperlukan untuk melindungi aset perusahaan mereka melalui
pengembangan model tata kelola TI (Jogiyanto, 2011).
Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012)
Dimulai pada tahun 1996 COBIT versi 1 muncul dengan kerangka kerja
yang berkutat di wilayah audit. Seiring perkembangannya COBIT versi 2 pun
terbit di tahun 1998 dengan framework yang menekankan pada wilayah control
(pengendalian). Kemudian pada tahun 2000 COBIT berkembang lagi dengan
versi 3 dengan pedoman kerja yang mengarah pada area management.
Wilayah IT Governance yang luas cakupannya dalam perusahaan
menjadi pembahasan penting bagi perubahan framework COBIT pada versi
4.0/4.1 yang dirilis pada tahun 2005/7. Namun masukannya age information
sampai hari ini evolusi COBIT menerbitkan versi terakhirnya yaitu versi 5 pada
tahun 2012 yang memiliki scope/cakupan yang lebih luas dari versi
24
sebelumnya dengan membahas Governance dan Enterprise IT yakni Tata
kelola Teknologi Informasi pada perusahaan.
2.4.2 Framework COBIT 5
Menurut ISACA dalam modul framework, COBIT 5 merupakan generasi
terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan
manajemen TI. COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT
selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan pengguna dari bidang
bisnis, komunitas TI, risiko, asuransi, dan keamanan (ISACA., 2012)
Gambar 2.2 Coverage of Other Standards and Frameworks (ISACA, 2012)
Pengembangan COBIT 5 adalah untuk mengatasi kebutuhan-
kebutuhan penting seperti :
1. Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan
dari informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat
25
risiko berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka
dalam menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar
tersampaikan. Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka
pendek sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang.
Beberapa pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa
pihak tidak. Perbedaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus
dihadapi secara efektif. Stakeholder tidak hanya terlibat lebih banyak tapi
juga menginginkan transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan
bagaimana hasil yang akan diperoleh.
2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan organisasi pada
organisasi lain dan rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan,
klien, cloud, dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal
dan mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.
3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan.
Bagaimana perusahaan memilih informasi yang relevan dan kredibel
yang akan mengarahkan organisasi kepada keputusan bisnis yang efektif
dan efisien. Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model
informasi yang efektif dapat membantu untuk mencapainya.
4. Mengatasi TI yang semakin meresap ke dalam organisasi. TI semakin
menjadi bagian penting dari bisnis. sering kali TI yang terpisah tidak
cukup memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. TI perlu
menjadi bagian penting dari proyek bisnis, struktur organisasi,
manajemen risiko, kebijakan, kemampuan proses dan sebagainya. Tugas
26
dari CIO dan fungsi TI sedang berkembang sehingga semakin banyak
orang dalam organisasi yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan
dalam keputusan dan operasi TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan
dengan lebih baik.
5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru.
Hal ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk
baru, membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih
tipe pelanggan baru. Inovasi juga menyiratkan perampingan
pengembangan produk, produksi dan proses supply chain agar dapat
memberikan produk ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan
kualitas yang lebih baik.
6. Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung
semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI
organisasi yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan
budaya.
7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.
8. Memberikan manfaat bagi perusahaan, antara lain :
a. Nilai tambah melalui penggunaan TI yang efektif dan inovatif.
b. Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik.
c. Kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan
internal.
d. Peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan TI.
27
9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan
standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE, COSO dan ISO.
Hal ini akan membantu stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai
framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka
bisa digunakan bersama-sama.
10. Mengintegrasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus
pada COBIT, Val IT dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS,
ITAF, dan TGF sehingga COBIT 5 mencakup seluruh organisasi dan
menyediakan dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain
menjadi satu kesatuan framework.
2.4.3 Prinsip COBIT 5
Gambar 2.3 Lima Prinsip COBIT 5 (ISACA, 2012)
28
Menurut ISACA Framework COBIT 5 dibangun dengan 5 prinsip inti
yang bermanfaat untuk keseluruhan perusahaan. Kelima prinsip tersebut adalah
:
1. Meeting stakeholder needs
Prinsip yang pertama (meeting stakeholder needs) mengartikan bahwa
COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan dan pendukung
lainnya untuk mendukung penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan TI.
Prinsip ini selaras erat dengan konsep keselarasan strategis yang lama.
Kepercayaan pada komponen inti dari tata kelola teknologi informasi adalah
untuk mencapai keselarasan strategis antara TI dan organisasi yang
merupakan elemen inti dari COBIT. Namun, tantangannya yang terus
berlanjut untuk organisasi adalah bagaimana untuk mencapai keselarasan
tersebut. untuk membantu organisasi meningkatkan keselarasan strategis,
tim pengembangan COBIT 5 melakukan penelitian untuk menyediakan
pedoman dalam memahami bagaimana enterpise goals mendorong IT-
related goals dan sebaliknya (De Haes et al., 2013).
Sedangkan menurut ISACA Governance berbicara tentang perundingan
(negotiating) dan memutuskan (Deciding) antara kepentingan nilai dari
pemangku kepentingan yang berbeda. Sistem pemerintahan harus
mempertimbangkan semua stakeholder ketika membuat keputusan manfaat,
sumber daya, dan penilaian risiko (ISACA., 2012).
29
Gambar 2.4 Value Creation (ISACA, 2012)
2. Covering the Enterprise End-to-End
Prinsip yang kedua (Covering the Enterprise End-to-End) mengartikan
bahwa COBIT 5 mencakup semua fungsi dan proses di dalam perusahaan.
COBIT 5 tidak hanya fokus pada fungsi IT, tetapi memperlakukan informasi
dan teknologi terkait sebagai aset atau kemampuan yang perlu diperiksa
bersama dengan aset yang lain dalam sebuah perusahaan (De Haes et al.,
2013).
Menurut ISACA, usulan yang ditawarkan oleh COBIT 5
mengintegrasikan tata kelola TI dengan tata kelola perusahaan. Mencakup
semua fungsi dan proses dalam perusahaan, COBIT 5 tidak hanya fokus
pada fungsi IT, tapi memperlakukan informasi dan teknologi yang terkait
sebagai aset yang harus ditangani sama seperti aset lainnya (ISACA., 2012).
3. Applying a Single Integrated Framework
Prinsip yang ketiga (Applying a Single Integrated Framework)
menjelaskan bahwa COBIT 5 sejajar dengan standar tingkat tinggi dan
30
relevan dengan kerangka kerja lainnya. Dengan demikian COBIT 5 dapat
berfungsi sebagai kerangka kerja yang menyeluruh untuk tata kelola dan
manajemen TI perusahaan. (De Haes et al., 2013)
COBIT 5 telah mempertimbangkan dan mengadopsi berbagai kerangka
dan konsep best practice seperti ISO-38500, TOGAF, ITIL, ISO-20000,
ISO-27002, PMBOK, CMMI, dan lain sebagainya ke dalam prinsip, model,
dan strukturnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT 5 secara lengkap
dan terpadu mengintegrasikan keseluruhan kerangka best practice tersebut
(Indrajit, 2014).
4. Enabling a Holistic Approach
Gambar 2.5 Enterprise Enablers (ISACA, 2012)
Prinsip keempat (Enabling a Holistic Approach) menjelaskan bahwa
mengefisienkan dan mengefektifkan implementasi tata kelola dan
manajemen perusahaan TI membutuhkan pendekatan holistik. Pendekatan
ini memperhitungkan beberapa komponen yang saling berinteraksi, seperti:
proses, struktur, organisasi dan sumber daya. (De Haes et al., 2013)
31
Begitu pula yang dikatakan (Indrajit, 2014) Tata kelola merupakan suatu
tatanan konsep yang berkaitan dengan sejumlah dimensi, seperti: kebijakan,
proses, sumber daya, fasilitas, teknologi, kultur, orang-orang, kemampuan,
dan lain sebagainya. Masing-masing domain ini mampu menjadi pemicu
(enabler) bagi terselenggarakannya praktek tata kelola yang efektif,
tergantung, dari situasi dan konteks organisasi.
5. Separating Governance From Management
Gambar 2.6 Governance and Management Keys Area (ISACA, 2012)
Prinsip yang kelima (Separating Governance From Management) adalah
tentang perbedaan yang dibuat COBIT 5 antara tata kelola (governance)
dengan manajemen (management). Dalam COBIT 5 proses tata kelola TI
dan manajemen TI mencakup berbagi jenis kegiatan (De Haes et al., 2013).
Tata kelola (governance) yang memastikan bahwa tujuan perusahaan
dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan,
kondisi, dan pilihan stakeholder, menetapkan arah melalui prioritas
dan pengambilan keputusan terhadap arah dan tujuan yang telah
32
disepakati. Pada kebanyakan perusahaan, tata kelola adalah tanggung
jawab dari dewan direksi di bawah kepemimpinan ketua (ISACA.,
2012).
Manajemen (management) berfungsi sebagai perencana, membangun,
menjalankan dan memonitor aktivitas-aktivitas yang sejalan dengan
arah yang ditetapkan oleh badan tata kelola untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pada kebanyakan perusahaan, manajemen menjadi
tanggung jawab eksekutif manajemen di bawah pimpinan CEO
(ISACA., 2012).
2.4.4 7 Enabler
Enablers adalah sekumpulan faktor yang mempengaruhi sesuatu yang
akan dikerjakan oleh organisasi (ISACA., 2012). Dalam hal ini terkait
pengelolaan teknologi informasi di organisasi.
Gambar 2.7 COBIT 5 Enabler (ISACA, 2012)
33
Berikut tujuh kategori enablers yang dijelaskan dalam framework
COBIT 5, yaitu:
1. Prinsip, Kebijakan, dan Kerangka Kerja (Principles, Polices, and
Framework) adalah alat atau pendorong untuk menerjemahkan tingkah
laku ke dalam panduan praktis untuk manajemen sehari-hari.
2. Proses (Processes) menjelaskan tentang sekumpulan kegiatan yang
terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan
sekumpulan output dalam mendukung pencapaian tujuan TI.
3. Struktur Organisasi (Organizational Structures) adalah entitas dalam
organisasi sebagai kunci dalam membuat keputusan.
4. Budaya, Etika dan Perilaku (Culture, Ethics and Behavior) merupakan
faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan manajamen.
5. Informasi (Information) dalam organisasi terdiri dari informasi yang
dihasilkan dan digunakan. Informasi dibutuhkan agar organisasi dapat
berjalan dengan baik.
6. Layanan, Infrastruktur dan Aplikasi (Service, Infrastructure and
Applications) melibatkan infrastruktur teknologi dan aplikasi yang
menyediakan proses dan layanan teknologi informasi bagi
organisasi/perusahaan.
7. Orang, Kemampuan dan Kompetensi (People, Skills and Competencies)
berhubungan dengan seseorang individu dan kebutuhan untuk memenuhi
semua aktivitas untuk mencapai kesuksesan dan membuat keputusan
yang tepat dengan langkah yang tepat.
34
2.4.5 Process Reference Model (PRM)
Dalam COBIT 5 ini, model referensi proses merupakan penerus dari
model proses COBIT 4.1, dengan mengintegrasikan dengan baik proses model
dari Risk IT dan model proses Val IT (ISACA, 2012a).
Gambar 2.8 Process Reference Model (ISACA, 2012)
ISACA (2012), menjelaskan sebuah proses didefinisikan sebagai kumpulan
praktek atau aktivitas yang dipengaruhi oleh kebijakan dan prosedur
perusahaan. Di mana masukan-masukan itu diambil dari sejumlah sumber
(termasuk proses lainnya), memanipulasi input dan menghasilkan output.
Dalam COBIT 5 deskripsi proses ini juga menggambarkan tentang proses apa
yang dilakukan dan gambaran tingkat tinggi bagaimana proses menyelesaikan
tujuannya. Dalam sistem Tata kelola TI, COBIT 5 membagi menjadi dua
35
bagian (Governance dan Management) dengan 5 domain dan 37 proses yang
akan dijelaskan di bawah ini.
A. Governance
Area ini terdapat pada domain Evaluate, Direct and Monitor (EDM).
Evaluate, Direct and Monitor adalah proses tata kelola yang berhubungan
dengan tata pemangku kepentingan yang terdiri dari pengiriman tujuan,
nilai, optimasi risiko dan sumber daya. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi pilihan strategis, memberikan arahan kepada TI dan
melakukan pemantauan hasil. Domain EDM terdiri dari 5 proses yaitu:
1. EDM01 (Ensure Governance Framework Setting and Maintenance)
Pada proses ini dilakukan analisa terhadap persyaratan untuk tata
kelola TI di perusahaan, prinsip-prinsip, proses dan praktek yang jelas
terhadap tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai visi, misi,
tujuan dan objek perusahaan.
a. EDM01.01 Evaluate the governance system
b. EDM01.02 Direct the governance system
c. EDM01.03 Monitor the governance system
2. EDM02 (Ensure Benefits Delivery)
Pada proses ini mengoptimalkan kontribusi nilai bisnis dari proses
bisnis, layanan dan aset TI yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan
oleh perusahaan.
a. EDM02.01 Evaluate value optimisation
b. EDM02.02 Direct value optimisation
36
c. EDM02.03 Monitor value optimisation
3. EDM03 (Ensure Risk Optimisation)
Pada proses ini memastikan bahwa risiko yang ada di perusahaan
dipahami, diartikulasikan dan dikomunikasikan dengan baik. Risiko
terhadap nilai perusahaan terkait dengan penggunaan TI yang
diidentifikasi dan dikelola.
a. EDM03.01 Evaluate risk management
b. EDM03.02 Direct risk management
c. EDM03.03 Monitor risk management
4. EDM04 (Ensure Resource Optimisation)
Pada proses ini memastikan bahwa ketersediaan TI yang ada memadai
dan cukup. Ketersediaan sumber daya tersebut terdiri dari orang (people),
proses (process) dan teknologi (technology) untuk mendukung tujuan
perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal.
a. EDM04.01 Evaluate resource management
b. EDM04.02 Direct resource management
c. EDM04.03 Monitor resource management
5. EDM05 (Ensure Stakeholder Transparency)
Pada proses ini memastikan bahwa adanya pengukuran kinerja TI
perusahaan dan adanya pelaporan yang transparan dengan para
pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan menyetujui tujuan
dan tindakan perbaikan yang diperlukan bagi perusahaan.
a. EDM05.01 Evaluate stakeholder reporting requirements
37
b. EDM05.02 Direct stakeholder reporting requirements
c. EDM05.03 Monitor stakeholder reporting requirements
B. Management
Area ini terdapat empat domain yaitu Align, Plan and Organise (APO),
Build, Acquire and Implement (BAI), Deliver, Service and Support (DSS)
dan Monitor, Evaluate and Assess (MEA) yang terdiri dari 32 proses.
a. Align, Plan and Organise (APO)
APO mencakup strategi dan taktik untuk mengidentifikasi cara terbaik
TI dalam berkontribusi pada tujuan organisasi. APO memberikan arah
untuk solusi pengiriman (BAI) dan penyedia layanan dan dukungan.
1. APO01 (Manage the IT Management Framework)
Pada proses ini memperjelas visi, misi perusahaan dan memelihara
tata kelola TI. Menerapkan dan memelihara mekanisme untuk
mengelola informasi dan penggunaan TI di perusahaan dalam
mendukung tujuan pengelolaan yang sejalan dengan prinsip dan
kebijakan yang ada.
a. APO01.01 Define the organisation a structure
b. APO01.02 Establish roles and responsibilities
c. APO01.03 Maintain the enablers of the management system
d. APO01.04 Communicate management objectives and direction
e. APO01.05 Optimise the placement of the IT function
f. APO01.06 Define information (data) and system ownership
g. APO01.07 Manage continual improvement of processes
38
h. APO01.08 Maintain compliance with policies and procedures
2. APO02 (Manage Strategy)
Pada proses ini memberikan pandangan yang menyeluruh dari
bisnis saat ini dan lingkungan TI, arah masa depan dan inisiatif yang
diperlukan untuk lingkungan di masa depan. Blok arsitektur bangunan
perusahaan dan komponen termasuk layanan ekstenal diberikan yang
memungkinkan respon yang handal dan efisien untuk tujuan strategis.
a. APO02.01 Understand enterprise direction
b. APO02.02 Assess the current environment, capabilities and
performance
c. APO02.03 Define the target IT capabilities
d. APO02.04 Conduct a gap analysis
e. APO02.05 Define the strategic plan and road map
f. APO02.06 Communicate the IT strategy and direction
3. APO03 (Manage Enterprise Architecture)
Pada proses ini membangun arsitektur umum yang terdiri dari
proses bisnis, informasi, data, aplikasi dan teknologi untuk
mewujudkan strategi perusahaan dan TI yang efektif dan efisien.
Selain itu juga proses ini menciptakan model kunci dan praktek-
praktek yang menggambarkan batas dan target arsitektur. Menetapkan
persyaratan terkait standar, pedoman, prosedur dan alat-alat untuk
komponen ini. Meningkatkan kualitas informasi dan menghasilkan
39
potensi penghematan biaya melalui inisiatif seperti penggunaan
kembali komponen bangunan blok.
a. APO03.01 Develop the enterprise architecture vision
b. APO03.02 Define reference architecture
c. APO03.03 Select opportunities and solution
d. APO03.04 Define architecture implementation
e. APO03.05 Provide enterprise architecture services
4. APO04 (Manage Innovation)
Pada proses ini menjelaskan tentang kesadaran terhadap teknologi
informasi dan tren layanan terkait, mengidentifikasi peluang, inovasi
dan merencanakan cara memperoleh keuntungan dari inovasi tersebut.
a. APO04.01 Create an environment conductive to innovation
b. APO04.02 Maintain and understanding of the enterprise
environment
c. APO04.03 Monitor and scan the technology environment
d. APO04.04 Assess the potensial of emerging technologies and
innovation ideas
e. APO04.05 Recommend appropriate further initiatives
f. APO04.06 Monitor the implementation and use of innovation
5. APO05 (Manage Portfolio)
Pada proses ini menjelaskan tentang pengaturan strategi untuk
investasi yang sejalan dengan visi, arsitektur dan karakteristik
perusahaan yang diinginkan dari investasi dan jasa terkait portofolio.
40
a. APO05.01 Establish the target investment mix
b. APO05.02 Determine the availability and sources of funds
c. APO05.03 Evaluate and select programmes to fund
d. APO05.04 Monitor, optimize and report on investment
portofolio performance
e. APO05.05 Maintain portfolios
f. APO05.06 Manage benefits achievement
6. APO06 (Manage Budget and Costs)
Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan kegiatan
keuangan yang berkaitan dengan TI dalam bisnis dan fungsi TI yang
meliputi anggaran, biaya, manfaat manajemen dan prioritas
pengeluaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu
dikonsultasikan pula dengan para pemangku kepentingan untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan total biaya serta manfaat dalam
konteks rencana strategis dan memulai tindakan korektif jika
diperlukan
a. APO06.01 Manage finance and accounting
b. APO06.02 Prioritise resorce allocation
c. APO06.03 Create and maintain budgets
d. APO06.04 Model and allocate costs
e. APO06.05 Manage costs
41
7. APO07 ( Manage Human Resources)
Pada proses ini menjelaskan tentang melakukan pendekatan
terstruktur untuk memastikan struktur yang optimal, penempatan, hak
keputusan dan keterampilan sumber daya manusia. Selain itu
termasuk juga mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab,
pembelajaran dan rencana pertumbuhan yang didukung dengan orang-
orang yang kompeten dan termotivasi.
a. APO07.01 Maintain adequate and approptiate staffing
b. APO07.02 Identify key IT personnel
c. APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel
d. APO07.04 Evaluate employee job performance
e. APO07.05 Plan and track the usage of IT and Business human
resource
f. APO07.06 Manage contract staff
8. APO08 (Manage Relationships)
Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan hubungan antara
bisnis dan TI secara formal dan transparan yang fokus pada
pencapaian tujuan bersama. Didasari hubungan saling percaya dan
terbuka
a. APO08.01 Understand business expectations
b. APO08.02 Identify opportunities, risk and constraints for IT to
enhance the business
c. APO08.03 Manage the business relationship
42
d. APO08.04 Co-ordinate and communicate
e. APO08.05 Provide input to the continual improvement of
services
9. APO09 (Manage Service Agreement)
Pada proses ini menjelaskan tentang ketersediaan layanan TI dan
tingkat layanan dengan kebutuhan pada perusahaan termasuk
identifikasi, spesifikasi, desain, penerbitan, persetujuan dan
pemantauan layanan TI, tingkat pelayanan dan indikator kinerja.
a. APO09.01 Identify IT sercives
b. APO09.02 Catalogue IT-enabled services
c. APO09.03 Define and prepare service agreements
d. APO09.04 Monitor and report service levels
e. APO09.05 Review service agreements and contracts
10. APO10 (Manage Suppliers)
Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan terkait layanan TI
yang diberikan oleh semua jenis pemasok untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Termasuk di dalamnya pemilihan pemasok, pengelolaan
hubungan, manajemen kontrak dan pemantauan kinerja pemasok
untuk efektivitas dan kepatuhan.
a. APO10.01 Identify and evaluate supplier relationships and
contracts
b. APO10.02 Select Suppliers
c. APO10.03 Manage suppliers relationship and contract
43
d. APO10.04 Manage supplier risk
e. APO10.05 Monitor supplier performance and compliance
11. APO11 (Manage Quality)
Menetapkan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam
semua proses, prosedur dan hasil pada perusahaan termasuk kontrol,
pemantauan dan penggunaan praktek dan standar dalam perbaikan,
efisiensi upaya yang terus menerus.
a. APO11.01 Establish a quality management system (QMS)
b. APO11.02 Define and manage quality standards, practices and
procedures
c. APO11.03 Focus quality management on customers
d. APO11.04 Perform quality monitoring, control and reviews
e. APO11.05 Integrate quality management into solutions for
developments and service delivery
f. APO11.06 Maintain continuous improvement
12. APO12 (Manage Risk)
Mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko TI dalam tingkat
toleransi yang ditetapkan oleh manajemen eksekutif perusahaan.
a. APO12.01 Collect Data
b. APO12.02 Analyze Risk
c. APO12.03 Maintain a risk profile
d. APO12.04 Articulate risk
e. APO12.05 Define a risk management action portfolio
44
f. APO12.06 Respond to risk
13. APO13 (Manage Security)
Pada proses ini menjelaskan tentang proses penentuan, operasi dan
monitor sistem manajemen keamanan informasi pada perusahaan.
a. APO13.01 Establish and maintain an ISMS
b. APO13.02 Define and manage on information security risk
treatment plan
c. APO13.03 Monitor and review the ISMS
b. Build, Acquire and Implement (BAI)
BAI mengidentifikasi solusi TI yang perlu dikembangkan, diterapkan
dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
1. BAI01 (Manage Programmes and Projects)
Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan program dan
proyek dari investasi portfolio yang sejalan dengan strategi
perusahaan yang terkoordinasi. Proses ini terdiri dari perencanaan,
pengendalian, dan pelaksanaan terhadap program dan proyek dan
penerapan.
a. BAI01.01 Maintain a standar approach for programme and
project management
b. BAI01.02 Initiate a programme
c. BAI01.03 Manage stakeholder engagement
d. BAI01.04 Develop and maintain the programme plan
e. BAI01.05 Launch and execute the programme
45
f. BAI01.06 Monitor, control and report on the programme
outcomes
g. BAI01.07 Start up and initiate projects within a programme
h. BAI01.08 Plan projects
i. BAI01.09 Manage programmes and project quality
j. BAI01.10 Manage programme and project risk
k. BAI01.11 Monitor and control projects
l. BAI01.12 Manage project resouces and work packages
m. BAI01.13 Close a project or iteration
n. BAI01.14 Close a programme
2. BAI02 (Manage Requirements Definition)
Mengidentifikasi solusi, menganalisa persyaratan sebelum akuisisi
atau pembuatan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan
strategis perusahaan yang meliputi proses bisnis, aplikasi,
informasi/data, infrastruktur dan layanan. Berkoordinasi dengan
pemangku kepentingan untuk memilih kelayakan termasuk biaya,
manfaat, analisis risiko, persetujuan persyaratan dan solusi yang
diusulkan.
a. BAI02.01 Define and maintain business functional and
technical requirements
b. BAI02.02 Perform a feasibility studi and formulate alternative
solutions
c. BAI02.03 Manage requirements risk
46
d. BAI02.04 Obtain approval of requirements and solutions
3. BAI03 (Manage Solutions Identification)
Menetapkan dan memelihara solusi yang diidentifikasi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan yang meliputi desain, pengembangan,
pengadaan/sumber dan bekerja sama dengan pemasok/vendor.
Mengelola konfigurasi, persiapan ujian, pengujian, persyaratan
manajemen dan pemeliharaan terhadap proses bisnis, aplikasi,
informasi/data, infrastruktur dan layanan.
a. BAI03.01 Design high-level solutions
b. BAI03.02 Design detailed solution components
c. BAI03.03 Develop solution components
d. BAI03.04 Procure solution components
e. BAI03.05 Build solutions
f. BAI03.06 Perform quality assurance
g. BAI03.07 Prepare for solution testing
h. BAI03.08 Execute solution testing
i. BAI03.09 Manage change to requirements
j. BAI03.10 Maintain solutions
k. BAI03.11 Define IT services and maintain the service portfolio
4. BAI04 (Manage Availability and Capacity)
Mengatur ketersediaan kebutuhan saat ini dan masa depan, kinerja
dan kapasitas dengan penyedia layanan yang hemat biaya. Mencakup
pula penilaian kemampuan saat ini, peramalan kebutuhan masa depan
47
berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampak bisnis, dan penilaian
risiko terhadap pelaksanaan tindakan untuk memenuhi persyaratan
yang telah diidentifikasi.
a. BAI04.01 Assess current availabilty, performance and capacity
and create a baseline
b. BAI04.02 Assess business impact
c. BAI04.03 Plan for new or changed service requirements
d. BAI04.04 Monitor and review availability and capacity
e. BAI04.05 Investigate and address availability, performance
and capacity issues
5. BAI05 (Manage Organisational Change Enablement)
Memaksimalkan kemungkinan keberhasilan dalam penerapan
perubahan pada organisasi yang berkelanjutan dengan cepat dan
mengurangi risiko
a. BAI05.01 Establish the desire to change
b. BAI05.02 Form an effective implementation team
c. BAI05.03 Communicate desired vision
d. BAI05.04 Empower role players and identify short-team wins
e. BAI05.05 Enable operation and use
f. BAI05.06 Embed new approaches
g. BAI05.07 Sustain changes
48
6. BAI06 (Manage Changes)
Mengelola semua perubahan secara terkontrol termasuk standar
perubahan dan prosedur, penilaian dampak, prioritas dan otoritas,
pelacakan, pelaporan, perawatan darurat yang berkaitan dengan
proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur, penutupan dan dokumentasi.
a. BAI06.01 Evaluate, prioritise and authorize change request
b. BAI06.02 Manage emergency changes
c. BAI06.03 Track and report change status
d. BAI06.04 Close and document the change
7. BAI07 (Manage Change Acceptance and Transitioning)
Menerima dan membuat solusi operasional yang baru termasuk
perencanaan pelaksanaan, sistem dan konversi data, pengujian
penerimaan, komunikasi, persiapan rilis, promosi untuk produksi
proses bisnis baru dan layanan TI, dukungan produksi awal dan pasca
pelaksanaan.
a. BAI07.01 Establish an implementation plan
b. BAI07.02 Plan business process, system and data conversion
c. BAI07.03 Plan acceptance tests
d. BAI07.04 Establish a test environment
e. BAI07.05 Perform acceptance tests
f. BAI07.06 Promote to production and manage releases
g. BAI07.07 Provide early production support
h. BAI07.08 Perform a post-implementation review
49
8. BAI08 (Manage Knowledge)
Menjaga ketersediaan pengetahuan yang relevan saat ini, divalidasi
dan dapat diandalkan untuk menunjang kegiatan proses dan
memfasilitasi pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari rencana
identifikasi, pengumpulan, pengorganisasian, pemeliharaan dan
penggunaan pengetahuan.
a. BAI08.01 Nurture and facilitate a knowledge-sharing culture
b. BAI08.02 Identify and classify sources of information
c. BAI08.03 Organise and contextualize information into
knowledge
d. BAI08.04 Use and share knowledge
e. BAI08.05 Evaluate and retire information
9. BAI09 (Manage Assets)
Mengelola aset TI melalui siklus hidupnya untuk memastikan
bahwa penggunaannya memberikan nilai pada biaya yang optimal,
sesuai dengan tujuan perusahaan, dipertanggung jawabkan, dilindungi
secara fisik untuk mendukung kemampuan layanan yang tersedia dan
dapat diandalkan. Mengelola lisensi perangkat lunak untuk
memastikan jumlah yang optimal diperoleh, dipertahankan dan
digunakan dalam kaitannya dengan penggunaan bisnis yang
diperlukan. Perangkat lunak yang diinstall sesuai perjanjian lisensi.
a. BAI09.01 Identify and record current assests
b. BAI09.02 Manage critical assets
50
c. BAI09.03 Manage the assets life cycle
d. BAI09.04 Optimise assets costs
e. BAI09.05 Manage licences
10. BAI10 (Manage Configuration)
Mendefinisikan dan memelihara hubungan antara sumber daya dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan ketersediaan layanan
TI termasuk pengumpulan informasi konfigurasi, menetapkan
baseline, memverifikasi dan memperbaharui repositori konfigurasi.
a. BAI10.01 Establish and maintain a configuration model
b. BAI10.02 Establish and maintain a configuration repository
and baseline
c. BAI10.03 Maintain and control configuration items
d. BAI10.04 Produce status and configuration reports
e. BAI10.05 Verify and review integrity of the configuration
repository
c. Deliver, Service and Support (DSS)
DSS menerima solusi yang akan digunakan oleh pengguna akhir (end
user). Domain ini berkaitan dengan dukungan layanan yang dibutuhkan
meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kelangsungan, dukungan
layanan bagi pengguna, manajemen data dan fasilitas operasional.
1. DSS01 (Manage Operations)
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan prosedur
operasional yang dibutuhkan untuk memberikan layanan TI bagi
51
internal dan outsourcing. Termasuk juga pelaksanaan prosedur
standar operasi dan kegiatan pemantauan yang dibutuhkan.
a. DSS01.01 Perform operational procedures
b. DSS01.02 Manage outsourced IT service
c. DSS01.03 Monitoring IT infrastructure
d. DSS01.04 Manage the environment
e. DSS01.05 Manage facilities
2. DSS02 (Manage Service Requests and Incidents)
Memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan
pengguna dan resolusi semua jenis kejadian. Mengembalikan layanan,
normal, merekam dan memenuhi permintaan pengguna, menyelidiki,
mendiagnosa dan menyelesaikan kejadian/peristiwa yang terjadi
tersebut.
a. DSS02.01 Define incident and service request classification
schemes
b. DSS02.02 Record, classify and prioritise reques and incidents
c. DSS02.03 Verify approve and fulfill service reques
d. DSS02.04 Investigate, diagnose, and allocate incidents
e. DSS02.05 Resolve and recover from incidents
f. DSS02.06 Close service requests and incidents
g. DSS02.07 Track status and produce reports
52
3. DSS03 (Manage Problems)
Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah, akar penyebab
masalah dan memberikan solusi yang tepat waktu untuk mencegah
kejadian tersebut berulang, serta memberikan rekomendasi untuk
perbaikan.
a. DSS03.01 Identify and classify problems
b. DSS03.02 Investigate and diagnose problems
c. DSS03.03 Raise known errors
d. DSS03.04 Resolve and close problems
e. DSS03.05 Perform proactive problem management
4. DSS04 (Manage Continuity)
Membangun dan memelihara rencana yang memungkinkan bisnis
dan TI menanggapi kejadian dan gangguan sehingga dapat
melanjutkan proses operasi bisnis penting, menjaga ketersediaan
informasi pada perusahaan.
a. DSS04.01 Define the business continuity policy objectives and
scope
b. DSS04.02 Maintain a continuity strategy
c. DSS04.03 Develop and implement a business continuity
response
d. DSS04.04 Exercise, test and review the BCP
e. DSS04.05 Review, maintain and improve the continuity plan
f. DSS04.06 Conduct continuity plan training
53
g. DSS04.07 Manage backup arrangements
h. DSS04.08 Conduct post-resumption review
5. DSS05 (Manage Security Services)
Melindungi informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkat
risiko keamanan informasi yang dapat diterima perusahaan sesuai
dengan kebijakan keamanan. Membangun dan memelihara peran
keamanan informasi, hak akses dan pemantauan keamanan.
a. DSS05.01 Protect against malware
b. DSS05.02 Manage network and connectivity security
c. DSS05.03 Manage endpoint security
d. DSS05.04 Manage user identify and logical access
e. DSS05.05 Manage physiscal access to IT assets
f. DSS05.06 Manage sensitive documents and output devices
g. DSS05.07 Monitor the infrastructure for security-related events
6. DSS06 (Manage Business Process Control)
Mendefinisikan dan mempertahankan kontrol proses bisnis yang
tepat untuk memastikan bahwa informasi memenuhi persyaratan
pengendalian informasi yang relevan.
a. DSS06.01 Align control activities embed in business processes
with enterprise objectives
b. DSS06.02 Control the processing of information
c. DSS06.03 Manage roles, responsibilities, access privilages and
levels of authority
54
d. DSS06.04 Manage errors and exceptions
e. DSS06.05 Ensure traceability of information events and
accountabilities
f. DSS06.06 Secure information assets
d. Monitor, Evaluate and Assess (MEA)
MEA meliputi kegiatan pemantauan pengendalian internal, kepatuhan
terhadap peraturan dan tata kelola. Penilaian terhadap proses TI
dilakukan secara teratur dan mengikuti panduan yang ada
1. MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and
Conformance)
Mengumpulkan, memvalidasi dan mengevaluasi bisnis TI dan
tujuan. Memantau proses kinerja sesuai dengan tujuan dan
memberikan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu.
a. MEA01.01 Establish a monitoring approach
b. MEA01.02 Set Performance and conformance targets
c. MEA01.03 Collect and process performance and conformance
data
d. MEA01.04 Analyze and report performance
e. MEA01.05 Ensure the implementation of corrective actions
2. MEA02 (Monitor, Evaluate and Assess the System of Internal)
Pemantauan secare terus menerus dan evaluasi lingkungan
pengendalian termasuk penilaian diri dan ulasan jaminan independen.
Memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan
55
kontrol dan efisiensi untuk memulai tindakan perbaikan.
Merencanakan, mengatur dan menjaga standar penilaian pengendalian
internal.
a. MEA02.01 Monitor internal controls
b. MEA02.02 Review business process control effectiveness
c. MEA02.03 Perform control self-assessments
d. MEA02.04 Identify and report control deficiencies
e. MEA02.05 Ensure the assurance provider are independent and
qualified
f. MEA02.06 Plan assurance initiatives
g. MEA02.07 Scope assurance initiatives
h. MEA02.08 Execute assurance initiatives
3. MEA03 (Monitor, Evaluate and Assess Compliance With External
Requirement)
Menilai bahwa proses TI dan proses bisnis TI sesuai dengan
undang-undang, peraturan dan persyaratan kontrak. Memperoleh
keyakinan bahwa persyaratan telah diidentifikasi dan dipenuhi.
a. MEA03.01 Identify external compliance requirements
b. MEA03.02 Optimise response to external requirements
c. MEA03.03 Confirm external compliance
d. MEA03.04 Obtain assurance of external compliance
56
2.4.6 RACI Chart
Di dalam COBIT 5 tersedia RACI chart yakni sebuah matrik dari semua
aktivitas atau wewenang dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam
sebuah organisasi terhadap semua orang atau peran untuk setiap proses. Berikut
penjelasan mengenai RACI chart yang terdapat pada COBIT 5 (ISACA,
2012a) :
a. Responsible (Tanggung Jawab) yaitu menjelaskan tentang siapa yang
mendapatkan tugas yang harus dilakukan. Hal ini merujuk pada peran
utama atau penanggung jawab pada kegiatan operasional, memenuhi
kebutuhan dan menciptakan hasil yang diinginkan dari organisasi.
b. Accountable (Akuntabel) yaitu menjelaskan tentang siapa yang
bertanggung jawab atas keberhasilan tugas. Hal ini merujuk pada
pertanggung jawaban secara keseluruhan atas tugas yang telah
dilakukan.
c. Consulted (Konsultasi) yakni menjelaskan tentang siapa yang
memberikan masukan. Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung
jawab untuk memperoleh informasi dari unit lain atau mitra eksternal.
Masukan harus dipertimbangkan dan pengambilan tindakan yang
tepat.
d. Informed (Informasi) yakni menjelaskan tentang siapa yang menerima
informasi. Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung jawab untuk
menerima informasi yang tepat untuk mengawasi setiap tugas yang
dilakukan.
57
Berikut ini merupakan diagram RACI berdasarkan framework COBIT 5
untuk APO01 (Manage the IT Management Framework), APO07(Manage
Human Resouce) dan BAI08 (Manage Knowledge) :
Gambar 2.9 RACI Chart APO01 (Manage the IT Management Framework)
Gambar 2.10 RACI Chart APO07 (Manage Human Resouce)
58
Gambar 2.11 RACI Chart BAI08 (Manage Knowledge)
Berikut penjelasan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam struktur
COBIT 5 (ISACA, 2012), yaitu :
1. Board adalah kelompok eksekutif paling senior dan/atau direktur non-
eksekutif dari organisasi yang bertanggung jawab untuk tata kelola
teknologi informasi dan memiliki kontrol keseluruhan sumber daya.
2. Chief Executive Officer (CEO) adalah orang yang memiliki
kedudukan tinggi yang bertanggung jawab dari manajemen
keseluruhan organisasi.
3. Chief Financial Officer (CFO) adalah seseorang yang memiliki
jabatan senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk semua
aspek manajemen keuangan, termasuk risiko dan kontrol keuangan
dan rekening tepercaya dan akurat.
59
4. Chief Operating Officer (COO) adalah seseorang yang memiliki
jabatan senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk operasi
organisasi.
5. Chief Risk Officer (CRO) adalah seseorang yang memiliki jabatan
senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk semua aspek
manajemen risiko di seluruh organisasi. Bertugas mengawasi risiko
yang berhubungan dengan TI.
6. Chief Information Officer (CIO) adalah pejabat senior pada organisasi
yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan TI dan strategi bisnis
dan akuntabel untuk perencanaan, sumber daya dan mengelola
pengiriman layanan dan solusi untuk mendukung tujuan TI organisasi.
7. Chief Information Security Officer (CISO) adalah pejabat senior pada
organisasi yang bertanggung jawab untuk keamanan informasi
organisasi dalam segala bentuknya.
8. Business Executive adalah manajemen individu senior yang
bertanggung jawab untuk operasi unit bisnis tertentu atau anak
perusahaan.
9. Business Process Owner adalah seseorang yang bertanggung jawab
pada proses kinerja untuk mewujudkan tujuannya, mendorong
perbaikan proses dan menyetujui perubahan proses.
10. Strategy (IT Executive) Committee adalah sekelompok eksekutif
senior yang ditujukan oleh dewan untuk memastikan bahwa dewan
terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan TI.
60
Komite ini bertanggung jawab untuk mengelola portfolio investasi IT-
enabled, layanan TI dan aset TI. Memastikan nilai yang disampaikan
dan risiko dikelola. Komite ini biasanya dipimpin oleh anggota
dewan.
11. (Project and Programme) Steering Committee adalah sekelompok
pemangku kepentingan dan ahli yang bertanggung jawab untuk
bimbingan program dan proyek, termasuk pengelolaan dan
pemantauan rencana, alokasi sumber daya dan manajemen program
dan risiko proyek.
12. Architecture Board adalah sekelompok pemangku kepentingan dan
ahli yang bertanggung jawab pada organisasi terkait arsitektur dan
keputusan untuk menetapkan kebijakan dan standar arsitektur.
13. Enterprise Risk Committee adalah sekelompok eksekutif dari
organisasi yang bertanggung jawab untuk kolaborasi tingkat
organisasi untuk mendukung manajemen risiko organisasi.
14. Head of Human Resource adalah pejabat senior pada organisasi yang
bertanggung jawab untuk perencanaan dan kebijakan terhadap semua
sumber daya manusia di organisasi.
15. Compliance adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk
bimbingan pada hukum, peraturan dan kepatuhan terhadap kontrak.
16. Audit adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penyediaan audit
internal.
61
17. Head of Architecture adalah seorang individu senior untuk proses
arsitektur enterprise.
18. Head of Development adalah seorang individu senior yang
bertanggung jawab terkait proses TI, proses pengembangan solusi.
19. Head of IT Operations adalah seorang individu senior yang
bertanggung jawab atas lingkungan dan infrastruktur operasional TI.
20. Head of IT Administration adalah seorang individu senior yang
bertanggung jawab terkait TI, catatan dan bertanggung jawab untuk
mendukung TI terkait masalah administratif.
21. Programme and Project Management Office (PMO) adalah seseorang
yang bertanggung jawab untuk mendukung program dan proyek
manajer, mengumpulkan, menilai dan melaporkan informasi tentang
pelaksanaan program dan proyek konstituen.
22. Value Management Office (VMO) adalah seseorang yang bertindak
sebagai sekretariat untuk mengelola portfolio investasi dan layanan,
termasuk menilai dan memberi nasihat tentang peluang investasi,
manajemen control dan menciptakan nilai dai investasi dan jasa.
23. Service Manage adalah seorang individu yang mengelola
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan
berkelanjutan baru dan yang sudah ada.
24. Information Security Manage adalah seorang individu yang
mengelola, desain, mengawasi dan/atau menilai keamanan informasi
suatu organisasi.
62
25. Business Continuity Manager adalah seorang individu yang
mengelola, merancang, mengawasi dan/atau menilai kemampuan
kelangsungan usaha suatu organisasi, untuk memastikan bahwa fungsi
organisasi tetap beroperasi pada saat kritis.
26. Privacy Officer adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
memantau risiko dan dampak bisnis undang-undang privasi dan untuk
membimbing dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan
yang akan memastikan bahwa arahan privasi terpenuhi. Privacy
Officer juga disebut sebagai petugas perlindungan data.
63
2.4.7 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5
Berikut ini adalah gambar mengenai pemetaan IT-Related Goals
terhadap proses yang ada di COBIT 5:
Alig
nm
en
t o
f IT
an
d b
usi
ne
ss s
tra
teg
y
IT c
om
plia
nce
an
d s
up
po
rt f
or
bu
sin
ess
co
mp
lian
ce w
ith
ex
tern
al l
aw
s a
nd
re
gu
lati
on
s
Co
mm
itm
en
t o
f e
xe
cuti
ve
ma
na
ge
me
nt
for
ma
kin
g I
T-
rela
ted
de
cisi
on
s
Ma
na
ge
d I
T-r
ela
ted
bu
sin
ess
ris
k
Re
alis
ed
be
ne
fits
fro
m I
T-e
na
ble
d in
ve
stm
en
ts a
nd
serv
ice
s p
ort
folio
Tra
nsp
are
ncy
of
IT c
ost
s, b
en
efi
ts a
nd
ris
k
De
live
ry o
f IT
se
rvic
es
in li
ne
wit
h b
usi
ne
ss r
eq
uir
em
en
ts
Ad
eq
ua
te u
se o
f a
pp
lica
tio
ns,
info
rma
tio
n a
nd
te
chn
olo
gy
solu
tio
ns
IT a
gili
ty
Se
curi
ty o
f in
form
ati
on
, p
roce
ssin
g in
fra
stru
ctu
re a
nd
ap
plic
ati
on
s
Op
tim
isa
tio
n o
f IT
ass
ets
, re
sou
rce
s a
nd
ca
pa
bili
tie
s
En
ab
lem
en
t a
nd
su
pp
ort
of
bu
sin
ess
pro
cess
es
by
inte
gra
tin
g a
pp
lica
tio
ns
an
d t
ech
no
log
y in
to b
usi
ne
ss
pro
cess
es
De
live
ry o
f p
rog
ram
me
s d
eliv
eri
ng
be
ne
fits
, o
n t
ime
, o
n
bu
dg
et,
an
d m
ee
tin
g r
eq
uir
em
en
ts a
nd
qu
alit
y s
tan
da
rds
Av
aila
bili
ty o
f re
liab
le a
nd
use
ful i
nfo
rma
tio
n f
or
de
cisi
on
ma
kin
g
IT c
om
plia
nce
wit
h in
tern
al p
olic
ies
Co
mp
ete
nt
an
d m
oti
va
ted
bu
sin
ess
an
d I
T p
ers
on
ne
l
Kn
ow
led
ge
, e
xp
ert
ise
an
d in
itia
tiv
es
for
bu
sin
ess
inn
ov
ati
on
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
EDM01
Ensure Governance
Framework Setting and
Maintenance
P S P S S S P S S S S S S S S S
EDM02 Ensure Benefits Delivery P S P P P S S S S S S P
EDM03 Ensure Risk Optimisation S S S P P S S P S S P S S
EDM04 Ensure Resource Optimation S S S S S S S P P S P S
EDM05Ensure Stakeholder
TransparencyS S P P P S S S S
APO01Manage the IT Management
FrameworkP P S S S P S P S S S P P P
APO02 Manage Strategy P S S S P S S S S S S S S P
APO03Manage Enterprise
ArchitectureP S S S S S S P S P S S S
APO04 Manage Innovation S S P P P P S S P
APO05 Manage Portfolio P S S P S S S S S P S
APO06 Manage Budget and Costs S S S P P S S S S
APO07 Manage Human Resources P S S S S S S P P S P P
APO08 Manage Relationships P S S S S P S S P S S S P
APO09 Manage Service Agreements S S S S P S S S S S P S
APO10 Manage Suppliers S P S S P S P S S S S S S
APO11 Manage Quality S S S P P S S S P S S S S
APO12 Manage Risk P P P S S S P P S S S S
APO13 Manage Security P P P S S P P
Ev
alu
ate
, D
ire
ct a
nd
Mo
nit
or
Ali
gn
, P
lan
an
d O
rga
nis
e
Enterprise Goal
COBIT 5 Process Financial Customer Internal
Learning
and
Growth
64
Gambar 2.12 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 (Manage
Knowledge)
Alig
nm
ent
of
IT a
nd
bu
sin
ess
stra
tegy
IT c
om
plia
nce
an
d s
up
po
rt f
or
bu
sin
ess
com
plia
nce
wit
h
exte
rnal
law
s an
d r
egu
lati
on
s
Co
mm
itm
ent
of
exec
uti
ve m
anag
emen
t fo
r m
akin
g IT
-
rela
ted
dec
isio
ns
Man
aged
IT-r
elat
ed b
usi
nes
s ri
sk
Rea
lised
ben
efit
s fr
om
IT-e
nab
led
inve
stm
ents
an
d
serv
ices
po
rtfo
lio
Tran
spar
ency
of
IT c
ost
s, b
enef
its
and
ris
k
Del
iver
y o
f IT
ser
vice
s in
lin
e w
ith
bu
sin
ess
req
uir
emen
ts
Ad
equ
ate
use
of
app
licat
ion
s, in
form
atio
n a
nd
tec
hn
olo
gy
solu
tio
ns
IT a
gilit
y
Secu
rity
of
info
rmat
ion
, pro
cess
ing
infr
astr
uct
ure
an
d
app
licat
ion
s
Op
tim
isat
ion
of
IT a
sset
s, r
eso
urc
es a
nd
cap
abili
ties
Enab
lem
ent
and
su
pp
ort
of
bu
sin
ess
pro
cess
es b
y
inte
grat
ing
app
licat
ion
s an
d t
ech
no
logy
into
bu
sin
ess
pro
cess
es
Del
iver
y o
f p
rogr
amm
es d
eliv
erin
g b
enef
its,
on
tim
e, o
n
bu
dge
t, a
nd
mee
tin
g re
qu
irem
ents
an
d q
ual
ity
stan
dar
ds
Ava
ilab
ility
of
relia
ble
an
d u
sefu
l in
form
atio
n f
or
dec
isio
n
mak
ing
IT c
om
plia
nce
wit
h in
tern
al p
olic
ies
Co
mp
eten
t an
d m
oti
vate
d b
usi
nes
s an
d IT
per
son
nel
Kn
ow
led
ge, e
xper
tise
an
d in
itia
tive
s fo
r b
usi
nes
s
inn
ova
tio
n
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
BAI01Manage Programmes and
ProjectsP S P P S S S S P S S
BAI02Manage Requirements
DefinitionP S S S S P S S S S P S S S
BAI03Manage Solutions
Identification and BuildS S S P S S S S S S
BAI04Manage Availability and
CapacityS S P S S P S P S
BAI05Manage Organisational
Change EnablementS S S S P S S S P P
BAI06 Manage Changes S P S P S S P S S S S S S
BAI07Manage Change Acceptance
and TransitioningS S S P S P S S S S
BAI08 Manage Knowledge S S S S P S S S S P
BAI09 Manage Assets S S P S S S P S S
BAI10 Manage Configuration P S S S S S P P S
DSS01 Manage Operations S P S P S S S P S S S S
DSS02Manage Service Requests
and IncidentsP P S S S S S
DSS03 Manage Problems S P S P S S P S P S S
DSS04 Manage Continuity S S P S P S S S S S P S S S
DSS05 Manage Security Services S P P S S P S S S S
DSS06Manage Business Process
ControlsS P P S S S S S S S S
MEA01
Monitor, Evaluate and
Assess Performance and
Conformance
S S S P S S P S S S P S S P S S
MEA02
Monitor, Evaluate and Assess
the System of Internal
Control
P P S S S S S P S
MEA03
Monitor, Evaluate and Assess
Compliance With External
Requirements
P P S S S S S
Eval
uat
e, D
ire
ct a
nd
Mo
nit
or
De
live
r, S
erv
ice
an
d S
up
po
rtM
on
ito
r, E
valu
ate
an
d A
sse
ss
Enterprise Goal
COBIT 5 Process Financial Customer Internal
Learning
and
Growth
65
Keterangan :
P = Primary
S = Secondary
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa terlihat 37 proses COBIT 5
serta hubungan primary dan secondary antara proses-proses COBIT yang ada
dengan panduan IT-Goals secara umum.
2.4.8 Process Assesment Model (PAM)
Process Assesment Model (PAM) merupakan sebuah model yang
compatible untuk tujuan penilaian kemampuan proses, berdasarkan satu atau
lebih dari model referensi (ISACA, 2012). Model ini merupakan dasar untuk
penilaian kemampuan proses TI suatu perusahaan pada COBIT 5 dan program
pelatihan dan sertifikasi bagi para penilai. Proses penilaian ini dibuktikan
dengan mengaktifkan proses penilaian yang dapat diandalkan, konsisten dan
berulang di bidang tata kelola dan manajemen TI.
COBIT 5 PAM yang mendukung kinerja penilaian dengan memberikan
indikator untuk bimbingan pada interpretasi dari tujuan proses perusahaan.
COBIT 5 PAM terdiri dari satu set indikator kinerja proses dan kemampuan
proses. Indikator-indikator yang digunakan sebagai dasar untuk
mengumpulkan bukti objektif yang memungkinkan penilai untuk menetapkan
peringkat (ISACA, 2012).
66
A. Assesment Process Activities
Assesment Process Activities merupakan tahapan-tahapan aktivitas
dalam melakukan proses penilaian capability level untuk perusahaan
(ISACA, 2012):
Gambar 2.13 Assesment Process Activities (ISACA, 2012)
1. Initiation
Initiation merupakan tahapan pertama dalam Assesment
Process Activities yang ada pada Process Assesment Model COBIT
5. Bertujuan untuk menjelaskan hasil identifikasi dari beberapa
informasi yang dapat dikumpulkan.
67
2. Planning the Assesment
Tahapan kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability
level. Dengan memetakan RACI chart yang ada di COBIT dengan
beberapa staff di Badan Kepegawaian Negara Pusat agar selaras
dengan kebutuhan aktivitas penelitian yang akan dinilai.
3. Briefing
Tahap ketiga adalah melakukan pengarahan kepada tim penilai
sehingga memahami masukan, proses dan keluaran dalam unit
organisasi yang akan dinilai yaitu Badan Kepegawaian Negara
Pusat dengan cara menentukan jadwal, kendala yang dihadapi
dalam melakukan penilaian, peran dan tanggung jawab, kebutuhan
sumber daya, dan lain-lain.
4. Data Collection
Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil
temuan yang terdapat pada Badan Kepegawaian Negara Pusat yang
bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada
aktivitas proses yang telah dilakukan.
5. Data Validation
Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan
untuk mengetahui hasil perhitungan kuisioner agar mendapatkan
evaluasi penilaian capability level.
68
6. Process Atribute Rating
Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada
atribut yang ada di setiap indikator, yang bertujuan untuk
menunjukkan hasil capability level dari hasil perhitungan kuisioner
pada tahap-tahap sebelumnya dan melakukan analisis Gap pada
tahapan berikutnya.
7. Reporting the Result
Tahap ketujuh adalah dilakukan melaporkan hasil evaluasi yang
bertujuan untuk memberikan rekomendasi untuk Badan
Kepegawaian Negara Pusat dengan COBIT 5. Dalam praktik tata
kelola teknologi informasi pada COBIT 5 memiliki beberapa
ketentuan yang harus dipenuhi.
2.4.9 Skala Peringkat (Rating Scale)
Atribut peringkat menggunakan skala peringkat standar yang terdiri dari
(ISACA, 2012) :
1. N (Not achieved/tidak tercapai)
Pada skala peringkat ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas
pencapaian atribut di dalam proses penilaian. Skala peringkat nilai yang
diraih adalah 0-15%.
2. P (Partically achieved/tercapai sebagian)
Pada skala peringkat ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan
dan beberapa pencapaian atribut di dalam proses penilaian. Skala
peringkat nilai yang diraih adalah 15-50%.
69
3. L (Largely achieved/tercapai sebagian besar)
Pada skala peringkat ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan
pencapaian signifikan atas proses tersebut, walaupun masih ada
kelemahan pada atribut ini di dalam proses penilaian. Skala peringkat
nilai yang diraih adalah 50-85%.
4. F (Fully achieved/tercapai penuh)
Pada skala peringkat ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis,
lengkap dan adanya pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak
adanya kelemahan pada atribut proses. Skala peringkat nilai yang diraih
adalah 85-100%.
Tabel 2.1 Ratting Level
(ISACA,2012)
Abbreviation Description % Achieved
N Not Achieved 0 to 15% achievement
P Partially Achieved >15% to 50% achievement
L Largely Achieved >50% to 85% achievement
F Fully Achieved >85% to 100% achievement
2.4.10 Process Capability Level
Dimensi kapabilitas/kemampuan menyediakan sebuah pengukuran dari
kapabilitas proses untuk memenuhi tujuan organisasi saat ini. Terdapat enam
tingkat kapabilitas dan sembilan atribut proses berdasarkan pencapaian proses
atribut.
70
Tabel 2.2 Capability Level and Process Attribute
(ISACA, 2012)
Process Attribute
ID Capability Levels and Process Attribute
Level 0 : Incomplete Process
Level 1 : Performed Process
PA 1.1 Process performance
Level 2 : Managed Process
PA 2.1 Performance management
PA 2.2 Work product management
Level 2 : Established Process
PA 3.1 Process definition
Process deploymeny
Level 4 : Predictable process
PA 4.1 Process measurement
PA 4.2 Process control
Level 5 : Optimizing process
PA 5.1 Process innovation
PA 5.2 Process optimization
1. Level 0 – Proses Tidak Lengkap (Incomplete Process)
Pada level ini proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai
tujuan prosesnya. Pada tingkat ini ada bukti sedikit atau tidak ada dari
setiap pencapaian sistematis tujuan proses.
2. Level 1 – Proses Dilakukan (Performed Process)
Pada level ini proses sudah diterapkan dan mencapai tujuan
prosesnya.
71
a. PA 1.1 Proses Kinerja (Process Performance)
Sebuah pengukuran mengenai pencapaian tujuan dari suatu proses
yang berhasil dicapai dan terdapat bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Tabel 2.3 Process Performance (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
Proses meraih tujuan
yang sudah ditentukan.
GP 1.1.1 Meraih hasil
proses. Ada bukti bahwa
praktik-praktik dasar
dilakukan.
Hasil kerja telat dibuat
sehingga menyediakan
bukti atas hasil proses.
3. Level 2 – Proses Dikelola (Manage Process)
Pada level ini proses sudah diterapkan dan dikelola (direncanakan,
dimonitor dan disesuaikan) secara terhadap tepat produk
pekerjaannya, dikendalikan dan dipelihara.
a. PA 2.1 Manajemen Kinerja (Performance Management)
Sebuah pengukuran mengenai pengelolaan proses kinerja. Pada
manajemen kinerja memiliki indikator, yaitu:
1. Tujuan dari kinerja diidentifikasi.
2. Kinerja dari proses direncanakan, dimonitor dan disesuaikan
untuk memenuhi permintaan atau rencana sebelumnya.
3. Tanggung jawab terhadap proses didefinisikan, ditugaskan dan
dikomunikasikan.
72
4. Sumber daya dan informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu proses diidentifikasi, disediakan,
dialokasikan dan digunakan dengan benar.
Tabel 2.4 Performance Management (ISACA, 2012)
PA 2.1 Performance Management
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Objektif performa dari
proses teridentifikasi.
GP 2.1.1 Identifikasikan
objektif performa dari
proses. Objektif performa
digabungkan dengan asumsi
dan batasan, didefinisikan
dan dikomunikasikan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus menguraikan
lingkup proses.
GWP 2.0 Rencana proses
harus menyediakan detil
dari objektif performa
proses.
2. Performa dari proses
direncakan dan
dimonitor.
GP 2.12 Merencanakan
dan memonitor performa
dari proses untuk memenuhi
objektif yang ditentukan.
Dasar mengukur performa
proses yang berhubungan
dengan objektif bisnis
ditetapkan dan dimonitor.
Termasuk di dalam dasar
tersebut adalah aktivitas
yang diperlukan, estimasi
dan jadwal.
GWP 2.0 Rencana
Proses harus
menggambarkan secara
detil objektif performa
proses.
GWP 9.0 Performa proses
catatannya harus
menggambarkan hasil
yang detil.
Catatan: pada level ini
setiap catatan performa
dapat berbentuk laporan,
daftar masalah dan catatan
informal.
3. Performa dari proses
disesuaikan untuk
memenuhi perencanaan.
GP 2.1.3 Menyesuaikan
performa dari proses.
Mengambil tindakan ketika
performa yang
direncanakan tidak tercapai.
Tindakan meliputi
identifikasi dari masalah
performa dan penyesuaian
GWP 4.0 Catatan
kualitas harus
menyediakan detil dari
tindakan yang dilakukan
ketika performa tidak
mencapai tujuan
73
rencana dan jadwal lebih
sesuai.
4. Tanggung jawab dan
otoritas dari melakukan
proses didefinisikan,
ditugaskan dan
dikomunikasikan.
GP 2.1.4 Mendefinisikan
tanggung jawab dan
otoritas dalam melakukan
proses. Tanggung jawab
kunci dari otoritas dalam
menjalankan aktivitas kunci
dari proses didefinisikan,
ditugaskan, dan
dikomunikasikan.
Pengalaman yang
dibutuhkan, pengetahuan
dan keahlian ditetapkan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil dari
pemilik proses dan siapa
saja yang terlibat,
bertanggung jawab,
dikonsultasikan dan
diinformasikan.
GWP 2.0 rencana proses
harus meliputi detil dari
proses rencana
komunikasi demikian juga
pengalaman dan keahlian
yang dibutuhkan dalam
menjalankan proses.
5. Sumber daya dan
informasi yang
dibutuhkan untuk
menjalankan proses
diidentifikasi,
disediakan,
dialokasikan dan
digunakan
GP 2.1.5 Identifikasi dan
penyediaan sumber daya
untuk melakukan proses
sesuai dengan rencana.
Sumber daya dan informasi
yang dibutuhkan untuk
menjalankan aktivitas kunci
dari proses diidentifikasi,
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
GWP 2.0 rencana proses
harus menyediakan detil
dari proses perencanaan
pelatihan dan proses
perencanaan sumber daya.
6. Antarmuka di antara
pihak yang terlibat
dikelola untuk
memastikan komunikasi
efektif dan tugas yang
jelas antara pihak yang
terlibat.
GP 2.1.6 Mengelola
antarmuka antara pihak
yang terlibat. Individu dan
grup yang terlibat dengan
proses diidentifikasi,
tanggung jawab
didefinisikan dan
mekanisme komunikasi
yang efektif diterapkan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil dari
individu dan grup yang
terlibat (RACI).
GWP 2.0 Rencana
proses harus
menyediakan detil dari
proses rencana
komunikasi.
74
b. PA 2.2 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Management)
Sebuah pengukuran berkaitan dengan hasil kerja yang dihasilkan
dari proses yang dikelola. Pada manajemen hasil kerja memiliki
indikator, yaitu :
1. Persyaratan dari proses yang digunakan untuk menghasilkan
produk telah didefinisikan.
2. Persyaratan untuk dokumentasi dan kontrol dari hasil kerja telah
didefinisikan.
3. Hasil kerja diidentifikasi, didokumentasikan dan dikontrol
secara tepat.
4. Hasil kerja diulas sesuai dengan perencanaan untuk dapat
memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
Tabel 2.5 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Management) (Sumber:
ISACA, 2012)
PA 2.2 Work Product Management
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Kebutuhan akan hasil
kerja proses ditetapkan.
GP 2.2.1 Menetapkan
kebutuhan untuk kerja,
meliputi struktur isi dan
kriteria kualitas.
GWP 3.0 Rencana
kualitas harus
menyediakan detil dari
kriteria kualitas dan isi
dari hasil kerja.
2. Kebutuhan untuk
dokumentasi dan
kontrol dari hasil kerja
ditetapkan.
GP 2.2.2 Menetapkan
kebutuhan dari
dokumentasi dan kontrol
dari hasil kerja. Ini harus
meliputi identifikasi dari
ketergantungan,
persetujuan dan kemudahan
dalam melacak kebutuhan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil dari
kontrol (matrix control).
GWP 3.0 Rencana
Kualitas harus
menyediakan detil dari
hasil kerja, kriteria
75
kualitas, dokumentasi
yang dibutuhkan dan
kontrol perubahan.
3. Hasil kerja
diidentifikasi dengan
baik, didokumentasikan
dan dikontrol.
GP 2.2.3 Identifikasi,
dokumentasi dan kontrol
hasil kerja. Hasil kerja
adalah subjek dari kontrol
perubahan, begitu juga
dengan perubahan versi dan
manajemen konfigurasi.
GWP 3.0 Rencana
Kualitas harus
menyediakan detil dari
hasil kerja, kriteria
kualitas, kebutuhan
dokumentasi dan kontrol
perubahan.
4. Hasil kerja diulas
kembali sesuai dengan
rencana pengaturan
dan disesuaikan dengan
kebutuhan untuk
mencapai kebutuhan.
GP 2.2.4 Ulas kembali dan
menyesuaikan hasil kerja
untuk memenuhi kebutuhan
yang telah didefinisikan.
Hasil kerja adalah subyek
terdapat pengulasan
kembali terhadap
kebutuhan yang
disesuaikan dengan
pengaturan yang
direncanakan dan isu-isu
lain yang muncul
diselesaikan.
GWP 4.0 Catatan kualitas
harus menyediakan jejak
audit dari pengulasan
kembali yang telah
dilakukan.
4. Level 3 – Proses Ditetapkan (Established Process)
Pada level ini proses diterapkan dan dikelola dengan mendefinisikan
proses yang mampu mencapai hasil proses tersebut.
a. PA 3.1 Proses Definisi (Process Definition)
Sebuah pengukuran tentang sejauh mana proses standar dikelola
untuk mendukung proses yang telah didefinisikan. Proses definisi
memiliki indikator, yaitu :
1. Standar proses yang terdefinisi dan dilengkapi dengan panduan
untuk modifikasi.
2. Telah menentukan urutan dan interaksi dengan proses lainnya.
76
3. Kebutuhan akan kompetensi dan aturan untuk melaksanakan
suatu proses telah diidentifikasi.
4. Metode monitoring efektivitas telah didefinisikan.
Tabel 2.6 Process Definition (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Definition
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Proses standar meliputi
panduan dasar yang
layak didefinisikan
sehingga
mendeskripsikan
elemen fundamental.
GP 3.1.1 Mendefinisikan
standar dari proses yang
mendukung kerja dari
proses yang telah
didefinisikan. Sebuah
proses standar didefinisikan
yang mengidentifikasi
elemen proses fundamental
dan menyediakan panduan
dan prosedur untuk
mendukung penerapan.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
menyediakan detil dari
objek organisasi untuk
proses, standar minimum
dan performa, prosedur
standar, pelaporan dan
kebutuhan monitoring.
Bukti yang dibutuhkan
pada level ini tidak hanya
adanya kebijakan dan
standar tapi juga
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
2. Urutan dan interaksi
dari proses standar
dengan proses lainnya
ditetapkan
GP 3.1.2 Menetapkan
urutan dan interaksi antar
proses sehingga dapat
bekerja sebagai sistem yang
terintegrasi dalam proses.
Urutan standar proses dan
interaksi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
menyediakan proses
pemetaan dengan detil
dari proses standar dengan
urutan yang diharapkan
dan interaksinya.
3. Kompetensi yang
dibutuhkan dan peran
untuk melakukan proses
diidentifikasi sebagai
bagian dari proses
standar.
GP 3.1.3 Mengidentifikasi
peran dan kompetensi dari
menjalankan proses standar
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
menyediakan detil dan
kompetensi dari proses
yang dilakukan. Bukti
yang diperlukan pada
level ini bukan hanya pada
kebijakan dan standar tapi
juga dengan
77
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
4. Infrastruktur yang
diperlukan dan
lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk
melakukan proses
diidentifikasi sebagai
bagian dari proses
standar.
GP 3.1.4 Identifikasi
infrastruktur yang
dibutuhkan dan
lingkungan kerja untuk
melakukan proses standar.
Infrastruktur dan
lingkungan kerja untuk
melakukan proses standar
diidentifikasi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
mengidentifikasi
kebutuhan minimum dari
infrastruktur dan
lingkungan kerja untuk
melakukan proses. Bukti
yang diperlukan pada
level ini tidak hanya pada
adanya kebijakan dan
standar tapi juga dengan
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
5. Metode sesuai untuk
monitoring keefektifan
dan kesesuaian dari
proses yang ditetapkan
GP 3.1.5 menetapkan
metode yang sesuai untuk
memonitor keefektifan dan
kesesuaian dengan proses
standar, meliputi pemastian
terhadap kriteria yang layak
dan data yang dibutuhkan
untuk memonitor
keefektifan dan kesesuaian.
Menetapkan kebutuhan
untuk melakukan audit
internal dan ulas kembali
manajemen.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
menyediakan detil dari
objek organisasi untuk
proses, standar minimum
dan performa, prosedur
standar, pelaporan dan
kebutuhan monitoring.
Bukti yang dibutuhkan
pada level ini tidak hanya
adanya kebijakan dan
standar tapi juga
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
GWP 4.0 Catatan kualitas
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan bukti dari
ulas kembali yang telah
dilakukan.
78
b. PA 3.2 Proses Penyebaran (Process Deployment)
Sebuah pengukuran mengenai sejauh mana proses standar secara
efektif telah dijalankan sesuai dengan proses yang telah didefinisikan
untuk mencapai hasil proses. Proses deployment memiliki indikator,
yaitu :
1. Proses dikembangkan berdasarkan standar proses yang tepat.
2. Aturan dan tanggung jawab untuk melaksanakan suatu proses
telah dikomunikasikan.
3. Sumber daya manusia yang melaksanakan suatu proses
memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pengalaman dan
pelatihan.
Tabel 2.7 Process Deployment (ISACA, 2012)
PA 3.2 Process Deployment
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Sebuah proses yang
telah didefinisikan
dijalankan berdasarkan
standar proses yang
telah ditentukan.
GP 3.2.1 Menjalankan
sebuah proses yang telah
didefinisikan yang
memuaskan konteks. Ketika
proses yang sama
digunakan di area yang
berbeda pada organisasi,
proses tersebut dilakukan
berdasarkan proses standar,
diatur selayak mungkin
dengan konfirmasi
kebutuhan yang telah
didefinisikan pada proses
yang telah diverifikasi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
mendefinisikan standar
yang harus diikuti oleh
seluruh implementasi dari
proses. Bukti yang
diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standar tapi
juga dengan
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
2. Peran yang dibutuhkan
tanggung jawab yang
GP 3.2.2 Menugaskan dan
mengkomunikasikan
GWP 5.0 Kebijakan dan
standar harus
79
dibutuhkan untuk
menjalankan proses
yang telah didefinisikan,
ditugaskan dan
dikomunikasikan.
peran, tanggung jawab
dan otoritas untuk
menjalankan proses yang
telah didefinisikan. Ketika
proses yang sama
digunakan pada area yang
berbeda dalam organisasi,
otoritas dan peran untuk
melakukan aktivitas dari
proses telah ditugaskan dan
dikomunikasikan.
menyediakan detil
tanggung jawab dan
otoritas untuk melakukan
aktivitas dari proses. Bukti
yang diperlukan pada
level ini bukan hanya pada
adanya kebijakan dan
standar tapi juga dengan
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
3. Personil yang
melakukan proses yang
didefinisikan kompeten
dalam basis edukasi
yang sesuai degan
pelatihan dan
pengalaman.
GP 3.2.3 Memastikan
kompetensi yang
dibutuhkan untuk
menjalankan performa dari
proses yang didefinisikan.
Ketika proses yang sama
digunakan dalam area yang
berbeda pada organisasi,
kompetensi yang layak
untuk personil yang
ditugaskan didefinisikan
dan pelatihan yang sesuai
disediakan untuk
menjalankan proses yang
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil dan
kompetensi dan
pelatihan yang
dibutuhkan.
GWP 2.0 Rencana
proses harus meliputi
detil dari proses rencana
komunikasi, rencana
pelatihan dan rencana
sumber daya untuk
setiap instansi dari
proses.
4. Sumber daya dan
informasi yang
dibutuhkan untuk
melakukan proses yang
didefinisikan,
disediakan,
dialokasikan dan
digunakan.
GP 3.2.4 Menyediakan
sumber daya dan
informasi untuk
mendukung performa
dan proses yang
didefinisikan. Ketika
proses yang sama
digunakan dalam area
yang berbeda dalam
organisasi, kebutuhan
sumber daya manusia dan
informasi untuk
melakukan proses
GP 2.0 Rencana proses
harus meliputi detil dari
rencana sumber daya
untuk setiap instansi
dari proses.
80
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
5. Infrastruktur dan
layanan kerja untuk
melakukan proses yang
didefinisikan
disediakan, dikelola,
disediakan dan
dipelihara.
GP 3.2.5 Menyediakan
proses infrastruktur
yang layak untuk
mendukung performa dari
proses yang
didefinisikan. Ketika
proses sama digunakan
dalam area yang berbeda
dalam organisasi,
dukungan organisasi yang
dibutuhkan, infrastruktur,
dan lingkungan kerja
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
GWP 2.0 Rencana
proses harus meliputi
detil dari proses
infrastruktur dan
lingkungan kerja dari
setiap instansi
pemerintah.
6. Data yang layak
dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar
untuk mengerti tingkah
laku dari proses untuk
menemukan kecocokan,
keefektifan dan evaluasi
perbaikan secara terus
menerus.
GP 3.2.6 Mengumpulkan
dan menganalisis data
mengenai performa dari
proses untuk
mendemonstrasikan
kecocokan dan
keefektifan. Data yang
dibutuhkan untuk
memonitor keefektifan
dan kesesuaian dari
proses di seluruh
organisasi didefinisikan,
dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar
dari perbaikan terus-
menerus.
GWP 4.0 Catatan
kualitas
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan bukti dari
alat ulas kembali yang
dilakukan untuk setiap
instansi dari proses.
5. Level 4 – Proses Dapat Diramalkan (Predictable Process)
Pada level ini proses yang telah ditetapkan sekarang beroperasi di
dalam batasan yang telah ditentukan untuk mencapai hasil prosesnya.
81
a. PA 4.1 Proses Pengukuran (Process Measurement)
Proses pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran
digunakan untuk memastikan performa proses mendukung
pencapaian tujuan proses dan tujuan organisasi. Proses pengukuran
memiliki indikator, yaitu:
1. Informasi yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan organisasi
telah ditetapkan.
2. Tujuan pengukuran proses didapatkan dari kebutuhan
informasi.
3. Sasaran kuantitatif untuk kinerja proses telah ditetapkan.
Tabel 2.8 Process Measurement (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Informasi yang
dibutuhkan proses
untuk mendukung
tujuan bisnis telah
ditetapkan.
GP 4.1.1 Identifikasi
kebutuhan informasi,
dalam hubungannya
dengan tujuan bisnis.
Tujuan bisnis dan
informasi yang
dibutuhkan pemegang
kepentingan telah
ditetapkan sebagai dasar
untuk menentukan tujuan
pengukuran performa
proses.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
tujuan peningkatan
proses dan
menyarankan tindakan
peningkatan.
2. Tujuan pengukuran
proses didapatkan
dari kebutuhan
informasi.
GP 4.1.2 Dapatkan tujuan
pengukuran proses dari
kebutuhan informasi.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
dari tujuan pengukuran.
82
3. Tujuan kuantitatif
untuk performa
proses dalam
mendukung tujuan
perusahaan telah
ditetapkan.
GP 4.1.3 Tetapkan
tujuan kuantitatif atas
performa dari proses,
berdasarkan kesesuaian
proses dengan tujuan
perusahaan. Tujuan
pengukuran kuantitatif
telah ditetapkan dan
secara eksplisit
menggambarkan tujuan
perusahaan dan telah
dipastikan realistis dan
berguna oleh manajemen
dan pelaku proses.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
dari ukuran dan
indikator pengukuran.
4. Pengukuran dan
frekuensinya telah
diidentifikasi dan
ditetapkan sejalan
dengan tujuan
pengukuran proses
dan tujuan kuantitatif
atas performa
prosesnya.
GP 4.1.4 Identifikasikan
pengukuran produk
dan proses yang
mendukung pencapaian
tujuan kuantitatif atas
performa proses.
Pengukuran mendetil
untuk produk dan proses
telah diidentifikasi,
sekaligus dengan
frekuensi pengumpulan
data dan pengukuran,
juga mekanisme
verifikasi.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
menyediakan detil dari
ukuran dan indikator
pengukuran sekaligus
prosedur pengumpulan
data dan prosedur
analisa.
5. Hasil pengukuran
dikumpulkan,
dianalisa dan
dilaporkan untuk
memantau seberapa
jauh tujuan
kuantitatif proses
tercapai.
GP 4.1.5
Mengumpulkan hasil
pengukuran produk
dan proses dengan
melakukan proses yang
telah ditentukan. Hasil
pengukuran
dikumpulkan, dianalisa
dan dilaporkan sesuai
rencana yang telah
ditetapkan.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
atas prosedur analisa
yang disarankan.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang telah
dikumpulkan dan
dianalisa.
83
6. Hasil pengukuran
digunakan untuk
menggambarkan
performa proses.
GP 4.1.6 Menggunakan
hasil pengukuran untuk
memantau dan
memverifikasi
pencapaian atas tujuan
performa proses. Hasil
pengukuran dianalisa
untuk memastikan
pencapaian terhadap
tujuan performa proses.
Teknik yang sesuai
digunakan untuk
memahami performa dan
kapabilitas proses dalam
batasan yang sudah
ditentukan.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang sudah
dikumpulkan dan
dianalisa.
b. PA 4.2 Proses Kontrol (Process Control)
Sebuah pengukuran mengenai suatu proses secara kuantitatif bisa
menghasilkan proses yang stabil, mampu dan bisa diprediksi dalam
batasan yang telah ditentukan. Proses kontrol memiliki indikator,
yaitu:
1. Teknik analisa dan kontrol diterapkan jika memungkinkan.
2. Data pengukuran dianalisa untuk mengetahui penyebab khusus.
3. Tindakan perbaikan diambil untuk memecahkan masalah.
Tabel 2.9 Process Control (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Teknik analisa dan
kontrol telah
GP 4.2.1 Tentukan
teknik analisa dan
kontrol yang sesuai
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil
84
ditentukan dan
diaplikasikan.
untuk mengontrol
performa proses metode
untuk mengukur
efektivitas kontrol telah
didefinisikan dan
divalidasi
pengontrolan (matriks
kontrol)
GWP 8.0 Rencana
pengendalian proses
harus ada dan menjelaskan
pendekatan pengukuran
untuk setiap proses.
2. Pengontrolan batas
variasi telah
ditetapkan untuk
performa proses
normal.
GP 4.2.2 Tetapkan
parameter yang cocok
untuk mengontrol
performa proses. Definisi
standar atas proses
dimodifikasi untuk
memasukan metode
pengendalian proses dan
batasan pengontrolan
telah ditetapkan.
GWP 8.0 Rencana
pengontrolan proses
harus ada dan
menjelaskan batasan
pengontrolan untuk
performa normal.
3. Data pengukuran
dianalisa untuk
mengetahui penyebab
khusus atas suatu
variasi.
GP 4.2.3 Analisa hasil
pengukuran proses dan
produk untuk
mengidentifikasi variasi
dan performa proses.
Hasil pengukuran
pengontrolan proses
dianalisa untuk
menentukan masalah
yang perlu diperhatikan
dan diteruskan untuk
penanggulangan.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang telah
dikumpulkan dan
dianalisa.
4. Tindakan koreksi
diambil untuk
memecahkan
penyebab khusus
variasi.
GP 4.2.4 Identifikasi
dan implementasikan
tindakan koreksi untuk
mengatasi sumber
masalah. Tindakan
koreksi diambil untuk
mengatasi masalah
pengontrolan proses dan
hasilnya dipantau dan
dievaluasi.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang telah
dikumpulkan dan
dianalisa.
85
5. Batasan kontrol
ditetapkan kembali
(apabila dibutuhkan)
sebagai respon
terhadap tindakan
koreksi.
GP 4.2.5 Tetapkan
kembali batasan
kontrol setelah tindakan
koreksi. Batasan kontrol
proses dimodifikasi
sesuai kebutuhan setelah
tindakan koreksi
dilakukan.
GWP 8.0 Rencana
pengendalian proses
harus ada dan
menjelaskan batasan
kontrol untuk performa
normal.
6. Level 5 – Proses Dioptimalkan (Optimising Process)
Pada level ini proses diprediksi dijelaskan sebelumnya terus
ditingkatkan untuk memenuhi saat ini relevan dan diproyeksikan tujuan
bisnis.
a. PA 5.1 Proses Inovasi (Process Innovation)
Sebuah pengukuran mengenai perubahan proses yang telah
diidentifikasi dari analisis penyebab umum variasi di dalam performa,
dan dari investigasi pendekatan inovatif untuk melaksanakan proses.
Proses inovasi memiliki indikator, yaitu:
1. Sasaran peningkatan proses didefinisikan.
2. Data yang sesuai dianalisa untuk mengidentifikasi penyebab
umum terjadinya variasi dalam peningkatan proses.
3. Data yang sesuai dianalisa untuk mengidentifikasi peluang best
practice dan inovasi.
86
Tabel 2.10 Process Innovation (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Tujuan dari
peningkatan masing-
masing proses
diidentifikasi untuk
mendukung tujuan
bisnis yang relevan.
GP 5.1.1
Mendefinisikan tujuan
peningkatan proses
untuk mendukung tujuan
bisnis yang relevan.
Arahan untuk inovasi
proses telah diatur.
Tujuan peningkatan
proses secara kualitatif
dan kuantitatif didasarkan
pada potensi inovasi
proses seperti visi dan
tujuan yang telah
didefinisikan dan
didokumentasikan.
GWP 7.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
tujuan peningkatan
proses dan tindakan
yang dilakukan untuk
peningkatan tersebut.
2. Data yang tepat
dianalisa agar dapat
mengidentifikasi
penyebab umum dari
variasi performa
proses.
GP 5.1.2 Analisa
pengukuran data proses
untuk mengidentifikasi
variasi yang nyata dan
berpotensi di dalam
performa proses.
Data performa proses
dianalisis untuk
mengidentifikasi variasi
di dalam performa proses
bersama dengan akar
penyebab dari masalah
performa proses secara
umum.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan
penjelasan mengenai
kumpulan dan analisa
pengukuran.
3. Data yang tepat
dianalisa agar dapat
mengidentifikasi
peluang untuk
GP 5.1.3 Identifikasi
peluang peningkatan
proses berdasarkan
inovasi dan praktik
terbaik. Peluang
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
penjelasan mengenai
analisis praktik-praktik.
87
pelaksanaan praktik
terbaik dan inovasi.
peningkatan proses
diidentifikasi berdasarkan
perbandingan dengan
praktik terbaik industri.
4. Peluang peningkatan
yang bermula dari
teknologi baru dan
konsep proses baru
diidentifikasikan.
GP 5.1.4 Didasarkan
pada peluang
peningkatan dari
teknologi dan konsep
proses baru. Peluang
peningkatan proses
diidentifikasi berdasarkan
review dan analisis
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
penjelasan mengenai
analisis peluang
peningkatan teknologi.
5. Strategi implementasi
dibuat untuk
mencapai tujuan dari
meningkatkan proses.
GP 5.1.5 Definisikan
strategi implementasi
berdasarkan visi dan
tujuan peningkatan
jangka panjang. Strategi
peningkatan proses
didefinisikan dan
divalidasi berdasarkan
tujuan dan objektif dari
peningkatan. Komitmen
untuk meningkatkan
didemokan oleh manajer
dan pemilik proses.
GWP
Rencana peningkatan
proses harus
menyediakan
penjelasan mengenai
strategi implementasi
untuk peningkatan
proses.
b. PA 5.2 Proses Optimisasi (Process Optimisation)
Sebuah pengukuran mengenai perubahan untuk definisi,
manajemen dan performa proses agar memiliki hasil yang efektif
untuk mencapai tujuan dari proses peningkatan. Proses optimisasi
memiliki indikator, yaitu:
1. Dampak dari semua perubahan yang diajukan dinilai terhadap
sasaran dari proses yang didefinisikan sebelumnya.
88
2. Dilakukan pengelolaan terhadap penerapan perubahan yang
telah diusulkan.
3. Evaluasi terhadap perubahan proses.
Tabel 2.11 Process Optimisation (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance
Hasil Atas Pencapaian
Penuh Atribut
Praktik Umum (Generic
Practices/GPs)
Hasil Kerja Umum
(Generic Work
Products/GWPs)
1. Dampak dari
perubahan yang telah
dilakukan, dinilai
kesesuaiannya dengan
tujuan dari proses
yang telah
didefinisikan dan
proses standar.
GP 5.2.1 Menilai
dampak dari masing-
masing perubahan yang
telah dilakukan apakah
telah sesuai dengan
tujuan dari proses standar
dan proses yang telah
didefinisikan. Dampak
dari perubahan yang telah
dilakukan dinilai
kesesuaiannya agar dapat
menentukan dampak dari
kualitas produk dan
performa proses apakah
telah sesuai dengan
proses lain yang
berhubungan.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
rincian mengenai
pendekatan kualitas
proyek peningkatan
proses.
.
2. Implementasi dari
perubahan yang telah
disetujui dikelola
untuk memastikan
bahwa perbedaan-
perbedaan performa
proses dimengerti dan
dilakukan setelahnya.
GP 5.2.2 Mengelola
implementasi dari
perubahan yang telah
disetujui untuk memilih
area dari proses standar
proses yang telah
didefinisi sesuai dengan
strategi implementasi.
Implementasi dari
perubahan yang telah
disetujui dikelola sesuai
dengan manajemen
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
rincian mengenai
strategi implementasi
peningkatan proses dan
perubahan yang terdiri
dari:
- GWP 1.0
Dokumentasi proses
- GWP 3.0 Rencana
kualitas
89
perubahan dan proses
pendukung perubahan.
- GWP 5.0 Kebijakan
dan standar
3. Berdasarkan
performa saat ini,
keefektivitasan
perubahan proses
dievaluasi
berdasarkan
persyaratan produk
dan tujuan proses
untuk menentukan
hasil memiliki
penyebab umum atau
khusus.
GP 5.2.3 Berdasarkan
performa saat ini,
evaluasi keefektivitasan
perubahan proses sesuai
dengan performa proses,
tujuan kapabilitas, dan
tujuan bisnis.
Keefektivitasan
perubahan membuat
proses tersebut perlu
diukur, dievaluasi dan
dilaporkan setelah
implementasi.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
rincian mengenai
pendekatan kualitas
proyek peningkatan
proses.
2.5 Fokus Area Tata Kelola TI
Domain proses tata kelola teknologi informasi ditentukan berdasarkan
kebutuhan organisasi saat ini. Penentuan proses dilakukan dengan cara pemetaan
permasalahan yang dialami Direktorat Pengolahan Data dan Informasi
Kepegawaian dengan IT-Related Goals. Fokus proses tersebut yang dipilih
diantaranya adalah APO01 (Manage the IT Management Framework), AP007
(Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge)
2.5.1 Proses APO01 – Manage the IT Management Framework
Menurut ISACA, Deskripsi dari proses ini adalah mengklarifikasi dan
memelihara tata kelola pada visi dan misi perusahaan. Menerapkan dan
memelihara mekanisme dan otoritas untuk mengelola informasi dan
penggunaan TI di perusahaan dalam mendukung tujuan tata kelola yang sejalan
dengan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan (ISACA., 2012).
90
Tujuan dari proses ini adalah memberikan pendekatan manajemen yang
konsisten untuk memungkinkan terpenuhinya persyaratan tata kelola
perusahaan, yang mencakup proses manajemen, struktur organisasi, peran dan
tanggung jawab, kegiatan yang dapat diandalkan dan berulang serta
keterampilan dan kompetensi.
2.5.2 Proses APO07 – Manage Human Resource
Menurut (ISACA., 2012), deskripsi dari proses ini adalah memberikan
pendekatan terstruktur untuk memastikan penataan yang optimal, penempatan,
hak keputusan dan keterampilan dari sumber daya manusia. Ini termasuk
mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab yang ditetapkan, rencana
pembelajaran dan pertumbuhan serta harapan kinerja yang didukung oleh
orang-orang yang kompeten dan termotivasi.
Tujuan dari proses ini adalah mengoptimalkan sumber daya manusia
untuk memenuhi tujuan dari perusahaan.
2.5.3 Proses BAI08 – Manage Knowledge
Menurut (ISACA., 2012), deskripsi dari proses ini adalah
mempertahankan ketersediaan pengetahuan yang relevan, terkini, divalidasi
dan andal untuk mendukung semua kegiatan proses serta untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan. Rencana untuk identifikasi, pengumpulan,
pengorganisasian, pemeliharaan, penggunaan, dan pensiunnya pengetahuan.
Tujuan dari proses ini adalah memberikan pengetahuan yang diperlukan
untuk mendukung semua staf dalam aktivitas kerja mereka dan untuk
pengambilan keputusan yang tepat serta peningkatan produktivitas.
91
2.6 Aparatur Sipil Negara (ASN)
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil, atau yang disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, atau yang disingkat PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik,
perekat dan pemersatu bangsa. Dengan demikian, pegawai ASN bertugas untuk :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
92
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2.7 Mengelola Sumber Daya Manusia
Menurut (Sedarmayanti, 2007), dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Sumber Daya Manusia”, menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia
(MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber
daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,
memberikan penghargaan dan penilaian. MSDM merupakan rancangan sistem
formal dalam organisasi dalam memastikan penggunaan bakat manusia secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.
Tujuan MSDM secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi
mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Secara khusus, MSDM bertujuan
untuk :
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan
cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang
diperlukan.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia,
kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.
93
3. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan
pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen,
karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas)
4. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang mereka
lakukan dan mereka capai
5. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental
karyawan.
Menurut (Sedarmayanti, 2007) manfaat manajemen sumber daya manusia
adalah :
1. Mempekerjakan orang agar sesuai dengan pekerjaannya.
2. Mengalami perputaran karyawan yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Menemukan orang dalam melakukan yang terbaik.
4. Tidak ada tindakan diskriminasi.
5. Mengimplementasikan undang-undang keselamatan kerja dan kesehatan
kerja.
6. Pemberian kompensasi yang adil dan relatif sama dengan yang lain dalam
organisasi
7. Mengadakan pelatihan untuk menekankan efektivitas dan efisiensi
departemen.
8. Bertanggung jawab atas praktik tenaga kerja yang adil.
2.8 Mengelola Pengetahuan
Menurut (Kardi, 2007), Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan,
94
menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu agar dapat
meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik.
Manajemen pengetahuan berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk
belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses
bisnis (Laudon & Laudon, 2015).
2.9 Metode Pengumpulan Data
2.9.1 Observasi
Observasi adalah suatu proses yang kompleks, tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan menggunakan teknik
pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2010). Sedangkan menurut (Subagyo,
2015) observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan.
2.9.2 Literature Review
Menurut (Arikunto, 2013), kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari
pengetahuan yang sudah ada. Hasil penelitian yang sudah berhasil
memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya dilaporkan dalam
bentuk jurnal-jurnal penelitian. Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah,
dan mengidentifikasi pengetahuan (baik itu dalam bentuk buku, laporan, jurnal,
skripsi, tesis dan semacamnya) itu disebut dengan kaji pustaka atau telah
pustaka (Literature Review)
95
2.9.3 Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah secara lebih
terbuka melalui pendapat dan ide yang disampaikan oleh responden (Sugiyono,
2010). Menurut (Subagyo, 2015) wawancara berhadapan langsung antara
interviewer dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan.
2.9.4 Kuesioner
Menurut (Sugiyono, 2010) kuisioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan menurut (Subagyo,
2015) kuisioner diajukan pada responden dalam bentuk tertulis disampaikan
secara langsung ke alamat responden, kantor atau tempat lain.
2.10 Metode Perhitungan
Metode perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Menurut (Budiman, 2013) skala likert merupakan skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang
suatu gejala atau fenomena tertentu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
(Guritno & Rahardja, 2011) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau
gejala sosial. Skala ini dikembangkan pada tahun 1930 oleh Renis Likert untuk
memberikan ukuran sikap seseorang tingkat ordinal.
Skala likert juga kerap digunakan dalam penelitian survei dengan orang
menyatakan sikap atau tanggapan lain sehubungan dengan kategori tingkat ordinal
96
(misal, setuju, tidak setuju) yang diperingatkan sepanjang kontinu (Neuman, 2011).
Berikut tabel yang memberikan keterangan nilai/skor pada skala likert:
Tabel 2.12 Ketentuan Nilai Skala Likert
Hasil dari perhitungan kuesioner dibuat rekapitulasi yang dapat
merepresentasikan persentase dan Capabitily Level. Maka dapat dijabarkan dengan
rumus penilaian sebagai berikut :
1. Menghitung Rekapitulasi Jawaban Kuesioner
𝑪 = 𝑯
𝑱𝑹 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan :
C : Rekapitulasi jawaban kuesioner Capability Level (dalam bentuk)
persentase pada masing-masing pilihan jawaban a, b, c, d, e atau f di
setiap aktivitas.
H : Jumlah jawaban kuesioner Capability Level pada masing-masing
pilihan jawaban a, b, c, d, e atau f di setiap aktivitas.
JR : Jumlah responden/ Narasumber.
Alternatif
Skor
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
97
2. Menghitung Nilai dan Level Kapabilitas
Keterangan :
NK : Nilai Kapabilitas pada proses TI.
LP : Level Percentage (tingkat persentase pada setiap distribusi
jawaban kuesioner capability level).
Nk : Nilai Kapabilitas yang tertera pada tabel pemetaan jawaban,
nilai dan tingkat kapabilitas.
Pada penelitian ini dilakukan pembedaan istilah antara nilai kapabilitas dan
tingkat kapabilitas. Nilai kapabilitas bisa bernilai tidak bulat (bilangan
pecahan), yang mempresentasikan proses pencapaian menuju suatu tingkat
kapabilitas tertentu. Sedangkan tingkat kapabilitas lebih menunjukkan tahapan
atau kelas yang dicapai dalam proses kapabilitas, yang dinyatakan dalam
bilangan bulat (Surendro, 2009)
Untuk lebih memperjelas tingkat kapabilitas secara jelas dapat melihat
pengasumsian setiap sub proses memiliki nilai serta pembobotan terhadap
tingkat kapabilitas yang sama terhadap proses pada tabel berikut :
98
Tabel 2.13 Pemetaan jawaban, nilai dan tingkat kapabilitas
Rentang Nilai Jawaban Nilai
Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
0 – 0,50 a 0,00 0 Non-Existent
0,51 – 1,50 b 1,00 1 Performend Process
1,51 – 2,50 c 2,00 2 Managed Process
2,51 – 3,50 d 3,00 3 Established Process
3,51 – 4,50 e 4,00 4 Predictabled Process
4,51 – 5,00 f 5,00 5 Optimising Process
99
99
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan menggunakan studi kasus (objek), yaitu suatu cara yang sistematis dalam
melihat suatu kejadian, mengumpulkan data, menganalisis informasi dan
melaporkan hasilnya. Dalam studi kasus ini, metode pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara yang dipandu berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
COBIT 5, selain itu juga dilakukan observasi untuk memperkuat hasil penelitian.
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini terdiri dari data primer
(berdasarkan kuesioner, observasi dan hasil wawancara dengan pihak organisasi
terkait) serta data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber (studi pustaka yang
dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya, internet, serta buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian ini)
3.2 Initiation
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi yang
diperlukan pada Badan Kepegawaian Negara. Tujuannya adalah untuk menjelaskan
hasil identifikasi dari beberapa informasi yang didapatkan. Pada tahapan ini dibagi
menjadi tiga bagian
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung mengenai fenomena-
fenomena yang terjadi pada sebuah objek penelitian. Observasi ini dilakukan
pada Bulan November sampai Desember 2018 di Badan Kepegawaian Negara
100
(BKN) Pusat yang bertempat di Jl. Mayjend. Sutoyo No.12 Cililitan Jakarta
Timur. Observasi yang dilakukan yaitu observasi nonpartisipan, peneliti tidak
terlibat dengan kegiatan perusahaan secara langsung akan tetapi hanya sebagai
pengamat independen.
3.2.2 Wawancara
Salah satu metode dalam pengumpulan data dan informasi yaitu
dilakukannya wawancara. Wawancara dilakukan di Deputi Sistem Informasi
Kepegawaian, lantai 11 Gedung 2 BKN Pusat. Wawancara dilakukan terhadap
Bapak Aulia Pradipta selaku kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data
Kepegawaian. Hasil dari wawancara ini, peneliti mendapatkan data dan
informasi mengenai visi dan misi, struktur organisasi, peraturan atau kebijakan,
tugas pokok dan fungsi, permasalahan yang sedang dihadapi serta harapan
terhadap pengelolaan TI yang sedang berjalan.
3.2.3 Literature Review
Studi Literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang
berkaitan dengan tata kelola teknologi informasi, COBIT 5. Teori-teori
tersebut berasal dari buku-buku, e-book, serta jurnal-jurnal dari penelitian
sebelumnya yang mendukung untuk skripsi ini. Berikut penelitian yang
sejenis dengan topik penelitian skripsi ini.
101
Tabel 3.1 Studi Literatur
No. Nama Judul Tahun Framework
1.
Maskur, dkk Implementasi Tata Kelola Teknologi
Informasi Menggunakan Framework
COBIT 5 di BPMPTSP Bone
Bolango
2017 COBIT 5
Dalam penelitian Markus, dkk (2017) ini dilakukan identifikasi terhadap tujuan
dan proses TI di BPMPTSP Bone Bolango, kemudian dipetakan dengan kerangka
tata kelola TI COBIT 5. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
kapabilitas tata kelola TI yang berada pada tingkat 1 (Incomplete Process), yaitu
APO01 (Manage the IT Management Framework) dan BAI10 (Manage
Configuration), sementara proses COBIT yang telah mencapai pada tingkat
kapabilitas 2 (Managed Process) yaitu EDM04 (Ensure Resource Optimilisation),
APO03 (Manage Enterprise Architecture), APO04 (Manage Innovation), APO07
(Manage Human Resource), BAI04 (Manage Availability and Capacity), BAI09
(Manage Assets), DSS01(Manage Operations), DSS03(Manage Problems) dan
MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance). Selain
itu, dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa hasil penilaian dari tingkat
kapabilitas tata kelola TI pada aspek “Optimasi aset TI, sumber data dan
kemampuan” di BPMPTSP Kabupaten Bone Bolango belum mencapai target
yang diinginkan karena masih terdapat kesenjangan antara keadaan saat ini
dengan target yang ditetapkan pada setiap proses.
2
Bagja Analisis dan Evaluasi Sistem
Informasi Akademik Menggunakan
COBIT 5 PAM (Process Assesment
Model)
2017 COBIT 5
Pada penelitian ini, dilakukannya analisa dan evaluasi Sistem Informasi
Akademik pada Universitas Singaperbangsa Karawang yang ingin integrasi dari
PTS ke PTN. Merujuk peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 Tahun 2014 tentang standar nasional perguruan tinggi, oleh
karena itu Universitas Singaperbangsa Karawang harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu : standar kompetensi lulusan, standar isi
102
pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pelajaran, standar
dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran,
standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Hasil
pemetaan dari IT-Related Goals dengan proses COBIT 5 menghasilkan pemilihan
proses yang dapat disesuaikan dengan tujuan strategis yang dilakukan oleh
Universitas Singaperbangsa Karawang serta mendukung proses integrasi PTS ke
PTN yang disesuaikan menurut undang-undang perguruan tinggi. Hasil pemetaan
proses yang dijadikan fokus sesuai dengan kebutuhan Universitas Singaperbangsa
Karawang diantaranya yaitu : Proses EDM04 (Ensure Resource Optimilisation),
proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07
(Manage Human Resource), dan proses BAI08 (Manage Knowledge). Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kapabilitas (capability level)
berada pada level 2 (managed process) berkaitan dengan proses EDM04, APO01,
APO07 dan BAI08. Pada level 2 performa proses sudah dikelola mencakup
perencanaan, monitor dan work products-nya dijalankan, dikontrol, dikelola
dengan tepat. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran analisis dan
evaluasi COBIT 5 sangatlah penting dilakukan agar strategi dalam kaitannya
integrasi PTS ke PTN yang dilakukan UNSIKA dan dengan diterapkannya
assesment ini dalam pengembangan Sistem Informasi Akademik sebagai
pendukung operasional berjalan searah dengan sasaran strategi di UNSIKA.
3
Supriyaddin,
dkk
Evaluasi Tata Kelola Teknologi
Informasi Menggunakan Metode
COBIT 5 di STKIP Taman Siswa
Bima
2017 COBIT 5
Penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi tata kelola TI dalam aplikasi
menggunakan standar COBIT 5 dan merekomendasikan input untuk membuat
manajemen TI dalam implementasi STKIP SIMAKOM Taman Siswa Bima
menjadi lebih baik. Domain yang dipilih dalam penelitian ini adalah domain dari
Evaluate, Direct and Monitor (EDM) dan Deliver, Service and Support (DSS) 05
dari 37 domain dalam COBIT 5. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata capability level pada domain EDM01 berada pada level 1
(Performed Process) di mana kondisi tata kelola TI saat ini menunjukkan bahwa
103
STKIP Taman Siswa Bima telah melaksanakan suatu proses untuk mencapai
tujuan, sedangkan nilai rata-rata capability level pada domain DSS05 berada pada
level 2 (Managed Process) di mana kondisi tata kelola TI saat ini menunjukkan
bahwa STKIP Taman Siswa Bima telah melaksanakan suatu proses perencanaan,
monitoring, dan penyesuaian suatu proses untuk mencapai tujuan.
4 Slindile, dkk COBIT 5 : an evolutionary
framework and only framework to
address the governance and
management of enterprise IT
2012 COBIT 5
Di banyak organisasi, teknologi informasi (IT) telah menjadi bagian penting
dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Penggunaan teknologi
yang luas ini telah menciptakan ketergantungan pada IT yang membutuhkan fokus
khusus pada tata kelola TI. Tata kelola TI merupakan bagian integral pada tata
kelola perusahaan yang dilakukan oleh Dewan yang mengawasi definisi dan
implementasi dari sebuah proses, struktur dan hubungan mekanisme dalam suatu
organisasi. Fokus dari penelitian ini adalah pada kerangka kerja COBIT 5
dikarenakan kerangka kerja ini menyangkut tata kelola dan manajemen informasi
perusahaan. Kerangka kerja COBIT 5 telah menjadi standar yang diterima secara
global untuk tata kelola TI. COBIT 5 adalah peningkatan strategis utama untuk
ISACA, karena menyediakan panduan generasi ISACA berikutnya tentang tata
kelola perusahaan TI. COBIT 5 dirancang untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder saat ini dan selaras dengan pola pikir terbaru dalam tata kelola
perusahaan dan manajemen TI.
5 Fadel, dkk Evaluasi Sumber Daya Teknologi
Informasi Perusahaan Menggunakan
COBIT 5 (Studi Kasus : PT Krakatau
Steel (Persero) TBK)
2017 COBIT 5
Pada penelitian ini mengambil studi kasus di PT. Krakatau Steel (persero) TBK
yang merupakan perseroan terbatas di bawah komando BUMN yang bergerak
sebagai produsen baja terbesar di Indonesia. Hal yang menjadi fokus pada
penelitian ini terletak pada proses EDM04 (Ensure Resource Optimisation),
APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage Knowledge) agar
104
diketahui capability level dan GAP saat ini. Hasil dari penelitian ini disimpulkan
bahwa capability level EDM03 berada pada level 3 dan GAP 1, APO07 berada
pada level 2 dan GAP0.7, dan BAI08 berada pada level 2 dan GAP 0.3.
Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini berfokus pada pengendalian
setiap prosedur, menerapkan redundancy dalam regenerasi infrastruktur,
permintaan tenaga kerja, dan pembaharuan serta perbaikan dari hasil analisis pada
website knowledge management, dan peningkatan kompetensi karyawan.
3.2.4 Kuesioner
Tahapan pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan memberikan
kuisioner yang ditujukan kepada sejumlah responden yang ada di BKN dengan
tujuan untuk mempelajari persepsi dan sikap dari setiap responden. Peneliti
mengajukan kuisioner penelitian yang berisi tentang pertanyaan/pernyataan
tertulis mengenai aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam proses COBIT 5 yaitu
proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07
(Manage Human Resource), proses BAI08 (Manage Knowledge).
3.3 Planning the Assesment
Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan pemetaan fungsional-fungsional yang
terdapat dalam struktur organisasi Deputi Sistem Informasi terhadap struktur
organisasi COBIT 5. Kemudian membuat kuisioner penelitian berdasarkan
aktivitas pada proses yang ditujukan ke responden. Agar jawaban dari kuisioner
tersebut dapat sesuai dengan keadaan yang terjadi pada Deputi Sistem Informasi
Kepegawaian.
105
3.3.1 Kuesioner Capability Level
Objek pertanyaan dari kuisioner tingkat kapabilitas dikembangkan dari
deskripsi model tingkat kematangan COBIT 5 pada proses APO01 (Manage
the IT Management Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan
BAI08 (Manage Knowledge) berdasarkan Key Management Practice (KMP).
Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan ketentuan jarak 0 sampai 5
berdasarkan framework COBIT 5. Tiap pertanyaan atau kalimat pada kuisioner
ini untuk mengetahui kondisi organisasi saat ini (as is) dan kondisi yang
diinginkan (to be) yang berfokus pada proses APO01, APO07 dan BAI08.
3.3.2 Sampling
Pada teknik sampling untuk proses APO01 (Manage the IT Management
Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage
Knowledge) ditentukan dan disesuaikan menggunakan diagram RACI dalam
COBIT 5 pada masing-masing proses. Teknik sampling yang digunakan yaitu
teknik Purposive Sampling, merupakan suatu teknik dalam penentuan sampel
melalui pertimbangan khusus atau tertentu dengan tujuan agar sampel yang
diambil dianggap dapat memenuhi bidang-bidang tertentu sehingga layak
untuk dijadikan sampel. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian
kualitatif.
Berikut tabel pemetaan RACI chart terhadap struktur organisasi yang ada
pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat :
106
3.4 Briefing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengarahan terhadap responden yang ada
pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian setelah dilakukannya pemetaan
terhadap RACI chart dalam COBIT 5, sehingga memahami input, process dan
output yang dinilai terhadap unit organisasi tersebut dengan cara penentuan jadwal
pengisian kuisioner, pengumpulan dokumen yang dibutuhkan, sampai laporan hasil
rekapitulasi jawaban kuisioner dan hasil penilaian.
3.5 Data Collection
Tahap selanjutnya peneliti mengumpulkan data dari hasil temuan wawancara
dan observasi pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian untuk mendapatkan
bukti-bukti penilaian aktivitas proses yang telah dilakukan yakni proses APO01,
APO07 dan BAI08.
3.6 Data Validation
Pada tahap ini peneliti melakukan validasi terhadap hasil temuan dari jawaban
kuisioner oleh para responden yang sesuai dengan RACI chart. Hasil temuan
tersebut direkapitulasi dengan menggunakan skala likert pada masing-masing
proses yang ada pada proses domain APO01, APO07 dan BAI08.
3.7 Process Attribute Level
Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan rekapitulasi terhadap seluruh
proses yang ada pada proses domain APO01, APO07 dan BAI08 dengan tujuan
untuk menunjukkan posisi capability level saat ini dan capability level yang
diharapkan. Selanjutnya, peneliti melakukan pengecekan secara bertahap pada
107
proses domain tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi pada masing-masing level dengan ketentuan kategori dari hasil
penilaian di tiap levelnya.
3.8 Reporting the Result
Tahap terakhir adalah laporan yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap
proses APO01, APO07, dan BAI08. Pengecekan, temuan, pemenuhan data yang
telah dilakukan akan menghasilkan suatu analisis gap dan deskripsi terhadap setiap
proses dari kuisioner capability level yang di dalamnya terdapat dua kondisi yaitu
kondisi saat ini (as is) dan kondisi yang diharapkan (to be). Sehingga penelitian ini
memberikan suatu rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan Deputi Sistem
Informasi dalam mengelola Teknologi Informasi.
108
3.9 Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
109
109
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Initiation
Initiation merupakan tahapan awal dalam Assessment Process Activities pada
Process Assessment Model COBIT 5 yang dilakukan untuk memperoleh informasi
terkait organisasi dan kondisi organisasi saat ini serta mengetahui apa yang menjadi
suatu harapan atau ekspektasi dari sebuah organisasi di masa yang mendatang.
Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam initiation yang berhasil didapatkan
peneliti.
4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara Pusat
Badan Kepegawaian Negara, atau disingkat BKN, merupakan lembaga
pemerintah non kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara. Kegiatan perusahaan
ini yaitu menjalankan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BKN berdiri
pada 30 Mei tahun 1948 yang di mana masih bernama Kantor Urusan Pegawai
(KUP).
Saat itu sebagian Pegawai Negeri berada di bawah Pemerintah Republik
Indonesia dan sebagian lagi berada di bawah pemerintah Hindia Belanda.
Keadaan seperti itu menyebabkan pembinaannya pun dilakukan oleh dua
lembaga, yaitu : kantor Urusan Pegawai Negeri yang dibentuk dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948 tanggal 30 Mei 1948,
berkedudukan di ibukota pemerintahan di Yogyakarta dan dipimpin oleh
110
seorang Kepala yaitu Raden Pandji Soeroso. Pada tahun yang sama Pemerintah
juga menetapkan pembentukan perwakilan KUP untuk wilayah Indonesia
bagian Timur yang berkedudukan di Makassar.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kantor Urusan Pegawai (KUP) ini
yang menjadi cikal bakal BAKN, sehingga tanggal 30 Mei 1948 ditetapkan
sebagai tanggal lahirnya BAKN. Tugas pokok KUP adalah mengurus segala
sesuatu mengenai kedudukan dan gaji Pegawai Negeri serta mengawasi supaya
peraturan-peraturan itu dijalankan dengan tepat. KUP dipimpin oleh seorang
Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Perdana
Menteri dan langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana
Menteri.
Sesuai dengan perkembangan, di mana peran aparatur pemerintah
semakin dirasakan, pemerintah menganggap perlu menetapkan kembali
kedudukan, fungsi, tugas, dan organisasi KUP. Pandangan ini sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1960 beserta peraturan
pelaksanaannya yang dimaksud dalam Keputusan Perdana Menteri RI Nomor
30/PM/1951 tanggal 7 April 1951.
Untuk maksud tersebut, maka KUP yang merupakan institusi yang
bertugas melakukan pembinaan kepegawaian diubah menjadi Badan
Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1972. Penetapan Peraturan Pemerintah ini adalah juga
sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961.
111
Dengan peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, maka kedudukan,
fungsi, tugas, susunan dan tata kerja institusi yang mengelola kepegawaian
semakin dikembangkan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, BAKN ditetapkan sebagai
sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, mempunyai fungsi untuk
menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di
bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.
4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara Pusat
1. Visi
“Menjadi Pembina dan Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian
yang Profesional dan Bermartabat Tahun 2025”
2. Misi
Mengembangkan Sistem Manajemen Kepegawaian Negara.
Mengembangkan Sistem Pelayanan Kepegawaian
Mengembangkan Manajemen Internal Kepegawaian
3. Misi BKN dalam Renstra 2015-2019 adalah :
Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Pelayanan
Kepegawaian.
Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Pengawasan dan
Pengendalian Kepegawaian.
Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Peraturan
Perundang-undangan, Kinerja dan Kesejahteraan Pegawai.
112
Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian.
Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Manajemen
Internal BKN.
4.1.3 Logo Badan Kepegawaian Negara Pusat
Berikut adalah gambar logo Badan Kepegawaian Negara Pusat.
Gambar 4.1 Logo Badan Kepegawaian Negara
113
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara Pusat
Berikut merupakan bagan struktur organisasi dari Badan Kepegawaian
Negara Pusat.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara
114
4.1.5 Profil Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA)
Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian merupakan unsur
pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKN di bidang sistem informasi
kepegawaian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala.
A. Tugas dan Fungsi Deputi SINKA
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Kepala (PERKA) BKN Nomor 19 Tahun
2014, Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan teknis di bidang sistem informasi kepegawaian.
2. Fungsi
Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang sistem
informasi kepegawaian;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sistem informasi
manajemen kepegawaian;
c. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitas di bidang sistem
informasi manajemen kepegawaian;
d. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidangnya; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
115
B. Bidang dan Bagian di Deputi SINKA
1. Direktorat Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian
Berdasarkan PERKA BKN Nomor 19 Tahun 2014 Direktorat
Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian mempunyai tugas
melaksanakan pelaksanaan perumusan dan perancangan sistem
informasi berbasis teknologi informasi, pelaksanaan penerapan
standarisasi sistem aplikasi pelayanan kepegawaian nasional
berbasis teknologi informasi, dan pelaksanaan pengolahan data
kepegawaian, serta pelaksanaan diseminasi penerapan office
automation.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengolahan Data dan
Informasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
b. Perekaman dan penyelesaian permasalahan data
kepegawaian;
c. Pengolahan data dan informasi kepegawaian;
d. Pelaksanaan pelayanan, pertukaran data dan informasi
kepegawaian;
e. Pelaksanaan perumusan dan analisis pengolahan data;
f. Penyusunan sistem pengolahan data dan pengelolaan
teknologi informasi;
g. Pelaksanaan rancangan dan analisis pembuatan sistem
informasi kepegawaian dan pengembangan sistem informasi
kepegawaian;
116
h. Pelaksanaan analisis dan perancangan kebutuhan akan sistem
informasi dan kapasitas sumber daya teknologi informasi;
i. Pelaksanaan koordinasi teknis dan perancangan dalam
penyelenggaraan sistem aplikasi kepegawaian;
j. Pelaksanaan koordinasi dan integrasi pembuatan dan
perancangan program aplikasi pengolahan data termasuk
data pendukung;
k. Perancangan strategi pengelolaan basis data tabel referensi;
l. Penyusunan rancangan kebutuhan perlengkapan dan
pelaksanaan pemeliharaan peralatan teknologi informasi
serta perangkat pendukung;
m. Pelaksanaan standarisasi sistem dan program aplikasi
pengolahan data serta memberi dukungan pelaksanaannya;
dan
n. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat
2. Direktorat Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
Direktorat Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan
perangkat dan sistem komputer induk, jaringan komputer, serta
sistem informasi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengembangan
Sistem Informasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
117
a. Pelaksanaan pengembangan perangkat dan sistem komputer
induk;
b. Pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan jaringan
komputer;
c. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi; dan
d. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.
3. Direktorat Arsip Kepegawaian I
Direktorat Arsip Kepegawaian I mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan sistem pengelolaan arsip
kepegawaian, melaksanakan perekaman, penyimpanan dan
pemeliharaan serta pelayanan informasi arsip kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Arsip Kepegawaian I
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan arsip
kepegawaian;
b. Pelaksanaan perekaman arsip kepegawaian;
c. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan arsip
kepegawaian;
d. Pemberian pelayanan fasilitasi informasi pengelolaan arsip
kepegawaian;
e. Pemberian pelayanan informasi arsip kepegawaian; dan
f. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.
118
4. Direktorat Arsip Kepegawaian II
Direktorat Arsip Kepegawaian II mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan sistem pengelolaan arsip
kepegawaian, melaksanakan perekaman, penyimpanan dan
pemeliharaan serta pelayanan informasi arsip kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Arsip Kepegawaian
II menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan arsip
kepegawaian;
b. Pelaksanaan perekaman arsip kepegawaian;
c. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan arsip
kepegawaian;
d. Pemberian pelayanan fasilitasi informasi pengelolaan arsip
kepegawaian;
e. Pemberian pelayanan informasi arsip kepegawaian; dan
f. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.
4.1.6 Pemetaan Domain Proses
Pada tahap ini peneliti melakukan pemetaan terkait permasalahan yang
dihadapi oleh BKN berdasarkan Framework COBIT 5 dalam modul Enabling
Process pada tabel mapping goals to IT related goals dan didapatkan salah satu
17 kriteria enablers goals COBIT 5 yaitu product and business innovation
culture. Kemudian dilakukannya pemetaan enablers goals terhadap 17 kriteria
IT-related goals COBIT 5 dengan mempertimbangkan tujuan dari Deputi
119
SINKA sehingga mendapatkan salah satu kriteria dari IT-related goals COBIT
5 yaitu knowledge, expertise and initiatives for business innovation.
Gambar 4.3 Mapping enablers goals terhadap IT-related goals COBIT 5
Stak
eho
lder
val
ue
of
bu
sin
ess
inve
stm
ents
Po
rtfo
lio o
f co
mp
etit
ive
pro
du
cts
and
ser
vice
s
Man
aged
bu
sin
ess
risk
(sa
fegu
ard
ing
of
asse
ts)
Co
mp
lian
ce w
ith
ext
ern
al la
ws
and
reg
ula
tio
ns
Fin
anci
al t
ran
spar
ency
Cu
sto
mer
-ori
ente
d s
ervi
ce c
ult
ure
Bu
sin
ess
serv
ice
con
tin
uit
y an
d a
vaila
bili
ty
Agi
le r
esp
on
ses
to a
ch
angi
ng
bu
sin
ess
envi
ron
men
t
Info
rmat
ion
-bas
ed s
trat
egic
dec
isio
n m
akin
g
Op
tim
isat
ion
of
serv
ice
del
iver
y co
sts
Op
tim
isat
ion
of
bu
sin
ess
pro
cess
fu
nct
ion
alit
y
Op
tim
isat
ion
of
bu
sin
ess
pro
cess
co
sts
Man
aged
bu
sin
ess
chan
ge p
rogr
amm
es
Op
erat
ion
al a
nd
sta
ff p
rod
uct
ivit
y
Co
mp
lian
ce w
ith
inte
rnal
po
licie
s
Skill
ed a
nd
mo
tiva
ted
peo
ple
Pro
du
ct a
nd
bu
sin
ess
inn
ova
tio
n c
ult
ure
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
01 Alignment of IT and business strategy P P S P S P P S P S P S S
02IT compliance and support for business
compliance with external laws and regulationsS P P
03Commitment of executive management for
making IT-related decisionsP S S S S S P S S
04 Managed IT-related business risk P S P S P S S S
05Realised benefits from IT-enabled
investments and services portfolioP P S S S S P S S
06 Transparency of IT costs, benefits and risk S S P S P P
07Delivery of IT services in line with business
requirementsP P S S P S P S P S S S S
08Adequate use of applications, information
and technology solutionsS S S S S S S P S P S S
09 IT agility S P S S P P S S S P
10Security of information, processing
infrastructure and applicationsP P P P
11Optimisation of IT assets, resources and
capabilitiesP S S P S P S S S
12
Enablement and support of business
processes by integrating applications and
technology into business processes
S P S S S S P S S S S
13
Delivery of programmes delivering
benefits, on time, on budget, and meeting
requirements and quality standards
P S S S S S P
14Availability of reliable and useful
information for decision makingS S S S P P S
15 IT compliance with internal policies S S P
16Competent and motivated business and
IT personnelS S P S S P P S
17Knowledge, expertise and initiatives for
business innovationS P S P S S S S P
Financial Customer Internal
Learning
and
Growth
Enterprise Goal
Fin
anci
alC
ust
om
er
Inte
rnal
Lear
nin
g
and
Gro
wth
IT-Related Goal
P
120
Kemudian dilakukannya pemetaan IT-Related goals terhadap sejumlah
primary domain proses COBIT 5, dengan memperhatikan IT-Related goals
terpilih dan permasalahan yang dihadapi oleh Deputi SINKA. Dalam hal ini,
peneliti berfokus pada knowledge, expertise and initiatives for business
innovation dan ditemukannya sejumlah domain proses yang memiliki
kesesuaian dengan permasalahan internal yang dihadapi oleh Deputi SINKA.
Domain proses tersebut diantaranya adalah EDM02 (ensure benefits delivery),
APO01 (manage the IT management framework), APO02 (manage strategy),
APO04 (manage innovation), APO07 (manage human resource), APO08
(manage relationship), BAI05 (manage organisational change enablement),
dan BAI08 (manage knowledge). Selanjutnya domain proses diajukan kembali
ke Deputi SINKA untuk menentukan proses yang sesuai dengan kebutuhan
Deputi SINKA saat ini. Sehingga domain proses yang terpilih adalah APO01
(manage the IT management framework), APO07 (manage human resource)
dan BAI08 (manage knowledge).
121
Alig
nm
en
t o
f IT
an
d b
usin
ess s
tra
teg
y
IT c
om
plia
nce
an
d s
up
po
rt f
or
bu
sin
ess c
om
plia
nce
wit
h
ex
tern
al la
ws a
nd
re
gu
lati
on
s
Co
mm
itm
en
t o
f e
xe
cu
tiv
e m
an
ag
em
en
t fo
r m
ak
ing
IT
-
rela
ted
de
cis
ion
s
Ma
na
ge
d I
T-r
ela
ted
bu
sin
ess r
isk
Re
alise
d b
en
efi
ts f
rom
IT
-en
ab
led
in
ve
stm
en
ts a
nd
se
rvic
es p
ort
folio
Tra
nsp
are
ncy
of
IT c
osts
, b
en
efi
ts a
nd
ris
k
De
liv
ery
of
IT s
erv
ice
s in
lin
e w
ith
bu
sin
ess r
eq
uir
em
en
ts
Ad
eq
ua
te u
se
of
ap
plica
tio
ns,
info
rma
tio
n a
nd
te
ch
no
log
y
so
luti
on
s
IT a
gilit
y
Se
cu
rity
of
info
rma
tio
n,
pro
ce
ssin
g in
fra
str
uctu
re a
nd
ap
plica
tio
ns
Op
tim
isa
tio
n o
f IT
asse
ts,
reso
urc
es a
nd
ca
pa
bilit
ies
En
ab
lem
en
t a
nd
su
pp
ort
of
bu
sin
ess p
roce
sse
s b
y
inte
gra
tin
g a
pp
lica
tio
ns a
nd
te
ch
no
log
y in
to b
usin
ess
pro
ce
sse
s
De
liv
ery
of
pro
gra
mm
es d
eliv
eri
ng
be
ne
fits
, o
n t
ime
, o
n
bu
dg
et,
an
d m
ee
tin
g r
eq
uir
em
en
ts a
nd
qu
ality
sta
nd
ard
s
Av
aila
bilit
y o
f re
lia
ble
an
d u
se
ful in
form
ati
on
fo
r d
ecis
ion
ma
kin
g
IT c
om
plia
nce
wit
h in
tern
al p
olicie
s
Co
mp
ete
nt
an
d m
oti
va
ted
bu
sin
ess a
nd
IT
pe
rso
nn
el
Kn
ow
led
ge
, e
xp
ert
ise
an
d in
itia
tiv
es f
or
bu
sin
ess
inn
ov
ati
on
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
EDM01
Ensure Governance
Framework Setting and
Maintenance
P S P S S S P S S S S S S S S S
EDM02 Ensure Benefits Delivery P S P P P S S S S S S P
EDM03 Ensure Risk Optimisation S S S P P S S P S S P S S
EDM04 Ensure Resource Optimation S S S S S S S P P S P S
EDM05Ensure Stakeholder
TransparencyS S P P P S S S S
APO01Manage the IT Management
FrameworkP P S S S P S P S S S P P P
APO02 Manage Strategy P S S S P S S S S S S S S P
APO03Manage Enterprise
ArchitectureP S S S S S S P S P S S S
APO04 Manage Innovation S S P P P P S S P
APO05 Manage Portfolio P S S P S S S S S P S
APO06 Manage Budget and Costs S S S P P S S S S
APO07 Manage Human Resources P S S S S S S P P S P P
APO08 Manage Relationships P S S S S P S S P S S S P
APO09 Manage Service Agreements S S S S P S S S S S P S
APO10 Manage Suppliers S P S S P S P S S S S S S
APO11 Manage Quality S S S P P S S S P S S S S
APO12 Manage Risk P P P S S S P P S S S S
APO13 Manage Security P P P S S P P
Ev
alu
ate
, D
ire
ct
an
d
Mo
nit
or
Ali
gn
, P
lan
an
d O
rga
nis
e
Enterprise Goal
COBIT 5 Process Financial Customer Internal
Learning
and
Growth
122
Gambar 4.4 mapping IT-Related goals terhadap domain proses COBIT 5
Alig
nm
ent
of
IT a
nd
bu
sin
ess
stra
tegy
IT c
om
plia
nce
an
d s
up
po
rt f
or
bu
sin
ess
com
plia
nce
wit
h
exte
rnal
law
s an
d r
egu
lati
on
s
Co
mm
itm
ent
of
exec
uti
ve m
anag
emen
t fo
r m
akin
g IT
-
rela
ted
dec
isio
ns
Man
aged
IT-r
elat
ed b
usi
nes
s ri
sk
Rea
lised
ben
efit
s fr
om
IT-e
nab
led
inve
stm
ents
an
d
serv
ices
po
rtfo
lio
Tran
spar
ency
of
IT c
ost
s, b
enef
its
and
ris
k
Del
iver
y o
f IT
ser
vice
s in
lin
e w
ith
bu
sin
ess
req
uir
emen
ts
Ad
equ
ate
use
of
app
licat
ion
s, in
form
atio
n a
nd
tec
hn
olo
gy
solu
tio
ns
IT a
gilit
y
Secu
rity
of
info
rmat
ion
, pro
cess
ing
infr
astr
uct
ure
an
d
app
licat
ion
s
Op
tim
isat
ion
of
IT a
sset
s, r
eso
urc
es a
nd
cap
abili
ties
Enab
lem
ent
and
su
pp
ort
of
bu
sin
ess
pro
cess
es b
y
inte
grat
ing
app
licat
ion
s an
d t
ech
no
logy
into
bu
sin
ess
pro
cess
es
Del
iver
y o
f p
rogr
amm
es d
eliv
erin
g b
enef
its,
on
tim
e, o
n
bu
dge
t, a
nd
mee
tin
g re
qu
irem
ents
an
d q
ual
ity
stan
dar
ds
Ava
ilab
ility
of
relia
ble
an
d u
sefu
l in
form
atio
n f
or
dec
isio
n
mak
ing
IT c
om
plia
nce
wit
h in
tern
al p
olic
ies
Co
mp
eten
t an
d m
oti
vate
d b
usi
nes
s an
d IT
per
son
nel
Kn
ow
led
ge, e
xper
tise
an
d in
itia
tive
s fo
r b
usi
nes
s
inn
ova
tio
n
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
BAI01Manage Programmes and
ProjectsP S P P S S S S P S S
BAI02Manage Requirements
DefinitionP S S S S P S S S S P S S S
BAI03Manage Solutions
Identification and BuildS S S P S S S S S S
BAI04Manage Availability and
CapacityS S P S S P S P S
BAI05Manage Organisational
Change EnablementS S S S P S S S P P
BAI06 Manage Changes S P S P S S P S S S S S S
BAI07Manage Change Acceptance
and TransitioningS S S P S P S S S S
BAI08 Manage Knowledge S S S S P S S S S P
BAI09 Manage Assets S S P S S S P S S
BAI10 Manage Configuration P S S S S S P P S
DSS01 Manage Operations S P S P S S S P S S S S
DSS02Manage Service Requests
and IncidentsP P S S S S S
DSS03 Manage Problems S P S P S S P S P S S
DSS04 Manage Continuity S S P S P S S S S S P S S S
DSS05 Manage Security Services S P P S S P S S S S
DSS06Manage Business Process
ControlsS P P S S S S S S S S
MEA01
Monitor, Evaluate and
Assess Performance and
Conformance
S S S P S S P S S S P S S P S S
MEA02
Monitor, Evaluate and Assess
the System of Internal
Control
P P S S S S S P S
MEA03
Monitor, Evaluate and Assess
Compliance With External
Requirements
P P S S S S S
Eval
uat
e, D
ire
ct a
nd
Mo
nit
or
De
live
r, S
erv
ice
an
d S
up
po
rtM
on
ito
r, E
valu
ate
an
d A
sse
ss
Enterprise Goal
COBIT 5 Process Financial Customer Internal
Learning
and
Growth
123
4.2 Planning the Assesment
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah melakukan perhitungan dari
capability level dengan membuat kuesioner dari masing-masing responden yang
sudah ditetapkan oleh RACI chart COBIT 5. Berikut hasil dari tahap penelitian ini
sebagai berikut :
4.2.1 Pemetaan Struktur Organisasi Terhadap RACI Chart
Pemetaan RACI dilakukan untuk menentukan responden yang tepat
dalam pengisian kuesioner yang dibutuhkan dengan cara memetakan struktur
organisasi yang ada pada deputi SINKA BKN serta mempertimbangkan dan
memerhatikan tugas pokok dan fungsi yang tercantum dalam PERKA BKN
Nomor 19 Tahun 2014 terhadap Roles and Organisational Structures dalam
RACI chart COBIT 5. Dalam pemilihan responden juga tidak hanya langsung
memasukan keseluruhan unit struktur organisasi yang ada pada Deputi SINKA,
akan tetapi peneliti mengumpulkan data sebagai acuan dalam pemilihan
responden yang dirasa tepat dan sesuai dengan kondisi organisasi saat ini.
Berikut responden penelitian dari hasil pemetaan ini:
124
1. Proses APO01 (Manage the IT Management Framework)
Gambar 4.5 Matrik RACI chart proses APO01
Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses APO01, peneliti
mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure
COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pemetaan RACI chart Proses APO01
RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian
Privacy Officer Subdirektorat Pengolahan Data
125
2. Proses APO07 (Manage Human Resource)
Gambar 4.6 Matrik RACI Chart Proses APO07
Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses APO07, peneliti
mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure
COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pemetaan RACI chart proses APO07
RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Human Resource Subbagian Tata Usaha
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian
126
3. Proses BAI08 (Manage Knowledge)
Gambar 4.7 Matrik RACI chart proses BAI08
Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses BAI08, peneliti
mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure
COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Pemetaan RACI Chart proses BAI08
RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian
Privacy Officer Subdirektorat Pengolahan Data
127
4.2.2 Rincian Jawaban Proses APO01 (Manage the IT Management
Framework)
a. Aktivitas Proses APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)
Pada Key Management Practice APO01.01, terdapat enam responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.01
Tabel 4.4 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.01
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : c=3, d=3 dan to be : d=3, e=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 3 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat
ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3
128
responden yang memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden memberikan penilaian level
2 dan 1 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as
is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 2, 4 responden memberikan penilaian
level 3 dan 1 responden memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=1, c=2, d=3 dan to be : c=1, d=2, e=3, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden memberikan penilaian level
2 dan 3 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as
is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 2, 2 responden memberikan penilaian
level 3 dan 3 responden memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=2, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden memberikan penilaian level
2 dan 2 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as
is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 2 responden
yang memberikan penilaian level 2, 2 responden memberikan penilaian
level 3 dan 2 responden memberikan penilaian level 4.
129
Aktivitas 5 as is : c=4, d=2 dan to be : d=4, e=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=4, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 7 as is : b=3 c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 pada kondisi saat ini dan 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 8 as is : b=3 c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 pada kondisi saat ini dan 3 responden yang memberikan penilaian
130
level 2 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 9 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 10 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 11 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1 pada kondisi saat ini, 4 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
131
penilaian level 3 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)
terdapat 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden
yang memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 12 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2. 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
b. Aktivitas Proses APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)
Pada Key Management Practice APO01.02, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.02
Tabel 4.5 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.02
132
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 3 as is : b=2, c=4 dan to be : c=2, d=4 hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang
memberikan penilaian level 3.
133
Aktivitas 4 as is : b=2, c=4 dan to be : c=2, d=4 hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 7 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
134
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
c. Aktivitas Proses APO01.03 (Memelihara enabler Sistem Manajemen)
Pada Key Management Practice APO01.03, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.03
Tabel 4.6 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.03
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.03 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 yang responden memberikan penilaian
135
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
136
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 7 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
137
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 8 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 9 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
d. Aktivitas Proses APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah
Manajemen)
Pada Key Management Practice APO01.04, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
138
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.04
Tabel 4.7 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.04
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3 hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 2 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 3 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
139
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
memberikan penilaian level level 2 dan 3 responden yang memberikan
penilaian level 3.
e. Aktivitas Proses APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)
Pada Key Management Practice APO01.05, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.05
Tabel 4.8 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.05
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat
ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3
responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
140
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat
ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3
responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
f. Aktivitas Proses APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan
Kepemilikan Sistem)
Pada Key Management Practice APO01.06, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
141
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.06
Tabel 4.9 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.06
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.06 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
142
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 4 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
143
g. Aktivitas Proses APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang
Berkelanjutan)
Pada Key Management Practice APO01.07, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.07
Tabel 4.10 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.07
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.07 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang
memberikan penilaian level 3.
144
Aktivitas 2 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 3 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
145
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang
memberikan penilaian level 3.
h. Aktivitas Proses APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan
dan Prosedur)
Pada Key Management Practice APO01.08, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO01.08
Tabel 4.11 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.08
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO01.08 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
146
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : b=5, c=d dan to be : c=5, e=1, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 5 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
5 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang
memberikan penilaian level 4.
147
Aktivitas 5 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
4.2.3 Rincian Jawaban Proses APO07 (Manage Human Resource)
a. Aktivitas Proses APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten
dan Sesuai)
Pada Key Management Practice APO07.01, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO07.01
Tabel 4.12 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.01
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
148
Aktivitas 1 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian pada level 3 pada
kondisi saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)
terdapat 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden
149
yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : b=4, c=2 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
b. Aktivitas Proses APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)
Pada Key Management Practice APO07.02, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO07.02
150
Tabel 4.13 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.02
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1, 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan
penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1
responden yang memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : a=1, b=4, c=1 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
151
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 3 as is : b=3, c=3 dan to be : c=2, d=4, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang memberikan
penilaian level 3.
c. Aktivitas Proses APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi
Personil)
Pada Key Management Practice APO07.03, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
152
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses.
Tabel 4.14 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.03
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.03 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 , 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan
penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1
responden yang memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
153
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian 1, 2 responden yang memberikan penilaian level
2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat
ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3
responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : a=1, b=2, c=2 d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan
penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1
responden yang memberikan penilaian level 4.
154
Aktivitas 5 as is : b=2, c=1, d=3 dan to be : c=2, d=1, e=4, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2, 3 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat
ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 2
responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 4 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=1, d=4, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 7 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level level 3 pada
kondisi saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)
terdapat 2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden
155
yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
d. Aktivitas Proses APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)
Pada Key Management Practice APO07.04, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO07.04
Tabel 4.15 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.04
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=3, d=1, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden
156
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan
penilaian level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1
responden yang memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : a=1, b=2, c=2, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan
penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1
responden yang memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=1, e=3, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang memberikan
penilaian level 4.
157
Aktivitas 4 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 5 as is : a=1, b=1, c=3, d=1 dan to be : b=1, c=1, d=2, e=3,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian
level 1, 3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden
yang memberikan penilaian level 4 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan
penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2
responden yang memberikan penilaian 4.
Aktivitas 6 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
158
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 7 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 8 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
e. Aktivitas Proses APO07.05 (Rencana dan Melacak Penggunaan TI
dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia)
Pada Key Management Practice APO07.05, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
159
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO07.05
Tabel 4.16 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.05
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=2, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 2 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
160
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : a=1, b=1, c=4 dan to be : b=1, c=1, d=4, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=3, d=1, e=1,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1, 1 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1 responden
yang memberikan penilaian level 4.
161
f. Aktivitas Proses APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)
Pada Key Management Practice APO07.06, terdapat 6 responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses APO07.06
Tabel 4.17 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.06
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses APO07.06 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
162
Aktivitas 2 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang
memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 4 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang
163
memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : c=3, d=3 dan to be : d=3, e=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 6 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian
level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang
164
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 4.
Aktivitas 8 as is : a=1, b=1, c=2, d=2 dan to be : b=1, c=1, d=2, e=2,
hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian
level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).
Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden
yang memberikan penilaian 1, 1 responden yang memberikan penilaian
level 2, 3 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden
yang memberikan penilaian level 4.
4.2.4 Rincian Jawaban Proses BAI08 (Manage Knowledge)
a. Aktivitas Proses BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya
Berbagi Pengetahuan)
Pada Key Management Practice BAI08.01, terdapat enam responden
yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.01
Tabel 4.18 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.01
165
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses BAI08.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
166
Aktivitas 3 as is : a=1, b=4, c=1 dan to be : b=1, c=4, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 4 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 4 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan
bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang
memberikan penilaian level 3.
Aktivitas 5 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
167
b. Aktivitas Proses BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber
Informasi)
Pada Key Management Practice BAI08.02, terdapat 6 responden yang
memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.02
Tabel 4.19 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.02
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses BAI08.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 3.
168
Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
Aktivitas 3 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
Aktivitas 4 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
169
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 3.
c. Aktivitas Proses BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan
Informasi Menjadi Pengetahuan)
Pada Key Management Practice BAI08.04, terdapat 6 responden yang
memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.04
Tabel 4.20 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.03
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses BAI08.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
170
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
Aktivitas 2 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 3 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
171
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
d. Aktivitas Proses BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)
Pada Key Management Practice BAI08.01, terdapat 6 responden yang
memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.01
Tabel 4.21 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.04
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses BAI08.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
172
Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 2.
Aktivitas 3 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 3.
e. Aktivitas Proses BAI08.05 (Mengevaluasi dan Memberhentikan
Pengetahuan)
Pada Key Management Practice BAI08.05, terdapat 6 responden yang
memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden
untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.05
173
Tabel 4.22 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.05
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden
pada aktivitas proses BAI08.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Aktivitas 1 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan
penilaian level 3.
Aktivitas 2 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini
menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang
memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian
level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat
2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang
memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan
penilaian level 3.
174
4.3 Briefing
Pada tahap ini dilakukannya pengarahan terhadap responden yang sudah
ditetapkan sebelumnya terhadap RACI chart COBIT 5 pada Deputi SINKA,
sehingga memahami proses input, process dan output yang dinilai pada unit
organisasi tersebut. Proses ini dimulai dengan dijelaskannya jadwal dan cara
pengisian kuesioner terhadap responden yang telah ditentukan, pengumpulan
dokumen yang dibutuhkan, sampai laporan hasil rekapitulasi jawaban kuesioner
dan hasil penilaian.
Tabel 4.23 Penjadwalan Kegiatan Briefing
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Initiation
25 – 29
Maret
2019
Planning
the
Assesment
1 - 19
April
2019
Briefing 22 April 2019 – 3
Mei 2019
Data
Collection
6 - 24
Mei
2019
Data
Validation
27 Mei 2019 – 21
Juni 2019
Process
Attribute
Level
24 Juni – 19 Juli
2019
Reporting
the Result
22 Juli – 9 Agustus
2019
4.4 Data Collection
Dalam tahap ini dilakukannya pengumpulan kebutuhan output yang harus
dipenuhi oleh Deputi SINKA pada proses APO01, APO07 dan BAI08. Sehingga,
175
peneliti mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi aktivitas proses yang telah
dilakukan. Berikut merupakan identifikasi kebutuhan output yang harus dipenuhi
oleh Deputi SINKA.
4.4.1 Proses APO01
Berikut merupakan kebutuhan output pada proses APO01 (Manage the
IT Management Framework).
Tabel 4.24 Kebutuhan output proses APO01
Key Management Practices Outputs
APO01.01 Menetapkan struktur
organisasi
Penetapan struktur organisasi dan fungsi
Garis pedoman operasi organisasi
Aturan komunikasi kerja
APO01.02 Membentuk peran dan
tanggung jawab
Penetapan peraturan terkait TI dan
tanggung jawab
Penetapan praktik pengawasan
APO01.03 Memelihara enabler
sistem manajemen Kebijakan terkait TI
APO01.04 Mengkomunikasikan
tujuan dan arah manajemen Komunikasi sasaran TI
APO01.05 Mengoptimalkan
penempatan fungsi
Evaluasi pilihan untuk organisasi TI
Penetapan operasi penempatan fungsi
TI
APO01.06 Menentukan informasi
(data) dan kepemilikan sistem
Pedoman kerja klasifikasi data
Pedoman kerja kontrol dan keamanan
data
Prosedur integritas data
APO01.07 Mengelola perbaikan
proses yang berkelanjutan
Penilaian kapabilitas proses
Peluang perbaikan proses
Metrik untuk pelacakan peningkatan
proses
APO01.08 menjaga kepatuhan
terhadap kebijakan dan prosedur
Tindakan perbaikan terkait
ketidakpatuhan pada kebijakan dan
prosedur
4.4.2 Proses APO07
Berikut merupakan kebutuhan output pada proses APO07 (Manage
Human Resource).
176
Tabel 4.25 Kebutuhan output proses APO07
Key Management Practices Outputs
APO07.01 Mempertahankan staf
yang kompeten dan sesuai
Evaluasi persyaratan kepegawaian
Rencana pengembangan kompetensi
dan karier
Rencana perekrutan dan personel
APO07.02 Mengidentifikasi kunci
personal TI
Penyebaran Pengetahuan
Rencana cadangan staf
APO07.03 Menjaga keterampilan
dan kompetensi personil
Kemampuan dan matriks kompetensi
Rencana peningkatan kemampuan
Ulasan pelaporan
APO07.04 Evaluasi kinerja
karyawan
Tujuan personil
Evaluasi kemampuan
Rencana perbaikan
APO07.05 Rencana dan melacak
penggunaan TI dan pengelolaan
sumber daya manusia
Inventarisasi bisnis dan sumber daya TI
manusia
Analisis kekurangan sumber daya
Catatan pemanfaatan sumber daya
APO07.06 Mengelola kontrak staf
Kebijakan tenaga kontrak internal
Perjanjian kontrak internal
Ulasan kesepakatan kontrak
4.4.3 Proses BAI08
Berikut merupakan kebutuhan output pada proses BAI08 (Manage
Knowledge).
Tabel 4.26 Kebutuhan output proses BAI08
Key Management Practices Outputs
BAI08.01 Memelihara dan
memfasilitasi budaya berbagi
pengetahuan
Komunikasi pada nilai pengetahuan
BAI08.02 Identifikasi dan
klasifikasi sumber informasi Klasifikasi sumber informasi
BAI08.03 Mengatur dan
mengkontekstualisasikan
informasi menjadi pengetahuan
Diterbitkan repositori pengetahuan
BAI08.04 Menggunakan dan
berbagi pengetahuan
Database pengetahuan pengguna
internal
Kesadaran pengetahuan dan skema
pelatihan
Pengetahuan hasil evaluasi pengguna
177
BAI08.05 Mengevaluasi dan
memberhentikan pengetahuan
Aturan untuk pengetahuan yang tidak
terpaki
4.5 Data Validation
Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi data dari hasil jawaban
kuesioner, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil perhitungan kuesioner dengan
menggunakan skala likert dan mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability
level. Pada tahap ini peneliti melakukan rekapitulasi jawaban kuesioner yang telah
didistribusikan kepada para responden berdasarkan RACI chart. Berikut
rekapitulasi jawaban kuesioner proses APO01 (Manage the IT Management
Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage
Knowledge):
4.5.1 Proses APO01 (Manage the IT Management Framework)
Tabel 4.27 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.01
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Penetapan ruang lingkup,
fungsi, peran internal dan
eksternal
As is 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00
2 Identifikasi kebutuhan
terkait hasil pencapaian TI
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
3 Keterlibatan stakeholder
dalam pengambilan
keputusan
As is 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00
4 Penyelarasan TI terkait
dengan organisasi model
arsitektur enterprise
As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00
5 As is 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
178
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam penetapan struktur organisasi berada pada
jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (manage
process) dengan persentase 48,61%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to
be) mayoritas responden mengharapkan mengenai penetapan struktur
organisasi berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 48,61%.
Pembagian fokus, peran
dan tanggung jawab dari
masing-masing unit TI.
To be 00,00 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00
6 Pendefinisian struktur
manajemen untuk
mendukung dan fungsi
dan peran manajemen
As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
7 Pembentukan komite
strategi TI untuk
memastikan bahwa tata
kelola TI bagian dari
perusahaan.
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
8 Pembentukan komite
pengarah TI untuk
menentukan program
investasi TI
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
9 Penyediaan pedoman
untuk struktur manajemen
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
10 Identifikasi kebutuhan
komunikasi
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
11 Pengembangan dan
pemeliharaan koordinasi,
komunikasi dan struktur
penghubung yang optimal
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
12 Verifikasi kecukupan dan
efektivitas struktur
organisasi
As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 26,38 48,61 24,99 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 26,38 48,61 24,99 00,00
179
Tabel 4.28 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.02
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam membentuk peran dan tanggung jawab
berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
2 (manage process) dengan persentase 57,14%, sedangkan kondisi yang
diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam membentuk
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Menetapkan peran dan
tanggung jawab TI
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
2 Pertimbangan kebutuhan
dari perusahaan dan
kontinuitas layanan TI
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
3 Pemberian masukan
kepada kontinuitas layanan
TI
As is 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
4 Peran dan tanggung jawab
tentang kepatuhan terhadap
kebijakan manajemen
As is 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
5 Penerapan praktek-
praktek pengawasan yang
memadai
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
6 Penerapan jaminan
akuntabilitas
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
7 Peran dan tanggung jawab
struktur
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 38,09 57,14 4,76 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 38,09 57,14 4,76 00,00
180
peran dan tanggung jawab berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 57,14%.
Tabel 4.29 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.03
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Pemahaman tentang visi
perusahaan, arah dan
strategi
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
2 Pertimbangan lingkungan
internal perusahaan
As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
3 Integrasi prinsip-prinsip TI
dengan prinsip-prinsip
bisnis
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
4 Penyelarasan pengendalian
TI dengan kebijakan TI
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Penyelarasan standar tata
kelola nasional dan
internasional saat ini
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
6 Serangkaian kebijakan
untuk mendorong harapan
kontrol TI pada topik
kunci yang relevan
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
7 Evaluasi dan pembaruan
kebijakan
As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
8 Kebijakan TI kepada
semua staf yang relevan
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
9 Prosedur untuk melacak
kepatuhan terhadap
kebijakan
As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 46,29 38,88 14,81 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 46,29 38,88 14,81 00,00
181
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam memelihara enabler sistem berjalan
berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
1 (performed process) dengan persentase 46,29%, sedangkan kondisi yang
diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam memelihara
enabler sistem berjalan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 46,29%.
Tabel 4.30 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.04
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengkomunikasikan tujuan dan arah
manajemen berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 49,99%, sedangkan
kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen berada pada jawaban (c) atau
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Komunikasi yang
berkelanjutan tentang
tujuan dan arah TI
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Jaminan informasi yang
disampaikan mencakup
misi yang diartikulasikan
secara jelas
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
3 Sumber daya yang
memadai dan terampil
As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 5,55 49,99 44,44 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 5,55 49,99 44,44 00,00 00,00
182
berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan
persentase 49,99%.
Tabel 4.31 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.05
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengoptimalkan penempatan fungsi TI
berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
2 (managed process) dengan persentase 44,44%, sedangkan kondisi yang
diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam mengoptimalkan
penempatan fungsi TI berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 44,44%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Pemahaman konteks untuk
penempatan fungsi TI
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
2 Evaluasi dan prioritas
pilihan untuk penempatan,
sumber dan model operasi
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
3 Penentuan penempatan
fungsi TI
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 38,87 44,44 16,66 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 38,87 44,44 16,66 00,00
183
Tabel 4.32 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.06
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam menentukan informasi (data) dan
kepemilikan sistem berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level
berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 45,83%,
sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden
mengharapkan dalam menentukan informasi (data) dan kepemilikan sistem
berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
2 (managed process) dengan persentase 45,83%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Kebijakan dan pedoman
untuk memastikan
klasifikasi ragam informasi
(data) perusahaan
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
2 Ketentuan pemeliharaan
dan penyediaan alat-alat
yang tepat, teknik dan
pedoman untuk keamanan
dan kontrol yang efektif
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
3 Penciptaan dan
pemeliharaan persediaan
informasi.
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
4 Pendefinisian dan
penerapan prosedur untuk
memastikan integritas dan
konsistensi pada informasi
yang tersimpan
As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 45,83 37,49 16,66 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 45,83 37,49 16,66 00,00
184
Tabel 4.33 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.07
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengelola perbaikan proses yang
berkelanjutan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 63,33%, sedangkan
kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
mengelola perbaikan proses yang berkelanjutan berada pada jawaban (c) atau
berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan
persentase 63,33%
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Identifikasi proses bisnis-
kritikal
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Kesepakatan dalam
perbaikan dan operasi
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
3 Pertimbangan cara-cara
untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
4 Penerapan praktek
manajemen mutu
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
5 Pembaruan terhadap
proses yang sudah usang
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 63,33 36,66 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 63,33 36,66 00,00 00,00
185
Tabel 4.34 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.08
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam menjaga kepatuhan terhadap kebijakan
dan prosedur berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 63,33%, sedangkan
kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
menjaga kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur berada pada jawaban (c)
atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process)
dengan persentase 63,33%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Pelacakan kepatuhan
terhadap kebijakan dan
prosedur
As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
2 Analisis nonkepatuhan dan
mengambil tindakan yang
tepat
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
3 Integrasi kinerja dan
kepatuhan dalam tujuan
kinerja
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
4 Penilaian secara rutin
kinerja kerangka kerja
As is 00,00 83,33 00,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 83,33 00,00 16,66 00,00
5 Analisis tren dalam
kinerja dan kepatuhan
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 63,33 26,66 9,99 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 63,33 26,66 9,99 00,00
186
4.5.2 Proses APO07 (Manage Human Resource)
Tabel 4.35 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.01
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mempertahankan staf yang kompeten dan
sesuai berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada
tingkat 2 (managed process) dengan persentase 53,33%, sedangkan kondisi
yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
mempertahankan staf yang kompeten dan sesuai berada pada jawaban (d) atau
berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)
dengan persentase 53,33%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengevaluasi kebutuhan
staf untuk mendukung
tujuan dan sasaran lembaga
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
2 Memelihara proses
perekrutan yang sejalan
dengan kebijakan dan
prosedur
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
3 Menyertakan pemeriksaan
latar belakang dalam
proses perekrutan
karyawan
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
4 Menetapkan pengaturan
sumber daya yang fleksibel
As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Memastikan adanya
pelatihan untuk
mengurangi
ketergantungan pada satu
individu
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 33,33 53,33 13,33 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 26,66 53,33 19,99 00,00
187
Tabel 4.36 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.02
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengidentifikasi kunci personal TI berada
pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 1
(performed process) dengan persentase 54,16%, sedangkan kondisi yang
diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam mengidentifikasi
kunci personal TI berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability level
berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 45,83%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Meminimalkan
ketergantungan satu
individu dalam melakukan
satu fungsi pekerjaan
As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
2 Pemberian waktu
minimum liburan untuk
individu kunci
As is 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Pengambilan tindakan
mengenai perubahan
pekerjaan
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
4 Perencanaan dalam
pengujian staf cadangan
secara teratur
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 12,49 54,16 29,16 4,16 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 12,49 37,49 45,83 4,16 00,00
188
Tabel 4.37 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.03
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam menjaga keterampilan dan kompetensi
personil berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada
tingkat 1 (performed process) dengan persentase 40,47%, sedangkan kondisi
yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam menjaga
keterampilan dan kompetensi personil berada pada jawaban (d) atau
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Menetapkan keterampilan,
kompetensi sumber daya
internal dan eksternal yang
diperlukan saat ini
As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
2 Memberikan perencanaan
karier dan pengembangan
profesional
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
3 Menyediakan akses
repository pengetahuan
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
4 Mengidentifikasi
kesenjangan antara yang
dibutuhkan dengan
keterampilan yang tersedia
As is 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
5 Mengembangkan dan
memberikan program-
program pelatihan pada
perusahaan
As is 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00
6 Melakukan tinjauan
(review) secara berkala
As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00
7 Meninjau materi dan
program pelatihan secara
teratur
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 7,14 40,47 33,33 19,04 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 7,14 33,33 40,47 19,04 00,00
189
berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)
dengan persentase 40,47%
Tabel 4.38 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.04
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mempertimbangkan tujuan
lembaga sebagai konteks
untuk menetapkan tujuan
individu
As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00.00 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00
2 Menetapkan tujuan
individu yang selaras
dengan tujuan TI dan
tujuan perusahaan
As is 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
3 Menyusun evaluasi hasil
kinerja karyawan
As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00
4 Menerapkan dan
mengkomunikasikan
tentang proses disiplin
As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
5 Memberikan instruksi
khusus untuk penggunaan
dan penyimpan informasi
pribadi
As is 16,66 16,66 50,00 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00
6 Memberikan feedback
tepat waktu mengenai
kinerja karyawan
As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
7 Memberikan penghargaan
terhadap pengembangan
kompetensi dan
pencapaian keberhasilan
tujuan kinerja
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
8 Mengembangkan rencana
peningkatan kinerja
berdasarkan hasil dari
proses evaluasi dan
pelatihan
As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 6,25 39,58 31,25 22,91 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 6,25 39,58 27,08 27,08 00,00
190
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam evaluasi kinerja karyawan berada pada
jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 1 (performed
process) dengan persentase 39,58%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to
be) mayoritas responden mengharapkan dalam evaluasi kinerja karyawan
berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
2 (managed process) dengan persentase 39,58%.
Tabel 4.39 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.05
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam rencana dan melacak penggunaan TI dan
pengelolaan sumber daya manusia berada pada jawaban (b) atau berdasarkan
capability level berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Membuat dan memelihara
inventaris bisnis dan
sumber daya manusia TI
As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00
2 Pemahaman dalam
memenuhi kebutuhan saat
ini dan masa depan untuk
sumber daya manusia
As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
3 Mengidentifikasi
kekurangan dan
memberikan
masukan/saran ke dalam
rencana pengadaan
As is 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00
4 Memelihara informasi
yang memadai mengenai
waktu yang dikerjakan
As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 8,33 37,49 33,33 20,83 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 8,33 37,49 33,33 20,83 00,00
191
37,49%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden
mengharapkan dalam rencana dan melacak penggunaan TI dan pengelolaan
sumber daya manusia berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 37,49%
Tabel 4.40 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.06
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Menerapkan kebijakan dan
prosedur dalam melakukan
suatu pekerjaan
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Memperoleh persetujuan
resmi dari kontraktor pada
saat dimulainya kontrak
As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,00 00,00
3 Menyarankan kepada
kontraktor bahwa
manajemen berhak untuk
memantau dan memeriksa
penggunaan sumber daya
TI
As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
4 Memberikan definisi yang
jelas antara peran dan
tanggung jawab kontraktor
As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
5 Meninjau pekerjaan
kontraktor dan dasar
persetujuan pembayaran
hasil kerja
As is 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00
6 Menetapkan semua
pekerjaan yang dilakukan
oleh pihak eksternal
As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
7 Melakukan peninjauan
berkala untuk memastikan
kontrak telah disepakati
As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
8 Melakukan peninjauan
berkala untuk memastikan
bahwa peran dan hak
akses kontraktor sesuai
As is 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00
192
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengelola kontrak staf berada pada
jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed
process) dengan persentase 47,91%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to
be) mayoritas responden mengelola kontrak staf berada pada jawaban (d) atau
berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)
dengan persentase 47,91%.
4.5.3 Proses BAI08 (Manage Knowledge)
Tabel 4.41 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.01
Kondisi Saat ini (As is) 4,16 24,99 47,91 22,91 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 4,16 24,99 47,91 22,91 00,00
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengkomunikasikan nilai
pengetahuan secara
proaktif
As is 33,33 50.00 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
2 Menggiatkan perilaku
sharing knowledge dan
transfer pengetahuan
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Menciptakan lingkungan,
alat, dan artifak yang
mendukung sharing dan
transfer pengetahuan
As is 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
4 Mencantumkan praktik
manajemen pengetahuan
As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Menetapkan ekspektasi
manajemen dan
menunjukkan sikap yang
tepat terkait kegunaan
pengetahuan
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 16,66 53,33 29,99 00,00 00,00 00,00
193
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam memelihara dan memfasilitasi budaya
berbagi pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level
berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 53,33%,
sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden
mengharapkan dalam memelihara dan memfasilitasi budaya berbagi
pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 53,33%.
Tabel 4.42 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.02
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam identifikasi dan klasifikasi sumber
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 16,66 53,33 29,99 00,00 00,00
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengidentifikasi pengguna
pengetahuan potensial
As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
2 Mempertimbangkan jenis
konten dan informasi yang
terstruktur dan tidak
terstruktur
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Mengklasifikasikan sumber
informasi berdasarkan
skema klasifikasi konten
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
4 Mengumpulkan dan
memvalidasi sumber
informasi berdasarkan
kriteria validasi informasi
As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 24,99 41,66 33,33 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 24,99 41,66 33,33 00,00 00,00
194
informasi berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 41,66%, sedangkan
kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
identifikasi dan klasifikasi sumber informasi berada pada jawaban (c) atau
berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan
persentase 41,66%.
Tabel 4.43 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.03
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengatur dan mengkontekstualisasikan
informasi menjadi pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan
capability level berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase
50,00%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengidentifikasi atribut
yang dibagikan dan
dicocokkan dengan sumber
informasi
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
2 Menciptakan tampilan
untuk set data terkait
As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
3 Merancang dan
melaksanakan skema untuk
mengelola pengetahuan
tidak terstruktur
As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
4 Menerbitkan dan membuat
pengetahuan dapat diakses
oleh para stakeholder
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 24,99 50,00 24,99 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 24,99 50,00 24,99 00,00 00,00
195
mengharapkan dalam mengatur dan mengkontekstualisasikan informasi
menjadi pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 50,00%.
Tabel 4.44 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.04
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam menggunakan dan berbagi pengetahuan
berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat
1 (performed process) dengan persentase 44,44%, sedangkan kondisi yang
diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam menggunakan
dan berbagi pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability
level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 44,44%.
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengidentifikasi pengguna
pengetahuan potensial
dengan klasifikasi
pengetahuan
As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
2 Mentransfer pengetahuan
ke pengguna berdasarkan
analisis kesenjangan
kebutuhan
As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Mendidik dan melatih
pengguna tentang
pengetahuan yang tersedia
As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 27,77 44,44 27,77 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 27,77 44,44 27,77 00,00 00,00
196
Tabel 4.45 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.05
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengevaluasi dan memberhentikan
pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada
pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 41,66%, sedangkan
kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam
mengevaluasi dan memberhentikan pengetahuan berada pada jawaban (c) atau
berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan
persentase 41,66%.
4.6 Process Attribute Level
Tahap selanjutnya dilakukan proses memberi level pada masing-masing sub
proses yang bertujuan untuk menunjukkan hasil capability level dari hasil
perhitungan kuesioner yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya, dan
melakukan analisis gap pada tahapan berikutnya. Berikut adalah hasil dari tahapan
ini :
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a
(%)
b
(%)
c
(%)
d
(%)
e
(%)
f
(%)
1 Mengidentifikasi informasi
yang tidak lagi relevan
As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
2 Menetapkan aturan untuk
memberhentikan
pengetahuan yang sesuai
As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
Kondisi Saat ini (As is) 33,33 41,66 24,99 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 33,33 41,66 24,99 00,00 00,00
197
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas
Berikut ini adalah hasil nilai kapabilitas pada proses APO01 (Manage
the IT Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan
BAI08 (Manage Knowledge) dengan menggunakan rumus penilaian yang
sudah dijelaskan sebelumnya pada BAB II :
1. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses APO01 (Manage the IT
Management Framework)
a. Nilai Kapabilitas Proses APO01.01 (Menetapkan Struktur
Organisasi)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.01 pada Deputi
SINKA yaitu 1,99 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,99 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
b. Nilai Kapabilitas Proses APO01.02 (Membentuk Peran dan
Tanggung Jawab)
As is
NK = (0,00𝑥0) + (26,38𝑥1) + (48,61𝑥2) + (24,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,99
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (26,38𝑥2) + (48,61𝑥3) + (24,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,99
NK = (0,00𝑥0) + (38,09𝑥1) + (57,14𝑥2) + (4,76𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,67
198
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.02 pada Deputi
SINKA yaitu 1,67 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,67 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
c. Nilai Kapabilitas Proses APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem
Manajemen)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.03 pada Deputi
SINKA yaitu 1,68 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,68 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
d. Nilai Kapabilitas Proses APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan
dan Arah Manajemen)
As is
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (38,09𝑥2) + (57,14𝑥3) + (4,76𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,67
NK = (0,00𝑥0) + (46,29𝑥1) + (38,88𝑥2) + (14,81𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,68
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (46,29𝑥2) + (38,88𝑥3) + (14,81𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,68
NK = (5,55𝑥0) + (49,99𝑥1) + (44,44𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,39
199
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.04 pada Deputi
SINKA yaitu 1,39 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,39 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
e. Nilai Kapabilitas Proses APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan
Fungsi TI)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.05 pada Deputi
SINKA yaitu 1,78 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,78 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
f. Nilai Kapabilitas Proses APO01.06 (Menentukan Informasi (Data)
dan Kepemilikan Sistem)
As is
NK = (0,00𝑥0) + (5,55𝑥1) + (49,99𝑥2) + (44,44𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,39
NK = (0,00𝑥0) + (38,87𝑥1) + (44,44𝑥2) + (16,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,78
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (38,87𝑥2) + (44,44𝑥3) + (16,66𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,78
NK = (0,00𝑥0) + (45,83𝑥1) + (37,49𝑥2) + (16,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,71
200
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.06 pada Deputi
SINKA yaitu 1,71 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,71 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
g. Nilai Kapabilitas Proses APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses
yang Berkelanjutan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.07 pada Deputi
SINKA yaitu 1,37 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,37 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
h. Nilai Kapabilitas Proses APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap
Kebijakan dan Prosedur)
As is
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (45,83𝑥2) + (37,49𝑥3) + (16,66𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,71
NK = (0,00𝑥0) + (63,33𝑥1) + (36,66𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,37
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (63,33𝑥2) + (36,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,37
NK = (0,00𝑥0) + (63,33𝑥1) + (26,66𝑥2) + (9,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,47
201
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.08 pada Deputi
SINKA yaitu 1,47 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,47 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
2. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses APO07 (Manage Human
Resource)
a. Nilai Kapabilitas Proses APO07.01 (Mempertahankan Staf yang
Kompeten dan Sesuai)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.01 pada Deputi
SINKA yaitu 1,80 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,93 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (63,33𝑥2) + (26,66𝑥3) + (9,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,47
NK = (0,00𝑥0) + (33,33𝑥1) + (53,33𝑥2) + (13,33𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,80
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (26,66𝑥2) + (53,33𝑥3) + (19,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,93
202
b. Nilai Kapabilitas Proses APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci
Personal TI)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.02
pada Deputi SINKA yaitu 1,25 artinya capability level berada pada
level 1 Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to
be) yaitu 2,42 artinya capability level berada pada level 2 Managed
Process.
c. Nilai Kapabilitas Proses APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan
Kompetensi Personil
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.03 pada Deputi
SINKA yaitu 1,64 artinya capability level berada pada level 2 Manage
NK = (12,49𝑥0) + (54,16𝑥1) + (29,16𝑥2) + (4,16𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,25
NK = (0,00𝑥0) + (12,49𝑥1) + (37,49𝑥2) + (45,83𝑥3) + (4,16𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,42
NK = (7,14𝑥0) + (40,17𝑥1) + (33,33𝑥2) + (19,04𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,64
NK = (0,00𝑥0) + (7,14𝑥1) + (33,33𝑥2) + (40,47𝑥3) + (19,04𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,71
203
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,71 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
d. Nilai Kapabilitas Proses APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.04 pada Deputi
SINKA yaitu 1,71 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,75 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
e. Nilai Kapabilitas Proses APO07.05 (Rencana dan Melacak
Penggunaan TI dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.05 pada Deputi
SINKA yaitu 1,67 artinya capability level berada pada level 2 Manage
NK = (6,25𝑥0) + (39,58𝑥1) + (31,25𝑥2) + (22,91𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,71
NK = (0,00𝑥0) + (6,25𝑥1) + (39,58𝑥2) + (27,08𝑥3) + (27,08𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,75
NK = (8,33𝑥0) + (37,49𝑥1) + (33,33𝑥2) + (20,83𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,67
NK = (0,00𝑥0) + (8,33𝑥1) + (37,49𝑥2) + (33,33𝑥3) + (20,83𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,67
204
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,67 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
f. Nilai Kapabilitas Proses APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.06 pada Deputi
SINKA yaitu 1,89 artinya capability level berada pada level 2 Manage
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,89 artinya
capability level berada pada level 3 Established Process.
3. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses BAI08 (Manage Knowledge)
a. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi
Budaya Berbagi Pengetahuan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.01 pada Deputi
SINKA yaitu 1,13 artinya capability level berada pada level 1
NK = (4,16𝑥0) + (24,99𝑥1) + (47,91𝑥2) + (22,91𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,89
NK = (0,00𝑥0) + (4,16𝑥1) + (24,99𝑥2) + (47,91𝑥3) + (22,91𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,89
NK = (16,66𝑥0) + (53,33𝑥1) + (29,99𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,13
NK = (0,00𝑥0) + (16,66𝑥1) + (53,33𝑥2) + (29,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,13
205
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,13 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
b. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi
Sumber Informasi)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.02 pada Deputi
SINKA yaitu 1,08 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,08 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
c. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.03 (Mengatur dan
Mengkontekstualisasikan Informasi Menjadi Pengetahuan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.03 pada Deputi
NK = (24,99𝑥0) + (41,66𝑥1) + (33,33𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,08
NK = (0,00𝑥0) + (24,99𝑥1) + (41,66𝑥2) + (33,33𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,08
NK = (24,99𝑥0) + (50,00𝑥1) + (24,49𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 0,99
NK = (0,00𝑥0) + (24,99𝑥1) + (50,00𝑥2) + (24,49𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,99
206
SINKA yaitu 0,99 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
1,99 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
d. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi
Pengetahuan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.04 pada Deputi
SINKA yaitu 1,00 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
2,00 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
e. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.05 (Mengevaluasi dan
Memberhentikan Pengetahuan)
As is
To be
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.05 pada Deputi
NK = (27,77𝑥0) + (44,44𝑥1) + (27,77𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,00
NK = (0,00𝑥0) + (27,77𝑥1) + (44,44𝑥2) + (27,77𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,00
NK = (33,33𝑥0) + (41,66𝑥1) + (24,99𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 0,92
NK = (𝑥0) + (33,33𝑥1) + (41,66𝑥2) + (24,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,92
207
SINKA yaitu 0,92 artinya capability level berada pada level 1
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu
1,92 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.
4.6.2 Penentuan Level Kapabilitas
1. Penentuan tingkat kapabilitas proses APO01 (Manage the IT
Management Framework)
Tabel 4.46 Capability Level APO01
No Sub Proses Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
As is To be As is To be
1 APO01.01 1,99 2,99 2 3
2 APO01.02 1,67 2,67 2 3
3 APO01.03 1,68 2,68 2 3
4 APO01.04 1,39 2,39 1 2
5 APO01.05 1,78 2,78 2 3
6 APO01.06 1,71 2,71 2 3
7 APO01.07 1,37 2,37 1 2
8 APO01.08 1,47 2,47 1 2
Rata-rata 1,63 2,63 2 3
Gambar 4.8 Diagram Representasi Capability Level APO01
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai
kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses APO01 adalah 1,63,
012345
APO01.01
APO01.02
APO01.03
APO01.04
APO01.05
APO01.06
APO01.07
APO01.08
Diagram Representasi APO01
Max Level
As is
To be
208
sehingga tingkat kapabilitas pada APO01 berada pada level 2 manage
process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melakukan
pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) yang baik
terhadap proses APO01 (Manage the IT Management Framework) dan
hasil dari pencapaian proses atau work product telah didefinisikan dan
dikendalikan.
Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah
2,63, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses APO01
berada pada level 3 established process. Hal ini menunjukkan bahwa
Deputi SINKA mengharapkan pada proses APO01 sekarang harus
dilaksanakan dengan proses yang telah didefinisikan ke dalam kebijakan
atau pedoman yang tepat, sehingga menggambarkan unsur-unsur
mendasar yang harus dimasukkan demi mencapai tujuan prosesnya.
2. Penentuan tingkat kapabilitas proses APO07 (Manage Human
Resource)
Tabel 4.47 Capability Level APO07
No Sub Proses Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
As is To be As is To be
1 APO07.01 1,80 2,93 2 3
2 APO07.02 1,25 2,42 1 2
3 APO07.03 1,64 2,71 2 3
4 APO07.04 1,71 2,75 2 3
5 APO07.05 1,67 2,67 2 3
6 APO07.06 1,89 2,89 2 3
Rata-rata 1,66 2,73 2 3
209
Gambar 4.9 Diagram Representasi Capability Level APO07
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai
kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses APO07 adalah 1,66,
sehingga tingkat kapabilitas pada APO07 berada pada level 2 manage
process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melakukan
pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) yang baik
terhadap proses APO07 (Manage Human Resource) dan hasil dari
pencapaian proses atau work product telah didefinisikan dan
dikendalikan.
Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah
2,73, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses APO07
berada pada level 3 established process. Hal ini menunjukkan bahwa
Deputi SINKA mengharapkan pada proses APO07 sekarang harus
dilaksanakan dengan proses yang telah didefinisikan ke dalam kebijakan
atau pedoman yang tepat, sehingga menggambarkan unsur-unsur
mendasar yang harus dimasukkan demi mencapai tujuan proses tersebut.
012345
APO07.01
APO07.02
APO07.03
APO07.04
APO07.05
APO07.06
Diagram Representasi APO07
Max Level
As is
To be
210
3. Penentuan tingkat kapabilitas proses BAI08 (Manage Knowledge)
Tabel 4.48 Capability Level BAI08
Gambar 4.10 Diagram Representasi Capability Level BAI08
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai
kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses BAI08 adalah 1,02,
sehingga tingkat kapabilitas pada BAI08 berada pada level 1 performed
process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melaksanakan
proses BAI08 (Manage Knowledge).
Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah
2,02, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses BAI08
berada pada level 2 managed process. Hal ini menunjukkan bahwa
Deputi SINKA mengharapkan pada proses BAI08 sekarang harus
No Sub Proses Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
As is To be As is To be
1 BAI08.01 1,13 2,13 1 2
2 BAI08.02 1,08 2,08 1 2
3 BAI08.03 0,99 1,99 1 2
4 BAI08.04 1,00 2,00 1 2
5 BAI08.05 0,92 1,92 1 2
Rata-rata 1,02 2,02 1 2
012345
BAI08.01
BAI08.02
BAI08.03BAI08.04
BAI08.05
Diagram Representasi BAI08
Max Level
As is
To be
211
dilaksanakan dengan pengelolaan yang baik (direncanakan, dimonitor
dan disesuaikan) dan hasil dari pencapaian proses atau work product
harus didefinisikan dan dikendalikan.
4.6.3 Pencapaian Proses pada Deputi SINKA
Berdasarkan pada subbab-subbab sebelumnya, dapat diketahui hasil
penentuan nilai dan tingkat kapabilitas dari masing-masing proses, yakni pada
proses APO01 saat ini berada pada level 2 (managed process), proses APO07
berada pada level 2 (manage process) dan BAI08 berada pada level 1
(established process). Dalam hal ini perlu dilakukannya pembuktian syarat-
syarat kapabilitas masing-masing proses tersebut dari level 1 sampai 5 yang
harus dipenuhi oleh Deputi SINKA. Oleh karena itu, jika proses APO01 berada
pada level 2 berarti Deputi SINKA harus memenuhi persyaratan capaian dari
level 1 sampai 2. Begitu pula dengan proses APO07 dan BAI08 yang harus
memenuhi persyaratan capaian sesuai dengan masing-masing level yang
dicapainya.
Berdasarkan process capability indicators COBIT 5 pada level 1 terdapat
base practices (BPs) dan work products (WPs) yang harus disediakan oleh
Deputi SINKA untuk membuktikan bahwa proses tersebut sudah dijalankan.
Bukti tersebut didapatkan dari input dan output pada masing-masing proses.
Sementara untuk level 2 sampai dengan 5 terdapat Generic Products (GPs) dan
Generic Work Products (GWPs) untuk membuktikan bahwa proses tersebut
telah dicapai dalam process capability indicators.
212
Berikut adalah tabel pencapaian dari proses APO01, proses APO07 dan
proses BAI08 pada Deputi SINKA terhadap process atribute dalam indikator
kapabilitas proses.
1. Proses APO01
Tabel 4.49 Proses APO01 PA1.1 Process Performance
Base Practices Work Products Exist Evidence
APO01.01 Menetapkan
struktur organisasi
Penetapan struktur
organisasi dan fungsi
PERKA
BKN no 19
tahun 2014
Garis pedoman operasi
organisasi
Renstra
BKN
Aturan komunikasi kerja Struktur
Organisasi
APO01.02 Membentuk
peran dan tanggung
jawab
Penetapan peraturan terkait
TI dan tanggung jawab
PERKA
BKN no 19
Tahun 2014
Penetapan praktik
pengawasan
PERKA
BKN no 13
tahun 2018
APO01.03 Memelihara
enabler sistem
manajemen
Kebijakan terkait TI
Road Map
reformasi
birokrasi
BKN
APO01.04
Mengkomunikasikan
tujuan dan arah
manajemen
Komunikasi sasaran TI
Road Map
reformasi
birokrasi
BKN
APO01.05
Mengoptimalkan
penempatan fungsi
Evaluasi pilihan untuk
organisasi TI
Laporan
Penetapan operasi
penempatan fungsi TI
PERKA
BKN no 19
Tahun 2014
APO01.06 Menentukan
informasi (data) dan
kepemilikan sistem
Pedoman kerja klasifikasi
data
Peraturan
BKN No 14
Tahun 2011
Pedoman kerja kontrol dan
keamanan data
Manual
Book
Prosedur integritas data - -
APO01.07 Mengelola
perbaikan proses yang
berkelanjutan
Penilaian kapabilitas proses - -
Peluang perbaikan proses Road Map
reformasi
213
birokrasi
BKN
Metrik untuk pelacakan
peningkatan proses
Road Map
reformasi
birokrasi
BKN
APO01.08 menjaga
kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur
Tindakan perbaikan terkait
ketidakpatuhan pada
kebijakan dan prosedur
PERKA
BKN
nomor 21
tahun 2010
Rata-Rata Skor 87,5 %
Berikut adalah penjelasan mengenai proses performance proses
APO01 dari tabel di atas :
a. APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)
Penetapan struktur organisasi dan fungsi
Deputi SINKA memiliki definisi, struktur organisasi dan
fungsinya yang sudah diatur dalam Peraturan Kepala (PERKA)
BKN no 19 tahun 2014 terdapat pada bab VII mengenai Deputi
Bidang Sistem Informasi Kepegawaian.
Garis pedoman operasi organisasi
Mengenai pedoman operasi organisasi, deputi SINKA mengacu
kepada Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan acuan
dalam suatu organisasi khususnya BKN dalam melaksanakan
kegiatan maupun kinerja dan sekaligus berperan dalam sebagai
alat kendali atas berjalannya suatu pekerjaan.
Aturan komunikasi kerja
Di dalam struktur organisasi pada deputi SINKA dapat dilihat
garis koordinasi masing-masing unit kerja yang merupakan alur
214
komunikasi baik komunikasi bottom-up, top-down, maupun
horizontal.
b. APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)
Penetapan peraturan terkait TI dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab terkai TI dalam hal ini adalah Deputi
SINKA tercantum dalam PERKA BKN no 19 tahun 2014 tertera
pada pasal 243 yakni mempunyai tugas dalam melaksanakan
penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang sistem informasi manajemen kepegawaian.
Penetapan praktik pengawasan
Praktik pengawasan yang terjadi pada Deputi SINKA mengacu
pada PERKA BKN no 13 tahun 2018 tentang pedoman
pengawasan di lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang
bertujuan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan aparat
pengawasan intern pemerintah di lingkungan Badan
Kepegawaian Negara khususnya Deputi SINKA
c. APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Berjalan)
Kebijakan terkait TI
Kebijakan terkait TI yang ada pada Deputi SINKA tertera pada
road map reformasi BKN tahun 2015-2019 yang merupakan
sebuah upaya untuk terus melakukan pembaharuan terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintah agar dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
215
d. APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen)
Komunikasi sasaran TI
Komunikasi mengenai sasaran terkait TI biasanya dilakukan
dalam agenda rapat yang diadakan tiap tahun. Sasaran tersebut
tercantum dalam road map reformasi BKN tahun 2015-2019,
yang dalam hal ini dilakukannya melalui quick wins (layanan
unggulan) yang bisa diberikan oleh Deputi SINKA terhadap
BKN. Quick wins yang dimaksud meliputi e-PUPNS, e-kinerja,
Assesment Center Online, Early Warning Systems (EWS),
Talent Pool (Pemetaan JPT) dan e-office (Mail Tracking, e-
Traveling, dan e-monev).
e. APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)
Evaluasi pilihan untuk organisasi TI
Evaluasi pilihan terkait TI baru dilakukan dalam bentuk laporan
secara berkala untuk meninjau evaluasi pilihan apa saja yang
dibutuhkan yang kemudian akan dijadikan prioritas dalam
melaksanakan kegiatan terkait TI.
Penempatan operasi fungsi TI
Di dalam PERKA BKN no 19 tahun 2014, dapat dilihat Deputi
SINKA merupakan bagian yang sangat penting dalam ruang
lingkup BKN, dengan dibuktikannya penempatan Deputi
SINKA pada eselon 1 pada struktur organisasi BKN. Deputi
SINKA juga selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan
216
mengenai strategi-strategi BKN terkait sistem pelayanan
kepegawaian.
f. APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan
Sistem)
Pedoman kerja klasifikasi data
Dalam melakukan klasifikasi data-data yang ada di BKN,
Deputi SINKA berpedoman terhadap PERKA BKN no 14 tahun
2011 yang di dalamnya terdapat prosedur mengenai penggunaan
SAPK web base, standarisasi database, prosedur peremajaan
data, prosedur perbaikan data, prosedur penyimpanan dan
pemeliharaan data, serta penyajian data dan informasi.
Pedoman kerja kontrol dan keamanan data
Terdapat manual book yang menjelaskan penggunaan sistem e-
pupns merupakan sistem untuk mendata kepegawaian di
lingkungan instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.
Prosedur integritas data
Belum adanya pedoman atau prosedur dalam integritas data agar
terciptanya data yang akurat dan akuntabel.
g. APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)
Penilaian kapabilitas proses
Belum pernah dilakukannya penilaian suatu proses yang ada
pada Deputi SINKA
217
Peluang perbaikan proses
Dalam melakukan perbaikan proses, Deputi SINKA mengacu
terhadap road map reformasi BKN 2015-2019 yang merupakan
upaya untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)
Metrik untuk pelacakan peningkatan proses
Dalam meningkatkan sebuah proses yang ada pada Deputi
SINKA selalu mengacu terhadap road map reformasi BKN
tahun-tahun sebelumnya, yang di mana selalu diubah dalam
jangka waktu 5 tahun sekali.
h. APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan
Prosedur)
Tindakan perbaikan terkait ketidakpatuhan pada kebijakan dan
prosedur
Dalam melakukan tindakan perbaikan terkait ketidakpatuhan
terhadap kebijakan dan prosedur, Deputi SINKA mengacu pada
PERKA BKN no 21 tahun 2010 salah satunya menjelaskan
tentang aturan punishment terhadap pegawai yang melanggar.
Pada hasil PA 1.1 process performance di atas dapat diketahui bahwa
Deputi SINKA mendapatkan skor sebesar 87,5% yang berarti penilaian
tingkatnya termasuk ke dalam kategori fully achieved. Oleh karena itu,
penilaian pada APO01 dapat dilanjutkan ke level berikutnya yakni level
2 (managed process). Dalam pencapaian penilaian level 2 didasari
218
dengan PA 2.1 performance management dan PA 2.2 work product
management. Berikut adalah tabel pencapaian level 2 pada proses
APO01.
Tabel 4.50 Proses APO01 PA2.1 Performance Management
No Work Products Exist Evidence
1 Identifikasi ruang lingkup dan tujuan proses
pengelolaan kerangka manajemen TI
Renstra
2 Merencanakan dan memonitoring proses
pengelolaan kerangka manajemen TI
IKU
3 Menyesuaikan kinerja proses pengelolaan
kerangka manajemen TI
Rencana
Aksi
4 Mengidentifikasi tanggung jawab proses
pengelolaan kerangka manajemen TI
LAKIP
5 Mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya
proses pengelolaan kerangka manajemen TI
PK
6 Mengelola antarmuka proses pengelolaan
kerangka manajemen TI -
-
Rata-Rata Skor 83,3%
Berikut adalah penjelasan performance management proses APO01
dari tabel di atas :
a. Dalam mengidentifikasi tujuan, sasaran dan kebijakan dari Deputi
SINKA ditetapkan dalam rencana strategis (renstra). Dalam hal ini,
renstra Deputi SINKA mengacu terhadap rentra Lembaga (BKN)
demi mencapai tujuan dari BKN itu sendiri.
b. Dalam merencanakan dan memonitoring kinerja pada Deputi SINKA
telah ditentukan oleh Indikator Kinerja Utama (IKU) yang bertujuan
untuk menjadi ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasaran strategis yang ditetapkan dalam renstra.
219
c. Deputi SINKA melakukan penyesuaian kinerjanya dalam Rencana
Aksi yang merupakan rencana kegiatan yang disusun secara terjadwal
dalam mencapai target kinerja.
d. Dalam mengidentifikasi pertanggungjawaban pada setiap proses yang
ada pada Deputi SINKA telah diatur dalam bentuk dokumen Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan
laporan yang disusun untuk mempertanggungjawabkan setiap kinerja
proses untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah
ditetapkan.
e. Dalam mengidentifikasi dan penyediaan sumber daya, Deputi SINKA
memiliki Penetapan Kinerja (PK) yang bertujuan untuk membuat
rumusan-rumusan kegiatan dalam mencapai target kinerja yang
ditetapkan dengan sumber daya yang dimiliki saat ini.
f. Belum adanya pengelolaan terkait antaramuka pada setiap proses
yang ada pada Deputi SINKA.
Tabel 4.51 Proses APO01 PA2.2 Work Product Management
No Work Products Exist Evidence
1 Kriteria kualitas dan hasil kerja proses
pengelolaan kerangka manajemen TI - -
2 Menetapkan kebutuhan dari hasil kerja proses
pengelolaan kerangka manajemen TI - -
3 Dokumentasi hasil kinerja proses pengelolaan
kerangka manajemen TI Laporan
4 Evaluasi hasil kinerja proses pengelolaan
kerangka manajemen TI Laporan
Rata-Rata Skor 50%
Berikut adalah penjelasan work product management proses APO01
dari tabel di atas :
220
a. Pada Deputi SINKA tidak ditemukannya dokumen terkait kriteria
kualitas dan hasil kerja proses pengelolaan kerangka manajemen TI
b. Pada Deputi SINKA tidak ditemukannya dokumen terkait penetapan
kebutuhan dari hasil kerja proses pengelolaan kerangka kerja
manajemen TI.
c. Setiap pendokumentasian hasil kinerja proses pada Deputi SINKA
dibuat dengan bentuk laporan dalam jangka waktu tertentu.
d. Untuk mengevaluasi setiap hasil kinerja pada Deputi SINKA
didokumentasikan dengan bentuk laporan yang dibuat dalam jangka
waktu tertentu.
Berdasarkan hasil penilaian pada PA 2.1 Performance Management
dan PA 2.2 Work Product Management dapat diketahui skor dari masing-
masing pencapaian tersebut adalah 83,3% dan 50%. Dengan demikian,
pencapaian pada PA 2.1 Performance Management dan PA 2.2 Work
Product Management termasuk dalam tingkat pencapaian L (Largely
Achieved). Dapat diketahui bahwa hasil tingkat pencapaian L
menunjukkan bahwa Deputi SINKA pada proses APO01 (Manage the IT
management Framework) memenuhi persyaratan-persyaratan pada level
2 managed process. Namun, belum bisa melanjutkan penilaian ke level
3 atau level berikutnya, karena persyaratan untuk melanjutkan penilaian
ke level berikutnya dalam pencapaian PA 2.1 Performance Management
dan PA 2.2 Work Product Management harus dalam tingkatan F (Fully
Achieved).
221
2. Proses APO07
Tabel 4.52 Proses APO07 PA1.1 Process Performance
Base Practices Work Products Exist Evidence
APO07.01
Mempertahankan staf
yang kompeten dan
sesuai
Evaluasi persyaratan
kepegawaian Laporan
Rencana pengembangan
kompetensi dan karier
Dokumen
Rencana
Kebutuhan
Pengembangan
Diri
Rencana perekrutran dan
personel
Dokumen
ABK & Peta
Jabatan
APO07.02
Mengidentifikasi
kunci personal TI
Penyebaran Pengetahuan - -
Rencana cadangan staf - -
APO07.03 Menjaga
keterampilan dan
kompetensi personil
Kemampuan dan matriks
kompetensi
Dokumen
Rencana
Kebutuhan
Pengembangan
Diri
Rencana peningkatan
kemampuan
Dokumen
Kebutuhan
Pengembangan
Kapasitas dan
Kapabilitas
PNS
Ulasan pelaporan Dokumen DSP
PNS
APO07.04 Evaluasi
kinerja karyawan
Tujuan personil Dokumen SKP
Evaluasi kemampuan Dokumen Peta
Potensi PNS
Rencana perbaikan
Dokumen
Rencana
Pengembangan
karier PNS
APO07.05 Rencana
dan melacak
penggunaan TI dan
pengelolaan sumber
daya manusia
Inventarisasi bisnis dan
sumber daya TI manusia
Laporan &
Dokumen
ABK
Analisis kekurangan
sumber daya
Dokumen
ABK & Peta
Jabatan
Catatan pemanfaatan
sumber daya
Laporan
222
APO07.06 Mengelola
kontrak staf
Kebijakan tenaga kontrak
internal - -
Perjanjian kontrak
internal
Dokumen
perjanjian
kerja
Ulasan kesepakatan
kontrak
Dokumen
perjanjian
kerja
Rata-Rata Skor 82,35%
Berikut adalah penjelasan performance management dari tabel di atas
:
a. APO07.01 (Mempertahankan staf yang kompeten dan sesuai)
Evaluasi persyaratan kepegawaian
Evaluasi persyaratan kepegawaian pada Deputi SINKA
dilakukan sebelum diadakannya proses rekrutmen dengan
membuat laporan yang mengacu pada proses rekrutmen pada
tahun sebelumnya dan disandingkan dengan tupoksi unit.
Rencana pengembangan dan kompetensi karier
Dalam mengembangkan kompetensi karier, Deputi SINKA
menerapkan sejumlah pelatihan terhadap para stafnya seperti
sertifikasi, program pelatihan yang diadakan setiap tahun
dengan mengacu pada pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh
para stafnya dengan membuat dokumen rencana kebutuhan
pengembangan diri.
Rencana perekrutan personel
Deputi SINKA memiliki dokumen analisa beban kerja (ABK)
dan peta jabatan yang di dalamnya terdapat kondisi jumlah
pegawai saat ini dan beban kerja sehingga dokumen tersebut
223
menjadi acuan dalam melakukan perencanaan perekrutan
personel.
b. APO07.02 (Mengidentifikasi kunci personal TI)
Penyebaran pengetahuan
Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau pedoman
dalam melakukan penyebaran pengetahuan yang berguna
sebagai acuan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan atau
pekerjaan agar tidak terjadi ketergantungan pada suatu individu.
Rencana cadangan staf
Tidak ditemukannya dokumen terkait perencanaan cadangan
staf yang ada pada Deputi SINKA guna untuk meminimalisir
permasalahan kinerja apabila terjadi kekurangan kepegawaian.
c. APO07.03 (Menjaga keterampilan dan kompetensi personil)
Kemampuan dan matriks kompetensi
Deputi SINKA membuat kebijakan untuk setiap stafnya
membuat dokumen rencana kebutuhan pengembangan diri yang
di dalamnya terdapat kemampuan dan kompetensi yang dimiliki
agar dapat ditinjau kembali secara berkala.
Rencana peningkatan kemampuan.
Dalam merencanakan peningkatan kemampuan pada masing-
masing stafnya, Deputi SINKA membuat beberapa perencanaan
seperti program latihan yang berkaitan dengan TI, sertifikasi,
224
kursus, seminar dan sebagainya dengan menyusun Dokumen
Kebutuhan Pengembangan Kapasitas dan Kapabilitas PNS.
Ulasan pelaporan
Deputi SINKA membuat Daftar Susunan Pengembangan PNS
(DSP PNS) berdasarkan data yang diterima dari para stafnya
sebagai pelaporan mengenai list data keahlian dan keterampilan
dari para stafnya serta pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh
mereka.
d. APO07.04 (Evaluasi kinerja karyawan)
Tujuan personil
Dalam meninjau tujuan dari masing-masing stafnya, Deputi
SINKA memiliki dokumen Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
yang berisikan tentang rancangan setiap kegiatan pelaksanaan
tugas yang ingin dicapai, sesuai dengan tugas pokok, fungsi,
tanggung jawab dan wewenangnya yang sudah diatur dalam
rencana strategis dan tata kerja organisasi BKN.
Evaluasi kemampuan
Dalam mengevaluasi kemampuan, Deputi SINKA membuat
dokumen Peta Potensi PNS yang bertujuan untuk menilai
kompetensi dan kinerja yang dihasilkan dari para stafnya.
Rencana perbaikan
Deputi SINKA membuat dokumen Rencana Pengembangan
Karier PNS guna untuk melakukan perbaikan dari hasil evaluasi
225
penilaian kompetensi yang dihasilkan dari para stafnya dengan
membuat rencana pengembangan yang dibutuhkan.
e. APO07.05 (Rencana dan melacak penggunaan TI dan pengelolaan
sumber daya manusia)
Inventarisasi bisnis dan sumber daya TI manusia
Deputi SINKA membuat laporan pemeliharaan yang dilakukan
secara berkala mengenai kondisi alat-alat inventaris yang
dimiliki, dan juga terdapat dokumen ABK yang berisi tentang
jumlah pegawai yang dimiliki saat ini.
Analisis kekurangan sumber daya
Dalam menganalisis kekurangan sumber daya, Deputi SINKA
mengacu pada dokumen ABK dan peta jabatan yang telah
dibuatnya. Adapun dokumen tersebut berisi mengenai beban
kerja dan jumlah pegawai yang dibutuhkan, sehingga dapat
dilakukan analisis mengenai kekurangan sumber daya yang
dimiliki saat ini.
Catatan pemanfaatan sumber daya
Catatan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh Deputi
SINKA hanya berupa laporan yang dibuat dalam satu bulan
sekali.
226
f. APO07.06 (Mengelola kontrak staf)
Kebijakan tenaga kontrak internal
Belum adanya kebijakan tertulis terkait tenaga kontrak internal
pada Deputi SINKA.
Perjanjian kontrak internal
Deputi SINKA memiliki dokumen perjanjian kontrak internal
yang berisi tentang perjanjian kerja sama atau kontrak kerja
antara pihak Deputi SINKA dengan para pihak kontraktor.
Ulasan kesepakatan kontrak
Kesepakatan kontrak antara Deputi SINKA dengan para
kontraktor juga diatur dalam perjanjian kontrak kerja.
Pada hasil PA 1.1 process performance di atas dapat diketahui bahwa
Deputi SINKA mendapatkan skor sebesar 82,35% yang berarti penilaian
tingkatnya termasuk ke dalam kategori L (largely achieved). Dengan
demikian penilaian proses APO07 (manage human resource) pada
Deputi SINKA sudah memenuhi persyaratan-persyaratan pada level 1,
akan tetapi belum bisa melanjutkan penilaian pada level selanjutnya.
Karena persyaratan untuk melanjutkan penilaian proses pada level
selanjutnya atau level 2 proses harus berada pada kategori F (fully
achieved).
227
3. Proses BAI08
Tabel 4.53 Proses BAI08 PA1.1 Process Performance
Base Practices Work Products Exist Evidence
BAI08.01 Memelihara
dan memfasilitasi
budaya berbagi
pengetahuan
Komunikasi pada nilai
pengetahuan
Layanan
pesan singkat
dan media
digital
BAI08.02 Identifikasi
dan klasifikasi sumber
informasi
Klasifikasi sumber
informasi - -
BAI08.03 Mengatur dan
mengkontekstualisasikan
informasi menjadi
pengetahuan
Diterbitkan repositori
pengetahuan - -
BAI08.04 Menggunakan
dan berbagi pengetahuan
Database pengetahuan
pengguna internal - -
Kesadaran pengetahuan
dan skema pelatihan - -
BAI08.05 Mengevaluasi
dan memberhentikan
pengetahuan
Pengetahuan hasil
evaluasi pengguna - -
Aturan untuk
pengetahuan yang tidak
terpaki
-
-
Rata-Rata Skor 14,29%
Berikut adalah penjelasan performance management dari tabel di atas
:
a. BAI08.01 (Memelihara dan memfasilitasi budaya berbagi
pengetahuan)
Komunikasi pada nilai pengetahuan
Komunikasi terkait nilai pengetahuan pada Deputi SINKA
dengan berkomunikasi via layanan pesan singkat dan media
digital.
228
b. BAI08.03 (Identifikasi dan klasifikasi sumber informasi)
Klasifikasi sumber informasi
Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan terkait klasifikasi
sumber informasi yang diperoleh maupun pengidentifikasian
pemilik informasi tersebut.
c. BAI08.03 (Mengatur dan mengkontekstualisasikan informasi
menjadi pengetahuan)
Diterbitkan repositori pengetahuan
Belum adanya repositori pengetahuan pada Deputi SINKA yang
berguna untuk mengatur dan mengidentifikasi hubungan antar
informasi agar menjadi pengetahuan.
d. BAI08.04 (Menggunakan dan berbagi pengetahuan)
Database pengetahuan pengguna internal
Belum adanya kebijakan terkait knowledge-base yang berguna
untuk mengatur penggunaan pengetahuan yang dibutuhkan oleh
para stafnya.
Kesadaran pengetahuan dan skema pelatihan
Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau pedoman
yang mengatur pengetahuan agar menjadi skema pelatihan yang
digunakan untuk mengembangkan para stafnya.
229
e. BAI08.05 (Mengevaluasi dan memberhentikan pengetahuan)
Pengetahuan hasil evaluasi pengguna
Belum adanya pengevaluasian pengguna pengetahuan untuk
memisahkan antara pengetahuan yang baru maupun
pengetahuan yang sudah usang atau tidak terpakai pada Deputi
SINKA.
Aturan untuk pengetahuan yang tidak terpakai
Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau aturan terkait
pengklasifikasian pengetahuan yang tidak terpakai, sehingga
masih adanya penggunaan pengetahuan yang sudah usang.
4.7 Reporting and Result
Tahap selanjutnya adalah laporan yang dibuat berdasarkan hasil dari penilaian
proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07 (Manage
Human Resource) dan proses BAI08 (Manage Knowledge). Temuan, pengecekan
dan pemenuhan data yang telah dilakukan akan menghasilkan suatu analisis gaps
dan rekomendasi yang berguna untuk Deputi SINKA Badan Kepegawaian Negara
untuk mencapai hasil tingkat kapabilitas yang diharapkan. Berikut adalah hasil dari
gaps dan rekomendasi pada proses APO01 (Manage the IT Management
Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage
Knowledge).
230
4.7.1 Gaps dan rekomendasi proses APO01 (Manage the IT Management
Framework)
Hasil penilaian pada proses APO01 adalah 1,63 dan mencapai pada
tingkat kapabilitas level 2 (Manage process) untuk kondisi saat ini. Sedangkan
untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 3 (Established Process).
Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang digunakan
untuk perbaikan pada proses APO01 (Manage the IT Management
Framework).
Tabel 4.54 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.01
APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)
Nilai Kapabilitas 1,99 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Penetapan struktur organisasi
pada Deputi SINKA sudah
tercantum dalam PERKA
BKN No. 19 tahun 2014.
akan tetapi belum adanya
standar kebijakan yang
mengatur pengelolaan tata
kelola TI.
Deputi SINKA harus
membuat kebijakan standar
pengelolaan TI yang baik
(misal TOGAF, PMBOK,
ISO/IEC:3700) agar yang
tercantum dalam PERKA
BKN no. 19 tahun 2014
berjalan dengan baik.
2. Deputi SINKA memiliki garis
pedoman organisasi dalam
bentuk SOP yang merupakan
acuan dalam menjalankan
setiap kegiatan TI. Namun
belum adanya standar
kebijakan untuk memperjelas
garis pedoman organisasi
tersebut.
Deputi SINKA diharuskan
membuat kebijakan standar
lain (misal TOGAF,
ISO/IEC:3700) untuk
memperjelas garis pedoman
organisasi yang ada, agar
pedoman tersebut dapat
berjalan sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan dari
BKN.
3. Belum adanya aturan yang
jelas mengenai komunikasi
kerja yang terjadi pada
Deputi SINKA, terutama
Deputi SINKA harus
membuat aturan komunikasi
kerja yang jelas, seperti
SOP yang mengatur garis
231
pada garis instruksi atau
koordinasi antara kepala
Deputi SINKA dengan kepala
bidang dan staf-staf unitnya.
instruksi atau koordinasi
yang diperlukan dalam
menjalankan setiap kegiatan
kerja agar dapat berjalan
dengan baik.
Tabel 4.55 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.02
APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)
Nilai Kapabilitas 1,67 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Peran dan tanggung jawab
pada Deputi SINKA sudah
tercantum dalam PERKA
BKN no. 19 tahun 2014.
Akan tetapi, dengan fakta
yang ada di lapangan terdapat
perbedaan tugas dan fungsi
pada beberapa unit Deputi
SINKA (misal Direktorat
Pengolahan Data
Kepegawaian, Direktorat
Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian)
yang tidak sesuai dengan
tugas dan fungsi yang sudah
diatur dalam peraturan
tersebut.
Deputi SINKA perlu
menyesuaikan kembali
mengenai peran dan
tanggung jawab agar sesuai
dengan peraturan yang
berlaku. Agar tidak adanya
perbedaan tugas dan fungsi
pada masing-masing unit
Deputi SINKA dengan
peraturan yang berlaku.
Tabel 4.56 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.03
APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Manajemen)
Nilai Kapabilitas 1,68 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Kebijakan terkait TI pada
Deputi SINKA tertera pada
road map reformasi BKN
tahun 2015 – 2019 yang
merupakan upaya untuk terus
melakukan pembaharuan
terhadap sistem yang berjalan
saat ini. Akan tetapi
Dalam Deputi SINKA perlu
adanya kebijakan standar
tata kelola terutama dalam
TI agar pembaharuan yang
dilakukan dapat berjalan
dan selaras dengan tujuan
dari BKN.
232
pembaharuan tersebut hanya
mengikuti alur perkembangan
zaman.
Tabel 4.57 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.04
APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah
Manajemen)
Nilai Kapabilitas 1,39 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. komunikasi terkait sasaran TI
belum terkomunikasikan
secara penuh, sehingga masih
banyaknya pegawai yang
belum mengetahui arah
sasaran TI yang diinginkan.
Dikarenakan tidak adanya
komunikasi yang terbuka
antara atasan (dalam hal ini
pejabat eselon 1 dan 2)
dengan para stafnya.
Deputi SINKA perlu
mengkomunikasikan arah
tujuan dan sasaran TI
kepada seluruh pegawainya,
agar tujuan dan sasaran
yang diinginkan dapat
berjalan dengan maksimal.
Tabel 4.58 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.05
APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)
Nilai Kapabilitas 1,78 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau
standar terkait evaluasi
penentuan pilihan untuk
organisasi TI. Sejauh ini
evaluasi dilakukan hanya
dalam bentuk laporan yang
dilakukan secara berkala.
Deputi SINKA perlu
melakukan evaluasi
penentuan pilihan untuk
organisasi TI dengan
mengacu pada standar tata
kelola TI yang berlaku.
Setiap bagian atau unit pada
Deputi SINKA harus
terlibat dalam
pengevaluasian ini.
233
Tabel 4.59 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.06
APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan
Sistem)
Nilai Kapabilitas 1,71 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya pedoman atau
prosedur untuk integrasi data
atau informasi yang dimiliki
pada Deputi SINKA
Deputi SINKA perlu untuk
membuat prosedur dalam
mengintegrasikan data atau
informasi yang dimiliki,
contoh Scientific Data
Management System
(SDMS) untuk data
integrity dan data
management pada lab dan
perusahaan. Agar
terciptanya data yang akurat
dan tidak ada perbedaan
yang dimiliki dari masing-
masing unit Deputi SINKA.
Tabel 4.60 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.07
APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)
Nilai Kapabilitas 1,37 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau
standar dalam melakukan
penilaian kapabilitas proses
yang ada pada Deputi
SINKA.
Deputi SINKA perlu
membuat kebijakan atau
standar dalam melakukan
penilaian kapabilitas proses
guna untuk memastikan
sejauh mana pencapaian
dalam meraih tujuan
organisasi, serta dapat
mengontrol dan mengelola
setiap kinerja proses yang
ada pada Deputi SINKA.
2. Dalam melakukan perbaikan
proses mengacu terhadap
road map reformasi BKN
2015-2019. Akan tetapi
masih kurangnya kesadaran
Dalam hal ini Deputi
SINKA perlu menganalisis
terkait kurangnya kesadaran
dalam pengimplementasian
perbaikan proses yang
234
untuk mengimplementasi
perbaikan proses yang sudah
diatur, sehingga belum
tercapainya tata kelola
pemerintahan yang baik
(good governance)
sudah diatur. Hasil dari
analisis tersebut harus
ditindak lanjuti demi
mencapai tata kelola
pemerintah yang baik (good
governance).
Tabel 4.61 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.08
APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan
Prosedur)
Nilai Kapabilitas 1,47 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA belum
melakukan pelacakan dalam
mengawasi ketidakpatuhan
pegawainya, sehingga aturan
yang dibuat saat ini dirasa
tidak tegas dan terlihat
longgar.
Perlu adanya ketegasan
terkait aturan-aturan
kepatuhan yang dimiliki
pada Deputi SINKA dengan
melakukan pelacakan secara
langsung terhadap para
pegawainya. Contohnya
dalam hal ini dengan cara
monitoring atau evaluasi
yang dilakukan secara
langsung dari atasan
terhadap para pegawainya
untuk memastikan tidak
adanya pelanggaran atau
ketidakpatuhan terhadap
aturan-aturan yang dibuat.
4.7.2 Gaps dan rekomendasi proses APO07 (Manage Human Resource)
Hasil penilaian pada proses APO07 adalah 1,66 dan mencapai pada
tingkat kapabilitas level 2 (Manage process) untuk kondisi saat ini. Sedangkan
untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 3 (Established Process).
Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang digunakan
untuk perbaikan pada proses APO07 (Manage Human Resource).
235
Tabel 4.62 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.01
APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten dan Sesuai)
Nilai Kapabilitas 1,80 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau
prosedur secara tertulis
persyaratan perekrutan
pegawai. Saat ini evaluasi
persyaratan pegawai pada
Deputi SINKA baru
dilakukan dalam bentuk
laporan sebelum diadakannya
proses recruitment dan
mengacu pada proses
recruitment tahun
sebelumnya
Deputi SINKA perlu
membuat kebijakan atau
persyaratan kepegawaian
yang terdokumentasi
dengan baik. Agar SDM
yang didapat sesuai dengan
syarat-syarat yang
dibutuhkan dan dapat
menunjang untuk mencapai
tujuan dari Deputi SINKA.
Tabel 4.63 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.02
APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)
Nilai Kapabilitas 1,25 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Masih adanya ketergantungan
terhadap salah satu individu
pada Deputi SINKA,
dikarenakan kurangnya
penyebaran pengetahuan dan
perencanaan cadangan staf
apabila terjadi permasalahan-
permasalahan yang
mengakibatkan
ketidakefektifan kinerja
Deputi SINKA.
Deputi SINKA harus
membuat kebijakan atau
pedoman terkait
perencanaan cadangan staf
yang berguna untuk
penyelesaian sebuah
permasalahan yang terjadi
serta diperlukan penyebaran
pengetahuan agar tidak
terjadinya ketergantungan
terhadap satu individu.
236
Tabel 4.64 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.03
APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi Personil)
Nilai Kapabilitas 1,64 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum optimalnya antara
perencanaan karier dengan
peningkatan kemampuan dan
pengembangan kompetensi
pegawai Deputi SINKA.
Contohnya belum adanya
pengontrolan perencanaan
karier yang sesuai dan dalam
kegiatan pelatihan
pengembangan kompetensi
pegawai, hanya didasari pada
permintaan atau kebutuhan
dari sebagian pegawainya
dalam menghadapi kemajuan
teknologi yang ada.
Deputi SINKA perlu untuk
membuat kebijakan
terhadap perencanaan karier
untuk keseluruhan
pegawainya, agar
peningkatan kemampuan
dan pengembangan
kompetensi pegawai sesuai
dengan perencanaan karier
yang sudah dibuat.
Tabel 4.65 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.04
APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)
Nilai Kapabilitas 1,71 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA belum
melakukan pemberian
penghargaan atau reward
terhadap pegawai yang
berhasil mencapai target dari
tujuan personilnya seperti
pemberian tunjangan atau
insentif.
Deputi SINKA perlu
melakukan pemberian
penghargaan terhadap para
pegawainya yang berhasil
mencapai target dari tujuan
personil guna untuk
meningkatkan semangat
dalam kinerjanya.
237
Tabel 4.66 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.05
APO07.05 (Rencana dan melacak Penggunaan TI dan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia)
Nilai Kapabilitas 1,67 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA sudah
melakukan pemeliharaan
terkait inventaris TI dengan
laporan yang dilakukan
sebulan sekali, akan tetapi
tidak adanya tindak lanjut
dari hasil pengecekan
tersebut.
Deputi SINKA perlu untuk
menindaklanjuti hasil dari
pengecekan inventaris yang
dilakukan dengan cara
memproses hasil dari
pengecekan yang sudah
dilakukan.
Tabel 4.67 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.06
APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)
Nilai Kapabilitas 1,89 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan
tertulis dalam memastikan
pengelolaan antara Deputi
SINKA dengan tenaga
kontrak. Perjanjian kontrak
yang terjadi hanya dilakukan
secara langsung oleh para
atasan.
Deputi SINKA perlu
membuat kebijakan terkait
pengelolaan kontrak staf
agar dapat ditinjau secara
berkala mengenai perjanjian
kontrak yang telah
disepakati.
4.7.3 Gaps dan rekomendasi proses BAI08 (Manage Knowledge)
Hasil penilaian pada proses BAI08 adalah 1,02 dan mencapai pada
tingkat kapabilitas level 1 (Performed process) untuk kondisi saat ini.
Sedangkan untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 2 (Managed
Process). Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang
digunakan untuk perbaikan pada proses BAI08 (Manage Knowledge).
238
Tabel 4.68 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.01
BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya Berbagi
Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 1,13 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum optimalnya
komunikasi pada nilai
pengetahuan yang terjadi
pada Deputi SINKA.
Dikarenakan komunikasi
penyebaran pengetahuan
yang berjalan saat ini hanya
melalui layanan pesan singkat
dan media digital.
Deputi SINKA perlu
membuat kebijakan terkait
penyebaran pengetahuan
agar terkelola dengan baik.
Contoh membuat group
discussion yang diikuti oleh
seluruh pegawainya agar
adanya proses tukar pikiran
untuk mendapatkan
kesamaan persepsi dengan
informasi atau pengetahuan
yang diperoleh
Tabel 4.69 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.02
BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber Informasi)
Nilai Kapabilitas 1,08 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya
pengklasifikasian informasi
dan pengetahuan yang ada
pada Deputi SINKA seperti
pemilahan jenis konten dan
sumber informasi yang
diperoleh.
Deputi SINKA harus
membuat kebijakan yang
diberlakukan terkait
pengklasifikasian jenis
konten informasi yang
diterima serta melakukan
identifikasi dari mana
sumber informasi tersebut.
Hal ini penting bagi Deputi
SINKA karena dapat
meningkatkan kerahasiaan,
ketersediaan dan keutuhan
informasi yang diperoleh.
239
Tabel 4.70 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.03
BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan Informasi
Menjadi Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 0,99 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya praktik dalam
menerbitkan repositori
pengetahuan yang bertujuan
untuk mengatur dan
mengidentifikasi hubungan
antar informasi agar menjadi
pengetahuan.
Deputi SINKA harus
membuat kebijakan yang
diberlakukan untuk
pembuatan repository
pengetahuan yang berguna
untuk meningkatkan
investasi informasi baru
yang diperoleh. Serta dapat
melakukan identifikasi
hubungan antar informasi
agar menjadi pengetahuan
yang baru untuk kebutuhan
para stakeholder.
Tabel 4.71 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.04
BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 1,00 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya database
pengguna pengetahuan dan
kesadaran pentingnya
pengetahuan untuk
diberlakukannya skema
pelatihan di Deputi SINKA
Deputi SINKA harus
membuat kebijakan yang
diberlakukan mengenai
knowledge user database
atau basis data pengguna
pengetahuan yang berguna
untuk mengkategorikan
informasi sesuai dengan
kebutuhan dari para
stakeholder. Misalnya
informasi tersebut berguna
untuk pengambilan
keputusan, pembelajaran
ataupun sebagai problem
solving.
240
Tabel 4.72 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.05
BAI08.5 (Mengevaluasi dan Memberhentikan Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 0,92 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya
pengevaluasian pengguna
pengetahuan dan pengaturan
terkait pengklasifikasian
antara pengetahuan yang baru
dan yang sudah usang.
Deputi SINKA perlu
membuat kebijakan yang
diberlakukan untuk
pengklasifikasian
pengetahuan yang tidak
terpakai agar dapat
mengidentifikasi
pengetahuan yang tidak lagi
relevan dengan kebutuhan
organisasi.
241
241
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian yang dibahas pada bab sebelumnya terkait evaluasi
tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT 5 di Deputi
Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat, berikut adalah kesimpulan yang dapat
peneliti berikan pada bab ini.
a. Dapat diketahui bahwa capability level pada proses domain APO01
(Manage the IT Management Framework) di Deputi Sistem Informasi
Kepegawaian BKN Pusat saat ini mencapai level 2 (managed process)
dengan nilai kapabilitas 1,62. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA
telah melakukan pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan)
terhadap proses APO01. Sedangkan capability level pada kondisi yang
diharapkan berada di level 3 (established process) dengan nilai kapabilitas
2,63. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap sebesar 1,00 untuk mencapai
capability level yang diharapkan. Dengan demikian, untuk mencapai level
yang diharapkan, Deputi SINKA harus memenuhi semua indikator-
indikator persyaratan pada Work Products dan Generic Work Products
(WPs dan GWPs) pada level 1 seperti membuat kebijakan terkait prosedur
integritas data dan penilaian kapabilitas proses. Setelah itu, Deputi SINKA
harus melakukan hal yang sama pada level 2 untuk dapat mencapai level
yang diharapkan yakni level 3.
242
b. Pada proses APO07 (Manage Human Resource), hasil capability level yang
dicapai Deputi SINKA pada kondisi saat ini mencapai level 2 (managed
process) dengan nilai kapabilitas 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi
SINKA telah melakukan pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan
disesuaikan) terhadap proses APO07. Sedangkan capability level pada
kondisi yang diharapkan berada di level 3 (established process) dengan nilai
kapabilitas 2,73. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap sebesar 1,07
untuk mencapai capability level yang diharapkan. Dengan demikian, Deputi
SINKA harus memenuhi indikator-indikator persyaratan WPs dan GWPs
pada level 1 seperti membuat kebijakan terkait penyebaran pengetahuan dan
rencana cadangan staf agar tidak terjadinya ketergantungan pada satu
individu. Serta perlu membuat kebijakan terkait tenaga kontrak internal agar
dapat terkelola dengan baik. Setelah itu, Deputi SINKA melakukan hal yang
sama pada level 2 untuk mencapai level yang diharapkan.
c. Pada proses BAI08 (manage knowledge), capability level yang dicapai oleh
Deputi SINKA berada pada level 1 dengan nilai kapabilitas 1,02. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat penerapan proses pengelolaan pengetahuan
yang telah dilakukan. Sedangkan capability level yang diharapkan berada
pada level 2 (managed process) dengan nilai kapabilitas 2,02. Hal ini
menunjukkan terdapat gap sebesar 1,00 untuk mencapai level yang
diharapkan. Dengan demikian, Deputi SINKA harus memenuhi indikator-
indikator persyaratan pada WPs dan GWPs pada level 1 seperti membuat
kebijakan terkait klarifikasi sumber informasi, penerbitan repositori
243
pengetahuan, dan aturan untuk pengetahuan yang tidak lagi terpakai.
Setelah itu, Deputi SINKA harus melakukan hal yang sama untuk dapat naik
ke level yang diharapkan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah dibahas sebelumnya, maka
diajukan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk bahan evaluasi pada Deputi
SINKA Badan Kepegawaian Negara Pusat :
a. Deputi SINKA perlu memberikan perhatian khusus terkait pengelolaan
kerangka manajemen TI terutama pada pengelolaan integritas data agar
tidak terjadinya perbedaan data antar unit BKN yang dapat memicu
permasalahan dalam menjalankan pelayanan/manajemen kepegawaian.
b. Deputi SINKA diharapkan dapat melaksanakan semua rekomendasi yang
diberikan pada proses APO01, proses APO07 dan proses BAI08.
c. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penilaian ke
level selanjutnya terutama dalam melakukan penilaian pada proses APO01,
APO07 dan BAI08 dan memberikan rekomendasinya.
d. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan framework
yang berbeda agar mendapatkan perbandingan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
244
DAFTAR PUSTAKA
Alreemy, Z., Chang, V., Walters, R., & Wills, G. (2016). Critical Success Factors
(CSFs) for Information Technology Governance (ITG). International Journal
of Information Management, 36(6), 907–916.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.05.017
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran (cetakan ke-5). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Budiman, A. R. (2013). Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta Selatan.
De Haes, S., Van Grembergen, W., & Debreceny, R. S. (2013). COBIT 5 and
Enterprise Governance of Information Technology: Building Blocks and
Research Opportunities. Journal of Information Systems, 27, 307–324.
https://doi.org/https://doi.org/10.2308/isys-50422
Debreceny, R. S. (2013). Research on IT Governance, Risk, and Value: Challenges
and Opportunities. Journal of Information Systems, 27(1), 129–135.
https://doi.org/10.2308/isys-10339
Delak, B., Majewski, G. M., & Damij, N. (2014). How to Identify Knowledge and
Evaluate Knowledge Management in Organization – Case Studies Report.
Online Journal of Applied Knowledge Management, 2(2), 162–171.
https://doi.org/10.3726/978-3-653-05249-7
Fauziyah. (2010). Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah.
Gërvalla, M., Preniqi, N., & Kopacek, P. (2018). IT Infrastructure Library (ITIL)
Framework Approach to IT Governance. IFAC-PapersOnLine, 51(30), 181–
185. https://doi.org/10.1016/j.ifacol.2018.11.283
245
Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan COBIT. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Grembergen, W. (2018). Introduction to the Minitrack “IT Governance and Its
Mechanisms.” Proceedings of the 51st Hawaii International Conference on
System Sciences (HICSS18), 9, 4877–4879.
https://doi.org/10.24251/HICSS.2018.611
Guritno, S., & Rahardja, U. (2011). Theory and Application of IT Research:
Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Penerbit Andi.
Indrajit, E. R. (2014). Manajemen Organisasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
ISACA. (2012). COBIT 5: Enabling processes. Isaca.
ISACA. (2012a). COBIT 5: A Business Framework for the Governance and
Management of Enterprise IT. ISACA.
ISACA, C. (2012b). Process Assessment Model. Rolling Meadows: ISACA.
ITGI. (2013). Board Briefing on IT Governance Second Edition (Second Edi). IT
Governance Institute.
Jackson, S. E., Schuler, R. S., & Jiang, K. (2014). An Aspirational Framework for
Strategic Human Resource Management. The Academy of Management
Annals, 8(1), 1–56.
Jogiyanto, H. M. (2011). Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi, edisi I. Penerbit
Andi Yogyakarta.
Kardi. (2007). Revitalisasi Peran Pustakawan dalam Implementasi Knowledge
Management. Pusat Jasa Perpustakaan Dan Informasi, Perpusnas RI.
Khther, R. A., & Othman, M. (2013). Cobit Framework as a Guideline of Effective
it Governance in Higher Education: A Review. International Journal of
246
Information Technology Convergence and Services, 3(1), 21–29.
https://doi.org/10.5121/ijitcs.2013.3102
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2015). Management Information Systems:
Managing the Digital Firm Plus MyMISLab with Pearson eText--Access Card
Package. Prentice Hall Press.
Mohseni, A. R., AhmadAliNezhad, M. P., & Ghasempoori, S. A. (2018). Model of
Requirements Engineering for Information Technology Governance Based on
the COBIT Framework in Public Organizations Using the REGIT Method:
Case Study: Civil Registration Organization. 2017 IEEE 4th International
Conference on Knowledge-Based Engineering and Innovation, KBEI 2017,
2018-Janua, 0999–1005. https://doi.org/10.1109/KBEI.2017.8324944
Neuman, W. L. (2011). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, diterj. Edina T. Sofia, PT. Index Permata Puri Media, Jakarta.
Paşaoğlu, D., & Tonus, H. Z. (2014). Strategic Importance of Human Resource
Practices on Job Satisfaction in Private Hospitals. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 150(2545), 394–403.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.035
Sarno, R. (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Bandung: Itspress.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.
Sedarmayanti, P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Selig, G. J. (2016). IT Governance-An Integrated Framework and Roadmap: How
to Plan, Deploy and Sustain for Improved Effectiveness. Journal of
International Technology & Information Management, 25(1), 55–76.
https://doi.org/10.23919/PICMET.2018.8481957
Subagyo, P. J. (2015). Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta.
247
Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif.
Surendro, K. (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
xvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvii
Lampiran 1 Wawancara
WAWANCARA I
DEPUTI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Nama : Aulia Pradipta, S.Kom, M.Sc
Jabatan : Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian
Tanggal : 11 Februari 2019
Keterangan :
P = Penanya
N = Narasumber
P : Apa Jabatan Bapak dalam Badan Kepegawaian Negara ?
N : Jabatan saya kepala seksi penyelesaian permasalahan data kepegawaian PNS
P : apa visi dan misi dari Badan Kepegawaian Negara ?
N : Visi dan misi BKN dapat dilihat di web bkn.go.id, selain itu juga dijabarkan
secara jelas di Renstra BKN tahun 2015-2019.
P : Terkait dengan jabatan bapak, apa tugas dan fungsi sebagai kepala seksi
penyelesaian permasalahan data kepegawaian ?
N : terkait tugas dan fungsi secara jelas sudah diatur di Peraturan Kepala (PERKA)
BKN nomor 19 tahun 2014. Di BKN terdapat sistem aplikasi yang bernama
SAPK yaitu aplikasi kepegawaian yang diakses oleh seluruh instansi
kepegawaian, pastikan ada kesalahan data di sana seperti salah input NIP dan
sebagainya, itulah yang menjadi tugas saya untuk menyelesaikan permasalahan
data tersebut. Secara tupoksi sudah diatur dalam PERKA, akan tetapi saya juga
diberi tugas seperti pengembangan sistem atau aplikasi yang sudah ada,
walaupun itu bukan merupakan bagian dari tupoksi saya.
P : Terkait struktur organisasi, adakah bagan atau struktur pada seksi bidang
penyelesaian permasalahan data kepegawaian ?
N : untuk struktur organisasi dapat dilihat secara jelas pada PERKA BKN nomor
19 tahun 2014, yang di mana bidang ini merupakan turunan dari Deputi Sistem
Informasi Kepegawaian.
P : Adakah kendala yang dihadapi oleh Deputi SINKA dalam penerapan IT di
lingkungan internal BKN ?
N : BKN itu memiliki aplikasi banyak, akan tetapi jalan sendiri-sendiri. awalnya
setiap BKD memiliki SIMPEG (Sistem Informasi Pegawai) masing-masing,
tujuan diadakannya SAPK adalah agar tiap BKD memasukan data langsung ke
SAPK. Begitu pula di BKN sendiri, tiap unit masih memiliki aplikasi masing-
masing yang tidak saling terintegrasi sehingga dapat memicu terjadinya
xviii
kesalahan data yang mengakibatkan terganggunya dalam melakukan pelayanan
kepegawaian seperti kenaikan pangkat, mutasi, pensiun dan sebagainya. Karena
tidak terintegrasi sebagai contoh dia sudah update data ke unit A tapi di unit B
tidak terupdate padahal satu BKN, akibat tidak terintegrasi antar aplikasi pada
masing-masing unit mengakibatkan perbedaan data. Jika mau naik pangkat harus
mengirim data lagi, seharusnya unit yang mengurusi proses tersebut sudah
mempunyai data tetapi mengapa harus meminta data lagi ? hal ini juga
menyebabkan penambahan biaya/cost seperti maintenance dll.
P : Sampai saat ini, bagaimana penerapan IT dalam BKN ? apakah sudah optimal
untuk mendukung visi dan misi BKN ?
N : Belum optimal masih banyaknya kendala yang terjadi, seperti yang sudah saya
jelaskan tadi masih banyaknya data yang tidak terupdate karena sistem yang
dimiliki tidak saling terintegrasi.
P : Lalu adakah permasalahan lainnya yang dihadapi oleh BKN dalam penerapan
IT ?
N : Tidak ada perencanaan dalam pembuatan aplikasi nasional, sebagai contohnya
aplikasi yang terjadi pada SCCN yang awalnya belum ada perencanaan
perkembangan dan tiba-tiba ada menyebabkan aplikasinya menjadi lambat atau
tidak bisa diakses akibat tidak terdukungnya infrastruktur, padahal jika sudah
ada tata kelola seharusnya dari awal sudah ada perencanaan awal untuk
mengantisipasi itu semua.
P : Apakah di BKN sudah pernah dilakukannya audit TI ?
N : Sudah pernah namun belum ada dokumentasi dari hasil audit tersebut.
P : Terkait dengan Database BKN, apakah sudah aman dari ancaman cybercrime
misalnya ?
N : sudah aman, kalau dari cybercrime dari luar sudah aman, kalau dari internal
kita sudah memberikan lock, kasih password, jadi kalau yang tidak punya lock
tidak bisa mengakses, firewall ada, fortinet ada, semuanya aman.
P : Infrastruktur IT bagaimana pak ?
N : Terkait infrastruktur ada semua, dari database server, domain antipublic,
keamanannya sendiri sudah ada firewall, jaringan sendiri pun sudah ada, dari
jaringan vpn, jaringan intranet ada semua. Yang tidak ada sms gateway akan
tetapi sedang dibuat untuk hal itu.
P : Ekspektasi dari bidang TI sendiri apa harapannya ?
xix
N : Harapannya ke depannya sudah single sign on, kita kan sudah ada program ICT
sampai tahun 2025 yang seluruh sistem informasi BKN terintegrasi menjadi
satu, tiap unit untuk membuat dan pengembangan aplikasi menggunakan satu
framework, pengembangnya satu, dokumentasinya jelas, database-nya satu dari
sini, semua IT staff di sini, karena keadaannya sekarang staff IT nya menyebar
ke tiap unit sehingga menyebabkan unit IT di sini tidak terlalu terpakai.
xx
WAWANCARA II
DEPUTI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Nama : Aulia Pradipta, S.Kom, M.Sc
Jabatan : Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian
Tanggal : 26 Februari 2019
Keterangan :
P = Penanya
N = Narasumber
P : Apakah sebelumnya di Deputi SINKA sudah pernah dilakukan tata kelola TI ?
N : dari segi kebijakan belum adanya kebijakan tata kelola walaupun sudah diatur
dalam perkominfo, karena dari dulu belum ada tata kelolanya jadi kerjanya
seperti auto pilot.
P : Apakah ada perencanaan ke depannya untuk divisi TI sendiri pak ?
N : Rencana dari divisi IT untuk ke depannya belum ada dalam mencapai tujuan-
tujuan dari organisasi. Yang ada hanya melihat tahun depan ingin seperti apa
karena menyesuaikan anggaran yang ada tetapi belum ada rancangan untuk
melihat 5 tahun ke depan itu ingin seperti apa atau inovasi seperti apa yang ingin
dicapai untuk mendukung tujuan dari BKN, sebelumnya sudah ada inovasi
mengenai mobile apps tetapi itu rancangan dari tahun kemarin dan sampai
sekarang masih belum terealisasi.
P : terkait dengan SDM yang ada di Deputi SINKA apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan pak ?
N : kalau dari segi kuantitas sebenarnya sudah banyak, akan tetapi dari segi
kualitasnya sendiri dirasa masih kurang.
P : Mengapa bapak bisa menilai SDM dari segi kualitasnya kurang ?
N : karena pernah terjadi pimpinan di sini bukan dari bidang IT, jadi si pimpinan
tidak tahu perencanaan yang harus diambil ke depannya seperti apa, dan dari
bawah juga tidak bisa mengambil keputusan perencanaan karena keputusan
sepenuhnya itu ada di tangan pimpinan. Pimpinan masih tidak sesuai dengan
bidangnya, contoh jika di bidang TI yang pimpinannya kosong, maka ada
pemilihan pimpinan tanpa ada aturannya yang mengatur pimpinan yang sesuai
dengan bidangnya. Sehingga tidak mengeluarkan inovasi apa-apa, inovasi hanya
ikut dari bawah.
P : apakah ada kebijakan untuk kualifikasi perekrutan pegawai ?
N : Masalah recruitment aneh, ada serangkaian tes tapi selanjutnya dipilih oleh
pimpinan. Jadi untuk aturannya kualifikasi pegawainya ditentukan oleh
xxi
pimpinan masing-masing. Biasanya mereka mengacu pada analisis beban kerja
dan analisis jabatan yang diperlukan. Akan tetapi hal inilah yang menyebabkan
adanya penempatan SDM yang tidak sesuai dengan bidang atau lini kerjanya
Contohnya di divisi IT sendiri, di dalamnya terdapat orang-orang yang bukan
bidang IT sehingga mereka tidak tahu apa yang mesti dikerjakan di divisi
tersebut. Sebaliknya di divisi lain ada beberapa orang yang ahli IT padahal divisi
tersebut tidak membutuhkan orang-orang IT. Hal ini bisa mengakibatkan tidak
tercapainya rencana pertumbuhan atau perkembangan SDM yang ada di BKN.
P : Apakah tidak ada pelatihan terkait TI untuk meningkatkan kualitas SDM
tersebut ?
N : untuk pelatihan sebenarnya sudah ada, jika ada teknologi baru dan kita belum
mengerti maka akan diadakannya pelatihan yang biasanya dilakukan 2 pelatihan
dalam setahun, itu untuk menambahkan kompetensi dari masing-masing SDM.
Akan tetapi rencana pertumbuhan kariernya yang belum ada. Jadi untuk
pengembangan SDM sudah dilakukan tapi belum maksimal, bahkan bisa
dibilang belum dilakukan.
P : lalu dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari deputi SINKA itu sendiri
bagaimana pak ?
N : sebenarnya sedikit ada perbedaan dalam melaksanakan tupoksi yang sudah
diatur dengan fakta yang ada di lapangan. misalnya antara direktorat pengelolaan
data dengan pengembangan aplikasi hampir sama dalam melaksanakan tugas. ke
depan ingin merubah semuanya termasuk unit kerja dengan tupoksinya,
perubahan itu terkendala dengan persetujuan kementerian lain, karena kebijakan
dari pemerintah seperti itu. Masih banyak yang tumpah tindih di tupoksinya.
Harapannya ingin bekerja seperti auto pilot tetapi tidak bisa dikarenakan kurang
efisien, masih tumpang tindih, bahkan adanya persaingan juga antar pimpinan.
Menjadi tidak optimalnya dalam sistem pelayanan kepegawaiannya.
P : lalu menurut bapak adakah permasalahan lain terkait kualitas SDM di Deputi
SINKA ?
N : kurangnya pengelolaan pengetahuan yang dimiliki saat ini.
P : Bagaimana maksudnya dengan kurangnya pengelolaan pengetahuan yang
dimiliki pak ?
N : jadi seperti ini mas, BKN itu terkait kepegawaian, ilmu yang terkait mengenai
kepegawaian banyak, sebagai contoh banyak pegawai yang expert di salah satu
bidang, ketika pensiun atau pindah pengetahuannya banyak yang terbawa oleh
dia. Ketika ada yang mengganti pegawai tersebut harus belajar terlebih dahulu.
P : Lalu apakah hal itu dapat menghambat proses kinerja dari Deputi SINKA ?
xxii
N : Proses kinerja dari BKN tetap berjalan seperti biasa hanya saja proses kinerja
menjadi semakin lambat. Bisa jadi mendapat masalah di kemudian hari, contoh
dalam penyelesaian masalah yang sama akan menjadi semakin lama antara
pegawai yang pensiun dengan pegawai yang baru. Akibat tidak terkelolanya
pengetahuan produktivitas pada pegawai atau karyawan menjadi menurun.
Deputi baru ganti dari luar, deputi yang baru ini harus belajar budaya seperti apa,
permasalahan dan penyelesaian yang sebelumnya seperti apa, perencanaan bisa
saja berbeda dengan yang lain, atau perencanaannya sama dengan sebelumnya,
apalagi kalau bukan bidang IT akan menjadi lebih besar lagi.
xxiii
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
KUESIONER I
Analisa tingkat kematangan pada proses APO01 (Manage the IT
Management Framework)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam APO01 Manage
the IT Management Framework
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage the IT Management Framework, di
mana
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan
xxiv
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.
Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid
APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e F
1
Proses pendefinisian ruang
lingkup, fungsi , peran
internal maupun eksternal,
di BKN
2 Proses identifikasi
keputusan yang diperlukan
terkait hasil pencapaian
lembaga dan strategi TI
3 Membangun keterlibatan
stakeholder dalam
pengambilan keputusan
4 Penyelarasan antara
organisasi TI dengan
model organisasi arsitektur
enterprise
5 Pendefinisian fokus, peran
dan tanggung jawab dari
masing-masing fungsi
dalam struktur organisasi
TI
6
Pendefinisian struktur
manajemen dan
hubungannya untuk
mendukung fungsi dan
peran manajemen dan
pelaksanaan yang sejalan
dengan arahan tata kelola
yang ditetapkan
7 Pembentukan komite
strategi TI (IT Strategy
Committee) (atau yang
setara) di tingkat dewan
untuk memastikan bahwa
xxv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e F tata kelola TI sebagai
bagian dari lembaga.
8 Pembentukan komite
pengarah TI (IT Steering
Committee) (atau yang
setara) yang terdiri dari
eksekutif, bisnis dan
manajemen TI untuk
menentukan program
investasi TI.
9 Penyediaan pedoman untuk
setiap struktur manajemen
(termasuk mandat, tujuan,
peserta pertemuan,
pemilihan waktu,
pelacakan, supervise dan
pengawasan).
10 Menetapkan aturan dasar
untuk kebutuhan
komunikasi seperti
komunikasi bottom-up,
top-down dan horizontal.
11
Membentuk dan
pemeliharaan struktur
koordinasi, komunikasi
dan penghubung yang
optimal antara bisnis dan
fungsi TI dalam lembaga.
12 Secara teratur
memverifikasi kecukupan
dan keefektivitasan
struktur organisasi.
APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Menetapkan, menyetujui
dan mengkomunikasikan
peran dan tanggung jawab
yang berkaitan dengan TI
untuk semua personil dalam
lembaga.
2 Mempertimbangkan
persyaratan dari perusahaan
dan kontinuitas layanan TI
xxvi
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f ketika mendefinisikan
peran.
3 Memberikan masukan untuk
proses kontinuitas layanan
TI dengan memelihara
informasi kontak yang up-
to-date dan deskripsi peran dalam
lembaga.
4
Memasukkan peran dan
tanggung jawab tentang
kepatuhan pada kebijakan
manajemen dan prosedur,
kode etik serta praktik
profesional.
5 Penerapan praktek-praktek
pengawasan yang memadai
untuk memastikan bahwa
peran dan tanggung jawab
itu dilakukan dengan benar.
6 Memastikan bahwa
akuntabilitas didefinisikan
melalui peran dan tanggung
jawab.
7 Struktur peran dan tanggung
jawab untuk mengurangi
kemungkinan peran tunggal
saat mengkompromikan
proses yang kritis.
APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Manajemen)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memperoleh pemahaman
tentang visi lembaga, arah
dan strategi.
2 Mempertimbangkan
lingkungan internal
perusahaan, termasuk
manajemen budaya dan
filosofi, toleransi risiko,
keamanan, kode etik, dan
akuntabilitas.
3 Memperoleh dan
mengintegrasi prinsip-
xxvii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f prinsip TI dengan prinsip-
prinsip bisnis.
4 Menyelaraskan lingkungan
pengendalian TI dengan
keseluruhan lingkungan
kebijakan TI
5 Menyelaraskan dengan
standar tata kelola dan
manajemen nasional dan
internasional yang berlaku
saat ini.
6 Membuat serangkaian
kebijakan untuk
mengarahkan harapan
kontrol TI pada topik-topik
utama yang relevan seperti
kualitas, keamanan
kerahasiaan dan penggunaan
aset TI.
7 Mengevaluasi dan
memperbarui kebijakan
setidaknya tahunan untuk
mengakomodasi perubahan
operasi atau lingkungan
bisnis.
8 Membangun dan
menegakkan kebijakan TI
kepada semua staf yang
relevan.
9 Memastikan ada prosedur
untuk melacak kepatuhan
terhadap kebijakan dan
menentukan konsekuensi
dari ketidakpatuhan.
APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Komunikasi yang
berkelanjutan tentang
tujuan dan arah TI.
2 Memastikan bahwa
informasi yang
dikomunikasikan
xxviii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f mencakup misi yang secara
jelas diartikulasikan.
3 Menyediakan sumber daya
yang memadai dan terampil
untuk mendukung proses
komunikasi.
APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi IT)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memahami konteks untuk
penempatan fungsi TI,
termasuk penilaian
terhadap strategi
perusahaan dan model
operasi.
2 mengidentifikasi,
mengevaluasi dan
memprioritaskan pilihan
untuk penempatan
organisasi, sumber dan
model operasi.
3 mendefinisikan
penempatan fungsi TI.
APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan Sistem)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memberikan kebijakan dan
pedoman untuk
memastikan klasifikasi
ragam informasi (data)
perusahaan yang sesuai dan
konsisten.
2
Menetapkan, memelihara
dan menyediakan alat-alat
yang tepat serta teknik dan
pedoman yang sesuai untuk
memberikan keamanan dan
kontrol yang efektif atas
informasi dan sistem
informasi yang
berkolaborasi dengan
pemilik.
xxix
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
3 Membuat dan memelihara
persediaan informasi
(sistem dan data) termasuk
daftar pemilik, petugas
(custodian) dan klasifikasi.
4 menetapkan dan
menerapkan prosedur
untuk memastikan
integritas dan konsistensi
dari semua informasi yang
tersimpan dalam bentuk
elektronik seperti database,
gudang data dan arsip data.
APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1
Mengidentifikasi proses
bisnis-kritikal berdasarkan
kinerja dan kesesuaian
driver serta risiko terkait.
2 Menerapkan perbaikan yang
disepakati dan beroperasi
sebagai praktik bisnis yang
normal.
3 Mempertimbangkan cara-
cara untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
4 Menerapkan praktek
manajemen mutu (quality
management) untuk
memperbarui proses.
5 Melakukan pembaruan
terhadap proses yang sudah
usang, komponen proses
atau enabler.
APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan Prosedur)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Melakukan pelacakan
kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur.
xxx
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Menganalisis
ketidakpatuhan dan
mengambil tindakan yang
tepat (mencakup perubahan
kebutuhan).
3 mengintegrasi kinerja dan
kepatuhan dalam tujuan
kinerja anggota staff
individu.
4 Melakukan penilaian
secara rutin terhadap
kinerja kerangka kerja dan
mengambil tindakan yang
tepat.
5 menganalisis dalam kinerja
dan kepatuhan dan
mengambil tindakan yang
tepat.
xxxi
KUESIONER II
Analisa tingkat kematangan pada proses APO07 (Manage Human Resource)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam APO07 Manage
Human Resource
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage Human Resource, di mana
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.
xxxii
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.
Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid
APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten dan Sesuai)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengevaluasi kebutuhan
staf untuk mendukung
tujuan dan sasaran
lembaga.
2 Memelihara proses
perekrutan yang sejalan
dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan
secara keseluruhan.
3 Menyertakan
pemeriksaan latar
belakang dalam proses
perekrutan karyawan.
4 Menetapkan pengaturan
sumber daya yang
fleksibel untuk
mendukung perubahan
kebutuhan bisnis.
5 Memastikan adanya
pelatihan untuk
mengurangi
ketergantungan pada satu
orang.
APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Meminimalkan
ketergantungan satu
individu dalam
xxxiii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
melakukan suatu fungsi
pekerjaan.
2 Pemberian waktu
minimum liburan untuk
individu kunci (key
individuals).
3 Pengambilan tindakan
mengenai perubahan
pekerjaan, terutama
penghentian pekerjaan.
4 perencanaan dalam
pengujian staf cadangan
secara teratur.
APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi Personil)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1
Menetapkan
keterampilan dan
kompetensi sumber daya
internal dan eksternal
yang diperlukan saat ini
untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2 Memberikan perencanaan
karier dan pengembangan
profesional untuk
mendorong
pengembangan
kompetensi, peluang
untuk kemajuan pribadi
dan mengurangi
ketergantungan pada
individu-individu kunci.
3 Menyediakan akses
repository pengetahuan
untuk pengembangan
keterampilan dan
kompetensi.
4 Mengidentifikasi
kesenjangan antara yang
xxxiv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
dibutuhkan dengan
keterampilan yang
tersedia, serta
pengembangan rencana
aksi untuk mengatasinya
secara individual dan
kolektif seperti pelatihan,
perekruktan, pemindahan
dan strategi perubahan
sumber daya.
5 Mengembangkan dan
memberikan program-
program pelatihan pada
perusahaan seperti
pengetahuan perusahaan,
pengendalian internal,
kode etik dan keamanan.
6 Melakukan tinjauan
(review) berkala untuk
menilai perubahan
keterampilan dan
kompetensi sumber daya
internal dan eksternal.
7 Meninjau materi dan
program pelatihan secara
teratur untuk memastikan
perubahan kebutuhan
perusahaan dan
dampaknya pada
pengetahuan,
keterampilan dan
kemampuan yang
diperlukan.
APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mempertimbangkan
tujuan lembaga sebagai
konteks untuk menetapkan
tujuan individu.
xxxv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Menetapkan tujuan
individu yang selaras
dengan tujuan TI dan
tujuan perusahaan.
3 Menyusun evaluasi hasil
kinerja karyawan.
4 Menerapkan dan
mengkomunikasikan
tentang proses disiplin.
5 Memberikan instruksi
khusus untuk penggunaan
dan penyimpan informasi
pribadi dalam proses
evaluasi.
6 Memberikan feedback
tepat waktu mengenai
kinerja karyawan.
7 Memberikan penghargaan
terhadap pengembangan
kompetensi dan
pencapaian keberhasilan
tujuan kinerja yang
diterapkan secara
konsisten dan sejalan
dengan kebijakan
organisasi.
8 mengembangkan rencana
peningkatan kinerja
berdasarkan hasil dari
proses evaluasi dan
pelatihan.
APO07.05 (Rencana dan Melacak Penggunaan TI dan Pengelolaan Sumber
Daya Manusia)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Membuat dan
memelihara inventaris
bisnis dan sumber daya
manusia TI.
xxxvi
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Pemahaman dalam
memenuhi kebutuhan
saat ini dan masa depan
untuk sumber daya
manusia yang
mendukung tercapainya
tujuan TI.
3
Mengidentifikasi
kekurangan dan
memberikan
masukan/saran ke dalam
rencana pengadaan
(sourcing) serta proses
rekrutmen lembaga dan
TI.
4 Memelihara informasi
yang memadai mengenai
waktu yang dikerjakan
untuk berbagai tugas,
layanan atau proyek.
APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Menerapkan kebijakan
dan prosedur dalam
melakukan suatu
pekerjaan.
2 Memperoleh persetujuan
resmi dari kontraktor
pada saat dimulainya
kontrak bahwa mereka
diwajibkan untuk
memenuhi kerangka
kontrol TI perusahaan,
seperti kebijakan untuk
izin keamanan, kontrol
akses fisik dan logis,
penggunaan fasilitas, dan
kerahasiaan informasi.
3 Menyarankan kepada
kontraktor bahwa
xxxvii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
manajemen berhak untuk
memantau dan
memeriksa semua
penggunaan sumber daya
TI, termasuk email,
komunikasi suara, dan
semua program file data.
4 Memberikan definisi
yang jelas antara peran
dan tanggung jawab
kontraktor.
5 Meninjau pekerjaan
kontraktor dan dasar
persetujuan pembayaran
pada hasil kerja.
6 Menetapkan semua
pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak
eksternal dalam kontrak
formal.
7 Melakukan peninjauan
berkala untuk
memastikan kontrak
telah disepakati.
8 Melakukan peninjauan
berkala untuk
memastikan bahwa peran
dan hak akses kontraktor
sesuai dan sejalan
dengan perjanjian.
xxxviii
KUESIONER III
Analisa tingkat kematangan pada proses BAI08 (Manage Knowledge)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam BAI08 Manage
Knowledge
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage Knowledge, di mana.
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.
xxxix
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.
Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid
BAI8.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya Berbagi Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengkomunikasikan nilai
pengetahuan secara
proaktif untuk mendorong
penciptaan, penggunaan,
penggunaan kembali (re-
use) dan berbagi (sharing)
pengetahuan.
2 Menggiatkan perilaku
sharing dan transfer
pengetahuan dengan
mengidentifikasi dan
meningkatkan faktor
inovasi.
3 Menciptakan lingkungan,
alat, dan artifak yang
mendukung sharing dan
transfer pengetahuan.
4 Mencantumkan praktik
manajemen pengetahuan
ke dalam proses TI
lainnya.
5 Menetapkan ekspektasi
manajemen dan
menunjukkan sikap yang
tepat terkait kegunaan
pengetahuan dan
kebutuhan untuk berbagi
pengetahuan perusahaan.
xl
BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber Informasi)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
pengguna pengetahuan
potensial, termasuk
pemilik informasi yang
mungkin perlu
berkontribusi dan
menyetujui pengetahuan.
2 Mempertimbangkan jenis
konten (prosedur, proses,
struktur, konsep,
kebijakan, aturan, fakta,
klasifikasi), artifak
(dokumen, catatan, video,
suara), dan informasi yang
terstruktur dan tidak
terstruktur (ahli, media
sosial, email, pesan suara,
RSS feed).
3 Mengklasifikasikan
sumber informasi
berdasarkan skema
klasifikasi konten.
4 Mengumpulkan, dan
memvalidasi sumber
informasi berdasarkan
kriteria validasi informasi.
BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan Informasi menjadi
Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi atribut
yang dibagikan dan
dicocokkan dengan
sumber informasi.
2 Menciptakan tampilan
untuk set data terkait,
dengan
mempertimbangkan
xli
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
persyaratan stakeholder
dan organisasi.
3 Merancang dan
melaksanakan skema
untuk mengelola
pengetahuan tidak
terstruktur yang tidak
tersedia melalui sumber
formal (mis., pengetahuan
pakar).
4 Menerbitkan dan
membuat pengetahuan
dapat diakses oleh para
stakeholder terkait,
berdasarkan peran dan
mekanisme akses.
BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
pengguna pengetahuan
potensial dengan
klasifikasi pengetahuan.
2 Mentransfer pengetahuan
ke pengguna berdasarkan
analisis kesenjangan
kebutuhan dan teknik
pembelajaran serta alat
akses yang efektif.
3 Mendidik dan melatih
pengguna tentang
pengetahuan yang
tersedia, akses ke
pengetahuan dan
penggunaan alat akses
pengetahuan.
xlii
BAI08.05 (Mengevaluasi dan Memberhentikan Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
informasi terkait yang
tidak lagi relevan dengan
persyaratan pengetahuan
perusahaan.
2 Menetapkan aturan untuk
memberhentikan
pengetahuan yang sesuai
xliii
xxxvi
Lampiran 3 PERKA BKN nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara
Lampiran 4 Renstra BKN tahun 2015-2019
Lampiran 5 Peraturan BKN Nomor 13 tahun 2018
tentang Pedoman Pengawasan di Lingkungan Badan
Kepegawaian Negara
Lampiran 6 PERKA BKN nomor 16 tahun 2016 tentang
Road Map Reformasi Birokrasi BKN 2015-2019
xxxvii
Lampiran 7 PERKA BKN nomor 14 tahun 2011 tentang
Pedoman Pengembangan Database PNS
Lampiran 8 Manual Book Sistem Pendataan Ulang PNS
Elektronik (e-pupns)
Lampiran 9 PERKA BKN nomor 21 tahun 2010 tentang ketentuan pelaksanaan PP nomor 35 tahun 2010 tentang
disiplin PNS
Lampiran 10 Lembar Indikator Kinerja Utama (IKU)
Badan Kepegawaian Negara
xxxviii
Lampiran 11 Lembar Rencana Aksi Badan Kepegawaian
Negara
Lampiran 12 Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara
xxxix
Lampiran 13 Dokumen Rencana Tahunan Kebutuhan Pengembangan Diri Badan Kepegawaian Negara
Lampiran 14 Dokumen Analisis Beban Kerja Badan
Kepegawaian Negara
Lampiran 15 Dokumen Peta Jabatan Badan Kepegawaian
Negara
xl
Lampiran 16 Dokumen Kebutuhan Pengembangan
Kapasitas dan Kapabilitas PNS Badan Kepegawaian
Negara
Lampiran 17 Dokumen Daftar Susunan Pengembangan
PNS (DSP PNS)
Lampiran 18 Dokumen Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Badan Kepegawaian Negara Lampiran 19 Dokumen Peta Potensi Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
xli
Lampiran 20 Dokumen Rencana Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil
xlii
Lampiran 21 Surat Permohonan Data/Riset
xliii
Lampiran 22 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi