EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI...
Transcript of EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI...
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA
SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: SEKOLAH TINGGI
ILMU KEPOLISIAN-PERGURUAN TINGGI ILMU
KEPOLISIAN)
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Nanda Putra Wandita
1110093000020
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H/2014M
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM
PENDIDIKAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5
(STUDI KASUS: SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN-PERGURUAN
TINGGI ILMU KEPOLISIAN)
Skripsi
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Nanda Putra Wandita
1110093000020
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGREI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H / 2014 M
ABSTRAK
Nanda Putra W – 1110093000020. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh Menggunakan Framework Cobit 5 (Studi
Kasus: Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Di
bawah bimbingan Ibu FITROH M.Kom dan Ibu EVY NURMIATI, MMSI.
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian atau biasa
disingkat menjadi STIK-PTIK, merupakan lembaga kedinasan bagi lulusan perwira
AKPOL untuk meraih gelar S1. STIK-PTIK memiliki sistem pembelajaran baru
yang disebut Sistem Pendidikan Jarak Jauh. Permasalahan yang terdapat dalam
Sistem PJJ STIK-PTIK ini adalah kurang siapnya STIK-PTIK dalam menerima
perubahan dalam metode pembelajaran PJJ ini. Mulai dari tahap perencanaan,
persiapan pelatihan, pelatihan untuk para stakeholder, implementasi hingga
perawatan setelah implementasi. Selain itu juga, PJJ STIK-PTIK sebelumnya
belum pernah dilakukan evaluasi tata kelola teknologi informasi. Berdasarkan hal
tersebut, penulis menerapkan evaluasi tata kelola teknologi informasi sesuai standar
COBIT 5. Penelitian ini fokus pada proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui capability level
sistem PJJ pada proses Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi. Tahapan
penelitian ini berdasarkan dengan Assessment Process Activities COBIT 5. Hasil
penelitian ini adalah Sistem PJJ STIK-PTIK untuk nilai as is bernilai 2.33 yang
cenderung bernilai 2. Artinya proses BAI07 telah dilakukan dengan cara dikelola,
yaitu direncanakan berdasarkan rencana kerja organisasi, dimonitor untuk hasilnya
dilaporkan pada laporan akuntabilitas organisasi dan disesuaikan dengan visi misi
STIK-PTIK. Sedangkan untuk to be bernilai 3, artinya proses BAI07 sudah
memiliki proses yang telah dibangun menggunakan proses yang telah didefinisikan
secara detil, telah dikelola dengan proses yang terstandar, sehingga mampu untuk
mencapai hasil dari proses tujuan.
Kata Kunci: PJJ STIK-PTIK, Evaluasi, BAI07, Assessment Process Activities,
Tata Kelola TI, Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi,
Capability Level.
V Bab + xvii Halaman + 190 Halaman + 63 Tabel + 24 Gambar + Daftar Pustaka
+ Lampiran
Pustaka Acuan (27, 2000-2014)
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmannirahim
Puji dan Syukur kepada ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan ridho
dari-Nya yang tak pernah berhenti sekalipun kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Tak lupa juga
sholawat serta salam tercurahakan kepada junjungan kita yang telah membawa kita
dari jaman yang gelap menuju jaman yang terang benderang Baginda Rasulullah
Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan
pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Program Reguler Studi Sistem Informasi. Skripsi ini berjudul “EVALUASI
TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM
PENDIDIKAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5
(STUDI KASUS: SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN-PTIK)”
Dalam penyusunan skripsi ini, tak luput bantuan dari berbagai pihak yang
selalu membimbing dan mendukung penulis, baik dari segi moral maupun ilmu.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak. DR. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fitroh, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang secara bijaksana dan
kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik
secara moral maupun teknis.
5. Ibu Evy Nurmiati, MMSI selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan motivasi kepada penulis.
6. Kedua orang tua penulis, Papa H. Iwan Idi Kusmana dan Mama Hj. Noor
Rita Rachman, SH. yang telah memberikan doa, semangat, motivasi serta
kasih sayang secara terus menerus sehingga membuat penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh keluarga besar penulis, yang selalu memberikan dorongan dan
bantuan baik berupa fisik maupun moril.
8. Kekasih penulis, Wirsa Angga Melia, Amd.Ik yang selalu memberikan
motivasi, membantu dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Sahabat-sahabat penulis Jilan Credo, Lingga Ferry Wibowo, Azis Senoadji,
Fadjri Prasetya, Suryo Suminar, Fajrin Rizkia dan teman-teman SI A 2010
yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
10. Bapak Kombes Pol Edi Setyo selaku ketua Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK, yang telah membantu penulis dengan memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Bapak Adhie Candra selaku Teknisi PJJ STIK-PTIK. Yang dengan ilmunya
membantu penulis tanpa pamrih.
12. Kakak kelas yang telah membantu penulis dengan memberikan ilmu dan
pengalamannya.
Terima kasih atas dukungan kalian semua, penulis selalu mendoakan agar
kalian semua selalu mendapatkan ridho dan rahmat dari ALLAH SWT. Dan
semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
Jakarta, Oktober 2014
Nanda Putra Wandita
1110093000020
DAFTAR ISI
PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. ivii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ixii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xx
BAB I ...................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah ..............................................................................6
1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................7
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................8
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................................9
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................9
1.7. Metodologi Penelitian ..........................................................................10
1.8. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................12
1.9. Sistematika Penulisan ..........................................................................12
BAB II ................................................................................................................14
LANDASAN TEORI ........................................................................................14
2.1. Pengertian Evaluasi .............................................................................14
2.2. Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi ......................................14
2.2.1. Pengertian Tata Kelola .................................................................14
2.2.2. Pengertian Teknologi Informasi ...................................................15
2.2.3. Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi ...............................15
2.3. Manajamen Perubahan.........................................................................16
2.3.1. Pengertian Manajemen Perubahan ...............................................16
2.3.2. Pentingnya Manajemen Perubahan ..............................................16
2.3.3. Pendekatan Manajemen Perubahan ..............................................17
2.4. COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)
……………………………………………………………………….18
2.4.1. Pengertian COBIT ........................................................................18
2.4.2. Perbedaan COBIT 5 dengan COBIT 4.1 ......................................25
2.4.3. Implementasi COBIT 5 ................................................................26
2.4.4. RACI Chart ..................................................................................30
2.4.4.1. Identifikasi RACI Chart ...........................................................30
2.4.5. Indikator Kapabilitas Proses .........................................................35
2.4.6. Pemetaan Balanced Scorecard Pada COBIT 5.0 .........................49
2.4.6.1. Pengertian Balanced Scorecard ................................................49
2.4.6.2. Pemetaan Balanced Scorecard Pada COBIT 5.0 .....................49
2.4.7. Prinsip COBIT 5.0 ........................................................................54
2.4.8. Definisi Proses COBIT 5.0 ...........................................................57
2.4.9. Assessment Process Activities ......................................................72
2.5. Fokus Area Tata Kelola TI ..................................................................74
2.5.1. BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) ..........74
2.5.2. Identifikasi Kebutuhan Dokumen ................................................75
2.6. Metodologi Penelitian ..........................................................................81
2.6.1. Metode Pengumpulan Data ..........................................................81
2.6.2. Metode Analisis Data ...................................................................84
2.7. Metode Perhitungan Guttman ..............................................................85
BAB III ..............................................................................................................93
METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................93
3.1. Desain Penelitian .................................................................................93
3.2. Kerangka Berfikir Penelitian ...............................................................93
3.3. Initiation ..............................................................................................95
3.3.1. Observasi ......................................................................................95
3.3.2. Metode Wawancara ......................................................................95
3.3.3. Kajian Pustaka ..............................................................................96
3.4. Planning The Assessment ....................................................................98
3.5. Briefing ..............................................................................................100
3.6. Data Collection ..................................................................................100
3.7. Data Validation .................................................................................100
3.8. Process Attribute Level ......................................................................101
3.9. Reporting The Result .........................................................................101
BAB IV ............................................................................................................103
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................103
4.1. Initiation ............................................................................................103
4.1.1. Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK (STIK-
PTIK) 103
4.1.2. Logo STIK-PTIK .......................................................................106
4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan STIK-PTIK .............................................106
4.1.4. Struktur Organisasi STIK-PTIK .................................................109
4.1.5. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK ...................................111
4.1.5.1. Model Pembelajaran PJJ yang Dikembangkan STIK-PTIK ....111
4.1.5.2. Infrastruktur Teknologi Informasi Komunikasi Sistem E-
Learning STIK-PTIK ............................................................................116
4.1.6. Struktur Organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK ...120
4.2. Planning the Assessment ...................................................................121
4.2.1. Penyusunan Kuesioner ...............................................................121
4.2.2. Penentuan Responden ................................................................121
4.3. Briefing ..............................................................................................130
4.4. Data Collection ..................................................................................131
4.4.1. Hasil temuan pada BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi) ...........................................................................................131
4.4.2. Hasil temuan pada BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) .......................................................................132
4.4.3. Hasil temuan pada BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
134
4.4.4. Hasil temuan pada BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .................................................................................................134
4.4.5. Hasil temuan pada BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) ...................................................................................................135
4.4.6. Hasil temuan pada BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) ..135
4.4.7. Hasil temuan pada BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru)..............................................................................136
4.4.8. Hasil temuan pada BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...........................................................................................137
4.5. Data Validation .................................................................................138
4.5.1. Pengolahan Data Responden ......................................................138
4.5.2. Penilaian Capability Level .........................................................149
4.5.2.1. Perhitungan Capability Level Menggunakan Skala Guttman ..149
4.5.2.2. Hasil perhitungan Capability Level ..........................................151
4.5.3. Intepretasi Data ..........................................................................155
4.5.4. Penilaian Pada Setiap Level .......................................................160
4.6. Process Atribute Level .......................................................................163
4.6.1. Analisis Gap ...............................................................................163
4.6.2. Penentuan Gap ...........................................................................165
4.7. Reporting the Results .........................................................................168
4.7.1. Rekomendasi BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) .169
4.7.2. Rekomendasi BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi
Sistem dan Data) .......................................................................................171
4.7.3. Rekomendasi BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian) .......174
4.7.4. Rekomendasi BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian) .176
4.7.5. Rekomendasi BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) ...................................................................................................177
4.7.6. Rekomendasi BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) ..........179
4.7.7. Rekomendasi BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap
Sistem Baru) ..............................................................................................180
BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) ..............181
4.7.8 Rekomendasi BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...........................................................................................182
BAB V ..............................................................................................................185
PENUTUP .......................................................................................................185
5.1. Kesimpulan ........................................................................................185
5.2. Saran ..................................................................................................186
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................188
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Identifikasi RACI Chart BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi). ................................................................................................30
Tabel 2.2 Identifikasi RACI Chart BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) .............................................................................31
Tabel 2.3 Identifikasi RACI Chart BAI07.03 (Rencana Persetujuan
Pengujian) .......................................................................................................32
Tabel 2.4 Identifikasi RACI Chart BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .......................................................................................................32
Tabel 2.5 Identifikasi RACI Chart BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian
Yang Disetujui) ...............................................................................................33
Tabel 2.6 Identifikasi RACI Chart BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
........................................................................................................................34
Tabel 2.7 Identifikasi RACI Chart BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru) ...................................................................................34
Tabel 2.8 Identifikasi RACI Chart BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) .................................................................................................35
Tabel 2.9 Process Performance .....................................................................37
Tabel 2.10 Performance Management ...........................................................38
Tabel 2.11 Work Product Management .........................................................39
Tabel 2.12 Process Definition ........................................................................40
Tabel 2.13 Process Deployment ....................................................................42
Tabel 2.14 Process Measurement ..................................................................44
Tabel 2.15 Proses Control .............................................................................45
Tabel 2.16 Process Innovation ......................................................................46
Tabel 2.17 Process Optimisation ...................................................................48
Tabel 2.18 Tabel penilaian kapabilitas ..........................................................87
Tabel 3.1 Daftar wawancara ..........................................................................96
Tabel 3.2 Daftar Kajian Pustaka ....................................................................97
Tabel 3.3 Daftar Nama Pemangku Kepentingan Pada PJJ STIK-PTIK ........99
Tabel 4.1 Identifikasi RACI Chart BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi) ...............................................................................................123
Tabel 4.2 Identifikasi RACI Chart BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) ...........................................................................124
Tabel 4.3 Identifikasi RACI Chart BAI07.03 (Rencana Persetujuan
Pengujian) .....................................................................................................125
Tabel 4.4 Identifikasi RACI Chart BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .....................................................................................................126
Tabel 4.5 Identifikasi RACI Chart BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian
Yang Disetujui) .............................................................................................127
Tabel 4.6 Identifikasi RACI Chart BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
......................................................................................................................128
Tabel 4.7 Identifikasi RACI Chart BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru) .................................................................................129
Tabel 4.8 Identifikasi RACI Chart BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...............................................................................................129
Tabel 4.9 Hasil temuan pada BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
......................................................................................................................131
Tabel 4.10 Hasil temuan pada BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) ...........................................................................133
Tabel 4.11 Hasil temuan pada BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
......................................................................................................................134
Tabel 4.12 Hasil temuan pada BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .....................................................................................................134
Tabel 4.13 Hasil temuan pada BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) ......................................................................................................135
Tabel 4.14 Hasil temuan pada BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) .135
Tabel 4.15 Hasil temuan pada BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru) .................................................................................136
Tabel 4.16 Hasil temuan pada BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...............................................................................................137
Tabel 4.17 Daftar Rincian Kuesioner BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi) ...............................................................................................138
Tabel 4.18 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) ...........................................................................139
Tabel 4.19 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.03 (Rencana Persetujuan
Pengujian) .....................................................................................................141
Tabel 4.20 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .....................................................................................................142
Tabel 4.21 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian
Yang Disetujui) .............................................................................................143
Tabel 4.22 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.06 (Mempromosikan Sistem
Baru) .............................................................................................................145
Tabel 4.23 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru) .................................................................................147
Tabel 4.24 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.08 (Melakukan Pengulasan
Pasca Implementasi) .....................................................................................147
Tabel 4.25 Hasil Kuesioner BAI07.01 Responden 1 ...................................150
Tabel 4.26 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.01 (Penyusunan
Rencana Implementasi) ................................................................................151
Tabel 4.27 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.02 (Perencanaan
Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data) ....................................................151
Tabel 4.28 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.03 (Rencana
Persetujuan Pengujian) .................................................................................152
Tabel 4.29 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.04 (Penyusunan
Lingkungan Pengujian) .................................................................................152
Tabel 4.30 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.05 (Penyelenggaraan
Pengujian Yang Disetujui) ............................................................................153
Tabel 4.31 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.06 (Mempromosikan
Sistem Baru) .................................................................................................153
Tabel 4.32 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.07 (Pemberian
Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) ......................................................154
Tabel 4.33 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi) ..................................................................154
Tabel 4.34 Tabel Dokumen Level 1 .............................................................161
Tabel 4.35 Tabel Performance Management BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi)............................................................162
Tabel 4.36 Tabel Work Product Management BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi)............................................................163
Tabel 4.37 Tabel Rekomendasi BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi) ...............................................................................................169
Tabel 4.38 Tabel Rekomendasi BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) ...........................................................................171
Tabel 4.39 Tabel Rekomendasi BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
......................................................................................................................174
Tabel 4.40 Tabel Rekomendasi BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) .....................................................................................................176
Tabel 4.41 Tabel Rekomendasi BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) ......................................................................................................177
Tabel 4.42 Tabel Rekomendasi BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
......................................................................................................................179
Tabel 4.43 Tabel Rekomendasi BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru) .................................................................................180
Tabel 4.44 Tabel Rekomendasi BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...............................................................................................182
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012) ................................................21
Gambar 2.2 Cangkupan antara COBIT 5 dengan framework lain (ISACA,
2012) ...............................................................................................................22
Gambar 2.3 Implementasi COBIT (ISACA, 2012) ......................................29
Gambar 2.4 COBIT 5 Goals Cascade Overview (ISACA, 2012) ................50
Gambar 2.5 Mapping COBIT 5 Enterprise Goal- IT Goal (ISACA, 2012) .51
Gambar 2.6 Mapping IT Related Goals to Process (ISACA, 2012) .............53
Gambar 2.7 The Governance Objective : Value Creation (ISACA, 2012) ..55
Gambar 2.8 Governance and Management Key Areas (ISACA, 2012) .......56
Gambar 2.9 Hubungan GWP untuk Capability Level (ISACA, 2012) .........79
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir ......................................................................94
Gambar 4.1 Logo STIK-PTIK ....................................................................106
Gambar 4.2 Struktur Organisasi STIK-PTIK .............................................109
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 120
Gambar 4.4 Diagram RACI BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan
Transisi) ........................................................................................................122
Gambar 4.5 Gantt Chart Penelitian Skripsi ................................................131
Gambar 4.6 Diagram BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) .....155
Gambar 4.7 Diagram BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi
Sistem dan Data) ...........................................................................................156
Gambar 4.8 Diagram BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian) ............156
Gambar 4.9 Diagram BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian) ......157
Gambar 4.10 Diagram BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) ......................................................................................................158
Gambar 4.11 Diagram BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) ............158
Gambar 4.12 Diagram BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap
Sistem Baru) .................................................................................................159
Gambar 4.13 Diagram BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) ...............................................................................................160
Gambar 4.14 Intepretasi Nilai BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan
dan Transisi) .................................................................................................165
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi telah menjadi
suatu hal penting untuk meningkatkan proses bisnis perusahaan maupun instansi.
Salah satunya untuk peningkatan proses belajar mengajar pada universitas maupun
sekolah tinggi. Untuk menjaga agar teknologi informasi yang digunakan oleh
universitas menjadi bermanfaat, maka dibutuhkan tata kelola teknologi informasi
agar semua hal yang berhubungan dengan teknologi informasi semakin berjalan
dengan baik dan searah dengan tujuan universitas ataupun sekolah tinggi.
Sekarang ini, hampir semua perguruan tinggi menggunakan teknologi
informasi untuk meningkatkan kegiatan operasionalnya, baik dari segi administrasi
maupun proses belajar mengajar. Tidak terkecuali dengan Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian–PTIK. Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian–PTIK merupakan instansi
pendidikan lanjutan bagi polisi lulusan Akademi Kepolisian. STIK–PTIK dengan
peran sebagai lembaga pendidikan kedinasan dan lembaga pendidikan akademik,
mempunyai jati diri sebagai perguruan tinggi kedinasan kepolisian Republik
Indonesia yang bertujuan mengembangkan Ilmu Kepolisian di Indonesia. Untuk
mewujudkan hal tersebut, senantiasa dilakukan usaha–usaha maksimal untuk
meningkatkan kualitas proses belajar–mengajar (akademik) dan kualitas
kelembagaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian–PTIK, sehingga lembaga ini mampu
2
meluluskan perwira–perwira dengan kualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia.
Kegunaan Teknologi Informasi untuk proses belajar mengajar di STIK–
PTIK terlihat jelas dengan di buatnya sebuah program belajar mengajar baru yang
disebut dengan Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, yang mensyaratkan bahwa untuk dapat
diangkat sebagai pejabat penyidik Polri harus memenuhi persyaratan berpangkat
paling rendah Inspektur Dua Polisi dan berpendidikan paling rendah Sarjana Strata
Satu atau yang setara. Maka kebijakan Pimpinan Polri sejak tahun 2012 terhadap
lulusan AKPOL dengan kualifikasi sebagai Sarjana Ilmu Kepolisian (S1).
Berkaitan dengan kebijakan tersebut, sebagaimana kebijakan Kalemdikpol
agar Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) segera menyiapkan program
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bagi lulusan AKPOL yang belum mengikuti
pendidikan Strata Satu (S1) di STIK.
PJJ adalah pendidikan jarak jauh yang dikembangkan STIK–PTIK
menggunakan model Blended Learning. Blended Learning sendiri memiliki
pengertian bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan secara on campus dan off
campus. Di STIK–PTIK perkuliahan dilakukan selama 4 semester. Semester 1 dan
4 dilakukan secara on campus, dan semester 2 & 3 dilakukan secara off campus.
Dimana selama off campus, mahasiswa kembali ke polda-polda daerah tempat
mereka bertugas. On campus dilakukan dengan model perkuliahan tatap muka
langsung, perkuliahan online dengan aplikasi moodle, dan belajar mandiri dengan
3
menggunakan e-library. Untuk off campus model perkuliahan dilakukan dengan
mahasiswa saat waktu kuliah menghadiri tatap muka kuliah online (web
conference) dengan aplikasi webex.
Berdasarkan hasil pra-observasi yang penulis lakukan yaitu berupa
wawancara dengan Bapak Kombes Pol Edi Setio selaku Ketua Sistem Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) milik STIK-PTIK, didapati oleh penulis berupa kesimpulan bahwa
kemunculan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) ini ternyata memunculkan sebuah
masalah baru. Masalah paling utama dalam sistem ini adalah kurangnya
perencanaan yang matang dari pihak penyelenggara. Mulai dari tahap pengumpulan
data, pengumpulan hal-hal yang diperlukan dan sebaiknya dilakukan, semua hal
tersebut dilalui secara terburu-buru karena tuntutan program ini harus berjalan
dalam waktu secepatnya. Sehingga banyak kekurangan yang muncul setelah sistem
ini di implementasikan. Selain masalah tersebut, ada juga masalah yang muncul
dari pihak mahasiswa dan dosen, tidak semua mahasiswa dan dosen menyetujui
perubahan model pembelajaran ini. Mereka telah terbiasa melakukan proses belajar
mengajar secara manual yaitu bertatap muka langsung di dalam kelas dibanding
dengan tatap muka online menggunakan teknologi informasi yang telah tersedia.
Perubahan mind set/cara berpikir ini lah yang dirasa sebagai sebuah masalah dan
tantangan yang harus diselesaikan agar program pendidikan jarak jauh ini dapat
berjalan dengan lancar. Banyak yang menolak dikarenakan tidak semua mahasiswa
dan dosen mengerti cara menggunakan sistem e-learning. Lalu juga yang menjadi
masalah adalah bahan ajar. Karena selama ini belajar mengajar berlangsung di
dalam kelas, maka bahan ajar biasa berbentuk cetak, untuk dimasukkan kedalam
4
sistem e-learning dibutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Jadi saat ini,
isi bahan ajar yang terdapat di dalam sistem e-learning kebanyakan masih
bersumber dari mahasiswa senior yang memiliki catatan berbentuk softcopy
dibanding dari dosen sendiri.
Berdasarkan masalah diatas, penulis melakukan penelitian tentang usulan
tata kelola teknologi informasi untuk STIK–PTIK, karena program pendidikan
jarak jauh ini belum pernah dilakukan tata kelola teknologi informasinya. Tata
kelola teknologi informasi memungkinkan perusahaan mendapatkan keuntungan
penuh dari informasi yang dimilikinya, sehingga memaksimalkan manfaat,
mengkapitalisasi peluang dan mendapatkan keuntungan kompetitif. Tata kelola
teknologi informasi juga mengidentifikasi kelemahan kontrol dan menjamin adanya
implementasi perbaikan yang dapat terukur secara efisien dan efektif (Surendro,
2009). Dalam tata kelola Teknologi Informasi dapat menggunakan berbagai macam
framework. Seperti COBIT, ITIL, IT Val, dsb. Alasan mengapa penulis memilih
COBIT untuk melaksanakan evaluasi tata kelola teknologi informasi pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh milik STIK-PTIK, karena didalam COBIT tercangkup
standar yang mampu menjadi acuan dalam me-manage sebuah perubahan. Hal itu
lah yang mendasari penulis memlih COBIT.
Menurut Krist dalam Surendro (2004), pengukuran keselarasan tujuan
sistem informasi dan tujuan bisnis dapat dilakukan dengan tata kelola sistem
informasi. Oleh karena itu perlu dilakukan tata kelola sistem informasi pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh milik Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK. Standar yang
digunakan dalam tata kelola sistem pendidikan jarak jauh adalah COBIT 5. Standar
5
COBIT dipilih karena memiliki keunggulan dalam kontrol TI dan juga
menyediakan kerangka pengukuran kinerja TI sebagai bahan analisa obyek yang
perlu diperbaiki (Sarno, 2009).
Penelitian tentang audit sistem informasi menggunakan framework COBIT
sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Seperti yang pernah dilakukan oleh
Fitroh (2009) yang mana kegiatan penelitian dilakukan di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan
tata kelola teknologi informasi pada sistem informasi akademik (SIM@K). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan framework COBIT 4.0 dengan memilih
domain khusus pada domain PO dan AI. Hasil penelitian menunjukkan beberapa
temuan diantaranya yaitu analisis dan interpelasi data berada pada level 2
(repeatable but intuitive) untuk domain PO, sedangkan level 1 (Initial/Ad-hoc)
untuk domain AI. Sesuai hasil penelitian dengan meningkatkan tingkat kematangan
pada level 3 (Define Process) berdasarkan visi, misi, tujuan, dan arah
pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana prosedur sudah standar
dan terdokumentasi dan dikomunikasikan melalui pelatihan, tetapi pelaksanaannya
diserahkan kepada tim untuk mengikuti proses tersebut sehingga penyimpangan
dapat diketahui, prosedurnya disempurnakan untuk formalitas praktek yang ada.
Kerangka kerja COBIT menyediakan model proses yang pada umumnya
ditemukan dalam aktivitas TI dalam lima domain proses yang saling terkait,
Evaluate, Direct and Monitor (EDM) yang terdiri dari lima (5) proses TI, Align
Plan and Organize (APO) yang terdiri dari tiga belas (13) proses TI, Build, Acquire
and Implementation (BAI) yang terdiri dari sepuluh (10) proses TI, Deliver, Service
6
and Support (DSS) yang terdiri dari enam (6) proses TI, Monitor, Evaluate and
Assess (MEA) yang teridir dari tiga (3) proses TI. Masing-masing proses TI
dilengkapi dengan objektif kontrol.
IT Related Goal yang cocok dengan masalah yang sedang dihadapi Sekolah
Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK adalah Adequate Use of Applications, Information
and technology solutions. Maka sub-domain yang dapat di ambil adalah APO04
(Manage Inovation), BAI05 (Manage Organitational Change Enablement) dan
BAI07 (Manage Change Acceptance and Transitioning). Tapi tidak ketiga sub-
domain tersebut penulis ambil, hanya proses BAI07 tentang Manage Change
Acceptance and Transitioning yang penulis ambil berdasarkan permintaan dari
tempat penulis melakukan penelitian.
Untuk mengetahui sampai dimana tata kelola teknologi informasi pada
Sistem Pendidikan Jarak Jauh milik Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - PTIK, maka
penelitian ini akan berjudul “EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI
INFORMASI PADA SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: SEKOLAH TINGGI ILMU
KEPOLISIAN-PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISIAN)”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang terdapat dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan sistem ini,
sehingga masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki setelah sistem ini
7
berjalan. Contohnya adalah kurangnya perencanaan dalam menentukan aplikasi
yang akan digunakan untuk web conference.
2. Kurangnya pelatihan untuk para admin dan teknisi, serta kurangnya sosialisasi
sistem baru kepada mahasiswa dan dosen sehingga membuat sulitnya
perubahan mind set/cara berpikir mahasiswa dan dosen untuk menerima
perubahan dan transisi dari kegiatan belajar mengajar secara manual menjadi
komputerisasi.
3. Tidak semua mahasiswa dan dosen senang dan puas dengan program
pendidikan jarak jauh ini, karena mereka telah terbiasa melakukan kegiatan
belajar mengajar secara manual, dibanding dengan menggunakan teknologi
informasi.
4. Bahan ajar yang kebanyakan masih berbentuk cetak, sehingga membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak untuk dimasukkan ke dalam sistem e-learning.
5. Belum pernah di lakukan tata kelola teknologi informasi pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian–PTIK.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah yang ada yaitu:
1. Bagaimana mengetahui capability level pada BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi) COBIT 5 di Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK?
8
2. Bagaimana mengetahui gap pada BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan
dan Transisi) COBIT 5 di Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik STIK-
PTIK?
3. Bagaimana memberikan rekomendasi yang tepat untuk perbaikan BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) COBIT 5 di Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik STIK-PTIK?
1.4. Batasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi beberapa hal, diantaranya:
1. Kegiatan tata kelola teknologi informasi ini hanya dilakukan pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh milik STIK–PTIK.
2. Kegiatan tata kelola teknologi informasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian –
PTIK menggunakan framework COBIT 5.0 berfokus pada domain BAI (Build,
Acquire and Implement) pada proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi), yang terdiri dari beberapa sub yaitu BAI07.01
(Penyusunan Rencana Implementasi), BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data), BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian),
BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian), BAI07.05 (Penyelenggaraan
Pengujian Yang Disetujui), BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru),
BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru), BAI07.08
(Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi).
3. Penelitian ini menggunakan metode Guttman dalam menentukan capability
level.
9
4. Penelitian ini menggunakan Assessment Process Activities yang terdiri dari
initiation, planning the assessment, briefing, data collection, data validation,
process attribute level dan reporting the result dalam menentukan capability
level.
5. Penelitian ini tidak membahas management awareness COBIT 5.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terdiri dari 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi tata kelola
teknologi informasi Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian–PTIK. Dan tujuan khusus penelitian ini adalah menghasilkan:
1. Mengetahui tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi saat ini pada
proses BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi).
2. Dapat mengetahui kondisi pengelolaan gap pada proses BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi).
3. Memberikan usulan atau solusi untuk mengatasi masalah sesuai dengan proses
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik STIK – PTIK.
1.6. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan tata kelola
teknologi informasi menggunakan COBIT 5.
10
b. Mengetahui proses yang berjalan dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh milik
STIK-PTIK.
c. Memberikan pemahaman dalam mencari capability level pada BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) di Sistem Pendidikan Jarak
Jauh milik STIK-PTIK.
d. Menjadi referensi yang dapat digunakan STIK-PTIK dalam memperbaiki
kekurangan pada BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi)
pada COBIT 5.
1.7. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dibagi menjadi 2, yaitu metode pengumpulan data
dan metode analisis data.
1. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Studi Literatur
Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan literatur
sebagai sumber ilmu. Studi literatur contohnya dengan membaca
penelitian–penelitian, jurnal ataupun artikel yang berhubungan dengan tata
kelola teknologi informasi
b. Metode Observasi
Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya
(Jogiyanto, 2008).
11
c. Metode Wawancara/Interview
Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan
data dari responden (Jogiyanto, 2008).
d. Metode Kuisioner
Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, kayakinan, perilaku, dan karakteristik
beberapa orang utama di dalam organisasi yang dapat terpengaruh oleh
sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Jogiyanto, 2008).
2. Metode Analisis Data
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan identifikasi capability
level, gap, dan menentukan rekomendasi dari proses BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi), dengan menggunakan Assessment
Process Activities yang terdiri dari:
1. Initiation
2. Planning the Assessment
3. Briefing
4. Data Collection
5. Data Validation
6. Process Atribute Level
7. Reporting the Result
3. Penentuan Capability Level
Dimensi tingkat kemampuan yang menyediakan pengukuran pada suatu
keadaan perusahaan saat ini mapun tujuan bisnis proses yang ingin dicapai.
12
Apakah sudah mencapai tujuan target bisnis, kesesuaian pada visi dan misi
perusahaan tersebut (ISACA, 2012).
1.8. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat Penelitian: Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian – PTIK
Alamat: Jl. Tirtayasa Raya No.6 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Waktu Penelitian: Mei 2014 – Oktober 2014
1.9. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, waktu dan tempat penelitian serta sistematika
penulisan skripsi tentang tata kelola teknologi informasi
menggunakan framework COBIT 5.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori dasar tentang pengertian, manfaat,
tujuan dan penjelasan yang terkait dengan topik penelitian
milik penulis yaitu tata kelola teknologi informasi
menggunakan framework COBIT 5.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang disain penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan
13
serta jadual penelitian tata kelola teknologi informasi
menggunakan framework COBIT 5.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian, penilaian terhadap
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada proses BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) COBIT
5.0. Penjelasan tingkat kematangan sistem pendidikan jarak
jauh pada proses BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan
dan Transisi) COBIT 5.0. Penjelasan tentang gap yang
ditemukan serta rekomendasi atau solusi untuk memperbaiki
masalah yang ada menggunakan Assessment Process
Activities COBIT 5.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-
saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian tata kelola teknologi
informasi menggunakan framework COBIT 5.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Evaluasi
Menurut Arikunto (2010), evaluasi adalah suatu proses menentukan hasil
yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
tercapainya tujuan.
Menurut Yunanda (2009) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Dari penjelasan di atas, evaluasi dapat diartikan suatu proses untuk
mengukur dengan menggunakan instrumen dan memberi nilai dari pencapaian hasil
yang telah direncanakan untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam
mencapai suatu tujuan.
2.2. Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi
2.2.1. Pengertian Tata Kelola
Jogiyanto dan Abdillah (2011) menjelaskan bahwa tata kelola (governance)
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
15
2.2.2. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah penerapan teknologi komputer (peralatan
teknik berupa perangkat keras dan perangkat lunak) untuk menciptakan,
menyimpan, mempertukarkan, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk
(Fauziah, 2010).
2.2.3. Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi
Terdapat beberapa pengertian mengenai tata kelola TI, seperti menurut
Jogiyanto dan Abdillah (2011), tata kelola TI sebagai suatu struktur dan proses
pengambilan keputusan TI di tingkat korporat untuk mengerahkan perilaku yang
diinginkan dari insan TI dan memastikan keberhasilan TI dalam rangka penciptaan
nilai bagi para stakeholder.
Kemudian menurut Surendro (2009), mendefinisikan tata kelola TI
merupakan bagian terintegrasi dari pengelolaan perusahaan yang mencakup
kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa teknologi
informasi perusahaan dapat digunakan untuk mempertahankan dan memperluas
strategi dan tujuan organisasi.
The IT Governance Institute (ITGL, 2007) mendefinisikan tata kelola TI
sebagai suatu bagian internal dari tata kelola perusahaan yang terdiri atas
kepemimpinan, struktur dan proses organisasional yang memastikan bahwa TI
organisasi berlanjut serta meningkatkan tujuan dan strategi organisasi.
16
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan tata kelola TI adalah
suatu proses mengelola perusahaan yang mencakup kepemimpinan, struktur dan
proses perusahaan untuk memastikan bahwa teknologi informasi yang digunakan
oleh perusahaan dapat membantu mencapai tujuan perusahaan.
Kegunaan tata kelola TI adalah untuk mengatur penggunaan TI, serta untuk
memastikan kinerja teknologi informasi sesuai dengan tujuan berikut ini (Surendro,
2009):
1. Keselarasan TI dengan perusahaan dan realisasi keuntungan-keuntungan yang
dijanjikan dari penerapan teknologi informasi.
2. Penggunaan TI agar memungkinkan perusahaan mengeksploitasi kesempatan
yang ada dan memaksimalkan keuntungan.
3. Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab.
4. Penanganan manajemen resiko yang terkait TI secara tepat.
2.3. Manajamen Perubahan
2.3.1. Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana, dan sumber daya yang diperlukan untuk
mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses
tersebut (Potts dan LaMarsh, 2004).
2.3.2. Pentingnya Manajemen Perubahan
Perubahan merupakan suatu fenomena yang pernah terjadi dalam kehidupan
organisasi, meskipun banyak yang berpendapat bahwa kecepatan dan besaran
17
perubahan telah meningkat secara signifikan beberapa tahun belakangan ini. Oleh
karena itu, kita melihat bahwa dalam waktu yang relatif pendek, kebanyakan
organisasi dan pekerjanya telah mengalami perubahan secara substansial tentang
apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya (Burnes, 2000).
2.3.3. Pendekatan Manajemen Perubahan
Terdapat dua pendekatan utama untuk manajemen perubahan, yaitu:
1. Planned Change (Perubahan Terencana)
Bullock dan Batten (Burnes, 2000) mengemukakan bahwa untuk
melakukan perubahan terencana perlu dilakukan empat fase tindakan
yaitu sebagai berikut:
a. Exploration Phase (fase eksplorasi)
b. Planning Phase (fase perencanaan)
c. Action Phase (fase tindakan)
d. Integration Phase (fase integrasi)
2. Emergent Approach (Pendekatan Darurat)
Emergent Approach memberikan arahan dengan melakukan penekanan
pada lima gambaran organisasi yang dapat mengembangkan atau
menghalangi keberhasilan perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Organizational Structure (struktur organisasi)
b. Organizational Culture (budaya organisasi)
c. Organizational Learning (organisasi pembelajaran)
d. Manajerial Behaviour (perilaku manajerial)
e. Power and Politics (kekuatan dan politik)
18
Dalam melakukan emergent change, Pettigrew dan Whipp (Burnes,
2000:294) mengusulkan model untuk mengelola perubahan strategis
dan operasional dengan melibatkan lima faktor yang saling berkaitan
yaitu sebagai berikut:
a. Environmental Assesment (penelurusan lingkungan).
b. Leading Change (memimpin perubahan).
c. Linking Strategic and Operational Change (menghubungkan
perubahan strategis dan operasional).
d. Human Resources sebagai assets dan liabilities (sumber daya
manusia sebagai kekuatan dan beban).
2.4. COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)
2.4.1. Pengertian COBIT
Sasongko (2009) menjelaskan COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best
practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan
manajemen untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan
masalah-masalah teknis TI. COBIT dikeluarkan ITGI yang dapat diterima secara
internasional sebagai praktek pengendalian atas informasi, TI dan risiko terkait.
COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas TI dan meningkatkan
pengontrolan TI.
Surendro (2009) menjelaskan tentang karakteristik utama dan prinsip yang
mendasari COBIT, yaitu karakteristik utamanya adalah fokus pada bisnis, orientasi
pada proses, berbasis control dan dikendalikan oleh pengukuran, sedangkan prinsip
yang mendasarinya adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukkan
19
organisasi dalam mewujudkan tujuannya, organisasi perlu mengelola dan
mengendalikan sumber daya teknologi informasi dengan menggunakan
sekumpulan proses-proses yang terstruktur untuk memberikan layanan informasi
yang diperlukan.
Dalam perkembangannya Control Objectives for Information and related
Technology (COBIT) mengalami beberapa perubahan versi dan titik point mulai
dari COBIT 1 sampai pada COBIT 5 saat ini. Control Objectives for Information
and related Technology (COBIT) merupakan best practice yang menyediakan
kebijakan yang jelas untuk IT governance. COBIT juga membantu manajemen
dalam memahami dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan TI.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang
detail untuk manajemen, stakeholder, user dan auditor. Information Systems Audit
and Control Association (ISACA) sekarang berjalan dengan singkatan saja, untuk
mencerminkan sebagai profesional tata kelola TI yang dilayaninya. Keberadaan
ISACA dimulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan pekerjaan
kontrol audit yang sama dalam sistem komputer yang menjadi semakin penting
untuk operasi organisasi mereka untuk membahas perlunya sumber informasi
terpusat dan bimbingan dalam bidang TI. Pada tahun 1969 kelompok formal,
menggabungkan sebagai Asosiasi Electronic Data Processing (EDP) Auditor. Pada
tahun 1976 asosiasi membentuk yayasan pendidikan untuk melakukan upaya
penelitian besar-besaran untuk memperluas pengetahuan dan nilai tata kelola IT dan
bidang kontrol. ISACA merilis COBIT pertama pada tahun 1996, hanya berfokus
sebagai suatu pekerjaan audit. Berkembang menjadi versi COBIT 2 yang
20
merefleksikan kontrol peningkatan sejumlah dokumen sumber, revisi pada tingkat
tinggi dan tujuan pengendalian rinci dan tambahan seperangkat alat implementasi
(implementation tool set), yang telah dipublikasikan pada tahun 1998. Sedangkan
pada versi COBIT 3 ditandai dengan adanya Information Technology Governance
Institute (ITGI) yang dibentuk oleh ISACA pada tahun 1998 dan memberikan
pemahaman lebih dan mengadopsi prinsip-prinsip pengaturan TI. Melalui ITGI
penambahan pedoman untuk COBIT 3 dan fokusnya diperluas pada manajemen TI.
Pada COBIT versi 4 ditingkatkan pada IT Governance (Grembergen dan Haes,
2009).
ITGI mengambil peranan yang penting dalam pengembangan publikasi.
Hanya berselang dua tahun kemudian dengan tambahan baru COBIT ingin terus
membangun dirinya sebagai kerangka kerja yang berlaku umum untuk tata kelola
TI pada perusahaan. Pada 2007 rilis COBIT versi 4.1 yang kemudian dilakukan
penambahan dengan Val (Value) IT 2.0 yakni, nilai investasi dengan TI dan Risk
IT, yakni resiko penggunaan dengan TI. Dan saat ini yang terakhir adalah COBIT
5 yang melengkapi seluruh cakupan pada versi COBIT yang sebelumnya.
Menjadikan COBIT 5 sebagai suatu framework yang melihat pada tujuan
bisnis dan nilai tata kelola pada TI yang digunakan pada perusahaan (ISACA,
2012).
21
Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012)
Menurut ISACA (2012:15), COBIT 5 merupakan generasi terbaru dari
panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen TI. COBIT
5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari 15 tahun
oleh banyak perusahaan dan pengguna dari bidang bisnis, komunitas TI, risiko,
asuransi, dan keamanan.
COBIT 5 mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah tata kelola
dan manajemen proses. COBIT 5 menyediakan referensi model proses yang
mewakili semua proses yang biasa ditemukan dalam suatu perusahaan terkait
dengan kegiatan TI. Model proses yang diusulkan bukan hanya sekedar model
proses tetapi suatu model yang bersifat komprehensif. Setiap perusahaan harus
mendefinisikan bidang prosesnya sendiri, dengan mempertimbangkan situasi
tertentu dalam perusahaan tersebut. COBIT 5 juga menyediakan kerangka kerja
untuk mengukur dan memantau kinerja TI, berkomunikasi dengan layanan dan
22
mengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik (ISACA, 2012). Berikut ini
merupakan cangkupan antara COBIT 5 dan framework lain:
Gambar 2.2 Cangkupan antara COBIT 5 dengan framework lain (ISACA, 2012)
Menurut ISACA (2012) COBIT 5.0 dikembangkan untuk mengatasi
kebutuhan-kebutuhan penting seperti:
1) Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari
informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko
berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam menjamin
bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar tersampaikan. Beberapa
pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka pendek sementara pihak lain
lebih menyukai keuntungan jangka panjang. Beberapa pihak siap untuk
mengambil risiko tinggi sementara beberapa pihak tidak. Perbedaan ini dan
23
terkadang konflik mengenai harapan harus dihadapai secara efektif.
Stakeholder tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga menginginkan
transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan bagaimana hasil yang akan
diperoleh.
2) Membahas peningkatkan ketegantungan kesuksesan perusahaan pada
perusahaan lain dan rekan IT, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien,
cloud, dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal dan
mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.
3) Mengatasi jumlah informasi yang meningkatkan secara signifikasi, bagaimana
perusahaan memilih informasi yang relevan dan kredibel yang akan
mengarahkan perusahaan kepada keputusan bisnis yang efektif dan efisien.
Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model informasi yang
efektif dapat membantu untuk mencapainya.
4) Mengatasi IT yang semakin meresap ke dalam perushaan IT. IT semakin
menjadi bagian penting dari bisnis. Seringkali IT yang terpilih tidak cukup
memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis, IT perlu menjadi bagian
penting dari proyek bisnis, struktur organisasi, manajemen risiko, kebijakan,
kemampuan, proses, dan sebagainya. Tugas dari CIO dan fungsi IT sedang
berkembang sehingga semakin banyak orang dalam perusahaan yang memiliki
kemampuan IT akan dilibatkan dalam keputasan dan operasi IT. IT dan bisnis
harus diintegerasikan dengan lebih baik.
5) Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru. Hal
ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk baru,
24
membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih tipe
pelanggan baru. Inovasi juga menyiratkan perampingan pengembangan produk
ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan kualitas yang lebih baik.
6) Mendukung perpaduan bisnis dan IT secara menyeluruh, dan mendukung
semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen IT perusahaan
yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan budaya.
7) Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi IT.
8) Memberikan perusahaan:
a) Nilai tambah melalui penggunaan IT yang efektif dan inovatif,
b) Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan IT yang baik,
c) Kesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan dan kebijakan internal,
d) Peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan IT.
9) Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan
standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRICE2, COSO, dan ISO. Hal ini
akan membantu stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai framework,
berbagai standar satu antar satu sama lain, dan bagaimana mereka dapat
digunakan bersama-sama
10) Mengintegerasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus pada
COBIT, Value IT dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS, ITAF dan
TGIF, sehingga COBIT 5.0 mencakup seluruh perusahaan dan menyediakan
dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain menjadi satu kesatuan
framework.
25
2.4.2. Perbedaan COBIT 5 dengan COBIT 4.1
Beberapa hal yang membedakan COBIT 5 dengan COBIT 4.1:
a. Prinsip baru dalam tata kelola TI untuk organisasi, Governance of
Enterprise IT (GEIT). CobiT 5 lebih berorientasi pada prinsip,
dibanding pada proses. Katanya berdasarkan feedback yang masuk,
menyatakan bahwa ternyata penggunaan prinsip-prinsip itu lebih mudah
dipahami dan diterapkan dalam konteks enterprise secara lebih efektif
b. CobiT 5 memberi penekanan lebih kepada Enabler. Walaupun
sebenarnya CobiT 4.1 juga menyebutkan adanya enabler-enabler,
hanya saja Cobit 4.1 tidak menyebutnya dengan enabler. Sementara
CobiT 5 menyebutkan secara spesifik ada 7 enabler dalam
implementasinya. Berikut ini adalah ketujuh enabler CobiT 5 dan
perbandingan untuk hal yang sama di CobiT 4.1:
(1) Prinsip-prinsip, kebijakan dan kerangka kerja. Kalau di CobiT 4.1, poin-
poin ini tersebar dalam beberapa proses-proses CobiT
(2) Proses-proses. Proses adalah sentral dari CobiT 4.1.
(3) Struktur Organisasi. Dalam CobiT 4.1, struktur organisasi tercermin
dalam RACI chart yang mendefinisikan peran dan tanggung-jawab para
pihak dalam setiap proses.
(4) Kultur, etika dan perilaku. Poin ini terselip di beberapa proses CobiT
4.1
(5) Informasi. Dalam CobiT 4.1, informasi merupakan salah satu
sumber daya TI (IT resources).
26
(6) Layanan, Infrastruktur, dan Aplikasi. Dalam CobiT 4.1, infrastruktur
dan aplikasi (disatukan dengan layanan) merupakan sumber daya TI
juga.
(7) Orang, keterampilan (skills) dan kompetensi. Dalam CobiT 4.1,
hanya disebutkan “orang” sebagai salah satu sumber daya (walau
sebenarnya mencakup juga keterampilan dan kompetensinya)
c. CobiT 5 mendefinisikan model referensi proses yang baru dengan
tambahan domain governance dan beberapa proses baik yang sama
sekali baru ataupun modifikasi proses lama serta mencakup aktifitas
organisasi secara end-to-end. Selain mengkonsolidasikan CobiT 4.1,
Val IT, dan Risk IT dalam sebuah framework, CobiT 5 juga
dimutakhirkan untuk menyelaraskan dengan best practices yang ada
seperti misalnya ITIL v3 2011 dan TOGAF.
d. Dalam CobiT 5 terdapat proses-proses baru yang sebelumnya belum ada
di CobiT 4.1, serta beberapa modifikasi pada proses-proses yang sudah
ada sebelumnya di CobiT 4.1. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
model referensi proses CobiT 5 ini sebenarnya mengintegrasikan konten
CobiT 4.1, Risk IT dan Val IT. Sehingga proses-proses pada CobiT 5
ini lebih holistik, lengkap dan mencakup aktifitas bisnis dan IT secara
end-to-end.
2.4.3. Implementasi COBIT 5
Menurut ICASA (2012), tujuh tahap yang terdapat dalam siklus
implementasi COBIT 5 adalah:
27
a. Tahap 1–Apa penggeraknya?
Tahap 1 mengidentifikasikan penggerak perubahan dan menciptakan
keinginan untuk berubah di level manajemen eksekutif, yang kemudian
diwujudkan berupa kasus bisnis. Penggerak perubahan dapat berupa
kejadian internal maupun eksternal, dan kondisi atau isu penting yang
memberikan dorongan untuk berubah. Kejadian, tren, masalah kinerja,
implementasi perangkat lunak, dan bahkan tujuan dari perusahan dapat
menjadi penggerak perubahan. Risiko yang terkait dengan implementasi
dari program ini sendiri akan dideskripsikan di dalam kasus bisnis, dan
dikelola sepanjang siklus hidupnya. Menyiapkan, menjaga, dan mengawasi
kasus bisnis sangatlah mendasar dan penting untuk pembenaran,
mendukung, dan kemudian memastikan hasil akhir yang sukses dari segala
inisiatif. Mereka memastikan fokus yang berkelanjutan terhadap
keuntungan dari program dan perwujudannya.
b. Tahap 2–Dimana kita sekarang?
Tahap 2 membuat agar tujuan IT dengan strategi dan risiko perusahaan
sejajar, dan memprioritaskan tujuan perusahaan, tujuan IT, dan proses IT
yang paling penting. COBIT 5 menyediakan panduan pemetaan tujuan
perusahaan terhadap tujuan IT terhadap proses IT untuk membantu
penyeleksian. Dengan mengetahui tujuan perusahaan dan IT, proses penting
yang harus mencapai tingkat kapabilitas tertentu dapat diketahui.
Manajemen perlu tahu kapabilitas yang ada saat ini dan dimana kekurangan
28
terjadi. Hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan penilaian kapabilitas
proses terhadap proses-proses yang terpilih.
c. Tahap 3–Dimana kita ingin berada?
Tahap 3 menetapkan target untuk peningkatan, diikuti oleh analisis selisih
untuk mengidentifikasi solusi potensial. Beberapa solusi akan berupa quick
wins dan beberapa berupa tugas jangka panjang yang lebih sulit. Prioritas
harus diberikan kepada proyek yang lebih mudah untuk dicapai dan lebih
mungkin memberikan keuntungan yang paling besar. Tugas jangka panjang
perlu dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk diselesaikan.
d. Tahap 4–Apa yang harus dilakukan?
Tahap 4 merencanakan solusi praktis yang layak dijalankan dengan
mendefinisikan proyek yang didukung dengan kasus bisnis yang dapat
dibenarkan dan mengembangkan rencana perubahan untuk implementasi.
Kasus bisnis yang dibuat dengan baik akan membantu memastikan bahwa
keuntungan proyek teridentifikasi, dan diawasi secara terus menerus.
e. Tahap 5–Bagaimana kita sampai kesana?
Tahap 5 mengubah solusi yang disarankan menjadi kegiatan hari per hari
dan menetapkan perhitungan dan sistem pemantauan untuk memastikan
kesesuaian dengan bisnis tercapai dan kinerja dapat diukur. Kesuksesan
membutuhkan pendekatan, kesadaran dan komunikasi, pengertian dan
komitmen dari manajemen tingkat tinggi dan kepemilikan dari pemilik
proses IT dan bisnis yang terpengaruh.
f. Tahap 6–Apakah kita sampai kesana?
29
Tahap 6 berfokus dalam transisi berkelanjutan dari pengelolaan dan praktik
manajemen yang telah ditingkatkan ke operasi bisnis normal dan
pemantauan pencapaian dari peningkatan menggunakan metrik kinerja dan
keuntungan yang diharapkan.
g. Tahap 7–Bagaimana kita menjaga momentumnya?
Tahap 7 mengevaluasi kesuksesan dari inisiatif secara umum,
mengidentifikasi kebutuhan tata kelola atau manajemen lebih jauh, dan
meningkatkan kebutuhan akan peningkatan secara terus-menerus. Tahap ini
juga memprioritaskan kesempatan lebih banyak untuk meningkatkan GEIT.
Gambar 2.3 Implementasi COBIT (ISACA, 2012)
30
2.4.4. RACI Chart
(ITGI, 2007) dalam memahami aturan dan bertanggung jawab untuk setiap
proses adalah kunci dari efektifitas pengendalian. COBIT 5.0 menyediakan sebuah
RACI Chart yaitu sebuah matrik dari semua aktivitas atau wewenang dalam
mengambil keputusan yang dilakukan dalam sebuah organisasi terhadap semua
orang atau peran untuk setiap proses.
1) Responsible: orang yang melakukan suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan.
2) Accountable: orang yang akhirnya bertanggung jawab dan memiliki otoritas
untuk memutuskan suatu perkara.
3) Consulted: orang yang diperlukan umpan balik atau sarannya dan berkontribusi
akan kegiatan tersebut.
4) Informed: orang yang perlu tahu hasil dari suatu keputusan atau tindakan.
2.4.4.1. Identifikasi RACI Chart
Peran pada diagram RACI tersebut kemudian dipetakan kepada peran-peran
terkait yang terdapat dalam struktur organisasi divisi Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK, sehingga diharapkan jawaban kuesioner dapat sesuai dan mewakili keadaan
sesungguhnya di lapangan. Dari pemetaan diagram RACI ke dalam struktur
organisasi divisi Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Identifikasi RACI Chart BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi).
No Fungsional Struktur COBIT
Terkait
Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Chief Risk Officer Teknisi
3 Chief Information Officer Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
31
4 Head Development Kakominfo
5 Service Manager Admin
6 Information Security Manager Admin
7 Business Continuity Manager Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Pada BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) terdapat 7 peran
standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi sebuah
Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata di
Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 4 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.2 Identifikasi RACI Chart BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data)
No Fungsional Struktur COBIT
Terkait
Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Chief Risk Officer Teknisi
3 Chief Information Officer Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
4 Head Development Kakominfo
5 Service Manager Admin
6 Information Security Manager Admin
7 Business Continuity Manager Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Pada BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
terdapat 7 peran standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur
organisasi sebuah Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik,
namun ternyata di Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 4 peran
32
yang melakukan proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh
(PJJ) milik STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.3 Identifikasi RACI Chart BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Steering (Programmess/Projects)
Committee
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operations Kakominfo
5 Information Security Manager Admin
6 Business Continuity Manager Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Pada BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian) terdapat 6 peran standar
dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi sebuah
Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata di
Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 4 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.4 Identifikasi RACI Chart BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian)
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Steering (Programmess/Projects)
Committee
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operations Kakominfo
5 Information Security Manager Admin
6 Business Continuity Manager Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
33
Pada BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian) terdapat 6 peran
standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi sebuah
Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata di
Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 4 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.5 Identifikasi RACI Chart BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui)
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Steering (Programmess/Projects)
Committee
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operations Kakominfo
5 Information Security Manager Admin
6 Business Continuity Manager Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Pada BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui) terdapat 6
peran standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi
sebuah Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata
di Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 4 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
34
Tabel 2.6 Identifikasi RACI Chart BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
No Fungsional Struktur COBIT
Terkait
Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Head Development Kakominfo
3 Head IT Operations Kakominfo
4 Service Manager Admin
Pada BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) terdapat 4 peran standar
dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi sebuah
Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata di
Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 3 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.7 Identifikasi RACI Chart BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru)
No Fungsional Struktur COBIT
Terkait
Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Head Development Kakominfo
3 Head IT Operations Kakominfo
4 Service Manager Admin
Pada BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru)
terdapat 4 peran standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur
organisasi sebuah Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik,
namun ternyata di Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 3 peran
35
yang melakukan proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh
(PJJ) milik STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
Tabel 2.8 Identifikasi RACI Chart BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi)
No Fungsional Struktur COBIT
Terkait
Fungsional Pendidikan Jarak Jauh
STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekretariat Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
2 Head Development Kakominfo
3 Head IT Operations Kakominfo
4 Service Manager Admin
Pada BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi) terdapat 4
peran standar dalam COBIT 5 yang seharusnya ada dalam struktur organisasi
sebuah Perusahaan/Instansi agar proses dapat berjalan dengan baik, namun ternyata
di Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hanya terdapat 3 peran yang melakukan
proses. Sehingga 1 peran dalam Sekretariat Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik
STIK-PTIK bisa merangkap lebih dari satu peran dalam COBIT 5.
2.4.5. Indikator Kapabilitas Proses
Menurut ISACA (2011), indikator kapabilitas proses adalah kemampuan
proses dalam meraih tingkat kapabilitas yang ditentukan oleh atribut proses. Bukti
atas indikator kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian atribut
proses.
Dimensi kapabilitas dalam model penilaian proses mencakup enam tingkat
kapabilitas. Di dalam enam tingkat tersebut terdapat sembilan atribut proses.
Tingkat 0 tidak memiliki indikator apapun, karena tingkat 0 menyatakan proses
36
yang belum diimplementasikan atau proses yang gagal, meskipun sebagian, untuk
mencapai hasil akhirnya.
Kegiatan penilaian membedakan antara penilaian untuk level 1 dengan level
yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan karena level 1 menentukan apakah suatu proses
mencapai tujuannya, dan oleh karena itu sangat penting untuk dicapai, dan juga
menjadi pondasi dalam meraih level yang lebih tinggi.
Menurut ISACA (2012), dalam penilaian di tiap levelnya, hasil akan
diklasifikasikan dalam 4 kategori sebagai berikut:
1. N (Not achieved/tidak tercapai)
Dalam kategori ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian atribut
proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 0-15%.
2. P (Partially achieved/tercapai sebagian)
Dalam kategori ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan, dan beberapa
pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori
ini berkisar 15-50%.
3. L (Largely achieved/secara garis besar tercapai)
Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis, dan pencapaian
signifikan atas proses tersebut, meski mungkin masih ada kelemahan yang tidak
signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 50-85%.
4. F (Fully achieved/tercapai penuh)
Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap, dan
pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak ada kelemahan terkait
37
atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 85-
100%.
Menurut ISACA (2011), suatu proses cukup meraih kategori Largely
achieved (L) atau Fully achieved (F) untuk dapat dinyatakan bahwa proses tersebut
telah meraih suatu level kapabilitas tersebut, namun proses tersebut harus meraih
kategori Fully achieved (F) untuk dapat melanjutkan penilaian ke level kapabilitas
berikutnya, misalnya bagi suatu proses untuk meraih level kapabilitas 3, maka level
1 dan 2 proses tersebut harus mencapai kategori Fully achieved (F), sementara level
kapabilitas 3 cukup mencapai kategori Largely achieved (L) atau Fully achieved
(F).
Menurut ISACA (2011), untuk penilaian capability level terbagi menjadi
level-level sebagai berikut:
1. Level 1 – Performed Process
Pada level ini menentukan apakah suatu proses mencapai tujuannya.
Ketentuan atribut proses pada level 1 adalah sebagai berikut:
PA 1.1 Process Performance
Pengukuran mengenai seberapa jauh tujuan dari suatu proses berhasil diraih.
Pencapaian penuh atas atribut ini mengakibatkan proses tersebut meraih tujuan
yang sudah ditentukan, seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.9 Process Performance
PA 1.1 Process Performance
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum
(GWPs)
Proses meraih tujuan yang
sudah ditentukan
GP 1.1.1 Meraih Hasil Proses.
Ada bukti bahwa praktik-
praktik dasar dilakukan
Hasil kerja telah dibuat
sehingga menyediakan
bukti atas hasil proses.
38
2. Level 2 – Managed Process
Performa proses pada tahap ini dikelola yang mencakup perencanaan,
monitor, dan penyesuaian. Work products-nya dijalankan, dikontrol, dikelola
dengan tepat. Ketentuan atribut proses pada level 2 adalah sebagai berikut:
a. PA 2.1 Performance Management
Mengukur sampai mana performa proses di kelola. Sebagai hasil
pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.10 Performance Management
PA 2.1 Performance Management
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Objektif performa
dari proses
teridentifikasi
GP 2.1.1 Identifikasikan
objektif performa dari proses.
Objektif performa, digabungkan
dengan asumsi dan batasan,
didefinisikan dan
dikomunikasikan
GWP 1.0 Dokumentasi
Proses harus menguraikan
lingkup proses
GWP 2.0 Rencana Proses
harus menyediakan detil-detil
dari objektif performa proses
b. Performa dari proses
direncanakan dan
dimonitor
GP 2.1.2 Merencanakan dan
memonitor performa dari
proses untuk memenuhi objektif
yang telah ditentukan. Dasar
mengukur performa proses yang
berhubungan dengan objektif
bisnis ditetapkan dan dimonitor.
Termasuk didalam dasar
tersebut adalah key milestones,
aktivitas-aktivitas yang
diperlukan,estimasi dan jadwal.
GWP 2.0 Rencana Proses
harus menggambarkan secara
detil objektif performa proses.
GWP 9.0 Performa Proses catatannya harus
menggambarkan hasil yang
detil.
Catatan: Pada level ini, setiap
catatan performa proses dapat
berbentuk report, daftar
masalah, dan catatan informal
c. Performa dari proses
disesuaikan untuk
memenuhi
perencanaan
GP 2.1.3 Menyesuaikan
performa dari proses.
Mengambil tindakan ketika
performa yang direncanakan
tidak tercapai. Tindakan
meliputi identifikasi dari
masalah performa dan
penyesuaian rencana dan jadwal
menjadi lebih sesuai.
GWP 4.0 Catatan Kualitas
harus menyediakan detil dari
tindakan yang dilakukan
ketika performa tidak
mencapai target.
d. Tanggung jawab dan
otoritas dari
melakukan proses
didefinisikan,
ditugaskan, dan
dikomunikasikan
GP 2.1.4 Mendefinisikan
tanggung jawab dan otoritas
dalam melakukan proses.
Tanggung jawab kunci dan
otoritas dalam menjalankan
aktivitas kunci dari proses di
definisikan, ditugaskan dan
GWP 1.0 Dokumentasi
Proses harus menyediakan
detil dari pemilik proses dan
siapa saja yang terlibat,
bertanggung jawab,
dikonsultasikan dan/atau
diinformasikan (RACI).
39
dikomunikasikan.Pengalaman
yang dibutuhkan,pengetahuan
dan keahlian ditetapkan.
GWP 2.0 Rencana Proses
harus meliputi detil dari
process communication plan
demikian juga pengalaman
dan keahlian yang dibutuhkan
dari menjalankan proses.
e. Sumber daya dan
informasi yang
dibutuhkan untuk
menjalankan proses
diidentifikasi,
disediakan,
dialokasikan dan
digunakan
GP 2.1.5 Identifikasi dan
sediakan sumber daya untuk
melakukan proses sesuai
dengan rencana. Sumber daya
dan informasi yang dibutuhkan
untuk menjalankan aktivitas
kunci dari proses diidentifikasi,
disediakan, dialokasikan dan
digunakan.
GWP 2.0 Rencana Proses
harus menyediakan detil dari
proses perencanaan pelatihan
dan proses perencanaan
sumber daya.
f. Antarmuka antara
pihak yang terlibat
dikelola untuk
memastikan
komunikasi efektif
dan tugas yang jelas
antar pihak yang
terlibat.
GP 2.1.6 Mengelola
antarmuka antara pihak yang
terlibat. Individu dan grup yang
terlibat dengan proses
diidentifikasi, tanggung jawab
didefinisikan dan mekanisme
komunikasi yang efektif
diterapkan
GWP 1.0 Dokumentasi
Proses harus menyediakan
detil dari invidu dan grup yang
terlibat(supplier, customer,
dan RACI).
GWP 2.0 Rencana proses
harus menyediakan detil dari
process communication plan.
a. PA 2.2 Work Product Management
Mengukur sejauh mana hasil kerja yang dihasilkan oleh proses dikelola.
Hasil kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil dari proses. Sebagai hasil
pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.11 Work Product Management
PA 2.2 Work Product Management
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Kebutuhan akan hasil
kerja proses
ditetapkan.
GP 2.2.1 Menetapkan
kebutuhan untuk kerja, meliputi struktur isi dan kriteria
kualitas.
GWP 3.0 Rencana kualitas
harus menyediakan detil dari
kriteria kualitas dan isi dari
hasil kerja.
b. Kebutuhan untuk
dokumentasi dan
kontrol dari hasil
kerja ditetapkan
GP 2.2.2 Menetapkan
kebutuhan dari dokumentasi
dan kontrol dari hasil kerja. Ini
harus meliputi identifikasi dari
ketergantungan, persetujuan dan
kemudahan dalam melacak
kebutuhan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus menyediakan
detil dari kontrol (matrix
kontrol)
GWP 3.0 Rencana kualitas
harus menyediakan detil dari
hasil kerja, kriteria kualitas,
dokumentasi yang dibutuhkan
dan kontrol perubahan.
c. Hasil kerja
diidentifikasi dengan GP 2.2.3 Identifikasi,
dokumentasi, dan kontrol
GWP 3.0 Recana Kualitas
harus menyediakan detil dari
40
baik,
didokumentasikan
dan dikontrol
hasil kerja. Hasil kerja adalah
subjek dari kontrol perubahan,
begitu juga dengan perubahan
versi dan managemen
konfigurasi.
hasil kerja, kriteria kualitas,
kebutuhan dokumentasi dan
kontrol perubahan.
d. Hasil kerja di ulas
kembali sesuai
dengan rencana
pengaturan dan
disesuaikan sesuai
kebutuhan untuk
mencapai kebutuhan.
GP 2.2.4 Ulas kembali dan
menyesuaikan hasil kerja untuk memenuhi kebutuhan
yang telah didefinisikan. Hasil
kerja adalah subjek terdapat
pengulasan kembali terhadap
kebutuhan yang disesuaikan
dengan pengaturan yang
direncanakan dan isu-isu lain
yang muncul diselesaikan
GWP 4.0 Catatan Kualitas
harus menyediakan jejak audit
dari pengulasan kembali yang
telah dilakukan.
3. Level 3 – Established Process
Proses yang telah dibangun kemudian diimplementasi menggunakan proses
yang telah didefinisikan yang mampu untuk mencapai hasil dari proses. Ketentuan
atribut proses pada level 3 adalah sebagai berikut:
a. PA 3.1 Process Definition
Mengukur sejauh mana proses standar dikelola untuk mendukung
pengerjaan dari proses yang telah didefinisikan. Sebagai hasil pencapaian penuh
atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.12 Process Definition
PA 3.1 Process Definition
Hasil atas pencapaian penuh
atribut Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Proses standard,
meliputi panduan
dasar yang layak,
didefinisikan
sehingga
mendeskripsikan
elemen fundamental
yang harus ada dalam
proses yang didefinisi
GP 3.1.1 Mendefinisikan
standard dari proses yang
mendukung pengerjaan dari
proses yang telah didefinisikan.
Sebuah proses standard
didefinisikan yang
mengidentifikasi elemen proses
fundamental dan menyediakan
panduan dan prosedur untuk
mendukung implementasi dan
panduan tentang bagaimana
standard tersebut dapat diubah
saat dibutuhkan
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus menyediakan
detil dari objektif organisasi
untuk proses, standard
minimum dari performa,
prosedur standard, dan
pelaporan dan kebutuhan
monitoring. Bukti yang
diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
41
kebijakan dan standard
tersebut.
b. Urutan dan interaksi
dari proses standard
dengan proses
lainnya ditetapkan
GP 3.1.2 Menetapkan urutan
dan interaksi antar proses
sehingga dapat bekerja sebagai
sistem yang terintegrasi dalam
proses. Urutan standard proses
dan interaksi dengan proses lain
ditentukan dan dikelola ketika
sebuah proses
diimplementasikan pada bagian
lain dalam organisasi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus menyediakan
proses pemetaaan dengan detil
dari proses standard dengan
urutan yang diharapkan dan
interaksinya. Bukti yang
diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
kebijakan dan standard
tersebut.
c. Kompetensi yang
dibutuhkan dan peran
untuk melakukan
proses diidentifikasi
sebagai bagian dari
proses standard
GP 3.1.3 Mengidentifikasi
peran dan kompetensi dari
menjalankan proses standard
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus menyediakan
detil dan kompetensi dari
proses yang dilakukan. Bukti
yang diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
kebijakan dan standard
tersebut.
d. Infrastruktur yang
diperlukan dan
lingkungan kerja
yang dibutuhkan
untuk melakukan
proses diidentifikasi
sebagai bagian dari
proses standard
GP 3.1.4 Identifikasi
infrastruktur yang
dibutuhkan dan lingkungan
kerja untuk melakukan proses
standard. Infrastruktur(fasilitas,
alat,metode,dll) dan lingkungan
kerja untuk melakukan proses
standard diidentifikasi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus
mengidentifikasi kebutuhan
minimum dari infrastruktur
dan lingkungan kerja untuk
melakukan proses. Bukti yang
diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
kebijakan dan standard
tersebut.
e. Metode yang sesuai
untuk monitoring
keefektifan dan
kesesuaian dari
proses ditetapkan
GP 3.1.5 Menetapkan metode
yang sesuai untuk memonitor
kefektifan dan kesesuaian
dengan proses standard,
meliputi pemastian terhadap
kriteria yang layak dan data
yang dibutuhkan untuk
memonitor kefektifan dan
kesesuaian dari proses
didefinisikan, dan menetapkan
kebutuhan untuk melakukan
audit internal dan ulas kembali
managemen.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus menyediakan
detil dari objektif organisasi
terhadap proses, standard
minimum performa proses,
prosedur standard, dan
pelaporan serta kebutuhan
monitoring. Bukti yang
diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
kebijakan dan standard
tersebut.
GWP 4.0 Catatan kualitas
dan GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan bukti dari ulas
kembali yang telah dilakukan.
42
a. PA 3.2 Process Deployment
Mengukur sejauh mana proses standard secara efektif telah dijalankan
seperti proses yang telah didefinisikan untuk mencapai hasil dari proses. Sebagai
hasil pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.13 Process Deployment
PA 3.2 Process Deployment
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Sebuah proses yang
telah didefinisikan
dijalankan
berdasarkan standard
proses yang telah
ditentukan
GP 3.2.1 Menjalankan sebuah
proses yang telah
didefinisikan yang memuaskan
konteks. Ketika proses yang
sama digunakan pada area yang
berbeda pada organisasi, proses
tersebut dilakukan berdasarkan
proses standard, diatur selayak
mungkin, dengan konformasi
pada kebutuhan yang telah
didefinisikan pada proses yang
telah diverifikasi.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus
mendefinisikan standard yang
harus diikuti oleh seluruh
impelementasi dari proses.
Bukti yang diperlukan pada
level ini bukan hanya pada
adanya kebijakan dan standard
tapi juga dengan
diterapkannya kebijakan dan
standard tersebut.
b. Peran yang
dibutuhkan, tanggung
jawab dan otoritas
yang dibutuhkan
untuk menjalankan
proses yang telah
didefinisikan
ditugaskan dan
dikomunikasikan.
GP 3.2.2 Menugaskan dan
mengkomunikasikan peran,
tanggung jawab dan otoritas untuk menjalankan proses yang
telah didefinisikan. Ketika
prosess yang sama digunakan
pada area yang berbeda dalam
organisasi, otoritas dan peran
untuk melakukan aktivitas dari
proses telah ditugaskan dan
dikomunikasikan.
GWP 5.0 Kebijakan dan
standard harus menyediakan
detil, tanggung jawab dan
otoritas untuk melakukan
aktivitas dari proses.Bukti
yang diperlukan pada level ini
bukan hanya pada adanya
kebijakan dan standard tapi
juga dengan diterapkannya
kebijakan dan standard
tersebut.
c. Personil yang
melakukan proses
yang didefinisikan
kompeten dalam
basis edukasi yang
sesuai, pelatihan dan
pengalaman
GP 3.2.3 Memastikan
kompetensi yang dibutuhkan
untuk menjalankan performa
dari proses yang didefinisikan.
Ketika proses yang sama
digunakan dalam area yang
berbeda pada organisasi,
kompetensi yang layak untuk
personil yang ditugaskan
diidentifikasikan dan pelatihan
yang sesuai disediakan untuk
menjalankan proses yang
disediakan, dialokasikan dan
digunakan.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus menyediakan
detil dari kompetensi dan
pelatihan yang dibutuhkan
GWP 2.0 Rencana proses harus meliputi detil dari
process communication plan,
rencana pelatihan dan rencana
sumber daya untuk setiap
instansi dari proses.
43
d. Sumber daya yang
dibutuhkan dan
informasi yang
diperlukan untuk
melakukan proses
yang didefinisikan
disediakan,
dialokasikan dan
digunakan.
GP 3.2.4 Menyediakan
sumber daya dan informasi
untuk mendukung performa
dari proses yang didefinisikan.
Ketika proses yang sama
digunakan dalam area yang
berbeda dalam organisasi,
kebutuhan sumber daya
manusia dan informasi untuk
melakukan proses disediakan,
dialokasikan dan digunakan.
GP 2.0 Rencana proses harus
meliputi detil dari rencana
sumber daya untuk setiap
instansi dari proses.
e. Infrastruktur dan
lingkungan kerja
untuk melakukan
proses yang
didefinisikan
disediakan, dikelola,
dan dipelihara.
GP 3.2.5 Menyediakan proses
infrastruktur yang layak
untuk mendukung performa dari
proses yang didefinisikan.
Ketika proses yang sama
digunakan dalam area yang
berbeda dalam organisasi,
dukungan organisasi yang
dibutuhkan, infrastruktur, dan
lingkungan kerja disediakan,
dialokasikan dan digunakan
GWP 2.0 Rencana proses
harus meliputi detil dari proses
infrastruktur dan lingkungan
kerja dari setiap instansi dari
proses.
f. Data yang layak
dikumpulkan dan
dianalisis sebagai
dasar untuk mengerti
tingkah laku dari
proses, untuk
mendemonstrasikan
kecocokan dan
keefektifan, dan
mengevaluasi dimana
perbaikan terus-
menerus dari proses
dapat dilakukan.
GP 3.2.6 Mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai
performa dari proses untuk
mendemonstrasikan kecocokan
dan keefektifan. Data yang
dibutuhkan untuk memonitor
keefektifan dan kesesuaian dari
proses diseluruh organisasi
didefinisikan, dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar dari
perbaikan terus-menerus
GWP 4.0 Catatan kualitas
dan GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan bukti dari alat
ulas kembali yang dilakukan
untuk setiap instansi dari
proses.
4. Level 4 – Predictable Process
Proses yang telah dibangun kemudian dioperasikan dengan batasan-batasan
agar mampu meraih harapan dari proses tersebut. Ketentuan atribut proses pada
level 4 adalah sebagai berikut:
a. PA 4.1 Process Measurement
Pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran digunakan untuk
memastikan bahwa performa proses mendukung pencapaian tujuan proses untuk
mendukung tujuan perusahaan. Pengukuran dapat berupa pengukuran proses
44
ataupun pengukuran produk atau kedua-duanya. Sebagai hasil pencapaian penuh
atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.14 Process Measurement
PA 4.1 Process Measurement
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum
(GWPs)
a. Informasi yang dibutuhkan
proses untuk mendukung tujuan
bisnis telah ditetapkan.
GP 4.1.1 Identifikasikan
kebutuhan informasi, dalam
hubungannya dengan tujuan
bisnis. Tujuan bisnis dan
informasi yang dibutuhkan
pemegang kepentingan telah
ditetapkan sebagai dasar untuk
menentukan tujuan pengukuran
performa proses.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses
harus menyediakan
tujuan peningkatan
proses dan menyarankan
tindakan peningkatan.
b. Tujuan pengukuran proses
didapatkan dari kebutuhan
informasi.
GP 4.1.2 Dapatkan tujuan
pengukuran proses dari
kebutuhan informasi.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
dari tujuan pengukuran
yang disarankan.
c. Tujuan kuantitatif untuk
performa proses dalam
mendukung tujuan perusahaan
telah ditetapkan.
GP 4.1.3 Tetapkan tujuan
kuantitatif atas performa dari
proses, berdasarkan kesesuaian
proses dengan tujuan
perusahaan. Tujuan pengukuran
kuantitatif telah ditetapkan dan
secara eksplisit menggambarkan
tujuan perusahaan dan telah
dipastikan realistis dan berguna
oleh manajemen dan pelaku
proses.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
dari ukuran dan
indikator pengukuran.
d. Pengukuran dan frekuensinya
telah diidentifikasi dan
ditetapkan sejalan dengan
tujuan pengukuran proses dan
tujuan kuantitatif atas performa
prosesnya.
GP 4.1.4 Identifikasikan
pengukuran produk dan
proses yang mendukung
pencapaian tujuan kuantitatif
atas performa proses.
Pengukuran mendetil untuk
produk dan proses telah
diidentifikasi, sekaligus dengan
frekuensi pengumpulan data dan
pengukuran, juga mekanisme
verifikasi.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
menyediakan detil dari
ukuran dan indikator
pengukuran sekaligus
prosedur pengumpulan
data dan prosedur
analisa.
e. Hasil pengukuran
dikumpulkan, dianalisa dan
dilaporkan untuk memantau
seberapa jauh tujuan kuantitatif
proses tercapai.
GP 4.1.5 Mengumpulkan hasil
pengukuran produk dan
proses dengan melakukan
proses yang telah ditentukan.
Hasil pengukuran dikumpulkan,
dianalisa, dan dilaporkan sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
GWP 7.0 Rencana
pengukuran proses
harus menyediakan detil
atas prosedur analisa
yang disarankan.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang telah
45
dikumpulkan dan
dianalisa.
f. Hasil pengukuran digunakan
untuk menggambarkan
performa proses.
GP 4.1.6 Menggunakan hasil
pengukuran untuk memantau
dan memverifikasi pencapaian
atas tujuan performa proses.
Hasil pengukuran dianalisa
untuk memastikan pencapaian
terhadap tujuan performa proses.
Teknik yang sesuai digunakan
untuk memahami performa dan
kapabilitas proses dalam batasan
yang sudah ditentukan.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang sudah
dikumpulkan dan
dianalisa.
a. PA 4.2 Process Control
Pengukuran tentang seberapa jauh suatu proses secara kuantitatif dapat
menghasilkan proses yang stabil, mampu, dan dapat diprediksi dalam batasan telah
ditentukan. Sebagai hasil pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 2.15 Proses Control
PA 4.2 Process Control
Hasil atas pencapaian penuh
atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum
(GWPs)
a. Teknik analisa dan kontrol
telah ditentukan dan
diaplikasikan.
GP 4.2.1 Tentukan teknik
analisa dan kontrol yang sesuai
untuk mengontrol performa
proses. Metode untuk mengukur
efektivitas kontrol telah
didefinisikan dan divalidasi.
GWP 1.0 Dokumentasi
proses harus
menyediakan detil
pengontrolan (matriks
kontrol)
GWP 8.0 Rencana
pengendalian proses harus ada dan
menjelaskan pendekatan
pengukuran untuk setiap
proses.
b. Pengontrolan batas variasi
telah ditetapkan untuk
performa proses normal.
GP 4.2.2 Tetapkan parameter yang cocok untuk mengontrol
performa proses. Definisi
standar atas proses dimodifikasi
untuk memasukkan metode
pengendalian proses dan batasan
pengontrolan telah ditetapkan.
GWP 8.0 Rencana
pengontrolan proses
harus ada dan
menjelaskan batasan
pengontrolan untuk
performa normal.
c. Data pengukuran dianalisa
untuk mengetahui penyebab
khusus atas suatu variasi.
GP 4.2.3 Analisa hasil
pengukuran proses dan
produk untuk
mengidentifikasikan variasi dan
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukuran yang telah
46
performa proses. Hasil
pengukuran pengontrolan proses
dianalisa untuk menentukan
masalah yang perlu diperhatikan
dan diteruskan untuk
penanggulangan.
dikumpulkan dan
dianalisa.
d. Tindakan koreksi diambil
untuk memecahkan penyebab
khusus variasi.
GP 4.2.4 Identifikasi dan
implementasikan tindakan
koreksi untuk mengatasi sumber
masalah. Tindakan koreksi
diambil untuk mengatasi
masalah pengontrolan proses
dan hasilnya dipantau dan
dievaluasi.
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan detil atas
pengukura yang telah
dikumpulkan dan
dianalisa.
e. Batasan kontrol ditetapkan
kembali (apabila dibutuhkan)
sebagai respon terhadap
tindakan koreksi
GP 4.2.5 Tetapkan kembali
batasan kontrol setelah
tindakan koreksi. Batasan
kontrol proses dimodifikasi
sesuai kebutuhan setelah
tindakan koreksi dilakukan.
GWP 8.0 Rencana
pengendalian proses harus ada dan
menjelaskan batasan
kontrol untuk peforma
normal.
5. Level 5 – Optimising Process
Proses yang terprediksi secara terus-menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis saat ini dan tujuan proyek. Ketentuan atribut proses pada level 5
adalah sebagai berikut:
a. PA 5.1 Process Innovation
Mengukur sebuah perubahan proses yang telah diidentifikasi dari analisis
penyebab umum dari adanya variasi di dalam performa, dan dari investigasi
pendekatan inovatif untuk mendefinisikan dan melaksanakan proses. Sebagai hasil
pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.16 Process Innovation
PA 5.1 Process Innovation
Hasil atas pencapaian
penuh atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Tujuan dari peningkatan
masing-masing proses
diidentifikasi untuk
mendukung tujuan bisnis
yang relevan.
GP 5.1.1 Mendefinisikan
tujuan peningkatan proses
untuk mendukung tujuan
bisnis yang relevan. Arahan
untuk inovasi proses telah
GWP 7.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan tujuan
peningkatan proses dan
47
diatur. Tujuan peningkatan
proses secara kualitatif dan
kuantitatif didasarkan pada
potensi inovasi proses seperti
visi dan goals yang telah
didefinisikan dan
didokumentasikan.
tindakan yang dilakukan
untuk peningkatan tersebut.
b. Data yang tepat dianalisis
agar dapat mengidentifikasi
penyebab umum dari variasi
performa proses.
GP 5.1.2 Analisis
pengukuran data proses untuk mengidentifikasi variasi
yang nyata dan berpotensi di
dalam performa proses. Data
performa proses dianalisis
untuk mengidentifikasi variasi
di dalam performa proses
bersama dengan akar
penyebab dari masalah
performa proses secara
umum.
GWP 9.0 Catatan performa
proses harus menyediakan
penjelasan mengenai
kumpulan dan analisa
pengukuran.
c. Data yang tepat dianalisis
agar dapat mengidentifikasi
peluang untuk pelaksanaan
praktik terbaik dan inovasi.
GP 5.1.3 Identifikasi
peluang peningkatan proses
berdasarkan inovasi dan
praktik terbaik. Peluang
peningkatan proses
diidentifikasi berdasarkan
perbandingan dengan praktik
terbaik industry.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan penjelasan
mengenai analisis praktik
terbaik.
d. Peluang peningkatan yang
bermula dari teknologi baru
dan konsep proses baru
diidentifikasikan.
GP 5.1.4 Didasarkan pada
peluang peningkatan dari
teknologi dan konsep proses
baru. Peluang peningkatan
proses diidentifikasi
berdasarkan review dan
analisis mengenai inovasi
teknologi dan konsep proses,
yang dilanjutkan pada
perubahan lingkungan bisnis
termasuk munculnya risiko
bisnis.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan penjelasan
mengenai analisis peluang
peningkatan teknologi.
e. Strategi implementasi
dibuat untuk mencapai tujuan
dari peningkatan proses.
GP 5.1.5 Definisikan strategi
implementasi berdasarkan
visi dan tujuan peningkatan
jangka panjang. Strategi
peningkatan proses
didefinisikan dan divalidasi
berdasarkan goal dan objektif
dari peningkatan. Komitmen
untuk meningkatkan
didemokan oleh manager dan
pemilik proses.
Rencana peningkatan
proses harus menyediakan
penjelasan mengenai strategi
implementasi untuk
peningkatan proses.
48
b. PA 5.2 Process Optimisation
Mengukur perubahan untuk definisi, manajemen, dan performa proses agar
memiliki hasil yang berdampak secara efektif untuk mencapai tujuan dari proses
peningkatan. Sebagai hasil pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 2.17 Process Optimisation
PA 5.2 Process Optimisation
Hasil atas pencapaian
penuh atribut
Praktik Umum (GPs) Hasil Kerja Umum (GWPs)
a. Dampak dari perubahan
yang telah dilakukan di nilai
kesesuaiannya dengan tujuan
dari proses yang telah
didefinisikan dan proses
standar
GP 5.2.1 Menilai dampak dari
masing-masing perubahan
yang telah dilakukan apakah
telah sesuai dengan tujuan
dari proses standard dan
proses yang telah
didefinisikan. Dampak dari
perubahan yang telah
dilakukan dinilai
kesesuaiannya agar dapat
menentukan dampak dari
kualitas produk dan performa
proses apakah telah sesuai
dengan proses lain yang
berhubungan.
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan rincian
mengenai pendekatan kualitas
proyek peningkatan proses
b. Implementasi dari
perubahan yang telah
disetujui dikelola untuk
memastikan bahwa
perbedaan-perbedaan
performa proses dimengerti
dan dilakukan setelahnya.
GP 5.2.2 Mengelola
implementasi dari perubahan
yang telah disetujui untuk
memilih area dari proses
standar dan proses yang telah
didefinisi sesuai dengan
strategi implementasi.
Implementasi dari perubahan
yang telah disetujui dikelola
sesuai dengan manajemen
perubahan dan proses
pendukung perubahan
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan rincian
mengenai strategi
implementasi peningkatan
proses dan perubahan yang
terdiri dari:
- GWP 1.0 Dokumentasi
proses
- GWP 3.0 Rencana kualitas
- GWP 5.0 Kebijakan dan
standar
c. Berdasarkan performa saat
ini, keefektivitasan perubahan
proses dievaluasi berdasarkan
persyaratan produk dan tujuan
proses untuk menentukan
hasil memiliki penyebab
umum atau khusus.
GP 5.2.3 Berdasarkan
performa saat ini, evaluasi
keefektifan perubahan proses
sesuai dengan performa
proses, tujuan kapabilitas, dan
tujuan bisnis. Keefektifan
perubahan membuat proses
tersebut perlu diukur,
GWP 6.0 Rencana
peningkatan proses harus
menyediakan rincian
mengenai pendekatan kualitas
proyek peningkatan proses.
49
dievaluasi, dan dilaporkan
setelah implementasi.
2.4.6. Pemetaan Balanced Scorecard Pada COBIT 5.0
2.4.6.1. Pengertian Balanced Scorecard
Apabila diartikan secara sederhana dengan kamus bahasa Balanced yang
berarti keseimbangan, Scorecard yang berarti kartu nilai. Apabila 2 kata tersebut
digabungkan secara sederhana dapat diartikan sebuah kartu nilai untuk
menghasilkan sesuatu keseimbangan yang mana keseimbangan bergantung pada
apa yang dinilai.
Menurut Kaplan (2000), Balanced Scorecard merupakan suatu perangkat
yang melengkapi ukuran kinerja keuangan masa lalu dengan ukuran pendorong
(drivers) kinerja masa depan, dengan tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari
visi dan strategi.
Menurut Yuwono (2003), Balanced Scorecard merupakan suatu sistem
manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan
komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance
bisnis.
Menurut Sarno (2009), Balanced Scorecard yaitu merupakan kerangka
pengukuran kinerja yang dapat menyeimbangkan antara kedua aspek, yakni
kuantitatif (keuangan) dan kualitatif (non keuangan) selain kondisi internal dan
eksternal yang mempengaruhi bisnis.
2.4.6.2. Pemetaan Balanced Scorecard Pada COBIT 5.0
Menurut Sarno (2009), COBIT mendefinisikan tujuan bisnis terkait dengan
aktivitas teknologi informasi yang umumnya ada di perusahaan. Pada kerangka
50
kerja COBIT hanya menjelaskan tujuan-tujuan bisnis yang berkaitan dengan proses
teknologi informasi. Pada gambar dibawah ini dijelaskan langkah-langkah dalam
menentukan proses domain
Gambar 2.4 COBIT 5 Goals Cascade Overview (ISACA, 2012)
Untuk memudahkan proses pengontrolan, COBIT mengelompokkan
tujuan-tujuan tersebut ke dalam tujuan bisnis yang terdapat dalam COBIT 5 dari
ISACA (2012) seperti gambar dibawah ini:
51
Gambar 2.5 Mapping COBIT 5 Enterprise Goal- IT Goal (ISACA, 2012)
Perusahaan/organisasi mungkin tidak memiliki semua tujuan bisnis seperti
yang dikelompokkan dalam tabel tersebut, namun dalam penyusunan tujuan bisnis
perusahaan dapat memilih yang sesuai dengan karakteristik
perusahaan/organisasinya masing-masing. Pemilihan tujuan bisnis dapat dilakukan
dengan mendefinisikan proses bisnis utama maupun bisnis pendukung
52
perusahaan/organisasi terlebih dahulu. Dengan permasalahan yang ada pada
Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK, yaitu masih ada mahasiswa dan dosen (user)
yang belum dapat menerima perubahan sistem pendidikan yang ada, yang awalnya
bersifat manual menjadi komputerisasi, sehingga dapat ditarik dari Enterprise Goal
nomor 11 yaitu Optimisation of business process functionality menuju IT Goal yaitu
Adequate use of application, information and technology solution. Setelah
mendapatkan IT Goal selanjutnya penulis dapat menentukan proses domain.
53
Gambar 2.6 Mapping IT Related Goals to Process (ISACA, 2012)
Selanjutnya penulis mengurutkan proses domain apa saja yang dapat
dijadikan fokus area COBIT, antara lain:
1. Proses APO04 – Manage Inovation
2. Proses BAI05 - Manage Organisational Change Enablement
3. Proses BAI07 - Manage Change Acceptance and Transitioning
Setelah melakukan wawancara dengan pihak STIK-PTIK, pihak STIK-
PTIK menentukan proses domain yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang
sekarang adalah BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi). Dimana
BAI07 memiliki sub yaitu: BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi),
BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data), BAI07.03
54
(Rencana Persetujuan Pengujian), BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian),
BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui), BAI07.06
(Mempromosikan Sistem Baru), BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap
Sistem Baru), BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi).
2.4.7. Prinsip COBIT 5.0
COBIT 5 memiliki Prinsip dan Enabler yang bersifat umum dan bermanfaat
untuk semua ukuran perusahaan, baik komersial maupun non-profit ataupun sektor
publik. 5 Prinsip tersebut adalah Meeting stakeholder needs, Covering enterprise
end-to-end, Applying a single intergrated framework, Enabling a holistic approach
dan Separating governance from management, berikut penjelasanya:
1. Meeting stakeholder needs, berguna untuk pendefinisan prioritas untuk
implementasi, perbaikan, dan jaminan. Kebutuhan stakeholder diterjemahkan
ke dalam Goals Cascade menjadi tujuan yang lebih spesifik, dapat
ditindaklajuti dan disesuaikan, dalam konteks : Tujuan perusahaan (Enterprise
Goal), tujuan yang terkait IT (IT-related Goal), tujuan yang akan dicapai
enabler (Enabler Goal). Selain itu sistem tata kelola harus mempertimbangkan
seluruh stakeholder ketika membuat keputusan mengenai penilaian manfaat,
resource dan risiko.
55
Gambar 2.7 The Governance Objective : Value Creation (ISACA, 2012)
2. Covering enterprise end-to-end, bermanfaat untuk mengintegrasikan tata
kelola TI perusahaan kedalam tata kelola perusahaan. Sistem tata kelola TI yang
diusung COBIT 5 dapat menyatu dengan sistem tata kelola perusahaan dengan
mulus. Prinsip kedua ini juga meliputi semua fungsi dan proses yang dibutuhkan
untuk mengatur dan mengelola TI perusahaan dimanapun informasi diproses.
Dalam lingkup perusahaan, COBIT 5 menangani semua layanan TI internal
maupun eksternal, dan juga proses bisnis internal dan eksternal.
3. Applying a single intergrated framework, sebagai penyelarasan diri dengan
standar dan framework relevan lain, sehingga perusahaan mampu menggunakan
COBIT 5 sebagai framework tata kelola umum dan integrator. Selain itu prinsip
ini menyatukan semua pengetahuan yang sebelumnya tersebar dalam berbagai
framework ISACA (COBIT, VAL IT, Risk IT, BMIS, ITAF, dll).
4. Enabling a holistic approach, yakni COBIT 5 memandang bahwa setiap
enabler saling mempengaruhi satu sama lain dan menentukan apakah
penerapan COBIT 5 akan berhasil.
56
5. Separating governance from management, COBIT membuat perbedaan yang
cukup jelas antara tata kelola dan manajemen. Kedua hal tersebut mencakup
berbagai kegiatan yang berbeda, memerlukan struktur organisasi yang berbeda,
dan melayani untuk tujuan yang berbeda pula.
Gambar 2.8 Governance and Management Key Areas (ISACA, 2012)
Perbedaan Governance (Tata kelola) dengan Management (Manajemen)
Governance adalah tata kelola yang memastikan bahwa tujuan perusahaan
dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan, kondisi, dan
pilihan stakeholder, menerapkan arah melalui prioritas dan pengambilan
keputusan terhadap arah dan tujuan yang telah disepakati. Pada kebanyakan
perusahaan, tata kelola adalah tanggung jawab dari dewan direksi dibawah
kepemimpinan ketua.
Management (Manajemen) berfungsi sebagai perencana, membangun,
menjalankan dan memonitor aktifitas-aktifitas yang sejalan dengan arah yang
ditetapkan oleh badan tata kelola untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada
57
kebanyakan perusahaan, manajemen menjadi tanggung jawab eksekutif
manajemen dibawah pimpinan CEO.
2.4.8. Definisi Proses COBIT 5.0
Berikut ini merupakan daftar proses COBIT 5 yang dilakukan evaluasi
beserta penjelasan mengenai masing-masing prosesnya:
1. Proses EDM01–Ensure Governance Framework Setting and Maintenance
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM01 adalah menganalisa
keperluan untuk tata kelola IT perusahaan, menempatkan dan memelihara
keefektifan struktur yang ada, prinsip, proses-proses dan praktiknya. Dengan
kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai misi, sasaran dan
tujuan perusahaan.
Tujuan dari proses ini adalah menyediakan pendekatan yang konsisten
terintegrasi dan selaras dengan pendekatan tata kelola perusahaan. Untuk
memastikan bahwa keputusan itu terkait dibuat sejalan dengan strategi dan tujuan
perusahaan itu, memastikan bahwa proses itu terkait diawasi efektif dan transparan,
sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan dikonfirmasi, dan persyaratan tata
kelola untuk anggota dewan terpenuhi.
2. Proses EDM02–Ensure Benefits Delivery
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDMD02 adalah
mengoptimalkan nilai kontribusi bisnis dari bisnis proses, servis TI dan aset TI hasil
dari investasi yang dilakukan oleh TI sesuai dengan biaya dari perusahaan.
Tujuan dari proses ini adalah mengamankan nilai optimal dari pengadaan
TI, servis dan aset, efisiensi biaya dari solusi dan servis, dan sebuah kehandalan
58
juga penggambaran yang akurat tentang biaya dan keuntungan. Jadi bisnis itu perlu
dukungan dari keefektifan dan efisiensi.
3. Proses EDM03-Ensure Risk Optimisation
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM03 adalah memastikan
besarnya resiko dan toleransi yang dapat diterima perusahaan dimengerti,
diartikulasi serta dikomunikasikan, dan dilakukan kegiatan pengidentifikasian dan
pengelolaan resiko-resiko yang berhubungan dengan nilai IT pada perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa resiko IT perusahaan
tidak melebihi kemampuan dan toleransi perusahaan dalam menerima resiko, serta
mengidentifikasi dan mengelola dampak dari resiko IT terhadap nilai-nilai pada
perusahaan, dan mengurangi terjadinya kegagalan.
4. Proses EDM04-Ensure Resource Optimisation
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM04 adalah memastikan
kemampuan IT yang memadai (karyawan, proses, dan teknologi) untuk mendukung
tujuan perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan terpenuhi secara optimal, biaya IT ditekan secara optimal,
dan juga memastikan kemungkinan bertambahnya keuntungan dan kesediaan untuk
perubahan di masa depan.
5. Proses EDM05–Ensure Stakeholder Transparency
Menurut ISACA (2012) deskripsi dari proses ini adalah memastikan
performa dan kecocokan TI perusahaan yang dilaporkan secara transparan, dengan
59
persetujuan dari pemangku kepentingan tentang tujuan dan metriks serta perbaikan
tindakan yang sesuai.
Tujuan dari proses ini adalah memastikan komunikasi ke pemangku
kepentingan secara efektif dan tepat waktu dengan berbasis dari penyusunan untuk
meningkatkan performa, identifikasi area untuk perbaikan, dan konfirmasi tujuan
dan strategi TI sejalan dengan strategi perusahaan.
6. Proses APO01-Manage The IT Management Framework
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO01 adalah
mengklarifikasi dan menjaga pengelolaan atas misi dan visi departemen IT.
Mengimplementasi dan menjaga mekanisme dan otoritas untuk mengelola
informasi dan penggunaan IT dalam perusahaan untuk mendukung tujuan
pengelolaan, sejalan dengan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pendekatan pengelolaan
yang konsisten untuk memungkinkan kebutuhan pengelolaan perusahaan terpenuhi,
termasuk proses manajemen, struktur organisasi, peran dan tanggung jawab,
aktivitas yang dapat diandalkan dan dapat diulang, serta kemampuan dan
kompetensi.
7. Proses APO02–Manage Strategy
Menurut ISACA (2012) deskripsi dari proses APO02 adalah menyediakan
gambaran bisnis dan lingkungan TI terkini, tujuan yang akan datang, dan memulai
berusaha untuk melihat lingkungan di masa yang akan datang.
Tujuan dari proses ini adalah menyelaraskan rencana strategi TI dengan
tujuan bisnis. Dengan komunikasi tujuan tersebut dengan baik maka akan
60
dimengerti oleh semuanya, dengan pilihan strategi TI telah diidentifikasi,
terstruktur dan terintegrasi dengan rencana bisnis.
8. Proses APO03-Manage Enterprise Architecture
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO03 adalah membangun
arsitektur pada umumnya yang terdiri dari proses bisnis, informasi, data, aplikasi,
serta layar arsitektur teknologi dengan tujuan mewujudkan strategi perusahaan dan
strategi TI secara efektif dan efisien dengan cara menciptakan model kunci dan
praktek-praktek yang mendeskripsikan arsitektur saat ini dan target arsitektur.
Menetapkan persyaratan dalam taksonomi, standar, pedoman, prosedur, template,
dan alat, serta menghubungkan komponen-komponen. Meningkatkan keterpaduan,
ketangkasan, kualitas informasi, dan menghasilkan penghematan biaya potensial
melalui inisiatif seperti penggunaan kembali komponen-komponen building block.
Tujuan dari proses tersebut adalah merepresentasikan building block yang
berbeda yang membentuk perusahaan dan antar-hubungannya serta prinsip-prinsip
dalam memandu design dan evolusi mereka dari waktu ke waktu, memungkinkan
perwujudan tujuan operasional dan strategis yang terstandarisasi, responsif, dan
efisien.
9. Proses APO04-Manage Innovation
Menurut ISACA (2012:), deskripsi dari proses APO04 adalah menjaga
kesadaran akan tren mengenai IT dan layanan sejenis, mengidentifikasi kesempatan
inovasi, dan merencanakan bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan
dari inovasi dalam kaitannya dengan kebutuhan bisnis. Analisa kesempatan apa
yang ada untuk inovasi bisnis atau perbaikan yang dapat dibuat dengan teknologi
61
baru, layanan atau inovasi dibidang IT bisnis, analisa pula teknologi yang sudah
ada dan inovasi bisnis dan proses IT yang mempengaruhi perencanaan strategis dan
keputusan arsitektural perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah mencapai keunggulan kompetitif, inovasi
bisnis, dan peningkatan efektifitas dan efisiensi operasional dengan
mengeksploitasi perkembangan IT.
10. Proses APO05-Manage Portfolio
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO05 adalah mengeksekusi
arahan strategis untuk investasi sejalan dengan visi arsitektur perusahaan dan
karakteristik yang diinginkan atas investasi tersebut dan portofolio layanan terkait,
dan mempertimbangkan kategori-kategori investasi berbeda dan sumber daya dan
tantangan-tantangan pendanaan, berdasarkan kesesuainnya dengan tujuan strategis,
dan risiko bagi perusahaan. Memindahkan program yang terpilih kedalam
portofolio layanan aktif untuk eksekusi. Mengawasi performa dari semua layanan
dan program, mengajukan penyesuaian apabila dibutuhkan sebagai respon dari
performa layanan dan program atau perubahan dalam prioritas perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan performa dari
portofolio program-program dalam respon terhadap performa program dan layanan,
dan perubahan dalam proritas dan permintaan perusahaan.
11. Proses APO06-Manage Budget and Costs
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO06 adalah mengelola
kegiatan TI yang berhubungan dengan keuangan baik dalam fungsi bisnis dan
fungsi TI yang meliputi anggaran, manajemen biaya dan manfaat, dan prioritas
62
dalam penggunaan praktek anggaran formal dan sistem pengalokasikan biaya
perusahaan secara adil dan merata. Konsultasi dengan stakeholder untuk
mengidentifikasi dan mengontrol total biaya dan manfaat dalam konteks rencana
strategis dan taktis TI, dan memulai tindakan korektif apabila diperlukan.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengembangkan kemitraan antara
stakeholder perusahaan dan stakeholder TI untuk memungkinkan penggunaan
sumber daya TI yang efektif dan efisien dan menyediakan transparansi dan
akuntabilitas nilai biaya dan nilai bisnis untuk solusi dan layanan. Memungkinkan
perusahaan untuk membuat keputusan mengenai solusi dan layanan penggunaan
TI.
12. Proses APO07-Manage Human Resources
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO07 adalah menyediakan
pendekatan terstruktur untuk memastikan penataan, penempatan, keputusan, dan
keterampilan sumber daya manusia yang optimal. Hal ini termasuk
mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab, rencana pembelajaran dan
pengembangan, dan ekspektasi kinerja yang didukung oleh staf-staf kompeten dan
termotivasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan kemampuan sumber
daya manusia untuk memenuhi tujuan perusahaan.
13. Proses APO08-Manage Relationship
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO08 adalah mengelola
hubungan antara bisnis dan TI dengan cara yang formal dan transparan untuk
memastikan fokus pada pencapaian tujuan bersama yaitu tujuan kesuksesan
63
perusahaan yang mendukung tujuan strategis dan sesuai dengan kendala anggaran
dan toleransi risiko. Basis hubungan dasar yaitu kepercayaan, menggunakan istilah
terbuka dan mudah dimengerti, bahasa umum, dan rasa kepemilikan dan
akuntabilitas untuk keputusan penting.
Tujuan dari proses tersebut adalah membuat hasil yang lebih baik,
meningkatkan kepercayaan diri, kepercayaan akan TI, dan penggunaan sumber
daya secara efektif.
14. Proses APO09-Manage Service Agreements
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO09 adalah
menyelaraskan layanan berbasis TI dan tingkat layanan dengan kebutuhan dan
harapan perusahaan, termasuk identifikasi, spesifikasi, design, publishing,
persetujuan, dan pemantauan layanan TI, tingkat layanan, dan indikator kinerja.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa layanan TI dan
tingkat layanan memenuhi kebutuhan perusahaan saat ini dan masa mendatang.
15. Proses APO10-Manage Suppliers
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO10 adalah mengelola
layanan terkait TI yang diberikan oleh semua jenis supplier untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, termasuk pemilihan supplier, pengelolaan hubungan,
manajemen kontrak, dan meninjau serta memantau kinerja supplier untuk menilai
efektivitas dan kesesuaian.
Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalkan risiko yang terkait
dengan non-performing supplier dan memastikan harga yang kompetitif.
64
16. Proses APO11-Manage Quality
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO11 adalah
mendefinisikan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam seluruh
proses, prosedur, dan hasil termasuk kontrol, pemantauan, dan penggunaan praktek
dan standar yang terbukti untuk upaya perbaikan terus-menerus dan efisiensi.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan pencapaian solusi dan
layanan yang konsisten untuk memenuhi persyaratan kualitas perusahaan dan
memenuhi kebutuhan stakeholder.
17. Proses APO12-Manage Risk
Menurut ISACA(2012), deskprisi dari proses APO12 adalah secara terus-
menerus mengidentifikasi, menilai dan mengurangi resiko yang berhubungan
dengan IT didalam level toleransi yang ditentukan oleh manajemen perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut mengintegrasikan management dari risiko IT
perusahaan dengan keseluruhan ERM (Enterprise Risk Management), dan
menyeimbangkan biaya dan keuntungan dari mengelola resiko IT perusahaan.
18. Proses APO13-Manage Security
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO13 adalah
mendefinisikan, mengoperasikan dan mengawasi sistem untuk manajemen
keamanan informasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga agar dampak dan kejadian dari
insiden keamanan informasi masih berada pada level risiko yang dapat diterima
perusahaan.
65
19. Proses BAI01-Manage Programmes and Projects
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI01 adalah mengelola
semua program dan proyek dari portofolio investasi sejalan dengan strategi
perusahaan dan dalam cara yang terkoordinasi. Inisiasi, rencanakan, kontrol, dan
jalankan program dan proyek, dan tutup dengan review setelah implementasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyadari keuntungan bisnis dan
mengurangi risiko penundaan yang tak diharapkan, biaya dan pengurangan nilai
dengan memperbaiki komunikasi dan pelibatan bisnis dan pengguna, memastikan
nilai dan kualitas hasil proyek dan memaksimalkan kontribusinya terhadap
investasi dan portofolio layanan.
20. Proses BAI02-Manage Requirement Definitions
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI02 adalah
mengidentifikasi solusi dan menganalisis persyaratan sebelum akuisisi atau
pembuatan untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan persyaratan strategis
perusahaan yang meliputi proses bisnis, aplikasi, informasi/data, infrastruktur, dan
layanan. Berkoordinasi dengan stakeholder yang terkait untuk meninjau pilihan-
pilihan yang layak termasuk biaya dan manfaat, analisis risiko, dan persetujuan
persyaratan, dan solusi yang diusulkan.
Tujuan dari proses tersebut adalah menciptakan solusi optimal yang
memenuhi kebutuhan perusahaan dan dapat meminimalkan risiko.
21. Proses BAI03–Manage Solutions Identification and Build
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI03 adalah untuk
menetapkan dan memelihara identifikasi solusi selaras dengan keperluan
66
perusahaan yang menangani desain, pengembangan, pengadaan dan bekerja sama
dengan pemasok. Mengatur konfigurasi, tes persiapan, uji coba, keperluan
manajemen dan pemeliharaan dari bisnis proses, aplikasi, data, infrastuktur dan
servis.
Tujuan dari proses ini adalah menetapkan waktu dan kemampuan solusi
efektifitas biaya untuk mendukung strategi perusahaan dan tujuan operasional.
22. Proses BAI04-Manage Availability and Capacity
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI04 adalah
menyeimbangkan kebutuhan saat ini dan masa mendatang baik dalam segi
ketersediaan, kinerja, dan kapasitas dengan penyediaan layanan dengan biaya
efektif. Termasuk penilaian kemampuan saat ini, peramalan kebutuhan masa
mendatang berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampak bisnis, dan penilaian
risiko untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan dalam memenuhi
persyaratan yang teridentifikasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga ketersediaan layanan,
manajemen sumber daya yang efisien, dan mengoptimalkan kinerja sistem melalui
prediksi kinerja masa depan dan kebutuhan kapasitas.
23. Proses BAI05-Manage Organisational Change Enablement
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI05 adalah
memaksimalkan keberhasilan dalam mengimplementasikan perubahan organisasi
yang berkelanjutan dengan cepat dan dengan penurunan risiko, meliputi perubahan
siklus hidup secara lengkap dan semua stakeholder yang terkait dalam bisnis dan
TI.
67
Tujuan dari proses tersebut adalah menyiapkan dan melakukan komitmen
dengan stakeholder untuk perubahan bisnis dan mengurangi risiko kegagalan.
24. Proses BAI06-Manage Changes
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI06 adalah mengelola
semua perubahan dengan terkendali, termasuk perubahan standar dan perawatan
darurat yang berkaitan dengan proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur. Termasuk
prosedur perubahan standar, penilaian dampak, prioritasi dan otorisasi, perubahan
darurat, pelacakan, pelaporan, penutupan dan dokumentasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah memungkinkan perubahan yang cepat
dan dapat diandalkan bagi bisnis dan mitigasi risiko yang berdampak negatif bagi
stabilitas lingkungan yang diubah.
25. Proses BAI07-Manage Change Acceptance and Transitioning
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI07 adalah menerima
secara formal dan mengoperasionalkan solusi baru, termasuk implementasi dan
perencanaan, konversi sistem dan data, UAT, komunikasi, persiapan pelepasan,
memasukkan proses bisnis baru atau proses bisnis yang berubah dan layanan IT ke
lingkungan produksi, dukungan masa-masa awal, dan review setelah implementasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengimplementasikan solusi dengan
aman dan sejalan dengan ekspektasi dan hasil yang sudah disetujui.
26. Proses BAI08-Manage Knowledge
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI08 adalah
mempertahankan ketersediaan dari pengetahuan relevan, saat ini, yang sudah
divalidasi dan dapat dipercaya untuk mendukung seluruh aktivitas proses dan
68
memfasilitasikan pembuatan keputusan. Merencanakan untuk pengidentifikasian,
pengumpulan, pengorganisasian, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan dari
pengetahuan.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk mendukung seluruh staff dalam aktivitas pekerjaannya dan untuk
menginformasikan pembuatan keputusan dan meningkatkan produktivitas.
27. Proses BAI09-Manage Assets
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI09 adalah mengelola aset
melalui siklus hidupnya untuk memastikan agar aset memberikan nilai pada biaya
yang optimal, tetap operasional, dicatat dan secara fisik dilindungi, dan aset yang
penting untuk mendukung kemampuan servis tetap tersedia. Mengelola lisensi
software untuk memastikan agar nomor optimal didapatkan, dipertahankan dan
dikerahkan dengan hubungan dalam kebutuhan bisnis, dan software yang diinstal
pada perusahaan sesuai dengan persetujuan lisensi.
Tujuan dari proses tersebut adalah pencatatan seluruh aset IT dan
pengoptimalisasian nilai yang diberikan oleh aset tersebut.
28. Proses BAI10-Manage Configuration
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI10 adalah
mendefinisikan dan mempertahankan deskripsi dan hubungan antara sumber daya
kunci dan kemampuan yang dibutuhkan untuk penyampaian layanan IT, meliputi
pengumpulan informasi mengenai konfigurasi, menetapkan baseline,
memverifikasi dan mengaudit informasi konfigurisasi, dan memperbarui repositori
konfigurisasi.
69
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan informasi yang cukup
tentang aset layanan untuk memungkinkan layanan secara efektif dikelola, menilai
dampak perubahan dan berurusan dengan insiden layanan.
29. Proses DSS01-Manage Operations
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS01 adalah
mengkoordinasikan dan mengeksekusi aktivitas dan prosedur operasional yang
dibutuhkan untuk menghasilkan layanan IT internal maupun outsourced, termasuk
eksekusi atas SOP dan aktivitas pemantauannya.
Tujuan dari proses tersebut adalah menghasilkan layanan operasional IT
seperti yang direncanakan.
30. Proses DSS02–Manage Service Requests and Incidents.
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS02 adalah menyediakan
waktu dan respon yang efektif untuk permintaan dan resolusi pemakai dari semua
tipe kejadian. Memperbaiki servis, dokumen, dan memenuhi permintaan pemakai.
Tujuan dari proses ini adalah mencapai pertumbuhan produksi dan
meminimalkan gangguan melalui perbaikan cepat dari pertanyaan dan kejadian dari
pemakai.
31. Proses DSS03-Manage Problems
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS03 adalah
mengidentifikasi dan mengklasifikasi masalah dan penyebabnya dan menyediakan
resolusi dengan jangka waktu untuk mencegah terulangnya insiden dan
memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
70
Tujuan dari proses tersebut adalah meningkatkan ketersediaan,
memperbaiki level layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kenyamanan
pelanggan, serta kepuasan dengan mengurangi jumlah problem operasional.
32. Proses DSS04-Manage Continuity
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS04 adalah menetapkan
dan menjaga rencana untuk memungkinkan bisnis dan IT merespon insiden dan
gangguan dalam upaya melanjutkan operasi proses bisnis yang penting dan layanan
IT yang dibutuhkan dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang dapat
diterima perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah melanjutkan operasi proses bisnis yang
penting dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang dapat diterima
perusahaan ketika terjadi gangguan yang signifikan.
33. Proses DSS05-Manage Security Services
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS05 adalah melindungi
informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkatan dari keamanan informasi
yang dapat diterima oleh perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan keamanan.
Menetapkan dan mempertahankan peran keamanan informasi dan hak akses dan
melakukan pengawasan keamanan.
Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalisasikan dampak bisnis dari
kerentanan dan insiden dari keamanan informasi operasional.
34. Proses DSS06–Manage Business Process Controls
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS06 adalah
mendefinisikan dan memelihara ketepatan kontrol bisnis proses untuk memastikan
71
informasi terkait dan proses dari internal atau dari luar dapat memenuhi informasi
yang relevan.
Tujuan proses ini adalah untuk memelihara integrasi informasi dan
keamanan dari aset informasi ditangani dengan proses-proses bisnis dalam
perusahaan.
35. MEA01-Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses MEA01 adalah
mengumpulkan, memvalidasi, dan mengevaluasi bisnis, IT dan tujuan proses dan
metrics. Mengawasi proses yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tujuan yang
ditentukan dan menyediakan kegiatan pelaporan yang sistematik dan tepat waktu.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan transparansi performa dan
kesesuaian dan mendorong pencapaian tujuan.
36. MEA02-Monitor, Evaluate, and Assess the System of Internal Control
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses MEA02 adalah secara terus-
menerus mengawasi dan mengevaluasi lingkungan kontrol, termasuk penilaian diri
sendiri, dan review dari assurance independen. Memungkinkan management untuk
mengidenfitikasi kekurangan kontrol dan ketidakefektifan dan menginisialisasi aksi
perbaikan. Merancang, mengorganisasi, dan mempertahankan standar untuk
penilaian kontrol internal dan aktivitas assurance.
Tujuan dari proses ini adalah mendapatkan transparansi bagi stakeholder
kunci untuk kecukupan pada kontrol sistem internal yang akan membuat mereka
percaya pada kegiatan operational perusahaan, kepercayaan pada pencapaian dari
tujuan perusahaan, dan pemahaman cukup terhadap risiko yang tersisa.
72
37. Proses MEA03–Monitor, Evaluate, and assess compliance with external
Requirements
Menurut ISACA (2012), deskripsi proses MEA03 adalah mengevaluasi
proses TI dan mendukung proses bisnis TI patuh pada hukum, regulasi dan
berdasarkan perjanjian. Menghasilkan kepastian bahwa kebutuhan telah
teridentifikasi dan mematuhinya, dan pemenuhan integrasi TI dengan seluruh
pemenuhan perusahaan.
Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa perusahaan kompatibel
dengan semua persyaratan eksternal yang berlaku.
2.4.9. Assessment Process Activities
Assessment Process Activities adalah tahapan-tahapan aktifitas dalam
melakukan proses penilaian capability level untuk perusahaan (ISACA, 2012):
a. Initiation
Initiation merupakan tahapan pertama dalam assessment process activities
yang ada pada Process Assessment Model COBIT 5. Bertujuan untuk menjelaskan
hasil identifikasi dari beberapa informasi yang dapat dikumpulkan.
b. Planning the Assessment
Tahap kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability level. Dengan pengisian angket
kuesioner oleh beberapa staf STIK-PTIK selaras dengan kebutuhan penelitian.
c. Briefing
Tahapan ketiga adalah dilakukan pengarahan kepada tim penilai manajemen
penerimaan perubahan dan transisi pada PJJ STIK-PTIK, disana penulis memberi
73
pengarahan kepada tim penilai tentang masukan, proses dan keluaran yang ada pada
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) COBIT 5
d. Data Collection
Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil temuan yang
terdapat pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK yang bertujuan untuk
mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada aktifitas proses yang telah
dilakukan.
e. Data Validation
Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan untuk
mengetahui hasil perhitungan kuesioner agar mendapat evaluasi penilaian
capability level.
f. Process Atribute Level
Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada atribut yang ada
disetiap indikator, yang bertujuan untuk menunjukkan hasil capability level dari
hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap sebelumnya dan melakukan analisis
GAP pada tahapan berikutnya.
g. Reporting the Result
Tahap ketujuh adalah membuat laporan hasil evaluasi yang bertujuan untuk
memberikan rekomendasi kepada Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK
dengan COBIT 5. Dalam praktik tata kelola teknologi informasi pada COBIT 5
memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.
74
2.5. Fokus Area Tata Kelola TI
Domain proses yang dipilih dalam proses evaluasi tata kelola teknologi
informasi ini berdasarkan kebutuhan instansi dan dan di dukung oleh kerangka kerja
COBIT 5 pada pemetaan IT Related Goal (Gambar 2.5). Berdasarkan hasil pra-
penelitian (wawancara dan kuesioner) yang penulis lakukan di STIK-PTIK,
masalah yang terdapat pada STIK-PTIK adalah tentang perubahan dan transisi yang
sedang terjadi pada sistem pendidikan STIK-PTIK. Oleh sebab itu, IT Related Goal
yang penulis ambil adalah IT Related Goal 08 Adequate Use of Application,
Information, and Technology Solution. Dari IT Related Goal tersebut didapati 3
proses primer, yaitu APO04 (Manage Innovation), BAI05 (Manage Organizational
Change Enablement) dan BAI07 (Manage Change Acceptance and Transition).
Dari ketiga proses tersebut penulis memilih BAI07 (Manage Change Acceptance
and Transition) karena proses tersebut sesuai dengan permasalahan yang terjadi
pada STIK-PTIK.
2.5.1. BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi)
Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI07 adalah menerima
secara formal dan mengoperasionalkan solusi baru, termasuk implementasi dan
perencanaan, konversi sistem dan data, UAT, komunikasi, persipan pelepasan,
memasukkan proses bisnis baru atau proses bisnis yang berubah dan layanan IT ke
lingkungan produksi, dukungan masa-masa awal, dan review setelah implementasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengimplementasikan solusi dengan
aman dan sejalan dengan ekspektasi dan hasil yang sudah disetujui.
75
2.5.2. Identifikasi Kebutuhan Dokumen
Dalam melakukan evaluasi pada bidang Manajemen Penerimaan Perubahan
dan Transisi pada Sistem PJJ STIK-PTIK , maka diperlukan identifikasi kebutuhan
dokumen yang perlu disiapkan instansi untuk mendukung pelaksanaan evaluasi ini.
Dalam mencapai level kapabilitas 1, maka aktivitas yang harus dilakukan adalah
mengecek proses-proses COBIT apakah sudah terlaksana atau belum oleh bidang
Manajemen Pernerimaan Perubahan dan Transisi. Proses yang akan dinilai dan
dianalisis adalah BAI07. Daftar dokumentasi pada level kapabilitas level 1 adalah:
1. BAI07.01 Penyusunan Rencana Implementasi
Menetapkan rencana implementasi yang meliputi konversi data dan sistem,
kriteria pengujian penerimaan, komunikasi, pelatihan, persiapan rilis,
promosi hingga produksi dan dukungan produksi awal. Memperoleh
persetujuan dari pihak-pihak terkait.
Inputs: Rencana pengelolaan kualitas, Rencana dan jadwal perubahan,
permintaan perubahan yang telah disetujui.
Outputs: Rencana implementasi yang telah disetujui, Implementasi backup
dan proses pemulihan.
2. BAI07.02 Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data
Persiapan untuk proses bisnis, layanan data TI dan metode pengembangan,
termasuk jejak audit dan rencana pemulihan yang harus dilakukan ketika
migrasi data gagal.
76
Inputs: -
Ouputs: Rencana migrasi.
3. BAI07.03 Rencana Persetujuan Pengujian
Menetapkan rencana pengujian berdasarkan standar perusahaan dunia yang
menentukan peran, tanggung jawab dan kriteria masuk/keluar. Memastikan
bahwa rencana disetujui oleh pihak terkait.
Inputs: Persyaratan untuk verifikasi hasil, prosedur pengujian, rencana
pengujian, komunikasi hasil pengujian, catatan hasil pengujian dan jejak
audit
Outputs: Rencana pengujian disetujui.
4. BAI07.04 Penyusunan Lingkungan Pengujian
Mendefinisikan dan menetapkan perwakilan keamanan lingkungan
pengujian dari proses bisnis yang direncanakan dan lingkungan operasional
TI, kinerja dan kapasitas, keamanan, pengendalian internal, praktek
operasional, kualitas data dan persyaratan privasi, dan beban kerja.
Inputs: -
Outputs: Data pengujian.
5. BAI07.05 Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui
Uji perubahan secara mandiri sesuai dengan rencana pengujian yang telah
ditentukan sebelum migrasi ke lingkungan sistem baru.
77
Inputs: -
Outputs: Catatan hasil uji, hasil evaluasi persetujuan, penerimaan
persetujuan dan pelepasan produk.
6. BAI07.06 Mempromosikan Sistem Baru
Mempromosikan solusi yang diterima pada bisnis dan operasi. Apabila
diperlukan, menjalankan solusi sebagai implementasi atau secara paralel
dengan solusi lama untuk periode tertentu dan membandingkan perilaku dan
hasil. Jika masalah yang signifikan terjadi, kembali ke lingkungan asli
berdasarkan rencana fallback/backup. Mengelola perilisan komponen
solusi.
Inputs: -
Outputs: Rencana perilisan dan Catatan perilisan.
7. BAI07.07 Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru
Memberikan dukungan awal untuk para pengguna dan teknisi TI untuk
periode waktu yang disepakati untuk menangani masalah dan membantu
menstabilkan solusi baru.
Inputs: Ulasan hasil kualitas servis, termasuk feedback dari pengguna,
Ukuran keberhasilan dan hasil.
Ouputs: Rencana dukungan tambahan.
78
8. BAI07.08 Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi
Melakukan review pasca implementasi untuk mengkonfirmasi hasil,
mengidentifikasi pelajaran, dan mengembangkan rencana aksi.
Mengevaluasi dan memeriksa kinerja aktual dan hasil dari layanan baru atau
perubahan terhadap kinerja yang telah diprediksi dan hasil keluaran (yaitu,
pelayanan yang diharapkan oleh pengguna).
Inputs: Ulasan hasil kualitas dan audit, akar penyebab gagalnya kualitas
hasil, hasil dari solusi dan monitoring kualitas servis delivery, ukuran
keberhasilan dan hasil.
Outputs: Laporan ulasan pasca implementasi, rencana aksi perbaikan.
Untuk penilaian kapabilitas level 2 sampai dengan level 5, dokumen-
dokumen yang dibutuhkan untuk penilaian dan sekaligus berperan sebagai bukti
pengelolaan proses yang dilaksanakan tersebut adalah:
79
Gambar 2.9 Hubungan GWP untuk Capability Level (ISACA, 2012)
Perincian dari dokumen yang dibutuhkan untuk penilaian masing-masing
level adalah sebagai berikut:
1. Level 2: 1, 2, 3, dan 4.
2. Level 3: 1, 2, 4, 5, dan 9.
3. Level 4: 1, 6, 7, 8, dan 9.
4. Level 5: 6 dan 9.
1. Dokumentasi proses: Nama proses, pemilik proses, ruang lingkup proses,
peranan proses, peta proses, diagram RACI, matriks kontrol internal, dan
prosedur proses.
80
2. Rencana proses: Tujuan performa proses, pengurusan sumber daya proses,
komunikasi proses, infrastruktur proses, lingkungan kerja, kebutuhan
kemampuan dan pengalaman, dan kebutuhan pelatihan.
3. Rencana kualitas: Pernyataan kebijakan kualitas dan tujuan, isi hasil kerja,
kriteria kualitas hasil kerja sebagai dasar review dan persetujuan,
dokumentasi hasil kerja, dan pengendalian perubahan hasil kerja.
4. Catatan kualitas: Catatan review hasil kerja terhadap ketentuan dan tindakan
yang diambil.
5. Kebijakan dan standar: Tujuan dan tanggung jawab proses, batas performa
minimum proses, pemetaan proses standar, termasuk urutan yang
diharapkan dan interaksi antar proses, prosedur yang standarisasi, peran dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan proses, infrastuktur dan
lingkungan kerja untuk melakukan proses, ketentuan pelaporan dan
pemantauan termasuk audit.
6. Rencana peningkatan proses: Tujuan peningkatan proses, analisis terhadap
best practice, kesempatan pengembangan teknologi, tindakan peningkatan,
rencana implementasi peningkatan, dan pendekatan kualitas proyek.
7. Rencana pengukuran proses: Tujuan pengukuran, indikator pengukuran
yang disarankan, prosedur pengumpulan data, dan prosedur analisis.
8. Rencana pengendalian proses: Teknik pengendalian, pendekatan
pengukuran, dan batasan performa normal.
9. Catatan performa proses: Catatan review terhadap ketentuan dan tindakan
yang diambil.
81
2.6. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
2.6.1. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada
alat observasi. Sedangkan “check list” atau daftar cek yang merupakan
pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang diamati,
sebagai instrument yang digunakan pada kuesioner (Sanjaya, 2013).
2. Wawancara
Wawancara (interview), adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan
cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran
media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai
sumber data (Sanjaya, 2013).
3. Studi Literatur
Proses kegiatan menelaah dan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-
buku atau dokumen-dokumen, mempelajari dan menilai prosedur dan hasil
penelitian sejenis yang pernah dilakukan orang lain, serta mempelajari
laporan-laporan hasil observasi dan hasil survei tentang masalah terkait
dengan topik yang akan diteliti (Sanjaya, 2013).
82
Berikut merupakan beberapa hasil penelitian sejenis dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya:
1. “Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI Pada Sistem Informasi
Manajemen Akademik pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta”. Tesis ini ditulis oleh Fitroh dengan COBIT 4.0.
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran jelas dan
rekomendasi, yang diharapkan ada tindak lanjut berupa pembenahan
secara step by step maupun keseluruhan pada universitas. Hasil
penelitian ini domain PO berada pada level 2 dan untuk domain AI
berada pada level 1.
2. “Analisis Management Awareness dan Maturity Level pada DRC
(Disaster Recovery Center) Bank Sumsel Babel dengan Cobit 4.1”.
Skripsi ini ditulis oleh Yusron Pratyangga (Program Studi Sistem
Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Tujuan penelitian ini adalah membuat rekomendasi hasil analisis
Management Awareness dan Maturity Level pada DRC Bank Sumsel
Babel berdasarkan Cobit 4.1 yaitu pada DS9 mengelola konfigurasi,
DS11 mengelola data, dan DS12 mengelola lingkungan fisik. Hasil
penelitian ini adalah Management Awareness berada pada level 3
menjadi level 4 dan Maturity Level berada pada level 2 menjadi level 3
yakni tahap yang diinginkan.
3. “Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada Domain Monitor,
Evaluate and Assess dengan Metode Framework COBIT 5 pada PT
83
Bank Muamalat Indonesia Tbk”. Skripsi ini ditulis oleh Siti Ida Farida
(Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta). Tujuan penelitian ini adalah memberikan usulan
model tata kelola TI pada divisi TI yang berada pada PT Bank Muamalat
Indonesia. Hasil penelitian ini adalah capability level untuk MEA01
sampai saat ini yaitu 2,76 sedangkan harapan di masa yang akan datang
yaitu 3,00. Gap yang ditemukan sebesar 0,24. Untuk mengatasi gap
tersebut maka perusahaan diharapkan untuk mendokumentasikan
kegiatan yang sesuai disarankan oleh standar COBIT 5.
4. “Evaluasi Capability Level pada Dukungan Layanan Manajemen Data
dengan Framework COBIT 5 Studi Kasus DRC Asuransi Jasindo”.
Skripsi ini ditulis oleh Farah Nuri Eka Putri (Program Studi Sistem
Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu tata kelola
TI khususnya pada bidang DRC di Asuransi Jasindo. Hasil penelitian ini
adalah nilai untuk DSS01 mencapai 2,87 dan DSS03 mencapai 2,86
sedangkan ekspektasi yang diharapkan berada di posisi 4. Gap yang
ditemukan mencapai 1,23 untuk DSS01 dan 1,24 untuk DSS03.
Perusahaan diharapkan untuk melengkapi standar klasifikasi DRC yang
tepat sesuai prosedur yang ada di COBIT 5.
84
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden
sesuai dengan petunjuk pengisiannya (Sanjaya, 2013).
2.6.2. Metode Analisis Data
Dengan menggunakan framework COBIT 5 khususnya pada proses BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) (ISACA, 2012).
1. COBIT 5 Assessment Process Activities
Assessment Process Activities adalah manajemen proyek dasar dari
praktik yang baik dan memberikan penilaian pada enam tahap untuk
menjamin hasil evaluasi sesuai pada tujuan orgnisasi. Berikut process
capability dalam melakukan evaluasi enam tahap yang berkelanjutan
(ISACA, 2012): Initiation, Planning the Assessment, Data Collection,
Data Validation, Process Attribute Level and Reporting the Result.
2. Penentuan Capability Level
Tingkat kemampuan pada suatu organisasi yang dinilai, apakah sudah
mencapai tujuan, kesesuaian visi dan misi pada organisasi.
3. Gap
Menurut Wakhinudin S (2009) analisa gap adalah suatu metode/ alat
membantu suatu lembaga membandingkan performansi actual dengan
performansi potensi. Operasionalnya dapat diuangkapkan dengan dua
85
pertanyaan berikut: “Dimana kita sekarang?” dan “Dimana kita
inginkan?”
4. Rekomendasi Perbaikan
Menurut Sarno (2009) rekomendasi perbaikan harus bisa
menggambarkan area perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan
berdasarkan tingkat kapabilitas saat pelaksanaan evaluasi.
2.7. Metode Perhitungan Guttman
Dalam Penghitungan COBIT terdapat beberapa metode, antara lain:
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan
yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan
pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap negative objek sikap.
Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak
setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju
(SS). Skor pernyataan negative dimulai dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk
setuju (S), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat
tidak setuju (STS). Beberapa peneliti menghilangkan option “Ragu-ragu” dalam
instrument penelitian untuk memudahkan penulis melihat sikap siswa
sesungguhnya sesuai angket yang responden isikan.
Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Louis Guttman (1916-1987)
merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode skala guttman. Dalam
penggunaannya, skala guttman menghasilkan binary skor (0-1), dan digunakan
86
untuk memperoleh jawaban dengan tegas dan konsisten seperti ‘ya’ dan ‘tidak’ atau
‘benar’ dan ‘salah’. Hasil jawaban kuisioner kemudian akan dilakukan konversi
nilai terhadap setiap jawaban dari responden. Konversi nilai dilakukan dengan
menggunakan nilai 0 untuk jawaban Tidak (T) dan nilai 1 untuk jawaban Ya (Y).
Hasil konversi kemudian akan dilakukan normalisasi dengan membagi nilai total
dengan jumlah pertanyaan yang ada pada setiap level, kemudian setelah dilakukan
normalisasi dilakukan perhitungan rata-rata dengan membagi total nilai jawaban
dengan jumlah responden.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Skala Guttman dengan
alasan:
1. Pada Skala Guttman, to be ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak terkait dengan menyimpulkan dari visi, misi, dan kondisi. Sedangkan
Skala Likert ditentukan pada setiap pertanyaan pada kuesioner.
2. Pada peneliti sebelumnya: Sri Utami Israyanti (2014) menggunakan Skala
Likert pada COBIT 4.1. memiliki GAP sebesar 3 antara as is dan to be.
Yusron Pratyangga (2012) menggunakan Skala Likert COBIT 4.1. dan
memiliki GAP sebesar 2 antara as is dan to be. Siti Ida Farida (2014)
menggunakan Skala Likert pada COBIT 5, memiliki GAP sebesar kurang
dari 1 anatara as is dan to be.
3. Pada COBIT 5 untuk naik level berikutnya semua proses pada level
sebelumnya harus terpenuhi, sehingga lebih cocok menggunakan Skala
Guttman karena as is ditentukan berdasarkan hasil wawancara, visi, misi
dan kondisi STIK-PTIK.
87
Pada penelitian ini dilakukan pembedaan istilah antara nilai kapabilitas dan
tingkat kapabilitas. Nilai kapabilitas bisa bernilai tidak bulat (bilangan pecahan),
yang mempresentasikan proses pencapaian menuju suatu tingkat kapabilitas
tertentu. Sedangkan tingkat kapabilitas lebih menunjukkan tahapan atau kelas yang
dicapai dalam proses kapabilitas, yang dinyatakan dalam bilangan bulat. (Surendro,
2009). Untuk lebih jelasnya, berikut tabel penilaian kapabilitas:
Tabel 2.18 Tabel penilaian kapabilitas
Rentang nilai Jawaban Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
0 – 0,50 a 0,00 0 Incomplete Process
0,51 – 1,50 b 1,00 1 Performed Process
1,51 – 2,50 c 2,00 2 Managed Process
2,51 – 3,50 d 3,00 3 Established Process
3,51 – 4,50 e 4,00 4 Predictable Process
4,51 – 5,00 f 5,00 5 Optimizing Process
93
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif, dengan menggunakan studi kasus (objek), yaitu suatu cara yang
sistematis dalam melihat suatu kejadian, mengumpulkan data, menganalisis
informasi dan melaporkan hasilnya. Dalam studi kasus ini, metode pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara yang dipandu berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan COBIT 5, selain itu juga dilakukan observasi untuk
memperkuat hasil penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer
(berdasarkan kuesioner, observasi dan hasil wawancara dengan pihak organisasi
terkait) dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber (studi pustaka yang
dapat dilihat dari penelitian sebelumnya ataupun dari internet serta buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian ini).
3.2. Kerangka Berfikir Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki kerangka berfikir agar
penelitian ini memiliki langkah-langkah yang jelas dalam penyelesaiannya. Penulis
menggunakan Process Assessment Model yang memiliki initiation, planning the
assessment, briefing, data collection, data validation, process attribute level, dan
reporting the result untuk mendapatkan nilai capability level Sistem
94
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) milik STIK-PTIK. Dimana kerangka berfikir penulis
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir
95
3.3. Initiation
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data, yaitu penulis melakukan suatu
aktivitas dalam memahami kondisi yang sebenarnya dari perusahaan yang akan
dievaluasi termasuk hukum dan aturan yang ada di perusahaan. Tahap ini dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi awal pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK, mencangkup struktur organisasi, proses TI, user, fasilitas yang
tersedia, serta kebijakan yang berlaku.
3.3.1. Observasi
Observasi yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari beberapa informasi yang dapat
dikumpulkan. Observasi dimulai pada Mei 2014 hingga September 2014. Observasi
dilakukan dua kali dalam seminggu di STIK-PTIK Kebayoran Baru. Pengumpulan
data melalui observasi yang dilakukan dengan melihat langsung bagaimana sistem
pendidikan jarak jauh yang sedang berjalan. Hasilnya adalah kegiatan sistem
pendidikan jarak jauh berjalan cukup baik, namun masih ada pihak-pihak dari
mahasiswa dan dosen yang kurang menyetujui sistem yang sedang berjalan.
Kegiatan ini dilakukan dibawah bimbingan Bapak Kombes Pol Edi Setyo sebagai
Kepala Pendidikan Jarak Jauh.
3.3.2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung
dengan narasumber terkait penelitan tentang manajemen perubahan pada sistem
pendidikan jarak jauh milik STIK-PTIK. Penjelasan mengenai seluruh kegiatan
yang dilakukan sehari-hari pada sistem pendidikan jarak jauh bersama para staff
96
dan admin yang bertugas, mahasiswa dan juga dosen yang melakukan kegiatan
belajar mengajar, sehingga tata kelola teknologi informasi tentang manajemen
perubahan pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dapat sesuai keadaan yang
berjalan dengan mengacu pada kerangka COBIT 5.0. Wawancara ini dilakukan
pada:
Tabel 3.1 Daftar wawancara
NO TANGGAL NAMA JABATAN
1 30-04-2014 Edi Setyo Ketua PJJ STIK-PTIK
2 05-05-2014 Adhie Candra Ketua Teknisi PJJ STIK-PTIK
Hasil yang dicapai adalah melihat kegiatan operasional dan mencari data
yang diperlukan untuk penelitian. Wawancara ini dilakukan di bawah pengawasan
Bapak Kombes Pol Edi Setyo selaku kepala divisi pendidikan jarak jauh. Beliau
memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa dilaksanakannya pendidikan
jarak jauh, struktur organisasi pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Juga
memberikan penjelasan SOP staff, admin, mahasiswa dan dosen. Serta pengelolaan
asset infrastruktur IT pada STIK-PTIK untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
jarak jauh.
3.3.3. Kajian Pustaka
STIK-PTIK juga harus memahami implementasi dan fokus yang
berkelanjutan terhadap keuntungan dari perubahan yang dihasilkan oleh penelitian.
Sebagaimana yang ada pada penelitian terdahulu yang dilakukan dengan metode
COBIT. Pada penelitian ini menggunakan beberapa referensi berupa jurnal, skripsi
dan thesis yang membahas tentang model tata kelola teknologi informasi. Berikut
data referensi penelitian:
97
Tabel 3.2 Daftar Kajian Pustaka
No Nama Bulan,
Tahun
Judul Framework
COBIT
1 Siti Ida Farida April,
2014
Usulan Model Tata
Kelola Teknologi
Informasi Pada Domain
Monitor, Evaluate and
Assesss Dengan Metode
Framework COBIT 5
COBIT 5.0
2 Farah Nuri Eka
Putri
Mei,
2014
Evaluasi Capablity
Level Pada Dukungan
Layanan Manajemen
Data Dengan
Framework COBIT 5
COBIT 5.0
3 Fitroh Juni,
2012
Penilaian Tingkat
Kematangan Tata Kelola
TI Pada Sistem
Informasi Manajemen
Akademik.
COBIT 4.1
4 Yusron
Pratyangga
Desember,
2012
Analisis Management
Awarness dan Maturity
Level pada DRS
(Disaster Recovery
Center) Bank Sumsel
Babel
COBIT 4.1
Beberapa hal yang membedakan penelitian penulis dengan referensi
penelitian yang lain bisa dilihat dari perbedaan framework COBIT yang dipakai.
Sebagai contoh penulis menggunakan COBIT 5 sebagai framework sedangkan
peneliti Fitroh dan Yusron menggunakan COBIT 4.1. Kemudian hal lain yang
membedakan bisa dilihat dari proses domain yang diambil oleh penulis. Sebagai
contoh penulis mengambil proses domain BAI07 pada COBIT 5 yaitu membahas
tentang Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi sedangkan proses domain
yang diambil oleh peneliti Siti Ida Farida adalah proses Monitor, Evaluate and
Assess pada COBIT 5. Hal lain yang bisa membedakan penelitian penulis dengan
98
peneliti lain adalah metode perhitungan yang digunakan untuk menentukan nilai
capability level dimana penulis pribadi menggunakan metode Guttman dan peneliti
lain menggunakan metode Linkert.
Dari beberapa referensi penelitian yang sebelumnya dipelajari dan
menggunakan framework COBIT, maka dirumuskan penelitian ini berjudul
Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Menggunakan Framework Cobit 5 Fokus Proses Manage Change Acceptance And
Transition (BAI07) (Studi Kasus: Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - PTIK).
3.4. Planning The Assessment
Usulan model tata kelola pada divisi pendidikan jarak jauh STIK-PTIK ini
akan dibuat pada BAI (Build, Acquire and Implementation) dari framework COBIT
5.0 untuk proses BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi), dimana
proses BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) memiliki sub yaitu
BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi), BAI07.02 (Perencanaan Proses
Bisnis, Konversi Sistem dan Data), BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian),
BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian), BAI07.05 (Penyelenggaraan
Pengujian Yang Disetujui), BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru), BAI07.07
(Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru), BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi).. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
pembuatan model tata kelola pada divisi pendidikan jarak jauh STIK-PTIK maka
dibuatlah kuesioner yang dikembangkan dari COBIT 5.0. Pada penelitian ini
menggunakan kuesioner Capability Level dengan penjelasan sebagai berikut:
99
a. Kuesioner Capability Level
Objek pertanyaan pada Capability Level dikembangkan dari deskripsi
model tingkat kematangan COBIT 5 pada proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi). Tiap pernyataan activity yang terdapat di COBIT 5
dijadikan pertanyaan guna mengetahui kondisi STIK-PTIK untuk mencapai kondisi
to be yang diinginkan dengan pilihan jawaban ya (Y) atau tidak (T).
b. Purposive Sampling
Pada teknik Purposive Sampling untuk proses BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi) ditentukan dan disesuaikan menggunakan
diagram RACI BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) yang
terdapat pada COBIT 5.0
Peran pada diagram RACI Chart kemudian dipetakan kepada peran-peran
terkait yang terdapat dalam struktur organisasi Sistem PJJ STIK-PTIK sehingga
diharapkan jawaban dari kuesioner dapat sesuai dan mewakili keadaan yang ada di
STIK-PTIK. Hasil pemetaan diagram RACI kedalam struktur organisasi dapat
dilihat pada Bab 2 (2.5.3.1).
Daftar nama pemangku kepentingan yang terdapat dalam PJJ STIK-PTIK
sesuai dengan RACI Chart:
Tabel 3.3 Daftar Nama Pemangku Kepentingan Pada PJJ STIK-PTIK
No RACI Chart Jabatan Pada PJJ Nama
1 Business Process
Owners
Ketua Sekretariat
Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Edi Setyo
2 Chief Risk Officer Teknisi Adhie Chandra
3 Chief Information
Officer
Ketua Sekretariat
Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Edi Setyo
100
4 Head Development Kakominfo Ujang
5 Service Manager Admin Wirsa
6 Information Security
Manager
Admin Wirsa
7 Business Continuity
Manager
Ketua Sekretariat
Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ)
Edi Setyo
8 Steering
(Programmess/Projects)
Committee
Teknisi
Adhie Chandra
9 Service Manager
Admin
Wirsa
3.5. Briefing
Pada tahap ini penulis melakukan pengarahan kepada tim penilai yang ada
di Sistem PJJ STIK-PTIK sehingga memahami masukan, proses dan keluaran
dalam unit organisasi yang akan di nilai dengan cara menentukan jadwal kapan
dilakukan kuesioner dan menghubungi responden yang ada di RACI Chart,
pengumpulan dokumen yang dibutuhkan, hasil rekapitulasi dari jawaban kuesioner
dan pelaporan dari hasil penilaian.
3.6. Data Collection
Pada tahap ini penulis mengumpulan data dari hasil temuan yang terdapat
di PJJ STIK-PTIK mulai dari observasi dan wawancara yang bertujuan untuk
mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada aktifitas proses yang telah
dilakukan.
3.7. Data Validation
Pada tahap ini penulis melakukan validasi terhadap kuesioner yang telah
dijawab oleh para respon sesuai dengan tabel RACI yang bertujuan untuk
101
mengetahui hasil perhitungan kuesioner dengan menggunakan skala guttman pada
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi).
3.8. Process Attribute Level
Pada tahap ini penulis merekap seluruh proses yang ada pada BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) yang hasilnya menjadi
penentuan nilai dan capability level pada BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi) di Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Selanjutnya, penulis melakukan pengecekan secara bertahap pada BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) apakah proses tersebut telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi pada masing-masing level
dengan ketentuan kategori dari hasil penilaian di tiap levelnya.
3.9. Reporting The Result
Pada tahap ini peneliti melaporkan hasil evaluasi berupa hasil temuan,
aktifitas setiap proses dan gap yang bertujuan untuk memberi rekomendasi untuk
manajemen penerimaan perubahan dan transisi menggunakan COBIT 5.
a. Penentuan GAP
Menurut Wakhinuddin S (2009) analisis gap (jarak) adalah suatu
metode/alat membantu suatu lembaga membandingkan performansi aktual dengan
performansi potensi. Operasionalnya dapat diungkapkan dengan dua pertanyaan
berikut: “Dimana kita sekarang?” dan “Dimana kita inginkan?”.
Tujuan analisis gap untuk mengidentifikasi gap antara alokasi optimis dan
integrasi input, serta ketercapaian sekarang. Analisis gap membantu
102
organisasi/lembaga dalam mengungkapkan yang mana yang harus diperbaiki.
Proses analisis gap mencakup penetapan, dokumentasi, dan sisi positif keragaman
keinginan dan kapabilitas (sekarang).
Analisis gap dapat ditinjau dari perbedaan perspektif tentang:
lembaga/organisasi, arah organisasi, proses organisasi, teknologi informasi.
Analisis gap dapat menjadi dasar untuk mengukur investasi waktu, uang, dan
tenaga kerja yang dipakai, variabel ini dapat diukur melalui skala interval: ‘baik,
rata-rata, dan kurang’. Kebanyakan analisis gap ditinjau dari: gap produk dan gap
kompetitif.
Penentuan gap, dalam langkah ini diprosesnya hasil dari kuesioner yang
menghasilkan As is (kondisi terkini) dan To be (kondisi yang diharapkan). Ke dua
kondisi tersebut diambil dari kuesioner capability level sehingga menghasilkan
analisis gap dan deskripsi terhadap proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi).
b. Rekomendasi
Laporan dari hasil audit yang dilakukan terhadap proses bisnis yang telah
ditentukan yaitu BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) dan
setelah mendapatkan hasil dari Capability Level, maka dapat dibuat tabel
rekomendasi dan perbaikan untuk mencapai target (To be).
Bentuk laporan ini diperoleh dari tahapan analisis yang telah dilakukan akan
menjadi pertimbangan utama dalam mendefinisikan perancangan solusi perbaikan,
103
untuk dapat memberikan suatu usulan perbaikan. Hasil analisis penting yang dapat
dijadikan acuan, yaitu:
1. Penilaian tingkat kematangan (Capability Level) yang menghasilkan
kematangan yang sebenarnya (as is) maupun yang diharapkan (to be) serta strategi
pencapaian kematangan yang diperlukan.
2. Indikator kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam meraih
tingkat kapabilitas yang ditentukan oleh atribut proses. Bukti akan indikator
kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian atribut proses.
Dengan mempertimbangkan analisis tersebut dapat diperoleh pendefinisian
tindakan pada setiap atribut kematangan yang diarahkan pada tahapan pencapaian
proses kematangan yang diharapkan (to be).
103
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Initiation
4.1.1. Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-PTIK (STIK-PTIK)
STIK – PTIK dengan peran sebagai lembaga pendidikan kedinasan dan
lembaga pendidikan akademik, mempunyai jati diri sebagai perguruan tinggi
kedinasan kepolisian Republik Indonesia yang bertujuan mengembangkan ilmu
kepolisian di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, senantiasa dilakukan
usaha-usaha maksimal untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
(akademik) dan kualitas kelembagaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian “PTIK”,
sehingga lembaga ini mampu meluluskan perwira-perwira dengan kualitas terbaik
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara
bedasarkan maklumat pemerintah, pada tanggal 29 September 1945 di lantik
Kepala Kepolisian Negara yang pertama R.S. Soekanto. Pada tanggal 17 Juli 1946
dengan Ketetapan Pemerintah No. 11/SD/1946 di bentuk Jawatan Kepolisian
Negara yang dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara dan bertanggung jawab
langsung kepada Perdana Menteri (hari yang monumental ini selanjutnya
diperingati sebagai hari bayangkara). Semua fungsi kepolisian disatukan dalam
jawatan Kepolisian Negara yang memimpin kepolisian di seluruh tanah air. Pada
tanggal 17 Juni 1946 di bentuk sekolah Kepolisian Negara pada bagian tinggi di
Mertoyudan dan selanjutnya berproses dan berkembang menjadi akademik polisi
104
dan berdasarkan Surat Keputusan Perdana Menteri No: 47/PM/II/50 tanggal 1
September 1950 secara resmi nama akademik polisi diubah menjadi Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian.
Penataan lembaga PTIK terus dilakukan dan ditingkatkan, dengan Surat
Keputusan Perdana Menteri Nomor :87/PM/II/1954 tanggal 20 Agustus 1954 telah
membagi pendidikan atau pengajaran dalam 2 bagian, meliputi : bagian “persiapan”
PTIK atau Bakaloreat selama 3 tahun dan bagian “keahlian” (doktoral) selama 2
tahun. Perkembangan lebih lanjut kampus PTIK dari Mertoyudan dipindahkan ke
Yogyakarta, beberapa tahun kemudian kampus PTIK dipindahkan ke jalan Tambak
No. 2 Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1963 kampus PTIK dipindahkan ke Pasar
Jum’at dan menempati gedung Deplat 007 Ciputat, hingga tahun 1971 PTIK
kemudian berpindah lagi ke Jl. Tirtayasa Raya No. 6 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan hingga saat ini. Pada tahun 1976 organisasi dan prosedur PTIK terjadi
perubahan yang isinya bahwa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian merupakan
lembaga pendidikan struktural berkedudukan dibawah dan tanggung jawab kepada
Kapolri. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. 0214/O/1980 dan
Nomor Kep/12/VII/80, PTIK merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan dari
Kepolisian Republik Indonesia. Tanggung jawab atas pembinaan dan
pengembangan aspek akademik dari pendidikan tinggi PTIK dilaksanakan oleh
Menteri Pendidikan Nasional, sedangkan dari aspek pembinaan sumberdaya
dibawah kendali Kapolri.
105
Perkembangan organisasi PTIK selanjutnya di atur bedasarkan Surat
Keputusan Kapolri No.Pol : Kep/09/X/1984 tanggal 30 Oktoer 1984 lampiran “Z”
tentang pokok-pokok organisasi prosedur bahwa PTIK merupakan badan
penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi
Kepolisian bagi para perwira Polri yang berkedudukan di bawah Kapolri.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang ilmu dan teknologi Kepolisian baik
untuk jalur gelar maupun non gelar, yang meliputi:
a. Pendidikan dan pengajaran termasuk pembinaan mental kepribadian
dan kesamaptaan
b. Penelitian dan pengembangan.
c. Pengabdian masyarakat
Berdasarkan surat keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol:
Skep/2002/XII/1994, tentang Statuta PTIK, bahwa PTIK ditetapkan menjadi
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian. Pengembangan lebih lanjut terhadap PTIK, telah
dilakukan Restrukturisasi Organisasi Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian “PTIK”
selaras dengan struktur organisasi Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta. STIK-PTIK
telah dan sedang menyelenggarakan program pendidikan di samping Strata satu
(S1) Ilmu Kepolisian juga melaksanakan program studi sebagai berikut:
a. Bedasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/1183/VIII/1994
tanggal 29 Agustus 1994 diselenggarakan pendidikan D3 Ilmu
Kepolisian khusus untuk polisi wanita dilingkungan Polri
106
b. Keputusan mendiknas nomor: 84/D/O/2010 tanggal 14 Juni 2010,
selanjutnya dikuatkan dengan surat keputusan Kapolri Nomor:
Kep/378/VI/2010 tanggal 18 Juni 2010 tentang penyelenggaraan
program pasca sarjana (S2) Ilmu Kepolisian STIK-PTIK.
4.1.2. Logo STIK-PTIK
Gambar 4.1 Logo STIK-PTIK
4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan STIK-PTIK
a. Visi STIK-PTIK
Visi Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK adalah menjadi pendidikan
tinggi yang dapat dibanggakan dan dapat diandalkan dalam
mewujudkan Perwira Sarjana Ilmu Kepolisian yang profesional dan
bermoral serta menjadi pusat pengkajian permasalahan kepolisian dan
pengembangan ilmu dan Teknologi Kepolisian. Menjadi perguruan
tinggi kepolisian yang modern bertaraf internasional dengan kompetensi
utama administrasi kepolisian, berkarakter kemandirian dan penggerak
perubahan.
107
b. Misi STIK-PTIK
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi ilmu kepolisian yang bermutu
tinggi dan memiliki keunggulan serta daya saing dalam pemantapan
pembangunan dan pemeliharaan keamanan.
2. Mengembangkan ilmu dan teknologi kepolisian sesuai tuntutan
kebutuhan masyarakat pada masa kini dan masa mendatang.
3. Menyelenggarakan pengkajian terhadap masalah-masalah
pemolisian dan memberikan rekomendasi akademis dalam rangka
perumusan kebijakan.
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
penerapan ilmu dan teknologi kepolisian.
5. Pempromosikan penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan
ilmu dan teknologi kepolisian pada perguruan tinggi, serta
menyiapkan tenaga-tenaga pendidik ilmu kepolisian.
6. Penyelenggarakan kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi
dan lembaga-lembaga lain dalam sekala nasional maupun
internasional.
7. Menyelenggarakan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif
dan kompetitif.
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan lainnya secara
professional.
108
c. Tujuan STIK-PTIK
Tujuan umum
Menghasilkan lulusan sarjana yang berkualitas dan memiliki
keunggulan kompetitif, berwawasan ilmiah, bermoral serta mampu
mengembangkan dan menerapkan ilmu dan teknologi kepolisian dalam
pelaksanaan tugas di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum serta perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan para perwira Polri lulusan akademi
kepolisian yang berkualifikasi sarjana, memiliki wawasan ilmiah,
bermoral dan profesional sebagai praktisi dan asisten manajer
tingkat menengah dalam melaksanakan tugas kepolisian.
b. Meningkatkan kemampuan anggota Polri, yang memiliki wawasan
ilmiah, bermoral dan profesional sebagai praktisi dalam pelaksanaan
fungsi kepolisian.
c. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualifikasi Sarjana
Ilmu Kepolisian yang cerdas, berbudaya, bermoral tinggi, kreatif
dan inovatif yang mampu memahami, menerapkan dan
mengembangkan ilmu dan teknologi kepolisian.
d. Mewujudkan sumber daya perwira Polri yang berwawasan ilmiah,
berkualifikasi sarjana, bermoral dan profesional sebagai praktisi dan
109
asisten manajer tingkat menengah dalam melaksanakan tugas
kepolisian.
4.1.4. Struktur Organisasi STIK-PTIK
Gambar 4.2 Struktur Organisasi STIK-PTIK
a. KETUA STIK
Prof Dr.Iza Fadri. Ketua STIK memiliki peran sebagai pemimpin, pemberi
perintah, pengambil keputusan dan yang mempunyai kewenangan
melakukan perubahan sesuai dengan perintah KAPOLRI.
110
b. URKU
Nach Rowi SE. Bagian dari STIK-PTIK yang mengurusi masalah
keuangan. Mulai dari penggajian karyawan dan staff hingga pengeluaran
yang dilakukan STIK-PTIK.
c. TAUD
Yoharni. Bagian Tata Usaha milik STIK-PTIK. Bagian yang mengatur
segala urusan tata usaha STIK-PTIK.
d. WAKET BID AKADEMIK
Drs. Suro Jauhari M,M. Waket Bid Akademik adalah bagian dari STIK-
PTIK yang mengatur perkuliahan mahasiswa di STIK-PTIK, seperti
mengatur jadwal kuliah, dosen pengajar, dsb.
e. WAKET BID MINWA
Drs. M. Chairul Noor A, SH., M.H. Waket Bid Minwa adalah bagian dari
STIK-PTIK yang mengatur kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, mulai dari
apel pagi, outbound, hingga tempat tinggal mahasiswa (flat).
f. WAKET BID PPITK
Drs. J.B Gebana Prastyawan. Waket Bid PPITK adalah bagian dari STIK-
PTIK yang mengatur perencanaan
g. WAKET BID KERMA DAN DIANMAS
Drs. Asep Suhendar, M.Si. Waket Bid Kerma dan Dianmas adalah bagian
dari STIK-PTIK yang mengatur pengabdian mahasiswa terhadap
masyarakat.
111
h. DIT PROGRAM SARJANA
Drs. Budhi Suprayitno. DIT Program Sarjana adalah bagian dari STIK-
PTIK yang mengatur perkuliahan Sarjana Strata Satu (S1).
i. DIT PROGRAM PASCASARJANA
Drs. Tjiptono, M.M. DIT Program Pasca Sarjana adalah bagian dari STIK-
PTIK yang mengatur perkuliahan Sarjana Strata Dua (S2).
4.1.5. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK
Penyelenggaraan sistem e-learning pada PJJ STIK telah dilaksanakan
sesuai rencana yaitu untuk mendidik para lulusan Akpol tahun 2000 s.d. 2010
sebanyak 1.470 orang yang belum mengikuti pendidikan S1 Program Studi Ilmu
Kepolisian di STIK.
Dengan pertimbangan daya tampung flat dan kelas pada STIK, maka setiap
tahunnya STIK hanya mampu mendidik mahasiswa sebanyak 405 orang mahasiswa
yang terbagi dalam 3 gelombang / angkatan dengan jumlah mahasiswa per angkatan
sebanyak 135 orang. Maka model pendidikan yang dikembangkan yang paling tepat
adalah dengan menggunakan model PJJ. Sehingga penyelenggaraan PJJ terhadap
lulusan Akpol yang belum mengikuti pendidikan S1 di STIK-PTIK akan
dilaksanakan mulai dari Tahun 2013 sampai dengan 2018.
4.1.5.1. Model Pembelajaran PJJ yang Dikembangkan STIK-PTIK
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) merupakan sekolah
kedinasan di lingkungan pendidikan POLRI yang didirikan dalam rangka
mempersiapkan personel POLRI yang berkualitas, bermartabat dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penyelenggaraan PJJ di STIK-PTIK menggunakan
112
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau biasa disebut berbasis TIK, dimana
pendidikan tersebut secara konseptual membekali para mahasiswa dalam bidang
akademik dan non akademik melalui pemanfaatan berbagai media elektronik.
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) Nomor
20 Tahun 2003 bahwa PJJ adalah sebuah pendidikan yang peserta didiknya terpisah
dan pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi dan media lain, yang diselenggarakan pada
berbagai jenjang, jalur dan jenis pendidikan.
PJJ memiliki berbagai karakteristik, antara lain yang pertama adalah
percepatan dan perluasan akses serta pemerataan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan, dimana PJJ mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik di
kota besar, di wilayah perbatasan sampai kepada daerah yang sangat sulit dijangkau
sekalipun mereka dapat dengan mudah mengikuti pendidikan yang berkualitas,
karakteristik yang ke dua adalah, PJJ memiliki efektifitas dan efisensi waktu, biaya
bagi peserta didik serta tidak memerlukan tempat khusus sepertai layaknya
membangun sebuah gedung sekolah, dan tetap menjunjung tinggi kualitas lulusan
kepada siapapun yang mengikuti program pendidikan jarak jauh.
Pelaksanaan PJJ di STIK-PTIK pola pembelajaran yang dikembangkan
dengan pola Blended / Hybrid system yaitu baik secara online maupun tatap muka
dengan komposisi 30%-79%, artinya program pembelajaran yang digunakan,
menggabungkan antara kegiatan perkuliahan online, belajar mandiri secara online
dan perkuliahan tatap muka antara dosen dengan mahasiswa dalam menyampaikan
materi bahan ajar yang dilaksanakan baik tatap muka secara langsung atau
113
dilaksanakan tatap muka online dengan teknologi web conference. Model
perkuliahan PJJ dengan pola Blended / Hybrid sistem yang dikembangkan oleh
STIK-PTIK adalah sebagai berikut:
a. Perkuliahan Online
Dalam pelaksanaan perkuliahan online mahasiswa secara mandiri kapan
pun dan dimana pun dengan menggunakan perangkat media komunikasi
yang berbasis internet, 1 (satu) minggu sebelum perkuliahan berlangsung
diwajibkan untuk mempelajari materi bahan ajar dalam bentuk Konten yang
terdapat dalam sistem e-learning STIK. Admin akan menginfokan kepada
mahasiswa tentang kewajiban mahasiswa untuk mempelajari materi bahan
ajar yang akan diajarkan oleh dosen sesuai dengan silabus e-learning.
Setelah pelaksanaan perkuliahan tatap muka baik secara langsung atau pun
secara online pada saat PJJ, mahasiswa bisa mempelajari kembali materi
bahan ajar yang sudah diajarkan oleh Dosen berikut hasil rekaman video
perkuliahan.
Dalam perkuliahan online sistem telah mengintegrasikan antara penilaian
akademik dengan pengasuhan, yaitu apabila mahasiswa tidak membuka
materi perkuliahan online maka tidak akan bisa membuka quis.
Konsekuensi dari mahasiswa tidak mengisi quis maka dianggap tidak
belajar, dan akan berpengaruh / pemotongan nilai kepribadian mahasiswa.
b. Perkuliahan Tatap Muka Online
Perkuliahan tatap muka online adalah kegiatan interaksi dosen dengan
mahasiswa menggunakan media teknologi web conference, teknologi ini
114
memudahkan terjadinya interaksi antara mahasiswa dan dosen secara
langsung. Kegiatan perkuliahan tatap muka online terjadwal setiap harinya
mulai pukul 08.00 s/d 15.00.
Teknis perkuliahan tatap muka online, dosen menyampaikan materi
perkuliahan di STIK-PTIK Jakarta dengan cara disyuting secara langsung
menggunakan teknologi web conference, mahasiswa yang berada di USBJJ
(unit sumber belajar jarak jauh) Polda dikumpulkan dalam satu ruang kelas
baik di Mapolda ataupun di SPN Polda. Selanjutnya seluruh mahasiswa
STIK yang berada pada USBJJ Polda secara bersama-sama mengikuti
perkuliahan yang sedang berlangsung secara web conference dengan dosen
di STIK-PTIK.
c. Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar yang dilakukan mahasiswa secara
mandiri dalam mempelajari materi bahan ajar pada setiap mata kuliah,
dengan cara sbb :
(a) Mempelajari materi bahan ajar berupa konten pada sistem e-
learning, referensi bahan belajar yang diunggah dalam e-library;
(b) Menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh dosen;
Belajar mandiri dapat dilakukan mahasiswa kapan saja tanpa terikat waktu,
melalu media elektronik berupa laptop/komputer, gadget dan lain
sebagainya dengan sarana penunjang jaringan internet yang memadai.
Materi bahan ajar pada kegiatan belajar mandiri, bisa dipelajari pada sistem
e-learning STIK dalam bentuk perkuliahan online, karena sebagian besar
115
bahan ajar disampaikan secara online. PJJ STIK-PTIK menuntut seluruh
mahasiswa mampu belajar secara mandiri, adapun kata mandiri bukan
berarti belajar sendiri, melainkan kata mandiri berarti belajar secara ber-
inisiatif dengan atau tanpa tutorial, sehingga seluruh peserta didik dalam hal
ini para mahasiswa STIK-PTIK mampu mengatur jadwal belajarnya secara
online, mampu memilih dan menentukan bahan ajar sesuai dengan
kebutuhannya.
d. Forum Diskusi
Forum diskusi merupakan wadah dimana pada setiap topik pada pokok
bahasan setiap mata kuliah mahasiswa bisa saling berinteraksi berkaitan
dengan materi bahan ajar yang akan diajarkan atau yang telah diajarkan oleh
dosen.
Forum diskusi juga bisa digunakan oleh Dosen untuk memberikan
penugasan atau pokok bahasan yang harus didiskusikan oleh mahasiswa
baik sesama mahasiswa ataupun dengan Dosen.
Dalam forum diskusi mahasiswa dapat berkomunikasi dengan dosen
melalui chatting sesuai dengan jadwal yang telah diatur untuk menanyakan
secara langsung hal-hal yang belum dimengerti.
Namun kondisi sekarang forum diskusi ini belum dioperasikan karena
masih dibutuhkan pelatihan dan sosialisasi lebih lanjut kepada mahasiswa
dan dosen untuk menggunakan forum diskusi ini.
116
e. Tugas dan Kuis
Tugas dan Kuis diberikan dosen masing-masing mata kuliah yang kemudian
di-upload ke dalam web e-learning STIK-PTIK. Masing-masing mahasiswa
diharuskan mengerjakan tugas dan kuis yang diberikan oleh dosen.
f. Ujian ( Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester)
Kegiatan ujian pada semester 2 dan 3 dilakukan terjadwal dan terstruktur
berdasarkan rayonisasi yang telah ditentukan menurut sebaran mahasiswa.
Adapun pembagian rayonisasi terbagi atas 9 (sembilan) rayon, yang
meliputi:
(a). Rayon 1 : Medan (Aceh dan Sumatera Utara).
(b). Rayon 2 : Padang (Sumbar, Riau, Kepri, dan Bengkulu).
(c). Rayon 3 : Palembang (Sumsel, Jambi, dan Babel).
(d). Rayon 4 : Jakarta (Lampung, Mabes, PMJ, Jabar, Kalbar).
(e). Rayon 5 : Surabaya (Jateng, DIY, Jatim, Katim, Banten).
(f). Rayon 6 : Banjarmasin (Kalsel, Kalteng).
(g) Rayon 7 : Denpasar (Bali, NTB, NTT).
(h) Rayon 8 : Makassar (Sulsel, Suteng, Sultra, Maluku, Papua).
(i) Rayon 9 : Manado (Sulut, Gorontalo, Malut).
4.1.5.2. Infrastruktur Teknologi Informasi Komunikasi Sistem E-
Learning STIK-PTIK
Infrastruktur TIK pada sistem e-learning STIK dibangun pada DIPA TA
2011, yang peruntukannya untuk keperluan kebutuhan internet internal STIK.
Dengan kondisi spesifikasi seperti tersebut maka tidak dapat digunakan untuk
mengembangkan model pembelajaran PJJ, atas bantuan ICITAP maka infrastrukur
117
baik internal dan eksternal STIK disempurnakan sesuai dengan standar TIK untuk
pembelajaran PJJ.
1. Infrastruktur TIK Internal STIK
Penyempurnaan infrastruktur TIK yang dibantu oleh ICITAP adalah
meliputi :
a. Data center
Penyempurnaan data center disesuaikan dengan standar data center
TIER 1, yang terdiri dari perangkat :
1) Server.
2) Router
3) Manajemen Bandwith
4) Sistem Pendingin.
5) Perangkat kontrol jaringan internet
6) Perangkat TIK lainnya.
b. Production House (PH)
Penyempurnaan PH dilaksanakan guna mendukung proses Multimedia-
based Content yaitu konten yang berbentuk multimedia interaktif yaitu
seperti materi ajar dalam bentuk video streaming, film animasi dan lain-
lain.
Penyempurnaan infrastruktur bantuan dari ICITAP berupa perangkat
perekaman sebanyak 1 set terdiri dari kamera, Control sistem, audio dan
lain sebagainya.
118
c. Sekretariat PJJ
Sekretariat PJJ merupakan ruangan pengendali dalam proses
perkuliahan yang akan ataupun sedang berlangsung, dalam sekretariat
PJJ terdapat tenaga Admin yang bertugas untuk memonitor dan meng-
update konten materi bahan ajar Text-based Content adalah konten
berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa yang disimpan dalam
bentuk e-book : yang terdiri dari bahan presentasi, buku-buku referensi,
rangkuman perkuliahan yang dapat diakses secara online yang terdapat
dalam Learning Management System ( LMS).
Para admin juga bertugas untuk memasukan video rekaman pelaksanaan
perkuliahan pada setiap topik pokok bahasan yang telah berlangsung
untuk dapat diakses oleh mahasiswa setelah selesai kuliah.
d. Ruang Kelas Web Conference
Ruang kelas web conference telah disempurnakan oleh ICITAP dengan
bantuan tahap pertama berupa peralatan TIK yang terdiri dari :
a) Projector
b) Workstation
c) Audio System
d) Web Cam
Untuk bantuan Tahap kedua telah diajukan renovasi 2 (dua) unit ruang
kelas multi fungsi yaitu dapat sebagai Production House (PH) dan kelas
web conference, direncanakan akan direalisasi pada TA 2015.
119
2. Infrastruktur TIK External STIK
Ruang Kelas USBJJ Polda
Peralatan teknologi informasi dan komunikasi pendukung proses belajar
mengajar pada setiap ruang kelas pada setiap USBBJ Polda, telah
dibantu oleh ICITAP yang terbagi dalam 2 (dua) tahap pemberian
bantuan, yaitu sbb :
a. Tahap Pertama
Pada tahap pertama telah didistribusikan peralatan web conference
untuk tiap-tiap kelas USBJJ pada 31 Polda pada bulan November
2013 dengan perincian sbb:
1). Projektor 1 (satu) unit.
2). Work Station terdiri dari Laptop dan printer 1 (satu) unit.
3). Webcam 1 (satu) unit.
4). Exsternal internet untuk 12 bulan.
b. Tahap Kedua.
Pada tahap kedua telah diajukan dan disetujui bantuan peralatan
tambahan untuk tiap-tiap kelas USBJJ pada 31 Polda, namun sampai
saat ini masih dalam proses pengadaan, yaitu terdiri dari:
1). Projektor 1 (satu) unit.
2). Work Station terdiri dari Laptop dan printer 1 (satu) unit.
3). Webcam 1 (satu) unit.
4). Genset 1 (satu) unit.
120
5). UPS 2 (dua) unit.
6). Perangkat Sound system 2 (dua) set.
7). Layar Projektor 2 (dua) set.
4.1.6. Struktur Organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK
a. Sekretariat Pusat PJJ STIK-PTIK
Kombes Pol Edi Setio. Merupakan pusat segala kegiatan Pendidikan Jarak
Jauh yang dimiliki oleh STIK-PTIK.
121
b. Admin PJJ STIK-PTIK
Wirsa Angga Melia. Bertugas sebagai admin dan operator kegiatan
Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK.
c. Teknisi PJJ STIK-PTIK
Adhie Chandra. Bertugas sebagai teknisi yang mengatur masalah jaringan
ataupun masalah-masalah teknis lainnya.
d. KAKOMINFO
Ujang Sudrajat. Merupakan pusat informasi milik STIK-PTIK.
4.2. Planning the Assessment
4.2.1. Penyusunan Kuesioner
Dalam penilaian Capability Level proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi), penulis melakukan penyusunan kuesioner sesuai dengan
standar yang tertera dalam COBIT 5. Kuesioner ini digunakan untuk menilai sejauh
mana proses yang telah dicapai oleh Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK.
Kuesioner berisi tentang daftar aktifitas-aktifitas/proses yang berlangsung pada
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi).
4.2.2. Penentuan Responden
Pemilihan dan penentuan responden yang dilakukan oleh peneliti mengacu
pada diagram Responsible, Accountable, Consulted, and/or Informed (RACI) dari
COBIT 5 khususnya pada proses BAI07. Peran-peran yang terdapat dalam diagram
RACI merupakan sebagai pemangku kepentingan yang terkait langsung dengan
proses BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi). Setelah melihat
daftar pemangku kepentingan yang terdapat pada diagram RACI, selanjutnya
122
penulis memetakan peran-peran tersebut kedalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh STIK-PTIK. Hasil yang didapat dalam proses pemetaan tersebut
menunjukkan bila jumlah responden yang diperlukan dalam pengisian kuesioner
berjumlah 4 (empat) orang. Walaupun seharusnya responden sesuai RACI
berjumlah 9 (sembilan) orang, namun karena struktur organisasi yang dimiliki
pendidikan jarak jauh menunjukkan bahwa satu peran yang dimiliki pendidikan
jarak jauh dapat mewakili beberapa peran yang terdapat dalam diagram RACI. Hal
ini dapat menjadi rekomendasi untuk pendidikan jarak jauh STIK-PTIK agar bisa
memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukkan oleh COBIT 5. Adapun
rincian responden adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram RACI BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan
Transisi)
123
Berikut pemetaan diagram RACI kedalam struktur organisasi pendidikan
jarak jauh STIK-PTIK:
Tabel 4.1 Identifikasi RACI Chart BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi)
No
Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Chief Risk Officer Teknisi
3 Chief Information Officer Ketua Sekertariat PJJ
4 Head Development Kakominfo
5 Service Manager Admin
6 Information Security
Manager
Admin
7 Business Continuity
Manager
Ketua Sekertariat PJJ
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
7 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi) namun hanya ada 4 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur
organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan
124
lebih dari satu tugas jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini
merupakan kekurangan yang harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK.
Tabel 4.2 Identifikasi RACI Chart BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data)
No
Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Chief Risk Officer Teknisi
3 Chief Information Officer Ketua Sekertariat PJJ
4 Head Development Kakominfo
5 Service Manager Admin
6 Information Security
Manager
Admin
7 Business Continuity
Manager
Ketua Sekertariat PJJ
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
7 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data) namun hanya ada 4 jabatan di dalam struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam
125
struktur organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan
mengerjakan lebih dari satu tugas jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal
ini merupakan kekurangan yang harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK.
Tabel 4.3 Identifikasi RACI Chart BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Steering (progamess)
Comitte
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operation Kakominfo
5 Information Security
Manager
Admin
6 Business Continuity
Manager
Ketua Sekertariat PJJ
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
6 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
namun hanya ada 4 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur organisasi Pendidikan
126
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan lebih dari satu tugas
jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini merupakan kekurangan yang
harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.4 Identifikasi RACI Chart BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Steering (progamess)
Comitte
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operation Kakominfo
5 Information Security
Manager
Admin
6 Business Continuity
Manager
Ketua Sekertariat PJJ
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
6 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian) namun hanya ada 4 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur
127
organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan
lebih dari satu tugas jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini
merupakan kekurangan yang harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK.
Tabel 4.5 Identifikasi RACI Chart BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Steering (progamess)
Comitte
Teknisi
3 Head Development Kakominfo
4 Head IT Operation Kakominfo
5 Information Security
Manager
Admin
6 Business Continuity
Manager
Ketua Sekertariat PJJ
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
6 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui) namun hanya ada 4 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan Jarak
128
Jauh (PJJ) STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan lebih dari
satu tugas jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini merupakan
kekurangan yang harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.6 Identifikasi RACI Chart BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Head Development Kakominfo
3 Head IT Operation Kakominfo
4 Service Manager Admin
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
4 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
namun hanya ada 3 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan lebih dari satu tugas
jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini merupakan kekurangan yang
harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
129
Tabel 4.7 Identifikasi RACI Chart BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Head Development Kakominfo
3 Head IT Operation Kakominfo
4 Service Manager Admin
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
4 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.07 (Mempromosikan Sistem Baru)
namun hanya ada 3 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan lebih dari satu tugas
jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini merupakan kekurangan yang
harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.8 Identifikasi RACI Chart BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi)
No Fungsional Struktur
COBIT Terkait
KONVERSI
Fungsional Pendidikan Jarak
Jauh STIK-PTIK
1 Business Process Owners Ketua Sekertariat PJJ
2 Head Development Kakominfo
130
3 Head IT Operation Kakominfo
4 Service Manager Admin
Tabel diatas menunjukkan daftar-daftar pemangku kepentingan yang
merupakan standar dari COBIT 5 yang diselaraskan dengan struktur organisasi
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK. Dapat dilihat bahwa seharusnya terdapat
4 jabatan yang berperan dalam proses BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi) namun hanya ada 3 jabatan di dalam struktur organisasi Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK yang melakukan tugas, sehingga dalam struktur
organisasi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK 1 (satu) jabatan mengerjakan
lebih dari satu tugas jabatan yang berada dalam standar COBIT 5. Hal ini
merupakan kekurangan yang harus diperbaiki oleh Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
STIK-PTIK.
4.3. Briefing
Tahapan ketiga adalah dilakukan pengarahan kepada tim penilai manajemen
penerimaan perubahan dan transisi pada PJJ STIK-PTIK, disana penulis memberi
pengarahan kepada tim penilai tentang masukan, proses dan keluaran yang ada pada
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) COBIT 5. Pada
pemberian pengarahan penulis memberi pemberitahuan pelaksanaan kuesioner
yaitu mulai tanggal 23 Juni sampai 4 Juli 2014, pengumpulan dokumentasi untuk
kelengkapan pada capability level mulai dari tanggal 5 Juli sampai 15 Agustus
2014, hasil rekapitulasi kuesioner mulai dari tanggal 16 Agustus sampai 30 Agustus
131
2014, dan pelaporan dari hasil penilaian pada tanggal 31 Agustus 2014 sampai 27
September 2014. Dimana jadwalnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5 Gantt Chart Penelitian Skripsi
4.4. Data Collection
Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil temuan yang
terdapat pada Sistem PJJ STIK-PTIK yang bertujuan untuk mendapatkan bukti-
bukti penilaian evaluasi pada aktifitas proses yang telah dilakukan. Penulis akan
menuliskan hasil temuan-temuan yang ada di Sistem PJJ STIK-PTIK
4.4.1. Hasil temuan pada BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi):
Tabel 4.9 Hasil temuan pada BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.01
a. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki rencana implementasi yang mencerminkan strategi
implementasi yang luas, urutan langkah-langkah implementasi dan
kebutuhan sumber daya.Namun berdasarkan hasil observasi
132
(Penyusunan
Rencana
Implementasi)
penulis, PJJ STIK-PTIK belum memiliki rencana implementasi
tersebut.
b. Berdasarkan hasil kuesioner dan hasil observasi Sistem PJJ STIK-
PTIK telah memiliki jadwal dan rencana perubahan. Contohnya
adalah jadwal launching PJJ STIK-PTIK pada bulan Januari 2014
c. Hasil kuesioner menyatakan Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki rencana implementasi yang disetujui stakeholder. Namun
berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, masih ada
stakeholder yang belum bisa menerima dan menyetujui perubahan
yang terjadi.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses meraih komitmen
dari penyedia solusi eksternal untuk keterlibatan mereka dalam
setiap langkah pelaksanaan perubahan yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis. Contohnya
adalah bantuan dari ICITAP dan Southeast Asian Minister of
Education Organization Regional Open Learning Centre
(SEAMOLEC)
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan implementasi
proses identifikasi dan dokumentasi backup dan proses pemulihan
menggunakan proses yang telah didefinisikan. Namun pada
kenyataannya belum ada proses identifikasi dan dokumentasi
backup proses pemulihan.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki perencanaan,
monitoring, dan penyesuaian peninjauan resiko teknisi dan bisnis
yang terkait dengan implementasi secara formal dan adanya
pembahasan resiko utama dalam proses perencanaan. Namun
berdasarkan hasil observasi penulis, PJJ STIK-PTIK belum
memiliki hal tersebut.
4.4.2. Hasil temuan pada BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi
Sistem dan Data)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data):
133
Tabel 4.10 Hasil temuan pada BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi
Sistem dan Data)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.02 (Perencanaan
Proses
Bisnis,
Konversi
Sistem dan
Data)
a. Hasil kuesioner menyatakan Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan
pendefinisian proses bisnis, layanan data IT dan infrastruktur rencana
migrasi. Namun pada kenyataannya STIK-PTIK belum
melakukannya.
b. Berdasarkan kuesioner dan observasi Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah melakukan proses pertimbangan penyesuaian yang
diperlukan untuk prosedur bisnis. Contohnya adalah revisi peran dan
tangungjawab dalam prosedur pengendalian dan dalam rencana
perubahan proses bisnis.
c. Berdasarkan kuesioner Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah
memiliki konfirmasi bahwa semua rencana pengujian disetujui oleh
para pemangku kepentingan, termasuk pemilik proses bisnis dan TI
yang sesuai. Namun pada kenyataaanya, masih ada mahasiswa dan
dosen yang belum bisa menerima perubahan yang terjadi.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses konfirmasi bahwa
rencana konversi data tidak memerlukan perubahan nilai data.
Contohnya adalah bahan ajar berupa slide power point yang di
berikan kepada mahasiswa.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan proses
pelatihan dan pengujian sebelum melakukan konversi data. Namun
kenyataan di lapangan menyatakan tidak ada pelatihan apapun yang
diterima oleh admin atau teknisi sebelum melakukan konversi data.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan implementasi
kepastian bahwa rencana pengujian mencerminkan penilaian resiko
dari projek dan bahwa semua persyaratan fungsional dan teknisi telah
diuji. Namun berdasarkan observasi yang penulis lakukan, PJJ STIK-
PTIK belum melakukan proses tersebut.
g. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan ujian dan mengevaluasi hasil. Contohnya adalah
pembuatan daftar sumber daya yang diperlukan dalam proses
pengujian.
h. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana migrasi dari sistem
lama ke sistem baru. Contohnya adalah rencana pembuatan PJJ
berupa e-learning dengan menggunakan aplikasi moodle dan web
conference dengan menggunakan aplikasi webex.
134
4.4.3. Hasil temuan pada BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.03 (Rencana Persetujuan
Pengujian):
Tabel 4.11 Hasil temuan pada BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.03
(Rencana
Persetujuan
Pengujian)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan sudah mengadakan pelatihan dan
pengujian melakukan konversi sebelum melakukan konversi yang
sebenarnya. Namun berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,
PJJ STIK-PTIK tidak mengadakan pelatihan dan pengujian tersebut.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki rencana cadangan
agar semua sistem dan data bisa kembali pada titik sebelum konversi.
Namun ternyata PJJ STIK-PTIK belum memiliki rencana cadangan
tersbut.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki perencanaan, monitoring dan
penyesuaian rencana backup data arsip agar sesuai kebutuhan bisnis.
Contohnya adalah pembuatan data center.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan pendefinisian
proses bisnis, layanan data IT dan infrastruktur rencana migrasi.
Namun pada kenyataannya PJJ STIK-PTIK belum melaksanakan hal
tersebut.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana pengujian yang disetujui.
Contohnya adalah SPRIN dari ketua STIK-PTIK untuk melaksanakan
pengujian terhadap sistem baru.
4.4.4. Hasil temuan pada BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian):
Tabel 4.12 Hasil temuan pada BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.04
(Penyusunan
Lingkungan
Pengujian)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki perlindungan
data pengujian yang sensitive dan hasil terhadap pengungkapan.
Namun kenyataannya PJJ STIK-PTIK belum memiliki perlindungan
tersebut.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah membuat database hal-hal yang
diperlukan dalam melakukan pengujian. Namun kenyataannya tidak
ada database yang menyatakan hal-hal yang dibutuhkan.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki kepastian bahwa pengujian
telah aman dan sesuai dengan sistem baru yang akan digunakan.
135
4.4.5. Hasil temuan pada BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian
Yang Disetujui):
Tabel 4.13 Hasil temuan pada BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang
Disetujui)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.05
(Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki catatan
error yang telah dikategorikan dan ditemukan selama proses
pengujian. Namun pada kenyataannya, tidak ada catatan error
apapun selama proses pengujuan.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses membuat
pertimbangan untuk menggunakan instruksi tes yang jelas
(script) untuk melaksanakan tes. Contohnya adalah pembuatan
modul untuk pelatihan admin dan teknisi.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan proses
identifikasi, pencatatan dan pengklasifikasian kesalahan
selama pengujian. Namun pada kenyataannya tidak ada
dokumen pencatatan kesalahan selama pengujian.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki persetujuan perencanaan
dan perilisan hasil produksi. Contohnya adalah keputusan
dijalankannya sistem baru oleh ketua STIK-PTIK.
4.4.6. Hasil temuan pada BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru):
Tabel 4.14 Hasil temuan pada BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.06
(Mempromosikan
Sistem Baru)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik. Contohnya adalah pembuatan data center.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah membuat penentuan
sejauh mana implementasi atau pemrosesan parallel antara
sistem lama dengan baru yang sejalan dengan rencana
implementasi. Namun hasil observasi penulis menemukan
belum ada sejauh mana rencana implementasi yang diinginkan,
sistem berjalan mengalir begitu saja. Bila ada kekurangan baru
diperbaiki atau ditambah.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana dan catatan
waktu perilisan hasil produk baru. Contohnya adalah pembuatan
jadwal launching sistem baru.
136
4.4.7. Hasil temuan pada BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap
Sistem Baru)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru):
Tabel 4.15 Hasil temuan pada BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap
Sistem Baru)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.07
(Pemberian
Dukungan
Awal
Terhadap
Sistem
Baru)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses penyediaan sumber
daya tambahan, seperti yang diperlukan untuk pengguna sistem dan
personil pendukung sampai perilisan sistem baru telah stabil.
Contohnya adalah bantuan dari mahasiswa ITB untuk melakukan
pengujian sistem baru di tiap Polda seluruh Indonesia.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan proses
penyediaan sumber daya sistem IT tambahan, seperti yang
diperlukan, sampai perilisan sistem baru berada dalam lingkungan
operasional yang stabil. Namun dilapangan berkata lain, masih ada
kekurangan-kekurangan sumber daya IT dalam pelaksanaan PJJ,
seperti masih kurang kualitas internet yang digunakan. Sehingga
membuat proses kuliah terganggu.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki ulasan hasil dari
kualitas sistem baru, termasuk hasil feedback dari stakeholder.
Namun observasi yang penulis lakukan menyatakan belum ada
proses feedback dari stakeholder ataupun pengguna sistem.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki ukuran
keberhasilan dalam pengimplementasian sistem baru. Namun pada
kenyataannya tidak ada ukuran sejauh mana sistem bisa dikatakan
telah berhasil
137
4.4.8. Hasil temuan pada BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi)
Berikut adalah hasil dari temuan BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi):
Tabel 4.16 Hasil temuan pada BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi)
PROSES TEMUAN CAPABILITY LEVEL
BAI07.08
(Melakukan
Pengulasan
Pasca
Implementasi)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki metrik
pengukuran keberhasilan. Namun pada kenyataannya tidak ada
metrik untuk mengukur sejauh mana sistem PJJ ini berjalan.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses identifikasi,
penilaian dan laporan sejauh mana persyaratan instansi telah
terpenuhi. Contohnya adalah laporan hasil implementasi sistem
baru.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah melakukan proses
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana manfaat yang
diharapkan telah terwujud. Namun kenyataanya PJJ STIK-PTIK
belum melakukan pembuatan laporan sejauh mana manfaat yang
diharapkan telah terwujud.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki hasil
pengulasan kualitas sistem baru yang di implementasi. Namun
hasil observasi penulis tidak menemukan dokumen yang berisi
hasil pengulasan kualitas sistem baru.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyataka telah memiliki daftar hal-hal
yang menyebabkan kegagalan. Namun hasil observasi penulis
tidak menemukan dokumen yang berisi tentang penyebab
kegagalan.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan telah memiliki solusi dan
pengawasan dalam menjamin kualitas sistem baru. Namun pada
kenyataanya, PJJ STIK-PTIK belum memiliki solusi dan
pengawasan dalam menjamin kualitas sistem baru yang sedang
berjalan
g. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana perbaikan dalam
mengatasi masalah yang muncul. Contohnya adalah perbaikan yang
dilakukan segera mungkin oleh tim PJJ STIK-PTIK ketika timbul
masalah.
138
4.5. Data Validation
4.5.1. Pengolahan Data Responden
Tahapan ini merupakan tahapan setelah kuesioner diisi oleh masing-masing
responden. Kemudian hasil jawaban responden di input kedalam metode
perhitungan Guttman,berikut data hasil pengolahan tersebut:
Tabel 4.17 Daftar Rincian Kuesioner BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total Jawaban
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.01
0
P1 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
4
P1 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
139
P5 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
5
P1 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P5 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.01 (Penyusunan
Rencana Implementasi) dari ke empat responden yang terdapat dalam Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.18 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis,
Konversi Sistem dan Data)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.02
0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P7 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P8 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P7 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P8 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P9 Ya Tidak Ya Ya 3 1
2 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
140
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P7 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P8 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P9 Ya Tidak Ya Ya 3 1
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P7 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P8 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P9 Ya Tidak Ya Tidak 2 2
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P7 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P8 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P9 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P7 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P8 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P9 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
141
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.02 (Perencanaan
Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data) dari ke empat responden yang terdapat
dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.19 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.03
0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Tidak 3 1
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P5 Ya Tidak Ya Tidak 2 2
P6 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P6 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Ya Tidak 3 1
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P6 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Ya Tidak 3 1
4 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
142
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P6 Tidak Tidak Tidak Ya 1 3
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Ya Tidak 3 1
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P4 Ya Tidak Ya Tidak 2 2
P5 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
P6 Tidak Tidak Ya Ya 2 2
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Tidak Tidak Ya Tidak 1 3
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.03 (Rencana
Persetujuan Pengujian) dari ke empat responden yang terdapat dalam Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.20 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan
Pengujian)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
BAI07.04
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
143
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Tidak 3 1
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
5
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P3 Ya Tidak Tidak Tidak 1 3
P4 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P5 Ya Ya Tidak Ya 3 1
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.04 (Penyusunan
Lingkungan Pengujian) dari ke empat responden yang terdapat dalam Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.21 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian
Yang Disetujui)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.05 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Ya Tidak Ya 3 1
144
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Ya Tidak Ya 3 1
2
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P9 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Ya Tidak Ya 3 1
3
P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P8 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P9 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Ya Tidak Ya 3 1
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P5 Ya Tidak Ya Ya 3 1
145
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P8 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P9 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
5
P1 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P2 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P9 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
P10 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P11 Ya Tidak Tidak Ya 2 2
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.05
(Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui) dari ke empat responden yang
terdapat dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.22 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total Jawaban
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.06
0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
146
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
4
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Tidak 3 1
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Tidak Tidak 2 2
P3 Ya Tidak Ya Ya 3 1
P4 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Tidak Tidak Tidak Tidak 0 4
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.06
(Mempromosikan Sistem Baru) dari ke empat responden yang terdapat dalam
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
147
Tabel 4.23 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total Jawaban
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.07
0 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
1 P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
2 P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
3 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
4 P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
5 P1 Ya Ya Tidak Ya 3 1
P2 Ya Tidak Ya Ya 3 1
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.07 (Pemberian
Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) dari ke empat responden yang terdapat
dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
Tabel 4.24 Daftar Jawaban Kuesioner BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca
Implementasi)
Domain Level Pertanyaan
Jawaban Total Jawaban
R1-Edi
S
R2-
Adhie
R3-
Ujang
R4-
Wirsa Ya Tidak
BAI07.08 0
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
148
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
1
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
2
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
3
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
4 P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
149
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
5
P1 Ya Ya Ya Ya 4 0
P2 Ya Ya Ya Ya 4 0
P3 Ya Ya Ya Ya 4 0
P4 Ya Ya Ya Ya 4 0
P5 Ya Ya Ya Ya 4 0
P6 Ya Ya Ya Ya 4 0
P7 Ya Ya Ya Ya 4 0
P8 Ya Ya Ya Ya 4 0
P9 Ya Ya Ya Ya 4 0
P10 Ya Ya Ya Ya 4 0
P11 Ya Ya Ya Ya 4 0
Tabel diatas menunjukkan hasil jawaban kuesioner BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi) dari ke empat responden yang terdapat dalam
Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
4.5.2. Penilaian Capability Level
4.5.2.1. Perhitungan Capability Level Menggunakan Skala Guttman
Pada tahap ini penulis akan menyajikan metode perhitungan capability level
menggunakan Skala Guttman. Disini penulis akan menggunakan salah satu hasil
kuesioner yaitu kuesioner BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) dari
responden 1:
150
Tabel 4.25 Hasil Kuesioner BAI07.01 Responden 1
Tiap jawaban Ya bernilai “1” dan jawaban tidak bernilai “0”. Kemudian
jawaban tersebut dihitung menjadi rata-rata konversi, dengan cara membagi nilai
konversi dengan jumlah pertanyaan. Kemudian nilai rata-rata konversi dihitung
menjadi normalisasi dengan cara membagi jumlah nilai rata-rata konversi tiap level
dibagi dengan jumlah nilai total keseluruhan level rata-rata konversi. Setelah nilai
normalisasi didapat, nilai tersebut dikali sesuai dengan level nilai normalisasi
tersebut. Setelah semua nilai per level dihitung kemudian dijumlah, maka telah
didapatkan nilai capability level dari BAI07.01.
151
4.5.2.2. Hasil perhitungan Capability Level
Pada tahap ini penulis akan menyajikan hasil perhitungan Capability Level
tiap sub proses Domain BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi)
dari BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) hingga BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi). Berikut hasil capability level:
Tabel 4.26 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.01 (Penyusunan Rencana
Implementasi)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.01
(Penyusunan
Rencana
Implementasi)
R1 0.00 0.19 0.38 0.58 0.46 0.58 2.19
R2 0.00 0.20 0.40 0.60 0.48 0.40 2.08
R3 0.00 0.22 0.35 0.52 0.52 0.43 2.04
R4 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
Rata-Rata
Capability
Level =
2.20
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) adalah 2.20, dimana nilai ini
menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
Tabel 4.27 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.02 (Perencanaan Proses
Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.02
(Perencanaan
Proses
Bisnis,
Konversi
Sistem dan
Data)
R1 0.00 0.18 0.36 0.55 0.73 0.34 2.16
R2 0.00 0.18 0.35 0.53 0.70 0.38 2.13
R3 0.00 0.18 0.36 0.54 0.64 0.60 2.32
R4 0.00 0.23 0.46 0.46 0.31 0.38 1.85
Rata-Rata
Capability
Level =
2.11
152
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data) adalah
2.11, dimana nilai ini menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
Tabel 4.28 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.03 (Rencana Persetujuan
Pengujian)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.03
(Rencana
Persetujuan
Pengujian)
R1 0.00 0.19 0.37 0.56 0.56 0.58 2.26
R2 0.00 0.16 0.31 0.47 0.63 0.63 2.19
R3 0.00 0.13 0.27 0.40 0.40 1.17 2.37
R4 0.00 0.19 0.37 0.56 0.59 0.56 2.26
Rata-Rata
Capability
Level =
2.27
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian) adalah 2.27, dimana nilai ini
menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
Tabel 4.29 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.04 (Penyusunan
Lingkungan Pengujian)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.04
(Penyusunan
Lingkungan
Pengujian)
R1 0.00 0.19 0.38 0.58 0.77 0.96 2.88
R2 0.00 0.26 0.53 0.79 0.42 0.26 2.26
R3 0.00 0.24 0.48 0.71 0.95 0.00 2.38
R4 0.00 0.21 0.42 0.32 0.84 1.05 2.84
Rata-Rata
Capability
Level =
2.29
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian) adalah 2.59, dimana nilai ini
menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
153
Tabel 4.30 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.05 (Penyelenggaraan
Pengujian Yang Disetujui)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.05
(Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui)
R1 0.00 0.17 0.30 0.50 0.67 0.83 2.47
R2 0.00 0.20 0.36 0.59 0.43 0.43 2.00
R3 0.00 0.17 0.21 0.52 0.83 0.83 2.55
R4 0.00 0.17 0.30 0.50 0.67 0.67 2.30
Rata-Rata
Capability
Level =
2.33
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui) adalah 2.33, dimana
nilai ini menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
Tabel 4.31 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.06 (Mempromosikan
Sistem Baru)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.06
(Mempromosikan
Sistem Baru)
R1 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
R2 0.00 0.17 0.35 0.52 0.70 0.65 2.39
R3 0.00 0.17 0.35 0.52 0.70 0.65 2.39
R4 0.00 0.19 0.38 0.43 0.57 0.71 2.29
Rata-Rata
Capability
Level =
2.39
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) adalah 2.39, dimana nilai ini
menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
154
Tabel 4.32 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.07 (Pemberian Dukungan
Awal Terhadap Sistem Baru)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.07
(Pemberian
Dukungan
Awal
Terhadap
Sistem
Baru)
R1 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
R2 0.00 0.25 0.25 0.38 0.50 0.63 2.00
R3 0.00 0.13 0.25 0.75 0.50 0.63 2.25
R4 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
Rata-Rata
Capability
Level =
2.31
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) adalah 2.31,
dimana nilai ini menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
Tabel 4.33 Hasil perhitungan Capability Level BAI07.08 (Melakukan Pengulasan
Pasca Implementasi)
Domain Responden Level
0
Level
1
Level
2
Level
3
Level
4 Level 5
Capability
Level
BAI07.08
(Melakukan
Pengulasan
Pasca
Implementasi)
R1 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
R2 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
R3 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
R4 0.00 0.17 0.33 0.50 0.67 0.83 2.50
Rata-Rata
Capability
Level =
2.50
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai capability
level BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi) adalah 2.50, dimana
nilai ini menunjukkan bahwa proses telah mencapai managed process.
155
4.5.3. Intepretasi Data
Intepretasi data menggambarkan nilai capability level dari proses BAI07.01
(Penyusunan Rencana Implementasi) hingga proses BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi), berikut grafik capability level pada BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) .
Gambar 4.6 Diagram BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.01 (Penyusunan
Rencana Implementasi) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan maksimum nilai
yang dapat dicapai.
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.001
2
3
4
BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
Capability Level Expected Level Maximum Level
156
Gambar 4.7 Diagram BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem
dan Data)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.02 (Perencanaan
Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan
maksimum nilai yang dapat dicapai.
Gambar 4.8 Diagram BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
0.001.002.003.004.005.00
1
2
3
4
BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
Capability Level Expected Level Maximum Level
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.001
2
3
4
BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
Capability Level Expected Level Maximum Level
157
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.03 (Rencana
Persetujuan Pengujian) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan maksimum nilai
yang dapat dicapai.
Gambar 4.9 Diagram BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.04 (Penyusunan
Lingkungan Pengujian) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan maksimum nilai
yang dapat dicapai.
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.001
2
3
4
BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
Capability Level Expected Level Maximum Level
158
Gambar 4.10 Diagram BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.05
(Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui) saat ini beserta nilai yang diharapkan
dan maksimum nilai yang dapat dicapai.
Gambar 4.11 Diagram BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
0.001.002.003.004.005.00
1
2
3
4
BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui)
Capability Level Expected Level Maximum Level
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.001
2
3
4
BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
Capability Level Expected Level Maximum Level
159
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.06
(Mempromosikan Sistem Baru) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan
maksimum nilai yang dapat dicapai.
Gambar 4.12 Diagram BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem
Baru)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.07 (Pemberian
Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan
maksimum nilai yang dapat dicapai.
0.001.002.003.004.005.00
1
2
3
4
BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru)
Capability Level Expected Level Maximum Level
160
Gambar 4.13 Diagram BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi)
Grafik diatas menggambarkan nilai capability level BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca Implementasi) saat ini beserta nilai yang diharapkan dan
maksimum nilai yang dapat dicapai.
4.5.4. Penilaian Pada Setiap Level
Untuk mengetahui sejauh mana proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi), maka dilakukan pengecekan pada tiap proses untuk
diketahui apakah telah memenuhi syarat-syarat pada tiap masing-masing level.
Untuk melewati level 1, maka Sistem PJJ seharunya telah memiliki
dokumen-dokumen seperti dibawah ini:
0.001.002.003.004.005.00
1
2
3
4
BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi)
Capability Level Expected Level Maximum Level
161
Tabel 4.34 Tabel Dokumen Level 1
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi)
Management Practice Output Exist
BAI07.01 (Penyusunan
Rencana Implementasi)
Rencana implementasi
yang disetujui
√
Proses Implementasi
fallback dan recovery
√
BAI07.02 (Perencanaan
Proses Bisnis, Konversi
Sistem dan Data)
Rencana Migrasi
(Perpindahan)
√
BAI07.03 (Rencana
Persetujuan Pengujian)
Rencana Tes Penerimaan
Yang disetujui
√
BAI07.04 (Penyusunan
Lingkungan Pengujian)
Data Pengujian √
BAI07.05
(Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui)
Catatan Hasil Pengujian √
Evaluasi hasil
penerimaan
√
Persetujuan perubahan
dan perilisan pembuatan
produk
√
BAI07.06
(Mempromosikan Sistem
Baru)
Rencana Perilisan √
Catatan Perilisan √
BAI07.07 (Pemberian
Dukungan Awal
Terhadap Sistem Baru)
Rencana Pendukung √
BAI07.08 (Melakukan
Pengulasan Pasca
Implementasi)
Hasil Ulasan Setelah
Proses Implementasi
√
Rencana Perbaikan √
Seperti terlihat pada tabel, PJJ STIK-PTIK telah memenuhi semua dokumen
yang dibutuhkan pada level satu, sehingga bisa naik untuk melihat kelengkapan
dokumen pada level 2.
Pada level 2 menurut Praktik Umum (GPs) dan Hasil Kerja Umum (GWPs)
yang ada pada COBIT 5, PJJ STIK-PTIK harus memenuhi indikator dalam
Performance Management dan Work Product Management. Berikut tabel
162
pencapaian atribut BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) pada
PJJ STIK-PTIK:
Tabel 4.35 Tabel Performance Management BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi)
Process Atribut 2.1 Performance Management
No Goal Work Product Ada Tidak Bukti
1 Ruang lingkup manajemen penerimaan
perubahan dan transisi. √
Naskah
Pedoman
Penyelenggaraan
PJJ STIK-PTIK
2 Tujuan manajemen penerimaan perubahan
dan transisi. √
Naskah
Pedoman
Penyelenggaraan
PJJ STIK-PTIK
3 Tindakan cadangan pada manajemen
penerimaan perubahan dan transisi bila tidak
memenuhi target
- √
-
4 RACI Chart manajemen penerimaan
perubahan dan transisi. - √
-
5 Persyaratan skill dan pengalaman kerja untuk
penempatan karyawan - √
-
6 Pelatihan karyawan untuk mendukung tujuan
dan sasaran instansi √
Modul Pelatihan
PJJ
7 Rapat manajemen penerimaan perubahan
dan transisi. √
Laporan
Penyelenggaraan
PJJ STIK
Masih ada dokumen yang belum terpenuhi pada Performance Management
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) yaitu pada dokumen
tindakan cadangan pada manajemen penerimaan perubahan dan transisi bila tidak
memenuhi target. Kemudian pada dokumen RACI Chart, selanjutnya dokumen
persyaratan skill dan pengalaman kerja untuk penempatan karyawan.
163
Tabel 4.36 Tabel Work Product Management BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi)
Process Atribut 2.2 Work Product Management
No Goal Work Product Ada Tidak Bukti
1 Kriteria kualitas dan hasil kerja karyawan √ -
2 Menetapkan kebutuhan dari hasil kerja karyawan √ -
3 Dokumentasi hasil kinerja karyawan √ -
4 Evaluasi hasil kinerja karyawan √ -
Pada bagian work product management BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi) PJJ STIK-PTIK belum memiliki satupun dokumen yang
dibutuhkan. Tidak ada dokumen yang menampilkan informasi mengenai kriteria
kualitas dan hasil kerja karyawan, informasi mengenai kebutuhan dari hasil kerja
karyawan, informasi mengenai hasil kinerja karyawan dan informasi mengenai
evaluasi hasil kinerja karyawan. Hal ini adalah salah satu hal yang harus segera diisi
oleh PJJ STIK-PTIK agar bisa memenuhi level 2. Selain itu juga dengan
dokumentasi ini, PJJ STIK-PTIK bisa melihat kondisi kinerja karyawannya.
4.6. Process Atribute Level
4.6.1. Analisis Gap
Dengan adanya tingkat kematangan yang sebenarnya (as is) dan target
tingkat kematangan yang diinginkan (to be) pada proses BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi), maka akan membentuk suatu kondisi dimana
Sistem PJJ STIK-PTIK melakukan penyesuaian. Dari perhitungan capability level
diatas menunjukkan bahwa nilai Sistem PJJ STIK-PTIK belum mencapai yang
diinginkan.
164
Tabel 4.37 Capability Level Proses BAI07 (Manajemen Penerimaan
Perubahan dan Transisi).
Domain Proses Current
Maturity
Expected
Maturity
Maximal
Maturity
BAI07.01 Menetapkan Rencana Implementasi 2.20 3 5
BAI07.02 Rencana Proses Bisnis, Sistem & Konversi Data 2.11 3 5
BAI07.03 Persetujuan Rencana Pengujian 2.27 3 5
BAI07.04 Menentukan Lingkungan Pengujian 2.29 3 5
BAI07.05 Persetujuan Pelaksanaan Pengujian 2.33 3 5
BAI07.06 Promosi Produk Baru & Mengelola Perilisan Produk 2.39 3 5
BAI07.07 Memberikan Dukungan Pada Masa Awal Produksi 2.31 3 5
BAI07.08 Melakukan Pengkajian Paska Implementasi 2.50 3 5
Kondisi ideal yang diharapkan adalah pada tingkat kematangan 3
(Established Process) yaitu kondisi dimana proses sudah teridentifikasi dengan
prosedur standar formal dan tertulis, kemudian dikomunikasikan dengan dipatuhi
oleh setiap karyawan dalam Sistem PJJ STIK-PTIK.
Berikut merupakan gambar intepretasi data BAI07 (Manajemen
Penerimaan Perubahan dan Transisi).
165
Gambar 4.14 Intepretasi Nilai BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan
Transisi)
4.6.2. Penentuan Gap
Tabel 4.38 Hasil Gap BAI07.01(Penyusunan Rencana Implementasi)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.01
(Penyusunan
Rencana
Implementasi)
Penyusunan
Rencana
Implementasi
Perubahan
a. Belum adanya rencana perubahan yang
matang yang dilakukan STIK-PTIK dalam
melakukan perubahan dari sistem
konvensional ke sistem baru.
b. Tidak semua stakeholder menyetujui
perubahan sistem pembelajaran ini,
terutama dari dosen dan mahasiswa yang
masih kurang mengerti mengenai
teknologi.
c. Belum ada implementasi proses
identifikasi dan dokumentasi backup dan
proses pemulihan.
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
BAI07.01 MenetapkanRencana Implementasi
BAI07.02 Rencana ProsesBisnis, Sistem & Konversi
Data
BAI07.03 PersetujuanRencana Pengujian
BAI07.04 MenentukanLingkungan Pengujian
BAI07.05 PersetujuanPelaksanaan Pengujian
BAI07.06 Promosi ProdukBaru & MengelolaPerilisan Produk
BAI07.07 MemberikanDukungan Pada Masa
Awal Produksi
BAI07.08 MelakukanPengkajian Paska
Implementasi
Grafik BAI07
Current Maturity Expected Maturity Maximal Maturity
166
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.01
(Penyusunan Rencana Implementasi).
Tabel 4.39 Hasil Gap BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem
dan Data)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.02
(Perencanaan
Proses
Bisnis,
Konversi
Sistem dan
Data)
Perencanaan
proses bisnis dan
perubahan
sistem dan data
dari
konvensional
menuju sistem
dan data yang
baru
a. Belum ada konfirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku
kepentingan, termasuk pemilik proses bisnis
dan TI yang sesuai.
b. Belum ada proses meraih kepastian bahwa
rencana pengujian mengidentifikasi sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan
ujian dan mengevaluasi hasil
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.02
(Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data).
Tabel 4.40 Hasil Gap BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.03
(Rencana
Persetujuan
Pengujian)
Persetujuan
rencana
pengujuan
a. Belum ada pelatihan dan pengujian
melakukan konversi sebelum melakukan
konversi yang sebenarnya.
b. Belum ada rencana cadangan agar semua
sistem dan data bisa kembali pada titik
sebelum konversi.
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.03
(Rencana Persetujuan Pengujian).
167
Tabel 4.41 Hasil Gap BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.04
(Penyusunan
Lingkungan
Pengujian)
Penyusunan
lingkungan
pengujian
a. Belum ada perlindungan data-data yang
dianggap penting dan sesnsitif untuk
diketahui orang lain.
b. Belum ada database yang menggambarkan
lingkungan pengujian.
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.04
(Penyusunan Lingkungan Pengujian).
Tabel 4.42 Hasil Gap BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.05
(Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui)
Penyelenggaraan
pengujian yang
sudah disetujui
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK tidak melakukan pencatatan
hasil pengujian, mereka hanya melihat
apa kah terjadi masalah atau tidak. Jika
ada masalah maka langsung dicarikan
solusinya, sehingga tidak pernah ada
proses pencatatan atau pembuatan log
activity.
b. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum melakukan
pengklasifikasian terhadap error yang
terjadi selama proses pengujian.
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.05
(Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui).
Tabel 4.43 Hasil Gap BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.06
(Mempromosikan
Sistem Baru)
Mempromosikan
sistem baru
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum melakukan penentuan
sejauh mana implementasi atau
pemrosesan parallel antara sistem lama
dengan sistem baru yang sejalan dengan
rencana implementasi.
168
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.06
(Mempromosikan Sistem Baru).
Tabel 4.44 Hasil Gap BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem
Baru)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.07
(Pemberian
Dukungan
Awal
Terhadap
Sistem
Baru)
Pemberian
dukungan awal
terhadap sistem
baru
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK
belum melakukan penyediaan sumber daya
tambahan, seperti yang diperlukan,untuk
pengguna sistem dan personil pendukung
sampai perilisan sistem baru telah stabil.
b. Divisi TI Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum menentukan ukuran keberhasilan
dalam pengimplementasian sistem baru.
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.07
(Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru).
Tabel 4.45 Hasil Gap BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi)
PROSES KETERANGAN TEMUAN GAP
BAI07.08
(Melakukan
Pengulasan
Pasca
Implementasi)
Melakukan
pengulasan
setelah proses
implementasi
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK
belum memiliki matriks pengukur
keberhasilan.
b. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-PTIK
belum memiliki ukuran kualitas standar
terhadap sistem baru.
Tabel diatas menunjukkan gap yang terdapat pada proses BAI07.08
(Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi).
4.7. Reporting the Results
Pada tahap ini, penulis menampilkan tabel temuan, gap dan rekomendasi
yang diperlukan untuk memperbaiki gap yang ada. Berikut tabel rekomendasi:
169
4.7.1. Rekomendasi BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
Tabel 4.37 Tabel Rekomendasi BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi)
NAMA
PROSES
TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.01
(Penyusunan
Rencana
Implementasi)
a. Hasil kuesioner menyatakan bahwa
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
rencana implementasi yang
mencerminkan strategi implementasi
yang luas, urutan langkah-langkah
implementasi dan kebutuhan sumber
daya.Namun berdasarkan hasil
observasi penulis, PJJ STIK-PTIK
belum memiliki rencana implementasi
tersebut.
b. Berdasarkan hasil kuesioner dan hasil
observasi Sistem PJJ STIK-PTIK
telah memiliki jadwal dan rencana
perubahan. Contohnya adalah jadwal
launching PJJ STIK-PTIK pada bulan
Januari 2014
c. Hasil kuesioner menyatakan Sistem
PJJ STIK-PTIK telah memiliki
rencana implementasi yang disetujui
stakeholder. Namun berdasarkan hasil
observasi yang penulis lakukan,
masih ada stakeholder yang belum
bisa menerima dan menyetujui
perubahan yang terjadi.
a. Belum adanya rencana perubahan
yang matang yang dilakukan STIK-
PTIK dalam melakukan perubahan
dari sistem konvensional ke sistem
baru.
b. Tidak semua stakeholder menyetujui
perubahan sistem pembelajaran ini,
terutama dari dosen dan mahasiswa
yang masih kurang mengerti
mengenai teknologi.
c. Belum ada implementasi proses
identifikasi dan dokumentasi backup
dan proses pemulihan.
d. Belum adanya perencanaan,
monitoring, dan penyesuaian
peninjauan resiko teknisi dan bisnis
yang terkait dengan implementasi
secara formal dan adanya pembahasan
resiko utama dalam proses
perencanaan.
a. Sebelum membuat sebuah perubahan
seharusnya STIK-PTIK telah memiliki
perencanaan yang matang, mulai dari
penyusunan langkah-langkah perubahan,
kebutuhan sumber daya, kepastian bantuan
dari pihak eksternal, penyusunan daftar
resiko yang mugkin dihadapi.
b. STIK-PTIK mengadakan pelatihan dan
sosialisasi yang bertujuan mengenalkan
teknologi kepada seluruh pengguna sistem
PJJ. Mulai dari pengenalan internet dasar,
cara membuka web, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan sistem PJJ.
c. Perlu diadakannya pelatihan dan sosialisasi
Sistem PJJ kepada seluruh stakeholder
terutama dosen dan mahasiswa, agar
mereka bisa mengerti dan akhirnya mau
menerima perubahan yang terjadi.
d. Membangun kesadaran kepada seluruh
stakeholder untuk turut mendukung
berjalannya sistem PJJ ini. Diantaranya
termasuk mencohtohkan cara merawat
berbagai infrastruktur TIK yang dimiliki
sistem PJJ. Seperti mematikan dan
170
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
melakukan proses meraih komitmen
dari penyedia solusi eksternal untuk
keterlibatan mereka dalam setiap
langkah pelaksanaan perubahan yang
diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis. Contohnya adalah bantuan dari
ICITAP dan Southeast Asian Minister
of Education Organization Regional
Open Learning Centre (SEAMOLEC)
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah melakukan implementasi proses
identifikasi dan dokumentasi backup
dan proses pemulihan menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
Namun pada kenyataannya belum ada
proses identifikasi dan dokumentasi
backup proses pemulihan.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah memiliki perencanaan,
monitoring, dan penyesuaian
peninjauan resiko teknisi dan bisnis
yang terkait dengan implementasi
secara formal dan adanya pembahasan
resiko utama dalam proses
perencanaan. Namun berdasarkan
hasil observasi penulis, PJJ STIK-
PTIK belum memiliki hal tersebut.
menghidupkan komputer yang baik,
mematikan dan menghidupkan proyektor
yang baik dan benar, dll.
e. Perlu dibuatnya sistem backup dan proses
pemulihan agar bila dikemudian hari terjadi
kehilangan data, data bisa diambil lagi di
tempat backup.
171
Pemenuhan aktivitas BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki jadwal dan rencana perubahan.
Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses meraih komitmen dari penyedia solusi eksternal untuk keterlibatan mereka
dalam setiap langkah pelaksanaan perubahan.
4.7.2. Rekomendasi BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
Tabel 4.38 Tabel Rekomendasi BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
NAMA
PROSES
TEMUAN GAP REKOMENDASI
a. Hasil kuesioner menyatakan Sistem
PJJ STIK-PTIK telah melakukan
pendefinisian proses bisnis, layanan
data IT dan infrastruktur rencana
migrasi. Namun pada kenyataannya
STIK-PTIK belum melakukannya.
b. Berdasarkan kuesioner dan observasi
Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah melakukan proses pertimbangan
penyesuaian yang diperlukan untuk
prosedur bisnis. Contohnya adalah
revisi peran dan tangungjawab dalam
prosedur pengendalian dan dalam
rencana perubahan proses bisnis.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
melakukan pendefinisian proses
bisnis, layanan data IT dan
infrastruktur rencana migrasi.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki konfirmasi bahwa semua
rencana pengujian disetujui oleh para
pemangku kepentingan, termasuk
pemilik proses bisnis dan TI yang
sesuai.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
melakukan pendefinisian proses bisnis,
layanan data IT dan infrastruktur
rencana migrasi, agar implementasi
sistem baru ini bisa berjalan dengan
baik. b. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
melakukan konfirmasi bahwa semua
pemangku kepentingan telah
menyetujui rencana pengujian. Agar
tidak ada yang bertentangan pada saat
implemenntasi sistem baru.
172
BAI07.02
(Perencanaan
Proses Bisnis,
Konversi
Sistem dan
Data)
c. Berdasarkan kuesioner Sistem PJJ
STIK-PTIK menyatakan telah
memiliki konfirmasi bahwa semua
rencana pengujian disetujui oleh para
pemangku kepentingan, termasuk
pemilik proses bisnis dan TI yang
sesuai. Namun pada kenyataaanya,
masih ada mahasiswa dan dosen yang
belum bisa menerima perubahan yang
terjadi.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
melakukan proses konfirmasi bahwa
rencana konversi data tidak
memerlukan perubahan nilai data.
Contohnya adalah bahan ajar berupa
slide power point yang di berikan
kepada mahasiswa.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah melakukan proses pelatihan dan
pengujian sebelum melakukan
konversi data. Namun kenyataan di
lapangan menyatakan tidak ada
pelatihan apapun yang diterima oleh
admin atau teknisi sebelum melakukan
konversi data.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah melakukan implementasi
kepastian bahwa rencana pengujian
mencerminkan penilaian resiko dari
projek dan bahwa semua persyaratan
fungsional dan teknisi telah diuji.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
melakukan proses meraih kepastian
bahwa rencana pengujian
mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan ujian
dan mengevaluasi hasil. d. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
melakukan proses pelatihan dan
pengujian sebelum melakukan
pengkonversian data. e. Sistem PJJ STIK-PTIK tidak
menyusun kemungkinan resiko-resiko
yang akan muncul saat konversi data.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya telah
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
sumber daya, aplikasi-aplikasi yang
dibutuhkan, sebelum melakukan pengujian.
Agar pengujian berjalan dengan baik dan
lancar. d. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
melakukan pelatihan dan sosialisi yang
berkelanjutan kepada seluruh stakeholder,
agar mereka bisa memahami sistem baru
ini dan tak terjadi penolakan. e. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
membuat daftar kemungkinan resiko-resiko
yang akan muncul saat konversi data. Agar
ketika resiko yang terjadi itu muncul, PJJ
STIK-PTIK telah siap untuk
memperbaikinya.
173
Namun berdasarkan observasi yang
penulis lakukan, PJJ STIK-PTIK
belum melakukan proses tersebut.
g. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
kepastian bahwa rencana pengujian
mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan ujian
dan mengevaluasi hasil. Contohnya
adalah pembuatan daftar sumber daya
yang diperlukan dalam proses
pengujian.
h. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
rencana migrasi dari sistem lama ke
sistem baru. Contohnya adalah
rencana pembuatan PJJ berupa e-
learning dengan menggunakan
aplikasi moodle dan web conference
dengan menggunakan aplikasi webex.
Pemenuhan aktivitas BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki kepastian bahwa rencana pengujian mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan ujian dan mengevaluasi hasil.
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana migrasi dari sistem lama ke sistem baru.
174
4.7.3. Rekomendasi BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
Tabel 4.39 Tabel Rekomendasi BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian)
NAMA
PROSES
TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.03
(Rencana
Persetujuan
Pengujian)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
sudah mengadakan pelatihan dan
pengujian melakukan konversi
sebelum melakukan konversi yang
sebenarnya. Namun berdasarkan hasil
observasi yang penulis lakukan, PJJ
STIK-PTIK tidak mengadakan
pelatihan dan pengujian tersebut.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah memiliki rencana cadangan agar
semua sistem dan data bisa kembali
pada titik sebelum konversi. Namun
ternyata PJJ STIK-PTIK belum
memiliki rencana cadangan tersbut.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
perencanaan, monitoring dan
penyesuaian rencana backup data
arsip agar sesuai kebutuhan bisnis.
Contohnya adalah pembuatan data
center.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah melakukan pendefinisian proses
bisnis, layanan data IT dan
infrastruktur rencana migrasi. Namun
a. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
melakukan pelatihan dan pengujian
melakukan konversi sebelum
melakukan konversi yang sebenarnya.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki rencana cadangan agar
semua sistem dan data bisa kembali
pada titik sebelum konversi.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
melakukan pendefinisian proses
bisnis, layanan data IT dan
infrastruktur rencana migrasi.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
melakukan pelatihan dan pengujian pra-
konversi data, sehingga bila terjadi
kesalahan tidak diulangi lagi saat konversi
data yang sebenarnya. b. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
membuat rencana cadangan, agar ketika
terjadi kesalahan atau error Sistem PJJ
STIK-PTIK bisa mengembalikan data ke
keadaan sebelum terjadi kesalahan atau
error. c. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
melakukan pendefinisian proses bisnis,
layanan data IT dan infrastruktur rencana
migrasi, agar implementasi sistem baru ini
bisa berjalan dengan baik.
175
pada kenyataannya PJJ STIK-PTIK
belum melaksanakan hal tersebut.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
rencana pengujian yang disetujui.
Contohnya adalah SPRIN dari ketua
STIK-PTIK untuk melaksanakan
pengujian terhadap sistem baru.
Pemenuhan aktivitas BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki perencanaan, monitoring dan penyesuaian rencana backup data arsip.
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana pengujian yang disetujui.
176
4.7.4. Rekomendasi BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
Tabel 4.40 Tabel Rekomendasi BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian)
NAMA
PROSES
TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.04
(Penyusunan
Lingkungan
Pengujian)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah memiliki perlindungan data
pengujian yang sensitive dan hasil
terhadap pengungkapan. Namun
kenyataannya PJJ STIK-PTIK belum
memiliki perlindungan tersebut.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
membuat database hal-hal yang
diperlukan dalam melakukan
pengujian. Namun kenyataannya tidak
ada database yang menyatakan hal-
hal yang dibutuhkan.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki
kepastian bahwa pengujian telah
aman dan sesuai dengan sistem baru
yang akan digunakan.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki perlindungan data-data
yang dianggap penting dan
sesnsitif untuk diketahui orang
lain.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki database yang
menggambarkan lingkungan
pengujian.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK segera membuat
perlindungan terhadap data-data yang
sensitive dan bisa berakibat fatal apabila
hilang ataupun rusak. Seperti penyimpanan
pada harddisk external.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK segera membuat
database yang menggambarkan lingkunga
pengujian. Contohnya: daftar peserta
pelatihan dan sosialisasi PJJ, jadwal
pelatihan dan sosialisai PJJ.
Pemenuhan aktivitas BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki kepastian bahwa pengujian telah aman dan sesuai dengan sistem baru yang akan
digunakan.
177
4.7.5. Rekomendasi BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui)
Tabel 4.41 Tabel Rekomendasi BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui)
NAMA PROSES TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.05
(Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki catatan
error yang telah dikategorikan dan
ditemukan selama proses
pengujian. Namun pada
kenyataannya, tidak ada catatan
error apapun selama proses
pengujuan.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
melakukan proses membuat
pertimbangan untuk menggunakan
instruksi tes yang jelas (script)
untuk melaksanakan tes.
Contohnya adalah pembuatan
modul untuk pelatihan admin dan
teknisi.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah melakukan
proses identifikasi, pencatatan dan
pengklasifikasian kesalahan selama
pengujian. Namun pada
kenyataannya tidak ada dokumen
pencatatan kesalahan selama
pengujian.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki persetujuan perencanaan
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK tidak melakukan pencatatan
hasil pengujian, mereka hanya
melihat apa kah terjadi masalah atau
tidak. Jika ada masalah maka
langsung dicarikan solusinya,
sehingga tidak pernah ada proses
pencatatan atau pembuatan log
activity.
b. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum melakukan
pengklasifikasian terhadap error yang
terjadi selama proses pengujian.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
membuat catatan kegiatan selama proses
pengujian, mulai dari catatan masalah
yang timbul, catatan error yang terjadi.
Agar dikemudian hari bisa diperbaiki
kekurangan-kekurangan tersebut.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK seharusnya
membuat pengklasifikasian terhadap error
yang terjadi selama proses pengujian, agar
error bisa diperbaiki.
178
dan perilisan hasil produksi.
Contohnya adalah keputusan
dijalankannya sistem baru oleh
ketua STIK-PTIK.
Pemenuhan aktivitas BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses membuat pertimbangan untuk menggunakan instruksi tes yang jelas (script)
untuk melaksanakan tes.
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki persetujuan perencanaan dan perilisan hasil produksi.
179
4.7.6. Rekomendasi BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
Tabel 4.42 Tabel Rekomendasi BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru)
NAMA PROSES TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.06
(Mempromosikan
Sistem Baru)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik. Contohnya
adalah pembuatan data center.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK menyatakan
telah membuat penentuan sejauh
mana implementasi atau pemrosesan
parallel antara sistem lama dengan
baru yang sejalan dengan rencana
implementasi. Namun hasil
observasi penulis menemukan
belum ada sejauh mana rencana
implementasi yang diinginkan,
sistem berjalan mengalir begitu saja.
Bila ada kekurangan baru diperbaiki
atau ditambah.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki rencana dan catatan waktu
perilisan hasil produk baru.
Contohnya adalah pembuatan
jadwal launching sistem baru.
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum melakukan penentuan
sejauh mana implementasi atau
pemrosesan parallel antara sistem lama
dengan sistem baru yang sejalan
dengan rencana implementasi.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK sebaiknya segera
mementukan sejauh mana implementasi
atau pemrosesan parallel antara sistem
lama dengan sistem baru yang sejalan
dengan rencana implementasi.
180
Pemenuhan aktivitas BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki penyimpanan distribusi dalam bentuk fisik.
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana dan catatan waktu perilisan hasil produk baru.
4.7.7. Rekomendasi BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru)
Tabel 4.43 Tabel Rekomendasi BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru)
NAMA PROSES TEMUAN GAP REKOMENDASI
a. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
melakukan proses penyediaan
sumber daya tambahan, seperti
yang diperlukan untuk pengguna
sistem dan personil pendukung
sampai perilisan sistem baru telah
stabil. Contohnya adalah bantuan
dari mahasiswa ITB untuk
melakukan pengujian sistem baru
di tiap Polda seluruh Indonesia.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah melakukan
proses penyediaan sumber daya
sistem IT tambahan, seperti yang
diperlukan, sampai perilisan sistem
baru berada dalam lingkungan
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum melakukan penyediaan
sumber daya IT tambahan, seperti
yang diperlukan,untuk pengguna
sistem dan personil pendukung sampai
perilisan sistem baru telah stabil.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki ulasan hasil dari kualitas
berupa kuesioner ataupun feedback
dari pengguna sistem.
c. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum menentukan ukuran
keberhasilan dalam
pengimplementasian sistem baru.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK diharapkan segera
menyediakan sumber daya tambahan, baik
dari segi sumber daya manusia maupun
sumber daya IT. Karena penulis merasa
bahwa jumlah personil tim PJJ sangat
kurang, sedangkan tugas mereka sangat
banyak. Demikian pula dengan IT yang
masih kurang, hal ini dapat menghambat
proses perkuliahan online yang sedang
berlangsung.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK diharapkan segera
membuat kuesioner untuk mendapatkan
saran dan kritik dari pengguna sistem,
agar bisa mengetahui kekurangan yang
ada dan segera memperbaikinya.
181
BAI07.07
(Pemberian
Dukungan Awal
Terhadap Sistem
Baru)
operasional yang stabil. Namun
dilapangan berkata lain, masih ada
kekurangan-kekurangan sumber
daya IT dalam pelaksanaan PJJ,
seperti masih kurang kualitas
internet yang digunakan. Sehingga
membuat proses kuliah terganggu.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki ulasan
hasil dari kualitas sistem baru,
termasuk hasil feedback dari
stakeholder. Namun observasi yang
penulis lakukan menyatakan belum
ada proses feedback dari
stakeholder ataupun pengguna
sistem.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki ukuran
keberhasilan dalam
pengimplementasian sistem baru.
Namun pada kenyataannya tidak
ada ukuran sejauh mana sistem bisa
dikatakan telah berhasil
c. Sistem PJJ STIK-PTIK diharapkan
membuat ukuran keberhasilan
implementasi, agar Sistem PJJ STIK-
PTIK mampu melihat sejauh mana
keberhasilan dan kekurangan dalam
implementasi.
182
Pemenuhan aktivitas BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah melakukan proses penyediaan sumber daya tambahan, seperti yang diperlukan untuk pengguna
sistem dan personil pendukung sampai perilisan sistem baru telah stabil. Contohnya adalah bantuan dari mahasiswa ITB untuk
melakukan pengujian sistem baru di tiap Polda seluruh Indonesia.
4.7.8 Rekomendasi BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi)
Tabel 4.44 Tabel Rekomendasi BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi)
NAMA PROSES TEMUAN GAP REKOMENDASI
BAI07.08
(Melakukan
Pengulasan Pasca
Implementasi)
a. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki metrik
pengukuran keberhasilan. Namun
pada kenyataannya tidak ada
metrik untuk mengukur sejauh
mana sistem PJJ ini berjalan.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
melakukan proses identifikasi,
penilaian dan laporan sejauh mana
persyaratan instansi telah
terpenuhi. Contohnya adalah
laporan hasil implementasi sistem
baru.
c. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah melakukan
proses identifikasi, penilaian dan
a. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum memiliki matriks
pengukur keberhasilan.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki laporan hasil, laporan
manfaat, laporan kualitas, dan daftar
penyebab kegagalan implementasi
sistem baru.
c. Sistem Pendidikan Jarak Jauh STIK-
PTIK belum memiliki ukuran kualitas
standar terhadap sistem baru.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK belum
memiliki solusi dan pengawasan
dalam menjaga kualitas sistem yang
baru diimplementasi.
a. Sistem PJJ STIK-PTIK diharapkan
membuat sebuah matriks dan standar
pengukur keberhasilan, agar bisa dilihat
apakah sistem baru yang telah
diimplementasi ini telah berhasi atau tidak.
b. Sistem PJJ STIK-PTIK diharapkan
membuat laporan hasil implementasi,
laporan manfaat yang didapat setelah
sistem di implementasi, laporan kualitas
sistem baru, dan daftar laporan penyebab
kegagalan implementasi sistem baru.
183
laporan sejauh mana manfaat yang
diharapkan telah terwujud. Namun
kenyataanya PJJ STIK-PTIK
belum melakukan pembuatan
laporan sejauh mana manfaat yang
diharapkan telah terwujud.
d. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki hasil
pengulasan kualitas sistem baru
yang di implementasi. Namun hasil
observasi penulis tidak
menemukan dokumen yang berisi
hasil pengulasan kualitas sistem
baru.
e. Sistem PJJ STIK-PTIK menyataka
telah memiliki daftar hal-hal yang
menyebabkan kegagalan. Namun
hasil observasi penulis tidak
menemukan dokumen yang berisi
tentang penyebab kegagalan.
f. Sistem PJJ STIK-PTIK
menyatakan telah memiliki solusi
dan pengawasan dalam menjamin
kualitas sistem baru. Namun pada
kenyataanya, PJJ STIK-PTIK
belum memiliki solusi dan
pengawasan dalam menjamin
kualitas sistem baru yang sedang
berjalan
g. Sistem PJJ STIK-PTIK telah
memiliki rencana perbaikan dalam
184
mengatasi masalah yang muncul.
Contohnya adalah perbaikan yang
dilakukan segera mungkin oleh tim
PJJ STIK-PTIK ketika timbul
masalah.
Pemenuhan aktivitas BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi):
Sistem PJJ STIK-PTIK telah memiliki rencana perbaikan dalam mengatasi masalah yang muncul. Contohnya adalah perbaikan
yang dilakukan segera mungkin oleh tim PJJ STIK-PTIK ketika timbul masalah.
185
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian dari pembahasan bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil evaluasi dengan menggunakan pendekatan capability level pada
COBIT 5 untuk proses BAI07.01 cenderung pada level 2 dengan nilai
kematangan 2.20, untuk proses BAI07.02 cenderung pada level 2
dengan nilai kematangan 2.11, untuk proses BAI07.03 cenderung pada
level 2 dengan nilai kematangan 2.27, untuk proses BAI07.04
cenderung pada level 2 dengan nilai kematangan 2.59, untuk proses
BAI07.05 cenderung pada level 2 dengan nilai kematangan 2.33, untuk
proses BAI07.06 cenderung pada level 2 dengan nilai kematangan 2.39,
untuk proses BAI07.07 cenderung pada level 2 dengan nilai kematangan
2.31, untuk proses BAI07.08 cenderung pada level 2 dengan nilai
kematangan 2.50. Dengan demikian, nilai capability level proses BAI07
(Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi) Sistem PJJ pada
STIK-PTIK adalah 2.33 cenderung pada level 2, berarti telah mencapai
Managed Process. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya persiapan dari
STIK-PTIK dalam mengimplementasikan Sistem PJJ, seperti
kurangnya perencanaan awal, kurang jelasnya pembagian job desk
kepada para karyawan sekertariat PJJ, kurangnya pelatihan dan
186
sosialisasi kepada para mahasiswa dan dosen sehingga membuat
timbulnya penolakan dari mahasiswa dan dosen itu sendiri terhadap
sistem PJJ.
2. Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK berada pada level 2.33.
Sedangkan level yang diinginkan adalah 3 establish process, yang
berarti implementasi (General Practices dan General Work Product)
telah sesuai dijalankan, dikelola dengan kebijakan yang telah ditentukan
oleh manajemen. Hal ini berarti menimbulkan gap sebesar 0.67. Untuk
mencapai target capability level tersebut maka STIK-PTIK harus
menutup gap yang ada dengan cara pembuatan SOP yang jelas,
mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada mahasiswa dan dosen agar
mereka semakin terbiasa dengan Sistem PJJ dan akhirnya menerima
perubahan yang ada.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis ada beberapa saran
yang dapat menjadi pertimbangan bagi pendidikan jarak jauh STIK-PTIK untuk
meningkatkan penggunaan teknologi informasi yang ada di dalam pendidikan jarak
jauh STIK-PTIK, yaitu:
1. Diharapkan hasil rekomendasi pada penelitian ini dapat di
implementasikan oleh Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-
PTIK.
2. PJJ STIK-PTIK segera membuat SOP untuk pembagian job desk
para karyawan PJJ STIK-PTIK, karena pembagian tugas kerja masih
187
kurang terorganisir, mana tugas admin, mana tugas operator, mana
tugas teknisi, dsb. Selain itu juga PJJ STIK-PTIK segera membuat
SOP untuk pelatihan dan sosialisasi PJJ untuk semua stakeholder
seperti mahasiswa, dosen, operator dan admin di tiap polda serta
teknisi. STIK-PTIK juga diharapkan membuat SOP untuk
memenuhi kebutuhan sumber daya, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya IT.
3. Diharapkan untuk penelitian berikutnya agar dapat mengolah data
kuesioner dengan metode perhitungan skala linkert, perhitungan
matriks menggunakan KPI (Key Performance Indikator) dan KGI
(Key Goal Indicator) untuk mengetahui Rating Scale pada Sistem
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) STIK-PTIK.
188
DAFTAR PUSTAKA
Adikara, Fransiskus. 2013. Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi Perguruan
Tinggi Berdasarkan COBIT 5 pada Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak
Universitas Esa Unggul. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Alvin., Soekamto W., dan Harsono R. Analisis dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi
Informasi pada PT FIF dengan Standar COBIT 5. Jakarta: Universitas Bina
Nusantara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fauziyah. 2010. Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah
Fitroh. 2009. Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi pada Sistem
Informasi Manajemen Akademik. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI 2006).
Gondodinyoto, Sanyoto. 2010. Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ida Farida, Siti. 2014. Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada Domain
Monitor, Evaluate, and Assess dengan Metode Framework COBIT 5 di PT Bank
Muamalat Indonesia. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ISACA. 2012. COBIT 5 A Business Framework for the Governance and Management of
Enterprise IT. USA: IT Governance Institute
ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Processes. USA: IT Governance Institute
189
ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation. USA: IT Governance Institute
ISACA. 2012. COBIT 5 Process Assessment Model. USA: IT Governance Institute
ITGI. 2007. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute
Januari. M. 2014. Skala Pengukuran. Jambi: STKIP YPM Bangko.
Jogiyanto dan Abdillah. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit
Andi.
Manajemen IT.2013. Perbedaan COBIT 5 dengan COBIT 4.1. Dikutip pada hari Rabu 26-
11-2014. 08.40 WIB. http://manajemen-ti.com/tata-kelola-audit/197-dulu-cobit-4-
1-sekarang-cobit-5-apa-bedanya.html
Nurochim. 2007. Manajemen Perubahan Pendidikan Tinggi. Jakarta
Nuri E.P, Farah. 2014. Evaluasi Capability Level pada Dukungan Layanan Manajemen
Data dengan Menggunakan Framework COBIT 5 di DRC Asuransi Jasindo.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pratyangga, Yusron. 2012. Analisis Management Awareness dan Maturity Level Pada DRC
(Disaster Recover Center) Bank Sumsel Babel Dengan COBIT 4.1, Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2013 Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kharisma Putra Utama.
Surendro, Kridanto. 2009. Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:
Informatika.
Sarno, Riyanto. 2009. Audit Sistem dan Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Pres.
190
Supriyana. 2010. Model Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi dan Teknologi di Bakosurtanal
Berbasis TOGAF. Dikutip pada 11 Juni 2014. 16:00 WIB.
http://telkomnika.ee.uad.ac.id/n9/files/Vol.8No.1Apr10/8.1.4.10.03.pdf.
Quit Wellington Redwood. 2013. COBIT 5 Foundating with Case Study (ITG-253 1.10).
Amsterdam.
Yunanda. 2009. Evaluasi. Dikutip pada 17 Juni 2014. Pukul 19:56 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19622/4/Chapter%20II.pdf
Yutta D, Finh., Tanuwijaya, Haryanto., dan Sutomo, Erwin. 2012. Audit Sistem Informasi
Instalasi Rawat Inap Berdasarkan Perspektif Pelanggan Balanced Scorecard
Menggunakan Standar COBIT 4.1 di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
Surabaya: STIKOM Surabaya.
Wakhinuddin. 2009. Analisa Gap. Dikutip pada 10 Juni 2014. 21:00 WIB.
http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/11/24/analisis-gap/
Wikipedia. Pengertian CMMI. Dikutip pada 19 Juni 2014. Pukul 20:21 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/CMMI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WAWANCARA 1
Narasumber : Bapak Kombes Pol Edi Setyo
Jabatan : Ketua PJJ STIK-PTIK
Tanggal wawancara : 30-04-2014
Hasil wawancara :
1. Apa itu PJJ ?
PJJ di STIK-PTIK pola pembelajaran yang dikembangkan dengan pola
Blended / Hybrid system yaitu baik secara online maupun tatap muka
dengan komposisi 30%-79%, artinya program pembelajaran yang
digunakan, menggabungkan antara kegiatan perkuliahan online, belajar
mandiri secara online dan perkuliahan tatap muka antara dosen dengan
mahasiswa dalam menyampaikan materi bahan ajar yang dilaksanakan baik
tatap muka secara langsung atau dilaksanakan tatap muka online dengan
teknologi web conference. Model perkuliahan PJJ dengan pola Blended /
Hybrid sistem yang dikembangkan oleh STIK-PTIK adalah sebagai berikut:
a. Perkuliahan Online
Dalam pelaksanaan perkuliahan online mahasiswa secara mandiri kapan
pun dan dimana pun dengan menggunakan perangkat media komunikasi
yang berbasis internet, 1 (satu) minggu sebelum perkuliahan
berlangsung diwajibkan untuk mempelajari materi bahan ajar dalam
bentuk Konten yang terdapat dalam sistem e-learning STIK. Admin
akan menginfokan kepada mahasiswa tentang kewajiban mahasiswa
untuk mempelajari materi bahan ajar yang akan diajarkan oleh dosen
sesuai dengan silabus e-learning.
Setelah pelaksanaan perkuliahan tatap muka baik secara langsung atau
pun secara online pada saat PJJ, mahasiswa bisa mempelajari kembali
materi bahan ajar yang sudah diajarkan oleh Dosen berikut hasil
rekaman video perkuliahan.
Dalam perkuliahan online sistem telah mengintegrasikan antara
penilaian akademik dengan pengasuhan, yaitu apabila mahasiswa tidak
membuka materi perkuliahan online maka tidak akan bisa membuka
quis. Konsekuensi dari mahasiswa tidak mengisi quis maka dianggap
tidak belajar, dan akan berpengaruh / pemotongan nilai kepribadian
mahasiswa.
b. Perkuliahan Tatap Muka Online
Perkuliahan tatap muka online adalah kegiatan interaksi dosen dengan
mahasiswa menggunakan media teknologi web conference, teknologi
ini memudahkan terjadinya interaksi antara mahasiswa dan dosen secara
langsung. Kegiatan perkuliahan tatap muka online terjadwal setiap
harinya mulai pukul 08.00 s/d 15.00.
Teknis perkuliahan tatap muka online, dosen menyampaikan materi
perkuliahan di STIK-PTIK Jakarta dengan cara disyuting secara
langsung menggunakan teknologi web conference, mahasiswa yang
berada di USBJJ (unit sumber belajar jarak jauh) Polda dikumpulkan
dalam satu ruang kelas baik di Mapolda ataupun di SPN Polda.
Selanjutnya seluruh mahasiswa STIK yang berada pada USBJJ Polda
secara bersama-sama mengikuti perkuliahan yang sedang berlangsung
secara web conference dengan dosen di STIK-PTIK.
c. Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar yang dilakukan mahasiswa
secara mandiri dalam mempelajari materi bahan ajar pada setiap mata
kuliah, dengan cara sbb :
(a) Mempelajari materi bahan ajar berupa konten pada sistem e-
learning, referensi bahan belajar yang diunggah dalam e-library;
(b) Menyelesaikan penugasan yang diberikan oleh dosen;
Belajar mandiri dapat dilakukan mahasiswa kapan saja tanpa terikat
waktu, melalu media elektronik berupa laptop/ komputer, gadget dan
lain sebagainya dengan sarana penunjang jaringan internet yang
memadai.
Materi bahan ajar pada kegiatan belajar mandiri, bisa dipelajari pada
sistem e-learning STIK dalam bentuk perkuliahan on line, karena
sebagian besar bahan ajar disampaikan secara online. PJJ STIK-PTIK
menuntut seluruh mahasiswa mampu belajar secara mandiri, adapun
kata mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan kata mandiri
berarti belajar secara ber-inisiatif dengan atau tanpa tutorial, sehingga
seluruh peserta didik dalam hal ini para mahasiswa STIK-PTIK mampu
mengatur jadwal belajarnya secara online, mampu memilih dan
menentukan bahan ajar sesuai dengan kebutuhannya.
d. Forum Diskusi
Forum diskusi telah difasilitasi pada sistem e-learning STIK PTIK,
dimana pada setiap topik pada pokok bahasan setiap mata kuliah
mahasiswa bisa saling berinteraksi berkaitan dengan materi bahan ajar
yang akan diajarkan atau yang telah diajarkan oleh dosen.
Forum diskusi juga bisa digunakan oleh Dosen untuk memberikan
penugasan atau pokok bahasan yang harus didiskusikan oleh mahasiswa
baik sesama mahasiswa ataupun dengan Dosen.
Dalam forum diskusi mahasiswa dapat berkomunikasi dengan dosen
melalui e-chatting sesuai dengan jadwal yang telah diatur untuk
menanyakan secara langsung hal-hal yang belum dimengerti.
e. Kegiatan Tutorial
Kegiatan tutorial antara dosen dan mahasiswa dilakukan terjadwal dan
terstruktur berdasarkan rayonisasi yang telah ditentukan menurut
sebaran mahasiswa. Kegiatan tutorial dilaksanakan pada semester 2 dan
3 oleh dosen pengampu masing-masing mata kuliah tersebut
2. Apa latar belakang / kebijakan yang melandasi PJJ?
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2010
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, yang
mensyaratkan bahwa untuk dapat diangkat sebagai pejabat penyidik Polri
harus memenuhi persyaratan berpangkat paling rendah Inspektur Dua Polisi
dan berpendidikan paling rendah Sarjana Strata Satu atau yang setara. Maka
kebijakan Pimpinan Polri sejak tahun 2012 terhadap lulusan AKPOL
dengan kualifikasi sebagai Sarjana Ilmu Kepolisian (S1). Berkaitan dengan
kebijakan tersebut, sebagaimana kebijakan Kalemdikpol agar Sekolah
Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) segera menyiapkan Sistem Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ) bagi lulusan AKPOL yang belum mengikuti pendidikan Strata
satu (S1) di STIK
3. Sudah dari kapan PJJ dibangun?
Dulu sudah sempat ada, namun gagal dalam pelakasanaannya. PJJ yang
baru ini sudah mulai dirancang sejak pertengahan tahun 2013, dan baru
launching pada Januari 2014.
4. Apa ada struktur organisasi PJJ?
Ada.
5. Apa saja Hambatan yang terjadi?
Hambatan yang ada:
a. Kurangya persiapan yang matang dalam proses perencanaan
hingga implementasi. Sehingga terkesan terburu-buru dan hasil
kurang baik.
b. Kurang bisanya mahasiswa dan dosen menerima perubahan
model pembelajaran yang baru ini, karena tidak semua
mahasiswa dan dosen mengerti tentang teknologi informasi.
c. Kurangnya dukungan secara penuh dari STIK-PTIK sendiri
terhadap PJJ, sehingga PJJ seakan-akan berjalan sendiri dengan
bantuan dari pihak luar.
WAWANCARA 2
Narasumber : Bapak Adhie Chandra
Jabatan : Ketua teknisi PJJ STIK-PTIK
Tanggal wawancara : 05-05-2014
Hasil wawancara :
1. Didalam Struktur Organisasi PJJ belum terdapat bagian-bagian yang sesuai
dengan RACI Chart COBIT 5, sehingga satu bagian memiliki tugas
rangkap. Hal ini merupakan salah satu kekurangan yang harus dipenuhi PJJ
STIK-PTIK agar proses dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan
pembagian job desk bisa teratur dan terarah.
2. Tidak adanya SOP tentang pembagian tugas (job desk) untuk admin,
operator dan teknisi. Sehingga para karyawan diharuskan mampu disaat-
saat tertentu melakukan ketiga tugas tersebut.
3. Belum ada evaluasi terhadap kinerja karyawan.
4. Masih banyak mahasiswa dan dosen yang belum memahami TI sehingga
tidak semangat dalam melaksanakan kuliah PJJ.
KUESIONER
EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA
DOMAIN BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan
Transisi) pada Sistem PJJ STIK-PTIK
CAPABILITY LEVEL
Nama Responden :
Jabatan :
Bagian :
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian skripsi mahasiswa Strata Satu
Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulullah Jakarta, yang bertujuan
untuk memperoleh data atau pendapat Bapak/Ibu terkait dengan BAI07
Tentang Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi serta menilai kinerja
dan penyesuaian pada Sistem PJJ STIK-PTIK.
Kuesioner ini merupakan pengukuran tingkat kematangan yang dikembangkan
dari standard pengelolaan teknologi informasi (TI) internasional COBIT 5
untuk mengetahui tingkat kematangan dalam Build, Acquired, and Implement
kondisi saat ini maupun untuk kondisi yang diharapkan, yang selanjutnya dapat
dijadikan dasar yang cukup untuk identifikasi prioritas peningkatan pada
BAI07 (Manajemen Penerimaan Perubahan dan Transisi)
Oleh karena itu mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan pendapatnya
akan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan dalam kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian:
Bacalah pernyataan kriteria dari tingkat kematangan dengan seksama, lalu
berikan ceklis (√) pada jawaban (YA/TIDAK) untuk setiap pernyataan yang
diberikan.
Tujuan dari BAI07.01 (Penyusunan Rencana Implementasi) adalah menetapkan
rencana implementasi yang meliputi konversi data dan sistem, kriteria pengujian
penerimaan, komunikasi, pelatihan, persiapan rilis, promosi hingga produksi dan
dukungan produksi awal. Memperoleh persetujuan dari pihak-pihak terkait.
BAI07.01
Penyusunan
Rencana
Implementasi
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya rencana implementasi yang mencerminkan
strategi implementasi yang luas, urutan langkah-langkah
implementasi, kebutuhan sumber daya, saling
ketergantungan, kriteria untuk mengelola penerimaan dari
produk hasil implementasi, persyaratan verifikasi instalasi,
strategi transisi untuk dukungan produksi, dan update BCPs.
2. Tidak adanya konfirmasi persetujuan rencana pelaksanaan
oleh teknisi dan para pemangku kepentingan bisnis dan tidak
adanya peninjauan oleh audit internal yang sesuai.
3. Tidak adanya komitmen dari penyedia solusi eksternal untuk
keterlibatan mereka dalam setiap langkah pelaksanaan.
4. Tidak adanya proses identifikasi dan dokumentasi backup
dan proses pemulihan.
5. Tidak adanya proses formal peninjauan risiko teknis dan
bisnis yang terkait dengan implementasi dan tidak adanya
pembahasan resiko utama dalam proses perencanaan.
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses membuat rencana implementasi yang
mencerminkan strategi implementasi yang luas, urutan
langkah-langkah implementasi, kebutuhan sumber daya,
saling ketergantungan, kriteria untuk mengelola penerimaan
dari produk hasil implementasi, persyaratan verifikasi
instalasi, strategi transisi untuk dukungan produksi, dan
update BCPs.
2. Adanya proses membuat konfirmasi persetujuan rencana
pelaksanaan oleh teknisi dan para pemangku kepentingan
bisnis dan adanya proses peninjauan oleh audit internal yang
sesuai.
3. Adanya proses meraih komitmen dari penyedia solusi
eksternal untuk keterlibatan mereka dalam setiap langkah
pelaksanaan.
4. Adanya proses membuat identifikasi dan dokumentasi
backup dan proses pemulihan.
5. Adanya proses meraih peninjauan risiko teknis dan bisnis
yang terkait dengan implementasi secara formal dan adanya
pembahasan resiko utama dalam proses perencanaan.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian rencana
implementasi yang mencerminkan strategi implementasi
yang luas, urutan langkah-langkah implementasi, kebutuhan
sumber daya, saling kertergantungan, kriteria untuk
mengelola penerimaan dari produk hasil implementasi,
persyaratan verifikasi instalasi, strategi transisi untuk
dukungan produksi, dan update BCPs.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
konfirmasi persetujuan rencana pelakasanaan oleh teknisi
dan para pemangku kepentingan bisnis dan adanya
perencanaan, monitoring dan penyesuaian peninjauan oleh
audit internal yang sesuai.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
komitmen dari penyedia solusi eksternal untuk keterlibatan
mereka dalam setiap langkah pelaksanaan.
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi dan dokumentasi backup dan proses pemulihan.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
peninjauan risiko teknis dan bisnis yang terkait dengan
implementasi secara formal dan adanya pembahasan resiko
utama dalam proses perencanaan.
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi pembuatan rencana implementasi
yang mencerminkan strategi implementasi yang luas, urutan
langkah-langkah implementasi, kebutuhan sumber daya,
saling ketergantungan, kriteria untuk mengelola penerimaan
dari produk hasil implementasi, persyaratan verifikasi
instalasi, strategi transisi untuk dukungan produksi, dan
update BCPs menggunakan proses yang telah didefinisikan.
2. Adanya implementasi konfirmasi persetujuan rencana
pelaksanaan oleh teknisi dan para pemangku kepentingan
bisnis dan adanya implementasi peninjauan oleh audit
internal yang sesuai menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
3. Adanya implementasi komitmen dari penyedia solusi
eksternal untuk keterlibatan mereka dalam setiap langkah
pelaksanaan menggunakan proses yang telah didefinisikan.
4. Adanya implementasi proses identifikasi dan dokumentasi
backup dan proses pemulihan menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
5. Adanya implementasi peninjauan risiko teknis dan bisnis
yang terkait dengan implementasi secara formal dan adanya
implementasi pembahasan resiko utama dalam proses
perencanaan menggunakan proses yang telah didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses pembuatan rencana implementasi yang
mencerminkan strategi implementasi yang luas, urutan
langkah-langkah implementasi, kebutuhan sumber daya,
saling ketergantungan, kriteria untuk mengelola penerimaan
dari produk hasil implementasi, persyaratan verifikasi
instalasi, strategi transisi untuk dukungan produksi, dan
update BCPs yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses konfirmasi persetujuan rencana pelaksanaan
oleh teknisi dan para pemangku kepentingan bisnis dan
adanya proses peninjauan oleh audit internal yang sesuai
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
3. Adanya proses meraih komitmen dari penyedia solusi
eksternal untuk keterlibatan mereka dalam setiap langkah
pelaksanaan yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
4. Adanya proses identifikasi dan dokumentasi backup dan
proses pemulihan yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
5. Adanya proses peninjauan risiko teknis dan bisnis yang
terkait dengan implementasi secara formal dan adanya
proses pembahasan resiko utama dalam proses perencanaan
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses pembuatan rencana implementasi yang
mencerminkan strategi implementasi yang luas, urutan
langkah-langkah implementasi, kebutuhan sumber daya,
saling ketergantungan, kriteria untuk mengelola penerimaan
dari produk hasil implementasi, persyaratan verifikasi
instalasi, strategi transisi untuk dukungan produksi, dan
update BCPs yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses konfirmasi persetujuan rencana pelaksanaan
oleh teknisi dan para pemangku kepentingan bisnis dan
adanya proses peninjauan oleh audit internal yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
3. Adanya proses meraih komitmen dari penyedia solusi
eksternal untuk keterlibatan mereka dalam setiap langkah
pelaksanaan yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses identifikasi dan dokumentasi backup dan
proses pemulihan yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
5. Adanya proses peninjauan risiko teknis dan bisnis yang
terkait dengan implementasi secara formal dan adanya
proses pembahasan resiko utama dalam proses perencanaan
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.02 (Perencanaan Proses Bisnis, Konversi Sistem dan Data)
adalah persiapan untuk proses bisnis, layanan data TI dan metode pengembangan,
termasuk jejak audit dan rencana pemulihan yang harus dilakukan ketika migrasi
data gagal.
BAI07.02
Perencanaan
Proses
Bisnis,
Konversi
Sistem dan
Data
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya pendefinisian proses bisnis, layanan data
IT dan infrastruktur rencana migrasi.
2. Tidak adanya pertimbangan penyesuaian yang
diperlukan untuk prosedur, termasuk revisi peran &
tanggung jawab dan prosedur pengendalian, dalam
rencana konversi proses bisnis.
3. Tidak adanya penggabungan dalam metode rencana
konversi data untuk mengumpulkan, mengubah dan
memverifikasi data untuk di konversi, dan
mengindentifikasi dan menyelesaikan setiap kesalahan
yang ditemukan selama proses konversi.
4. Tidak adanya proses konfirmasi bahwa rencana
konversi data tidak memerlukan perubahan nilai data.
5. Tidak adanya pelatihan dan pengujian melakukan
konversi sebelum mencoba konversi yang sebenarnya.
6. Tidak adanya pertimbangan risiko masalah konversi,
perencanaan kelangsungan bisnis dan prosedur fallback
dalam proses bisnis.
7. Tidak adanya proses koordinasi dan verifikasi waktu
dan penyelesaian konversi sehingga konversi berjalan
lancar terus menerus tanpa kehilangan transaksi data.
8. Tidak adanya rencana cadangan semua sistem dan data
pada titik sebelum konversi.
9. Tidak adanya rencana penyimpanan backup dan data
arsip agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan peraturan/penyesuaian.
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses pendefinisian proses bisnis, layanan
data IT dan infrastruktur rencana migrasi.
2. Adanya proses membuat pertimbangan penyesuaian
yang diperlukan untuk prosedur, termasuk revisi peran
& tanggung jawab dan prosedur pengendalian, dalam
rencana konversi proses bisnis.
3. Adanya proses meraih penggabungan dalam metode
rencana konversi data untuk mengumpulkan, mengubah
dan memverifikasi data untuk di konversi, dan
mengindentifikasi dan menyelesaikan setiap kesalahan
yang ditemukan selama proses konversi.
4. Adanya proses membuat konfirmasi bahwa rencana
konversi data tidak memerlukan perubahan nilai data.
5. Adanya proses pelatihan dan pengujian melakukan
konversi sebelum mencoba konversi yang sebenarnya.
6. Adanya proses membuat pertimbangan risiko masalah
konversi, perencanaan kelangsungan bisnis dan
prosedur fallback dalam proses bisnis.
7. Adanya proses koordinasi dan verifikasi waktu dan
penyelesaian konversi sehingga konversi berjalan
lancar terus menerus tanpa kehilangan transaksi data.
8. Adanya proses membuat rencana cadangan semua
sistem dan data pada titik sebelum konversi.
9. Adanya proses membuat rencana penyimpanan backup
dan data arsip agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan peraturan/penyesuaian.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pendefinisian proses bisnis, layanan data IT dan
infrastruktur rencana migrasi.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pertimbangan penyesuaian yang diperlukan untuk
prosedur, termasuk revisi peran & tanggung jawab dan
prosedur pengendalian, dalam rencana konversi proses
bisnis.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
penggabungan dalam metode rencana konversi data
untuk mengumpulkan, mengubah dan memverifikasi
data untuk di konversi, dan mengindentifikasi dan
menyelesaikan setiap kesalahan yang ditemukan
selama proses konversi.
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
konfirmasi bahwa rencana konversi data tidak
memerlukan perubahan nilai data.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pelatihan dan pengujian melakukan konversi sebelum
mencoba konversi yang sebenarnya.
6. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pertimbangan risiko masalah konversi, perencanaan
kelangsungan bisnis dan prosedur fallback dalam
proses bisnis.
7. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
koordinasi dan verifikasi waktu dan penyelesaian
konversi sehingga konversi berjalan lancar terus
menerus tanpa kehilangan transaksi data.
8. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
rencana cadangan semua sistem dan data pada titik
sebelum konversi.
9. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
rencana penyimpanan backup dan data arsip agar sesuai
dengan kebutuhan bisnis dan kebutuhan
peraturan/penyesuaian.
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi pendefinisian proses bisnis,
layanan data IT dan infrastruktur rencana migrasi
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
2. Adanya implementasi pertimbangan penyesuaian yang
diperlukan untuk prosedur menggunakan proses yang
telah didefinisikan., termasuk revisi peran & tanggung
jawab dan prosedur pengendalian, dalam rencana
konversi proses bisnis.
3. Adanya implementasi penggabungan dalam metode
rencana konversi data untuk mengumpulkan, mengubah
dan memverifikasi data untuk di konversi, dan
mengindentifikasi dan menyelesaikan setiap kesalahan
yang ditemukan selama proses konversi menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
4. Adanya implementasi konfirmasi bahwa rencana
konversi data tidak memerlukan perubahan nilai data
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
5. Adanya implementasi pelatihan dan pengujian
melakukan konversi sebelum mencoba konversi yang
sebenarnya menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
6. Adanya implementasi pertimbangan risiko masalah
konversi, perencanaan kelangsungan bisnis dan
prosedur fallback dalam proses bisnis menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
7. Adanya implementasi koordinasi dan verifikasi waktu
dan penyelesaian konversi sehingga konversi berjalan
lancar terus menerus tanpa kehilangan transaksi data
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
8. Adanya implementasi rencana cadangan semua sistem
dan data pada titik sebelum konversi menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
9. Adanya implementasi rencana penyimpanan backup
dan data arsip agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan peraturan/penyesuaian menggunakan proses
yang telah didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses pendefinisian proses bisnis, layanan
data IT dan infrastruktur rencana migrasi menggunakan
proses yang telah didefinisikan dan dioperasikan
dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses pertimbangan penyesuaian yang
diperlukan untuk prosedur yang dioperasikan dengan
batasan-batasan. Termasuk revisi peran & tanggung
jawab dan prosedur pengendalian, dalam rencana
konversi proses bisnis
3. Adanya proses penggabungan dalam metode rencana
konversi data untuk mengumpulkan, mengubah dan
memverifikasi data untuk di konversi, dan
mengindentifikasi dan menyelesaikan setiap kesalahan
yang ditemukan selama proses, dan dioperasikan
dengan batasan-batasan.
4. Adanya proses konfirmasi bahwa rencana konversi data
tidak memerlukan perubahan nilai data yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
5. Adanya proses pelatihan dan pengujian melakukan
konversi sebelum mencoba konversi yang sebenarnya
yang dioperasikan dengan batasan-batasan..
6. Adanya proses pertimbangan risiko masalah konversi,
perencanaan kelangsungan bisnis dan prosedur fallback
dalam proses bisnis yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
7. Adanya proses koordinasi dan verifikasi waktu dan
penyelesaian konversi sehingga konversi berjalan
lancar terus menerus tanpa kehilangan transaksi data
yang dioperasikan dengan batasan-batasan..
8. Adanya proses rencana cadangan semua sistem dan
data pada titik sebelum konversi yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
9. Adanya proses rencana penyimpanan backup dan data
arsip agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan peraturan/penyesuaian yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses pendefinisian proses bisnis, layanan
data IT dan infrastruktur rencana migrasi yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses pertimbangan penyesuaian yang
diperlukan untuk prosedur yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
Termasuk revisi peran & tanggung jawab dan prosedur
pengendalian, dalam rencana konversi proses bisnis
3. Adanya proses penggabungan dalam metode rencana
konversi data untuk mengumpulkan, mengubah dan
memverifikasi data untuk di konversi, dan
mengindentifikasi dan menyelesaikan setiap kesalahan
yang ditemukan selama proses, dan diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
4. Adanya proses konfirmasi bahwa rencana konversi data
tidak memerlukan perubahan nilai data yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
5. Adanya proses pelatihan dan pengujian melakukan
konversi sebelum mencoba konversi yang sebenarnya
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
6. Adanya proses pertimbangan risiko masalah konversi,
perencanaan kelangsungan bisnis dan prosedur fallback
dalam proses bisnis yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
7. Adanya proses koordinasi dan verifikasi waktu dan
penyelesaian konversi sehingga konversi berjalan
lancar terus menerus tanpa kehilangan transaksi data
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
8. Adanya proses rencana cadangan semua sistem dan
data pada titik sebelum konversi yang diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
9. Adanya proses rencana penyimpanan backup dan data
arsip agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan peraturan/penyesuaian yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.03 (Rencana Persetujuan Pengujian) adalah menetapkan
rencana pengujian berdasarkan standar perusahaan dunia yang menentukan peran,
tanggung jawab dan kriteria masuk/keluar. Memastikan bahwa rencana disetujui
oleh pihak terkait.
BAI07.03
Rencana
Persetujuan
Pengujian
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya pengembangan dan pendokumentasian
rencana pengujian, yang sejalan dengan program dan
rencana kualitas projek dan sesuai dengan standar
organisasi
2. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
mencerminkan penilaian risiko dari projek dan bahwa
semua persyaratan fungsional dan teknisi telah diuji.
3. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
tertuju pada kebutuhan yang potensial terhadap
akreditasi internal ataupun eksternal dari hasil proses
pengujian
4. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan pengujian dan mengevaluasi hasil.
5. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
mengidentifikasi fase pengujian sesuai dengan
persyaratan operasional dan lingkungan.
6. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
mempertimbangkan persiapan tes, persiapan lokasi,
kebutuhan pelatihan, instalasi atau update dari
lingkungan tes, perencanaan / melakukan /
mendokumentasikan / mempertahankan uji kasus,
penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal.
7. Tidak adanya kepastian bahwa rencana pengujian
menetapkan kriteria yang jelas untuk mengukur
keberhasilan setiap tahap pengujian
8. Tidak adanya kofirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku kepentingan,
termasuk pemilik proses bisnis dan TI yang sesuai.
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses pengembangan dan pendokumentasian
rencana pengujian, yang sejalan dengan program dan
rencana kualitas projek dan sesuai dengan standar
organisasi
2. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mencerminkan penilaian risiko dari projek
dan bahwa semua persyaratan fungsional dan teknisi
telah diuji.
3. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian tertuju pada kebutuhan yang potensial
terhadap akreditasi internal ataupun eksternal dari hasil
proses pengujian
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian dan
mengevaluasi hasil.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi fase pengujian sesuai
dengan persyaratan operasional dan lingkungan.
6. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mempertimbangkan persiapan tes, persiapan
lokasi, kebutuhan pelatihan, instalasi atau update dari
lingkungan tes, perencanaan / melakukan /
mendokumentasikan / mempertahankan uji kasus,
penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal.
7. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian menetapkan kriteria yang jelas untuk
mengukur keberhasilan setiap tahap pengujian
8. Adanya proses meraih kofirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku kepentingan,
termasuk pemilik proses bisnis dan TI yang sesuai.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pengembangan dan pendokumentasian rencana
pengujian, yang sejalan dengan program dan rencana
kualitas projek dan sesuai dengan standar organisasi
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian mencerminkan
penilaian risiko dari projek dan bahwa semua
persyaratan fungsional dan teknisi telah diuji.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian tertuju pada
kebutuhan yang potensial terhadap akreditasi internal
ataupun eksternal dari hasil proses pengujian
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian mengidentifikasi
sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
pengujian dan mengevaluasi hasil.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian mengidentifikasi
fase pengujian sesuai dengan persyaratan operasional
dan lingkungan.
6. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian mempertimbangkan
persiapan tes, persiapan lokasi, kebutuhan pelatihan,
instalasi atau update dari lingkungan tes, perencanaan /
melakukan / mendokumentasikan / mempertahankan uji
kasus, penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal.
7. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa rencana pengujian menetapkan kriteria
yang jelas untuk mengukur keberhasilan setiap tahap
pengujian
8. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kofirmasi bahwa semua rencana pengujian disetujui
oleh para pemangku kepentingan, termasuk pemilik
proses bisnis dan TI yang sesuai.
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi pengembangan dan
pendokumentasian rencana pengujian, yang sejalan
dengan program dan rencana kualitas projek dan sesuai
dengan standar organisasi menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
2. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian mencerminkan penilaian risiko dari projek
dan bahwa semua persyaratan fungsional dan teknisi
telah diuji menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
3. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian tertuju pada kebutuhan yang potensial
terhadap akreditasi internal ataupun eksternal dari hasil
proses pengujian menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
4. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian dan
mengevaluasi hasil menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
5. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi fase pengujian sesuai
dengan persyaratan operasional dan lingkungan
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
6. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian mempertimbangkan persiapan tes, persiapan
lokasi, kebutuhan pelatihan, instalasi atau update dari
lingkungan tes, perencanaan / melakukan /
mendokumentasikan / mempertahankan uji kasus,
penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal menggunakan proses
yang telah didefinisikan.
7. Adanya implementasi kepastian bahwa rencana
pengujian menetapkan kriteria yang jelas untuk
mengukur keberhasilan setiap tahap pengujian
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
8. Adanya implementasi kofirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku kepentingan,
termasuk pemilik proses bisnis dan TI yang sesuai
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses pengembangan dan pendokumentasian
rencana pengujian, yang sejalan dengan program dan
rencana kualitas projek dan sesuai dengan standar
organisasi yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mencerminkan penilaian risiko dari projek
dan bahwa semua persyaratan fungsional dan teknisi
telah diuji yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
3. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian tertuju pada kebutuhan yang potensial
terhadap akreditasi internal ataupun eksternal dari hasil
proses pengujian yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian dan
mengevaluasi hasil yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi fase pengujian sesuai
dengan persyaratan operasional dan lingkungan yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
6. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mempertimbangkan persiapan tes, persiapan
lokasi, kebutuhan pelatihan, instalasi atau update dari
lingkungan tes, perencanaan / melakukan /
mendokumentasikan / mempertahankan uji kasus,
penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
7. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian menetapkan kriteria yang jelas untuk
mengukur keberhasilan setiap tahap pengujian yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
8. Adanya proses meraih kofirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku kepentingan,
termasuk pemilik proses bisnis dan TI yang sesuai yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses pengembangan dan pendokumentasian
rencana pengujian, yang sejalan dengan program dan
rencana kualitas projek dan sesuai dengan standar
organisasi yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mencerminkan penilaian risiko dari projek
dan bahwa semua persyaratan fungsional dan teknisi
telah diuji yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
3. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian tertuju pada kebutuhan yang potensial
terhadap akreditasi internal ataupun eksternal dari hasil
proses pengujian yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian dan
mengevaluasi hasil yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mengidentifikasi fase pengujian sesuai
dengan persyaratan operasional dan lingkungan yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
6. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian mempertimbangkan persiapan tes, persiapan
lokasi, kebutuhan pelatihan, instalasi atau update dari
lingkungan tes, perencanaan / melakukan /
mendokumentasikan / mempertahankan uji kasus,
penanganan kesalahan dan masalah, koreksi dan
eskalasi dan persetujuan formal yang diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
7. Adanya proses meraih kepastian bahwa rencana
pengujian menetapkan kriteria yang jelas untuk
mengukur keberhasilan setiap tahap pengujian yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
8. Adanya proses meraih kofirmasi bahwa semua rencana
pengujian disetujui oleh para pemangku kepentingan,
termasuk pemilik proses bisnis dan TI yang sesuai yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.04 (Penyusunan Lingkungan Pengujian) adalah mendefinisikan
dan menetapkan perwakilan keamanan lingkungan pengujian dari proses bisnis
yang direncanakan dan lingkungan operasional TI, kinerja dan kapasitas,
keamanan, pengendalian internal, praktek operasional, kualitas data dan
persyaratan privasi, dan beban kerja.
BAI07.04
Penyusunan
Lingkungan
Pengujian
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya database dari data pengujian yang
mewakili lingkungan produksi.
2. Tidak adanya Perlindungan data pengujian yang sensitif
dan hasil terhadap pengungkapan.
3. Tidak adanya proses untuk memungkinkan retensi yang
tepat atau pembuangan hasil tes.
4. Tidak adanya kepastian bahwa lingkungan pengujian
merupakan perwakilan dari bisnis masa depan dan
lanskap operasional.
5. Tidak adanya kepastian bahwa lingkungan pengujian
aman dan mampu berinteraksi dengan sistem baru.
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses membuat database dari data pengujian
yang mewakili lingkungan produksi.
2. Adanya proses membuat perlindungan data pengujian
yang sensitif dan hasil terhadap pengungkapan.
3. Adanya proses untuk memungkinkan retensi yang tepat
atau pembuangan hasil tes.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian merupakan perwakilan dari bisnis masa
depan dan lanskap operasional.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian aman dan mampu berinteraksi dengan sistem
baru.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
membuat database dari data pengujian yang mewakili
lingkungan produksi.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
membuat perlindungan data pengujian yang sensitif dan
hasil terhadap pengungkapan.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
untuk memungkinkan retensi yang tepat atau
pembuangan hasil tes.
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
meraih kepastian bahwa lingkungan pengujian
merupakan perwakilan dari bisnis masa depan dan
lanskap operasional.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
meraih kepastian bahwa lingkungan pengujian aman
dan mampu berinteraksi dengan sistem baru.
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi membuat database dari data
pengujian yang mewakili lingkungan produksi
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
2. Adanya impelementasi membuat perlindungan data
pengujian yang sensitif dan hasil terhadap
pengungkapan menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
3. Adanya implementasi untuk memungkinkan retensi
yang tepat atau pembuangan hasil tes menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
4. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
lingkungan pengujian merupakan perwakilan dari
bisnis masa depan dan lanskap operasional
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
5. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
lingkungan pengujian aman dan mampu berinteraksi
dengan sistem baru menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses membuat database dari data pengujian
yang mewakili lingkungan produksi yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses membuat perlindungan data pengujian
yang sensitif dan hasil terhadap pengungkapan yang
dioperasikan dengan batasan-batasan. yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
3. Adanya proses untuk memungkinkan retensi yang tepat
atau pembuangan hasil tes yang dioperasikan dengan
batasan-batasan.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian merupakan perwakilan dari bisnis masa
depan dan lanskap operasional yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian aman dan mampu berinteraksi dengan sistem
baru yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses membuat database dari data pengujian
yang mewakili lingkungan produksi yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
2. Adanya proses membuat perlindungan data pengujian
yang sensitif dan hasil terhadap pengungkapan yang
dioperasikan dengan batasan-batasan. yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
3. Adanya proses untuk memungkinkan retensi yang tepat
atau pembuangan hasil tes yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian merupakan perwakilan dari bisnis masa
depan dan lanskap operasional yang diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa lingkungan
pengujian aman dan mampu berinteraksi dengan sistem
baru yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.05 (Penyelenggaraan Pengujian Yang Disetujui) adalah uji
perubahan secara mandiri sesuai dengan rencana pengujian yang telah ditentukan
sebelum migrasi ke lingkungan sistem baru
BAI07.05
Penyelenggaraan
Pengujian Yang
Disetujui
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya ulasan catatan error yang telah
dikategorikan dan ditemukan selama proses
percobaan
2. Tidak adanya evaluasi penerimaan akhir terhadap
kriteria keberhasilan
3. Tidak adanya Persetujuan penerimaan dengan tanda
tangan formal oleh pemilik proses bisnis, pihak
ketiga dan IT stakeholder sebelum promosi ke
produk baru.
4. Tidak adanya kepastian bahwa pengujian perubahan
dilakukan sesuai dengan rencana pengujian.
5. Tidak adanya kepastian bahwa pengujian dan hasil
sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan dalam rencana pengujian.
6. Tidak adanya pertimbangan untuk menggunakan
instruksi tes yang jelas (script) untuk melaksanakan
tes.
7. Tidak adanya pertimbangan keseimbangan yang
tepat antara pengujian secara tertulis dan pengujian
secara interaktif dengan pengguna.
8. Tidak adanya tes keamanan yang sesuai dengan
rencana uji.
9. Tidak adanya tes sistem dan kinerja aplikasi yang
sesuai dengan rencana uji.
10. Tidak danya kepastian bahwa bahwa unsur-unsur
fallback dan rollback dari rencana uji telah dibahas.
11. Tidak adanya identifikasi, pencacatan dan
pengklafisian kesalahan selama pengujian
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses membuat ulasan catatan error yang
telah dikategorikan dan ditemukan selama proses
percobaan
2. Adanya proses evaluasi penerimaan akhir terhadap
kriteria keberhasilan
3. Adanya proses persetujuan penerimaan dengan
tanda tangan formal oleh pemilik proses bisnis,
pihak ketiga dan IT stakeholder sebelum promosi ke
produk baru.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
perubahan dilakukan sesuai dengan rencana
pengujian.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
dan hasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan dalam rencana pengujian.
6. Adanya proses membuat pertimbangan untuk
menggunakan instruksi tes yang jelas (script) untuk
melaksanakan tes.
7. Adanya proses membuat pertimbangan
keseimbangan yang tepat antara pengujian secara
tertulis dan pengujian secara interaktif dengan
pengguna.
8. Adanya proses membuat tes keamanan yang sesuai
dengan rencana uji.
9. Adanya proses membuat tes sistem dan kinerja
aplikasi yang sesuai dengan rencana uji.
10. Adanya proses meraih kepastian bahwa bahwa
unsur-unsur fallback dan rollback dari rencana uji
telah dibahas.
11. Adanya proses identifikasi, pencacatan dan
pengklafisian kesalahan selama pengujian
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian ulasan catatan error yang telah
dikategorikan dan ditemukan selama proses
percobaan
2. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian evaluasi penerimaan akhir terhadap
kriteria keberhasilan
3. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian persetujuan penerimaan dengan tanda
tangan formal oleh pemilik proses bisnis, pihak
ketiga dan IT stakeholder sebelum promosi ke
produk baru.
4. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian meraih kepastian bahwa pengujian
perubahan dilakukan sesuai dengan rencana
pengujian.
5. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian meraih kepastian bahwa pengujian dan
hasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan dalam rencana pengujian.
6. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian pertimbangan untuk menggunakan
instruksi tes yang jelas (script) untuk melaksanakan
tes.
7. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian pertimbangan keseimbangan yang
tepat antara pengujian secara tertulis dan pengujian
secara interaktif dengan pengguna.
8. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian tes keamanan yang sesuai dengan
rencana uji.
9. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian tes sistem dan kinerja aplikasi yang
sesuai dengan rencana uji.
10. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian meraih kepastian bahwa bahwa unsur-
unsur fallback dan rollback dari rencana uji telah
dibahas.
11. Adanya proses perencanaan, monitoring dan
penyesuaian identifikasi, pencacatan dan
pengklafisian kesalahan selama pengujian
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi membuat ulasan catatan error
yang telah dikategorikan dan ditemukan selama
proses percobaan menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
2. Adanya implementasi evaluasi penerimaan akhir
terhadap kriteria keberhasilan menggunakan proses
yang telah didefinisikan.
3. Adanya implementasi persetujuan penerimaan
dengan tanda tangan formal oleh pemilik proses
bisnis, pihak ketiga dan IT stakeholder sebelum
promosi ke produk baru menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
4. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
pengujian perubahan dilakukan sesuai dengan
rencana pengujian menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
5. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
pengujian dan hasil sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan dalam rencana
pengujian menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
6. Adanya implementasi pertimbangan untuk
menggunakan instruksi tes yang jelas (script) untuk
melaksanakan tes menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
7. Adanya implementasi pertimbangan keseimbangan
yang tepat antara pengujian secara tertulis dan
pengujian secara interaktif dengan pengguna
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
8. Adanya implementasi tes keamanan yang sesuai
dengan rencana uji menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
9. Adanya implementasi tes sistem dan kinerja aplikasi
yang sesuai dengan rencana uji menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
10. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
bahwa unsur-unsur fallback dan rollback dari
rencana uji telah dibahas menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
11. Adanya implementasi pengidentifikasian,
pencacatan dan pengklafisian kesalahan selama
pengujian menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses membuat ulasan catatan error yang
telah dikategorikan dan ditemukan selama proses
percobaan yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
2. Adanya proses evaluasi penerimaan akhir terhadap
kriteria keberhasilan yang dioperasikan dengan
batasan-batasan.
3. Adanya proses persetujuan penerimaan dengan
tanda tangan formal oleh pemilik proses bisnis,
pihak ketiga dan IT stakeholder sebelum promosi ke
produk baru yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
perubahan dilakukan sesuai dengan rencana
pengujian yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
dan hasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan dalam rencana pengujian yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
6. Adanya proses membuat pertimbangan untuk
menggunakan instruksi tes yang jelas (script) untuk
melaksanakan tes yang dioperasikan dengan
batasan-batasan.
7. Adanya proses membuat pertimbangan
keseimbangan yang tepat antara pengujian secara
tertulis dan pengujian secara interaktif dengan
pengguna yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
8. Adanya proses membuat tes keamanan yang sesuai
dengan rencana uji yang dioperasikan dengan
batasan-batasan.
9. Adanya proses membuat tes sistem dan kinerja
aplikasi yang sesuai dengan rencana uji yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
10. Adanya proses meraih kepastian bahwa bahwa
unsur-unsur fallback dan rollback dari rencana uji
telah dibahas yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
11. Adanya proses identifikasi, pencacatan dan
pengklafisian kesalahan selama pengujian yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses membuat ulasan catatan error yang
telah dikategorikan dan ditemukan selama proses
percobaan yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses evaluasi penerimaan akhir terhadap
kriteria keberhasilan yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
3. Adanya proses persetujuan penerimaan dengan
tanda tangan formal oleh pemilik proses bisnis,
pihak ketiga dan IT stakeholder sebelum promosi ke
produk baru yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
perubahan dilakukan sesuai dengan rencana
pengujian yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
5. Adanya proses meraih kepastian bahwa pengujian
dan hasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan dalam rencana pengujian yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
6. Adanya proses membuat pertimbangan untuk
menggunakan instruksi tes yang jelas (script) untuk
melaksanakan tes yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
7. Adanya proses membuat pertimbangan
keseimbangan yang tepat antara pengujian secara
tertulis dan pengujian secara interaktif dengan
pengguna yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
8. Adanya proses membuat tes keamanan yang sesuai
dengan rencana uji yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
9. Adanya proses membuat tes sistem dan kinerja
aplikasi yang sesuai dengan rencana uji yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
10. Adanya proses meraih kepastian bahwa bahwa
unsur-unsur fallback dan rollback dari rencana uji
telah dibahas yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
11. Adanya proses identifikasi, pencacatan dan
pengklafisian kesalahan selama pengujian yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.06 (Mempromosikan Sistem Baru) adalah mempromosikan
solusi yang diterima pada bisnis dan operasi. Apabila diperlukan, menjalankan
solusi sebagai implementasi atau secara paralel dengan solusi lama untuk periode
tertentu dan membandingkan perilaku dan hasil. Jika masalah yang signifikan
terjadi, kembali ke lingkungan asli berdasarkan rencana fallback / backup.
Mengelola perilisan komponen solusi.
BAI07.06
Mempromosikan
Sistem Baru
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya persiapan untuk perpindahan
prosedur bisnis dan jasa penunjang, aplikasi dan
infrastruktur dari pengujian ke lingkungan produksi
sesuai dengan standar manajemen perubaha
organisasi.
2. Tidak adanya penentuan sejauh mana implementasi
atau pemrosesan paralle antara sistem lama dengan
baru yang sejalan dengan rencana implementasi.
3. Tidak adanya pembaruan proses bisnis yang relevan
dan pendokumentasian sistem, pengkonfigurasian
informasi dan pendokumentasian rencana darurat
yang sesuai.
4. Tidak adanya kepastian bahwa semua media
perpustakaan segera diperbaharui dengan versi
komponen solusi yang baru di implementasi.
5. Tidak adanya distribusi komponen solusi dilakukan
secara elektronik.
6. Tidak adanya penyimpanan distribusi dalam bentuk
fisik.
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses membuat persiapan untuk
perpindahan prosedur bisnis dan jasa penunjang,
aplikasi dan infrastruktur dari pengujian ke
lingkungan produksi sesuai dengan standar
manajemen perubaha organisasi.
2. Adanya proses membuat penentuan sejauh mana
implementasi atau pemrosesan paralle antara sistem
lama dengan baru yang sejalan dengan rencana
implementasi.
3. Adanya proses meraih pembaruan proses bisnis
yang relevan dan pendokumentasian sistem,
pengkonfigurasian informasi dan
pendokumentasian rencana darurat yang sesuai.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa semua
media perpustakaan segera diperbaharui dengan
versi komponen solusi yang baru di implementasi.
5. Adanya proses membuat distribusi komponen solusi
dilakukan secara elektronik.
6. Adanya proses membuat penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
persiapan untuk perpindahan prosedur bisnis dan
jasa penunjang, aplikasi dan infrastruktur dari
pengujian ke lingkungan produksi sesuai dengan
standar manajemen perubaha organisasi.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
penentuan sejauh mana implementasi atau
pemrosesan paralle antara sistem lama dengan baru
yang sejalan dengan rencana implementasi.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pembaruan proses bisnis yang relevan dan
pendokumentasian sistem, pengkonfigurasian
informasi dan pendokumentasian rencana darurat
yang sesuai.
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
kepastian bahwa semua media perpustakaan segera
diperbaharui dengan versi komponen solusi yang
baru di implementasi.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
distribusi komponen solusi dilakukan secara
elektronik.
6. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
penyimpanan distribusi dalam bentuk fisik.
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi persiapan untuk perpindahan
prosedur bisnis dan jasa penunjang, aplikasi dan
infrastruktur dari pengujian ke lingkungan produksi
sesuai dengan standar manajemen perubaha
organisasi menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
2. Adanya implementasi penentuan sejauh mana
implementasi atau pemrosesan paralle antara sistem
lama dengan baru yang sejalan dengan rencana
implementasi menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
3. Adanya implmentasi pembaruan proses bisnis yang
relevan dan pendokumentasian sistem,
pengkonfigurasian informasi dan
pendokumentasian rencana darurat yang sesuai
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
4. Adanya implementasi meraih kepastian bahwa
semua media perpustakaan segera diperbaharui
dengan versi komponen solusi yang baru di
implementasi menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
5. Adanya implementasi distribusi komponen solusi
dilakukan secara elektronik menggunakan proses
yang telah didefinisikan.
6. Adanya implementasi penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses membuat persiapan untuk
perpindahan prosedur bisnis dan jasa penunjang,
aplikasi dan infrastruktur dari pengujian ke
lingkungan produksi sesuai dengan standar
manajemen perubahan organisasi yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses membuat penentuan sejauh mana
implementasi atau pemrosesan paralle antara sistem
lama dengan baru yang sejalan dengan rencana
implementasi yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
3. Adanya proses meraih pembaruan proses bisnis
yang relevan dan pendokumentasian sistem,
pengkonfigurasian informasi dan
pendokumentasian rencana darurat yang sesuai
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa semua
media perpustakaan segera diperbaharui dengan
versi komponen solusi yang baru di implementasi
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
5. Adanya proses membuat distribusi komponen solusi
dilakukan secara elektronik yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
6. Adanya proses membuat penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik yang dioperasikan dengan
batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses membuat persiapan untuk
perpindahan prosedur bisnis dan jasa penunjang,
aplikasi dan infrastruktur dari pengujian ke
lingkungan produksi sesuai dengan standar
manajemen perubahan organisasi yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
2. Adanya proses membuat penentuan sejauh mana
implementasi atau pemrosesan paralle antara sistem
lama dengan baru yang sejalan dengan rencana
implementasi yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
3. Adanya proses meraih pembaruan proses bisnis
yang relevan dan pendokumentasian sistem,
pengkonfigurasian informasi dan
pendokumentasian rencana darurat yang sesuai
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses meraih kepastian bahwa semua
media perpustakaan segera diperbaharui dengan
versi komponen solusi yang baru di implementasi
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
5. Adanya proses membuat distribusi komponen solusi
dilakukan secara elektronik yang diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
6. Adanya proses membuat penyimpanan distribusi
dalam bentuk fisik yang diprediksi secara terus
menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
Tujuan dari BAI07.07 (Pemberian Dukungan Awal Terhadap Sistem Baru) adalah
memberikan dukungan awal untuk para pengguna dan teknisi TI untuk periode
waktu yang disepakati untuk menangani masalah dan membantu menstabilkan
solusi baru.
BAI07.07
Pemberian
Dukungan
Awal
Terhadap
Sistem Baru
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya sumber daya tambahan, seperti yang
diperlukan, untuk pengguna sistem dan personil
pendukung sampai perilisan sistem baru telah stabil.
2. Tidak adanya sumber daya sistem IT tambahan, seperti
yang diperlukan, sampai perilisan sistem baru berada
dalam lingkungan operasional yang stabil
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses penyediaan sumber daya tambahan,
seperti yang diperlukan, untuk pengguna sistem dan
personil pendukung sampai perilisan sistem baru telah
stabil.
2. Adanya proses penyediaan sumber daya sistem IT
tambahan, seperti yang diperlukan, sampai perilisan
sistem baru berada dalam lingkungan operasional yang
stabil.
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
penyediaan sumber daya tambahan, seperti yang
diperlukan, untuk pengguna sistem dan personil
pendukung sampai perilisan sistem baru telah stabil.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
penyediaan sumber daya sistem IT tambahan, seperti
yang diperlukan, sampai perilisan sistem baru berada
dalam lingkungan operasional yang stabil
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi penyediaan sumber daya
tambahan, seperti yang diperlukan, untuk pengguna
sistem dan personil pendukung sampai perilisan sistem
baru telah stabil menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
2. Adanya implementasi penyediaan sumber daya sistem
IT tambahan, seperti yang diperlukan, sampai perilisan
sistem baru berada dalam lingkungan operasional yang
stabil menggunakan proses yang telah didefinisikan
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses penyediaan sumber daya tambahan,
seperti yang diperlukan, untuk pengguna sistem dan
personil pendukung sampai perilisan sistem baru telah
stabil yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses penyediaan sumber daya sistem IT
tambahan, seperti yang diperlukan, sampai perilisan
sistem baru berada dalam lingkungan operasional yang
stabil yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses penyediaan sumber daya tambahan,
seperti yang diperlukan, untuk pengguna sistem dan
personil pendukung sampai perilisan sistem baru telah
stabil yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses penyediaan sumber daya sistem IT
tambahan, seperti yang diperlukan, sampai perilisan
sistem baru berada dalam lingkungan operasional yang
stabil yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
Tujuan dari BAI07.08 (Melakukan Pengulasan Pasca Implementasi) adalah
melakukan review pasca implementasi untuk mengkonfirmasi hasil,
mengidentifikasi pelajaran, dan mengembangkan rencana aksi. Mengevaluasi dan
memeriksa kinerja aktual dan hasil dari layanan baru atau perubahan terhadap
kinerja yang telah diprediksi dan hasil keluaran (yaitu, pelayanan yang diharapkan
oleh pengguna).
BAI07.08
Melakukan
Pengulasan
Pasca
Implementasi
Pernyataan Y T
Level 0 /
Incomplete
Process
1. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana persyaratan instansi telah terpenuhi.
2. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana manfaat yang diharapkan telah terwujud.
3. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana sistem yang baru dianggap bisa digunakan.
4. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana harapan stakeholder eksternal dan internal telah
terpenuhi.
5. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana dampak tak terduga yang terjadi selama proses
perubahan.
6. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana risiko utama diminimalisir
7. Tidak adanya identifikasi, penilaian dan laporan sejauh
mana Proses manajemen perubahan, instalasi dan
akreditasi dilakukan secara efektif dan efisien.
8. Tidak adanya metrik pengukuran keberhasilan.
9. Tidak adanya review paska implementasi oleh pemilik
proses bisnis dan pihak ketiga.
10. Tidak adanya pertimbangan persyaratan untuk pasca-
pelaksanaan yang timbul dari bisnis di luar dan IT
(misalnya, audit internal, ERM, kepatuhan).
11. Tidak adanya persetujuan dan pelaksanaan suatu
rencana tindakan untuk mengatasi masalah-masalah
yang diidentifikasi dalam tinjauan paska implementasi
Level 1 /
Performed
Process
1. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana persyaratan instansi telah
terpenuhi.
2. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana manfaat yang diharapkan telah
terwujud.
3. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana sistem yang baru dianggap bisa
digunakan.
4. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana harapan stakeholder eksternal dan
internal telah terpenuhi.
5. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana dampak tak terduga yang terjadi
selama proses perubahan.
6. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana risiko utama diminimalisir
7. Adanya proses meraih identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana Proses manajemen perubahan,
instalasi dan akreditasi dilakukan secara efektif dan
efisien.
8. Adanya proses meraih metrik pengukuran
keberhasilan.
9. Adanya proses meraih review paska implementasi oleh
pemilik proses bisnis dan pihak ketiga.
10. Adanya proses meraih pertimbangan persyaratan untuk
pasca-pelaksanaan yang timbul dari bisnis di luar dan
IT (misalnya, audit internal, ERM, kepatuhan).
11. Adanya proses meraih persetujuan dan pelaksanaan
suatu rencana tindakan untuk mengatasi masalah-
masalah yang diidentifikasi dalam tinjauan paska
implementasi
Level 2 /
Managed
Process
1. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana
persyaratan instansi telah terpenuhi.
2. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana manfaat
yang diharapkan telah terwujud.
3. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana sistem
yang baru dianggap bisa digunakan.
4. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana harapan
stakeholder eksternal dan internal telah terpenuhi.
5. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana dampak
tak terduga yang terjadi selama proses perubahan.
6. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana risiko
utama diminimalisir
7. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
identifikasi, penilaian dan laporan sejauh mana Proses
manajemen perubahan, instalasi dan akreditasi
dilakukan secara efektif dan efisien.
8. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
metrik pengukuran keberhasilan.
9. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
review paska implementasi oleh pemilik proses bisnis
dan pihak ketiga.
10. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
pertimbangan persyaratan untuk pasca-pelaksanaan
yang timbul dari bisnis di luar dan IT (misalnya, audit
internal, ERM, kepatuhan).
11. Adanya perencanaan, monitoring dan penyesuaian
persetujuan dan pelaksaanan suatu rencana tindakan
untuk mengatasi masalah-masalah yang diidentifikasi
dalam tinjauan paska implementasi
Level 3 /
Established
Process
1. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana persyaratan instansi telah
terpenuhi menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
2. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana manfaat yang diharapkan telah
terwujud menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
3. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana sistem yang baru dianggap bisa
digunakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
4. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana harapan stakeholder eksternal dan
internal telah terpenuhi menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
5. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana dampak tak terduga yang terjadi
selama proses perubahan menggunakan proses yang
telah didefinisikan.
6. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana risiko utama diminimalisir
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
7. Adanya implementasi identifikasi, penilaian dan
laporan sejauh mana Proses manajemen perubahan,
instalasi dan akreditasi dilakukan secara efektif dan
efisien menggunakan proses yang telah didefinisikan.
8. Adanya implementasi metrik pengukuran keberhasilan
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
9. Adanya implementasi review paska-implementasi oleh
pemilik proses bisnis dan pihak ketiga menggunakan
proses yang telah didefinisikan.
10. Adanya implementasi pertimbangan persyaratan untuk
pasca-pelaksanaan yang timbul dari bisnis di luar dan
IT (misalnya, audit internal, ERM, kepatuhan)
menggunakan proses yang telah didefinisikan.
11. Adanya implementasi persetujuan dan pelaksanaan
suatu rencana tindakan untuk mengatasi masalah-
masalah yang diidentifikasi dalam tinjauan paska-
implementasi menggunakan proses yang telah
didefinisikan.
Level 4 /
Predictable
Process
1. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana persyaratan instansi telah terpenuhi yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
2. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana manfaat yang diharapkan telah terwujud
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
3. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana sistem yang baru dianggap bisa digunakan
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
4. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana harapan stakeholder eksternal dan internal
telah terpenuhi yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
5. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana dampak tak terduga yang terjadi selama
proses perubahan yang dioperasikan dengan batasan-
batasan.
6. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana risiko utama diminimalisir yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
7. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana Proses manajemen perubahan, instalasi
dan akreditasi dilakukan secara efektif dan efisien yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
8. Adanya proses metrik pengukuran keberhasilan yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
9. Adanya proses review paska implementasi oleh pemilik
proses bisnis dan pihak ketiga yang dioperasikan
dengan batasan-batasan.
10. Adanya proses pertimbangan persyaratan untuk pasca-
pelaksanaan yang timbul dari bisnis di luar dan IT
(misalnya, audit internal, ERM, kepatuhan) yang
dioperasikan dengan batasan-batasan.
11. Adanya proses persetujuan dan pelaksanaan suatu
rencana tindakan untuk mengatasi masalah-masalah
yang diidentifikasi dalam tinjauan paska implementasi
yang dioperasikan dengan batasan-batasan.
Level 5 /
Optimizing
Process
1. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana persyaratan instansi telah terpenuhi yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
2. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana manfaat yang diharapkan telah terwujud
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
3. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana sistem yang baru dianggap bisa digunakan
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
4. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana harapan stakeholder eksternal dan internal
telah terpenuhi yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
5. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana dampak tak terduga yang terjadi selama
proses perubahan yang diprediksi secara terus menerus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis.
6. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana risiko utama diminimalisir yang diprediksi
secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis.
7. Adanya proses identifikasi, penilaian dan laporan
sejauh mana Proses manajemen perubahan, instalasi
dan akreditasi dilakukan secara efektif dan efisien yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
8. Adanya proses metrik pengukuran keberhasilan yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
9. Adanya proses review paska implementasi oleh pemilik
proses bisnis dan pihak ketiga yang diprediksi secara
terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan
bisnis.
10. Adanya proses pertimbangan persyaratan untuk pasca-
pelaksanaan yang timbul dari bisnis di luar dan IT
(misalnya, audit internal, ERM, kepatuhan) yang
diprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk
memenuhi tujuan bisnis.
11. Adanya proses persetujuan dan pelaksanaan suatu
rencana tindakan untuk mengatasi masalah-masalah
yang diidentifikasi dalam tinjauan paska implementasi
yang diprediksi secara terus menerus ditingkatkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.