Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control

Post on 20-Jun-2015

10.105 views 11 download

Transcript of Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control

Case CONTROL STUDIES

KELOMPOK 3

Case Control Study

Termasuk penelitian analitik-observasional.

Yaitu rancangan penelitian epidemiologi yg mempelajari hub. antara paparan (faktor penelitian) & penyakit, dengan cara membanding kan klp kasus & klp kontrol berdasar kan status paparannya

SKEMA CASE CONTROL STUDY.

Faktor Risiko + (A)

Faktor Risiko – (B)

Faktor Risiko + (C)

Faktor Risiko - (D)

Kasus

Kontrol

Penelitian dimulaiAda tdk risiko

RETROSPEKTIF

Sumber: Amiruddin, ett.al, 2011

Nested Case-Control Studies

Nested case control study atau studi kasus kontrol yang disarangkan merupakan suatu desain penelitian kasus kontrol yang disarangkan dalam suatu studi kohort.

Dilakukan setelah rancangan studi kohor, populasi yg dihasilkan dr kohor studi dapat menjd subyek yg baik u/ Case Control.

Studi kohor yg sdh selesai menawarx sumber data lengkap shg peluang bebas dari bias lbh besar.

Dasar pemikiran pendekatan: membatasi jmlh partisipan studi kohor menghemat biaya.

Langkah2 Penelitian Case Control

1.Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian.

2. Mendeskripsikan variabel penelitian

3.Menentukan Populasi dan Sampel (kasus-kontol)

4. Melaksanakan Pengukuran Variabel Faktor risiko dan efek

5. Melakukan Analisa Case Control (Nilai OR)

Hal yang harus diperhatikan dlm memilih kasus:1. Sumber Kasus (Hospital Base, Population Base).2. Keterpaparan (Diagnosis Penyakit)3. Jenis Data Penyakitnya (Insiden atau prevalensi)Ketentuan untuk Kontrol:1. Dipilih dari sumber populasi yg

sama2. Karakteristik kontrol = kasus dalam

semua variabel yg mungkin berperan sebagai faktor risiko (Matcing)

3. Kontrol harus dipilih secara independen --- harus mewakili populasi sumber sehubungan dengan paparan.

4. Dapat Memilih lebih dari satu kelompok kontrol

ODDS RATIO

A B

C D

Case Control

Exposure +

Exposure -

OR ( Odds Ratio )Insiden pada kelompok dengan faktor risiko dibanding insiden pada kelompok tanpa faktor risiko AD/BC

c + d

a + b

CONTOH PENERAPAN CASE CONTROL

• Variabel Independen ---- Kejadian Hiperglikemi Variabel Dependen ------ Karsinoma Kolorektal

• Sampel terdiri dari Kel.kasus & Kel.kontrol• Kel.kasus ad. pasien kanker kolorektal yang

memeriksakan diri ke RSU Dr. Kariadi dari tahun 2006-2009, dgn kriteria usia >40 tahun dan tdk memiliki riwayat IBD serta penyakit keganasan lain

Judul : Hubungan antara hiperglikemi dan kejadian karsinoma kolorektal di rumah sakit umum pusat Dr.Kariadi semarang

Lanjutan,,,,• Kel.kontrol pasien dengan penyakit digestif lain

yang memeriksakan diri ke RSU Pusat Dr. Kariadi dari tahun 2006-2009, usia >40 tahun

• Diperoleh 174 sampel yg memenuhi kriteria inklusi, yg terdiri dari 101 sampel pd kel.kasus dan 73 sampel pd kel.kontrol

• Hasil yg didpt dgn Uji Chi-Square ad p = 0,016 , Odd Ratio : 2,763 ( 95% CI = 1,182- 6,457).

• Terdapat hubungan antara hiperglikemi dan peningkatan kejadian karsinoma kolorektal

Sumber Seri Kontrol

• Populasi Kontrol (population controls)• Kontrol Lingkungan Tetangga

(Neighborhood Controls)• Kontrol Berbasis Rumah Sakit/Klinik

(Hospital or Clinic-based Controls)• Kontrol Teman (Friend Controls)

Population Controls

Kelebihan

a. Perbandingan kasus kontrol dapat dilakukan secara lebih baik karena populasi sumber kontrol setara dengan kasus

b. Kontrol adalah orang sehat

Kelemahan

a. Lebih membutuhkan waktu dan biaya yang besar

b. Adanya Recall bias

c. Ancaman validitas

sampel representatif → semua kasus →diidentifikasi dalam suatu populasi tersebut

sampel kontrolnya langsung diambil dari populasi bersangkutan

– Kelebihan• Kontrol adalah orang yang sehat dan kooperatif

• Kontrol mempunyai lingkungan hidup, sosio-ekonomi, etnis, gaya hidup dan paparan fisik yang sama dengan kasus

– Kelemahan• Timbul bias karena jika paparan yang diteliti adalah

bagian dari faktor-faktor lingkungan

Neighborhood Controlskontrol-sampel dimana suatu individu

dicocokkan dengan kasus dari lingkungan yang sama

Sampling (pengambilan sampel) pada lingkungan (rumah tangga) bisa dilakukan dengan cara pemilihan nomor telepon secara acak →pendekatan →yaitu random sampling dari sumber populasi

Panggilan Nomor Telepon Secara Acak

Hospital or Clinic-based Controls

– Kelebihan• mudah dilakukan dan murah• mengurangi recall bias• pasien lebih kooperatif

– Kelemahan• dapat menimbulkan confounder.• Terjadi bias jika kontrol mengidap penyakit yang

berhubungan dengan paparan dan penyakit yang diteliti.

gambaran seri-kontrol difokuskan pada pasien rumah

sakit atau klinik yang sama dengan kasus dengan

membatasi diagnosis untuk kontrol bagi mereka yang

tidak ada indikasi berhubungan dengan paparan.

Penyakit Lain (Other deases)

daftar penyakit atau database penyakit pada asuransi kesehatan mungkin yang paling mudah untuk dipilih sebagai kontrol pada populasi

diagnosa adanya penyakit lain

Friend Controls

• desain yang mendalam yang menggunakan penyesuaian (matching) individu Implikasi adanya pemilihan kontrol teman :

1. teman sebagai kontrol terhadap individu (kasus) berpotensi memiliki hubungan dengan status keterpaparan

2. kontrol teman dapat memberikan efek bias yang berasal dari sifat tumpang tindih (dilematis) kelompok/persahabatan

PELUANG PAPARAN

peluang paparan

jika

prinsip dari studi tindak

lanjut

Valid - Bias

Kendala penerapan metode studi tindak lanjut

Tidak berfungsinya metode

Tidak sesuainya harapan awal

PELUANG PAPARAN• Prinsip dalam studi case control

Retrospektif– melihat kebelakang

• Prisip dalam studi tindak lanjut

Melihat kedepan

PAPARAN Perjalanan paparanKASUS

&kontrol

KASUSPAPARAN Perjalanan paparanPAPARAN Perjalanan paparan

Penilaian Paparan

Aturan sifat paparan

Identifikasi jalur paparan

Jumlah paparan

KOMPARATIF INFORMASI• Prinsip umum bahwa informasi yg diperoleh dr

case control harus dr akurasi yg sebanding

Dihasilkannya gagasan yg sebanding atau misalnya adanya kesalahan dalam pengukuran

paparan yg biasanya akan cenderung bias diamati pada rasio odds terhadap Nilai null, yg

mewakili tidak ada hub. paparan-penyakit.

Kesalahan pengukuran paparan cukup untuk menjamin bias yg akan menuju nol . Jaminan tersebut menunjukkan kesalahan eksposur juga menjadi independen dari kesalahan dlm variabel lain, termasuk penyakit & pembaur

JUMLAH KELOMPOK KONTROL

• Dalam menentukan kelompok kontrol adakalanya peneliti dihadapkan pada pilihan yg sulit yg memungkinkan u/ menggunakan lebih dari satu kelompok kontrol guna menghidari terjadinya bias dalam penelitian.

• Kelemahannya : akan membutuhkan tenaga yg banyak dalam pelaksanaannya dan tidak akan dipungkiri jika pada kenyataannya terjadi penyimpangan terhadap aturan2 dalam studi case control yg menimbulkan bias.

TIMING OF CLASIFICATION AND DIAGNOSIS

Penentuan klasifikasi orang-time kontrol harus diklasifikasikan menurut status keterpaparan mereka pd waktu pemilihan mereka, Begitupun kasus harus diklasifikasikanpada saat didiagnosis. Informasi keterpaparan diperoleh setelah waktu pemilihan maka harus diabaikan.Contoh : sebuah studi penggunaan alkohol dan kanker , yg diteliti adlah kebiasaan minum alkohol & merokok untuk periode 1 thn, maka dalam pengumpulan data harus menentukan faktor risiko tersebut seblum didiagnosis (utk klpk kasus) pilihan (utk klpk kontrol).

Jenis-jenis Desain Case Control1. Case-cohort studies

2. Cumulative “Epidemic” Case Control Studies

3. Case-only studies

4. Case-crossover studies

5. Two-stage sampling

6. Proportional Mortality Studies

7. Case-control studies with prevalent cases

VARIANTS OF THE CASE-CONTROL DESIGN (STUDI KASUS_CONTROL & KOHORT)Desain kasus control-kohort dilakukan satu set studi kasus- kontrol dan kohort tunggal, yg semuanya mengguna kan kelompok kontrol yg sama.

Dapat mengukur tingkat kejadian berbagai penyakit dalam kohort tunggal. Selanjutnya, bisa melakukan set simultan studi kasus-kontrol menggunakan kelompok kontrol tunggal kohort.

Kelompok kontrol diperlukan untuk membandingkan dengan sejumlah kelompok kasus.

KELEBIHAN & KEKURANGAN• Kelebihan

- Murah daripada analisis kohort

- Menghemat tenaga karena menggunakan kontrol yang sama

• Kekurangan

orang dari kontrol yg dipilih mungkin tidak sepenuhnya mewakili yg asli karena kehilangan tindak lanjut pada kohort atau terjadi kematian

2. Cumulative “Epidemic” Case Control Study• Studi kasus kontrol studi retrospektif

karena dilakukan setelah awitan KLB dan ditelusuri kembali setelah untuk menemukan kembali penyebab KLB.

• Sebelum tahun 1970-an konseptualisasi standar studi kasus-kontrol melibatkan desain kumulatif, kontrol yang dipilih adalah dari noncase pada akhir periode risiko tertentu.

3. Case-Only Studies

• Hanya kasus• Kasus = Subjek hanya digunakan untuk

memperkirakan / menguji hipotesis tentang efek.

• Tidak ada grup kontrol• Tidak dilakukan uji hipotesis

4. Case-Crossover Studies• Penelitian silang/klasik dua atau lebih

dibandingkan intervensi seperti dalam penelitian eksperimental.

• Status pemaparan kasus pada saat timbulnya penyakit dibandingkan dengan distribusi status paparan untuk itu individu yg sama pada periode sebelumnya.

• Studi crossover hanya layak untuk mempelajari intervensi yg efeknya terjadi segera dan tidak bertahan, sehingga efek dari intervensi kedua tidak bercampur dgn efek pertama.

5. Two Stage Sampling• Pencuplikan sampel dilakukan dua kali

• Populasi dibagi menjadi seperangkat satuan pencuplikan berupa jalur sensus, desa,RT dan lain-lain

6. Proportional Mortality Studies• Studi proporsi kematian• Kasus: kematian dlm populasi sumber• Kontrol tidak dipilih secara langsung dari

populasi (orang yang masih hidup) tetapi diambil dr kematian lain dlm populasi sumber

• Kontrol harus dibatasi untuk kategori kematian yg tdk terkait dgn eksposure

7. Case Control Studies with Prevalent Cases

• Penelitian case control dengan subyek penelitiannya adalah kasus baru dan kasus lama.

• Selalu lebih baik untuk memilih insiden daripada kasus umum ketika mempelajari etiologi penyakit.

Kelebihan dan Kekurangan Case ControlKelebihan: 1.Sifatnya relatif murah dan mudah

dibandingkan desain analitik lainnya.

Waktu penelitiannya singkat krn penderita yg akan diteliti telah ada

sdg pd cohort, insiden penyakit yg diteliti menuggu cukup lama.

Sampelnya lebih sedikit dan dapat menghemat tenaga.

Dapat memanfaatkan data yang ada seperti data dari rumah sakit.

Lanjutan kelebihan......

2. Cocok untuk penyakit yang periode laten yang panjang.

3. Dapat meneliti pengaruh banyak paparan (faktor resiko) terhadap suatu penyakit secara simultan.

4. Dapat Menguji hipotesis hubungan paparan dan penyakit.

5. 5. Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan interaksi

lebih teliti daripada studi kohort untuk jumlah sampel yang sama, karena kasus dan kontrol lebih sebanding.

Kelemahan

1.Lebih rawan bias dibandingkan desain studi analaitik lainnya, khususnya bias seleksi, bias informasi dan bias recall karena pemelihan subyek berdasarkan status penyakit yg dilakukan saat paparan telah atau sedang berlangsung.

2. Tidak efisien untuk meneliti paparan yang jarang, kecuali odds rasio antara populasi yang berpenyakit dan tidak berpenyakit cukup besar, sehingga dibutuhkan jumlah sampel yang besar.

Lanjutan Kelemahan.....

3.Tidak efisien untuk menyelidiki paparan (exposure) yang jarang.

4.Tidak dapat menghitung insiden rate karena subjek penelitian dipilih berdasarkan status penyakit. Hal ini menyebabkan pada studi ini tidak bisa menghitung Resiko Relatif (RR)

5. Hanya dapat meneliti satu penyakit dan sulit memilih kontrol yang tepat.

Lanjutan kelemahan.....

6. jika menggunakan data historis, kadang-kadang tidak mudah membedakan antara data prevalensi dan insiden, sehingga tidak mudah untuk memastikan paparan mendahului penyakit.

7.Jika kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah, maka sulit dipastikan apakah mereka setara.

THANKS