Post on 22-Nov-2014
description
Emas dan Oil Diperkirakan Tumbang di Tahun 2013 Presented by Iwan Cahyo Suryadi Tahun 2012 segera kita tinggal, hanya terpaut hitungan hari jelang tahun baru 2013. Harapan dan resolusi acapkali mengiringi pergantian tahun, tentunya dalam frame positif dan konstruktif. Berikut rekapitulasi US Market sepanjang tahun 2012:
Dari kutipan data yang bersumber dari Bloomberg. Menurut saya, hingga akhir tahun 2012 tercatat pergerakan harga Minyak Mentah (US Crude Oil) relative melemah sedangkan harga emas cenderung flat, bergerak tipis, menguat 5.9%. Di tahun 2013 nanti, menurut tebakan saya, kedua harga komoditas tersebut bakal melanjutkan tren pelemahannya. Secara teknis, pada monthly chart, harga emas telah membentuk Triple Top dan gagal break hingga diatas level psikologisnya, $1,800 di tahun 2012. Berturutan, tanggal 12 Januari 2011 dan 11 Januari 2012 emas sempat capai level psikologis. Namun penguatan emas tak mampu bertahan menguat.
Chart 1: Gold (XAU/USD); Monthly Di tahun 2013, saya memperkirakan harga emas akan melemah dan mencapai target terendah baru, $1237.75. Sedangkan harga minyak mentah akan capai $80/barrel
Chart 2: US oil; Monthly
Chart 3: Dollar Index, Daily Selain faktor teknis, melemahnya harga emas dan harga minyak disebabkan oleh:
• Volume perdagangan emas relative sepi dan turun. Permintaan emas secara fisik oleh Cina dan India (konsumen terbesar emas) mengalami penurunan berpotensi memicu likuidasi investasi emas dan harga emas berpeluang jatuh.
• Bank-‐bank Sentral mungkin sempat mengambil keuntungan dari
menurunnya harga emas ini.
• Secara mengejutkan, perekonomian AS akan membaik lebih cepat dari perkiraan, khususnya pelaku pasar dan investor emas yang masih berat melepas emas sebagai Safe Haven.
• Skenario penurunan kepercayaan konsumen dan penurunan harga secara besar-‐besaran di saham-‐saham industri pada global market, khususnya di wilayah Eropa atas relatif melemahnya perekonomian China.
• Jepang akan melakukan nasionalisasi perusahaan-‐perusahaan elektronik
besar menyusul keterpurukan mereka setelah bersaing dengan pesaing yang datang dari Korea Selatan, persaingan ini membawa kerugian Sharp Corp hingga $30 milyar termasuk juga Panasonic Corp. dan Sony Corp.
• Kondisi kredit akan memburuk sehingga menekan industry dan membuat
pemerintah Jepang perlu melakukan nasionalisasi beberapa industry kunci lainnya, sebagaimana dilakukan serupa yang pemerintah AS saat menasionalisasi perusahan-‐perusahaan otomotif disaat krisis.
• Produksi minyak mentah AS berpotensi kembali naik dengan peningkatan
teknologi produksi dan kenaikan cadangan minyak domestik hingga ke level tertinggi dalam 30 tahun terakhir ini disaat ekspor minyak menurun, akibatnya harga minyak berpotensi mendapat tekanan jual yang kuat.