Post on 04-Oct-2021
i
EKSTRAK BIJI MAHONI (Swietenia macrophylla King)
SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA PADA TANAMAN
CABAI RAWIT(Capsicum frutescens, L)
SKRIPSI
Arya Nurdin Pratama
NIM.TB.161005
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
EKSTRAK BIJI MAHONI(Swietenia macrophylla King)
SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA PADA TANAMAN
CABAI RAWIT(Capsicum frutescens, L)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Arya Nurdin Pratama
NIM.TB.161005
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin…
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan, hidayah serta
kasih sayang sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1
(S1), Serta sholawat berangkaikan salam untuk Nabi Muhammad SAW Panutanku,
Uswatun khasanah kehidupan dan sebagai pemimpin Terbesar di dunia ini, serta para
sahabat dan tabi’in.
Teruntuk yang teristimewa tiada tandingnya keluarga tercinta yakni kedua orangtuaku,
sosok ayahanda Syaripuddin dan ibunda Nurasisa tercinta yang luar biasa yang tak kenal
lelah selalu memberikan doa, semangat, nasehat, pengorbanan dan kasih sayang yang tak
terhingga dan selalu memberikan yang terbaik, Adik- adiku Azza Dilla N, Ahmad Ihsan
dan Zalfana Audriy yang selalu memberi dukungan dan semangat yang luar biasa.
Kepada ayah Caripuddin dan bunda Arbasiyah yang senantiasa memberikan tempat
terbaik,kasih dan sayang dukungan penuh Bahkan segalanya di berikan kepada ku
selama menempuh perkuliahn 4 tahun lamanya tanpa sedikit pun kekurangan yang
kurasa.
Kupersembahkan, karya kecil yang semoga diridhoi-Nya untuk para ibu dosen
pembimbingku ibu dosen tercinta yaitu Ibu Try Susanti,S.Si.,M.Si dan ibu
Suraida,S.Si.,M.Si yang senantiasa meluangkan waktu, ,memberikan arahan
mengorbankan tenaga dan pikiran untuk tersusunya karya ini.
Semua Bapak dan Ibuk dosen terbaik yang telah memberikan ilmunya selama
menempuh perkuliahan di prodi tadris biologi, kaprodi ibu Reny safita S, Pt.,M,Pd
sekretaris Prodi ibu Dwi Gusfereni M.Pd dan Bapak dosen pembibmbing Akademik
bapak Alfian M,Pd terimakasih atas ilmu dan kebaikanya.
Terimakasih Kaka Erna Zurnaini dan kakak Riska Yang telah membagi ilmunya serta
memberi semangat dan arahanya tak lupa bapak Rosid yang telah berbagi dan membantu
tentang bagaimana bertani dengan baik memberikan ilmu dan informasinya , ibuk
Mariyati yang telah mengizinkan Saya untuk menjadikan Lahan pertanianya untuk saya
jadikan lahan dan tanaman percobaan dan Alhamdulillah Atas izin NYA dapat berhasil.
Segala kebaikan saudara dan saudariku, sahabat, Teman- teman seperjuangan yang telah
membantu dan memberi semangat terimakasih atas bantuanya selama ini, semoga Allah
membalas dengan kebaikan yamg lebih baik Amin amin yarabbalalamin.
viii
MOTTO
ه ي اء أصن يا ك ا يثم ٱنحيىة ٱند ا يأكم ٱناض إ اء فٲختهط بهۦ بات ٱلزض ي ٱنس
عهيها دزو أههها أهى ق ت وظ ي ى حتى إذا أخرت ٱلزض شخسفها وٱش ع ها وٱل أ
ه ا فجعه ت نقىو أيسا نيلا أو هازا م ٱلءاي نك فص بٲليط كر ا حصيداا كأ نى غ
يتفكسو
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena
air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan
memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka
pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
(QS.Yunus: 24). (Departemen Agama RI Al-AHikmah , Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Diponegoro bandung, 2010)
ix
x
ABSTRAK
Nama :AryaNurdinPratama
Jurusan :Tadris Biologi
Judul : Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia macrophylla King ) Sebagai Pestisida Nabati
Hama Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens, L )
Hama merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menjadi suatu penyebab
rusak bahkan gagalnya produksi suatu tanaman, Salah satu tanaman yang terdapat banyak
hama penganggu adalah tanaman cabai rawit. Di masyarakat pada umumnya membrantas
hama dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia yang mana terdapat banyak
dampak negatif dari pemakaianya seperti ketidakseimbangan ekosistem, ketergantungan
dan residu terhadap tanaman, Sementara itu ketersediaanya tanaman mahoni yang
memiliki kandungan senyawa aktif di manfaatkan sebagai pestisida. Penelitian Ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji mahoni
yang efektif sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai rawit. Pestisida nabati
merupakan salah satu usaha untuk mengurangi pemakaian pestisida secara sintetis,
dengan menciptakan pestisida alami yang lebih rama lingkungan, bebas residu kimia,
efektif dan efisien. di dalam buah mahoni terdapat Biji mahoni memiliki kandungan
senyawa flavonoid, rotenoid, Swietenin dan limonoid yang mampu menekan intensitas
serangan hama pada tanaman cabai rawit. Sehingga menjadi solusi dari permasalahan
hama pada tanaman cabai rawit dan permasalahan dalam penggunakan pestisida secara
sintetis yang dapat di tanggulangi dengan penggunakan pestisida alami. Untuk
memperoleh keefektifan ekstrak biji mahoni serta mengetahui konsentrasi yang paling
efektif , maka penelitian ini di lakukan secara eksperimen dengan menggunakan mitode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat konsentrasi 5g/1 liter air, 10g/1 liter air, 15g/1
liter air, 20g/1 liter air dan satu (Kontrol) 0g/1 liter air, masing-masing di ulang sebanyak
tiga kai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji mahoni efektif sebagai
pestisida nabati hama di buktikan dengan menurunya intensitas hama Kepik Coklat
(Riptorius linearis Fabr), Kutu Daun (Myzus persicae), Ulat Garayak (Spodoptera litura),
kutu kebul (Bemisia tabaci), Lalat Buah (Bactrocera sp), dan konsentrasi ekstrak biji
mahoni yang paling efektif adalah 20g/1 liter air.
Kata kunci : Pestisida nabati, biji mahoni (Swietenia macrophylla King ), tanaman
cabai rawit (Capsicum Frutescens ,L )
xi
ABSTRACT
Name :Arya Nurdin Pratama
Major : Tadris Biology
Title :Mahogany Seed Extract ( (Swietenia maxrophylla King ) As Pesticide
Vegetable Pesticides in Rawit Chili ( Capsicum frutescens, L) Plants
Pests are plant-disturbing organisms (OPT) which are a cause of damage and even the
failure of the production of a plant. One of the plants that contains many pests is a
cayenne pepper plant. In general, people are combating pests by using synthetic or
chemical pesticides which have many negative impacts from their users such as
ecosystem imbalance, dependence and residues on plants, meanwhile the availability of
mahogany plants which contain active compounds is used as pesticides. This study aims
to determine the effectiveness and determine the concentration of effective mahogany
seed extract as a pesticide plant pesticide on cayenne pepper plants. Vegetable pesticides
is an effort to reduce the use of synthetic pesticides, by creating natural pesticides that are
more environmentally friendly, free of chemical residues, effective and efficient. In the
mahogany fruit there are mahogany seeds containing flavonoid compounds, rotenoids,
swietenin and limonoids that can suppress intensity of pest attacks on cayenne pepper. So
that it becomes a solution of pest problems in cayenne pepper plants and problems in the
use of synthetic pesticides that can be overcome by using natural pesticides. To obtain the
effectiveness of mahogany seed extract and find out the most effective concentration, this
research was carried out experimentally using the Complete Random Design (RAL)
method of four concentrations of 5g / 1 liter of water, 10g / 1 liter of water, 15g / 1 liter of
water, 20g / 1 liter of water and one (Control) 0g / 1 liter of water, each repeated three
times. The results showed that the mahogany seed extract was effective as a plant-based
pesticide, evidenced by the decrease in the intensity of the Brownbug (Riptorius linearis
Fabr) pest, Aphids (myzus persicae), Garayak caterpillar (Spodoptera litura ), white lice
(Bemisia tabaci), Fruit Flies (Bactrocera sp) and the most effective concentration of
mahogany seed extract is 20g / 1 liter of water.
Keywords: vegetable pesticides, mahogany seeds (Swietenia macrophylla King),
cayenne pepper plants (Capsicum Frutescens , L)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 State of art /study relavan ....................................................................... 30
Tabel 3.1 Rancangan Percobaan Di lapangan ........................................................ 34
Tabel 3.2 Tabel Analisis Ragam Anova One Way ................................................ 39
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 40
Tabel 4.1 Jumblah rata-rata kepergian hama .......................................................... 46
Tabel 4.2 Hasil Uji Analisis ANOVA .................................................................... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji DMRT ..................................................................................... 47
Tabel 4.4 Jumlah rata-arata daun segar dan daun rusak ......................................... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 pohon Mahoni ............................................................................. 7
Gambar 2.2 Bunga Mahoni ............................................................................. 8
Gambar 2.3 Buah Mahoni ............................................................................... 9
Gambar 2.4 Biji Mahoni ................................................................................. 9
Gambar 2.5 Daun Mahoni ............................................................................. 11
Gambar 2.6 Batang Mahoni ........................................................................... 12
Gambar 2.7 Akar Mahoni .............................................................................. 13
Gambar 2.8 Tanaman Cabai Rawit ................................................................. 14
Gambar 2.9 Bunga Cabai Rawit………........................................................... 16
Gambar 2.10 Buah Cabai Rawit ..................................................................... 18
Gambar 2.11 Biji Cabai Rawit ........................................................................ 18
Gambar 2.12 Akar Cabai Rawit ..................................................................... 19
Gambar 2.13 Batang Cabai Rawit ................................................................... 19
Gambar 2.14 Daun Cabai Rawit .................................................................... 20
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Nipah Panjang .................................................. 32
Gambar 3.2 pembagian Ekstraksi Biji Mahoni ............................................. 37
Gambar 4.1 Kepik Coklat .............................................................................. 41
Gambar 4.2 Kutu Daun ................................................................................... 42
Gambar 4.3 Ulat Garayak ............................................................................. 43
Gambar 4.4 Kutu Kebul ................................................................................ 44
Gambar 4.6 Lalat buah ................................................................................. 45
Gambar 4.9 Tanaman Cabai Sebelum Pengaplikasian Ekstrak ....................... 50
Gambar 4.10 Tanaman Cabai Rawit Setelah Pengaplikasian Eksbima
20g/1 liter air… ............................................................................ 52
Gambar 4.11 Tanamaan Cabai Rawit Dengan Pengaplikasian Eksbima
0g/1 liter air ................................................................................. 53
xiv
DAFTRA ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii
NOTA DINAS 1........................................................................................................ iii
NOTA DINAS 2........................................................................................................ iv
PENGESAHAN ........................................................................................................ v
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vii
MOTTO .................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. . 4
C. Batasan Masalah..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Kajian Teoritik ....................................................................... 7
B. Study Penelitian Yang Relevan ............................................. 30
C. Hipotesis Penelitian ............................................................... 31
BAB III: METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Tempat dan Waktu ................................................................ 32
B. Alat dan Bahan ....................................................................... 33
C. Prosedur Kerja ........................................................................ 33
D. Teknik Analisis data............................................................ ... 37
E. Jadwal Penelitian ................................................................... 40
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 41
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 41
B. Pembahasan ........................................................................... 49
BAB V: PENUTUP ............................................................................................... 55
A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Saran ...................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAK ........................................................................................ 56
1
1
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia dikenal sebagai Negara megabiodiversitas, kekayaan alam dan
keanekaragaman hayati yang tidak diragukan lagi. Diperkirakan terdapat 100
sampai 150 famili tumbuh-tumbuhan, dan lebih dari 239 jenis tumbuhan
pangan dan 2.039 jenis tumbuhan obat. (Nahlunnisa,dkk,2015,hlm.187). dari
jenis tanaman tersebut sebagian besar dapat digunakan dan dimanfaatkan
sebagai tanaman rempah-rempahan, obat-obatan dan pestisida. Digunakannya
tumbuhan sebagai pestisida salah satu pemanfaatan tanaman yang telah
dilakukan sejak zaman dahulu, karena tumbuhan kaya akan senyawa-senyawa
kimia yang digunakan sebagai alat pertahanan dari berbagai serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT). (Suryaningsih,2007,hlm.262).
Organisme pengganggu tanaman (OPT) ada tiga jenis yaitu gulma,
penyakit dan hama. Gulma adalah tumbuhan yang hidupnya berasosiasi
dengan tanaman yang dibudidayakan dan memberikan persaingan yang
negatif terhadap tanaman tersebut. Penyakit pada tanaman adalah suatu
rangkaian fisiologis yang merugikan, yang berakibat pertumbuhan yang
abnormal yang disebabkan oleh rangsangan yang terus-menerus pada tanaman
oleh suatu penyebab biotik primer. (Riska,2018,hlm.1).
Sedangkan hama adalah hewan yang mengganggu tanaman dengan cara
memakannya. Serangan hama bisa menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan terhambat. Hama tanaman adalah organisme yang
dalam aktivitas hidupnya selalu merusak hasil tanaman atau bagian-bagian
tertentu tanaman dan menurunkan kuantitas maupun kualitasnya, sehingga
menimbulkan kerugian ekonomis. (Cahyono,dkk,2017,hlm.16).
hama pada tanaman bermacam-macam jenisnya, ada yang menyerang
daun, batang, kulit, bunga, buah dan akar. Contoh organisme yang berpotensi
menjadi hama tanaman adalah tikus, burung,tungau, siput, cacing, ulat,
2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
wereng, walang sangit, lalat buah,kutu kebul, tungau dan sebagainya
(Kartaspoetra,1993,hlm.11).
Terdapat banyak jenis tanaman holtikultura yang terjangkit oleh hama
penganggu tanaman, salah satunya tanaman cabai rawit. Tanaman ini
merupakan sayuran dalam komoditas yang bernilai tinggi.
(Haerul,2016,hlm.129). dan termasuk tanaman yang di anggap potensial untuk
dikembangkan karena cabai rawit sudah menjadi komsumsi utama masyarakat
secara umum. Selain itu tanaman cabai juga dapat tumbuh dan berproduksi di
dataran rendah sampai dataran tinggi baik pada lahan persawahan maupun
perkebunan. (Hodiyah,2016,hlm.2).
Di sisi lain pada tanaman cabai sering dihadapkan pada berbagai masalah
atau resiko, diantaranya adalah teknik budidaya, kekayaan unsur hara dalam
tanah, serangan hama dan penyakit tanaman. Salah satu yang menjadi kendala
utama dalam sistem produksi adalah adanya serangan hama.
Maka dari itu diperlukan adanya pestisida untuk mengendalikan hama
pada tanaman, namun hampir 100% petani di Indonesia dalam mengendalikan
organisme penganggu tanaman (OPT) yaitu dengan menggunakan pestisida
kimia yang dianggap praktis dan menunjukkan efek yang cepat tanpa
memikirkan efek samping yang dapat menimbulkan dampak negatif.
(Suryaningsih,2007, hlm.262). Oleh karena itu diperlukannya tindakan baik
usaha untuk dapat mengurangi pengunaan pestisida kimia dan menanggulangi
hama dalam membrantasnya. Salah satu alternatif adalah dengan
menggunakan pestisida nabati yang lebih rama lingkungan tanpa efek
samping.
Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati (biopestisida)
bermacam-macam diantaranya adalah tumbuhan selasih, sirih, pepaya, jeruk
nipis, Biji mahoni dan lain sebagainya. lebih dari 2400 jenis tumbuhan yang
termasuk ke dalam 255 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida, salah
satunya adalah tanaman mahoni. Pestisida dari tanaman mahoni umumnya
bersifat racun yang bekerja lambat serta memiliki efek penghambat makan dan
3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
menghambat perkembangan, mengusir serta kematian (Heviyanti, dkk, 2016,
hlm. 29).
Masing-masing bagian tanaman mahoni mengandung senyawa yang
berbeda-beda, pada kulit batang mengandung senyawa triterpenoid, sedangkan
biji mahoni mengandung senyawa flavonoid dan saponin. Salah satu senyawa
flavonoid yang dapat berperan sebagai insektisida adalah rotenon. (Sianturi,
2001,hlm. 5-6).
Berdasarkan hasil observasi peneliti di desa Sungai Tering, kecamatan
Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi masyarakat
mayoritas pekerjaannya adalah petani, diantaranya kelapa, kelapa sawit, padi,
jagung, cabai, dan semangka. Akhir-akhir ini banyak yang mengalami
gangguan dan hambatan bahkan kerugian terhadap hasil panen, yang
disebabkan kurangnya akan kesuburan pada tanaman yang kemudian
berdampak terhadap hasil panen, hal ini salah satunya disebabkan oleh hama
terhadap tanaman dan kemudian berdampak pada kesuburan dan hasil
tanaman,
Senada dengan itu berdasarkan pengamatan lapangan bahwasanya
ketersediaanya tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai pestisida alami
yang pastinya lebih ramah lingkungan salah satunya tumbuhan mahoni. akan
tetapi tiada yang mengetahui akan khasiatnya, padahal tumbuhan mahoni ini
menyimpan banyak khasiat salah satunya sebagai pestisida. (Rusandi, 2016,
hlm.5).
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani, bapak Rossid
yang merupakan petani cabai rawit yang memang benar-benar mempunyai
perkebunan cabai rawit, lebih kurang dua hektar lahan pertanian cabai rawit
menyatakan bahwa yang juga menjadi masalah utama dalam perkebunnya
adalah hama penganggu tanaman. Beliau juga menjelaskan bahwasanya
Petani pada umumnya tidak mengetahui akan adanya dan tersedianya pestisida
alami sehingga lebih memilih pestisida kimia sebagai pembasmi hama pada
tanaman cabai, Dengan alasan pestisida kimia mudah didapatkan, mudah
diaplikasikan, lebih efektif dalam memberantas hama, dan mempunyai cara
4
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
kerja yang relatif cepat dalam menekan populasi hama sehingga dapat
menekan kerugian hasil akibat serangan hama, dan sudah terbiasa
menggunakan pestisida yang instan yaitu pestisida kimia, tanpa memikirkan
bagaimana dampak dari penggunaan pestisida kimia tersebut. Sementara di
daerah tersebut banyak tumbuhan yang berpotensi sebagai biopestisida salah
satunya tumbuhan mahoni.
Oleh sebab itu perlu adanya penelitian tentang pengendalian hama pada
tanaman cabai rawit tanpa merusak ekosistem, memanfaatkan tanaman yang
ada dan bahan ramah lingkungan agar para petani bisa mengurangi
penggunaan pestisida kimia sebagai pemberantas hama pada tanaman cabai
rawit.
Dari uraian di atas peneliti tertarik dengan di jadikanya Ekstrak Biji
Mahoni (Swietenia macrophylla King) Sebagai Pestisida Nabati Hama Pada
Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens, L)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang maka dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Masyarakat belum mengetahui bahwa terdapat banyak tanaman yang
bisa digunakan sebagai pestisida nabati (Biopestiosida) untuk
mengendalikan hama pada tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens,
L).
2. Petani pada umumnya menggunakan pestisida kimia dalam
mengendalikan hama pada tanaman cabai rawit karena sudah terbiasa
yang instan tanpa memikirkan efek samping.
3. Penggunaan pestisida kimia dapat merusak lingkungan dan
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.
5
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini maka di perlukan
adanya batasan masalah sebagai berikiut :
1. Hama yang di basmi dengan esktrak biji mahoni adalah hama yang
terdapat pada tanaman cabai ( Capsicum frutescens, L) dengan aplikasi
langsung ke tanaman .
2. Biji mahoni yang di gunakan adalah biji mahoni yang tingkat
kematanganya sudah benar-benar matang dan terasa sangat pahit.
3. Variasi konsentrasi ekstrak Biji mahoni (Swietenia macrophylla King)
yang digunakan sebesar 0g/1liter air sebagai control , 5g/1 liter air,
10g/1 liter air ,15g/1 liter air , dan 20g/1 liter air
4. Penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui Pengaruh ekstrak biji
mahoni (Swietenia macrophylla King ) sebagai pestisida nabati hama
pada tanaman Cabai rawit ( Capsicum frutescens, L)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah di uraikan di atas, maka
permasalah yang di rumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ektrak Biji Mahoni (Swietenia macrophylla King) dapat di
jadikan sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai rawit
(Capsicum frutescens, L)
2. Apakah terdapat pengaruh ekstrak Biji mahoni (Swietenia macrophylla
King) sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai rawit
(Capsicum frutescens, L)
3. Berapa konsentrasi ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla King)
yang efektif sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai rawit
(Capsicum frutescens,L).
6
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan skripsi
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla
King) dapat di jadikan sebagai pestisida nabati hama pada tanaman
cabai rawit (Capsicum frutescens, L)
2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji mahoni (Swietenia
macrophylla King) sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens, L)
3. Untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak biji mahoni (Swietenia
macrophylla King) yang efektif sebagai pestisida nabati hama pada
tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens, L ).
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan
ekstrak biji mahoni(Swietenia macrophylla King) sebagai pestisida
nabati hama pada tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens, L ).
2. Memberi informasi kepada masrakat kandungan yang terdapat dalam
Biji mahoni(Swietenia macrophylla King) dan manfaatnya.
3. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang kandungan
ekstrak Biji mahoni dan bagaimana mengendalikan hama pada
tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens, L )
4. Bagi mahasiswa dapat menambah khasanah keilmuan pada mata
kuliah botani tumbuhan tingkat tinggi.
5. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata
(S1)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Mahoni (Swietenia macrophylla King )
Gambar 2. 1. Tanaman mahoni (Swietenia macrophylla King )
(Sumber :Dokumentai Pribadi)
Tanaman Mahoni berasal dari benua Amerika yang beriklim
tropis.Pertama kali masuk ke Indonesian (ditanam di Kebun Raya Bogor)
Tahun 1872. Mulai dikembangkan secara luas di pulau Jawa antara tahun
1897 sampai 1902 (Samsi,2000,hlm.3). Tanaman mahoni sudah lama
dibudidayakan di Indonesia dan sudah beradaptasi dengan iklim tropis di
Indonesia. Nama asing dari tanaman ini adalah West Indian Mahogany.
Mahoni adalah tumbuhan tropis yang tumbuh liar di hutan jati, pinggir
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
pantai dan banyak ditanam di pinggir jalan atau di lingkungan rumah dan
halaman perkantoran sebagai tanaman peneduh. (Mashudi,2016,hlm.260).
Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang tidak memiliki persyaratan
tipe tanah secara spesifik, mampu bertahan hidup pada berbagai jenis
tanah bebas genangan dan reaksi tanah sedikit asam-basah tanah,gersang
atau marginal walaupun tidak hujan selama berbulan-bulan mahoni masih
mampu untuk bertahan hidup. (Azzahra,2018, hlm.4).
a. Morfologi mahoni
1) Bunga
Gambar 2.2. Bunga mahoni,
(Sumber:https://deslisumatran.wordpress.com/2015/03/23/m
ahoni-swietenia-mahagoni-l-jacq /)
Bunga yang dimiliki tanaman mahoni termasuk bunga
majemuk yang tersusun dalam karangan yang muncul dari ketiak
daun, berwarna putih, malai bercabang dan panjangnya kira-kira
10-20 cm ,mahoni baru berbuah ketika tanaman berumur 7 tahun.
Mahkota bunga berbentuk silindris dan berwarna kuning
kecoklatan benangsari melekat pada mahkota bunga.
(Nursakinah, 2017, hlm. 4).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2) Buah
Gambar.2.3. Buah mahoni
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Buah Buah mahoni merupakan buah kotak dengan bentuk
bulat telur berlekuk lima. Ketika buah masih kecil berwarna hijau,
dan setelah besar berwarna coklat.di dalam buah terdapat biji
berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat
kehitaman. Buah yang sudah renta alias tua sekali kulit buahnya
akan pecah dengan sendirinya dan biji-biji pipih itu akan bebas
berterbangan kemana angin meniup. Bila jatuh ke tanah yang
cocok akan tumbuh menjadi tanaman mahoni generasi baru.
(Megawati,2013,hlm.2).
3) Biji
Gambar 2.4 .Biji Mahoni
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Biji mahoni terdapat pada buah mahoni . Ia diklasifikasikan
dalam Kingdom Plantae, devisi Magnoliophyta yang menyimpan
banyak khasiat baik untul obat-obatan maupun pestisida.
(Nursakinah,2017,hlm.4). Tidak semua negara memiliki tanaman
mahoni ini, karena pohon mahoni. (Swietenia macrophylla
King). hanya tumbuh di negara yang memiliki hutan hujan tropis
yang sebagian besar merupakan negara-negara Asia Pasifik
seperti Indonesia, Malaysia, Fiji, Honduras, dan Solomon.
Ada pun yang terkandung di dalam biji Mahoni adalah
Senyawa flavonoid yang lain bekerja sebagai insektisida ialah
rotenon. Rotenoid merupakan racun penghambat metabolisme
dan sistem saraf yang bekerja perlahan (Sari,2016,hlm.10).
Saponin menunjukkan aksi sebagai racun yang dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah.
(Sianturi,2001,hlm.3). Pada biji mahoni juga terdapat
senyawa sweitenin yang termasuk senyawa limonoid yang
bersifat sebagai antifeedant dan penghambat pertumbuhan .Biji
mahoni juga mengandung senyawa yang mirip dengan Butane
Hexane Chlor (BHC) dengan konsentrasi 0,005 ppm.Senyawa
BHC atau yang dikenal sekarang Hexa Chlorosiclo Hexana
(HCH) merupakan insektisida organo klorida yang bersifat racun
perut dan racun pernapasan. (Koneri,2016,hlm.217).
masing-masing bagian tanaman mahoni mengandung
senyawa yang berbeda-beda, pada kulit batang mengandung
senyawa triterpenoid, sedangkan biji mahoni mengandung
senyawa flavonoid dan saponin. Salah satu senyawa flavonoid
yang dapat berperan sebagai insektisida adalah rotenon. (Sianturi,
2001 hlm. 3),
(Sianturi,2001,hlm.5). Kelompok flavonoid yang bersifat
insektisida alam yang kuat adalah isoflavon.Isoflavon memiliki
efek pada reproduksi, yaitu antifertilitas.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Senyawa flavonoid yang lain bekerja sebagai insektisida
ialah rotenon. Rotenoid merupakan racun penghambat
metabolisme dan sistem saraf yang bekerja perlahan. Serangga
yang mati diakibatkan karena kelaparan akibat kelumpuhan dan
kaku (Heviyanti,2016,hlm.29)).
4) Daun
Gambar 2..5 Daun mahoni
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Bentuk helai daun pada daun pohon mahoni daun besar (
Swietenia macrophylla King ) adalah memanjang yaitu dimana
daun lebih kurang 2.5 kali lebarnya.Bentuk tepi daun pada daun
pohon mahoni daun lebar yaitu rata, dimana daun pinggir helaian
daunnya tanpa sembul atau gigi, dan tanpa toreh. (Azzahra ,
2018, hlm.7).
Bentuk pangkal daun pada daun pohon mahoni daun
besar runcing yaitu bentuk pangkal daun menyempit dan diakhiri
dengan bentuk sudut. Pada daun pohon mahoni daun besar
memiliki bentuk ujung meruncing, dan dimana pada ujung daun
menyempit perlahan – lahan hingga ke titik ujung, sehingga
ujung daun tampak sempit, panjang dan runcing. (Azzahra, 2018,
hlm.8).
Pertulangan daun pada daun pohon mahoni daun besar
yaitu melengkung, dimana susunan tulang – tulang daun yang
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
terdiri atas satu ibu tulang daun memanjang dari pangkal helaian
daun ke ujung, sedangkan tulang – tulang cabang berpangkal
pada ibu tulang daun kemudian merentang melengkung menuju
ke ujung daun hampir sejajar dengan tepi daun. (Azzahra, 2018,
hlm.8).
Kondisi permukaan daun pada daun pohon mahoni daun
besar terlihat hijau, mengkilap, dan licin. Pada tata letak daun
pohon yang diamati, daun pohon mahoni daun besar memiliki
tata daun berhadapan bersilang yaitu pada tempat melekatnya
daun terdapat dua daun yang letaknya berhadapan. (Azzahra,
2018, hlm. 8).
5) Batang
Gambar .2.6 Batang mahoni
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Batang bulat berbentuk silinder dan tidak berbanir, banyak
cabang dan kayunya bergetah. Kulit luar berwarna cokelat
kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang
berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi
cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua. (Megawati,2013,
hlm.2).
Kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur,
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat
penggaris karena sifatnya yang tidak mudah berubah.
Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati
sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua dalam pasar
kayu. Getah mahoni yang disebut juga blendok dapat
dipergunakan sebagai bahan baku lem. (Megawati,2103,hlm.2).
6) Akar
Gambar2.7 Akar mahoni
(Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Berakar tunggang, Akar tunggang ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan
cabang- cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi
kekuatan lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran
menjadi amat luas, hingga dapat menyerap air dan zat-zat
makanan yang lebih banyak. Berbentuk seperti akar banir tetapi
lebih besar dan menggembung. (Megawati,2013, hlm. 2).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
b. Taksonomi tumbuhan mahoni (Swietenia macrophylla King )
Tumbuhan mahoni tersusun atas sistematika sebagai berikut.
(Nursakinah,2017,hlm.4).
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia macrophylla King.
2. Cabai Rawit (Capsicum frustescens, L)
Gambar.2. 8 Tanaman Cabai Rawit
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Cabe rawit (Capsicum frutescens, L) merupakan salah satu jenis
rempah yang seringkali ditambahkan sebagai bumbu masakan karena
rasanya yang pedas memberikan kesegaran, serta mengandung Vitamin C
yang bermanfaat bagi kesehatan. Karena kekhasan rasanya sehingga
hampir semua orang menggunakan cabe. Selain sebagai bumbu juga dapat
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
memberikan warna yanga membuat orang yang melihat berselerah.
Kebutuhan sebagai bumbu memiliki indikator bahwa cabe diperlukan
dalam jumlah yang besar. (Cahyono ,2003,hlm.7).
Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan
(solanaceae) yang memiliki nama ilmiah Capsicum frutescens ,L. Cabe
berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-
negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain
di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di
negara-negara Asia Tenggara lainnya. (Setiadi, 2006, hlm.2). Di Malaysia
dan Singapura dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di
Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang
menggunakan cabe rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.
(Cahyono,2017,hlm.16).
Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat
matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia
dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000
pada skala Scoville. Cabe rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama
dengan varitas cabe lainnya. (Cahyono,2003,hlm.12).
Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dengan percabangan
banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas
bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat
telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan
menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga
keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3
bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-
kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk,
berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. (Soepomo,
2013, hlm. 409).
Cabe rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya
kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba
(cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda
berwarna putih, setelah tua menjadi jingga dan ceplik yang buahnya besar,
selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya
digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda
dapat dikukus untuk lalap. Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji.
(Setiadi,2006,hlm.3).
a. Morfologi Cabai Rawit
1) Bungah
Gambar2 .9 Bunga cabai Rawit
(Sumber :
https://www.lmgaagro.web.id/2014/01/strategi-jitu-cara-
mencegah-rontok.html)
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki
bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan
tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga
bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu
tandan biasanya terdapat 2 - 3 bunga saja. Mahkota bunga
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih,
putih kehijauan, dan ungu. (Cahyono, 2003 hlm. 12)
Diameter bunga antara 5 - 20 mm. Bunga tanaman cabai
merupakan bunga sempurna, artinya dalam satu tanaman
terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga
jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir
sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan
sendiri. (Veronica,2019,hlm.14).
Tanaman cabai merupakan jenis tanaman yang masuk
dalam subkelas Ateridae (berbunga bintang) sehingga pada
umumnya kita menemukan tanaman cabai yang memiliki
bunga berbentuk bintang. Warna mahkota bunga beragam,
seperti putih, kehijauan, bahkan unggu. Bunga tanaman cabai
timbul dari ketiak daun. Umumnya tunggal, akan tetapi
terdapat bunga yang bergerombol dalam tandan. Biasanya
dalam satu tandan tidak terdapat lebih dari tiga kuncup bunga.
Bunga jantan dan bunga betina tanaman cabai ada dalam satu
bunga sehingga bunga cabai dapat disebut sebagai tanaman
yang berbunga sempurna. Putik bunga berukuran panjang 0,5
cm berwarna hijau.
Posisi bunga cabai tidak teratur yakni ada yang
menggantung horizontal dan tegak. Waktu pemasakan bunga
jantan dan betina hampir sama umumnya bunga cabai
melakukan 3 penyerbukannya sendiri. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadinya peryerbukan silang.
Peryerbukan silang pada tanaman cabai secara alami dibantu
oleh angin atau serangga. Waktu munculnya bunga cabai 44-50
hari setelah tanaman. (Veronica, 2019, hlm. 14).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2) Buah
Gambar.2.10:Buah Cabai Rawit
(Sumber:dokumentasi pribadi)
Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, hal ini
bergantung pada varietasnya.Buah cabai memiliki rongga
dengan jumlah berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Dalam
buahnya terdapat plasenta sebagai tempat melekatnya biji.
Daging buah cabai umumnya lunak. Buah cabai ukurannya
beragam, mulai dari pendek sampai panjang dengan ujung
runcing atau tumpul. Bentuk buah cabai digolongkan dalam
beberapa bentuk yakni panjang, bulat, segitiga, campanulate,
dan blocky. Bentuk pangkal buah, tepi buah, dan ujung buah
cabai beragam. (Cahyono, 2003, hlm.12).
3) Biji
Gambar .2.11 Biji Cabai Rawit
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Biji cabai di dalam buah dan menempel di sepanjang
plasenta.Warnanya beragam, mulai dari putih hingga kuning
jerami.Bagian terluarnya merupakan lapisan keras. Biji inilah
yang berperan dalam menghasilkan bibit tanaman baru.
(Setiadi,2006,hlm.14).
4) Akar
Gambar..2. 12: Akar Cabai Rawit
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
Akar merupakan bagian terpenting tanaman cabai yang
berfungsi sebagai penyerapan air dan unsur hara. Akar
tanaman cabai adalah akar tungga dan sangat kuat, terdiri atas
akar utama (primer) dan lateral (sekunder). Sedangkan akar
tersier yaitu serabut-serabut akar yang keluar dari akar lateral.
Panjang akar primer 35-50 cm dan akar lateral sekitar 35-45
cm. (Veronica,2019,hlm.1).
5) Batang
Gambar.2. 13: Batang Cabai Rawit
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Batang cabai pada umumya berwarna hijau tua dan
berkayu. Panjang batang berkisar 30-37,5 cm dan berdiameter
1,5-3 cm. Jumlah cabang pada tanaman ini biasanya antara 7-
15 per tanaman. Panjang cabangnya sekitar 5-7 cm dengan
diameter sekitar 0,5-1 cm.
Di daerah percabangan tanaman cabai terdapat tangkai dan
daun. Tangkai daun ini berfungsi untuk menopang daun.
Ukuran tangkai daun relatif pendek, yakni hanya 2-5 cm. Pada
jenis tanaman cabai pedas seperti cabai rawit, tanaman cabai
tumbuh meninggi tidak melebihi 100 cm. Akan tetapi pada
jenis cabai besar, batang tanaman cabai bisa tumbuh tinggi
hingga mencapai 2 meter bahkan lebih. (Setiadi,2006,hlm.13).
6) Daun
Gambar.2.14: Daun Cabai Rawit
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Daun cabai merupkan daun tunggal, daun muncul pada
tunas samping yang berurutan di batang utama serta tersusun
spiral.daun cabai berukuran panjang antara 3-11 cm dengan
lebar 1-5 cm. Pada umumnya permukaan daun cabai halus,
namun pada spesies tertentu terdapat permukaan daun yang
berkerut. ( Cahyono,2003,hlm.12).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Warna daun cabai padau mumnya berbeda antara bagian
permukaan atas dan bawah daun.Warna permukaan bagian atas
daun berkisar antara hijau muda, hijau, hijau tua, hingga
kebiruan.Sementara permukaan daun bagian bawah biasanya
berwarna hijau muda hingga hijau. (Veronica,2019,hlm.13).
b. Taksonomi cabe Rawit
Tanaman Cabe Rawit tersusun atas sistematika sebagai berikut
(Redaksi Agromedia, 2011,hlm.49)
Kingdom : Plantae
Filum : Spermatophyta
Class : Dicotyledone
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens.L
c. Hama pada tanaman cabai
1) Thrips ( Thrips parvispinus Karny)
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan
permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan
ditandai dengan adanya bercak keperak - perakkan. Daun yang
terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting
atau keriput dan akhirnya mati. ( Cahyono,2003,hlm.76).
Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk
menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor,
pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk
tanaman menjadi mati. (Meilin,2014,hlm.1)
Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan
virus keriting. Pada musim kemarau perkembangan hama
sangat cepat, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada
musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan. (Setiadi,2006,
hlm.124)
Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utama
cabai, bawang merah, bawang daun, jenis bawang lainnya dan
tomat, sedangkan tanaman inang lainnya tembakau, kopi, ubi
jalar, waluh, bayam, kentang, kapas, tanaman dari famili
Crusiferae, Crotalaria dan kacang-kacangan. (Meilin,2014,
hlm.1).
2) Lalat Buah ( Bactrocera sp.)
Lalat buah menyebabkan kerusakan pada buah cabai yang
masih muda maupun buah yang sudah matang. Buah yang
terserang akan membusuk dan kemudian jatuh ke tanah. Gejala
awal terlihat dari adanya titik hitam pada bagian pangkal buah,
titik hitam pada pangkal buah muncul karena aktifitas lalat
buah dewasa yang memasukkan telurnya pada buah cabai.
(Cahyono, 2003, hlm. 75).
Telur tersebut akan menetas dan berkembang di dalam buah
cabai. Larva yang terdapat di dalam buah menimbulkan
kerusakan dari dalam, buah menjadi berwarna kuning pucat dan
layu. Kualitas buah cabai yang terserang hama ini akan
menurun dan tidak layak untuk dipasarkan. (Meilin,2014, hlm.
4)
Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan oleh
bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh
cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan
jatuh ke tanah.
3) Kutu Kebul ( Bemisia tabaci )
Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik,
disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat
serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi tinggi,
serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat
menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam,
menyerang berbagai stadia tanaman. Keberadaan embun jelaga
menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada daun.
(Meilin,2014,hlm.6)
Kisaran inang serangga ini cukup luas dan dapat mencapai
populasi yang besar dalam waktu yang cepat apabila kondisi
lingkungan menguntungkan. Beberapa tanaman pertanian yang
menjadi inang kutu kebul adalah kentang, timun, melon, labu,
terong, cabai, lettuce dan brokoli.Selain kerusakan langsung
oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya
karena dapat bertindak sebagai vektor virus.
Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh
kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus,
Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus. (Meilin,
2014,hlm.6).
4) Kutu Daun Persik ( Myzus persicae )
Kutu daun yang berada pada permukaan bawah daun
mengisap cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih
muda. Daun yang terserang akan tampak berbercak-bercak. Hal
ini akan menyebabkan daun menjadi keriting. Pada bagian
tanaman yang terserang akan didapati kutu yang bergerombol.
Bila terjadi serangan berat daun akan berkerut-kerut (menjadi
keriput), tumbuhnya kerdil, berwarna kekuningan, daun-
daunnya terpuntir, menggulung kemudian layu dan mati.
Kutu daun persik merupakan hama yang menjadi hama
utama karena beberapa alasan diantaranya mampu bertahan
hidup pada hampir semua tanaman budidaya, merupakan
penular yang paling efisien dibandingkan hama lainnya.
(Meilin, 2014, hlm.8).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tanaman inangnya lebih dari 400 jenis, dengan inang
utama pada sayuran adalah cabai, kentang dan tomat.Kutu ini
dapat berperan sebagai vektor lebih dari 90 jenis virus penyakit
pada sekitar 30 famili tanaman antara lain meliputi jenis
kacang-kacangan, bit-gula, tebu, kubis-kubisan, tomat, kentang,
jeruk dan tembakau. Populasi hama ini dapat meningkat pada
musim kemarau, seballiknya pada musim hujan populasi akan
turun. (Setiadi,2006,hlm.128).
Pengendalian hama kutu daun ini dapat dilakukan dengan
penyemprotan insektisida, bila populasi tinggi (ambang batas),
yaitu lebih dari 50 setiap tanaman pada tanaman muda,
tanaman pindahan, hampir panen. Musuh alami kutu daun ini
dapat berupa parasitoid yaitu Diaretiella rapae , sedangkan
predator yang berfungsi sebagai musuh alami dari hama ini
seperti kumbang macan, laba-laba, larva dari syrphid, dan
belalang sembah. (Setiadi, 2006, hlm.129).
5) Kutu Daun (Aphididae)
Serangan berat biasanya terjadi pada musim
kemarau.Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago
biasanya pucuk tanaman dan daun muda. Daun yang diserang
akan mengkerut, mengeriting dan melingkar, menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti madu, yang
biasanya disebut dengan embun madu. Embun madu menarik
datangnya semut dan cendawan jelaga. Adanya cendawan pada
buah dapat menurunkan kualitas buah. (Setiadi,2006,hlm .127).
Aphid juga dapat berperan sebagai vektor virus (50 jenis
virus) seperti, Papaya Ringspot Virus , Watermelon Mosaic
Virus , Cucumber MosaicVirus (CMV). Penyebaran hama ini
sangat luas, meliputi daerah beriklim tropis dan sedang kecuali
Canada bagian utara dan Asia bagian utara. Kisaran inang dari
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
hama ini cukup luas, seperti tanaman dari family Fabaceaae
(Legumes, Lucerne), Solanaceae, Cucurbitaceae dan
asteraceae. (Meilin,2014,hlm.9).
Kutu daun menyebabkan kerusakan yang cukup serius
pada beberapa tanaman sayuran, seperti asparagus, cabai,
terong dan okra.Selain tanaman sayuran, kutu daun juga
menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada jeruk, kapas
dan melon. (Meilin, 2014, hlm .9).
6) Tungau ( Polyphagotarsonemus latus dan Tetranychus
sp.)
Tungau menyerang daun-daun muda dengan cara
menghisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan
sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal dan
perubahan warna seperti daun menebal dan berubah warna
menjadi tembaga atau kecokelatan. Daun menjadi kaku dan
melengkung ke bawah, menyusut dan keriting.Tunas dan bunga
gugur. Serangan berat terjadi pada musim kemarau, biasanya
serangan bersamaan dengan serangan Thrips dan kutu daun,
(Meilin,2014,hlm.10).
3. Pestisida
a. Pengertian pestisida
Secara harfiah pestisida berarti pembunuh Berdasarkan asal
katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama
dan cida berarti pembunuh. Pestisida adalah substansi (zat) kimia
yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama. Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu tungau,
penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi, bakteri, dan virus serta
hewan lain yang dianggap merugikan. (Supriadi,2013,hlm.8).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
b. Jenis pestisida
Pestisida terbagi dua yaitu pestisida kimia dan pestisida nabati
(biopestisida). (Supriadi,2013,hlm.2).
1) Pestisida Kimia
Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pestisida kimia
merupakan bahan beracun yang berbahaya bersifat polutan
sehingga dapat menyebarkan radikal bebas yang mengakibatkan
kerusakan organ tubuh, mutasi gen, dan gangguan susunan saraf
pusat. (Isnani,2018,hlm.64).
2) Pestisida nabati
Pestisida nabati (biopestisida) merupakan bahan aktif
tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan dan biasa
digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan. (Astuti,2016, hlm. 116).
Secara umum, pestisida nabati merupakan suatu pestisida
dengan bahan dasar yang berasal dari tumbuhan. Pembuatannya
relaif mudah dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas.
Pestisida nabati bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam
serta relative aman bagi manusia dan ternak.
Pestisida nabati sudah dipraktekkan 3 abad yang lalu. Pada
tahun 1690, petani di Perancis telah menggunakan perasan daun
tembakau untuk mengendalikan hama kepik pada tanaman buah
persik. Tahun 1800, bubuk tanaman pirethrum digunakan untuk
mengendalikan kutu.Penggunaan pestisida alami selain dapat
mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih
murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. (Isnani,
2018, hlm. 66).
Pestisida nabati merupakan suatu bahan atau campuran
bahan alami yang diproses dan digunakan untuk mengendalikan
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
atau membunuh jasad pengganggu (hama dan penyakit). Dan
lebih rama terhadap alam. (Astuti,2016,hlm.116).
c. Fungsi pestisida nabati
Fungsi pestisida nabati. (Yuantari,2009, hlm.84). antara lain :
1) Menolak kehadiran serangga akibat baunya yang
menyengat.rasa Pahit dan pedas.
2) Mencegah serangga dan hama memakan bagian tanaman yang
telah disemprot dengan pestisida organik
3) Mencegah bakteri, alga, jamur dan virus menjangkiti tanaman
yang sudah disemprot dengan pestisida organik
d. Cara kerja pestisida nabati
Pestisida nabati memiliki beberapa daya kerja terhadap organisme
pengganggu tanaman. (Astuti,2016,hlm. 118) yaitu :
1) Bersifat repellent atau menolak kehadiran serangga. Sifat ini
bisa muncul karena aroma atau bau pestisida nabati
menyengat.
2) Bersifat antifeedant atau menimbulkan rasa yang tidak disukai
oleh serangga, sehingga serangga enggan untuk memakan
tanaman.
3) Bekerja mengatasi hama dengan cara merusak perkembangan
telur, larva, dan pupa
4) Bekerja dengan cara menghambat sistem reproduksi hama
serangga betina.
5) Bersifat sebagai racun saraf
e. Kelebihan pestisida nabati
Petisida nabati memiliki bebeapa kelebihan diantaranya. (Astuti,
2016, hlm. 118) yaitu :
1) Ramah lingkungan karena pestisida nabati memiliki material
organik yang mudah terurai. Dengan begitu, dampak
racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama pada
tanaman.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
2) Residu pestisida nabati bersifat mudah terurai, sehingga tidak
bertahan lama pada tanaman.
3) Tidak beracun bagi manusia.
4) Bahan untuk memproduksi pestisida nabati relatif mudah
didapatkan.
5) Proses pembuatan pestisida nabati mudah dilakukan.
6) Mudah diaplikasikan.
f. Kekurangan pestisida nabati
Pestisida nabati memiliki beberapa kekurangan (Astuti, 2016, hlm.
118) diantaranya:
1) Tidak tahan lama, pestisida nabati tidak bisa disimpan dalam
jangka waktu yang lama.
2) Bahan baku pestisida nabati tidak tersedia dalam jumlah
besar dan kontinu, sehingga volume produksi belum bisa
dilakukan dalam jumlah besar.
3) Daya kerja penyemprotan pestisida nabati tidak secepat
pestisida kimia
4) Mudah menguap karena intensitas matahari tinggi.
5) Mudah terurai karena jatuhnya air hujan
6) Daya racun rendah, relatif tidak langsung mematikan bagi
hama sasaran, tetapi sifatnya melemah.
g. Penggolongan pestisida
Penggolongan pestisida bedasarkan sasaran (Hasinu, 2009, hlm, 15).
1) Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia
yang bisa mematikan semua jenis serangga.
2) Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia
beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan
mencegah fungi/cendawan.
3) Bakterisida. Diseut bakterisida karena senyawa ini
mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh
bakteri.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
4) Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematooda.
5) Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung
senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh tungau,
caplak dan laba-laba.
6) Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa
kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai
jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
7) Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska,
yaitu siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di
tambak.
8) Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan
untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut
gulma.
9) Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida, dan lain-
lain.
10) Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan
untuk membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu
tanaman.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
B. Studi penelitian yang Relavan
Studi penelitian yang relavan yakni memuat hasil-hasil penelitian
sebelumnya relavan dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti lain
,dengan maksud untuk menghindari duplikasi , di samping itu untuk
menunjukkan bahwa topic yang akan di teliti belum pernah di teliti oleh
peneliti lain dalam konteks yang sama
Berdasarkan studi relavan yang sudah di di susun maka dapat di
sintesiskan dalam tabel State of arts sebagai berikut ini
NO Nama
Peneliti,
Tahun dan
Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Haerul ,
Muhammad
Izzdin Idrus
dan
Risnawati.(2
016).
Efektifitas
Pestisida
Nabati
Dalam
Mengendalik
an hama
Pada
Tanaman
Cabai
sama sama
penelitian
yang
menjadikan
Tanaman
Cabai Sebagai
Objek dan
menggunakan
bahan
pestisida
nabati
menguji
beberapa
jenis
pestisida
Nabati ,
seperti
Ekstrak
Bawang
Putih,
Ekstrak
Mimba dan
Ekstrak
Sirsak
Pestisida nabati dari ekstrak
daun mimba 100 ml/
tanaman lebih efektif
mengurangi populasi hama
pada tanaman cabai
dibandingkan dengan ekstrak
tanaman lain yang diuji
meskipun sidik ragamnya
tidak berbeda nyata. Perlu
adanya penelitian lebih
lanjut tentang penggunaan
pestisida nabati untuk
tanaman yang dibudidayakan
terutama ekstrak daun
mimba dengan teknik
pembuatan pestisida nabati
dan dosis yang berbeda .
2 Rodhiyah
Eka Septian
dkk. (2013).
Pengaruh
Kombinasi
Ekstrak Biji
Mahoni dan
Batang
Brotoali Terhadap
Mortalitas
Sama-sama
menggubakan
Ekstrak Biji
Mahoni dan
Mengndalika
n Hama Pada
Tanaman
Cabai Rawit.
Dalam
Penelitian ini
mengkombin
asikan 2
ektrak
pestisida dan
umtuk
mengetahui
mortalitas dan aktivitas
ulat grayak.
Penelitian ini dapat
membuktikan bahwa
pemberian kombinasi
elkstrak Biji Mahoni Dan
Batang Brotoali dapat
memberikan pengaruh
terhadap mortalitas dan
aktivitas ulat grayak, konsentrasi yang efektif
dalam penelitian ini adalah
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Dan
Aktivitas
Makan Ulat
Grayak Pada
Tanaman
Cabai Rawit.
konsentrasi 55ml/l
3 Rio Rusandi
dkk. (2016).
Pemanfaatan
Ekstra Biji
Mahoni
Sebagai
pestisida
Nabati hama
untuk
mengendalik
an Hama
Ulat grayak
Pada
pembibitan
Akasia
Sama-sama
menggunakan
pestisida
Nabati hama
Ekatrak Biji
Mahoni .
sama- sama
menggunakan
Ekstrak Biji
Mahoni
sebagai
Pestisida dan
mengendalika
n Hama
Dalam
penelitian Ini
menggunaka
n
Konsentrasi
o, 10, 20,
30g /1 liter
air ,dan
hanya untuk
mengendalik
an hama Ulat
grayak
penelitian ini
Menggunaka
n Pestisida
dua bahan
nabati dan
dalam Skala
Laboratoriu
m
Hasil penelitian
menerangkan bahwa
Pestisida Nabati Ekstrak Biji
Mahoni Memiliki Potensi
Untuk mengendalikan Hama
ulat Graya Pada pembibitan
akasia.
C. Hipotesis penelitian
Hopotesi merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H0 :Tidak terdapat pengaruh ekstrak biji mahoni( Swietenia macrop[hylla
King) terhadap kepergian hama pada tanaman cabai rawit ( Capsicum
frutescens, L)
Hₐ : Terdapat pengaruh ekstrak Biji Mahoni (Swietenia macrophylla king ) terhadap
kematian hama pada tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L) Adapun yang
akan diteliti dan dibuktikan dalam penelitian ini adalah Hₐ
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium IPA terpadu Madrasah
Aliyah Negeri 1 Tanjung Jabung Timur meliputi pembuatan ekstrak biji
mahoni dan pengujian ekstrak biji mahoni pada tanaman cabai rawit yang
di serang hama di lakukan pada kebun percobaan Ibuk Mariyati di desa
Sungai Tering, kecamatan Nipah Panjang, kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi.
Gambar 3.1 Peta kecamatan Nipajh Panjang
(sumber :Buku putih Kecamatan Nipah panajang )
Desa Sungai Tering merupakan Desa yang terletak di Kecamatan
Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Di
mana Desa ini Terdiri dari Pemukiman lahan pertanian dan perkebunan
yang cukup luas, yang mana rata-rata masyarakat di desa ini memiliki
ladang, kebun kepemilikan sendiri yang berupa perkebunan kelapa,
kelapa sawit, jagung, karet, semangka Dan Cabai Rawit. Desa. Sungai
Tering ini marupakan Desa yang Cukup Luas di antara Desa lainya yang
ada di Kecamatan Nipah Panajang.
32
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Menurut Data kantor Desa dan arsip Desa, Desa Sungai Tering di
sebelah selatan Berbatasan dengan Desa Bunga Tanjung Dan sebelah
Timur Berbatasan langsung dengan Kecamatan ranatau arasau , kepala
Desa menegaskan bahwasanya Desa sungai Tering merupakan Jalur
Jalan Besar yang menghubungankan antara Kecamatan Rantau Rasau dan
Kecamatan Nipah Panjang, di Desa Sungai tering Terdapat 6 RT yang
mana peneliti melakuakan Penelitian Di rt 03 Parit 10 seberang sungai
tering Kecamatan Nipah Panjang.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian di di lakukan pada musim penghujan selama 10 hari
pada tanggal 9-18 Maret 2020.
B. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, blender, spatula,
kain penyaring, nampan, piring, timbangan digital, plastic gula, sendok,
spidol, kertas warna,botol semprot,salisiban, penggaris, kamera dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang di gunakan biji mahoni,air bersih dan tanaman cabai
sebanyak 45 batang cabai rawit.
C. Prosedur Kerja/Langkah-Langkah Kerja
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen dengan aplikasi langsung ke tanaman yang terserang hama. Dalam
penelitian eksperimen terdapat adanya perlakuan (treatment) dan pembanding
(control). Penelitian ini dapat di golongkan kedalam jenis penelitian murni
(sains). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL).
Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan untuk percobaan yang
mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen,
sehingga RAL banyak digunakan untuk percobaan laboratorium, rumah kaca,
dan peternakan. (Hanafiah, 2010,hlm .34).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
K31 (1)
K02 (2)
K13 (3)
K21 (4)
K33 (5)
K23 (6)
K11 (7)
K42 (8)
K01 (9)
K43 (10)
K03 (11)
K22 (12)
K32 (13)
K12 (14)
K41 (15)
Tabel 3.1 : Rancangan percobaan di lapangan
Keterangan
K0 = tanpa pemberian ekstrak biji mahoni 0g/1 liter air (kontrol)
K1 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 5g/1 liter air
K2 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 10g/1 liter air
K3 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 15g/1 liter air
K4 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 20g/1 lietr air
Percobaan dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan dan 1
kontrol. Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah
unit percobaan adalah 5 x 3 = 15. Masing-masing percobaan terdapat 3
tanaman jadi semua tanaman percobaan 45 tanaman Adapun konsentrasi
ekstrak biji Mahoni yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0g/1 liter air,
5g/1 liter air,10g/1 liter air,15g/1 liter air dan 20g/1 liter air.
Pembuatan ekstrak menggunakan teknik ekstraksi merupakan teknik
pemisahan yang biasa di lakukan di laboratorium kimia . ekstraksi dapat di
definisikan sebagai metode pemisahan komponen dengan menggunakan
suatu pelarut. (Anwar,1994,hlm.29). langkah-langkahnya adalah dengan
menghaluskan bahan yang akan di ekstraksi kemudian di campurkan dengan
pelarut/air dan di diamkan selama 24 jam agar lebih meresap kemudian di
saring hinggah tinggal partikel halus dari ekstraksi dan hasil saringan itu di
lakukan pengocokan sebelum aplikasi, sedangakan tahap pengujian yaitu
dengan menyemprotkan hasil ekstraksi dengan volume semprot 80 ml/
tanaman. (Maria Heviayanti, 2016, hlm.32 ). pada tanaman cabai dan
pengamatanya serta penyemrotan di lakukan selama 10 hari.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan yang di lakukan adalah menyiapkan semua alat dan
bahan yang di butuhkan dan mengamati tanaman Cabai rawit dan
mencatat hama apa saja yang terdapat pada tanaman Cabai rawit dan
menghitung Jumlah daun rusak maupun daun segar karena intensitas hama
mempengaruhi jumlah daun rusak dan segar. ( Erna,2016,hlm.35)
2. Persiapan Hama
Pencarian hama pada tanaman Cabai rawit dengan cara mengamati
tanaman Cabai rawit secara keseluruhan dari bawah sampai atas,
kemudian apa bila menemukan jenis hama langsung menulis apa nama
hama tersebut. Setelah mengetahui jenis hama apa saja , setelah itu baru di
beri perlakuan ekstrak biji mahoni.
3. Pembuatan ekstrak biji mahoni (Swietenia macrophylla King)
a. 1 kg biji mahoni di timbang
b. 1 kg biji m,ahoni yang tersedia kemudian di bagi-bagi menjadi
5g,10g,15g,20, selebihnya di gunakan apa bila persedian habis
c. Biji mahoni di cuci
d. Biji mahoni di haluskan dengan menggunakan blender
e. Kemudian hasil blender di rendam dalam air masing-masing dalam
1 liter air selama 24 jam agar sari dari biji mahoni bisa agar semua
zat yang di butuhkan dari nabati dapat larut dalam air. (Afrianto,
2018,hlm.22)
f. Hasil rendaman biji mahoni di pisahkan menggunakan saringan
g. Hasil ekstrak biji mahoni siap di aplikasikan
h. Ekstrak biji Mahoni di buat konsentrasi 5g/1 liter air, 10g/1 liter air,
15g/1 liter air dan 20g/1 liter air. ( Rio Rusandi, 2016,hlm.3)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
4. Aplikasi Pemberian Ekstrak biji mahoni
a. Ekstrak biji mahhoni yang telah jadi dimasukan dalam botol
semprot, volume semprot 80 ml/ pertanaman ( Maria Heviyanti,
2016,hlm.32)
b. Pestisida nabati ekstrak biji mahoni di semprotkan pada tanaman
cabai rawit yang memiliki umur sama yakni 2 bulan di mana umur
ini adalah kebanyakan tanaman cabai rawit terjangkit berbagai
hama, penyemprotan di lakukan pada sore hari dalam jangka waktu
setiap hari selama 10 hari dengan perlakuan sebagai berikut:
K0 = Tanpa pemberian ekstrak biji mahoni (kontrol)
K1 = pemberian ekstrak biji mahoni 5g/1 liter air
K2 = pemberian ekstrak biji mahoni 10g/1 liter air
K3 = pemberian ekstrak biji mahoni 15g/1 liter air
K4 = pemberian ekstrak biji mahoni 20g/1 liter air
5. Parameter pengamatan
Pengamatan yang di amati adalah jenis hama dan jumblah hama
yang pergi pada waktu yang di tentukan dan jumblah rata-rata daun
segar dan daun rusak.
Keteangan :
M1 = Konsentrasi larutan stok perasan ekstraksi biji mahoni
M2 = Konsentrasi larutan stok perasan ekstrak biji mahoni yang
diinginkan
V1 = Volume larutan stok yang harus dilarutkan
V2 = Volume larutan perlakuan yang diperlukan
Konsentrasi tersebut dibuat dengan cara ekstrak maserasi dengan
mengukur ekstrak masing-masing. yang dilarutkan dengan air,
kemudian larutan ekstrak disemprotkan pada seluruh tanaman yang
terdapat atau di temukan pada Tanaman Cabai rawit kecuali 1
kelompok kontrol tidak dicampurkan ekstrak biji mahoni
K0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
K1 = Pemberian 5g/1 liter air
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
K2 = Pemberian 10g/1 lirt air
K3 = Pemberian 15g/1 liter air
K4 = Pemberian 20g/1 liter air
5g Biji Mahoni 1Liter Air Ekstrak biji mahoni 5g/1 liter Air
10g Biji Mahoni 1 Liter Air Ekstrak biji mahoni 10/1 liter Air
15g Biji Mahoni 1 liter Air Ekstrak Biji MAhoni 15g/1 liter Air
20g Biji Mahoni 1 liter Air Ekstrak Biji Mahoni 20g/1 liter Air
Gambar 3. 2 Pembagian Ekstraksi Biji Mahoni
D. Tekni Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini menggunakan analysis of variance
(ANOVA) . ANOVA merupakan uji perhitungan yang di terapkan untuk
data yang di hasilkan oleh eksperimen yang di rancang atau pada kasus di
mana data di kumpual pada variebel yang terkontrol. Tujuan analisis varian
untuk melokalisasi variabel-veriabel bebas yang penting dari suatu
penelitian dan menentukan bagaimana mereka berinteraksi dan
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
mempengaruhi respons. (sastrosupadi ,2000 hal53-57) . selanjutnya jika ada
perbedaan antar perlakuan maka akan di lakukan uji DMRT .
Analysis of varience (ANOVA) lebih di kenal dengan uji –F (Fisher test)
adalah tergolong analisis kompratif lebih dari dua variabel atau lebih adri
dua rat- rata .gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya pada
sampel dapat mewakili populasi. ( Ridwan ,2015, hal.132)
Model matematis Anova sebagai berikut
Xi j= µ +αi+∑ij
Xij = nilai pengamatan dari perlakuan k eke I dan ulangna ke j
µ = nilai tengan umum
αi = pengaruh perlakuan ke i
∑ij= pengaruh galat pada perlakuan ke i ulamhan ke j. ( Rudi ,2011, hal.
41)
Langkah-langkah sidik ragam Anova
1. Menggunakan tabel pengamatan
2. Menggunakan derajat bebas
a. Db perlakuan =jumblah perlakuan
b. Db galat (error )= db total – db perlakuan
c. Db total = jumbalh seluruh observasi
3. Menghitung jumbalh kuadrat (JK)
a. t= jumblah perlakuan , r jumblah ulangan
b. faktor korelasi (FK) =
c. Jk total = yij
d. Jk perlakuan =
e. Jk galat (error) =jk total –jk perlakuan
4. Menghitung kuadrat tengah (KT)
a. Kt perlakuan
b. KT galat (error) =jk galat :db galat
5. Mencari f hitung
6. Mengambil tabel f taraf 5%
7. Mengisi tabel anova denagn nilai yang di peroleh
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel 3.2
TabelAnalisis Ragam Anova One Way
Sumber
keterangan
(SK)
Derajat
bebas
(Db)
Jumblah
kuadrat
(JK)
Kuadrat
tengah
(KT)
F hitung F
tabel
5%
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP:KTG
Galat (rt-1)-
(t-1)
JKG KTG -
Total rt-1 JKT
Sumber :Rudi Hartawan ,2011 hal.43
Pada penelitian ini, uji lanjutan yang di gunakan adalah uji DMRT
(Duncan,s Murtiple Range Test ) karena adanya perbedaan nyata pada
hasil ANOVA. Beberapa hal penting tentang uji DMRT :
1. Uji wilayah berganda Duncan merupakan prosedur uji lanjut untuk
membandingkan pasangan nilai tengah denagn banyaknya perlakuan yang
terlibat.
2. Nilai perbandinganya sama banyak dengan jumbalh perlakuan yang ada.
Ini sangat berbeda dengan uji BNT, BNJ atau uji T, dimana uji-uji
tersebut hanya menggunakan satu nilai pembanding. Denagn demikian
uji DMRT relative lebih teliti di bandingan uji beda rata-rata lain.
3. Penggunaan uji DMRT tidak terikat uji F.
4. Karena jumblahnya pembandig sama banyak dengan perlakuan, maka
lebih besar kemungkinan peluang menentukan perbedaan dalam
perlakuan ( Adji ,2011 ham.79)
Langkah DMRT sebagai berikut :
1. Membuat tabek Duncan
Rumus Uji DMRT = UjiDMRT=R(Pi,yα)
40
E. Jadwal Penelitian
Tabel : 3.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul Agus
1 Pengajuan Judul √
2 Pernulisan Proposal √ √
3 Permohonan Dosen
Pembimbing √
4 Batas Akhir dan Bimbingan
Proposal √ √
5 Seminar Proposal
√
6 Pengesahan Judul
√
7 Riset
√
8 Penulisan BAB 4 dan 5
√ √ √
9 Bimbingan Skripisi
√ √
10 Batas Akhir Bimbingan dan
Perbaikan Skripsi √ √
11 Ujian Munaqasyah
√
12 Penggandaan Skripsi √
13 Penyerahan Skripsi ke Fakultas √
14 Wisuda √
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan tentang ekstrak biji mahoni
sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai rawit dengan hama yang di
jumpai terdapat lima hama sebagai berikut
1. Kepik coklat (Riptorius linearis Fabr.)
Gambar4.1 :kepik coklat (Riptorius linearis Fabr.)
(Sumber :Dokumentasi pribadi)
Klasifikasi kepik coklat (Riptorius linearis Fabr)
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Hemiptera
Famili :Alydidae
Genus :Riptorius
Spesies :Riptorius linearis Fabr(Prayogo Yusmani ,2011,hlm.100)
Hama kepik coklat sangat mobil, dan mempunyai daya terbang yang amat
kuat , mempunyai inang yang banyak dan daerah sebaran yang luas. Hama ini
juga merusak tanaman dengan cara menghisap sari dari tanaman.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
(Marwoto,2006,halm.69). kepik coklat hampir mirip dengan walang sangit
,tetapi mudah dikenal dengan garis putih kekuningan yang terdapat
disepanjang sisi badanya. (Marwoto, 2006,hlm.70)
2. Kutu daun persik (Myzus persicae)
Gambar4.2 :kutu daun (myzus persicae)
(Sumber :dokumentasi pribadi)
Klasifikasi kutu daun (myzus persicae)
Kingdom:Animalia
Filum :artrhropoda
Kelas :Insekta
Ordo :Hemiptera
Family :Aphididae
Genus :Myzus
Spesies :Myzus persicae ( Meilin, 2014, hlm.7)
Kutu daun menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada
beberapa tanaman ,termasuk tanaman cabai rawit yang dimana hampir
semua tanaman terdapat hama kutu daun. (Mielin,2014,hlm.9)
Ciri-ciri tanaman yang terjangkit hama kutu daun ialah daun
mengkerut, mengeriting dan melingkar yang menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
(Setiadi,2006,hlm.127). berdasrkan pengaamatan kutu daun ini banyak
menempel di balik daun agar tak terlihat secara langsung.
3. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gambar 4.3 Ulat grayak (Spodoptera litura )
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Klasifikasi Ulat grayak (Spodoptera litura )
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insekta
Ordo :Lepidoptera
Family :Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies :Spodoptera litura (Safira ,2016,hlm.266)
Ulat grayak merupakan salah satu jenis hama yang kerap kali
menyerang tanaman yang sering mengakibatkan penurunan
produktivitas bahka n kegagalan panen karena menyebabkan daun dan
buah menjadi sobek ,terpotong-potong dan berlubang. (Safira rahma
dkk,2016,hlm. 265).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
4. Kutu kebul (Bemisia tabaci )
Gambar .4.4 :Kutu kebul (Bemisia tabaci )
(Sumber:Dokumentasi pribadi)
Klasifikasi Kutu kebul (Bemisia tabaci )
Kingdom :Animalia
Filum :Anthropoda
Kelas :Insekta
Ordo :Hemiptera
Famili :Aleyrodidae
Genus :Bemisia
Spesies :Bemisia tabaci ( Yulian dkk,2006,hlm.47)
Morfologi kutu kebul memiliki bentuk elips dengan panjang tubuh
1-2mmberwarna putih,sayap trasnparan tertutup tepung seperti lilin
kutu kebul meletakkan telurnya di bawah daun yang berwana putih
kekuningan, gejala serangan berupa bercak nekrotik yang disebabkan
oleh rusaknya sel –sel jaringan daun, yang mana dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. (Meilin,2014,hlm.5-6).
Kutu kebul atau dikenal dengan kutu putih sering di jumpai di
berbagai jenis tanaman terutama buah hias ataupun tanaman lainnya ,
hama ini menyerang pada batang maupun daun yang menyerang denga
cara mengumpul atau berkelompok. (Sudiono dkk,2006,hlm.113).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
5. Lalat buah (Bactrocera sp)d
Gambar 4.6 Lalat buah (Bactrocera sp)
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Klasifikasi Lalat buah (Bactrocera sp )
Kingdom : Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Diptera
Family :Tephiritidae
Genus :Bactrocera
Spesies :Bactrocera sp
Lalat buah memiliki ciri pada sayap terdapat pita hitam pada
garis costa dan garis anal, pola sayap berbentuk seperti pancing
kebanyakan berwarna kuning abodemen baerwarna coklat oranye
dengan pola jelas . (Siwi,2006,hlm. 19)
Adapu untuk melihat pengaruh ekstrak BIji Mahoni yamg
efektif dalam mengendalikan hama pada tanaman cabai rawit selama
penelitian diaksanakan ini dengan membandingkan jumblah rata-rata
kepergian hama pada tumbuhan cabai rawit pada setiap perlakuan
setelah menggunakan pestisida nabati ekstrak biji mahoni yaitu mulai
dari hari pertama setalah penyemprotan sampai hari ke 10. Kemudian
data yang di peroleh di analsisi secara statistik melalui Analysis
ofVarience (ANOVA) one way. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan , akan di lanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5 %
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel 4.1
Jumlah Rata-rata kepergian hama pada tanaman Cabai rawit
(capsicum frutescens ,L) dengan aplikasi Ekstrak Biji Mahoni
(Swietenia macrophylla King )
k
e
t
e
r
a
n
g
a
n
* = Tidak berbeda nyata
** = Berbeda nyata
Berdasrakan hasil rata-rata hama yang pergi pada tumbuhan cabai
rawit yang di tunjukkan pada tabel 4.1 memperlihatkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan control dan perlakuan
menggunakan pestisida nabati ekstrak biji mahoni terutama pada
konsentrasi 20g/1liter air,
dengan jumlah rata-rata kepergian hama pada tumbuhan cabai
rawit yaitu 20,5 dan 7,6. Selanjutnya untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel maka di lakukan
ANOVA one way yang dapat di lihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.
NO Perlakuan Rata–rata perlakuan Rat-rata
Ulangan
1
Ulangan
2
Ulangan
3
Jumlah
1 0g/1 liter
air
47 49,6 37,6 134,2 44,7**
2 5g/1 liter
air
20 36 27,6 83,6 27,8
3 10g/1
liter air
25,6 18,6 21 65,2 21,7
4 15g/1
litrer air
22 24,3 16,6 62,9 20,9
5 20g/1liter
air
10,3 23,3 17,3 49,9 16,6**
6 Total 124,9 150,8 120,1 395,8
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel 4. 2
Hasil uji anlalisis ANOVA One way Rata-rata kepergian hama pada
tumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescens, L)
Hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa bahwa F
hitung adalah α 5% adalah 4,56. berarti nilai F hitung 8,36>F tabel
3,06 hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang sangat
signifikan antara jaumblah rata-rata kepergian hama pada tumbuhan
cabai rawit dengan perlakuan 0g/1 liter air, 5g/1 liter air, 10g/1 lityer
air, 15g/1 liter air dan 20g/1 liter air hasil uji lanjut dalam penelitian
ini dapat di lihat pada tabel, 4.8.
Table 4.3 Hasil uji DMRT rata-rata kepergian hama pada tumbuhan
Cabai Rawit (Capsicum frustescens ,L).
Sumber
keterangan
(SK)
Derajat
bebas
(Db)
Jumblah
kuadrat
(JK)
Kuadrat
tengah
(KT)
F hitung F tabel
5%
Perlakuan 4 39,138,03 9,784,507 8,36 3,06
Galat 15 9,240,589 116,037 -
Total 19 9,240,629
NO Perlakuan
konsemtrasi
g/1 liter air
Jumlah rata-rata
Kepergian hama
Notasi
1 0g/1 liter air 44,7+16,2 = 60,9 60,9a
2 5g/1 liter air 27,8+17,1 = 44,9 44,9b
3 10g/1 liter air 21,7 +17,5 = 39,2 39,2c
4 15g/1 liter air 20,9 + 17, 8 = 38,7 38,7d
5 20g/1 liter air 16,6 + 18,5 = 35,1 35,1e
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Kketerangan angka-angka yang di ikuti huruf pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada tarif 5% berdasarkan uji Duncan.
Berdasarkan uji DMRT pada tabel 4.3 di atas dapat diihat bahwa
pemberian perlakuan konsentrasi ekstrak biji mahoni menunjukkan
pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah rata-rata kepergian hama
pada tumbuhan cabai rawit. Konsentrasi ekstrak biji mahoni 20g/1 liter
air berbeda nyata dengan kontrol (0g/1 liter air ) dan konsentrasi 5g/1
liter air , 10 g/1 liter air berbeda nyata dengan konsentrasi 15g/ 1 liter
air.
Dengan rata-rata kepergian hama tertinggi yakni pada konsentrasi
ekstrak 0g/1 liter air (kontrol) yakni 20,5 dan jumblah kepergian hama
yang terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi ekstrak biji mahoni
20g/1 liter air yakni 7,6. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
ekstrak biji mahoni sebagai pestisida nabati hama pada tanaman cabai
rawit dengan konsentrasi 20g/1 liter air efektif dalam mengendalikan
hama.
Intesnitas kerusakan daun pada tumbuhan cabai rawit tentunnya di
pengaruhi oleh keberadaan hama pada tanaman. Dalam penelitian ini di
amati juga kerusakan daun akibat hama dan jumblah rata-rata duan
segar terhitung pada akhir pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini.Tabel 4.4
Rata-rata jumblah daun segar dan daun rusak pada tanaman cabai rawit
NO Konsentrasi
(g/! lier air )
Daun rusak
( Helai)
Daun segar
(Helai )
1 0g/1 liter air 9 32
2 5g/1 liter air 7 36
3 10g/1liter air 6 41
4 15g/1 liter air 5 42
5 20g/1 liter air 4 45
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah rata-rata kerusakan
daun pada tanamana Cabai rawit terbanyak adalah 9 helai daun pada
tanaman yang tidak diberikan perlakuan pestisida nabati hama ekstak
Biji Mahoni , sedangkan jumlah rata-rata kerusakan daun yang paling
sedikit adalah 4 helai daunyang terdapat pada tumbuhan Cabai Rawit
yang di berikan perlakuan pestisida nabati hama ekstrak Biji Mahoni
20g/1 liter air.
Sebaliknya jumlah rata-rata daun Cabai Rawit segar adalah 45
helai yang terdapat pada konsentrsi 20g/1 liter air ekstrak Biji Mahoni,
dan jumlah rata-rata daun Cabai Rawit segar paling sedikit terdapat
pada tanaman yang tidak di berikan perlakuan pestisida nabati hama
ekstrak biji mahoni.
B. Pembahasan
Pengamatan yang di lakukan selama 10 hari yang mengamati hama apa
saja yang terdapat pada tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens ,L) dan
hama yang pergi setelah pemberian pestisida nabati yaitu ekstrak Biji Mahoni
(Swietenia macrophylla King) yang terdiri dari empat konsentrasi yaitu 5g/1
liter air, 10g/1 liter air, 15g/1 lter air dan 20g/1 liter air kemudian 1 kontrol
0g/1 litrer air sebagai pembanding.
Pengamatan di lakuan di lahan pertanian yang telah di siapkan dan agar
homogen serta memudahkan proses penelitian tanaman masing masing dalam
pot yang berjumblah 45 dan tiga perlakuan yang setiap perlakuan 3 tanaman
masing-masing berjarak 30 centimeter , pengamatan di lakukan pada pagi
hari di setiap pukul 06:00 -08:00 WIB adapun pengaplikasian pestisida
nabati hama ekstrak Biji Mahoni di lakukan pada sore hari sekitar pukul
16.00-18.00 ketika waktu ini suhu udara di bawajh 30 derajat celcius dan
kelembaban udar sekitar 50-80 %, karena jumblah hama meningkat pada
waktu ini. ( Djojosumarto,2000,hlm.80).
Adapun spesies hama yang menyerang dan mengganggu pada tanaman
Cabai Rawit yaitu Kepik Coklat (Riptorius linearis Fabr), Kutu Daun (Aphis
gossypii), Ulat Garayak (Spodoptera litura ), kutu kebul (Bemisia tabaci),
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lalat Buah (Bactrocera sp), kelima hama yang di jumpai tidak semua secara
keseluruhan menyerang setiap tanaman adalah lima hama akan tetapi di
setiap pohon terlihat 2-3 hama yang menyerang akan tetapi setiap pohon bisa
berbeda hama maupun jumblahnya dan setiap pohon tanaman 2-3 hama yang
menyerang terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan atau nutrisi dari
satu tanaman. (setiawan,2012,,hlm.18).
Gambar 4.9 .Tanaman Cabai Sebelum Pengaplikasian Ekstrak
(Sumber :Dokumentasi Pribadi)
Kepik coklat memiliki bentuk seperti walang sangit dengan ciri khas
adanya duri-duri (Spiniy) pada bagian belakang dan garis putih kekuningan
pada bagian latek dari tubuhnya, biasa mengangu tanaman pada bagian buah
maupun daun. (Yusmani,2011,hlm. 100).
Kutu daun adalah spesies serangga kecil pemakan getah dan sari
tanaman yang berukuran panjang antara 1-2 mili yang hidup secara
berkelompok dan banyak menyerang pada daun dan hidup berkelompok di
balik daun tanaman. ( Setiadi ,2006,hlm.127).
Ulat grayak merupakan hama yang sangat merusak yang tinggal di
bawah permukaan tanah pada siamg hari dan aktif di malam hari yang mana
bisa menyerang daun maupun batang pada tanaman. Sehingga tanaman
mengalami kerusakan. ( Estri Novia ,2011,hlm.10 ).
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Kutu kebul sering kali disebut sebagai hama yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman dan sebagai media penyalur ( penular ) penyakit
pada tanaman, maka dari itu virus yang di tularkan lebih merugikan dari kutu
kebul itu sendiri. ( purnama ,2004,.hlm. ) maka dari itu dari penlitian ini kutu
kebul salah satu hama yang mudah terkendali dengan aplikasi pestisida nabati
hama.
Lalat buah hanya menyerang beberapa tanaman penelitian yang sudah
berbiuah maupun menujukkan bakal buah , sehingga hama ini salah satu
penyebab gagalnya panen buah. (sutrisno 1999 dalam shadiq, 2004, hlm. 15)
Selama pengamatan di laksanakan dari hari 1- 10 menunjukkan bahwa
hama yang paling cepat pergi /terkendali akibat perlakuan pestisida nabati
hama ekstrak Biji Mahoni adalah hama Kutu Kebul yang sudah tak terlihat
pada penelitian hari kedua setalah pengaplikasian pestisida ekstrak Biji
Mahoni ke 2.
Pada hari kelima setelah pengaplikasian pestisida ekstrak Biji
Mahoni ke 5 tak di jumpai lagi hama Lalat Buah dan Kepik Coklat , lalat
buah hanya menghampiri tanaman yang telah berbuah dan memiliki bakal
buah sedangkan kepik coklat banyak terlihat hampir pada setiap tanaman
yang mempunyai bau tak sedap.
Selanjutnya hama yang pergi pada hari ke 6 setelah pengaplikasian
pestisida ekstrak Biaji Mahoni ke 6 karena ulat grayak mempunyai daya
tahan yang kuat terhadap pestisida akan tetapi apa bila di lakukan aplikasi
pestisida secara konsisten hama ulat grayak akan bisa terkendali.
Pada hari ke 7 setelah pengaplikasia pestisida ekstrak Biji Mahoni ke
7 barulah kutu daun, bisa pergi di karenakan kutu daun yang menempel
dibalik daun dan cukup kuat bertahan terhadap aplikasi pestisida sampai hari
ke 7.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Gambar 4.10 Tanaman Cabai Rawit Setalah Pengaplikasian
EkstrakBiji Mahoni 20g/1 liter air
(Dokumentasi Pribadi)
Semua hama yang di jumpai tentunya merugikan tanaman dan merusak
bahkan terjadi bisa kematian pada tanaman apa bila tidak segera di basmi.
Ekstrak Biji Mahoni memiliki pengaruh terhadap intensitas dan
sarangan hama pada tumbuhan Cabai Rawit. Pestisida nabati hama dengan
konsentrasi ekstrak Biji Mahoni dengan konsentrasi 20g/1 liter air yang di
gunakan dalam penelitian ternyata efektif dalam mengendalikan hama
Kepik Coklat (Riptorius linearis Fabr), Kutu Daun (Aphis gossypii), Ulat
Garayak (Spodoptera litura ), kutu kebul (Bemisia tabaci), Lalat Buah
(Bactrocera sp), pada tumbuhan Cabai Rawit, hal ini di buktikan dari
perolehan data hasil penelitain yang menunjukkan bahwa jumblah rata-rata
kepergian hama pada tumbuhan Cabai Rawit paling sedikit adalah 16,6
hama dan rata-rata jumblah daun rusak adalah 4 helai daun , terdapat pada
tanaman yang menggunakan perlakuan pestisida nabati ekstrak Biji Mahoni
dengan konsentrasi 20g/1 liter air.
Dan dapat dilihat pada rata-rata kepergian hama dan kerusakan daun
dengan konsentrasi 0g/1 liter air ( Kontrol ) adalah 44,7 helai dan 9 helai
daun rusak menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata anatara
tanaman Cabai rawit yang di berikan perlakuan pestisida nabati ekstrak Biji
Mahoni dan yang tidak menggunakan pestisida nabati hama ekstrak Biji
Mahoni.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Gambar 4.11 Tanaman Cabai Rawit Dengan Pengaplikasian 0g/1 liter air
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Biji mahoni memiliki kandungan senyawa flavonoid yakni rotenon
yang bekerja sebagai pestisida dan racun penghambat metabolisme yang
bekerja secara perlahan sehinngga berdampak kepergian hama dan
terkendalinya hama pada tanaman. ( Sari, 2016,hlm.10).
selain itu menurut (Sianutri,2001,hlm. 3) pada biji mahoni terdapat
senyaewa swietenin yang mengandung limonid yang bersifat sebagai
antifeedant dan penghambat pertumbuhan dan juga mengandung senyawa
Hexa chlorasiclo Hexana yang merupaka insektisida yang bersifat racun
perut dan pernapasan, senyawa-senyawa ini lah yang mengakibatkan
kepergian dan terkendalinya hama pada tanmaman cabai rawit.
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rohdiyah Eka Septiani , Isnawati dan Evi Ratnasari tahun 2013
halaman 109 dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Kombinasi Ekstrak Biji
Mahoni dan Batang Brotoali terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulat
grayak pada tanaman Cabai Rawit, yang menunjukkan ekstrak Biji Mahoni
dan Batang Brotoali menunjukkan nilai mortalitas paling tinggi yaitu 55
ml/1, hal ini menunjukkan bahwa Ekstrak Biji Mahoni menunjukkan
pengaruh terhadap intensitas serangan hama Kepik Coklat (Riptorius linearis
Fabr), Kutu Daun (Aphis gossypii), Ulat Garayak (Spodoptera litura ), kutu
kebul (Bemisia tabaci), Lalat Buah (Bactrocera sp), pada tumbuhan Cabai
Rawit, dengan konsentrasi pestisida nabati ekstrak Biji Mahoni 20g/1 liter
air.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pada penelitian yang di lakukan oleh Rio Rusandi, M Hardiyansyah
dan Tuti arlita tahun 2016 halaman 3 dengan judul jurnal pemanfaatan
Ekstraksi Biji Mahoni sebagai pestisida nabati umtuk mengendalikan hama
Ulat grayak pada pembibitan Acacia crasicarpa maka semakin tinggi
tingkat konsentrasi ekstrak Biji Mahoni maka semakin tinggi pula persentase
kematian hama ulat grayak meningkat menjadi 100 % . hanya saja pada
penelitian ini untuk melihat intensitas kepergian hama Kepik Coklat
(Riptorius linearis Fabr), Kutu Daun (Aphis gossypii), Ulat Garayak
(Spodoptera litura ), kutu kebul (Bemisia tabaci), Lalat Buah (Bactrocera
sp), pada tumbuhan Cabai Rawit karena adanya zat aktif pada Biji Mahoni
sehingga pestisida hama ekstrak Biji Mahoni dapat di gunakan dan efektif
sebagai pestisida nabati hama pada tanaman Cabai Rawit yang rama
lingkungan dan dapat mengendalikan hama.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada penelitian ini,
maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut
1. Ekstrak biji mahoni dapat di jadikan sebagai pestisida nabati hama
pada tanaman cabai rawit
2. Ekstrak biji mahoni memiliki pengaruh sebagai pestisida nabati hama
pada tanaman cabai rawit yang mana dapat di lihat dari rata-rata
kepergian hama dan kerusakan daun bahwasanya hama dan
kerusakan daun semakin berkurang karena dengan aplikasi ekstrak
biji mahoni
3. Konsentrasi ekstrak Biji Mahoni (Swietenia macrophylla king )efektif
sebagai pestisida nabati hama pada tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L) dalam mengandalikan kepergian hama pada tanaman
Cabai Rawit adalah 20g/1 liter air hal ini di buktikan dari perolehan
data penelitian yang menunjukkan bahwa jumblah rata-rata kepergian
hama adalah 16,6 hama dan di pengaruhi oleh kerusakan daun yang
terendah yakni 4 helai daun
B. Saran
1. Perlu di lakukan nya sosialisasi lebih lanjut kepada petani tentang
manfaat dan keefektifan ektrak Biji Mahoini sebagai pestisida nabati
hama pada tanaman Cabai Rawit
2. Perlunya pembagian konsentrasi yang tepat dalam pengaplikasian
skala besar dengan tetap berpedoman pada hasil penelitian ini
3. Perlu pengujian lebih lanjut mengenai daya simpan pestisida ekstrak Biji
mahoni terutama untuk jangka panjang .
4. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang cara dan frekuesi pengaplikasian
Ekstrak biji mahoni di lahan pertanian luas yang optimal.
56
Daftar Pustaka
Anonim .2010. Al Hikmah Al –Qur’an dan terjemahanya Depertamen agama
Republik Indonesia .Bandung Di Ponegoro
Agromedia Redaksi .2011. Petunjuk Praktis Bertanam Cabai. Jakarta
.Agromedia Pustaka.
Aji a,dkk. 2016. Pembuatan Pestisida Dari Daun Kerinyu Dengan
Menggunakan Sabun Colek Dan Minyak Tanah Sebagai Bahan
Penycampur . Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5 : 2 (November
2016.file:///C:/Users/Asus/Downloads/PEMBUATAN%20PESTISIDA
%20%20DARI%20DAUN%20KERINYU%20DENGAN%20MENGU
NAKAN%20SABUN%20COLEK%20DAN%20MINYAK%20TANA
H%20SEBAGAI%20BAHAN%20PENCAMPUR.pdf. Di akses pada
tanggal 6 Oktober 2019.
Adji,Sastrosupardi. 2007. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.
Yogyakata: Kanisius.
Aseptionova, Fitri Tutik. Dkk. 2017.Efektifitas Pemanfaatan Tanaman Sebagai
Insektisida Elektrik Untuk Mengendalikan Nyamuk Penular DBD.
Volume 3 No.2, (September 2017) ISSN 2460-
1365.file:///C:/Users/Asus/Downloads/EFEKTIFITAS%20PEMANFA
ATAN%20TANAMAN%20SEBAGAI%20INSEKTISIDA%20asepto
nova.pdf.di akses pada tanggal 1 Januari 2020.
Astuti Widi, Widyastuti CR. 2016. Pestisida Organik Ramah LIngkungan
Pembasmi Hama Tanaman Sayur.Rekayasa Vol. 14 No. 2,
Desember2016.file:///C:/Users/Asus/Downloads/PESTISIDA%20ORG
ANIK%20RAMAH%20LINGKUNGAN.pdf.Di akses pada tanggal 2
Januari 2020.
Azzahra R,M. 2018. Analisis Morfosiologis Mahoni (Swietenia
macrophyllaKing) . Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan
UniversitasHasanuddinMakasar(UHM).file:///C:/Users/Asus/Download
s/ANALISIS%20MORFOFISIOLOGIS%20%20MAHONI%20(Swiete
nia%20macrophylla%20King.).pdf. Di akses Pada Tanggal 1 Januari
2020.
Cahyono Bambang. 2003. Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani Cabai
Rawit. Yogyakarta. Penerbit Kansius
Ghony Junaidi. 1973. Dasar-Dasar Penelitian Eksperimen .Jakarta . Usaha
Nasional
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Haerul. 2016. Efektifitas Pestisida Nabati Dalam Mengendalikan Hama
PadaTanamanCabai.file:///C:/Users/Asus/Downloads/EFEKTIFITAS%
20PESTISIDA%20NABATI%20DALAM%20MENGENDALIKAN%
20HAMA%20PADA%20TANAMAN%20CABA.pdf. Di akses pada
tanggal 12 Januari 2020.
Hanifa Ali, k.2002.Rancangan Percoban. Jakarta.PT Raja Grafindo Persada
Hasan Husni. 2017. Budidaya Mahoni.Balai pengolahan hutan wilayah Lebak
dan Tangerang Dinas lingkungan hidup dan kehutanan Provinsi
Banten.
Hodiyah Ida. 2014.Efikasi Beberapa Bahan Pestisida Nabati Dalam
MengendalikanHamaTanamanCabai(CapsicumannumL).file:///C:/User
s/Asus/Downloads/EFIKASI%20BEBERAPA%20BAHAN%20PESTI
SIDA%20NABATI%20%20DALAM%20MENGENDALIKAN%20H
AMA%20TANAMAN%20CABAI.pdf. Diakses pada tanggal 12
Januari 2020.
Hidayat Purnama,dkk. 2017. Siklus hidup dan statistik demografi kutukebul
Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) biotipe B dan
non-B pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). ,
Vol.14No.3,143151.file:///C:/Users/Asus/Downloads/jurnal%20mahoi/
Siklus%20hidup%20dan%20statistik%20demografi%20kutukebul%20
Bemisia.pdf. Di akses pada tanggal 5 Oktober 2019
Isnani AY, dkk. 2018. Perbedaan Efek Paparan Pestisida Kimia dan Organik
terhadap Kadar Glutation (GSH) Plasma pada Petani Padi. © 2018,
JKLI, ISSN: 1412-4939 – e-ISSN: 2502-
7085.file:///C:/Users/Asus/Downloads/Perbedaan%20Efek%20Paparan
%20Pestisida%20Kimia.pdf. Di akses pada tanggal 1 Januari 2020.
Kartasapoetra. 1993. Hama Tanaman Pangan Dan Perkebunan. Jakarta. Bumi
aksara
Koneri Roni, Pontororing HH. 2016.Uji Ekstrak Mahoni Terhadap Larva Vektor
Penyebab Demam berdarah. Manado 95115.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/UJI%20EKSTRAK%20%20BIJI%20
MAHON.pdf. Di akses Pada Tanggal 5 Januari 2020.
Megawati NM. 2013. Manual Budidaya Mahoni(Swietenia
macrophyllaKing).Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peningkatan
Produktivitas Hutan. Jakarta
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Mashudi,dkk. . 2016. Potensi Hutan Tanaman Mahoni Dalam Pengendalian
Limpasan Dan Erosi. Vol. 23, No.2, Juli 2016: 259-
265.file:///C:/Users/Asus/Downloads/POTENSI%20HUTAN%20TAN
AMAN%20MAHONI.pdf. Di akses pada tanggal.3 Januari 2020.
Mielin Araz. 2014. Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta
Pengendalianya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.
Nursakinah Naela. 2017.Uji Efektivitas Anti Diabetes Fraksi Etil Asetat Dan
Mahoni (Swietenia macrophyllaKing) Terhadap TIkus Jantan Yang Di
Induksi Glugosa . Fakultas Farmasi Universitas
MuhamadiyahPurwokerto.file:///C:/Users/Asus/Downloads/NAELA%
2520NURSAKINAH%2520-%2520COVER.pdf.Di akses pada tanggal
25 Oktober 2019.
Nursyamsi, Suhartati.2013. Pertumbuhan Tanaman Mahoni (Swietenia
macrophyllaKing ) Dan Suren (Toona sinensis ) DI Wilayah DAS
DATARA KAB. GOWA. Vol. 10 No. 1, Mei 2013 : 48 – 57.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/05-MahoniSuren_Nursyamsi.pdf. Di
akses tanggal 1 Januari 2020.
Puspitasari hana.2018.Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya Dan Biji Mahoni
Sebagai Insektisida Alami Dalam Pengendalian UlatGrayak
(Spodoptera liturs) Pada Daun Cabai Dengan Skala
Laboratorium.file:///C:/Users/Asus/Downloads/EFEKTIVITAS%20EK
STRAK%20DAUN%20PEPAYA%20DAN%20BIJI%20MAHONI%2
0SEBAGAI%20INSEKTISIDA%20ALAMI%20%20DALAM%20PE
NGENDALIAN%20ULAT%20GRAYAK.pdf .Diakses pada tanggal
11 Januari 2020
Riska.2018. Ekstrak Jeruk Nipis SEbagai Pestisida Nabati Hama Lalat
Buah.(Skripsi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.)
Rusandi rio,dkk.2016. Pemanfaatan Ekstrak biji mahoni sebagai pestisida nabati
untuk mengendalikan hama ulat grayaka pada pembibitan
akasia.file:///C:/Users/Asus/Downloads/study%20relavan%20(2).pdf
Di akses pada tanggal 20 Januari 2020.
Samsi ss.2000.Analisis Keragaman Genetik Pada Tanaman Mahoni Daun Besar
(Swetenia Macriphylla King) DI Kebun Benih Parung Panjang, Bogor
.Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor
(ITB).file:///C:/Users/Asus/Downloads/analisis%20genetik%20tanama
n%20mahoni%20samsi.pdf.Di akses pada tanggal 2 Januari 2020.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Sari NS. 2016. Isolasi Flavonoid Dari Biji Mahoni (Swietenia
macrophyllaKing) Dan Uji Aktivitasnya sebagai anti bakteri .
file:///C:/Users/Asus/Downloads/ISOLASI%20FLAVONOID%20DA
RI%20BIJI%20MAHONI.pdf. Di akses pada tanggal 5 Oktober 2019.
Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Jakarta. Penebar Swadaya
Setiadi. 2006. Jenis Dan Budi Daya Cabai Rawit. Jakarta. Penebar Swadaya
Septian Eka Rodhiyah. 2013. Pengaruh Ekstrak biji mahoni dan batang Brotoali
terhadap mortalitas dan aktivitas ulat grayak pada
tanamanCabaiRawitfile:///C:/Users/Asus/Downloads/Pengaruh%20Ko
mbinasi%20Ekstrak%20Biji%20Mahoni%20dan.pdf Di akses pada
tanggal 20 Januari 2020
Sianutri HA. 2001. Isolasi Dan Fraksinasi Senyawa BioAKtif Dari Biji Mahoni.
(Swietenia Macriphylla king). Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
.file:///C:/Users/Asus/Downloads/sianutri%20kandunagn%20ekstrak%
20biji%20mahoni.pdf.di akses pada tanggal5.Januari 2020.
Singarimbu MA,dkk. 2017. Hubungan Antara Populasi Kutu Kebul (Bemisia
tabaciGenn.) dan Kejadian Penyakit Kuning pada
TanamanCabai(CapsicumannumL.).file:///C:/Users/Asus/Downloads/H
ubungan%20Antara%20Populasi%20Kutu%20Kebul%20(Bemisia.pdf.
Di akses pada tanggal 3 Januari 2020.
Siregar AB,dkk. 2013. Potensi Ekstrak Biji Mahoni Dan Akar Tuba Sebagai
Bioinsektisida Untuk Pengendalian Ham Caisin . PKMI-3-
31.file:///C:/Users/Asus/Downloads/POTENSI%20EKSTRAK%20BIJI
%20MAHONI%20(SWIETENIA%20MACROPHYLLA)%20DAN%2
0AKAR%20TUBA%20(DERRIS%20ELLIPTICA)%20SEBAGAI%2
0BIOINSEKTISIDA.pdf. Di akses pada tanggal 10 Oktober 2019.
Sumekar, WD, Fauzia Shafira. 2016. Efektivitas Biji Mahoni (Swietenia
mahagoni) sebagai Pengobatan Diabetes Melitus. Volume 5 | Nomor 3 |
September 2016.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Efektivitas%20Biji%20Mahoni%20(S
wietenia%20mahagoni)%20sebagai%20Pengobatan%20Diabetes%20
Melitus.pdf. Di akses pada tanggal 2 Januari 2020.
Supriadi. 2012. Optimasi Pemanfaatan Beragam Jenis Pestisida Untuk
Mengendalikan Hama Dan penyakit Tanaman. J. Litbang Pert.
Vol.32No.1Maret2013:19.file:///C:/Users/Asus/Downloads/OPTIMASI
%20PEMANFAAAN%20BERAGAM%20JENIS%20PESTISIDA%20
UNTUK%20supriadi.pdf. Di akses pada tanggal 2 Januari 2020.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Suryaningsih. 2007. Pengendalian Hama Dan Penyakit Penting cabai Dengan
Pestisida Biorasional. J. Hort. 17(3):261-269, 2007.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Pengendalian%20Hama%20dan%20P
enyakit%20Penting%20Cabai%20dengan%20Pestisida%20Biorasional
.pdf. Diakses pada tanggal 12 Januari 2020.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Veronica Vera.2019.Identifikasi Serangga Tanaman Cabai (Capsicum anum l.)
di Kawasan Hortipark Desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang
Lampung Selatan.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/IDENTIFIKASI%20SERANGGA%2
0PADA%20TANAMAN%20CABAI%20veronica.pdf. Diakses pada
tanggal 11 Januari 2020.
Yuliana ,dkk. 2006. Identifikasi Kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) dari
Beberapa Tanaman Inang dan Perkembangan Populasinya. J. Entomol.
Ind., April 2006, Vol. 3, No. 1, 41-49.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/jurnal%20mahoni/Identifikasi%20Ku
tukebul%20(Hemiptera%20Aleyrodidae)%20dari%20Beberapa%20Ta
naman%20Inang%20dan%20Perkembangan%20Populasinya.pdf. Di
akses pada tanggal 5 Oktober 2019
61
LAMPIRAN
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkip Wawancara Dengan Petani Cabai Rawit
Nama Petani : Pak Rosid
Peneliti : sejak kapan menjadi petani cabai rawit ?
Petani : menjadi petani sudah 5 tahun akan tetapi berganti-ganti ,kalau khusus
bertani cabai rawit sudah lebih kurang 7 bulan
Peneliti : sebelum bekerja sebagi petani , bapak bekerja sebagi apa ?
Petani : sebagi pedagang /wirausaha
Peneliti :.kenapa bapak memilih menjadi petani dan khusussnya sat ini menjadi
petani cabai rawit ?
Petani : karena menjadi petani itu lebih tentram dan tenang serta menjadi
kebanggan tersendiri jika hasil panen melimpah , kenepa memilih menjadi petani
cabai rawit karena cabai rawit itu merupakan kebutuhan pokok bagi kebanyakan
orang dan juga harga cabai rawit di pasaran relative stabil dan mudah di
perjualbelikan bahkan tanpa di tawarkan banyak pembeli yang datang di tempat
untuk membeli hasil panen cabai rawit.
Peneliti : kira-kira berapa waktu yang di butuhkan tanamana cabai dari awal
pembenihan sampai dengan pemenenan?
Petani : proses dari pembenihan dari 0 usai butuh waktu 25 hari untuk
pemindahan ke lahan dan 3 bulan untuk mencapai waktu panen pertama ,
Peneliti : selama menjadi petani cabai rawit kendala apa yang di jumpai?
Petani : kendala utama yakni hama dan penyakit pada tanaman pada tanaman
yang membuat petani benar-benar harus memperhatikan dan selalu siaga, serta
perawatan yang harus teratur dan telaten
Peneliti : pada umur berapa tanaman cabai rawit di hinggapi hama , pemyeakit,
atau ganguan lainya bahkan memgalami kematian ?
Petani : pada umur 2 bulan lebih karena pada awal awak tumbuh tanaman yak
Nampak ada hama dan penyakit akan tetapi seiring bertambahnya jumbkah daun
dan tinggi tanaman terutama pada umur lebih kurang dua bulan mulai tampak
hama dan penyakit pada tanaman yang mana apa bila tidak mendaptkan perhatian
khusus maka akan merusak fatal pada tanaman
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Peneliti : bagaiman mengantisipasi kendala yang di hadapi dalam bertanam cabai
rawit ?
Petani : dengan cara memberikan perhatian khusus dan pembrantasan hama dan
penyakit dengan pestisida kimia
Peneliti :pestisida kimia apa yang biasa di gunakan , kalau boleh tau nama
pestisida nya apa dan alasan bapak menggunakan pestisida kimi ?
Petani : pestisida kimia yang banyak di jual di pasaran , namanya pestisida produk
sigenta , karena dampaknya lebih cepat
Peneliti : bapak ada sdikit tau dampak dan akibat dari penggunan pestisida kimi
apa lag secara berlebihan ?
Petani : tidak tau
Peneliti : bapak tau pestisida nabati dan apakah pernah menggunakanya?
Petani : tidak tau dan tidak pernah mendengan apa lagi menggunakan sebelumnya
Peneliti : bagaimana jika ada pestisida yang alami dan bisa di buat sendiriakan
tetapi butuh ketelatenan dalam mengunakanya?
Petani : sangat tertarik dan pasti akan menggunakanya karena kalau masalah
ketelatenan itu pasti dalam bertani apalagi pada tanaman cabai rawit .
Peneliti : apa masukan dan harapan bapak dalam duni pertanian sebelumnya
Petani : agar dapat memberi solusi agar petani khususnya petani cabai rawit dapat
sukses dan hasil penen bisa melimpah ru
Lampiran .2 Data Awal Penelitian Dan Penelitian ke 1 – 10 hari 1. Jenis hama yang di jumpai
a) Hama Kepik coklat
b) Hama Kutu daun
c) Hama Ulat grayak
d) Hama Kutu kebul
e) Hama Semut hitam
f) Hama Lalat buah
g) Hama Kumbang koksi
h) Hama Laba-laba
2. Kondisi tanaman
a) Tanaman tampak kerdil dan tidak sehat/segar
b) Daun banyak yang keriting dan bolong-bolong bahkan berguguran
c) Tempat perletakan telur kutu daun dank utu kebul
d) Terdapat banya organisme prnganggu (OPT)
e) Bunga yang muncul layu, kering bahkan gugur adapun yang
berhasil menjadi buah buahnya tidak sehat dan di serang lalat buah
3. Tingkat homogenya
a) Tanah sebagai media tempat tumbuh di ambil dari campuran hasil
pembekaran kulit pinang yang di anggap peetani cukup baik untuk
pertumbuhan tanaman
b) Semua tanaman yang akan di beri perlakuan dalam pot karung
semen bekas
c) Penyiraman di lakukan sama, belum pernah di kasih pestisida
pemupukan sama –sama di berikan pupuk organic dari kotoran
ternak dan penyinaran sama-sama
d) Umur tanaman sama yakni 2 bulan 15 hari ,adapun alasan peniliti
memilih tanaman berumur 2 bulan 15 hari karena berdasarkan
wawancara dan pengamatan secara langsung di awal pembibitan
dan pemindahan ke pot belum terjangkit hama dan ketika
menjelang umur 2 bulan mulai banayl di serang hama
4. Rancangan nya
Rancangan yang di gunakan adalah rancangan acak lengkap yang mana
tanaman harus homogeny dan tanaman yang mau di beri perlakuan di
batasi dengan jarring pengaman agar tidak di ganggu hewan mamalia dan
aves sekitar yang berpotensi menganggu tanaman, adapun rancanganya
sebagai berikut.
K31 (1)
K02 (2)
K13 (3)
K21 (4)
K33 (5)
K23 (6)
K11 (7)
K42 (8)
K01 (9)
K43 (10)
K03 (11)
K22 (12)
K32 (13)
K12 (14)
K41 (15)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Keterangan
K0 = tanpa pemberian ekstrak biji mahoni 0g/1 liter air (kontrol)
K1 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 5g/1 liter air
K2 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 10g/1 liter air
K3 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 15g/1 liter air
K4 = pemberian ekstrak biji mahoni sebanyak 20g/1 lietr air
1 plot = 3 lembar = 45 tanaman
Tanaman 1-9 = 20g/1 liter Air
Tanaman 10-18 =15g/1 liter air
Tanaman 19-27=10g/1 liter air
Tanaman 28-36=5g/1 liter air
Tanaman 37-45=0g/1 liter air
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data awal sebelum penelitian dan pemberian perlakuan /ekstrak
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 45 46 48 28 26 32 45 43 36
JD 42 48 46 30 32 35 38 35 40
DB 3 5 3 3 2 3 4 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 4 6 8 2 2 22
2 Kutu Daun 5 2 4 8 6 6 31
3 Ulat Grayak 1 1 2
4 Kutu Kebul 2 2 5 5 4 18
5 Lalat Buah 1 1 1 2 5
Jumblah 11 2 2 11 15 6 14 8 8 78
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: Perlakuan 2: Perlakuan 3:
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 25 34 36 33 40 38 35 29 36
JD 38 38 39 36 42 45 43 36 40
DB 5 5 3 4 4 3 2 2 3
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumblah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat 4 1 2 6 13
2 Kutu Daun 3 8 6 4 4 6 4 4 39
3 Ulat Grayak 1 2 1 4
4 Kutu Kebul 4 2 4 10
6 Lalat Buah 1 1
Jumlah 8 12 9 6 7 7 8 4 6 67
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: Perlakuan 2: Perlakuan 3:
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 32 25 44 48 40 34 26 35 29
JD 38 26 48 50 42 38 28 36 30
DB 6 4 3 2 5 4 2 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 10 4 1 15
2 Kutu Daun 6 4 6 2 4 6 28
3 Ulat Grayak 2 1 3
4 Kutu Kebul 2 1 6 4 13
5 Lalat Buah 1 2 3
Jumlah 10 9 4 8 1 7 5 6 12 62
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: Perlakuan 2: Perlakuan 3:
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 28 30 28 34 22 24 40 44 41
JD 30 32 34 29 28 25 45 45 49
DB 3 4 5 3 3 1 2 4 6
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 6 8 1 15
2 Kutu Daun 4 6 2 6 18
3 Ulat Grayak 2 1 1 2 6
4 Kutu Kebul 6 8 2 4 8 28
5 Lalat Buah 1 1 2
Jumlah 4 8 6 15 10 3 2 7 14 69
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: Perlakuan 2: Perlakuan 3:
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 20 28 35 28 26 35 29 24 35
JD 25 28 39 29 32 41 35 26 33
DB 5 3 6 6 3 2 3 4 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 6 4 2 2 1 6 21
2 Kutu Daun 2 2 6 3 13
3 Ulat Grayak 1 2 3
4 Kutu Kebul 2 6 4 2 14
5 Lalat Buah 1 1 1 3
Jumlah 7 3 8 0 9 8 2 9 8 64
Jumlalah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: Perlakuan 2: Perlakuan 3:
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian pertama setelah pengaplikasian hari ke -1
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 45 46 48 28 26 32 45 43 36
JD 42 48 46 30 32 35 48 45 40
DB 3 5 3 3 2 3 4 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 3 3 6 2 1 15
2 Kutu Daun 5 2 4 8 6 6 31
3 Ulat Grayak 1 1 2
4 Kutu Kebul 2 3 1 6
5 Lalat Buah 1 1 2
Jumlah 8 2 0 7 12 6 10 8 3 56
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:10 Perlakuan 2:25 Perlakuan 3:21
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 25 34 36 33 40 38 35 29 36
JD 38 38 39 36 42 45 43 36 40
DB 5 5 3 4 4 3 3 2 3
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat 1 1 3 5
2 Kutu Daun 3 8 6 4 4 6 4 4 40
3 Ulat Grayak 1 2 1 4
4 Kutu Kebul 2 4 2 8
5 Lalat Buah
Jumblah 6 9 6 6 6 6 8 6 3 57
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:21 Perlakuan 2:18 Perlakuan 3:17
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 32 25 44 48 48 34 26 35 29
JD 30 26 48 50 42 38 28 36 30
DB 6 4 3 2 5 4 2 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 8 3 11
2 Kutu daun 6 4 6 2 4 6 24
3 Ulat Grayak 2 1 3
4 Kutu Kebul 1 4 2 7
5 Lalat Buah 1 1
Jumlah 8 7 4 8 1 5 4 4 9 51
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:20 Perlakuan 2:14 Perlakuan 3:17
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 28 30 28 34 22 24 40 44 41
JD 30 32 34 29 28 25 45 45 49
DB 3 4 5 3 3 1 2 4 6
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 2 3 7 12
2 Kutu Daun 4 6 2 6 18
3 Ulat Grayak 2 1 1 2 6
4 Kutu Kebul 5 6 2 3 6 22
5 Lalat Buah 1 1
Jumlah 6 5 5 13 9 3 1 5 12 59
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:16 Perlakuan 2:25 Perlakuan 3:18
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak 0g/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 20 28 35 28 26 35 25 24 35
JD 25 28 39 29 32 41 35 26 33
DB 5 3 6 5 3 2 3 4 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 6 4 2 2 1 5 20
2 Kutu Daun 2 2 6 3 13
3 Ulat Grayak 1 2 3
4 Kutu Kebul 4 8 4 2 18
6 Lalat Buah 1 2 1 1 1 6
Jumlah 7 3 12 1 8 11 2 9 7 60
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: 22 Perlakuan 2: 20 Perlakuan3 :18
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian kedua setelah pengaplikasian hari ke 2
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 45 46 48 28 26 32 45 43 36
JD 42 48 46 30 32 35 48 45 40
DB 3 5 3 3 2 3 4 4 5
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 25 34 36 33 40 38 35 29 36
JD 38 38 39 36 42 45 43 36 40
DB 5 5 3 4 4 3 3 2 3
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 2 3 5 2 12
2 Kutu Daun 4 2 1 4 7 6 6 29
3 Ulat Grayak 1 1 1 3
4 Kutu Kebul 1 1
6 Lalat Buah
Jumlah 6 2 1 7 8 6 7 8 1 45
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:9 Perlakuan 2:20 Perlakuan 3:16
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat 1 1 2 4
2 Kutu Daun 3 6 5 4 3 6 4 4 35
3 Ulat Grayak 2 1 3
4 Kutu Kebul 2 1 3
5 Lalat Buah
Jumblah 4 6 5 6 5 6 6 5 2 45
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:15 Perlakuan 2:17 Perlakuan 3:13
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 32 35 44 48 40 34 26 35 29
JD 30 26 48 50 42 38 28 36 30
DB 6 4 3 2 5 4 2 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 7 3 10
2 Kutu Daun 6 4 5 2 4 6 27
3 Ulat Grayak 1 2 1 4
4 Kutu Kebul 1 2 1 4
6 Lalat Buah
Jumlah 7 7 4 7 1 5 5 2 7 45
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:18 Perlakuan 2:13 Perlakuan 3:14
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 28 30 28 33 22 24 40 44 41
JD 30 32 34 29 28 25 45 42 49
DB 3 4 5 3 3 1 2 4 6
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 2 3 6 11
2 Kutu Daun 4 6 1 3 6 20
3 Ulat Grayak 2 1 1 2 6
4 Kutu Kebul 3 4 2 2 5 16
6 Lalat Buah
Jumlah 6 5 3 10 9 4 1 4 11 43
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:14 Perlakuan 2:23 Perlakuan 3:15
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak 0g/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 20 28 35 28 26 35 29 24 35
JD 25 28 39 29 32 41 35 26 33
DB 5 3 6 5 3 2 3 4 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 5 4 2 2 2 4 19
2 Kutu Daun 1 2 2 6 3 14
3 Ulat Grayak 1 2 3
4 Kutu Kebul 3 10 2 3 18
6 Lalat Buah 1 3 1 1 6
Jumblah 8 3 13 1 8 12 2 8 7 61
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:23 Perlakuan 2:21 Perlakuan 3:17
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian ketiga setelah pengaplikasian hari ke 3
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 45 46 48 28 26 32 42 43 36
JD 42 48 46 30 32 35 48 45 40
DB 3 5 3 3 2 3 4 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 2 2 2 6
2 Kutu Daun 3 2 2 5 3 4 19
3 Ulat Grayak 1 1 2
4 Kutu Kebul
5 Lalat Buah
Jumlah 5 2 0 4 5 3 3 4 1 27
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:7 Perlakuan 2:12 Perlakuan 3:8
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 25 39 36 33 40 38 35 29 36
JD 38 38 39 36 42 45 43 36 40
DB 5 5 3 4 4 3 3 2 3
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 3 5 3 4 2 5 3 4 29
3 Ulat Grayak 2 1 3
4 Kutu Kebul
5 Lalat Buah
Jumlah 3 5 3 6 3 5 3 4 0 32
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:11 Perlakuan 2:14 Perlakuan 3:7
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 32 25 44 48 40 34 26 35 29
JD 38 26 48 50 42 38 28 36 30
DB 6 4 3 2 5 4 2 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 5 1 6
2 Kutu Daun 5 4 4 2 3 5 23
3 Ulat Grayak 2 1 3
4 Kutu Kebul 1 1 2
6 Lalat Buah
Jumlah 5 5 4 6 1 3 4 1 5 34
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:14 Perlakuan 2:10 Perlakuan 3:10
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 28 30 28 34 29 24 40 44 41
JD 30 32 34 29 28 25 45 45 49
DB 3 4 5 3 3 1 2 4 6
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 1 3 5 9
2 Kutu Daun 4 5 2 3 6 20
3 Ulat Grayak 2 1 1 2 6
4 Kutu Kebul 2 3 1 1 5 12
6 Lalat Buah
Jumlah 10 6 4 9 10 6 6 4 12 47
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: 20 Perlakuan 2:25 Perlakuan 3:22
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 20 28 35 28 26 35 29 24 35
JD 25 28 39 25 32 41 36 26 33
DB 5 3 6 5 3 2 3 4 2
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 6 3 2 1 2 3 17
2 Kutu Daun 2 2 2 6 6 3 19
3 Ulat Grayak 1 2 3
4 Kutu Kebul 6 2 2 10
5 Lalat Buah 2 2
Jumblah 11 9 14 8 11 9 7 9 11 89
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:34 Perlakuan 2:28 Perlakuan 3:27
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitin ke empat setelah pengaplikasian hari ke -4
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 45 46 48 28 26 32 45 45 36
JD 42 47 46 29 32 35 47 45 40
DB 3 4 3 2 2 3 3 4 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 2 1 1 3 2 3 12
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 2 1 0 1 3 2 0 3 1 13
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:3 Perlakuan 2:6 Perlakuan 3:4
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 25 34 36 33 40 48 35 24 36
JD 37 35 38 36 40 45 41 37 40
DB 4 3 2 4 2 3 1 3 3
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 2 5 2 4 4 3 2 3 25
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 2 5 2 5 4 3 2 3 0 26
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: 9 Perlakuan 2:12 Perlakuan 3:5
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 32 25 44 48 40 34 26 35 29
JD 37 27 46 51 41 38 27 35 28
DB 5 5 1 3 4 4 1 3 3
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 3 3
2 Kutu Daun 3 3 2 2 1 5 16
3 Ulat Grayak 1 1 2
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 3 3 3 3 1 2 1 0 5 21
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:9 Perlakuan 2: 6 Perlakuan 3: 6
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 28 30 30 34 22 24 40 44 41
JD 29 31 31 29 27 26 45 44 48
DB 2 1 3 3 2 2 2 1 5
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 1 2 3
2 Kutu Daun 4 4 2 3 6 19
3 Ulat Grayak 2 1 1 2 6
4 Kutu Kebul 1 2 1 3 7
6 Lalat Buah
Jumlah 4 3 1 6 4 4 1 3 9 35
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: 8 Perlakuan 2:14 Perlakuan 3:13
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 20 28 35 28 36 35 39 24 35
JD 25 27 38 28 30 41 32 26 33
DB 5 2 5 3 1 2 1 4 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 5 2 2 1 1 2 13
2 Kutu Daun 4 2 2 6 6 3 23
3 Ulat Grayak 1 2 3
4 Kutu Kebul 5 1 2 8
6 Lalat Buah 1 1
Jumlah 9 3 10 2 7 6 2 5 7 41
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:22 Perlakuan 2:15 Perlakuan 3:14
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian ke lima setelah pengaplikasian hari ke 5
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 47 47 50 31 28 34 47 48 39
JD 50 55 58 40 32 39 52 54 44
DB 2 3 3 1 0 2 0 2 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1 2 1 2 7
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 1 1 0 0 2 1 0 2 0 7
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:2 Perlakuan 2:3 Perlakuan 3:2
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 28 36 39 36 42 50 36 27 39
JD 41 48 52 47 36 60 44 36 48
DB 2 3 2 4 2 3 0 3 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 2 3 1 3 3 2 1 2 17
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 2 3 1 3 3 2 1 2 0 17
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:6 Perlakuan 2:8 Perlakuan 3:3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 35 29 48 51 41 36 38 39 32
JD 44 36 56 60 48 42 44 50 49
DB 2 3 0 2 3 4 0 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 2 2
2 Kutu Daun 3 2 1 2 1 4 13
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul 2 1 3
6 Lalat Buah
Jumlah 2 3 4 2 0 2 1 1 4 19
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:9 Perlakuan 2:4 Perlakluan 3:4
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 31 33 34 35 24 28 43 46 44
JD 39 36 40 42 38 36 50 59 51
DB 2 3 2 2 2 2 1 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat 1 1
2 Kutu Daun 3 4 1 3 4 15
3 Ulat Grayak 1 1 1 1 4
4 Kutu Kebul 1 3 4
6 Lalat Buah
Jumlah 3 1 0 5 2 4 1 1 7 24
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:4 Perlakuan 2:11 Per;lakuan 3:9
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 24 30 36 30 28 36 30 28 39
JD 29 32 39 36 33 40 36 31 44
DB 4 2 6 4 2 2 1 4 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumblah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 3 1 2 1 2 7
2 Kutu Daun 4 1 2 6 7 3 23
3 Ulat Grayak 1 3 4
4 Kutu Kebul 5 2 5 12
5 Lalat Buah
Jumlah 7 2 8 2 7 7 3 5 7 46
Jumblah setiap
perlakuan
Perakuan 1:17 Perlakiuan2:16 Perlakuan 3:15
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian ke enaam setelah pengaplikasian hari ke -6
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 47 47 50 31 28 34 47 48 39
JD 50 55 58 40 32 39 52 54 44
DB 2 3 3 1 0 2 0 2 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1 2
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:1 Perlakuan 31: 1
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 28 36 39 36 42 50 36 27 39
JD 41 48 52 47 36 60 44 36 48
DB 2 3 2 4 2 3 0 3 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 2 2 2 2 9
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 1 2 0 2 2 0 0 2 0 9
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:3 Perlakuan 2:4 Perlakuan 3:2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 35 29 48 51 41 36 38 39 32
JD 44 36 56 60 48 42 44 50 49
DB 2 3 0 2 3 4 0 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 1 1
2 Kutu Daun 2 2 1 2 3 10
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 1 2 2 0 0 1 2 0 3 11
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:5 Perlakuan 2:1 Perlakuan 3:5
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 31 33 34 35 24 28 43 46 44
JD 39 36 40 42 38 36 50 54 51
DB 2 3 2 2 2 2 1 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat 1 1
2 Kutu Daun 2 2 1 2 3 10
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 1 2 2 0 0 1 2 0 3 11
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:5 Perlakuan 2:1 Perlakuan 3:5
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 24 30 36 30 28 36 30 28 39
JD 29 32 39 36 33 40 30 51 44
DB 4 2 5 4 2 2 1 2 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 3 2 3 2 10
2 Kutu Daun 4 1 2 8 6 3 24
3 Ulat Grayak 1 3 4
4 Kutu Kebul 3 1 3 7
6 Lalat Buah
Jumlah 7 2 7 3 8 6 3 4 5 45
Jumllah setiap
perlakuan
Perlakuan1:16 Perlakuan 2:17 Perlakuan 3:12
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Dat penelitian ke tujuh setelah pengaplikasiah hari ke 7
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 47 47 50 31 28 34 47 48 39
JD 52 55 58 40 32 39 52 54 44
DB 1 2 5 0 0 2 0 1 1
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
5 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 28 36 39 36 42 50 36 27 39
JD 41 48 52 41 36 60 44 36 48
DB 1 2 2 3 2 1 0 3 1
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1 1 2 5
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 1 0 1 1 0 0 2 0 5
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:1 Perlakuan 2:2 Perlakuan 3:2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1 1 2 5
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 1 1 0 0 0 1 0 2 5
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:2 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:3
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 35 29 48 51 41 36 38 39 32
JD 44 36 56 60 48 42 44 50 49
DB 2 3 0 0 2 3 0 1 2
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 31 33 34 35 24 28 43 46 44
JD 39 36 40 42 38 36 50 54 51
DB 2 1 1 2 2 2 1 0 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 2 2 1 1 2 8
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah 2 2
Jumlah 2 0 0 2 1 0 2 2 2 11
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1: 2 Perlakuan 2: 3 Perlakuan 3:6
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 24 30 36 50 28 36 30 28 39
JD 29 32 39 36 33 40 36 31 44
DB 4 2 4 4 2 2 1 2 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 1 3 2 6
2 Kutu Daun 3 1 1 6 5 2 17
3 Ulat Grayak 2 2
4 Kutu Kebul 1 3 4
6 Lalat Buah
Jumlah 4 1 2 3 6 5 2 2 5 29
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:7 Perlakuan 2:14 Perlakuan 3:9
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitain ke delapan setalah pengaplikasian hari ke -8
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 49 50 52 35 30 38 51 50 48
JD 55 60 60 42 39 45 61 61 59
DB 0 1 1 0 1 1 0 1 0
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik cokat 0
2 Kutu Daun 0
3 Ulat Grayak 0
4 Kutu Kebul 0
6 Lalat Buah 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 30 38 40 39 44 51 39 30 40
JD 48 55 54 48 44 60 50 40 56
DB 1 2 2 1 2 0 0 2 1
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat 1 1
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:1
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:1
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 36 32 50 52 44 37 39 40 34
JD 49 45 55 60 49 44 45 56 55
DB 1 0 1 2 1 1 1 1 2
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 32 34 35 36 28 25 46 48 46
JD 39 40 42 48 39 39 51 56 58
DB 1 1 1 2 1 2 1 0 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1 1 1 1 5
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah 1 1
Jumlah 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:1 Perlakuan 2:2 Pelakuan 3:3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 25 31 41 32 28 38 32 29 40
JD 30 38 40 40 32 41 36 38 45
DB 3 1 3 3 1 2 4 2 4
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 1 3 2 6
2 Kutu Daun 3 1 5 5 2 11
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul 1 1
5 Lalat Buah
Jumlah 4 0 1 3 5 5 1 2 3 19
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:4 Perlakuan 2:13 Perlakuan 3:6
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data awal sebelum penelitian dan pemberian perlakuan /ekstrak 9
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 49 50 52 35 30 38 51 50 48
JD 55 60 60 42 39 45 61 61 59
DB 0 1 1 0 1 1 0 1 0
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 0
2 Kutu Daun 0
3 Ulat Grayak 0
4 Kutu Kebul 0
6 Lalat Buah 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 30 38 40 39 44 51 39 30 40
JD 48 55 55 48 44 60 50 40 56
DB 1 2 2 1 2 0 0 2 1
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumblah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 36 32 50 52 44 37 39 50 34
JD 49 45 55 60 49 44 45 56 55
DB 1 0 1 2 1 1 1 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 32 36 35 36 28 29 46 48 46
JD 39 40 42 48 39 39 51 56 58
DB 1 1 1 2 1 2 1 0 2
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 1 1
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumblah 2 1 2 1 2 8
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:3 Perlakuan 2:2 Perlakuan 3:3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 25 31 41 32 28 28 32 29 40
JD 30 38 40 40 32 41 36 38 45
DB 3 1 3 3 1 2 4 2 4
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat 2 2
2 Kutu Daun 3 1 4 5 3 16
3 Ulat Grayak 1 1
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumblah 3 0 1 0 4 5 1 3 2 19
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:4 Perlakuan 2:9 Perlakuan 3: 6
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Data penelitian ke 10 setelah pnegaplikasian hari 10
Poho 1-9 konsentrasi ekstrak 20g /1 liter air
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TB 51 51 34 38 30 40 51 50 58
JD 62 65 69 46 40 30 64 61 60
DB 0 1 0 0 1 1 0 0 0
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
1 2 3
4 5 6 7 8 9
1 Kepik coklat 0
2 Kutu Daun 0
3 Ulat Grayak 0
4 Kutu Kebul 0
6 Lalat Buah 0
Jumblah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 10-18 konsentrasi ekstrak 15g/1 liter air
Pohon 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TB 31 39 40 40 45 51 42 32 42
JD 46 58 56 48 48 65 56 48 58
DB 1 1 2 0 1 0 0 2 0
N
O
Jenis Hama JumblahHama Pada Pohon Jumblah
10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kepik coklat 0
2 Kutu Daun 0
3 Ulat Grayak 0
4 Kutu Kebul 0
6 Lalat Buah 0
Jumblah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumblah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 19-27 konsentrasi ekstrak 10g/1 liter air
Pohon 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TB 37 33 50 54 45 30 41 40 34
JD 49 45 55 65 52 46 46 59 58
DB 1 0 1 2 1 1 1 1 1
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumblah
19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kepik cokkat
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumblah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Perlakuan 2:0 Perlakuan 3:0
Pohon 28-36 konsentrasi ekstrak 5g/1 liter air
Pohon 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TB 33 36 36 38 25 30 42 48 48
JD 46 45 48 48 39 45 33 59 62
DB 1 2 0 1 1 2 0 0 1
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
6 Lalat Buah
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:0 Per;akuan 2:0 Perlakuan 3:0
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pohon 37-45 konsentrasi ekstrak og/1 liter air
Pohon 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TB 26 31 42 32 28 40 33 30 40
JD 30 38 44 40 34 43 38 41 48
DB 3 1 2 2 1 2 4 1 2
N
O
Jenis Hama Jumlah Hama Pada Pohon Jumlah
37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 Kepik coklat
2 Kutu Daun 3 3 4 5 3 18
3 Ulat Grayak
4 Kutu Kebul
5 Lalat Buah
Jumlah 3 0 3 0 4 5 0 3 0 18
Jumlah setiap
perlakuan
Perlakuan 1:6 Perlakuan 2:9 Perlakuan 3:3
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 3. Perhitungan Uji Statistika Kepergian Hama pada
Tanaman Cabai Rawit
Perlakuan = t -1
= 5-1
= 4
Galat = ( rt -1) –(t -1)
= (5.4 -1) –( 5-1)
= (20 - 1) –( 4)
= 19 – 4
= 15
Total = ( rt – 1 )
= 19
Fk = ( total umum )2
Jumblah observasi
= (183,8) 2
15
=2,252
JK Total = ( yij2) – FK
= ( y 102
+ y112 + y12
2 + y13
2 +y14
2 + y15
2 +y16
2 +y17
2 + y18
2+
y192 +y20
2 +y21
2 +y22
2 +y23
2 +y24
2) – FK
= ( 472+ 49,6
2+ 37,6
2 + 20
2 + 36
2 + 27,6
2 + 25,6
2+ 18,6
2+ 21
2 + 22
2 +
24,32 + 16,6
2 + 10,3
2 + 22,3
2 + 17,3
2) –FK
= 9,267.006 – 26,38
= 9,240,629
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
JK Perlakuan = ( Jumblah hasil Petrlakuan ) 2
– FK
r -1
=( 134,2 + 83,6 + 65,2 + 62,9 + 49,9 )2 - FK
4
= 395,82 – FK
= 156,657,64 – 26,38
4
= 39,138,03
JK Galat = JK Total – JK Perlakuan
= 9,240,629 – 39,138,03
= 9,240,589
KT Perlakuan = Jk Perlakuan
DB Perlakuan
= 39,138.03
4
= 9,784,507
KT Galat = JK Galat
DB Galat
= 9,240,589
15
= 116,039
F Hitung = KT Perlakuan
KT Galat
= 9,784,507
116,039
= 8,43
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel 1 Jumblah Rata- Rata Kepergian Hama Pada Tanaman Cabai Rawit
Tabel 2. Uji ANOVA one way
Tabel 3. Uji Duncan
Nilai Jarak P2 P3 P4 P5 P6
R (pi, db Galat ,0,5
R ( 5,15 0,5)
16,2 17,1 17,5 17,8 18,5
N
O
Perlakuan Rata – rata perlakuan Rata-rata
Ulangan
1
Ulangan 2 Ulangan 3 Jumalah
1 0g/1 liter air 47 49,6 37,6 134,2 44,7
2 5g/1 liter air 20 36 27,6 83.6 27,8
3 10g/1 liter
air
25,6 18,6 21 65,2 21,7
4 15g/1 litrer
air
22 24,3 16,6 62,9 20,9
5 20g/1liter air 10,3 22,3 17,3 49,9 16,6
6 Total 124,9 150,8 120,1 395,8 137,7
Sumber
keterangan
(SK)
Derajat
bebas
(Db)
Jumblah
kuadrat
(JK)
Kuadrat
tengah
(KT)
F hitung F tabel
1%
Perlakuan 4 39,138,03 9,784,507 8,36 3,06
Galat 15 9,240,589 116.037 -
Total 19 9,240,629
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Uji DMRT 0.05 =R ( P2, v,α) x KTGALAT
R
= 3,01 x 039,116
4
= 16,2
Uji DMRT 0,05 = R ( P3 , , v,α) x x KTGALAT
R
= 3,16 039,116
4
=17,1
Uji DMRT 0,05 = R ( P4 , , v,α) x x KTGALAT
R
= 3,25 039,116
4
=17,5
Uji DMRT 0,05 = R ( P5 , , v,α) x x KTGALAT
R
= 3,31 039,116
4
= 17,8
Uji DMRT 0,05 = R ( P6 , , v,α) x x KTGALAT
R
= 3,36 039,116
4
= 18,5
Tabel 4. Nilai jarak DMRT
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel 5. Rata –rata daun segar
NO
Perlakuan konsemtrasi g/1 liter air
Jumlah rata-rata Kepergian hama
Notasi
1 0g/1 liter air 44,7 + 16,2 = 60,9 60,9a
2 5g/1 liter air 27,8 + 17,1 = 44,9 44,9b
3 10g/1 liter air 21,7 + 17,5 = 39,2 39,2c
4 15g/1 liter air 20,9 + 17,8 = 38,7 38,7d
5 20g/1 liter air 16,6 + 18,5 = 35,1 35,1e
N
O
Perlakuan Rata –rata perlakuan Rat-rata
Ulangan
1
Ulangan 2 Ulangan 3 Jumlah
1 0g/1 liter air 32 32 31 93 32
2 5g/1 liter air 34 31 43 108 36
3 10g/1 liter
air
38 45 39 122 41
4 15g/1 litrer
air
40 43 42 125 42
5 20g/1liter air 50 38 48 136 45
Total 194 189 203 584
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tabel . 6 Rata R-rata Daun Rusak
N
O
Perlakuan Rat –rata perlakuan Rat-rata
Ulangan
1
Ulangan 2 Ulangan 3 Jumabla
h
1 0g/1 liter air 11 8 8 27 9
2 5g/1 liter air 7 6 8 21 7
3 10g/1 liter
air
6 7 6 19 6
4 15g/1 litrer
air
5 6 5 16 5
5 20g/1liter
air
5 4 4 13 4
Total 34 31 31 96
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 4 Tabel .7 tabel F
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 5 Tabel 8. Uji Jarak DINCAN DMRT
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampran .6 Dokumentasi Penelitian
Wawancara dengan Petani cabai Rawit
Yakni Pak ROSID , Sekaligus melihat lahan
Pertanian seluas 2 hektar
Pengambilan dan apengumpulan Buah
Mahoni Untuk di ambil bijinya
Pengerjaan buah mahoni
untuk mengambil bijinya
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Wawancara dan miminta izin kepada buk Mariyati
Untuk menjadikan Lahan Pertanian Di depan rumah
untuk Di jadikan Tanaman Penelitian Selama 10 hari
kedepan , dan gamabaran tanaman cabai yang akan di
teliti
Penimbangan dan Biji Mahoni Yang sudah di timbang
sesuai dengan takaran yang di tentukan yakni 5g, 10g,
15g dan 20g
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Proses pembuatan ekstrak dengan mencampurkan 1 liter
air setiap takaran yang telah di di tentukan dan
pembelenderan di campurkan dengan air 1 liter yang akan
di campurkan , Di laboratorium IPA MAN 1 TJT
Hasil blender dari biji mahoni akan tetapi di diamkan
/rendam Selama 24 jam Beru disaring maka siap untuk di
aplikasikan ke tanaman dan apa bila persediaan habis akan
di buat di rumah sehingga , karena proses pembuatan
ekstrak sangat sederhan dan memudahkan petani
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pengamatan, penyemprotan, pemupukan
dan penyiraman tanaman
Sebelum pengamatan , sesudah pengamatan dan pengaplikasian
dan sebulan setelah pengamatan akan tetap[I tetp di aplikasikan
ekstrak Biji mahoni 20g/1 liter air
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Kepik coklat (Riptorius linearis
Fabr)
Kutu kebul (Bemisia tabaci )
Lalat buah (Bactrocera sp) Ulat grayak (Spodoptera
litura F)
Kutu daun ( Myzus persicae)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Tanaman Sebelum Pengaplikasian
ekstrak Biji mahoni
Tanaman dengan perlakuan konsentrasi
Ekstrak Biji Mahoni 0g/1 liter air
Tanamana dengan perlakuan
konsentrasi ekstralk Biji Mahoni
20g/1 liter air
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Pemberian Ekstrak Biji
Mahoni 20g/1 liter air
yang telah Berhasil
teruji kepada ibuk-ibu
petani Cabai Rawit
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 7
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 8
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 9
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
Lampiran 10
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN STS JAMBI
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Arya Nurdin Pratama
Tempat & Tanggal Lahir : Pemusiran, 18 September 1998
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Sungai Tering Kec. Nipah panjang,
Kab. Tajung jabung timur
B. Riwayat Pendidikan
Strasa 1 : UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi
SLTA : MAN 1 Tanjab Timur
SLTP : SMP 16 Tanjab Timur
SD : SDN 83 Sungai Tering
C. Karya Tulis : Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia
macrophylla King) Sebagai Pestisida
Nabati Hama Pada Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum Frutescens,L )