Post on 06-Nov-2021
1
1. Pendahuluan
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan
fasilitas belajar, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode belajar. Proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat karena proses penyampaian materi mempengaruhi
proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa [1]. Paradigma lama dalam kegiatan
belajar mengajar menyatakan bahwa guru memberikan pengetahuan pada
siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak berubah karena tuntutan
perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma baru mulai
mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif.
SMKN 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang
bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar
mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang
diberikan pada siswa kelas XI RPL yaitu sistem basis data. Sistem basis data
berkaitan erat dengan pembelajaran praktek dan penyampaian materi secara
langsung seperti media gambar dan video agar siswa lebih memahami dan
mengerti materi yang diajarkan oleh guru.
Hasil observasi pada mata pelajaran sistem basis data menunjukan
pembelajaran belum menggunakan pembelajaran kooperatif dan masih
menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya
dilakukan dengan menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat
dan buku sebagai panduan guru.
Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan
pendidikan khusunya pada level individu [2]. Salah satu model pembelajaran
yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa adalah model pembelajaran
jigsaw. Model pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa
dituntut untuk berdikusi dan menyampaikan pendapat tentang pelajaran
kepada teman dalam satu kelompok. Dalam pembelajaran jigsaw siswa
diharuskan untuk menguasai sebuah sub bab dalam materi pembelajaran dan
mengajarkanya pada siswa lain, sehingga siswa dapat belajar bertanggung
jawab dengan tugas yang sudah dibebankan. Tujuan pokok belajar kooperatif
adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik
baik secara individu maupun secara kelompok [3].
Penggunaan model pembelajaran dalam hal ini tidak cukup untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, perlu juga adanya pembaharuan media
pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih maksimal.
Pemanfaatan media yang digunakan untuk sharing data sehingga akan
mempemudah siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe
jigsaw. Media sharing data yang dapat dimanfaatkan adalah media wifi ad
hoc. Kelebihan media wifi ad hoc mampu menghubungkan beberapa laptop
2
dalam satu jaringan tanpa menggunakan perangkat tambahan. Laptop yang
satu dengan laptop yang lain dalam satu jaringan dapat melakukan sharing
file, internet sharing sehingga kelebihan ad hoc akan memudahkan pada saat
pembelajaran berlangsung. Jenis jaringan ad hoc efektif dengan jumlah
pengguna kurang dari 10. Penggunaan metode dan media pembelajaran
diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional. Penggunaan metode konvesional berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hasil dari wawancara dengan guru mapel dikelas RPL,
mengemukakan masih adanya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
sebanyak 15 siswa atau sebesar 39 %. Hasil observasi dikelas RPL media
pembelajaran projector tidak dapat berfungsi dengan baik, hal ini disebabkan
karena tidak ada teknisi yang bertugas untuk memperbaiki media
pembelajaran sekolah yang rusak. Kurangnya pemanfaatan media
pembelajaran yang ada yaitu, pembelajaran hanya menggunakan media papan
tulis dan buku untuk memberikan materi kepada siswa. Kurangnya
pemanfaatan media pembelajaran juga dapat dilihat dari jumlah siswa yang
membawa laptop sebanyak 30 siswa atau 78 %, tetapi laptop tidak
dimanfaatkan dalam pembelajaran sistem basis data. Laptop hanya digunakan
pada saat praktek dalam pelajaran tertentu saja. Berdasarkan hasil observasi
dan hasil wawancara, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian
adalah metode pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional
dan pemanfaatan media pembelajaran yang belum maksimal.
Berdasarkan permasalahan yang ada, dilakukan pengembangan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui “Efektivitas Penggunaan Metode
pembelajaran jigsaw Berbasis Wifi Ad Hoc Dalam Pembelajaran Sistem Basis
Data Kelas XI Jurusan Rekayasa Pernagkat Lunak” di SMKN 1 Tengaran.
1. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian terdahulu dilakukan oleh Kurnianingtyas & Nugroho
tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3
SMKN 7 Jogjakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa implementasi strategi pembelajran kooperatif teknik
jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar akuntansi siswa kelas X
akuntansi 3 SMKN 7 jogjakarta [4].
Penelitian juga telah dilakukan oleh Pramono dan Haryanto tentang
Pencapaian Kompetensi Mahasiswa D3 Teknik Elektro Pada Mata Kuliah
Praktek Sistem Mikroprosesor Dengan Metode Pembelajran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw. Hasil penelitian metode pembelajaran tipe jigsaw
mampu meningkatkan hasil belajar dengan pencapaian peningkatan sebesar
15 % sedangkan distribusi mahasiswa yang berhasil mendapat nilai minimal
B meningkat 10 % [5].
Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Chang, dkk tentang
Concept And Design Of Ad hoc And Mobile Classrooms. Hasil penelitian
dapat dikembangkan dan memenuhi kebutuhan pembelajaran yang lebih
3
interaktif dengan lingkungan fisik, sehingga siswa akan menjadi lebih aktif
dan mampu memecahkan masalah yang ditemui [6].
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Chang dan Sheu tentang
Design And Implementation Of Ad hoc Classroom And Eschoolbag System
For Ubiquitos Learning. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem ad hoc
membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang interaktif
shingga pelajaran dapat dilakukan kapan, dimana saja, sehingga dapat
mempermudah proses pembelajaran [7].
Persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu : penelitian yang akan
dilakukan menggunakan pembelajaran tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran jigsaw dengan menggunakan bantuan
media dan berbasis wifi ad hoc. Berdasarkan perbedaan dan persamaan yang
ada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran serta
memanfaatkan fitur aplikasi yang tersedia didalam laptop.
Efektivitas merupakan suatu pengukuran atau dalam arti yang lain
tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya [8]. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kegiatan yang berkaitan erat
dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas penggunaan metode pembelajaran
jigsaw berbasis wifi ad hoc dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai
keberhasilan yang dicapai setelah penggunaan metode pembelajaran jigsaw.
Metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dikatakan efektif apabila :
(1) Ketercapaian ketuntasan belajarlebih dari 70 %, (2) Tercapainya
keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian indikator keaktifan aktifitas
siswa lebih dari 50 % ), (3) Respon siswa terhadap pembelajaran positif [9].
Hasil belajar adalah prestasi peserta didik secara keseluruhan yang
menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan [10]. Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator
berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat
keberhasilan dan semacamnya [11]. Apabila prestasi belajar siswa tinggi,
maka dapat dikatakan proses belajar mengajar yang dilakukan berhasil,
demikian pula sebaliknya apabila prestasi belajar siswa rendah maka proses
belajar mengajar kurang berhasil [12].
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran [13]. Media
pembelajaran juga dapat didefinisikana segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sehingga proses belajar dapat terjadi [13]. Media pembelajaran dapat
membantu menarik perhatian siswa dan membantu mempermudah guru
4
dalam penyampaian materi pembelajaran. Berbagai macam media diciptakan
dari media dengan buku sampai media dengan komputer. Pembelajaran
berbasis komputer telah terbukti dapat lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan pembelajaran [14]. Ada tiga ciri mengapa media digunakan
dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak
mampu melakukannya. (1) Ciri Fiksiatif, ini menggambarkan kemampuan
media merekam, menyimpan, melestarikan, merekomendasikan dan
merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. (2) Ciri Manipulatif,
transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. (3) Ciri distributif, memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu [15].
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
penguasaan materi pelajaran untuk mencapai pretasi belajar yang maksimal
[2]. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur [16]. Kelebihan metode kooperatif jigsaw
: (1) Memacu siswa berpikir kritis, (2) Memaksa siswa untuk membuat kata-
kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, (3) Diskusi yang
terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tetapi semua siswa dituntut
menjadi lebih aktif, (4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang
lain, (5) Jigsaw mudah dilaksanakan [17]. Langkah-langkah dalam
pembelajaran metode jigsaw adalah : (1) Siswa dibagi atas beberapa
kelompok. (2) Materi pelajaran yang diberikan dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. (3) Setiap anggota kelompok
membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya. (4) Anggota dari kelompok lain yang sudah mempelajari sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikanya. (5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali dari
kelompoknya bertugas mengajar teman-temanya [3].
Wireless fidelity Ad hoc merupakan wireless yang tidak membutuhkan
koneksi acces point [18]. Kemajuan teknologi informasi dibidang transmisi
yang berkembang pada saat ini adalah wireless. Jangkauan wireless dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu wireless yang menggunakan acces point
(AP/WAP) dan wireless yang tidak membutuhkan koneksi acces point atau
disebut wireless fidelity ad hoc [18]. Sebagian besar laptop yang ada saat ini
dilengkapi dengan fitur wireless fidelity ad hoc. Wifi ad hoc dapat
dimanfaatkan untuk saling terkoneksi antar laptop untuk membentuk sebuah
jaringan yang dinamakan dengan jaringan ad hoc [19]. Wireless fidelity (wifi)
ad hoc merupakan bentuk jaringan yang paling sederhana atau biasa juga
dinamakan sebagai jaringan peer to peer atau IBSS (Independent Basic
Service Set) [19]. Kelebihan wireless fidelity ad hoc adalah : (1) Fleksibel :
5
dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. (2) Bentuk jaringan ini mampu
mengbungkan beberapa komputer dalam waktu yang bersamaan. (3) Dapat
melakukan sharing data atau berbagi data. (4) Dapat melakukan internet
sharing. (5) Murah karena wifi ad hoc merupakan sebuah fitur aplikasi yang
ada di setiap laptop [19].
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitaif eksperimen, yaitu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat [20]. Rancangan
yang digunakan adalah Pre-Experimental Design, bentuk desain penelitian ini
adalah One-Group Pretest-Posttest [21]. Bentuk desain penelitian dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Pola Rancangan Penelitian
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Tes awal sebelum diberikan treatment.
O2 = Tes akhir setelah diberikan treatment.
X = Treatment yang diberikan
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SMKN
1 Tengaran. Sampel yang digunakan adalah XI RPL 2 dengan jumlah siswa
sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling
dikarenakan peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan
sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu [21].
Penelitian ini terdapat variabel penelitian, variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian [22]. Penelitian ini adalah
penelitian yang datanya berupa kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang
datanya akan dianalisis statistik. Adapun variabel yang digunakan ada dua
macam yaitu : (1) Variabel bebas (independent) atau variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab atau timbulnya variabel dependent. (2)
Variabel terikat (variabel dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat [15].
Penelitian ini dilakasanakan melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap
persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengolahan dan analisis data
dapat dilihat dalam tabel 2 pada halaman 6.
6
Tabel 2 Tahapan Penelitian
No Tahapan Penelitian Keterangan
1 Tahap persiapan - Wawancara
- Observasi
- Studi Literature
- Menentukan populasi dan sampel
- Menyiapkan materi
- Menyusun angket
- Menyusun soal tes
2 Tahap pelaksanaan - Memberikan tes awal (pretest)
- Memberikan perlakuan (treatment)
- Memberikan tes akhir (posttest)
3 Pengolahan dan analisis
data
- Mengolah hasil pretest
- Mengolah hasil posttest
- Mengolah hasil angket
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi observasi awal
dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan
terhadap proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
Studi literature dilakukan untuk memperoleh teori mengenai permasalahan
yang akan diteiti. Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya
akan akan diterapkan media pembelajaran, menyiapkan materi dan
perancangan media pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc, menyusun
instrumen penelitian berupa angket dan soal tes dan menganalisa instrumen
penelitian yang kemudian akan diterapkan dalam penelitian.
Tahap kedua dalam penelitian yaitu tahap pelaksanaan kegiatan, yang
akan dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah memberikan tes awal (pretest)
kemudian memberikan perlakuan (treatment) menggunakan jigsaw berbasis
wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya memberikan
perlakuan pada kelas XI RPL 2, selanjutnya memberikan tes akhir (postest)
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Memberikan angket kepada siswa
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran jigsaw
berbasis wifi ad hoc.
Tahap ketiga yaitu pengolahan dan analisis data. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini adalah mengolah data hasil pretest dan postest. Hasil
tes akan dibandingkan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah
diberikan perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat
peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran
jigsaw berbasis wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya
menghitung atau mengolah skor angket untuk mengetahui tanggapan siswa.
Hasil perhitungan semua data yang dianalisa kemudian diambil kesimpulan
berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Pembuatan laporan
penelitian dibuat berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain : (1) Metode observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, metode yang digunakan guru saat
7
mengajar, materi yang diberikan kepada siswa, serta kondisi lingkungan
sekolah. Untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan pembelajaran yang
sedang berlangsung dikelas digunakan indikator keaktifan siswa dikelas: (1)
Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya, (2) Terlibat dalam pemecahan
masalah, (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah, (5) Melatih diri dalam memecahkan
masalah atau soal, (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh
[22]. (2) Metode tes (pretest dan postest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa. (3) Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis
wifi ad hoc
Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari : uji instrument (uji
validitas dan uji reliabilitas). Análisis deskriptif untuk mengetahui rata-rata hasil
belajar siswa dan ketuntasan siswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi
ad hoc dimulai dengan memberikan pretest pada kelas eksperimen. Langkah
pertama yang dilakukan saat pembelajaran adalah mengenalkan siswa akan
metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc. Pengenalan metode
pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc ini berupa: (1) Pengenalan metode
pembelajaran jigsaw, (2) Pengenalan wireless fidelity ad hoc termasuk
bagaimana cara untuk pengaturan konfigurasi pada laptop dan cara mengganti
IP addres pada laptop.
Langkah pertama pada pertemuan guru mengawali pembelajaran
dengan mengucapkan salam, selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa.
Langkah kedua siswa diberikan soal pretest untuk mengetahui kemampuan
siswa sebelum diberikan treatmen. Langkah ketiga setelah mengerjakan
pretest, siswa dijelaskan mengenai metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi
ad hoc, langkah pelaksanaan serta tujuan dari pembelajaran dengan metode
pembelajaran jigsaw. Langkah keempat siswa dijelaskan cara pengaturan
konfigurasi laptop dan cara merubah IP addres. Pengaturan konfigurasi
laptop dan merubah IP addres dijelaskan supaya siswa secara mandiri dapat
membuat jaringan ad hoc, sehingga akan mempermudah proses
pembelajaran. Tahapan untuk pengaturan konfigurasi wifi ad hoc pada laptop
adalah : (1) Aktifkan terlebih dahulu WLAN pada laptop. (2) Klik kanan
gambar notifikasi jaringan pada taskbar. (3) kemudian pilih set up a wireless
ad hoc (computer-to-computer) network klik next. (4) Akan ada tulisan give
your network name and choose security option, kemudian isi nama dan jenis
security ( merupakan pilihan akan menggunakan password atau tidak). (5)
Pilih turn internet setting sharing dan klik close. Langkah selanjutnya adalah
mengatur sistem sharing yang ada pada laptop : (1) Masuk kedalam control
panel. (2) Klik open network and sharing center kemudian pilih change
advance sharing. (3) Kemudian turn on network discovery. (4) Turn on file
8
and printer sharing. (5) Langkah yang terakhir adalah turn off password
protected sharing. Jaringan ad hoc dapat melakukan proses sharing file
apabila berada dalam satu jaringan. Langkah selanjutnya yang digunakan
untuk merubah laptop menjadi satu jaringan harus mengganti IP addres yang
sesuai atau IP addres dalam satu jaringan. Pengaturan untuk mengganti IP
addres adalah: (1) Klik control panel pada taskbar. (2) Kemudian pilih view
network status and task. (3) Pilih change adapter setting. (4) Setelah itu klik
kanan gambar wi-fi akan keluar wi-fi properties. (5) Arahkan pointer pada
internet protocol versions 4 (TCP/IPv4) kemudian klik properties. (6) Ganti
pilihan pada TCP/IPv4 properties menjadi use the following IP addres. (7)
Ganti IP addres pada laptop pertama 192.168.2.2 kemudian laptop yang lain
menyesuaikan dengan mengisi urutan IP setelahnya seperti : 192.168.2.3,
192.168.2.4 dan seterusnya. (8) Setelah selesai mengganti IP kemudian ganti
subnet mask dengan cara klik pada kolom subnet mask (karena IP hanya
dalam satu jaringan maka subnet mask yang digunakan adalah yang secara
otomatis ada pada kolom biasanya yang dipakai 255.255.255.0) subnet mask
ini berlaku pada semua laptop.
Pertemuan selanjutnya guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek
kehadiran atau presensi siswa. Langkah selanjutnya tahap-tahap pembelajaran
metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc di pertemuan kedua adalah :
(1) Guru membagi siswa dibagi menjadi 7 kelompok, pembagian kelompok
dilakukan oleh guru supaya kelompok yang dihasilkan heterogen dengan
jumlah siswa sebanyak 5-6. (2) Setiap satu kelompok menyediakan satu
laptop untuk dikoneksikan yang akan menjadi sebuah jaringan ad hoc di
dalam kelas. (3) Tahapan berikutnya guru membagi file dalam bentuk video
dengan menggunakan transfer data jaringan ad hoc, kemudian siswa di
arahkan untuk menonton video pembelajaran tentang pengenalan sistem basis
data. (4) Tahapan berikutnya siswa diberikan materi, pembagian materi
dilakukan dengan transfer data menggunakan koneksi wifi ad hoc. (5) Materi
dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi bebrapa sub bab. (6) Siswa
di dalam kelompok ditugaskan membaca dan memahami materi pada sub
topik yang berbeda-beda. (7) Setiap kelompok ditugaskan untuk menjadi ahli
ke kelompok yang lain dan mempunyai sub bahasan yang sama akan
berkumpul dalam satu kelompok, kemudian siswa mendiskusikan materi yang
telah dipelajari (8) Tahapan berikutnya setiap diarahkan untuk membuat
rangkuman tentang materi yang sudah dipahami. Data hasil rangkuman di
shared menggunakan koneksi wifi ad hoc. (9) Anggota kelompok
menyiapkan strategi bagaimana caranya mengajarkan sub topik yang menjadi
bagian kelompoknya semula. (10) Setelah pembahasan selesai setiap anggota
kelompok kembali ke kelompok asal. (11) Tahapan yang terakhir siswa
kembali ke dalam kelompok asal dan berdiskusi menjelaskan hasil dari
diskusi kelompok ahli.
Pengelompokan dalam pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc yaitu :
(1) Guru membagi 38 siswa menjadi 7 kelompok dengan pertimbangan hasil
akademis dan jenis kelamin supaya kelompok yang dihasilkan heterogen. (2)
9
Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang mempunyai tingkat kemampuan
akademis tinggi sedang dan rendah. (3) Dalam setiap kelompok harus ada
perbedaan jenis kelamin maksudnya kelompok yang dihasilkan tidak hanya
siswa putri atau siswa putra saja.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar sistem
basis data diketahui bahwa : Pertama, selama proses pembelajaran
berlangsung siswa sebagian besar merasa kesulitan pada saat perpindahan
kelompok. Kedua, penjelasan siswa kepada teman di dalam kelompok belum
terlalu baik, karena belum terbiasa menyampaikan pendapatnya. Ketiga,
penggunaan metode pembelajaran jigsaw pada akhirnya membuat siswa
menjadi tertarik pada proses pembelajaran dikelas. Keempat, siswa menjadi
lebih aktif untuk memecahkan masalah bersama teman satu kelompok ahli
yang sudah dibentuk oleh guru. Kelima, siswa menjadi lebih aktif
mengajukan pertanyaan kepada guru maupun kepada teman yang berbeda
kelompok. Keenam, selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa
yang sibuk sendiri, karena siswa mempunyai tugas yang dibebankan untuk
segera diselesaikan. Ketujuh, pembelajaran jigsaw membuat mental siswa
menjadi lebih baik, karena adanya sesi menjelaskan pada siswa lain, secara
tidak langsung melatih keberanian siswa mengungkapkan pendapat.
Kedelapan, siswa harus mengutaran pendapat tentang materi pembelajaran
kepada teman yang lain. Kesembilan, materi yang dijelaskan menjadi lebih
mudah untuk dipahami siswa karena yang menyampaikan adalah temanya
sendiri. Tugas guru dalam metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc
hanya mengawasi agar setiap kelompok benar-benar melaksanakan kegiatan
pembelajaran berjalan dengan baik sekaligus memberikan pengarahan apabila
ada kelompok siswa yang bertanya. Guru memberikan pertanyaan seputar
diskusi yang dilakukan pada kelompok. Setelah akhir pembelajaran guru
memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari
oleh siswa.
Perhitungan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses
pembelajaran mengacu pada indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan
siswa pada saat pembelajaran diisi oleh guru dengan cara mengamati dan
mengisi lembar observasi indikator yang sudah disediakan. Metode
pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dapat meningkatkan keaktifan siswa
siswa dikelas dapat dilihat dalam tabel 3 pada halaman 10.
10
Tabel 3 Hasil perhitungan obervasi keaktifan siswa
No Indikator Persentase
1 Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya 100
2 Terlibat dalam pemecahan masalah 89.47
3 Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila
tidak memahami persoalan yang dihadapinya 73.68
4 Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah 86.84
5 Melatih diri dalam memecahkan masalah atau
soal 100
6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh
81.58
Total Presentase = Jumlah Indikator Terpenuhi
Jumlah Indikator keseluruhan x 100 88.59 %
Berdasarkan perhitungan tabel 3, cara penilaian untuk indikator
keaktifan aktivitas kelas adalah dengan mengisi checklist lembar observasi
kelas yang telah disediakan, penilaian dilakukan kepada setiap siswa apabila
pada saat pembelajaran berlangsung siswa melakukan sesuai yang ada pada
indikator adalah : (1) Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya, maksud
dari indikator adalah siswa ikut serta dalam proses pembelajaran apabila
siswa mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal. (2)
Terlibat dalam pemecahan masalah, maksud dari indikator adalah di dalam
kelas siswa ikut akti dalam menyelesikan masalah masalah yang sedang
dibahas dalam kelas. (3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila
tidak memahami persoalan yang dihadapi, maksud dari indikator adalah jika
tidak memahami materi berapa orang banyak siswa yang bertanya pada guru
atau bertanya pada siswa lain. (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperoleh untuk pemecahan masalah, maksud dari indikator adalah berusaha
mencari informasi atau cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
suatu soal dengan cara siswa mencari informasi dari materi yang diberikan
dari pengajar. (5) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah, maksud
dari indikator ini adalah siswa dapat melatih diri menjelaskan pada teman
kelompok dan menjawab apabila ada pertanyaan. (6) Menilai kemampuan
dirinya dan hasil yang diperolehnya, maksud dari indikator adalah menilai
kemampuan dirinya dengan mencoba mengerjakan soal setelah guru
menerangkan materi.
Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa total
prosentase keaktifan siswa dikelas XI RPL 2 sebesar 83.75 % masuk dalam
kategori sangat baik. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan daftar
yang berisi indikator kemudian siswa diamati setiap individu dengan mengisi
lembar observasi yang sudah dibuat. Hasil perhitungan menunjukan bahwa
efektifitas penggunaan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem
basis data. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran termasuk melengkapi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan oleh siswa. Guru juga memberitahukan kepada siswa bahwa pada
11
pertemuan berikutnya akan diadakan tes, siswa diminta untuk mempersiapkan
diri dengan baik. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Tahap terakhir dari penelitian guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru
mengarahkan siswa untuk duduk pada tempatnya masing-masing dengan
tertib. Siswa diarahkan untuk mengerjakan tes soal posttest yang telah
diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikn
treatmen. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal posstest hanya satu
jam pelajaran yaitu 45 menit. Guru mengawasi siswa dengan tujuan agar
siswa mengerjakan tes dengan tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama
dengan siswa yang lain. Kegiatan setelah selesai mengerjakan soal posttest
yang dibagikan oleh guru, siswa diarahkan untuk mengisi angket selama 15
menit. Hasil posstest digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi
ad hoc. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapakan salam.
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan sebuah aplikasi pengolah
data statistik. Hasil dari 25 soal yang diujikan didapat 20 soal valid dan 5 soal
tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal no 13,18,19,20,23 Soal
yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitas yang mempunyai ketentuan
jika Alpha > 0.05 maka data tersebut reliabel (konsistensi dari serangkaian alat
ukur). Hasil pengujian menunjukkan Alpha 0.865 > 0.05, maka soal dapat
dinyatakan reliabilitas „bagus‟.
Indikator keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
pretest dan posttest siswa. Hasil belajar siswa dikatakan tinggi apabila proses
pembelajaran yang dilakukan berhasil. Hasil belajar rendah apabila
pembelajaran yang dilakukan tidak berhasil [9]. Proses pelaksanakaan
pembelajaran dengan memberikan perlakuan metode pembelajaran jigsaw
berbasis wifi ad-hoc XI RPL 2 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini ditunjukkan pada hasil belajar nilai rata-rata kelas dari hasil pretest
60.65 menjadi 81,84 pada hasil postest. Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 4. Ketuntasan hasil belajar
Soal Kelas Jumlah siswa tuntas
Persentase ketuntasan
Keterangan
Pretest
Posttest
XI RPL 2 3 7% Tidak Tercapai
XI RPL 2 37 97% Tercapai
Presentase ketuntasan dapat pada tabel 4, hasil perhitungan persentase
ketuntasan untuk pretest diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar 3 siswa
atau prosentase 7% dan untuk posttest diperoleh siswa yang tuntas sebanyak
37 siswa atau persentase sebesar 97%. Berdasarkan jumlah persentase
12
ketuntasan dapat disimpulkan bahwa presentase ketuntasan posttest lebih
tinggi dibandingakan pretest. Berdasarkan hasil perhitungan gain dan
ketuntasan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna [20].
Angket ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad-hoc. Jumlah skor hasil pengumpulan
data yang diperoleh dari uji coba angket kelas XI RPL 2 yang berjumlah 38
siswa atau responden dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 item adalah
1520. Perhitungan hasil angket dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5 Perhitungan persentase per item pertanyaan
No Pernyataan Skor total jawaban
Presentase
1 Saya senang belajar basis data jika pembelajarannya dilakukan secara kelompok
122 8.02 %
2 Saya lebih mudah belajar basis data dengan model pembelajaran kelompok
113 7.43 %
3 Saya tidak takut bertanya jika saya tidak memahami materi basis data dengan model pembelajaran kelompok
108 7.10 %
4 Saya lebih paham dengan penjelasan dari teman
sekelompok dibandingkan guru 99 6.51 %
5 Saya senang mengerjakan soal basis data dengan cara
diskusi kelompok 126 8.28 %
6 Pembelajaran dengan media jigsaw berbasis wifi ad-hoc sangat membantu dalam proses pembelajaran
126 8.28 %
7 Media jigsaw berbasis wifi ad-hoc memudahkan
saya memahami materi yang ada 111 7.30 %
8 jigsaw berbasis wifi ad-hoc tidak membuat saya
merasa bosan dengan materi pembelajaran 97 6.38 %
9 Melakukan kerja kelomppok dan presentasi antar
kelompok memudahkan saya dalam mengingat materi yang diajarkan
115 7.56 %
10 Adanya model pembelajaran kelompok dan
pemanfaatan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
125 8.22 %
Total 1142 75.12 %
Hasil perhitungan berada pada interval setuju dan sangat setuju tetapi
lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan presentase skor sebesar 75.12 %.
Perhitungan secara jelas dapat dilihat dibawah ini :
13
Prosentase =Skor hasil pengumpulan data
1200 x 100 %
= 1142
1520 𝑥 100 %
= 75,12 %
Jumlah skor pengumpulan data adalah 1142 berada interval setuju dan
sangat setuju namun lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan persentase
skor sebesar 75.12% yang berarti penggunaan metode pembelajaran jigsaw
brbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan disetujui responden serta
layak digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran sistem basis data.
4. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa efektivitas
metode jigsaw berbasis wifi ad hoc berpengaruh positif terhadap kelas XI
RPL 2 SMKN 1 Tengaran. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang lebih senang
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Dalam pembelajaran
kelompok siswa yang cenderung malas dan bosan lebih dapat mengikuti
pembelajaran yang dilakukan dengan pembentukan kelompok menggunakan
metode jigsaw berbasis wifi ad hoc. Selain itu metode jigsaw berbasis wifi ad
hoc juga mendapatkan tanggapan positif dari siswa dan dapat membantu
dalam penyampaian materi dikelas. Metode jigsaw berbasis wifi ad hoc dapat
menarik perhatian siswa dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh
seperti yang terjadi pada saat masih menggunakan metode konvensional.
Hasil perhitungan nilai ketuntasan pada pretest kelas XI RPL 2 sebesar
7 % dan ketuntasan pada posttest menunjukan kenaikan yaitu sebesar 97 %
hasil ini menunjukan ketuntasan karena siswa yang tuntas <75 %. Hasil
ketuntasan kelas pada pretest sebesar 7 % sedangkan pada posttest meningkat
menjadi sebesar 97 %. Hasil tersebut menunjukan adanya kenaikan yang
signifikan antara kelas pretest dan posttest.
Hasil angket menunjukkan bahwa efektivitas metode pembelajaran
jigsaw berbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan dapat diterima
siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan total skor 1142 dari total
maksimal skor kriteria 1520. Perhitungan persentase angket menunjukkan
75.12%, hal ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap metode
pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc adalah positif.
5. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka disarankan
pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan
memperbaiki apabila ada kekurangan dalam penelitian ini. Disarankan juga
supaya penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi pada proses
pembelajaran. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah. Variasi dalam proses pembelajaran akan
14
menimbulkan suatu keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang
tidak dapat diselesaikan atau sulit asalkan siswa mau mempelajarinya.
6. Daftar pustaka
[1] Kamsinah, (2008) Metode Dalam Proses Pembelajaran, Lentera
Pendidikan, Vol. 11, No. 1, pp 101-114
[2] Isjoni .(2013). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan
Belajar Berkelompok, Bandung :Alfabeta.
[3] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif,
Jakarta : Prenada Media Group
[4] Kurnianingtyas, Y.l., & Nugroho, A.M. (2012). Implementasi Strategi
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk
Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 [5] Gerlach dan
Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second
Edition, by V.S
[5] Pramono, S.H., & Haryanto. (2009). Pencapaian Kompetensi
Mahasiswa D3 Teknik Elektro Pada Mata Kuliah Praktek Sistem
Mikroprosesor Dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw . Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009,
hlm. 79 - 90. Retrieved from
[6] C.Y.Chang, J.P.Sheu& T.W.Chan (2003) Concept and design of ad
hoc and mobile classroom, journal of computer Assisted learning 19,
pp 336-346
[7] Yung C dan Ping Sheu (2002) Design and implementation of ad hoc
Clasroom and eSchoolbag Systems for Ubiquitos learning,
proceeding of the IEEE international workshop and wireless and
mobile technologies in education IEEE.
[8] Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah
Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT.
Rambang Dengan Menggunakan Model CPIC Model. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hal : 1-23
[9] Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara.
[10] Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Psikologi Inteligensi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[11] Suyanto, Wardan. (2013, Juni). Penggunaan Efi Scanner Sebagai
Media Pembelajaran Untuk Menigkatkan Minat, Motivasi, dan
Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.03, No 02, pp
192-209
15
[12] Sadiman, A.s., dkk (2012) Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja
Grafindo persada
[13] Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
[14] Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic
Approach. Second Edition, by V.S
[15] Tanireja, Tukiran., dkk (2012) Model-model Pembelajaran inovatif.
Bandung : Alfabeta.
[16] Kusharyani, (2009) penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan metode pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan
penguasaan konsepdalam pembelajaran akuntansi siswa kelas xi is 5
sma negeri 8 surakarta tahun ajaran 2008/2009. fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret Surakarta
[17] Sugeng, W. (2005). Instalasi Wireless LAN, Bandung : Informatika
Bandung..
[18] S‟to. (2007). Wireless Kung Fu Networking & Hacking. Jakarta :
Jasakom.
[19] Riduwan, (2013). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis,Bandung :
Alfabeta.
[20] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
D, Bandung: Alfabeta.
[21] Arikunto, Suharsimi. (2010). prosedur penelitian suatu pendekatan
praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta
[22] Yahya, Anna., Siswandari., dan Sumaryati, S., (2013, Oktober)
Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Akuntansi
Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Dengan Media Kartu.
Jurnal Pendidikan UNS, Vol 2, No 1 Hal 169 s/d 179