Post on 03-Mar-2019
EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA HEPAR TIKUS
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Disusun oleh :
Alfi Syahri Lubis
NIM: 11141030000007
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017/1439 H
LEMBAR PERNTYATAATY KEASLIAN KARYA
Dengan ini nrenyatakan traliwa:
Lryuran penelitian ini merupaka hasil krya asli saya ymg diqiunarrL untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gslar sarjanakedokteran di IIIN Syarif Hidayatullall
Jakarta,
Semua suruber dayaya*g saya gunakan dalam penulisan ini telah sa5ra,cantumkan sesuai
dengim.ketenhran yang berlaku di UIN SyarifIlidayatullah Jakarta.
Jika dikenrudiar,r hari terbukti bahrra karyaini bukan karya,asli saya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, naaka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UINSyeuif Hidayatullah Jskarta.
05 Novenrber 2017
Alfi Syahri Lubis
1.
2.
3.
EFEK EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA HEPAR TIKUS
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked)
Oleh
Alfi Syahri Lubis
NIM: 11141030000007
Pembimbing I
NrP. 19720406 2003t2 2 005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1439H12017M
. Biomed
Pembimbingll
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian berjudul EFEK BAWANG BAWANG PUTIH (Allium sativum)TERIIADAP KADAR TRIGLISERIDA HEPAR TIKUS yang diajukan oleh AlfiSyahri Lubis (NIM 11141030000007), telah diujikan dalam sidang di FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 23 November 2017. Laporan penelitian ini telahditerima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) padaProgram Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.
Ciputat, 23 November 2017
Dr. Endah
1009 200501 2 005 NIP. 19720406 2003t2 2 00s
Penguji IlW
PDEWAN
dr.Hari Hendarto, SpPD, PhD, FINASIMNrP. 19651123 2003t2 t 003
Chris Adhiyanto, S.Si, M.Biomed, PhDNrP. 19690511 200312 I 001
PIMPINAN FAKULTAS
dr. NouNIP. I
IV
Dr. EnNIP. 1
if Sumantri, S.KM, M.Kes1103 200604 1 001
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Selama penelitian ini, saya telah
mendapatkan bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan
terima kasih peneliti haturkan kepada:
Prof. Dr. Arif Sumatri, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ibu Endah Wulandari, M.Biomed, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah memberikan masukan
dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam melakukan penelitian dan
menyusun laporan penelitian ini.
Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed selaku pembimbing 2 yang telah memberikan masukan dan
nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam melakukan penelitian dan menyusun
laporan penelitian ini.
Bapak Chris adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab (PJ) modul riset PSKPD
2014 yang selalu mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan
penelitian.
Ibu Ayi selaku laboran di laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu peneliti selama melakukan penelitian dan pengambilan data.
Kedua orang tua tercinta Abdul Azis Lubis dan Holilah Nasution yang selalu mencurahkan kasih
sayang, perhatian, doa, motivasi dan dukungan kepada saya.
Kedua adik saya Wahyuni Zakiah Lubis dan Miya Wanda Halimah Lubis yang senantiasa
mendoakan, memberi motivasi dan arahan kepada saya.
Sepupu saya Andika Hidayat Lubis, Suci Ramadhani Lubis, Dhinil Arifah Lubis dan
Zulkariansyah Lubis, Afrizal Lubis, Afifah Annamira Lubis, Robiatul Adwiyah Lubis, Riska
Nasution yang selalu membantu, memberi dukungan, motivasi, doa dan arahan kepada saya.
Kepada teman sekelompok riset Fadhilah Riafiana, Ishlahiyatin N, Annisa Triana yang selalu
menemani dan memberi dukungan kepada saya.
Kepada teman saya Henny Wahyuni terima kasih atas dukungan, motivasi, doa dan bantuan serta
arahan kepada saya. Semoga kita menjadi dokter yang sukses kedepannya.
Asiah Muthiiah yang selalu membantu, memberi dukungan, motivasi, arahan dan semangat yang
diberikan kepada saya. Semoga kita menjadi dokter yang sukses kedepannya.
vi
Laelatul Sofiah terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat dan arahan kepada saya. Semoga
kita menjadi dokter yang sukses kedepannya.
Rahmy Humaidah terima kasih atas dukungan, motivasi dan semangat yang diberikan kepada
saya.
Rahmawati Ayu Pratiwi dan Dewi Mutiara yang selalu membantu, memberi dukungan, motivasi,
semangat serta arahan kepada saya. Semoga kita menjadi dokter yang sukses kedepannya.
Widya Lestari N yang selalu membantu, memberi dukungan, motivasi, serta arahan kepada saya.
Semoga kita menjadi dokter yang sukses kedepannya.
Teman-teman PSKPD 2014 terima kasih atas kerja sama, dukungan dan semangat yang
diberikan.
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan agar penelitian ini dapat terus dilanjutkan dan
bermanfaat untuk berbagai pihak. Demikian laporan penelitian ini, semoga dapat bermanfaat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ciputat, 5 November 2017
vii
ABSTRAK
Alfi Syahri Lubis. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum) terhadap Trigliserida Hepar Tikus. 2017
Latar belakang: Bawang putih adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Bawang
putih mengandung zat aktif allisin yang dapat meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar
LDL dan trigliserida. Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh. Pada keadaan tertentu hepar
tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga hepar mudah mengalami kerusakan. Tujuan: Untuk
mengetahui efek ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap trigliserida hepar. Metode:
Tikus diberi dosis ekstrak bawang putih (0, 50, 100 dan 150 mg/kgBB) selama 30 hari. Kadar
trigliserida hepar diukur dengan spektofotometer, dan dihitung menggunakan rumus trigliserida.
Hasil: Bawang putih dosis 50 dan 150 mg/kgBB menurunkan kadar trigliserida (1,52; 3,79
mg/dl). Bawang putih dosis 100 mg/kgBB meningkatkan kadar trigliserida (6,26 mg/dl).
Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis didapatkan peningkatan pada kadar trigliserida pada
pemberian ekstrak bawang putih (p < 0,05). Kesimpulan: Kadar trigliserida hepar menurun pada
pemberian ekstrak bawang putih dengan dosis 50 dan 150 mg/kgBB, sedangkan pada pemberian
ekstrak bawang putih dengan dosis 100 mg/kgBB meningkat.
Kata kunci: Tanaman Bawang Putih, Trigliserida, Hepar
Alfi Syahri Lubis. Medical Study Program and Doctor Profession. The Effect of Garlic Extract
(Allium sativum) on the Rat of Triglyceride Hepar. 2017
Background: Garlic is a growing plant in Indonesia. Garlic contains allisin active substances
that can increase HDL levels and lower LDL and triglyceride levels. Hepar is the largest organ
inside the body. In certain circumstances hepar can not function properly, so hepar is easily in
damaged. Purpose: To know the effect of garlic extract (Allium sativum) to triglyceride hepar.
Method: Rats were given a dose of garlic extract (0, 50, 100 and 150 mg/kgBB) for 30 days.
Levels of liver triglycerides were measured with a spectrophotometer, and were calculated using
the triglyceride formula. Results: Garlic dose 50 and 150 mg / kgBB decreased triglyceride
levels (1.52; 3.79 mg/dl). Garlic dose 100 mg/kgBB increased triglyceride levels (6.26 mg/dl).
Based on Kruskal Wallis test results obtained an increase in triglyceride levels in the extract of
garlic (p <0.05). Conclusions: Triglyceride levels decreased in the application of garlic extract at
doses of 50 and 150 mg/kgBB, whereas in the application of garlic extract at doses of 100
mg/kgBB increased.
Keywords: Garlic Plants, Triglycerides, Hepar
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3Hipotesis ................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2
1.5 Manfaat penelitian ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih ............................................................................................................ 3
2.1.1 Morfologi Bawang putih .................................................................................. 4
2.2 Hepar ......................................................................................................................... 7
2.3Trigliserida ................................................................................................................. 8
2.4 Kerangka Teori ....................................................................................................... 11
2.5Kerangka Konsep ..................................................................................................... 12
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu danTempat Penelitian ........................................................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 13
3.2.1 Alat Penelitian ....................................................................................................... 13
3.2.2 Bahan Penelitian .................................................................................................... 13
3.3 Rancangan Penelitian ....................................................................................................... 14
3.3.1 Besar Sampel .......................................................................................................... 14
3.3.2 Dosisdan Cara Perlakuan ........................................................................................ 14
3.4 Prosedur kerja .................................................................................................................. 14
3.4.1 Penyiapan Serbuk.................................................................................................... 14
3.4.2 Penyiapan Hewan Uji ............................................................................................. 14
3.4.3 Terminasi dan Pengukuran Parameter .................................................................... 14
ix
3.4.4 Pembuatan Homogenat ........................................................................................... 15
3.4.5 Analisis Trigliserida ................................................................................................ 15
3.5 Analisis Data .................................................................................................................... 15
3.6 Definisi Operasional ........................................................................................................ 15
3.7 Alur Penelitian ................................................................................................................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 19
2.2 Saran ................................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 20
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 22
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Gizi Bawang Putih .......................................................................................... 5
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1Tanaman Bawang Putih ...................................................................................................... 3
2.2 Anatomi Hepar ................................................................................................................... 7
2.3 Sintesis Trigliserida ........................................................................................................... 9
4.1 Grafik kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley setelah pemberian
ekstrak bawang putih .............................................................................................................. 17
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Determinasi Tumbuhan ...................................................................................... 22
2. Hasil Uji Etik Penggunaan Hewan Percobaan ............................................................. 23
3. Pembuatan Ekstrak Bawang Putih ............................................................................... 24
4. Perhitungan Dosis ........................................................................................................ 25
5. Alat dan Bahan ............................................................................................................. 26
6. Hasil Dokumentasi Penelitian ...................................................................................... 28
7. Tabel Hasil Statistik ..................................................................................................... 29
8. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................................. 30
xiii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
1. DADS: diallil-disulfida
2. DAS: diallil sulfide
3. SAMC: S-allilmerkaptosistein
4. LDL : Low Density Lipoprotein
5. HDL: Hight Density Lipoprotein
6. VLDL: Very Low Density Lipoprotein
7. TG: Trigliserida
8. PBS: Phosphate Buffer Salin
9. NA CMC: Natrium Karboksil Metil Selulosa
10. mcg: microgram
11. Kcal: kilocalori
12. IU: internasional unit
13. KJ: kilojoule
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dengan berat kurang lebih 1,5 kg.
Hepar berperan dalam metabolisme tubuh, antara lain metabolisme karbohidrat,
metabolisme lemak, protein, tempat penyimpanan vitamin dan besi.1
Pada keadaan tertentu
hepar tidak dapat berfungsi secara baik, faktor penyebab kerusakan hepar antara lain
konsumsi alkohol, perlemakan hati, sirosis hati dan hepatitis.
Sebagian besar lipid yang terdapat didalam tubuh terdiri dari 98-99% trigliserida. Kadar
lipid jika berlebihan dapat mengakibatkan dislipidemia, yang merupakan kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan adanya peningkatan ataupun penurunan fraksi
lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama yaitu kenaikan kadar kolesterol total,
Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, serta penurunan High Density Lipoprotein
(HDL).2
Dalam tubuh, lemak disimpan dalam bentuk trigliserida, yang berfungsi sebagai
sumber energi. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan
memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam
pembuluh darah. Tingginya kadar trigliserida dapat meningkatkan resiko terjadinya
penyakit jantung, terutama pada orang yang memiliki kadar kolesterol HDL yang rendah
dan kadar kolesterol LDL yang tinggi, terutama pada penderita DM tipe 2. Selain itu, kadar
trigliserida yang tinggi dapat memperberat efek buruk, menyebabkan kadar kolesterol yang
tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes sehingga terjadi penyakit jantung dan stroke.
Kadar trigliserida yang sangat tinggi juga diduga berhubungan dengan terjadinya
peradangan pada organ hepar.3
Allium sativum (bawang putih) adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia.
Bawang putih di percaya memiliki senyawa antioksidan. Bawang putih di informasikan
memiliki manfaat sebagai pengobatan untuk hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes,
rheumatoid arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan atherosclerosis, dan juga
sebagai penghambat pertumbuhan tumor. Bawang putih juga memiliki potensi
farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik.4
Bawang putih mengandung zat aktif allisin merupakan senyawa larut air yang
mengandung sulfur. Senyawa ini akan melepaskan hidrogen sulfida yang menghasilkan
2
bau dan rasa yang khas. Aktivitas pada sistem hidrogen sulfida ini dapat menyebabkan
efek vasodilatasi pembuluh darah, menstimulasi katabolisme lemak dan menurunkan kadar
kolesterol tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL dan
trigliserida. Penelitian lain meyebutkan bahwa bawang putih secara signifikan dapat
mengurangi aktivitas HMG KoA sehingga dapat menekan jumlah kolesterol.5
Pada penelitian Mader (2015) yang dilakukan pada 261 pasien dengan kadar
kolesterol atau trigliserida lebih dari 200 mg/dl didapatkan bahwa pemberian bawang putih
dengan kandungan allisin 1,3% dapat menurunkan kolesterol total rata-rata sebesar 12%
dan kadar trigliserida darah sebesar 17%.6 Pada penelitian Yeh dan Liu (2001) pemberian
ekstrak bawang putih untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah dengan kandungan
4000 µg allisin dapat menurunkan kadar kolesterol total di darah antara 10-12%, LDL
turun sekitar 15%, HDL naik sekitar 10% dan trigliserida turun 15%.7
Belum ada informasi
terhadap kadar trigliserida di hepar sebagai pusat metabolisme lipid sehingga dilakukan
penelitian efek bawang putih (Allium sativum) terhadap kadar trigliserida terhadap hepar.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak bawang putih
(Allium sativum) terhadap trigliserida hepar ?
1.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan
kadar trigliserida hepar
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih (Allium
sativum) terhadap kadar trigliserida hepar
1.5 Manfaat penelitian
1. Pendidikan
Mendapat informasi peran bawang putih terhadap kadar trigliserida hepar
2. Penelitian
Informasi berkaitan dengan penggunaan bawang putih dan kadar trigliserida dapat
dijadikan data untuk penelitian selanjutnya
3. Pelayanan kesehatan
Kaitan bawang putih dengan kadar trigliserida dapat dijadikan dasar strategi
penatalaksanaan kasus-kasus fungsi hepar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih (Allium sativum L)
Bawang putih merupakan bahan penyedap makanan, berupa tanaman umbi dari
genus allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Bawang putih digunakan oleh
manusia selama lebih dari 7000 tahun, terutama tumbuh di Asia tengah, Asia, Afrika dan
Eropa. Sejak zaman Mesir kuno, bawang putih digunakan sebagai campuran masakan
maupun pengobatan. Bawang putih tumbuh berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi
30-75 cm. Umbi dari tanaman bawang putih menjadi bahan untuk bumbu masakan.
Bawang putih banyak mengandung sulfur, senyawa aktif salah satunya disebut allisin yang
membuat bawang putih terasa getir.8
Gambar 2.1 Tanaman bawang putih (Allium sativum).9
Klasifikasi tanaman bawang putih antara lain8:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L
4
2.1.1. Morfologi bawang putih
Bawang putih (Allium sativum) adalah merupakan tanaman berumpun yang
memiliki ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di daerah pegunungan
yang cukup mendapat sinar matahari.8 Adapun morfologi dari tanaman bawang putih
sebagai berikut:
a. Daun
Daun berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang
dimiliki oleh tiap tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata,
tidak berlubang, runcing diujung atasnya dan agak melipat kedalam
b. Batang
Batang bawang putih merupakan batang semu, panjang (bisa mencapai 30 cm)
tersusun pelepah daun yang tipis, namun kuat.
c. Akar
Akar terletak di batang pokok atau bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi yang
berbentuk cakram. Sistem perakarannya akar serabut, pendek, menghujam ke
tanah, mudah goyang dengan air dan angin berlebihan.
d. Siung dan umbi
Bagian bawah, tepatnya diantara daun muda dekat pusat batang pokok, terdapat
tunas, dan dari tunas inilah umbi-umbi kecil yang disebut siung muncul. Hampir
semua daun muda yang berada didekat pusat batang pokok memiliki umbi.8
Bawang putih memiliki setidaknya 33 komponen sulfur, beberapa enzim, 17 asam
amino dan banyak mineral, contohnya selenium. Bawang putih memiliki komponen sulfur
yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies allium lainnya.10
Adapun komponen aktif
bawang putih adalah allisin, scordinine glycoside, scormine, thiocornim, vitamin B,
vitamin C, niacin, s-ade nocyl methionine, s-s bone (benzoyl thiamine disulfide) dan
organik germanium yang masing-masing mempunyai kegunaan berbeda. Dua senyawa
organosulfur paling penting dalam bawang putih adalah asam amino non-volatil gamma-
glutamil-s-alk(en)il-L-sistein dan minyak atsiri s-alk(en)il-sistein sulfoksida.
5
Tabel 2.1. Informasi kandungan gizi bawang putih
Kandungan Satuan Nilai kandungan per 100 gram
Air g 58,58
Energi Kcal 149
Energi kJ 623
Protein g 6,36
Total lemak g 0,50
Karbohidrat g 33,06
Serat g 2,1
Gula total g 1,00
Mineral
Kalsium mg 181
Besi, Fe mg 1,70
Magnesium, Mg mg 25
Kandungan Satuan Nilai kandungan per 100 gram
Fosfor, P mg 153
Kalium, K mg 401
Natrium, Na mg 17
Zinc, Zn mg 1,16
Copper, Cu mg 0,299
Mangan, Mn mg 1,672
Selenium, Sn mcg 14,2
Vitamin
Vit C, total asam askorbat mg 31,2
Vit B6 mg 1,235
Beta karotin mcg 5
Vit A, IU IU 9
Vit E, (alpha-tocopherol) mg 0,08
Vit K, (phylloquinone) mcg 1,7
Asam amino
Tryptophan g 0,066
Threonine g 0,157
Isoleusin g 0,217
Leusin g 0,308
Metionim g 0,076
Sistin g 0,065
Lisin g 0,273
(Sumber : United States Departement of Agriculture, 2010).12
Senyawa gamma-glutamil-s-alk(en)il-L-sistein akan mengalami proses reaksi pemecahan
dengan bantuan enzim gamma-glutamil-transpeptidase dan gamma-glutamil-
peptidaseoksidase, akan menghasilkan allin.11
Reaksi enzimatis yang terjadi dari gamma-
glutamil-s-alk(en)il-L-sistein, akan mengahasilkan baninhyak senyawa turunan melalui dua
6
cabang reaksi, yaitu jalur pembentukan thiosulfinat dan s- allil sistein (SAC). Senyawa
allisin akan dihasilkan dari jalur pembentukan thiosulfinat. Dari jalur ini senyawa allisin
akan dihidrolisis oleh enzim allinase yang menghasilkan kelompok allil sulfida, dithiin,
ajoene dan senyawa sulfur lainnya. Adapun kandungan gizi lain yang terkandung dalam
100 gram bawang putih dapat dilihat pada tabel 2.1.
Bawang putih selain sebagai bumbu masakan, juga berperan sebagai berikut:
a. Pada metabolisme lemak dan kolesterol
Bawang putih membantu metabolisme lemak dan menurunkan kadar kolesterol
tubuh. Hal ini disebabkan adanya suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan
membantu mencegah penggumpalan darah. Meningkatkan kolesterol HDL dan
menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida. Melindungi pembuluh darah dan
jantung. Secara signifikan menghambat aktivitas HMG KoA dan enzim lainnya.5
Dialil-disulfida (DADS) pada bawang putih mempunyai rantai allil yang dengan
mudah akan tereduksi menjadi rantai propyl yang jenuh, sehingga akan menurunkan
kadar NADH dan NADPH yang penting untuk sintesis trigliserida dan kolesterol.13
b. Terhadap proses oksidasi sel kanker
S-allilmerkaptosistein (SAMC) yang terdapat pada bawang putih dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan dalam bawang putih memiliki sifat
anti-oksidan yang kuat, karena memiliki komponen sulfur yang dapat menghambat
pertumbuhan tumor.5
c. Terhadap kardiovaskular
Bawang putih dapat memperbaiki keseimbangan profil lipid, mempengaruhi
tekanan darah, menginhibisi fungsi platelet, antioksidan dan aktivitas fibrinolisis.5
7
2.1 Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang
lebih 1,5 kg.1 Hepar adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.
14
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak dibagian atas kavitas abdominalis tepat di
bawah diafragma. Hepar dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus
kuadratus, lobus kaudatus. Masing-masing lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang
merupakan unit fungsional dasar dari hepar.
Gambar 2.2 Anatomi hepar.15
Suplai darah pada hati (70% - 80%) berasal dari vena porta yang berasal dari
lambung, usus, dan limpa, sisanya (20% - 30%) disuplai oleh arteri hepatika. Seluruh zat
yang diserap melalui usus tiba dihati melalui vena porta hepatika, kecuali kilomikron yang
diangkut melalui pembuluh limfe. Posisi hati dalam sistem sirkulasi sangat optimal untuk
menampung, mengubah dan mengumpulkan metabolit dari darah. Pengeluaran ini terjadi
dalam empedu, suatu sekret eksokrim dari hati yang penting untuk pencernaan lipid di
8
usus. Hati juga menghasilkan protein plasma, seperti albumin, fibrinogen dan berbagai
protein pembawa lainnya.16
Secara keseluruhan, hepar dibentuk oleh sekitar 100.000 lobulus dengan struktur
serupa dan terdiri dari hepatosit, saluran sinusoid yang dikelilingi oleh endotel vaskuler
dan sel Kupffer yang merupakan bagian dari sistem retikuloendotelial. Struktur ini
berbentuk heksagonal dengan diameter 1-2 mm yang mengelilingi vena sentral. Pada tiap
sudut struktur heksagonal terdapat traktus portal yang masing-masing mengandung
cabang-cabang arteri hepatika, vena porta dan duktus biliaris intrahepatik. Fungsi hepar
antara lain:
a. Pengambilan komponen bahan makanan yang dihantarkan dari saluran
cerna melalui pembuluh porta kedalam hepar.
b. Biosintesis senyawa-senyawa dalam tubuh, penyimpanan, perubahan dan
pemecahan menjadi molekul yang dapat di eksresikan.
c. Menyediakan secara tetap metabolit dan bahan-bahan pembentuk yang
kaya energi bagi organisme.
d. Detoksifikasi senyawa-senyawa toksik melalui biotransformasi.
e. Eksresi bahan-bahan bersama-sama dengan empedu, dan pembentuk serta
pemecahan dari banyak komponen plasma darah.
Hepar manusia dan hepar tikus memiliki kesamaan. Hepar tikus terdiri dari 4
lobus utama yang saling berhubungan di sebelah belakang. Lobus tengah dibagi menjadi
kanan dan kiri oleh bifurcartio yang dalam. Lobus belakang terdiri dari dua lobus
berbentuk daun yang berada disebelah dorsal dan ventral dari oesophagus sebelah
kurvatura dari lambung. Tikus tidak mempunyai kandung empedu. Struktur dan komponen
hepar tikus sama dengan mamalia lainnya tersusun dari vena sentralis, sinusoid dan
hepatosit.17
2.3. Trigliserida
Trigliserida atau trigliserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan di dalam
makanan. Senyawa ini berperan dalam transport dan penyimpanan lipid serta pada
berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan hiperlipoproteinemia. Trigliserida harus
dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum
9
dapat dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses lipolisis ini terjadi di jaringan
lemak disertai pembebasan asam lemak bebas kedalam plasma, tempat asam-asam ini
berikatan dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh
jaringan tempat asam-asam ini di oksidasi atau mengalami re-esterifikasi.18
Lemak dalam zat makanan umumnya terdiri dari tiga gugus asam lemak dengan
gliserol dikenal sebagai trigliserida. Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang
terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh.19
Trigliserida di bentuk dari gliserol dan
lemak yang berasal dari makanan dengan rangsangan insulin atau kelebihan dari kalori
akibat makanan berlebihan. Kelebihan kalori akan diubah menjadi trigliserida dan
disimpan sebagai lemak dibawah kulit.20
Trigliserida tidak hanya berasal dari lemak makanan, tetapi juga berasal dari
makanan yang mengandung karbohidrat. Trigliserida juga merupakan komponen lipid
yang berperan dalam proses metabolisme lipid di dalam tubuh. Kadar trigliserida,
kolesterol total, dan LDL dalam darah harus rendah. Kadar trigliserida yang ada didalam
darah dipengaruhi oleh kadar lemak yang dicerna dari makanan atau banyaknya lemak
yang masuk dari luar tubuh.21
Gambar 2.3 Sintesis trigliserida.22
10
Sintesis trigliserida terjadi di hati dan di jaringan lemak. Di hati, glycerol-3-
phosphate yang dihasilkan dari glikolisis bereaksi dengan asil lemak koA untuk
membentuk asam fosfatidat. Hal ini berlangsung dalam dua tahap yang dikatalisis oleh
gliserol 3-fosfat asiltransferase dan 1 asilgliserol 3-fosfat asiltransferase. Defosforilasi
asam fosfatidat menghasilkan diasilgliserol untuk membentuk trigliserida. Kemudian,
trigliserida dikemas bersama kolesterol, fosfolipid, dan protein membentuk VLDL. VLDL
diolah didalam kompleks golgi sel hati dan disekresikan ke dalam darah. Residu asam
lemak dari trigliserida disimpan dalam jaringan lemak. Asam lemak masuk ke dalam sel
lemak dan diaktifkan, membentuk asil lemak koA, yang bereaksi dengan glycerol-3-
phosphate untuk membentuk trigliserida. Pengaturan biosintesis trigliserida, didorong oleh
ketersediaan asam lemak bebas. Asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya diubah
menjadi fosfolipid. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan
untuk sintesis trigliserida.18
Pencernaan dan penyerapan trigliserida rantai panjang merupakan proses yang
sangat efisien. Proses tersebut melibatkan beberapa langkah tertentu yaitu emulsifikasi dan
hidrolisis oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan monoasilgliserol. Pencernaan lemak
pangan yang efisien membutuhkan lipase dan asam empedu sebagai bahan tambahan pada
lipase trigliserida. Asam empedu diperlukan untuk penyerapan hampir sempurna lemak
pangan yang secara normal terjadi meskipun asam empedu tidak secara mutlak diperlukan
untuk penyerapan lemak pangan.23
Akumulasi trigliserida pada jaringan lemak dapat menyebabkan obesitas.24
Kadar
trigliserida yang tinggi dan defisiensi lipase dapat meningkatkan faktor resiko penyakit
jantung koroner. Peningkatan resiko tersebut dibuktikan terutama melalui penurunan
HDL.25
Kadar trigliserida yang menurun dapat dihubungkan dengan resiko penyakit
jantung koroner (PJK) yang lebih rendah.
11
2.4 Kerangka teori
Kadar Trigliserida ↓
Terjadi penuranan
kadar NADH dan
NADPH di darah
tikus
DADS
Senyawa aktif
Bawang putih
Rantai allil
tereduksi
Allisin
(DAS)
Menjadi
rantai propil
yang jenuh
Berkompetisi
dengan asetat
Mereduksi
masukan
asetil KoA
Sintesis
trigliserida
Fungsi
metabolisme lipid
Hepar Darah
Trigliserida ↓
12
2.5 Kerangka konsep
Bawang putih senyawa aktif
allisin
Metabolisme
trigliserida Trigliserida ? Fungsi hepar
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Desain penelitian ini merupakan eksperimental, penelitian ini merupakan
penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Rifdah (2013) yang melakukan penyiapan hewan
uji, pembuatan ekstrak bawang putih, perlakuan pada hewan uji dengan pemberian dosis 0,
50, 100, 150 mg/kgBB ekstrak bawang putih dan terminasi hewan uji. Penelitian efek
ekstrak bawang putih terhadap trigliserida hepar dilakukan pada bulan Februari 2017
sampai dengan oktober 2017. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat Penelitian
Pada penelitian ini alat yang digunakan yaitu: sarung tangan, masker, gelas ukur,
tabung reaksi, timbangan analitik (AND GH-202), mikropipet, mikrotube, spatula, sendok,
pinset, spektofotometer, sentrifuge, kompor listrik, tisu, freezer.
3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan uji yang digunakan adalah bawang putih lokal (Allium sativum L) yang
sudah dihaluskan. Varietas lumbu kuning yang diperoleh dari kecamatan Tawangmangu,
kabupaten Karang Anyar, provinsi Jawa Tengah. Bahan uji juga telah di deteminasi di
“Herbarium Bogoriens” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Selain itu bahan uji yang digunakan adalah reagen
trigliserida R 1 sebagai enzim reagen yang berisi PIPES buffer (pH 7.5) 50 mmol/l, 4-
chlorophenol 5mmol/l, 4-aminoantipyrine 0.25 mmol/l, Magnesium ions 4.5 mmol/l, ATP
2 mmol/l, Lipases ≥ 1.3 U/ml, Peroxidase ≥ 0.5 U/ml, Glycerol kinase ≥ 0.4 U/ml,
Glycerol-3-phosphate oxidase ≥ 1.5 U/ml dan R 2 sebagai standard yang berisi
Triglicerides 200 mg/dl.
Bahan kimia yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pakan tikus (pellet, aquadest),
suspending agent untuk mensupresi ekstrak (natrium karboksi metal selulosa
BLANOSE®7M1F), terminasi tikus (eter), dan diluen (phospate buffer saline). Dengan
14
hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Ratus norvegicus) jantan
galur sprague dawly berumur 7-8 minggu dengan berat badan 250-350 gram yang
diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.
3.3 Rancangan Penelitian
3.3.1. Besar Sampel
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan beberapa kondisi perlakuan. Perlakuan dikelompokkan menjadi 4 bagian
dengan 5 ekor tikus putih jantan galur sprague Dawley dalam setiap kelompok. Empat
kelompok tersebut terdiri dari satu kelompok kontrol dan tiga kelompok yang diberikan
serbuk kering/ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dengan tiga dosis berbeda. Jumlah
sampel menggunakan rumus: (t-1) (n-1) > 15, T = jumlah kelompok, N = jumlah sampel.26
3.3.2. Dosis dan Cara Perlakuan
Dosis yang digunakan pada penelitian kadar trigliserida yaitu 50, 100 dan 150
mg/kgBB per hari dan untuk suspensi ekstrak diberikan secara oral menggunakan sonde,
pada kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa kandungan ekstrak. Setiap kali
akan diberikan perlakuan, tikus ditimbang terlebih dahulu kemudian dibuat perhitungan
dosis sesuai dengan berat badan tikus. Lamanya waktu perlakuan yaitu selama 30 hari.27
3.4. Prosedur Kerja
3.4.1. Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague Dawley
berumur 7-8 minggu dengan berat badan 200-350 gram diaklimatisasi selama dua minggu
agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selama proses adaptasi, dilakukan
pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat badan.
3.4.2. Terminasi dan Pengukuran Parameter
Semua kelompok sampel tikus jantan putih galur Sprague Dawley diterminasi
pada hari ke 30 dengan cara dimasukkan kedalam toples yang telah dijenuhkan dengan uap
eter, setelah itu dibedah untuk diambil heparnya. Hepar ditimbang kemudian disimpan
dalam lemari pendingin hingga saat dilakukannya pengujian.
15
3.4.3 Pembuatan Homogenat
Siapkan potongan 50 mg jaringan hepar yang diambil dari hepar tikus, kemudian
dimasukkan kedalam tube. Tambahkan Phospate Buffer Saline (BPS) dengan pH 7
sebanyak 1 ml lalu homogenasi. Bisa segera dilakukan pengujian atau simpan dalam
lemari pendingin pada suhu 4o C sampai siap digunakan.
3.4.4 Analisa Trigliserida
Siapkan reagen trigliserida, sampel, dan standar. Sampel homogenat yang telah
dibuat di sentrifuse dengan kecepatan 4000 selama 10 menit. Ambil sampel yang telah di
sentrifuse sebanyak 10 µl dimasukan ke dalam tabung reaksi, campurkan dengan reagen
trigliserida sebanyak 500 µl, kemudian inkubasi pada suhu 20-25oC selama 10 menit. Lalu
mengukur absorban sampel dan standar, dan yang terakhir hasil dibaca pada
spektofotometer dengan panjang gelombang 500 nm.
3.5 Analisa data
Data hasil penelitian yang diperoleh di proses dengan menggunakan program
pengolahan data statistik SPSS 22. Uji parametrik (one way ANNOVA) dilakukan apabila
distribusi normal dan homogen, sedangkan bila distribusi tidak normal atau tidak homogen
maka dilakukan analisa uji non parametrik (Kruskal Wallis).
3.6 Definisi operasional
Variabel Satuan Alat ukur Cara pengukuran Skala
pengukuran
Trigliserida mg/dl spektofotometer Membaca absorban
dengan
spektofotometer
dengan panjang
gelombang 500 nm
kemudian dihitung
dengan rumus
trigliserida
Numerik
16
3.7 Alur penelitian
Adaptasi tikus
selama 2 minggu
Pengelompokkan
sampel
Kontrol
5 ekor tikus diberikan
pakan standar dan
suspensi Na CMC
Dosis 100 mg/kgBB
5 ekor tikus diberikan
pakan standar dan
suspensi serbuk bawang
putih
Persiapan jaringan
hepar
Pengukuran kadar
trigliserida
Dosis 150 mg/kgBB
5 ekor tikus diberikan
standar dan suspensi
serbuk bawang putih
Terminasi tikus pada
hari ke 31
Pengambilan
jaringan hepar
Dosis 50mg/kgBB
5 ekor tikus diberikan
pakan standar dan suspensi
serbuk bawang putih
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan hasil pengukuran kadar trigliserida hepar pada
pemberian ekstrak bawang putih tampak pada gambar 4.1. Pada pemberian ekstrak
bawang putih dengan dosis 50 mg/KgBB dan 150 mg/KgBB terlihat kadar trigliserida
yang menurun. Sedangkan pada pemberian ekstrak bawang putih dengan dosis 100
mg/KgBB terlihat kadar trigliserida meningkat. Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan kadar trigliserida terjadi peningkatan yang signifikan (Kruskal Wallis, p<
0,05). Bawang putih sendiri diketahui mengandung suatu zat aktif allisin yang dapat
menurunkan kadar trigliserida.
Gambar 4.1 Grafik kadar trigliserida tikus putih jantan Galur Sprague
Dawley setelah pemberian ekstrak bawang putih
Pada uji statistik di dapatkan hasil yang menurun pada trigliserida hepar tikus
dengan pemberian ekstrak bawang putih dosis 50 dan 150 mg/kgBB. Berdasarkan pada
penelitian-penelitian sebelumnya bahwa bawang putih mampu menurunkan kadar
trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Sejalan dengan penelitian Martha Thomson (2006)
yang dilakukan pada tikus yang diberikan ekstrak bawang putih 50 mg/kg secara oral dan
intraperitoneal menurunkan kadar trigliserida 38% secara signifikan.28
Pada penelitian
Mader (2015) yang dilakukan pada 261 pasien dengan kadar kolesterol atau trigliserida
lebih dari 200 mg/dl didapatkan bahwa pemberian bawang putih dengan kandungan allisin
4.72
[VALUE] *
[VALUE]
[VALUE] *
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
0 50 100 150
Kad
ar T
rigl
ise
rid
a m
g/d
l
Ekstrak Bawang Putih ( mg/kgBB)
18
1,3% dapat menurunkan kadar trigliserida sebesar 17%.6 Sependapat dengan penelitian
Yeh dan Liu tahun 2001 pemberian ekstrak bawang putih untuk mengetahui kadar
kolesterol dalam darah dengan kandungan 4000 µg allisin dapat menurunkan kadar
trigliserida 15%.7
Dialil-disulfida (DADS) pada bawang putih mempunyai rantai allil yang dengan
mudah akan tereduksi menjadi rantai propyl yang jenuh, sehingga akan menurunkan kadar
NADH dan NADPH yang penting untuk sintesis trigliserida.13
Ekstrak bawang putih
menganggu sintesis trigliserida dengan menghambat produksi asam lemak. Sehingga
allisin yang terkandung dalam bawang putih dapat menurunkan kadar trigliserida.7 Asam
lemak (TG) yang masuk ke tubuh akan dicerna didalam usus halus kemudian garam
empedu yang dikeluarkan oleh kantung empedu akan mengemulsi lemak sehingga
membentuk misel, selanjutnya misel akan dipecah oleh enzim lipase pankreas menjadi
gliserol dan asam lemak, selanjutnya akan masuk ke sel mukosa usus halus. Pada sel
mukosa usus halus terjadi sintesis kembali asam lemak dan gliserol menjadi lemak. Lemak
ini akan bergabung dengan apoprotein, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Kemudian asam lemak masuk ke dalam sel lemak dan diaktifkan membentuk asil lemak
koA, yang bereaksi dengan glycerol-3-phosphate untuk membentuk trigliserida.29
Penurunan kadar trigliserida pada dosis 50 dan 150 mg/kgBB disebabkan oleh
bawang yang memiliki senyawa aktif allisin (DAS) dan DADS. DADS membuat rantai
allil tereduksi sehingga rantai propil menjadi jenuh dan terjadi penurunan kadar NADH
dan NADPH di darah sehingga menurunkan produksi NAD+ yang menyebabkan
penurunan produksi gliserol 3-phosphate. Sedangkan zat aktif DAS pada bawang putih
berkompetisi dengan asetat sehingga mereduksi masukan asetil KoA dan tidak terjadi
glikolisis untuk membentuk gliserol 3-phosphate sehingga produksi trigliserida menurun.22
Namun pada dosis 100 mg/kgBB pemberian ekstrak bawang putih didapatkan
hasil kadar trigliserida meningkat, hal ini terjadi kemungkinan karena bawang putih tidak
terserap secara maksimal pada dosis yang diberikan. Hal tersebut yang menyebabkan
pemberian bawang putih dengan dosis 100 mg/kgBB tidak berefek pada kadar trigliserida
tikus dan menyebabkan peningkatan kadar trigliserida.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kadar trigliserida hepar menurun pada pemberian ekstrak bawang putih dengan
dosis 50 dan 150 mg/kgBB, sedangkan pada pemberian ekstrak bawang putih dengan
dosis 100 mg/kgBB meningkat.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjut efek ekstrak bawang putih (Allium sativum L)
terhadap kadar trigliserida pada hepar tikus dengan dosis range 20 – 100 mg/kgBB.
2. Pada kelompok kontrol sebaiknya ada yang diberi karbohidrat yang tinggi untuk
melihat kadar trigliserida pada hepar tikus pada dosis 50, 100 dan 150 mg/kgBB.
20
Daftar pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014;2192-96.
2. Staba JE, Lash L. A Commentary on the effect of Garlic Extraction and Formulation on product Composition. Journal of Nutrition; 2001;131:1118S-
1119S.
3. Linder, Maria C. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas Indonesia.
1992;165-170.
4. Majewski, M. Allium sativum: Facts and Myths Regarding Human Health. J Natl Ins Public Health; 2014;65(1):1-8
5. Bayan L, Koulivand P, A Gorji. Garlic: A Review of Potential Therapeutic Effects. Avicenna J Phytomed; 2013;4(1):7-21.
6. Mader, Sylvia S. Biologi. Edisi 11. London: McGraw-Hill Higher Education; 2012.
7. Yeh, Y.Y, and Liu L. Cholesterol lowering effects of garlic extracts and organosulfur compounds: human and animal studies. Journal of Nutrition; 2001;
131: 989S-993S.
8. Syamsiah, I.S dan Tajudin. Khasiat dan manfaat bawang putih. Jakarta: agro media pustaka; 2003.
9. Rukmana, Rahmat. Budidaya Bawang Putih. Jakarta: Bumi Aksara; 1995.
10. Londhe V, Gavasane A, Nipate S, Bandawane D, Chaudhari P. Role of garlic (Allium sativum) in various disease: an overview. J Pharm Res Opin; 2011.
11. Song, K and J. A. Milner. The Influence of heating on the anticancer properties of garlic. JN Journal of Nutrition; 2001;131:1054S-1057S
12. USDA. National Nutrient Database for Standart Reference of raw garlic. Agricultural Researce Service. United States: Departement of Agriculture; 2010.
13. Sunarto, P. dan Susetyo, B. Pengaruh garlic terhadap penyakit jantung koroner.
Cermin dunia kedokteran; 1995; 102: 28-31.
14. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.
15. Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy. Edisi 5. Jakarta: EGC; 2014.
16. Mescher, L. A. Junqueira Basic Histology Text and Atlas. English: McGrawHill Medical; 2009.
17. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2011.
21
18. Murray RK,Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2014.
19. Soeharto, I. Pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2001.
20. Dalimartha, S. Fungsi Lemak dan Akibat Kelebihan Kolesterol di dalam Darah;
2011. Diakses: 28 september 2017. http://artikelterbaru.com/kesehatan/ilmu-
kedokteran/fungsi-lemak-dan-akibat-kelebihan-kolesterol-di-dalam-darah-
20111607.html.
21. Soehardi S. Memelihara kesehatan jasmani melalui makanan. Bandung: ITB; 2004.
22. Mark D. B, Mark A. D, Collen M. Smith. Biokimia Kedokteran Dasar sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2000.
23. Lowe, M.E. The triglyceride lipases of the pankreas. J. Lipid Res; 2002;43:2007-2016.
24. Chen, H.C. Enhancing Energy and glucose metabolism by disrupting trig synthesis: lessons from mice lacking DGAT-1; 2006. J. Nutr. Metab. 3 : 10.
25. Skeggs, Josephine dan Richard E-Morton. LDL adnd HDL Enriched in Triglyceride Promote Abnormal Cholesterol Transport. ILR The Journal of Lipid Research;
2002; 43; 1264-1274. Diakses 16 oktober 2017. http://www.jlr.org/.
26. World Health Organization. General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of Traditional Medicine. Geneve: World Health Organization;
2000.
27. Muna RN. Uji efek antifertilitas serbuk bawang putih (Allium sativum) terhadap regulasi apoptosis sel germinal tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Sparague
dawley [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta; 2015.
28. Thomson Martha, Al-Qattan Khaled K, Bordia Tanuja, and Ali Muslim. Including Garlic in the Diet May Help Lower Blood Glucose, Cholesterol, and Triglycerides.
JN The Journal of Nutrition: American society for nutrition; 2006; 800S-802S.
29. Champe P C PHD, Harvey R A PHD. Lippincott’s Illustrated Riviews: Biochemistry. Edisi 2; 1994; 171-186.
22
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
(Hasil Determinasi Tanaman)
23
LAMPIRAN 2
(Hasil Uji Etik Penggunaan Hewan Percobaan)
24
LAMPIRAN 3
(Pembuatan Ekstrak Bawang Putih)
1 kg bawang putih segar
Dehidrasi dengan freeze dry pada suhu
10F dan tekanan 10 Pa
Determinasi
tanaman di LIPI
Pembuatan suspensi serbuk bawang
putih dengan dosis 50 mg/KgBB, dan
150 mg/KgBB
Haluskan bawang yang kering dengan
lumpang dan alu
Kupas dan bersihkan. Kemudian
dihaluskan menggunakan blender
Ayak serbuk bawang putih hasil freeze
dry menggunkan mesh 30-100
25
LAMPIRAN 4
(Perhitungan Dosis)
(
) ( )
( )
Dosis Rendah (50 mg/kgBB)
(
) ( )
( )
Konsentrasi = 12,5 mg/ml
Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan
dibuat sebanyak 5 ml.
Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 12,5 mg/ml x 5 ml = 62,5 mg.
Dosis Sedang (100 mg/kgBB)
(
) ( )
( )
Konsentrasi = 25 mg/ml
Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan
dibuat sebanyak 5 ml.
Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 25 mg/ml x 5 ml = 125 mg.
Dosis Tinggi (150 mg/kgBB)
(
) ( )
( )
Konsentrasi = 37,5 mg/ml
Akan dibuat suspensi untuk 5 ekor tikus untuk dosis rendah, maka sediaan
dibuat sebanyak 5 ml.
Ekstrak yang harus ditimbang sebanyak = 37,5 mg/ml x 5 ml = 187,5 mg
26
LAMPIRAN 5
(Alat dan Bahan)
Timbangan analitik
Sentrifuge
Spektrofotometer
Kit
Mikropipet
Tabung reaksi
27
freezer
Mikrotube
Standard TG,
Pinset
Sampel hepar tikus
Larutan PBS
28
LAMPIRAN 6
(Hasil Dokumentasi Penelitian)
Penimbangan jaringan hepar
Proses homogenisasi jaringan hepar
Sampel sudah dihomogenisasi
Sampel sudah disentrifuse
Proses pencampuran sampel
Proses pembacaan sampel
29
LAMPIRAN 7
(Tabel Hasil Statistik)
a. Tabel Uji Normalitas TG
Tests of Normality
KELOMPOK
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tg_bbhepar dosis_0 ,240 5 ,200* ,898 5 ,397
dosis_50 ,251 5 ,200* ,836 5 ,155
dosis_100 ,333 5 ,074 ,794 5 ,073
dosis_150 ,137 5 ,200* ,998 5 ,999
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
b. Tabel Uji Kruskal Wallis
Test Statisticsa,b
tg_bbhepar
Chi-Square 9,865
Df 3
Asymp. Sig. ,020
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
KELOMPOK
30
LAMPIRAN 8
(Daftar Riwayat Hidup)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Alfi Syahri Lubis
Tempat, tanggal lahir: Muara Siambak, 15 Februari 1996
Alamat : Jl. Lintas Sumatera, Sei Suka Deras kab.Batu Bara,
Sumatera Utara
Telepon/Hp : 081263676972
Email : alfisyahri24.as@gmail.com
Riwayat pendidikan
1. Tahun 2002-2008 : SDN 1 Tanjung Gading, Sumatera Utara
2. Tahun 2008-2011 : SMP N 1 Tanjung Gading, Sumatera Utara
3. Tahun 2011-2014 : Perguruan Al-Azhar Medan, Sumatera Utara
4. Tahun 2014-sekarang: Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta