Post on 08-Jun-2015
description
DPRD & ANGGARAN PUBLIK
NOVI HENDRA, S.IP
novi_hendra24@yahoo.co.id
Musbangdes/Kel : (Kades, Toga Tomas Tolo)
Rakorcam/UDKP
(Kades & Wakil dari BPD) + Pemkec
Rakorbang (Instansi Pemkab)
Puncak Kekuasaan
Birokrasi Elite
Borokrasi Menengah
Pemdes & Tokoh Desa
DPRD
PIRAMIDA STRUKTUR KEKUASANDALAM PERENCANAAN APBD
PENGANTAR
FUNGSI DPRD
1. LEGISLATIF
2. BUDGET
3. PENGAWASAN
SEKRETARIS DPRD MENYEDIAKAN DAN MENGKOORDINASI TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN OLEH DPRD DALAM MELAKSANAKAN FUNGSINYA SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
SEKRETARIS DPRD DALAM MENYEDIAKAN TENAGA AHLI DIMAKSUD WAJIB MEMINTA PERTIMBANGAN PIMPINAN DPRD (UU 32 TH 2004 NO 123 BUTIR 4)
PENDIDIKAN DAN LATIHAN DIMAKSUD DILAKSANAKAN SECARA BERKALA BAGI KEPALA DAERAH ATAU WAKIL KEPALA DAERAH, ANGGOTA DPRD, PERANGKAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DAN KEPALA DESA. (Lih. UU 32 TH 2004 NO. 217 BUTIR 5).
TENAGA AHLI DAN DIKLAT
LEGISLATION CONTROL
MEMAHAMI HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :
1. UNDANG-UNDANG DASAR
2. UNDANG-UNDANG/PERPU
3. PERATURAN PEMERINTAH
4. PERATURAN PRESIDEN
5. PERATURAN DAERAH PERDA-PERDA YANG SEHARUSNYA ADA DAN LEGAL DRAFTING
PERDA DIBUAT OLEH DPRD BERSAMA-SAMA PEMDA, ARTINYA PRAKARSA DAPAT BERASAL DARI DPRD MAUPUN PEMDA
KHUSUS PERDA TENTANG APBD RANCANGANNYA DISIAPKAN OLEH PEMDA YANG TELAH MENCAKUP KEUANGAN DPRD UNTUK DIBAHAS BERSAMA DPRD
PERDA DAN KETENTUAN LAIN YANG BERSIFAT MENGATUR DIUNDANG DENGAN MENEMPATKANNYA DALAM LEMBARAN DAERAH
PERDA TERTENTU YANG MENGATUR :
A. PAJAK DAERAH
B. RETRIBUSI DAERAH
C. APBD
D. PERUBAHAN APBD; DAN
E. TATA RUANG
BERLAKU SETELAH MELALUI TAHAP VALUASI PEMERINTAH
PERDA-PERDA PERDA APBN - UU 32 Th 2004 NO. 181 ayat 1 – PP 25 Th 1999 Ps. 19 DAN Ps. 20 PERDA PERUBAHAN APBD – PP 32 Th 2004 No. 183 PERDA PERHITUNGAN APBD PERDA POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (P3KD)
- PP 25 Th 1999 No. 23- PP 105 Th 1999 No. 14 Ayat 1 Dan 2
PERDA PEMBENTUKAN CADANGAN- PP 25 Th 1999 No. 22
PERDA KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD- PP 24 Th 2005 No. 23
PERDA PEMBERIAN INSENTIF DAN ATAU KEMUDAHAN KEPADA MASYARAKAT DAN ATAU INVESTOR.- UU 32 Th 2004 No. 76
PERDA TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH- UU No. 32 Th. 2004 No. 182
PERDA PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, PENATA USAHAAN, PELAPORAN, PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH- UU No. 32 Th. 2004 No. 194.
PERDA PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, PELEPASAN KEPEMILIKAN DAN ATAU PEMBUBARAN BUMD BERPEDOMAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN- UU 32 Th 2004 No. 177
PERDA TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PELAKSANAAN APBD KEUANGAN DAERAH DPRD BERUPA LAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIPERIKSA OLEH BPK- UU 32 Th 2004 No. 184
Pengawasan oleh pemerintah terhadap raperda dan perda dilakukan dengan 2 cara :1. EVALUASI
TERHADAP RAPERDA YANG MENGATUR PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, APBD DAN RUTR SEBELUM DISAHKAN OLEH DAERAH KEPADA TERLEBIH DAHULU DIEVALUASI OLEH DEPDAGRI UNTUK RAPERDA PROP, DAN OLEH GUBERNUR KEPADA RAPERDA KAB./KOTA
2. KLARIFIKASI
TERHADAP SEMUA PERDA DI LUAR TERSEBUT, WAJIB DISAMPAIKAN KEPADA MENDAGRI UNTUK PERDA PROPINSI ATAU KEPADA GUBERNUR UNTUK PERDA KAB./KOTA UNTUK MEMPEROLEH KLARIFIKASI
PENGAWASAN OLEH PEMERINTAH TERHADAP RAPERDA DAN PERDA
PELAKSANAAN HUBUNGAN KEWENANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT -– PEMPROV KAB/KOTA DAN ANTAR PEMDA SALING TERGANTUNG, TERKAIT SINERGIS
KRITERIA EKSTERNALITASPenyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan
KRITERIA AKUNTABILITASPenanggung jawab penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan kedekatannya dengan luas, besaran dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu urusanpemerintahan.
KRITERIA EFESIENSIPenyelenggara suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.(UU 32/2004 No 11 ayat 1)
PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM
Perda dapat memuat ketentuan tentang pembeban biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau sebagian kepada pelanggan sesuai dengan peraturan perundangan.
Yang dimaksud dengan “biaya paksaan penegakan hukum” dalam ketentuan ini merupakan sanksi tambahan dalam bentuk pembebanan biaya kepada pelanggar perda diluar ketentuan yang diatur dalam ketentuan pidana.(UU No. 32 Th 2004 No. 143)
BENTUK-BENTUK PENGAWASAN OLEH DPRD
DPRD pelakukan pengawasan legislatif terhadap pelaksanaankebijakan daerah
Pengawasan legislatif dilakukan sesuai dengan tugas dan wewenangnya melalui :a. Dengar pendapat (public hearing).b. Kunjungan kerja.c. Pembentuka panitia khusus (pansus), panitia kerja (panja).sebagaimana diatur dalam tata tertib dan atau sesuai peraturan perundang-undangan.(Sumber : PP 20 Th 2001 pasal 17)
BUDGETARY CONTROL
DPRD adalah lembaga legislatif yang mempunyai hak budget (hak untuk menetapkan anggaran sekaligus melakukan pengawasan pelaksanaan APBD
Tidak ada lembaga pengawasan yang lain yang memiliki hak budget dan sekaligus mengawasinya.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
UU No. 4 tahun 1999 pasal 34 :- Ayat 2 : mengatur tentang tugas dan wewenang DPRD.- Ayat 3 : mengatur tentang hak-hak DPRD- Ayat 4 : mengatur tentang hak anggota DPRD.- Ayat 5 : untuk pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak diatur dalam peraturan tata tertib DPRD.
UU No. 22 tahun 1999 :- Pasal 19 : mengatur hak DPRD.- pasal 21 : mengatur hak anggota DPRD Ayat (1) :
Dari ketentuan pasal 19 dan 21 dapat diketahui secara jelas bahwa salah satu yang menjadi hak DPRD adalah “menentukan anggaran belanja DPRD yang pelaksanaannya diatur dalam tata tertib DPRD”.
FUNGSI ANGGARAN1. Alat Kebijakan Fiskal.2. Fungsi untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.3. Alat Politik.4. Anggaran merupakan dokumen politik sebagai komitmen antara eksekutif dan legislatif atas
penggunaan dana publik. Oleh karena itu, dibutuhkan politikal skill, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman prinsip manajemen.
5. Alat koordinasi dan komunikasi.6. Setiap unit kerja terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran harus
dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi yang dilaksanakan.7. Alat Penilaian Kinerja.8. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efesiensi
pelaksanaan anggaran.9. Alat Motivasi.10. artinya memotivasi manajer & staff bekerja ekonomis, efesien dan efektif dalam mencapai
target dan tujuan organisasi.11. Alat menciptakan Ruang Publik (Public Sphere).12. Kelompok masyarakat yang baik akan mencoba mempengaruhi anggaran publik untuk
kepentingannya. Kalau tidak ada ruang publik kelompok tersebut akan demo, boikot, vandalisme.(Prof. Mardiasmo: Akuntansi Sektor Publik).
EMPAT BAGIAN BELANJA DAERAH
1. Belanja AparaturUntuk pendanaan kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, selanjutnya dirinca dalam:a. Belanja Adminstrasi Umumb. Belanja operasi dan pemeliharaanc. Belanja modal
2. Belanja PublikUntuk pendanaan kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat, selanjutnya juga dirinci dalam:a. Belanja Administrasi Umumb. Belanja Operasi dan Pemeliharaanc. Belanja Modal
3. Belanja bagi hasil dan Bantuan Keuangan. Dianggarkan untuk pengeluaran :a. Tidak menerima langsung imbal barang dan jasab. Tidak mengharapkan diterima kembali spt status piutangc. Tidak mengharapkan adanya hasil seperti halnya investasi
4. Belanja tidak TersangkaAnggaran sifatnya tidak biasa dan tidak berulang.(SE. Mendagri 903/2004/SJ Th 2005)
BELANJA DAERAH YANG DIANGGARKAN DI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
1. BELANJA PEGAWAI / PERSONALIA2. BELANJA BARANG DAN JASA3. BELANJA PERJALANAN DINAS4. BELANJA PEMELIHARAAN5. BELANJA MODAL6. BELANJA DPRD7. BELANJA KEPALA DAERAH & WAKIL KEPALA DAERAH8. BELANJA KEGIATAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN
(SE Mendagri 903 / 2429 / SJ Th 2005)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Terdiri atas :
1. Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu
2. Transfer dari dana cadangan
3. Penerimaan pinjaman dan Obligasi
4. Hasil penjualan Asset daerah yang dipisahkan
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Mencakup:1. Transfer ke Dana Cadangan2. Investasi (Penyertaan Modal) Daerah3. Pembayaran Utang Pokok yang jatuh
tempo4. Sisa lebih pembiayaan Anggaran
tahun berjalan
KESEPAKATAN BERSAMA BPK (PERWAKILAN – DPRD)
1. Ditanda tangani setelah ada SK. BPK RI tentang pelimpahan wewenang BPK kepada Kepala Perwakilan yang akan bertindak untuk dan atas nama BPK RI
2. Mengatur tata cara penyampaian HP dan tindak lanjutnya (No. 2 ayat 1)3. Tujuannya adalah untuk lebih mengefektifkan hubungan kerja antara
perwakilan BPK dan DPRD dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing (No. 2 ayat 2)
4. Dokumen yang diserahkan adalah HP dan ikhtisar HP semesteran.5. Dilakukan dengan tata cara formal dalam suatu rapat paripurna DPRD
(No. 3 ayat 3 a).6. Juga disampaikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan tahun lampau
yang signifikan dan belum ditindaklanjuti (No. 3 ayat 3 b)7. Bilamana dari pembahasan DPRD ternyata ada HP yang belum jelas, maka
DPRD mengusulkan pertemuan konsultasi dalam rangka penjelasan materi hasil pemeriksaan(Sumber : Konsep Kesepakatan Bersama BPK – DPR)
PENGAWASAN OLEH PEMERINTAH PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Pemerintah dapat melimpahkan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten dan Kota kepada Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah sesuai peraturan perundang-undangan(PP 20 th 2001 Pasal 17)
Pengawasan dilakukan dengan cara :a. Represi
Atas kebijakan Pemda yang berupa Perda dan atau keputusan Kepala Daerah serta Keputusan DPRD dan Keputusan Pimpinan DPRD (PP 20 th 2001 No. 5 ayat 1)b. Fungsional
Atas pelaksanaan Kebijakan Pemerintahan Daerah.Cara ini dapat dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil
pemerintah pusat. (PP 20 th 2001 No. 9 ayat 2)
CONTROL BY REPORT
1. Laporan Perhitungan APBD2. LPJ (Laporan Pertanggungjawaban)3. LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban)4. LPPD (Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah)5. LPJP – APBD (Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD)6. Laporan Triwulanan7. Laporan Semester 1 dan Prognosis Semester II8. Laporan Versi PP 105 Th 20009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)10. Laporan Kenangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (LKSKPD).
Ad. 1. Laporan Perhitungan APBD
Perhitungan semula didasarkan pada ICW Selanjutnya diatur di dalam PP 5 Th 1975 dan PP 6 Th 1975 Penjabarannya diatur secara rinci dalam Kep. Mendagri No. 3 Th 1999 No. 2 Perhitungan APBD adalah merupakan wujud pertanggungjawaban KDH
terhadap pelaksanaan APBD setelah berakhirnya anggaran tertentu Perhitungan APBD adalah suatu bentuk laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah yang menggambarkan perbandingan antara APBD dengan realisasinya dalam suatu periode akuntansi yang menunjukkan ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan
Perhitungan APBD harus disertai informasi tambahan yang menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti :a. Kebijakan fiskal dan moneteb. Sebab-sebab terjadinya perbedaan material antara anggaran dan realisasinya
c. Serta daftar-daftar yang merinci.
Ad. 2. LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN DAERAH
Kepala Daereah menyampaikan Lap. Pertanggungjawaban kepada DPRD mengenai :
a. Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Kinerja Keuangan Daerah dari segi efesiensi dan efektifitas keuangan dalam pelaksanaan desentralisasi
DPRD dalam sidang pleno terbuka menerima atau menolak dengan meminta untuk menyempurnakan laporan pertanggungjawaban dimaksud
Laporan Pertanggung jawaban keuangan daerah merupakan dokumen daerah.
(PP 105 Th 2000 No. 24)
Ad. 3. LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN
Kepala Daerah mempunyai kewajiban juga memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD
Pelaksanaan ketentuan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah
(UU 32 Th 2004 No. 27 ayat 2)
Ad. 4. Laporan Penyelenggaraan PEMDA (LPPD)
Kepala Daerah mempunyai kewajiban juga untuk membuat laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah dan laporan keterangan laporan pertanggung jawaban kepada DPRD
Laporan PPD disampaikan kepada Presiden (untuk Pemprov) atau kepada Gubernur (untuk Pemkab/Kas) dalam setahun
Laporan tersebut (LPPD & LKPJ) digunakan oleh pemerintah sebagai dasar untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai pembinaan lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pelaksanaan ketentuan yang dimaksud diatur dalam PP Kepala Daerah menginformasikan LPPD kepada masyarakat yang
dimaksudkan dengan menginformasikan adalah dilakukan melalui media massa yang tersedia di daerah dan dapat diakses oleh publik sesuai peraturan perundangan.
(UU 32/2004 No. 27 butir 2 sd 5)
Ad. 5. LPJP - APBD
Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 bulan setelah tahun anggran berakhir.
Laporan Keuangan dimaksud sekurang-kurangnya meliputi: Laporan realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan BUMD
Lap. Keuangan sebagaimana dimaksud, disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah(UU No. 32 Th 2004 No. 184)
Ad. 6. LAKIP
LAKIP diwajibkan berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Th 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Selanjutnya diterbitkan Kep. Kepala LAN No. 589/IX/6/Y/93 tentang pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta
LAKIP dimaksudkan untuk melakukan pengukuran kinerja dan evaluasi terhadap perencanaan stratejik.
Ad. 7. LKSKPD
Berdasarkan UU 17/2003 No 10 ayat 3, Kepala Satuan Kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah mempunyai kewajiban antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Laporan tersebut terdiri atas :a. Laporan realisasi anggaran – satuan kerja perangkat daerah (LRA_SKPD).b. Neraca – Satuan Kerja Perangkat Daerah
(N – SKPD).