Post on 12-Jan-2017
ITPC BUSAN JANUARI 2016
MARKET BRIEF FURNITUR KAYU DI KOREA SELATAN
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
KATA PENGANTAR 5
1. Latar Belakang 6
1.1. Profil Singkat Negara 6
1.2. Pemilihan Negara 9
1.3. Pemilihan Produk 12
2. Peluang dan Strategi Penetrasi Pasar 16
2.1. Perkembangan Perdagangan Furnitur di Dunia 16
2.2. Perkembangan Furnitur di Korea Selatan 19
2.3. Trend Impor Furnitur di Korea Selatan 23
2.4. Kebijakan Tariff 25
2.5. Keunggulan Produk dan Sertivikasi SVLK 27
2.6. Strategi Memasuki Pasar 27
3. Regulasi Produk Keramik untuk alat Laboratorium di Korea Selatan 31
3.1. Kebijakan Impor Furnitur di Korea Selatan 31
3.2. Prosedur Impor (Import Procedures) 31
3.3. Pengurusan Ijin Impor (Import Clearence) 32
3.4. Standarisasi Produk di Korea Selatan 32
4. Informasi Penting 37
4.1. Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia 37
4.2. Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan 37
4.3. Perusahaan Importir Furnitur di Korea Selatan 38
Daftar Pustaka 41
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peringkat Negara berdasarkan GDP 9
Tabel 1.2 Perkembangan GDP Korea Selatan tahun 2010 - 2020 10
Tabel 1.3 Data Pembangunan Berdasarkan Jenis Tempat Tinggal tahun 2010 – 2014 11
Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Tempat Tinggal di Korea Selatan 2010, 2012 dan 2014 11
Tabel 1.5 Data Pertumbuhan Restoran dan kafe di Korea Selatan 11
Tabel 1.6 Negara Asia Eksportir Furniture 2014 12
Tabel 1.7 Nilai Ekspor Indonesia HS 9403 tahun 2010 - 2014 13
Tabel 1.8 Nilai Ekspor Indonesia HS 9401 tahun 2010 - 2014 13
Tabel 1.9 Kode HS 9401 dan deskripsi 14
Tabel 1.10 Kode HS 9403 dan deskripsi 15
Tabel 2.1 Nilai Ekspor Dunia HS 9401 tahun 2011 – 2015 16
Tabel 2.2 Nilai Impor Dunia produk HS 9401 tahun 2011 – 2015 17
Tabel 2.3 Nilai Ekspor Dunia HS 9403 tahun 2011 – 2015 17
Tabel 2.4 Nilai Impor Dunia produk HS 9403 tahun 2011 – 2015 18
Tabel 2.5 Nilai impor HS 9401 Korea Selatan Tahun 2011 – 2015 23
Tabel 2.6 Nilai impor HS 9403 dan turunannya Tahun 2011 – 2015 24
Tabel 2.7 Pengenaan Tariff Produk HS 9401 berdasarkan FTA 25
Tabel 2.8 Pengenaan Tariff Produk HS 9403 berdasarkan FTA 26
Tabel 3.1 Klasifikasi Korean Industrial Standards 35
Tabel 4.1 Daftar Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia 37
Tabel 4.2 Daftar Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan 37
Tabel 4.3 Perusahaan Importir Produk Alat Tulis di Korea Selatan 38
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan 6
Gambar 2.1 Total Penjualan Furnitur di Korea Selatan tahun 2008 - 2020 19
Gambar 2.2 Penjualan 3 perusahaan besar Furnitur di Korea Selatan 21
Gambar 2.3 Produk Furnitur yang ada di Korea Selatan 22
Gambar 2.4 Seoul Living Design Fair 2012 29
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Impor ke Korea Selatan 31
Gambar 3.2 Diagram Prosedur Bea Cukai Korea Selatan di bawah FTA 32
Gambar 3.3 Tanda Sertifikasi Standar Korea 34
Gambar 3.4 Diagram Prosedur Mendapatkan Sertifikasi untuk produk Barang 35
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 5
Kata Pengantar
Indonesia memiliki keunggulan dan potensi yang cukup besar untuk industri
furniture yang terbuat dari kayu. Hal tersebut dikarenakan industri ini memiliki ketersediaan
bahan baku yang melimpah. Dengan ketersediaan yang melimpah dan didukung dengan
kreatifitas pelaku industri, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor Industri
Furniture Kayu terbesar di dunia
Oleh sebab itu, penulisan Market Brief ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai kondisi pasar komoditi furniture kayu di Korea Selatan. Beberapa data statistik
dan regulasi yang berkaitan dengan komoditi tersebut di dalam laporan ini disadur dari
berbagai sumber dan pusat data terpercaya sehingga data-data yang tersaji adalah valid
adanya.
Market Brief ini diharapkan dapat menjadi acuan informasi bagi pengusaha
Indonesia yang ingin memasarkan produknya ke pasar Korea Selatan khususnya untuk
komoditi furniture kayu serta membantu meningkatkan daya saing produk Indonesia dalam
perdagangan global.
Busan, Januari 2016
ITPC Busan
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 6
1. Latar Belakang
1.1. Profil Singkat Negara
Korea Selatan adalah negara Republik.
Sistem pemerintahan di Korea Selatan
terbagi kedalam tiga bagian : eksekutif,
yudikatif dan legislatif. Lembaga
eksekutif dipegang oleh Presiden yang
dipilih berdasarkan hasil pemilu untuk
masa jabatan 5 tahun dan dibantu
oleh Perdana Menteri yang ditunjuk
oleh presiden dengan persetujuan
Majelis Nasional. Presiden bertindak sebagai Kepala negara dan Perdana
Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Lembaga legislatif dipegang oleh dewan perwakilan yang menjabat selama 4 tahun.
Pelaksanaan sidang paripurna diadakan setiap setahun sekali atau berdasarkan permintaan
presiden. Sidang ini terbuka untuk umum namun dapat berlangsung tertutup.
Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi pemegang kekuasaan yudikatif
yang terdiri atas 9 hakim yang direkomendasikan oleh presiden dan dewan perwakilan.
Hakim akan menjabat selama enam tahun dan usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada
saat terpilih.
Secara geografis Korea Selatan memiliki luas sebesar 100.460 km1 dengan jumlah
penduduk 50,42 jt2 yang tersebar di berbagai kota-kota besar, seperti Seoul, Busan,
Incheon, Daegu, Daejeon, Gwangju, dan Suwon. Korea Utara merupakan satu-satunya
negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan, dengan panjang perbatasan 238
km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer). Wilayahnya sebagian besar
dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis pantai 2.413 km. Sebelah barat dibatasi
oleh Laut Kuning, sebelah selatan dengan Laut Cina Timur, sementara sebelah timur
berbatasan dengan perairan Laut Jepang.
Dan di tahun 2007 hingga 2009, Korea Selatan kembali mengalami resesi ekonomi
1 http://kbriseoul.kr/ 2 http://data.worldbank.org/country/korea-republic
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 7
sebagai akibat dari krisis finansial dunia dimana mengalami defisit neraca perdagangan yang
membuat laju pertumbuhan ekonomi melambat sebesar 0,2%. Akan tetapi kondisi ekonomi
mulai membaik dan menujukkan pertumbuhan ekonomi mencapai 3,3% di tahun 20143.
Selama beberapa dekade pemerintah memberikan dukungan kepada berbagai
perusahaan raksasa yang dikenal dengan istilah “chaebol” (perusahaan yang dimiliki oleh
sebuah keluarga maupun kelompok industri tertentu). Hal ini tentu menjadikan Korea
Selatan salah satu negara dengan perekonomian terbesar serta pengekspor produk
eletronik dan otomotif terbesar di dunia. Namun akhir-akhir ini sistem perekonomian Korea
Selatan mengalami perubahan dari centrally-planned government directed investment
menjadi market oriented model.
Kerjasama Ekonomi Korea Selatan dan Indonesia
Semenjak dibukanya hubungan diplomatik pada tahun 1966, hubungan bilateral
antara Indonesia dan Republik Korea (ROK) terus mengalami perkembangan dan
peningkatan dari tahun ke tahun di berbagai bidang. Hubungan yang erat ini dapat dilihat
dari meningkatnya kerjasama dalam 5 (lima) tahun terakhir yang tercermin dari
bertambahnya ikatan kerjasama antara kedua negara di berbagai bidang seperti politik,
keamanan, ekonomi, perdagangan dan sosial budaya.
Dalam konteks hubungan bilateral, Indonesia–Korsel berada pada posisi yang saling
melengkapi. Kedua negara berpotensi untuk saling mengisi satu sama lain. Di satu pihak,
Indonesia memerlukan modal/investasi, teknologi dan produk-produk teknologi dan di lain
pihak, Korsel memerlukan sumber alam/mineral, tenaga kerja dan pasar Indonesia yang
besar. ROK merupakan alternatif sumber teknologi khususnya di bidang heavy industry, IT
dan telekomunikasi.
Hubungan kerjasama bilateral RI-ROK yang terbina dengan baik di bidang ekonomi
dan politik, dapat dilihat dari tingginya tingkat kunjungan antar pemimpin kedua negara
seperti diantaranya:
Kunjungan Kenegaraan Presiden Lee Myung Bak, Maret 2009
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (ASEAN-ROK Commemorative Summit),
Juni 2009
3 http://data.worldbank.org/
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 8
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (G-20 Summit), Nopember 2010
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (Bali Democracy Forum), Desember 2010
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (ASEAN plus three, East Asia), Nopember 2011
Kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (Nuclear Security Summit), Maret 2012
Kunjungan Presiden Lee Myung Bak (Bali Democracy Forum), Nopember 2012
Kunjungan Kenegaraan Presiden Park Geun Hye (APEC dan State Visit), Oktober 2013
Kunjungan Presiden Joko Widodo (25th Asean – ROK Commemorative Summit), Oktober
2014
Dalam hubungan kerjasama di sektor ekonomi, pencapaian target untuk
meningkatkan kerjasama RI-ROK juga didukung dengan membentuk Comprehensive
Economic Partnership Agreement (CEPA) untuk melengkapi perjanjian ASEAN-ROK Free
Trade Area (FTA) yang telah ada sebelumnya.
Perundingan Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement
(IKCEPA) saat ini telah terselenggara sebanyak tujuh kali. Pelaksanaan terakhir diadakan di
Seoul, Korea, pada tanggal 21-28 Februari 2014. Putaran ini merupakan lanjutan dari
putaran keenam IKCEPA yang diadakan di Bali pada tanggal 4-8 Nopember 2013. IKCEPA
terakhir telah dicapai suatu kesepakatan dimana telah disepakati untuk dibentuk pilar
utama untuk meningkatkan akses pasar perdagangan barang dan jasa, fasilitasi perdagangan
dan investasi serta cooperation termasuk capacity buiding.
Hubungan kerjasama terus terjalin, ini dibuktikan dengan dilaksanakannya
pertemuan ke-5 Indonesia-Korea Working Level Task Force (WLTF) on Economic Cooperation
pada tanggal 29-30 September 2014 di Seoul, dimana pelaksanaan tersebut diwakili dari
berbagai Kementerian RI dan Korea Selatan. Dalam pertemuan ke-5 WLTF tersebut, kedua
pihak membahas berbagai proyek yang sedang berlangsung maupun yang akan dilakukan.
Kedua pihak sepakat untuk mengakselerasi kerjasama bilateral dengan memprioritaskan 10
proyek utama.
Pertemuan ke-5 Plenary WLTF juga sepakat untuk memperpanjang TOR
pembentukan Joint Secretariat yang akan segera berakhir sehingga Joint Sekretariat yang
telah berjalan sejak bulan Februari tahun 2012 tersebut dapat terus berjalan untuk
menjembatani berbagai kerjasama antara kedua negara. Pertemuan sepakat untuk
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 9
melaporkan hasil pertemuan WLTF ini pada pertemuan tingkat Menteri antara kedua negara
yang akan diadakan di Indonesia pada tahun 2015.
1.2. Pemilihan Negara
Korea Selatan merupakan terbesar ke-sebelas berdasarkan GDP4. Korea Selatan
tergabung dalam beberapa organisasi ekonomi internasional seperti G-20 ekonomi utama,
APEC, WTO dan OECD. Pertumbuhan ekonominya yang sangat cepat membuat negara ini
dikenal dengan sebutan Macan Asia dan dikategorikan sebagai salah satu negara yang akan
menguasai perekonomian dunia di grup The Next Eleven. Pertumbuhan ekonomi yang
sangat pesat ini sering dijuluki dengan istilah Keajaiban di Sungai Han. Tabel di bawah ini
menginformasikan mengenai rangking negara berdasarkan GDP tahun 2015.
Tabel 1.1 Peringkat Negara berdasarkan GDP (Current Price)
(billion USD)
No Negara 2013 2014 2015
1 United States 16,663.20 17,348.10 17,968.20
2 China 9,490.80 10,356.50 11,384.80
3 Japan 4,919.60 4,602.40 4,116.20
4 Germany 3,746.50 3,874.40 3,371.00
5 United Kingdom 2,678.40 2,950.00 2,864.90
6 France 2,811.10 2,833.70 2,422.60
7 India 1,875.20 2,051.20 2,182.60
8 Italy 2,137.60 2,147.70 1,819.00
9 Brazil 2,391.00 2,346.60 1,799.60
10 Canada 1,839.00 1,785.40 1,572.80
11 Korea 1,305.60 1,410.40 1,393.00
12 Australia 1,497.20 1,442.70 1,240.80
13 Russia 2,079.00 1,860.60 1,235.90
14 Spain 1,393.50 1,406.50 1,221.40
15 Mexico 1,261.90 1,291.10 1,161.50
16 Indonesia 912.5 888.6 872.6
17 Netherlands 864.4 880.7 750.8
18 Turkey 823 798.3 722.2
19 Switzerland 685.2 703.9 677
20 Saudi Arabia 744.3 746.2 632.1
Source: IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
4 IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 10
GDP Korea Selatan sendiri dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2015 ini mengalami penurunan, namun menurut prakiraan
dari IMF, GDP Korea Selatan akan mengalami peningkatan hingga tahun 2020, dengan
pertumbuhan diatas 3%.
Tabel 1.2 Perkembangan GDP Korea Selatan Tahun 2010 – 2020
Year
GDP, current
prices, billion
$US
GDP, current
PPP dollars, bln.
Real GDP
Growth,
%
2010 1,094.50 1,473.70 6.5
2011 1,202.50 1,559.40 3.7
2012 1,222.80 1,624.60 2.3
2013 1,305.60 1,698.90 2.9
2014 1,410.40 1,784.00 3.3
2015 1,393.00 1,849.40 2.7
2016 1,450.10 1,930.50 3.2
2017 1,545.80 2,034.70 3.6
2018 1,649.10 2,150.70 3.6
2019 1,763.40 2,276.20 3.6
2020 1,898.80 2,408.30 3.6
Source: IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015
Selain dari perkembangan GDP Korea Selatan, furniture kayu di Korea Selatan
memiliki permintaan dan pangsa pasar yang besar. Permintaan ini salah satunya disebabkan
karena Korea Selatan tidak memiliki beragam hasil alam, terutama kayu yang dapat
dimanfaatkan sebagai perabot rumah tangga. Sebab lainnya dikarenakan ongkos produksi
yang tinggi sehingga banyak industri furnitur skala kecil/ UKM maupun skala menengah
tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan di industri ini.
Perkembangan furnitur di Korea Selatan tidak semata-mata hanya untuk perabotan
rumah tangga saja, melainkan juga digunakan di kantor maupun tempat usaha atau bisnis,
seperti kafe dan restoran. Tabel di bawah ini menunjukkan pertumbuhan atau
pembangunan perumahan maupun tempat tinggal yang terjadi di Korea Selatan.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 11
Tabel 1.3 Data Pembangunan Berdasarkan Jenis Tempat Tinggal tahun 2010 – 2014
Tabel 1.4 Data Pertumbuhan Tempat Tinggal di Korea Selatan tahun 2010, 2012 dan 2014
Tabel 1.5 Data Pertumbuhan Restoran dan kafe di Korea Selatan
Tabel 1.5 diatas memberikan informasi mengenai peningkatan jumlah maupun total
penjualan restoran dan sejenisnya di Korea Selatan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
dari tahun 2011 hingga 2014, baik itu jumlah maupun penjualan dari restoran ataupun
bisnis yang sejenis selalu mengalami peningkatan.
Ini memberikan peluang yang sangat besar bagi pengusaha eksportir furnitur
Indonesia untuk mengekspor komoditi ke Korea Selatan. Permintaan tempat tinggal yang
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 12
meningkat juga diiring dengan permintaan untuk produk furnitur dan juga proyek interior
desain.
1.3. Pemilihan Produk
Salah satu alasan dari pemilihan produk ini adalah karena Indonesia merupakan
salah satu negara eksportir Asia terbesar untuk furnitur. Berdasarkan informasi yang di
dapat dari http://www.worldfurnitureonline.com/, Indonesia merupakan eksportir furnitur
terbesar ke-7 di Asia. Pada tahun 2014 ekspor furniture Indonesia mencapai USD 1.9 miliar.
Untuk informasi lebih lanjutnya dapat dilihat di tabel 1.6 dibawah ini.
Tabel 1.6 Negara Asia Eksportir Furniture 2014
Selain dilihat dari negara produsen furnitur, pemilihan produk juga dilihat dari nilai
ekspor Indonesia untuk komoditi furnitur dengan kode HS 9401 dan HS 9403. Angka statistik
tersebut memberikan gambaran peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor
komoditi ini. Tabel 1.7 dan Tabel 1.8 dibawah ini memberikan informasi secara detail
mengenai nilai ekspor Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014 untuk komoditi dengan kode
HS 9401 dan kode HS 9403.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 13
Tabel 1.7 Nilai Ekspor Indonesia HS 9403 tahun 2010 - 2014
Tabel 1.8 Nilai Ekspor Indonesia HS 9401 tahun 2010 - 2014
Di dalam bahasa perdagangan, Furnitur secara umum digolongkan kedalam HS 94,
sementara jenis furnitur yang akan dibahas dalam market brief edisi ini adalah furnitur kayu
dan rotan (HS 9401 dan HS 9403). Berikut ini adalah deskripsinya berdasarkan kode HS (6
digit) :
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 14
Tabel 1.9 Kode HS 9401 dan deskripsi
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 15
Tabel 1.10 Kode HS 9403 dan deskripsi
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 16
2. Peluang dan Strategi Penetrasi Pasar
2.1. Perkembangan Perdagangan Furniture di Dunia
Perdagangan dunia untuk produk dengan kode HS 9401 ini menunjukkan tren positif.
Dari tahun 2011 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 total ekspor
mencapai USD 59 miliar, pada tahun 2014 naik menjadi USD 72 miliar. Negara Cina menjadi
penyumbang terbesar ekspor produk ini. Pada tahun 2015 Cina mencatatkan nilai ekspor
sebesar US$ 23 miliar diikuti oleh Meksiko dengan US$ 6 miliar dan Polandia dengan nilai
ekspor sebesar US$ 5 miliar. Untuk Indonesia sendiri berada pada posisi ke-24 dengan nilai
ekspor pada tahun 2014 sebesar US$ 510 juta. Untuk nilai ekspor dunia selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Nilai Ekspor Dunia HS 9401 tahun 2011 – 2015
Sedangkan untuk impor produk dengan kode HS 9401 ini, pada tahun 2014 nilai
impor mengalami peningkatan dari yang sebelumnya sebesar US$ 66 miliar pada tahun
2013 menjadi US$ 72 miliar pada tahun 2014. Pada tahun 2015, Amerika Serikat menjadi
negara pengimpor terbesar dengan nilai impor mencapai US$ 23 miliar diikuti oleh Jerman
dengan US$ 7 miliar dan Inggris dengan nilai impor sebesar US$ 3 miliar. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 17
Tabel 2.2 Nilai Impor Dunia produk HS 9401 tahun 2011 – 2015
Perdagangan dunia untuk produk dengan kode HS 9403 juga mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun 2014, nilai ekspor dunia mencapai USD 85 miliar, angka ini naik
bila dibandimgkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Untuk komoditi dengan kode HS
9403 ini Negara Cina menjadi penyumbang terbesar ekspor dengan nilai USD 29 miliar pada
tahun 2015, diikuti oleh Itali dengan US$ 7 miliar dan Jerman dengan nilai ekspor sebesar
US$ 6.8 miliar. Untuk Indonesia sendiri berada pada posisi ke-14 dengan nilai ekspor pada
tahun 2014 sebesar US$ 1.2 miliar. Untuk nilai ekspor dunia selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Nilai Ekspor Dunia HS 9403 tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 18
Sedangkan untuk impor produk dengan kode HS 9403 ini, pada tahun 2014 nilai
impor mengalami peningkatan dari yang sebelumnya sebesar US$ 71 miliar pada tahun
2013 menjadi US$ 76 miliar pada tahun 2014. Pada tahun 2015, Jepang menjadi negara
pengimpor terbesar dengan nilai impor mencapai US$ 22 miliar diikuti oleh Cina dengan US$
5 miliar dan Jerman dengan nilai impor sebesar US$ 4 miliar. Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4 Nilai Impor Dunia produk HS 9403 tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 19
2.2. Perkembangan dan Tren Furnitur di Korea Selatan
Industri furnitur Korea Selatan menurut data yang di perolah dari www.statista.com,
menunjukkan potensi penjualan yang sangat baik. Menurut data tersebut, pada tahun 2015
total penjualan furnitur yang terjadi di Korea Selatan mencapai USD 2,726 juta. Angka ini
naik dari tahun sebelumnya yang mencaytatkan angka sebesar USD 2,516 juta. Situs ini juga
memperkirakan total penjualan furnitur di Kora Selatan hingga tahun 2020.
Gambar 2.1 Total Penjualan Furnitur di Korea Selatan tahun 2008 - 2020
Peningkatan penjualan furnitur ini tidak terlepas dari pembukaan toko furniture IKEA
asal Swedia di Korea Selatan. Pembukaan ini memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap penjulan furnitur di Korea Selatan, terutama penjulan dari perusahaan besar
furnitur asal Korea Selatan, seperti Hanssem dan Livart.
Menurut data IKAE Korea, IKEA telah memiliki lebih dari 2 juta pengunjung hanya
dalam waktu 100 (seratus) hari semenjak pembukaan toko tersebut di Korea Selatan. Selain
itu juga IKEA telah memiliki hingga 300.000 pelanggan yang menjadi anggota IKEA.
Pengunjung sangat tertarik dengan harga yang ditawarkan dan juga design dari IKEA.
Setelah 100 (seratus) hari pembukaan IKEA tersebut, ternyata penjualan perusahaan
furnitur besar asal Korea Selatan mengalami peningkatan. Penjualan di toko Hanssem
mengalami peningkatan sebesar 31,5 persen selama tahun 2014. Di tahun tersebut,
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 20
penjualan Hanssem mencapai 1,32 triliun won. Selain Hanssem yang mendapat imbas dari
“IKEA effect”, perusahaan Livart juga mengalami peningkatan dalam penjualan, Ditahun
2014 penjualan Livart mencapai 643 miliar won. Penjualan ini meningkat sebesar 15,92
persen dari tahun sebelumnya.
Menurut data dari Hanssem dan Livart, penjualan di toko mereka di dekat toko IKEA
di daerah Gwangmyeong mengalami peningkatan sebesar 10 hingga 27 persen. Peningkatan
penjualan ini salah satu faktornya disebabkan oleh IKEA itu sendiri. 70 persen pengunjung
yang datang ke toko Hanssem dan Livart berasal dari toko IKEA. Pengunjung yang tidak
menemukan apa yang mereka inginkan di IKEA datang mengunjungi toko Hanssem dan
Livart.
Selain itu, ada beberapa strageti yang digunakan oleh perusahaan furnitur asal Korea
Selatan tersebut. Untuk menyikapi strategi pemasaran yang digunakan oleh IKEA dengan
“low prices and do-it-yourself”, perusahaan lokal menggunakan strategi “high quality and
service” sebagai core competitiveness mereka. Sebagai contoh, IKEA menjual produk dresser
dengan ukuran 78cm x 95 cm seharga 99.000 won sedangkan dengan produk yang hampir
serupa Hanssem menjual dengan harga 109.000 won. Pelanggan beranggapan mereka
dapat menghemat sebesar 10.000 won, namun ternyata pelanggan IKEA harus membayar
sebesar 29.900 won untuk pengiriman dan 40.000 won untuk perakitan apabila mereka
membutuhkan servis tersebut. Inilah celah yang dimanfaatkan oleh perusahaan lokal.
Perusahaan lokal memberikan servis dengan memberikan gratis untuk pengiriman dan
perakitan.
Penjualan yang meningkat akibat dari “IKEA effect” ini ternyata hanya dirasakan oleh
perusahaan furnitur besar asal Korea Selatan. Untuk perusahaan furnitur kecil, penjualan
mereka mengalamni penurunan hingga 71,8 persen semenjak pembukaan IKEA di Korea
Selatan. Oleh sebab itu, pemerintaahan Provinsi Gyeonggi mempunyai rencana untuk
menginvestasikan dana sebesar 87.5 miliar won untuk membantu para pengusaha furnitur
kecil di provinsi tersebut. Investasi tersebut di gunakan untuk meningkatkan nilai kompetitif
dan revitalisasi industri furnitur di wilayah tersebut.
Dibawah ini terdapat gambar yang memberikan informasi mengenai penjulan
furnitur dari 3 (tiga) perusahaan besar asal Korea Selatan, yaitu Hanssem, Hyundai Livart
dan Fursys.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 21
Gambar 2.2 Penjualan 3 perusahaan besar Furnitur di Korea Selatan
Dibawah ini adalah beberapa produk furnitur yang beredar di pasar Korea Selatan.
Merek : Hanssem Bookshelf
Harga : 103.750 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Hanssem Drawer
Harga : 205.680 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Hanssem Coffee Table
Harga : 259.000 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 22
Merek : Hanssem Desk and Chair
Harga : 354.000 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Hanssem Island Table
Harga : 439.000 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Livart Drawer
Harga : 301.900 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Livart Desk
Harga : 228.000 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Merek : Livart Tv Table
Harga : 240.000 won
Produksi : Korea Selatan
Sumber : www.gmarket.co.kr
Gambar 2.3 Produk Furnitur yang ada di Korea Selatan
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 23
2.3. Tren Impor Furnitur Kayu di Korea Selatan
Tren impor Korea Selatan untuk produk furniture dalam 5 (lima) tahun terakhir
menunjukkan peningkatan. Baik itu impor furnitur dengan kode HS 9401 maupun kode HS
9403.
Untuk furnitur dengan kode HS 9401, dalam 5 (lima) tahun terakhir ini menunjukkan
tren yang positif. Nilai impor Korea Selatan untuk produk dengan kode HS 9401 ini pada
tahun 2015 mencapai USD 1.1 miliar. Angka ini naik dari tahun-tahun sebelumnya yaitu USD
1.02 miliar pada tahun 2014, USD 869 juta pada tahun 2013, USD 793 juta pada tahun 2012
dan USD 815 juta pada tahun 2011. Untuk produk dengan kode HS 9401 ini, Korea Selatan
banyak melakukan impor dari negara Cina, dengan nilai mencapai USD 778 juta. Angka ini
hampir mencapai 70 persen dari total impor Korea Selatan pada tahun 2015. Setelah itu
dikuti oleh impor dari negara Vietnam dengan USD 126 juta dan Italia dengan nilai USD 48
juta. Korea Selatan sendiri melakukan impor dari Indonesia pada tahun 2015 dengan nilai
mencapai USD 11 juta. Dengan angka itu, Indonesia menempatkan diri di posisi ke-9 sebagai
negara tujuan impor Korea Selatan untuk produk dengan kode HS 9401 pada tahun 2015.
Tabel 2.5 dibawah ini memberikan informasi mengenai nilai impor Korea Selatan
untuk produk HS 9401 secara detail dari tahun 2011 hingga 2015.
Tabel 2.5 Nilai impor HS 9401 Korea Selatan Tahun 2011 – 2015
Sedangkan untuk impor dengan kode HS 9403, nilai impor Korea Selatan dari tahun
2011 hingga 2015 juga selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, impor Korea
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 24
Selatan mencapai USD 815 juta. Untuk produk dengan kode HS 9403 ini, negara pemasok
impor utama Korea Selatan adalah Negara Cina. Nilai impor dari Cina pada tahun 2015
mencapai angka USD 495 juta. Angka ini menyumbang lebih dari 50 persen dari total impor
Korea Seltana pada tahun 2015. Setelah Negara Cina, Korea Selatan banyak melakukan
impor dari negara Vietnam dengan nilai USD 109 juta lalu impor dari Indonesia dengan nilai
impor mencapai USD 42 juta. Impor Korea Selatan dari Indonesia untuk produk dengan kode
HS 9403 ini juga dalam 5 (lima) tahun terakhir selalu menunjukkan peningkatan. mengalami
peningkatan. Untuk lebih jelanya lagi, Tabel 2.6 dibawah ini memberikan informasi
mengenai nilai impor Korea Selatan untuk produk HS 9403 secara detail dari tahun 2011
hingga 2015.
Tabel 2.6 Nilai impor HS 9403 dan turunannya Tahun 2011 – 2015
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 25
2.4. Kebijakan Tariff
Berdasarkan kebijakan ASEAN - Korea FTA, tarif untuk produk dengan kode HS 9401
dan HS 9403 dari Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 2.7 Pengenaan Tariff Produk HS 9401 berdasarkan FTA
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 26
Tabel 2.8 Pengenaan Tariff Produk HS 9403 berdasarkan FTA
Menurut situs www.custom.go.kr produk dengan kode HS 9401 dan HS 9403 untuk
tariff ASEAN-FTA dikenakan bea tarif sebesar 0 (nol). Dan menurut situs www.kita.org untuk
produk dengan kode HS 9401 dan HS 9403 ini tidak memerlukan Consolidated Public Notice
dan Custom Clearances.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 27
2.5. Keunggulan dan Serifikasi SVLK
Indonesia memiliki keunggulan dalam memproduksi furnitur apabila dibandingkan
dengan negera lainnya, seperti Cina, Vietnam atau Malaysia. Apabila kita berbicara
mengenai bahan baku, selain memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah, kualitas
kayu dari Indonesia lebih kuat dan tahan rayap. Namun sangat disayangkan ternyata kayu
mentah tersebut seringkali di ekspor terlebih dahulu sebelum diolah menjadi barang jadi.
Hali ini membuat industri furnitur di Indonesia menjadi terpuruk, sehingga sulit untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan untuk di ekspor ke luar negeri.
Oleh sebab itu Pemerintah menerapkan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SLVK)
untuk membantu industri furnitur dalam negeri. Dengan SLVK ini, pemerintah dapat
menjamin konsumen luar negeri atas legalitas kayu hutan yang digunakan dalam produksri
furnitur tersebut.
2.6. Strategi Memasuki Pasar
Untuk masuk ke pasar Korea Selatan memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu
strategi yang efektif diperlukan oleh pengusaha Indonesia untuk mengatasi tantangan
tersebut. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain adalah :
A. Melakukan Kerja sama dengan Perusahaan Lokal
Melakukan kerja sama dengan perusahaan lokal merupakan salah satu strategi untuk
bisa masuk ke pasar Korea Selatan, selain kerjasama dengan perusahaan lokal, strategi
lain yang dapat dilakukan antara lain adalah :
Direct Entry
Sebuah tenan perlu menyiapkan toko sendiri di sebuah department store, di jalan
atau di pusat perbelanjaan.
Joint Venture
Sebuah perusahaan dapat membuat persetujuan joint venture dengan retailer lokal.
Secara umum ada 3 pemain utama department store di Korea Selatan (Lotte
Shopping, Shinsaegae, Hyundai Department Store Group)
Franchise
Perusahaan asing dapat masuk ke Korea Selatan dengan membuat perjanjian
kerjasama franchise dengan lokal retailer atau pusat grosir.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 28
Agent / Distributor
Penjualan dilakukan melalui agen atau distributor yang akan mendistribusikan
merek. Biasanya, hal ini dilakukan oleh perusahaan skala kecil atau menengah
dengan portfolio merek yang berbeda-beda.
Direct Sales
Perusahaan bisa melakukan penjualan langsung dengan mendirikan retail individu.
B. Meningkatkan Kualitas Produk
Korea Selatan memberlakukan peraturan yang ketat dalam memutuskan produk
impor, seperti :
Kualitas bahan baku
Kebersihan produk
Proses produksi
C. Mencari informasi terkini dari organisasi terkait di Korea Selatan
Asosiasi di Korea Selatan yang berhubungan dengan produk HS 9401 dan HS
9403 adalah
Korea Federation of Furniture Industry Cooperative/ KFFIC (www.kffic.kr)
Korea Furniture Association/ KOFA (www.kofanet.or.kr)
D. Berpartisipasi dalam berbagai pameran
Pengusaha Indonesia perlu mencari informasi mengenai pameran yang
berhubungan dengan komoditas mereka, baik itu di dalam negeri maupun di luar
negeri. Kemudian yang harus dilakukan adalah mendaftar untuk ikut berpartisipasi di
pameran tersebut, baik sebagai exhibitor maupun hanya sebagai visitor.
Pameran yang berhubungan dengan produk HS ini adalah
Seoul Living Design Fair (www.livingdesignfair.co.kr)
Korea international Furniture & Interior Fair (www.kofurn.or.kr)
Housing Brand Fair (www.leadexpo.co.kr)
Home Trade & Trend Expo (www.homdex.com)
Kyung Hyang Housing Fair (www.khfair.com)
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 29
Gambar 2.4 Seoul Living Design Fair 2012
Dengan menjadi peserta pameran, pengusaha Indonesia dapat memperkenalkan
produknya dan menjalin relasi sebanyak mungkin. Dengan mengikuti pameran juga
mempunyai keuntungan yaitu perusahaan terdaftar di dalam katalog bisnis yang dapat
dijadikan referensi untuk perdagangan internasional.
E. Mempelajari budaya perusahaan Korea Selatan
Jika ingin melakukan bisnis ke negara lain, kiranya adalah sebuah aset yang
bermanfaat untuk mengetahui serta mempelajari budaya negara tersebut. Dengan
memiliki pengetahuan tentang sejarah, bahasa, kultur, cara hidup, terlebih lagi kultur
berbisnis Korea Selatan, akan mempermudah produsen maupun eksportir Indonesia
untuk berhubungan bisnis dengan rekan Korea Selatan. Selain mengetahui dan
mempelajari hal-hal seperti diatas, pengetahuan lebih jauh tentang pasar Korea Selatan
juga sangat penting sehingga dapat memahami permintaan dan tren pasar.
F. Menjalin Kerjasama dengan perwakilan dagang di luar negeri
Pengusaha Indonesia harus aktif dalam mencari informasi mengenai pasar Korea
Selatan, pencarian informasi ini dapat dilakukan dengan cara menghubungi Perwakilan
Dagang Luar Negeri Indonesia di Korea Selatan dalam hal ini Kedutaan Besar RI dan
Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Busan.
G. Memiliki Website perusahaan
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 30
Korea merupakan Negara yang memiliki jaringan internet tercepat di dunia dan
orang-orang Korea cenderung untuk mencari informasi melalui internet. Salah satu cara
efektif dalam memperkenalkan produk maupun perusahaan secara global adalah
memiliki website. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menampilkan informasi di website perusahaan, yaitu :
Profil perusahaan, produk dan segala informasi ditampilkan dengan tata bahasa yang
jelas dan harus ada pilihan bahasa dalam bahasa Inggris.
Memiliki e-mail resmi perusahaan.
Perusahaan harus memberi respon dengan cepat apabila ada permintaan dari calon
konsumen baik melalui e-mail maupun media komunikasi lainnya seperti telepon
atau faksimili.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 31
3. Regulasi Produk Furnitur Kayu di Korea Selatan
3.1. Kebijakan Impor Produk Furnitur Kayu di Korea Selatan
Indonesia adalah salah satu negara ASEAN dan ikut menandatangai perjanjian FTA,
sehingga menurut KCS (Korea Customs Service) tariff rate untuk produk dengan kode HS 94,
terutama HS 9401 dan HS 9403 adalah 0 (nol). Menurut situs www.kita.org, produk dengan
kode HS 9401 dan HS 9403 ini tidak memerlukan Customs Clearence dan konsolidasi umum
publik dari Pemerintahan Korea untuk ekspor ke Korea Selatan.
3.2. Prosedur Impor (Import Procedures)
Berikut ini adalah prosedur impor ke Korea Selatan menurut laman
www.customs.go.kr.
Sumber : http://www.customs.go.kr
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Impor ke Korea Selatan
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 32
3.3. Pengurusan Ijin Impor (Import Clearence)
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, Indonesia sebagai anggota ASEAN yang ikut
menandatangani FTA bersama dengan Korea Selatan diharuskan mengikuti import clearence
FTA. Berikut ini adalah prosedur tersebut :
Sumber : http://www.customs.go.kr
Gambar 3.2 Diagram Prosedur Bea Cukai Korea Selatan di bawah FTA
3.4. Standarisasi produk di Korea Selatan
Korea Selatan memberlakukan standar nasional yang disebut Korean Standards (KS).
Standar ini di keluarkan oleh Korean Agency for Technology and Standard (KATS) dan di
publikasi oleh Korean Standards Association (KSA). Selain itu ada beberapa Standar
Internasional yang dapat menjadi acuan untuk produk impor di Korea Selatan. Adapun
standar internasional yang dapat menjadi acuan tersebut adalah :
- ISO (International Standardization Organization)
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 33
- IEC (International Electrotechnical Commission)
- ASTM (American Society of Testing Materials)
- EN (European Norm)
- DIN (Deusche Industrie Norm)
- NF (Normes Francaises)
Korean Agency for Technology and Standards (KATS) adalah lembaga standarisasi
nasional di Korea Selatan. Sistem standarisasi Korea memiliki dua stuktur, yaitu technical
regulations (mandatory standards) yang dibuat oleh kementrian dan lembaga pemerintah,
dan voluntary standards yang ditetapkan oleh KATS. Korean Standards Association
(KSA) adalah distributor resmi dari Korean Industrial Standard (KS) yang dapat dibeli melalui
laman Korean Standards Service Network (KSSN).
Untuk dapat di impor ke Korea Selatan, pemerintah Korea Selatan mewajibkan
eksportir maupun importir furnitur untuk melakukan uji keamanan produk yang berada
dibawah pegawasan Quality Management and Safety Control of Industrial Products Act,
khusunya untuk beberapa produk yang belum ataupun kurang memenuhi standar
keamanan dalam proses produksi, untuk selanjutnya memperoleh sertifikasi kelayakan
produk sebelum deklarasi custom.
Untuk memenuhi proses sertifikasi Korea Product Safety (KPS) atau Korea
Certification (KC), eksportir (perusahaan furnitur) harus terlebih dahulu mengajukan
formulir kepada agen inspeksi khusus, seperti Ministry of Knowledge Economy dan Korean
Agency for Technology and Standards dimana bisa dikirim melalui perwakilan resmi di Korea
Selatan. Formulir tersebut nantinya akan diikutsertakan dengan tes produk dan inspeksi
pabrik.
Setelah semua proses sertifikasi berhasil dilakukan, furnitur yang mendapatkan KC
mark kemudian dapat memasuki pasar Korea Selatan. Perlu diingat juga bahwa sertifikasi ini
harus diperbaharui setiap tahunnya melalui inspeksi berkala.
Selain itu ada beberapa instansi yang dapat membantu dalam pengurusan dokumen
dan pengujian. Sebagai contoh, salah satu instansi yang dapat membantu untuk
mendapatkan sertifikat tersebut adalah Intertek. Intertek dapat membantu untuk
melakukan pengujian keamanan produk dengan standar Korea yang berlaku. Kemudian
Intertek membuatkan laporan hasil pengujian dan menyerahkan semua dokumen yang
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 34
relevan kepada KATS untuk mendapatkan KC Mark. Setelah menerima sertifikasi dari KATS,
produsen berwenang untuk membubuhkan tanda KC pada produk. Dengan adanya tanda KC
ini, konsumen dapat untuk mengenali dan memilih produk untuk keselamatan mereka,
kualitas, kesehatan dan ramah lingkungan.
Intertek akan melakukan inspeksi tindak lanjut tahunan untuk memastikan produk
anda terus menjadi sesuai dengan standar yang sesuai. Untuk melihat persyaratan lainnya
dapat mengunjungi lama Intertek yaitu www.intertek.com. Intertek juga dapat membantu
memenuhi persyaratan mengenai pelabelan, seperti :
Produsen / Importir
Negara Asal
Instruksi perawatan
Alamat & Nomor Telepon dari Labeler
Diproduksi Tanggal & Ukuran
Gambar 3.3 Tanda Sertifikasi Standar Korea
Diagram di bawah ini memberikan informasi mengenai prosedur untuk mendapatkan
serifikat untuk produk barang.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 35
Sumber : http://www.customs.go.kr/
Gambar 3.4 Diagram Prosedur Mendapatkan Sertifikasi untuk produk Barang
Tabel di bawah ini merupakan klasifikasi produk – produk yang di keluarkan oleh
lembaga Korean Industrial Standards (KS). Untuk produk furnitur di kategorikan ke dalam
major Necessities (G) dengan sub-majornya adalah General/Furniture · interior
item/Stationery · office supplies/Household goods/ Leisure · sports equipment/Musical
instruments/Etc.
Tabel 3.1 Klasifikasi Korean Industrial Standards
Major Sub-major
Basic Standards
(A) General/Radiation · radioactivity management/Guide/Dependability management/Culture/Social system/Etc.
Mechanical Engineering
(B)
General/Machine elements/Tools/Machine tools/Measuring instrument · physical appratus/General machinery/Industrial machinery Agricultural machinery/Thermal apparatus · gas apparatus/Metrology · measurement/Industrial automation/Etc.
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 36
Electrical & electronic
engineering (C)
General/Measurement & testing apparatus/Electrical & electronic materials/cable and conduit/Electrical machines/Electrical appliances Electrical · electronic · communication component/Lamp · lighting devices/Wiring · electrical accessories/Semiconductor · display/Others
Metals (D) General/Raw Materials/Steels/Cast Steel and Cast Iron/Copper Products/Castings/Wrought Products/Secondary Products/ Methods of processing/Analysis/Etc.
Mine (E) General/Mining/Security/Mineral/Transportation/Etc.
Construction (F) General/Testing · inspection · measurement/Materials · elements of civil and building construction/ Construction work/Etc.
Necessities (G) General/Furniture · interior item/Stationery · office supplies/Household goods/ Leisure · sports equipment/Musical instruments/Etc.
Foodstuffs (H) General/Processed agricultural foods/Processed marine foods/Etc.
Environment (I) General/Environmental assessment/Atmosphere/Water quality/Soil quality/Waste/Noisy and vibration/Malodor/Marine environment/ Etc.
Organism (J) General/Biological process/Bio-chemical · biofuel/Industrial microorganism/Bioassay · bioinformation/Etc.
Fiber (K) General/Clothing/Yarns · Knitted fabrics · Textile fabrics/Textile · Knitting machine/Industrial textile products/Etc.
Ceramics (L) General/Glass/Refractories/Potteries · clay producs/Cement/Abrasives/Machine structure ceramics/ Electric · electronic ceramics/Ceramic materials/Etc.
Chemistry (M)
General/Industrial chemicals/Rubber · leather/Fats and oils · mineral oil/Plastics · photographic material/Dyestuff · explosives /Pigment · paint · ink/Paper · pulps/Reagents/Cosmetics/Etc.
Medical (P)
General /General medical devices/Equipment used in medical practice/Materials for medical devices /Medical supplies · hygeinic products/Technical aids for disables · elederly-considered products/Electronic equipment in medical practice/Etc.
Quality management
(Q) General /Factory management/Sensory analysis/System certification/Conformity assessment/Applied statistical method /Etc.
Transportation machine
(R)
General /Testing and Inspect method/Common parts/Bicycle/Engine and parts/Car bodies · safety/Electric & electronic system · instrument/Repair Tools/Railway /Motorcycle /Etc.
Service (S) General /Industrial service/Consumer service/Etc.
Logistics (T) General /Packaging/Storage · loading/Transport/Logistics information /Etc.
Shipbuilding (V) Generall/Hull/Engine & parts/Electric equipment/Navigational instrument/Etc.
Aerospace (W) General/Standard parts/Airframe · materials/Aviation screw propeller/Aviation electronic equipment/Ground support supplies /Etc.
Information (X)
General /Information technology application/Character set · coding · automatic identification/Software · computer graphics /Networking · IT interconnection/IT equipment · data storage media/Electronic documents · electronic commerce/Etc.
sumber : www.kats.go.kr
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 37
4. Informasi Penting
4.1. Perwakilan Korea Selatan di Indonesia
Tabel 4.1 Daftar Nama Perwakilan Korea Selatan di Indonesia
Nama Perwakilan Alamat
1 Kedutaan Besar Korea Selatan,
Jakarta
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Kav. 57 Jakarta Selatan 12950
Tel : (+62)-21-2967-2555
Fax : (+62)-21-2967-2556 / 2557
E-mail : koremb_in@mofat.go.kr
2 KOTRA
(Korea Trade Promotion
Corporation)
Jakarta
Wisma GKBI, 21F Suite 2102
Jl. Jendral Sudirman Kav. 28, Jakarta 10210,
Indonesia
Tel : (+62)-21-574-1522
Fax: (+62)-21-572-2187
E-mail : jakarta@kotra.or.kr
3 KOICA
(Korea International Cooperation
Agency) Jakarta
Jl. Gatot Subroto No.58, Jakarta Selatan
12930,
Indonesia
4.2. Perwakilan Indonesia di Korea Selatan
Tabel 4.2 Daftar Nama Perwakilan Indonesia di Korea Selatan
No Nama Perwakilan Alamat
1 Kedutaan Besar Republik Indonesia
untuk Korea Selatan
di Seoul
55 Yeoeuido-dong, Yeongdeungpo-gu,
Seoul 150-010, Republik Korea
Telp : (02)-783-5675/77
(02)-783-5371 atau 72
Fax : (02)-780-4280
E-mail : pensosbud@indonesiaseoul.org
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 38
Website : www.indonesiaseoul.org / atdag-
kor@depdag.go.id
2 Indonesian Trade and Promotion
Center (ITPC) Busan
1st floor, #103 Korea Express Building
1211-1 Choryang-dong, Dong-gu, Busan
Korea Selatan
Telp : 82-51-441-1708
Fax : 82-51-441-1629
E-mail :itpc-kor@kemendag.go.id
Website :www.itpc-busan.kr
4.3. Perusahaan Importir Furnitur di Korea Selatan
Tabel 4.3 Daftar nama perusahaan Importir Furnitur di Korea Selatan
No Nama Perusahaan Keterangan
1 Hanssem CEO : Yangha Choi
15418 / 144 Beonnyeong 2-ro, Ansan-si
Gyeonggi-do, Korea
Tel : + 82-2-6908-3114
Website : www.hanssem.com
2 Korea Furniture Co., Ltd CP : Choi Hoon Hook
957, KONGHANG-DONG, KANGSU-KU, SEOUL,
KOREA , Republic of Korea
(415-070)
Tel : 82-2-663-4121
Fax : 82-2-663-4022
Website : www.koreafurniture.co.kr
3 Dae Yeong Wood Corporation
343-1 Sungui-dong Nam-ku Incheon, Incheon,
Incheon, South Korea
Tel : 82-32- 881-6294
Fax : 82-32-881-7767
Website : www.omegawood.com
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 39
4 Young Jin International
Corporation
#301-2 TAEKWANG BLDG, 1380-2 KWANYANG-
DONG, DONGAN-KU, ANYANG KYUNGKI-DO,
KOREA, Republic of Korea
(431-805)
Tel : 82-31-382-0141
Fax : 82-31-382-1660
5 Daejin Co., Ltd Sales Office
3F, Daejin Bldg, 1684, nambusunhwan-ro,
Gwank-gu, Seoul, Korea
Tel : 82-2-884-6863
Fax : 82-2-873-9402
Email : info@decoria.co.kr
Website : www.decoria.co.kr
6 Innocent Furniture Co., Ltd CP : Lee Kun Hun
164B-8L, Namdong Industrial Complex, 739-7,
Gojan-dong, Namdong-gu, Incheon, South
Korea
Tel : 82-32-812-0002
Fax : 82-32-822-0003
Website : www.innocent.co.kr
7 Seyang Furniture CP :Choi, Pyung Il
88-2 Okgil-dong, Gwangmyeong-si, Gyeonggi-
do, 423-100 KOREA
Tel : 82-2-2613-1002
Fax : 82-2-2612-7416
8 Noh Song Furniture Co., Ltd 392, chobu-ri, mohyeon-myeon, cheoin-gu,
yongin-si, gyeonggi-do (seoul 449-851 korea)
rep of korea
Tel : 82-1800-8694
Fax : 82-31-338-2790
Website : www.nohsong.com
MARKET BRIEF FURNITUR ITPC BUSAN 40
9 Young Dong Furniture Co., Ltd CP : Lee Kyung Hee
121-1, NONHYEON DONG, KANGNAM-GU,
SEOUL
Tel : 82-2-3444-1355
10 Livart Furniture Co., Ltd CP : Kyoung Kyoo Han
54-10, Bu-ri, Namsa-myeon, Yongin-si,
Gyeonggi-do, 449-884, KOREA
Tel : 82-2-3480-8058
Fax : 82-2-3480-8040
DAFTAR PUSTAKA
Website :
www.foreign-trade.com/reference/hscode.cfm
www.kbriseoul.kr
www.kita.org
www.trademap.org
www.standardsportal.org/
www.customs.go.kr
www.akfta.asean.org
http://data.worldbank.org/country/korea-republic
http://data.worldbank.org/
www.tradingeconomics.com
www.kosis.kr
www.kesis.net
www.kats.go.kr
www.intertek.com