Post on 23-Jan-2016
description
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika membahas beberapa konsep dalam aplikasi promosi kesehatan
berkaitan erat dengan konsep-konsep atau istilah-istilah lain yang saling
terhubung dan cenderung disama artikan . Hal tersebut, tidak terlepas dari
sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat
maupun praktik kesehatan masyarakat secara umum. Promosi kesehatan
meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), dan istilah
lainnya.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau
memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (Ottawa charter, 1986). Proses pemberdayaan atau
memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian
informasi (seperti kegiatan penyuluha, KIE< dan pendidikan kesehatan),
tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di masyarakat.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui berbagai strategi promosi kesehatan.
2. Mengetahui macam-macam pendekatan dalam melakukan promosi
kesehatan.
3. Mengetahui perencanaan dan kebutuhan untuk promosi kesehatan.
1.3 Manfaat
1. Dapat memahami berbagai strategi promosi kesehatan.
2. Dapat mengetahui berbagai macam pendekatan saat melakukan promosi
kesehatan.
3. Dapat memahami perencanaan dan kebutuhan dalam promosi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi Global (WHO)
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara
global ini terdiri dari 3 hal, yaitu:
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang
lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada
para pembuat keputusan at au penentu kebijakan di berbagai sektor, dan
di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara
formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau
presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin
dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan
dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan,
baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau
fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi
adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat
dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).
2. Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah
agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan
sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui
toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program
kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program kesehatan tersebut.
Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina
suasana, atau membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para
toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya.
Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana
adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran sekunder).
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk
kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan,
antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk
kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income gener¬ating
skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan
berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka,
misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di
masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan
masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).
2.2 Strategi Ottawa Chdalarter
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada pada
tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam
piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan,
yang mencakup 5 butir, yaitu:
a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para
penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan
kesehatan.Dengan perkataan lain, agar kebijakan- kebijakan dalam
bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusab dan sebagainya,
selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya,
ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis
dampak lingkingan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,
dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
(kesehatan masyarakat). Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/
industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan agar
tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering
diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan,
diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada
para pengambil kebijakan ( policy makers) atau pembuat
keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah
jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-
benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan
kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta
kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,
termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana
atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi
masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum
tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat
umum antara lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang
air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para
perokok dan non-perokok dan sebagainya.Contoh : perlunya jalur hijau
didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri
pada kelompok terpapar pencemaran udara, seperti penggunaan masker
pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa
dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan “consumer”.
Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan
swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan
kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah dan harus diorientasi
lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima
pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam
batas-batas tertentu.
Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para
penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta
harus melibatkan diri, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka
juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,
tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam
meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat
penting.
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,
tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi
pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan kesehatan juga
merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan
kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan.
Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar
memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan
peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan
kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan
pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah
penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga
peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah
diharapkan.
Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.Bentuk
pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan
baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan teknis (pelatihan-
pelatihan) sampai upaya swadaya masyarakat sendiri. Contoh : semakin
banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren,
dll.
d. Keterampilan Individu (Personnal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari
individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan
masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-
keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud. Strategi untuk
mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah
awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan
ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan
sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat
individual daripada massa.
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin
banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan
masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan
individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat
yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat
perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain
itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola
hidup sehat.Masing-masing individu seyogyanya mempunyai
pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap :
1. Cara – cara memelihara kesehatannya
2. Mengenal penyakit2 dan penyebabnya
3. Mampu mencegah penyakit
4. Mampu meningkatkan kesehatannya
5. Mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial
melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang
tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi
kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan
dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk
menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus
difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan
komunitas.
Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam menyampaikan
informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan
(mendemostrrasikan). Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau
kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan,
pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
e. Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi
promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada
gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karenaitu, promosi
kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku
yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur
yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan
piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya
yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri.
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa
kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat.
Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu
dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat
perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban
dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan
derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban
dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini
sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang
kesehatan, yang berbunyi:“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya”.
Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen
community actions) promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan
komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat
keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan
komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib
mereka. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya
manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem
yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah
kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus
akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana
penggalangan dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu
partisifasi masyarakat yang menunjang kesehatan. Contoh adanya
gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih,
perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu
langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana
sudah dijual alat semacam speedometer.Dalam piagam Ottawa tersebut
juga mencantumkan ada 9 (sembilan) faktor sebagai prasyarat untuk
kesehatan, yaitu: Perdamaian/keamanan, tempat tinggal, pendidikan,
makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil dan seimbang, sumber daya
yang berkesinambungan, keadilan sosial dan pemerataan.
2.3 Pendekatan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses / upaya agar masyarakat
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi
kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku
organisasi masyarakat dan lingkungannya (Victoria Health Foundation,
1996). Lingkup promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan mencakup
pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),
wanita klimakterium, dan wanita menopause.
Salah satu tujuan dan sasaran promosi kesehatan bagi petugas,
program maupun institusi kesehatan ialah untuk melakukan promosi
kesehatan dalam setiap program kesehatan yang diselenggarakan,
mendukung tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat, serta
meningkatkan mutu layanan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan
pada masyarakat. Maka dari itu perlu dilakukan pendekatan pada promosi
kesehatan agar goal-goal yang dicanangkan dapat terealisasikan macam-
macam pendekatan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan :
a. Pendekatan Medikal
Pendekatan medikal yaitu pendekatan dengan pencegahan terhadap
penyakit.Keberhasilannya dapat dilihat pada program imunisasi dan
vaksinasi. Tujuan akhir ini untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dini.
b. Pendekatan Perubahan Prilaku
Pendekatan perubahan prilakuyaitu dengan mendorong seseorang
untuk menjalankan perilaku-perilaku kesehatan dan menerapkannya
dalam kehidupansehari-hari.
c. Pendekatan Educational
Pendekatan educational yaitu dengan memfasilitasi individu untuk
prosespembelajaran dan memberikan fasilitas penunjang.
d. Pendekatan Yang Berpusat Pada Klien
Pendekatan yang berpusat pada klien dengan tenaga kesehatan
sebagai fasilitator dan mendorong klien untuk membuat keputusan.
e. Pendekatan Perubahan Sosial
Untuk memastikan bahwa sehat itu mudah dijangkau salah satunya
dengan memperluas jaringan kerjasama denganpembuat
kebijakan.Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab
dari perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor.
Di antaranyakomunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal
lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru,
terjadinya konflik atau revolusi, dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan
pengaruhkebudayaan masyarakat lain. Ada pula beberapa faktor yang
menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya
hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK
yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-
kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka
negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada
masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan
pengaruh adat atau kebiasaan.
2.4 Perencanaan Promosi Kesehatan
Dibidang promosi kesehatan, perencanaan dapat didefenisikan sebagai
proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukankebutuhan dan sumberdaya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah mencapai
tujuan perubaha nperilaku sasaran yang mendukung untuk hidup sehat.
Perencanaan promosi kesehatanan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah. Penetapan prioritas masalah dan alokasi sumberdaya yang ada
untuk mencapai tujuan dalam membuat perencanaan promosi kesehatan,
perencanaan harus terdiri dari masyarakat, professional kesehatan dan
promotor kesehatan. Perencanaan promosi kesehatan merupakan
keterpaduan dengan program kesehatan lain seperti KIA, gizi, kesehatan
lingkungan dan program yang lainnya.
2.5 Kebutuhan Promosi Kesehatan
Titik awal penetapan kebutuhan promosi kesehatan adalah berbagi
informasi dari berbagai sumber. Jenis-jenis informasi yang dapat digunakan,
yaitu data epidemiologi, data social-ekonomi, pandangan professional,
pandangan public/masyarakat, dan media local.
a. Data epidemiologi
Studi tentang dsitribusi dan determinan kesehatan dalam masyarakat.
Data epidemiologi memberikan informasi yang mendasar tentang
kesehatan penduduk, penyebab, dan faktor resiko yang berkaitan dengan
kesakitan. Informasi-informasi tersebut dapat memberikan gambaran
tentang potensi pencegahan dan promosi kesehatan.
b. Data social ekonomi
Data mencakup informasi tentang perumahan, pekerjaan, lapisan social
dan fasilitas-fasilitas social, hiburan, rekreasi atau perbelanjaan. Dengan
mencocokkan penyakit menurut data social-ekonomi, kita dapat melihat
pola khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra dikalangan
pengusaha/swasta, badan penyandang dana, media massa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat.
Semuanya bukan hanya berpotensi mendukung, tetap juga menentang
atau berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya industri rokok).
c. Pandangan professional
Menurut UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama
dalam advokasi, yaitu melibatkan para pemimpin, bekerja dengan media
massa, dan membangun kapasitas. Strategi advokasi dapat dilakukan
melalui pembentukan koalisi, pengembangan jaringan kerja,
pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerja sama bilateral.
d. Media local
Media dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan
disampaikan. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran,
tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang
digunakan, dan sumber daya yang ada. Media dapat digunakan di
berbagai tempat antara lain sebagai berikut :
1. Rumah tangga (leaflet, model buku bergambar, benda nyata seperti
buah-buahan, dan sayuran)
2. Tempat kerja dan sekolah (papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku
cerita bergambar, kotak gambar gulung, dan boneka)
3. Masyarakat umum (poster, spanduk, leaflet, flannel, graf, dan
wayang)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses / upaya agar masyarakat
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan (Piagam Ottawa). Promosi
kesehatan juga suatu program yang untuk mengubah prilaku
organisasi masyarakat dan lingkungannya (Victoria Health Foundation,
1996). Lingkup promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan mencakup
pada masa bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, PUS/WUS (pasangan usia subur atau wanita usia subur),
wanita klimakterium, dan wanita menopause.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan Bondowoso dapat memahami pendekatan, model dan
kebutuhan promosi kesehatan dengan baik serta hubungannya dengan ilmu
keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memiliki
kompetensi yang tinggi dalammelakukanpromosikesehatan. Serta mampu
untuk menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan
ataupun komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Maula, Heri DJ. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mesi, Novita. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Zal, Bayi. 2012. Pendekatan Promosi Kesehatan.
https://www.scribd.com/doc/88701171/PENDEKATAN-PROMOSI-
KESEHATAN#scribd . [diakses 29 September 2015 pukul 10.37 WIB]
Suparyanto. 2011. Promosi Kesehatan. http://laporan-pendahuluan.asuhan-
keperawatan.com/promosi-kesehatan-86085/. [diakses 28 September 2015 pukul
19.37 WIB]
Zal, Bayi. 2012. Pendekatan Promosi Kesehatan.
https://www.scribd.com/doc/88701171/PENDEKATAN-PROMOSI-
KESEHATAN#scribd . [diakses 29 September 2015 pukul 10.37 WIB]