Post on 01-Nov-2021
RENCANA STRATEGIS 2018-2023
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 i
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT dan atas rahmat dan karunia-Nya pula, Rencana
Strategis Dinas Pekerjaan Umum (Renstra DPU) Kota Bandung 2018-2023 dapat diselesaikan.
Substansi Renstra memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan penjabaran
lebih lanjut dari RPJMD Kota Bandung Tahap II 2018-2023 khususnya bidang kebinamargaan dan
sumber daya air. Penyusunan Renstra DPU RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 didasarkan kepada
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Dokumen Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan rencana program dan kegiatan tahunan
bidang pelayanan infrastruktur jalan, drainase, pengairan sungai dan penerangan jalan umum dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Bandung dan mendukung upaya perwujudan kota
yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera.
Harapan kami, Dinas Pekerjaan Umum mampu mengemban dan menjalankan tugas pokok dan fungsi
yang telah diamanatkan dan keberadannya memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung. Semoga
Renstra DPU ahun 2018-2023 ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, 2018 Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandung,
Ir. H. ARIF PRASETYA S. MM Pembina Utama Muda
NIP. 19600825 199011 1 001
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ..................................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... II
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ III
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... III
1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1-1
1.2 Landasan Hukum ..................................................................................................................... 1-1
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................................................................. 1-2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................................. 1-3
2 GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ................................................................... 2-1
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ...................................................... 2-1
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ............................................................................................. 2-3
2.2.1 Sumber Daya Manusia ............................................................................................... 2-3
2.2.2 Aset, Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 2-5
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ...................................................................................... 2-7
2.3.1 Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) ........................................................................ 2-7
2.3.2 Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) ............................................... 2-9
2.3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ...................................................................... 2-9
2.3.4 Kinerja Keuangan ..................................................................................................... 2-10
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah ............................... 2-15
3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH .......................................... 3-1
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah ...... 3-1
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih .............. 3-3
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Renstra Dinas Bina Marga Provinsi Jawa
Barat 3-4
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ................... 3-7
3.4.1 RTRW Provinsi Jawa Barat ......................................................................................... 3-7
3.4.2 RTRW Kota Bandung .................................................................................................. 3-7
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .................................................................................................... 3-9
4 TUJUAN DAN SASARAN ....................................................................................................... 4-1
4.1 Visi dan Misi Kota Bandung .................................................................................................... 4-1
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah ..................................................... 4-2
5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ......................................................................................... 5-1
6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ................................................... 6-1
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 iii
7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM .................................................. 7-1
8 PENUTUP ............................................................................................................................ 8-1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2018 ..................................................... 2-3
Tabel 2.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2018 ... 2-5
Tabel 2.3 Daftar Peralatan Berat Penunjang Kegiatan Kebinamargaan ......................................... 2-5
Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung ........................ 2-13
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung ................ 2-14
Tabel 2.6 Kondisi Jaringan Jalan di Bandung ................................................................................ 2-17
Tabel 3.1 Keterkaitan Misi, Sasaran dan Program Prioritas Walikota Bidang Infrastruktur........... 3-4
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah ........................... 4-3
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan ........................................................................ 5-3
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan Indikator Kinerja, Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandung ..................................................................................... 6-2
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD .. 7-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung ........................................... 2-4
Gambar 2.2 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 (dalam %) .................................... 2-10
Gambar 2.3 Alokasi Anggaran dan Realisasi ..................................................................................... 2-11
Gambar 2.4 Persentase Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2014 & 2017 ................................ 2-12
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 1-1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum (Renstra DPU) Kota Bandung 2018-2023 merupakan
dokumen rencana pembangunan daerah jangka menengah yang diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 dan Peraturan Daerah Nomor
05 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan. Renstra DPU adalah dokumen perencanaan Dinas PU untuk periode 5 (lima)
tahun yang memuat visi dan misi kota, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan
penjabaran dinas lebih lanjut dari RPJMD Kota Bandung Tahap II 2018-2023 khususnya bidang
kebinamargaan dan sumber daya air.
Selain berpedoman kepada dokumen RPJMD Kota Bandung 2018-2023, penyusunan Renstra DPU
mempertimbangkan pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kebinamargaan dan
sumberdaya air, kinerja pelayanan DPU dalam periode lima tahun terakhir, tantangan dan peluang
pembangunan bidang kebinamargaan dan sumberdaya air. Pendekatan penyusunan Renstra DPU juga
mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan,
memperhatikan keterkaitannya dengan rencana-rencana strategis dinas terkait di tingkat provinsi
serta Kementerian/Lembaga di tingkat pusat serta memperhatikan aspirasi dan masukan para
pemangku kepentingan pembangunan di kota Bandung.
Dengan besaran penduduk kota yang mencapai 2,5 juta jiwa dan fungsinya sebagai ibukota provinsi
Jawa Barat, kota Bandung dituntut untuk dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan
pembangunan infrastruktur kota. RPJMD Kota Bandung 2018-2023 yang telah ditetapkan dengan
Perda Nomor 3 Tahun 2019 menempatkan pembangunan infrastruktur, termasuk didalamnya bidang
kebinamargaan dan sumberdaya air, menjadi salah satu prioritas pembangunan untuk mewujudkan
misi: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur
serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
Untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi kota tersebut perlu dijabarkan kedalam Rencana Strategi
Dinas Pekerjaan Umum sebagai Perangkat Daerah pengampu bidang kebinamargaan dan sumberdaya
air. Dokumen Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan rencana program dan kegiatan tahunan
yang dirumuskan dalam dokumen Rencana Kerja Dinas. Renstra DPU disusun untuk periode 2018-
2023 sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan RPJMD Kota Bandung.
1.2 Landasan Hukum
Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Tahun 2018-2023 disusun dengan mengacu pada
peraturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437
jo. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 1-2
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
5. Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
7. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
8. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2010-2014;
15. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 86 Tahun 2017, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung;
17. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah;
18. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Bandung 2005-2025;
19. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung;
20. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Bandung 2018 - 2023.
1.3 Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2018-2023 disusun dengan maksud untuk
menyediakan dokumen perencanaan pembangunan bidang kebinamargaan dan sumberdaya air
sebagai acuan bagi Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dalam penyusunan rencana program
dan kegiatan dalam periode lima tahun ke depan.
Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung 2018-2023
adalah untuk:
1. Memberikan gambaran kondisi pelayanan bidang kebinamargaan dan pengairan di kota Bandung
dan kebutuhan penanganannya dalam lima tahun ke depan;
2. Menguraikan strategi, kebijakan, program dan kegiatan bidang kebinamargaan dan pengairan
yang menjadi prioritas pembangunan untuk mendukung pencapaian visi misi;
3. Sebagai acuan dan bahan evaluasi bagi pencapaian pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
di Kota Bandung khususnya di bidang kebinamargaan dan sumberdaya air yang menjadi tupoksi
dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 1-3
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum 2018-2023 adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta
sistematika penyusunan Renstra.
Bab 2 Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Bab ini menguraikan tentang peran (tugas, fungsi dan kewenangan), sumber daya yang
dimiliki, capaian–capaian kinerja dalam pelaksanaan Renstra periode sebelumnya, capaian
program prioritas dalam pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan hambatan–hambatan
utama yang perlu diatasi melalui Renstra Perangkat Daerah ini.
Bab 3 Permasalahan Dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah
Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan Perangkat Daerah, telaahan RPJPD Kota Bandung 2005-2025, telaahan RPJMD Kota
Bandung 2018-2023, telaahan Renstra Kementerian PU, telaahan RTRW dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, penentuan isu-isu strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandung.
Bab 4 Tujuan dan Sasaran
Bab ini Mengemukakan rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah.
Bab 5 Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini mengemukakan rumusan strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah dalam lima
tahun mendatang.
Bab 6 Rencana Program Dan Kegiatan serta Pendanaan
Bab ini mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran,
dan pendanaan indikatif.
Bab 7 Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan
Bab ini mengemukakan indikator kinerja Perangkat Daerah yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen utuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Bab 7 Penutup
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-1
2 GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Tugas pokok, fungsi dan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum telah diatur dalam Peraturan Daerah
Kota Bandung No. 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Bandung dan lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 1382 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandung.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan kewenangan
daerah di bidang pekerjaan umum lingkup kebinamargaan dan sumber daya air.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijaksanaan teknik kebinamargaan dan sumber daya air;
b. Melaksanakan tugas teknik operasional kebinamargaan dan sumber daya air yang meliputi
perencanaan, pengendalian operasional, pembangunan danpemeliharaan kebinamargaan dan
sumber daya air;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas operasional kebinamargaan dan sumber daya air;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Wali Kota sesuai bidang tugasnya.
Bidang kewenangan yang menjadi garapan Dinas Pekerjaan Umum adalah Bidang Pekerjaan Umum
yang meliputi jalan umum berikut bangunan pelengkapnya; jembatan, saluran drainase jalan dan
trotoar, infrastruktur sungai termasuk bangunan pelengkapnya; bendung, bangunan pembagi, pump
house, situ, kolam retensi dan jalan inspeksi, dan penerangan jalan umum.
Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
didukung oleh:
a. Sekretariat, yang membawahkan:
1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian,Data dan Informasi;
2. Sub Bagian Program, dan Keuangan.
b. Bidang Pembangunan dan Pengendalian, yang membawahkan:
1. Seksi Pembangunan dan Pengendalian Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pembangunan dan Pengendalian Trotoar dan Penerangan Jalan Umum (PJU);
3. Seksi Pembangunan dan Pengendalian Drainase dan Sumber Daya Air.
c. Bidang Pemeliharaan dan Pengendalian, yang membawahkan:
1. Seksi Pemeliharaan dan Pengendalian Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pemeliharaan dan Pengendalian Trotoar dan Penerangan Jalan Umum (PJU);
3. Seksi Pemeliharaan dan Pengendalian Drainase dan Sumber Daya Air.
d. Bidang Perencanaan, yang membawahkan:
1. Seksi Perencanaan Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Perencanaan Drainase dan Sumber Daya Air;
3. Seksi Perencanaan Trotoar dan Penerangan Jalan Umum (PJU).
e. Unit Pelaksana Teknis (UPT);
f. Jabatan Pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-2
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah di bidang pekerjaan umum meliputi jalan, jembatan, trotoar,
penerangan jalan umum (PJU), drainase dan sumber daya air. Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan lingkup pekerjaan umum;
b. pelaksanaan kebijakan lingkup pekerjaan umum;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pekerjaan umum;
d. pelaksanaan administrasi Dinas lingkup pekerjaan umum; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
Sekretaris Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup kesekretariatan
yang meliputi pengelolaan umum dan kepegawaian, pengelolaan keuangan, pengoordinasian
penyusunan program, data dan informasi serta pengoordinasian tugas-tugas bidang. Sekretaris Dinas
menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan dan Dinas;
b. pengoordinasian bahan perumusan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
c. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
d. pengoordinasian pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
e. pengoordinasian pelaksanaan administrasi lingkup kesekretariatan dan Dinas; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Pembangunan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas lingkup pembangunan dan pengendalian meliputi pembangunan dan pengendalian jalan
dan jembatan, pembangunan dan pengendalian trotoar dan Penerangan Jalan Umum (PJU), serta
pembangunan dan pengendalian drainase dan sumber daya air. Kepala Bidang Pembangunan dan
Pengendalian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja lingkup pembangunan dan pengendalian;
b. penyiapan bahan perumusan lingkup pembangunan dan pengendalian;
c. pelaksanaan kebijakan lingkup pembangunan dan pengendalian;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pembangunan dan pengendalian;
e. pelaksanaan administrasi lingkup pembangunan dan pengendalian;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas Pekerjaan Umum lingkup pemeliharaan dan pengendalian meliputi pemeliharaan dan
pengendalian drainase dan sumber daya air, pemeliharaan dan pengendalian trotoar dan Penerangan
Jalan Umum (PJU) serta pemeliharaan dan pengendalian jalan dan jembatan. Kepala Bidang
Pemeliharaan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja lingkup pemeliharaan dan pengendalian;
b. penyiapan bahan kebijakan lingkup pemeliharaan dan pengendalian;
c. pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pemeliharaan dan pengendalian;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pemeliharaan dan pengendalian;
e. pelaksanaan administrasi lingkup pemeliharaan dan pengendalian;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-3
Kepala Bidang Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pekerjaan
Umum lingkup perencanaan meliputi perencanaan jalan dan jembatan, perencanaan drainase dan
sumber daya air, serta perencanaan trotoar dan Penerangan Jalan Umum (PJU). Kepala Bidang
Perencanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja lingkup perencanaan;
b. penyiapan bahan kebijakan lingkupperencanaan;
c. pelaksanaan kebijakan operasional lingkupperencanaan;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup erencanaan;
e. pelaksanaan administrasi lingkupperencanaan;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data bagian kepegawaian DPU tahun 2018 jumlah total pegawai mencapai 335 orang,
dengan jumlah pejabat struktural berjumlah 32 orang dan staf pelaksana sebanyak 303 orang.
Tabel 2.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2018
ESELON JUMLAH
I -
II 1
III 4
IV 27
FUNGSIONAL UMUM
IV -
III 92
II 177
I 34
335
Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data
yang ditampilkan pada Tabel 2.2, tingkat pendidikan karyawan DPU yang paling banyak adalah
pendidikan SMA sebanyak 166 orang (49,65%). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari karyawan DPU
yang relatif tinggi ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja DPU secara
umum. Jumlah karyawan DPU yang menamatkan pendidikan S-2 cukup besar, tercatat sebanyak 21
orang. Secara prosentase, jumlah tersebut mencapai 6,27 % dari seluruh karyawan DPU.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-4
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung
KEPALA DINAS
BIDANG PERENCANAAN
SEKSI PERENCANAAN JALAN
JEMBATAN
SEKSI PERENCANAAN
DRAINASE & SDA
SEKSI PERENCANAAN
TROTOAR DAN PJU
BIDANG PEMBANGUNAN DAN
PENGENDALIAN
SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENGENDALIAN
JALAN JEMBATAN
SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENGENDALIAN
DRAINASE & SDA
SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENGENDALIAN
TROTOAR DAN PJU
BIDANG PEMELIHARAAN DAN
PENGENDALIAN
SEKSI PEMELIHARAAN DAN
PENGENDALIAN
JALAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN DAN
PENGENDALIAN
DRAINASE & SDA
SEKSI PEMELIHARAAN DAN
PENGENDALIAN
TROTOAR DAN PJU
UPT OPERASIONAL
PEMELIHARAAN
(OP) BOJONAGARA
UPT OP
CIBEUNYING
UPT OP
TEGALEGA
UPT OP
KAREES
UPT OP
UJUNG
BERUNG
UPT OP
GEDEBAGE
UPT
PERALATAN
PER-
BENGKELAN
UPT
DAS
UPT
LABORATORIUM
BAHAN
KONSTRUKSI
UPT
PRODUKSI
CAMPPURAN
ASPAL
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-5
Tabel 2.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2018
No Unit Kerja Pendidikan Jenis Kelamin
Jumlah S3 S2 S1 D3 SMA SMP SD L P
1 Ka. DPU/ Sekretariat 2 24 2 9 23 14 37
2 Bid. Perencanaan 4 9 2 9 1 21 4 25
3 Bid. Pembangunan &
Pengendalian
3 14 1 15 1 27 6 33
4 Bid. Pemeliharaan &
Pengendalian
2 15 3 34 4 2 53 7 60
5 UPT OP I (Bojonegara) 5 12 7 1 23 2 25
6 UPT OP II (Cibeunying) 2 1 13 3 17 2 19
7 UPT OP III (Tegallega) 2 1 6 4 4 15 2 17
8 UPT OP IV (Karees) 4 2 4 4 12 2 14
9 UPT OP V
(Ujungberung)
2 14 4 4 24 24
10 UPT OP VI (Gedebage) 1 2 15 3 1 20 2 22
11 UPT Produksi
Campuran Aspal
3 8 1 11 1 12
12 UPT Peralatan dan
Perbengkelan
3 14 2 1 18 2 20
13 UPT Laboratorium 2 2 7 1 10 2 12
14 UPT DAS 1 3 8 3 11 4 15
JUMLAH 0 17 88 10 166 38 17 285 50 335
% 0 5,1 26,3 3,0 49,6 11,3 5,1 85,1 14,9
Sumber : Data Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, 2018
2.2.2 Aset, Sarana dan Prasarana
Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung
pelaksanaan kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Daftar Peralatan Berat Penunjang Kegiatan Kebinamargaan
No Nama/Jenis Barang Merk/Type Jumlah Tahun Pembelian
1. Excavator Komatsu,
Caterpillar
2 1991.2012
2. Excavator Long Arm Caterpillar 1 2014
3. Mini Excavator Caterpillar 1 2014
4. Mini Excavator Full
Rotary
Takeuchi 1 2016
5. Asphalt Mixing Plant
Mini
Freddy Mix 1 2004
6. Asphalt Mixing Plant Speco 1 2015
7. Asphalt Finisher Vogele 1 2016
8. Mesin Gilas Scheid,
Barata,
Bomag,
HAMM,
Atlas Copco
39 1974.1975.1991.2012.2013.
2014.2015.2016
9. Mesin Gilas 1 Ton GTO,
Baby Roller
2 2008.2014
10. Mesin Gilas 4 Ton Grace,
Barata
2 1980.2007
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-6
No Nama/Jenis Barang Merk/Type Jumlah Tahun Pembelian
11. Stamper Mikasa MTR.80
H, Tiger
8 1986.2010
12. Mesin Gilas 2.5-4 Ton Lister 1 1992.1995.2004.2008.2007
13. Vibration Plate Robin,
Wracker
5 1991.1992
14. Concrate Mixer Dragon Globe,
Cakra,
Tiga Berlian
6 2003.2013
15. Loader JCB,
Barata
2 1987.1989
16. Loader / Bachoe IMF,
Extradig / GEHL
3 1989.2001.2008
17. Mobil Crane Isuzu 1 2008
18. Forklift Mitsubishi 1 1994
19. Compressor Atlas,
Sulivan Palatek
2 1992.2003
20. Generating Set Peter 1 1988
21. Pompa Air Honda,
EBARA,
Isuzu
4 1987.1988.1992
22. Floating Pump 1 2014
23. Asphalt Sprayer Anugrah 2 1984.1989
24. Asphalt Breaker Atlas Copco 1987.1988
25. Concrete Vibrator Mikasa 2 1988
26. Circular Saw Wracker 2 1989
27. Stampler Plate Honda 3 2013
28. Carrier Truck Isuzu 1 2013
29. Power Pack Atlas Copco 1 2013
30. Mesin Pengebor
Sumur Resapan
Little Beaver 2 2015.2016
31. Pompa Water Jet US Jetting 2 2015.2016
32. Generator Tower
Light
2 2014.2015
33. Cold Mixing Writgen Jerman 1 2015
34. Truck Tangki Hino 1 2016
35. Mesin Bor First 1
36. Compressor Angin Swan 1
37. Mesin Las Listrik Yanmar 1 1996
38. AC Welding
Transforer
Roxton 1 2006
39 Takel Shung Yan,
Vital
2 2003.2013
40. Treker 1 2005
41. Kunci Pembuka Baut Diamond,
Dowidat, Fukung,
Sands
3 2003.2005.2013
42. Kunci Sok Lengkap Diamond,
Sands
2 2003.2013
43. Gurinda Duduk 1 2003
44. Gurinda Tangan Hitachi 1 2013
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-7
No Nama/Jenis Barang Merk/Type Jumlah Tahun Pembelian
45. Dongkrak Hydrolik Japan 1 2003
46. Mata Bor Baja Japan 1 2003
47. Mesin Gergaji Kingrex 1 2003
48. Bor Listrik Tangan Bosch 1 2003
Sumber : UPT Peralatan dan Perbengkelan, 2018
Berdasarkan kepemilikan dan jenis peralatan berat yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum dikaitkan
dengan tantangan yang dihadapi tahun-tahun berikut dengan target pelayanan dan target program
yang tinggi, maka diperlukan peningkatan jenis peralatan modern dalam menunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan di lapangan. Diantaranya stamper, truk crane, mobil penyapu jalan, mobil
pompa dan penyedot air.
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kinerja pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung dilihat berdasarkan
capaian terhadap Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
Indikator Kinerja Kunci (IKK). Capaian kinerja indikator pelayanan Perangkat Daerah DPU dalam
pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel 2.4.
2.3.1 Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah jenis indikator untuk evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2007.
a. Pelayanan Jaringan Jalan
Meskipun proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kota Bandung cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya (2013-2018), namun masih perlu peningkatan untuk mempertahankan
proporsi tersebut guna mendukung pergerakan orang dan barang. Pada tahun 2013, proporsi panjang
jaringan jalan dalam kondisi baik mencapai 68,96% meningkat menjadi 100,00% pada tahun 2018.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan capaian pelayanan jalan antara lain adalah:
- Keterbatasan lahan, menjadi kendala untuk meningkatkan asksesibilitas karena penambahan
Panjang jalan di kota menjadi terhambat.
- Jumlah kendaraan di Bandung Raya sebanyak 682.853 mobil pribadi, 30.231 unit angkot/taksi, dan
2.906.286 unit sepeda motor (data BPS 2017) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
upaya pemeliharaan jalan menjadi tantangan baru.
- Dengan keterbatasan dana pemeliharaan jalan, adanya skala prioritas penanganan jalan
berdasarkan tingkat kerusakan jalan, volume lalulintas, fungsi jalan, dan jalur angkutan umum.
- Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pembangunan mengalami keterlambatan dalam
penyelesaiannya karena pengaruh cuaca hujan yang tidak dapat diperkirakan, dengan demikian
terkadang pelaksanaan kegiatan fisik bertepatan dengan musim hujan, sehingga perbaikan jalan
dilakukan berulang. Kondisi tersebut tidak didukung oleh kondisi fisik wilayah kota Bandung
sebagai daerah cekungan dengan kandungan air tanah tinggi yang dapat mempercepat kerusakan
fisik jalan.
- Potensi kerusakan jalan di Bandung jauh lebih besar pada saat kondisi basah dibandingkan pada
kondisi kering. Hal ini disebabkan air sering tidak tertampung dan menggenangi banyak segmen
jalan, baik saluran pinggir jalan maupun saluran-lauran pembuangan lainnya.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-8
b. Pelayanan Jaringan Drainase
Secara umum sistem drainase di Kota Bandung terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu drainase makro
dan drainase mikro. Saluran pembuangan makro adalah saluran pembuangan yang secara alami sudah
ada di Kota Bandung, yang terdiri dari 15 sungai sepanjang 265,05 km. Saluran pembuangan mikro
adalah saluran yang sengaja dibuat mengikuti pola jaringan jalan. Namun, sekitar 30% ruas jalan belum
memiliki saluran drainase sehingga beberapa daerah menjadi rawan banjir dan genangan.
Penyebab terjadinya daerah rawan banjir adalah karena tertutupnya street inlet oleh beberapa
aktivitas sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalam saluran drainase, adanya pendangkalan di
beberapa bagian saluran, konstruksi drainase yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, serta
pengalihfungsian lahan dari kondisi alami menjadi lahan dengan fungsi komersil seperti pertokoan,
mall, jalan, perumahan, dan lain-lain sehingga tutupan lahan pun berubah yang meningkatkan debit
limpasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan capaian pelayanan jaringan drainase adalah:
- Kewenangan penanganan wilayah sungai oleh DPU hanya Ordo 3 dan Ordo 4, sedangkan Ordo 2
dan 1 merupakan kewenangan provinsi dan BBWS.
- Penanganan banjir/genangan tidak dapat diselesaikan secara partial, harus menyeluruh dari hulu
hingga hilir sesuai dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan memerlukan dana yang cukup besar
untuk pembebasan lahan dan kontruksi.
- Pembebasan lahan yang belum tuntas berdampak pada keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
- Perilaku masyarakat yang belum sadar kebersihan, keindahan, dan ketertiban (K3), berdampak
pada meningkatnya sedimentasi saluran akibat sampah dan berakibat terjadinya genangan dan
banjir.
- Partisipasi sebagian masyarakat dalam melakukan kebersihan saluran/kali di sekitar rumahnya
dikarenakan kurangnya kepedulian dan terlalu mengandalkan peran pemerintah.
c. Pelayanan Penerangan Jalan Umum
Jumlah penerangan jalan umum yang dipelihara setiap tahun terealisasi melebihi target. Jumlah PJU
yang dipelihara ditargetkan sebanyak 2.300 titik PJU/tahun, sedangkan rata-rata realisasinya sebanyak
8.246 titik PJU/tahun (358,2%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan capaian pelayanan penerangan jalan umum adalah:
- Ketersediaan dana dalam hal penambahan jaringan titik lampu dan pembatasan daya listrik/
meterisasi PJU oleh PT. PLN sehingga pembangunan jaringan PJU baru dapat direalisasikan secara
optimal.
- Tingkat vandalisme (pencurian dan pengrusakan) yang cukup tinggi, pada umumnya lampu PJU
mempunyai lifetime selama 10.000 jam (3 tahun), realita di lapangan banyak lampu mati sehingga
perlu diantisipasi penyebab padamnya lampu.
- Penggunaan energi alternatif dengan teknologi solar cell / tenaga matahari belum dapat
dilaksanakan karena perlu anggaran awal yang cukup besar namun penggunaan lampu
berteknologi LED mampu memberikan solusi alternatif penghematan energi.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-9
2.3.2 Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Penekanan kata “minimal” dalam istilah SPM ini mengacu pada batas minimal tingkat
cakupan dan kualitas pelayanan dasar yang harus mampu dicapai oleh setiap daerah pada batas waktu
yang ditentukan. Dengan kata lain, jenis pelayanan dasar di daerah dapat terlaksana minimal
mencapai indikator dan tingkat nilai pada batas waktu yang ditetapkan Pemerintah. Dari sisi waktu
pencapaiannya, Pemerintah Daerah harus mampu mencapai tingkat cakupan yang minimal sama atau
bahkan lebih cepat dibandingkan batas waktu yang telah ditetapkan Pemerintah untuk masing-masing
indikator SPM yang ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga terkait. SPM bidang pekerjaan umum
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 1/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang berlaku untuk capaian
sampai tahun 2019. Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang SPM Bagian
Keempat Pasal 7 Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, tidak ada satupun yang berkenaan
dengan DPU. Oleh karena itu, DPU sedang menunggu PermenPU yang baru atau perubahan PP No. 2
tahun 2018 agar indikator SPM dapat ditetapkan.
2.3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja
pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU digunakan sebagai ukuran
keberhasilan dari instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan yang menjadi mandatnya.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk Organisasi
Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor: 050/Kep.966-Orpad/2013 tentang
Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Bandung.
Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja
Utama, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu
strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator
kinerja utama Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung tahun 2013-2018 dapat dilihat dalam Tabel.
Secara umum capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum pada tahun 2018 sudah
mencapai target yang ditetapkan.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-10
Gambar 2.2 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 (dalam %)
Capaian IKU DPU yang telah mencapai target diatas disebabkan beberapa faktor antara lain:
- Semakin akuratnya penetapan target untuk masing-masing program dalam proses perencanaan
dan penganggaran;
- Tersedianya data dan informasi akurat mengenai kondisi dan kebutuhan untuk masing-masing
program beserta IKU-nya;
- Penambahan alokasi anggaran dari yang direncanakan dapat terealisasi.
2.3.4 Kinerja Keuangan
Total alokasi anggaran Urusan Pekerjaan Umum bidang kebinamargaan dan pengairan pada periode
tahun 2014-2018 adalah sebesar Rp.3.634.759.311.894,80 dan dapat terealisasi sebesar Rp.
2.455.593.919.407,00 dengan rata-rata realisasi anggaran berkisar 67,55%. Anggaran digunakan untuk
melaksanakan 8 (delapan) program yang dilaksanakan oleh DPU yaitu: i) Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan, ii) Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, iii) Program Pembangunan
Saluran Drainase/ Gorong-gorong, iv) Program Rehabilitasi Saluran Drainase/Gorong-gorong, v)
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, vi)
Program Pengembanganan Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya,
vii) Program Pengendalian Banjir dan viii) Program Penerangan Jalan Umum. Pada tahun 2018 seiring
dengan perubahan nomenklatur pada tahun 2017 lalu, DPU merampingkan program menjadi 3 (tiga)
yaitu: i) Program Perencanaan Pekerjaan Umum, ii) Program Pembangunan Pekerjaan Umum, dan iii)
Program Pemeliharaan Pekerjaan Umum.
100
120,82
100
100
100
100
100,13
0 20 40 60 80 100 120 140
Rasio minimal ruas Jalan dalam kondisi baik
Tingkat deviasi maksimal pemerataan pemeliharaan jalan
Persentase minimal jumlah PJU terbangun yang berfungsi baik
Persentase minimal saluran drainase yang berfungsi dengan baik
Persentase minimal penanganan rutin banjir kurang dari 2 jam
Presentase minimal banjir terselesaikan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2018
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-11
Gambar 2.3 Alokasi Anggaran dan Realisasi
Berdasarkan perhitungan tahun 2018, proporsi anggaran untuk Program Pemeliharaan Pekerjaan
Umum paling besar mencapai 44,61%, diikuti Program Pembangunan Pekerjaan Umum sebesar
42,71%. Sedangkan program-program lainnya realisasinya rata rata dibawah 7,1%. Secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-12
Gambar 2.4 Persentase Realisasi Anggaran Per Program Tahun 2014 & 2017
32,39%
3,95%
17,89%
2,91%
2,52%
3,14%
7,42%
5,94%
15,39%
14,69%
33,12%
-
1,92%
2,08%
25,22%
6,28%
0 5 10 15 20 25 30 35
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong
Program Rehabilitasi Saluran Drainase/Gorong-gorong
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawadan Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengembanganan Pengelolaan dan Konservasi Sungai,Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
Program Pengendalian Banjir
Program Penerangan Jalan Umum
2017 2014
2,982%
42,71%
44,61%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Program Perencanaan Pekerjaan Umum
Program Pembangunan Pekerjaan Umum
Program Pemeliharaan Pekerjaan Umum
2018
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-13
Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi Perangkat Daerah Satuan
Target
SPM
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
A Indikator SPM Berdasarkan Permen
PU No. 1/PRT/M/2014
1 Persentase tingkat kondisi jalan
kabupaten/kota baik dan sedang.
% 60 75 85 100 100 100 81,30 91,22 100 100 100 108,4 107,32 100 100 100
2
Persentase terhubungnya pusat-
pusat kegiatan dan pusat produksi di
wilayah kabupaten/ kota
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
B. Indikator Kinerja Utama (IKU)
1. Tingkat minimal keterbangunan
Infrastruktur Jalan di PPK Gedebage
% 35,17 63,30 75,54 - - 24,46 52,60 66,54 - - 69,55 83,10 88,10 - -
2 Rasio minimal ruas Jalan dalam
kondisi baik
% 75 85 100 100 100 83,29 91,22 100 100 100 111,05 107,32 100 100 100
3 Indeks aksesibilitas jalan skala 7,42 7,44 7,45 7,47 7,48 7,41 7,42 7,42 7,47 7,48 99,87 99,73 99,73 100 100
4 Tingkat deviasi maksimal
pemerataan pemeliharaan jalan
% 20 20 20 20 20 17,56 10,38 14,50 13,64 15,84 112,19 148,08 127,52 131,78 120,82
5 Persentase minimal jumlah PJU
terbangun yang berfungsi baik
% 55 80 100 100 100 56 83,27 96,91 100 100 101,82 104,09 96,91 100 100
6 Persentase minimal saluran drainase
yang berfungsi dengan baik
% 70 80 100 100 100 58,46 81,24 91,22 100 100 83,51 101,55 91,22 100 100
7 Persentase minimal penanganan rutin
banjir kurang dari 2 jam
% 47 74 100 100 100 44,11 64,70 85,29 97,06 100 93,85 87,43 85,29 97,06 100
8 Persentase minimal banjir
terselesaikan
% 0 10 70 100 100 - 2,94 40 90 100 - 29,40 57,14 90 100
9 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) nilai 70 70 75 80 85 40,7 75 75 93,75 85,11 58,14 107,14 100 93,75 100,13
Sumber : Hasil Analisis, 2018
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-14
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1Program pembangunan jalan
dan jembatan321.925.499.603 285.074.218.897 322.075.500.000 69.349.115.434 - 208.903.981.669 204.952.558.301 204.137.307.647 44.095.911.509 - 64,89 71,89 63,38 63,59 -
2Program pembangunan
saluran drainase/gorong-
gorong
128.024.254.251 206.809.949.580 243.077.658.000 177.331.632.226 - 62.015.132.722 105.480.486.931 181.953.043.719 118.442.709.153 - 48,44 51,00 74,85 66,79 -
3
Program
rehabilitasi/pemeliharaan
jalan dan jembatan43.844.222.198 35.499.244.340 34.625.865.000 109.535.444.734 - 25.102.643.689 39.906.917.779 31.423.929.212 61.378.107.437 - 57,25 112,42 90,75 56,03 -
4Program perencanaan
pembangunan daerah- - 200.000.000 - - - - 46.724.200 - - - - 23,36 0,00 -
5
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan
lainnya
19.670.879.964 18.900.823.035 17.600.000.000 12.008.523.500 - 11.541.156.630 23.235.422.532 10.140.156.821 5.116.428.657 - 58,67 122,93 57,61 42,61 -
6
Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
20.819.133.000 30.818.325.261 29.425.000.000 3.051.629.706 - 9.994.140.695 24.990.868.172 26.018.560.286 2.343.952.006 - 48,00 81,09 88,42 76,81 -
7 Program Pengendalian Banjir 56.462.680.431 70.117.312.566 108.100.000.000 156.217.141.674 - 41.254.699.575 36.363.016.901 67.784.865.658 84.614.347.092 - 73,07 51,86 62,71 54,16 -
8Program Penerangan Jalan
Umum57.448.950.480 88.786.996.306 93.116.087.197 61.243.507.267 - 36.616.654.330 82.259.638.922 63.990.719.100 54.917.671.767 - 63,74 92,65 68,72 89,67 -
9Program peningkatan sarana
dan prasarana kebinamargaan33.210.208.340 23.550.000.000 17.828.335.000 2.332.135.420 - 31.151.956.310 36.708.789.513 16.687.635.378 2.148.829.200 - 93,80 155,88 93,60 92,14 -
10Program Perencanaan
Pekerjaan Umum- - - - 16.151.268.260 - - - - 9.304.009.339 - - - - 57,61
11Program Pemeliharaan
Pekerjaan Umum- - - - 279.973.716.203 - - - - 217.899.974.854 - - - - 77,83
12Program Pembangunan
Pekerjaan Umum- - - - 231.380.137.637 - - - - 119.635.848.941 - - - - 51,71
681.405.828.267 759.556.869.985 866.048.445.197 591.069.129.961 527.505.122.099 426.580.365.620 553.897.699.051 602.182.942.021 373.057.956.821 346.839.833.134 62,60 72,92 69,53 63,12 65,75 JUMLAH
Anggaran pada Tahun ke-Uraian
Realisasi Anggaran pada Tahun ke- % Anggaran pada Tahun ke-
No
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-15
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Penyelenggaraan pelayanan bidang kebinamargaan dan sumber daya air di kota Bandung dalam lima
tahun ke depan akan menghadapi berbagai tantangan dan peluang seiring dengan perkembangan
pembangunan kota. Berdasarkan hasil analisis terhadap capaian kinerja periode 2014-2018 dan
telaahan terhadap Renstra K/L, Renstra Perangkat Daerah Provinsi dan RTRW, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Perangkat Daerah DPU dalam 5 (lima) tahun ke depan antara lain sebagai
berikut:
1. Daya tarik dan daya saing Kota Bandung
Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat sekaligus pusat jasa dan perdagangan
merupakan daerah tujuan wisata dengan daya tarik tersendiri baik wisata alam, sejarah, kuliner
maupun belanja. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara datang berkunjung ke kota
Bandung hampir setiap akhir pekan. Dalam konteks global, kota Bandung menjadi bagian dari
jejaring kota-kota internasional yang semakin terkoneksi satu sama lain seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Kondisi ini menguatkan pentingnya
memperhatikan aspek daya saing kota sebagai konsekuensi logis dari perkembangan dunia yang
semakin global dan terbuka.
Dengan semakin terbukanya ekonomi dan persaingan serta semakin dominannya peran kota
sebagai penggerak ekonomi negara telah merubah konsep dan pendekatan kota dalam
memperoleh manfaat dari keunggulan kompetitifnya menuju peningkatan kinerja ekonomi kota
secara keseuruhan. Terdapat tiga keunggulan berkaitan dengan daya saing kota yang dapat
meningkatkan berbagai alat kebijakan dan perubahan dalam strategi dan rencana pengembangan
ekonomi, pendidikan, kemitraan pemerintah swasta dan pembangunan infrastruktur kota.
Ketersediaan dan kinerja infrastruktur jalan dan sumber daya air yang berkualitas merupakan salah
satu faktor penentu daya tarik dan daya saing daerah. Salah satu kriteria daya saing daerah yang
menjadi acuan investor untuk menanamkan modalnya di suatu wilayah adalah keberadaan dan
kualitas infrastruktur. Banyak kajian mengungkapkan bahwa kondisi infrastruktur yang tidak
memadai dan berkualitas rendah memberikan pengaruh bagi investor dalam memutuskan rencana
dan lokasi investasi.
Dengan demikian tantangan pembangunan bidang kebinamargaan dan sumberdaya air adalah
bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan jaringan jalan, jembatan, sistem drainase dan
pengendalian banjir serta penerangan jalan umum yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat
diandalkan agar daya tarik dan daya saing kota Bandung dalam konteks global, regional dan
nasional dapat membaik.
2. Urbanisasi dan perkembangan kawasan perkotaan Bandung Raya
Secara umum, Indonesia mengalami urbanisasi yang pesat selama tiga dekade terakhir dan akan
terus meningkat di waktu mendatang. Penduduk perkotaan Indonesia tumbuh 2,75% per tahun
sejak tahun 2000 hingga 2010. Diperkirakan penduduk perkotaan akan mencapai 66,6% dari jumlah
penduduk pada tahun 2035, atau bertambah sebanyak 3,4 juta jiwa per tahun dalam kurun waktu
2010 hingga 2035.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-16
Begitu pula yang terjadi di Kota Bandung sebagai pusat kegiatan perkotaan untuk wilayah
sekitarnya mengalami pertambahan jumlah penduduk meskipun dalam beberapa tahun terakhir
relatif stabil karena berkembangnya wilayah hinterland di sekitarnya. Diperkirakan penduduk pada
tahun 2018 mencapai 2,6 juta jiwa. Perkembangan kawasan perkotaan di sekitar kota Bandung
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan harga lahan di pusat kota yang menyebabkan
lokasi-lokasi perumahan bergeser keluar kota Bandung.
Dengan berkembangnya kawasan perkotaan maka tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
penyediaan infrastruktur yang efisien dalam meningkatkan konektivitas antar bagian wilayah kota
dan merata bagi semua lapisan masyarakat di perkotaan.
3. Perubahan iklim dan ancaman resiko bencana
Pemanasan global yang terjadi dipengaruhi oleh kegiatan manusia dan diperkirakan akan terus
mengalami peningkatan secara signifikan jika tidak ada upaya untuk menanganinya. Dampak yang
dirasakan saat ini adalah terjadinya perubahan iklim dan peningkatan frekuensi dan variabilitas
iklim. Meskipun dampak yang dirasakan tidak sebesar kota-kota di kawasan pesisir pantai,
perubahan iklim juga meningkatkan kerentanan wilayah di Kota Bandung terhadap ancaman
bencana seperti banjir akibat hujan yang berkepanjangan dan menyebabkan longsor di beberapa
lokasi sehingga berdampak pada terputusnya jaringan transportasi jalan yang ada.
Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana sistem dan disain jaringan jalan, sistem drainase dan
pengendalian banjir serta penerangan jalan umum di kota Bandung dirancang dan dibangun
dengan mempertimbangkan kekuatan dan ketahanannya terhadap dampak perubahan iklim dan
ancaman resiko bencana.
4. Desentralisasi dan otonomi daerah
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah memberikan kewenangan terhadap pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah yang lebih luas, nyata, dan bertanggung
jawab. Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas sektor publik di Indonesia.
Otonomi daerah secara konkret saat ini memungkinkan daerah melakukan inovasi. Yakni secara
tidak langsung akan mendorong pemerintah daerah untuk menggali potensi-potensi baru yang
dapat mendukung pelaksanaan urusan pemerintah pusat dan pembangunan sehari-hari terutama
dari sisi ekonomis serta penciptaan metode pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat sebagai
pembayar pajak atas jasa pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Pemerintah Daerah
menjadi ujung tombak pembangunan dimana mereka akan lebih cepat mengetahui situasi dan
masalah serta akan dapat mencarikan jawaban bagi pemecahannya.
Tantangan pembangunan bidang kebinamargaan dan pengairan dalam era otonomi daerah adalah
bagaimana mendorong kemandirian daerah secara ekonomi melalui pembangunan infrastruktur
yang lebih baik serta peningkatan kapasitas sumberdaya manusia agar mampu melaksanakan tugas
dan kewenangan dengan baik. Koordinasi dan sinkronisasi dengan pemerintah pusat dan provinsi
tetap perlu dilakukan mengingat sifat infrastruktur jalan dan pengairan yang lintas wilayah.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 2-17
5. Kapasitas Pendanaan Daerah
Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, kewenangan penyediaan
infrastruktur perkotaan diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Sebagian besar pemerintah
daerah memiliki keterbatasan pendanaan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
Kementerian teknis belum secara sukarela melimpahkan kewenangan yang seharusnya sudah
didelegasikan kepada pemerintah daerah. Desentralisasi kewenangan ke daerah belum diikuti
alokasi dana yang jelas untuk melaksanakan kewenangan tersebut. Sementara itu, Pemerintah
Daerah tidak diperbolehkan melakukan pinjaman atau kerjasama luar negeri langsung tanpa
melalui pemerintah pusat. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan sumber
pendanaan pembangunan infrastruktur kota dan meningkatkan alokasi anggaran program
pembagunan infrastruktur kota.
6. Aset Jaringan Jalan dan Sistem Drainase
Pada akhir tahun 2018, total panjang jaringan jalan yang ada di kota Bandung mencapai kurang
lebih 3.000 km Jika diasumsikan rata-rata nilai aset Jalan Kota sebesar Rp 5 Milyar/km, maka total
nilai aset jalan yang ada saat ini berjumlah Rp. 15 Trilyun. Seluruh panjang jaringan jalan tersebut
merupakan aset yang perlu dipelihara untuk mempertahankan kondisi dan tetap fungsional.
Tabel 2.6 Kondisi Jaringan Jalan di Bandung
No Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Capaian Kinerja (dalam %)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Panjang jalan Kota dalam kondisi baik 68,96 83,29 91,22 100 100 100
2 Pembangunan PJU 221,3 56 83,27 96,91 100 100
3 Panjang saluran drainase yang berfungsi dengan baik 60 58,46 81,24 91,22 100 100
Begitu pula dengan jaringan sistem drainase mikro yang dibuat mengikuti pola jaringan jalan.
Apabila 70% ruas jaringan jalan di kota Bandung memiliki saluran drainase, maka ada sekitar 2.000
km saluran drainase mikro. Jika diasumsikan nilai aset rata rata saluran drainase mikro sebesar Rp.
1 Milyar/km maka nilai aset saluran drainase mikro yang ada sebesar Rp. 2 Trilyun.
7. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Dengan jumlah pegawai sebanyak 335 orang yang tersebar di 14 unit kerja merupakan aset yang
berharga dalam penyelenggaraan pelayanan.
8. Peralatan, Bahan dan Teknologi Yang dimiliki
Ketersediaan peralatan yang ada unit kerja banyak yang sudah mengalami penyusutan. Di samping
itu, untuk meningkatkan kualitas pekerjaan jalan di masa mendatang memerlukan bahan-bahan
yang memenuhi standar. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan dan standardisasi terhadap
bahan dan peralatan yang ada sesuai dengan ketersediaan teknologi yang ada.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-1
3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah
Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2014–2018 telah membuahkan hasil yang
diharapkan, tetapi untuk pembangunan ke depan masih terdapat persoalan dan permasalahan dari
berbagai aspek yang dihadapi. Permasalahan pembangunan diidentifikasi berdasarkan kondisi dan
capaian di masing-masing bidang kebinamargaan dan pengairan.
Secara lebih rinci permasalahan pelayanan jaringan jalan, jaringan drainase dan penerangan jalan
umum adalah sebagai berikut:
a. Masih adanya jaringan jalan dengan kondisi rusak ringan di beberapa wilayah kota
Berdasarkan data tahun 2018, panjang jaringan jalan di kota Bandung dengan kondisi baik dan
sedang mencapai 1.172,78 km atau 100% dari total panjang jalan yang ada. Namun, kondisi ini
diprediksi tidak bertahan lama karena kerusakan jalan jauh lebih cepat pada saat kondisi basah
dibandingkan pada kondisi kering. Jumlah kendaraan yang mencapai 682.853 mobil pribadi, 30.231
unit angkot/taksi, dan 2.906.286 unit sepeda motor ditengarai menjadi faktor sangat sulitnya
mempertahankan kondisi jalan untuk mencapai kondisi optimal. Selain itu peubahan lahan
terutama saluran drainase jalan sehingga menghambat laju air menyebabkan air sering tidak
terakomodasi dan menggenangi banyak segmen jalan. Inilah permasalahannya jalan di kota
Bandung yang mengalami rusak ringan di beberapa wilayah.
b. Kondisi jaringan pedestrian yang kurang memadai dan tempat parkir yang tidak tersedia secara
layak
Kondisi jalur pedestrian dengan betonisasi dan pemasangan granit untuk pejalan kaki masih sangat
minim dimana banyak jaringan jalan yang tidak dilengkapi dengan jalur pedestrian. Sedangkan jalur
pedestrian yang ada juga menunjukan kondisi kurangnya kenyamanan dan keamanan, terutama
pemakaian yang menyimpang dari fungsi sesungguhnya, pembangunan dan perawatannya yang
asal-asalan, gangguan karena masalah bongkar-pasang kabel listrik, dan telepon. Kondisi seperti ini
apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat akan mengganggu kelancaran aktivitas warga kota
yang pada gilirannnya dapat menjadi masalah ekonomi maupun sosial yang meluas.
c. Kawasan Pusat Primer Gedebage belum terbangun optimal
Konsep pengembangan Bandung Timur di masa depan adalah menitikberatkan pembangunan
Wilayah Gedebage sebagai Kota Teknopolis dan bagian dari konsep pengembangan Pusat Primer
Gedebage. Untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana di Wilayah Bandung Timur pola
penyusunan skala prioritas dan pengalokasian anggaran dilakukan tersendiri dan dipisahkan
dengan wilayah Bandung Barat. Jadi ada alokasi khusus untuk wilayah Bandung Timur. Namun
demikian pengembangan infrastruktur di Wilayah Bandung Timur belum optimal dengan
permasalahan yang dihadapai sebagai berikut: i) skema pembiayaan pengembangan Pusat Primer
Kedua Gedebage belum tuntas, ii) belum tersedianya jalur jalan yang sesuai dengan fungsinya
sebagai Pusat Primer, sehingga tidak ada insentif yang dapat digunakan sebagai daya tarik investasi
bagi investor, iii) sebagian besar Wilayah Bandung Timur ini berada pada kawasan rawanbanjir,
dengan demikian selain harus membenahi sistem drainase kota, juga diperlukan struktur jalan
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-2
dengan perkerasan kaku (rigid pavement) agar kualitas jalan lebih tahan lama, akan tetapi struktur
jalan tersebut lebih mahal dibandingkan dengan perkerasan lentur (flexible pavement).
d. Penanganan sempadan sungai Cikapundung sebagai kawasan strategis.
Saat ini kondisi sebagian besar sungai di Kota Bandung telah mengalami pencemaran. Sungai
Cikapundung merupakan salah satu sungai penting yang membelah Kota Bandung dan saat ini telah
banyak kehilangan fungsi ekologisnya. Regulasi yang tidak tegas terhadap pengelolahan limbah
pabrik menjadi salah satu penyebab tercemarnya sungai yang ada. Selain itu, penurunan kualitas
sungai disebabkan oleh pembuangan air kotoroleh warga.
e. Bertambahnya lokasi dan luas wilayah genangan banjir akibat air hujan
Genangan banjir akibat air hujan atau seringkali disebut banjir cileuncang terjadi karena air hujan
yang tidak terserap tanah kemudian menggenang, terkumpul di suatu tenpat dan tidak
mengalir karena elevasi lebih rendah dari sekitarnya. Kondisi ini disebabkan oleh: i)
kurangnya kapasitas infrastruktur drainase mikro dan tidak berfungsinya saluran eksisting yang
diakibatkan oleh penyempitan saluran drainase dan sedimentasi, ii) pendangkalan dan
penyempitan saluran drainase makro/sungai, iii) saluran drainase jalan masih banyak yang lebih
rendah dari pada permukaan sungai, iv) belum terintegrasinya sistem drainase dari satu wilayah
dengan wilayah lainnya, v) naiknya koefisien aliran, akibat berkurangnya daerah resapan akibat
konversi penggunaan lahan di Kawasan Bandung Utara.
f. Penanganan banjir dan pencegahan longsor.
Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, yaitu Sungai Cikapundung,
Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cinambo, Sungai Ciwastra, Sungai
Citepus, Sungai Cibedung, Sungai Curug Dog-dog, Sungai Cibaduyut, Sungai Cikahiyangan, Sungai
Cibuntu, Sungai Cigondewah, Sungai Cibeureum, dan Sungai Cinanjur. Sungai tersebut selain
dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan, juga oleh sebagian kecil penduduk
masih dipergunakan untuk keperluan MCK. Kota Bandung juga termasuk dalam wilayah Daerah
Pengaliran Sungai (DPS) Citarum bagian hulu. Secara Nasional, DPS ini sangat penting karena
merupakan pemasok utama waduk Saguling dan Cirata yang digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik, pertanian, dan lainnya.
Penanganan Daerah Aliran Sungai mulai dari bagian hulu hingga ke hilir menjadi sangat penting
dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya.
Daerah-daerah terbuka di Daerah Aliran Sungai (DAS) harus sesegera mungkin untuk dihijaukan.
Daerah Aliran Sungai yang gundul akan menimbulkan tingkat sedimentasi yang tinggi pada sungai
dan akan mengakibatkan pengaliran air permukaan yang lebih cepat dan proses konsentrasi air di
sungai lebihsingkat dengan debit aliran yang lebih besar. Pengalihan guna lahan di bagian hulu
suatu DAS dapat mengganggu distribusi aliran sungai di bagian hilir. Pada musim hujan air sungai
akan terlalu banyak bahkan sering menimbulkan banjir tetapi pada musim kemarau jumlah air
sungai akan sangat sedikit atau bahkan kering. Disamping itu kualitas air sungai pun menurun,
karena sedimen yang terangkut akibat meningkatnya erosi cukup banyak.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-3
g. Penerangan Jalan Umum (PJU) yang belum memadai.
Ketersediaan penerangan jalan umum di Kota Bandung belum merata di seluruh wilayah.
Kebutuhan akan penerangan jalan umum di Kota Bandung sangat penting, terutama untuk
memberikan rasa aman dan nyaman serta keselamatan bagi pengguna jalan baik pengguna
kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, atau pejalan kaki. Minimnya penerangan jalan
umum (PJU) diperkotaan dan pelosok daerah kerap memicu tingginya aksi kejahatan selain
kecelakaan. Serta sejalan dengan perkembangan teknologi dan optimalisasi pelayanan, maka
diperlukan sistem pengelolaan penerangan jalan umum yang mengadopsi sistem dengan teknologi
tinggi, hemat energi, serta ramah lingkungan.
h. Ketidakpaduan perencanaan infrastruktur dalam penataan kota
Selain masih kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur kota, permasalahan lain yang dihadapi
adalah berkaitan dengan tidak terpadunya penanganan dan pembangunan infrastruktur mulai dari
perencanaan sampai pelaksanannya. Pola pikir yang masih melihat pendekatan sektoral telah
menjadikan implementasi pembangunan kota berjalan sendiri-sendiri dan tambal sulam, terutama
dalam infrastuktur perkotaan. Bila ini terus berlanjut di Kota Bandung, maka hasil dari
pembangunan infrastruktur menjadi tidak efisien dan terkesan melaksanakan protek semata,
tetapi tidak mewujudkan suatu penataan kota yang terpadu dan komprehensif dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
RPJMD Kota Bandung Tahap III Tahun 2018-2023 yang telah ditetapkan melalui Perda Nomor 3 Tahun
2019 merupakan pedoman perencanaan pembangunan daerah dalam lima tahun sekaligus
penjabaran RPJPD Kota Bandung Tahap III. Berkaitan dengan pembangunan infrastruktur bidang
pekerjaan umum, didalam RPJMD telah mengidentifikasikan beberapa permasalahan yaitu:
- Kondisi Jaringan jalan yang mengalami kerusakan ringan di beberapa wilayah kota;
- Kondisi jaringan pedestrian yang kurang memadai dan tempat parkir yang tidak tersedia secara
layak;
- Kawasan Pusat Primer Gedebage belum terbangun optimal;
- Kondisi drainase yang tidak selaras dengan tata ruang dan prasarana lainnya telah menimbulkan
dampak negatif pada sarana jalan dan menyebabkan banjir;
- Pelayanan infrastruktur pendukung bandar udara bertaraf internasional belum optimal;
- Tingkat kemacetan di beberapa titik maupun kemacetan pada hari tertentu semakin tinggi.
Prasarana jalan yang kurang mendukung pergerakan penduduk, karena kapasitas (jalan sempit)
yang semakin terbatas dan kondisi jalan yang kurang mendukung serta jumlah kendaraan yang
terus bertambah.
Selanjutnya infrastruktur, lingkungan hidup, kemacetan, banjir dan PKL termasuk dalam 14 isu
strategis kota Bandung yang perlu mendapatkan prioritas penanganan. Berbagai isu strategis
dimaksud merupakan tantangan yang perlu diantisipasi danjuga potensi sumberdaya yang perlu
dikembangkan untuk keberhasilan pencapaian cita-cita pembangunan. Dengan memperhatikan
capaian pembangunan pada periode yang lalu dan mencermati tantangan ke depan, RPJMD
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-4
menetapkan Visi Kepala Daerah 2018-2023, yaitu “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL,
NYAMAN, SEJAHTERA, DAN AGAMIS”.
Visi tersebut diterjemahkan ke dalam 5 (lima) misi, dimana misi keempat: Mewujudkan Bandung
nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan sangat berkaitan erat dengan DPU
sebagai Perangkat Daerah bidang kebinamargaan dan sumberdaya air. Khusus untuk infrastruktur
bidang jalan dan pengairan, sasaran jangka menengah untuk mewujudkan misi keempat RPJMD 2018-
2023 adalah meningkatnya Infrastruktur kota terpadu dan berkualitas diukur melalui lama genangan
yang tertangani pada titik genangan dengan target 100 menit.
Tabel 3.1 Keterkaitan Misi, Sasaran dan Program Prioritas Walikota Bidang Infrastruktur
Misi Sasaran Program Prioritas Walikota
Mewujudkan Bandung nyaman
melalui perencanaan tata
ruang, pembangunan
infrastruktur serta
pengendalian pemanfaatan
ruang yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan.
Meningkatnya
infrastruktur kota
terpadu dan berkualitas
1. Pengelolaan sarana dan
prasarana sumber daya air
2. Pembangunan sarana dan
prasarana kebinamargaan
3. Pembangunan sarana dan
prasarana penerangan jalan
umum
4. Pembangunan Flyover /
underpass
5. Pembangunan Kolam/ Saluran
Retensi
Sumber : RPJMD Kota Bandung (2018-2023)
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Renstra Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2015-2019 merupakan acuan dalam
perumusan kebijakan, strategi dan program bidang urusan pekerjaan umum di daerah termasuk
kebinamargaan dan sumberdaya air. Tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah
bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dengan kinerja yang
semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat terus
meningkat.
Demikian pula dengan infrastruktur yang berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah diharapkan dapat terus mendorong percepatan peningkatan pertumbuhan
ekonomi secara berkelanjutan, sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial dan kenyamanan
lingkungan. Tantangan umum lainnya yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur, khususnya
bidang pekerjaan umum dan permukiman di Indonesia adalah kendala alamiah berupa struktur
wilayah geografis, disparitas dan distribusi penduduk, menurunnya kinerja infrastruktur yang menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, serta sulitnya pembebasan tanah untuk pembangunan
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-5
infrastruktur yang menyebabkan terhambatnya kelancaran pembangunan jalan dan infrastruktur
lainnya.
a. Tantangan dan Isu Strategis Infrastruktur Jalan
Tantangan
- Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi nasional dan
daerah harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam
menunjang sektor riil dan sistem logistik.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam
memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia.
- Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan
pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang
ada.
- Menjaga integrasi nasional/daerah melalui sistem jaringan jalan nasional/daerah,
keseimbangan pembangunan antarwilayah terutama percepatan pembangunan daerah
tertinggal, daerah perbatasan, serta mengurangi kesenjangan dalam daerah maupun antar
daerah.
- Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci
dalam pengembangan wilayah di antara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan
penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas
kawasan produksi dan industri serta outlet.
- Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan luas/panjang jalan yang
telah sangat timpang, yang terus akan mengalami peningkatan seiring perkembangan dan
kompetisi global, terutama pada lintas utama dan wilayah perkotaan khususnya 8 (delapan)
kota metropolitan, termasuk Kota Bandung.
- Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan secara umum
jalan daerah di tengah-tengah desentralisasi dan otonomi daerah dan situasi kelembagaan
penyelenggaraan jalan yang masih memerlukan perkuatan terutama dalam menyiapkan
produk-produk pengaturan, fasilitasi jalan daerah, dan meningkatkan akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan jalan.
- Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jalan,
baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
Isu Strategis
- Infrastruktur pengendalian banjir untuk mengatasi 68 titik genangan yang tersebar di ruas-ruas
jalan di Kota Bandung dan membutuhkan koordinasi lintas sektor.
- Pengendalian kemacetan lalu lintas pada 8 titik yang semakin kompleks sebab dan akibatnya
pada polusi udara, gangguan kejiawaan, pemborosan dan lain sebagainya. Beberapa gagasan
telah dibahas, seperti (1) Transportasi massal yang representatif serta pembangunan jalan
simpang tidak sebidang di 5 (lima) titik; (2) Pembangunan jalan layang (flyover) atau bahkan
jalan bawah tanah (underpass) dan lain sebagainya.
- Kebutuhan peningkatan akses wisatawan seperti: bandara internasional yang representatif,
jalan berbayar/tol, stasiun kereta api dan terminal antar kota yang memadai guna mewujudkan
fasilitas kota yang berkelas dunia (world class city).
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-6
- Jaringan BIUTR dan NS Link Toll sebagai akses penghubung alternatif wilayah Barat-Timur
Selatan-Utara yang terintegrasi dengan jaringan jalan berbayar/tol.
- Masih banyaknya titik kemacetan lalu-lintas pada jaringan jalan di perkotaan termasuk di kota
metropolitan Bandung. Demikian pula jalan akses yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan
nasional di Bandung, seperti kawasan industri, ke pelabuhan laut (outlet) dan pelabuhan udara
yang masih mengalami kemacetan.
- Sebagian ruas-ruas baru yang dibangun belum dapat berfungsi karena hambatan penyediaan
tanah/lahan dan kekurangan alokasi dana.
- Pembebanan berlebih (overloading) masih terjadi terutama pada lintas tertentu di sekitar
metropolitan Bandung.
- Meningkatkan/mempertahankan tingkat kenyamanan prasarana jalan di tengah-tengah
keterbatasan alokasi pendanaan untuk penanganan jaringan jalan.
- Meningkatkan koordinasi kelembagaan penyelenggaraan jalan antara penyelenggaraan jalan
nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota serta penyelenggaraan regulasi,
kelembagaan, pembagian kewenangan, dan perijinan pemanfaatan ruang jalan (ruang manfaat,
ruang milik, ruang pengawasan jalan, dan kawasan di sepanjang koridor jaringan jalan).
- Menyelaraskan pembangunan prasarana jalan dengan amanat RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kota
yang meliputi pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor.
b. Tantangan dan Isu Strategis Infrastruktur Sumber Daya Air
Tantangan
- Mengendalikan ancaman ketidakberlanjutan daya dukung SDA, baik untuk air permukaan
maupun air tanah sebagai dampak dari laju deforestasi dan eksplorasi air tanah yang berlebihan
yang telah menyebabkan turunnya permukaan air tanah dan land subsidence.
- Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum. Penyediaan air baku untuk
mendukung penyediaan air minum belum dapat mencukupi sepenuhnya dan dikhawatirkan
dapat mempengaruhi target Sustainable Development Goals (SDGs) yang menetapkan bahwa
pada tahun 2030, mencapai akses air minum universal dan layak yang aman dan terjangkau bagi
semua.
- Secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor dan memastikan
keberlangsungan pengambilan dan pasokan air tawar untuk mengatasi kelangkaan air dan
secara substansial menurunkan jumlah masyarakat yang menderita kelangkaan air.
- Menerapkan pengelolaan sumberdaya air terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui
kerjasama lintas batas yang sesuai.
- Melindungi dan memperbaiki ekosistem yang terkait air, termasuk pegunungan, hutan, lahan
basah, sungai, akuifer dan danau.
- Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam meningkatkan pengelolaan air
dan sanitasi
Isu Strategis
- Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami kerusakan karena bencana
alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.
- Menyelenggarakan pembinaan yang lebih intensif kepada pemerintah daerah dan stakeholders
lainnya dalam pengelolaan irigasi.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-7
- Mempertahankan kemampuan penyediaan air dari sumber-sumber air dari dampak
berkurangnya areal terbuka hijau dan menurunnya kapasitas wadah- wadah air baik alamiah
maupun buatan dengan cepat.
- Melakukan penataan organisasi pengelola SDA seperti Unit Pelaksana Teknis Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS) maupun Unit Pelaksana Teknis
Daerah/Balai Prasarana SDA.
- Meningkatkan koordinasi dan ketatalaksanaan penanganan SDA untuk mengurangi konflik
antarpengguna sumber daya air.
- Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Informasi SDA (SISDA) pada BBWS/BWS dan Dinas
SDA dan melengkapi data dan informasi tentang SDA untuk dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan serta memperluas akses publik terhadap data dan informasi SDA.
- Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses pelaksanaan kegiatan bidang SDA, baik
dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
- Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya pengembangan infrastruktur SDA.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 RTRW Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan PERDA No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029, kota Bandung termasuk kedalam WP KK Cekungan Bandung. Sektor unggulan yang
dapat dikembangkan di WP KK Cekungan Bandung meliputi pertanian, hortikultura, industri non-
polutif, industri kreatif, perdagangan, jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan meningkatkan
manajemen pembangunan yang berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif berbagi peran
membangun dan mempercepat perwujudan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya. Sedangkan fokus
pengembangan WP KK Cekungan Bandung untuk kota Bandung diarahkan sebagai kota inti dari PKN
dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa, industri kreatif dan teknologi tinggi, dan pariwisata.
Adapun beberapa kebijakan dan rencana Provinsi Jawa Barat yang terkait dengan tupoksi Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandung adalah rencana pengembangan infrastruktur guna menunjang fokus
pengembangan Kota Bandung sebagai kota inti dari PKN, yaitu:
- Pembangunan jalan tol dalam Kota Bandung (Terusan Pasteur-Ujungberung-Cileunyi),
Ujungberung-Gedebage-Majalaya, NS Link Toll (Selatan - Utara);
- Pembangunan jalan alternatif Bandung-Lembang;
- Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis;
- Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ;
- Pengembangan infrastruktur pengendali banjir (kolam retensi); dan
- Peningkatan kondisi jaringan irigasi.
3.4.2 RTRW Kota Bandung
Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Perda Nomor 18 Tahun 2011
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung, memiliki kebijakan utama pembentukan struktur tata ruang,
sebagai berikut:
a. Mengembangkan 2 (dua) Pusat Pelayanan Kota (PPK) yaitu Inti Pusat Kota yang berada di Alun-alun
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-8
untuk wilayah Bandung Barat dan Gedebage untuk wilayah Bandung Timur.
b. Membagi wilayah kota menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP), masing masing dilayani
oleh satu pusat sekunder, terdiri dari pusat sekunder Setrasari, melayani WP Bojonegara; pusat
sekunder Sadang Serang, melayani WP Cibeunying; Pusat Sekunder Kopo Kencana, melayani WP
Tegalega; Pusat Sekunder Turangga, melayani WP Karees; Pusat Sekunder Arcamanik, melayani
WP Ujungberung; dan Pusat Sekunder Margasari melayani WP Gedebage.
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif,
efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif
yang bertaraf nasional. Berdasarkan tujuan dari penataan kota tersebut terdapat Kebijakan dan
Strategi Struktur Ruang, serta Kebijakan dan Strategi Pola Ruang seperti yang tercantum pada pasal 9
dan pasal 13 dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011.
Adapun kebijakan dan strategi struktur ruang yang merupakan bagian dari tupoksi Dinas Pekerjaan
Umum Kota Bandung yaitu:
1. Kebijakan: Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi
Berbasis Transportasi Publik Yang Terpadu dan Terkendali. Strategi tersebut meliputi:
a. Membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan masyarakat dalam
menyediakan prasarana dan sarana transportasi;
b. Mengawasi fungsi dan hirarki jalan;
c. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, manajemen
dan rekayasa lalu lintas serta menghilangkan ganguan sisi jalan.
2. Kebijakan: Peningkatan kualitas, kuantitas, keeektifan dan efisiensi pelayanan prasarana kota yang
terpadu dengan sistem regional. Strategi tersebut adalah meningkatkan pelayanan prasarana
drainase dalam rangka mengatasi permasalahan banjir dan genangan.
3. Kebijakan: Perwujudan Keseimbangan Proporsi Kawasan Lindung. Strategi tersebut adalah
mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk hijau sempadan sungai,
jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api.
Berdasarkan kebijakan dan strategi diatas, maka dalam Rencana Struktur dan Pola Ruang menjabarkan
lebih lanjut dalam suatu Rencana Jaringan Prasarana Kota yang terdiri atas:
1. Rencana sistem prasarana utama, yaitu rencana sistem jaringan transportasi darat, meliputi:
a. Pemantapan hirarki jaringan jalan arteri primer pada sistem jaringan jalan primer;
b. Pemantapan hirarki jaringan jalan kolektor primer pada sistem jaringan jalan primer;
c. Restrukturisasi hirarki jalan pada sistem jaringan sekunder;
d. Pembangunan jalan layang;
e. Pembangunan jalan baru dan jalan tembus.
2. Rencana sistem prasarana lainnya, yaitu rencana sistem jaringan sumber daya air, yang meliputi:
a. Penataan Sungai Cikapundung;
b. Penataan Wilayah Sungai Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum,
khususnya dalam DAS Citarum.
3. Rencana system prasarana lainnya, yaitu rencana prasarana pengelolaan lingkungan kota, terdiri
atas:
a. Penataan dan pengembangan sistem drainase secara terpadu dengan brandgang;
b. Peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase makro;
c. Pengintegrasian sistem drainase dnegan wilayah resapan; dan
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 3-9
d. Penurunan tingkat sedimentasi pada sistem drainase melalui normalisasi sungai, reboisasi di
hulu sungai dan pengerukan sungai yang berkelanjutan.
4. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki, terdiri atas:
a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana pejalan kaki di ruas – ruas jalan arteri dan kolektor
yang sudah terdapat fasilitas pejalan kaki, teutama pada ruas jalan di sekitar pusat kegiatan;
b. Penyediaan sarana pejalan kaki pada ruas – ruas jalan arteri dan kolektor yang sudah memiliki
trotoar namun belum memiliki sarana yang lengkap, seperti lampu jalan, bangku, kotak sampah,
zebra cross, jembatan penyebrangan, dan sarana lainnya;
c. Penambahan prasarana pejalan kaki pada ruas – ruas jalan arteri dan kolektor yang hanya
memiliki trotoar pada satu sisi jalan; dan
d. Penyediaan prasarana pejalan kaki pada ruas – ruas jalan arteri dan kolektor yang sama sekali
belum memiliki trotoar dan kelengkapan lainnya.
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan hasil review terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Perangkat Daerah
berdasarkan: i) gambaran pelayanan Perangkat Daerah, ii) sasaran jangka menengah pada Renstra
K/L, iii) sasaran jangka menengah dari Renstra Perangkat Daerah provinsi/kabupaten/kota dan iv)
implikasi RTRW bagi pelayanan Perangkat Daerah, maka ditentukan isu-isu strategis sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas struktur, pola pemeliharaan dan tingkat pelayanan jalan;
2. Peningkatan kualitas dan pola pemeliharaan sistem drainase kota;
3. Penentuan skala prioritas dan dukungan anggaran pembangunan infrastruktur untuk
mempercepat pembangunan Pusat Primer Kedua di Bandung Timur;
4. Peningkatan ketersediaan dan kualitas penerangan jalan dengan memanfaatkan lampu hemat
energi dan tahan lama;
5. Menjaga integritas sungai dari perubahan fisik (lebar, kedalaman, warna), perubahan biologis,
perubahan kimia dan debit air dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan;
6. Perbaikan dan peningkatan penyelenggaraan infrastruktur kebinamargaan, pengairan dan
penerangan jalan umum mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 4-1
4 TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Visi dan Misi Kota Bandung
Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah Tahun 2018-2023, maka Kota Bandung
menetapkan Visi, yaitu:
“Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis”.
Penjelasan Visi Kota Bandung adalah:
Bandung : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya Kota Bandung dan seluruh warganya
yang berada di dalam satu kawasan dalam batas-batas tertentu yang berkembang
sejak tahun 1810 hingga sekarang.
Unggul : Dengan berbagai capaian prestasi yang telah diraih pada periode sebelumnya, maka
Pemerintah Kota Bandung akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik disetiap
sektor serta tetap menjadi contoh bagi daerah lain dalam bentuk terobosan bagi
pembangunan daerah. Dukungan SDM Kota Bandung yang berkualitas baik secara
fisik dan mental akan berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya
saing dan kemandirian daerah, namun juga dalam mendukung pembangunan Kota
Bandung.
Nyaman : Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, maka kualitas infrastruktur
yang sudah baik harus terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan dampak
terhadap kualitas lingkungan. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti tanah,
air dan udara harus terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali dengan
ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya yang responsif terhadap berbagai
aktifitas dan perilaku penghuninya. Kebutuhan ruang dalam konteks pelaksanaan
pembangunan harus tetap berpihak terhadap lingkungan.
Sejahtera : Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang
berbasis pada individu, keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial.
Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan
juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah
keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk
memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya meliputi ruhani, akal, dan jasad.
Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa
depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan
batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan seperti
inilah yang akan membentuk kepercayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota
Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik hingga menjadi
teladan bagi kota lainnya
Agamis : Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, manifestasi dari kesempurnaan
kehidupan beragama sebagai wujud perintah Tuhan bahwa tujuan akhir dari
kehidupan beragama harus mampu menjadi rahmat bagi alam semesta.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 4-2
Terwujudnya masyarakat yang agamis adalah kondisi yang harus hadir sepanjang
tahun 2018-2023. Dalam masyarakat yang agamis semua warga masyarakat
mengamalkan ajaran agama masing- masing ke dalam bentuk cara berfikir, bersikap
dan berbuat. Ajaran agama tidak saja hanya dijadikan kegiatan ritual namun juga
diimplementasikan ke dalam pencapaian pelaksanaan pembangunan dan
pengembangan sosial kemasyarakatan
Untuk mewujudkan Visi Kota Bandung, dirumuskan 5 (lima) Misi, yaitu:
Visi Kota Misi Kota
Terwujudnya
Kota
Bandung
Yang Unggul,
Nyaman,
Sejahtera,
dan Agamis
1. Membangun Masyarakat yang humanis, agamis, berkualitas dan berdaya saing
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Melayanai, Efektif, Efisien, dan Bersih
3. Membangun Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan Berkeadilan
4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan
infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan
5. Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi
Misi Pertama: Pemerintah Kota Bandung dengan berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya,
berkomitmen memberikan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pelayanan pendidikan,
kesehatan dan sosial yang bermutu, adil dan merata.
Misi Kedua: Pemerintah Kota Bandung membangun sumber daya aparatur yang berintegritas dan
kompeten, melalui smart government yang terintegrasi untuk mewujudkan pelayanan publik yang
efektif, efisien dan prima.
Misi Ketiga: Kota Bandung sebagai sebuah kota jasa, mendorong kesejahteraan masyarakat yang
merata dan berkeadilan melalui pertumbuhan ekonomi yang berbasis padat tenaga kerja dan UMKM
lokal.
Misi Keempat: Pemerintah Kota Bandung mendorong pembangunan infrastruktur dan penataan
ruang secara sinergis dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai daya dukung
lingkungan, melalui sistem yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Misi Kelima: Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menyelenggarakan pembangunan kota secara
partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi dengan melibatkan masyarakat dan swasta.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas
tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan arsitektur kinerja Perangkat Daerah selama lima tahun.
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 4-3
Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,
spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
Berdasarkan visi dan misi dirumuskan tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah beserta
indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN
/SASARAN
TARGET KINERJA TUJUAN /SASARAN PADA TAHUN
KE-
1
(2019)
2
(2020)
3
(2021)
4
(2022)
5
(2025)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Meningkatnya
infrastruktur
kota terpadu
dan berkualitas
Meningkatnya
Kuantitas dan
Kualitas
Infrastruktur
serta Penataan
Sungai
Lama genangan
yang tertangani
pada titik
genangan
100
menit
80
menit
60
menit
40
menit
30
menit
2 Meningkatnya
Infrastruktur
Jalan Yang
Berkualitas dan
Merata
Proporsi panjang
jaringan jalan
dalam kondisi baik
79% n/a n/a n/a n/a
Persentase
panjang jalan
dalam kondisi
mantap
n/a 94% 95% 96% 97%
3 Meningkatnya
Penyediaan
Pelayanan
Penerangan
Jalan Umum di
Wilayah Kota
Secara Merata
Jumlah PJU dalam
kondisi baik
2.500
titik
2.500
titik
2.500
titik
2.500
titik
2.500
titik
Metodologi Pengukuran indikator tujuan/sasaran perangkat daerah ini dijelaskan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Formulasi pengukuran indikator sasaran
NO INDIKATOR TUJUAN
/SASARAN SATUAN FORMULASI
(1) (2) (3) (4)
1 Lama genangan yang tertangani pada titik genangan
menit genangan titik Jumlah
genangan lama Jumlah
2 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik % 100%
kota jalan Panjang
baik kondisi panjang
3 Persentase panjang jalan dalam kondisi mantap % 100%
kota jalan Panjang
sedang kondisi panjang baik kondisi panjang
4 Jumlah PJU dalam kondisi baik
titik jumlah PJU terbangun + jumlah PJU terpelihara
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 5-1
5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi
Strategi adalah langkah berisikan program-program sebagai prioritas pembangunan
daerah/perangkat daerah untuk mencapai sasaran. Berbagai rumusan strategi yang disusun
menunjukkan kemantapan pemerintah daerah dalam memegang prinsipnya sebagai pelayan
masyarakat.
Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efi sien sebagai pola strategis pembangunan akan
memberikan nilai tambah (value added) pada pencapaian pembangunan daerah dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Sebagai salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah,
rumusan strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan
serangkaian arah kebijakan dari pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam
sejumlah arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata dalam
mewujudkan visi pembangunan daerah.
Metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan strategi pembangunan jangka
menengah Dinase Pekerjaan Umum tahun 2018-2023 yaitu analisis Logic Model atau Model Logika.
Logic model adalah alat yang menyampaikan skema, program, atau proyek singkat, format yang visual.
Logic model ini menjelaskan tindakan yang direncanakan dan hasil yang diharapkan. Logic model
adalah gambaran ringkas yang menjelaskan hubungan antara masukan, kegiatan, keluaran, dan hasil
serta kebutuhan masyarakat dan/atau pemangku kepentingan yang terlibat dan terdampak.
Logic model membantu penyusunan desain, perencanaan, pengembangan strategi, serta lebih lanjut
dapat digunakan untuk monitoring, dan evaluasi pada level Pemerintah Kota Bandung. Model ini
dapat diuji untuk kelayakan, dan lebih detailnya dapat menyelaraskan dengan kegiatan, sumber daya,
output pada urusan teknis atau perangkat daerah.
Hubungan antara unsur-unsur terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), serta dapat
menjadi acuan dalam menyusun rencana aksi pemerintah maupun pada perangkat daerah. Visualisasi
logic model dapat dilihat pada gambar berikut.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 5-2
Gambar 5.1 Logic Model
Pada Penentuan strategi dan arah kebijakan yang akan menjadi panduan Pemerintah Kota Bandung
dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan, dirumuskan dengan
memformulasikan short term outcome untuk strategi dan intermediate term outcome untuk arah
kebijakan dan menjadi dasar bagi penentuan program priorotas. Melalui penerapan instrumen ini
dapat dilihat kehandalan suatu program untuk mewujudkan sasaran daerah yang telah direncanakan.
perumusan strategi berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Logic Model.
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 4: Mewujudkan Bandung Nyaman melalui Perencanaan Tata Ruang, Pembangunan Infrastruktur, serta
Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan
Meningkatnya infrastruktur kota
terpadu dan berkualitas
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas
Infrastruktur serta Penataan Sungai Meningkatkan kapasitas saluran
drainase
Meningkatkan resapan air hujan
Meningkatnya Infrastruktur Jalan
Yang Berkualitas dan Merata Meningkatkan aksesibilitas sarana
dan prasarana jalan
Meningkatnya Penyediaan Pelayanan
Penerangan Jalan Umum di Wilayah
Kota Secara Merata
Meningkatkan kapasitas dan kualitas
jalan kota dengan memperhatikan
prinsip jalan yang berkeselamatan
5.2 Arah Kebijakan
Di samping strategi, hal yang penting lainnya adalah menentukan arah kebijakan yang merupakan
pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai
tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan
pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Arah kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis daerah yang dilaksanakan secara
bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi
pembangunan daerah yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 5-3
Secara normatif arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan sebagai berikut:
a. Perencanaan strategik, yaitu perencanaan pembangunan daerah yang menekankan pada
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.
b. Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja
layanan pada tiap urusan.
Perencanaan dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan misi kepala daerah ke dalam rencana kerja
yang actionable. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran Renstra maka dianggap strategis.
Dalam rangka menentukan arah kebijakan pembangunan daerah khususnya mengenai fokus atau
tema pembangunan tahunan dalam satu periode Renstra perlu memperhatikan beberapa faktor
diantaranya pencapaian indikator sasaran yang termuat dalam tiap misi. Hal ini penting, sebagai dasar
untuk menentukan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target indikator sasaran misi
dimaksud, sehingga semakin jelas tahapan dan ukuran target yang akan dicapai setiap tahunnya.
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis
Misi Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan
infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya
infrastruktur
kota terpadu
dan berkualitas
Meningkatnya
Kuantitas dan
Kualitas
Infrastruktur
serta Penataan
Sungai
Meningkatkan
kapasitas saluran
drainase
Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan
saluran drainase
Mengurangi sedimentasi dan sampah pada saluran
drainase melalui normalisasi saluran drainase
Meningkatkan
resapan air hujan
Mengurangi air limpasan hujan melalui
pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase,
pembangunan kolam retensi dan sumur resapan
Meningkatnya
Infrastruktur
Jalan Yang
Berkualitas dan
Merata
Meningkatkan
aksesibilitas
sarana dan
prasarana jalan
Menyediakan aksesibilitas prasarana yang baik
melalui pembangunan dan pemeliharaan trotoar
Mengurangi titik genangan/banjir di jalan melalui
pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainase
Memenuhi rasio jaringan jalan melalui
pembangunan dan peningkatan jalan
Mengurangi Jalur Perlintasan Sebidang melalui
pembangunan flyover atau underpass
Meningkatnya
Penyediaan
Pelayanan
Penerangan Jalan
Umum di Wilayah
Kota Secara
Merata
Meningkatkan
kapasitas dan
kualitas jalan
kota dengan
memperhatikan
prinsip jalan yang
berkeselamatan
Menyediakan jalan yang berkeselamatan melalui
penyediaan sarana dan prasarana Penerangan
Jalan Umum
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 6-1
6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Pada bagian ini akan disampaikan mengenai gambaran rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung.
Secara garis besar direncanakan beberapa program yang utama sebagai langkah untuk mencapai visi
dan misi kota melalui sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis ini. Program-
program yang direncanakan tersebut antara lain terdiri dari:
1. Program Perencanaan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum;
2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum;
3. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum;
4. Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air;
5. Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan;
6. Program Pengelolaan Sarana dan Prasarana Penerangan Jalan Umum.
Sedangkan pada Tabel 6.1 berikut akan disampaikan mengenai detail rencana strategis Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandung, dimana akan disampaikan mengenai detail Tujuan, Sasaran, Indikator
Sasaran, Program, Kegiatan, Indikator Kegiatan (output), serta target tahapan pencapaian tujuan
selama 5 tahun ke depan yang diawali dengan kondisi capaian pada awal tahun perencanaan.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 6-2
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan Indikator Kinerja, Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung
Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran, Program (outcome) dan Kegiatan
(output)
Data Capaian awal tahun
perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat
Daerah Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun 1 (2019)
Tahun 2 (2020)
Tahun 3 (2021)
Tahun 4 (2022)
Tahun 5 (2023)
Kondisi Kinerja Akhir Periode Renstra
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Terwujudnya infrastruktur dan tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Meningkatnya Infrastruktur Kota Terpadu dan Berkualitas
303,363,813,982 382,237,206,773 462,957,408,838 448,927,885,665 444,500,193,503 2,041,986,508,761
Meningkatnya Infrastruktur jalan yang berkualitas, dan merata
1.03.1.03.01.04.42. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum
Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum dalam kondisi baik
100 % 148,278,922,031 0 0 0 0 100 148,278,922,031
1.03.1.03.01.04.42.001 Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Terpeliharanya Jalan dan Jembatan seraca Kontraktual dalam kondisi mantap
50,000 m2 50,000 50,495,590,970 100,000 50,495,590,970 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.002 Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum
Titik Penerangan Jalan Umum dalam kondisi baik
1,000 ttk 1,000 6,403,793,417 2,000 6,403,793,417 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.003 Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air
Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Sumber daya air dalam kondisi baik
16,000 m' 16,000 52,221,778,919 32,000 52,221,778,919 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.004 Pemeliharaan Saluran Drainase Jalan dan Trotoar
Panjang minimal Drainase dan trotoar dalam kondisi baik
2,000 m2 2,000 4,534,529,283 4,000 4,534,529,283 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.005 Pengadaan Alat-Alat Ukur dan Bahan Laboratorium Kebinamargaan
Jumlah laporan terpeliharanya Alat-Alat Ukur dan Laboratorium Bahan kondisi baik
12 Laporan 12 804,401,687 12 804,401,687 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.006 Pengadaan, Rehabilitasi/Pemeliharaan Alat-Alat Berat
Terpeliharaanya peralatan, kendaraan operasinal lapangan, dalam kondisi baik
6 unit 30 3,790,212,814 36 3,790,212,814 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.007 Pemeliharaan Rutin Daerah Aliran Sungai
Terpeliharaanya Daerah Aliran Sungai dalam kondisi Baik
50,000 m3 100,000 7,678,945,726 150,000 7,678,945,726 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.008 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Bojonagara
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Bojonagara
28,000 m2 20,000 2,970,483,922 48,000 2,970,483,922 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.009 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Cibeunying
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Cibeunying
28,000 m2 23,000 3,364,422,558 51,000 3,364,422,558 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.010 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Tegallega
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Tegallega
22,000 m2 22,000 2,627,832,373 44,000 2,627,832,373 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.011 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Karees
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Karees
21,500 m2 16,000 2,878,376,885 37,500 2,878,376,885 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.012 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Ujungberung
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Ujungberung
22,000 m2 17,500 2,444,453,235 39,500 2,444,453,235 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.013 Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Gedebage
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Gedebage bulanan
22,000 m2 20,000 2,751,238,080 42,000 2,751,238,080 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.017 Peningkatan Jalan Insidentil
Terpeliharanya Jalan secara Insidentill dalam kondisi baik
50,000 m2 28,000 5,312,862,162 78,000 5,312,862,162 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.43. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum
Prosentase Dokumen acuan pekerjaan Pelaksanaan di Implementasikan
100% 7,000,000,000 0 0 0 0 7,000,000,000
1.03.1.03.01.02.43.001 Penyusunan Strategi dan Kebijakan Kedinasan
Jumlah Dokumen acuan rencana kerja strategi dan kebijakan kedinasan
10 dokumen 10 500,000,000 20 500,000,000 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.43.002 Perencanaan Penerangan Jalan Umum
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan penerangan Jalan Umum
17 dokumen 17 1,500,000,000 34 1,500,000,000 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.43.003 Perencanaan Prasarana Sumber Daya Air
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Sumber Daya Air
17 dokumen 17 2,000,000,000 34 2,000,000,000 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.43.004 Perencanaan Trotoar dan Drainase Jalan
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan Trotoar dan Drainase Jalan
12 dokumen 12 1,000,000,000 24 1,000,000,000 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.43.005 Perencanaan Jalan dan Jembatan
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan Jalan dan Jembatan
20 dokumen 20 2,000,000,000 40 2,000,000,000 DPU Kota Bdg
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 6-3
Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran, Program (outcome) dan Kegiatan
(output)
Data Capaian awal tahun
perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat
Daerah Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun 1 (2019)
Tahun 2 (2020)
Tahun 3 (2021)
Tahun 4 (2022)
Tahun 5 (2023)
Kondisi Kinerja Akhir Periode Renstra
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.03.1.03.01.05.44. Pembangunan Sarana dan Prasarna Pekerjaan Umum
Prosentase Sarana dan Prasaran Pekerjaan Umum terbangun
1 128,334,964,110 0 128,334,964,110
1.03.1.03.01.05.44.001 Pembangunan Prasarana Sumber Daya Air
Terbangunnya Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
4,850 m' 4,850 20,520,874,173 9,700 20,520,874,173 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.05.44.002 Pembangunan Trotoar dan Drainase Jalan
Luasan trotoar terbangun 54,591 m2 54,591 30,404,587,617 109,182 30,404,587,617 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.05.44.003 Pembangunan Jalan dan Jembatan
Meningkatnya struktur/kapasitas jalan 45,126 m2 45,126 39,516,154,726 90,252 39,516,154,726 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.05.44.004 Pembangunan Penerangan Jalan Umum
Jumlah titik PJU Terbangun 1,200 titik 100 37,893,347,595 1,300 37,893,347,595 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42. Program Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Persentase panjang jalan dalam kondisi mantap
92 % 0 291,981,730,239 334,629,963,214 323,737,968,369 319,767,590,418 1,270,117,252,241
1.03.1.03.01.04.42.XXX Perencanaan Kebinamargaan
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan Trotoar dan Drainase Jalan
12 dokumen 12 3,600,000,000 12 4,922,500,000 12 4,918,625,000 12 5,339,556,250 48 18,780,681,250
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pembangunan dan Pemeliharaan Kebinamargaan
Persentase panjang jalan dalam kondisi mantap
92 % 94 250,643,018,151 95 289,004,879,918 96 274,856,501,743 97 266,878,908,380 97 1,081,383,308,192
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pengendalian dan Pemanfaatan Kebinamargaan
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pengendalian dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan
20 dokumen 20 7,100,000,000 20 7,100,000,000 20 7,100,000,000 20 7,100,000,000 80 28,400,000,000 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pengadaan, Rehabilitasi/Pemeliharaan peralatan dan Perbengkelan
Terpeliharaanya peralatan, kendaraan operasinal lapangan, dalam kondisi baik
6 unit 30 5,054,075,951 30 5,559,483,546 30 6,115,431,901 30 6,726,975,091 120 23,455,966,489 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Bojonagara
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Bojonagara
28,000 m2 20,000 3,267,532,314 22,000 3,594,285,546 24,000 3,953,714,100 26,000 4,349,085,510 92,000 15,164,617,470 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Cibeunying
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Cibeunying
28,000 m2 23,000 3,700,864,814 24,000 4,070,951,295 25,000 4,478,046,425 26,000 4,925,851,067 98,000 17,175,713,601 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Tegallega
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Tegallega
22,000 m2 22,000 2,890,615,610 23,000 3,179,677,171 24,000 3,497,644,888 25,000 3,847,409,377 94,000 13,415,347,047 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Karees
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Karees
21,500 m2 16,000 3,166,214,574 16,000 3,482,836,031 16,000 3,831,119,634 16,000 4,214,231,597 64,000 14,694,401,836 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Ujungberung
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Ujungberung
22,000 m2 17,500 2,688,898,559 18,000 2,957,788,414 18,500 3,253,567,256 19,000 3,578,923,981 73,000 12,479,178,210 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Gedebage
Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Umum Wilayah Gedebage bulanan
22,000 m2 20,500 3,026,361,888 21,000 3,328,998,077 21,500 3,661,897,884 22,000 4,028,087,673 85,000 14,045,345,522 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Produksi Campuran Aspal (PCA) Jalan
Jumlah Campuran Produksi Aspal 50,000 m2 2,498 5,844,148,378 2,498 6,428,563,216 2,498 7,071,419,538 2,498 7,778,561,491 9,990 27,122,692,623 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.04.42.XXX Penyusunan Strategi dan Kebijakan Kedinasan
Jumlah Dokumen acuan rencana kerja strategi dan kebijakan kedinasan
10 dokumen 10 1,000,000,000 10 1,000,000,000 10 1,000,000,000 10 1,000,000,000 40 4,000,000,000 DPU Kota Bdg
Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta penataan sungai
1.03.1.03.01.05.44. Program Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air
Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan
120 Menit 100 80 53,673,516,731 60 67,269,015,537 40 65,079,451,389 30 64,281,305,839 30 250,303,289,495
1.03.1.03.01.05.44.XXX Perencanaan Sumber Daya Air
Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan
17 dokumen 17 2,400,000,000 17 2,500,000,000 17 2,500,000,000 17 2,500,000,000 85 9,900,000,000
1.03.1.03.01.05.44.XXX Pembangunan dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan
120 menit 80 38,626,676,432 60 51,277,491,209 40 48,158,774,627 30 46,338,561,401 30 184,401,503,669
1.03.1.03.01.05.44.XXX Pengendalian dan Pemanfaatan Sumber Daya Air
Jumlah Dokumen acuan KerjaPengendalian dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan
20 dokumen 20 4,200,000,000 20 4,200,000,000 20 4,200,000,000 20 4,200,000,000 80 16,800,000,000
Pemeliharaan Rutin Daerah Aliran Sungai
Terpeliharaanya Daerah Aliran Sungai dalam kondisi Baik
50,000 m3 25,000 8,446,840,299 50,000 9,291,524,328 75,000 10,220,676,761 100,000 11,242,744,437 250,000 39,201,785,826 DPU Kota Bdg
Meningkatkan penyediaan pelayanan penerangan jalan
1.03.1.03.01.02.43. Program Sarana dan Prasarana Penerangan Jalan Umum
Persentase PJU dalam kondisi baik 44,000 titik 2500 2500 16,059,420,813 2500 39,570,009,139 2500 38,282,030,229 2500 37,812,532,846 131,723,993,028
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 6-4
Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran, Program (outcome) dan Kegiatan
(output)
Data Capaian awal tahun
perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Perangkat
Daerah Penanggung
Jawab
Lokasi Tahun 1 (2019)
Tahun 2 (2020)
Tahun 3 (2021)
Tahun 4 (2022)
Tahun 5 (2023)
Kondisi Kinerja Akhir Periode Renstra
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
umum di wilayah kota secara merata
1.03.1.03.01.02.43.XXX Perencanaan Penerangan Jalan Umum
Jumlah Dokumen acuan Kerja Pelaksanaan penerangan Jalan Umum
17 dokumen 17 1,950,000,000 17 1,950,000,000 17 2,000,000,000 17 2,000,000,000 85 7,900,000,000
1.03.1.03.01.02.43.XXX Pembangunan dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum
Jumlah PJU dalam kondisi baik 44,000 ttk 2,500 12,109,420,813 2,500 35,620,009,139 2,500 34,282,030,229 2,500 33,812,532,846 54,000 115,823,993,028
1.03.1.03.01.02.43.XXX Pengendalian dan Pemanfaatan Penerangan Jalan Umum
Jumlah Dokumen acuan KerjaPengendalian dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan
20 dokumen 20 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 8,000,000,000
Memantapkan sistem administrasi dan pendukung penyelenggaraan pelayanan SKPD
1.03.1.03.01.02.01. Pelayanan Administrasi Perkantoran
Prosentase Cakupan Pelayanan Administrasi Perkantoran
100 % 8,964,567,564 9,337,716,592 9,777,191,063 9,931,897,126 10,300,595,168 48,311,967,513
1.03.1.03.01.02.01.002 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Terpenuhinya kebutuhan komunikasi, sumber daya air dan listrik
12 laporan 12 1,383,338,616 12 1,383,338,600 12 1,521,672,400 12 1,673,839,725 12 1,707,316,520 12 7,669,505,861 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.003 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Terpeliharanya peralatan kerja 12 laporan 12 520,049,007 12 572,053,900 12 629,259,200 12 692,185,228 12 606,028,933 12 3,019,576,268 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.008 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Lingkungan kantor yang tertata rapi dan bersih
12 laporan 12 1,618,907,510 12 1,618,907,500 12 1,780,798,200 12 1,813,168,024 12 1,898,055,649 12 8,729,836,883 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.009 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Terpeliharanya peralatan kerja 472 unit 150 240,900,000 118 240,900,000 84 264,990,000 50 335,660,450 70 342,374,003 472 1,424,824,453 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.010 Penyediaan Alat Tulis Kantor
Administrasi perkantoran terselenggara dengan baik ditunjang ketersediaan alat kantor yang memadai
12 laporan 12 548,462,073 12 603,308,642 12 663,639,100 12 630,003,019 12 744,603,080 12 3,190,015,914 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.011 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Dokumen hasil kerja tercetak dengan baik dan digandakan
30 Jenis 30 517,734,250 30 569,507,600 30 626,458,400 30 689,104,287 30 601,104,083 150 3,003,908,620 DPU
1.03.1.03.01.02.01.012 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor
Kelancaran proses perkantoran yang dilanjutkan oleh ketersediaan penerangan bangunan kantor
12 laporan 12 139,868,281 12 181,828,700 12 200,011,600 12 220,012,806 12 241,630,842 12 983,352,229 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.014 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
perkantoran berjalan baik ditunjang oleh peralatan Rumah tangga
12 laporan 12 887,546,369 12 812,466,950 12 655,661,200 12 521,227,330 12 531,651,876 12 3,408,553,725 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.015 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
Tersedianya bahan bacaan dan peralatan perkantoran
12 laporan 12 500,962,000 12 500,962,000 12 551,058,200 12 506,164,020 12 516,287,300 12 2,575,433,520 DPU
1.03.1.03.01.02.01.017 Penyediaan Makanan dan Minuman
Tersedianya makanan dan minuman 12 laporan 12 300,903,680 12 330,994,000 12 364,093,400 12 312,159,224 12 318,402,409 12 1,626,552,713 DPU
1.03.1.03.01.02.01.018 Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Tersedianya transport dan akomodasi perjalanan
12 laporan 12 700,000,000 12 756,963,400 12 726,415,472 12 715,925,732 12 934,244,247 12 3,833,548,851 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.01.020 Penyediaan jasa pengamanan kantor
Terjaganya keamanan lingkungan kantor Terjaganya keamanan lingkungan kantor
12 laporan 12 1,605,895,778 12 1,766,485,300 12 1,793,133,891 12 1,822,447,281 12 1,858,896,226 12 8,846,858,476 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.02. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Prosentase Sarana dan Prasarana dalam kondisi baik
100 % 9,508,031,437 10,010,568,633 10,481,710,514 10,647,564,301 11,042,829,784 51,690,704,668
1.03.1.03.01.02.02.005 Pengadaan kendaraan Dinas/Operasional
Jumlah Pengadaan kendaraan Dinas/Operasional
2 unit 2 5,244,565,800 - 6,181,039,100 - 6,573,169,400 2 7,033,375,000 2 7,736,712,500 6 32,768,861,800 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.02.009 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Tersedianya peralatan gedung kantor 25 unit 25 152,312,144 25 367,543,300 25 394,297,600 25 323,727,400 25 356,100,200 125 1,593,980,644 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.02.010 Pengadaan Mebeulair Pengadaan mabeulair 166 buah 166 1,691,199,996 135 600,000,000 140 700,000,000 140 700,000,000 150 800,000,000 731 4,491,199,996 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.02.022 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Tersedianya gedung kantor dan prasarana terpelihara dengan baik
12 laporan 12 2,419,953,497 12 2,861,986,233 12 2,814,243,514 12 2,590,461,901 12 2,150,017,084 12 12,836,662,228 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.03.' Peningkatan Disiplin Aparatur
Prosentase Pelayanan Pemenuhan prasarana kedisiplinan kondisi baik
100 % 1,277,328,840 1,174,253,765 1,229,519,370 1,248,974,252 1,295,339,448 6,225,415,675
1.03.1.03.01.02.03.002 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya
Tersedianya pakaian seragam dinas dan kelengkapannya
343 stel 339 568,374,840 339 625,212,324 339 687,733,500 339 694,362,900 339 763,799,200 339 3,339,482,764 DPU Kota Bdg
1.03.1.03.01.02.03.005 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Tersedianya Pakaian Seragam 343 stel 339 708,954,000 339 549,041,441 339 541,785,870 339 554,611,352 339 531,540,248 339 2,885,932,911 DPU Kota Bdg
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa, 2018
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 7-1
7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM
Pada bagian ini akan disampaikan indikator kinerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandung yang telah disusun pada bagian sebelumnya, yang mengacu kepada tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Bandung. Indikator kinerja tersebut disampaikan pada Tabel 7.1 berikut.
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No Indikator
Kondisi kinerja pada awal
periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 5
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sarana dan
Prasarana Pekerjaan Umum dalam kondisi baik
% 100 100 n/a n/a n/a n/a 100
2 Prosentase Dokumen acuan pekerjaan Pelaksanaan di Implementasikan
% 100 100 n/a n/a n/a n/a 100
3 Prosentase Sarana dan Prasaran Pekerjaan Umum terbangun
% 100 100 n/a n/a n/a n/a 100
4 Persentase panjang jalan dalam kondisi mantap
% 92 n/a 94 95 96 97 97
5 Jumlah simpak tak sebidang yang terbangun (flyover/ underpass)
Bh 3 n/a 1 1 1 1 7
6 Luasan trotoar dalam kondisi baik
m2 397535 13000* 13000 13000 13000 13000 462535
7 Panjang drainase dalam kondisi baik
M1 602402 8000* 8000 8000 8000 8000 642402
8 Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan
Menit 120 100 80 60 40 30 30
9 Jumlah PJU dalam kondisi baik
titik 44,000 2500* 2500 2500 2500 2500 56500
*Catatan: indikator capaian ini tidak muncul secara eksplisit pada tahun 2019 karena adanya perubahan nama program dan kegiatan mulai tahun 2020. Persentase capaiannya diperhitungkan ke dalam indikator capaian tahun 2019.
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 7-2
Penjelasan pengukuran masing-masing indikator ini ditunjukkan pada Tabel 7.2.
Tabel 7.2 Pengukuran Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
No Indikator Pengukuran Indikator
(1) (2) (3)
1 Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum dalam kondisi baik
Nilai rata-rata persentase capaian kegiatan pada Program Pemeliharaan Pekerjaan Umum
Satuan: persen
2 Prosentase Dokumen acuan pekerjaan Pelaksanaan di Implementasikan
Nilai rata-rata persentase capaian kegiatan pada Program Perencanaan Pekerjaan Umum Satuan: persen
3 Prosentase Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum terbangun
Nilai rata-rata persentase capaian kegiatan pada Program Pembangunan Pekerjaan Umum Satuan: persen
4 Persentase panjang jalan dalam kondisi mantap 100%
kota jalan Panjang
sedang kondisi panjang baik kondisi panjang
Satuan: persen
5 Jumlah simpak tak sebidang yang terbangun (flyover/ underpass)
Jumlah flyover terbangun + jumlah underpass terbangun
Satuan: buah
6 Luasan trotoar dalam kondisi baik Luas trotoar terbangun + luas trotoar terpelihara
Satuan: m2
7 Panjang drainase dalam kondisi baik Panjang drainase terbangun + panjang drainase terpelihara
Satuan: m1
8 Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan genangan titik Jumlah
genangan lama Jumlah
Satuan: menit
9 Jumlah PJU dalam kondisi baik Jumlah PJU terbangun + jumlah PJU terpelihara
Satuan: titik
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANDUNG 2018-2023 8-1
8 PENUTUP
Rencana Strategis Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung ini disusun sebagai salah
satu upaya dalam mewujudkan visi Kota Bandung menjadi Kota yang Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan
Agamis. Dalam mewujudkan kondisi tersebut tentunya membutuhkan peran Dinas Pekerjaan Umum
sebagai institusi Pemerintah yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar
masyarakat khususnya infrastruktur jalan, pengairan, dan penerangan jalan umum yang tentunya
dapat pula mendukung Pemerintah Kota Bandung secara umum dalam menciptakan iklim investasi
yang kondusif, kompetitif, dan unggul serta untuk meningkatkan daya tarik investasi dan
meningkatkan pelayanan investasi.
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai komitmen yang kuat untuk menciptakan infrastruktur yang bisa
menunjang terwujudnya visi Kota Bandung, dengan:
1. Peningkatan pelayanan kebinamargaan dengan meningkatkan kondisi dan menjaga konsistensi
kemantapan jalan untuk mendukung peningkatan pelayanan transportasi darat khususnya jalan
raya;
2. Peningkatan usia struktur jalan dengan melakukan pembangunan maupun rehabilitasi jalan
dengan perkerasan yang memiliki usia panjang;
3. Pembangunan saluran drainase untuk mewujudkan jalan di Kota Bandung yang bebas genangan
dan tentunya sebagai langkah dalam mempertahankan keawetan daya dukung struktur jalan
sesuai umur rencananya;
4. Pembangunan dan pemeliharaan trotoar beserta furnitur jalan di trotoar untuk memenuhi
kebutuhan pejalan kaki yang aksesibel, berfungsi baik, bersih, dan memiliki nilai estetika tinggi,
sehingga meningkat pula nilai estetika Kota Bandung secara umum.
5. Penataan Sungai menjadi muka kota yang menunjang aktivitas perkotaan dan menjadi bagian dari
estetika kota dan mengefektifkan fungsi utamanya sebagai saluran irigasi dan pengaliran air
permukaan.
6. Pemerataan penerangan jalan umum di seluruh wilayah Kota Bandung yang hemat energi, ramah
lingkungan, dan berfungsi baik.
Proses pencapaian visi Kota Bandung melalui Renstra Perangkat Daerah Dinas Bina dan Pengairan ini
tentu membutuhkan dukungan sumber daya yang handal yang antara lain terdiri dari:
1. Sumber daya manusia (man);
2. Sumber daya keuangan (money);
3. Sumber daya sarana/prasarana (material);
4. Sumber daya sistem/prosedur (method).
Dengan demikian, tersusunnya Renstra Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum ini diharapkan
dapat menjadi acuan dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan infrastruktur jalan, pengairan, dan
penerangan jalan umum yang unggul bagi kebutuhan seluruh masyarakat Kota Bandung. Selain itu
seluruh sasaran yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dapat tercapai pada akhir tahun
perencanaan.