Post on 24-Aug-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS X AKUNTANSI
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SIGIT CHOERI
K7408149
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X
AKUNTANSI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh:
SIGIT CHOERI
K7408149
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosoal
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRAK
Sigit Choeri. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVELEARNING METODE QUESTION STUDENTS HAVE SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XAKUNTANSI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajarakuntansi pada siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta denganmenerapkan model pembelajaran aktif metode Question Students Have.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitiandilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswakelas X Akuntansi Smk Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 43 siswa. Sumberdata berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah denganobservasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahappersiapan tindakan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Prosespenelitian dilaksanakan dalam 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap,yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi,analisis dan refleksi. Siklus I dan II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan modelpembelajaran aktif metode Question Students Have dapat meningkatkan keaktifansiswa dalam apersepsi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifansiswa dalam menjawab pertanyaan, dan prestasi siswa. Keaktifan siswa dalamapersepsi siklus I sebesar 53,49% dan siklus II sebesar 83,37%, mengalamipeningkatan sebesar 30,23%. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan padasiklus I sebesar 79,02% dan siklus II sebesar 93,02%, mengalami peningkatansebesar 14%. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus I sebesar76,66% dan siklus II sebesar 88,37%, mengalami peningkatan sebesar 11,71%.Siswa yang mencapai nilai diatas 75 pada siklus I sebesar 72,09% dan siklus IIsebesar 83,73%, mengalami peningkatan sebesar 11,63%. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran QuestionsStudents Have dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi SMKKristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Question Students Have methode of Active Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRACT
Sigit Choeri. THE APLICATION OF QUESTION STUDENTS HAVEMETHOD OF ACTIVE LEARNING AS AN EFFORT TO IMPROVINGSTUDENTS ACHIEVEMENT FOR ACCOUNTING IN THE XACCOUNTING OF SMK KRISTEN 1 SURAKARTA THE SCHOOLYEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty SebelasMaret University.
The objective of the research is to improve students’ achievement foraccounting in the X Accounting of SMK Kristen 1 Surakarta by applying theQuestion Students Have of active learning.
This study belonged to a Classroom Action Research (CAR). Thisresearch was conducted in two cycles, each of which consisted of planning,acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X Accountinggraders of SMK Kristen 1 Surakarta consisting of 43 students. The data sourcederived from teachers and students. Techniques of collecting data used were:observing, interview, test, and documentation. The procedure of research includedaction preparation, action implementation, observation, and reflection. Theprocess of research was conducted in 2 cycles, each of which consisting of 4stages: planning, acting, observing and interpreting, analysis and reflecting. CycleI and cycle II was carried out in three meetings.
The result of research shows that through the application of QuestionStudents Have of active learning can improve the students’ activity inapperception, students’ activity in asking question, students’ activity in answeringquestions, and students’ achievement from cycle I to cycle II. Student activity inapperception 53.49% for cycle I and 83.37% for the second cycle, an increase of30.23%. Students activity in asking questions 79.02% on the cycle I and 93.02%for the second cycle, an increase of 14%. Students activity in answering questions76.66% on the cycle I and 88.37% for the second cycle, an increase of 11.71%.Students who achieve a value above 75 on the cycle I 72.09% and 83.73% for thesecond cycle, an increase of 11.63%. Based on the research results can beconcluded that the application of Question Students Have method can improvestudent achievement for accounting in the X Accounting of SMK Kristen 1Surakarta the school year of 2011/2012.
Keywords: Question Students Have method of Active Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
(Q.S. Al Baqarah : 45)
Meraih kesuksesan perlu kesabaran dan keuletan. Orang yang sukses bukan tidak
pernah jatuh. Orang sukses adalah orang yang tidak pernah berfikir dirinya
kalah. Ketika ia jatuh (gagal) ia bangkit kembali, belajar dari kesalahannya,
bergerak maju menuju inovasi yang lebih baik
(Abu Al-Ghifani)
Aku merasakan kerendahan diriku disaat menuntut ilmu dan merasakan
terhormat ketika ilmuku dibutuhkan orang (menjadi pengajar)
(Ibnu Abbas)
Semua orang bisa berubah menjadi lebih baik jika dilandasi niat yang kuat dan
didukung kepercayaan dari orang lain
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ibu dan Bapak tercinta, yang slalu menyayangi, selalu mendukung, dan
selalu membimbingku dengan penuh kesabaran, serta tiada henti-hentinya
memberikan untaian do’a demi keberhasilanku. Tiada kata yang bisa
mengungkpkan jasamu, semuanya membuatku bangga memiliki kalian.
Pembimbingku, terima kasih banyak atas waktu dan bimbingan yang
diberikan selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar.
Mbak Wulan, Mbak Eka, Mas Arman, Rahmat,dan Rasya yang selalu
mendorong langkahku dengan perhatian dan selalu ada disampingku baik
disaat senang maupun susah.
Sahabat seperjuangan (Subroto, Yudha, Yusuf), semoga persahabatan kita
tetap terjalin.
Teman-teman kelas A’08 terima kasih atas kerja samanya selama ini, salam
damai dan sukses selalu.
Teman-teman FKIP Ekonomi UNS’08.
Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Metode Question Students
Have Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Wahyu Adi, M.pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus (BKK)
Akuntansi, yang teah memberikaan persetujuan dalam pelaksanaan penelitian
ini.
5. Dr. Susilaningsih, M.Bus, selaku Pembimbing I, terima kasih atas kesabaran
dalam memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
6. Drs. Sukirman,MM, selaku Pembimbing II, terima kasih atas bimbingan,
nasehat dan arahannya selama ini.
7. Drs. Siwi Widi Asmoro, M.Pd, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta yang
telah meberikan ijin guna pengambilan data dalam penelitian ini.
8. Setia Pratiwi, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penelitian.
9. Para siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta, yang telah
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Sri Sumaryari S.pd, M.pd, selaku Pembimbing Akademik beserta Bapak dan
Ibu dosen Pendidikan Ekonomi yang telah membimbing dan memberikan
ilmunya selama ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
Sigit Choeri
NIM K7408149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN REVISI........................................................................................ vi
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... x
KATA PENGANTAR...................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 11
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 31
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 31
D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... . 35
B. Subyek dan Obyek Penelitian................................................... . 36
C. Sumber Data ………………………………………….………. 37
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... . 37
E. Uji Validitas Data ..................................................................... . 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................ . 41
G. Prosedur Penelitian …………………………….……………... 42
H. Indikator Kinerja Penelitian...................................................... .. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... . 48
B. Identifikasi
Masalah…………………………………………… 51
C. Deskripsi Hasil
Penelitian………………………………….…. 54
D. PEMBAHASAN .......................................................... 72
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan…………………. ...................................................... 80
B. Implikasi……………………… ............................................... 80
C. Saran ……………………. ....................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... . 85
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran…………………………………. ….. 33
3.1 Model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…………………... 45
4.1 Grafik Hasil Penelitian…………………………………………… 75
4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa…………………………………. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Ulangan Harian Pra Siklus……. 6
3.1 Rincian Waktu Penelitian……………………………………….. 36
3.2 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa…………………………… 47
4.1 Presentase Capaian Siswa Pra Tindakan………………………… 54
4.2 Presentase Capaian Siswa Pada Siklus I…..…………………. 61
4.3 Hasil Tes Evaluasi Siklus I……………………………………… 62
4.4 Presentase Capaian Siswa Pada Siklus II……………………….. 71
4.5 Hasil Tes Evaluasi Siklus II…………………………………….. 71
4.6 Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II………………………….. 74
4.7 Nilai Evaluasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II…………… 76
4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II…………… 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman dan Hasil Wawancara Terhadap Siswa………………….. 87
2. Pedoman dan Hasil Wawancara Terhadap Guru Akuntansi……….. 89
3. Catatan Lapangan I (Pra Tindakan)……………………………….. 91
4. Lembar Observasi Pra Tindakan…………………………………... 92
5. Daftar Nilai Siswa Pra Tindakan………………………………….. 94
6. Silabus
Pembelajaran SMK Kristen 1 Surakata.............................. 96
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………………… 97
8. Daftar Hadir Siswa Siklus I……………………………………….. 102
9. Catat
an Lapangan II (Siklus I)………………………………........ 104
10. Latihan
Soal Siklus I………………………………………………. 108
11. Kunci
Jawaban Latihan Soal Siklus I……………………………... . 109
12. S
oal Evaluasi Siklus I…………………………………………….... 110
13. Kunc
i Jawaban Soal Evaluasi Siklus I……………………………... 112
14. Lembar
Observasi Siklus I………………………………………… 114
15. Daftar
Nilai Evaluasi Siklus I……………………………………... 116
16. Renc
ana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………………….. 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
17. Daftar
Hadir Siswa Siklus II………………………………………. 123
18. Catatan
Lapangan III (Siklus II)…………………………………… 125
19. Latihan Soal Siklus II……………………………………………… 129
20. Kunci Jawaban Latihan Soal Siklus II……………………………... 131
21. Soal
Evaluasi Siklus II……………………………………………… 133
22. Kunc
i Jawaban Soal Evaluasi Siklus II……………………………. 135
23. Lemb
ar Observasi Siklus II………………………………………… 137
24. Daftar
Nilai Evaluasi Siklus II……………………………………… 139
25. Dokume
ntasi………………………………………………………... 141
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang Pendidikan
Nomor 20/2003, pasal 1 ayat 1). Berdasarkan isi pasal dalam Undang-Undang
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan
yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
selalu dilakukan suatu pembaharuan dan pengembangan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional yang lebih baik. Pendidikan dikatakan baik apabila
pendidikan tersebut dapat menghasilkan peserta didik yang berdaya saing tinggi,
berkualitas, dan kreatif.
Pendidikan pada saat ini telah tereduksi menjadi pengajaran, dan
pengajaran kemudian menyempit menjadi kegiatan di kelas, sementara yang
terjadi di kelas tidak lebih dari kegiatan guru mengajar murid dengan target
kurikulum dan mengejar nilai ujian nasional semata (Silberman, 2009). Di dalam
pembelajaran yang demikian komunikasi di dalam kelas biasanya hanya
berlangsung satu arah yaitu dari guru kepada murid sehingga kreativitas dan
keaktifan siswa kurang mendapat perhatian dari para pendidik. Hal ini akan
berdampak pada rendahnya minat dan semangat siswa di dalam mengikuti
pembelajaran karena siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas. Sebagai akibatnya adalah prestasi belajar siswa menjadi
rendah sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri tidak tercapai secara maksimal.
Kondisi yang demikian haruslah segera dirubah demi terciptanya mutu pendidikan
yang tinggi dan lulusan yang berkualitas.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut
suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan
hidup umat manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu
diupayakan oleh pemerintah baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah
maupun di perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kurikulum, buku pelajaran, media belajar,
metode pengajaran, dan sistem evaluasi. Pembenahan di bidang kurikulum harus
dilaksanakan di segala bidang seperti sarana atau fasilitas kurikulum maupun
pendidik, pembenahan di bidang model pembelajaran selalu dilakukan yaitu
dengan mencari model pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar, dan
media pembelajaran juga selalu dikembangkan untuk memperlancar kegiatan
pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Setiap jenjang pendidikan saat ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada: Permendiknas RI No. 22 Tahun
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dan
Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini menekankan adanya
keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, pendidikan di sekolah diharapkan tidak hanya berpusat pada
guru, tetapi harus ada interaksi antara siswa dan guru baik itu berupa penyampaian
tanggapan maupun pertanyaan. Hal ini sangat penting sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa baik dalam penguasaan materi maupun keaktifan
dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mewujudkan pendidikan
yang berkualitas, Hadi (2005: 26) menyatakan bahwa: “Pendidik dalam
menghadapi anak didik sehari-hari memerlukan sifat khusus, yang sangat penting,
dan yang wajib dimiliki oleh setiap pendidik yaitu rasa tanggung jawab dan
dedikasi, serta kecintaan, kebijaksanaan, dan kesabaran.”
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak
didik kedalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran yang baik hendaknya
memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar
sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif. Namun, pada umumnya para
guru di sekolah-sekolah masih belum dapat memanfaatkan dan menggunakan
media secara tepat, serta belum seluruhnya mampu menerapkan model dan
metode pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi
yang diajarkan. Kondisi yang demikian akan menghambat terciptanya suatu
proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan karena siswa tidak diberi
tantangan untuk berfikir kreatif dan aktif di dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan kurangnya kreativitas dan keaktifan siswa di dalam kegiatan belajar
akan berdampak pula terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain dan
memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama antara satu dan lainnya. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
karena itu, perlakuan dan perhatian guru terhadap siswa juga harus disesuaikan
dengan sikap dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal ini
sangat penting dipahami oleh seorang pendidik agar tidak terjadi kesenjangan
yang terlalu tinggi antara siswa yang cerdas dengan siswa yang kurang cerdas,
sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi semua anak didik dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, serta dari
yang berperilaku kurang baik menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan keadaan
seperti tersebut diatas dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
yang bervariasi dan yang melibatkan semua siswa di dalam kelas.
Kegiatan belajar mengajar yang dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah
selama ini adalah kegiatan belajar mengajar yang masih berpusat pada guru
(teacher centered learning), yang meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan
bagi siswa dan cara penyampaian materinya cenderung masih didominasi dengan
metode ceramah. Penggunaan metode ceramah yang tidak dikombinasikan dengan
metode lain menyebabkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar menjadi rendah dan dengan dominasi metode tersebut akibatnya
adalah menjadikan siswa tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu faktor
yang dapat mengakibatkan siswa sulit memahami konsep suatu materi yang
disampaikan oleh guru. Sebagai akibatnya adalah prestasi belajar yang diperoleh
siswa kurang optimal sehingga tujuan pembelajaran itu sendiri tidak tercapai
secara maksimal. Meskipun demikian, bukan berarti metode ceramah tidak cocok
digunakan dalam proses pembelajaran, namun supaya prestasi belajar yang
diperoleh dapat menjadi lebih baik perlu dicoba pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain.
Dalam memilih model pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan
kondisi atau kemampuan peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif,
maupun psikomotorik karena tujuan penerapan suatu model pembelajaran pada
dasarnya adalah untuk memudahkan siswa dalam menyerap materi yang
disampaikan oleh guru dan menumbuhkan kreativitas dalam belajar. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
penerapan model pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tujuan dari
pembelajaran itu sendiri dapat tercapai secara optimal. Selain itu, siswa juga akan
lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas apabila guru
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mereka.
Penerapan model pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan
individual anak dan hanya didasarkan pada keinginan guru akan sulit untuk dapat
mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.
Kondisi seperti inilah yang terjadi pada pembelajaran konvensional (ceramah)
yang sampai saat ini memang masih banyak digunakan oleh para pendidik.
Metode ceramah ini hanya efektif bagi anak didik yang memiliki kemampuan
dalam mendengar dan mengingat secara baik, namun bagi anak-anak yang tidak
memiliki kemampuan seperti itu akan mengalami kendala dalam menyerap materi
yang disampaikan guru. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini
adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang
kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Menyadari kenyataan
seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat
merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik tanpa mengabaikan
satu atau beberapa dari mereka. Strategi pembelajaran yang ditawarkan salah
satunya adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).
Menurut Hamdani (2011: 26), “Strategi Pembelajaran Aktif (active
learning strategy) adalah salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang
menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal
mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan
efisien”. Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya merupakan salah satu
bentuk atau jenis dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
atau partisiasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berorientasi
pada aktivitas peserta didik mengandung pengertian bahwa sistem pembelajaran
menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif dan telah memiliki kesiapan
untuk belajar. Dengan demikian, belajar diharapkan akan membawa suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga dalam bentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri.
Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi,
khususnya dari peserta didik karena hal ini akan sangat mempengaruhi keseriusan
mereka dalam mengikuti pembelajaran. Sayangnya, motivasi tidak selalu muncul dari dalam
diri siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini tercermin dari proses
pembelajaran Akuntansi di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta. Dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa terlihat belum termotivasi untuk
mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga mereka tidak dapat
menyerap materi yang disampaikan dengan baik. Akibatnya, nilai yang diperoleh
siswa dalam ulangan harian masih banyak yang belum memenuhi standar KKM.
Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang menunjukkan bahwa
kemampuan siswa menyelesaikan soal ulangan masih rendah yaitu dari 43 siswa
di kelas X Akuntansi hanya 16 siswa (37%) yang memperoleh nilai minimal 75
sebagai standar kelulusan siswa.
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran Akuntansi di kelas X
Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran
dalam kelas relatif masih rendah dan lebih banyak didominasi oleh guru. Di kelas
X Akuntansi siswa cenderung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat atau
pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan
guru, bahkan ada siswa yang diam saja dan ada juga yang bermain-main sendiri
saat guru sedang menerangkan pelajaran. Akibatnya, prestasi belajar siswa bidang
studi Akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Akuntansi tergolong masih
rendah. Hal tersebut ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian yang belum
mencapai batas ketuntasan minimal, seperti yang ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Ulangan Harian Mata PelajaranAkuntasi pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012 (Pra Siklus)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Interval Frekuensi Persentase Kumulatif
4 – 27 1 2,32 %
27 – 50 3 6,97 %
51 – 74 23 53,48 %
75 – 98 16 37,20 %
Jumlah 43 100 %
Rata-rata Nilai 69,02
(Sumber: Pratiwi, 2012)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas X
jurusan Akuntansi masih tergolong rendah karena belum mencapai standar KKM
di SMK Kristen 1 Surakarta yang menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sebesar 75. Dari tabel tersebut juga diperoleh bahwa nilai rata-rata ulangan harian
siswa di kelas X Akuntansi yang tuntas KKM tanpa remidi sebanyak 16 siswa dari
jumlah siswa 43 siswa, atau dengan persentase 37%, sedangkan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 27 siswa dengan persentase 63,%. Dengan kondisi yang
demikian, maka pendidik harus mengupayakan peningkatan prestasi belajar siswa
agar dapat mencapai batas KKM yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai pembelajaran
Akuntansi yang dilakukan di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang
mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak maksimal, yaitu:
1) Siswa kurang terlibat aktif baik secara individu maupun kelompok di dalam
proses pembelajaran, karena jalannya pembelajaran lebih banyak didominasi
oleh guru atau dengan kata lain masih bersifat teacher centered,
2) Siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran Akuntansi dikarenakan
guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu model
pembelajaran yang menarik, menyenangkan, melibatkan siswa secara langsung di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam kegiatan belajar, serta dapat menimbulkan kerjasama antar siswa dalam
sebuah kelompok agar tercipta minat dan perhatian siswa sehingga siswa dapat
aktif di dalamnya dan prestasi belajar siswapun dapat meningkat. Salah satu
model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran aktif dengan metode
Question Students Have. Melalui penerapan model pembelajaran ini diharapkan
akan membawa dampak positif bagi siswa khususnya dalam meningkatkan
keaktifan dalam pembelajaran sehingga pada akhirnya mereka dapat mencapai
prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Penerapan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta
didik dan materi yang akan diajarkan. Penerapan model pembelajaran yang tidak
tepat akan berdampak pada rendahnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, sehingga siswa akan bersikap pasif dan tidak termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi yang demikian mengakibatkan siswa
yang belum begitu jelas dengan apa yang disampaikan oleh guru merasa takut dan
kurang percaya diri untuk bertanya walaupun sebenarnya di dalam benak mereka
ada satu atau beberapa pertanyaan yang ingin disampaikan. Hal ini menjadikan
siswa yang tidak paham terhadap penjelasan guru, maka ia tidak akan
mendapatkan penjelasan kembali dari gurunya karena seorang guru tidak dapat
mengetahui materi apa yang harus dijelaskan kembali tanpa adanya pertanyaan
atau permintaan dari siswa. Oleh karena itu, guru mengharapkan partisipasi
khususnya dari siswa yang mengalami kesulitan dalam menyerap materi untuk
menyampaikan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahaminya.
Bertanya merupakan hal yang penting dalam pembelajaran karena
dengan bertanya guru dapat mengetahui suatu hal yang tidak dipahami oleh siswa.
Bagi sebagian orang, belajar akan lebih efektif dan bermanfaat bila dilakukan
dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Belajar dengan cara seperti ini
merupakan yang paling efektif dibanding gaya belajar yang lainnya karena dengan
bertanya maka siswa akan menjadi benar-benar paham tentang materi yang belum
dipahaminya (Susilo, 2006). Mengingat pentingnya bertanya bagi peserta didik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
guru harus mengusahakan segala cara agar siswa dapat bertanya baik secara lisan
maupun tulisan sebab hal ini akan berpengaruh besar terhadap proses
pembelajaran. Adapun cara yang lebih mudah dalam mengajukan pertanyaan
yaitu disampaikan secara lisan, akan tetapi mengingat banyaknya siswa yang
kurang berani mengungkapkan pertanyaan secara lisan, maka perlu diupayakan
strategi yang menuntut siswa untuk bertanya melalui tulisan.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan-
pertanyaan dari siswa mengenai materi yang tidak atau kurang mereka pahami
adalah model pembelajaran question students have. Silberman (2009) menjelaskan
bahwa metode pembelajaran question students have merupakan cara yang mudah
untuk mempelajari keinginan, kebutuhan, dan harapan siswa terhadap materi
pelajaran yang disampaikan guru karena cara ini lebih memilih menggunakan
sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripada
percakapan”. Model pembelajaran question students have mengharuskan siswa
untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang tidak
dipahami dalam bentuk lembaran-lembaran kertas kemudian memberikan
kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk membaca pertanyaan yang telah
ada. Jika siswa ingin mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, siswa dapat
memberikan tanda ceklis (√) yang berarti siswa tersebut juga mengalami kesulitan
di pertanyaan tersebut.
Penerapan metode pembelajaran question students have diharapkan dapat
menunjang kegiatan pembelajaran dan menyediakan situasi yang tepat agar
potensi siswa dapat berkembang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul
“Penerapan model pembelajaran Active Learning metode Question Students
Have sebagai upaya peningkatan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X
Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Active Learning metode Question Students Have dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran
2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X SMK Kristen
1 Surakarta melalui Pembelajaran Active Learning Metode Question Students
Have.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan inovasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan
kondisi peserta didik.
b. Memberikan sumbangan untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan
tentang penggunaan model pembelajaran aktif dengan metode Question
Students Have .
c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan
dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru:
1. Memberikan alternatif kepada guru atau calon guru Akuntansi dalam
menentukan strategi, metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih
menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Memberikan masukan bagi guru untuk menggunakan model-model
pembelajaran inovatif dalam penyampaian materi dan pengelolaan kelas
agar lebih efektif.
b. Bagi Siswa
Bila guru menerepkan metode Question Students Have maka dapat:
1. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan
oleh guru.
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
yang sejalan dengan meningkatnya pemahaman siswa akan materi yang
telah disampaikan oleh guru.
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
di kelas.
c. Bagi peneliti:
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan.
2. Jika peneliti menjadi seorang guru nantinya, maka akan lebih mengetahui
efektifitas penerapan pembelajaran question student have.
d. Bagi Lembaga atau Sekolah:
1. Memberikan sumbangan pemikiran yang baik dalam usaha meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah dan upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran
question student have dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Abdillah dalam Aunurrahman (2009: 33) menyatakan bahwa
”belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu”. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar apabila pada
dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan dari yang belum baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menjadi baik. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya berupa penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya atau penguasaan
terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk menuju
perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang
kompeten, ketersediaan media belajar yang mencukupi, dan penerapan
model pembelajaran yang sesuai.
Pendapat para ahli dalam mendefinisikan belajar beraneka ragam,
hal ini dikarenakan adanya perbedaan pandangan diantara satu situasi
belajar dengan situasi belajar lainnya. Witherington dalam Sukmadinata
(2009: 155), menyatakan bahwa: “belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Sedangkan Wittaker dalam Soemanto (1998: 104) menyatakan bahwa:
“belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman (learning may be defined as
the process by which behavior originates or is altered through training or
experience)”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali
baik dari sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak semua
perubahan yang terjadi dalam diri sesorang merupakan perubahan dalam arti
belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek kematangan, pertumbuhan dan
perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Lebih
lanjut Slameto (1995) menyebutkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam
pengertian belajar adalah sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara sadar,
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari dan
merasakan adanya perubahan dalam dirinya. Jadi, perubahan perubahan
yang terjadi dalam keadaan mabuk atau tidak sadar tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar karena orang yang bersangkutan
tidak menyadari akan perubahan tersebut.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan. Sebagai contoh pada anak yang
sedang belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak
bisa menulis menjadi bisa. Perubahan tersebut akan berlangsung secara
terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan
sempurna, kemudian ia bisa menulis indah, bisa menulis lebih cepat, dan
seterusnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,
Dalam proses belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka
akan semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan bersifat aktif mengandung arti bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan karena adanya usaha dari individu
yang belajar.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,
Ini berarti perubahan yang didapat dari proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Misalnya kecakapan anak dalam memainkan
piano setelah ia belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan
terus dimiliki bahkan akan terus berkembang apabila terus dipergunakan
atau dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah,
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Misalnya saja seseorang yang akan belajar
komputer, maka ia akan menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai
dengan belajar komputer. Dengan demikian kegiatan belajar yang
dilakukan senantiasa terarah kepada tujuan yang telah ditetapkannya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,
Ini berarti bahwa jika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya orang tersebut akan mengalami perubahan tingkah laku secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar sepeda, maka perubahan
yang paling tampak adalah ketrampilan naik sepeda tersebut. Akan tetapi
ia juga akan mengalami perubahan-perubahan yang lainnya seperti
pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis sepeda,
pemahaman terhadap alat-alat sepeda, pengetahuan tentang cara
memperbaiki sepeda, dan lain sebagainya.
Dalam upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,
maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
benar, Aunurrahman (2009:113) menyatakan prinsip-prinsip belajar dalam
proses pembelajaran yaitu:
1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinyasendiri, tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajartersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo ( kecepatannya) sendiri.3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran
akan memungkinkan murid belajar lebih berarti.5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar dan dapatmengingat lebih baik.Berhasil ataupun tidaknya siswa dalam belajar dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Syah (1995:
132) adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisijasmani dan rohani siswa.
2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungandi sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upayabelajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswauntuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
dan aspek-aspek yang ada pada diri manusia untuk menjadi lebih baik, yang
dihasilkan dari adanya proses belajar yang berupa pengalaman-pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dan interaksi-interaksi yang diperoleh dari lingkungan sekitar dimana
manusia itu berada. Belajar memainkan peranan yang sangat penting dalam
mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-
tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang
lebih dahulu maju karena belajar.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hamalik (2002: 57), “pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru),
material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas,
audio visual), dan proses yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran”. Pendapat lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh
Sagala (2006: 61), menyatakan bahwa: ”pembelajaran ialah membelajarkan
siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, dan
pembelajaran merupakan penentu utama keberhasilan dari pendidikan”.
Sedangkan Miarso dalam Pribadi (2011) memaknai istilah pembelajaran
sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan
pelajar (learner centered). Istilah “pembelajaran” digunakan Miarso untuk
mengganti istilah “pengajaran” yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang
berpusat pada guru. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dibedakan
dari kegiatan pengajaran.
Hakekat pembelajaran menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 286)
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar,2) Program pembelajaran dirancang dan diimplementasikan sebagai
suatu sistem,3) Kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar
kepada pebelajar,4) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran,5) Kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan belajar, isi
pelajaran, sistem penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Smith dan Ragan dalam Pribadi (2011) mengemukakan beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses
pembelajaran, faktor-faktor tersebut adalah efektif, efisien, dan menarik.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa
siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
Sedangkan makna dari pembelajaran yang efisien adalah aktivitas atau
proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber
daya yang relatif sedikit. Selain itu, pembelajaran juga perlu diciptakan
menjadi peristiwa yang menarik agar mampu meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa. Pandangan lain tentang kriteria atau perspektif
pembelajaran yang berhasil dikemukakan oleh Hainich dkk dalam Pribadi
(2011). Mereka mengemukakan perspektif pembelajaran sukses terdiri atas
beberapa kriteria sebagai berikut:
1) Peran aktif siswa (active participation)
Proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa teribat aktif
dalam tugas-tugas yang bermakna dan berinteraksi dengan materi
pelajaran secara intensif.
2) Latihan (practice)
Dengan latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat
memperbaiki tingkat daya ingat dan retensi. Latihan juga dapat
memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru dipelajari.
3) Perbedaan individual (individual differences)
Setiap individu memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan
yang membedakannya dari individu lain. Selain itu, setiap individu juga
memiliki potensi yang perlu dikembagkan secara optimal, dalam hal ini
tugas dan instruktur dari guru dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh individu seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran
yang berkualitas.
4) Umpan balik (feedback)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui
kemampuan dirinya dalam mempelajari materi pelajaran dengan benar.
Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil
belajar yang dicapai siswa setelah menempuh aktivitas pembelajaran.
5) Konteks nyata (realistic context)
Siswa perlu untuk mempelajari materi pelajaran yang berisi
pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi
yang nyata. Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan
ketrampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi umtuk
mencapai tujuan pembelajaran.
6) Interaksi sosial (social interaction)
Interaksi sosial sangat diperlukan oleh siswa agar dapat
memperoleh dukungan sosial dalam belajar. Interaksi sosial yang
berkesinambungan dengan teman sejawat atau sesama siswa akan
memungkinkan siswa untuk melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan
dan ketrampilan yang sedang dipelajari.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang ditujukan untuk
melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa ke arah yang lebih baik
untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
c. Pengertian Model Pembelajaran
Secara umum pengertian model adalah tiruan dari benda atau
keadaan yang sesungguhnya sebagai gambaran atau contoh yang bermanfaat
dalam pemecahan masalah. Dengan demikian, model pembelajaran pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Menurut
Trianto (2009: 22), ”Model pembelajaran adalah perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain”. Selanjutnya Brady dalam Aunurrahman (2009:
146) mengemukakan bahwa: ”Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
blue print yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran”. Untuk lebih memahami
model pembelajaran, selanjutnya Brady juga mengemukakan karakteristik
atau sifat dari model pembelajaran yaitu:
1) Model memberikan arah untuk persiapan dan implementasi kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu model pembelajaran lebih bermuatan
praktis implementatif dari pada bermuatan teori.
2) Meskipun terdapat beberapa jenis model yang berbeda, model-model
tersebut memiliki keterkaitan terlebih lagi pada implementasinya. Oleh
karea itu, guru harus menginterpretasikannya ke dalam perilaku mengajar
guna mewujudkan pembeajaran yang bermakna.
3) Tidak ada satupun model pembelajaran yang memiliki kedudukan lebih
penting dan lebih baik dari model yang lainnya karena tidak ada satu
model tunggal yang dapat merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan
tujuan pembelajaran yang berbeda.
4) Pengetahuan guru mengenai berbagai model pembelajaran memiliki arti
yang sangat penting didalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Dengan kata lain, keunggulan suatu model pembelajaran
hanya dapat dihasilkan apabila guru mampu mengadaptasikan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mengkombinasikan beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam
mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.
Dalam penerapan suatu model pembelajaran harus disesuaikan
dengan kondisi siswa dan materi yang diajarkan, jadi tidak ada model
pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Artinya,
setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi tujuan, rasional
yang mendasari, dan sistem pengelolaan serta pengaturan lingkungan yang
diberikan pada manualnya (Wasis dkk, 2002). Oleh karena itu, guru
hendaknya menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Dalam memilih
model pembelajaran, seorang guru juga harus mempertimbangkan segala hal
yang berkaitan dengan pembelajaran dimulai dari menganalisis karakteristik
tujuan yang akan dicapai, materi, siswa, lingkungan belajar (alat-alat, sarana
& prasarana, sumber belajar), serta kemampuan seorang guru dalam sistem
pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Seorang guru harus dapat memilih
model yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut.
Tentu saja tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifikasi
model, dalam hal ini guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yang
harus diakomodasi atau menggunakan dua model secara bersamaan.
Aunurrahman (2011: 140) menyatakan bahwa: “Keberhasilan dari
proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan
model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam suatu proses pembelajaran”. Agar
pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan diperoleh hasil yang baik,
maka model pembelajaran yang akan dipilih untuk diterapkan harus
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa di dalam kelas. Hal
tersebut dikarenakan setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik
dan tujuan yang berbeda-beda.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu pola atau konsep yang berisikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas agar kegiatan
pembelajaran tersebut dapat menyenangkan dan berjalan dengan lancar
seperti yang diharapkan. Suatu model pembelajaran mempunyai sistem
pengelolaan pada lingkungan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
model pembelajaran dan kondisi siswa. Hal tersebut dikarenakan setiap
pendekatan model pembelajaran memberikan peran yang berbeda-beda
kepada siswa, ruang fisik, dan sistem sosial kelasnya.
d. Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Sudjana (1996) mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai proses
belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan
emosional sehingga ia benar-benar berperan dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar. Selanjutnya Sudjana juga menyebutkan ciri-ciri yang harus
tampak dalam pembelajaran aktif yaitu:
1) Situasi kelas menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali.
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih
banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk
memecahkan masalah.
3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber
belajar bagi siswa.
4) Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama, secara berkelompok, maupun individual
sesuai dengan yang diatur oleh guru secara sistematis dan terencana.
5) Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus
mencerminkan hubungan yang manusiawi bagaikan hubungan bapak dan
anak, bukan hubungan antara atasan dan bawahan. Dalam hal ini guru
menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan
bantuan manakala mereka menghadapi permasalahan dalam beajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan
susunan yang mati, tetapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan
kebutuhan siswa.
7) Belajar tidak hanya diukur dari segi hasil yang
dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang
dilakukan siswa.
8) Adanya keberanian siswa dalam mengajukan
pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang
disampaikan kepada guru maupun kepada siswa lainnya dalam
pemecahan masalah belajar.
9) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa,
terlepas dari benar atau salah pendapat yang mereka sampaikan.
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran
yang dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap
tertuju pada proses pembelajaran. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu.
Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas
hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang
tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa
dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan
berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi
tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan
sekolah dan hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia
pendidikan kita karena anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan
indera pendengarannya dibandingkan visual sehingga apa yang dipelajari di
kelas tersebut cenderung mudah dilupakan.
Confucius dalam Silberman (2009: 1) menyatakan beberapa teori
yaitu: “apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, dan
apa yang saya lakukan saya paham”. Ketiga pernyataan ini menekankan
pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab
permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu tidak
tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran apabila
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat ceramah.
Silberman (2009) memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di
atas menjadi apa yang disebutnya dengan belajar aktif (active learning),
yaitu:
1) Apa yang saya dengar saya lupa,
2) Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit,
3) Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa teman lain, saya mulai paham,
4) Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan,
5) Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon peserta didik dalam
pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi suatu hal yang
menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.
Dengan memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik
dapat membantu ingatan (memory) mereka sehingga mereka dapat
dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Dalam metode
active learning (belajar aktif), setiap materi pelajaran yang baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada
sebelumnya sehingga siswa akan lebih mudah memahami.
Mulyasa (2004: 241) menyatakan bahwa: “Agar murid dapat
belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna
sedemikian rupa sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi
untuk belajar”. Selanjutnya Silberman (2001: 24) mengemukakan beberapa
hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru atau pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dalam menerapkan pembelajaran aktif agar tujuan dari pembelajaran dapat
dicapai yaitu:
1) Tujuan pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas. Harusdiingat bahwa tujuan pembelajaran aktif (Active Learning) adalahuntuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis dari siswa dankapasitas siswa untuk menggunakan kemampuan tersebut padamateri-materi pelajaran yang diberikan. Pembelajaran aktif tidaksemata-mata digunakan untuk menyampaikan informasi saja.
2) Siswa harus diberitahu apa yang akan dilakukan. Pada saat awalpertemuan siswa harus diberi penjelasan tentang apa yang akandilakukan sehingga siswa dapat mengerti apa yang diharapkandarinya selama proses pembelajaran. Tekankan penjelasan iniberulang-ulang sehingga mahasiswa memiliki kesadaran dankeinginan yang tinggi untuk berpartisipasi.
3) Memberikan pengarahan yang jelas dalam diskusi. Diskusi dalamkelas merupakan tanggungjawab pengajar untuk menjaganya dalamalur dan tempo yang baik..
4) Penciptaan iklim pembelajaran aktif. Iklim pembelajaran aktifharus dapat diciptakan oleh pengajar dengan berbagai cara sesuaidengan kondisi masing-masing siswa agar tujuan dari pembelajaranaktif itu sendiri dapat tercapai.
e. Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Bertanya adalah salah satu cara yang terbaik karena dengan adanya
pertanyaan dari siswa maka guru dapat mengetahui tentang apa yang belum
dipahami oleh siswa sehingga guru dapat mengulang kembali bagian-bagian
yang belum dipahami tersebut. Menurut Susilo (2006: 107) “Bagi sebagian
orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara
bermain dengan pertanyaan dan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan
akan semakin memberikan penjelasan terhadapnya”. Dengan mengacu pada
pernyataan tersebut, seorang guru harus mengusahakan segala cara agar
siswa bertanya baik secara lisan maupun tulisan sebab hal ini akan
berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Adapun cara yang lebih
mudah dalam mengajukan pertanyaan yaitu disampaikan secara lisan,
namun mengingat banyaknya siswa yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan secara lisan maka perlu diupayakan suatu metode yang menuntut
siswa untuk bertanya melalui tulisan, dan metode yang dapat digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
adalah dengan menerapkan metode Question Students Have (Pertanyaan
Peserta Didik).
Metode Question Students Have dapat diartikan sebagai pertanyaan
yang dimiliki siswa, pertanyaan ini bisa dalam bentuk soal maupun
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan materi yang belum
dipahami. Menurut Silberman (2006: 91) ”metode Question Students Have
merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa
yang mereka butuhkan dan harapkan karena cara ini memanfaatkan teknik
yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan“.
Selanjutnya Silberman (2006: 64) juga menjelaskan bahwa: “strategi ini
(Question Students Have) bisa menyemarakkan lingkungan belajar aktif
dengan memberi siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi
pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan”. Dari kutipan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode Question Students Have
bisa membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi ini
mewajibkan siswa menuliskan pertanyaan berupa soal atau masalah lain
yang berhubung dengan materi yang belum dipahami dalam secarik kertas.
Silberman (2009: 73) mengungkapkan teknis pelaksanaan metode
pembelajaran Question Students Have sebagai berikut:
1) Bagikan kartu kosong kepada siswa2) Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka
miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedangdipelajari (jangan mencantumkan nama peserta didik). Contohnya,seorang peserta mungkin bertanya: “Bagaimana perbedaan AljabarII dengan Aljabar I?” atau “Akankah ada karangan/tugas akhiruntuk pelajaran ini?”
3) Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika kartu diedarkankepada peserta berikutnya, dia (pria/wanita) harus membacanyadan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisipertanyaan mengenai pembaca.
4) Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telahmemeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin inimengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan:a) Jawaban langsung atau jawaban yang berarti,b) Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat, atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c) Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan.5) panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela,
sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.6) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan
yang mana anda mungkin menjawabnya di pertemuan berikutnya.Variasi yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan
metode Questions Students Have adalah sebagai berikut:1) Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat memberikan kartu
pada siswa, buatlah kelas menjadi beberapa kelompok dan lakukaninstruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpamenghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
2) Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalahpeserta menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas, topikyang akan anda bahas atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yangakan mereka amati.
3) Variasi dapat pula dilakukan dengan meminta peserta untukmemeriksa dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan olehkelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasipertanyaan mana yang mendapat jawaban terbanyak, sebagaiindikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.
Dalam penerapannya, metode Question Students Have memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penerapan metode Question Students
Have yaitu:
1) Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Semua kesulitan siswa dalam belajar dapat diketahui oleh guru sehingga
guru dapat mencarikan pemecahan masalahnya.
3) Siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru.
4) Masing-masing siswa dapat memberikan jawaban dan koreksi terhadap
jawaban temannya.
5) Semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menyampaikan
pertanyaan dan jawaban.
6) Penerapam metode Question Students Have dapat memberikan pelajaran
bagi siswa tentang pentingnya bertanya.
7) Memudahkan guru dalam melakukan kontrol terhadap kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sedangkan kelemahan dari penerapan model pembelajaran aktif metode
Question Student Have yaitu:
1) Memerlukan banyak waktu dalam menerapkan metode Question Students
Have.
2) Siswa terbiasa bertanya melalui tulisan sehingga mental berkomunikasi
siswa tidak terasah dengan baik.
Dari berbagai gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
Question Students Have (QSH) adalah suatu metode pembelajaran yang
mengharapkan keaktifan siswa untuk mengemukakan segala kesulitan yang
dihadapi ketika menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
dalam bentuk pertanyaan. Hal ini sangat penting dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa karena salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar
adalah penguasaan materi pelajaran yang tidak maksimal. Rendahnya
penguasaan materi selain disebabkan oleh minimnya perhatian siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar juga dikarenakan sikap dari mayoritas
siswa yang cenderung tidak aktif bertanya ketika mereka mengalami
kesulitan dalam memahami penjelasan guru. Keengganan siswa untuk
bertanya disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu siswa tidak
berani untuk mengajukan pertanyaan secara langsung kepada guru. Bagi
siswa yang mengalami kesulitan dan tidak mau bertanya maka akan
berakibat kepada rendahnya kemampuan mereka dalam menjawab soal-soal
evaluasi sehingga nilai yang diperoleh tidak maksimal. Dengan demikian,
maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk mengajukan pertanyaan dalam bentuk tulisan.
Metode pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan siswa
dengan mudah adalah metode Question Students Have karena metode ini
lebih memilih tulisan sebagai media penyampaian pertanyaan daripada
melalui lisan. Dengan menerapkan metode Question Students Have guru
akan mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa sehingga guru dapat segera
menjawab atau mengulang materi pelajaran yang belum dipahami siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sehingga penguasaan materi pelajaran oleh siswa akan lebih maksimal.
Dengan penguasaan materi pelajaran yang maksimal, maka kemampuan
siswa dalam mengerjakan sosal-soal evaluasi menjadi lebih baik sehingga
prestasi belajar para siswa pun dapat ditingkatkan.
2. Hakekat Prestasi Belajar
a. Pengertian dan Fungsi Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang
berarti “hasil usaha”. Arifin (2011) memaknai prestasi belajar sebagai suatu
masalah yang bersifat tujuan dalam kehidupan manusia, karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu menejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Selanjutnya Arifin (2011: 12) menyebutkan
beberapa fungsi utama dari prestasi belajar yaitu
1) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator kualitas dan kuantitaspengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Paraahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensikeingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagipeserta didik dalam upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuandan tekhnologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback)dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatuinstitusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasibelajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatuinstitusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakanrelevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikatorekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapatdijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengankebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadifokus utama yang harus diperhatikan karena peserta didiklah yangdiharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
b. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Menurut Hamdani (2011: 138), “prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak pada periode tertentu”. Dengan demikian, prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi belajar yang dilaksanakan
setiap periode tertentu. Hasil dari evaluasi tersebut akan memperlihatkan
tinggi rendahnya prestasi belajar masing-masing siswa dan dapat juga
digunakan oleh pendidik untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
yang telah dilaksanakan selama periode tertentu. Selanjutnya Hamdani
(2011) menggolongkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi prestasi
belajar menjadi dua bagian yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
(a) Kecerdasan (Intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaiakan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Tingkat intelegensi akan sangat menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa, semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin
besar peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.
(b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Misalnya
apabila panca indra atau bagian tubuh tidak berfungsi dengan baik,
maka hal tersebut sedikit banyak akan memengaruhi seseorang
dalam meraih prestasi.
(c) Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk bereaksi
terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan berbagai macam reaksi
seperti suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Setiap siswa harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
memiliki sikap positif (menerima) kepada sesama siswa ataupun
kepada gurunya karena sikap inilah yang akan menggerakannya
untuk belajar.
(d) Minat
Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat
juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan senang terhadap sesuatu
sehingga apabila seorang siswa mempunyai minat yang tinggi
terhadap suatu mata pelajaran, maka ia akan lebih mudah dan cepat
dalam mempelajarinya.
(e) Bakat
Bakat adaah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan pada masa yang akan
datang. Tumbuhnya keahlian tertentu pada diri seseorang sangatlah
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya, bakat yang dimiliki siswa
juga akan memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang
pada bidang studi tertentu.
(f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Tinggi rendahnya motivasi
akan menentukan seberapa besar keinginan siswa untuk mencapai
tujuan sehingga akan berpengaruh terhadap kesungguhan belajarnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan non sosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial
adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas,
keluarga, dal lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non
sosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, waktu belajar, media
belajar, dan lain sebagainya. Secara garis besar, faktor ekstern yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
memengaruhi prestasi belajar seseorang adalah keadaan keluarga,
keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar sangat penting untuk diketahui karena prestasi belajar tidak hanya
sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga
sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi
belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan
diagnosis , penempatan, atau bimbingan khusus terhadap peserta didik.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach dalam Arifin (2011: 13)
yang menyatakan bahwa:
kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai umpanbalik bagi guru dalam mengajar,untuk keperluan diagnostik, untukkeperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untukkeperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isikurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah.
3. Hakekat Akuntansi
Menurut American Institute of Certified Public Accountans (AICPA)
dalam Slamet Sugiri (1992: 4) mendefinisikan Akuntansi sebagai: “Seni
mencatat, menggolongkan, dan meringkas transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan dengan cara yang dapat dimengerti dan dalam satuan uang, serta
menafsirkan hasil-hasilnya.” Dari definisi Akuntansi menurut AICPA tersebut,
Slamet Sugiri (1992: 4) menyatakan ada tiga aspek penting di dalam
Akuntansi, yaitu:
a. Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan,penggolongan dan peringkasan transaksi. Yang dimaksud transaksikeuangan adalah kejadian dan peristiwa yang memengaruhi harta,utang, dan modal perusahaan (lembaga ekonomi).
b. Akuntansi memproses sebuah transaksi keuangan dengan cara yangmempunyai pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) danmenggunakan satuan uang sebagai alat pengukur.
c. Akuntansi tidak hanya sekedar proses pencatatan, penggolongan danperingkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasildan proses-proses tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Menurut American Accounting Association (AAA) dalam Slamet
Sugiri (1992: 4), “akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan
melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penelitian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut”. Definisi tersebut mengandung dua pengertian, yakni:
a. Kegiatan Akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi.
b. Kegunaan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh Akuntansi diharapakan
berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan
usaha yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi
adalah kegiatan pencatatan, penggolongan, pengukuran dan pelaporan transaksi
keuangan dengan cara tertentu. Ilmu akuntansi telah digunakan oleh semua
lembaga maupun perusahaan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi dan
melaporkan keadaan keuangan lembaga atau perusahaan tersebut. Dengan
demikian, akuntansi sangat penting untuk dipelajari oleh siswa sebagai bekal
apabila kelak mereka terjun ke dalam dunia kerja. Dengan belajar Akuntansi,
seseorang juga akan memperoleh ilmu untuk dapat mengatur keuangan
pribadinya sendiri sehingga ilmu akuntansi tidak hanya diperuntukkan bagi
sebuah korporat saja, tetapi bisa juga digunakan oleh perorangan, tidak
terkecuali anak sekolahan, pedagang, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.
Akuntansi adalah ilmu terapan sehingga untuk mempelajarinya tidak
bisa dengan menggunakan metode hafalan, tetapi harus dengan pemahaman,
kejelian, dan ketelatenan. Akuntansi adalah pelajaran yang berurutan atau
berhubungan antara satu dan lainnya sehingga apabila siswa tidak mengerti di
bagian awal dia harus mau bertanya kepada guru maupun teman yang mengerti
karena apabila dibiarkan saja maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti pelajaran akuntansi selanjutnya. Dengan alasan tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
maka diperlukan model pembelajaran yang melibatkan peran siswa untuk aktif
dalam mengajukan pertanyaan apabila siswa tidak mengerti terhadap materi
yang disampaikan guru. Model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif
dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mengajukan pertanyaan
adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning) metode Question Students
Have.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian terdahulu yang penulis pakai dalam referensi
penelitian ini adalah dilakukan oleh Nugroho Dwi Aristiawan (2009) dengan judul
“ Aplikasi model pembelajaran Question Students Have untuk meningkatkan
keaktifan bertanya dan menjawab pada pelajaran IPA Biologi siswa kelas VIIIC
SMP Negeri 1 Gatak tahun pelajaran 2008/2009’. Dalam penelitian tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa khususnya
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru.
Penelitian mengenai Question Students Have juga pernah dilakukan oleh
Sri Nurhayati, Sudarmin, F. Widhi Mahatmanti, Fivi Dessy Khodijah dengan
jurnalnya yang berjudul “Kefektifan Pembelajaran Berbasis Question Students
Have Dengan Bantuan Chemo-Edutainment Media Key Relation Chart Terhadap
Hasil Belajar Siswa”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa
pembelajaran berbasis Question Student Have (QSH) dengan bantuan Chemo-
Edutainment (CET) media key relation chart efektif terhadap hasil belajar siswa
SMA pokok bahasan hidrokarbon dan minyak bumi. Hasil belajar siswa kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu terletak pada
objek penelitian yang sama yaitu Model Pembelajaran Aktif metode Question
Students Have. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah pada subjek penelitian ini yaitu siswa di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
C. Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih bersifat
teacher centered atau berpusat pada guru. Model pembelajaran yang seperti ini
akan mengakibatkan siswa kurang berpartisipasi aktif di dalam kegiatan belajar
mengajar yang kemudian mengakibatkan penguasaan terhadap materi yang
disampaikan oleh guru menjadi tidak maksimal. Akibat lebih jauh dari kondisi
tersebut adalah prestasi belajar siswa rendah. Hal inilah yang terjadi pada proses
pembelajaran di SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Akuntansi tahun ajaran
2011/2012. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan suatu metode pembelajaran
yang dapat memunculkan minat dan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam hal ini
adalah model pembeajaran aktif (Active Learning).
Dalam proses pembelajaran setiap siswa memiliki kelebihan dan
kekurangan untuk menguasai materi. Ada siswa yang cepat, sedang bahkan
lambat dalam menyerap materi yang disampaikan. Biasanya tidak semua siswa
menangkap apa yang dijelaskan oleh guru dan karena itu guru mengharapkan
partisipasi siswa untuk berani dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi
yang belum dipahaminya. Hal ini sangat penting karena siswa adalah individu
yang paling mengetahui apa yang mereka butuhkan yang dalam hal ini adalah
tentang bagian dari penjelasan guru yang belum mereka pahami dengan baik.
Namun demikian, kebanyakan siswa masih belum berani secara aktif untuk
menyampaikan pertanyaan secara langsung walaupun sebenarnya mereka
menemukan kesulitan-kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu metode
pembelajaran yang dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa supaya
guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami. Metode yang sesuai
dengan kondisi tersebut adalah dengan menerapkan metode Question Students
Have, metode ini mewajibkan siswa menuliskan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang belum dipahaminya dalam secarik kertas. Skema pemikiran
digambarkan melalui bagan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Indikator kinerja ditargetkan 75% dari 43 siswa untuk pencapaian hasil
belajar di atas nilai batas kriteria ketuntasn minimal (KKM) yang berlaku di SMK
Kristen 1 Surakarta yaitu 75. Pencapaian target ini disesuaikan dengan teori
penilaian acuan patokan (PAP) yang dikemukakan oleh Sudjana (2008), bahwa
keberhasilan siswa dalam belajar dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya
dicapai, yang kriterianya berkisar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang
seharusnya dicapai. Keterbatasan waktu penelitianpun memengaruhi target
Kondisi Awal Pembelajaran biasa ( Teacher Centered)
Siklus 1
Tindakan
Siswa kurang berpartisipasi aktifsehingga hasil belajar rendah
Penerapan model pembelajaran AktifMetode Question Students Have
Siklus 2
Siklus ke-n
Siswa aktif dalam kegiatanpembelajaran dan 75 % siswa
memperoleh hasil belajar tuntas
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
keberhasilan. Berdasarkan kondisi tersebut maka target keberhasilan ditetapkan
75% untuk pencapaian hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka
perumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penerapan model
pembelajaran Active Learning dengan metode Question Students Have dapat
meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012.”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 1
Surakarta yang beralamat di Jl A. Yani 2 Surakarta. Adapun alasan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pertimbangan peneliti mengambil tempat penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Sekolah memberi ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas X
SMK Kristen 1 Surakarta.
b. Terdapat permasalahan berupa masih rendahnya prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi.
c. Guru mata pelajaran Akuntansi belum pernah menerapkan jenis model
pembelajaran Question Students Have.
d. Data yang diperlukan dalam penelitian ini mudah diperoleh dari guru, yaitu
berupa daftar siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan
harian pertama di semester genap kelas X Jurusan Akuntansi tahun ajaran
2011/2012.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru
mata pelajaran akuntansi kelas X yaitu Ibu Setia Pratiwi, S.Pd., yang
membantu dalam pelaksanaan, observasi, dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol
sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2012 sampai selesai.
Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai
penyusunan laporan penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Waktu
Kegiatan
Maret April Mei
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Table 3.1 Rincian Waktu Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta karena:
a. Terdapat permasalahan berupa masih rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta.
b. Kelas X Akuntansi tidak digunakan sebagai subjek penelitian sejenis
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang tentang
penerapan model Question Students Have pada waktu dan objek yang sama.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam
kelas selama penerapan model pembelajaran Active Learning dengan metode
Question Students Have yang meliputi:
a. Proses berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar dengan penerapan metode
Questions Students Have.
b. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan
metode Question Students Have.
C. Sumber Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Arikunto (2007: 129) mengatakan bahwa: “Data yang baik adalah data
yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat”. Selain itu Arikunto (2007: 130)
juga mengatakan bahwa: “Untuk menetapkan sumber data dalam penelitian harus
dipikirkan dengan matang siapa/apa yang akan dijadikan sumber data”. Penelitian
tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang
sudah ditentukan. Sumber data di dalam penelitian ada dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2009: 137), “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada
pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung
diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumentasi”.
Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang
diperoleh dari pelaksanaan post-test pada masing-masing tindakan, dan hasil
pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran.
Sedangkan sumber data sekunder berupa arsip sekolah mengenai nilai rata-rata
hasil ulangan harian kedua kelas X Akuntansi di semester genap, daftar nama
siswa di kelas yang diteliti, serta wawancara dengan guru dan siswa mengenai
kondisi awal siswa dan manfaat yang dapat diperoleh setelah dilaksanakannya
tindakan menggunakan model pembelajaran Active Learning dengan metode
Question Students Have.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting untuk memperoleh
data dan fakta mengenai kondisi objek yang diselidiki. Menurut Susilo (2009:
22), “Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari
tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data”.
Observasi dapat dikelompokan menjadi beberapa bentuk sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sifatnya. Sukmadinata (2006: 54) menyebutkan beberapa bentuk observasi
adalah sebagai berikut:
a. Observasi LangsungYang dimaksud dengan observasi langsung adalah pengamatan
secara langsung pada objek yang diobservasikan, dalam arti bahwapengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”.
b. Observasi BerstrukturPada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek dan
aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuanpenelitian karena pada pengamatan peneliti telah terlebih dahulumempersiapkan materi pengamatan dan instrument yang akan digunakan.
c. Observasi Tidak BerstrukturObservasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Dengan demikian pada observasi ini,pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatandalam mengamati suatu obyek.
d. Observasi EksperimentalObservasi ini dilakukan apabila peneliti ingin membuktikan
perbedaan-perbedaan obyek pengamatan dan tidak ingin terlibat dalamdinamika dan kompleksitas gejala atau situasi yang diselidiki.
e. Observasi PartisipasiObservasi partisipasi adalah pengumpulan data terhadap objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalamsirkulasi kehidupan obyek pengamatan.
f. Observasi KelompokObservasi ini dilakukan secara kelompok terhadap suatu atau
beberapa objek sekaligus.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung dan
berstruktur. Teknik observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperoleh pada saat dilaksanakannya proses pembelajaran dan kegaitan belajar
mengajar. Peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran aktif (active learning) dengan
metode pertanyaan peserta didik (question students have)
2. Wawancara
Menurut Sudjana (2008:68), “Sebagai alat penilaian, wawancara dapat
digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar”. Sudjana (2008:69) juga
menyebutkan ada dua jenis wawancara, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Wawancara berstruktur, yaitu dimana kemungkinanjawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengategorikannyakepada alternatif jawaban yang telah dibuat.
b. Wawancara bebas, yaitu jawaban tidak perlu disiapkansehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas, dimana wawancara ini akan difokuskan pada guru mata
pelajaran Akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi. Wawancara ini bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran, penentuan tindakan,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan respon yang timbul sebagai akibat dari
tindakan yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari
data mengenai hal-hal yang diperlukan yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainya. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal
berupa rata-rata hasil ulangan harian pertama di semester genap dan UTS kelas
X SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Selain itu, metode ini juga
digunakan untuk memperoleh daftar nama-nama siswa yang akan diteliti,
sejarah SMK Kristen 1 Surakarta, dan data-data lain yang dibutuhkan dalam
penelitian.
4. Tes
Sudjana (2008: 35) menyatakan bahwa: “Tes pada umumnya
diberikan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran”. Sudjana (2008: 35) juga menyebutkan ada
dua jenis tes, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Tes uraian, yang terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan
uraian berstruktur.
b. Tes Objektif, yang terdiri dari beberapa bentuk, yakni pilihan
benar-salah, pilihan berganda, menjodohkan, dan isian pendek atau
melengkapi.
Metode Tes dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk
mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa sebagai aspek kognitif
terhadap penguasaan materi siswa. Bentuk tes yang digunakan berupa tes
objektif sebanyak 2 soal isian yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
E. Uji Validitas Data
Data yang terkumpul merupakan modal awal yang sangat penting dalam
sebuah penelitian, dari data tersebut dapat dilakukan analisis yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu
pentingnya posisi data dalam penelitian, maka keabsahan data yang terkumpul
menjadi sangat penting. Data yang salah menghasilkan penarikan kesimpulan
yang salah, demikian pula sebaliknya, data yang sah atau valid akan menghasilkan
kesimpulan hasil penelitian yang benar. Bachri (2010) menjelaskan bahwa untuk
menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam
suatu penelitian, peneliti dapat menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton dalam Puspita (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:
1. Triangulasi data atau sumber
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,
hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang
dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
2. Triangulasi pengamat/peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai
pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data.
3. Triangulasi teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
4. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancara dilakukan.
Dari beberapa teknik triangulasi tersebut, peneliti menggunakan teknik
triangulasi data atau sumber sebagai uji validitas data selama penelitian yang
diperoleh peneliti dari lembar pengamatan atau observasi, nilai ulangan di akhir
tiap siklusnya serta catatan hasil wawancara pada beberapa informan. Dari hasil
perbandingan antara tiga sumber tersebut, ketiganya menunjukkan hasil yang
sama, nilai hasil ulangan siswa meningkat di setiap siklusnya dan hasil wawancara
yang peneliti lakukan dengan guru dan siswa diketahui bahwa siswa merasa
penerapan metode Question Students Have membuat siswa menjadi lebih bisa
memahami materi sehingga saat ulangan dapat mengerjakan dengan baik dan hasil
ulangan siswa pun menjadi optimal. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara
yang peneliti lakukan dengan guru yang mengatakan bahwa dengan penerapan
pembelajaran aktif metode Question Students Have membuat siswa menjadi lebih
aktif selama proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan.
F. Teknik Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Data yang diperoleh dari pengumpulan data tersebut perlu dianalisis,
sedangkan untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data
sehingga data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa
yang diperoleh dari tes tertulis. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan
adalah kuantitatif sederhana untuk mencari nilai tertinggi, nilai terendah dan
nilai rata-rata siswa. Untuk nilai tertinggi dan terendah dapat langsung
diketahui dari data nilai yang ada. Sedangkan untuk mencari nilai rata-rata
siswa didapatkan dengan membagi jumlah nilai dari seluruh siswa di suatu
kelas dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Nilai rata-
rata= Dengan teknik analisis ini akan diperoleh
keterangan mengenai sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar.
2. Analisis Kualitatif
Teknik analisis kualitatif digunakan untuk memaparkan proses
penelitian secara detail serta memaparkan fakta-fakta yang terjadi dalam
bentuk catatan lapangan. Analisis data kualitatif ini diperoleh berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus, serta dengan membandingkan
kinerja murid dan guru dalam hasil pengamatan.
3. Analisis Komparatif
Teknik analisis komparatif digunakan untuk membandingkan antara
kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan hasil yang diperoleh setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan seterusnya. Dengan
membandingkan kedua kondisi tersebut akan diperoleh informasi mengenai
perbedaan hasil antara sebelum dilaksanakan dan sesudah dilaksanakan
tindakan.
G. Prosedur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II, dimana masing-masing siklus dilaksanakan dalam
beberapa tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum yang dilakasanakan pada
masing-masing siklus. Adapun kegiatan dalam tahap-tahap pelaksanaan penelitian
tersebut sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
a. Setelah peneliti menemukan permasalahan yang timbul di dalam kelas,
peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
permasalahan tersebut. Perencanaan tindakan tersebut meliputi model
pembelajaran yang akan diterapkan dan waktu pelaksanaannya.
b. Peneliti membuat kesepakatan dengan guru bidang studi Akuntansi untuk
menetapkan materi yang akan diajarkan pada setiap siklus.
c. Peneliti merancang program pembelajaran berupa silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), lembar
observasi pengamatan proses pembelajaran, pedoman wawancara dan soal-
soal test.
d. Merancang skenario penarapan metode Question Students Have.
e. Menyusun instrumen dan indikator ketercapaian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan rancangan, strategi dan skenario pembelajaran yang telah
ditetapkan, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat. Setiap siklus
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (4 x 45 menit), yang meliputi:
Pertemuan 1 (2 x 45 menit):
a. Guru membuka kelas dengan memberikan salam dan siswa menjawab salam
dari guru.
b. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Guru menjelaskan materi pokok yang sedang dipelajari dengan metode
ceramah interaktif.
d. Guru memberikan contoh menyusun jurnal penyesuaian.
e. Guru memaparkan kepada siswa tentang pelaksanaan
metode Question Students Have yang akan dilaksanakan.
f. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai
deretan tempat duduk.
g. Guru membagikan selembar kertas kepada masing-
masing siswa sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.
h. Setelah selesai guru meyuruh siswa untuk memutar
kertas tersebut di dalam kelompok masing-masing searah jarum jam dan
mempersilahkan kepada penerima kertas untuk membaca pertanyaan dan
memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut apabila mengalami kesulitan,
begitu seterusnya sampai kertas tersebut sampai kepada pemiliknya.
i. Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan
kelompok lain dimulai dari yang memiliki tanda paling banyak dan
dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda sedikit atau sampai
waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari siswa.
j. Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan
apabila masih ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan
melanjutkan menjawab pada pertemuan berikutnya.
k. Guru menutup pertemuan dengan salam.
Petemuan ke 2 (2 x 45 menit):
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan siswa
menjawab.
b. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang
materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
c. Siswa bersama guru melanjutkan menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa yang belum terjawab pada pertemuan sebelumnya.
d. Siswa mengerjakan latihan soal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e. Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan
ulangan harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah
dipelajari.
f. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3. Pengamatan / Observasi
Pada tahapan ini peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan
yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran di dalam kelas atau tidak. Observasi tersebut dilakukan dengan
mengamati proses pembelajaran mata pelajaran Akuntansi dengan menerapkan
model pembelajaran aktif (Active Learning) metode Question Students Have.
Hal-hal yang diobservasi meliputi :
a. Kondisi siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar
b. Prestasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi terstruktur yaitu
dalam melaksanakan kegiatan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk
memperoleh data secara obyektif mengenai data lain yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama peneletian tindakan
berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan sebagai
bahan menganalisis dan refleksi.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas
informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk menentukan hasil pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi. Setelah itu, dilakukan penarikan
kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga
dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan. Tahap-
tahap Refleksi dapat digambarkan dalam bagan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 3.1 Model Pelaksanaan PTK (Suharsimi Arikunto, 2007: 16)
Prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai
berikut:
a. Siklus I
1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I
2) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar
3) Membuat refleksi pada siklus I oleh peneliti dan guru
4) Melakukan evaluasi dan perbaikan
b. Siklus II
Apabila indikator hasil yang ditetapkan pada siklus I belum dapat
tercapai dengan baik, maka perlu dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan
melakukan tindakan pembelajaran pada siklus II yang meliputi :
1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang
mendasarkan pada perbaikan siklus I
2) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki
pada siklus I
Perencanaannn
Refleksi Pelaksanaannnnnnnn
Siklus I
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar
4) Melakukan evaluasi dan perbaikan.
H. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja yaitu suatu rumusan kinerja yang digunakan sebagai
acuan atau tolok ukur dalam menentukan ketercapaian tujuan, selain itu indikator
kinerja ini juga didasarkan pada teori yang mendukung dalam penelitian ini.
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila mencapai indikator
yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini
ditunjukan dalam table berikut ini:
Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukurPersentaseTarget Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
Apersepsi
80 % Diamati saat Apersepsi
Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan
80% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
75 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 75)
75% Dihitung dari presentase jumlah siswa
yang mendapatkan nilai 75 ke atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta
SMK Kristen 1 Surakarta secara resmi berdiri pada tanggal 1 Agustus
1958. Berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta bermula dari inisiatif beberapa
orang Kristen di Surakarta untuk mendirikan sekolah lanjutan menengah atas
kejuruan, dan di dalam musyawarah tersebut telah diputuskan untuk memilih
mendirikan sekolah lanjutan atas ekonomi. Keputusan tersebut diambil dengan
mempertimbangkan keadaan perekonomian masyarakat pada saat itu yang
masih sangat jauh dari kemakmuran sehingga beberapa orang Kristen tersebut
beserta masyarakat Surakarta merasa wajib untuk membantu pemerintah dalam
meningkatkan perekonomian nasional yang salah satunya dapat diupayakan
melalui pendidikan. Oleh karena itu, mereka merasa terpanggil untuk dapat
memberikan pendidikan yang layak kepada masyarakat khususnya di bidang
ekonomi dengan tujuan agar nantinya muncul ahli-ahli ekonomi yang dapat
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal perekonomian.
Dengan berbagai alasan dan tujuan berdirinya SMK Kristen Surakarta dan
dengan adanya persetujuan dari pengurus Perhimpunan Pendidikan Kristen
Surakarta (PPKS) dan dari Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa
Tengah yang ada di Semarang, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 berdirilah
Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang pada saat
ini menjadi SMK Kristen Surakarta.
Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta pada awal berdirinya berada di
bawah bimbingan Panitia yang diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf,
sedangkan jalannya kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut diserahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kepada Bp. Hartoyo selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp. Sucipto,
B.A, yang bertugas mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan
Bali No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Mulai tahun 1968, tanggung
jawab panitia kepengurusan sekolah diserahkan sepenuhnya kepada pengurus
PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen Surakarta.
Pengurus kemudian mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata
Usaha yang digaji langsung oleh PPKS. Selain itu, pengurus juga diberi subsidi
sebagai honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar. Sejak tahun
1970, SMEA Kristen Surakarta telah memiliki gedung sendiri di Jalan
Monginsidi Nomor 2 Surakarta yang letaknya menyatu dengan SMP Kristen
Surakarta.
Berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41007/AA/07/1997,
pada tanggal 3 April 1997 nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi
SMK Kristen Surakarta dan memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Sekretaris dan
Penjualan. Surat keputusan tersebut juga berisi tentang perubahan nomor
status, perubahan nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK
Kristen 1 Surakarta. Pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bp.
Kledi Sunyoto, S.Pd menjadi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta
selama Ibu Dra. Kusminah selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta
berhalangan hadir. Sampai saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK
Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Akuntansi (Keuangan),
Administrasi Perkantoran, Penjualan (Tata Niaga), dan Multimedia sebagai
program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta di bawah pimpinan/ Kepala
Sekolah Ibu Dra. Sri Haryanti M.M.
Sejak awal berdirinya sampai dengan tahun ini, SMK Kristen 1
Surakarta telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 6 kali yaitu:
1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.
2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.
3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.
5. Tahun 1979 sampai dengan 1999 dipegang oleh Dra. Kusminah.
6. Tahun 1999 sampai tahun 2011 dijabat Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M
7. Tahun 2011 sampai dengan saat ini dijabat oleh Bapak Drs. Siwi Widi
Asmoro, M.Pd
2. Keadaan Lingkungan Belajar
SMK Kristen 1 Surakarta berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 2
Tegalharjo, Jebres, Surakarta. Keadaan lingkungan belajar siswa SMK Kristen
1 Surakarta pada umumnya sudah cukup baik dan kondusif. Hal ini terlihat dari
beberapa hal, antara lain:
a. Kebersihan
Kebersihan lingkungan sekolah di SMK Kristen 1 Surakarta sudah
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang
guru, kantin sekolah, dan tempat parkir yang selalu bersih. Semua siswa
bertanggung jawab atas kebersihan di kelasnya masing-masing maupun
dalam menjaga kebersihan di seluruh lingkungan sekolah. Penjaga sekolah
bertanggung jawab pada kebersihan tempat-tempat umum seperti WC,
halaman sekolah, ruang guru, lapangan olahraga dan lain sebagainya.
b. Kerapian
Kerapian di SMK Kristen 1 Surakarta secara keseluruhan sudah
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi ruang kelas, ruang guru,
halaman, maupun tempat parkir yang sudah tertata rapi. Selain itu, fasilitas
dan kontruksi gedung telah memiliki sirkulasi udara dan penerangan yang
cukup. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga
bagian tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara dan olahraga.
c. Keamanan
Kondisi keamanan di SMK Kristen 1 Surakarta sudah cukup baik
berkat adanya penjaga sekolah dan penjaga parkir. Selain itu, tidak jauh dari
lokasi sekolah juga terdapat pos jaga kepolisian sehingga secara langsung
dapat menambah rasa aman bagi siswa maupun guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d. Kondisi Sekitar Sekolah
SMK Kristen 1 Surakarta memiliki lokasi yang sangat strategis
yakni berada di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum.
Namun demikian, kondisi tersebut sekaligus membawa dampak yang
kurang baik yaitu karena lokasinya yang dekat dengan jalan raya, proses
belajar siswa sedikit terganggu oleh suara bising kendaraan.
3. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
”Mewujudkan lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar nasional yang
menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman,
pengharapan dan kasih”.
b. Misi Sekolah
Misi SMK Kristen 1 Surakarta adalah:
1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi
pada mutu.
2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan
pemasaran.
3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan
beriman.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi
SMK Kristen 1 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian di kelas, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 15 Febuari 2012 di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Hasil
dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Ditinjau dari Segi Siswa
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta ini
didukung dengan buku paket Akuntansi yang telah dimiliki oleh masing-
masing siswa. Namun, sarana penunjang belajar siswa seperti buku
akuntansi yang terdapat dalam perpustakaan belum mampu memenuhi
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh siswa (buku paket untuk mata
pelajaran Akuntansi kurang bervariasi). Selain itu, media pembelajaran yang
tersedia juga masih sangat terbatas, hal ini dapat dilihat dari inventaris kelas
seperti LCD dan kelengkapan kelas lainnya yang belum tersedia dengan
lengkap, keterbatasan literatur tersebut berdampak pada terhambatnya
proses belajar siswa.
b. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi
Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dikarenakan
materi pelajaran yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru masih bersifat konvensional. Siswa terlihat dapat berkonsentrasi
pada awal pelajaran dimulai, namun setelah setengah jam kemudian siswa
sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Hal tersebut dapat
diatasi dengan melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar
mengajar baik aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab
pertanyaan.
c. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya
Menurut beberapa siswa, mata pelajaran akuntansi adalah pelajaran
yang tidak dapat mereka pelajari sendiri. Artinya, akuntansi bukan mata
pelajaran hafalan sehingga untuk dapat menguasainya siswa harus mampu
menguasai materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan harus mau
bertanya apabila siswa tidak paham terhadap penjelasan guru. Namun
demikian, sebagian besar siswa cenderung malu dan tidak mempunyai
keberanian untuk mengungkapkan pertanyaan maupun pendapatnya jika
diadakan sesi tanya jawab. Mereka lebih memilih diam dan tidak bertanya
meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta
guru untuk menjawab pertanyaan.
d. Prestasi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa prestasi belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai
yang mereka peroleh adalah 69,02. Angka tersebut masih dibawah standar
KKM yaitu 75, dan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 29
siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi dasar
yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang tercermin dari
prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.
e. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei
awal, bahwa sebagian besar siswa di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta didominasi oleh perempuan. Pada umumnya mereka lebih senang
belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan
serius tetapi dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan (tidak
ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah
dalam belajar apabila selama proses pembelajaran guru tidak mendikte
siswa dengan cara yang terlalu serius. Oleh karena itu, guru harus
menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif
dalam kegiatan belajar mengajar yang didasarkan atas kesadaran mereka
sendiri dan bukan atas dasar paksaan.
2) Ditinjau dari Segi Guru
a. Metode yang diterapkan guru masih konvensional
Ceramah merupakan metode yang sering diterapkan oleh guru
Akuntansi kelas X SMK Kristen 1 Surakarta dalam mengajar. Dengan
metode ceramah yang tidak dikombinasikan dengan metode lain membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
siswa menjadi bosan sehingga perhatian dan konsentrasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar berkurang. Akibatnya, materi yang
dapat diserap oleh siswa menjadi tidak maksimal dan hal tersebut akan
berakibat terhadap rendahnya prestasi belajar siswa.
b. Tidak adanya reward yang diberikan guru kepada siswa
Dalam proses pembelajaran, guru jarang memberikan penghargaan
kepada siswa yang berprestasi. Semua siswa di kelas X Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta mendapatkan perlakuan dan perhatian yang sama baik
siswa yang mendapatkan nilai rendah, sedang maupun tinggi. Semestinya,
siswa yang memiliki prestasi di bawah rata-rata diberikan perhatian yang
lebih sehingga dia lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan. Peneliti mengambil
hasil observasi yang dilakukan peneliti sebagai data awal untuk mengetahui
prestasi belajar siswa sebelum masuk pada siklus I. Adapun hasil observasi
tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Persentase Capaian Siswa Pra Tindakan
IndikatorJumlahSiswa Persentase
1.Keaktifan siswa dalam apersepsiAktif 17 39,53%Tidak aktif 26 60,47%Jumlah 43 100%
2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 4 9,30%Tidak aktif 39 90,60%Jumlah 43 100%
3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 5 11,62%Tidak Aktif 38 88,38%Jumlah 43 100%
4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 16 37,20%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tidak tuntas 27 62,80%Jumlah 43 100%
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran Akuntansi pada siklus pertama melalui model
pembelajaran aktif metode question students have adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari
Jumat, 23 Maret 2012. Peneliti bersama guru mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan selama
3 kali pertemuan yakni pada hari Selasa 27 Maret 2012, Rabu 28 Maret
2012, dan Jumat 30 Maret 2012. Tahap perencanaan tindakan pada siklus
pertama meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran Akuntansi
menggunakan metode question students have, skenario pembelajaran
tersebut sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
(3) Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang metode
question students have yang akan diterapkan disertai tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
(4) Guru sedikit mengulang materi pelajaran sebelumnya yang
masih berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dengan
cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.
(5) Guru menjelaskan materi jurnal penyesuaian disertai contoh
pengerjaannya dan siswa memperhatikan dengan seksama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(6) Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai deretan
tempat duduk.
(7) Guru membagikan selembar kertas kepada masing-masing siswa
sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.
(8) Setelah selesai, guru meyuruh siswa untuk memutar kertas
tersebut di dalam kelompok masing-masing searah jarum jam
dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk membaca
pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut
apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas
tersebut sampai kepada pemiliknya.
(9) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain
dimulai dari yang memiliki tanda ceklis (√) paling banyak dan
dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda ceklis (√)
sedikit atau sampai waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari
siswa.
(10) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila
masih ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan
melanjutkan menjawab pada pertemuan berikutnya.
(11) Guru menutup pertemuan dengan salam.
b) Pertemuan Kedua
(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan
presensi siswa.
(2) Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi
yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
(3) Siswa dan guru melanjutkan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang belum sempat terjawab pada pertemuan sebelumnya
sampai semua pertanyaan dapat terjawab.
(4) Siswa mengerjakan latihan soal dan guru membantu siswa yang
masih kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(5) Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan ulangan
harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah
dipelajari.
(6) Guru menutup pertemuan dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga ( Senin, 10 Mei 2010)
(1) Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengabsen
siswa.
(2) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan
harian
(3) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya
diri siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti
dan jujur.
(4) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2
soal.
(5) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal
siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang
dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan
atau penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.
(6) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar jawab.
(7) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan jujur.
(8) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas
soal-soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban atas soal-
soal tersebut.
(9) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup
2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi Jurnal Penyesuaian dengan metode question students have.
3. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
akhir siklus 1) yang mencerminkan prestasi belajar siswa. Instrumen
nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengamati keaktifan dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dan prestasi belajar siswa.
a. Pelaksanaan Tindakan 1
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan 3 kali pertemuan seperti yang
telah direncanakan, yaitu tanggal 27 Maret, 28 Maret, dan 30 Maret 2012 di
ruang kelas X Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pada pertemuan pertama,
guru menjelaskan konsep materi dan tanya jawab mengenai materi yang
belum dipahami siswa dengan metode question students have, pertemuan
kedua diisi dengan melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama dan
mengerjakan latihan soal, dan pertemuan ketiga diisi dengan evaluasi belajar
untuk siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 27 Maret 2012)
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi terhadap siswa yang mengikuti pelajaran, selanjutnya guru
mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana yang kondusif
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
(b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar
siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang akan dipelajari.
(c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai Buku Besar sebagai
upaya untuk mengingatkan kembali dan agar siswa lebih memahami
alur dalam mengerjakan akuntansi.
(d) Guru melanjutkan dengan memaparkan materi jurnal penyesuaian,
kemudian guru mendemonstrasikan penyusunan jurnal penyesuaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya
secara langsung, namun setelah siswa diminta untuk menuliskan
pertanyaan mereka dalam secarik kertas ternyata banyak siswa yang
belum memahami penjelasan dari guru dan mereka menuliskan hal-
hal yang belum dipahami sehingga guru mengetahui kesulitan siswa.
(f) Guru memberikan gambaran tentang metode question students have.
(g) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai deretan tempat
duduk untuk memudahkan penerapan metode question students
have.
(h) Guru menyuruh siswa untuk memutar kertas yang berisi pertanyaan
dari masing-masing siswa di dalam kelompok yang telah dibentuk
searah jarum jam dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk
membaca pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut
apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas
tersebut sampai kembali kepada pemiliknya.
(i) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain
dimulai dari yang memiliki tanda (√) paling banyak dan dilanjutkan
sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda (√) sedikit atau sampai
waktu habis, guru melengkapi jawaban dari siswa.
(j) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih ada
pertanyaan yang harus dijawab maka guru melanjutkan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut pada pertemuan berikutnya.
(k) Guru menutup pertemuan dengan salam.
2) Pertemuan Kedua ( Rabu, 28 Maret 2012)
(a) Guru mengawali pertemuan dengan salam, dan dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran siswa.
(b) Guru memberikan motivasi kepada semua siswa sebelum memulai
pelajaran agar siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang
akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(c) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
(d) Guru membacakan pertanyaan yang belum sempat dijawab pada
pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab, guru melengkapi apabila jawaban dari siswa
kurang tepat.
(e) Setelah semua selesai, siswa mengerjakan latihan soal dan guru
memandu siswa yang masih kesulitan.
(f) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan tes
evaluasi pada pertemuan yang akan datang.
(g) Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
3) Pertemuan Ketiga ( Jumat, 30 Maret 2012)
(a) Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian mengabsen
siswa.
(b) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan harian
(c) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri
siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan jujur.
(d) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.
(e) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal
siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang
dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau
penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.
(f) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar jawab.
(g) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-
soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban soal-soal tersebut.
(h) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup
b. Observasi dan Interpretasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dalam mengamati proses pembelajaran Akuntansi di kelas X
Akuntansi dengan menggunakan metode question students have, peneliti
mengambil posisi di dalam kelas sebab guru menginginkan agar peneliti
dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi
dan memudahkan apabila guru membutuhkan bantuan dalam menerapkan
metode question students have. Pada pertemuan pertama yaitu hari Rabu 27
Maret 2012, guru menjelaskan tentang metode question students have dan
kemudian menerapkannya. Pada pertemuan kedua hari Rabu 28 Maret 2012,
guru dan siswa melanjutkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dengan penerapan metode question students have dilanjutkan dengan latihan
mengerjakan soal. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses
pembelajaran Akuntansi dengan metode question students have telah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar Akuntansi di kelas X, diperoleh gambaran tentang pencapaian
prestasi belajar siswa untuk materi jurnal penyesuaian selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi di dalam kelas sebesar
53,49% atau 23 siswa, sedangkan 46,51% atau 20 siswa lainnya masih
belum dapat memusatkan perhatian pada penjelasan yang disampaikan
guru.
2) Setelah diterapkan metode question students have, siswa yang aktif
mengajukan pertanyaan sebesar 79,06% atau 34 siswa dan 20,94% atau 9
siswa tidak aktif dalam mengajukan pertanyaan.
3) Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan sebesar 76,66% atau 33
siswa dan 23,33% atau 10 siswa sama sekali tidak mau mencoba untuk
menjawab pertanyaan.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah tuntas mengerjakan soal jurnal penyesuaian dan
mendapatkan nilai 75 ke atas sebesar 72,09% atau 31 siswa, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
27,90% atau 12 siswa lainnya belum tuntas dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. Dengan demikian, target ketuntasan belajar dimana 75%
siswa diharapkan dapat memperoleh nilai diatas KKM yaitu sebesar 75
tidak tercapai sehingga diperlukan pembelajaran lebih lanjut di siklus II.
Prestasi belajar siswa pada siklus I ditunjukkan dengan tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2 Persentase Capaian Siswa Pada Siklus I
IndikatorJumlahSiswa Persentase
1.Keaktifan siswa dalam apersepsiAktif 23 53,49%Tidak aktif 20 46,51%Jumlah 43 100%
2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 34 79,02%Tidak aktif 9 20,98%Jumlah 43 100%
3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 33 76,66%Tidak Aktif 10 23,33%Jumlah 43 100%
4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 31 72,09%Tidak tuntas 12 27,91%Jumlah 43 100%
Tabel 4.3 Hasil Tes Evaluasi Siklus I
Nilai Jumlah siswa Persentase
> 95
85-94
75-84
65-74
55-64
< 54
2
8
21
6
4
2
4,65
18,60
48,83
13,95
9,30
4,65
Jumlah 43 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
(a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang metode
question students have sehingga masih ada siswa yang mengalami
kebingungan dalam mengikutinya.
(b) Guru terlalu cepat pada saat mendemonstrasikan pengerjaan soal
sehingga sulit untuk diikuti siswa.
(c) Saat siswa mengerjakan latihan soal, guru tidak dapat menjangkau
semua siswa untuk dimonitoring pekerjaannya dikarenakan jumlah
siswa di dalam kelas tersebut terlalu banyak.
(d) Guru tidak memberikan penghargaan (reward) kepada siswa yang
mampu menyelesaikan soal evaluasi dengan benar dan jujur
sehingga siswa kurang termotivasi untuk menjadi yang terbaik.
2) Dari segi siswa, ditemukan beberapa kekurangan pada siklus 1 yaitu
sebagai berikut:
(a) Terdapat beberapa siswa yang tidak mau memperhatikan disaat guru
sedang mengajar dan cenderung mengganggu teman-temannya.
(b) Beberapa siswa terlihat acuh terhadap pelajaran dan metode baru
yang diterapkan oleh guru.
(c) Kurangnya kepedulian siswa terhadap penguasaan materi sehingga
masih ada beberapa siswa yang tidak mau mengajukan pertanyaan
walaupun sebenarnya mereka tidak memahami materi.
(d) Sebagian besar siswa masih belum berani untuk berperan aktif dalam
menjawab pertanyaan, siswa baru mau menjawab setelah ditunjuk
oleh guru.
(e) Ketrampilan berkomunikasi siswa di depan kelas seperti pada saat
menjawab pertanyaan masih kurang. Guru sebaiknya memberikan
masukan bagaimana berkomunikasi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Guru harus lebih jelas dalam menjelaskan metode pembelajaran yang
akan diterapkan baik itu tujuan maupun teknis pelaksanaanya sehingga
semua siswa dapat mengerti peran seperti apa yang harus mereka
lakukan.
2) Guru harus lebih jelas dan pelan-pelan ketika sedang memberikan contoh
mengerjakan soal sehingga dapat diikuti oleh semua siswa baik siswa
yang memiliki kemampuan baik dalam menangkap penjelasan guru
maupun siswa yang kurang baik dalam menangkap penjelasan guru.
3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata
kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada
siswa yang merasa kurang diperhatikan.
4) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa
agar siswa tidak merasa tertekan dan dapat lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
5) Guru sebaiknya memberikan penghargaan kepada siswa yang telah
mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan nilai yang
optimal pada saat tes evaluasi. Hal ini bertujuan untuk memacu semangat
setiap siswa untuk bersaing secara sehat agar dapat menjadi yang terbaik
di kelas tersebut.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran Akuntansi pada siklus II melalui model
pembelajaran aktif metode question students have adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari
Senin, 2 April 2012 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Peneliti
bersama guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni 2 kali pertemuan
untuk pembelajaran pada hari Selasa 3 April 2012 dan Rabu 4 April 2012,
dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi yaitu pada hari Jumat, 6 April 2012.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran Akuntansi
menggunakan metode question students have, skenario pembelajaran
tersebut sebagai berikut:
(a)Pertemuan pertama
1. Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian mengecek
kehadiran siswa.
2. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kesiapan siswa
maupun kelas.
3. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang metode
question students have yang akan diterapkan disertai tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
4. Guru sedikit mengulang materi pelajaran sebelumnya yang masih
berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa agar guru mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa.
5. Guru menjelaskan materi tentang kertas kerja disertai contoh
pengerjaannya dan siswa memperhatikan dengan seksama.
6. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok sesuai deretan
tempat duduk.
7. Guru membagikan selembar kertas kepada masing-masing siswa
sebagai media untuk menuliskan pertanyaan siswa.
8. Setelah selesai, guru meyuruh siswa untuk memutar kertas di dalam
kelompok masing-masing searah jarum jam dan mempersilahkan
kepada siswa penerima kertas untuk membaca pertanyaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut apabila mengalami
kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas tersebut sampai kepada
pemiliknya.
9. Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain
dimulai dari yang memiliki tanda ceklis (√) paling banyak dan
dilanjutkan sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda ceklis (√)
sedikit atau sampai waktu habis. Guru melengkapi jawaban dari
siswa.
10.Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih
ada pertanyaan yang harus dijawab maka guru akan melanjutkan
menjawab pada pertemuan berikutnya.
11.Guru menutup pertemuan dengan salam.
(b)Pertemuan Kedua
1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan presensi siswa.
2. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi
yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
3. Siswa bersama guru Akuntansi melanjutkan menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa yang belum sempat terjawab pada pertemuan
sebelumnya.
4. Siswa mengerjakan latihan soal dan guru membantu siswa yang
masih kesulitan.
5. Guru memberikan pengumuman bahwa akan diadakan ulangan
harian pada pertemuan berikutnya untuk materi yang telah
dipelajari.
6. Guru menutup pertemuan dengan salam.
(c)Pertemuan Ketiga
1. Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengecek
kehadiran siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan
harian.
3. Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri
siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan
mandiri.
4. Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.
5. Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal
siswa tidak saling bekerjasama sehingga nilai yang dicapai siswa
secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau penurunan
tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.
6. Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar jawab.
7. Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan jujur.
8. Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-
soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawaban atas soal-soal
tersebut.
9. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
Jurnal Penyesuaian dengan metode question students have.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.
Instrumen tes dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus 2) yang mencerminkan prestasi belajar siswa. Instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati keaktifan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan 3 kali pertemuan seperti
yang telah direncanakan, yaitu tanggal 3 April, 4 April, dan 6 April 2012 di
ruang kelas X Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pada pertemuan pertama,
guru menjelaskan konsep materi dengan menerapkan metode question
students have. Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan pembelajaran
pertemuan sebelumnya dan dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal,
dan pertemuan ketiga diisi dengan evaluasi belajar untuk siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Selasa, 3 April 2012)
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, kemudian guru
mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana yang kondusif
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
(b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar
siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang akan dipelajari.
(c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang dipelajari
pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai jurnal penyesuaian
sebagai upaya untuk mengingatkan kembali dan agar siswa lebih
memahami alur dalam mengerjakan akuntansi secara keseluruhan.
(d) Guru melanjutkan pembelajaran dengan memaparkan materi kertas
kerja, kemudian guru mendemonstrasikan penyusunan kertas kerja.
(e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya
secara langsung, namun setelah siswa diminta untuk menuliskan
pertanyaan mereka dalam secarik kertas ternyata banyak siswa yang
belum memahami penjelasan dari guru dan mereka menuliskan hal-
hal yang belum dipahami sehingga guru mengetahui kesulitan siswa
dan bisa memberikan jawaban atas permasalahan siswa tersebut.
(f) Guru memberikan gambaran tentang metode question students have.
(g) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sesuai deretan tempat
duduk untuk memudahkan penerapan metode question students
have.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(h) Guru meyuruh siswa untuk memutar kertas yang berisi pertanyaan
dari masing-masing siswa di dalam kelompok yang telah dibentuk
searah jarum jam dan mempersilahkan kepada penerima kertas untuk
membaca pertanyaan dan memberi tanda ceklis (√) di kertas tersebut
apabila mengalami kesulitan, begitu seterusnya sampai kertas
tersebut sampai kembali kepada pemiliknya.
(i) Siswa memberikan jawaban kepada pertanyaan kelompok lain
dimulai dari yang memiliki tanda (√) paling banyak dan dilanjutkan
sampai ke pertanyaan yang memiliki tanda (√) sedikit atau sampai
waktu habis, guru melengkapi jawaban dari siswa.
(j) Guru mengumpulkan semua kertas pertanyaan dan apabila masih ada
pertanyaan yang harus dijawab maka guru melanjutkan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut pada pertemuan berikutnya.
(k) Guru menutup pertemuan dengan salam.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 4 April 2012)
(a) Guru mengawali pertemuan dengan salam, dan dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran siswa.
(b) Guru memberikan motivasi kepada semua siswa sebelum memulai
pelajaran agar siswa fokus dan konsentrasi terhadap materi yang
akan dipelajari.
(c) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
(d) Guru membacakan pertanyaan yang belum sempat dijawab pada
pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab, guru melengkapi apabila jawaban dari siswa
kurang tepat.
(e) Setelah semua semua pertanyaan terjawab, pembelajaran dilanjutkan
dengan mengerjakan latihan soal dan guru memandu siswa yang
masih kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
(f) Sebelum mengakhiri pertemuan, guru memberikan informasi kepada
siswa bahwa akan diadakan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya.
(g) Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 6 April 2012)
(a) Guru membuka pertemuan dengan salam kemudian mengabsen
siswa.
(b) Guru menjelaskan tentang tata tertib dalam mengikuti ulangan harian
(c) Guru memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri
siswa untuk dapat mengerjakan soal ulangan dengan teliti dan jujur.
(d) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal essay sebanyak 2 soal.
(e) Guru mengawasi dengan seksama agar dalam mengerjakan soal
siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain sehingga nilai yang
dicapai siswa secara individu dapat mencerminkan peningkatan atau
penurunan tingkat ketuntasan prestasi belajar siswa.
(f) Setelah waktu habis, guru mengumpulkan lembar jawab.
(g) Guru memanfaatkan waktu yang masih ada untuk membahas soal-
soal ulangan sehingga siswa mengetahui jawabannya.
(h) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Dalam mengamati proses pembelajaran Akuntansi di kelas X
Akuntansi dengan menggunakan metode question students have, peneliti
mengambil posisi di dalam kelas sebab guru menginginkan agar peneliti
dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi
dan memudahkan apabila guru membutuhkan bantuan dalam menerapkan
metode question students have. Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa 3
April 2012 guru menjelaskan tentang metode question students have dan
kemudian mempraktekannya. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu 4 April
2012, kegiatan belajar mengajar diisi dengan melanjutkan pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya dengan metode question students have dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mengerjakan latihan soal. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya
proses pembelajaran Akuntansi dengan metode question students have telah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar Akuntansi di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta, dapat
diperoleh gambaran tentang pencapaian prestasi belajar siswa untuk materi
Kertas Kerja selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai
berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 83,72% atau 36
siswa, sedangkan 16,28% atau sebanyak 7 siswa lainnya masih belum
dapat memusatkan perhatian pada penjelasan yang disampaikan guru.
2) Setelah diterapkan metode question students have, siswa yang aktif
mengajukan pertanyaan sebesar 93,02% atau 40 siswa, sedngkan 6,98%
atau sebanyak 3 siswa lainnya merasa sudah memahami penjelasan guru
dengan sepenuhnya sehingga tidak perlu bertanya kembali.
3) Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan sebesar 88,37% atau 38
siswa, sedangkan 11,63% sisanya atau sebanyak 5 siswa sama sekali
tidak mau mencoba menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari
sesama siswa.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah tuntas mengerjakan soal Kertas Kerja dan mendapatkan
nilai 75 ke atas sebesar 83,72% atau 36 siswa, sedangkan 16,28% atau 7
siswa lainnya belum tuntas dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
Siswa yang belum tuntas tersebut pada umumnya dikarenakan mereka
kurang teliti dalam mengerjakan soal.
Untuk lebih jelasnya, prestasi belajar siswa yang dinilai dari
beberapa indikator pada siklus I ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Persentase Capaian Siswa Pada Siklus II
IndikatorJumlahSiswa Persentase
1.Keaktifan siswa dalam apersepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Aktif 36 83,72%Tidak aktif 7 16,28%Jumlah 43 100%
2.Keaktifan siswa dalam bertanyaAktif 40 93,02%Tidak aktif 3 6,98%Jumlah 43 100%
3.Keaktifan siswa dalam menjawabAktif 38 88,37%Tidak Aktif 5 11,63%Jumlah 43 100%
4.Ketuntasan hasil belajarTuntas 36 83,72%Tidak tuntas 7 16,28%Jumlah 43 100%
Tabel 4.5 Hasil Tes Evaluasi Siklus II
Nilai Jumlah siswa Persentase
> 95
85-94
75-84
65-74
55-64
< 54
5
6
25
3
1
3
11,62
13,95
58,13
6,97
2,32
6,97
Jumlah 43 100
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Masih ada beberapa siswa yang tidak aktif untuk mencoba menjawab
pertanyaan, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dari guru dan adanya
pembiaran kepada siswa yang tidak mau mencoba menjawab pertanyaan.
2) Masih ada sebagian kecil siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sudah
mencapai 36 siswa (83,72%) sehingga hasil tersebut sudah memenuhi
target yang hendak dicapai yaitu 75% siswa memperoleh nilai diatas
batas KKM (75).
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga seluruh siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan langsung
terhadap anak yang tidak mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan
terkesan semaunya sendiri ketika di dalam kelas sehingga anak tersebut
dapat merubah sikapnya.
3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus/umpan yang lebih intens
daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa
dalam hal mengungkapkan pendapat.
D. Pembahasan
Penerapan metode question students have pada pembelajaran Akuntansi
di kelas X SMK Kristen 1 Surakarta membawa dampak positif terhadap proses
dan hasil kegiatan pembelajaran. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih
memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan, dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II yang menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran aktif dengan metode question students have dapat meningkatkan
prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi, baik dari ketuntasan hasil
belajar siswa maupun dari segi keaktifan dalam mengajukan dan menjawab
pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada
siklus I dengan materi Jurnal Penyesuaian, masih terdapat beberapa kekurangan
dan kelemahan diantaranya sebagian siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi dan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM masih
dibawah angka 75% sehingga belum memenuhi target yang ditentukan. Oleh
karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II
dengan materi Kertas Kerja untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara
dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan
metode question students haves karena dengan metode tersebut siswa merasa
lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru. Dengan penerapan
metode question students have, siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan dengan cara yang lebih mudah sehingga tidak ada lagi alasan takut
atau malu untuk bertanya tentang materi yang mereka anggap belum jelas. Selain
itu, siswa juga diajak untuk berpartisipasi secara aktif dalam menjawab
pertanyaan baik yang berasal dari sesama siswa maupun dari guru sehingga
mental dan kemampuan siswa dalam menguasai materi dapat terbentuk secara
bersamaan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran akuntansi
pada siklus II, dapat dilihat bahwa kualitas pembelajaran baik dari segi hasil
maupun prosesnya sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I. Dari segi
keaktifan siswa dalam apersepsi (penyampaian materi) menunjukkan peningkatan
yaitu dari 53,49% pada siklus I menjadi 83,72% pada siklus II, keaktifan siswa
dalam mengajukan pertanyaan juga meningkat dari 79,02% pada siklus I menjadi
93,02% pada siklus II, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat
dari 76,66% pada siklus I menjadi 88,37% pada siklus II, dan siswa yang berhasil
mencapai batas ketuntasan minimal juga meningkat dari 72,09% atau sebanyak
31 siswa pada siklus I menjadi 83,72 % atau sebanyak 36 siswa pada siklus II.
Meskipun penerapan metode question students have telah terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa secara segnifikan, namun guru harus tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
memberikan motivasi dan pendekatan kepada semua siswa khususnya bagi siswa
yang masih belum memperoleh prestasi sesuai dengan standar yang ditentukan
sehingga nantinya semua siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik dan
merata.
Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran aktif metode question students dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta, baik dari segi keaktifan dalam menerima materi dari guru, keaktifan
dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, maupun dilihat dari ketuntasan
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 4.6 Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II
IndikatorSiklus I Siklus II
JumlahSiswa
Persentase JumlahSiswa
Persentase
1. Keaktifan siswa dalamapersepsiAktif 23 53,49% 36 83,72%Tidak aktif 20 46,51% 7 16,28%Jumlah 43 100% 43 100%
2. Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaanAktif 34 79,02% 40 93,02%Tidak aktif 9 20,98% 3 6,98%Jumlah 43 100% 43 100%
3. Keaktifan siswa dalammenjawab pertanyaanAktif 33 76,66% 38 88,37%Tidak Aktif 10 23,33% 5 11,63%Jumlah 43 100% 43 100%
4. Ketuntasan hasil belajarTuntas 31 72,09% 36 83,72%Tidak tuntas 12 27,91% 7 16,28%
Jumlah 43 100% 36 100%(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Peningkatan prestasi mata pelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Gambar 4.1 Grafik hasil penelitian
Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa dari siklus I ke siklus II baik dari segi keaktifan dalam apersepsi, bertanya,
menjawab, maupun peningkatan prestasi belajar dari segi ketuntasan hasil belajar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dari segi keaktifan siswa dalam
apersepsi (penyampaian materi) menunjukkan peningkatan yaitu dari 53,49%
pada siklus I menjadi 83,72% pada siklus II, keaktifan siswa dalam mengajukan
pertanyaan juga meningkat dari 79,02% pada siklus I menjadi 93,02% pada siklus
II, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan meningkat dari 76,66% pada
siklus I menjadi 88,37% pada siklus II, dan siswa yang berhasil mencapai batas
ketuntasan minimal juga meningkat dari 72,09% atau sebanyak 31 siswa pada
siklus I menjadi 83,72 % atau sebanyak 36 siswa pada siklus II. Adapun rincian
peningkatan hasil tes evaluasi siswa kelas X Akuntansi dari sebelum diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
metode pembelajaran question students have, hasil tes evaluasi siklus I, dan hasil
tes evaluasi siklus II ditunjukan oleh tabel dan bagan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Interval KKMPra Tindakan Siklus I Siklus II
JumlahSiswa
PersentaseJumlahSiswa
PersentaseJumlahSiswa
Persentase
> 95 - 2 4,65 5 11,62
85-94 3 6,97 7 16,27 6 13,95
75-84 13 30,23 21 48,83 25 58,13
65-74 17 39,53 7 16,27 3 6,97
55-64 6 13,95 4 9,30 - -
< 54 4 9,30 2 4,65 4 9,30
Jumlah 43 100% 43 100% 43 100%(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
Aspek yang diukurPersentase
targetcapaian
Siklus I Siklus IIJumlahSiswa
PersentaseJumlahSiswa
Persentase
Ketuntasan hasilbelajar siswa
75% 31 72,09% 36 83,72%
(Sumber: data primer yang diolah, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 4.2 diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa
yang dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas, yaitu diatas KKM
sebesar 75 mencapai 72,09% atau dengan jumlah 31 siswa dari 43 siswa.
Sedangkan pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas meningkat menjadi
83,72% atau sebanyak 36 siswa. Penerapan model pembelajaran aktif metode
question students have terbukti berdampak positif terhadap proses dan hasil
belajar dalam kegiatan pembelajaran akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari
siswa yang lebih mudah memahami dan menguasai materi akuntansi, serta siswa
menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
akuntansi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: tahap perencanaan tindakan,
tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan interprestasi, serta tahap analisis
dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survai awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Berdasarkan hasil
survai tersebut, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar siswa akuntansi
pada kelas X Akuntansi masih belum optimal. Oleh karena itu, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi untuk mencari
solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran aktif metode question students have (QSH). Setelah
berdiskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi, selanjutnya peneliti bersama
guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap
dengan skenario pembelajaran. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan
guru mata pelajaran akuntansi, maka diputuskan materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I adalah materi jurnal penyesuaian. Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, dan siklus I tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Penerapan model pembelajaran aktif
metode question students have pada siklus I berjalan cukup lancar, walaupun
belum seutuhnya berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan.
2. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus I
masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan yaitu, masih terdapat
beberapa siswa yang masih pasif dan kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru kurang menguasai kelas dan kurangnya
kontrol guru sehingga masih terdapat beberapa siswa yang ramai dan masih
bingung dalam mengikuti penerapan metode question students have.
3. Prestasi belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan prestasi belajar siswa sebelum diterapkannya model
pembelajaran aktif metode question students have, akan tetapi peneliti ingin
menerapkan lagi model pembelajar question students have agar prestasi belajar
siswa yang dilihat dari keaktifan dan ketuntasan hasil belajar dapat lebih
optimal lagi. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I.
4. Materi pembelajaran pada siklus II adalah Kertas Kerja. Secara umum,
penerapan model pembelajaran aktif metode question students have pada siklus
II berjalan lebih baik dibandingkan yang diterapkan pada siklus I. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus II siswa terlihat
semakin aktif dan lebih dapat memahami bagaimana pelaksanaan model
pembelajaran aktif metode question students have sehingga kelemahan dan
kekurangan pada siklus I dapat teratasi pada siklus II.
5. Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa, dapat
diketahui bahwa siswa merasa lebih dapat memahami dan menguasai materi
pelajaran dengan diterapkannya model pembelajaran aktif metode question
students have pada kegiatan pembelajaran, siswa juga mengungkapkan bahwa
prestasi belajar mereka mengalami peningkatan. Hasil wawancara yang
dilakukan terhadap guru diperoleh keterangan bahwa partisipasi siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
proses pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan sehingga berdampak
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan.
6. Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa guru
berhasil menerapkan metode pembelajaran question students have dalam
pembelajaran akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan
prestasi belajar akuntansi siswa yang dilihat dari keaktifan siswa serta
ketuntasan hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan
menerapkan metode question students have ini dapat dilihat dari indikator-
indikator sebagai berikut:
a. Siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
suasana belajar menjadi lebih kondusif..
b. Siswa dapat mengajukan pertanyaan secara tertulis sehingga bagi siswa
yang tidak berani mengajukan pertanyaan secara langsung tetap akan
mendapatkan penjelasan atas kesulitan atau pertanyaan yang ia ajukan.
c. Penerapan metode pembelajaran question students have mempermudah
siswa dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif.
d. Penerapan metode pembelajaran question students have dapat membantu
guru dalam mengetahui materi yang belum dipahami oleh siswa sehingga
guru dapat mengulang kembali bagian-bagian materi yang belum dikuasai
siswa tersebut.
e. Penerapan metode question students have dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa.
7. Dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam dua siklus tersebut dapat
dikatakan berhasil, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan atau
kendala yang dijumpai, diantaranya:
a. Guru merasa kesulitan dalam mengatur pengalokasian waktu, karena dalam
penerapan model ini membutuhkan waktu yang relatif lama.
b. Terbatasnya fasilitas yang ada di sekolah sedikit banyak dapat menghambat
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 82
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran aktif
metode Question Students Have dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Peningkatan prestasi belajar
tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
1. Siswa semakin aktif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas setelah diterapkan metode Question Students Have.
2. Siswa semakin aktif dalam mengajukan pertanyaan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan
keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran
sebesar 14%, yaitu dari 79,02% pada siklus I menjadi 93,02% pada siklus II.
3. Siswa semakin aktif dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran
sebesar 11,71%, yaitu dari 76,66% pada siklus I menjadi 88,37% di siklus II.
4. Siswa mampu memahami dan menguasai materi dengan baik, hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah siswa yang berhasil memperoleh nilai diatas KKM
dalam tes evaluasi mengalami peningkatan sebanyak 11,63%, yaitu dari
72,09% siswa pada siklus I, menjadi 83,73% siswa pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa penerapan
metode pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan prestasi
belajar akuntansi bagi siswa kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta.
Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari segi proses maupun
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dari segi proses dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam memperhatikan materi yang disampaikan guru dan
keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan,
sedangkan dari hasil dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini juga diketahui bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain,
faktor-faktor tersebut bisa berasal dari pihak siswa maupun guru. Faktor yang
berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor yang berasal
dari guru antara lain adalah kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, dan kemampuan guru dalam meningkatkan
partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori dari Susilo (2006: 107)
yang menyatakan bahwa “Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan
bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan dan
dengan membuat pertanyaan-pertanyaan maka akan semakin memberikan
penjelasan terhadapnya”. Hasil penelitian ini juga mendukung teori dari
Silberman (2006: 91) yang menyatakan bahwa ”metode Question Students
Have merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa
yang mereka butuhkan dan harapkan karena cara ini memanfaatkan teknik
yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan“.
Selanjutnya Silberman (2006: 64) juga menjelaskan bahwa: “strategi ini
(Question Students Have) bisa menyemarakkan lingkungan belajar aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
dengan memberi siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi
pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan”.
Simpulan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Nugroho Dwi Aristiawan (2009) dengan judul “Aplikasi
model pembelajaran Question Students Have untuk meningkatkan keaktifan
bertanya dan menjawab pada pelajaran IPA Biologi siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Gatak tahun pelajaran 2008/2009’. Dalam penelitian tersebut
peneliti menyimpulkan bahwa penerapan metode Question Students Have
dapat meningkatan keaktifan siswa khususnya dalam mengajukan pertanyaan
maupun menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, simpulan dalam penelitian
ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Nurhayati,
Sudarmin, F. Widhi Mahatmanti, Fivi Dessy Khodijah dengan jurnalnya yang
berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbasis Question Students Have Dengan
Bantuan Chemo-Edutainment Media Key Relation Chart Terhadap Hasil
Belajar Siswa”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pembelajaran
berbasis Question Student Have (QSH) dengan bantuan Chemo-Edutainment
(CET) media key relation chart efektif terhadap hasil belajar siswa SMA
pokok bahasan hidrokarbon dan minyak bumi, hasil belajar siswa kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran Question Students Have dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Terlihat saat guru belum menerapkan model pembelajaran Question
Students Have siswa masih kurang aktif, baik dari segi perhatian maupun
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini menyebabkan siswa sulit
untuk memahami materi yang disampaikan sehingga hasil belajar yang
diperoleh siswa belum optimal. Akan tetapi setelah guru menerapkan model
pembelajaran Question Students Have ini siswa menjadi lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa lebih mudah memahami materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
diberikan oleh guru dan hasil belajar siswa meningkat. Dengan demikian,
model pembelajaran Question Students Have dapat dipertimbangkan oleh guru
sebagai salah satu teknik pembelajaran untuk mengajarkan mata pelajaran
akuntansi maupun mata pelajaran lain yang memiliki karakteristik sejenis.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, seorang guru sebaiknya mampu
menciptakan suasana kelas yang kondusif dan nyaman, serta mampu
memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dan antusias dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat
memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
c. Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran aktif metode
Question Students Have, mereka bisa menerapkan metode ini untuk
pembelajaran mata pelajaran akuntansi maupun mata pelajaran lain yang
memiliki karakteristik yang sesuai dengan model ini karena model
pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi sehingga prestasi belajar siswa dapat
meningkat.
d. Hendaknya guru selalu berusaha meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. .
e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus ditingkatkan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran aktif metode Question
Students Have, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh setiap siswa
untuk lebih aktif dalam menyampaikan pertanyaan atau permasalahan
yang dihadapinya sehingga guru dan teman lainnya dapat membantu
memecahkan permasalahan tersebut.
b. Siswa hendaknya lebih meningkatkan kemampuan dalam menjawab setiap
pertanyaan yang ditujukan padanya..
c. Siswa hendaknya lebih memotivasi diri agar lebih bersungguh-sungguh
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
d. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
e. Siswa hendaknya memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana
hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang mencukupi
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
b. Perlu adanya sosialisasi dari sekolah tentang penerapan berbagai model
pembelajaran kepada guru, agar guru dapat menguasai dan menerapkannya
di dalam kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih bervariasi.
c. Sekolah hendaknya ikut mendorong dan memotivasi guru untuk selalu
mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.