Post on 07-Mar-2019
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYA INDUSTRI KAYU PADA
MASYARAKAT DESA
(Studi Kasus UD Abioso di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali)
SKRIPSI
Oleh:
ROFFI FITRIANA HAFIDH
K8408099
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYA INDUSTRI KAYU PADA
MASYARAKAT DESA
(Studi Kasus UD Abioso di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali)
SKRIPSI
Oleh:
ROFFI FITRIANA HAFIDH
K8408099
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYA INDUSTRI KAYU PADA
MASYARAKAT DESA
(Studi Kasus UD Abioso di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali)
SKRIPSI
Oleh:
ROFFI FITRIANA HAFIDH
K8408099
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYA INDUSTRI KAYU PADA
MASYARAKAT DESA
(Studi Kasus UD Abioso di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali)
Oleh:
ROFFI FITRIANA HAFIDH
K8408099
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Sosiologi Antropologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Roffi Fitriana Hafidh. DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYAINDUSTRI KAYU PADA MASYARAKAT DESA (Studi Kasus UD AbiosoDi Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali). Skripsi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui awal masuknya industri,perkembangan industri, dan mengetahui dampak perkembangan industripabrik kayu Abioso di Desa Ngargosari.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menggunakansumber data yaitu sumber data primer dan skunder yang meliputi informan,peristiwa atau aktivitas, dan tempat atau lokasi. Penelitian ini jugamenggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam,pengamatan langsung (observasi) dan studi pustaka. Menggunakan teknikcuplikan purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik trianggulasidata. Kemudian teknik analisis data tahapannya meliputi pengumpulan data,reduksi data, sajian data, dan yang terakhir adalah verivikasi data ataupenarikan kesimpulan. Selain itu penelitian ini juga menggunakan prosedurpenelitian yang meliputi pertama persiapan, kedua pengumpulan data, ketigaanalisis data dan yang terakhir adalah laporan penyusunan laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya industri kayu adalahide dari seorang warga masyarakat yang memiliki tujuan untuk meningkatkankesejahteraan kehidupannya, dan membuka lapangan pekerjaan, sehinggamasyarakat memiliki kesempatan kerja, meningkatkan pendapatannya, danmensejahterakan kehidupan masyarakat.
Kesimpulan penelitian ini adalah munculnya industri kayu di DesaNgargosari memiliki pengaruh baik bagi masyarakat yaitu meningkatkanpendapatan dan kesejahteraan. Tetapi di sisi lain, terjadi juga lunturnya nilaisosial dalam masyarakat.
Kata kunci: Dampak sosial ekonomi, industri pedesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Roffi Fitriana Hafidh. Social Economic Impact of Wood IndustryRaising To The Village Society (A Case Study on Ud AbiosoNgargosari Subdistrict Ampel District Boyolali). Thesis. EducationAnd Teachers Training Faculty Sebelas Maret University. July 2011.
The aim of this research is to identify the beginning of the industryentrance, the development of industry, and to know the impact of the woodindustry development on Abiyoso wood factory in Ngargosari village.
This research is descriptive qualitative research. This research useddata as primer data source and secondary data source which coversinformant, event or activities, place and location. This research also useddata collecting such as deep interview, direct observation and librarystudy. This research used purposive random sampling. Data validity usedis three angulations data. Then the steps of the data analyzing techniqueare collecting data, reducing data and the last verifying data or takingconclusion. Besides that this research used research procedures includingfirst preparation, second collecting data, third analyzing data, and the lastwriting the research report.
The result of this research shows that the beginning of the woodindustry entrance comes from one of the people there that want to develophis life prosperity and open the job vacancy, therefore people there canhave the chance to work, increase their income, and help people to bemore prosper in their life.
The summary of this research is the increasing of wood industry inNgargosari village have good impact to the society increasing the incomeand the prosperity, but in the other hand, it reduces the social norm insociety.
Keywords: Social Economic, Wood Industry, Village Industry.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Pengalaman adalah hal yang sangat
berharga.
Pengalaman yang berharga bukan memori
untuk dikenang tetapi merupakan guru yang
mulia.
Dan sesungguhnya dibalik kesulitan ada
kemudahan.(Q.S Alam Nasyroh 5-6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini
untuk:
Bapak Muhammad Harsono, Ibu Warsiti (Alm) dan Ibu
Suwarni Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada
henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang
tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan
seabadi kasih sayangmu.
Kedua adikku Aziza Miftachul Hafidh dan Khofif Riziq
Al Hafidh Terimakasih karena senantiasa mendorong
langkahku dengan perhatian dan semangat untuk
menjadi contoh yang baik buat kalian.
Agusta Rudyana yang terus memberi doa dan
dukungan.
Terimakasih Sahabatku Niken, Lala, Maya, Arin
dukungannya.
Sosant 08.
Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “DAMPAK SOSIAL EKONOMI
MUNCULNYA INDUSTRI KAYU PADA MASYARAKAT DESA (Studi
Kasus UD Abioso di Mayarakat Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten
Boyolali)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Haryono, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
4. Yosafat Hermawan T, S.Sos MA selaku pembimbing II, yang selalu memberi
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
5. Kepala Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, yang telah
memberi kesempatan dan tempat guna mengambil data dalam penelitian.
6. Bapak Mintarjo, selaku pemilik Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso, yang
telah memberikan kesempatan untuk mengambil data.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu per satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, 30 Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………… i
PERNYATAAN……………………………………………………………. ii
PENGAJUAN……………………………………………………………… iii
PERSETUJUAN…………………………………………………………… iv
PENGESAHAN…………………………………………………………….. v
ABSTRAK………………………………………………………………….. vi
MOTTO…………………………………………………….......................... viii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………. x
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xvii
BAB1 PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 7
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………... 7
a. Tinjauan Masyarakat Desa……………………………………….. 7
b. Perkembangan Industri ………………………………………….. 12
c. Tinjauan Tentang Dampak Industri Pada Masyarakat Desa…….. 21
B. Penelitian Relevan……………………………………………………. 27
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………………... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………. 31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………………… 33
C. Sumber Data…………………………………………………………… 34
D. Teknik Cuplikan……………………………………………………….. 35
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….. 35
F. Validitas Data………………………………………………………….. 37
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………... 38
H. Prosedur Penelitian…………………………………………………….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 41
A. Deskripsi Lokasi/ Obyek Penelitian…………………………………… 41
a. Gambaran Umum Desa Ngargosari……………………………….. 41
b. Sejarah Desa Ngargosari dan Sejarah Perkembangan Industri Kayu 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………... 48
a. Awal Masuk Sektor Industri di Pedesaan…………………………. 49
b. Perkembangan Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso………………. 54
c. Dampak Sosial Ekonomi Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso di
Desa Ngargosari Bagi Masyarakat………………………………… 56
C. Pembahasan…………………………………………………………… 66
a. Awal Masuknya Sektor Industri di Pedesaan…………………….. 66
b. Perkembangan Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso……………… 71
c. Dampak Sosial Ekonomi Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso di
Desa Ngargosari Bagi Masyarakat……………………………… 73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 80
B. Implikasi………………………………………………………………. 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
C. Saran ………………………………………………………………….. 83
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 84
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Imperaktif Fungsional…………....................................................... 20
2. Kerangka Berfikir…………………………………………………. 30
3. Model Analisis Data Interaktif……………………………………. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
1. Tabel Waktu Penelitian ……………………………………………. 31
2. Tabel Jumlah Penduduk…………………………………………... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Interview Guide…………………………………………………... 86
2. Fieldnote………………………………………………………….. 89
3. Foto Dokumentasi………………………………………………... 118
4. Surat Izin Penelitian………………………………………………. 123
5. Surat Keputusan Dekan Tentang Izin Menyusun Skripsi……….... 124
6. Surat Izin Penelitian………………………………………………. 125
7. Surat Keterangan………………………………………………….. 126
8. Surat Ijin Penelitian Bakesbangpollimnas…………………………. 127
9. Surat Ijin Penelitian Kelurahan……………………………………. 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia
berlomba-lomba untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat di negara
tersebut untuk memajukan nama negara tersebut. Tidak terkecuali dalam
sektor industri. Saat ini sektor perindustrian di seluruh dunia sangat
berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan teknologi
dalam bidang perindustrian yang semakin lama semakin canggih. Akan
tetapi meskipun banyak sekali kelebihan-kelebihan yang dirasakan dalam
sektor industri ini, ternyata sektor perindustrian juga memiliki dampak
yang negatif.
Proses pembangunan dan industrialisasi pada dasarnya merupakan
satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti
tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu.
Pada esensinya keduanya sama-sama menuju ke arah tatanan yang lebih
baik meskipun tidak bisa dipungkiri berbagai dampak negatif muncul
mengiringinya.
Sejalan dengan hal itu, pembangunan dalam bidang ekonomi dalam
hal ini di sektor perindustrian diyakini mampu menciptakan suatu keadaan
perekonomian yang lebih baik bagi kesejahteraan masyarakat secara
umum.
Irzan Azhari Saleh (1986: 18) mengungkapkan bahwa sejak awaltujuh puluhan secara tajam mulai disadari bahwa meskipun mengalamitingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun kebanyakan negaraberkembang belumlah berhasil menyediakan lapangan pekerjaan yanglayak bagi angkatan kerja pada umumnya baik ditinjau dari segi tingkatpendapatan ataupun dari kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian.
Harapan bahwa pertumbuhan yang pesat dari sektor industri
modern akan dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran
secara tuntas ternyata masih berada dalam rentang panjang.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kemiskinan setiap tahun meningkat, membutuhkan perhatian
khusus dan menjadi sorotan dunia untuk meningkatkan kualitas
perekonomian yang stabil, maka banyak perorangan yang mendirikan
industri. Industri merupakan usaha jangka panjang untuk merubah struktur
ekonomi ke arah ekonomi yang kokoh dan seimbang antara pertanian
dengan industri. Ini berarti pembangunan industri akan memperluas
lapangan kerja, memeratakan kesempatan kerja, memeratakan kesempatan
berusaha, mempertinggi pemanfaatan sumberdaya manusia dan
mempercepat laju pembangunan di kawasan industri ini.
Berbicara masalah kesempatan kerja, tidak lepas dari sektor
industri. Industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan
ekonomi yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan
ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi merupakan proses perubahan
struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau agraris ke struktur
ekonomi industri. Tidak dapat di pungkiri bahwa industrialisasi memberi
dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia, dengan kata lain sektor
industi muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah
tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.
Pada tahun 1992, ternyata sektor industri telah menggeser peranansektor pertanian dalam pembangunan. Industri telah menyumbangPDB (Produk Domesti Bruto). Sektor industri secara keseluruhanmenyumbang 40% terhadap PDB, dimana peranan industrimanufaktur cukup menonjol karena menyumbang 21% terhadapPDB. Pada tahun yang sama, sumbangan sektor pertanian menurundrastis hingga tinggal 19% dari PDB (BPS 2000). Maka sektorindustri merupakan salah satu yang berpengaruh penting dalampembangunan dan perekonomian.Pentingnya industri, khususnya di negara-negara sedang
berkembang sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial
di negara tersebut seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah
pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat pendidikan
rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang
tidak merata antara kota dan desa. Keberadaan industri sangatlah penting
bagi kelangsungan perekonomian suatu negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dalam perkembangan yang terjadi saat ini serta perubahan yang
terjadi, sektor industri telah memegang peran penting dalam masyarakat.
Sektor industri telah menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam. Sektor industri
telah memasuki ranah pedesaan karena sebagian besar masyarakat
pedesaan merupakan para pencari kerja dan penyumbang tenaga kerja
terbesar. Masyarakat yang semula bekerja dari sektor pertanian kini
beralih bekerja ke sektor industri, karena dengan sektor industri, bagi
masyarakat lebih menguntungkan dan menghasilkan pendapatan tercepat.
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali merupakan daerah yang
banyak penduduknya, tetapi daerah ini memiliki potensi perindustrian
kayu yang baik. Salah satu daerah yang memiliki daerah perindustrian
yang besar adalah di Desa Ngargosari. Industri yang berkembang di daerah
ini adalah pabrik kayu lapis. Karena letaknya strategis, dan sebagian besar
hasil pertaniannya adalah kayu mengakibatkan sektor industri ini masuk
dengan mudah mengalami perubahan yang sangat besar.
Desa Ngargosari sendiri terletak di Jalan Tentara Pelajar, sekitar
1Km dari jalan utama Solo Semarang, berdekatan dengan wisata air Tlatar.
Daerah ini berdekatan dengan kota Salatiga dan kota Boyolali, selain
letaknya sangat strategis dan mudah di jangkau, daerah ini banyak ladang
sehingga petani banyak yang menanam berbagai tanaman kayu, misalnya
kayu sengon, jati dan jabon. Maka dari itu industri kayu terutama kayu
lapis mudah berkembang dan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Ngargosari merupakan Desa yang sedang mengalami perkembangan baik
dari segi perekonomian dan pembangunan serta termasuk desa ke arah
perkembangan industrialisasi.
Industri di Desa Ngargosari tumbuh dan berkembang melalui
inisiatif seorang angkatan TNI yang memiliki keunikan tersendiri. Dalam
perkembangan pabrik kayu lapis ini memasuki era baru. Dimana kini
perkembangan dari industri tersebut telah banyak mengalami perubahan
dibanding era sebelumnya baik dalam penggunaan bahan baku, tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kerja, pengolahan produk, penggunaan teknologi hingga proses
pemasranya. Jika dulu pabrik tersebut bahan baku hanya sedikit karena
tenaga kerja kurang, bahan baku sulit dicari, dan keterbatasan alat, dahulu
hanya memakai alat manual atau alat tradisional dan pemasaran hanya
sekitar kabupaten Boyolali saja. Tetapi kini pabrik tersebut semakin luas,
sudah memiliki banyak tenaga kerja, bahan baku mudah dicari, alat yang
digunakan juga sudah modern, pemasarannya pun sudah sampai luar kota
bahkan sampai luar negri.
Masyarakat Desa Ngargosari dahulunya banyak yang bekerja di
sektor pertanian atau agraris. Tetapi kini sudah banyak yang berpindah ke
sektor industri setelah sektor ini memasuki daerah Ngargosari. Masuknya
Industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari ini sangat
berpengaruh sekali dengan masyarakat sekitar, sangat terlihat
perubahannya baik perubahan sosial dan ekonominya. Selama industri
masuk ke Desa Ngargosari, sektor pertanian mulai terdesak dan semakin
sedikit warga bekerja pada sektor ini. Mereka memilih bekerja di pabrik
tersebut yang lebih menguntungkan dan menghasilkan income lebih besar
dari pada sektor pertanian.
Masyarakat desa Ngargosari yang bekerja pada sektor industri
kayu. Terbagi dalam sub-sub bagian, yaitu bagian longyard (penerimaan
dan penggolahan kayu glondong), saw mill (pengergajian kayu), produksi
(pengelupasan kayu atau pembuatan vineer), hot pres (pengeringan vineer
dengan cara pemakaian oli yang dipananaskan), plywood (pembuatan
triplek), barecore (pembuatan lapisan tengah triplek), repair
(pengeleman), asah pisau (pengasahan pisau atau mungkal), dan
pemasaran. Selain itu setelah industri masuk di Desa Ngargosari,
masyarakat sekitar juga berbondong-bondong membuka usaha kecil-
kecilan yaitu membuka warung makan, warung kelontong dan bahkan ada
yang membuka mini market. Salah satu alasan utama yang melandasi
pentingnya berbagai usaha industri adalah potensi alamiahnya besar dalam
memberi andil bagi menyelesaikan penyelesaian masalah kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kerja. Sehingga dengan adanya industri ini, masyarakat daerah sekitar turut
merasakan hasilnya. Mereka bisa mendapatkan lapangan pekerjaan baru
untuk bekerja. Tetapi selain dampak-dampak positif tersebut juga ada
dampak negatifnya yaitu lunturnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat.
Dari uraian di atas penulis tertarik mengadakan suatu penelitian yang
berjudul “DAMPAK SOSIAL EKONOMI MUNCULNYA INDUSTRI
KAYU PADA MASYARAKAT DESA” (Studi Kasus UD Abioso Di
Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali).
B. Perumusan Masalah
Masuknya industri kayu di pedesaan yaitu Desa Ngargosari,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali sangat memberi dampak-dampak
baik positif maupun negatif bagi masyarakat. Dari hal tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana awal masuknya industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari tersebut?
2. Bagaimana perkembangan industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari?
3. Bagarimana dampak sosial ekonomi industri pabrik kayu lapis Abioso
bagi masyarakat di Desa Ngargosari?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
di capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui awal masuknya industri pabrik kayu lapis Abioso
Di Desa Ngargosari.
2. Untuk mengetahui perkembangan industri pabrik kayu Abioso di Desa
Ngargosari.
3. Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi industri pabrik kayu lapis
Abioso bagi masyarakat di Desa Ngargosari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
perubahan sosial ekonomi masyarakat setelah masuknya
industrialisasi di pedesaan sehingga dapat digunakan sebagai acuan
perencanaan sosial yang mencakup manfaat usaha dan
pengembangan sumber daya manusia terkait dengan adanya
industri pabrik kayu lapis Abioso.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi acuan dalam
pengembangan industri di pedesaan dan memberikan masukan
kepada pemerintah tentang penyuluhan mengenai cara
mengembangkan industri di pedesaan.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan tentang adanya pertumbuhan masuknya
sektor industri di daerah pedesaan bagi masyarakat.
b. Menambah wawasan tentang bagaimana menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat terutama masyarakat pedesaan.
c. Dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis
untuk tahap selanjutnya.
d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengkajian dan pengembangan bidang kajian sosiologi ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Masyarakat Desa
Dalam penelitian ini, akan banyak membahas tentang masyarakat
desa, karena kajian utama penelitian ini di daerah pedesaan. Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Untuk
menentukan suatu komunitas apakah termasuk masyarakat pedesaan atau
masyarakat perkotaan, dari segi kualitatif sulit dibedakan karena adanya
hubungan atara konsentrasi penduduk dengan gejala sosial dan
perbedaannya bersifat gradual. Lebih sesuai bila menentukan
perbedaannya dengan sifat kualitas atau kriteria kualitatif, dimana struktur,
fungsi, adat-istiadat, serta corak kehidupannya dipengaruhi oleh proses
penyesuaian ekologi masyarakat. Masyarakat desa ditentukan oleh basis
fisik dan sosialnya, seperti kolektivitas, petani individu, tuan tanah, buruh
tani dan lain-lain. kondisi fisik dan sosial desa berbeda dengan kondisi
fisik dan sosial kota. Oleh karena itu Soerjono Soekanto (2005)
berpendapat, “Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan, terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya terhadap
keperluan hidup”. (hlm.155)
Munandar Solaeman (2001) juga mengatakan:
Ciri lain bahwa desa terbentuk erat kaitannya dengan nalurialamiah untuk mempertahankan kelompoknya, melaluikekerabatan tinggal bersama dalam memenuhi kebutuhannya.Perkembangan lanjut suatu desa akan memunculkan desa lainnya,sebagai fungsi induk desa. Masyarakat kota ditekankan daripengertian kotanya dengan ciri dan sifat kehidupannya sertakekhasan dalam interes hidupnya. Dalam masyarakat kotakebutuhan primer dihubungkan dengan status sosial dan gayahidup masa kini masyarakat modern.(hlm.131-132).
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Inayatuliyah, (1977), “Desa merupakan suatu kesatuan
hukum , dimana bertempat tinggal di suatu masyarakat yang berkuasa dan
mengadakan pemerintahan sendiri”. (hlm 23-24) Desa terjadi bukan
hanya dari satu tempat kediaman masyarakat saja, namun terjadi dari satu
induk desa dan beberapa tempat kediaman. Sebagian dari mana hukum
yang terpisah merupakan kesatuan tempat tinggal sendiri, kesatuan
pedukuhan, ampean, kampung, cantilan, beserta tanah pertanian, tanah
perikanan darat, tanah hutan dan tanah belukar.
Setelah mengetahui dengan jelas bahwa desa merupakan tempat
tinggal dalam suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan
pemerintahan sendiri dan merupakan suatu kesatuan hukum. Kemudian
menurut Munandar (2001)masyarakat desa adalah:
Masyarakat desa adalah suatu persekutuan hidup permanen padasuatu tempat, kampung, babakan dengan sifat yang khas, yaitukekeluargaan, adanya kolektivitas, ada kesatuan ekonomis yangmemenuhi kebutuhan sendiri. Jadi, masyarakat desa adalah suatusistem sosial yang menempati suatu wilayah yang memiliki sifatkekerabatan yang sangat kental. (hlm. 130)
Kemudian menurut Siagian (1983) masyarakat di pedesaan
memiliki ciri-ciri khas yang tidak dimiliki masyarakat pedesaan sebagai
berikut :
a. Kehidupan di pedesaan erat hubungannya dengan alam, matapencaharian tergantung dari alam serta terikat pada alam.
b. Umumnya semua anggota keluarga mengambil bagian dalamkegiatan bertani, walaupun keterlibatannya berbeda.
c. Orang desa sangat terikat pada desa dan lingkungannya, apa yangada di desa sukar dilupakan sehingga perasaan rindu akan desanyamerupakan ciri yang Nampak.
d. Di pedesaan segala sesuatu seolah-olah membawa hidup yangrukun, perasaan sepenangungan dan jiwa tolong menolong sangatkuat dihayati.
e. Corak feodalisme masih nampak walaupun derajatnya sudah mulaiberkurang.
f. Hidup di pedesaan banyak bertautan dengan adat istiadat dankaidah-kaidah yang diwarisidari satu generasi berikutnya, sehinggasering masyarakat desa dicap “statis”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
g. Di beberapa daerah jiwa masyarakat terbuka kepada perkara-perkara rohani sehingga mereka tidak mudah melepaskanketerikatan dan ketakutannya ilah-ilah dalam kehidupan sehari-hari.
h. Karena keterkaitan terhadap lingkungan dan kebiasaan-kebiasaanyang ada mereka mudah curiga terhadap sesuatu yang lain daripadayang terbiasa, terutama terhadap hal-hal yang lebih menuntutrasionalitas.
i. Banyak daerah pedesaan yang penduduknya sangat padat padahallapangan pekerjaandan sumber penghidupan relative sedikitmengakibatkan kemelaratan sehingga sering mendorong jiwaapatis. ( hlm 30-31)
Selain ciri-ciri khas pedesaan juga memiliki ciri-ciri umum.
Seorang ahli Sosiologi Fedinand Tonnies menggambarkan masyarakat
desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang,cinta, kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikapdan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadapmusibah yang diderita orang lain dan menolong tanpa pamprih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dariafektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan, tidajsuka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbedapendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragamanpersamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang adahubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempatatau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaansesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentusaja. (lawannya Universalisme).
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khususyang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudahmerupakan kebiasaan atau keturunan. (lawannya prestasi).
e. Kekerabatan (diffusennes) suatu yang tidak jelas terutamadalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yangdinyatakan eksplisit.Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untukmenunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat FerdinandTonnies) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murnimasyarakatnya tanpa pengaruh dari luar. (Soerjono Soekanto,2009:284)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gemeinschaft atau paguyuban adalah bentuk hidup bersama yang
lebih bersesuaian dengan Triebwille. Kerjasama dan kebersamaan tidak
diadakan untuk mencapai tujuan di luar melainkan dihayati sebagai tujuan
dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh
kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap lebih penting daripada
tujuan. Spontanitas diutamakan di atas undang-undang atau keteraturan.
Tonnies menyebut sebagai contoh keluarga, lingkungan tetangga, sahabat-
sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa dll.
Para anggota disemangati dan dipersatukan dalam perilaku sosial
mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya, sehingga
mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Kita boleh
mengatakan bahwa mereka sehati dan sejiwa. Masyarakat desa
kebanyakan memiliki mata pencaharian yang satu sama lain. Mereka
umumnya menjadi petani, baik di lahan sendiri atau menjadi buruh di
lahan milik orang lain. Apabila dalam satu keluarga mempunyai satu
bidang sawah, maka untuk menggarap sawah tersebut mereka melibatkan
semua anggota keluarga. dari mulai mempersiapkan lahan untuk ditanami,
menyemaikan bibit, menanam bibit, menyiangi tanaman dari hama, hingga
proses panen, hasil dikerjakan secara bergotong royong oleh seluruh
anggota keluarga.
Dalam hal ini produk menggunakan pedoman bahwa semua
anggota keluarga adalah unit ekonomi yang harus dimanfaatkan agar
proses produksi dapat berjalan serta menghemat biaya produksi. Karena
sejak kecil sudah dibiasakan untuk bergaul dengan tanah serta diajarkan
untuk merawat serta menggolahnya dalam suasana kekeluargaan, sehingga
kebanyakan penduduk mengalami ikatan batin yang kuat dengan tanah
tinggal merekadi desa. Persamaan dalam bidang ekonomi yang terwujud
pada mata pencaharian sebagai petani membuat para penduduk memiliki
permasalahan yang sama, sehingga mereka saling bahu membahu untuk
menyelesaikan masalah yang ada pada pekerjaan mereka sebagai petani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Ini tentunya berimbas pada semakin kuatnya ikatan kekerabatan antar
warga masyarakat.
Kemudian dalam pasai 1 Peraturan Pemerintahan 72 tentang Desa
ayat 5, 6, 7, 8,dan 9, disebutkan, ayat 5: “desa atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihirmati dalam dalam sistem
pemerintahan negara kesatuan republik Indonesia”. Ayat 6: “pemerintah
desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah desa dan
badan permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik
Indonesia”. Ayat 7: “ pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain
kepala desa dan perangkat desa sebagai unsure penyelenggara pemerintah
desa”. Ayat 8: “badan permusyawaratan desa atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintah desa”. Ayat 9: “ lembaga kemasyarakatan
atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
desa dalam memberdayakan masyarakat”.
Dari pendapat para ahli di atas, penelitian dapat menarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud sebagai masyarakat desa adalah
kelompok manusia yang tinggal bersama di wilayah pedesaan dengan
batas-batas tertentu, dimana mereka ini masih memegang tradisi serta
nilai-nilai warisan leluhur seperti kekeluargaan serta gotong royong di
tengah proses modernisasi yang berlangsung. Penelitian ini akan dibahas
tentang masyarakat desa, dan hal ini adalah masyarakat yang berada di
wilayah desa Ngargosari, Ampel, Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Perkembangan Industri
a. Pengertian Industri
Sebelum membahas lebih jauh tentang perkembangan industri,
berikut akan diuraikan pengertian industri. Dalam perkembangan jaman
yang saat ini serta perubahan yang terjadi, sektor industri telah memegang
peranan penting dalam masyarakat. Sektor industri telah menciptakan
barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks dan beraneka ragam. Sektor industri telah memasuki ranah
pedesaan karena sebagian besar masyarakat pedesaan merupakan para
pencari kerja dan penyumbang tenaga kerja terbesar. Masyarakat yang
semula bekerja di sektor pertanian, kini berubah kesektor industri. Karena
dengan sektor industri, bagi masyarakat lebih menguntungkandan
menghasilkan pendapatan tercepat.
Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang
mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau secara
kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru. Menurut Dumairy
(1997), “ Industri merupakan suatu sektor ekonomi yang di dalamnya
terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi”. (hlm. 227)
Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993) secara makro, pengertian
industri adalah:
Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifatsaling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segipembentukan pendapatan, yakni cenderung bersifat makro, industriadalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. (hlm.3)
Jadi, dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, industri adalah
suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Klasifikasi Industri
Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan
atau pendekatan, “industri digolongkan antara lain berdasarkan kelompok
komoditas, berdasarkan skala usaha, dan berdasarkan hubungan arus
produknya” (Dumairy 1997: 232). Penggolongan yang paling universal
adalah berdasarkan “baku international klasifikasi industri” (international
standart of industrial classification, ISIC). Penggolongn menurut ISIC ini
didasarkan atas pendekatan kelompok komoditas yang secara garis besar
dibedakan menjadi 9 golongan, yaitu: (a) industri makanan, minuman dan
tembakau (b) industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit (c) industri kayu dan
barang-barang dari kayu, termasukperabotan rumah tangga (d) industri
kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan (e)
industri kimia dan barang-barang dari kimia, minyak bumi, batu bara,
karet dan plastik (f) industri barang galian bukan logam, kecuali minyak
bumi, dan batu bara (g) industri logam dasar (h) industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya (i) industri pengolahan lainnya.
Untuk keperluan perencanaan anggaran Negara dan analisis
pembangunan, pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi
tiga sub sektor yaitu:
1) Sub sektor industri pengolahan non migas
2) Sub sektor pengilangan minyak
3) Sub sektor pengolahan gas alam cair
Sedangkan untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri,
serta berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, industri di Indonesia digolong-golongkan berdasarkan
hubungan arus produknya menjadi:
1) Industri hulu, yang terdiri atas:
a. Industri kimia dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Industri mesin, logam dasar dan elektronika
2) Industri hilir
a. Aneka industri
b. Industri kecil
Sub sektor industri penggolongan non migas merupakan kegiatan
industri yang merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari
bahan organik maupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi
mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik
dibuat pabrik atau dibuat rumah tangga, termasuk perakitan mobil dan
elektronik. Untuk sub sektor pengilangan minyak bumi merupakan semua
hasil pengilangan minyak yang dihasilkan oleh perusahaan pengilangan
minyak. Biasanya kilangan minyak tersebut berasal dari bahan-bahan
organik yang berada di perut bumi selama berjuta-juta tahun yang lalu.
Sedangkan untuk sub sektor pengolahan gas alam cair merupakan semua
hasil dari gas bumi yang di kelola oleh perusahaan gas alam cair sehingga
dapat dihasilkan gas alam cair yang berkualitas baik.
Industri hulu merupakan industri yang hanya mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya
menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Industri hulu
terbagi menjadi dua bagian yaitu: a) industri kimia dasar yakni merupakan
industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan
merupakan teknologi maju. b) industri mesin logam dasar dan elektronika
merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-
mesin berat dan rekayasa mesin perakitan.
Industri hilir merupakan industri yang mengolah barang setengah
jadi menjadi barang jadi yang bisa langsung dinikmati oleh para
konsumen. Industri ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a) aneka industri
dimana industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan
barang-barang kebutuhan sehari-hari, b) industri kecil, merupakan industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit dan dengan menggunakan
teknologi yang sederhana.
Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala
usaha yang dilakukan oleh beberapa lembaga, dengan criteria yang
berbeda. Biro pusat statistik membedakan skala industri menjadi empat
lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, yaitu:
a) Perusahaan/ industri besar jika mempekerjakan 100 orang ataulebih
b) Perusahaan/ industri sedang jika mempekerjakan 20 orang sampai99 orang
c) Perusahaan/ industri kecil jika mempekerjakan 5 orang sampai 19orang
d) Industri kerajinan rumah tangga jika mempekerjakan < 5 orang(termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar)
Menurut Djoko Santoso (2008), klasifikasi industri dapat
dibedakan berdasarkan atas: a) hubungan vertical, b) hubungan horizontal,
c) skala usahanya, d) tingkat jenis produksinya.(hlm. 6)
Klasifikasi industri berdasarkan hubungan vertikal terdiri dari
industri hulu dan industri hilir adalah kelompok perusahaan menggunakan
produk perusahaan lain sebagai bahan baku untuk kemudian diproses
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Klasifikasi industri berdasarkan hubungan horizontal maksudnya
adalah peninjauan atas dasar hubungan sejajar atau produk yang dihasilkan
masing-masing perusahaan.
Klasifikasi industri atas dasar skala usahanya ditentukan oleh besar
kecilnya modal yang ditanamkan, sehingga klasifikasinya dapat dibagi
menjadi industri skala usaha kecil, industri skala usaha menengah, dan
industri besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Klasifikasi industri atas tingkat jenis produksinya digolongkan
menurut tingkatan jenis produksinya, yaitu industri ringan, industri
menengah, dan industri berat.
Industri semakin lama semakin mengalami perkembangan begitu
pula industri yang ada di desa. Perkembangan ini semakin terjadi
dikarenakan masuknya sektor industri ini menambah pendapatan dalam
pemasukan masyarakat desa. Banyak masyarakat desa yang mulai beralih
untuk melakukan perubahan dari mata pencaharian sebagai petani, berubah
ke sektor industri.karena bagi mereka dari sektor industri ini dapat
menghasilkan pendapatan income yang cepat dibandingkan dengan sektor
pertanianyang waktu panen terkadang sampai tiga bulan. Sehingga
pendapatan mereka kurang menentu. Setelah ada industri, mereka mulai
beralih untuk mencari pendapatan dengan cara lain. Selain pendapatan
atau upah yang didapat tiga bulan sekali, mereka juga dapat membuka
peluang kerja bagi masyarakat di daerah sekitarnya.
Industri juga memberikan manfaat yang lain. Menurut Irsan Azhari
Saleh (1986) manfaat industri adalah sebagai berikut:
a) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan,dan papan
b) Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlahindustri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yangdiserap terutama pada industri padat karya
c) Dapat meningkatkan pendapatan perkapitad) Dapat diikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang
ekonomi terutama sektor industri. (hlm 5)
Jadi, industri memberikan manfaat yang sangat besar bagi
perekonomiandi suatu negara. Serta dari sektor ini, pembukaan lapangan
pekerjaan di masyarakat dapat merata dan pengurangan pengangguran
dapat teratasi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Perkembangan Industri
Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia
berlomba-lomba untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat di negara
tersebut untuk memajukan nama Negara tersebut. Tidak terkecuali dalam
sektor industri. Saat ini sektor perindustrian di seluruh dunia sangat
berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan teknologi
dalam bidang perindustrian yang semakin lama semakin canggih. Akan
tetapi meskipun banyak sekali kelebihan-kelebihan yang dirasakan dalam
sektor industri ini, ternyata sektor perindustrian juga memiliki dampak
yang negatif. Begitu pula di Indonesia, Indonesia merupakan Negara yang
menjadikan sektor industri menjadi matapencaharian sebagian besar
penduduknya. Hal ini dibuktikan dari banyaknya industri-industri yang
menggunakan teknologi yang cukup baik sehingga tidak sedikit sektor
industri di Indonesia dapat menembus pasar asing.
Awal perkembangan industri pada tahun 1992, ternyata sektorindustri telah menggeser peranan sektor pertanian dalampembangunan. Industri telah menyumbang PDB (Produk DomestikBruto). Sektor industri secara keseluruhan menyumbang 40%terhadap PDB, dimana peran industri manufaktur cukup menonjolkarena menyumbang 21% terhadap PDB. Pada tahun yang samasumbangan sektor pertanian menurun drastis hingga tinggal 19%dari PDB (BPS, 2000). Kemudian pada tahun 2009. Sektor industrisecara keseluruhan menyumbang 60% terhadap PDB, di manaperan industri menyumbang 49% terhadap PDB dan sektorpertanian sangan menurun drastis hingga 11% dari PDB (BPS2009). Jadi sektor industri merupakan salah satu sektor yangberpengaruh penting dalam pembangunan dan perekonomian, dansektor industri mulai berkembang lebih cepat. (BPS 2009)
Pentingnya industri, khususnya di negara-negara sedang
berkembang sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial
di negara tersebut seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah
penganguran yang besar terutama dari golongan masyarakat berpendidikan
rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang
tidak merata antara kota dan desa. Keberadaan industri sangatlah penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bagi kelangsungan perekonomian suatu negara. Industri kayu merupakan
industri besar yang mempekerjakan lebih dari 100 orang, industri ini lebih
menjanjikan. Keberadaan industri di pedesaan juga dapat membuka
lapangan baru bagi masyarakat pedesaan.
Menurut Kenneth James (1993):
industri penting sangat pada masing-masing negara, dipandang darisudut perusahaan dan kesempatan tenaga kerja. Pengembanganindustri akan membantu mengatasi masalah penganguranmengingat teknologi yang digunakan teknologi padat karya,sehingga bisa memperbesar lapangan pekerjaan dan kesempatanusaha, yang pada saatnya mendorong pembangunan daerah dankawasan pedesaan. (hlm 4)
Di Indonesia, hakekat pembinaan dan makna esensial dari industri
tidaklah dapat dipisahkan dari aspek-aspek normatif yang mendasarinya.
Kemakmuran yang menjadi cita-cita dan kehendak politik bagi bangsa
Indonesia adalah kemakmuran bagi masyarakat luas, bukan kemakmuran
individu atau perseorangan. Dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
ayat 1 dan 2, disebutkan ayat 1: “perekonomian Indonesia disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam ayat 2: ” bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Sehingga
kemakmuran merupakan milik masyarakat luas Indonesia.
Industri kayu ini merupakan milik perseorangan yang dikelola
sendiri oleh pemiliknya pada awalnya dalam skala sedang kemudian di
kembangkan menjadi skala besar. Keberadaan industri kayu ini berperan
penting dalam menyumbang laju pertumbuhan ekonomi dalam masyarakat
pedesaan. Industri ini juga menyerap tenaga kerja yang berjumlah lebih
100 orang. Sehingga dengan adanya industri ini dapat mengurangi
pengangguran yang ada di dalam masyarakat terutama masyarakat
pedesaan dan menciptaka kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga
memiliki potensi sumber daya manusia yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Industri yang ada di daerah pedesaan pada mulanya merupakan
pada mulanya merupakan bentuk kerajaan rumah tangga maupun industri
kecil. Kegiatan dalam perindustrian kecil di pedesaan semakin lama
semakin berkembang. Tindakan dalam mengembangkan industri
merupakan keputusan yang diambil diri sendiri dan merupakan sebuah
tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan sebuah paradigma yang di
kemukakan oleh Weber. Pemikirannya merupakan konsep verstehen
(pemahaman subyektif) sebagai metode untuk memperoleh pemahaman
yang valid mengenai arti-arti subyektif tindakan sosial. Sosiologi harus
menganalisa perilaku aktual manusia individual menurut orientasi
subyektif mereka sendiri. Konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu
analisa obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar
perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Dalam
hal ini, actor sangat berperan penting dalam melakukan tindakan sosial.
Aktor dalam hal ini adalah masyarakat sendiri.
Pada dasarnya manusia adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif
dari sebuah realitas sosialnya di mana keputusan berada ada pada dirinya
sendiri. Manusia bebas melakukan tindakan yang mereka lakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan hal itu Hinkle dalam Ritzer
menjelaskan bahwa:
manusia adalah aktor yang kreatif dan realitas sosialnya. Manusiaadalah aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul darikesadarannya sendiri dari subyek dan dari situasi eksternal dalamposisinya sebagai obyek. Sebagai subyek, manusia bertindak atauberperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi, tindakanmanusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak manusiamenggunakan cara, teknik, prosedur, metode perangkat yangberpikirkan cocok untuk mencapai tujuan itu tersebut. Manusiamemilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan,sedang dan telah dilakukannya. (Douglas George Ritzer, 2004: 43-46)
Metode pemahaman yang diajukan Weber bukan hanya bersifat
pemberian penjelasan kausal saja terhadap tindakan sosial manusia seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
penjelasan dalam ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber
membedakan dalam empat tipe. Keempat tipe tindakan tersebut adalah:
a) Rasionalitas instrumental (Zwerk rational)
Merupakan tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputipertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengantujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
b) Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrational Action)Dalam tindakan tipe ini alat-alat hanya merupakan obyekpertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudahada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifatabsolut atau merupakan nilai akhir baginya.
c) Tindakan tradisional (Traditional Action)Tindakan tradisional merupakan tipe tindakan sosial yang bersifatnon rasional. Kalau seseorang individu memperlihatkan perilakukebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
d) Tindakan efektif (Affectual Action)Tipe tindakan ini ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanparefleksi inteklektual atau perencanaan yang sadar. (Doyle PaulJohnson,1987: 220-221)
Kemudian menurut Talcott Parsons bahwa dalam suatu kompleks
kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, harus
melalui empat sistem fungsi imperatif fungsional AGIL yaitu Adaptation
(adaptasi), Goal attainment (pencapaian), Integration ( integrasi), Latency
(Latensi atau pemeliharaan pola).
L
Sistem kepercayaan
I
Komunitas Masyarakat
A
Ekonomi
G
Industri
Gambar 1. Imperatif Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Ekonomi adalah subsistem yang berfungsi menyesuaikan
masyarakat kepada lingkungan melalui kerja dan produksi. Melalui fungsi
itu, ekonomi menyesuaikan lingkungan kepada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan membantu masyarakat beradaptasi kepada realitas-realitas
eksternal. Polity (sistem politis) melaksanakan fungsi pencapaian tujuan
dengan mengejar tujuan masyarakat dan memobilisasi para aktor dan
sumber daya menuju tujuan itu. Sistem kepercayaan ( misalnya sekolah,
keluarga dan nilai-nilai) kepada para aktor dan memungkinkan mereka
menginternalisasinya. Yang terakhir, fungsi integrasi dilaksanakan oleh
komunitas masyarakat (misalnya hukum) yang mengkoordinasi berbagai
komponen masyarakat. (Talcott Parsons, 1973: 417).
Dalam penelitian ini, seorang pemilik industri melakukan tindakan
rasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, jika keempat
imperatif fungsionalnya yaitu AGIL terpenuhi maka fungsi tersebut akan
memberikan pengaruh terhadap perubahan masyarakat.
C. Tinjauan Tentang Dampak Industri Pada Masyarakat Desa
Pulau Jawa terutama Jawa Tengah telah mengalami perubahaan
sebagai daerah agraris. Tetapi saat ini stereotipe tersebut telah banyak
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat diantaranya
dengan menurunnya hasil di bidang pertanian. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain, semakin menyempitnya lahan pertanian yang
disebabkan oleh adanya pengalihan pemberdayaan lahan pada bidang non
pertanian yaitu pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun untuk
usaha lain seperti industri, baik industri berskala kecil sampai industri
dengan skala besar. Pengaruh yang lain seperti berkurangnya minat para
pemuda khususnya sebagai generasi penerus di bidang pertanian. Pada
umumnya golongan muda di pedesaan sudah tidak begitu tertarik untuk
bekerja di sektor pertanian. Masyarakat di pedesaan umumnya mempunyai
berbagai alasan tersendiri seperti, bidang pekerjaannya relatif berat,
efektifitas kerja tergantung musim, penghasilan tidak menentu, pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
relatif rendah dan kurang pasti Fatimah (2005). Sehingga dalam pikiran
masyarakat muncul anggapan bahwa kalau tetap di bidang pertanian, maka
akan selalu ketinggalan zaman, karena pekerjaan di bidang pertaniaan
diidentikkan dengan masyarakat tradisional yang berpikiran belum maju.
Dari beberapa pengaruh tersebut maka muncul pemikiran atau ide untuk
menciptakan usaha-usaha yang bergerak di bidang non pertanian seperti
industri-industri kecil/home industri sampai dengan penciptaan industri-
industri berskala yang besar. (hlm.2)
Negara Indonesia sedang dalam proses menuju era industrialisasi,
suatu era yang dipandang sangat penting dalam sejarah kebudayaan bangsa
karena pada era inilah diharapkan Indonesia dapat mengejar
ketertinggalannya dari negara lain sehingga dapat hidup sederajat dengan
negara-negara maju yang lain. Era industri dipandang sebagai era strategis
untuk memacu bangsa dalam mencapai cita-cita kemerdekaan. Namun
tetap ada kesadaran bahwa jalan menuju era itu tidaklah mulus. Sejumlah
pakar telah menunjukkan bahwa terdapat berbagai hal yang patut
diperhatikan dalam menyiapkan diri dalam menyambut era industri itu,
baik menyangkut kualitas penduduk, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.
Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam upaya mencapai keberhasilan
bangsa dalam melangkahkan kaki menuju era tersebut. Pengembangan
industri yang di topang dengan penerapan teknologi maju, bukan hanya
menghasilkan barang-barang kebutuhan hidup secara massal dan
beranekaragam, melainkan juga telah merangsang perkembangan
masyarakat agraris ke arah masyarakat industri. Sebagian anggota
masyarakat mulai mengambil alih nilai-nilai budaya yang terkait dengan
teknologi maju yang mereka gunakan. Masyarakat transisi tradisional di
gambarkan sebagai masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat agraris yang bercorak komunal tradisional ke masyarakat
industri yang bercorak individual modern. Perubahan yang ada berupa
struktur hubungan masyarakat yang belum tuntas ke corak yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
rasional dan komersial sebagai akibat dari proses pembangunan yang
dilakukan (Maryadi, 2000: 53).
Menurut Loekman Soetrisno (1995) menjelang memasuki era
pembangunan jangka panjang, Indonesia dihadapkan pada suatu masalah
pembangunan yang cukup rumit, yakni bagaimana melakukan
transformasi dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Menurutnya,
masalah ini rumit karena membangun masyarakat industri bukanlah
membangun sekedar membangun pabrik, melainkan membangun
masyarakat baru. Seperti halnya membangun rumah baru, maka
membangun masyarakat industri tidak berhenti hanya dengan menciptakan
fundasi dari masyarakat industri, yang berupa nilai budaya, ekonomi, dan
politik baru, tetapi juga perlu mencari model industri yang diinginkan. Di
samping itu, harus diperhatikan juga faktor-faktor lain dari luar yang dapat
mempengaruhi kelancaraan pemasaran hasil-hasil industri yang akan kita
bangun.(hlm. 159-160)
Kemajuan teknologi juga berpengaruh dalam mentransformasi
masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan, yaitu dalam
bidang pertanian, laju penetrasi teknologi pertanian modern tidak kalah
cepatnya. Sejak revolusi hijau dicanangkan oleh pemerintah sebagai model
pembangunan subsektor pertanian tanaman pangan maka penetrasi
teknologi pertanian modern subsektor pertanian pangan seperti tidak dapat
dibendung lagi. Masyarakat petani pangan dibanjiri berbagai jenis pupuk
dan obat-obatan kimiawi, serta berbagai teknologi pascapanen yang sering
membuat orang pangkling terhadap kemajuan teknologi sektor pertanian
kita yang semula hanya tergantung pada teknologi alamiah seperti pupuk
kandang. Tetapi walaupun teknologi pertanian semakin maju, masyarakat
masih lebih tertarik pada sektor industri. Dalam dunia industri sekarang
juga banyak menggunakan teknologi modern, untuk menghasilkan hasil
yang cepat dan tidak memakan waktu produksi yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Dampak Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan
terjadi perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat,
perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan
jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah
sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian
menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif
pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat
akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan
meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.
Setiap masyarakat selalu berusaha untuk memperbaiki nasibnya atau
sekurang-kurangnya untuk mempertahankan hidupnya. Terdapat sejumlah
definisi perubahan sosial yang agak berbeda menurut pendapat para ahli:
Menurut Gillin and Gillin dalam Soerjono Soekanto (1983)
menyatakan “perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telah diterima dalam masyarakat yang disebabkan oleh adanya
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi pendidikan, idiologi
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964)
mengemukakan “perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga masyarakat dan mempengaruhi sistem-sistem sosial
didalamnya seperti nilai-nilai, sikap-sikap serta pola perilaku antar
kelompok-kelompok masyarakat. (hlm.336-338)
Definisi lain dari perubahan sosial juga dijelaskan oleh Samuel
Koenig dalam Soerjono Soekanto (1983) mendefinisikan “perubahan
sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada pola
kehidupan manusia”. Perubahan sosial dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan kelembagaan
masyarakat, kekeasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Menurut Everett Rogers dalam Abdillah Hanafi (1987)
mengemukakan “perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan
struktur dan fungsi suatu sistem sosial”. Fungsi sosial dan struktur sosial
berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam
proses perubahan sosial jika salah satu berubah, maka yang lain akan
berubah juga. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya
adalah “segala perubahah-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok masyarakat”. (hlm.16)
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat yang dapat
mempengaruhi sistem sosial. Dari definisi tentang perubahan sosial yang
dikemukakan oleh para ahli maka dapat diketahui kesimpulan mengenai
karakteristik perubahan sosial yaitu:
a) Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
b) Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
c) Modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia.
d) Segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara
masyarakat.
Berpuluh ahli agama, ahli ilmu sosial dan bahkan para pengarang
novel mengembangkan teori-teori tentang perubahan sosial. Sebuah teori
besar merupakan teori yang cakupan sangat luas dan meliputi beberapa
fenomena penting yang terjadi pada semua kurun waktu yang tepat. Teori
Evolusioner, teori ini menilai bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang dilalui oleh semua masyarakat. semua masyarakat melalui urutan
pertahapan yang sama dan bermula dari tahap pengembangan awal menuju
ketahap pengembangan akhir. Di samping itu, teori evolusioner
menyatakan bahwa, jika tahap terakhir telah dicapai, maka pada saat itu
perubahan evolusioner pun berakhir. Auguste Comte dalam Paul B.
Horton (1984) mengungkapkan tiga tahap perkembangan yang dilakukan
oleh masyarakat:
a) Tahap teologis yang dialami oleh nilai-nilai supranaturalb) Tahap metafisik yakni tahap peralihan dimana kepercayaan
terhadap unsur-unsur adikodrati digeser oleh prinsip-prinsipabstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan
c) Tahap positif atau tahap ilmiah, dimana masyarakat diarahkan olehkenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.(hlm. 209)
Dalam teori evolusi sosial Hebert Spencer (1984) dikatakan bahwa
“peralihan masyarakat melalui serangkaian tahap yang berawal dari tahap
kelompok suku yang homogeny dan sederhana ke tahap masyarakat
modern yang kompleks”. (hlm. 209). Spencer berpandangan bahwa orang-
orang yang cakap dan bergairah akan memenangkan perjuangan hidup,
sedangkan orang-orang yang malas akan tersisih.
Karl Mark dalam Paul B. Horton (1984) berpendapat:
“serangkaian tahapan perubahan yang kompleksitas teknologinyasemakain meningkat yaitu dari tahap masyarakat pemburuprimitive ke masyarakat industrialis modern. Setiap tahap memilikimetode produksi yang cocok untuk tahap tersebut dan unsurebudaya lainny diselaraskan dengan cara tersebut”. (hlm. 209)
Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan
sosial yakni, perubahan sosial yang terjadio dari luar masyarakat terjadi
karena adanya sistem komunikasi. Dengan sistem komunikasi masyarakat
didorong untuk menghubungkan apa yang didengar dan apa yang dilihat,
apa yang dilakukan dengan apa yang diperoleh sehingga akan merubah
tindakan yang ada kea rah tindakan yang baru. Hal lain yang menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
perubahan sosial karena adanya kesadaran akan keterbelakangan. Selain
itu faktor yang bersumber dari luar meliputi sebab-sebab yang bersumber
dari lingkungan alami fisik yang ada di lingkungan sekitar.
Disamping faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang
bersumber dari dalam maupun dari luar, juga terdapat faktor-faktor
penunjang untuk mempermudah jalannya perubahan sosial. Hendra
Puspito (1989), mengemukakan bahwa faktor-faktor penunjang faktor
penunjang perubahan sisial antara laini:
a) Berkembangknya ilmu pengetahuan yang dapat menambahpemecahan mengenai berbagai masalah yang dihadapi.
b) Jiwa terbuka terhadap perubahanc) Timbulnya keinginan baru yang dijadikan sebagai cita-cita nasional
yang harus diperjuankan pencapaiannya yang membuka hatibangsa sehingga mendorong terjadinya perubahan
d) Penemuan-penemuan baru di sektor sosial tertentu, yang menjadipeluang penting yang membutuhkan perubahan kode etik danperilaku yang selaras dengan pola-pola kelakuan-kelakuan baruyang masih berbentuk.
e) Kemajuan Negara-negara lain yang merupakan faktor suatuteknologi tepat guna, adaptasi dan dapat disesuaikan dengantingkat kebutuhan dan kemampuan penerima.
Perubahan sosial yang diikuti penyebaran dan adopsi teknologi
menyebabkan terjadinya perubahan terhadap gaya hidup yang memberi
pengaruh terhadap presepsi, sikap dan perilaku manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua masyarakat
tersebut menimbulkan timbal balik, karena masing-masing masyarakat
mempengaruhi masyarakat lain.
B. Penelitian yang Relevan
Karulina Sabrina (2007) tentang Pertumbuhan Sektor Industri
Kecil Pembuatan Tahu Dalam Penyerapan Tenaga Kerja. Penelitian ini
dilakukan di Desa Kaoman, Kelurahan Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kabupaten Boyolali. Bahwa di era globalisasi ini kebutuhan masyarakat
semakin banyak, terutama pada masyarakat pedesaan, sebagian besar
masyarakat hanya mengandalkan hasil dari pertanian sementara kebutuhan
semakin meningkat. Setelah masuknya industri kecil yaitu pembuatan
tahu, masyarakat beralih dadi sektor pertanian ke sektor industri.
Pendapatan Dari sektor industri tersebut pendapatan masyarakat semankin
meningkat. Maka setelah masuknya industri di pedesaaan kesejahteraan
masyarakat lebih baik. Sehingga menimbulkan perubahan sosial dalam
masyarakat.
Deny Setyaningsih (2006) tentang Dampak Industri Konveksi
Terhadap Pergeseran Kerukunan Dalam Masyarakat Jawa. Penelitian ini
dilakukan di Desa Srinahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Bahwa Seiring perkembangan jaman dewasa ini dan masuknya
industrialisasi ke negara Indonesia, Kehidupan masyarakat menjadi
berubah dari agraris ke masyarakat industri. Masuknya industri ke desa ini
mengakibatkan berubahnya pola perilaku masyarakat. Masyarakat
cenderung berperilaku seperti masyarakat pada negara-negara maju
khususnya dalam hal konsumeritas. Setelah masuknya industri ke
pedesaan ini, orang-orang mulai mengurangi aktivitasnya di sawah.
Pekerjaan di sawah sudah banyak digantikan oleh orang lain dengan
menggunakan sistem upah. Dengan adanya pergeseran sosial masyarakat
yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat industri, tentunya
membawa pengaruh atau perubahan yang tidak sedikit dalam kehidupan
masyarakat terutama ekonomi.
C. Kerangaka Pemikiran
Seiring perkembangan jaman kebutuhan masyarakat semakin lama
semakin meningkat. Termasuk dalam masyarakat desa, kini kebutuhan
masyarakat menjadi sangat beragam bentuknya. Sektor pertanian yang
dipandang kurang bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kesejahteraan masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan, pada akhirnya
industri masuk di pedesaan maka masyarakat banyak yang lebih memilih
beralih dari sektor pertanian ke sektor industri karena sektor industri
pendapatannya lebih besar dari pada sektor pertanian. Tanpa dipungkiri
setelah masuknya industri di pedesaan terjadi dampak-dampak yang terjadi
baik dampak positif maupun dampak negatif, tetapi tidak menghambat
masyarakat untuk beralih ke sektor industri. Karena dengan sektor
industri, bagi masyarakat dianggap lebih menguntungkan dan
menghasilkan pendapatan tercepat. Setelah masyarakat memilih bekerja di
sektor industri banyak perubahan yang terjadi misalnya perubahan sosial
dan ekonomi. Selain itu masuknya industri di pedesaan dapat menambah
pendapatan (income) dalam masyarakat, serta dapat menambah
kesejahteraan bagi anggota masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2. Kerangka Berfikir
MasyarakatDesa (Agraris)
Masuknya Insustri diPedesaan
Dampak SosialEkonomi
Ketersediaan lapangan pekerjaan
Mendapatkan pendapatan dankesejahteraan
Lunturnya Nilai-nilai SosialDalam Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara umum metode adalah cara atau prosedur yang harus
dilakukan untuk dapat melakukan sesuatu secara sistematis. Sementara
metodologi ialah suatu kajian untuk mempelajari peraturan-peraturan dari
suatu metode. Jadi metode penelitian adalah kajian untuk mempelajari
peraturan-peraturan dalam penelitian. Jika ditinjau dari segi filsafat,
metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian, yaitu
menyangkut bagaimana seorang peneliti mengadakan penelitian (Husaini
Usman dan Purnomo Setiady A, 2000: 42).
Dalam mengadakan suatu penelitian ilmiah dapat di percaya
kebenarannya jika disusun dengan menggunakan metode yang tepat dan
benar. Metode merupakan cara kerja atau tata cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Metode adalah pedoman, cara, seseorang ilmuan
mempelajari dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi.
(Soerjono,Soekanto,1986:6).
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian (Setting)
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Desa
Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tempat di mana
pabrik kayu lapis berada. Lokasi ini dipilih karena wilayah ini banyak
didirikan industri terutama industri kayu yang sedang berkembang. Selain
itu lokasi ini di pilih karena dekat dengan domisili penelitian sehingga
penggalian informasi dapat dapat dilakukan secara maksimal, mendalam,
dan untuk keperluan kroscek data dapat dilakukan secara berulang-ulang.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul, penyusunan proposal,
penyusunan desain penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan
laporan sampai penulisan laporan akhir. Adapun runcian waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel waktu observasi
No Jadwal
Kegiatan
Tahun 2011-2012
Januari
2011
Februari
2012
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan
proposal
3. Penyusunan
desain
penelitian
4. Pengumpulan
data, analisis
data
5. Penulisan
laporan akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini tentang
proses dan makna, maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik
adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan strategi penelitian yang
digunakan adalah studi kasus.
Studi kasus adalah uraian penjelasan komprehensif mengenai
berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi
(komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus
berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti.
Dalam hal ini peneliti sering menggunakan berbagai metode: wawancara
(riwayat hidup), pengamatan, penelaahan dokumen, (hasil) survey, dan
data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. Dengan
mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau
suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap
dan mendalam mengenai subjek yang di teliti (Mulyana, 2003: 201)
Penelitian akan menangkap fenomena-fenomena yang ada, di
lapangan kemudian dikaji lebih mendalam lagi. Realitas yang ada di
lapangan tadi kemudian dikonstruksi secara sosial. Informasi yang
diperoleh di lapangan tersebut disusun ke dalam teks yang menekankan
pada masalah proses dan makna. Informasi atau data tersebut berupa
keterangan, pendapat, konsep, pandangan, tanggapan/respon yang
berhubungan dengan perubahan masyrakat setelah masuknya pabrik kayu
lapis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat lentur
dan terbuka, disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang dijumpai.
Peneliti terjun langsung ke lapangan berinteraksi dengan informan sampai
jenuh dalam mengambil informasi. Karena disesuaikan dengan fakta atau
keadaan di lapangan maka data dapat berubah sesuai pengetahuan baru
ditemukan.
Adapun tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)
melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan, (2) menetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
informan, (3) melakukan wawancara dengan informan, (4) membuat
catatan lapangan (field note), (5) mengolah dan menganalisis data yang
diperoleh, (6) menyusun deskripsi data yang dikumpulkan, dan (7)
mengevaluasi hasil
C. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan adalah sumber data primer dan
skunder. Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi
tersebut akan digali dari beragam sumber data. Ada tiga (3) sumber data
penting yang dijadikan sasaran penggalian informasi dalam penelitian ini.
Sumber tersebut meliputi: (1) informan, (2) peristiwa atau aktivitas, (3)
tempat atau lokasi. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah
seorang yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan dalam
penelitian ini. Informan itu meliputi:
(1) Informan atau nara sumber yaitu orang yang dapat memberikan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Informan tersebut
adalah orang yang mempunyai pabrik dan masyarakat yang bekerja di
pabrik kayu lapis .
(2) Tempat dan peristiwa/aktivitas yaitu berupa tempat di mana
penelitian dilakukan. Sumber data peristiwa atau aktivitas dalam
penelitian ini berupa kegiatan ataupun aktifitas sehari-hari yang
dilakukan oleh masyarakat yang bekerja di pabrik kayu lapis
mengenai perubahan masyrakatnya ketika belum bekerja di pabrik
kayu lapis dan sesudah bekerja di pabrik kayu lapis. Sedangkan
sumber data tempat adalah di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali.
(3) Studi pustaka yaitu sumber data yang diperoleh dari buku-buku
penting yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji beberapa buku
penting yang diperoleh dari perpustakaan pusat Universitas Sebelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Maret Surakarta yang sangat mendukung dan yang mempunyai
referensi yang berkaitan dengan perubahan sosial ekonomi
masyarakat.
Sumber data rekaman dalam penelitian ini adalah suatu alat
perekam yang tanpa disengaja dipasang untuk mengamati peristiwa yang
terjadi dalam penelitian
D. Teknik Cuplikan
Teknik cuplikan atau sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik
mendapatkan sample dengan memilih individu-individu yang dianggap
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data (Goetz Le Compte dalam H.B.
Sutopo, 2002:185). Jadi dalam metode ini beberapa objek penelitian
dipilih, kemudian dari yang terpilih tersebut dijadikan sebagai sumber data
yang akan membantu dalam mengungkap permasalahan yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain, metode pengambilan sampel yang
digunakan ialah teknik informan kunci (key informant) yaitu peneliti
mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data.
Orang-orang kunci tersebut meliputi, pemilik pabrik, para buruh pabrik
dan warga masyarakat sekitar pabrik.
Untuk teknik purposive sampling peneliti tidak menjadikan semua
orang sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang
tahu dan cukup memahami tentang masalah yang diteliti dan bisa diajak
bekerjasama, misalnya bersikap terbuka dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara mandalam (in-depth interview), teknik
pengamatan langsung (observasi) dan teknik analisis dokumen. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a. Wawancara Mendalam (In-Depth Intervew)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap
dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan
pada si peneliti (Mardalis, 2002:64).
Dalam penelitian, sumber data yang paling penting adalah
informan. Wawancara dilakukan secara bebas, dalam susunan informal
dan pertanyaan yang tidak terstruktur namun tetap mengarah pada fokus
masalah penelitian. Informan yang dipilih adalah informan yang dianggap
tahu tentang topik permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti menerapkan
teknik face to face sehingga peneliti dapat menangkap secara langsung
keterangan dari informan tanpa melalui perantara.
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk
merekostruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman
masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan
yang bisa terjadi di masa yang akan datang.
b. Pengamatan Langsung (Observasi)
Observasi adalah mengamati dan mendengar perilaku seseorang
selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian,
serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat
untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis (James A. Black &
Dean J. Champion, 1992:286).
Menurut Winarno Surachmand (1990:174) observasi adalah "Cara
yang sangat langsung untuk mengenal peristiwa atau gejala yang penting
dalam penyelidikan". Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memperoleh
pemahaman mengenai proses dan tindakan suatu objek yang diteliti yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
manusia, tempat dan situasi sosialnya. Sutopo (2002:64) menjelaskan
bahwa "Teknik observasi digunakan untuk menggali dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman gambar".
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi
berperan pasif. Dimana peneliti ikut datang dalam peristiwa yang dimana
peneliti sudah ikut dalam peristiwa tetapi bersifat pasif. Peneliti hanya
mengamati peristiwa untuk mendapatkan data sehingga dapat dikaji ulang.
c. Studi Pustaka
Dokumen atau data sekunder merupakan bahan yang berhubungan
dengan sesuatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan tertulis
tetapi juga gambar atau benda peningalan yang berkaitan dengan suatu
aktivitas atau peristiwa tertentu (Sutopo, 2002:54).
Mencatat dokumen ini oleh Yin (1987) disebut sebagai content
analysis, dan yang dimaksudkan bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi
penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang makna
tersirat. Oleh karena itu dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen
tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bersikap kritis dan teliti, dan
data sekunder pribadi peneliti adalah foto-foto dan rekaman hasil
wawancara.
F. Validitas Data
Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data
yang bisa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu Teknik Trianggulasi.
Menurut Moleong (2001:178) "Trianggulasi data adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan/sebagai pembanding data itu".
Artinya bahwa data yang diperoleh akan diuji keabsahannya dengan cara
mengecek kepada sumber lain sehingga dihasilkan suatu kebenaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Adapun validitas data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
trianggulasi sumber. Tringgulasi sumber digunakan untuk memperoleh
data yang sama dari sumber yang berbeda.Trianggulasi ini diterapkan
dengan cara peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara. Sedangkan teknik trianggulasi metode dilakukan dengan
menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda untuk
mendapatkan data yang sama atau sejenis yaitu dengan observasi, teknik
wawancara mendalam, dan analisis dokumen.
G. Teknik Analisis Data
Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis data di dalam
penelitian kualitatif yaitu (1) model analisis jalinan mengalir flow model
of analisis, (2) model analisis interaktif atau interaktif model of analysis
(Miles dan Huberman dalam Sutopo,2002:94).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis interaktif yang
meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data
(reduction), sajian data (display) dan verifikasi data/penarikan kesimpulan
(condusion drawing). Keterkaitan ketiga komponen itu dilakukan interaktif
dengan proses pengumpulan data sehingga kegiatan dilakukan secara
continue sehingga proses analisis merupakan rangkaian interaktif yang
bersifat siklus. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melelui teknik
observasi, wawancara dan analisis dokumen.
2. Reduksi Data (Reduction)
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi
data dari field note. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan
data. Artinya, reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil
keputusan (meski mungkin tidak disadari sepenuhnya) tentang kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan
penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan
digunakan.
Pada pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan
dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dari lapangan.
Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding,
memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan juga
menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir
penelitian selesai disusun.
Memperhatikan penjelasan singkat di atas, maka bisa dinyatakan
bahwa reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting,
dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat
dilakukan.
3. Sajian Data (Display)
Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah
direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar atau skema, maupun table
yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data
ini merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis
sehingga bila dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang
terjadi dalam penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.
Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti
melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat
kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini diperoleh melalui
pengamatan langsung (observasi), wawancara mendalam (in-depth
interview) dan analisis dokumen.
4. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa
arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pola-pola, pernyataanpernyataan, konfigurasi yang mungkin, arah sebab
akibat, dan berbagai proposi untuk membuat kesimpulan akhir.
Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data
berakhir. Kesimpulan harus diverifikasi agar cukup mantap dan
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu peneliti melakukan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali,
melihat lagi field note sehingga kesimpulan penelitian menjadi kokoh dan
lebih bisa dipercaya.
Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan
skema sebagai berikut:
Gambar 3. Model Analisis Data Model Interaktif
H. Prosedur Penelitian
Menurut HB. Sutopo (2002: 187-190) prosedur penelitian adalah
rangkaian tahap demi tahap kegitan dari awal sampai akhir penelitian.
Dalam penelitian kasus ini, peneliti menggunakan prosedur atau langkah-
langkah dari persiapan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan
laporan penelitian.
Lebih jelasnya diuraikan sebagai berkut:
Pengumpulan dataPenyajian data
Reduksi data
Penarikankesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian yang meliputi pengajuan judul dan
tulisan proposal penelitian kepada dosen pembimbing .
b. Membuat desain penelitian yaitu dengan mengumpulkan bahan
atau sumber materi penelitian yang berasal dari lapangan berupa
data dan pengamatan awal serta menyiapkan instrumen penelitian
atau alat observasi.
c. Mengurus perizinan penelitian.
2. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam
dan pengamatan berperan serta atau observasi partisipan.
b. Membuat fieldnote (catatan lapangan) dan transkrip hasil
wawancara.
c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.
3. Analisis Data.
a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian
yang meliputi reduksi data (pembuatan matriks hasil penelitian
lapangan), penyajian data (pembuatan matriks hasil lapangan
dengan matriks teori) dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
b. Mengembangkan hasil interpretasi data dengan analisis lanjut
kemudian disesuaikan dengan hasil temuan di lapangan.
c. Melakukan pengayaan dalam menganalisis data yang sudah ada
dengan dosen pembimbing.
d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4. Penyusunan Laporan Penelitian
a. Penyusunan laporan awal
b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun
dengan dosen pembimbing
c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi
d. Penyusunan laporan akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripi Lokasi/Obyek Penelitian
1. Gambaran Umum Desa Ngargosari
Berdasarkan data monografi Desa Ngargosari, Kabupaten Boyolali
merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Kabupaten
Boyolali terdiri dari 19 kecamatan, salah satu kecamatannya adalah
Kecamatan Ampel. Batas wilayah Kabupaten, Kecamatan Ampel adalah
sebelah barat Kecamatan Selo Kabupaten Magelang, sebelah timur
Kecamatan Cepogo, sebelah selatan dan utara Kabupaten Semarang.
Kecamatan Ampel terbagi atas 20 kelurahan (desa) yakni salah satunya
adalah Desa Ngargosari. Desa Ngargosari berada di ketinggian 520-1840
diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata 26-30 derajat Celcius.. Jarak
Desa Ngargosari dari pusat pemerintahan kecamatan yakni Kecamatan
Ampel adalah sekitar 5 KM. Sedangkan jarak Desa Ngargosari dari
ibukota kabupaten yakni Kabupaten Boyolali adalah 12 KM, dan jarak
Desa Ampel dari Ibukota provinsi yakni Jawa Tengah adalah 120 KM.
Secara adminitratif Kecamatan Ampel terdiri dari 20 Desa yakni Desa
Urutsewu, Gondang Slamet, Ngampon, Ngenden, Selondoko, Candi,
Sidomulyo, Ngargosari, Banyuanyar, Seboto, Tanduk, Gladaksari,
Kembang, Candisari, Ngarong, Ngargoloko, Kaligentong, Ngadirejo,
Sampetan dan Njalarem.
Desa Ngargosari memiliki jumlah penduduk 1171 jiwa, angkatan
kerja sebesar 508 atau 65.8% dari total jumlah penduduk. Sebagian besar
penduduk Ngargosari termasuk dalam usia produktif. Dari jumlah
angkatan tersebut, yang bekerja di sektor pertanian 125 jiwa atau 16.21%,
ada 232 jiwa sebagai buruh di pabrik kayu lapis Abioso atau 30.08%, ada
56 jiwa atau 7.26% bekerja sebagai pegawai sektor formal (PNS, POLRI,
TNI) dan 95 jiwa atau 12.3% bekerja pada sektor lain.
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pekerjaan Jumlah Penduduk Presentase
Sektor Pertanian125 jiwa 16.21%
Industri Pabrik Kayu
Lapis Abioso
232 jiwa 30.08%
PNS, POLRI, TNI56 jiwa 7.26%
Pedagang95 jiwa 12.03%
Tabel 2. Jumlah Penduduk
Desa Ngargosari dipilih sebagai lokasi penelitian karena fokus
persoalan dalam penelitian ini yaitu tentang dampak sosial ekonomi
munculnya industri kayu lapis pada masyarakat desa. Desa Ngargosari
adalah desa yang sedang berkembang, terutama sektor industri. Beberapa
industri masuk di pedesaan, terutama industri kayu lapis. Secara
adminitrasi Desa Ngargosari memiliki 4 Dusun, 17 dukuh, 8 RW, dan 19
RT dan secara geografis Desa Ngargosari terletak di sebelah timur
Kabupaten Semarang dan Kecamatan Boyolali, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Boyolali, sebelah barat Desa Sidomulyo dan
Kecamatan Boyolali, dan sebelah utara Desa Selondoko dan Kabupaten
Semarang.
Desa Ngargosari terletak di lereng Gunung Merbabu, sehingga
suasana desa ini lekat dengan suasana alam pegunungan yang berhawa
dingin dan sejuk. Aktivitas pertanian di desa ini adalah jenis pertanian
tegalan dengan komoditas utamanya seperti tanaman kayu sengon, dan
jabon, adapun tanaman sayuran, buah-buahan maupun berbagai jenis
tanaman palawija lainnya.
Desa Ngargosari memiliki visi dan misi, visi Desa Ngargosari
adalah pertama terwujudnya Desa Ngargosari yang makmur, dan kedua
sejahtera berbasis pertanian, peternakan dan perindustrian. Kemudian misi
Desa Ngargosari adalah pertama mewujudkan tata pemerintahan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
adminitrasi yang tertib untuk peningkatan pelayanan, kedua mendorong
peningkatan inisiatif dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pelaksanaan dan pelestarian pembangunan, ketiga meningkatkan persatuan
dan kesatuan serta toleransi beragama demi terwujudnya kedamaian,
ketentraman, keamanan, kenyamanan dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara, keempat mendorong tumbuhnya
usaha-usaha home industri atau industri kecil dan Industri sedang atau
besar untuk meningkatkan perekonomian warga, kelima mendorong
tumbuh kembangnya kreatifitas, produktifitas, dan ketrampilan masyarakat
demi peningkatan kualitas serta daya saing sumber daya manusia (SDM),
keenam mendorong kemandirian masyarakat dengan menumbuh
kembangkan keinginan dan usaha pemenuhan kebutuhan sesuai potensi
yang dimiliki, dan yang terakhir meningkatkan produktifitas pertanian dan
peternakan yang merupakan sumber pendapatan sebagian besar
masyarakat, dan yang terakhir pembangunan di segala bidang yang
menyentuh kepentingan masyarakat ubtuk terciptakannya kesejahteraan.
Desa Ngargosari merupakan desa yang sedang mengalami
perkembangan, terutama perkembangan di bidang industri. Industri yang
banyak masuk dan berkembang di Desa Ngargosari adalah industri kayu
lapis. Sebelum industri masuk ke desa ini, masyarakat mayoritas bekerja di
sektor pertanian. Selain bergerak di bidang pertanian dan industri, sebagian
masyarakat berprofesi sebagai peternak, pedagang, buruh bangunan dan
pegawai negri sipil (PNS).
Desa Ngargosari yang berada 420 mdpl (meter diatas permukaan
laut) dengan suhu maksimum 34 derajat celcius dan minimum 26 derajad
celcius, merupakan daerah yang memungkinkan untuk berkembang lebih
baik, karena sebagian tanah garapan berupa ladang dan tegalan yang tidak
kurang dari 35 Ha sudah ditanami tanaman atau pohon sengon dan juga
jabon. Hal ini menjadi modal dasar penyuplai kayu sebagai bahan baku
bangunan, apabila dikondisikan dengan sistem yang baik dan bernar,
dimungkinkan sekali karena di Desa Ngargosari terdapat Industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pengolahan UD.Abioso utamanya kayu sengon untuk bahan baku triplek
untuk ekspor keluar negeri.
Desa Ngargosari juga sebagai tempat untuk pencanangan Sistem
Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) atau hutan rakyat di wilayah Kabupaten
Boyolali, hal ini berdampak baik pada sektor pertanian dan kehutanan.
Desa Ngargosari secara mikro dengan berbagai peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) meningkatkan kesejahteraan secara bertahap.
Desa Ngargosari juga sebagai jalur atau akses menuju tempat
wisata (pemancingan Umbul Tlatar) dan jalur alternatif Solo-Semarang hal
ini akan berdampak pada pola pikir masyarakat untuk mengembangkan
potensi desa misalnya dengan mendirikan ruko atau toko, warung makan,
Industri pengolahan kayu skala menengah (UD.Abioso).
Secara sosial budayanya Desa Ngargosari adalah kehidupan
masyarakat pedesaan. Dalam struktur ini, budaya dan nilai-nilai tradisi
masih terjaga. Masyarakat di wilayah Desa Ngargosari mempunyai sifat
untuk bergotong royong dan kesetiakawanan yang tinggi. Di samping
masyarakat mempunyai kesetiaan, loyal kepada pimpinan baik ditingkat
RT, RW, Desa ataupun kominitas tingkat Nasional. Sifat dan jiwa
semacam itu merupakan bagian peran serta masyarakat dalam
pembangunan sehingga hal ini sebagai modal yang besar efisiensi dan
produktifitas yang lebih terarah, terencana dan terpadu untuk bersama-
sama dalam pelaksanaan pembangunan di segala bidang di wilayah Desa
Ngargosari aspek pemberdayaan masyarakat (community Empowering)
khususnya masyarakat lokal harus menjadi prioritas dalam pengembangan
sosial budaya masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Sejarah Desa Ngargosari dan Sejarah Perkembangan Industri
Kayu
Menurut cerita rakyat Desa Ngargosari, Dahulu kala ada seorang
kesatria yang tampan, arif, bijaksana, suka menolong dan suka membantu
orang yang kesulitan, kesusatan dan tertindas. Hanya sayang kesatria
tersebut tidak pernah meninggalkan nama pada setiap perbuatan mulianya
itu, sehingga orang-orang menyebutnya “satria wicaksana”. Pada suatu
hari satria wicaksana itu melakukan perjalanan ke timur untuk bertapa di
suatu gunung. Dalam perjalananya dia bertemu dengan jin (genderuwo)
dan terjadilah perdebatan di tempat itu, maka di tempat itu kesatria
tersebut menanamkan Druwo atau sarang gendruwo (sekarang menjadi
Dukuh. Ngargosari). Perdebatan itu berlanjut dengan perkelahian, karena
kalah dalam perkelahian genderuwo itu lari kesebuah hutan yang banyak
ditumbuhi alang-alang dan pepohonan yang malang melintang. Oleh
kesatria daerah itu dinamakan Alasmalang (sekarang menjadi Dukuh.
Alasmalang) di tempat tersebut genderuwo malah semakin membuat onar
dan selalu menggangu manusia yang lewat di hutan tersebut. Kesatria yang
mengalahkan gendruwo itu tahu maka kesatria itu datang dan berhasil
melumpuhkan genderuwo itu. Kemudian genderuwo itu dibelengu atau
diborogol di suatu tempat. (sekang menjadi Dukuh. Grogol) agar tidak
menggangu manusia. Akan tetapi genderuwo tersebut tidak patah arang
dia tetap saja menggangu manusia dan membuat gaduh dengan berteriak-
teriak. Kesatria itu jengkel atau marah kemudian memasukkan genderuwo
itu kedalam sebuah gudang (sekarang menjadi Dukuh. Gudang). Di dalam
gudang, genderuwo tersebut malah berkembang biak.
Kemudian kesatria tersebut melakukan perjalanan ke sebuah
gumuk (pegunungan atau bukit kecil) yang diapit sungai. Di tempat
tersebut kesatria itu bertemu dengan genderuwo yang dulu
dibelenggungnya dan kini malah membuat daerah itu menjadi ramai.
Karena ramainya, oleh kesatria itu menamakan daerah itu Gumukrejo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(sekarang menjadi Dukuh. Gumukrejo ). Kesatria itu merasa khawatir
kalau genderuwo berkembang biak dan berkembang menguasai daerah
atau menjadikan daerah itu dan daerah yang dilaluinyaa sebagai sarang
genderuwo, oleh karena itu kesatria tersebut mengajak warga untuk
menjadikan daerah itu sebagai lahan pemukiman dan pertanian. Dengan
dibantu kesatria maka daerah itu maka di daerah itu menjadi daerah yang
subur dengan hasil bumi yang melimpah. Kemudian kesatria itu
menamaka daerah itu menjadi Desa Ngargosari (Argo adalah gunung dan
sari adalah hasil atau inti atau kekuatan). Kemudian warga masyarakat
menginginkan kesatria itu menjadi ketua pemimpin atau ketua Desa
Ngargosari, akan tetapi kesatria tersebut menolak dan lebih memilih hidup
berkelana. Akhirnya warga masyarakat memilih salah satu orang dari
warga untuk dijadikan demang atau pemimpin di daerah Ngargosari.
(Buku monografi Desa Ngargosari)
Maka dari itu Desa Ngargosari terkenal sekali mempunyai lahan
pertanian yang sangat luas, dan masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai
petani, ada yang memiliki lahan sendiri atau buruh tani. Masyarakat
kebanyakan menanam sayur-sayuran seperti kacang panjang, lembayung,
bayam, kacang tanah dll, dan buah-buahan misalnya papaya, durian,
mangga dan rambutan. Selain itu petani selalu menanam jagung, tembakau
dan ketela. Dan yang paling utama masyarakat menanam pohon kayu
sengon dan jabon, karena menurut masyarakat menanam pohon sengon
dan pohon jabon adalah menanam investasi jangka panjang. Masyarakat
juga menanam rumput-tumputan untuk makanan ternak, dan mayoritas
masyarakat Desa Ngargosari memiliki hewan peliharaan yaitu sapi dan
kambing. Jadi lahan pertanian sangat penting bagi masyarakat Desa
Ngargosari.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik industri pabrik kayu lapis
Abioso, sejarah perkembangan industri di Desa Ngargosari, pada awalnya
penduduk Desa Ngargosari mayoritas bekerja di sektor pertanian. Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kebanyakan hasil pertaniannya yang paling besar adalah kayu sengon dan
kayu jabon, maka ada beberapa dari penduduk desa memberanikan diri
untuk mendirikan Depo-depo kayu atau pengergajian kayu untuk
menampung sebagai pembeli kayu-kayu tersebut. Persaingan terjadi,
kemudian ada seseorang yang ingin maju dan ingin membantu
mensejahterakan masyarakat. Yaitu pemilik pabrik kayu lapis Abioso.
Semenjak tahun 2000 berdirinya pabrik kayu lapis tersebut, kemudian
mulai berkembang mulai tahun 2004 Industri di Desa Ngargosari. Dan
Depo-depo kayu tersebut hanya menjadi perantara. Jika ada warga
masyarakat menjual kayu ke Depo kayu tersebut, tetapi kemudian di
setorkan atau di jual lagi ke pabrik kayu lapis Abioso. Setelah masuknya
Industri pabrik kayu lapis di Desa Ngargosari masyarakat banyak beralih
ke sektor Industri. Itulah sejarah perkembangan Industri di Desa
Ngargosari. (Wawancara dengan MJ/31/05/2012)
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil analisis penelitian dimaksudkan untuk menyajikan
data yang dimiliki sesuai dengan pokok permasalah yang dikaji pada
penelitian ini yaitu dampak sosial ekonomi munculnya Industri kayu pada
masyarakat Desa Ngargosari. Sesuai rumusan masalah yang diajukan pada
Bab1 terdapat tiga rumusan masalah terkait dampak sosial ekonomi
munculnya Industri kayu yang ada dalam mempertahankan dan
memajukan perkembangan Industri di Desa Ngargosari. Dalam penelitian
terdapat tujuh informan yang bersedia diwawancarai, yaitu pemilik
industri pabrik kayu lapis Abioso MJ, tenaga kerja yang meliputi LMT,
NNJ, W, dan PT, warga masyarakat Desa Ngargosari yang meliputi TK,
dan R. Dari jawaban para informan diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang persoalan yang diajukan dalam penelitian ini.
Saat ini banyak masyarakat yang menganggur karena keterbatasan
lapangan pekerjaan. Di daerah pedesaan juga sangat minim adanya
industri-industri atau lapangan pekerjaan lainnya. Lahan pertanian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
semakin sempit akibat bangunan rumah penduduk yang semakin padat.
Penduduk semakin bertambah, otomatis banyak yang membutuhkan
pekerjaan. Seiring perkembangan jaman atau globalisasi pada era sekarang
mencari pekerjaan sangatlah sulit jika tidak memiliki jenjang pendidikan
yang tinggi. Sehingga semakin banyaknya penduduk dan semakin
banyaknya penganguran di desa.
Permasalah sulitnya mencari pekerjaan sehingga banyaknya
penganguran di pedesaan dan lahan pertanian sekarang kurang
menjanjikan dalam pemenuhan kebutuhan yang semakin bertambah. Maka
salah seorang warga masyarakat Desa Ngargosari memiliki ide yang
sangat mulia dan dengan kemampuannya ekonominya, membuka lapangan
pekerjaan yaitu mendirikan Industri pabrik kayu lapis, sehingga
masyarakat memilik kesempatan kerja, dan mengurangi pengaguran di
pedesaan, terutama masyarakat setempat yaitu Desa Ngargosari. Dengan
adanya Industri pabrik kayu lapis ini, mayarakat yang bekerja di industri
tersebut pendapatannya yang dimiliki semakin meningkat dan dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dan Desa Ngargosari dengan
adanya industri ini akan lebih sejahtera.
1. Awal Masuk Sektor Industri di Pedesaan
Industri pabrik kayu lapis Abioso merupakan industri berskala
besar yang mempekerjakan lebih dari 100 orang tenaga kerja. Industri
pabrik kayu lapis Abioso yang berada di Desa Ngargosari, Kecamatan
Ampel, Kabupaten Boyolali. Awal masuknya industri kayu lapis ini adalah
ide dari seorang warga Desa Ngargosari guna untuk membuka lapangan
pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat. Seperti yang di ungkapkan
pemilik industri pabrik kayu lapis ini yaitu MJ sebagai berikut:
“Disik aku mung asal-asalan ngedekke usaha iki mbak yo gesamben lah, awale yo aku gur ngedekke Depo kayu cilik-cilikankok mbak.” (dulu saya hanya iseng-iseng mendirikan usaha ini buatsambilan, awalnya ya saya cuma mendirikan Depo kayu kecil-kecilan saja). (MJ/30/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Lambat laun Depo kayu ini di kembangkan oleh MJ dengan segala
kemampuannya. Menurutnya seiring perkembangan jaman, mencari
pekerjaan saat ini dirasa sangat sulit. Apalagi sektor pertanian sudah tidak
menjanjikan lagi. Kondisi cuaca yang berubah-ubah, mahalnya bibit
pertanian, dan hasil pertanian sangat murah. Membuat para petani seringa
gagal panen. Karena kebanyakan di Desa Ngargosari adalah petani
musiman. Jadi petani sering mengalami kerugian yang cukup fantastik.
Dan pengagguran di Desa Ngargosari cukup banyak, anak-anak putus
sekolah dan sulit mencari pekerjaan dan petani yang mengaggur karena
tidak ada hasil pertanian. Seperti yang di ungkapkan MJ:
“Saiki ki golek kerjaan yo angel mbak, petani yo okeh sing gagalsoale musim e wis gak menentu, cah enom-enom bar lulus sekolahyo mung okeh sing ngangur mbak ning deso kene iki.” (Sekarangmencari pekerjaan juga sulit, para petani juga banyak yang gagalkarena musimnya sudah tidak menentu, dan anak-anak mudasetelah lulus sekolah juga banyak yang nganggur di Desa ini).(MJ/30/05/2012)
Keadaan seperti inilah yang mendorong MJ untuk merintis
usahanya agar lebih maju dan besar. Karena tidak hanya ingin membantu
masyarakat dalam membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga ingin
mencoba merubah pola pikir anak-anak muda saat ini. Bahwa jika ada
kemauan dan kerja keras pasti banyak jalan. Demikian yang di nyatakan
MJ berikut ini:
“Kahanan saiki lho mbak, jaman wis maju, selain aku membukalapangan pekerjaan ge masyarakat desa, aku pengen ngrubah polapikire masyarakat khususe cah-cah enom, nek wong tuo mungkinangel mbak, tapi nek cah enom ki generasi penerus bangsa tombak? Pikirane ki ojo instan terus, karo dolan-dolan terus nekpengen sukses ki yo kerjo keras, setiap kemauan kie mesti enekdalan to mbak.” (Keadaan sekarang ini jaman sudah maju, selainsaya ingin membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat desa,saya juga ingin merubah pola pikir masyarakat khususnya anakmuda, kalau orang tua mungkin sulit, tapi anak muda kan generasipenerus bangsa. Pemikiranya jangan cuma yang instan saja danhanya main-main saja kalau ingin suksesya bekerja keras, setiapkemauan pasti ada jalan). (MJ/30/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa yang lebih
baik, maka MJ ingin memajukan industri pabrik kayu lapis ini sehingga
menambah pendapatan (income), serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Tindakakan seperti ini yang dilakukan MJ guna untuk
meningkatkan kualitas desa. Dengan berdirinya industri pabrik kayu lapis
Abioso ini masyarakat akan lebih sejahtera. Sehingga dengan adanya
industri ini, diharapkan warga masyarakat tidak ada penganguran lagi dan
desa juga lebih sejahtera setelah adanya industri ini. Seperti yang di
ungkapkan MJ:
“…ya alasan kulo ngedekke industri pabrik kayu niki, supadosningkatke pemasukan pendapatan mbak, apa meneh kanggekesejahteraan keluargi kulo. Ngih kangge kesejahteraanmasyarakat bersama…”. (Alasan saya mendirikan industri ini agarmeningkatkan pemasukan dan pendapatan apalagi buatkesejahteraan keluarga saya, dan buat kesejahteraan masyarakatbersama). (MJ/30/05/2012)
Ungkapan lain diungkapkan oleh karyawan Industri pabrik kayu
lapis Abioso, yaitu LMT. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa Ngargosari, karena dahulunya kesejahteraan warga dirasa kurang
terpenuhi kebutuhannya, tetapi setelah industri ini masuk pedesaan
masyarakat mengalami perubahan yaitu perubahan ekonomi dan
perubahan sosial walaupun belum semuanya. Berikut ini ungkapan LMT:
“sebelum adanya industri ini ya pekerjaanya cuma petani mbak,tetelah industri ini berdiri kebanyakan masyarakat beralih kesektor industri kok mbak…” (LMT/31/05/2012)
Dalam membangun industri pabrik kayu membutuhkan lahan yang
sangat luas untuk melakukan kegiatan produksi. Lahan yang digunakan
oleh pemilik industri pabrik kayu lapis yakni MJ semuanya lahan milik
sendiri atau pribadi, tetapi kini industri akan diperluas, dan sementara
waktu lahan menyewa dahulu, karena harga tanah setelah berdirinya
industri pabrik kayu lapis ini, harga tanah sekitar meningkat atau naik
hingga 4 kali lipat. Tempat produksi yang luas dan tidak sempit membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
para pekerja lebih betah dan nyaman untuk bekerja dan dalam proses
produksi lancar dan tidak banyak barang rusak karena bertumbuk-tumbuk
dan bercampur-campur dengan barang-barang dan alat-alat produksi.
Seperti yang diungkapkan MJ:
“Lahan yang saya gunakan adalah lahan sendiri mbak, tetapirencananya saya akan memperluas lagi industri ini, tetapi lahanyang saya gunakan adalah lahan sewaan, karena jika mau membelitanah sekarang ini sangat mahal, harga tanah mulai tinggi hingga 4kali lipat”.
Peralatan juga hal yang penting dalam proses produksi industri ini
sangat diperlukan guna kelancaran proses produksi berlangsung. Maka
dibutuhkan alat-alat yang bagus dan berkualitas. Pemilik industri ini
menggunakan alat-alat buatan luar negri yaitu dari Korea, tetapi juga ada
alat buatan sendiri yaitu buatan dari anak-anak SMK yaitu mesin
pengering (oven).
“…ya saya menggunakan alat-alat yang berkualitas baik untukmemperlancar proses produksi mbak, saya menggunakan alat-alatdari luar negri yaitu dari korea, tetapi saya juga menggunakan alatdari lokal. yaitu buatan anak-anak SMK yaitu mesin pengering atauoven..” (MJ/30/05/2012)
Ungkapan lain dari karyawan industri pabrik kayu Abioso yaitu W,
bekerja dalam industri ini alat-alat sangat penting bagi kelancaran proses
industri, karena jika tidak ada alat yang menunjang pekerjaannya yaitu
yang berkualitas pekerjaanya akan berlangsung lama dan lambat. Seperti
yang di ungkapkan W sebagai berikut:
“Alat-alat niku penting kangge lancaripun pekerjaan mbak, nekalate mboten sae ngih pekerjaane suwe mbak..” (Alat-alat itusangat penting bagi kelancaran pekerjaan, jika alat tidak bagus,pekerjaanya sangat lama). (W/01/06/2012)
Senada dengan W, LMT juga beranggapan teknologi atau alat-alat
yang digunakan dalam proses produksi sangat penting apalagi PT bekerja
di bagian produksi yaitu bagian produksi di bagian Rotari, proses ini
adalah proses yang sangat sulit, yaitu pengupasan bahan mentah, jika tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
ada atat penunjang yang berkualitas dan hanya menggunakan tenaga
manusia saja, pekerjaanya akan berlangsung lama. Karena harus
menggunakan pisau kusus, jiha hanya menggunakan sabit, pekerjaanya
sangat lama, bisa-bisa dalam 1 hari hanya mendapatkan 10 bahan mentah.
Seperti yang diungkapkan LMT sebagai berikut:
“ Dalam bekerja harus menggunakan alat yang menunjang kok
mbak, nek mboten ngih suwe lan rekoso mbak.” (Dalam bekerja
harus menggunakan alat yang menunjang, jika tidak ya lama dan
berat). (LMT/30/05/2012)
Menurut pemilik industri pabrik kayu lapis Abioso yaitu MJ,
masalah teknologi atau alat-alat yang digunakan industri ini sudah
mengalami perkembangan bahkan perubahan yang sangat drastis. Karena
dahulu hanya menggunakan alat yang sangat sederhana, semua serba
manual dan hanya menggunakan tenaga manusia. Dulu memotong kayu
dan mengergaji kayu hanya menggunakan alat sederhana sekali. Tetapi
seringnya bersosialisasi dengan perusahaan-perusahaan kayu, MJ mengerti
dan tahu banyak tentang alat-alat yang baik untuk menunjang
pekerjaanya, dan proses produksinya cepat. Seringnya dikejar target, maka
MJ membeli peralatan yang lebih berkualitas. Berikut ungkapkan MJ:
“Disik niku mung gunakke peralatan sak enek e mbak, luwih akehgunakke tenaga manusia, tapi kok ya suwe banget dadine, teruskulo golek-golek referensi-referensi kaleh sosialisasilah karorencang kulo, ngatasi masalah iki mbak, yo wis akhire kulo tumbasalat-alat iki. La di kejar target terus mbak…” (Dahulu hanyamenggunakan peralatan seadanya, lebih banyak menggunakantenaga kerja manusia, tapi saya merasa prosese lama sekali, lalusaya mencari referensi-referensi dan sosialisasi bersama teman-teman, ya sudah saya membeli alat itu. Harus gimana lagi dikejartarget). (MJ/30/05/2012)
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa awal
masuknya Industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari adalah
usaha seorang warga masyarakat Desa Ngargosari, yang memiliki cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
modal untuk mendirikan industri pabrik kayu lapis ini yang bertujuan
untuk menambah pendapatan (income) dan kesejahteraan bagi
keluarganya. Serta membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja
bagi masyarakat terutama masyarakat Desa Ngargosari, mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Perkembangan Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso
Industri pabrik kayu lapis Abioso setiap tahunnya mengalami
perkembangan. Bisa dilihat dari kasat mata, secara fisik bangunan tempat
produksi, sudah sangat layak karena setiap tahunnya dilakukan
pembangunan agar layak, dan karyawan dalam bekerja bisa lebih nyaman.
Dahulu usaha ini hanya industri kecil saja yang mempekerjakan 10
karyawan dan sekarang sudah menjadi industri besar dengan karyawan
lebih dari 800 orang. Seperti yang diungkapkan pemilik industri pabrik
kayu lapis Abioso yaitu MJ sebagai berikut:
“…ngih mbak, setiap tahun kulo berusaha membangun danmemperbaiki tempat produksi, kersane karyawan nyaman lingkerja. Disik ki usaha niki naming industri kecil mbak karyawane 10orang mawon, tapi sakniki mpun dados industri besar karyawannempun 800 orang luwih…”. ( iya mbak, setiap tahun saya berusahamembangun dan memperbaiki tempat produksi, agar karyawannyaman dalam bekerja. Dulu industri ini hanya industri kecil saja,tapi sekarang sudah menjadi industri besar karyawannya sudah 800lebih). (MJ/31/05.2012).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh warga masyarakat Desa
Ngargosari dan juga sebagai ketua RT yaitu TK. Berikut ungkapan dari
TK:
“..bener mbak, sakniki Abioso sampun sae, dari pada disik. Disikkie tempate kurang layak, dereng di jrambah, dadi nek udan kiebecek mbak…”. (Benar mbak, sekarang Abioso sudah bagus, daripada dulu itu tempate belum layak, belum di kasih ubin jadi jikahujan becek). (TK/01/06/2012)
Dari tahun 2000 semenjak pemilik industri pabrik kayu lapis
Abioso mendirikannya mulai dari sangat bawah, dari lahan yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
sempit untuk mendirikan Depo kayunya dan alat yang seadannya, hingga
sejak tahun 2004 perkembangan mulai kelihatan. Pemilik industri mulai
bangkit dan memulai membesarkan industrinya menjadi industri kayu
lapis, dan memakai alat-alat yang sudah modern sehingga cepat dalam
bekerja dan produksinya.
“…sejak tahun 2004 mulai membesarkan industri kulo mbak, singdisik niku gur Depo kayu mawon, niku men naming gunakke alat-alat sederhana. Tapi sakniki alhamdulilah, mpun berkembang dangunakke alat-alat modern…”. (semenjak tahun 2004 mulaimembesarkan industri saya mbak, yang dahulu hanya Depo kayuitu saja hanya menggunakan alat-alat sederhana saja, tetapisekarang Alhamdulilah. Sudah berkembang dan sudahmenggunakan alat-alat modern). (MJ/31/05/2012)
Pendapat yang sama dari karyawan industri pabrik kayu lapis
Abioso tentang perkembangan industri. Dan sudah bekerja selama industri
ini didirikan. Berikut ungkapan dari LMT:
“…iya mbak..industri pabrik kayu lapis ini sangat berkembangpesat dari tahun-ketahun, sampai saat ini…”. (LMT/31/05/2012)
Pendapat yang sama diungkapkan W, bahwa industri ini sudah
maju pesat. Karena sudah menggunakan alat-alat dan teknologi yang
modern. Sehingga mempermudah dan mempercepat produksi. Demikian
penuturan W:
“…selama 8 tahun ini industri ini berkembang sangat pesat, karenaalat-alat yang digunakan sudah modern sehingga lebihmemudahkan pekerjaan dan mempercepat produksi…”.(W/01/06/2012)
Dalam pemasaranya pun juga mengalami perkembangan. Yang
dahulu pemasarannya hanya di dalam daerah dan luar kota saja, tetapi
sekarang sudah mencapai ke ranah luar negri yaitu Cina dan Taiwan.
Berikut penuturan dari MJ:
“…dulu pemasaran kayu lapis kulo naming daerah Boyolali,Semarang, Yogjakarta, dan Jakarta mawon. Tapi sakniki ngihsampun sampe luar negri mbak, Cina dan Tiwan…”. ( Dahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pemasaran kayu lapis saya hanya daerah Boyolali, Semarang,Yogyakarta, dan Jakarta saja. Tetapi sekarang sudah sampai luarNegeri yaitu Cina dan Taiwan). (MJ/31/05/2012)
Dalam pemasaran, NNJ juga berbendapat bahwa industri pabrik
kayu lapis Abioso sudah mencapai ke ranah luar negeri, target produksi
pun semakin banyak.
“…sekarang itu target berproduksi tambah banyak, karenapemasarannya sudah sampai luar negeri..”. (NNJ/31/05/2012)
Jadi, perkembangan industri pabrik kayu Abioso ini sangat
berkembang pesat, dahulu hanya merupakan industri kecil saja yang
mempekerjakan 10 orang karyawan tetapi sekarang sudah menjadi industri
besar yang mempekerjakan lebih dari 800 orang. Perkembangan dalam
bidang pembangunannya pun sudah sangat layak. Dan yang terakhir
adalah perkembangan pemasaran. Yang dahulu pemasarannya hanya di
dalam negeri sekarang sudah mencapai luar negeri.
3. Dampak Sosial Ekonomi Industri Pabrik Kayu Lapis
Abioso di Desa Ngargosari bagi Masyarakat
Keberadaan Industri pabrik kayu lapis Abioso, memberikan
pengaruh yang baik bagi kehidupan masyarakat di Desa Ngargosari,
Ampel, Boyolali. Kontribusi yang ditawarkan khususnya dalam bidang
ekonomi dan sosial ketenaga kerjaan yaitu terbukanya lapangan pekerjaan
baru dalam sektor industri sehingga dapat memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat yang menganggur, dan petani yang gagal. Dengan adanya
industri ini pendapatan masyarakat semakin meningkat dan kesejahteraan
semakin terjamin dengan baik. Selain itu keberadaan industri pabrik kayu
lapis Abioso juga mengakibatkan hilangnya nilai-nilai sosial dalam
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Kontribusi Industri Pabrik Kayu Terhadap Ketersediaannya
Lapangan Pekerjaan
Keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso bagi sebagian
masyarakat mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat. Sebagian besar masyarakat Desa Ngargosari bekerja pada
sektor industri ini. Ada 1171 jiwa penduduk Desa Ngargosari, yang
bekerja di industri pabrik kayu lapis ini 299 jiwa, sedangakan 400 jiwa
bekerja sebagai petani dan sisanya bekerja dalam beberapa pekerjaan
lainnya.
Keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari
mempunyai pengaruh besar dan positif bagi masyarakat Desa Ngargosari.
Pengaruh yang berarti adalah perubahan sosial ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja di Desa Ngargosari. Karena dirasa sektor pertanian kurang
menjanjikan dalam pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti yang
diungkapkan MJ berikut ini:
“…yang penting asal ada kemauan bekerja tidak ada pengangurandi Desa Ngragosari, karena peluang yang diberikan begitu luas”.(MJ/30/05/2012)Demikian pernyataan MJ mengenai kontribusi yang ditawarkan
tentang keberadaan industri pabrik kayu lapis ini, penganguran dan
kesempatan bekerja bagi masyarakat dalam menambah pendapatan dapat
teratasi dengan baik setelah muncul industri ini, karena ada peluang yang
begitu besar bagi masyarakat untuk bekerja dalam industri ini. MJ juga
mengungkapkan:
“…sing penting mbak saking industri iki, sampun katah nyeraptenaga kerja, ingkang utami tiang saking Desa Ngargosari,makane songko sitik ngurangi penganguran. kulo ngih senengmbak, sampun saget bantu masyarakat sekitar golek pekerjaan”.(yang penting dari industri ini, sudah banyak nyerap tenaga kerjaterutama orang dari Desa Ngargosari, maka dari it sudahmengurangi penganguran. Saya juga senang sudah bisa membantumasyarakat sekitar dalam mencari pekerjaan). (MJ/30/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Ungkapan dari karyawan industri pabrik kayu lapis mengenai
kontribusi yang ditawarkan dari keberadaan indusri kayu lapis Abioso di
Desa Ngargosari NNJ beranggapan bahwa dengan adanya industri ini
warga masyarakat di Desa Ngargosari dapat membuka lapangan pekerja
baru dan memberi kesempatan kerja. Berikut penuturan NNJ:
“…ya dengan adanya industri kayu lapis ini di Desa Ngargosari,masyarakat sudah tidak ada yang mengangur lagi mbak…”(NNJ/31/05/2012)
Ungkapan lain datang dari warga masyarakat dan juga sebagai
ketua RT di Desa Ngargosari yaitu TK, beliau mengungkapkan sebagai
berikut:
“…dengan keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso ini,pengangguran sudah tidak ada lagi khususnya di DesaNgargosari…” (TK/01/06/2012)
Karena TK sangat merasakan dampak yang ditimbulkan dengan
adanya industri pabrik kayu lapis Abioso. Yaitu warga masyarakat di Desa
Ngargosari memiliki kesempatan kerja karena terbukanya lapangan
pekerjaan sehingga tidak ada penganguran di Desa Ngargosari telah
teraratasi dengan baik. Seperti yang diungkapkanny berikut ini:
“…senang dan lega mbak, melihat warga disini sudah memilikikemauan kerja yang tinggi..” (TK/01/06/2012)
Hal yang sama di ungkapkan oleh R sebagai ketua RW di Desa
Ngargosari. Bahwa keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso ini
sangat membantu warga dalam meningkatkan kesejahteraan bagi
kehidupannya. Seperti yang diungkapkan R berikut ini:
“…ngih sakwene enten industri pabrik kayu lapis niki, saget bantumasyarakat ningkatke kesejahteraan uripe mbak...”. (setelah adaindustri pabrik kayu lapis ini, bisa membantu masyarakat dalammeningkatkan kesejahteraan hidupnya.(R/01/06/2012)
Sebagian besar masyarakat Desa Ngargosari bekerja pada sektor
industri pabrik kayu lapis. Mereka dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
bagian longyard (penerimaan dan penggolahan kayu glondong), saw mill
(pengergajian kayu), produksi (pengelupasan kayu atau pembuatan
veneer), hot pres (pengeringan vineer dengan cara pemakaian oli yang
dipananaskan), plywood (pembuatan triplek), barecore (pembuatan lapisan
tengah triplek), repair (pengeleman), asah pisau (pengasahan pisau atau
mungkal), dan pemasaran. Seperti yang diungkapkan pemilik industri
pabrik kayu lapis Abioso yaitu MJ berikut ini:
“kulo bagi bagian-bagian kerja dadi 9 bagian mbak, ngih niku,penerimaan kayu glondong, pengupasan kayu/pembuatan viner,pengeringan veneer, pembuatan triplek, pembuatan lapisan triplek,pengasah pisau kalih sing terakhir pemasaran mbak”. (bagiandalam bekerja menjadi 9 bagian yaitu penerimaan kayu glondong,pengupasan kayu/pembuatan viner, pengeringan veneer,pembuatan triplek, pembuatan lapisan triplek, pengasah pisau kalihsing terakhir pemasaran). (MJ/31/05/2012)
Bekerja di industri kayu lapis Abioso karena bekerja di sana tidak
memerlukan keahlian dan tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, dan
patokan umur asalkan bersedia untuk bekerja dengan sungguh-sungguh
maka akan diterima di industri pabrik kayu lapis ini jika memerlukan
karyawan. Dan penerimaan kerja yang akan didahulukan adalah dari
warga di Desa Ngargosari. Seperti yang di ungkapkan pemilik industri ini
yaitu MJ berikut ini:
“memang kulo pekerjakan mboten memerlukan jenjang pedidikanyang tinggi kok mbak, asal purun bekerja keras sesuai kalihketentuan sing enten, ngih tak terima asal membutuhkan karyawan,kulo ngih nerima karyawan tak utamakke masyarakat DesaNgargosari niki kok mbak”. (memang yang dipekerjakan tidakmemerlukan jenjang pendidikan yang tinggi, asalkan mau bekerjakeras sesuai dengan ketentuan yang ada dan jika membutuhkankaryawan, dan penerimaannya yang didahulukan adalahmasyarakat Desa Ngargosari). (MJ/31/05/2012)
Hal tersebut menurtut warga masyarakat Desa Ngargosari,
sangatlah bagus dan memang harusnya seperti itu. Karena kemajuan
industri pabrik kayu lapis Abioso itu berhasil juga berkat bantuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
masyarakat Desa Ngargosari. Dan keberadaannya pun di tengah-tengan
desa tersebut, Maka harus memberi kontribusi juga bagi masyarakat Desa
Ngargosari. Seperti yang diuangkapkan TK
“…ya dari awal berdirinya industri ini, pemilik pabrik denganwarga sepakat menerima dan mendahulukan warga dari DesaNgargosari ini kok mbak…” (TK/01/06/2012)
Ungkapan yang sama dari ketua RW yaitu R, bahwa kesepakatan
dari pemilik industri dengan perangkat desa sudah dipenuhi.
“…ngih mbak, memang mpun enten kesepakatan kok, kalih warga.Nek penerimaan karyawan bakal diutamakke saking DesaNgargosari niki…”. (memang sudah ada kesepakatan bersamawarga kalau penerimaan karyawan akan di utamakan bagimasyarakat Desa Ngargosari). (R/01/06/2012)
Keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso selain membuka
lapangan pekerjaan, juga memberi kontribusi yang baik bagi para petani,
karena pemilik industri kayu lapis ini setiap tahunnya mempunyai program
member bibit-bibit kayu sengan dan jabon secara gratis. Dikarenakan
selain industri meraih keuntungan dari hasil kayu itu, petani juga memiliki
keuntungan dari penebangan kayu-kayu tersebut. Karena penanaman kayu
itu adalah penanaman jangka panjang dan tidak memerlukan biaya rawat
yang mahal. Berikut ungkapan MJ sebagai berikut:
“…ngih kulo setiap tahun gadah kegiatan misale bagi-bagi bibit-bibit kayu kangge masyarakat…”. (saya setiap tahun mempunyaikegiatan yaitu membagi bibit-bibit kayu untuk masyarakat).(MJ/31/05/2012)
Ungkapan yang sama di ungkapkan LMT yang bekerja di industri
tersebut dan juga masih memiliki sedikit lahan pertanian. Lahan
pertaniannya di tanami kayu sengon dan jabon.
“…iya mbak, setiap tahunnya memang dari industri ini membagibibit kayu gratis…”. (LMT/31/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Jadi, industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari dapat
membuka lapangan pekerjaan baru dan kesempatan kerja untuk
masyarakat terutama masyarakat Desa Ngargosari, karena warga
masyarakat banyak yang bekerja di sektor industri ini.
b. Kontribusi Industri Pabrik Kayu Terhadap Pendapatan dan
Kesejahteraan
Dalam industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari,
pendapatan yang diperoleh oleh warga masyarakat yang bekerja di industri
ini akan mengalami kenaikan. Seperti yang diungkapkan beberapa
karyawan yang bekerja di industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari. Penuturan LMT yang diungkapkan seperti berikut:
“Dahulu saya bekerja sebagai di sektor pertanian mbak, tetapipenghasilannya itu gak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.Karena saya mendapatkan penghasilan saat panen saja, setiappanen itu 6 bulan sekali, setiap panen biasanya kurang lebih Rp.2.000.000,00 tetapi sekarang setelah bekerja di industri ini sayasetiap bulannya mendapatkan pendapatan Rp. 750.000,00 perbulan. Alhamdulilah, walau mepet tapi kebutuhan sehari-hariterpenuhi”. (LMT/31/05/2012)
LMT sangat terpengaruh dengan bekerja di sektor industri pabrik
kayu lapis Abioso, menurutnya bekerja di industri ini mengalami kenaikan
dalam penghasilanyang cukup dapat memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya.
MJ juga memberikan alasan dengan memiliki industri pabrik kayu
lapis Abioso ini, mendapatkan penghasilan yang lebih dari cukup dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Seperti ungkapnnya berikut:
“Lumayan mbak, setiap bulan angsal penghasilan kurang lebihRp. 500.000.000,- perbulan. Penghasilane niku ngih sagetmencukupi kehidupan hidup mbak..”. (Lumayan mbak, setiapbulan penghasilan kurang lebih Rp. 500.000.000.- perbulan danpenghasilannya itu juga bisa mencukupi hidup). (MJ/31/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Penuturan lain juga diungkapkan salah satu perangkat Desa yaitu
TK, sebagai perangkat desa. Peningkatan dalam pendapatan sudah terlihat,
karena warga masyarakat yang bekerja di industri pabrik kayu lapis
Abioso ini terpenuhi kebutuhannya bahkan ada yang bisa membeli
kebutuhan lain-lain misalnya kendaraan sepeda motor, TV bahkan mereka
juga bisa membeli sapi.
“…saya melihat dengan kasat mata ya mbak, yang bekerja diindustri pabrik kayu lapis Abioso itu banyak, yang bisa membelikendaraan, TV bahkan membeli sapi walau dengan sistemkridit…”. (TK/01/06/2012)
Ungkapan NNJ tentang pendapatnnya selama bekerja di industri
pabrik kayu lapis Abioso ini, lebih meningkat dari pada saat NNJ bekerja
di toko roti Wonder di Semarang walau meningkat sedikit.
“Pendapatan saya selama bekerja di toko roti wonder, hanya sekitarRp. 400.000,00 perbulan, tetapi habis untuk biaya hidup sehari-haridi Semarang. Tetapi setelah bekerja di industri pabrik kayu lapisAbioso ini pendapatannya sedikit meningkat yaitu Rp. 750.000,00perbulan, tetapi cukup untuk biaya hidup sehari-hari danmencukupi kebutuhan keluarganya. (NNJ/31/05/2012)
Penuturan yang sama dari PT yang dahulunya hanya menjadi buruh
petani harian, dahulu dari hasil buruhnya setiap hari hanya mendapatkan
Rp. 5000,00 per bulan. Jika dihitung satu bulan hanya mendapatkan Rp.
155.000,00 per bulan, dengan hasil itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari sangat kurang dan tidak tercukupi tetapi setelah bekerja di industri
pabrik kayu lapis PT pendapatan 4 kali lipat dari pendapatan sebelumnya.
“…Alhamdulilah mbak, semenjak kulo kerja ting Abioso,pendapatan kulo bertambah, sampun mencukupi kebutuhan sehari-hari kalih nyekolahke anak mbak..”, (alhamdulilah, setelah bekerjadi abioso pendapatan saya bertambah, sudah mencukupi kebutuhansehari-hari sama menyekolahkan anak). (PT/01/06/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Jadi, dengan bekerja di industri pabrik kayu lapis Abioso,
pendapatan yang di terima PT mengalami kenaikan. Sehingga PT lebih
memilih bekerja di sektor industri pabrik kayu lapis Abioso.
W juga berpendapat kalau penghasilan yang di dapat saat menjadi
petani hanya mendapatkan hasil saat masa panen saja dan biaya rawat
tanamannya juga mahal sedangkan setelah bekerja di sektor industri pabrik
kayu lapis Abioso dan mendapatkan gaji atau upah setiap bulannya krang
lebih Rp. 750.000,00 jika W harus lembur, bisa sampai Rp. 800.000,00.
Seperti yang diungkapkan W sebagai berikut:
“…saya sampun bersyukur mbak, memenjak kulo bekerja tingindustri niki, saya mendapatkan penghasilan setiap bulan…”.(saya sudah bersyukur mbak, setelah bekerja di industri ini, sayamendapatkan penghasilan setiap bulan). (W/01/06/2012)
Penuturan dari ketua RW yang dahulunya bekerja di industri pabrik
kayu lapis Abioso yaitu R. juga merasa keberadaan industri ini
peningkatan pendapatan sangat terasa. Yang dahulunya R tidak memiliki
pekerjaan, dan bisa bekerja di industri tersebut. Seperti yang di tuturkan R
berikut ini:
“…Lumayan mbak, penghasilan dari Abioso, bisa untuk kebutuhansehari-hari..” (R/01/06.2012)
Selain itu keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso,
memberikan kesejahteran baik jasmani maupun rokhani, kesejahteraan
jasmaninya adalah memberikan pendapatan setiap bulan sehingga bisa
mencukupi kenutuhan hidup sehari-hari, dan kemudian kesejahteraan
rokhani yaitu rekreasi. Hal ini di ungkapkan LMT:
“…iya mbak, sebulan sekali saya, istri dan anak bisa belanjadisupermarket, tidak di pasar lagi. Ya…sama nyenengin anakmbak”. (LMT/31/05/2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Hal yang sama juga di ungkapkan NNJ, dengan hasil yang peroleh
setiap bulan, selain kebutuhan jasmani terpenuhi, tetapi kebutuhan rokhani
juga terpenuhi.
“ setidak-tidaknya walau tidak setiap hari atau setiap bulan, sayabisa meninkmati rekerasi mbak, saya bisa jalan bersama teman-teman, untuk menghilangkan penat katera pekerjaan”.(NNJ/31/05/2012)
Jadi, industri pabrik kayu lapis Abioso ini dapat memberikan
income pendapatan bagi warga masyarakat dengan keberadaan industri ini,
masyarakat semakin sejahtera karena upah yang diterima dapat meningkat
setelah bekerja di industri kayu lapis Abioso. Masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan hidup dengan baik dan dapat menerima penghasilan yang
cukup. Kebutuhan akan jasmani dan rohani dapat tercukupi dengan baik.
Keburuhan rohani yang diterima masyarakat misalnya kebutuhan akan
rekreasi dapat dinikmati warga dengan hasil upahnya, sedangkan
kebutuhan jasmani mereka dapat memperbaiki rumah, membeli
kenndaraan bermotor, TV, serta menyekolahkan anak-anaknya.
c. Lunturnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat
Setelah masuknya pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari,
perubahan masyarakatpun terjadi. Misalnya hilangnya nilai-nilai sosial
dalam masyarakat. seperti yang di ungkapkan warga masyarakat Desa
Ngargosari yaitu TK:
“…ya perubahan sosial pasti ada mbak, setelah masuknya pabriktersebut, misalnya ada salah satu warga yang memiliki hajad yangdahulu hanya sebagai petani, bisa melakukan gotong royong kapansaja. Tetapi setelah bekerja di pabrik jarang ikut gotong royong,bahkan tidak pernah mbak…”.(TK/01/06/2012)
Ungkapan yang sama juga di ungkapkan oleh warga masyarakat
Ngargosari yaitu R:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
“…ngih mbak, sakniki kumpulan bulannan niku ngih jarang dugi,soale kerjo sift dalu ngoten mbak. (iya mbak, sekarang kumpulansetiap bulan juga jarang datang, katena kerja sift malam).(R/01/06/2012)
Penuturan lain di ungkapkan pemilik industri yaitu MJ, bahwa
perubahan dalam masyarakat itu pasti ada, terutama perubahan sosial
maupun perubahan ekonominya. selain dampak positif pasti ada dampak
negatif. Dalam mengatasi itu, sebagai pemilik industri membuat sistem
cuti, jika tenaga kerjanya sakit atau memiliki kepentingan. Tetapi juga
terbatas.
“…iya mbak, saya sudah memberi sistem cuti jika tenaga kerjasaya, sakit atau mempunyai kepentingan. Tetapi namanya bekerjapasiti cuti itu sangat terbatas. Dalam 6 bulan, saya memberikan cutiselama 3 kali. (MJ/31/05/2012)
Selain itu masyarakat juga mengalami perubahan, setelah bekerja
di industri pabrik kayu lapis Abioso ini yaitu masyarakat memiliki jiwa
konsumtif yang tinggi. Seperti yang di ungkapkan pemilik industri yaitu
MJ:
“…setelah masyarakat pekerja di sektor industri ini, memiliki jiwakonsumtif yang tinggi terutama anak muda. Mereka bisa membeliapapun yang dimau sesuai dengan kemampuannya..”(MJ/31/05/2012)
Ungkapan pemilik industri pabrik kayu lapis abioso dibenarkan
oleh warga masyarakat yaitu TK:
“ setelah bekerja di pabrik, secara fisik mereka sudah mengalamiperubahan mbak, karena yang dahulu hanya petani ataupenganguran yang memiliki penghasillan sedikit atau tidakmemiliki penghasilan sekarang selain mencukupi kebutuhan, tetapijuga sudah bisa membeli apa yang mereka inginkan..”.(TK/01/06/2012)
Seperti yang diungkapkan NNJ, bahwa setelah bekerja di industri
pabrik kayu lapis Abioso, merasa mengalami banyak perubahan, terutama
menjadi seseorang yang memiliki jiwa konsumtif yang tinggi, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
merasa memiliki penghasilan yang cukup, karena NNJ masih muda dan
belum memiliki tanggungan karena belum berkeluarga. Berikut ungkapan
dari NNJ:
“…iya mbak, saya sekarang bisa membeli kebutuhan saya sendiri,saya juga bisa membeli HP dan pulsa sendiri, dan saya juga seringmembeli baju dan make up sendiri..”. (NNJ/31/05/2012)
Ungkapan yang sama juga di ungkapkan LMT, bahwa perubahan-
perubahan yang terjadi setelah keberadaan industri ini sangat signifikan.
Karena perubahan ini termasuk perubahan rokhani, walau menghilangkan
nilai-nilai di dalam masyarakat.
“…gini mbak, sekarang banyak sekali orang-orang membelikebutuhan sehari-hari tidak lagi di pasar tradisional, lebih memilihberbelanja di pasar modern, karena mereka memiliki kepuasansendiri, misalnya tempatnya lebih bagus, nyaman, bersih, dan lebihmudah mencari apa yang ingin dicari. Padahal, mbak tau sendirikan kalau harganya lebih terjangkau kalau berbelanja di pasartradisional”.(LMT/31/05/2012)
Jadi, setelah munculnya industri pabrik kayu lapis Abioso
memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
adalah memberikan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja,
memberikan pendapatan dan mensejahterakan masyarakat, sedangkan
dampak negatifnya adalah lunturnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat.
C. Pembahasan
1. Awal Masuknya Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso
Masyarakat pedesaan pada umumnya bekerja pada sektor
pertanian. Karena pedesaan yang memiliki ciri-ciri khas menurut Siagian,
(1983) sebagai berikut :
a. Kehidupan di pedesaan erat hubungannya dengan alam, matapencaharian tergantung dari alam serta terikat pada alam.
b. Umumnya semua anggota keluarga mengambil bagian dalamkegiatan bertani, walaupun keterlibatannya berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
c. Orang desa sangat terikat pada desa dan lingkungannya, apa yangada di desa sukar dilupakan sehingga perasaan rindu akan desanyamerupakan ciri yang Nampak.
d. Di pedesaan segala sesuatu seolah-olah membawa hidup yangrukun, perasaan sepenangungan dan jiwa tolong menolong sangatkuat dihayati.
e. Corak feodalisme masih nampak walaupun derajatnya sudah mulaiberkurang.
f. Hidup di pedesaan banyak bertautan dengan adat istiadat dankaidah-kaidah yang diwarisidari satu generasi berikutnya, sehinggasering masyarakat desa dicap “statis”
g. Di beberapa daerah jiwa masyarakat terbuka kepada perkara-perkara rohani sehingga mereka tidak mudah melepaskanketerikatan dan ketakutannya ilah-ilah dalam kehidupan sehari-hari.
h. Karena keterkaitan terhadap lingkungan dan kebiasaan-kebiasaanyang ada mereka mudah curiga terhadap sesuatu yang lain daripadayang terbiasa, terutama terhadap hal-hal yang lebih menuntutrasionalitas.
i. Banyak daerah pedesaan yang penduduknya sangat padat padahallapangan pekerjaandan sumber penghidupan relative sedikitmengakibatkan kemelaratan sehingga sering mendorong jiwaapatis. ( hlm. 30-31)
Masyarakat dapat memberikan kontribusi yang baik bagi
kelangsungan perokonomian suatu negara. Munandar (2001) masyarakat
disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih yang
erat.(hlm. 122) Dalam hal ini, masyarakat akan memberi kontribusi yang
baik bagi pembangunan di suatu daerah. Begitu pula di daerah pedesaan,
masyarakat desa masih memiliki suatu persekutuan hidup yang memiliki
sifat kekeluargaan yang masih kental. Selain itu Munandar Solaeman
(2001) juga menyatakan bahwa desa memiliki ciri-ciri, ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
Ciri lain bahwa desa terbentuk erat kaitannya dengan nalurialamiah untuk mempertahankan kelompoknya, melaluikekerabatan tinggal bersama dalam memenuhi kebutuhannya.Perkembangan lanjut suatu desa akan memunculkan desa lainnya,sebagai fungsi induk desa. Masyarakat kota ditekankan daripengertian kotanya dengan ciri dan sifat kehidupannya sertakekhasan dalam interes hidupnya. Dalam masyarakat kotakebutuhan primer dihubungkan dengan status sosial dan gayahidup masa kini masyarakat modern. (hlm. 131-132)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Masyarakat desa sedang mengalami pertumbuhan dalam bidang
perindustrian. Desa Ngargosari merupakan suatu daerah yang letaknya
sangat strategis. Desa ini masih termasuk daerah tegalan atau ladang.
Sehingga untuk membangun kawasan industri di daerah ini tidak sulit.
Industri yang berkembang di daerah pedesaan khususnya di Desa
Ngargosari adalah industri kayu lapis Abioso. Berdirinya industri ini
menyebabkan perubahan yaitu perubahan ekonomi dan sosial. Dengan
keberadaan industri ini bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan
masyarakat.
Dalam mendirikan industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari, pemilik industri yaitu MJ ingin meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, beliau melakukan tindakan sosial dengan mendirikan industri
pabrik kayu lapis Abioso. Seorang individu yang melakukan sebuah
tindakan berarti terkandung suatu tujuan yang ingin di capai. Inisiatif
untuk mendirikan industri pabrik kayu lapis berasal dari dirinya sendiri.
Pada dasarnya manusian adalah aktor yang bersifat aktif dan kreatif dari
sebuah realitas sosialnya dimana keputusan berada pada dirinya sendiri.
Manusia bebas melakukan tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sejalan dengan hal itu Hinkle dalam Ritzer (2004)
menjelaskan bahwa:
Manusia adalah aktor yang kreatif darirealitas sosialnya. Manusiaadalah aktif dan kreatif. Tindakan manusia muncul darikesadarannya sendiri dari subyek dan dari situasi eksternal dalamposisinya sebagai obyek. Sebagai subyek, manusia bertindak atauberperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi, tindakanmanusia bukan tanpa tujuan. Dalam bertindak manusianmenggunakan cara, teknik, prosedur, metode perangkat yangberpikiran cocok untuk mencapai tujuan tersebut.manusia memilih,menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang,dan telah dilakukannya. (hlm. 43-46)
Tindakan sosial merupakan sebuah paradigm yang ditemukan oleh
Weber. Pemikirannya mengenai konsep verstehen (pemahaman subyektif)
sebagai metode untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai arti-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
arti subyektif tindakan sosial. Sosiologi menganalisa perilaku actual
manusia individual menurut orientasi subyektif mereka sendiri. Konsep
rasionalitas merupakan kunci dari amalisa obyektif mengenai arti-arti
subyektif dan merupakan dasar perbandingan mengenai jenis-jenis
tindakan sosial yang berbeda. Dalam hal ini, aktor sangat berperan penting
dalam melakukan tindakan sosial. Aktor dalam hal ini adalah masyarakat
itu sendiri. Sebagai aktor, masyarakat mulai melakukan suatu tindakan
guna mencapai suatu tujuan yang dicapai.
Metode pemahaman yang diajukan Weber bukan hanya bersifat
pemberian penjelasan kausal saja terhadap tindakan sosial manusia seperti
penjelasan dalam ilmu alam. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, weber
membedakannya dalam empat tipe. Keempat tipe tindakan tersebut adalah:
Rasionalitas instrumental ( Zwek rational ), rasionalitas yang berorientasi
nilai (Wertrational Action), tindakan tradisional (Traditional action), dan
tindakan efektif (Affectual Action). (Doyle Paul Johnson, 1986: 220-221)
Dari keempat tindakan sosial, dalam penelitian di Desa Ngargosari
tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pelaku industri pabrik
kayu lapis Abioso, termasuk dalam tindakan Zwerk Rational atau
Rasionalitas Instrumental dimana tindakan ini aktor tidak hanya sekedar
menilai cara yang baik untuk mencapai tujuannya menentukan nilai dari
tujuan itu sendiri. Tindakan masyarakat dalam menentukan kegiatan
industri pembuatan kayu lapis didasarkan pada keadaan untuk mencari
jalan keluar dalam menghadapi terbatasnya lapangan pekerjaan, selain itu
juga memotivasi mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka guna
mencapai kesejahteraan hidup.
Jika tindakan yang dilakukan masyarakat pelaku industri yang ada
di Desa Ngargosari merupakan salah satu tindakan Zwerk Rational atau
Rasionalitas Instrumental yang memiliki tujuan yang ingin dicapai para
pelaku industri pabrik kayu lapis. MJ memiliki alasan mendirikan industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
ini supaya kesejahteraannya meningkat serta pemasukan pendapatan
income dapat mengalami peningkatan. Tujuan yang lain juga keinginan
untuk membuka lapangan pekerjaan baru.
Kemudian menurut Talcott Parsons bahwa dalam suatu kompleks
kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, harus
melalui empat sistem fungsi imperatif fungsional AGIL yaitu Adaptation
(adaptasi), Goal attainment (pencapaian), Integration ( integrasi), Latency
(Latensi atau pemeliharaan pola). Ekonomi adalah subsistem yang
berfungsi menyesuaikan masyarakat kepada lingkungan melalui kerja dan
produksi. Melalui fungsi itu, ekonomi menyesuaikan lingkungan kepada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan membantu masyarakat beradaptasi
kepada realitas-realitas eksternal.
Di zaman globalisasi ini, kebutuhan masyarakat semakin
meningkat misalnya kebutuhan sandang, pangan dan papan, kebutuhan
pendidikan atau sekolah serta kebutuhan-kebutuhan skunder lainnya, tetapi
sulitnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat dihadapi dengan
permasalahan ekonomi. Kemudian setelah ada salah seorang warga
masyarakat memiliki ide dan tujuan yang baik yaitu memiliki untuk
kesejahteraan hidupnya dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Maka
melihat kebutuhan masyarakat yang yang sulit dicapai, kemudian didirikan
industri pabrik kayu sesuai dengan kemampuannya. Dengan adanya
industri ini terbukanya lapangan pekerjaan sehingga masyarakat memiliki
kesempatan kerja dan memperoleh pendapatan.
Dalam penelitian ini, seorang pemilik industri melakukan tindakan
rasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, jika keempat
imperatif fungsionalnya yaitu AGIL terpenuhi maka fungsi tersebut akan
memberikan pengaruh terhadap perubahan masyarakat terutama perubahan
sosial ekonominya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2. Perkembangan Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso
Industri merupakan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Seperti yang dinyatakan Dumairy,
(1997), bahwa pengertian industri:
Industri merupakan suatu sektor ekonomi yang di dalamnyaterdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadibarang setengah jadi. (hlm.227)
Seperti halnya industri pabrik kayu lapis Abioso mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi. Industri ini mempunyai peran penting dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat. Sektor industri yang mengalami
peningkatan atau perkembangan juga akan berpengaruh dalam
kesejateraan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Irsan Azhari (1886)
berikut ini, bahwa manfaat dari berdirinya industri:
e) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik itu sandang, pangan,dan papan
f) Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlahindustri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yangdiserap terutama pada industri padat karya
g) Dapat meningkatkan pendapatan perkapitah) Dapat diikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang
ekonomi terutama sektor industri. (hlm. 5)
Industri memberi manfaat yang sangat besar bagi perekonomian di
suatu Negara. Sektor ini memberi lapangan pekerjaan di masyarakat
penganguran dapat teratasi dengan baik. Begitu halnya dengan industri
pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari manfaat mengatasi dengan
baik penganguran yang menjadi masalah sosial dalam suatu wilayah .
karena pembukaan industri di suatu wilayah dapat menyerap tenaga kerja.
Dalam perindustrian juga dapat digolongkan, “industri di
golongkan antara lain berdasarkan kelompok komoditas, berdasarkan skala
usaha, dan berdasarkan hubungan arus produknya” Dumairy (1997).
Penggolongan yang paling universal adalah berdasarkan “baku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
international klasifikasi industri” (international standart of industrial
classification, ISIC). (hlm. 232). Penggolongn menurut ISIC ini
didasarkan atas pendekatan kelompok komoditas yang secara garis besar
merupakan industri kayu dan barang-barang dari kayu. Dan dilihat dari
Biro Pusat (BPS) Statistik membedakan skala industri menjadi empat
lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha sebagari berikut:
e) Perusahaan/ industri besar jika mempekerjakan 100 orang ataulebih
f) Perusahaan/ industri sedang jika mempekerjakan 20 orang sampai99 orang
g) Perusahaan/ industri kecil jika mempekerjakan 5 orang sampai 19orang
h) Industri kerajinan rumah tangga jika mempekerjakan < 5 orang(termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar)
Industri pabrik kayu lapis Abioso merupakan industri kayu dan
barang-barang dari kayu, dan merupakan industri atau perusahaan besar,
karena industri pabrik kayu lapis Abioso sudah mempekerjakan lebih dari
100 orang, lebih tepatnya mempekerjakan 825 tenaga kerja.
Awal perkembangan industri pada tahun 1992, ternyata sektor
industri telah menggeser peranan sektor pertanian dalam pembangunan.
Industri telah menyumbang PDB (Produk Domestik Bruto). Sektor industri
secara keseluruhan menyumbang 40% terhadap PDB, dimana peran
industri manufaktur cukup menonjol karena menyumbang 21% terhadap
PDB. Pada tahun yang sama sumbangan sektor pertanian menurun drastis
hingga tinggal 19% dari PDB (BPS 2000). Kemudian pada tahun 2009.
Sektor industri secara keseluruhan menyumbang 60% terhadap PDB,
dimana peran industri menyumbang 49% terhadap PDB dan sektor
pertanian sangan menurun drastis hingga 11% dari PDB (Sumber: BPS
2009). Jadi sektor industri merupakan salah satu sektor yang berpengaruh
penting dalam pembangunan dan perekonomian, dan sektor industri mulai
berkembang lebih cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Industri pabrik kayu lapis Abioso ini mulai berdiri tahun 2000, dan
mulai berkembang sejak tahun 2004. Setelah berkembangnya industri ini,
sangat berpengaruh penting bagi masyarakat sekitar terutama masyarakat
Desa Ngargosari, karena dengan keberadaan industri ini penganguran di
Desa ini sudah teratasi, dan yang dahulunya bekerja di sektor pertanian
yang dirasa kurang terpenuhinya kebutuhan, bisa beralih ke sektor industri
dan bisa mensejahterakan kehidupan.
MJ pemilik industri pabrik kayu lapis Abioso dan karyawan
beberapa karyawan yaitu LMT, NNJ, W, dan PT merasa senang, dengan
keberadaan industri ini, selain membantu mengurangi penganguran juga
mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat Desa Ngargosari.
3. Dampak Industri Pabrik Kayu Lapis Abioso di Desa Ngargosari bagi
Masyarakat
a. Kontribusi Industri Pabrik Kayu Terhadap Ketersediaannya
Lapangan Pekerjaan
Industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari dapat
memberi kontribusi yang dapat mengurangi penganguran yang ada di
pedesaan. Pengangguran yang menjadi polemik dapat masyarakat dapat
teratasi dengan keberadaan industri ini, sehingga dapat menekan
pengagguran di Desa Ngargosari. Suroto (1992) menyatakan:
Pengangguran adalah mereka mempunyai pekerjaan dan inginmemperolehnya. (hlm. 192)
Setelah berkembang menjadi industri besar, industri pabrik kayu
lapis Abioso memiliki karakteristik, yang dahulunya hanya memakai alat
sederhana, tetapi setelah berkembang alat-alatnya sudah menggunakan alat
modern. Karena alat-alat atau teknologi yang digunakan dalam industri
untuk menunjang proses produksi. Industri pabrik kayu lapis Abioso ini
menggunakan lahan sendiri untuk proses produksi. Tenaga kerja yang
digunakan berasal dari masyarakat, terutama masyarakat Desa Ngargosari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
serta dari daerah lain. Jadi industri pabrik kayu lapis ini memiliki
karakteristik yang sama dengan sektor informal. Menurut Djuhari
Wirakartakusumah (1999) Industri ini merupakan bagian dari kektor
informal, yang memiliki cirri-ciri pokok yang sama:
1) Mudah dimasuki oleh siapapun2) Menggunakan sumberdaya setempat3) Usaha umumnya milik sendiri4) Bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang sudah
disesuaikan dengan kondisi setempat5) Tidak menuntut ketrampilan yang berasal dari pendidikan formal6) Pasar yang dihadapi tidak diatur oleh pemerintah dan sangat
kompetitif. (hlm. 93)
Jadi, industri ini merupakan bagian dari sektor informal sebagian
sumber penciptaan lapangan pekerjaan dan peluang berusaha. Pembukaan
lapangan kerja baru tersebut berdampak pada penekanan penganguran di
Desa Ngargosari. Untuk itu cukup jelas bahwa dengan berdirinya industri
pabrik kayu lapis telah mampu memberikan lapangan pekerjaan baru
sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Sejalan dengan hal tersebut, Irsan
Azahary (1986) mengemukakan: “Dengan adanya pengembangan industri
ada beberapa manfaat yang didapatkan antara lain yaitu menciptakan
lapangan pekerjaan baru, semakin banyaknya jumlah industri yang
dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada
industri padat karya”. (hlm. 5). Dengan hal tersebut, industri kayu lapis di
Desa Ngargosari dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
MJ sebagai pemilik industri pabri kayu lapis Abioso merasa senang
karena dapat memberi peluang kerja bagi masyarakat sekitar serta dapat
mengurangi pengangguran yang ada di Desa Ngargosari. Serta kontribusi
yang diberikan oleh industri ini pembukaan lapangan kerja akan lebih
terbuka lebar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Kontribusi Industri Pabrik Kayu Terhadap Pendapatan dan
Kesejahteraan
Kegiatan industri pabrik kayu lapis Abioso yang berada di Desa
Ngargosari merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar. Industri kayu lapis di Desa Ngargosari memberikan
manfaat kontribusi yang baik bagi kesejahteraan dan peningkatan
pendapatan yang terjadi di daerah pedesaan. Karena dengan keberadaan
industri kayu lapis akan memberikan nilai tambah pula bagi perekonomian
masyarakat di Desa Ngargosari. Industri di daerah pedesaan, merupakan
suatu usaha masyarakat dalam meningkatkan pembangunan dalam suatu
wilayah. Dengan mendirikan industri ini kesejahteraan masyarakat akan
sermakin meningkat karena industri dapat memberikan nilai tambah dalam
kegiatan perekonomian. Menurut Nurumansjah Hasibuan (1993). Secara
makro, pengertian industri adalah:
Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifatsaling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segipembentukan pendapatan, yakni cenderung bersifat makro, industriadalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. (hlm. 3)
Manfaat keberadaan industri merupakn usaha besar , sehingga
industri ini memiliki andil yang besar dalam menyumbang devisa negara
serta memberikan kesempatan berusaha yang seluas-luasnya kepada
masyarakat dalam mengembangkan perekonomian nasional. Pergerakat
tabungan domestic semakin baik, sehingga industri yang dijalankan dapat
mengalami perkembangan setiap tahunnya. Selain itu, industri juga
memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. pendapatan perkapita
yang dimiliki masyarakat semakin meningkat. Hal ini terjadi karena
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian memilih beralih ke sektor
industri, dan yang dahulunya tidak memiliki pekerjaan dapat terserap
dalam industri ini. Hal ini mewujudkan memiliki peluang yang besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat memenuhi kebutahan
yang lain.
Jadi dengan demikian nilai tambah yang diberikan suatu industri
untuk masyarakat adalah peningkatan pendapatan atau pemasukan
(income) serta kesejahteraan yang diinginkan oleh masyarakat.
Tenaga kerja yang bekerja di industri pabrik kayu lapis Abioso di
Desa Ngargosari juga mendapatkan manfaat berkat kontribusi yang
ditawarkan oleh industri ini. Tenaga kerja yang bekerja di industri pabrik
kayu lapis ini mendapatkan upah atau gaji tetap setiap bulannya. Setiap
bulan mendapatkan upah sebesar RP. 750.000,00 dibayarkan dua kali,
tetapi jika lembur bisa sampai RP. 800.000,00 sampai Rp. 900.000,00.
Karena industri ini masih menggunakan upah dengan UMD (upah
minimum daerah). Tetapi menurut tenaga kerja sudah cukup untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya,
dibandingkan bekerja di sektor pertanian.
c. Hilangnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat
Setiap berdirinya suatu industri tidak bisa di pungkiri pasti terdapat
dampak-dampak yang terjadi, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak
positif yang terjadi setelah munculnya industri pabrik kayu lapis Abioso
ini di Desa Ngargosari adalah terbukanya lapangan pekerjaan dan
memberikan pendapatan dan kesejahteraan. Sedangkan dampak negatifnya
adalah hilangnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat.
Munculnya industri pada masyarakat desa mendorong masyarakat
mengalami suatu perubahan dalam kehidupannya, baik perubahan sosial
maupun ekonominya. Karena setiap manusia selalu mempunyai keinginan
memperbaiki nasibnya untuk mempertahankan hidupnya. Menurut Gillin
and Gillin dalam Soerjono Soekanto (1983) menyatakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
perubahan sosial adalah suatu variasi cara-cara hidup yang telahditerima dalam masyarakat yang disebabkan oleh adanya kondisigeografis, kebudayaan material, komposisi pendidikan, ideology,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalammasyarakat. (hlm. 336)
Penduduk yang masih primitive dan masih terikat oleh tradisi,
seiring berkembangan jaman akan mengalami perubahan. Suatu
masyarakat yang berubah secara cepat memiliki sikap yang berbeda
terhadap perubahan. Sikap itu merupakan penyebab dan juga akibat dari
perubahan yang sudah berlangsung. Masyarakat yang berubah dengan
cepat dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakat bersifat
kritis terhadap beberapa bagian dari kehidupan mereka dan selalu
berupaya melakukan penemuan baru. Karena perubahan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.2) Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)hubungan sosial.
3) Modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia.4) Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Menurut Teori Evolusioner menilai bahwa perubahan sosial memiliki
arah yang tetap dilalui oleh semua masyarakat. semua masyarakat melalui
urutan pentahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal
menuju ketahapan perkembangan akhir. Auguste Comte dalam Paul B.
Horton (1984) mengungkapkan tiga tahap perkembangan yang dilakukan
oleh masyarakat:
d) Tahap teologis yang dialami oleh nilai-nilai supranaturale) Tahap metafisik yakni tahap peralihan dimana kepercayaan
terhadap unsur-unsur adikodrati digeser oleh prinsip-prinsipabstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan
f) Tahap positif atau tahap ilmiah, dimana masyarakat diarahkan olehkenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.(hlm. 209)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tahapan evolusioner dikatakan bahwa peralihan masyarakat melalui
serangkaian tahap yang berawal dari tahap kelompok suku homogeny dan
sederhana ketahap yang masyarakat modern yang kopleks. Karl Mark
dalam Paul B. Horton (1984) berpendapat:
serangkaian tahapan perubahan yang kompleksitas teknologinyasemakain meningkat yaitu dari tahap masyarakat pemburuprimitive ke masyarakat industrialis modern. Setiap tahap memilikimetode produksi yang cocok untuk tahap tersebut dan unsurbudaya lainnya diselaraskan dengan cara tersebut. (hlm. 209)
Jadi, perubahan yang terjadi di Desa Ngargosari setelah munculnya
industri pabrik kayu lapis Abioso ini memberikan perbubahan yaitu dari
sektor pertanian beralih ke sektor industri. Mulai dari masyarakat yang
primitive menuju ke masyarakat modern. Perubahan terjadi melalui
beberap faktor. Faktor penunjang petubahan menurut Hendra Puspito
(1989):
f) Berkembangknya ilmu pengetahuan yang dapat menambahpemecahan mengenai berbagai masalah yang dihadapi.
g) Jiwa terbuka terhadap perubahanh) Timbulnya keinginan baru yang dijadikan sebagai cita-cita nasional
yang harus diperjuankan pencapaiannya yang membuka hatibangsa sehingga mendorong terjadinya perubahan
i) Penemuan-penemuan baru di sektor sosial tertentu, yang menjadipeluang penting yang membutuhkan perubahan kode etik danperilaku yang selaras dengan pola-pola kelakuan-kelakuan baruyang masih berbentuk.
j) Kemajuan Negara-negara lain yang merupakan faktor suatuteknologi tepat guna, adaptasi dan dapat disesuaikan dengantingkat kebutuhan dan kemampuan penerima.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, jiwa terbuka
terhadap perubahan, timbulnya keinginan yang menjadi cita-cita,
penemuan-penemuan baru serta kemajuan teknologi dan perkembangan
jaman mendorong masyarakat mengalami perubahan.
Tetapi perubahan-perubahan tersebut, masyarakat Desa
Ngargosari, juga berdampak pada lunturnya nilai-nilai sosial yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
didalam masyarakat. karena dalam pedesaan merupakan Gemeinschaft
atau paguyuban adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian
dengan Triebwille. Kerjasama dan kebersamaan tidak diadakan untuk
mencapai tujuan diluar melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya.
Dalam hal ini masyarakat Desa Ngargosari sangat erat dengan gotong
royong, gotong royong sangat penting bagi masyarakat karena desa suatu
persekutuan hidup permanen pada suatu tempat, kampung dengan sifat
yang khas yaitu kekeluargaan, adanya kolektifitas, ada kesatuan ekonomis
yang memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi, masyarakat desa adalah sistem
sosial sosial yang menempati suatu wilayah yang memiliki sifat
kekerabatan yang sangat kental. Setelah industri pabrik kayu lapis Abioso
ini muncul di Desa Ngargosari lama kelamaan nilai-nilai sosialnya luntur.
yaitu gotong royong, karena sibuk bekerja dengan jam kerja yang tidak
menentu maka lama-kelamaan luntur bahkan hilang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan analisis data penelitian
tentang Dampak Sosial Ekonomi Munculnya Industri Pabrik Kayu Lapis
Pada Masyarakat Desa (Studi Kasus UD Abioso di Masyarakat Desa
Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali) peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, awal masuknya industri pabrik kayu lapis Abioso adalah
salah satu ide warga masyarakat yang memiliki tujuan untuk
mensejahterakan kehidupannya, memberi lapangan pekerjaaan dan
meningkatkan pendapatannya, karena mayoritas penduduk Desa
Ngargosari bekerja di sektor pertanian dan tidak memiliki pendapatan
tetap, setelah munculnya industri ini kemudian beralih pada sektor
industri.
Kedua, perkembangan industri pabrik kayu lapis Abioso memberi
pengaruh bagi masyarakat khususnya Desa Ngargosari, karena
memberikan pendapatan tetap setiap bulan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Ketiga, dampak industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari bagi Masyarakat yaitu dampak positif dan dampak negtif.
Dampak positif dan negatif industri pabrik kayu lapis Abioso ini adalah:
a. Tersedianya lapangan pekerjaan
Dengan adanya industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa
Ngargosari, maka akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi
warga masyarakat. Sehingga, penganguran dapat ditekan dan
petani bisa beralih bekerja di sektor industri. Industri pabrik
kayu lapis Abioso merupakan sektor formal sebagai sumber
penciptaan lapangan pekerjaan baru.
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
b. Memberikan pendapatan dan kesejahteraan
Industri pabrik kayu lapis Abioso di Desa Ngargosari juga
memberikan kontribusi positif dalam penambahan pendapatan
masyarakat. Dari sektor pertanian yang tidak memiliki
pendapatan tetap setiap bulan, mendapatkan pendapatan hanya
dari hasil pertaniannya yang tidak menentu memilih beralih ke
sektor industri yang dirasa lebih akan menambah
pendapatannya.
c. Hilangnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat
Keberadaan industri pabrik kayu lapis Abioso juga memiliki
dampak negatif yaitu hilangnya nilai-nilai sosial dalam
masyarakat misalnya gotong royong dan jiwa konsumtif yang
tinggi. Karena kesibukan bekerja dan jam kerja yang tidak
menentu membuat masyarakat tidak menjalankan
kewajibannya yaitu gotong royong yang menjadi ciri-ciri
masyarakat tradisional (Gemeinschaft), dan merasa memiliki
pendapatan setiap bulan masyarakat berubah menjadi
masyarakat konsumtif.
B.IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa alasan bagi pemilik industri
membuka industri pabrik kayu lapis Abioso menurut Weber merupakan
suatu tindakan sosial yang memiliki makna subyektif. Maka subyektif
terlihat dari adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku
industri pabrik kayu lapis Abioso. Hal tersebut dalam analisis konsep
rasionalitas tindakan sosial Weber merupakan tindakan rasional
instrumental dimana tindakan ini meliputi pertimbangan dan pilihan yang
sadar yang berhubuangan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang
dipergunakan untuk mencapainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Ekonomi adalah subsistem yang berfungsi menyesuaikan
masyarakat kepada lingkungan melalui kerja dan produksi. Melalui fungsi
itu, ekonomi menyesuaikan lingkungan kepada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan membantu masyarakat beradaptasi kepada realitas-realitas
eksternal. Polity (sistem politis) melaksanakan fungsi pencapaian tujuan
dengan mengejar tujuan masyarakat dan memobilisasi para aktor dan
sumber daya menuju tujuan itu. Sistem kepercayaan ( misalnya sekolah,
keluarga dan nilai-nilai) kepada para aktor dan memungkinkan mereka
menginternalisasinya. Yang terakhir, fungsi integrasi dilaksanakan oleh
komunitas masyarakat (misalnya hukum) yang mengkoordinasi berbagai
komponen masyarakat.
Dalam penelitian ini, seorang pemilik industri melakukan tindakan
rasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini, jika keempat
imperatif fungsionalnya yaitu AGIL terpenuhi maka fungsi tersebut akan
memberikan pengaruh terhadap perubahan masyarakat.
2. Implikasi Praktis
Bekerja di sektorindustri pabrik kayu lapis Abioso merupakan cara
yang digunakan warga masyarakat Desa Ngargosari guna meningkatkan
kesejahteraan dan penambahan income pendapatan yang dilakukan
masyarakat. Fakta di lapangan bahwa masyarakat mayoritas bekerja di
sektor pertanian dan setelah munculnya industri ini, masyarakat memilih
untuk beralih ke sektor industri.
C. SARAN
Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang pertumbuhan
sektor industri masyarakat Desa Ngargosari (Studi kasus UD Abioso di
Masyarakat Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Peneliti memberikan saran-saran untuk menambah wawasan mengenai hal
tersebut sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, diharapkan pemerintah memberikan sosialisasi
bagi masyarakat akan pentingnya membuka usaha baru untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan mengurangi
penganguran.
2. Bagi pemilik industri, diharapkan dapat memberikan upah yang
sesuai dengan hasil kerja keras para karyawannya yang telah
bekerja dengan baik, dan memiliki sistem lembur yang menentu
agar masyarakat juga bisa memenuhi kewajibannya sebagai warha
masyarakat.
3. Sebaiknya industri ini terus dipertahankan dan di kembangkan agar
dapat lebih meningkatkan income pendapatan masyarakat dan
kesejahteraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user