Post on 14-Dec-2015
description
Sistem Pakar Diagnosis dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi
Menggunakan Metode Forward Chaining dengan Bahasa Pemrograman VB
6.0
OLEH
MUHAMAD W SUWANDI (231 10 083)
MARDON DJINGI (231 10 069)
GALVAO A. A. BELO (23110045)
JELIA DA V. OLIVERA (23110129)
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA FAKULTAS/JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA KUPANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.Sebagian dari
masyarakat kita sumber makanannya dapat berasal dari jagung,sorghum, dan sagu. Butir-butir
padi yang sudah lepas dari tangkainya disebutgabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya
disebut beras. Dalam praktek dilapangan setiap penggunaan bibit baru sering menimbulkan atau
mengundanghama atau penyakit tanaman baru.
Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya penyakit
tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap yang parah dan
penyebabkan terjadinya gagal panen. Sebenarnya setiap penyakittanaman tersebut sebelum
mencapai tahap yang lebih parah dan meluas umumnyamenunjukkan gejala-gejala penyakit yang
diderita tetapi masih dalam tahap yangringan dan masih sedikit. Tetapi petani sering
mengabaikan hal ini karenaketidaktahuannya dan menganggap gejala tersebut sudah biasa terjadi
pada masatanam, sampai suatu saat timbul gejala yang sangat parah dan meluas, sehinggasudah
terlambat untuk dikendalikan. Ahli pertanian dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk
menganalisa gejala-gejala penyakit tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua persoalan
yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan banyaknya petani yang mempunyai masalah
dengan tanamannya. Oleh karena itu,pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar
yang memberikaninformasi mengenai hama penyakit tanaman dan dapat mendiagnosis gejala–
gejala penyakit tanaman, khususnya tanaman padi, sekaligus memberikan
solusipenanggulangannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi ataumemperkecil
resiko kerusakan tanaman.
Implementasi sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman VB
agar dapat diakses dan dimanfaatkan masyarakat secara luas.Dengan Sistem Pakar Diagnosis
dan Pengendalian Penyakit Tanama Padi dengan Menggunakan Metode Forward
Chaining diharapkan akan membantu masyarakat luas terutama para petani yang tanaman
padinya sedang terserang penyakit atau hama agar tau cara membasmi penyakit pada padi
tersebut sehinggatidak mengalami gagal panen.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul dalam pembuatan
sistem ini adalah:
a. Bagaimana cara mengenali gejala pada tanaman padi?
b. Bagaimana cara mengatasi dan mendeteksi penyakit pada padi secara efektif dengan
menggunakan metode Forward Chaining?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah hanya pada prosesmengenali penyakit yang sedang dialami padi sesuai
dengan gejala yang dialami, cara penanggulangan penyakit padi dan metode yang digunakan adalah
metode Forward Chaining.
1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan dan yang telah di identifikasi maka tujuan dari
pembuatan sistem ini adalah :
1. Membantu petani mengetahui penyakit yang sedang dialami padi agar
petani tidak mengalami gagal panen dan tahu bagaimana
mengatasinya.
2. Mengurangi kerugian bagi para petani
1.4.2. Manfaat
Dari perancangan pembuatan sistem ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Mempermudah cara mengetahui penyakit yang dialami padi.
2. Diharapakan dapat mengurangi kerugian panen petani.
3. Mempermudah petani mengatasi penyakit yang sedang dialami oleh padi.
1.5. Metode Penelitian
Dalam penyusunan laporan ini diperlukan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah menggunakan classic life cycle
(Waterfall Model) sebagai metode pengembangan sistem yang dimaksud.Langkah-langkah yang
dilakukan sbb:
1) Tahap Persiapan
a) Studi lapangan (Observasi)
Dalam studi lapangan dilakukan pengamatan langsung kepada obyek yang
diteliti dilapangan dan dilakukan wawancara kepada pihak yang berwewenang
atau ditunjuk sesuai dengan masalah yang akan dibahas.
b) Studi pustaka
Dalam studi pustaka ini peneliti juga melakukan pengumpulan data,baik
mengenai materi mapun aplikasi melalui buku-buku, literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2) Tahap pembuatan program
Dalam pemilihan metode ini dijelaskan dengan beberapa tahap yaitu :
a) Analisis (Analysis)
Tahap ini merupakan tahap inisialisasi pendefinisian masalah untuk
menyelesaikan teknik pengembangan perangkat lunak.
b) Desain (Design)
Tahap ini merupakan tahap perancangan terhadap hasil yang didapat dari tahap
analisis yang merupakan tahap perancangan basis data, perancangan masukan dan
keluaran serta perancangan interface.
c) Implementasi (implementation)
Tahap ini merupakan mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat yang
dapat dimengerti mesin komputer,juga dilakukan pengecekan eksekusi program
dan mempersiapkan sistem yang di operasikan pada keadaan yang sebenarnya.
3) Tahap pengujian program (Testing)
Tahap ini merupakan tahap pengujian yaitu mencari tahu sejauh mana tingkat
kesalahan perangkat lunak.
4) Tahap perawatan sistem merupakan usaha dalam memelihara sistem agar sistem
yang telah ada dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
1.6. Sistematika Penulisan
Agar penyampaian laporan ini lebih mudah dibaca dan dipahami maka penulis menyajikan
dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada Bab ini dijelaskan teori yang mendukung dalam perancangan system pakar untuk
diagnose penyakit pada tanaman padi.
BAB III Analisis dan Perancangan Sistem
Menjabarkan tentang penyakit pada tanaman padi berupa nama penyakit, gejala dan
penyebabnya serta tahapan-tahapan dalam merancang program sistem pakar.
BAB IV Implementasi Sistem
Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dari perancangan sistem pakar yang telah
dirancang pada bab sebelumnya.
BAB V Penutup
Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk hasil pembahasan
tugas akhir.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli. Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, diantaranya :
a. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk
memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar.
b. Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu
domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang
pakar.
c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa
menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar .
d. Menurut Turban : Sistem pakar (expert system) adalah paket perangkat lunak pengambilan
keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau
bahkan lebih dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area
masalah.
Ide dasar dari sistem pakar, teknologi kecerdasan buatan terapan adalah sederhana.
Keahlian ditransfer dari pakar ke suatu komputer. Knowledge ini kemudian disimpan didalam
komputer, dan pengguna menjalankan komputer untuk nasihat spesifik yang diperlukan. Sistem
pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat inferensi hingga sampai pada kesimpulan
khusus. Kemudian layaknya konsultan manusia, sistem pakar akan memberi nasihat kepada
nonexpert dan menjelaskan, jika perlu logika dibalik nasihat yang diberikan. Knowledge dalam
sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku,
jurnal, website dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang. Sistem pakar yang
baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari
para ahli (Kusumadewi, 2003).
Sebuah sistem pakar harus memberikan suatu dialog dan setelah diberikan suatu jawaban,
sistem pakar dapat memberikan nasehat atau solusi. Tujuan utama sistem pakar bukan untuk
menggantikan kedudukan seorang ahli atau seorang pakar, tetapi untuk memasyarakatkan
pengetahuan dan pengalaman pakar. Bagi para ahli atau pakar, sistem pakar ini juga dapat
membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar
memungkinkan seseorang dapat meningkatkan produktifitas, memperbaiki kualitas keputusan
dan bisa memecahkan masalah yang rumit, tanpa bergantung sepenuhnya pada seorang pakar.
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban,
2001). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan
pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh
pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain :
Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya :
pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis
kecerdasan.
Prediksi. Termasuk diantaranya : peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi,
prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.
Diagnosis. Termasuk diantaranya : medis, hama, elektronis, mekanis dan diagnosis
perangkat lunak.
Perancangan. Termasuk diantaranya : layout sirkuit dan perancangan bangunan.
Perencanaan. Termasuk diantaranya : perencanaan keuangan, komunikasi, militer,
pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.
Monitoring. Misalnya : Computer-Aided Monitoring Systems.
Debugging, memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.
Perbaikan.
Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan
monitoring kelakuan sistem.
2.2.1 Sejarah Sistem Pakar
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial
Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu
keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan pretasi
pakar atau atau bahkan manusia super. Suatu usaha kea rah ini adalah General Purpose
Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert
Alaxander Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.
Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telahn dikembangkan sejak
pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward
Shortliffe di Standford University diberi nama MYCIN. MYCIN merupakan program
interaktif yang melakukan diagnosa penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta
memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas
penalarannya ecara detail. Dalam uji coba program ini mampu menunjukkan kemampuan
seperti seorang spesialis.
2.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar
Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti :
Mudah dimodifikasi yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan dari
basis pengetahuannya
Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
Terbatas pada bidang spesifik
Output tergantung dialog pengguna(user)
Knowledge Base dan inferensi terpisah
2.2.3 Arsitektur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama yaitu lingkungan
pengembangan(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation
environment).
Gambar 2.2.3.1 arsitektur sistem pakar
Komponen-komponen yang biasa terdapat dalam sebuah system pakar terdiri dari :
1. Antarmuka Pengguna (User Interface)
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna sistem pakar untuk
berkomunikasi. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan
pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari
pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran,
teori, prosedur, dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan
teranalisa (pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang
diinputkan kedalam komputer.
Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:
a. Pendekatan berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).
bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan. Pada pendekatan berbasis
aturan, pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : if-then.
b. Pendekatan berbasis kasus (Case-Based Reasioning)
Pada pendekatan berbasis kasus, basis pengetahuan, akan berisi solusi-solusi yang
telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang
terjadi sekarang (fakta yang ada).
3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam
menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap
ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke
dalam basis pengetahuan. Terdapat tiga metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :
wawancara, analisis protokol dan observasi pada pekerjaan pakar.
4. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi merupakan program komputer yang memberikan metodologi untuk
penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan
untuk memformulasikan kesimpulan .
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi
untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis
pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan
mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk
mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi
penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti
(Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning
akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia,
sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Dan untuk strategi
pengendalian ini berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.
Dalam penelitian ini, agar dapat menerapkan aplikasi sistem pakar untuk
mendiagnosa hama dan penyakit tanaman hortikultura digunakan strategi penalaran pasti
(Exact Reasioning) karena data yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan atau untuk
membuat suatu solusi dalam mendiagnosa hama dan penyakit tersebut telah tersedia.
Berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa komputer terisi pengetahuan -
pengetahuan dari pakar yang telah tersusun dalam knowledge base, dalam hal ini komputer
juga harus mendapatkan inputan-inputan dan setelah mendapatkan inputan maka akan
dicocokan dengan fakta-fakta yang ada di knowledge base olehinference engine, selanjutnya
diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada inference engine yang nantinya
akan menghasilkan suatu keputusan.
Terdapat dua teknik pelacakan dalam mesin inferensi yaitu pelacakan ke depan atau runut
maju (forward chaining) yaitu pendekatan yang dimotori pada (data driven), dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan yang selanjutnya menggambarkan
suatu kesimpulan. Dan pelacakan ke belakang atau runut belakang (backward chaining)
merupakan pendekatan yang dimotori tujuan (goal driven), dalam pendekatan ini pelacakan
dimulai dari tujuan yang selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut membuat
suatu kesimpulan.
5. Workplace
Merupakan memori kerja (working memory) yang digunakan untuk menyimpan
kondisi/keadaan yang dialami oleh pengguna dan juga hipotesa serta keputusan sementara.
6. Fasilitas Penjelasan
Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi
mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai terkadang bukanlah seorang
ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas penjelasan. Fasilitas penjelasan inilah
yang dapat memberikan informasi kepada pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga
dihasilkan suatu keputusan.
7. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta
kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut tidak bisa diremehkan dalam
pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab
kesuksesan dan kegagalan yang terjadi.
Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain :
Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya :
pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis
kecerdasan.
Prediksi. Termasuk diantaranya : peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi,
prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.
Diagnosis. Termasuk diantaranya : medis, hama, elektronis, mekanis dan diagnosis
perangkat lunak.
Perancangan. Termasuk diantaranya : layout sirkuit dan perancangan bangunan.
Perencanaan. Termasuk diantaranya : perencanaan keuangan, komunikasi, militer,
pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.
Monitoring. Misalnya : Computer-Aided Monitoring Systems.
Debugging, memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.
Perbaikan.
Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan
monitoring kelakuan sistem.
2.2 Forward Chaining(Runut Maju)
Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk
mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward
chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang
diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta
yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal
dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang
diketahui maupun fakta yang diperoleh.
Forward chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data
driven search). Jadi pencarian dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu
kemudian menuju konklusi atau derived information (then).
Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode
ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan
menambahkan data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil.
Forward Chaining digunakan jika :
a. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang sama.
b. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi.
c. Benar-benar sudah mendapatkan pelbagai fakta, dan ingin mendapatkan konklusi dari
fakta-fakta tersebut.
Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan forward chaining, yakni:
a. Sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi.
b. Untuk setiap kondisi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge base untuk rule-rule
yang berkorespondensi dengan kondisi dalam bagian if.
c. Setiap rule dapat menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang diminta pada bagian
then. Kondisi baru ini dapat ditambahkan ke kondisi lain yang sudah ada.
d. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui suatu kondisi,
sistem akan kembali ke langkah 2 dan mencari rule-rule dalam knowledge base
kembali. Jika tidak ada konklusi baru, sesi ini berakhir (Subakti, 2002).
Pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
pencarian, yaitu :
a. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem pakar pada satu
kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini banyak berguna pada sistem pakar
yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari
komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor.
b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi
konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta,
sehingga data yang diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh
sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.
2.3 Visual Basic 6.0
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang secara cepat dan mudah dapat
digunakan untuk membuat aplikasi pada Microsoft Windows. Beberapa keuntungan
menggunakan Visual Basic 6.0 diantaranya adalah :
1. Visual Basic dapat menangani bermacam-macam format database seperti format
database Microsoft Access, Microsoft Excel, dan FoxPro. Dengan database jumlah
besar dan akses yang cepat.
2. Mudah digunakan karena dasar pembuatan visual basic adalah form, sehingga
pengguna lebih mudah berkreasi dalam membuat program aplikasi.
2.4 Rekayasa Perangkat Lunak
Menurut Presman definisi perangkat lunak adalah :
a. Sekumpulan instruksi (program komputer) yang bisa dijalankan dan memberikan
unjuk kerja yang diinginkan.
b. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi secara
mencukupi.
c. Dokumentasi-dokumentasi yang menjelaskan penggunaan program mulai dari
instalasi sampai dengan perawatan (maintance).
Sedangkan yang dimaksud dengan rekayasa perangkat lunak adalah penetapan dan
penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan perangkat lunak yang
ekonomis, yaitu perangkat lunak yang handal (terpercaya) dan bekerja dengan efisien
(Pressman,1997). Rekayasa perangkat lunak memiliki tiga elemen pokok yaitu :
a. Metode
Elemen ini menyediakan cara-cara teknik membangun perangkat lunak yang terdiri
dari perencanaan proyek dan analisa kebutuhan sistem dan perangkat lunak,
perancangan struktur data, arsitektur program, algoritma procedure, pengujian dan
perawatan perangkat lunak.
b. Alat bantu
Elemen ini menyediakan dukungan yang bersifat otomatis atau semi otomatis bagi
setiap metode.
c. Prosedur Elemen ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
Menghubungkan metode dan alat bantu dalam pengembangan perangkat lunak.
Mendefinisikan keluaran yang dibutuhkan.
Mendefinisikan kontrol yang dibutuhkan.
Meningkatnya visibilitas perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan “biaya” yang
muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik
melalui pengujian yang teliti. Pengujian perangkat lunak merupakan elemen kritis dari jaminan
kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan
pengkodean.
Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian :
Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.
Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan
kesalahan yang belum ditemukan sebelumnya.
Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum
pernah ditemukan sebelumnya.
Beberapa metode dalam melakukan pengujian terhadap perangkat lunak :
1. Pengujian White Box
Pengujian white-box yang juga disebut pengujian glass-box merupakan metode desain
test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case.
Dengan menggunakan metode pengujian white-box, perekayasa sistem dapat melakukan test
case yang :
a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah
digunakan paling tidak satu kali.
b. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
c. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.
d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
2. Pengujian Basis Path
Metode basis path ini memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis
dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari
jalur eksekusi.
3. Pengujian Struktur Kontrol
Terdapat beberapa metode dalam pengujian struktur kontrol, diantaranya :
a. Pengujian kondisi
Merupakan sebuah metode desain test case yang menggunakan kondisi logis yang ada
pada suatu program.
b. Pengujian aliran data
Merupakan metode yang digunakan dalam memilih jalur pengujian dari suatu
program sesuai dengan lokasi definisi dan menggunakan variable-variabel pada
program.
c. Pengujian loop
Merupakan teknik pengujian white-box yang secara eksklusif berfokus pada validitas
konstruksi loop.
4. Pengujian Black Box
Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan
demikian pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan
serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk
suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi
merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas
kesalahan dari pada metode white-box.
Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b. Kesalahan interface.
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
d. Kesalahan kinerja.
e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
5. Pengujian Untuk Aplikasi dan Lingkungan Khusus
a. Pengujian GUI
Grafical User Interfaces (GUIs) menyajikan tantangan yang menarik bagi para
perekayasa. Karena komponen reusable berfungsi sebagai bagian dari lingkungan
pengembangan GUI, pembuatan interface pemakai telah menjadi hemat waktu dan
lebih teliti. Pada saat yang sama, kompleksitas GUI telah berkembang, menimbulkan
kesulitan yang lebih besar didalam desain dan eksekusi test case. Beberapa pengujian
GUI dilakukan untuk windows, menu pull-down, operasi mouse dan entri data.
b. Pengujian arsitektur Client/Server
Sifat terdistribusi dari client/server, masalah kinerja yang berhubungan dengan
pemrosesan transaksi, kehadiran potensial dari sejumlah platform perangkat keras
yang berbeda, kompleksitas komunikasi jaringan, kebutuhan akan layanan client
multiple dari suatu database terpusat dan persyaratan koordinasi yang dibebankan
pada server, semua secara bersama-sama membuat pengujian terhadap arsitektur
client/server dan perangkat lunak yang ada didalamnya menjadi lebih sulit dari pada
pengujian aplikasi yang berdiri sendiri.
c. Pengujian Dokumentasi dan Fasilitas Help
Kesalahan dalam dokumentasi dapat menghancurkan penerimaan program seperti
halnya kesalahan pada data atau kode sumber. Karena itulah pengujian dokumentasi
harus menjadi suatu bagian yang berarti dari setiap rencana pengujian perangkat
lunak.
d. Pengujian Sistem Real-Time
Pada banyak situasi, data pengujian yang diberikan pada saat sebuah sistem real-time
ada dalam satu keadaan akan menghasilkan pemrosesan yang baik, sementara data
yang sama yang diberikan pada saat sistem berada dalam keadaan yang berbeda dapat
menyebabkan kesalahan.
BAB III ANALISIS
SISTEM
3.1 Analisis Penyakit
Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang
ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala klinis (gejala-gejala yang terlihat langsung pada
tanaman padi), sehingga pakar dapat mengambil suatu kesimpilan berupa penyakit yang
sedang menyerang tanaman padi. Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman
padi, yaitu :
1. Penyakit Busuk Akar
a. Gejala-gejala
Penyakit busuk akar pada tanaman padi mempunyai gejala utama berupa daun
menguning dan coklat gelap pada anakan yang rusak. Infeksi dapat dimulai saat tanaman masih
muda. Sebagai fase awal gejala yang timbul berupa busuknya pelepah daun dan berubah menjadi
coklat. Bercak cepat menyebar kebawah pada buku-buku dan batang. Tangkai menjadi lunak dan
busuk mengeluarkan bau yang tidak enak.
Pada gejala lanjut banyak tanaman padi yang rusak sehingga seluruh tanaman rebah dan
mudah dicabut. Busuk akar biasanya ditemukan sejak fase anakan maksimum sampai fase
produksi, tetapi pada lahan sawah yang terserang banjir/ selalu tergenang kerusakan dapat terjadi
dimulai sejak tanaman lebih muda.
b. Pengendalian
Jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan unsur Nitrogen (Urea)
Atur jarak tanam agar tanaman padi tidak terlalu lembab pangkal batangnya
Penambahan unsur Kalium untuk menguatkan batang.
Perbaiki drainase sehingga tanaman tidak selalu tergenang.
Menanam varietas padi yang tahan rebah (mempunyai bentuk tanaman padi
yang tidak terlalu tinggi)
2. Penyakit Bergaris Pada Tanaman Padi (Pseudomonas Setariae)
a. Gejala-gejala
Gejala awal yang ditunjukkan oleh penyakit bergaris pada tanaman padi adalah adanya
garis-garis membujur berwarna hijau gelap dekat pangkal pelepah daun dari bibit tanaman. Pada
kondisi lembab bercak-bercak memanjang dan menyebar sepanjang pelepah dan pada helaian
daun. Kemudian warna akan berubah menjadi coklat gelap. Bercak biasanya mempunyai panjang
3-10 cm dan lebar 0,5-1 mm. Tetapi bercak tersebut kadang-kadang menyatu membentuk garis-
garis yang lebih lebar. Jika infeksi ringan bibit tetap bisa tumbuh namun akan tetap rusak dan
jika infeksi berat menyerang akan menyebabkan bibit mati dan tanaman menjadi kerdil.
Gejala infeksi pada tanaman muda ditunjukkan oleh daun yang kaku tidak mau melipat
dan dinamakan busuk pucuk. Jika hal tersebut terjadi dapat menyebabkan kematian pada
tanaman. Umumnya infeksi terjadi pada tanaman tua namun juga bisa terjadi pada tanaman
singgang. Penyakit bergaris pada tanaman padi disebabkan oleh bakteri Preudomonas setariae.
b. Pengendalian
Menggunakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat kalau perlu dengan
dikombinasi dengan sistem jajar legowo
Perlakuan bibit yang manusiawi, tidak perlu dirompes dan dipotong
akarnya
Penggunaan unsur Urea atau N yang tidak berlebih dan menambang unsur
K.
Dengan bakterisida seperti agrept dan bakstosin.
3. Penyakit Daun Terbakar (Rhyncosporium Orizae)
a. Gejala
Gejala dari penyakit daun terbakar atau Leaf Scald biasanya terjadi pada ujung daun tua .
Namun dapat pula terjadi pada sepanjang pinggir dan bagian lain dari helaian daun. Bercak
berbentuk bulat memanjang seperti berlian kadang seperti bercak-bercak yang basah dengan
panjang 1-5 cm, lebar 0,5 cm.
Bercak berkembang sampai bentuk ellip yang besar dan bulat memanjang yang dilingkari
oleh pita sempit yang gelap dan lingkaran coklat terang. Daun yang terinfeksi berat biasanya
mengering dan berubah warna menjadi putih jerami dengan warna coklat dibagian tepinya
dengan pendaerahan yang memudar. Bercak bisa berkembang menutupi helaian daun.
b. Pengendalian
1. Kurangi penggunaan urea dan tambahkan unsur K
2. Tambah jarak tanamnya dan gunakan sisten tanam jajar legowo
3. Bisa menggunakan fungisida kontak sebagai pencegahnya seperti Antracol, Dhitane,
Vondozeb, Kocide dll. Namun hal tersebut merupakan alternatif terakhir dari berbagai
macam pengendalian penyakit padi. Jangan gunakan jika belum ada gejala yang timbul.
4. Penyakit Tungro
a. Gejala
Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya jumlah anakan dan pertumbuhan yang
kerdil. Helaian daun dan pelepah daun memendek. Helaian daun muda yang tidak menggulung
dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit. Warna daun
berubah menjadi kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun-daun yang tua.
Daun muda mungkin menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang
terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat dan
beratnya kurang dibanding bulir normal.
Penyakit tungro pada tanaman padi disebabkan oleh virus tungro. Penyakit ini ditularkan
oleh hama wereng daun terutama wereng hijau (Nephotettix virescens) dan wereng
zigzag.Semakin muda umur tanaman yang terserag dan semakin rentang varietas padi maka
semakin berat infeksi penyakit virus tungro ini. Tungro adalah penyakit virus padi yang paling
penting di Asia Tropika. Serangannya dapat merusak pertanaman yang sangat luas dalam waktu
yang singkat.
b. Pengendalian
1. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular ketanaman yang sehat.
2. Rotasi dengan tanaman palawija dapat memutus siklus hidup wereng daun.
3. Kendalikan serangan wereng dengan cara tepat dan pergunakan insektisida yang
terbaik untuk mengendalikan wereng.
5. Penyakit Kerdil Hampa
a. Gejala
Gejala utama penyakit kerdil hampa adalah saat awal pertumbuhan daun tanaman padi
menjadi kasar/ bergerigi dan tidak teratur. Bagian tanaman yang kasar biasanya menguning,
kecoklatan, rusak atau terpilin. Gejala pada tanaman dewasa adalah daun benderanya pendek,
terpilin, salah bentuk atau kasar tak beraturan. Biasanya bulir padi pada tanaman yang terserang
sedikit yang terisi. Tanaman padi sehat dan yang sakit mempunyai pertumbuhan yang sama pada
awalnya namun pada saat fase generatif tanaman yang sakit akan tetap hijau dan mempunyai
lebih banyak anakan daripada tanaman yang sehat. Sejalan dengan pertumbuhan tanaman maka
makin lebih sedikit daun-daun bergerigi dan seringkali daun terpelintir pada pangkal helaian
daun.
Selama fase akhir pertumbuhan gejalanya adalah pendek dan terpuntir, salah bentuk, atau
daun benderanya bergerigi. Tanaman sakit sering berbunga terlambat dan mulai muncul tidak
sempurna. Tanaman sakit memiliki lebih banyak anakan bulir daripada tanaman yang sehat
tetapi bulir yang terisi sedikit sekali. Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa yang
penyebarannya ditularkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens).
b. Pengendalian
Untuk mengendalikan penyakit ini memang agak susah karena jika gejala sudah terlihat
biasanya penyakit sudah terlanjur menyerang ke pertanaman. Satu-satunya jalan untuk
mengendalikan penyakit ini adalah mencabut tanaman yang terserang dan memusnahkannya
dengan dibakar. Cara pencegahan yang utama adalah mengendalikan serangga penularnya yaitu
wereng coklat.
3.2 .Analisis permasalahan
Sistem pakar merupakan system dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dimana
pengetahuan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan
pembaharuan, seperti penambahan, penghapusan, maupun perubahan terhadap data yang sudah
di simpan sebelumnya tanpa harus mengubah isi dari program secara keseluruhan.
Perubahan hanya dapat di lakukan pada bagian basis pengetahuan saja sehingga system
pakar ini dapat di kembangkan lebih lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem sebelum
tahapan perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan masalah yang
akan diselesaikan. Proses yang terjadi dapat di lihat pada flowchart berikut ini :
Diagram Flowchart Sistem
3.3 Model Analisis
Model representasi aliran proses perangkat lunak yang akan dirancang akan di
sajikan dalam Data Flow Diagram (DFD). DFD digunakan untuk menggambarkan aliran
informasi dan proses data yang bergerak dari input data hingga output. DFD
memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang computer untuk mengerti system
yang akan dikerjakan.
DFD level 0 terdiri dari 2 entity yaitu pakar(admin) dan pengguna (user). Admin
memberikan input ke system berupa data nama penyakit, gejala penyakit, serta informasi
tentang pemyakit. User dalam menndiaognosa penyakit, memberikan gejala – gejala
kepada system dan selanjutnya system memberikan yang sesuai.
Gambar DFD Level 0
3.3.1 Data Flow Diagram Level 1 (DFD Level 1)
DFD level 1 terdiri dari 2 proses, yaitu proses dokumentasi basis pengetahuan dan
proses penelusuran.
Gambar DFD Level 1
3.3.2 Data Flow Diagram Level 2(DFD Level 2)
DFD Level 2 terjadi 4 proses, yaitu identifikasi fakta awal, proses identifikasi,
gejala yang berkaitan, dan proses penyimpulan.
DFD Level 2 untuk proses 2 (Penelusuran)
3.4 Perancangan Basis Pengetahuan
Pengetahuan atau data yang ada, disusun sedemikian rupa ke dalam bentuk tabel
untuk mempermudah system dalam pengambilan keputusan. Seluruh tabel saling
berhubungan satu dengam yang lainnya dan gambaran tabel basis pengetahuan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tabel Gejala
Tabel ini berisi data gejala klinis.
Tabel Gejala
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 IDGejala Integer 4 Nomor ID Gejala
2 KdGejala Teks 3 Kode gejala
3 NmGejala Teks 75 Nama Gejala
Keterangan:Primary Key = KdGejala
2. Tabel Pertanyaan
Tabel ini berisi data pertanyaan beserta pilihan gejala yang akan ditampilkan pada setiap
pertanyaan.
Tabel Pertanyaan
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 KdPertanyaan Teks 3 Kode Pertanyaan
2 NmPertanyaan Teks 75 Nama Pertanyaan
3 IDGejala Integer 4 Nomor ID Gejala
Keterangan: Primary Key = KdPertanyaan
3. Tabel Penyakit
Tabel ini berisi data jenis penyakit.
Tabel Penyakit
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 KdPenyakit Teks 3 Kode Penyakit
2 NmPenyakit Teks 75 Nama Penyakit
4. Tabel Info
Tabel ini berisi data informasi seputar penyakit anak, seperti penyebab,
penanggulangannya dan foto.
Tabel Info
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 IDInfo Integer 4 Nomor ID Info
2 KdPenyakit Teks 3 Kode Penyakit
3 Info1 Teks 100 Informasi 1
4 Info2 Teks 100 Informasi 2
5 Info3 Teks 100 Informasi 3
Keterangan: Primary Key = Idinfo
5. Tabel Password
Tabel ini berisi data admin selaku pengelola system.
Tabel Password
No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan
1 User Char 10 Nama admin
2 Passwd Char 10 Password Admin
Keterangan : Primary Key= User
3.5 Perancangan Antarmuka
Antarmuka (interface) merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan sebagai alat
komunikasi antara system dan user. Perancangan antarmuka dalam system pakar untuk diagnosa
penyakit pada tanaman padi dibedakan atas 2 bagian yaitu :
1. Perancangan Antarmuka Untuk Pakar (Admin)
Antarmuka untuk admin dirancang agar admin dapat melakukan proses
pengelolaan sistem.
2. Perancangan Antarmuka Untuk Pengguna (User)
Antarmuka untuk user dirancang agar user dapat mencari informasi penyakit
anak dengan melakukan proses diagnosa.
3.5.1 Rancangan Menu Utama
Menu utama merupakan form utama pada saat user maupun admin mengakses sistem
pakar ini. Form ini akan digunakan user secara umum, untuk memilih apakah sebagai user atau
admin. Form ini juga dimaksudkan untuk membantu user menuju ke menu-menu selanjutnya ,
seperti menu diagnosa.
JUDUL
INFO
GambarDIAGNOSA
BANTUAN
Gambar Rancangan Tampilan Menu Utama
3.5.2 Rancangan Menu Info
Menu info merupakan form yang berfungsi untuk menampilkan informasi.
Info 1 Info 1 Info 1
Form ini berisi info seputar tanaman padi, sehubungan dengan pilihan judul info
Gambar Rancangan Tampilan Menu Info
3.5.3 Rancangan Menu Diagnosa
Menu ini berfungsi untuk memulai proses diagnosa dengan cara menampilkan form
penelususran yang menampilkan pertanyaan dan pilihan gejala pada user, dimana pilihan user
nantinya akan mengarah kepada pertanyaan selanjutnya atau menghasilkan kesimpulan suatu
penyakit.
Setiap pilihan gejala user akan dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh sistem.
Berdasarkan data aturan, sistem memutuskan melakukan prosese penelusuran selanjutnya atau
menghasilkan hasil akhir diagnosa. Bila sistem telah selesai melakukan proses penelusuran,
maka sistem akan menampilkan hasil berupa gejala input user dan nama penyakit yang
kemungkinan diderita.
Pada form penelusuran terdapat dua buah button, yaitu button Kembali untuk kembali ke
form sebelumnya dan melanjutkan proses diagnosa dengaan klik button Lanjut .sedangkan pada
Form Hasil Diagnosa terdapat dua button, yaitu button Lihat Detail untuk masuk ke Menu Detail
Penyakit dan button Selesai yang berfungsi untuk keluar dari proses diagnosa dan kembali ke
Menu utama. Menu Detail Penyakit merupakan form yang berfungsi memberikan informasi
kepada user mengenai penyakit pada tanaman padi yang berhubungan dengan hasil diagnosa dan
sedikit lebih detail.
Pertanyaan
XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX
Kembali Keluar
Gambar Rancangan Tampilan Form Penelusuran
Gejala pilihan user Kemungkinan menderita penyakit
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
Lihat Detail Selesai
Gambar Rancangan Tampilan Hasil Diagnosa
Nama Penyakit
Penyebab
Penanggulangan
XXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXX
Foto
Gambar Rancangan Tampilan Menu Detail Penyakit
3.5.4 Rancangan Form Logon
Form Logon digunakan oleh user yang berperan sebagai admin. Pada form ini, admin
akan menginput username dan password. Sistem akan mencocokkan data yang didinput dengan
data yang ada pada tabel password. Jika proses logon gagal maka akan ditampilkan pesan
kesalahan (pakar) dan admin harus menginput ulang datanya dengan benar. Dan jika logon
berhasil maka akan ditampilkan form utama admin. Jika ada salah satu atau semua field isisan
kosong baik username atau pasword, maka akan ditampilkan pesan pakar, maka admin harus
mengisi lengkap datanya. Jika button Batal di klik maka akan kembali ke Menu Utama dan jika
button Ok di klik maka akan melakukan proses validasi data.
Username
Password
XXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
OK BATAL
Gambar Rancangan Tampilan Form Logon
3.5.5 Rancangan Form Data Penyakit
Pada form ini admin dapat menambah data penyakit baru dengan mengklik button
Tambah, mencari data penyakit yang sudah disimpan sebelumnya dengan mengklik button Cari
dan selanjutnya agar dapat melakukan pengubahan dan penghapusan data penyakit dengan
button Ubah dan Hapus. Melakukan pembatalan proses yang sedang berlangsung (penambahan,
pencarian, perubahan dan penghapusan) serta mengosongkan semua field isian yang sudah berisi
data sebelum dengan mengklik button Batal. Menutup form dan kembali ke menu utama dengan
mengklik button Keluar.
Kode Penyakit
Nama Penyakit
XXX
XXXXXXXX
Tombol Fungsi
Tambah
Cari
Gridview
KdPenyakit NmPenyakit
XXX XXXXXXXX
XXX XXXXXXXX
Ubah
Hapus
Batal
Keluar
Gambar Rancangan Tampilan Form Data Penyakit
3.5.6 Rancangan Form Data Password
Pada form ini admin dapat mengelola data user baru selaku admin. Menambah data
admin baru dengan menklik butto tambah, mencari data admin yang sudah disimpan sebelumnya
dengan mengklik button Cari dan selanjutnya agar dapat melakukan poengubahan dan
penghapusan data admin dengan button Ubah dan Hapus. Melakukan pembatasan proses yang
sedang berlangsung (penambahan, pencarian, perubahan dan penghapusan) serta mengosongkan
semua field isian yang sudah berisi data sebelumnya dengan mengklik button Batal. Menutup
form dan kembali ke menu utama dengan mengklik button Keluar.
Username
Password
XXXXXXXX
XXXXXXXX
Tombol Fungsi
Tambah Cari Ubah Hapus Batal Keluar
Gambar Rancangan Tampilan Form Data Password
3.5.7 Rancangan Menu Bantuan
Menu ini dirancang untuk panduan bagi user yang ingin melakukan proses diagnosa dengan
sistem.
X
Form ini berisi panduan cara menggunakan system pakar diagnosa penyakitpadi,yaitu pada saat user memilih menu diagnosa.
Gambar Rancangan Tampilan Menu Bantuan
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR
4.1 Menu Utama
Saat aplikasi ini dijalankan maka akan tampil Form Menu Utama yang merupakan menu
utama bagi user biasa maupun admin.
4.2 Menu Info
Menu ini digunakan untuk menampilkan informasi tentang tanaman padi.
4.3 Menu Diagnosa
Menu ini digunakan untuk melakukan diagnosa berdasarkan gejala.
4.4 Menu Logon
Saat admin melakukan logon maka admin akan diminta untuk mengisikan username pada
password, kemudian sistem akan mencocokkan data yang diinputkan dengan data yang ada pada
tabel password.
4.4.1 Form Data Penyakit
Pada form ini akan ditampilkan nama-nama penyakiit yang tersimpan dalam database.
Dari form ini admin dapat melakukan proses pengelolaan data penyakit seperti penambahan data
penyakit, serta melakukan perubahan dan penghapusan data penyakit yang telah disimpan
sebelumnya.
4.5 Menu Bantuan
Pada menu ini akan dijelaskan bagaimana menggunakan sistem, meliputi cara mencari
informasi seputar tanaman padi(menu info) dan cara melakukan diagnosa(menu diagnosa).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
dari tugas ini penulis dapat mengambil suatu kesimpulan yaitu, metode inferensi yang
digunakan pada sistem pakar ini terbatas pada penggunaan data penyakit yang sederhana atau
tidak kompleks.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukan saran yang akaan
sangat membantu untuk aplikasi sistem pakar yang telah dibangun ini agar dapat dikembangkan
lebih lanjut lagi dengan mendesain metode inteferensi lain seperti backward chaining untuk data
penyakit yang lebih kompleks sehinngg sistem dapat dengan mudah menjelaskan secara tepat
tujuan yang akan dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. ANDI. Yogyakarta.
Harahap, IS dan Tjahjono, B. (1993). Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penerbar
Swadaya. Jakarta.
Honggowibowo, AS. (2009). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi Berbasis Web
dengan Forward dan Backward Chaining. Jurnal “telkomnika” ISSN : 1693-6930, Vol.7
No.3, Desember 2009.
http://id.wikip e di a .or g /wiki/ P a di (Diakses pada November 2011).
Marimin. (2002). Teori Dan Aplikasi Sistem Pakar Dalam Teknologi Manajerial. Penerbit
Institut Pertanian Bogor.
Simarmata, J dan Paryudi, I. (2006). Basis Data. ANDI. Yogyakarta.