Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

70
Sistem Pakar Diagnosis dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Menggunakan Metode Forward Chaining dengan Bahasa Pemrograman VB 6.0 OLEH MUHAMAD W SUWANDI (231 10 083) MARDON DJINGI (231 10 069) GALVAO A. A. BELO (23110045) JELIA DA V. OLIVERA (23110129) UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA FAKULTAS/JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA KUPANG 2014

description

referensi

Transcript of Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Page 1: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Sistem Pakar Diagnosis dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Menggunakan Metode Forward Chaining dengan Bahasa Pemrograman VB

6.0

OLEH

MUHAMAD W SUWANDI (231 10 083)

MARDON DJINGI (231 10 069)

GALVAO A. A. BELO (23110045)

JELIA DA V. OLIVERA (23110129)

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA FAKULTAS/JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA KUPANG

2014

Page 2: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.Sebagian dari

masyarakat kita sumber makanannya dapat berasal dari jagung,sorghum, dan sagu. Butir-butir

padi yang sudah lepas dari tangkainya disebutgabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya

disebut beras. Dalam praktek dilapangan setiap penggunaan bibit baru sering menimbulkan atau

mengundanghama atau penyakit tanaman baru.

Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya penyakit

tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap yang parah dan

penyebabkan terjadinya gagal panen. Sebenarnya setiap penyakittanaman tersebut sebelum

mencapai tahap yang lebih parah dan meluas umumnyamenunjukkan gejala-gejala penyakit yang

diderita tetapi masih dalam tahap yangringan dan masih sedikit. Tetapi petani sering

mengabaikan hal ini karenaketidaktahuannya dan menganggap gejala tersebut sudah biasa terjadi

pada masatanam, sampai suatu saat timbul gejala yang sangat parah dan meluas, sehinggasudah

terlambat untuk dikendalikan. Ahli pertanian dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk

menganalisa gejala-gejala penyakit tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua persoalan

yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan banyaknya petani yang mempunyai masalah

dengan tanamannya. Oleh karena itu,pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar

yang memberikaninformasi mengenai hama penyakit tanaman dan dapat mendiagnosis gejala–

gejala penyakit tanaman, khususnya tanaman padi, sekaligus memberikan

solusipenanggulangannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi ataumemperkecil

resiko kerusakan tanaman.

Implementasi sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman VB

agar dapat diakses dan dimanfaatkan masyarakat secara luas.Dengan Sistem Pakar Diagnosis

dan Pengendalian Penyakit Tanama Padi dengan Menggunakan Metode Forward

Chaining diharapkan akan membantu masyarakat luas terutama para petani yang tanaman

Page 3: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

padinya sedang terserang penyakit atau hama agar tau cara membasmi penyakit pada padi

tersebut sehinggatidak mengalami gagal panen.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul dalam pembuatan

sistem ini adalah:

a. Bagaimana cara mengenali gejala pada tanaman padi?

b. Bagaimana cara mengatasi dan mendeteksi penyakit pada padi secara efektif dengan

menggunakan metode Forward Chaining?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah hanya pada prosesmengenali penyakit yang sedang dialami padi sesuai

dengan gejala yang dialami, cara penanggulangan penyakit padi dan metode yang digunakan adalah

metode Forward Chaining.

1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan dan yang telah di identifikasi maka tujuan dari

pembuatan sistem ini adalah :

1. Membantu petani mengetahui penyakit yang sedang dialami padi agar

petani tidak mengalami gagal panen dan tahu bagaimana

mengatasinya.

2. Mengurangi kerugian bagi para petani

1.4.2. Manfaat

Dari perancangan pembuatan sistem ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Mempermudah cara mengetahui penyakit yang dialami padi.

2. Diharapakan dapat mengurangi kerugian panen petani.

3. Mempermudah petani mengatasi penyakit yang sedang dialami oleh padi.

Page 4: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

1.5. Metode Penelitian

Dalam penyusunan laporan ini diperlukan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan. Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah menggunakan classic life cycle

(Waterfall Model) sebagai metode pengembangan sistem yang dimaksud.Langkah-langkah yang

dilakukan sbb:

1) Tahap Persiapan

a) Studi lapangan (Observasi)

Dalam studi lapangan dilakukan pengamatan langsung kepada obyek yang

diteliti dilapangan dan dilakukan wawancara kepada pihak yang berwewenang

atau ditunjuk sesuai dengan masalah yang akan dibahas.

b) Studi pustaka

Dalam studi pustaka ini peneliti juga melakukan pengumpulan data,baik

mengenai materi mapun aplikasi melalui buku-buku, literatur-literatur yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2) Tahap pembuatan program

Dalam pemilihan metode ini dijelaskan dengan beberapa tahap yaitu :

a) Analisis (Analysis)

Tahap ini merupakan tahap inisialisasi pendefinisian masalah untuk

menyelesaikan teknik pengembangan perangkat lunak.

b) Desain (Design)

Tahap ini merupakan tahap perancangan terhadap hasil yang didapat dari tahap

analisis yang merupakan tahap perancangan basis data, perancangan masukan dan

keluaran serta perancangan interface.

Page 5: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

c) Implementasi (implementation)

Tahap ini merupakan mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat yang

dapat dimengerti mesin komputer,juga dilakukan pengecekan eksekusi program

dan mempersiapkan sistem yang di operasikan pada keadaan yang sebenarnya.

3) Tahap pengujian program (Testing)

Tahap ini merupakan tahap pengujian yaitu mencari tahu sejauh mana tingkat

kesalahan perangkat lunak.

4) Tahap perawatan sistem merupakan usaha dalam memelihara sistem agar sistem

yang telah ada dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar penyampaian laporan ini lebih mudah dibaca dan dipahami maka penulis menyajikan

dalam sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Pada Bab ini dijelaskan teori yang mendukung dalam perancangan system pakar untuk

diagnose penyakit pada tanaman padi.

BAB III Analisis dan Perancangan Sistem

Menjabarkan tentang penyakit pada tanaman padi berupa nama penyakit, gejala dan

penyebabnya serta tahapan-tahapan dalam merancang program sistem pakar.

Page 6: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB IV Implementasi Sistem

Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dari perancangan sistem pakar yang telah

dirancang pada bab sebelumnya.

BAB V Penutup

Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk hasil pembahasan

tugas akhir.

Page 7: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang

biasa dilakukan oleh para ahli. Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, diantaranya :

a. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk

memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar.

b. Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu

domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang

pakar.

c. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa

menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar .

d. Menurut Turban : Sistem pakar (expert system) adalah paket perangkat lunak pengambilan

keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau

bahkan lebih dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area

masalah.

Ide dasar dari sistem pakar, teknologi kecerdasan buatan terapan adalah sederhana.

Keahlian ditransfer dari pakar ke suatu komputer. Knowledge ini kemudian disimpan didalam

komputer, dan pengguna menjalankan komputer untuk nasihat spesifik yang diperlukan. Sistem

pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat inferensi hingga sampai pada kesimpulan

khusus. Kemudian layaknya konsultan manusia, sistem pakar akan memberi nasihat kepada

nonexpert dan menjelaskan, jika perlu logika dibalik nasihat yang diberikan. Knowledge dalam

sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku,

jurnal, website dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang. Sistem pakar yang

Page 8: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari

para ahli (Kusumadewi, 2003).

Sebuah sistem pakar harus memberikan suatu dialog dan setelah diberikan suatu jawaban,

sistem pakar dapat memberikan nasehat atau solusi. Tujuan utama sistem pakar bukan untuk

menggantikan kedudukan seorang ahli atau seorang pakar, tetapi untuk memasyarakatkan

pengetahuan dan pengalaman pakar. Bagi para ahli atau pakar, sistem pakar ini juga dapat

membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar

memungkinkan seseorang dapat meningkatkan produktifitas, memperbaiki kualitas keputusan

dan bisa memecahkan masalah yang rumit, tanpa bergantung sepenuhnya pada seorang pakar.

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan

(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban,

2001). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan

pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh

pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain :

Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya :

pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis

kecerdasan.

Prediksi. Termasuk diantaranya : peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi,

prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.

Diagnosis. Termasuk diantaranya : medis, hama, elektronis, mekanis dan diagnosis

perangkat lunak.

Perancangan. Termasuk diantaranya : layout sirkuit dan perancangan bangunan.

Perencanaan. Termasuk diantaranya : perencanaan keuangan, komunikasi, militer,

pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.

Monitoring. Misalnya : Computer-Aided Monitoring Systems.

Debugging, memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.

Perbaikan.

Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.

Page 9: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan

monitoring kelakuan sistem.

2.2.1 Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial

Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu

keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan computer canggih akan menghasilkan pretasi

pakar atau atau bahkan manusia super. Suatu usaha kea rah ini adalah General Purpose

Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert

Alaxander Simon. GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telahn dikembangkan sejak

pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward

Shortliffe di Standford University diberi nama MYCIN. MYCIN merupakan program

interaktif yang melakukan diagnosa penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta

memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas

penalarannya ecara detail. Dalam uji coba program ini mampu menunjukkan kemampuan

seperti seorang spesialis.

2.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti :

Mudah dimodifikasi yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan dari

basis pengetahuannya

Memiliki kemampuan untuk beradaptasi

Terbatas pada bidang spesifik

Output tergantung dialog pengguna(user)

Knowledge Base dan inferensi terpisah

Page 10: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

2.2.3 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama yaitu lingkungan

pengembangan(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation

environment).

Gambar 2.2.3.1 arsitektur sistem pakar

Komponen-komponen yang biasa terdapat dalam sebuah system pakar terdiri dari :

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna sistem pakar untuk

berkomunikasi. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan

pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari

pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran,

teori, prosedur, dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan

Page 11: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

teranalisa (pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang

diinputkan kedalam komputer.

Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:

a. Pendekatan berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).

bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan. Pada pendekatan berbasis

aturan, pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : if-then.

b. Pendekatan berbasis kasus (Case-Based Reasioning)

Pada pendekatan berbasis kasus, basis pengetahuan, akan berisi solusi-solusi yang

telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang

terjadi sekarang (fakta yang ada).

3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam

menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap

ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke

dalam basis pengetahuan. Terdapat tiga metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :

wawancara, analisis protokol dan observasi pada pekerjaan pakar.

4. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi merupakan program komputer yang memberikan metodologi untuk

penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan

untuk memformulasikan kesimpulan .

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi

untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis

pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan

mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk

mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi

penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti

Page 12: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

(Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning

akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia,

sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Dan untuk strategi

pengendalian ini berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.

Dalam penelitian ini, agar dapat menerapkan aplikasi sistem pakar untuk

mendiagnosa hama dan penyakit tanaman hortikultura digunakan strategi penalaran pasti

(Exact Reasioning) karena data yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan atau untuk

membuat suatu solusi dalam mendiagnosa hama dan penyakit tersebut telah tersedia.

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa komputer terisi pengetahuan -

pengetahuan dari pakar yang telah tersusun dalam knowledge base, dalam hal ini komputer

juga harus mendapatkan inputan-inputan dan setelah mendapatkan inputan maka akan

dicocokan dengan fakta-fakta yang ada di knowledge base olehinference engine, selanjutnya

diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada inference engine yang nantinya

akan menghasilkan suatu keputusan.

Terdapat dua teknik pelacakan dalam mesin inferensi yaitu pelacakan ke depan atau runut

maju (forward chaining) yaitu pendekatan yang dimotori pada (data driven), dalam

pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan yang selanjutnya menggambarkan

suatu kesimpulan. Dan pelacakan ke belakang atau runut belakang (backward chaining)

merupakan pendekatan yang dimotori tujuan (goal driven), dalam pendekatan ini pelacakan

dimulai dari tujuan yang selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut membuat

suatu kesimpulan.

Page 13: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

5. Workplace

Merupakan memori kerja (working memory) yang digunakan untuk menyimpan

kondisi/keadaan yang dialami oleh pengguna dan juga hipotesa serta keputusan sementara.

6. Fasilitas Penjelasan

Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi

mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai terkadang bukanlah seorang

ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas penjelasan. Fasilitas penjelasan inilah

yang dapat memberikan informasi kepada pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga

dihasilkan suatu keputusan.

7. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta

kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut tidak bisa diremehkan dalam

pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab

kesuksesan dan kegagalan yang terjadi.

Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain :

Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya :

pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan beberapa analisis

kecerdasan.

Prediksi. Termasuk diantaranya : peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi,

prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.

Diagnosis. Termasuk diantaranya : medis, hama, elektronis, mekanis dan diagnosis

perangkat lunak.

Perancangan. Termasuk diantaranya : layout sirkuit dan perancangan bangunan.

Perencanaan. Termasuk diantaranya : perencanaan keuangan, komunikasi, militer,

pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.

Monitoring. Misalnya : Computer-Aided Monitoring Systems.

Debugging, memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.

Perbaikan.

Page 14: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.

Kontrol. Melakukan kontrol terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan dan

monitoring kelakuan sistem.

2.2 Forward Chaining(Runut Maju)

Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk

mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward

chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang

diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta

yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal

dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang

diketahui maupun fakta yang diperoleh.

Forward chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data

driven search). Jadi pencarian dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu

kemudian menuju konklusi atau derived information (then).

Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode

ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan

menambahkan data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil.

Forward Chaining digunakan jika :

a. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang sama.

b. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi.

c. Benar-benar sudah mendapatkan pelbagai fakta, dan ingin mendapatkan konklusi dari

fakta-fakta tersebut.

Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan forward chaining, yakni:

a. Sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi.

b. Untuk setiap kondisi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge base untuk rule-rule

yang berkorespondensi dengan kondisi dalam bagian if.

Page 15: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

c. Setiap rule dapat menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang diminta pada bagian

then. Kondisi baru ini dapat ditambahkan ke kondisi lain yang sudah ada.

d. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui suatu kondisi,

sistem akan kembali ke langkah 2 dan mencari rule-rule dalam knowledge base

kembali. Jika tidak ada konklusi baru, sesi ini berakhir (Subakti, 2002).

Pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan

pencarian, yaitu :

a. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem pakar pada satu

kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini banyak berguna pada sistem pakar

yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari

komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor.

b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi

konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta,

sehingga data yang diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh

sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.

2.3 Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang secara cepat dan mudah dapat

digunakan untuk membuat aplikasi pada Microsoft Windows. Beberapa keuntungan

menggunakan Visual Basic 6.0 diantaranya adalah :

1. Visual Basic dapat menangani bermacam-macam format database seperti format

database Microsoft Access, Microsoft Excel, dan FoxPro. Dengan database jumlah

besar dan akses yang cepat.

2. Mudah digunakan karena dasar pembuatan visual basic adalah form, sehingga

pengguna lebih mudah berkreasi dalam membuat program aplikasi.

Page 16: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

2.4 Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Presman definisi perangkat lunak adalah :

a. Sekumpulan instruksi (program komputer) yang bisa dijalankan dan memberikan

unjuk kerja yang diinginkan.

b. Struktur data yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi secara

mencukupi.

c. Dokumentasi-dokumentasi yang menjelaskan penggunaan program mulai dari

instalasi sampai dengan perawatan (maintance).

Sedangkan yang dimaksud dengan rekayasa perangkat lunak adalah penetapan dan

penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan perangkat lunak yang

ekonomis, yaitu perangkat lunak yang handal (terpercaya) dan bekerja dengan efisien

(Pressman,1997). Rekayasa perangkat lunak memiliki tiga elemen pokok yaitu :

a. Metode

Elemen ini menyediakan cara-cara teknik membangun perangkat lunak yang terdiri

dari perencanaan proyek dan analisa kebutuhan sistem dan perangkat lunak,

perancangan struktur data, arsitektur program, algoritma procedure, pengujian dan

perawatan perangkat lunak.

b. Alat bantu

Elemen ini menyediakan dukungan yang bersifat otomatis atau semi otomatis bagi

setiap metode.

c. Prosedur Elemen ini mempunyai fungsi sebagai berikut :

Menghubungkan metode dan alat bantu dalam pengembangan perangkat lunak.

Mendefinisikan keluaran yang dibutuhkan.

Mendefinisikan kontrol yang dibutuhkan.

Meningkatnya visibilitas perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan “biaya” yang

muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik

melalui pengujian yang teliti. Pengujian perangkat lunak merupakan elemen kritis dari jaminan

kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan

pengkodean.

Page 17: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian :

Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.

Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan

kesalahan yang belum ditemukan sebelumnya.

Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum

pernah ditemukan sebelumnya.

Beberapa metode dalam melakukan pengujian terhadap perangkat lunak :

1. Pengujian White Box

Pengujian white-box yang juga disebut pengujian glass-box merupakan metode desain

test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case.

Dengan menggunakan metode pengujian white-box, perekayasa sistem dapat melakukan test

case yang :

a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah

digunakan paling tidak satu kali.

b. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.

c. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.

d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.

2. Pengujian Basis Path

Metode basis path ini memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis

dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari

jalur eksekusi.

3. Pengujian Struktur Kontrol

Terdapat beberapa metode dalam pengujian struktur kontrol, diantaranya :

a. Pengujian kondisi

Merupakan sebuah metode desain test case yang menggunakan kondisi logis yang ada

pada suatu program.

Page 18: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

b. Pengujian aliran data

Merupakan metode yang digunakan dalam memilih jalur pengujian dari suatu

program sesuai dengan lokasi definisi dan menggunakan variable-variabel pada

program.

c. Pengujian loop

Merupakan teknik pengujian white-box yang secara eksklusif berfokus pada validitas

konstruksi loop.

4. Pengujian Black Box

Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan

demikian pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan

serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk

suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi

merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas

kesalahan dari pada metode white-box.

Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

b. Kesalahan interface.

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

d. Kesalahan kinerja.

e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

5. Pengujian Untuk Aplikasi dan Lingkungan Khusus

a. Pengujian GUI

Grafical User Interfaces (GUIs) menyajikan tantangan yang menarik bagi para

perekayasa. Karena komponen reusable berfungsi sebagai bagian dari lingkungan

Page 19: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

pengembangan GUI, pembuatan interface pemakai telah menjadi hemat waktu dan

lebih teliti. Pada saat yang sama, kompleksitas GUI telah berkembang, menimbulkan

kesulitan yang lebih besar didalam desain dan eksekusi test case. Beberapa pengujian

GUI dilakukan untuk windows, menu pull-down, operasi mouse dan entri data.

b. Pengujian arsitektur Client/Server

Sifat terdistribusi dari client/server, masalah kinerja yang berhubungan dengan

pemrosesan transaksi, kehadiran potensial dari sejumlah platform perangkat keras

yang berbeda, kompleksitas komunikasi jaringan, kebutuhan akan layanan client

multiple dari suatu database terpusat dan persyaratan koordinasi yang dibebankan

pada server, semua secara bersama-sama membuat pengujian terhadap arsitektur

client/server dan perangkat lunak yang ada didalamnya menjadi lebih sulit dari pada

pengujian aplikasi yang berdiri sendiri.

c. Pengujian Dokumentasi dan Fasilitas Help

Kesalahan dalam dokumentasi dapat menghancurkan penerimaan program seperti

halnya kesalahan pada data atau kode sumber. Karena itulah pengujian dokumentasi

harus menjadi suatu bagian yang berarti dari setiap rencana pengujian perangkat

lunak.

d. Pengujian Sistem Real-Time

Pada banyak situasi, data pengujian yang diberikan pada saat sebuah sistem real-time

ada dalam satu keadaan akan menghasilkan pemrosesan yang baik, sementara data

yang sama yang diberikan pada saat sistem berada dalam keadaan yang berbeda dapat

menyebabkan kesalahan.

Page 20: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB III ANALISIS

SISTEM

3.1 Analisis Penyakit

Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui terlebih dahulu gejala-gejala yang

ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala klinis (gejala-gejala yang terlihat langsung pada

tanaman padi), sehingga pakar dapat mengambil suatu kesimpilan berupa penyakit yang

sedang menyerang tanaman padi. Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman

padi, yaitu :

1. Penyakit Busuk Akar

a. Gejala-gejala

Penyakit busuk akar pada tanaman padi mempunyai gejala utama berupa daun

menguning dan coklat gelap pada anakan yang rusak. Infeksi dapat dimulai saat tanaman masih

muda. Sebagai fase awal gejala yang timbul berupa busuknya pelepah daun dan berubah menjadi

coklat. Bercak cepat menyebar kebawah pada buku-buku dan batang. Tangkai menjadi lunak dan

busuk mengeluarkan bau yang tidak enak.

Pada gejala lanjut banyak tanaman padi yang rusak sehingga seluruh tanaman rebah dan

mudah dicabut. Busuk akar biasanya ditemukan sejak fase anakan maksimum sampai fase

produksi, tetapi pada lahan sawah yang terserang banjir/ selalu tergenang kerusakan dapat terjadi

dimulai sejak tanaman lebih muda.

b. Pengendalian

Jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan unsur Nitrogen (Urea)

Atur jarak tanam agar tanaman padi tidak terlalu lembab pangkal batangnya

Penambahan unsur Kalium untuk menguatkan batang.

Perbaiki drainase sehingga tanaman tidak selalu tergenang.

Menanam varietas padi yang tahan rebah (mempunyai bentuk tanaman padi

yang tidak terlalu tinggi)

Page 21: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

2. Penyakit Bergaris Pada Tanaman Padi (Pseudomonas Setariae)

a. Gejala-gejala

Gejala awal yang ditunjukkan oleh penyakit bergaris pada tanaman padi adalah adanya

garis-garis membujur berwarna hijau gelap dekat pangkal pelepah daun dari bibit tanaman. Pada

kondisi lembab bercak-bercak memanjang dan menyebar sepanjang pelepah dan pada helaian

daun. Kemudian warna akan berubah menjadi coklat gelap. Bercak biasanya mempunyai panjang

3-10 cm dan lebar 0,5-1 mm. Tetapi bercak tersebut kadang-kadang menyatu membentuk garis-

garis yang lebih lebar. Jika infeksi ringan bibit tetap bisa tumbuh namun akan tetap rusak dan

jika infeksi berat menyerang akan menyebabkan bibit mati dan tanaman menjadi kerdil.

Gejala infeksi pada tanaman muda ditunjukkan oleh daun yang kaku tidak mau melipat

dan dinamakan busuk pucuk. Jika hal tersebut terjadi dapat menyebabkan kematian pada

tanaman. Umumnya infeksi terjadi pada tanaman tua namun juga bisa terjadi pada tanaman

singgang. Penyakit bergaris pada tanaman padi disebabkan oleh bakteri Preudomonas setariae.

b. Pengendalian

Menggunakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat kalau perlu dengan

dikombinasi dengan sistem jajar legowo

Perlakuan bibit yang manusiawi, tidak perlu dirompes dan dipotong

akarnya

Penggunaan unsur Urea atau N yang tidak berlebih dan menambang unsur

K.

Dengan bakterisida seperti agrept dan bakstosin.

3. Penyakit Daun Terbakar (Rhyncosporium Orizae)

a. Gejala

Gejala dari penyakit daun terbakar atau Leaf Scald biasanya terjadi pada ujung daun tua .

Namun dapat pula terjadi pada sepanjang pinggir dan bagian lain dari helaian daun. Bercak

berbentuk bulat memanjang seperti berlian kadang seperti bercak-bercak yang basah dengan

panjang 1-5 cm, lebar 0,5 cm.

Page 22: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Bercak berkembang sampai bentuk ellip yang besar dan bulat memanjang yang dilingkari

oleh pita sempit yang gelap dan lingkaran coklat terang. Daun yang terinfeksi berat biasanya

mengering dan berubah warna menjadi putih jerami dengan warna coklat dibagian tepinya

dengan pendaerahan yang memudar. Bercak bisa berkembang menutupi helaian daun.

b. Pengendalian

1. Kurangi penggunaan urea dan tambahkan unsur K

2. Tambah jarak tanamnya dan gunakan sisten tanam jajar legowo

3. Bisa menggunakan fungisida kontak sebagai pencegahnya seperti Antracol, Dhitane,

Vondozeb, Kocide dll. Namun hal tersebut merupakan alternatif terakhir dari berbagai

macam pengendalian penyakit padi. Jangan gunakan jika belum ada gejala yang timbul.

4. Penyakit Tungro

a. Gejala

Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya jumlah anakan dan pertumbuhan yang

kerdil. Helaian daun dan pelepah daun memendek. Helaian daun muda yang tidak menggulung

dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit. Warna daun

berubah menjadi kuning kemerah-merahan atau oranye mulai dari ujung daun-daun yang tua.

Daun muda mungkin menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang

terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat dan

beratnya kurang dibanding bulir normal.

Penyakit tungro pada tanaman padi disebabkan oleh virus tungro. Penyakit ini ditularkan

oleh hama wereng daun terutama wereng hijau (Nephotettix virescens) dan wereng

zigzag.Semakin muda umur tanaman yang terserag dan semakin rentang varietas padi maka

semakin berat infeksi penyakit virus tungro ini. Tungro adalah penyakit virus padi yang paling

penting di Asia Tropika. Serangannya dapat merusak pertanaman yang sangat luas dalam waktu

yang singkat.

b. Pengendalian

1. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak menular ketanaman yang sehat.

2. Rotasi dengan tanaman palawija dapat memutus siklus hidup wereng daun.

Page 23: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

3. Kendalikan serangan wereng dengan cara tepat dan pergunakan insektisida yang

terbaik untuk mengendalikan wereng.

5. Penyakit Kerdil Hampa

a. Gejala

Gejala utama penyakit kerdil hampa adalah saat awal pertumbuhan daun tanaman padi

menjadi kasar/ bergerigi dan tidak teratur. Bagian tanaman yang kasar biasanya menguning,

kecoklatan, rusak atau terpilin. Gejala pada tanaman dewasa adalah daun benderanya pendek,

terpilin, salah bentuk atau kasar tak beraturan. Biasanya bulir padi pada tanaman yang terserang

sedikit yang terisi. Tanaman padi sehat dan yang sakit mempunyai pertumbuhan yang sama pada

awalnya namun pada saat fase generatif tanaman yang sakit akan tetap hijau dan mempunyai

lebih banyak anakan daripada tanaman yang sehat. Sejalan dengan pertumbuhan tanaman maka

makin lebih sedikit daun-daun bergerigi dan seringkali daun terpelintir pada pangkal helaian

daun.

Selama fase akhir pertumbuhan gejalanya adalah pendek dan terpuntir, salah bentuk, atau

daun benderanya bergerigi. Tanaman sakit sering berbunga terlambat dan mulai muncul tidak

sempurna. Tanaman sakit memiliki lebih banyak anakan bulir daripada tanaman yang sehat

tetapi bulir yang terisi sedikit sekali. Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa yang

penyebarannya ditularkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens).

b. Pengendalian

Untuk mengendalikan penyakit ini memang agak susah karena jika gejala sudah terlihat

biasanya penyakit sudah terlanjur menyerang ke pertanaman. Satu-satunya jalan untuk

mengendalikan penyakit ini adalah mencabut tanaman yang terserang dan memusnahkannya

dengan dibakar. Cara pencegahan yang utama adalah mengendalikan serangga penularnya yaitu

wereng coklat.

3.2 .Analisis permasalahan

Sistem pakar merupakan system dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dimana

pengetahuan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan

pembaharuan, seperti penambahan, penghapusan, maupun perubahan terhadap data yang sudah

di simpan sebelumnya tanpa harus mengubah isi dari program secara keseluruhan.

Page 24: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Perubahan hanya dapat di lakukan pada bagian basis pengetahuan saja sehingga system

pakar ini dapat di kembangkan lebih lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem sebelum

tahapan perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan masalah yang

akan diselesaikan. Proses yang terjadi dapat di lihat pada flowchart berikut ini :

Diagram Flowchart Sistem

3.3 Model Analisis

Model representasi aliran proses perangkat lunak yang akan dirancang akan di

sajikan dalam Data Flow Diagram (DFD). DFD digunakan untuk menggambarkan aliran

informasi dan proses data yang bergerak dari input data hingga output. DFD

memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang computer untuk mengerti system

yang akan dikerjakan.

DFD level 0 terdiri dari 2 entity yaitu pakar(admin) dan pengguna (user). Admin

memberikan input ke system berupa data nama penyakit, gejala penyakit, serta informasi

Page 25: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

tentang pemyakit. User dalam menndiaognosa penyakit, memberikan gejala – gejala

kepada system dan selanjutnya system memberikan yang sesuai.

Gambar DFD Level 0

3.3.1 Data Flow Diagram Level 1 (DFD Level 1)

DFD level 1 terdiri dari 2 proses, yaitu proses dokumentasi basis pengetahuan dan

proses penelusuran.

Gambar DFD Level 1

Page 26: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

3.3.2 Data Flow Diagram Level 2(DFD Level 2)

DFD Level 2 terjadi 4 proses, yaitu identifikasi fakta awal, proses identifikasi,

gejala yang berkaitan, dan proses penyimpulan.

DFD Level 2 untuk proses 2 (Penelusuran)

3.4 Perancangan Basis Pengetahuan

Pengetahuan atau data yang ada, disusun sedemikian rupa ke dalam bentuk tabel

untuk mempermudah system dalam pengambilan keputusan. Seluruh tabel saling

Page 27: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

berhubungan satu dengam yang lainnya dan gambaran tabel basis pengetahuan yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tabel Gejala

Tabel ini berisi data gejala klinis.

Tabel Gejala

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDGejala Integer 4 Nomor ID Gejala

2 KdGejala Teks 3 Kode gejala

3 NmGejala Teks 75 Nama Gejala

Keterangan:Primary Key = KdGejala

2. Tabel Pertanyaan

Tabel ini berisi data pertanyaan beserta pilihan gejala yang akan ditampilkan pada setiap

pertanyaan.

Tabel Pertanyaan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 KdPertanyaan Teks 3 Kode Pertanyaan

2 NmPertanyaan Teks 75 Nama Pertanyaan

3 IDGejala Integer 4 Nomor ID Gejala

Keterangan: Primary Key = KdPertanyaan

3. Tabel Penyakit

Tabel ini berisi data jenis penyakit.

Tabel Penyakit

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 KdPenyakit Teks 3 Kode Penyakit

2 NmPenyakit Teks 75 Nama Penyakit

Page 28: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

4. Tabel Info

Tabel ini berisi data informasi seputar penyakit anak, seperti penyebab,

penanggulangannya dan foto.

Tabel Info

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDInfo Integer 4 Nomor ID Info

2 KdPenyakit Teks 3 Kode Penyakit

3 Info1 Teks 100 Informasi 1

4 Info2 Teks 100 Informasi 2

5 Info3 Teks 100 Informasi 3

Keterangan: Primary Key = Idinfo

5. Tabel Password

Tabel ini berisi data admin selaku pengelola system.

Tabel Password

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 User Char 10 Nama admin

2 Passwd Char 10 Password Admin

Keterangan : Primary Key= User

3.5 Perancangan Antarmuka

Page 29: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Antarmuka (interface) merupakan bagian dari sistem pakar yang digunakan sebagai alat

komunikasi antara system dan user. Perancangan antarmuka dalam system pakar untuk diagnosa

penyakit pada tanaman padi dibedakan atas 2 bagian yaitu :

1. Perancangan Antarmuka Untuk Pakar (Admin)

Antarmuka untuk admin dirancang agar admin dapat melakukan proses

pengelolaan sistem.

2. Perancangan Antarmuka Untuk Pengguna (User)

Antarmuka untuk user dirancang agar user dapat mencari informasi penyakit

anak dengan melakukan proses diagnosa.

3.5.1 Rancangan Menu Utama

Menu utama merupakan form utama pada saat user maupun admin mengakses sistem

pakar ini. Form ini akan digunakan user secara umum, untuk memilih apakah sebagai user atau

admin. Form ini juga dimaksudkan untuk membantu user menuju ke menu-menu selanjutnya ,

seperti menu diagnosa.

Page 30: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

JUDUL

INFO

GambarDIAGNOSA

BANTUAN

Gambar Rancangan Tampilan Menu Utama

3.5.2 Rancangan Menu Info

Menu info merupakan form yang berfungsi untuk menampilkan informasi.

Info 1 Info 1 Info 1

Form ini berisi info seputar tanaman padi, sehubungan dengan pilihan judul info

Page 31: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Gambar Rancangan Tampilan Menu Info

3.5.3 Rancangan Menu Diagnosa

Menu ini berfungsi untuk memulai proses diagnosa dengan cara menampilkan form

penelususran yang menampilkan pertanyaan dan pilihan gejala pada user, dimana pilihan user

nantinya akan mengarah kepada pertanyaan selanjutnya atau menghasilkan kesimpulan suatu

penyakit.

Setiap pilihan gejala user akan dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh sistem.

Berdasarkan data aturan, sistem memutuskan melakukan prosese penelusuran selanjutnya atau

menghasilkan hasil akhir diagnosa. Bila sistem telah selesai melakukan proses penelusuran,

maka sistem akan menampilkan hasil berupa gejala input user dan nama penyakit yang

kemungkinan diderita.

Pada form penelusuran terdapat dua buah button, yaitu button Kembali untuk kembali ke

form sebelumnya dan melanjutkan proses diagnosa dengaan klik button Lanjut .sedangkan pada

Form Hasil Diagnosa terdapat dua button, yaitu button Lihat Detail untuk masuk ke Menu Detail

Penyakit dan button Selesai yang berfungsi untuk keluar dari proses diagnosa dan kembali ke

Menu utama. Menu Detail Penyakit merupakan form yang berfungsi memberikan informasi

kepada user mengenai penyakit pada tanaman padi yang berhubungan dengan hasil diagnosa dan

sedikit lebih detail.

Page 32: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Pertanyaan

XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX

Kembali Keluar

Gambar Rancangan Tampilan Form Penelusuran

Page 33: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Gejala pilihan user Kemungkinan menderita penyakit

XXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXX

Lihat Detail Selesai

Gambar Rancangan Tampilan Hasil Diagnosa

Page 34: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Nama Penyakit

Penyebab

Penanggulangan

XXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXX

Foto

Gambar Rancangan Tampilan Menu Detail Penyakit

3.5.4 Rancangan Form Logon

Form Logon digunakan oleh user yang berperan sebagai admin. Pada form ini, admin

akan menginput username dan password. Sistem akan mencocokkan data yang didinput dengan

data yang ada pada tabel password. Jika proses logon gagal maka akan ditampilkan pesan

kesalahan (pakar) dan admin harus menginput ulang datanya dengan benar. Dan jika logon

berhasil maka akan ditampilkan form utama admin. Jika ada salah satu atau semua field isisan

kosong baik username atau pasword, maka akan ditampilkan pesan pakar, maka admin harus

mengisi lengkap datanya. Jika button Batal di klik maka akan kembali ke Menu Utama dan jika

button Ok di klik maka akan melakukan proses validasi data.

Page 35: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Username

Password

XXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXX

OK BATAL

Gambar Rancangan Tampilan Form Logon

3.5.5 Rancangan Form Data Penyakit

Pada form ini admin dapat menambah data penyakit baru dengan mengklik button

Tambah, mencari data penyakit yang sudah disimpan sebelumnya dengan mengklik button Cari

dan selanjutnya agar dapat melakukan pengubahan dan penghapusan data penyakit dengan

button Ubah dan Hapus. Melakukan pembatalan proses yang sedang berlangsung (penambahan,

pencarian, perubahan dan penghapusan) serta mengosongkan semua field isian yang sudah berisi

data sebelum dengan mengklik button Batal. Menutup form dan kembali ke menu utama dengan

mengklik button Keluar.

Page 36: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Kode Penyakit

Nama Penyakit

XXX

XXXXXXXX

Tombol Fungsi

Tambah

Cari

Gridview

KdPenyakit NmPenyakit

XXX XXXXXXXX

XXX XXXXXXXX

Ubah

Hapus

Batal

Keluar

Gambar Rancangan Tampilan Form Data Penyakit

3.5.6 Rancangan Form Data Password

Pada form ini admin dapat mengelola data user baru selaku admin. Menambah data

admin baru dengan menklik butto tambah, mencari data admin yang sudah disimpan sebelumnya

dengan mengklik button Cari dan selanjutnya agar dapat melakukan poengubahan dan

penghapusan data admin dengan button Ubah dan Hapus. Melakukan pembatasan proses yang

sedang berlangsung (penambahan, pencarian, perubahan dan penghapusan) serta mengosongkan

semua field isian yang sudah berisi data sebelumnya dengan mengklik button Batal. Menutup

form dan kembali ke menu utama dengan mengklik button Keluar.

Page 37: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

Username

Password

XXXXXXXX

XXXXXXXX

Tombol Fungsi

Tambah Cari Ubah Hapus Batal Keluar

Gambar Rancangan Tampilan Form Data Password

3.5.7 Rancangan Menu Bantuan

Menu ini dirancang untuk panduan bagi user yang ingin melakukan proses diagnosa dengan

sistem.

X

Form ini berisi panduan cara menggunakan system pakar diagnosa penyakitpadi,yaitu pada saat user memilih menu diagnosa.

Gambar Rancangan Tampilan Menu Bantuan

Page 38: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR

4.1 Menu Utama

Saat aplikasi ini dijalankan maka akan tampil Form Menu Utama yang merupakan menu

utama bagi user biasa maupun admin.

Page 39: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

4.2 Menu Info

Menu ini digunakan untuk menampilkan informasi tentang tanaman padi.

4.3 Menu Diagnosa

Menu ini digunakan untuk melakukan diagnosa berdasarkan gejala.

Page 40: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi
Page 41: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

4.4 Menu Logon

Saat admin melakukan logon maka admin akan diminta untuk mengisikan username pada

password, kemudian sistem akan mencocokkan data yang diinputkan dengan data yang ada pada

tabel password.

Page 42: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

4.4.1 Form Data Penyakit

Pada form ini akan ditampilkan nama-nama penyakiit yang tersimpan dalam database.

Dari form ini admin dapat melakukan proses pengelolaan data penyakit seperti penambahan data

penyakit, serta melakukan perubahan dan penghapusan data penyakit yang telah disimpan

sebelumnya.

Page 43: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

4.5 Menu Bantuan

Pada menu ini akan dijelaskan bagaimana menggunakan sistem, meliputi cara mencari

informasi seputar tanaman padi(menu info) dan cara melakukan diagnosa(menu diagnosa).

Page 44: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

dari tugas ini penulis dapat mengambil suatu kesimpulan yaitu, metode inferensi yang

digunakan pada sistem pakar ini terbatas pada penggunaan data penyakit yang sederhana atau

tidak kompleks.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukan saran yang akaan

sangat membantu untuk aplikasi sistem pakar yang telah dibangun ini agar dapat dikembangkan

lebih lanjut lagi dengan mendesain metode inteferensi lain seperti backward chaining untuk data

penyakit yang lebih kompleks sehinngg sistem dapat dengan mudah menjelaskan secara tepat

tujuan yang akan dipenuhi.

Page 45: Diagnosis Dan Pengendalian Penyakit Tanaman Padi

DAFTAR PUSTAKA

Arhami, Muhammad. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. ANDI. Yogyakarta.

Harahap, IS dan Tjahjono, B. (1993). Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penerbar

Swadaya. Jakarta.

Honggowibowo, AS. (2009). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi Berbasis Web

dengan Forward dan Backward Chaining. Jurnal “telkomnika” ISSN : 1693-6930, Vol.7

No.3, Desember 2009.

http://id.wikip e di a .or g /wiki/ P a di (Diakses pada November 2011).

Marimin. (2002). Teori Dan Aplikasi Sistem Pakar Dalam Teknologi Manajerial. Penerbit

Institut Pertanian Bogor.

Simarmata, J dan Paryudi, I. (2006). Basis Data. ANDI. Yogyakarta.