Post on 12-Jan-2017
Memadukan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi
Desember 2012
Versi 2.1
© 2012 Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University
Hak cipta atas semua data, informasi, tabel, grafik, logo, desain, kesimpulan, alur pendapat, anggapan, dasar pemikiran, dan isi lain yang termuat dalam dokumen ini, termasuk lampiran, jadwal, dan peragaan, dengan ini dimiliki oleh Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University dan dilarang diperbanyak, diunduh, disebarluaskan, diterbitkan, atau dialihkan dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun, kecuali atas izin tertulis sebelumnya dari Wali Amanat Columbia University di Kota New York dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat Columbia University.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 i
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
RINGKASAN EKSEKUTIF1
The Rainforest Standard™ (The RFS™/RFS) adalah standar kredit karbon hutan yang sepenuhnya terpadu pertama di dunia, yang disusun dari hasil penelaahan, oleh Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat ‐ Columbia University, Yayasan Dana Lingkungan PUMA ‐ Bolivia, Dana untuk Keanekaragaman Hayati – Brasil, Dana Aksi Lingkungan – Kolombia, Dana Lingkungan Nasional – Ekuador, Dana Perwalian untuk Taman Nasional dan Kawasan Konservasi – Peru, untuk menampung keadaan ekologi dan kenyataan masyarakat di Kawasan Amazon dan permintaan pasar karbon yang muncul. Standar ini merupakan standar tunggal yang memadukan semua persyaratan dan protokol penghitungan karbon, dampak sosial budaya/sosial ekonomi, dan hasil keanekaragaman hayati. Demi alasan ruang dan kepraktisan, kami meringkas di sini hal‐hal penting pada The RFS™ sebagaimana di bawah ini. Secara umum
• The RFS™ didasarkan pada pemahaman dasar bahwa lingkungan, ekonomi, dan masyarakat “bergantung satu sama lain;” yang satu tidak dapat berkembang apabila yang lainnya tidak berkembang.
• The RFS™ bertujuan untuk melakukan konservasi hutan alam, keanekaragaman hayati di dalamnya, dan penghidupan berkelanjutan yang disediakan oleh hutan dengan cara pengurangan emisi CO2e secara nyata, berupa nilai tambah (additional), dan permanen dari konservasi hutan untuk menghasilkan arus pendapatan jangka panjang dari penjualan kredit karbon hutan.
• The RFS™ mensyaratkan bahwa pengurangan emisi harus permanen untuk menjadi dasar pembenaran pendapatan kredit, dan pengurangan tidak akan permanen kecuali jika manfaat ekonomi diperoleh semua pengguna dan pemilik hutan setempat secara merata, yang apabila terjadi sebaliknya, tidak berkontribusi terhadap Pengurangan Emisi Permanen (Permanence)‐nya.
Komponen sosial budaya/sosial ekonomi
• Terpadu dalam The RFS™, dengan kredit tergantung pada pemenuhan syarat. • Pemantauan secara intensif selama umur proyek. • Dijalankan dengan menggunakan indikator kinerja yang dapat dilaksanakan, terukur, dan dapat
diulang. • Yang berwenang untuk menebang pohon adalah pihak‐pihak yang dibutuhkan untuk menjamin
Pengurangan Emisi Permanen. • Partisipasi kelompok masyarakat asli atau masyarakat adat, masyarakat lokal, masyarakat rimba,
pengguna hutan (ditetapkan sebagai Pemegang Hak De Facto apabila tidak dapat disebut sebagai pemilik sah), itu benar‐benar sukarela.
• Arus pendapatan atau manfaat akan dibagikan sesuai dengan rencana yang disusun oleh Pemegang Hak De Facto dan dapat diberlakukan terhadap Pemrakarsa Proyek.
• Persyaratan ketat untuk konsultasi partisipatif (bermusyawarah). • Rencana bagi‐hasil yang transparan dan dapat diberlakukan.
1 PERLU DICATAT: Semua istilah yang dimiringkan adalah istilah yang didefinisikan dalam DAFTAR ISTILAH.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 ii
• Protokol persetujuan tertulis terperinci yang dipahami sebelumnya.
Komponen keanekaragaman hayati
• Terpadu dalam The RFS™, dengan kredit yang tergantung pada pemenuhan syarat. • Pemantauan secara intensif selama umur proyek. • Dipantau dalam hal taraf ekosistem dan spesies berdasarkan kriteria acuan. • Kriteria pemantauan didasarkan pada sains penilaian sejawat (peer‐reviewed).
Nilai tambah (Additionality) – 3 uji sederhana
• Uji Nilai Tambah Resmi (: penebangan tidak dilarang menurut undang‐undang, peraturan ataupun kontrak.
• Uji Insentif Ekonomi: penebangan memberi manfaat ekonomi kepada pihak yang menebang menurut hukum ataupun melanggar hukum (misalnya pembalak liar).
• Uji Insentif yang Ada: proyek belum menerima kredit atau imbalan untuk tidak menebang biomassa pohon atau kayu mati dalam skema lain.
• Tidak ada uji “hambatan lain” atau “praktik yang lazim.” • Nilai tambah tidak harus diciptakan kembali selama Masa Proyek.
Data Dasar Prakiraan Penebangan/ (Keadaan seperti Sekarang – Business-as-Usual/BAU) – 3 jenis data dasar diizinkan.
• Data Dasar Penebangan dari Pemerintah (: data dasar yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
• Dokumen Rencana Penebangan (: Data dasar yang mendokumentasikan maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon – termasuk rencana prasarana umum atau swasta atau rencana bangunan/gedung, rencana pengelolaan pemanenan berkelanjutan, hak pengusahaan hutan, Rencana Pengembangan Jangka Panjang (Life Plan), atau rencana masyarakat yang menyertakan tindakan penebangan pohon.
• Data Dasar Penebangan Absah (: Walaupun pada waktu ini tidak tersedia algoritme multivarian atau model penaksiran BAU berlandaskan pendorong deforestasi yang absah (tervalidasi), The RFS™ memungkinkan untuk menerima model absah pada masa mendatang berdasarkan algoritme yang menggabungkan laju penebangan awal dan prakiraan penebangan dari Pendorong Deforestasi.
• Kawasan Konservasi: Laju penebangan awal mutakhir di dalam kawasan konservasi diterima sebagai data dasar BAU.
• Masa Proyek: Laju BAU tidak diturunkan, sekalipun laju berkurang di daerah sekitarnya dari waktu ke waktu.
Penghitungan Karbon
• Biomassa Pohon Atas Permukaan diukur; dengan ditambahkan 20% untuk Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan 10% untuk Biomassa Kayu Mati. Tambahan biomassa baku ini adalah nilai dugaan yang dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.
• Peta Tolok Ukur untuk penaksiran cadangan karbon – pemetaan beresolusi tinggi dibutuhkan untuk menggambarkan sebagian besar penebangan pohon (yaitu degradasi); hanya hutan alam dianggap bagian dari Tolok Ukur.
• Perkebunan, penghutanan dan penghutanan kembali, dan peningkatan karbon lain tidak diperhitungkan.
• Kegiatan hutan tanaman masyarakat secara tradisional tidak memengaruhi penghitungan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 iii
Kebocoran (Leakage)
• Kebocoran akibat Berpindahnya Kegiatan (diperhitungkan sebagai pengurang baku. Pengurang baku adalah nilai dugaan yang dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.
• Kebocoran Pasar () diperhitungkan sebagai pengurang baku yang didasarkan pada tabel acuan yang mencerminkan kepustakaan penilaian sejawat, yang diperbarui secara berkala. Nilai dugaan dapat dibantah apabila tersedia data empiris dari Pemrakarsa Proyek.
Pengurangan Emisi Permanen (
• Pemrakarsa Proyek memilih dari berbagai pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen. • Pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen memberi kepastian bahwa setiap Perubahan yang
Merugikan (Reversal) selama Masa Proyek akan dijamin dengan kredit atau dana yang tersedia dan dapat diidentifikasi.
• Pilihan cara Pengurangan Emisi Permanen mencakup: • Pertanggung‐gugatan Pembeli; • Sistem penyangga yang transparan dan diatur dan pemodelan risiko absah dan aset
penyangga yang memadai (Sistem Penyangga yang Layak/); • Jaminan memadai (dari negara atau swasta); • Model ton‐tahun berdasarkan kesetaraannya selama 100 tahun; • Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (; atau • Pilihan lain yang diusulkan oleh Pemrakarsa Proyek dan diperiksa oleh pakar RFS.
Administrasi
• Model baru yang ramping untuk pengajuan, pengesahan, dan verifikasi dokumen: • The RFS™ menetapkan persyaratan minimum bagi pakar yang terlibat. • Pemrakarsa Proyek mempekerjakan pakar berdasarkan pilihannya, memberi jaminan
atas kesimpulan Pakar. • Pendokumentasian didukung oleh Keterwakilan Pribadi. • Tidak ada hambatan dari Badan Pelaksana yang Ditunjuk – banyak pakar tersedia untuk
Pemrakarsa Proyek.
• Semua dokumen Proyek tersedia bagi masyarakat melalui situs web The RFS™. • Pendapat Masyarakat mengenai semua dokumen proyek yang diminta: ketidaksepakatan yang
ada ditengahi oleh pakar RFS. • Standar pemeriksaan jelas dan tidak memihak, dengan sedikit kewenangan pemeriksa dan
jangka waktu pemeriksaan tertentu.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 iv
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
PIHAK YANG TERLIBAT
Pengarang Utama
James J. Warfield1, Natalia Arango
2, Humberto Cabrera
3, dan Don J. Melnick
1,4
1Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika
Serikat 2Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez (Fondo Acción), Kolombia
3Fondo de Promoción de las Áreas Naturales Protegidas del Perú (PROFONANPE), Peru
4Departemen Ekologi, Evolusi, dan Biologi Lingkungan, Columbia University, Amerika
Serikat
Diterjemahkan Oleh Wiyanto Suroso Komite Pelaksana
Don Melnick – Direktur, Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat
José Luis Gómez ‐ Direktur Pelaksana, Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez (Fondo Acción), Kolombia
Pedro Wilson Leitão ‐ Direktur Pelaksana (1995 – 2010), Fundo Brasileiro para Biodiversidade, (FUNBIO), Brasil
Rosa Lemos de Sá – Direktur Pelaksana (2010 – sekarang), Fundo Brasileiro para Biodiversidade, (FUNBIO), Brasil
Alberto Paniagua ‐ Direktur Pelaksana, Fondo de Promoción de las Áreas Naturales Protegidas del Perú (PROFONANPE), Peru
Samuel Sangueza ‐ Direktur Pelaksana (2001 – 2011), Fondo Ambiental Nacional (FAN), Ekuador
Diego Burneo ‐ Direktur Pelaksana (2011 –sekarang), Fondo Ambiental Nacional (FAN), Ekuador
Juan Carlos Chávez ‐ Direktur Pelaksana, PUMA Fondo Ambiental, Bolivia James J. Warfield – Direktur Pelaksana, Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan
Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat Administrasi Proyek
Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University, Amerika Serikat: Tatiana Alves, Faith Wamalwa, Edward Kere, Judith Bosire, Veronicah Mwaniki, James J. Warfield, Don Melnick
Fondo para la Acción Ambiental y la Niñez, Kolombia: Natalia Arango, German Botero, José Luis Gómez.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 v
Tim Penasihat Keanekaragaman Hayati
Don Melnick (Ketua) – Columbia University, Amerika Serikat Natalia Arango – Fondo Acción, Kolombia Angelo dos Santos – FUNBIO, Brasil
Tim Penasihat Ekonomi dan Keuangan
Brian Murray (Ketua) – Duke University, Amerika Serikat Mónica Castro – Bolivia José Andrés Díaz – Kolombia Jorge Elgegreen – Peru Roberto Salazar – Ekuador James J. Warfield – Columbia University, Amerika Serikat Carlos Eduardo Young – Brasil
Tim Penasihat Hukum dan Peraturan
Rubén Kraiem (Ketua) – Covington & Burling, LLP, Amerika SerikatJose Luis Capella ‐ Peru Ludovino Lopez – Brasil Inés Manzano – Ekuador María del Pilar Pardo – Kolombia Beatriz Parodi – Peru Silvia Urrutia – Bolivia James J. Warfield – Columbia University, Amerika Serikat
Tim Penasihat Sains dan Teknologi
Ruth de Fries (Ketua Bersama) ‐ Columbia University, Amerika Serikat Holly Gibbs (Ketua Bersama) – Stanford University, Amerika Serikat Natalia Arango – Fondo Acción, Kolombia Eduardo Calvo ‐ Peru Gilvan Meira – Brasil Mauricio Meira – Brasil Don Melnick – Columbia University, Amerika Serikat Rodrigo Sierra – Ekuador, dan University of Texas, Amerika Serikat Zulma Villegas – Bolivia
Tim Penasihat Sosial Ekonomi/Sosial Budaya
Christine Padoch (Ketua Bersama) – Kebun Raya New York, Amerika Serikat Miguel Pinedo‐Vasquez (Ketua Bersama) – Columbia University, Amerika Serikat Mónica Castro – Bolivia Claudia Maria Correa ‐ Kolombia Vladimir Gil – Peru Leonardo Hasenclever – Brasil Xavier Izko Gaston ‐ Ekuador Hernán Salamanca – Kolombia
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 vi
Pemeriksa Independen
Frédéric Achard, Pusat Penelitian Gabungan, Komisi Eropa Biofílica ‐ Brasil Eduardo S. Brondizio, Indiana University, Amerika Serikat Toby Gardner, University of Cambridge, Inggris Susanna Hecht, University of California Los Angeles, Amerika Serikat William Laurence, James Cook University, Australia William E. Magnusson, Lembaga Penelitian Amazon Nasional (INPA), Brasil markit Jacob Olander, EcoDecisión, Ekuador
Penerjemah ke dalam bahasa Indonesia
Wiyanto Suroso, anggota Himpunan Penerjemah Indonesia No. HPI‐01‐09‐0189, sertifikat dikeluarkan oleh Universitas Indonesia dan Himpunan Penerjemah Indonesia
Ucapan terima kasih Karya pakar dan penyusunan The RFS™ ini dapat terlaksana atas dukungan keuangan yang murah hati dari Cargill International, SA dan ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Michael Dwyer.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 vii
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
Daftar Isi RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. i PIHAK YANG TERLIBAT ................................................................................................ iv TUJUAN UMUM ........................................................................................................... ix SISTEMATIKA: PERSYARATAN DAN PROTOKOL ............................................................. x
Kotak 1: EMPAT LANDASAN THE RAINFOREST STANDARD™ ..................................... xi Kepercayaan – Kepraktisan – Kelaikan Pasar ‐ Kecocokan ........................................ xi
SEJARAH RINGKAS ....................................................................................................... xii Kotak 2: PRINSIP‐PRINSIP DASAR ............................................................................ xiv
IC1: KEADAAN AWAL DI DAERAH PROYEK .................................................................... 1 IC2: PESERTA PROYEK ................................................................................................... 7 IC3: LANDASAN HUKUM ............................................................................................. 11 S1: MENGIDENTIFIKASI DAN MENGHORMATI PEMEGANG HAK DE FACTO ................. 17 S2: TRANSPARANSI ..................................................................................................... 21 S3: MANFAAT KUALITAS HIDUP BERKELANJUTAN ...................................................... 35 B1: KEANEKARAGAMAN HAYATI 42 ER1: NILAI TAMBAH PROYEK (PROJECT ADDITIONALITY) ............................................ 63 ER2: DATA DASAR EMISI PROYEK ( dan NILAI TAMBAH PENGURANGAN EMISI ( ......... 74
ER3: PERHITUNGAN PENGURANGAN EMISI CO2e....................................................... 82
ER4: KEBOCORAN ( ..................................................................................................... 93 ER5:PENGURANGAN EMISI PERMANEN (PERMANENCE) ............................................ 99
Kotak 3: Masalah Perubahan yang Merugikan (Reversal) ..................................... 101 A1: SITUS WEB THE RAINFOREST STANDARD™ DAN LAMAN WEB PROYEK ............... 126 A2: PEMENUHAN TERHADAP PERSYARATAN ............................................................ 130
Kotak 4: Jangka Waktu mengenai Ketidaksepakatan atas Pendapat ..................... 140 A3: PROTOKOL PENGESAHAN PROYEK ..................................................................... 141 A4: PEMANTAUAN, PELAPORAN, DAN VERIFIKASI (MRV) ......................................... 144 A5: MASA PEMBERIAN KREDIT, MASA PROYEK, MASA PENGURANGAN EMISI PERMANEN .............................................................................................................. 148 A6: PENDAFTARAN, PENGALIHAN, DAN PENGHENTIAN KREDIT ............................... 151 A7: KELALAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN ............................................................. 154 A8: RETRIBUSI .......................................................................................................... 157 A9: LAIN‐LAIN ........................................................................................................... 159 DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 160 TAMBAHAN .............................................................................................................. 177
TAMBAHAN A: DAFTAR DOKUMEN PENGAJUAN PROYEK ..................................... 178 TAMBAHAN B: KETERWAKILAN ............................................................................ 180 TAMBAHAN C: PENDAPAT HUKUM ...................................................................... 182 TAMBAHAN D: DAFTAR TUGAS PAKAR DAN PENENGAH ...................................... 183 TAMBAHAN E: PERSYARATAN PAKAR DAN PENENGAH ........................................ 185 TAMBAHAN F: DAFTAR PERIKSA PENGAJUAN PROYEK ......................................... 190 TAMBAHAN IC1‐1_A: ASOSIASI STANDAR SURVEI YANG DISETUJUI ...................... 191 TAMBAHAN IC1‐4_A: TIPE HUTAN ........................................................................ 192
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 viii
TAMBAHAN IC1‐4_B: KEADAAN HUTAN ............................................................... 193 TAMBAHAN S2‐7: PERSYARATAN KEUANGAN ...................................................... 194 TAMBAHAN S3‐1_A: DAFTAR FORMULIR YANG DISETUJUI: KAJIAN PERDESAAN PARTISIPATIF ( DAN PERNYATAAN DAMPAK KEBERLANJUTAN PERDESAAN.......... 195 TAMBAHAN ER1‐1_A: PEMBERIAN KREDIT ATAU IMBALAN UNTUK MENGURANGI PENEBANGAN BIOMASSA POHON ( ...................................................................... 196 TAMBAHAN ER1‐1_B: KONTRAK YANG TERKAIT DENGAN PENEBANGAN ............. 197 TAMBAHAN ER5‐5_A: DAFTAR TEMPAT PENYIMPANAN ( .................................... 198 TAMBAHAN ER5‐5_B: LANGKAH‐LANGKAH PEMBAGIAN KREDIT RFS SEKARANG . 199
FORMULIR (.............................................................................................................. 200 Formulir S2‐4: Unsur‐unsur Rencana Manfaat Pemegang Hak ( ............................ 201 Formulir S2‐9B: Persyaratan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (F 202 Formulir: Keterwakilan ( ....................................................................................... 203 Formulir ER5: Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Option) ................................................................................................................. 204 Formulir ER5‐2: Jaminan Penjual .......................................................................... 205 Formulir ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga ................................................................... 206 Formulir ER5‐4: Permintaan Kredit Ton‐Tahun ..................................................... 207 Formulir ER5‐5_A: Pernyataan Tempat Penyimpanan .......................................... 208 Formulir ER5‐5_B: Permohonan Pembagian Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Trust Fund) ..................................................................................... 209 Formulir A2‐5: Kesepakatan Imbalan Pakar .......................................................... 210 Formulir A6 2: Laporan Pengalihan Kredit ........................................................... 211
Lampiran ER5: ALAT BANTU PENGURANGAN EMISI PERMANEN INTERAKTIF RFS ..... 212
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 ix
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
TUJUAN UMUM
The Rainforest Standard™ adalah standar kredit karbon pertama di dunia yang memadukan
sepenuhnya persyaratan dan protokol penghitungan karbon, dampak sosial budaya/sosial
ekonomi, dan hasil keanekaragaman hayati. Standar ini merupakan hasil kerjasama selama
empat tahun di antara lima buah dana perwalian lingkungan terkemuka negara‐negara di
Kawasan Amazon dan Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat, Columbia University.
Tujuan menyeluruh The Rainforest Standard™ adalah untuk melestarikan hutan alam,
keanekaragaman hayati di dalamnya, dan penghidupan berkelanjutan yang disediakan oleh
hutan dengan melakukan pengurangan emisi CO2e secara nyata, berupa nilai tambah, dan
permanen dari konservasi hutan untuk menghasilkan arus pendapatan jangka panjang dari
penjualan kredit karbon hutan.
Asas yang mendasari The Rainforest Standard™ adalah bahwa pengurangan emisi harus
permanen untuk menjadi dasar pembenaran pendapatan kredit, dan pengurangan tidak akan
permanen, kecuali jika manfaat ekonomi diperoleh semua pengguna dan pemilik hutan
setempat secara merata, yang apabila terjadi sebaliknya, tidak berkontribusi terhadap
Pengurangan Emisi Permanen‐nya.
Komitmen The Rainforest Standard™ terhadap standar terpadu didasarkan pada pemahaman
dasar bahwa lingkungan, ekonomi, dan masyarakat “bergantung satu sama lain;” yang satu
tidak dapat berkembang apabila yang lainnya tidak berkembang.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 x
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
SISTEMATIKA: PERSYARATAN DAN PROTOKOL [Metodologi]
The Rainforest Standard™ terdiri atas Persyaratan dan protokol yang disusun dalam lima Bagianpokok
pembahasan: Keadaan Awal (IC1‐3) yang merupakan uraian tentang keadaan alam, masyarakat, dan status
hukum Daerah Proyek pada permulaan; Persyaratan sosial budaya dan sosial ekonomi (S1‐3);
pertimbangan keanekaragaman hayati (B1‐7); pertimbangan pengurangan emisi (ER1‐5); dan kegiatan
administratif (A1‐8). Daftar istilah menyusul setelah lima Bagian pokok pembahasan tersebut. Tambahan
(Annex), Formulir (Template), dan sebuah Lampiran/Appendix (tautan Alat Bantu Pengurangan Emisi
Permanen Interaktif RFS) menyusul setelah Daftar Istilah.
Keadaan Awal
Sosial Budaya/Sosial
Ekonomi
Keanekara‐gaman Hayati
Pengurangan Emisi
Administrasi Daftar Istilah
A1: Laman Web Proyek dan Situs Web RFS Tambahan
IC1: Keadaan Awal Daerah Proyek
S1: Mengidentifikasi dan menghargai pemegang hak de facto
B1‐1 to B1‐3: Tolok Ukur
ER1: Nilai Tambah Proyek
A2: Para Pakar, Organisasi Yang Mewakili, Pemberi Tanggapan, Penengah
Formulir
A3: Pengesahan Proyek
IC2: Peserta Proyek
S2: Transparansi B1‐4 to B1‐6: Pemantauan, Pelaporan, Verifikasi
ER: Nilai Tambah Pengurangan Emisi dan Data Dasar
Lampiran
A4: Memantau, Melaporkan, Memverifikasi
A5: Masa Pemberian Kredit, Masa Pengurangan Emisi Permanen
B1‐7: Data A6: Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian Kredit
IC3: Landasan Hukum
S3: Manfaat Kualitas Hidup Berkelanjutan
ER3: Perhitung‐an Pengurangan Emisi CO2e
ER4: Kebocoran A7: Kelalaian dan Tindakan Perbaikan
ER5: Pengu‐rangan Emisi Permanen
A8: Retribusi A9: Lain‐lain
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 xi
Kotak 1: EMPAT LANDASAN THE RAINFOREST STANDARD™
Kepercayaan – Kepraktisan – Kelaikan Pasar ‐ Kecocokan The Rainforest Standard™ mengakui bahwa untuk menarik investasi dalam jumlah besar, standar membutuhkan semua hal berikut ini, yaitu: Kepercayaan di dunia secara umum; Kepraktisan bagi Pemrakarsa dan Pengembang Proyek; Kelaikan Pasar bagi pembeli dan penjual; dan Kecocokan dengan aturan dari instansi pemerintah yang berwenang dan pasar yang memenuhi syarat. Untuk
tujuan itu, The Rainforest Standard™ memaksimalkan Kepercayaan, Kepraktisan, Kelaikan Pasar, dan Kecocokan.
Kepercayaan berkenaan dengan apakah sebuah komponen standar yang ditetapkan tersebut merupakan ukuran yang absah, yaitu benar‐benar mengukur apa yang ingin diukur. Beberapa jenis komponen dapat dikenai uji ini. Sebagai contoh, pada tingkat tertinggi, tujuan dari standar tersebut dapat diuji dalam hal kepercayaan: dapatkah “bertambah” atau “berkurang”‐nya cadangan karbon benar‐benar diukur? Kepercayaan juga berlaku bagi metode atau protokol untuk memantau, mengukur atau memverifikasi apakah tujuan dapat dicapai, misalnya apakah ukuran dalam hal Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa) tergolong tidak memihak dan tetap tepercaya?
Kepraktisan berkenaan dengan apakah standar tersebut memberikan kepada peserta hal‐hal yang dapat diprakirakan, efisiensi, dan kendali biaya dalam seluruh proses pemeriksaan. Protokol Pengesahan dan Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi dirancang sedapat‐dapatnya mulus, lugas, dan baku. The RFS™ memberi jadwal untuk memastikan bahwa peserta dapat merencanakan kegiatannya dan membuat kesepakatan sebagaimana dijadwalkan sehingga pengaturan keuangan tidak terlalu terpengaruh oleh naik turunnya harga. Untuk tujuan itu, protokol The RFS™ meminimalkan keleluasaan pemeriksa dan memaksimalkan protokol yang dinilai tanpa memihak dan dapat diulang.
Kelaikan Pasar berkenaan dengan memadainya kepastian bagi penjual dan pembeli bahwa kredit yang dihasilkan berdasarkan standar adalah nyata, permanen, berupa nilai tambah, dialihkan sesuai dengan hukum, memberi manfaat kepada semua pemegang hak yang sejalan dengan tujuannya dan sesuai dengan rencana yang disepakati oleh semua pemegang hak setelah mereka cukup memahami.
Kecocokan berkenaan dengan upaya agar memungkinkan protokol The RFS™ dan pemberian kredit sejalan dengan persyaratan, panduan, dan praktik Instansi Pemerintah yang Berwenang dan dengan skema pemberian kredit pada pasar‐pasar lain yang memenuhi syarat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 xii
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
SEJARAH RINGKAS Asal mula gagasan The Rainforest Standard™ (The RFS™) adalah pada pertemuan di Sao Paulo, Brasil, Oktober 2007, yang diselenggarakan oleh Dana Perwalian Lingkungan Brasil, Funbio. Ketika itu, hadir empat dari enam orang direktur lembaga yang terlibat dalam penyusunan The RFS™. Pertemuan ini dilanjutkan dengan pertemuan di Lima, Peru, antara Pusat Kajian Lingkungan, Ekonomi, dan Masyarakat (CEES), Columbia University dan Dana Perwalian Lingkungan Peru, Profonanpe, dan pertemuan di New York, AS, antara CEES dan Dana Perwalian Lingkungan Kolombia, Fondo Accíon, pada awal tahun 2008. Setelah pertemuan‐pertemuan ini, diputuskan untuk membuat kerjasama antara CEES dan Dana Perwalian Lingkungan Bolivia (PUMA), Brasil (Funbio), Kolombia (Fondo Accíon), Ekuador (FAN), dan Peru (Profonanpe) yang mengupayakan penyusunan sebuah standar baru yang sepenuhnya terpadu guna mengurangi emisi karbon hutan di Amazon. Lembaga‐lembaga ini, para Anggota Pendiri The Rainforest Standard™, bertemu bersama‐sama sebagai sebuah kelompok untuk pertama kalinya pada bulan Juni 2008 di Sao Paolo, Brasil, yang bertujuan untuk memberi sumbangsih penting dalam mengurangi emisi karbon hutan di Amazon dengan mengurangi konversi hutan. Keenam lembaga tersebut yakin bahwa proyek‐proyek “yang menghindari deforestasi” dapat dibuat menarik bagi pasar karbon, memudahkan konservasi hutan tropis dalam jangka panjang, dan memberi manfaat kepada masyarakat yang tinggal di tempat itu dan sekitarnya. Mereka bersama‐sama menganalisis kebutuhan akan sebuah standar baru yang sesuai dengan keadaan ekologi dan kenyataan masyarakat di Kawasan Amazon dan permintaan pasar yang sedang tumbuh. Para Anggota Pendiri bertemu secara rutin sepanjang tahun 2011 (rangkaian pertemuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini) untuk mengerjakan persoalan‐persoalan pokok yang telah diketahui pada tahun 2009. Dengan dukungan para pakar dari Amerika Serikat dan lima negara yang berada di Amazon, mereka menggabungkan unsur‐unsur pembangun The RFS™. Saling berhubungan melalui tatap‐muka selama lokakarya‐lokakarya, saling berhubungan melalui konferensi jarak jauh dengan semua negara sekaligus, dan pembahasan secara luas atas rancangan dokumen‐dokumen memungkinkan kelompok tersebut memadukan kenyataan di Kawasan Amazon dan merancang pilihan‐pilihan inovatif atas persoalan‐persoalan yang menonjol di seputar proyek‐proyek “yang menghindari deforestasi ” 2 dalam pasar karbon. Proses selama empat tahun yang menghasilkan The RFS™ tersebut melibatkan puluhan pakar dari seluruh Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa. Para pakar ini merupakan akademisi terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan ilmu hukum di seluruh Amazon, dan pakar yang berasal dari swasta dan masyarakat madani (LSM) yang berpengalaman dalam bidang kehutanan dan pasar karbon. Kegiatan dimulai dengan tinjauan saksama atas standar‐standar yang ada dan keadaan biologi dan masyarakat sekarang di Kawasan Amazon di lima negara, yaitu: Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia, dan Brasil. Tinjauan ini
2 Selama penyusunan The Rainforest Standard™, konsep “deforestasi yang dihindari” diperluas sehingga mencakup
“degradasi”, termasuk penebangan biomassa pohon yang terlalu teliti (atas permukaan, bawah permukaan, dan kayu mati).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 xiii
mengidentifikasi lima bidang tematik yang perlu diperhatikan secara tepat untuk mengatasi keberatan dan keprihatinan yang dinyatakan oleh pengguna hutan setempat, pemerintah nasional, pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat keuangan internasional yang memperlambat pelaksanaan berskala besar proyek‐proyek “untuk mengurangi deforestasi” di Amazon.
TANGGAL TEMPAT POKOK PEMBAHASAN
Oktober 2007 Sao Paolo, Brasil Pembahasan awal antara CEES dan beberapa Dana Perwalian Lingkungan
2007 ‐ 2008 Lima, Peru; New York, AS Pertemuan antara CEES dan dua Dana Perwalian Lingkungan
Juni 2008 Sao Paolo, Brasil Pertemuan perdana para Anggota Pendiri
Maret 2009 Lima, Peru Pertemuan para Anggota Pendiri mengenai organisasi
Juli 2009 New York City, AS Analisis standar‐standar dan alat‐alat bantu yang ada
Februari 2010 Bogotá, Kolombia Pengaturan Kelembagaan
Maret 2010 Palo Alto, California, AS Pertemuan tim penasihat ilmiah‐teknis
April 2010 Quito, Ekuador Pertemuan tim penasihat hukum
Mei 2010 Rio de Janeiro, Brasil Pertemuan tim penasihat sosial budaya
Mei 2010 Rio de Janeiro, Brasil Pertemuan tim penasihat ekonomi
Agustus 2010 New York City, AS Merancang protokol untuk mengatasi persoalan
November 2010 Mexico City, Meksiko Pertemuan pemaduserasian laporan
Juni 2011 New York City, AS Pertemuan para pengarang utama
Lima kelompok pakar dibentuk, yang masing‐masing dipimpin oleh pakar yang termasyhur di dunia beserta pendamping mereka dari kelima negara Amazon yang telah disebutkan sebelumnya. Setiap kelompok pakar menghasilkan sebuah laporan terperinci yang memetakan pendukung dan penentang persoalan‐persoalan tersebut, pilihan‐pilihan yang tersedia, dan rekomendasinya. Persoalan, pilihan, dan rekomendasi dibahas selama beberapa hari oleh Kelompok Penyelesaian Persoalan yang terdiri atas Komite Pelaksana, staf, dan para pakar tematik. Setelah pertemuan tersebut, rancangan pertama bab‐bab RFS yang dapat dijalankan (The Rainforest Standard™/Standar Hutan Hujan v1.0) disusun dan dikirim kepada lima kelompok pakar untuk diperiksa dan diberi tanggapan. Hal ini memungkinkan kelompok pakar tersebut untuk memeriksa dan menanggapi langsung protokol (metodologi) yang diusulkan. Setelah mengalami serangkaian pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut, rancangan lengkap kedua The Rainforest Standard™ v1.4 disusun oleh para Pengarang Utama dan dikirim kepada sekelompok pemeriksa independen untuk meminta tanggapan publik. Banyak di antara tanggapan dan rekomendasi mereka telah dimasukkan ke dalam versi mutakhir The Rainforest Standard™ ‐ versi 2.1.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 xiv
THE RAINFOREST STANDARD™
Memadukan Kesejahteraan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
Kotak 2: PRINSIP‐PRINSIP DASAR
I. Proyek‐proyek RFS harus menghasilkan pengurangan emisi CO2 secara nyata, berupa nilai tambah, terukur, dapat diverifikasi, dapat didaftarkan, transparan, dan permanen, dengan mengurangi penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik ( sehingga memungkinkan pembeli dan penjual RFS Credits™ (Kredit RFS) memberi sumbangsih terhadap mitigasi perubahan iklim, konservasi hutan, pembangunan berkelanjutan, pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup masyarakat hutan, dan konservasi keanekaragaman hayati. II. Proyek‐proyek RFS harus melibatkan kegiatan‐kegiatan di hutan yang telah ditetapkan secara geografis, yang sepenuhnya selaras dengan mitigasi perubahan iklim nasional dan/atau daerah, konservasi hutan, skema pengelolaan, dan kebijakan lingkungan nasional dan internasional. III. Proyek‐proyek RFS harus digagas, disusun, dan dilaksanakan dengan mengikutsertakan secara aktif pemegang hak atas hutan. IV. Proyek‐proyek RFS harus memberi sumbangsih terhadap konservasi sumberdaya alam nasional dan kebijakan penggunaannya secara berkelanjutan, antara lain konservasi keanekaragaman hayati jangka panjang yang dapat dibuktikan, jasa lingkungan, dan rencana pengelolaan hutan. V. Proyek‐proyek RFS harus memberi sumbangsih terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan nasional, termasuk pengurangan kemiskinan dan/atau peningkatan kualitas hidup pemegang hak atas hutan. VI. Organisasi pelaksana RFS harus transparan dalam penerbitan RFS Credits™ mereka dan harus memberi informasi yang transparan dan jelas mengenai rantai pengawasan atas semua RFS Credits™ yang diterbitkan. VII. Persyaratan RFS harus sepenuhnya tidak memihak, dapat dilaksanakan, dapat diulang, dan dapat dipasarkan. VIII. Organisasi pelaksana RFS harus transparan dalam mengelola aset mereka, termasuk yang dikelola sebagai jaminan atas Perubahan yang Merugikan dan pembagian manfaat masing‐masing. IX. Proyek‐proyek RFS harus menghormati hak‐hak menurut Undang‐Undang Dasar, undang‐undang, dan ulayat yang terkait dengan kepemilikan lahan, penetapan resmi atas lahan yang ditempati, keterwakilan masyarakat lokal, dan pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat adat dan kepemilikan lahan kecil, termasuk tunduk sepenuhnya pada Deklarasi PBB tentang hak‐hak masyarakat adat dan Konvensi No. 169 Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO). X. The RFS™ berjanji untuk melakukan peninjauan secara sistematis dan terus‐menerus dan perbaikan The RFS™ untuk mengikuti perubahan‐perubahan dalam perjanjian internasional, pengaturan kerjasama, undang‐undang dan kebijakan nasional dan daerah, dan pasar.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1
IC1: KEADAAN AWAL DI DAERAH PROYEK TUJUAN:
Memberi informasi yang cermat dan lengkap mengenai Keadaan Awal3
dalam hal wilayah, batas‐batas, penggunaan lahan, penguasaan lahan, zonasi,
dan luas dan sifat dari tipe dan keadaan hutan di Daerah Proyek.
DASAR PERTIMBANGAN: Bagian ini menguraikan batas‐batas Daerah Proyek dan keadaan di Daerah Proyek
sebelum ada Proyek dalam hal penguasaan lahan, kegiatan‐kegiatan yang ada, dan
Hutan yang Laik. Uraian ini akan menjadi dasar untuk mengidentifikasi lahan
penghasil RFS Credits™ maupun pihak‐pihak yang akan ikut secara langsung dan
tidak langsung dalam menghasilkan RFS Credits™ (Kredit RFS).
PERSYARATAN: Peta‐peta dan tabel‐tabel berikut harus disediakan bersama dengan Dokumen Awal
Pengajuan Proyek:
IC1‐1 Peta Batas Proyek:
Daerah Proyek didefinisikan sebagai daerah dengan garis batas secara
geografis yang ditampilkan pada Peta Batas Proyek. Peta Batas Proyek harus
menunjukkan arah dan jarak semua garis batas Daerah Proyek dengan
koordinat geografisnya. Pemetaan berlandaskan GIS lebih disukai untuk
menetapkan koordinat geografis.
B. Peta Batas Proyek harus dibuat sesuai dengan standar survei yang
3 PERLU DICATAT: Semua istilah yang dimiringkan adalah istilah yang didefinisikan dalam DAFTAR ISTILAH.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 2
diterima oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang pada tingkat nasional,
provinsi atau kabupaten/kota atau apabila standar semacam itu tidak ada,
didasarkan pada standar dari Asosiasi yang Disetujui sebagaimana ditetapkan
pada Tambahan IC1‐1_A.
C. Peta Batas Proyek harus menampilkan:
1. Semua peruntukan yang ditetapkan oleh pemerintah (misalnya
data peta pajak; peruntukan oleh negara, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, ulayat); dan
2. Luas keseluruhan Daerah Proyek.
IC1‐2 Peta dan Tabel Penguasaan Lahan (Proyek:
Peta Penguasaan Lahan Proyek harus menunjukkan daerah‐daerah di dalam
Daerah Proyek yang dimiliki, disewakan, ditempati, digunakan atau diatur
oleh setiap Peserta Proyek sebagaimana ditetapkan pada Bagian IC2‐1,
termasuk tetapi tidak terbatas untuk:
1. Daerah‐daerah yang dimiliki, secara langsung atau tidak langsung,
oleh negara, dan
a. telah ditetapkan oleh negara sebagai Kawasan Konservasi,
taman nasional, hutan nasional atau peruntukan lain
semacamnya yang dapat berkaitan dengan penggunaan untuk
umum dan swasta;
b. yang penggunaannya menurut undang‐undang
diperuntukkan Masyarakat Adat atau masyarakat lain; atau
c. terikat pada hak pengusahaan, apakah untuk penggunaan
tertentu atau umum, kepada perorangan pribadi atau badan
(pemegang hak pengusahaan) pencari laba (misalnya
perusahaan atau kemitraan) atau nirlaba (misalnya yayasan,
organisasi nonpemerintah/LSM);
2. Daerah‐daerah yang dimiliki, ditempati atau digunakan oleh
perorangan pribadi atau badan (termasuk Masyarakat Adat,
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 3
masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan dengan
sertifikat yang sah);
3. Daerah‐daerah yang dimiliki, ditempati atau digunakan oleh
perorangan pribadi atau badan (termasuk Masyarakat Adat,
masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan yang
bersertifikat) yang memiliki kewajiban hukum untuk melestarikan
atau melindungi hutan yang ada (misalnya karena merupakan
kawasan konservasi berdasarkan putusan hukum, kewajiban
konservasi pada lahan umum atau swasta, atau yang setara dengan
itu dengan landasan hukum di daerah yang berlaku, atau selainnya);
4. Daerah‐daerah yang menjadi tempat tinggal keluarga atau
masyarakat secara ulayat (Masyarakat Rimba) atau yang mereka
gunakan walaupun tinggalnya di tempat lain (Pengguna Hutan).
B. Tabel Penguasaan Lahan harus disertakan dengan Peta Penguasaan
Lahan Proyek dan harus berisi informasi berikut:
1. Nama dan/atau identitas semua Peserta Proyek;
2. Luas di daerah‐daerah yang diminati oleh setiap Peserta Proyek;
3. Status hak atas lahan yang dipegang oleh setiap Peserta Proyek
(misalnya bersertifikat sah, sewa, hak pengusahaan, kewajiban
konservasi (easement), tradisional atau ulayat, lainnya); dan
4. Peruntukan hak atas lahan yang dipegang oleh setiap Peserta
Proyek (misalnya hak untuk menggunakan, menguasai, dan/atau
mengalihkan dalam hal penggunaan lahan, pembangunan,
sumberdaya alam, kegiatan‐kegiatan pengurangan emisi karbon, dan
sebagainya).
IC1‐3 Peta Kegiatan Proyek. Peta Kegiatan Proyek harus menunjukkan berikut ini di dalam Daerah Proyek:
A. Penetapan peta zonasi resmi mutakhir yang diterbitkan oleh pemerintah; dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 4
B. Zonasi oleh Pemerintah Daerah yang mendaftar semua Sumberdaya
Hutan dan menunjukkan Penggunaan Sumberdaya dan Wilayah Penggunaan
Sumberdaya di Daerah Proyek.
IC1‐4 Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (. Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur harus memiliki resolusi sedikit‐dikitnya 1m
sebagaimana tersedia sekarang ini dari citra satelit atau foto udara, dan harus
menampilkan berikut ini di dalam Daerah Proyek:
A. Penandaan batas yang diacu dalam tata ruang terhadap semua daerah yang
tergolong Hutan yang Laik ()dan Hutan yang tidak Laik () dengan Satuan
Pemetaan Minimum 0,09 ha, dengan piksel dalam susunan bujur sangkar
(misalnya 30x30 dengan resolusi 1 m);
B. Perhitungan luas Hutan yang Laik;
C. Perhitungan luas Hutan yang tidak Laik;
D. Tipe Hutan pada Hutan yang Laik (yaitu tipe hutan di sepanjang sungai,
hutan lembap, hutan kering, dan lainnya sebagaimana ditetapkan pada
Tambahan IC1‐4_A);
E. Keadaan Hutan pada Hutan yang Laik (yaitu tipe hutan yang telah
ditebang, dewasa, permudaan, dan lainnya sebagaimana ditetapkan pada
Tambahan IC1‐4_B); dan
F. Matriks Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan4 menunjukkan
persentase Hutan yang Laik di setiap kotak. Contoh berikut sekadar
gambaran untuk memperjelas:
4 The RFS™ mengakui bahwa Matriks Stratifikasi Jenis dan Keadaan Hutan boleh jadi tidak menjelaskan setiap Tipe
Hutan atau Keadaan Hutan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 5
CONTOH Matriks Tipe dan Keadaan Hutan – Persentase Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan.
TIPE HUTAN Hutan lembap
Hutan kering
Hutan di sepanjang sungai
KEADAAN HUTAN
Telah ditebang 2% 15% 5% Dewasa 23% 5% 10% Permudaan 10% 15% 15%
IC1‐5 Keadaan Umum:
A. Semua Peta harus:
1. dalam bentuk digital;
2. serasi dengan GIS;
3. menggunakan Peta Batas Proyek sebagai pola;
4. membubuhkan nama Pemrakarsa Proyek, nama Proyek, dan judul
uraian peta;
5. disertai dengan Keterwakilan Pribadi (lihat Formulir: Keterwakilan)
oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek
(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam
kedudukannya sebagai pribadi, maupun Keterwakilan oleh badan
Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada
peta yang menyertainya cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh
yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh
dan dengan niat baik;
6. disertai dengan Keterwakilan Pakar Pemetaan Hutan dari pihak
Pemrakarsa bahwa informasi pada peta yang menyertainya cermat dan
lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan
diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik; dan
7. selaras dengan peta‐peta resmi pemerintah yang cermat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 6
B. Semua jadwal atau matriks yang menyertainya harus:
1. membubuhkan nama Pemrakarsa Proyek, nama Proyek, dan judul
uraian peta;
2. disertai dengan Keterwakilan Pribadi (lihat Formulir: Keterwakilan)
oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek
(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam
kedudukannya sebagai pribadi, maupun Keterwakilan oleh badan
Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada
jadwal atau matriks yang menyertainya cermat dan lengkap dalam
semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah
meneliti secara utuh dan dengan niat baik;
3. disertai dengan Keterwakilan Pakar Pemetaan Hutan dari pihak
Pemrakarsa Proyek bahwa informasi pada jadwal atau matriks yang
menyertainya cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang
mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan
dengan niat baik; dan
4. selaras dengan informasi resmi pemerintah; dan
5. selaras satu sama lain (misalnya luas Hutan yang Laik ditambah
Hutan yang tidak Laik harus sama dengan luas hutan di Daerah Proyek).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 7
IC2: PESERTA PROYEK TUJUAN:
Menyediakan daftar Peserta Proyek secara cermat dan lengkap, termasuk semua
Pemegang Hak dan Instansi Pemerintah yang Berwenang mengenai kegiatan‐kegiatan di
Daerah Proyek.
DASAR PERTIMBANGAN: Asas Penyertaan: Setiap orang yang berwenang di lapangan untuk menebang Biomassa
Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek (atau mengesahkan penebangan tersebut, atau
tidak mencegah penebangan tersebut) perlu didorong untuk menghindari penebangan
tersebut. Tanpa partisipasi menyeluruh seperti itu, Pengurangan Emisi Permanen Proyek akan
selalu terancam dan Perubahan yang Merugikan secara nyata sulit dicegah.
Konsultasi Partisipatif: Sejalan dengan Asas Penyertaan (, The RFS™ bermufakat dengan
setiap pihak yang berwenang atas penebangan di dalam Daerah Proyek sebagai Peserta
Proyek, dan pihak yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan Proyek selama umur
Proyek. Persyaratan untuk Konsultasi Partisipatif diperincikan pada Bagian S1. Asas
Penyertaan menghasilkan definisi yang luas mengenai Pemegang Hak, terutama Pemegang
Hak De Facto.
PERSYARATAN: Pemrakarsa Proyek harus menyertakan Dokumen Penetapan Peserta Proyek bersama
Dokumen Awal Pengajuan Proyek. Bagian IC2‐1 mendefinisikan jenis perorangan, kelompok,
badan, dan organisasi yang dianggap sebagai Peserta Proyek. Bagian IC2‐2 menjelaskan
informasi yang harus disediakan bagi setiap Peserta Proyek. Bagian IC2‐3 menyediakan jenis
bukti yang dibutuhkan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap Bagian IC2‐1 dan IC2‐2.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 8
IC2‐1 Dokumen Penetapan Peserta Proyek harus menetapkan semua Peserta Proyek,
termasuk:
A. Pemrakarsa Proyek: Pihak yang memiliki hak untuk memperdagangkan
pengurangan emisi yang berasal dari pengurangan penebangan Biomassa Pohon dari
Hutan yang Laik, yaitu pihak yang mengusulkan Proyek.
B. Pengembang Proyek: Orang atau badan hukum yang ditetapkan oleh Pemrakarsa
Proyek memiliki kewenangan yang mengikat secara hukum untuk menyusun dan
menyerahkan dokumen‐dokumen yang dibutuhkan menurut The RFS™, untuk
bertindak selaku kepanjangan tangan Pemrakarsa Proyek selama proses pengesahan,
untuk memperbaiki permohonan‐permohonannya, untuk melakukan Keterwakilan
sebagaimana diatur pada The RFS™, dan untuk setidaknya bertindak atas nama
Pemrakarsa Proyek.
C. Pemegang Hak (istilah yang mencakup sekaligus Pemegang Hak De Jure dan
Pemegang Hak De Facto):
1. Pemegang Hak De Jure: Pemegang sertifikat atas lahan atau hak apa pun
(misalnya hak pengusahaan, kewajiban konservasi, menempati) di dalam
Daerah Proyek.
2. Pemegang Hak De Facto: Pengguna Hutan atau Masyarakat Rimba,
termasuk tetapi tidak terbatas untuk Masyarakat Adat, masyarakat lokal yang
memiliki hak tradisional atau ulayat untuk menggunakan, menguasai atau
mengalihkan hak atau apa pun yang ada di atas lahan di dalam Daerah Proyek.
The RFS™ mengakui Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan sebagai
Pemegang Hak De Facto, yang walaupun tidak memiliki hak secara jelas atau
hak pakai secara formal, dapat saja memiliki hak untuk menggunakan atau
menguasai lahan yang telah diakui oleh masyarakat lokal tanpa melanggar hak
atas lahan umum, undang‐undang atau kebiasaan. Tetapi, diakui bahwa
sebagian Pengguna Hutan boleh jadi bertindak dengan melanggar hukum
(misalnya pembalak liar komersial dan pelanggar tatanan hukum yang berlaku),
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 9
dan The RFS™ tidak berhubungan dengan hak hukum mereka yang bertindak
dengan melanggar hukum: Semua pelaku liar tersebut dianggap bukan
Pemegang Hak De Facto. Istilah “Pemegang Hak De Facto” tidak menunjuk
pada anggota perorangan dari kelompok yang lebih besar (misalnya
Masyarakat Adat, masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan,
atau kelompok lain yang memiliki hak tradisional atau ulayat untuk
menggunakan, menguasai, dan mengalihkan hak). Hak‐hak perorangan
dianggap berasal dari pertalian mereka dengan kelompok tersebut, yang
didefinisikan di sini sebagai Pemegang Hak De Facto, yang dalam hal ini mereka
sebagai anggota kelompok. Dengan demikian, sebuah kelompok bukan
perorangan dapat dianggap sebagai Pemegang Hak De Facto menurut The
RFS™. Keluarga petani harus dianggap sebagai Pemegang Hak De Facto jika dan
hanya jika, sertifikat dari pemerintah menyatakan secara jelas kepemilikan
lahan keluarga petani tersebut di Daerah Proyek (misalnya Sertifikat Hak Milik
dari Pemerintah Kabupaten/Kota). Semua Pemegang Hak De Facto juga harus
terdaftar pada Daftar Pemegang Hak De Facto sebagaimana disebutkan pada
Bagian IC2‐3C dan S1‐1.
D. Instansi Pemerintah yang Berwenang dengan kewenangan mengatur lahan atau
kegiatan di dalam Daerah Proyek.
IC2‐2 Dokumen Penetapan Peserta Proyek harus mencakup:
A. Nama diri dan sebutan badan, perorangan, organisasi, masyarakat, kelompok,
Instansi Pemerintah yang Berwenang, dan nama‐nama pengenal lain;
B. Informasi tentang narahubung sejauh tersedia, termasuk alamat, nomor telepon,
alamat email atau informasi yang dapat dihubungi lewat Internet;
C. Nama pejabat, eksekutif atau pemimpin badan; dan
D. Informasi tentang daftar resmi peserta proyek dapat dilihat oleh masyarakat umum.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 10
IC2‐3 Hal‐hal berikut dibutuhkan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap Bagian IC2‐1 dan IC2‐2:
A. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan
Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam
kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada Dokumen Penetapan Peserta Proyek
cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya
setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik; dan
B. Apabila informasi dalam Dokumen Penetapan Peserta Proyek diharuskan diajukan
kepada Instansi Pemerintah yang Berwenang, pengesahan oleh instansi tersebut
dibuktikan dengan dokumen resmi; dan
C. Daftar Pemegang Hak De Facto disusun sesuai dengan Persyaratan pada Bagian S1‐1.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 11
IC3: LANDASAN HUKUM TUJUAN:
Mengidentifikasi hak formal, tradisional atau ulayat dari semua Peserta Proyek untuk
menggunakan, menguasai atau mengalihkan hak mana pun atau apa pun yang ada di
atas lahan di dalam Daerah Proyek.
Menunjukkan bahwa semua kesepakatan yang diperlukan telah diperoleh dari semua
Peserta Proyek, yang menegaskan hak formal Pemrakarsa Proyek untuk mengalihkan,
menilai dengan uang, dan menukar berkurangnya emisi karbon dari berkurangnya
penebangan Biomassa Pohon melalui diterimanya dan dialihkannya RFS Credits™
sebagaimana dijelaskan pada Bagian A6 (Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian
Kredit).
Menunjukkan bahwa kegiatan atau Proyek yang diusulkan tidak bertentangan dengan
program atau kegiatan REDD nasional atau daerah atau yang serupa di wilayah hukum
yang bersangkutan.
Menunjukkan bahwa pemberian The RFS Credit™ sendiri bukan merupakan
pelanggaran terhadap undang‐undang yang berlaku, dan manfaat ekonomi dari
perdagangan selanjutnya menurut undang‐undang yang berlaku tidak diperuntukkan
pihak ketiga yang persetujuan atau penunjukannya belum diperoleh.
DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ berupaya untuk memastikan bahwa pembeli The RFS Credit™ yang penjualnya
memiliki hak untuk mengalihkan pengurangan emisi karbon menjadi bernilai uang menurut
undang‐undang di tempat Daerah Proyek berada. Ini membutuhkan lebih dari sekadar
menunjukkan sertifikat atas lahan di Daerah Proyek. Pemrakarsa Proyek harus menunjukkan
haknya untuk menilai dengan uang dan memperdagangkan pengurangan karbon untuk
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 12
menggantikan atau bermitra dengan: Instansi Pemerintah yang Berwenang; pihak lain dalam
kontrak (misalnya Pengembang Proyek, pihak yang ditunjuk, pemegang hak pengusahaan);
atau Pemegang Hak De Facto.
PERSYARATAN: Bagian IC3‐1 mensyaratkan dukungan dalam bentuk dokumen mengenai informasi yang
disediakan pada Peta Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan disamping
Bagian IC1‐5 Keterwakilan. Bagian IC3‐2 menguraikan Persyaratan yang harus ditunjukkan oleh
Pemrakarsa Proyek bahwa telah dipenuhi dalam mendukung haknya untuk menjual kredit yang
akan diterbitkan sebagai RFS Credits™. Bagian IC3‐ 3 menetapkan bukti dokumen yang
disyaratkan untuk membenarkan klaim pada Bagian IC3‐2.
IC3‐1 Disamping Persyaratan pada Bagian IC1‐5, dalam mendukung informasi pada Peta
Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan sebagaimana diatur pada Bagian IC1‐2,
yang merupakan bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
menyediakan bukti dokumen berikut ini:
A. Dalam hal Pemegang Hak De Jure, sertifikat terdaftar yang disahkan oleh Instansi
Pemerintah yang Berwenang sesuai dengan undang‐undang yang dibuktikan dengan
dokumen resmi (misalnya akta bermeterai; surat pernyataan di bawah sumpah), dan
dalam hal hak yang dipersengketakan, ketetapan pengadilan yang bersifat tetap dan
tidak lagi dimungkinkan melakukan banding; dan
B. Pendapat Hukum dari seorang penasihat hukum berkompeten dan diakui yang
berpraktik hukum di wilayah hukum tempat Proyek berada bahwa informasi pada Peta
Penguasaan Lahan Proyek dan Tabel Penguasaan Lahan cermat dan lengkap dalam
semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh
dan dengan niat baik.
IC3‐2 Sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 13
menyediakan bukti dokumen secara memuaskan, sesuai dengan Bagian IC3‐3 di bawah ini,
bahwa:
A. Pemrakarsa Proyek atau orang atau badan (satu atau lebih) selaku pihak‐pihak yang
mengikatkan diri dalam kontrak dengan Pemrakarsa Proyek telah diberi hak menurut undang‐
undang di negara tuan rumah untuk menukar, mengalihkan, dan menilai dengan uang
pengurangan emisi karbon yang diakibatkan apabila penebangan Biomassa Pohon berkurang;
dan
B. Instansi Pemerintah yang Berwenang (kabupaten/kota, provinsi atau negara) belum
membentuk program nasional, provinsi, daerah atau program lain yang intinya tidak sejalan
dengan, atau dimaksudkan ‐menurut ketentuannya‐ menggantikan atau membatalkan:
1. Setiap tindakan dan/atau instrumen hukum yang menjadi landasan kegiatan atau
Proyek yang diusulkan; atau
2. Setiap metode yang dipilih untuk memenuhi setiap Persyaratan dalam The RFS™
(misalnya metode Pengurangan Emisi Permanen, metode data dasar atau
Persyaratan pada Bagian S, misalnya Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa
Paksaan); dan
C. Tidak ada instansi atau lembaga perantara milik pemerintah di wilayah hukum yang
menjadi tempat dari bagian Proyek mana pun mengklaim hak untuk mengalihkan
pengurangan emisi karbon; dan
D. Tidak ada ketentuan dalam undang‐undang yang berlaku di wilayah hukum yang menjadi
tempat dari bagian Proyek mana pun bahwa setiap orang (termasuk instansi atau lembaga
perantara milik pemerintah), selain Pemrakarsa Proyek dan/atau satu atau lebih pihak lain
yang telah dikontrak oleh Pemrakarsa Proyek atau pihak yang ditunjuk dan diizinkannya,
berhak untuk mengalihkan pengurangan emisi karbon, dan khususnya yang diakibatkan oleh
berkurangnya penebangan Biomassa Pohon; dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 14
E. Apabila wilayah hukum tempat berada Proyek sudah siap dengan mekanisme untuk
menelusuri dan/atau mendaftar kegiatan‐kegiatan atau Proyek‐proyek semacam yang diusulkan
atau dilaksanakan oleh Proyek (apakah sebagai bagian dari NAMA/Aksi Mitigasi yang Tepat
secara Nasional yang dilakukan di wilayah hukumnya ataukah tidak), dan pendokumentasian
dan/atau pendaftaran diatur menurut undang‐undang yang berlaku sewaktu penyerahan
Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir atau setiap Tanggal Verifikasi berikutnya,
Pemrakarsa Proyek harus mewakili dan menyediakan bukti dokumen yang berlaku menurut
hukum bahwa:
1. Proyek atau kegiatan yang diusulkan didokumentasikan dan/atau didaftarkan
sebagaimana mestinya; dan
2. pendokumentasian dan/atau pendaftaran tersebut sejalan –berdasarkan undang‐
undang yang berlaku‐ dengan persyaratan Proyek atau kegiatan untuk penerbitan kredit
dalam The RFS™; dan
F. Baik penerbitan RFS Credits™ untuk Pemrakarsa Proyek ataupun untuk satu atau lebih pihak
lain yang telah dikontrak oleh Pemrakarsa Proyek, ataupun setiap kemungkinan penjualan
Kredit RFS oleh Pemrakarsa Proyek atau oleh pihak lain mana pun atau pihak yang ditunjuk,
tidak akan menyebabkan pelanggaran undang‐undang yang berlaku di wilayah hukum tempat
Proyek berada; dan
G. Pemrakarsa Proyek akan melakukan semua tindakan yang diperlukan, sebagaimana
ditetapkan dalam undang‐undang yang berlaku, untuk melaporkan kepada Instansi Pemerintah
yang Berwenang mengenai diterimanya atau dialihkannya Kredit RFS.
IC3‐3. Bukti pendukung informasi yang diatur pada Bagian IC3‐2A‐G.
A. Untuk memenuhi Bagian IC3‐2, bukti dokumen yang memuaskan mengenai
persoalan tersebut guna ditunjukkan mensyaratkan satu atau lebih hal‐hal berikut
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel IC3‐3:
1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 15
Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana)
dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh badan
Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa informasi pada Bagian
IC3‐2A‐G cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui
dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik;
2. Pendapat Hukum dari seorang penasihat hukum berkompeten dan diakui
yang berpraktik hukum di wilayah hukum tempat Proyek berada bahwa
informasi yang diatur pada Bagian IC3‐2A‐G cermat dan lengkap dalam semua
hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh
dan dengan niat baik.
3. Pernyataan tertulis resmi oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang; atau
4. Ketetapan pengadilan yang bersifat tetap sehingga tidak lagi dimungkinkan
untuk banding.
B. Tabel IC3‐3 menunjukkan alternatif bukti dokumen yang memadai sebagai
Persyaratan pada Bagian IC3‐2A‐G.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 16
Tabel IC3‐3: Alternatif bukti dokumen yang memadai sebagai Persyaratan pada IC3‐2A‐G.
Subbagian A B C D E1 E2 F G
1 + 2
1 + 2; atau 3; atau 4
1 + 2; atau 3
1 + 2; atau 3 1 + 3
1 + 2; atau 3
1 + 2; atau 3 1
C. Apabila setiap Keterwakilan terbukti tidak cermat, kredit berikutnya tidak
akan diverifikasi, kecuali jika sesuai dengan prosedur perbaikan sebagaimana
dapat dilihat pada Bagian A7.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 17
S1: MENGIDENTIFIKASI DAN MENGHORMATI PEMEGANG HAK DE FACTO
TUJUAN:
Sejalan dengan Asas Penyertaan () dan Konsultasi Partisipatif (lihat Dasar
Pertimbangan pada Bagian IC2), Proyek‐proyek RFS harus dirancang dengan
menghormati fakta sosial ekonomi dan sosial budaya di lapangan. Untuk
melakukannya, dibutuhkan pengenalan secara cermat dan lengkap semua Pemegang
Hak De Facto maupun Pemegang Hak De Jure dan Peserta Proyek lain (lihat Bagian
IC2). Identifikasi Pemegang Hak De Facto secara cermat dan lengkap ditekankan untuk
menjamin agar Proyek‐proyek RFS dirancang sedemikian rupa sehingga:
Hak atas lahan dan sumberdaya yang ada, baik berdasarkan undang‐undang
atau ulayat, akan diidentifikasi dan dihormati;
Pengetahuan dan praktik tradisional mengenai pengelolaan sumberdaya di
kalangan Masyarakat Adat, Masyarakat Rimba dan Pengguna Hutan, dan
masyarakat lokal yang sejalan dengan tujuan The RFS™ untuk mengurangi
penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik akan diidentifikasi dan
dihormati.
Semua undang‐undang, perjanjian dan konvensi internasional yang berlaku,
maupun hukum adat, termasuk konvensi internasional yang menuntut
perlindungan terhadap pengetahuan dan praktik masyarakat adat diidentifikasi
dan dipatuhi; dan
Kegiatan‐kegiatan Proyek mengidentifikasi dan menjabarkan kategori‐kategori
zonasi yang sesuai dengan budaya (Zonasi Setempat) (lihat Bagian IC1‐3B) yang
mengakui digunakannya pengetahuan dan sejarah setempat.
Rancangan Proyek dibolehkan dan bahkan diharapkan, namun tidak diharuskan, untuk
membantu memformalkan hak‐hak ulayat setempat yang diakui di kalangan
masyarakat adat, nelayan, masyarakat perdesaan, transmigran, petani maupun
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 18
pemilik lahan pribadi lain, masyarakat lokal, dan keluarga‐keluarga.
DASAR PERTIMBANGAN: Asas pokok The RFS™iadalah bahwa keterlibatan penuh Pemegang Hak De Facto itu mutlak bagi
Proyek‐proyek untuk mengurangi penebangan Biomassa Pohon dalam jangka panjang. Pusat
perhatian dalam Bagian ini adalah keterlibatan Pemegang Hak De Facto, yang didasarkan pada
anggapan bahwa Pemegang Hak De Facto tidak selalu diberi perlindungan hukum yang sama
dengan Pemegang Hak De Jure. Dalam hal Pemegang Hak De Jure, The RFS™ mensyaratkan
bahwa mereka yang teridentifikasi sebagai Peserta Proyek dapat memperoleh perlindungan
berdasarkan undang‐undang yang ada untuk memastikan hak mereka berkaitan dengan
kegiatan‐kegiatan sebagaimana dijelaskan pada The RFS™.
PERSYARATAN: S1‐1 Sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
mengajukan daftar semua Pemegang Hak De Facto (Daftar Pemegang Hak De Facto) di Daerah
Proyek (termasuk Masyarakat Adat, masyarakat lokal, Masyarakat Rimba dan Pengguna
Hutan).
S1‐2 Untuk memastikan bahwa Pemegang Hak De Facto yang terkena proyek memiliki cukup
kesempatan untuk dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari Daftar Pemegang Hak De Facto,
Pemrakarsa Proyek harus mengumumkan Daftar Pemegang Hak De Facto (Pemberitahuan
kepada Pemegang Hak De Facto) dalam waktu 90 hari (Masa Pemberitahuan kepada
Pemegang Hak De Facto) dengan menggunakan:
A. Saluran‐saluran komunikasi resmi dan tradisional yang diakui setempat;
B. Penerbitan pada semua surat kabar setempat sedikit‐dikitnya tiga kali;
C. Siaran pengumuman sedikit‐dikitnya tiga kali melalui radio atau televisi setempat,
apabila tersedia;
D. Mengunggah pengumuman lewat Internet dengan cara yang diatur pada Bagian A2;
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 19
E. Pemberitahuan tertulis kepada Organisasi Yang Mewakili yang memiliki kepentingan
di Daerah Proyek;
F. Pemberitahuan tertulis kepada Instansi Pemerintah yang Berwenang yang wilayah
hukumnya mencakup Daerah Proyek;
G. Pemberitahuan tertulis atau secara tradisional kepada semua Pemegang Hak De
Facto yang dikenal.
S1‐3 Kepatuhan terhadap Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto. Dokumen Awal
Pengajuan Proyek harus mencakup:
A. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa Pemberitahuan kepada
Pemegang Hak De Facto telah disampaikan sesuai dengan Bagian S1‐2A‐G, yang
menguraikan metode pemenuhan syarat A‐G, tanggal‐tanggalnya, dan mengidentifikasi
setiap pihak ketiga yang ikut serta dan memenuhi syarat (misalnya surat kabar, radio,
LSM).
B. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek (misalnya CEO,
Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun
Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek bahwa informasi pada Bagian S1‐3A
cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya
setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
S1‐4 Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto dapat dimulai oleh Pemrakarsa
Proyek setiap saat berdasarkan dalam kewenangan penuhnya, setelah atau sebelum Konsultasi
Pra‐Pengajuan (lihat Bagian S2‐ 1F1); tetapi, untuk memastikan bahwa Daftar Pemegang Hak
De Facto tidak kedaluwarsa, Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto dinyatakan
tidak berlaku apabila dimulai lebih dari 12 bulan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek.
S1‐5 Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto harus menyatakan bahwa, sejak mulainya
Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto sampai dengan 90 hari setelah Masa
Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto (Masa Klaim Pemegang Hak De Facto), setiap
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 20
pihak berikut dapat mengajukan klaim tertulis kepada Pemrakarsa Proyek (Klaim Pemegang
Hak De Facto) yang dia, atau setiap Pemegang Hak De Facto lain, perlu dimasukkan ke dalam
atau dikeluarkan dari Daftar Pemegang Hak De Facto beserta alasan klaimnya:
A. Setiap kelompok yang mengklaim sebagai Pemegang Hak De Facto sebagaimana
ditetapkan pada IC2;
B. Organisasi Yang Mewakili
C. Instansi Pemerintah yang Berwenang
S1‐6 Dalam 30 hari setelah berakhirnya Masa Klaim Pemegang Hak De Facto, Pemrakarsa
Proyek harus mendaftar semua Klaim Pemegang Hak De Facto yang diajukan dan harus
mencakup semua klaim tersebut dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek‐nya bersama dengan
tanggapannya apabila dia memilih tidak mendaftar atau menghapus penggugat dari daftar.
Tidak mengajukan Klaim Pemegang Hak De Facto harus dianggap sebagai Kelalaian Besar
menurut Bagian A7‐2 dan akan diperlakukan sesuai dengan Persyaratan pada Bagian tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 21
S2: TRANSPARANSI
PENGUNGKAPAN INFORMASI DAN PERSETUJUAN ATAS DASAR INFORMASI AWAL TANPA PAKSAAN (PADIATAPA)
TUJUAN:
Sejalan dengan Asas Penyertaan dan Konsultasi Partisipatif, selama
proses perencanaan dan pembangunan, Pemrakarsa Proyek harus
menyediakan informasi yang cermat dan lengkap mengenai semua hal
berkenaan dengan Proyek kepada semua Peserta Proyek, memberi
kesempatan kepada semua Peserta Proyek untuk memberi sumbangsih
dalam perencanaan dan pelaksanaan Proyek dan kegiatan‐kegiatannya,
diterimanya Proyek oleh semua Peserta Proyek, dan melanjutkan
berkomunikasi secara terbuka dan transparan dengan semua Peserta
Proyek selama Masa Proyek.
Semua komunikasi dengan dan oleh Peserta Proyek harus dilakukan
dengan cara yang dikenal, yaitu langsung dipahami oleh setiap Peserta
Proyek dan sesuai dengan budaya setempat.
Semua kesepahaman dengan dan persetujuan oleh Peserta Proyek
mensyaratkan adanya Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa
Paksaan dari mereka.
Sifat dan pola pembagian manfaat dan tanggung jawab yang berasal dari
Proyek dan kegiatan‐kegiatannya harus diperinci dalam kesepahaman
dengan dan di antara semua Peserta Proyek yang terdokumentasikan.
Risiko sosial ekonomi dan sosial budaya yang berkaitan dengan diterima
tidaknya kemungkinan manfaat selama jangka waktu Proyek harus
sepenuhnya diungkapkan, diakui, dan diterima oleh semua Peserta
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 22
Proyek.
DASAR PERTIMBANGAN: Tujuan The RFS™ adalah memastikan bahwa Pemegang Hak sepenuhnya
menyadari semua risiko, kewajiban, biaya, dan segala kemungkinan yang
dapat mereka temui pada permulaan Proyek atau dari waktu ke waktu
dengan membuat kesepakatan‐kesepakatan untuk pengalihan hak
pengurangan emisi CO2e mereka kepada pihak‐pihak lain.
Sejalan dengan asas pokok dari kontrak dan keadilan, The RFS™
mensyaratkan bahwa setiap putusan ditetapkan oleh setiap Pemegang Hak
berdasarkan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan.
Mengingat akan asas ganda yang melandasinya, yaitu kepercayaan dan
kepraktisan, The RFS™ berupaya mensyaratkan untuk sedapat‐dapatnya
menunjukkan bahwa setiap putusan Pemegang Hak telah ditetapkan dan
akan dilanjutkan dengan membuat Persetujuan. Dalam menjalankan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa
Paksaandalam kerangka The RFS™ tersebut, dipertimbangkan dua kendala,
yaitu: (1) Bagaimana cara mengetahui apabila seseorang mengetahui
sesuatu; dan (2) Apakah pembuat putusan sebenarnya memiliki waktu,
kecenderungan, dan informasi untuk belajar dan memahami apa pun yang
akan memungkinkan mereka membuat putusan yang “sepenuhnya
dipahami”? Selama kendala‐kendala ini tidak pernah dapat sepenuhnya
diatasi, The RFS™ menetapkan Persyaratan Persetujuan atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaanyang cukup diyakini bahwa Pemegang Hak
memiliki sebanyak‐banyaknya informasi untuk membuat putusan sehingga
kualitas Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan memadai,
yang biasanya dibutuhkan dalam interaksi sosial, hukum, dan perniagaan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 23
PERSYARATAN: S2‐1 Pemrakarsa Proyek harus memberi pernyataan tertulis (Pernyataan
Informasi Pemrakarsa) kepada setiap Peserta Proyek (termasuk semua yang
ada pada Daftar Pemegang Hak De Facto), yang harus mengungkapkan atau
menyatakan berikut:
A. Salinan yang terbaca dari semua peta dan jadwal yang diatur pada
Bagian IC1;
B. Uraian lengkap mengenai Proyek dan kegiatan‐kegiatannya,
dengan menekankan pada tujuannya untuk mengurangi atau
meniadakan penebangan Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik.
Uraian tersebut harus mencakup pernyataan yang jelas dan
digarisbawahi bahwa hutan tanaman tidak tunduk pada Persyaratan
The RFS™; bahwa setiap kegiatan di hutan tanamantersebut (seperti
pemanenan atau penanaman tambahan) tidak akan berpengaruh
terhadap manfaat, tidak juga menguranginya melalui panen ataupun
menambahnya melalui penanaman.
C. Persyaratan untuk Rencana Manfaat Pemegang Hak sesuai
dengan Bagian S2‐4;
D. Pemrakarsa Proyek disyaratkan untuk menyediakan Rencana
Manfaat Pemegang Hak sesuai dengan Bagian S2‐8;
E. Pembaruan atas keadaan mutakhir perencanaan dan pembangunan Proyek;
F. Jadwal lokakarya atau pertemuan (atau bentuk komunikasi lain
yang disetujui oleh para Pemegang Hak yang sah) diumumkan dan
dapat diketahui oleh semua pihak untuk memberi tahu setiap
Pemegang Hak mengenai hal‐hal tertentu sebagaimana dijelaskan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 24
pada Bagian S2‐1 (Konsultasi Partisipatif) dan memperoleh umpan‐
balik dari mereka.5 Jadwal tersebut harus menyediakan sedikit‐
dikitnya:
1. Dua acara per Pemegang Hak, yang harus dijadwalkan dan
harus dilakukan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek
(Konsultasi Pra‐Pengajuan).
2. Dua acara per Pemegang Hak, yang harus dijadwalkan dan
harus dilakukan antara Tanggal Awal Pengajuan Proyek dan
Tanggal Akhir Pengajuan Proyek (Konsultasi Pengajuan
Akhir).
3. Satu acara per Pemegang Hak selambat‐lambatnya 180
hari setelah pengesahan Proyek (Konsultasi Pengesahan); dan
4. Satu acara per Pemegang Hak 90 hari sebelum setiap
verifikasi berikutnya (Konsultasi Verifikasi).
G. Konsultasi Partisipatif tersebut harus memberi kesempatan
kepada setiap orang untuk keperluan Pengakuan Peserta (lihat
Bagian S2‐2 di bawah ini) guna memberi kesempatan penuh untuk
memahami isi Pernyataan Informasi Pemrakarsa, menanyakan hal‐
hal yang kurang jelas mengenai isinya, menerima jawaban yang
dianggap memuaskan atas pertanyaan‐pertanyaan tersebut, dan
memberi pendapat mengenai isinya.
5 Bagian S2‐1F1 dan S2‐1F2 mensyaratkan dua lokakarya atau pertemuan, yaitu: informasi pada
pertemuan pertama akan dipaparkan dan pertanyaan diajukan, tetapi peserta tidak akan memiliki waktu untuk mencerna dan membahas informasi tersebut. Pertemuan kedua memastikan peserta bahwa mereka akan memiliki kesempatan untuk memberi umpan‐balik setelah memiliki waktu untuk menganalisisnya. Sebaliknya, S2‐1F3 dan S2‐1F4 mensyaratkan hanya satu pertemuan karena hanya bersifat penerangan dan tidak mensyaratkan umpan‐balik walaupun perlu memberi kesempatan kepada Peserta Proyek pada pertemuan seperti itu untuk memperjelas hal apa pun yang mereka merasa belum yakin.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 25
H. Nama‐nama lembaga dan perorangan yang berwenang untuk
menetapkan putusan, pengelolaan dana, dan penyebarluasan
informasi atas nama Pemrakarsa Proyek.
S2‐2 Kepatuhan terhadap Pernyataan Informasi Pemrakarsa dan Persyaratan
Konsultasi Partisipatif.
A. Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus mencakup:
1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa:
a. Pemegang Hak De Facto telah diberikan sesuai
dengan Bagian S1‐2A‐G, yang menguraikan metode
pemenuhan masing‐masing syarat A‐G, tanggal‐
tanggalnya, dan mengidentifikasi pihak ketiga mana saja
yang ikut serta dan memenuhi syarat; dan
b. Dua acara Konsultasi Pra‐Pengajuan telah dilakukan.
2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur
Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan
oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa
informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2A1 cermat dan lengkap
dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah
meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
B. Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus mencakup:
1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa dua acara
Konsultasi Pengajuan Akhir telah dilakukan.
2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur
Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 26
oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa
informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2B1 cermat dan lengkap dalam
semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah
meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
C. Dokumen Permohonan Verifikasi harus mencakup:
1. Pernyataan tertulis oleh Pemrakarsa Proyek bahwa:
a. Konsultasi Pengesahan telah dilakukan; dan bahwa
b. Konsultasi Verifikasi telah dilakukan.
2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur
Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan
oleh badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek bahwa
informasi yang diberikan pada Bagian S2‐2C1 cermat dan lengkap dalam
semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah
meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
S2‐3 Bersama Dokumen Awal Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
mengajukan pengakuan tertulis (Pengakuan Peserta) dari setiap Peserta
Proyek (selain Instansi Pemerintah yang Berwenang), yang ditandatangani
oleh pihak‐pihak yang memiliki kewenangan resmi atau tradisional untuk
melakukannya, yang mencakup berikut ini:
A. Apakah Peserta Proyek yakin memiliki hak formal atau hak ulayat
untuk menebang Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah
Proyek.
B. Apakah Peserta Proyek yakin bahwa Peserta Proyek lain memiliki
hak formal atau hak ulayat untuk menebang Biomassa Pohon dari
Hutan yang Laik di Daerah Proyek;
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 27
C. Apakah Peserta Proyek yakin memiliki hak istimewa atas semua
atau sebagian dari kredit pengurangan emisi CO2e karena
berkurangnya Penebangan Biomassa Pohon;
D. Keterwakilan dari setiap anggota Peserta Proyek (mitra,
pemegang saham, keluarga, kelompok atau perorangan ‐tergantung
mana yang berlaku) dengan memiliki kesempatan penuh untuk ikut
dalam Konsultasi Partisipatif;
E. Nama‐nama lembaga dan perorangan yang berwenang untuk
menetapkan putusan, pengelolaan dana, dan penyebarluasan
informasi atas nama Peserta Proyek;
F. Uraian mengenai proses yang dilakukan oleh Peserta Proyek dalam
memberi dan mendokumentasikan Persetujuan atas Dasar Informasi
Awal Tanpa Paksaan yang sesuai dengan budaya setempat dan
mudah diakses dan berdasarkan undang‐undang dan perjanjian‐
perjanjian internasional;
G. Pengakuan bahwa Peserta Proyek telah memberi Persetujuan
atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan untuk semua kegiatan
Proyek yang memengaruhi dirinya, anggotanya, dan sumberdayanya;
H. Pengakuan bahwa Peserta Proyek memahami berhak untuk
menolak ikut dalam Proyek; dan
I. Uraian mengenai proses bahwa Peserta Proyek harus siap untuk
menyelesaikan ketidaksepakatan di antara anggota‐anggotanya
mengenai hak untuk menebang Biomassa Pohon dan/atau kredit
pengurangan emisi karbon.
S2‐4 Sebelum Pengajuan Akhir Dokumen Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 28
memperoleh Rencana Manfaat Pemegang Hak dari setiap Pemegang Hak
yang ditandatangani oleh pihak‐pihak yang memiliki kewenangan resmi atau
tradisional untuk melakukannya, dan oleh setiap LSM atau instansi
pemerintah yang memiliki kewenangan sesuai dengan peraturan atas hal‐hal
tersebut.
A. Rencana Manfaat Pemegang Hak harus mencakup sedikit‐dikitnya
hal‐hal berikut (lihat Formulir S2‐4):
1. Uraian cermat dan lengkap mengenai semua manfaat
dalam bentuk apa pun yang mungkin diterima oleh
Pemegang Hak selama Masa Proyek dari Pemrakarsa Proyek,
LSM, yang mungkin diterima oleh Instansi Pemerintah yang
Berwenang, Pemegang Hak lain, atau pihak‐pihak swasta,
termasuk imbalan uang langsung atau tidak langsung,
imbalan dalam bentuk natura, atau insentif lain untuk
mengurangi penebangan Biomassa Pohon, beralih ke
penghidupan pilihan lain atau mengubah pola tempat tinggal
secara langsung atau tidak langsung;
2. Uraian cermat dan lengkap mengenai kesepakatan
Rencana Manfaat Pemegang Hak oleh Pemegang Hak dan
para anggotanya, yang mencakup sedikit‐dikitnya hal‐hal
berikut:
a. bentuk imbalan yang akan dibagikan (misalnya tunai,
kredit, perlengkapan atau peralatan dalam bentuk natura,
kartu layanan kesehatan atau pendidikan cuma‐cuma);
b. porsi manfaat neto yang diperuntukkan setiap anggota
Pemegang Hak;
c. pengeluaran yang diizinkan yang dapat dikurangkan pada
manfaat bruto dan mengidentifikasi siapa yang dapat
menerima imbalan atas jasa yang dibiayai;
d. formulir pelaporan pendapatan dan pengeluaran tahunan
dalam bentuk yang dirancang sedemikian rupa sehingga
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 29
dapat dipahami oleh semua Pemegang Hak;
e. mekanisme untuk menyelesaikan ketidaksepakatan di
antara anggota sekelompok atau antarkelompok Pemegang
Hak;
f. mekanisme untuk memantau perubahan dalam
pembagian manfaat dan biaya dan untuk memungkinkan
informasi tersedia secara transparan bagi semua Pemegang
Hak; dan
g. mengidentifikasi perorangan, kedudukan atau kelompok
yang bertanggung jawab untuk pengumpulan dan
pembagian manfaat.
B. Rencana Pengembangan Jangka Panjang (Life Plan) Masyarakat
Adat atau Masyarakat Tradisional (atau Dokumen Masyarakat dalam
hal Pemegang Hak De Facto) yang disahkan sesuai dengan Persyaratan
resmi dan adat mengenai Pemegang Hak (dan, apabila diatur menurut
undang‐undang atau adat, disetujui oleh setiap LSM atau instansi
pemerintah yang berwenang atas rencana tersebut) harus dianggap
cukup memenuhi persyaratan Rencana Manfaat Pemegang Hak pada
Bagian S2‐ 4A, asalkan rencana atau dokumen tersebut memenuhi
Persyaratan Rencana Manfaat Pemegang Hak pada Bagian
S2‐4A2‐a,b,e‐h.
S2‐5 Sebelum Tanggal Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
menyerahkan Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak.
A. Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak harus:
1. Menyusun daftar semua Rencana Manfaat Pemegang Hak;
2. Menggabungkan Rencana Manfaat Pemegang Hak
sedemikian rupa sehingga tanpa ketidakselarasan atau
pertentangan di antara Rencana Manfaat Pemegang Hak;
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 30
3. Menyediakan mekanisme untuk menyelesaikan
ketidaksepakatan di antara Pemegang Hak; dan
4. Menjelaskan dan mengakui:
a. kewajiban secara hukum Pemrakarsa Proyek untuk
memberi manfaat kepada setiap Pemegang Hak De Facto
sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Manfaat
Pemegang Hak, termasuk jumlah, cara, dan penetapan
waktu imbalan; dan
b. kesepakatan yang melandasi kewajiban pada Bagian
S2‐4A, termasuk tindakan perbaikan atas setiap kelalaian
di dalamnya, sehingga kesepakatan tersebut harus dicakup
dan menjadi bagian dari Rencana Induk Manfaat
Pemegang Hak.
S2‐6 Kepatuhan atas Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak A. Verifikasi Kredit belum tentu sesuai dengan Rencana Induk Manfaat
Pemegang Hak. Tatkala bukti dokumen menunjukkan bahwa belum semua
syarat dipenuhi, kredit tidak akan diverifikasi. Sebagai bagian dari
Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan bukti
dokumen yang telah mematuhi Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak.
1. Bukti dokumen pemenuhan syarat harus mencakup:
a. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi
Pemrakarsa Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin,
Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi dan bukan kedudukan resminya, yang
menunjukkan bahwa dia tahu secara pribadi
mengenai pemenuhan syarat setiap Rencana Manfaat
Pemegang Hak maupun oleh Pemrakarsa Proyek
sendiri; dan
b. Salah satu dari hal‐hal berikut:
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 31
(1). Pengakuan atas telah diterimanya manfaat dari
perwakilan‐perwakilan resmi Pemegang Hak De Facto;
atau
(2). Bukti dokumen imbalan seperti bukti imbalan uang
atau pemberian barang atau jasa.
B. Walaupun ada Persyaratan pada Subbagian S2‐6A, apabila Pemegang Hak
De Facto menolak untuk melanjutkan partisipasinya dalam Proyek, kredit dapat
diverifikasi sesuai dengan prosedur berikut.
1. Pemegang Hak dianggap telah menolak untuk melanjutkan
partisipasi dalam Proyek apabila telah:
a. Menyerahkan pemberitahuan tertulis tentang maksud
tersebut;
b. Tidak memberi tanggapan berdasarkan mekanisme
penyelesaian ketidaksepakatan yang disetujui menurut Rencana
Induk Manfaat Pemegang Hak;
c. Setidaknya tidak menerima upaya‐upaya dengan niat baik
Pemrakarsa Proyek yang terdokumentasikan untuk memberi
manfaat yang diatur pada Rencana Manfaat Pemegang Hak.
2. Permohonan Verifikasi harus menjelaskan secara terperinci
mengenai manakah di antara ketiga kriteria tersebut yang menjadi
dasar klaim Pemrakarsa Proyek bahwa Pemegang Hak De Facto
tertentu tidakmelanjutkan partisipasinya, dan harus menyediakan
Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi Pemrakarsa (misalnya CEO,
Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi dan bukan kedudukannya secara resmi, yang menunjukkan
bahwa dia tahu secara pribadi mengenai berhentinya partisipasi
Pemegang Hak De Facto yang bersangkutan beserta alasannya.
3. Apabila prosedur Permohonan Verifikasi yang diatur pada Bagian
A4‐2 menyimpulkan tanpa menyangkal klaim tersebut bahwa
Pemegang Hak De Facto telah menghentikan partisipasinya, Sertifikat
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 32
Verifikasi harus diterbitkan seolah‐olah Subbagian S2‐6A telah
sepenuhnya dipatuhi.
4. Selambat‐lambatnya satu tahun sejak tanggal penerbitan Sertifikat
Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan perubahan Rencana
Induk Manfaat Pemegang Hak dengan menghapus Pemegang Hak De
Facto yang mundur.
S2‐7 Setiap lembaga yang diberi kewenangan untuk menyimpan setiap aset
untuk dibagikan berdasarkan Rencana Manfaat Pemegang Hak atau Rencana
Induk Manfaat Pemegang Hak harus memenuhi Persyaratan keuangan
minimum sebagaimana ditetapkan pada Bagian A9‐A.
S2‐8 Sebelum Tanggal Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
menyusun dan menyerahkan Rencana Manfaat Pemegang Hak kepada setiap
Pemegang Hak dan memperoleh Pengakuan Risiko Pemegang Hak dari setiap
Pemegang Hak yang ditandatangani oleh pihak‐pihak yang memiliki
kewenangan resmi atau adat untuk melakukannya.
A. Rencana Manfaat Pemegang Hak harus menjelaskan secara cermat
dan lengkap:
1. Setiap risiko terhadap penghidupan tradisional yang mungkin
saja menyertai perubahan pola kegiatan mereka;
2. Seluruh kemungkinan keadaan yang dapat terjadi apabila
mereka tidak menerima semua atau sebagian manfaat
sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Manfaat Pemegang
Hak;
3. Semua kewajiban, tersurat ataupun tersirat, yang disepakati
untuk dilaksanakan dalam hubungannya dengan diterimanya
setiap manfaat;
4. Sejumlah kemungkinan yang dapat menghalangi manfaatnya
(misalnya penebangan Biomassa Pohon secara bebas/ atau oleh
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 33
Pemegang Hak lain, korupsi, perubahan harga pasar, kegagalan
investasi, sengketa internal dan eksternal, dll.);
5. Pilihan untuk meniadakan atau mengurangi risiko dalam
prakiraan arus manfaat; dan
6. Sejauh mana manfaat dan risikonya dalam kaitannya dengan
manfaat dan risiko peserta lain dalam “rantai nilai”.
B. Pengakuan Risiko Pemegang Hak harus mengakui risiko‐risiko
sebagaimana dijelaskan pada Bagian S2‐7A1‐6 dan menerima secara
jelas risiko‐risiko tersebut.
S2‐9 Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa)
A. Dengan Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek
harus memberi bukti yang menunjukkan bahwa Pemegang Hak
memiliki informasi yang cukup cermat dan lengkap secara tepat
waktu dan sesuai dengan budaya setempat sehingga memungkinkan
orang yang tepat untuk membuat putusan yang dapat dipahami atas
setiap persetujuan, pengakuan atau keberterimaan sebagaimana
disyaratkan oleh Pemegang Hak.
B. Bukti yang cukup untuk pemenuhan Persyaratan Persetujuan atas
Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan dalam RFS (lihat Formulir
S2‐9B) harus mencakup penyerahan hal‐hal berikut dari setiap
Pemegang Hak:
1. Bukti diselesaikannya Konsultasi Partisipatif yang disyaratkan;
2. Pernyataan Informasi Pemrakarsa;
3. Pengakuan Peserta Proyek;
4. Rencana Manfaat Pemegang Hak;
5. Pengakuan Risiko Pemegang Hak; dan
6. Keterwakilan Pribadi Pemrakarsa Proyek yang
ditandatangani oleh pejabat tertinggi (misalnya Direktur
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 34
Utama, Direktur Pelaksana, Kepala Suku, Tokoh Masyarakat)
dalam kedudukannya sebagai pribadi dan bukan kedudukan
resminya, yang menunjukkan bahwa dia tahu secara pribadi
mengenai pemenuhan Persyaratan minimum untuk
menunjukkan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa
Paksaan Pemegang Hak pada S2.
C. Apabila Persyaratan dalam undang‐undang atau peraturan mana
pun mengenai Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa
Paksaan mengatur Pemegang Hak De Facto atau Peserta Proyek lain
dirasa lebih membatasi dibandingkan dengan Persyaratan pada
Bagian S2‐9, Persyaratan tersebut harus mengikuti dengan ketat
Bagian S2‐9 dan dianggap memenuhi Persyaratan Persetujuan atas
Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan pada Bagian S2‐9.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 35
S3: MANFAAT KUALITAS HIDUP BERKELANJUTAN
TUJUAN:
Proyek harus dirancang dan dikelola untuk menjaga atau
meningkatkan secara berkelanjutan kualitas ranah sosial ekonomi
atau sosial budaya yang ditetapkan oleh Pemegang Hak De Facto
sesuai dengan tujuan dan pilihannya; Proyek‐proyek diharapkan
mencapai Manfaat Kualitas Hidup (Manfaat QOL) yang terukur dan
berkelanjutan bagi Pemegang Hak De Facto.
DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ berupaya menyeimbangkan tujuannya untuk membantu perbaikan
kualitas hidup Pemegang Hak De Facto secara kasat mata dan berkelanjutan
dengan kemandirian Pemegang Hak De Facto untuk menetapkan bagi mereka
sendiri bagaimana memilih untuk menggunakan manfaat yang berasal dari
Proyek.
Hanya Pemegang Hak De Facto dimaksudkan pada bagian ini karena
perhatian bahwa kualitas hidup (QOL) Masyarakat Adat, masyarakat lokal,
dan kelompok lain yang bergantung pada hutan dapat dirugikan oleh
pendapatan dari pasar karbon sedangkan secara umum, hanya ada sedikit
atau tanpa perhatian mengenai pengaruh merugikan terhadap kualitas hidup
Pemegang Hak De Jure. Tetapi, apabila Masyarakat Rimba atau Pengguna
Hutan adalah Pemegang Hak De Jure, Manfaat QOL harus diukur dan
dipantau berdasarkan Persyaratan pada Bagian S3 selama Masa Proyek.
PERSYARATAN: Bagian S3‐1 menjelaskan Persyaratan manfaat QOL untuk pengesahan
Dokumen Akhir Pengajuan Proyek. Bagian S3‐2 menjelaskan Persyaratan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 36
manfaat QOL untuk verifikasi Proyek berikutnya.
S3‐1 Persyaratan Pengesahan Manfaat QOL: Sebagai bagian dari Dokumen
Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan dokumen
kualitas hidup (Dokumen QOL) dari setiap Peserta Proyek, yaitu Masyarakat
Adat, masyarakat lokal atau Masyarakat Rimba atau Pengguna Hutan
(apakah dalam Daftar Pemegang Hak De Jure atau Pemegang Hak De Facto)
yang menguraikan rencananya, apabila ada, untuk memelihara atau
memperbaiki kualitas hidup secara berkelanjutan pada ranah sosial ekonomi
atau sosial budaya.
Rencana Pengembangan Jangka Panjang Masyarakat Adat atau masyarakat
lokal (atau Dokumen Masyarakat dalam hal Pemegang Hak De Facto lain)
yang disahkan sesuai dengan Persyaratan resmi dan adat Pemegang Hak (dan
apabila diatur menurut undang‐undang atau adat, disetujui oleh LSM atau
instansi pemerintah yang memiliki kewenangan sesuai dengan peraturan
yang berkenaan dengan rencana tersebut) harus dianggap cukup memenuhi
persyaratan Dokumen QOL apabila berurusan dengan persoalan yang sama
atau serupa. Setiap Dokumen QOL harus sedikit‐dikitnya memerinci hal‐hal
berikut:
A. Perubahan‐perubahan untuk diukur, dipantau, dan diverifikasi pada
ranah berikut (Ranah QOL), sedikit‐dikitnya dua di antaranya harus
berasal dari Kelompok A dan satu dari Kelompok B.
Kelompok A:
1. Pendapatan keluarga
2. Kemudahan memperoleh layanan kesehatan
3. Pendidikan
4. Keanekaragaman sumber‐sumber pendapatan
5. Sarana dan prasarana
Kelompok B:
1. Menerapkan praktik‐praktik pengelolaan hutan terpadu
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 37
secara adat
2. Akses dan kepastian atas penguasaan lahan dan sumberdaya
3. Penggunaan Sumberdaya di Hutan yang Laik secara
berkelanjutan
4. Tingkat sengketa atas sumberdaya
B. Metode penetapan Tolok Ukur QOL untuk setiap Ranah QOL yang
dipilih:
1. Apabila Instansi Pemerintah yang Berwenang, LSM yang diakui atau
Kepustakaan Penilaian Sejawat telah menerbitkan data tidak lebih dari
lima tahun terakhir yang menetapkan tolok ukur untuk Ranah QOL
mencakup masyarakat di Daerah Proyek, tolok ukur tersebut harus
digunakan oleh Pemrakarsa Proyek (Tolok Ukur QOL Absah). (Apabila
terdapat lebih dari satu Tolok Ukur QOL Absah, tolok ukur yang
menunjukkan kinerja terbaik harus digunakan.)
2. Apabila Tolok Ukur QOL Absah tidak tersedia, hal‐hal berikut harus
digunakan sebagai panduan untuk menetapkan Tolok Ukur QOL (Tolok
Ukur QOL Terizinkan):
a. Sumber data yang ada dan dianggap tepercaya atau yang
berlaku oleh salah satu dari berikut ini dapat digunakan:
(1) Data diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang
Berwenang;
(2) Data dari Organisasi Yang Mewakili;
(3) Data diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian
Sejawat;
(4) Data dikumpulkan setempat sesuai dengan tujuan,
dengan menggunakan protokol penetapan sampel yang
ada dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat atau buku
teks statistik cetakan.
b. Kajian Perdesaan Partisipatif (Participatory Rural Appraisal),
Diagnosis Partisipasi Perdesaan (Diagnostic of Rural
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 38
Participation) atau Penilaian Dampak Keberlanjutan
(Sustainability Impact Assessment) dari daftar yang telah
disetujui (lihat Tambahan S3‐1), yang disusun sesuai dengan
Persyaratan minimum:
(1) Dari Instansi Pemerintah yang Berwenang;
(2) Organisasi Yang Mewakili;
(3) Diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat;
atau
(4) Buku teks cetakan.
c. Konsultasi bersama berkali‐kali dengan para anggota
Pemegang Hak, satu atau lebih Instansi Pemerintah yang
Berwenang, dan sebuah Organisasi yang Mewakili.
d. Untuk setiap tolok ukur yang ditetapkan berdasarkan Bagian
S3‐1B2a–c dan dianggap merupakan Tolok Ukur QOL Terizinkan,
Sertifikat Pengesahan QOL harus diberikan oleh Pakar QOL dari
pihak Pemrakarsa (lihat Tambahan E perihal persyaratan
minimum yang dibutuhkan untuk Pakar QOL dari pihak
Pemrakarsa). Sertifikat Pengesahan QOL harus menyatakan:
(1) Dalam hal Bagian S3‐1B2a, bahwa data tersebut
cukup cermat dalam hal ranah yang diacu;
(2) Dalam hal Bagian S3‐1B2b, bahwa data tersebut telah
dikumpulkan sesuai dengan Persyaratan yang telah
diterbitkan menurut metode tersebut, termasuk
protokol penetapan sampel, metode pengumpulan data,
dan analisis data; dan
(3) Dalam hal Bagian S3‐1B2c, bukti bahwa data yang
dihasilkan dari konsultasi tersebut cukup cermat dan
lengkap dan cukup layak diterapkan untuk memperoleh
tolok ukur.
C. Identitas perorangan dan/atau organisasi yang bertanggung jawab
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 39
untuk menyusun Tolok Ukur QOL, termasuk partisipasi apa pun dari
kelompok masyarakat lokal dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian Tolok Ukur QOL.
D. Komitmen untuk meninjau kembali dan menyempurnakan Dokumen
QOL setiap lima tahun sejak Tanggal Akhir Pengajuan Proyek.
E. Tujuan untuk perbaikan (Tujuan Ranah QOL) pada setiap Ranah QOL
yang berkaitan dengan Tolok Ukur QOL.
F. Rencana pemantauan dan pelaporan (Rencana Pemantauan QOL)
disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa yang mencakup:
1. Prosedur pemantauan dan pelaporan yang transparan bagi
setiap Peserta Proyek, yang dalam hal ini mensyaratkan
Dokumen QOL.
2. Setiap kursus atau program yang telah dipilih oleh
Pemrakarsa Proyek untuk menyediakan pelatihan dengan
metode yang absah secara ilmiah kepada para anggota
masyarakat lokal dalam rangka mengukur, memantau,
dan/atau memverifikasi kegiatan‐kegiatan pada Ranah QOL.
Anggota masyarakat lokal yang terlatih dapat dipekerjakan
pada semua kegiatan dalam kajian‐kajian, termasuk
pengumpulan, analisis, dan penafsiran data; disamping
pemantau dan pakar boleh ikut apabila diajak.
3. Protokol untuk pemantauan dan pelaporan perubahan‐
perubahan pada Ranah QOL yang diidentifikasi dalam
Dokumen QOL. Hasilnya harus dilaporkan secara tertulis
(Laporan QOL), yang ditandatangani oleh Pemrakarsa Proyek
yang menunjukkan bahwa laporan tersebut telah diselesaikan
berdasarkan Rencana Pemantauan QOL. Pemantauan dan
pelaporan harus dilakukan dan Laporan QOL diajukan sedikit‐
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 40
dikitnya sekali setiap dua tahun. Dengan demikian, Laporan
QOL pertama harus jatuh tempo selambat‐lambatnya dua
tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan kemudian, setiap dua
tahun sejak pengajuan Laporan QOL sebelumnya. (Lihat Bagian
A5‐2A mengenai metode penetapan Tanggal Mulai Proyek.)
S3‐2 Persyaratan Verifikasi: Bagi Kredit Proyek yang akan diverifikasi,
Pemrakarsa Proyek harus mematuhi Persyaratan pada Bagian S3‐2 ini.
A. Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Laporan QOL yang disusun oleh
Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa untuk setiap Peserta Proyek dengan
Dokumen QOL disyaratkan selambat‐lambatnya dua tahun sejak Tanggal
Mulai Proyek dan kemudian, selambat‐lambatnya dua tahun sejak Laporan
QOL terakhir;
B. Selambat‐lambatnya 30 hari setelah menerima Laporan QOL, Kartu Laporan
QOL harus diterbitkan oleh RFSMU. Kartu Laporan QOL membandingkan hasil
Laporan QOL dengan Tolok Ukur QOL pada setiap Ranah QOL yang
diidentifikasi dalam Dokumen QOL sebagai ranah yang perubahannya akan
diukur, dipantau, dan diverifikasi. Kartu Laporan QOL harus diketahui oleh
umum melalui Laman Web Proyek, Situs Web RFS, dan harus diketahui oleh
para anggota Pemegang Hak;
C. Apabila Kartu Laporan QOL menunjukkan bahwa kenaikan di atas Tolok Ukur
QOL masih di bawah setiap Tujuan Ranah QOL, Laporan QOL tepat berikutnya
harus menetapkan program terperinci untuk mencapai Tujuan Ranah QOL
selama jangka waktu Rencana Pemantauan QOL yang baru.
D. Apabila Kartu Laporan QOL menunjukkan benar‐benar adanya penurunan di
bawah Tolok Ukur QOL, Laporan QOL tepat berikutnya harus berisi hal‐hal
berikut:
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 41
1. Penjelasan atas kegagalan untuk memperbaiki Tolok Ukur QOL; dan
2. Seperangkat tindakan perbaikan untuk mengatasi kegagalan dalam
memperbaiki Tolok Ukur QOL.
E. Verifikasi QOL yang Ditangguhkan. Apabila Kartu Laporan QOL telah
menunjukkan benar‐benar adanya penurunan di bawah Tolok Ukur QOL,
penerbitan kredit yang dapat diverifikasi setidaknya akan ditangguhkan
berdasarkan Tabel S3‐2E: Jadwal Penangguhan Penerbitan Kredit QOL. Setiap
kredit yang ditangguhkan akan dapat diterbitkan jika dan hanya jika Kartu
Laporan QOL menunjukkan adanya kenaikan pada Ranah QOL yang
sebelumnya berupa penurunan. Pemrakarsa Proyek dapat memberi Laporan
QOL yang baru paling cepat enam bulan setelah penangguhan dan Kartu
Laporan QOL yang baru akan diberikan selambat‐lambatnya 60 hari sejak itu.
Tabel S3‐2E: Jadwal Penangguhan Penerbitan Kredit QOL
Tahun setelah Penurunan Tolok Ukur pada Kartu Laporan QOL
% Kredit yang Ditangguhkan per Ranah
<1 1
1 hingga <2 3
2 hingga <3 5
3 hingga <5 10
5 atau lebih 20
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 42
B1: KEANEKARAGAMAN HAYATI
TUJUAN:
Tujuan pokok The RFS™ adalah bagi Proyek‐proyek‐nya untuk dapat
mempertahankan Keanekaragaman Hayati di Hutan mereka yang Laik .
Menurut The Rainforest Standard™, Keanekaragaman Hayati
merupakan konsep payung yang mencakup dua dari tiga tingkat dalam
organisasi biologi, yaitu tingkat spesies dan tingkat ekosistem.
Walaupun tingkat genetika pada umumnya dianggap penting,
pengukuran perubahan‐perubahan pada tingkat tersebut dianggap
terlalu teliti dalam dalam pelaksanaan proyek‐proyek hutan pada waktu
ini.
Persyaratan Keanekaragaman Hayati RFS berupaya mencapai tujuan
konservasi Keanekaragaman Hayati dengan menerapkan protokol
yang disahkan secara ilmiah dan dapat dilaksanakan.
DASAR PERTIMBANGAN: Asas‐asas yang dijelaskan di sini dalam kaitannya dengan konservasi
Keanekaragaman Hayati hutan sejalan dengan yang dikembangkan oleh
CIFOR (Prabhu dkk. 1996, CIFOR 1999, Prabhu dkk. 1999) dan FSC (2002).
Yang terutama di antara asas‐asas ini adalah konservasi ekosistem dan
keanekaragaman spesies. Hal ini berarti bahwa Proyek‐proyek RFS perlu
secara berkala memantau kesehatan ekosistem dan spesies yang ada di
dalamnya. Bukti terjadinya kondisi yang memburuk dalam sistem ini
menuntut Proyek‐proyek RFS melakukan tindakan‐tindakan yang tepat untuk
membalik kecenderungan tersebut dan membangun kembali kondisi yang
baik.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 43
The RFS™ mengakui bahwa untuk memberlakukan asas‐asas ini, protokolnya
perlu dibuat jelas dan dapat dilaksanakan. Dengan demikian, sebagai
pengganti dari metode yang mahal, memakan waktu, dan sering tidak dapat
dilaksanakan untuk mengukur perubahan‐perubahan langsung pada semua
ekosistem dan spesies di Hutan yang Laik pada Proyek, The RFS™
mengandalkan pada subkelompok dalam organisasi biologi untuk mengukur
perubahan‐perubahan pada tingkat ekosistem dan tingkat spesies. Untuk
mengukur perubahan‐perubahan pada tingkat ekosistem, Tipe Habitat
terpilih diidentifikasi untuk mewakili ekosistem. Untuk mengukur perubahan‐
perubahan pada tingkat spesies, Spesies Kelompok Indikator Ekologi dipilih
secara saksama di antara Kelompok Indikator Ekologi untuk mewakili spesies.
Maksud pengukuran perubahan‐perubahan pada sampel‐sampel yang
mewakili Keanekaragaman Hayati yang terpilih secara saksama ini adalah
untuk memeriksa apakah Proyek The RFS™ dapat mempertahankan secara
tepat Keanekaragaman Hayati yang menjadi tolok ukur di daerah tersebut.
Perlu dicatat sekali lagi bahwa The RFS™ secara umum merupakan standar
kinerja dan bukan standar proses ataupun standar proses penentu. Untuk
keperluan Bagian Keanekaragaman Hayati, ini tidak berarti bahwa The RFS™
memantau atau mengatur praktik pengelolaan, tetapi lebih pada memantau
hasil. Asumsi The RFS™ adalah bahwa makin dibiarkan tidak terganggu suatu
hutan, maka makin akan terpelihara ekosistemnya; makin terganggu suatu
hutan, makin akan berubah dan dirugikan susunan dan fungsi ekosistemnya.
PERSYARATAN: B1‐1 Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek. Sebagai bagian
dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek harus memberi
Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek yang disusun oleh Ahli
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 44
Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, yang harus menjelaskan prosedur yang
dilaksanakan untuk memenuhi Persyaratan pada Bagian B1‐2 dalam rangka
menetapkan Tolok Ukur Tipe Habitat, dan Bagian B1‐3 untuk menetapkan
Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi. Penilaian Tolok Ukur
Keanekaragaman Hayati Proyek harus mencakup data dan analisis statistik
yang terkait dengan hasil dari prosedur tersebut, termasuk Tolok Ukur
Keanekaragaman Hayati Proyek untuk Tipe Habitat dan untuk Spesies
Kelompok Indikator Ekologi.
B1‐2 Tolok Ukur Tipe Habitat
A. Sebagai sampel yang mewakili Keanekaragaman Hayati tingkat
tinggi, Tipe Hutan yang sama menurut Keadaan Hutan yang
diidentifikasi dan dipetakan untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok
Ukur harus diperlakukan sebagai Tipe Habitat untuk keperluan
Subbagian Keanekaragaman Hayati.
B. Data Tipe Habitat harus dibuat dengan menggunakan citra satelit
dan analisis GIS. Semua informasi yang berasal dari citra satelit dan
peta‐peta yang berkaitan harus Diperiksa Kebenarannya di Lapangan
berdasarkan protokol yang diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian
Sejawat.
C. Uraian Tipe Habitat dan pemantauan Tipe Habitat harus mencakup
seluruh Daerah Proyek.
D. Tolok Ukur Tipe Habitat harus menggunakan sedikit‐dikitnya tiga
peubah sebagaimana dikutip berikut ini pada Subbagian B1‐2_D.1‐3
untuk memantau perubahan‐perubahan pada tingkat habitat.6
6 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek juga dapat mencakup peubah‐peubah tambahan, asalkan penggunaannya sejalan dengan dan didukung oleh Kepustakaan Penilaian Sejawat secara tepat, misalnya Ferraz, S. F. D. B., Vettorazzi, C. A., dan Theobald, D. M. (2009). Using indicators of deforestation and land‐use dynamics to support conservation strategies: A case study of central Rondônia, Brazil. (Penggunaan indikator dinamika deforestasi dan penggunaan lahan untuk mendukung
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 45
1. Luas keseluruhan yang dicakup oleh setiap Tipe Habitat –
data ini dijelaskan dan disajikan pada Tabel IC1‐4F dan
memberi informasi mengenai susunan habitat secara umum
dan dominasi khusus berbagai Tipe Habitat di Daerah Proyek.
2. Sebaran Tipe Habitat. Panjang batas setiap Tipe Habitat di
setiap tempat keberadaan Tipe Habitat tersebut harus dihitung
dengan menggunakan Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok
Ukur.
3. Fragmentasi habitat. Sedikit‐dikitnya, Penilaian Tolok Ukur
Keanekaragaman Hayati Proyek harus menghitung nisbah
keliling/luas untuk setiap Tipe Habitat7.
B1‐3 Kelompok Indikator Ekologi dan Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator
Ekologi. Penilaian dampak perubahan‐perubahan lingkungan pada tingkat
spesies selama pemantauan berkala keanekaragaman hayati mensyaratkan
strategi terarah untuk penetapan sampel kelompok‐kelompok spesies tertentu
yang dapat mencerminkan perubahan‐perubahan tersebut. Strategi The RFS™
adalah memilih Spesies Kelompok Indikator Ekologi di antara bagian Kelompok
Indikator Ekologi yang dipilih secara saksama. Pada umumnya, kelompok‐
kelompok indikator berupa taksa atau kelompok organisme yang peka
terhadap perubahan lingkungan tertentu dan kemungkinan besar selalu ada
sejak dimulainya pemantauan (lihat Gardner dkk. 2008, dan Gardner 2010,
Gambar 12.2). Kelompok‐kelompok tersebut dipilih berdasarkan metode ilmiah
yang dapat diterima oleh kalangan luas. Secara umum, proses pemilihan
strategi konservasi: Studi kasus di Rondônia tengah, Brasil.) Forest Ecology and Management (Ekologi dan Pengelolaan Hutan), 257(7), 1586‐1595. (Program‐program peranti lunak penilaian sejawat juga dapat digunakan untuk mendukung analisis ini: lihat sebagai contoh: http://resources.arcgis.com/gallery/file/geoprocessing/details?entryID=0C61934D‐1422‐2418‐7F7A‐ 54DE2A0799E5).
7 The RFS™ mengakui bahwa beberapa peubah digunakan sebagaimana lazimnya untuk memperkirakan
fragmentasi habitat berdasarkan GIS dan peta habitat. Sebagai contoh, informasi mengenai keliling poligon Tipe Habitat boleh jadi siap dihitung dengan menggunakan peranti lunak analisis tata ruang. Peubah informasi lain mencakup jumlah fragmen, kerapatan fragmen, rata‐rata ukuran fragmen, indeks bentuk fragmen, rata‐rata jarak ke fragmen terdekat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 46
Kelompok Indikator Ekologi yang tepat beserta Spesies Kelompok Indikator
Ekologi‐nya dan penetapan nilai‐nilai tolok ukurnya mencakup dua langkah.
Pada langkah pertama, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa menyiapkan
survei yang luas secara taksonomi mengenai ada tidaknya dan kelimpahan
relatif spesies berdasarkan penetapan sampel secara sistematis (systematic
sampling) atau acak‐terstratifikasi (stratified‐random sampling) atau
sistematis‐terstratifikasi (, yang tergantung pada kompleksitas Tipe Habitat di
Daerah Proyek. Pada langkah kedua, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
terlebih dahulu memilih Kelompok Indikator Ekologi yang tepat (Bagian B1‐3B).
Kemudian, Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa memilih Spesies Kelompok
Indikator Ekologi tertentu dari Kelompok Indikator Ekologi tersebut. Sedikit‐
dikitnya 10 Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih dari setiap
Kelompok Indikator Ekologi. Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi
kemudian ditetapkan dengan mencatat ada tidaknya setiap Spesies Kelompok
Indikator Ekologi dan kelimpahan relatifnya yang telah diperoleh pada langkah
pertama terhadap Spesies Kelompok Indikator Ekologi.
A. Langkah 1 – Uraian tingkat spesies. Uraian tingkat spesies harus
disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa sesuai dengan
protokol berikut.
1. Lingkup: Ruang. Batas‐batas untuk tolok ukur Keanekaragaman
Hayati dan pemantauannya dapat berupa seluruh Daerah Proyek,
tetapi pada umumnya hal ini tidak layak kurang dapat dilaksanakan
dari segi perlengkapan ataupun keuangan. Belum jelas apakah
gambaran perubahan yang memang lebih baik yang terjadi selama
Proyek dapat diperoleh dengan melakukan survei atas seluruh Daerah
Proyek dan bukan penetapan sampel secara sistematis dan berkala
atas sebagian daerah yang lebih kecil tetapi mewakili. Menurut
Magnusson dkk. (2005) dan Program Penelitian Pemerintah Brasil
mengenai Keanekaragaman Hayati (PPBio), Penilaian Tolok Ukur
Keanekaragaman Hayati Proyek harus menggunakan luas sampel yang
mewakili minimum 15 km2 (3 buah sampel menurut sistem RAPELD)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 47
pada setiap Tipe Habitat (lihat Stratifikasi). Sistem RAPELD
memungkinkan survei terbaik atas taksa dengan cara jalur transek
(misalnya Buckland dkk. 2010) dan survei terbaik atas spesies adalah
dengan cara petak (misalnya Castilho dkk. 2010), dan dapat digunakan
untuk taksa dan proses ekosistem yang sangat beragam (Costa &
Magnusson 2010).
a. Setiap sampel harus dibuat berupa sebuah petakberukuran 5 km x
1 km, yang dibelah‐belah oleh jalur transek membentuk petak‐petak
seluas 1km².
b. Petak‐petak permanen yang tersebar merata (lihat Hill dkk., 2005,
Lampiran 5) harus ditempatkan di sepanjang jalur rintisan, berjarak 1
km satu sama lain, dan memiliki transek sepanjang masing‐masing 250
m, yang mengikuti garis kontur ketinggian (lihat Gambar 14.6,
Gardner, 2010).
c. Apabila keadaan bentang alam tidak memungkinkan pembuatan
transek sepanjang 5 km, perlu digunakan sampel‐sampel lebih kecil
yang memiliki susunan sama.
2. Lingkup: Waktu.
a. Selang waktu pemantauan harus ditetapkan untuk memperoleh laju
perubahan relatif mengenai ada tidaknya spesies dan kelimpahan relatif
berdasarkan perbedaan khas spesies dalam riwayat kehidupan dan
lamanya generasi.
b. Untuk memperoleh laju perubahan relatif mengenai ada tidaknya
spesies dan kelimpahan relatif Kelompok Indikator Ekologi terpilih
untuk memantau Keanekaragaman Hayati hutan (lihat Bagian B1‐2‐F),
sampel harus ditetapkan, data dianalisis dan dilaporkan, dengan selang
waktu selambat‐lambatnya setiap lima tahun sejak Tanggal Mulai
Proyek.
3. Stratifikasi. Untuk menampung keanekaragaman lingkungan suatu
Daerah Proyek, penetapan sampel terstratifikasi di antara berbagai Tipe
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 48
Habitat secara umum harus dilakukan melalui salah satu dari dua cara,
yaitu:
a. Penetapan sampel secara sistematis‐terstratifikasi mensyaratkan
dibuatnya ulangan bidang persegi empat yang dibelah‐belah oleh jalur
transek sebagaimana ditetapkan pada B1‐1‐A1 untuk setiap Tipe
Habitat (yaitu setiap strata) di Daerah Proyek. Sampel‐sampel (sekaligus
untuk cara petak dan transek) dapat ditempatkan secara acak di dalam
strata apabila dianggap praktis, dan apabila penempatan secara acak
tidak laik untuk mewakili keragaman terbesar menurut keadaan di
tempat tersebut. Apabila keadaan bentang alam tidak memungkinkan
pembuatan transek sepanjang 5 km di dalam sebuah strata tunggal,
sampel tersebut dapat ditempatkan tersebar pada beberapa strata.
b. Penetapan sampel secara acak‐terstratifikasimensyaratkan algoritme
baku yang menempatkan sampel yang dipilih secara acak untuk setiap
Tipe Habitat dan satuan sampel (petak atau transek) yang proporsional
dengan persentase luas pada setiap Tipe Habitat. Letak sampel di setiap
Tipe Habitat harus sedikit‐dikitnya 1 km terpisah satu sama lain. Pada
strategi penetapan sampel mana pun yang disebutkan di atas, petak
sampel harus sepanjang 250 m dan mengikuti garis kontur ketinggian
sebagaimana dijelaskan pada Bagian B1‐1‐A1. Apabila memungkinkan,
petak dan transek perlu disesuaikan sampelnya untuk menambah
efisiensi dan kecocokannya.
c. Bentang alam, misalnya anak sungai dan lahan berbatu, perlu
ditetapkan sebagai sampel, apabila memungkinkan, yaitu di tempat
berpotongan dengan jalur transek sehingga mewakili daerah tersebut.
Hal ini sangat penting untuk petak perairan dan hutan di sepanjang
sungai.
4. Metode Penetapan Sampel: Apakah untuk survei awal tolok ukur
spesies berdasarkan taksonomi secara luas atau untuk pemantauan
berkala berikutnya terhadap taksa yang agak sedikit dan bernilai
indikator tinggi, spesies harus diambil sampelnya secara sistematis dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 49
ilmiah.
a. Teknik penetapan sampel beragam menurut kelompok
taksonominya, tetapi harus dilakukan dengan menggunakan metode
survei yang dapat diterima secara umum (misalnya penghitungan
langsung, perolehan dari penangkapan, lubang perangkap, jaring kabut,
dsb.), yang khas untuk setiap kelompok (misalnya untuk burung,
kelelawar, kumbang tinja, dsb.) (cf. Hill dkk., 2005).
b. Metode survei harus memungkinkan diperbaikinya perkiraan
kerapatan secara langsung untuk mengetahui keberadaan individu
spesies, atau diulang dalam masa survei agar memungkinkan untuk
memperkirakan keberadaan spesies (misalnya Chelgren dkk., 2011).
c. Teknik penetapan sampel, kegiatan penetapan sampel, dan tempat
sampel harus dipastikan dalam keseluruhan survei awal dan semua
survei pemantauan berkala berikutnya, kecuali apabila perubahan‐
perubahan dalam hal kelimpahan yang terlihat pada sampel permanen
atau aspek‐aspek lain dalam riwayat kehidupan spesies membutuhkan
sampel tambahan di tempat‐tempat lain untuk verifikasi.
d. Letak semua tempat sampel harus ditandai secara permanen, dan
koordinat geografisnya dilaporkan, sekalipun penetapan sampel rutin
tidak layak di tempat‐tempat tersebut.
5. Keanekaragaman Taksonomi: Penetapan sampel harus mencakup
taksa vertebrata, invertebrata, dan tumbuhan dalam menyusun Tolok
Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek untuk mengidentifikasi aneka
ragam spesies dengan beragam kemungkinan daya tanggapnya
terhadap perubahan‐perubahan lingkungan yang disebabkan oleh
manusia atau alami; dan habitat darat maupun perairan perlu dicakup
apabila ada.
B. Langkah 2 –Pemilihan Kelompok Indikator Ekologi dan Spesies Kelompok
Indikator Ekologi.
1. Langkah 2 – Tahap 1: Pada Tahap 1 Langkah 2, Kelompok Indikator
Ekologi harus dipilih berdasarkan seberapa bermanfaat Proyek
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 50
mempertahankan secara tepat keanekaragaman hayati pada tingkat
spesies di daerah tersebut yang tercermin dalam Survei Penilaian Tolok
Ukur Tingkat Spesies. Daya (atau kemampuan) suatu kelompok
organisme tertentu untuk menunjukkan gejala pada skala yang agak
luas (skala masyarakat atau ekosistem) dapat dinyatakan sebagai nilai
indikatornya.
a. Nilai indikator, atau IndVal, harus ditentukan menurut
metode yang dijelaskan pada Kepustakaan Penilaian Sejawat,
sebagai contoh: Dufrene dan Legendre (1997), yang
dikembangkan dalam Gardner (2010, Kotak 12.1). IndVal dapat
juga ditentukan dengan menggunakan metode‐metode dalam
Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diperoleh dari kajian‐kajian
yang dilaksanakan pada ekosistem yang sama sebagaimana
ditemui di Daerah Proyek.
b. Kebanyakan tersedia cukup informasi dalam Kepustakaan
Penilaian Sejawat, baik nasional maupun internasional, untuk
membuat putusan sebagaimana diatur pada Bagian B1‐3B1
tanpa melakukan penelitian primer di setiap daerah Proyek.
Pilihan Kelompok Indikator Ekologi untuk pemantauan harus
diberi dasar pembenaran berdasarkan kepustakaan tersebut.
Apabila Kepustakaan Penilaian Sejawat tidak memberi
rekomendasi yang memadai untuk menentukan Kelompok
Indikator Ekologi, maka harus ditentukan melalui penelitian di
lapangan sebagaimana dijelaskan dalam Kepustakaan Penilaian
Sejawat, yang rujukan‐rujukannya harus dikutip sebagai dasar
pembenaran atas Kelompok Indikator Ekologi terpilih.
c. Sebagai hasil (lihat Gambar 12.7 dalam Gardner, 2010) dari
proses penyaringan sebagaimana dijelaskan pada Subbagian
B1‐3B1a‐b, sebagian kecil Kelompok Indikator Ekologi, yang
layak disurvei dari waktu ke waktu, harus dipilih sebagai
indikator sampel yang mewakili kesehatan keseluruhan susunan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 51
habitat di dalam Daerah Proyek.8
d. Pemilihan kelompok‐kelompok untuk disurvei perlu
mempertimbangkan keterbatasan pelaksanaan dalam melatih
para petugas survei dan ketelitian identifikasi di lapangan atau
laboratorium.
e. Segera setelah Kelompok Indikator Ekologi dipilih, harus
dipertimbangkan efektivitas biaya pemantauannya, dan hal‐hal
penunjang, seperti pengetahuan sebelumnya tentang ekologi,
tingkat pentingnya dari segi manfaat, dan besarnya daya
tanggap terhadap perubahan yang mewakili daya tanggap dari
kelompok taksa yang lebih besar (Gardner 2010).
2. Langkah 2 – Tahap 2. Pemilihan Spesies Kelompok Indikator Ekologi.
Dalam setiap Kelompok Indikator Ekologi, sedikit‐dikitnya 10 sampel
Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih untuk mewakili setiap
Kelompok Indikator Ekologi. Ada tidaknya dan kelimpahan relatif
spesies ini harus dipantau selama Masa Proyek.
C. Pemeriksaan Otomatis. Pilihan setiap Kelompok Indikator Ekologi dan setiap
Spesies Kelompok Indikator Ekologi untuk pemantauan harus tunduk pada
Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan (lihat
Tambahan E) berdasarkan Bagian A2‐4.
D. Pilihan‐pilihan lain yang dibolehkan untuk rekomendasi protokol
Keanekaragaman Hayati RFS.
1. Apabila Pemrakarsa Proyek memilih untuk tidak menggunakan
metode The RFS™ yang direkomendasikan untuk Penilaian Tolok Ukur
Keanekaragaman Hayati Proyek, atau untuk menetapkan Tolok Ukur
8 Dalam hal kawasan luas di Amazon Brasil, Gardner dkk. (2008) mengurangi daftar luas dari 14 kelompok
taksonomi menjadi dua, yaitu burung dan kumbang tinja, yang “keduanya sangat peka terhadap perubahan dalam susunan hutan dan hemat dalam pengambilan sampelnya” (Gardner 2010). Tetapi di banyak tempat, ilmuwan untuk mengidentifikasi kumbang tinja boleh jadi tidak tersedia, dan pengambilan sampel burung menggunakan jaring kabut, yang sangat dibatasi secara hukum di kebanyakan negara, atau survei dengan mencatat suara spesies (call survey) yang subjektif dan belum dianggap absah di banyak tempat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 52
Keanekaragaman Hayati Proyek, Spesies Kelompok Indikator Ekologi
atau Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek (lihat B1‐3
di bawah), sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek‐nya,
Pemrakarsa Proyek harus mengajukan dokumen‐dokumen berikut
dalam mendukung apa pun usulan pilihan metode lain:
a. Laporan teknis lengkap yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan
dari pihak Pemrakarsa yang menjadi dasar pembenaran pilihan
metode‐metode lain yang dipilih. Dasar pembenaran ini harus
mencakup bukti yang digunakan oleh metode tersebut dan telah
diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat dan telah diuji
berkali‐kali di lapangan; dan
b. Keterwakilan yang laporan teknisnya disusun oleh Ahli Ekologi
Hutan dari pihak Pemrakarsa berdasarkan Bagian B1‐6A1 itu
cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu
diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan
dengan niat baik.
2. Usulan pilihan protokol lain harus tunduk pada Pemeriksaan
Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan (lihat Tambahan E)
berdasarkan Bagian A2‐4.
B1‐4 Pemantauan dan Pelaporan. Protokol Pemantauan Keanekaragaman
Hayati Proyek adalah metode yang layak dari segi perlengkapan dan
keuangan untuk menilai dampak kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati di Daerah Proyek. Sebagai bagian dari Dokumen Akhir
Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek, melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak
Pemrakarsa, harus menyediakan Protokol Pemantauan Keanekaragaman
Hayati Proyek yang mencakup prosedur pemantauan secara transparan untuk
setiap Tipe Habitat dan Spesies Kelompok Indikator Ekologi sesuai dengan
persyaratan berikut.
A. Protokol pemantauan Tipe Habitat. Sebagai bagian dari Dokumen
Akhir Pengajuan Proyek ‐nya, Pemrakarsa Proyek, melalui Ahli Ekologi
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 53
Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan Protokol
Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang mencakup
prosedur pemantauan secara transparan untuk setiap Tipe Habitat
yang diidentifikasi dalam Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman
Hayati Proyek berdasarkan persyaratan berikut:
1. Setiap peubah yang diukur sebagai bagian dari Penilaian
Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek harus diukur ulang
sebelum penerbitan Laporan Pemantauan Keanekaragaman
Hayati Proyek.
2. Pengukuran untuk Subbagian B1‐4A harus didasarkan pada
data yang dikumpulkan selambat‐lambatnya 180 hari sebelum
penerbitan setiap Laporan Pemantauan Keanekaragaman
Hayati Proyek yang diperoleh dari salah satu sumber di bawah
ini:
a. Peta Verifikasi Karbon, atau
b. Peta Daerah Proyek yang sesuai dengan persyaratan
untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur, kecuali
apabila resolusinya mampu sebesar 5 m.
B. Protokol pemantauan Spesies Kelompok Indikator Ekologi. Sebagai
bagian dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, Pemrakarsa Proyek,
melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan
Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang
mencakup prosedur pemantauan secara transparan untuk setiap
Spesies Kelompok Indikator Ekologi sesuai dengan persyaratan
berikut:
1. Sistem transek sebagaimana dijelaskan pada Subbagian B1‐3A
harus dipertahankan (Hill dkk., 2005, Lampiran 5) sehingga hasil
pemantauan dapat dibandingkan dengan yang semula diperoleh untuk
Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies.
2. Cara penetapan sampel dan teknik survei yang sama dan digunakan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 54
untuk Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies harus diterapkan.
3. Lamanya waktu dan besarnya upaya yang sama yang digunakan
selama Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies untuk melakukan
survei spesies harus dicurahkan untuk spesies‐spesies yang sama dalam
setiap survei.
4. Semua data perlu dicatat secara jelas, menurut cara yang dapat
diterima dan dianalisis untuk menilai perubahan‐perubahan (lihat
Subbagian B1‐7 di bawah).
C. Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek. Hasil pemantauan
berdasarkan protokol yang ditetapkan pada Protokol Pemantauan
Keanekaragaman Hayati Proyek harus dilaporkan secara tertulis (Laporan
Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek) oleh Ahli Ekologi Hutan dari
pihak Pemrakarsa, dan ditandatangani oleh Pemrakarsa Proyek, yang
menunjukkan bahwa laporan tersebut telah diselesaikan sesuai dengan
Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek. Pemantauan dan
pelaporan harus dilakukan dan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati
Proyek diajukan sedikit‐dikitnya sekali setiap lima tahun. Dengan demikian,
Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek harus jatuh tempo lima
tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan kemudian lima tahun sejak pengajuan
Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat sebelumnya.
D. Pemrakarsa Proyek dan Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa didorong
untuk merancang Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang
mempekerjakan anggota masyarakat lokal untuk pengumpulan, analisis, dan
penafsiran data. Untuk tujuan itu, Pemrakarsa Proyek dan Ahli Ekologi Hutan
dari pihak Pemrakarsa perlu mempertimbangkan untuk menggunakan program
pelatihan yang ada atau mengembangkan program pelatihan untuk anggota
masyarakat lokal yang tertarik.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 55
B1‐5 Verifikasi
A. Dalam hal RFS Credits™ yang perlu diverifikasi, Pemrakarsa Proyek
harus telah mengajukan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati
Proyek selambat‐lambatnya lima tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan
kemudian setiap lima tahun sejak pengajuan Laporan Pemantauan
Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya.
B. Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek. Selambat‐
lambatnya 30 hari sejak menerima Laporan Pemantauan
Keanekaragaman Hayati Proyek, RFSMU harus menerbitkan Kartu
Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek yang membandingkan antara
hasil Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek dan Tolok
Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek dan Laporan Pemantauan
Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya. Kartu Laporan
Keanekaragaman Hayati Proyek harus diketahui oleh umum melalui
Laman Web Proyek, Situs Web RFS, dan harus diketahui oleh setiap
Pemegang Hak.
1. Untuk setiap Tipe Habitat, Kartu Laporan Keanekaragaman
Hayati Proyek harus menunjukkan ada tidaknya secara nyata
menurut statistik:
a. Berkurangnya luas;
b. Perubahan sebaran; dan
c. Bertambahnya fragmentasi.
2. Setiap Tipe Habitat Gagal didefinisikan sebagai setiap Tipe
Habitat yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati
Proyek, menunjukkan:
a. Bertambah atau berkurangnya luas 25% atau lebih
dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; atau
b. Bertambahnya fragmentasi sebagaimana diukur
dengan bertambahnya nisbah keliling/luas melebihi
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 56
50% dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya.
3. Untuk setiap Spesies Kelompok Indikator Ekologi pada setiap
Tipe Habitat, Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek
harus menunjukkan:
a. Ada tidaknya; dan
b. Kelimpahan relatifnya.
4. Spesies Gagal (Failing Species) didefinisikan sebagai Spesies
Kelompok Indikator Ekologi yang, menurut Kartu Laporan
Keanekaragaman Hayati Proyek, berupa salah satu di bawah ini:
a. tidak ada lagi; atau
b. menunjukkan kecenderungan searah yang menurun
dalam hal kelimpahan relatif dibandingkan dengan Tolok
Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi (atau Kartu
Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat
sebelumnya).
5. Kelompok Indikator Ekologi Gagal didefinisikan sebagai setiap
Kelompok Indikator Ekologi yang 50% atau lebih dari Spesies
Kelompok Indikator Ekologi‐nya merupakan Spesies Gagal
menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek.
6. Pelepasan Tuntutan Kegagalan. Menyadari kompleksitas dan
ketidakpastian yang menyertai setiap reaksi dari tatanan alami
terhadap setiap tindakan pengelolaan, The RFS™ mengakui
bahwa penurunan yang tidak dikehendaki dalam hal Tipe
Habitat atau Spesies Kelompok Indikator Ekologi mungkin saja
tidak disebabkan oleh kegiatan Proyek, tetapi bahkan
disebabkan oleh hal‐hal dari luar yang Pemrakarsa Proyek tidak
memiliki kendali atau pengaruh besar. Dalam hal‐hal tersebut,
penurunan yang tidak dikehendaki tidak boleh dianggap sebagai
pertanda kegagalan yang disebabkan oleh Proyek dan harus
menerima Pelepasan Tuntutan Kegagalan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 57
a. Banding Pelepasan Tuntutan Kegagalan boleh saja
diajukan kapan pun oleh Pemrakarsa Proyek.
b. Agar banding tersebut berhasil, Pemrakarsa Proyek,
melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa‐nya,
harus menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan
(Dasar Pembenaran Pelepasan Tuntutan Kegagalan)
bahwa untuk alasan‐alasan ilmiah yang dapat diterima
secara luas, Tipe Habitat Gagal atau Spesies Kelompok
Indikator Ekologi tertentu disebabkan oleh hal‐hal
berikut:
(1) daerah yang terkena dampak lebih luas daripada
Daerah Proyek; dan
(2) di luar kendali dan pengaruh semestinya dari
Pemrakarsa Proyek.
Usulan pilihan protokol lain harus tunduk pada
Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan yang
Ditugaskan (lihat Tambahan E) menurut Bagian A2‐4.
Apabila pemeriksaan mendapati bahwa Dasar
Pembenaran Pelepasan Tuntutan Kegagalan tersebut
absah, maka Pelepasan Tuntutan Kegagalan diberikan,
dan penurunan yang menjadi penyebab Banding
Pelepasan Tuntutan Kegagalan harus dianggap dilepas
tuntutannya dan tidak boleh menyebabkan penangguhan
Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati ataupun
Kredit RFS.
C. Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati.
1. Rencana Pemulihan Habitat. Apabila Kartu Laporan Keanekaragaman
Hayati Proyek menunjukkan ada Tipe Habitat Gagal di Daerah Proyek,
Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan Rencana Pemulihan
Keanekaragaman Hayati selambat‐lambatnya 120 hari sejak
diterbitkannya Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek. Rencana
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 58
Pemulihan Keanekaragaman Hayati harus disusun oleh seorang Ahli
Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa dan harus menunjukkan rencana
bagi setiap Tipe Habitat Gagal untuk melakukan mitigasi terhadap:
a. Bertambah atau berkurangnya luas dibandingkan dengan
Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; dan
b. Bertambahnya fragmentasi sebagaimana diukur dengan
bertambahnya nisbah keliling/luas dibandingkan dengan Tolok
Ukur Tipe Habitat‐nya.
2. Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi. Apabila Kartu
Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek menunjukkan satu atau lebih
Kelompok Indikator Ekologi Gagal, Pemrakarsa Proyek harus
menyerahkan Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi
selambat‐lambatnya 120 hari sejak diterbitkannya Kartu Laporan
Keanekaragaman Hayati Proyek. Rencana Pemulihan Kelompok
Indikator Ekologi harus disusun oleh seorang Ahli Ekologi Hutan dari
pihak Pemrakarsa dan untuk setiap Spesies Gagal, harus memberi:
a. Penjelasan mengenai ketiadaan spesies tersebut;
b. Penjelasan mengenai berkurangnya atau perubahan
kelimpahan relatif;
c. Penilaian mengenai apakah perubahan tersebut terbalikkan (;
dan
d. Sekumpulan usulan tindakan perbaikan untuk membalik arah
perubahan tersebut.
D. Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan. Kredit yang
setidaknya telah diverifikasi harus dianggap ditangguhkan dan tidak dapat
dialihkan (Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan) berdasarkan
jadwal yang tertera pada Tabel B1‐5 apabila:
1. Dalam hal Tipe Habitat Gagal, Kartu Laporan Keanekaragaman
Hayati Proyek yang tepat berikutnya setelah kartu yang menunjukkan
Tipe Habitat Gagal tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 59
secara statistik yang mengarah kepada Tolok Ukur Tipe Habitat dalam
hal:
a. luasnya dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya;
dan
b. nisbah keliling/luas dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe
Habitat‐nya.
2. Dalam hal Kelompok Indikator Ekologi Gagal, Kartu Laporan
Keanekaragaman Hayati Proyek yang tepat berikutnya setelah kartu
yang menunjukkan Kelompok Indikator Ekologi Gagal tetap
menunjukkan bahwa lebih dari 50% Spesies Kelompok Indikator Ekologi
merupakan Spesies Gagal, dan:
a. tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata secara
statistik yang mengarah kepada Tolok Ukur Spesies Kelompok
Indikator Ekologi dalam hal ada tidaknya dan kelimpahan relatif
Spesies Gagal tersebut, atau
b. menunjukkan Spesies Gagal yang baru sehingga secara
keseluruhan sepertiga atau lebih Spesies Kelompok Indikator
Ekologi ditetapkan sebagai Spesies Gagal.
Tabel B1‐5. Jadwal Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan
Jumlah Tipe Habitat Gagal Persentase Kredit yang dapat
Diverifikasi yang Ditangguhkan
1 5%
2 15%
3 atau lebih 25%
Kelompok Indikator Ekologi Gagal Persentase Kredit yang dapat
Diverifikasi yang Ditangguhkan
1 5%
2‐4 15%
>5 25%
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 60
E. Setelah diterbitkannya setiap Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati
Proyek yang mengikuti Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan,
kredit yang sebelumnya ditangguhkan akan dapat dialihkan sesuai dengan
hasil Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru dan Tabel B1‐5.
Pemrakarsa Proyek dapat mengajukan Laporan Pemantauan
Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru paling cepat enam bulan setelah
setiap penangguhan dan Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek akan
diserahkan selambat‐lambatnya 60 hari setelah pengajuan Laporan
Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek yang baru.
F. Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati. Menyadari kompleksitas
dan ketidakpastian yang menyertai setiap reaksi tatanan alami terhadap
tindakan pengelolaan, The RFS™ akan memungkinkan Banding Penangguhan
Keanekaragaman Hayati dari pihak Pemrakarsa Proyek apabila melakukan
langkah‐langkah sebagaimana diusulkan dalam Rencana Pemulihan
Keanekaragaman Hayati, tetapi tidak menghasilkan kecenderungan
sebagaimana diharapkan yang mengarah kepada nilai‐nilai tolok ukur.
1. Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati dapat
diajukan kapan pun oleh Pemrakarsa Proyek.
2. Agar banding tersebut berhasil, Pemrakarsa Proyek, melalui
Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa, harus menyediakan
bukti yang jelas dan meyakinkan (Alasan Rencana Pemulihan
Keanekaragaman Hayati) bahwa perubahan positif yang
diharapkan dari tindakan pengelolaan sebagaimana dijelaskan
dalam Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati dan
dilaksanakan untuk memperbaiki keadaan yang menyebabkan
Tipe Habitat Gagal atau Spesies Gagal belum tentu dapat
ditemukan alasan ilmiahnya yang jelas dan dapat diterima
secara luas dan bahwa dibutuhkan masa pemulihan yang agak
lama.
3. Alasan Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati harus
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 61
tunduk pada Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Ekologi Hutan
yang Ditugaskan (lihat Tambahan E) yang sesuai dengan
Bagian A2‐4.
B1‐6 Pemastian kelengkapan dan kecermatan informasi keanekaragaman
hayati yang disyaratkan. Setiap dokumen yang disyaratkan untuk diajukan oleh
atau melalui Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa harus mencakup
Keterwakilan Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa bahwa setelah
penyelidikan menyeluruh, yang memenuhi standar profesional maksimum,
informasi yang diberikan cermat dan lengkap dalam semua hal dan disusun
dengan mengikuti secara ketat Persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
Bagian B1 sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya.
B1‐7 Data Keanekaragaman Hayati.
A. Analisis Data
1. Statistik deskriptif dasar, ukuran perubahan, dan
pembuatan model prakiraan ke depan akan diterapkan dengan
menggunakan, misalnya metode‐metode sebagaimana
dijelaskan pada Bab 15 dalam Gardner, 2010 dan Bab 2 dalam
Hill dkk., 2005;
2. Metode analisis data harus khas untuk data yang dikumpulkan
dan pertanyaan yang diajukan. Sebagai contoh, metode statistik
untuk menjelaskan Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek
akan berbeda nyata dengan metode untuk menetapkan
pemantauan berkala atas bukti perubahan.
B. Semua data asli dan metadata yang diperlukan untuk menafsirkan setiap
data yang dikutip oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa, Pakar yang Ditugaskan,
Penengah atau Pemberi Pendapat harus diterbitkan pada laman web Proyek
tanpa membatasi untuk memperoleh ataupun menggunakan data tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 62
C. Metadata semestinya memenuhi standar yang diperlukan untuk dipahami
dan diulangnya kajian tersebut oleh orang lain.
D. Pada umumnya, data yang ditetapkan dalam bentuk tata ruang harus
memiliki koordinat geografis secara jelas, yaitu dengan tingkat ketelitian hingga
4 m; tetapi di dalam petak yang ditetapkan, koordinat harus memiliki tingkat
ketelitian hingga 0,1 m.
E. Bahasa Metadata Ekologi. Susunan metadata semestinya memenuhi
pedoman Bahasa Metadata Ekologi (EML), dan perlu mencakup tabel‐tabel
metadata berformat baku. Bahasa Metadata Ekologi (EML) adalah spesifikasi
metadata yang dikembangkan oleh dan untuk bidang ilmu ekologi. Ini
didasarkan pada pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh Masyarakat
Ekologi Amerika dan upaya‐upaya yang terkait (Michener dkk., 1997, Ecological
Applications/Penerapan Ekologi; untuk informasi lebih lanjut, silakan
mengunjungi http://knb.ecoinformatics.org/software/eml/).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 63
ER1: NILAI TAMBAH PROYEK (PROJECT ADDITIONALITY)
TUJUAN:
Ada kesepakatan secara luas di kalangan pemerintah (misalnya
UNFCCC; IPCC; Protokol Kyoto), LSM (misalnya EDF; WRI), dan standar
(misalnya CAR; VCS) bahwa Proyek‐proyek semestinya tidak dapat
menagih kredit pengganti kerugian karbon (, kecuali jika menunjukkan
bahwa pengurangan emisi karbon mereka melebihi seandainya terjadi
tanpa adanya Proyek. Dalam bahasa kredit karbon, pengurangan emisi
harus merupakan “Nilai Tambah” terhadap skenario “ keadaan seperti
sekarang” (business‐as‐usual).
Ada dua cara pikir tentang Nilai Tambah: Pertama – Apakah Proyek
merupakan Nilai Tambah? Kedua – Apakah pengurangan emisi oleh
Proyek merupakan Nilai Tambah? The RFS™ mensyaratkan agar
Pemrakarsa Proyek menunjukkan kedua bentuk Nilai Tambah. Jenis
pertama Nilai Tambah, yaitu Nilai Tambah Proyek, dijelaskan pada
Bagian ER1 ini. Jenis kedua Nilai Tambah, yaitu Nilai Tambah
Pengurangan Emisi, dijelaskan pada Bagian ER2.
DASAR PERTIMBANGAN: Nilai Tambah adalah salah satu dari unsur yang agak rumit dan dipersoalkan
dalam perbincangan seputar pengganti kerugian karbon. Alasannya adalah
dua pandangan yang sangat berbeda dalam menggunakan kredit
berkurangnya emisi CO2e sebagai pengganti kerugian. Pihak‐pihak yang
kepentingan utamanya konservasi hutan mungkin tidak menganggap Nilai
Tambah sebagai persoalan penting: banyak orang menganggap semua hutan
tropis rentan terhadap penebangan sehingga konservasi hutan tropis
merupakan nilai tambah. Pada sisi lain, pihak‐pihak yang kepentingan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 64
utamanya perubahan iklim tidak percaya apabila pengguna bahan bakar
minyak di negara‐negara maju dibolehkan untuk menambah emisi mereka
dengan menerapkan kredit dari Proyek‐proyek atau negara‐negara, maka
hutan tidak akan ditebang sehingga emisi berhasil dikurangi karena mereka
yakin tidak cukup bukti meyakinkan. Persyaratan Proyek The RFS™ dirancang
untuk memenuhi kepentingan pihak‐pihak yang memusatkan pada
perubahan iklim maupun konservasi hutan. Ini berarti bahwa Nilai Tambah
harus mengatasi kedua persoalan tersebut secara ketat.
The RFS™ menggunakan pengujian yang dapat diterima secara luas dalam
penentuan tiga segi Nilai Tambah Proyek, yaitu: Uji Nilai Tambah Resmi (, Uji
Insentif Ekonomi, dan Uji Insentif yang Ada. Secara umum, Uji Nilai Tambah
Resmi secara “ketat” menyatakan bahwa apabila ada peraturan perundang‐
undangan atau kewajiban kontrak yang melarang penebangan Biomassa
Pohon di Daerah Proyek, Proyek tersebut bukan merupakan nilai tambah,
terlepas dari sejauh mana pelarangan tersebut telah ditegakkan. The RFS™
mendukung Uji Nilai Tambah Resmi secara ketat, tetapi masih
memungkinkan sebuah perkecualian dalam keadaan yang sangat terbatas,
yaitu apabila ada riwayat penebangan Biomassa Pohon akhir‐akhir ini yang
berulang di dalam Kawasan Konservasi.
Membatasi bukti penebangan hanya pada yang telah terjadi di dalam
Kawasan Konservasi membuang pertimbangan mengenai ancaman
Pendorong Deforestasi dari luar seperti pembangunan jalan raya atau
perluasan kegiatan pertanian dan peternakan. Dalam hal The RFS™, ancaman
dari luar semestinya tidak dipertimbangkan karena undang‐undang telah
mengakui ancaman‐ancaman tersebut dengan melarang penebangan di
dalam Kawasan Konservasi. Dengan kata lain, ancaman dari luar terhadap
Kawasan Konservasi tidak dapat menyebabkan terciptanya Nilai Tambah.
Sebagai gantinya, harus ada bukti bahwa Kawasan Konservasi tersebut
sedang mengalami penebangan Biomassa Pohon akhir‐akhir ini yang berulang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 65
walaupun secara resmi merupakan kawasan lindung, yaitu ada bukti yang
jelas mengenai tidak berhasilnya penegakan aturan di Kawasan Konservasi.
The RFS™ mengakui bahwa mungkin juga ada contoh‐contoh mengenai tidak
berhasilnya penegakan undang‐undang terhadap penebangan Biomassa
Pohon di luar Kawasan Konservasi. Tetapi, sejauh mana setiap Pemrakarsa
Proyek terlibat atau memenuhi syarat dalam hal penebangan liar dianggap
terlalu sulit ditentukan pada waktu ini. The RFS™ beranggapan bahwa Instansi
Pemerintah yang Berwenang sebagai pengelola Kawasan Konservasi tidak
akan terlalu terlibat atau terlalu mengikuti aturan. Dengan demikian, The
RFS™ mempertahankan Nilai Tambah resmi secara ketat untuk semua Daerah
Proyek di luar Kawasan Konservasi9.
Disamping Uji Nilai Tambah Resmi, The RFS™ mensyaratkan diterapkannya Uji
Insentif Ekonomi. Uji Insentif Ekonomi mensyaratkan untuk menunjukkan
bahwa penebangan Biomassa Pohon memberi manfaat ekonomi kepada
penebang atau Pengguna Hutan atau Pemegang Hak. Ada manfaat ekonomi
neto bagi para penebang apabila biaya penebangannya lebih kecil daripada
manfaat ekonomi yang berasal dari apa yang ditebang (misalnya pembalakan).
Ada manfaat ekonomi neto bagi Pengguna Hutan atau Pemegang Hak apabila
lahan lebih berharga jika Biomassa Pohon ditebang (misalnya untuk pertanian
atau peternakan). Manfaat ekonomi neto dapat terjadi pada salah satu dari
keadaan ini dan bukan yang lain. Yang mana pun memenuhi syarat untuk Uji
Insentif Ekonomi.
Ketiga dan terakhir, dilakukan Uji Insentif yang Ada. Proyek tidak akan
9 Berkurangnya Penebangan di Kawasan Konservasi akan dapat memperoleh bentuk khusus dari RFS
Credit™ yang dikenal dengan RFS Protected Area Credits™. Ciri‐ciri penting RFS Protected Area Credits™ mencakup: (a) pendapatan dari penjualan harus digunakan semata‐mata untuk kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi Kawasan Konservasi dan para Pemegang Hak‐nya; (b) kredit tidak dapat dijual kembali atau dialihkan oleh pembeli pertama, dan oleh karena itu, tidak akan terkena fluktuasi harga pasar atau spekulasi; dan (c) kesepakatan pembelian kredit akan berjangka panjang dan berdasarkan kinerja. RFS Protected Area Credits™ akan digunakan untuk pengelolaan Kawasan Konservasi dengan menerima bantuan keuangan untuk mengurangi deforestasi dan degradasinya, yang sejalan dengan tindakan‐tindakan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi terpadu sebagaimana diatur pada The Rainforest Standard™. Persyaratan khusus mengenai RFS Protected Area Credits™ akan diperinci dalam The Rainforest Standard™ Versi 3.1 untuk diterbitkan pada bulan Maret 2014.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 66
disahkan atau diverifikasi selama menerima dalam bentuk apa pun
pemberian kredit atau imbalan untuk mengurangi penebangan Biomassa
Pohon‐nya dari sumber‐sumber selain RFS Credits™; dan segera setelah
Proyek disahkan, kredit tidak akan diverifikasi apabila Proyek pada waktu
yang bersamaan merupakan sumber kredit atau imbalan tersebut.
Intisarinya, The RFS™ menyimpulkan bahwa Proyek merupakan Nilai Tambah
apabila: (1) penebangan Biomassa Pohon tidak melanggar peraturan
perundang‐undangan atau kewajiban kontrak mana pun; (2) ada insentif
ekonomi bagi para pelaku untuk menebang Biomassa Pohon‐nya; dan (3)
Proyek belum menerima kredit atau imbalan untuk mengurangi penebangan
Biomassa Pohon‐nya.10
Khususnya, The RFS™ tidak mensyaratkan pemeriksaan ulang Nilai Tambah
Proyek setelah pengesahan awal Proyek. Segera setelah Pemrakarsa Proyek
menunjukkan bahwa Proyek‐nya merupakan Nilai Tambah berdasarkan The
RFS™, Proyek tersebut dianggap sebagai nilai tambah selama Masa Proyek.
Risiko bahwa Proyek tidak lagi dinilai memberi Nilai Tambah selama Masa
Proyek dapat menurunkan semangat pembangunan Proyek baru karena
kekhawatiran bahwa Proyek tersebut tidak memberi penyelesaian yang
bertahan lama atas masalah ekonomi, sosial budaya/sosial ekonomi atau
keanekaragaman hayati yang dituju oleh Proyek tersebut. Risiko bahwa
Proyek dapat menjadi bukan Nilai Tambah akan mendorong Perubahan yang
Merugikan, yaitu segera setelah Proyek tidak lagi dapat memperoleh kredit,
Pemrakarsa Proyek akan terpaksa menjajaki manfaat ekonomi dari 10
Uji Rintangan dan Praktik Lazim belum dipakai pada The RFS. Apabila satu‐satunya kegiatan Proyek yang disyaratkan untuk tidak menebang Biomassa Pohon, Uji Rintangan (misalnya menunjukkan hambatan untuk tidak menebang pepohonan selain dilarang menurut hukum atau kurangnya insentif ekonomi) tidak tampak menambah hal‐hal yang mendasar terhadap Uji Nilai Tambah Resmi dan Insentif Ekonomi yang dipakai pada The RFS. Uji Praktik Lazim (apabila jenis proyek “lazim” untuk proyek‐proyek serupa, ini bukan merupakan nilai tambah) itu rumit, sulit untuk mengakhirinya, dan oleh karena itu sangat memakan waktu dan mahal; dan mungkin pada akhirnya merusak diri. Apabila penebangan Biomassa Pohon secara absah yang diberi insentif ekonomi dikurangi atau ditiadakan melalui pelaksanaan The RFS dan sistem pemberian kredit lain, dan sebagaimana kami harapkan, pengurangan penebangan ini akan tersebar luas, keberhasilannya semestinya tidak dianggap sebagai alasan untuk menemukan hal‐hal lain yang bukan merupakan nilai tambah dari proyek‐proyek dan untuk mengakhirinya atau melarang proyek‐proyek lain untuk ikut serta dalam sistem tersebut apabila memenuhi uji‐uji Nilai Tambah lain.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 67
Penebangan secara bebas. Masyarakat Adat, masyarakat lokal, pemerintah
yang membantu Kawasan Konservasi, dan pemilik lahan pribadi yang
berupaya melestarikan Hutan yang Laik bagi anak‐cucu akan menanggung
risiko bahwa tujuan perencanaan jangka panjang mereka dapat diperpendek
walaupun mereka memenuhi kewajiban, yang sering setelah mengorbankan
keuntungan ekonomi jangka pendek.
PERSYARATAN:
ER1‐1 Uji Nilai Tambah Resmi.
A. Untuk memenuhi syarat Uji Nilai Tambah Resmi, Pemrakarsa
Proyek harus mengajukan hal‐hal berikut bersama Dokumen Awal
Pengajuan Proyek:
1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra
Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek bahwa sejauh yang mampu diketahui
dan diyakini setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik
(lihat Formulir: Keterwakilan):
a. Tidak ada peraturan perundang‐undangan yang
melarang atau membatasi penebangan Biomassa
Pohon di Daerah Proyek, kecuali secara khusus
dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_A;
b. Tidak ada kontrak atau kesepakatan berkenaan
dengan Daerah Proyek dan Peserta Proyek mana pun
yang terkait dengan penebangan Biomassa Pohon di
Daerah Proyek, kecuali secara khusus dinyatakan pada
Tambahan ER1‐1_B; dan
c. Informasi sebagaimana dinyatakan dalam Pendapat
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 68
Hukum pada ER1‐1‐A2 di bawah ini cermat dan lengkap
dalam semua hal.
2. Pendapat Hukum menyatakan bahwa:
a. Semua peraturan perundang‐undangan dalam
wilayah hukum tempat Daerah Proyek berada yang
berkaitan dengan penebangan Biomassa Pohon,
termasuk yang berkaitan dengan parameter‐parameter
seperti spesies, luas, keadaan, jumlah yang mungkin
saja ditebang, jangka waktu yang ditetapkan, prosedur
administratif untuk setiap izin yang disyaratkan, dan
informasi lain apa pun yang berkenaan dengan ada
tidaknya larangan atau kendala hukum atau peraturan
mengenai penebangan Biomassa Pohon;
b. Semua kontrak atau kesepakatan yang berkenaan
dengan Daerah Proyek dan Peserta Proyek mana pun
yang terkait dengan penebangan Biomassa Pohon; dan
c. Apakah Proyek atau Peserta Proyek mana pun telah
atau sedang menerima atau telah membuat kesepakatan
atau kesepahaman apa pun, tertulis atau lisan, yang
memberi Peserta Proyek harapan wajar akan menerima
imbalan apa pun untuk mengurangi penebangan
Biomassa Pohon selain pengajuan Proyek tersebut untuk
Pemberian Kredit RFS.
B. Semua bagian di Daerah Proyek yang dicakup oleh peraturan
perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan
Biomassa Pohon seluruhnya telah ditetapkan sebagai Hutan yang tidak
Laik untuk memastikan bahwa penebangan Biomassa Pohon di daerah
tersebut tercela.
C. Semua bagian di Daerah Proyek yang penebangan Biomassa Pohon
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 69
tidak sepenuhnya dilarang oleh peraturan perundang‐undangan atau
kesepakatan harus dianggap sebagai Nilai Tambah dalam hal Uji Nilai
Tambah Resmi dan ditetapkan sebagai Hutan yang Laik.
D. Perkecualian Kawasan Konservasi terhadap Uji Nilai Tambah Resmi
secara ketat: Berkurangnya penebangan Biomassa Pohon memiliki Nilai
Tambah di Kawasan Konservasi apabila laporan resmi yang disusun oleh
Instansi Pemerintah yang Berwenang memastikan bahwa ketiga syarat
berikut dipenuhi:
1. Penebangan liar telah terjadi di Kawasan Konservasi selama
Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi sebagaimana
ditetapkan sebagai masa yang dimulai: (a) sejak Kawasan
Konservasi ditetapkan, dan (b) tidak lebih dari sepuluh (10)
tahun sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek. Untuk lebih
jelas, dapat dilihat pada tabel:
Tabel ER1‐D: Gambaran Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi
Tanggal Awal Pengajuan Proyek
Tanggal penetapan Kawasan Konservasi
Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi
Januari 2013 Januari 1998 Jan 2003‐Des 2012
Januari 2013 Januari 2003 Jan 2003‐Des 2012
Januari 2013 Januari 2008 Jan 2008‐Des 2012
2. Penebangan liar telah terjadi selama 3 tahun sebelum Tanggal
Awal Pengajuan Dokumen.
3. Penebangan liar telah terjadi sedikit‐dikitnya sekali setiap 3
tahun selama Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi.
ER1‐2 Uji Insentif Ekonomi
A. Untuk menetapkan bahwa penebangan Biomassa Pohon memberi
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 70
manfaat ekonomi neto kepada pihak mana pun yang terlibat dalam
penebangan liar atau Peserta Proyek, Pemrakarsa Proyek harus
menyediakan hal‐hal berikut bersama Dokumen Awal Pengajuan
Proyek:
1. Laporan penetapan nilai secara tertulis (Laporan Penetapan
Nilai Hutan) oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak
Pemrakarsa yang menyatakan bahwa biaya penebangan liar
Biomassa Pohon (misalnya pembalakan) lebih kecil
dibandingkan dengan manfaat ekonomi dari hasil penebangan;
atau bahwa lahan yang digunakan atau dimiliki oleh
Pemrakarsa Proyek atau Peserta Proyek lebih berharga tanpa
hutan daripada berhutan (misalnya untuk pertanian atau
peternakan). Laporan Penetapan Nilai Hutan harus memberi
analisis biaya dan manfaat keuangan, dan harus mengutip
bukti yang telah diterbitkan dalam mendukung analisisnya.
2. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra
Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa sejauh yang
mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh
dan dengan niat baik, Laporan Penetapan Nilai Hutan lengkap
dan cermat.
3. Keterwakilan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak
Pemrakarsa yang menyatakan bahwa sejauh yang mampu
diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan
dengan niat baik, Laporan Penetapan Nilai Hutan lengkap dan
cermat.
B. Laporan Penetapan Nilai Hutan harus diperiksa berdasarkan
prosedur Pendapat Masyarakat, pemeriksaan, dan Penengah
sebagaimana dijelaskan pada Bagian A2.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 71
ER1‐3 Uji Insentif yang Ada
A. Untuk menetapkan bahwa usulan Proyek tidak sedang menerima
pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun untuk
mengurangi penebangan Biomassa Pohon‐nya selain dari Proyek The
RFS™, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan hal‐hal berikut bersama
dengan Dokumen Awal Pengajuan Proyek:
1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra
Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek bahwa sejauh yang mampu diketahui
dan diyakini setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik
(lihat Formulir: Keterwakilan):
a. Riwayat pemberian kredit atau imbalan di luar
Proyek dalam bentuk apa pun untuk mengurangi
penebangan Biomassa Pohon selama tiga tahun tepat
sebelum Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya;
b. Bahwa sewaktu pengajuan Dokumen Pengajuan
Proyek Awal dan Akhir, Proyek tidak menerima
pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun
untuk mengurangi penebangan Biomassa Ppohon‐nya,
kecuali secara khusus dinyatakan pada Tambahan
ER1‐1_A;
c. Bahwa tidak ada kontrak atau kesepakatan
berkenaan dengan Proyek atau Peserta Proyek mana
pun yang terkait dengan pemberian kredit atau
imbalan dalam bentuk apa pun untuk mengurangi
penebangan Biomassa Pohon di Daerah Proyek, kecuali
secara khusus dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_B;
dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 72
d. Apakah Pemrakarsa Proyek atau Pengembang
Proyek telah mengajukan surat pemberitahuan pajak
terutang (SPT) dalam tiga tahun tepat sebelum
pengajuan Dokumen Awal Pengajuan Proyek, atau
telah memerintahkan untuk menyusun laporan
keuangan, dan apabila hal tersebut telah dilakukan,
memberitahukan nama Penyusun Laporan Pajak atau
Penyusun Laporan Keuangan‐nya.
2. Apabila Pemrakarsa Proyek atau Pengembang Proyek telah
mengajukan surat pemberitahuan pajak terutang (SPT) dalam tiga
tahun tepat sebelum pengajuan Dokumen Awal Pengajuan Proyek, atau
telah memerintahkan untuk menyusun laporan keuangan, semua
Penyusun Laporan Pajak atau Penyusun Laporan Keuangan tersebut
harus memberi pernyataan tertulis bahwa sejauh yang mampu
diketahui dan diyakini mereka setelah meneliti secara utuh dan dengan
niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan):
a. menjelaskan riwayat pemberian kredit atau imbalan di luar
Proyek dalam bentuk apa pun untuk mengurangi penebangan
Biomassa Pohon selama tiga tahun tepat sebelum Dokumen
Awal Pengajuan Proyek ‐nya;
b. Proyek tidak menerima pemberian kredit atau imbalan dalam
bentuk apa pun untuk mengurangi penebangan Biomassa
Pohon‐nya sewaktu pengajuan Dokumen Pengajuan Proyek
Awal dan Akhir, kecuali secara khusus dinyatakan pada
Tambahan ER1‐1_A; dan
c. Tidak ada kontrak atau kesepakatan berkenaan dengan
Proyek atau Peserta Proyek mana pun yang terkait dengan
pemberian kredit atau imbalan dalam bentuk apa pun untuk
mengurangi penebangan Biomassa Pohon di Daerah Proyek,
kecuali secara khusus dinyatakan pada Tambahan ER1‐1_B.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 73
B. Segera setelah Proyek disahkan, kredit tidak dapat diverifikasi apabila Proyek
pada waktu yang bersamaan menjadi sumber kredit atau imbalan atas
berkurangnya penebangan Biomassa Pohon selain melalui RFS Credits™.
Apabila pengesahan atau verifikasi tersebut salah, kredit yang diterbitkan
dianggap salah dan dimintakan penggantiannya dengan menggunakan metode
yang sama seolah‐olah Perubahan yang Merugikan telah terjadi (lihat Bagian
ER‐4).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 74
ER2: DATA DASAR EMISI PROYEK (PROJECT EMISSION BASELINES) dan NILAI
TAMBAH PENGURANGAN EMISI (EMISSION REDUCTION ADDITIONALITY)
TUJUAN:
Sebagaimana tercantum pada Bagian ER1, ada dua cara pikir tentang
Nilai Tambah, yaitu: 1‐Apakah Proyek merupakan Nilai Tambah ? 2‐
Apakah pengurangan emisi oleh Proyek merupakan Nilai Tambah?
Untuk menyimpulkan bahwa pengurangan emisi oleh Proyek
merupakan Nilai Tambah, pengurangan emisi tersebut harus melebihi
angka yang diharapkan berdasarkan skenario keadaan seperti sekarang.
Tujuan Bagian ER2 adalah untuk menetapkan protokol guna
mengidentifikasi emisi dengan skenario keadaan seperti sekarang,
yang diistilahkan dengan Data Dasar Emisi Proyek. Data Dasar Emisi
Proyek kemudian dapat dibandingkan dengan emisi yang diamati
untuk menetapkan apakah emisi selama Masa Pemberian Kredit telah
berkurang dibandingkan dengan Data Dasar Emisi Proyek. Apabila
emisi telah berkurang, maka merupakan Nilai Tambah dan
menghasilkan RFS Credits™ (lihat Bagian ER3 mengenai protokol
perhitungan Kredit RFS).
DASAR PERTIMBANGAN: Sekilas, penentuan apakah berkurangnya penebangan Biomassa Pohon
merupakan Nilai Tambah tampak sederhana dan lugas: Apakah jumlah
karbon yang dilepas dari Daerah Proyek lebih rendah dibandingkan dengan
seandainya Proyek tidak dilaksanakan? Tetapi untuk sedikit‐dikitnya dua
alasan, cara penentuan ini tidak lugas karena: (1) hal ini juga menunjukkan
“fakta pembanding” – apa yang seandainya terjadi di Daerah Proyek tanpa
adanya Proyek; dan (2) hal ini juga memprakirakan interaksi dari banyak dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 75
beragam peubah pada masa mendatang (misalnya harga pasar; skema
pengaturan; pembangunan jalan; kepadatan penduduk) yang tidak berada
dalam kendali sebuah badan tunggal dan dapat mengalami fluktuasi besar
dan ketidakpastian lain.
Dua pendekatan penyelesaian masalah yang paling luas diterapkan adalah:
(a) pendekatan “masa sebelumnya”, dan (b) pendekatan “bauran” yang
menggabungkan data masa sebelumnya dan data yang berkaitan dengan
Pendorong Deforestasi. Kedua pendekatan tersebut memiliki pendukung
masing‐masing dan sekali‐kali berhasil memprakirakan beberapa perubahan
masa mendatang jangka pendek. Namun demikian, sewaktu diterbitkannya
The Rainforest Standard™ Versi 2.1, tidak satu pun pendekatan tersebut
menunjukkan keabsahan yang konsisten dan tersebar luas.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan ini, The RFS™ telah menetapkan
untuk menganggap absah prakiraan emisi dasar apabila ada: (a) bukti
terdokumentasikan tentang maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk
menebang Biomassa Pohon di Daerah Proyek (Dokumen Rencana
Penebangan); (b) Data Dasar Penebangan dari Pemerintah, yang disahkan
berdasarkan kriteria The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2A di bawah
ini; atau (c) Data Dasar Penebangan Absah, yang disahkan berdasarkan
kriteria The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2A di bawah ini.
PERSYARATAN: ER2‐1 Istilah Dokumen Rencana Penebangan menunjuk pada usulan kegiatan
yang telah mendokumentasikan bukti tehtang maksud, kemampuan, dan
kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon di Daerah Proyek.
A. Apabila Proyek memilih untuk menggunakan Data DasarDokumen
Rencana Penebangan, Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan hal‐hal
berikut dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya:
1. Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan terdiri
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 76
atas salah satu dari hal‐hal berikut:
a. Izin yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang
Berwenang untuk menebang Biomassa Pohon;
b. Rencana pengembangan yang disahkan oleh Instansi
Pemerintah yang Berwenang;
c. Rencana pengembangan swasta yang disahkan oleh
Instansi Pemerintah yang Berwenang;
d. Hak pengusahaan hutan atau hak pengusahaan atau
kegiatan ekstraktif lain yang disahkan oleh Instansi
Pemerintah yang Berwenang;
e. Program pengelolaan pemungutan hasil hutan
berkelanjutan berdasarkan rencana atau kesepakatan
yang mengikat;
f. Cara pemungutan hasil pada hutan kemasyarakatan
berdasarkan Rencana Pengembangan Jangka Panjang
atau Dokumen Masyarakat;
g. Cara pemungutan hasil hutan lain yang
terdokumentasikan berdasarkan kewajiban kontrak yang
dapat diberlakukan; atau
h. Kegiatan‐kegiatan lain yang telah
mendokumentasikan bukti tentang maksud,
kemampuan, dan kewenangan untuk menebang
Biomassa Pohon, termasuk:
(1) izin, apabila dibutuhkan, dan
(2) salah satu di antara hal‐hal berikut:
(a) kontrak kerja berlandaskan niat baik yang
dapat diberlakukan untuk menebang Biomassa
Pohon, atau
(b) kontrak penjualan Biomassa Pohon dari
rencana penebangan yang dapat diberlakukan,
atau
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 77
(c) kontrak mengenai lahan milik yang
bersebelahan dengan Daerah Proyek untuk
menebang Biomassa Pohon atau untuk menjual
Biomassa Pohon.
2. Peta Dokumen Rencana Penebangan menandai batas daerah
rencana penebangan Biomassa Pohon yang ditumpangtindihkan
pada Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur berdasarkan
Persyaratan pada IC1.
3. Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan mengenai
kapan saja semua rencana penebangan Biomassa Pohon; jadwal
waktu tersebut harus dipastikan dan sejalan dengan semua
Dasar PembenaranDokumen Rencana Penebangan.
B. Disamping dokumentasi sebagaimana diatur pada ER2‐1A,
Pemrakarsa Proyek harus menyerahkan hal‐hal berikut:
1. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra
Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa sejauh yang
mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh
dan dengan niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan), Dasar
Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan, Peta Dokumen
Rencana Penebangan, dan Jadwal Waktu Dokumen Rencana
Penebangan cermat dan lengkap dalam semua hal; dan
2. salah satu di antara hal‐hal berikut:
a. Pendapat Hukum yang menegaskan keabsahan dan
kecermatan Dasar Pembenaran Dokumen Rencana
Penebangan, Peta Dokumen Rencana Penebangan, dan
Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan; atau
b. dokumen resmi dari Instansi Pemerintah yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 78
Berwenang yang menegaskan Dasar Pembenaran
Dokumen Rencana Penebangan, Peta Dokumen Rencana
Penebangan, dan Jadwal Waktu Dokumen Rencana
Penebangan.
ER2‐2 Pengganti Data Dasar Penebangan Untuk Proyek‐proyek yang tidak dapat menggunakan Data Dasar Dokumen
Rencana Penebangan, pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon yang
diharapkan tanpa adanya Proyek dapat ditetapkan dengan menggunakan
Data Dasar Penebangan dari Pemerintah atau Data Dasar Penebangan Absah
apabila tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari Pemerintah.
Data Dasar Penebangan dari Pemerintah adalah model data dasar yang
diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang mencakup seluruh
Daerah Proyek (sebagaimana ditunjukkan pada Peta Batas Proyek). Jika dan
hanya jika tidak ada Data Dasar Penebangan dari Pemerintah, The RFS™ akan
menerima data dasar lain yang sesuai dengan semua Persyaratan
Keberterimaan (Data Dasar Penebangan Absah).
A. Apabila Proyek memilih untuk menggunakan Data Dasar Penebangan
dari Pemerintah atau Data Dasar Penebangan Absah, Pemrakarsa
Proyek harus menyerahkan Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti
dalam Dokumen Awal Pengajuan Proyek ‐nya, yang disusun oleh Pakar
Data Dasar dari pihak Pemrakarsa.
1. Apabila Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti memilih
untuk menggunakan Data Dasar Penebangan dari Pemerintah,
laporan harus menetapkan hal‐hal berikut:
a. Data Dasar Penebangan dari Pemerintah dihasilkan
berdasarkan subparagraf 1 dan 4 dalam Persyaratan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 79
Keberterimaan The RFS™ mengenai Data Dasar
Penebangan Absah sebagaimana dijelaskan pada
ER2‐2C mengenai cara‐cara tertentu yang sesuai
dengan Persyaratan pada setiap subparagraf; dan
b. apakah ada lebih dari satu Data Dasar Penebangan
dari Pemerintah yang mencakup Daerah Proyek; dan
c. apabila ada lebih dari satu Data Dasar Penebangan
dari Pemerintah yang berlaku, gabungan Data Dasar
Penebangan dari Pemerintah telah dihitung dengan
cara mengalikan setiap Data Dasar Penebangan dari
Pemerintah dengan proporsi luas Daerah Proyek yang
bersangkutan, dan kemudian menjumlahkan hasilnya.
Sebagai contoh, salah satu Data Dasar Penebangan
dari Pemerintah sebesar 2% dalam 50% luas Daerah
Proyek dan satu lagi Data Dasar Penebangan dari
Pemerintah sebesar 1% dalam 50% luas Daerah Proyek,
maka gabungan Data Dasar Penebangan dari
Pemerintah sebesar 1,5%.
2. Apabila Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti memilih
untuk menggunakan Data Dasar Penebangan Absah, laporan
harus menetapkan hal‐hal berikut:
a. tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari
Pemerintah;
b. Data Dasar Penebangan Absah dihasilkan
berdasarkan semua subparagraf 1, 2, 3, dan 4 dalam
Persyaratan Keberterimaan The RFS™ mengenai Data
Dasar sebagaimana dijelaskan pada ER2‐2C mengenai
cara‐cara tertentu yang sesuai dengan Persyaratan
pada setiap subparagraf.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 80
B. Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti harus tunduk pada
Pemeriksaan Otomatis (A2‐4) oleh Pakar Data Dasar yang Ditugaskan,
tetapi jadwal waktu A2‐4 harus disesuaikan sebagai berikut:
1. Apabila sebelum diterbitkannya temuan, Pakar Data Dasar
yang Ditugaskan meminta penjelasan, maka Pakar Data Dasar
dari pihak Pemrakarsa harus menyerahkannya selambat‐
lambatnya 30 hari sejak diminta.
2. Pakar Data Dasar yang Ditugaskan harus menerbitkan
temuannya selambat‐lambatnya 30 hari sejak menerima
penjelasan yang diminta. Apabila Pakar Data Dasar yang
Ditugaskan mendapati bahwa metodologi tersebut tidak sesuai
dengan Persyaratan pada ER2‐2, temuan akan memerinci
kekurangannya. Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa dapat
mengajukan revisi Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti
selambat‐lambatnya 60 hari sejak menerima temuan awal.
Apabila Pakar Data Dasar yang Ditugaskan mendapati bahwa
revisi tersebut sesuai dengan Persyaratan pada ER2‐2, data
dasar akan dianggap dapat diterima. Apabila Pakar Data Dasar
yang Ditugaskan mendapati bahwa revisi tersebut tidak sesuai
dengan Persyaratan pada ER2‐2, data dasar akan dianggap
ditolak.
C. Persyaratan Keberterimaan The RFS™ mengenai Data Dasar
Penebangan Absah adalah:
1. data masa sebelumnya saja tidak cukup; harus diketahui Pendorong
Deforestasi yang khas lokasi;
2. setiap pendekatan pembuatan model harus telah diterbitkan dalam
Kepustakaan Penilaian Sejawat dan dibuktikan sebagai absah; dan
3. Pendorong Deforestasi yang khas lokasi (termasuk yang dimasukkan
ke dalam model absah) dinilai berdasarkan metodologi yang telah
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 81
diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat dan dibuktikan absah
sebagai pendorong yang berperan di Daerah Proyek selama tiga tahun
sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek, sebagaimana ditegaskan oleh
Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa; dan
4. Laju Data Dasar Emisi Proyek harus dinyatakan dalam laju tahunan.
D. Disamping dokumentasi yang diatur pada ER2‐2A, Pemrakarsa Proyek harus
menyediakan Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur
Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai pribadi maupun Keterwakilan oleh
badan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek yang menyatakan bahwa
sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan
dengan niat baik (lihat Formulir: Keterwakilan), usulan model data dasar
penebangan tersebut cermat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 82
ER3: PERHITUNGAN PENGURANGAN EMISI CO2e
TUJUAN:
Untuk menghitung berkurangnya emisi CO2e Proyek karena lebih rendahnya
tingkat penebangan Biomassa Pohon (Perubahan Emisi Proyek) dengan cara
membandingkan antara cadangan karbon Biomassa Pohon yang diamati dan
cadangan karbon yang diharapkan tanpa Proyek selama Masa Pemberian
Kredit.
DASAR PERTIMBANGAN: The RFS™ menyediakan protokol 10 langkah untuk menghitung perkiraan Perubahan
Emisi Proyek. Tujuan penting dari protokol tersebut adalah memaksimalkan
kemampuan untuk merekam penebangan Biomassa Pohon berskala kecil, yang sering
disebut dengan “degradasi”. Hal ini dilaksanakan tanpa mendefinisikan deforestasi
atau degradasi karena upaya untuk mendefinisikan deforestasi secara tepat dapat
membatasi keluwesan untuk menjabarkan penebangan berskala kecil hingga sedang
meskipun penting, yang disebut dengan degradasi.
The RFS™ tidak mengukur perubahan dalam cadangan karbon yang timbul akibat
pertumbuhan atau penebangan biomassa yang ditanam oleh manusia. Dengan
demikian, penghutanan dan penghutanan kembali tidak dapat diberi kredit menurut
The RFS™. Dengan mendefinisikan Biomassa Pohon dengan hanya membatasi pada
hutan alam dan tidak mencakup pertumbuhan biomassa yang ditanam oleh manusia
itu, dapat dikemukakan dua tujuan pokok RFS, yaitu: perlindungan hutan yang tumbuh
secara alami beserta keanekaragaman hayatinya; dan memajukan penghidupan
Masyarakat Rimba berkelanjutan dalam jangka panjang karena daur kegiatan
penanaman dan pemanenan tidak akan mempengaruhi perhitungan perubahan
cadangan karbon dan pemberian kredit karena hanya berpengaruh seandainya
penebangan atas apa yang ditanam dianggap sebagai penebangan Biomassa Pohon.
Berikut ini ringkasan protokol tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 83
Langkah 1: Hitung Tolok Ukur Cadangan Karbon.
Langkah 2: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan selama Masa
Pemberian Kredit.
Langkah 3: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati selama Masa
Pemberian Kredit.
Langkah 4: Bandingkan Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan dan
yang Diamati untuk menghitung Perubahan Emisi Karbon Bruto.
Langkah 5: Kurangi Perubahan Emisi Karbon Bruto dengan Kebocoran
menggunakan metode yang dijelaskan pada ER4 untuk memperoleh
Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan.
Langkah 6: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 20% (atau
persentase lain yang ditetapkan secara empiris) untuk memperoleh Perubahan
Emisi Karbon Bawah Permukaan.
Langkah 7: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 10% (atau
persentase lain yang ditetapkan secara empiris) untuk memperoleh Perubahan
Emisi Karbon Kayu Mati.
Langkah 8: Jumlahkan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan, Perubahan
Emisi Karbon Bawah Permukaan, dan Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati
untuk memperoleh Perubahan Emisi Karbon Neto.
Langkah 9: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Neto dengan 3,67 untuk
memperoleh Perubahan Emisi Proyek selama Masa Pemberian Kredit.
Langkah 10: Penyesuaian Cadangan Karbon setiap lima tahun untuk RFS
Credits™ dan Debit RFS diterbitkan untuk setiap Masa Pemberian Kredit:
apabila Perubahan Emisi Proyek negatif, kredit diterbitkan; apabila Perubahan
Emisi Proyek positif, debit diterbitkan (lihat ER3‐2).
PERSYARATAN: ER3‐1 Langkah‐langkah berikut menjelaskan prosedur untuk menghitung Perubahan
Emisi Proyek.
A. Langkah 1: Perkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon: Sebagai bagian dari Dokumen Akhir Penyerahan Proyek, Pemrakarsa Proyek
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 84
harus mengajukan perhitungan Tolok Ukur Cadangan Karbon‐nya di Hutan
yang Laik di dalam Daerah Proyek berdasarkan metode berikut:
1. Persyaratan Umum.
a. Untuk menghitung Tolok Ukur Cadangan Karbon, Pakar
Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus merujuk pada
Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (IC1‐4) dan Matriks
Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan (IC1‐4F) yang
menyertainya.
b. Tolok Ukur Cadangan Karbon dianggap sebagai perkiraan
Karbon (C) di Daerah Proyek sejak Tanggal Mulai Proyek dengan
ketentuan bahwa data pendukungnya tidak dikumpulkan lebih
dari 270 hari sebelum Tanggal Mulai Proyek. Apabila data
pendukung dikumpulkan lebih dari 270 hari sebelum Tanggal
Mulai Proyek, maka dianggap “kedaluwarsa” dan harus
diperbarui sehingga tidak lebih lama dari 270 hari sebelum
Tanggal Mulai Proyek.
2. Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus mengikuti
prosedur berikut untuk memperkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon:
a. Rancangan penetapan sampel. Dengan menggunakan Matriks
Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan, tata letak dan
jumlah petak yang diperlukan untuk mencapai ketelitian 90%
harus ditetapkan dengan menggunakan metode dan panduan
yang telah mapan untuk menetapkan jumlah, ukuran, dan
sebaran petak sampel sebagaimana dijelaskan pada pada Bagian
6.5 dalam Pearson dkk., 2005.
b. Apabila Instansi Pemerintah yang Berwenang telah
menyetujui persamaan‐persamaan alometri tertentu, maka itu
harus diterapkan.
c. Apabila persamaan‐persamaan alometri belum disetujui oleh
Instansi Pemerintah yang Berwenang, persamaan alometri
umum harus diterapkan berdasarkan Kepustakaan Penilaian
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 85
Sejawat.11
d. Tolok Ukur Cadangan Karbon: Cadangan karbon Biomassa
Pohon Atas Permukaan diperkirakan dengan menggunakan
metode penetapan sampel langsung di lapangan. Hubungan
alometri pertama‐tama diterapkan pada pengukuran hutan di
lapangan untuk memperkirakan rata‐rata cadangan karbon per
hektare pada setiap Tipe Hutan dalam setiap Keadaan Hutan
(C/ha). Untuk memperkirakan Tolok Ukur Cadangan Karbon,
kalikan rata‐rata cadangan karbon pada setiap Tipe Hutan
menurut Keadaan Hutan dengan luas pada setiap Tipe Hutan
menurut Keadaan Hutan dan jumlahkan hasilnya pada semua
kotak dalam matriks.
B. Langkah 2: Dalam Dokumen Akhir Pengajuan Proyek, hitung Perubahan
Cadangan Karbon yang Diharapkan untuk Masa Pemberian Kredit yang telah
ditetapkan dengan menggunakan data dasar terpilih (Data Dasar Dokumen
Rencana Penebangan; Data Dasar Penebangan dari Pemerintah; atau Data
Dasar Penebangan Absah).
1. Rumus umum untuk memperkirakan Perubahan Cadangan Karbon
yang Diharapkan untuk Masa Pemberian Kredit yang telah ditetapkan
adalah:
11
Mengembangkan hubungan alometri yang khas lokasi dan khas spesies itu memakan waktu dan mahal karena
mensyaratkan pemanenan dengan merusak sejumlah besar pepohonan. Hutan tropis biasanya berisi 300 spesies atau lebih, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan alometri yang khas spesies tidak dibutuhkan untuk menghasilkan penaksiran cadangan karbon hutan yang tepercaya. Pengelompokan semua spesies bersama‐sama dan penggunaan hubungan alometri umum, yang distratifikasikan menurut tipe hutan dalam pengertian luas atau zona ekologi, sangat tepat untuk daerah tropis karena garis tengah setinggi dada (DBH) saja dapat menjelaskan lebih dari 95% keragaman pada cadangan karbon hutan tropis di atas permukaan, bahkan di kawasan yang sangat beraneka ragam. Persamaan alometri umum juga memiliki keunggulan penting karena didasarkan pada jumlah cukup besar pepohonan yang merentang dalam kisaran kelas garis tengah yang agak lebar . Pemeriksaan secara luas mengenai persamaan alometri menyimpulkan bahwa model umum merupakan cara ‘terbaik yang tersedia’ untuk menaksir biomassa hutan dan merekomendasikannya dibandingkan dengan model alometri setempat yang boleh jadi didasarkan pada kurang dari 100 batang pohon rusak yang ditetapkan sebagai sampel. Pada umumnya, upaya yang dibutuhkan untuk menyusun hubungan khas spesies atau lokasi biasanya tidak akan menambah ketelitian sekalipun adakalanya hubungan yang berlaku setempat dibenarkan, karena persamaan umum boleh jadi tidak cukup mewakili semua tipe hutan di semua tempat.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 86
ΔE(cp) = cp * R * (C1 * EFL1 + C2*EFL2 . . . Cn*EFLn)
ΔE(cp) = Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan
dalam jangka waktu Cp
cp = Masa Pemberian Kredit dalam tahun (hingga per
seratus terdekat)
R = Laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian
Kredit menurut data dasar terpilih
C = ton karbon per hektare pada Tipe Hutan menurut
Keadaan Hutan yang telah ditetapkan
EFL = Luas Hutan yang Laik menurut Tipe Hutan pada
Keadaan Hutan yang telah ditetapkan
2. Menghitung laju data dasar Penebangan (R) selama Masa Pemberian
Kredit.
a. Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan. Laju Data Dasar
Dokumen Rencana Penebangan selama Masa Pemberian Kredit
dihitung dengan cara mengalikan persentase keseluruhan
rencana Penebangan selama Masa Pemberian Kredit dengan
laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian Kredit
berdasarkan Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan
(ER2‐1A3).
(1) Laju tahunan Penebangan selama Masa Pemberian
Kredit ditentukan sebagai berikut:
(a) Apabila semua Penebangan dijadwalkan untuk
diselesaikan dalam setahun, maka laju tahunan
Penebangan adalah 100% dibagi dengan lama
(dalam tahun) Masa Pemberian Kredit.
(b) Apabila Jadwal Waktu Dokumen Rencana
Penebangan mensyaratkan Penebangan tersebar
merata dalam 5 tahun, maka laju tahunannya
sebesar 20%.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 87
(c) Apabila Jadwal Waktu Dokumen Rencana
Penebangan untuk mensyaratkan Penebangan
tidak tersebar merata, maka laju tahunan akan
mencerminkan persentase Penebangan pada
masing‐masing tahun (misalnya 40% pada tahun
1; 30% pada tahun 2; 15% pada tahun 3; 10%
pada tahun 4; and 5% pada tahun 5).
(2) Sebagai gambaran, apabila 50% dari Biomassa Pohon
dijadwalkan untuk ditebang dan laju tahunan
Penebangan 20%, nilai R untuk Data Dasar Dokumen
Rencana Penebangan sebesar 10% (= 50% x 20%) setiap
tahun dalam lima tahun Penebangan yang dijadwalkan.
b. Data Dasar Penebangan dari Pemerintah dan Data Dasar
Penebangan Absah sendiri merupakan prakiraan laju tahunan
Penebangan yang harus digunakan sebagai R dalam rumus
Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan pada B1 di atas.
C. Langkah 3: Hitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati selama Masa
Pemberian Kredit yang Pemrakarsa Proyek sedang mengupayakan untuk
memperoleh RFS Credits™. Pemrakarsa Proyek harus melakukan verifikasi
Cadangan Karbon yang Diamati pada selang waktu yang ditentukan oleh
Pemrakarsa Proyek, tetapi sedikit‐dikitnya sekali setiap lima tahun.
1. Cadangan Karbon yang Diamati harus dihitung oleh Pakar Cadangan
Karbon dari pihak Pemrakarsa sesuai dengan hal‐hal berikut, dan harus
menghadapi Pendapat Masyarakat dan Pemeriksaan Otomatis pada
bagian A2‐4:
a. Dengan Permohonan Verifikasi‐nya, Pemrakarsa Proyek harus
mengajukan Peta Verifikasi Karbon.
b. Resolusi data pengindraan jauh untuk Peta Verifikasi Karbon
harus sebesar 5 m, kecuali apabila Persyaratan membutuhkan
resolusi kurang dari 1 m dalam rangka Penyesuaian Cadangan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 88
Karbon setiap lima tahun sebagaimana dijelaskan pada Langkah
10 (ER3‐1J).
c. Semua data pengindraan jauh yang tampak pada Peta
Verifikasi Karbon harus telah dikumpulkan selambat‐lambatnya
180 hari sebelum Permohonan Verifikasi.
d. Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa harus
memperkirakan Cadangan Karbon yang Diamati pada Peta
Verifikasi Karbon dengan cara mengalikan rata‐rata cadangan
karbon pada setiap Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan dengan
luas setiap Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan dan
menjumlahkan hasilnya pada semua kotak dalam matriks.
2. Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati harus dihitung dengan
cara mengurangi Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal
Verifikasi mutakhir dari Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal
Verifikasi tepat sebelumnya.
ΔO (cp) = O (V2) – O (V1),
O adalah Cadangan Karbon yang Diamati; cp adalah Masa
Pemberian Kredit dalam tahun (hingga per seratus terdekat); V2
adalah Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi
mutakhir; dan V1 adalah Cadangan Karbon yang Diamati pada
Tanggal Verifikasi sebelumnya.
D. Langkah 4: Untuk menghitung Perubahan Emisi Karbon Bruto selama Masa
Pemberian Kredit, bandingkan Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan
dan yang Diamati.
1. Perubahan Emisi Karbon Bruto selama Masa Pemberian Kredit =
Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan selama Masa Pemberian
Kredit dikurangi dengan Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati
selama Masa Pemberian Kredit, atau
ΔC (cp) bruto = E (cp) – O (cp).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 89
E. Langkah 5: Hitung Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan selama Masa
Pemberian Kredit.
1. Kalikan laju Kebocoran yang berlaku, sebagaimana ditetapkan
menurut Persyaratan pada Bagian ER4 dengan Perubahan Emisi Karbon
Bruto untuk memperoleh Pengurang akibat Kebocoran.
2. Kurangi Perubahan Emisi Karbon Bruto dengan Pengurang akibat
Kebocoran untuk memperoleh Perubahan Emisi Karbon Atas
Permukaan selama Masa Pemberian Kredit.
F. Langkah 6: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 20%
(atau persentase lain yang ditetapkan secara empiris menurut ER3‐4) untuk
memperoleh Perubahan Emisi Karbon Bawah Permukaan.
G. Langkah 7: Kalikan Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan dengan 10%
(atau persentase lain yang ditetapkan secara empiris menurut ER3‐4) untuk
memperoleh Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati.
H. Langkah 8: Jumlahkan Pengurang akibat Kebocoran, Perubahan Emisi
Karbon Atas Permukaan, Perubahan Emisi Karbon Bawah Permukaan, dan
Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati untuk memperoleh Perubahan Emisi
Karbon Neto.
I. Langkah 9: Untuk memperoleh Perubahan Emisi Proyek, kalikan Perubahan
Emisi Karbon Neto selama Masa Pemberian Kredit dengan 3,67.
J. Langkah 10: Perhitungan Penyesuaian Cadangan Karbon setiap lima tahun.
1. Apabila selama selang waktu lima tahun sejak Tanggal Mulai Proyek,
setiap verifikasi Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati dilakukan
dengan resolusi data pengindraan jauh 1 m atau lebih, maka
Pemrakarsa Proyek disyaratkan untuk menyerahkan Penyesuaian
Cadangan Karbon pada akhir selang waktu lima tahun tersebut (tambah
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 90
atau kurang satu tahun12). Penyesuaian Cadangan Karbon
mensyaratkan pengumpulan data pengindraan jauh dengan resolusi
<1m karena dimaksudkan untuk merekam bukti penebangan berskala
kecil yang mungkin terlewat dari penginderaan berskala lebih besar.
2. Apabila Penyesuaian Cadangan Karbon mengungkapkan bahwa
Penebangan Biomassa Pohon lebih besar daripada verifikasi Perubahan
Cadangan Karbon yang Diamati, maka perbedaannya (disesuaikan
untuk perhitungan Penyesuaian Cadangan Karbon Bawah Permukaan
dan Kayu Mati) harus dianggap sebagai Perubahan yang Merugikan dan
sebagai jumlah kredit yang semestinya menjadi pengurang atas saldo
akhir pada rekening kredit Proyek. Apabila tidak cukup saldo pada
rekening kredit tersebut, pengurangan harus dilakukan terhadap kredit
berikutnya yang diperoleh. Bertambahnya Penebangan tersebut harus
dianggap telah terjadi hanya selama Masa Pemberian Kredit tepat
sebelum Penyesuaian Cadangan Karbon.
ER3‐2 Perubahan Emisi Proyek: Konversi menjadi Kredit RFS atau Debit RFS
A. Dalam setiap Masa Pemberian Kredit, apabila Perubahan Emisi Proyek
positif, perubahannya dianggap sebagai pengurangan neto CO2e, dan setiap
tCO2e harus memperoleh satu Kredit RFS yang harus diterbitkan dan
didokumentasikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Bagian A6.
B. Dalam setiap Masa Pemberian Kredit, apabila Perubahan Emisi Proyek
negatif, perubahannya dianggap merupakan tambahan neto CO2e yang telah
menghasilkan emisi lebih besar daripada yang diharapkan, dan setiap tCO2e
tersebut harus memperoleh satu Debit RFS yang terdokumentasikan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan Bagian A6. Debit RFS harus
dikurangkan sejak Tanggal Verifikasi Masa Pemberian Kredit yang
12
Keluwesan ini mencerminkan niat baik sewaktu menjadwalkan kendala‐kendala dalam pengindraan jauh
beresolusi tinggi.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 91
bersangkutan pada saldo Kredit RFS; apabila tidak ada saldo untuk dikurangi,
Debit RFS tersebut harus dikurangkan pada RFS Credits™ berikutnya yang
diperoleh sampai Debit tersebut nol.
ER3‐3 Pemeriksaan Otomatis atas perhitungan Perubahan Emisi Proyek. Perhitungan
dengan sekian banyak langkah atas Perubahan Emisi Proyek harus tunduk pada
Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Karbon yang Ditugaskan (lihat Tambahan E)
berdasarkan Bagian A2‐4.
ER3‐4 Penyesuaian tambahan baku Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan
Biomassa Kayu Mati terhadap perhitungan Biomassa Pohon Atas Permukaan
merupakan anggapan yang dapat dibantah. Pemrakarsa Proyek dapat
mempekerjakan Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa untuk menyusun
Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Laporan Penyesuaian Kayu Mati dengan
memberi bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa penyesuaian tersebut semestinya
lebih besar daripada penyesuaian bakunya berdasarkan data empiris yang diserahkan
menurut Persyaratan di bawah ini. Pemrakarsa Proyek boleh, atas kewenangannya,
mengajukan Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Kayu Mati sebagai bagian
dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek atau dalam setiap Permohonan Verifikasi.
Setiap pengajuan tersebut harus secara tegas menerima temuan dari Pakar Karbon
yang Ditugaskan sebagai bersifat tetap.
A. Persyaratan Laporan Penyesuaian Bawah Permukaan dan Kayu Mati.
1. Semua data yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan Penilaian
Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.
2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian
yang dianggap berlaku secara luas dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.
B. Setiap usulan Penyesuaian Bawah Permukaan atau Kayu Mati tunduk pada
Pemeriksaan Otomatis oleh Pakar Karbon yang Ditugaskan sesuai dengan A2‐4.
Pakar Karbon yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai
apakah bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 92
meyakinkan untuk mengubah tambahan baku dan apabila demikian, seberapa
besar alternatif penyesuaian tambahannya. Temuan Pakar Karbon yang
Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh
temuan Pakar Karbon yang Ditugaskan tersebut mengenai apakah
tambahannya lebih tinggi atau lebih rendah daripada pengurang bakunya.
Untuk keperluan verifikasi, tambahannya harus mencerminkan temuan
tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 93
ER4: KEBOCORAN (LEAKAGE)
TUJUAN:
Menjabarkan secara tepat Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan () dan
Kebocoran Pasar () ketika menghitung RFS Credits™.
DASAR PERTIMBANGAN: Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. Apabila para pelaku mengubah kegiatan
mereka untuk mengurangi penebangan Biomassa Pohon di dalam Daerah Proyek,
mereka boleh jadi sekadar mengalihkan kegiatan ke daerah‐daerah terdekat. Gejala ini
dikenal dengan Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. The RFS™ mensyaratkan
dikuranginya Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan dari setiap RFS Credits™
berdasarkan Bagian ER3‐5. Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan terdiri atas dua
jenis yang penting, yaitu: (a) kebocoran akibat pemindahan dengan sengaja kegiatan
dalam Dokumen Rencana Penebangan (misalnya pembangunan prasarana atau tebang
pilih oleh pemegang HPH); dan (b) kebocoran akibat kegiatan‐kegiatan berpindah
setempat seperti penggembalaan, pertanian, pembalakan, pengumpulan kayu bakar,
pembuatan arang kayu, konversi menjadi permukiman atau pembukaan lahan dengan
cara pembakaran untuk keperluan bukan kehutanan.
The RFS™ telah menerapkan pengurang baku untuk Kebocoran karena Berpindahnya
Kegiatan dan bukan mensyaratkan Proyek‐proyek untuk melakukan kajian
pemaduserasian nyata di lokasi/luar lokasi karena rumit, mahal, dan mungkin tidak
dapat diulang. Pengurang baku menurut The RFS™ didasarkan pada kajian‐kajian
penilaian sejawat mutakhir mengenai Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan. The
RFS™ menganggap pengurang baku tersebut dapat dibantah sehingga memungkinkan
Pemrakarsa Proyek menunjukkan bukti bahwa pengurang tersebut perlu disesuaikan.
Sebagai contoh, apabila sebuah proyek prasarana seperti pembangkit listrik dipindah
dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek ke Hutan tidak Laik di dalam atau di luar Daerah
Proyek, maka tidak ada pengurang untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan
sebab kegiatan tersebut jelas dialihkan ke kawasan bukan hutan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 94
Kebocoran Pasar: Sebagian produk pertanian dan kayu yang dipanen di Daerah Proyek
RFS yang diusulkan boleh jadi sebelumnya telah dijual ke pasar setempat, daerah,
nasional atau internasional. Permintaan yang stabil atau bertambah yang saling
berkaitan dengan penyediaan produk yang berkurang karena Proyek‐proyek The RFS™
dapat menyebabkan tekanan terhadap pasar dan kemungkinan kenaikan harga, yang
memberi insentif uang kepada penghasil lain untuk mendorong penyediaan di tempat‐
tempat lain, di dekat atau jauh dari Daerah Proyek (Kebocoran Pasar). Potensi emisi
relatif di berbagai sentra produksi dapat sangat berpengaruh terhadap emisi CO2e
yang ditentukan terutama oleh cadangan karbon dari Tipe Hutan (atau penggunaan
lahan lain) yang terkena, yang sangat beragam di antara kawasan‐kawasan tersebut.
The RFS™ mengakui bahwa meskipun pemantauan dan pemaduserasian secara
nasional merupakan cara ideal untuk melacak semua Kebocoran, The RFS™
mempertimbangkan pilihan tersebut selama bertahun‐tahun ke belakang dan oleh
karena itu, menerapkan pengurang baku berdasarkan model‐model pasar yang telah
dipublikasikan. Kajian‐kajian Kebocoran Pasar bahkan dapat lebih rumit lagi
dibandingkan dengan kajian‐kajian Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan.
PERSYARATAN: ER4‐1 Pemrakarsa Proyek diberi saran bahwa The RFS™ mensyaratkan dipakainya
pengurang baku berikut ini apabila pengganti kerugian Kebocoran karena
Berpindahnya Kegiatan dan Kebocoran Pasar dianggap terjadi akibat berkurangnya
penebangan Biomassa Pohon di dalam Daerah Proyek. Pengurang tersebut akan
dipakai pada setiap Masa Pemberian Kredit berdasarkan Langkah 5 dalam Persyaratan
ER3‐1. Sebagai contoh, apabila setidaknya ada 1000 RFS Credits™ diverifikasi, dipakai
pengurang sebesar 10% sehingga sebenarnya ada 900 kredit yang akan diverifikasi.
Pengurang baku tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu.
ER4‐2 Apabila pengurang baku dinaikkan selama Masa Proyek, maka pengurang baku
tersebut tidak boleh dinaikkan untuk Proyek.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 95
ER4‐3 Apabila pengurang baku diturunkan selama Masa Proyek, maka pengurang
baku tersebut harus diturunkan untuk Proyek. Pengurangan tersebut harus berlaku
sejak Tanggal Verifikasi tepat setelah penurunan tersebut.
ER4‐4 Pengurang baku The RFS™ untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan
harus 5%.
ER4‐5 Pengurang baku The RFS™ untuk Kebocoran Pasar harus sebesar persentase
yang berlaku sebagaimana dapat dilihat pada Tabel ER4‐5 di bawah ini13.
Tabel ER4‐5 Pengurang baku untuk Kebocoran Pasar (komoditas menurut negara)
Kedele Sapi Kayu (tropis) Tebu
Bolivia 2,9% 0,6% 0,4% 0,5%
Brasil 30,8% 18,6% 8,3% 21,3%
Kolombia 0,1% 3,0% 0,5% 2,7%
Ekuador 0,1% 0,8% 0,1% 0,7%
Peru 0,0% 0,6% 1,0% 0,6%
Pengurang tersebut harus dihitung dengan menggunakan nilai pada Tabel ER4‐5
dengan Metode Penggunaan Berdekatan sebagai berikut:
A. Proporsi Batas Proyek yang berdekatan dengan masing‐masing penggunaan
lahan sebagaimana dijelaskan pada Tabel ER4‐5 harus dianggap sebagai jenis
Kebocoran Pasar yang harus dihitung.
1. Sebagai gambaran, apabila Proyek berada di Kolombia dan Batas
Proyek sepanjang 40 km dan apabila penggunaan lahan yang
berdekatan di sepanjang Batas Proyek adalah untuk: ladang kedele 0,8
13
Sumber persentase pada Tabel ini adalah Murray, B.C., B.A. McCarl, dan H. Lee. 2004. Estimating Leakage from
Forest Carbon Sequestration Programs (Memperkirakan Kebocoran dari Program Penyimpanan Karbon Hutan). Land Economics (Ilmu Ekonomi Lahan) 80(1):109‐124; dan Murray, B. C., C. S. Galik, W. A. Jenkins, J. D. Schneck 2010. Project Standards Development for the Amazon Forest Carbon Partnership: An Assessment of Options for Additionality, Permanence, and Leakage (Penyusunan Standar Proyek untuk Kemitraan Karbon Hutan Amazon: Penilaian Pilihan untuk Nilai Tambah, Pengurangan Emisi Permanen, dan Kebocoran) ‐ Laporan Akhir; Lembaga Solusi Kebijakan Lingkungan Nicholas, Duke University. Metode Murray dkk. (2004) boleh saja digunakan untuk komoditas‐komoditas lain yang menggunakan data FAOSTAT mutakhir.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 96
km; peternakan sapi 5 km; pemungutan kayu berizin 3 km; kebun tebu
10 km; kegiatan‐kegiatan selain keempat kegiatan komersial tersebut
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel ER4‐5 sepanjang 21,2 km.
a. Langkah pertama adalah menetapkan berapa proporsi Batas
Proyek yang ditempati oleh penggunaan lahan tertentu. Dalam
hal ini: kedele = 2% (0,8/40); sapi = 12,5% (5/40); kayu = 7,5%
(3/40); dan tebu = 25% (10/40).
b. Langkah kedua adalah mengalikan proporsi tersebut dengan
faktor Kebocoran pada Tabel ER4‐5: kedele = 0,002% (2% x
0,1%); sapi = 0,375% (12,5% x 3%); kayu = 0,0375% (7,5% x
0,5%); dan tebu = 0,675 % (25% x 2,7%).
c. Langkah ketiga adalah menjumlahkan setiap faktor untuk
memperoleh laju gabungan Kebocoran Pasar pada Proyek.
Untuk gambaran di atas, laju gabungan tersebut sebesar: (0,002
+ 0,375 + 0,0375 + 0,675) = 1,0895%.
2. Disadari bahwa Metode Penggunaan Berdekatan boleh jadi tidak
mencerminkan proporsi sebenarnya dari penggunaan lahan di daerah
terdekat.
3. Akan tetapi, sulit untuk menetapkan luas keseluruhan secara tepat
yang mencakup setiap penilaian (yaitu sejauh mana ke luar Batas
Proyek); setiap aturan umum mungkin dianggap agak gegabah. Metode
Penggunaan Berdekatan memastikan bahwa ancaman konversi itu
nyata karena bersentuhan dengan Daerah Proyek. Lagi pula,
menggambarkan batas‐batas sebuah daerah yang agak luas untuk
dicakup ke dalam analisis yang agak luas mensyaratkan jauh lebih
banyak pemetaan dan analisis, dengan pencurahan waktu dan dana
besar, tetapi tanpa menghasilkan penilaian yang jelas‐jelas lebih absah.
B. Perhitungan pengurang baku Kebocoran Pasar pada ER4‐5A harus
dicantumkan dalam Laporan Kebocoran Pasar sebagai bagian dari Dokumen
Akhir Pengajuan Proyek dan Permohonan Verifikasi berikutnya.
1. Laporan Kebocoran Pasar harus disusun oleh Pakar Penggunaan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 97
Lahan dari pihak Pemrakarsa yang bergiat di Daerah Proyek dan dipilih
oleh Pemrakarsa Proyek dan harus mencakup hal‐hal berikut:
a. perhitungan‐perhitungan yang ditetapkan pada ER4‐5A;
b. sumber‐sumber informasi yang digunakan untuk
mengidentifikasi penggunaan lahan yang berdekatan;
c. Keterwakilan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak
Pemrakarsa bahwa sejauh yang mampu diketahui dan
diyakininya, sumber‐sumber informasi dan perhitungan‐
perhitungannya cermat dan lengkap dalam semua hal; dan
d. Keterwakilan Pribadi oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa
Proyek dan Pengembang Proyek (misalnya CEO, Mitra
Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam kedudukannya sebagai
pribadi maupun Keterwakilan oleh badan Pemrakarsa Proyek
dan Pengembang Proyek bahwa informasi dalam Laporan
Kebocoran Pasar cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh
yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara
utuh dan dengan niat baik.
ER4‐6 Alternatif pengurang baku untuk Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan
dan Kebocoran Pasar. Pengurang baku didasarkan pada anggapan yang dapat
dibantah dalam hal Kebocoran. Pemrakarsa Proyek dapat mempekerjakan Pakar
Kebocoran dari pihak Pemrakarsa untuk menyusun Laporan Alternatif Pengurang
akibat Kebocoran yang menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa
pengurang tersebut semestinya lebih rendah daripada pengurang bakunya
berdasarkan data empiris yang diserahkan sesuai dengan Persyaratan berikut.
Pemrakarsa Proyek boleh, atas kewenangannya, mengajukan Laporan Alternatif
Pengurang akibat Kebocoran sebagai bagian dari Dokumen Akhir Pengajuan Proyek
atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Setiap pengajuan tersebut harus secara
tegas menerima temuan dari Pakar Karbon yang Ditugaskan (lihat ER4‐6C di bawah)
sebagai bersifat tetap.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 98
A. Persyaratan Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran.
1. Semua data yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan Penilaian
Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.
2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian yang
secara luas diakui absah dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.
B. Setiap Pengurang Alternatif Kebocoran tunduk pada Pemeriksaan Otomatis
oleh seorang Pakar Kebocoran yang Ditugaskan sesuai dengan A2‐4. Pakar
Kebocoran yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai apakah
bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk
mengubah pengurang tersebut dan apabila demikian, berapa semestinya
pengurang akibat Kebocoran Proyek. Temuan Pakar Karbon yang Ditugaskan
harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh temuan Pakar
Karbon yang Ditugaskan tersebut mengenai apakah pengurangnya lebih tinggi
atau lebih rendah daripada pengurang bakunya. Untuk keperluan verifikasi,
pengurangnya harus mencerminkan temuan tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 99
ER5: PENGURANGAN EMISI PERMANEN (PERMANENCE)
TUJUAN:
RFS Credits™ mewakili pengurangan emisi CO2e secara permanen14 dan bukan
sementara. Dengan demikian, selama Masa Pengurangan Emisi Permanen,
sistem penghitungan Kredit The RFS™ mensyaratkan Pemrakarsa Proyek
menunjukkan kemampuannya untuk menyediakan sejumlah kredit yang
dibutuhkan untuk mengganti secara penuh berapa pun Perubahan yang
Merugikan dengan semua RFS Credits™ yang diterbitkan sebagaimana
disyaratkan (Penggantian Penuh).
Sejalan dengan rancangan The RFS™ yang didasarkan pada hasil dan bukan
sekadar penjelasan, The RFS™ tidak memerinci apakah Penggantian Penuh
diberikan melalui penjual, pembeli, pihak ketiga atau gabungannya, yang
memungkinkan Pemrakarsa Proyek menetapkan putusan. Demikian pula, The
RFS™ menyediakan sejumlah pilihan keuangan kepada Pemrakarsa Proyek yang
dapat menggunakannya agar sesuai dengan Persyaratan Pengurangan Emisi
Permanen.
DASAR PERTIMBANGAN:
Sifat sementara dari pengurangan emisi akibat berkurangnya penebangan Biomassa
Pohon. Proyek‐proyek RFS menciptakan nilai dengan mempertahankan karbon dalam
cadangan karbon di darat dan bukan melepasnya ke atmosfer. Akan tetapi, karbon
yang tersimpan dapat saja dilepas sebagai emisi pada waktu kemudian, atau sebagai
“Perubahan yang Merugikan”. Potensi Perubahan yang Merugikan berasal dari
sejumlah kejadian yang disengaja maupun tanpa disengaja. Sebagai contoh, Pemegang
Hak dapat memutuskan untuk menebang Biomassa Pohon agar memungkinkan untuk
pertanian atau peternakan atau menjual kayu yang diambilnya; atau mengalami
kebakaran akibat sambaran kilat yang merusak hutan; atau dilakukan pengambilan
14
The RFS™ mendefinisikan “permanen” adalah 100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek, yaitu Masa Pengurangan
Emisi Permanen‐nya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 100
kayu secara liar di luar kendali Pemegang Hak. Potensi Perubahan yang Merugikan
menunjukkan bahwa kredit yang diterbitkan pada dasarnya bersifat sementara; kredit
tersebut tidak bersifat permanen sampai karbon yang diwakili oleh kredit tersebut
telah menetap dalam cadangan di darat selama Masa Pengurangan Emisi Permanen15.
Hal ini sangat penting bagi kredit yang akan digunakan sebagai pengganti kerugian
dalam pasar yang memenuhi syarat: pada hakikatnya, tidak mengganti kredit karena
perubahan yang merugikan menunjukkan bahwa lebih banyak CO2e dilepas
dibandingkan dengan seandainya semula pemberian kredit tidak dibolehkan. Hal ini
telah diakui dalam Protokol Kyoto perihal penghutanan dan penghutanan kembali,
yaitu kredit untuk menciptakan penyerapan karbon tersebut dianggap bersifat
sementara dan yang diizinkan hanya kredit yang dibatasi waktunya (Pengurangan
Emisi Bersertifikasi/CER) dan mensyaratkan Penggantian Penuh. The RFS™
berpendirian bahwa Pengurangan Emisi Permanen mensyaratkan Penggantian Penuh
seolah‐olah pengurangan emisi dengan diberi kredit telah digunakan sebagai
pengganti kerugian, bahkan dalam sistem sukarela yang tidak menggunakan kredit
sebagai pengganti kerugian.
Memastikan bahwa RFS Credits™ itu permanen merupakan tujuan utama The RFS™,
yang berarti berhasil mengatasi masalah Perubahan yang Merugikan. Kemampuan
Perubahan yang Merugikan yang tergolong kecil di daerah yang terbatas untuk
meniadakan (menepis) dugaan pengurangan emisi dari daerah yang luas selama masa
yang panjang tersebut tidak disadari dan mungkin telah diremehkan sebagaimana
dapat dilihat pada contoh berikut:
15
Pendekatan Penghitungan Ton‐Tahun merupakan perkecualian – yang berdasarkan pengaturan tersebut, pemberian kredit dibatasi sampai dengan nilai setara CO2e hanya selama dilakukannya penyimpanan. Sebagai contoh, apabila 200.000 tCO2e tidak dilepas, maka hanya 200.000 tCO2e tersedia untuk diberi kredit menurut pendekatan Ton‐Tahun. Dengan demikian, apabila terjadi Perubahan yang Merugikan, tidak dibutuhkan penggantian penyerapan karbon; Penggantian Penuh merupakan keadaan tetap yang tepat menurut Ton‐Tahun.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 101
Kotak 3: Masalah Perubahan yang Merugikan (Reversal)
Diasumsikan bahwa rata‐rata 400 tCO2e per hektare, Daerah Proyek seluas 100.000 ha, dan pengurangan emisi sebesar 1% per ha di bawah perkiraan. Ini akan menghasilkan 4 kredit per ha dan 400.000 kredit per tahun. Apabila proyek telah menerima 400.000 kredit per tahun selama 10 tahun, maka telah menerima 4.000.000 kredit seluruhnya. Sekarang, diasumsikan bahwa Perubahan yang Merugikan hanya terjadi pada 10.000 ha atau 10% Daerah Proyek. Perubahan yang Merugikan ini melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer. Semua simpanan CO2e dalam 10 tahun terakhir lenyap. Proyek telah mengkreditkan untuk mengurangi emisi sebesar 4.000.000 tCO2e yang apabila berlaku, belum memperhitungkan setiap pengurangan pada akhir setiap terjadinya Perubahan yang Merugikan. Para pelepas emisi yang menggunakan RFS Credits™ sebagai pengganti kerugian melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer dan Perubahan yang Merugikan melepas 4.000.000 tCO2e ke atmosfer sehingga berjumlah 8.000.000 tCO2e, dua kali lipat emisi yang diperkirakan. Untuk menyeimbangkan neraca tCO2e, Proyek berutang 4.000.000 tCO2e –Proyek harus mengganti kredit sejumlah itu, yaitu Penggantian Penuh. Contoh ini menunjukkan alasan mengapa semua kredit yang diterbitkan (selain kredit Ton‐Tahun) dapat dianggap sebagai Sementara sampai ada kepastian bahwa Perubahan yang Merugikan dapat diperhitungkan dan diganti dengan Penggantian Penuh.
Agar dapat dianggap bersifat Permanen dan bukan Sementara, The RFS™
membolehkan Pemrakarsa Proyek memilih berbagai mekanisme yang menjamin
bahwa setiap RFS Credits™ dapat dan akan diganti apabila terjadi Perubahan yang
Merugikan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen. Tergantung pada mekanisme
yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek, sumber penggantian boleh jadi penjual, pembeli,
pihak ketiga atau gabungannya.
Masa Pengurangan Emisi Permanen The RFS™ mensyaratkan bahwa Penggantian Penuh dijamin selama Masa
Pengurangan Emisi Permanen, yang memberi batasan 100 tahun sejak Tanggal Mulai
Proyek. Ada ketidakpastian ilmiah tentang berapa lama CO2 berada di atmosfer. Setiap
molekul CO2 diserap kembali biasanya dalam 5‐10 tahun, tetapi kumpulan emisi CO2
(dan CO2e) yang meningkat dapat mengubah keseimbangan dan mengarah pada
naiknya kadar CO2e selama 50–200 tahun atau lebih (IPCC 2007). Di tengah
ketidakpastian ilmiah ini, praktik yang lazim adalah memberi perlakuan terhadap
tempat keberadaan CO2e selama 100 tahun di atmosfer yang sesuai. Sebagai contoh,
faktor potensi pemanasan global di antara 6 jenis utama gas rumah kaca (GRK)
dikembangkan oleh IPCC dengan menggunakan akumulasi radioaktif yang memaksa
gas‐gas tersebut selama 100 tahun sebagai titik yang tepat untuk membandingkan
potensi relatifnya. Dalam hal ini, 100 tahun merupakan putusan kebijakan dan bukan
murni temuan ilmiah.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 102
Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek Disamping risiko Perubahan yang Merugikan sebagaimana dijelaskan di atas, ada risiko
lain yang The RFS™ dirancang untuk menghindarinya, yaitu “Tanggung‐gugat Pasca‐
Proyek”. Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek muncul apabila Masa Proyek lebih pendek
daripada Masa Pengurangan Emisi Permanen. Hal ini dapat terjadi apabila: (a) hak‐hak
Pemrakarsa Proyek di Daerah Proyek dibatasi hingga jangka waktu tertentu (misalnya
hak pengusahaan selama 20 tahun; sewa selama 50 tahun); (b) Pemrakarsa Proyek
telah menyerahkan Pemberitahuan Tanggal Berakhir; atau (c) apabila ada
Penelantaran Proyek. Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek juga muncul apabila Pemrakarsa
Proyek boleh bebas mengakhiri Proyek (yang leluasa untuk dilakukan setiap saat).
Beberapa mekanisme yang ditawarkan sebagai pilihan pada Persyaratan merupakan
cara yang cukup lugas untuk mengganti kerugian Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek
(Penghitungan Ton‐Tahun; Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen; Sistem
Penyangga yang Layak; RFS Credits™ sementara). Beberapa mekanisme lainnya
mensyaratkan kepastian perlindungan (Jaminan) Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek yang
terus‐menerus.
Penjual, Pembeli, Pihak Ketiga: Siapa yang menanggung risiko Penggantian Penuh? The RFS™ tidak memerinci dan tidak bermaksud untuk menunjuk pihak yang memiliki
tanggung jawab akhir secara ekonomi untuk memenuhi Persyaratan Pengurangan
Emisi Permanen. Secara ekonomi, penjual dan pembeli selalu menanggung risiko harga
sehingga berbagi risiko, yaitu: penjual akan menerima harga lebih rendah dengan
risiko lebih kecil; pembeli akan membayar harga lebih tinggi dengan risiko lebih kecil.
Sebagian dari mekanisme Pengurangan Emisi Permanen yang dapat dipilih oleh
Pemrakarsa Proyek dalam Persyaratan mengalihkan risiko penggantian secara penuh
atau sebagian kepada pembeli (jaminan Pembeli Penggantian Karbon; kredit
sementara). Mekanisme lain (Penghitungan Ton‐Tahun; Dana Perwalian Pengurangan
Emisi Permanen; Sistem Penyangga yang Layak) memberi kemudahan kepada penjual
untuk memperoleh sebagian dari pendapatan kredit tanpa tanggung‐gugat apa pun
pada masa mendatang, tetapi dapat mensyaratkan penjual untuk mempertahankan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 103
pengurangan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen untuk pemberian kredit
secara penuh. Mekanisme lain masih dimungkinkan untuk mencari kepastian dari
pihak ketiga, atau gabungan mekanisme yang boleh jadi mencakup penjual, pembeli,
dan pihak ketiga.
PERSYARATAN: Perubahan yang Merugikan didefinisikan sebagai penebangan secara bebas karena
campur tangan manusia terhadap Biomassa Pohon di Daerah Proyek yang sebelumnya
menghasilkan Kredit RFS untuk menyimpan karbon di dalam Biomassa Pohon di
Daerah Proyek tersebut (lihat ER5‐10 mengenai penjelasan yang lebih terperinci).
Untuk memastikan Pengurangan Emisi Permanen dari kredit yang diterbitkan menurut
The Rainforest Standard™, yang didefinisikan sebagai Penggantian Penuh kredit yang
diterbitkan apabila terjadi Perubahan yang Merugikan selama Masa Pengurangan
Emisi Permanen, Pemrakarsa Proyek dapat memilih di antara berbagai mekanisme
Pengurangan Emisi Permanen sebagaimana diperinci pada ER5‐1 sampai dengan
ER5‐9. Pemrakarsa Proyek harus mencari mekanisme atau gabungan mekanisme yang
dipilihnya pada Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (lihat Formulir ER5),
yang harus diajukan bersama dengan Dokumen Awal Pengajuan Proyek.16
ER5‐1 Jaminan Pembeli Penggantian Karbon Sedikit‐dikitnya pada sebuah pasar yang memenuhi syarat yang dikembangkan pada
waktu ini, Pembeli Penggantian Karbon diminta menjamin bahwa Perubahan yang
Merugikan atas berkurangnya emisi yang menjadi dasar kredit tersebut digantikan
oleh Pembeli Penggantian Karbon. Untuk diketahui, persyaratan semacam itu belum
disarankan kepada pembeli kredit sukarela. Dari sudut pandang penghitungan karbon,
apabila ada Perubahan yang Merugikan yang dimintakan penggantiannya oleh
Pembeli Penggantian Karbon, tidak akan terjadi penambahan neto emisi. Persyaratan
penggantian kembali kredit dapat dikenakan secara efektif oleh instansi pembuat
16
Alat bantu interaktif untuk menghitung arus kas dan nilai sekarang proyek adalah pendekatan Penghitungan Ton‐Tahun (ER5‐ 5), Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (ER5‐6), dan Sistem Penyangga yang Layak (ER5‐7), dan untuk membandingkan pilihan‐pilihan ini dalam hal arus kas dan nilai sekarang, lihat Lampiran ER5.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 104
peraturan dalam sistem pemenuhan syarat; tetapi, persyaratan penggantian kembali
kredit tidak dapat dikenakan dalam sistem sukarela, kecuali jika ada hak formal dan
tindakan perbaikan yang benar‐benar mantap yang memastikan keberhasilan
penegakan aturan. Dengan demikian, The RFS™ menerima jaminan Pembeli
Penggantian Karbon yang tunduk pada hal‐hal berikut:
A. Pembeli Penggantian Karbon harus memiliki kewajiban hukum yang
mengikat dan dapat diberlakukan terhadap Instansi Pemerintah yang
Berwenang yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola sistem
pemenuhan syarat yang bersangkutan dalam rangka melakukan Penggantian
Penuh setiap kredit yang diterbitkan untuk pengurangan emisi di Daerah
Proyek.
B. Pembeli Penggantian Karbon harus menunjukkan telah memiliki
kemampuan keuangan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur
pada ER5‐1A. Kemampuan tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:
1. Instansi Pemerintah yang Berwenang secara resmi menerima
jaminan dari Pembeli Penggantian Karbon; atau
2. Pembeli Penggantian Karbon memiliki Peringkat Kemampuan
Keuangan A‐ atau lebih tinggi; atau
3. Pihak ketiga yang memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau
lebih tinggi menjamin tanpa syarat kewajiban Pembeli Penggantian
Karbon; atau
4. Pembeli Penggantian Karbon telah menyerahkan jaminan yang
memuaskan dalam bentuk tunai atau natura untuk Penggantian Penuh
apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.
ER5‐2 Jaminan Penjual Untuk keperluan Bagian ER5 ini, istilah “Penjual” mencakup setiap orang atau badan
yang ikut serta dalam mengembangkan atau mengalihkan Kredit RFS kepada Pembeli
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 105
Penggantian Karbon. Secara umum, Penjual mencakup setiap Peserta Proyek dan
setiap Perantara antara Peserta Proyek dan Pembeli Penggantian Karbon, maupun
setiap mitra Peserta Proyek atau Perantara. Satu atau lebih orang atau badan yang
ditetapkan pada Bagian ini sebagai Penjual dapat menyediakan semua atau sebagian
dari Jaminan Penjual (orang atau badan semacam itu disebut dengan Penjamin
Penjual). The RFS™ menerima Jaminan Penjual yang tunduk pada persyaratan berikut:
A. Jaminan Penjual harus dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada
Formulir ER5‐2 dan ditandatangani oleh Penjamin Penjual.
B. Penjamin Penjual harus menunjukkan telah memiliki kemampuan keuangan
untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur pada ER5‐3A. Kemampuan
tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:
1. Penjamin Penjual memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau
lebih tinggi; atau
2. Pihak ketiga yang memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau
lebih tinggi menjamin tanpa syarat kewajiban Penjual; atau
3. Penjual telah menyerahkan jaminan yang memuaskan dalam bentuk
tunai atau natura untuk Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan
yang Merugikan.
ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga Orang atau badan sebagai pihak ketiga selain Peserta Proyek, Perantara atau Pembeli
Penggantian Karbon dapat menjamin Penggantian Penuh 17. Contoh‐contoh yang
memungkinkan berperan sebagai Penjamin Pihak Ketiga mencakup: lembaga
penyandang dana, yayasan, konsorsium badan pemerintah atau swasta. The RFS™
menerima Jaminan Pihak Ketiga yang tunduk pada persyaratan berikut:
A. Jaminan Pihak Ketiga harus dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada
Formulir ER5‐3 dan ditandatangani oleh Penjamin Pihak Ketiga.
17
Walaupun terpikir bahwa perusahaan asuransi dapat menawarkan asuransi untuk melindungi Perubahan yang
Merugikan secara bebas, ini tampaknya merupakan masalah bahaya moral bahwa sekalipun sah menurut peraturan perundang‐undangan, kemungkinan tidak ada perusahaan yang memiliki nama baik akan melakukannya. Apabila asuransi tersebut ternyata tersedia, The RFS akan mengatur Persyaratan untuk keperluan itu.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 106
B. Penjamin Pihak Ketiga harus menunjukkan telah memiliki kemampuan
keuangan untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur pada ER5‐3A.
Kemampuan tersebut harus dianggap terpenuhi apabila:
1. Penjamin Pihak Ketiga memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐
atau lebih tinggi; atau
2. Penjamin Pihak Ketiga telah menyerahkan jaminan yang memuaskan
dalam bentuk tunai atau natura untuk Penggantian Penuh apabila
Perubahan yang Merugikan dapat dialihkan berdasarkan Bagian A6.
ER5‐4 Penghitungan Ton‐Tahun Konsep yang melandasi Penghitungan Ton‐Tahun adalah bahwa sekalipun karbon yang
disimpan dan tidak dilepas sekarang ini dilepas pada masa mendatang, maka setidak‐
tidaknya telah berfungsi sebagai penyimpanan karbon sementara, yang telah
mempertahankan konsentrasi di atmosfer tetap rendah selama jangka waktu tertentu.
Intisarinya, ada nilai waktu dari penyimpanan sementara atau penundaan emisi. Oleh
karena itu, apabila Perubahan yang Merugikan terjadi selama Masa Pengurangan
Emisi Permanen, karbon yang disimpan dan tidak dilepas sebelum terjadi Perubahan
yang Merugikan tersebut dapat diperlakukan seolah‐olah sebagian di antaranya tidak
dilepas ke atmosfer selama 100 tahun, yaitu “nilai kesetaraan selama 100 tahun” (lihat
Noble dkk., 2000 apabila ingin memeriksanya). Konsep ini diterapkan dalam The RFS™
pada Bagian ER5‐4.
Algoritme Penghitungan Ton‐Tahun yang dipakai dalam The RFS™ mengasumsikan
Laju Akumulasi Ton‐Tahun sebesar 1% per tahun secara linier. Walaupun algoritme
alternatif Laju Akumulasi Ton‐Tahun secara linier maupun nonlinier telah diusulkan,
The RFS™ dapat menerima laju linier sebesar 1% sebagai pencerminan pengetahuan
ilmiah mutakhir yang masuk akal, konservatif, dan dapat dilaksanakan dalam hal
kesetaraan selama 100 tahun.
Perhitungan jumlah ton CO2e yang disimpan secara permanen oleh Proyek setiap
tahun dalam Penghitungan Ton‐Tahun disajikan pada Tabel ER5‐4. “Ton yang
Diperoleh secara Permanen” yang dihasilkan (lihat Tabel ER5‐4) adalah yang dianggap
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 107
permanen berdasarkan nilai kesetaraannya selama 100 tahun, sehingga tidak
menyisakan tanggung‐gugat Perubahan yang Merugikan, terlepas dari penyebab atau
besarnya Perubahan yang Merugikan.
Gambaran sebagaimana disajikan pada Tabel ER5‐4 mengasumsikan pengurangan
tahunan sebanyak 1000 ton CO2e setiap tahun. Nilai pengurangan 1000 ton pada
Tahun 1 tersebut menghasilkan nilai penyimpanan 1000 ton‐tahun. Pada tahun
berikutnya, nilai 1000 ton yang sama yang disimpan pada Tahun 1 berhasil
dipertahankan, yang menyumbang lagi 1000 ton‐tahun nilai penyimpanan pada Tahun
2. Akan tetapi, 1000 ton lagi juga diselamatkan dari penebangan dalam jangka waktu
tersebut, sehingga jumlah ton‐tahun yang dihasilkan pada Tahun 2 sebanyak 2000, dan
akumulasi ton‐tahun yang dihasilkan oleh Proyek sebanyak 3000. Dengan
menggunakan Laju Akumulasi Ton‐Tahun sebesar 1% ton permanen yang dihasilkan
setiap ton‐tahun menghasilkan, Proyek menghasilkan 10 ton kredit pada tahun
pertama, 20 ton pada tahun kedua, 30 ton pada tahun ketiga, dan seterusnya (lihat
Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan pengurangan nyata
berdasarkan massa jenis karbon, tingkat berkurangnya penebangan, dan besar Proyek,
maupun prakiraan arus kas dan nilai sekarang yang tergantung pada sejumlah asumsi).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 108
Tabel ER5‐4. Pengurangan “permanen” dari waktu ke waktu dengan menggunakan pendekatan kesetaraan Ton‐Tahun (satu Ton‐Tahun = 0,01 ton permanen)
Jangka waktu
Pengurangan Emisi (ton)
Akumulasi Pengurangan
(ton)
Akumulasi Ton‐Tahun
Ton yang Diperoleh secara
Permanen (x 0,01)
Persentase Kredit Penuh
1 1.000 1.000 1,000 10 1,0%
2 1.000 2.000 3,000 30 1,5%
3 1.000 3.000 6,000 60 2,0%
4 1.000 4.000 10,000 100 2,5%
5 1.000 5.000 15,000 150 3,0%
6 1.000 6.000 21,000 210 3,5%
7 1.000 7.000 28.000 280 4,0%
8 1.000 8.000 36.000 360 4,5%
9 1.000 9.000 45.000 450 5,0%
10 1.000 10.000 55.000 550 5,5%
20 1.000 20.000 210.000 2.100 10,5%
30 1.000 30.000 465.000 4.650 15,5%
40 1.000 40.000 820.000 8.200 20,5%
50 1.000 50.000 1.275.000 12.750 25,5%
60 1.000 60.000 1.830.000 18.300 30,5%
70 1.000 70.000 2.485.000 24.850 35,5% .
80 1.000 80.000 3.240.000 32.400 40,5%
90 1.000 90.000 4.095.000 40.950 45,5%
100 1.000 100.000 5.050.000 50.500 50,5%
A. Proyek akan menerima RFS Credits™ hanya setelah mengajukan Permohonan
Kredit Ton‐Tahun, dengan menggunakan Formulir ER5‐4 berdasarkan hal‐hal
berikut:
1. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus diajukan selambat‐lambatnya
30 hari sejak Tanggal Verifikasi; dan
2. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus memerinci jumlah kredit yang
dimohonkan. Jumlah kredit yang dimohonkan tidak boleh melebihi: (a)
persentase kredit penuh maksimum yang tersedia sejak Tanggal Mulai
Proyek menurut Tabel ER5‐4, dikurangi dengan (b) jumlah kredit yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 109
diterbitkan berdasarkan Permohonan Kredit Ton‐Tahun sebelumnya.
3. Permohonan Kredit Ton‐Tahun harus memerinci setiap kredit yang
diterbitkan sebelumnya, yang harus dikurangkan pada jumlah bruto
yang diperoleh menurut Tabel ER5‐4.
B. Apabila Proyek telah memilih Penghitungan Ton‐Tahun, Pemrakarsa Proyek
harus diizinkan untuk menggadaikan atau meminjam sejumlah kredit yang
diterbitkan sebagaimana ditetapkan sebagai Persentase Kredit Penuh pada
Tabel ER5‐4 mengenai lama penyimpanan yang telah diverifikasi.
C. Laju Akumulasi Alternatif. Walaupun telah menerapkan Laju Akumulasi
Ton‐Tahun sebesar 1%, The RFS™ mengakui perbedaan absah dalam
pertimbangan ilmiah tentang faktor kesetaraan selama 100 tahun.
1. Apabila sewaktu kesepakatan penilaian sejawat muncul algoritme
lain yang merekam dengan lebih baik dalam hal kenyataan kesetaraan,
algoritme lain tersebut boleh jadi dipakai dalam The RFS™. Akan tetapi,
apabila algoritme baru tersebut memungkinkan lebih sedikit kredit
untuk lama penyimpanan yang sama, algoritme semula harus tetap
diberlakukan untuk Proyek. Apabila algoritme baru tersebut
memungkinkan lebih banyak kredit untuk lama penyimpanan yang
sama, Pemrakarsa Proyek harus mengambil pilihan untuk menerapkan
algoritme baru tersebut dan dikreditkan segera untuk setiap kredit
seandainya memperoleh kredit pada masa lalu apabila algoritme baru
tersebut telah berlaku sejak Tanggal Mulai Proyek.
2. Sebagai alternatif, apabila Pemrakarsa Proyek yakin bahwa hal
tersebut dapat menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan
mengenai keabsahan logis dari alternatif algoritme Laju Akumulasi Ton‐
Tahun, Pemrakarsa Proyek boleh, dalam kewenangannya, mengajukan
Laporan Laju Akumulasi Alternatif sebagai bagian dari Dokumen
Pengajuan Proyek Awal atau Akhir. Laporan semacam itu harus disusun
oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa yang
dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakan atas biaya dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 110
pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan
maksud untuk menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa
usulan algoritme Laju Akumulasi Tersesuaikan tersebut absah dan harus
mencakup Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari
pihak Pemrakarsa bahwa sejauh yang yang mampu diketahui dan
diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik,
informasi dalam Laporan tersebut cermat dan lengkap dalam semua
hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap dapat diterima
secara jelas atas temuan dari Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang
Ditugaskan sebagai bersifat tetap, tanpa hak untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.
a. Persyaratan Laporan Laju Akumulasi Alternatif.
1. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari
Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diakui atau
kumpulan data dari pemerintah.
2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus
dan pengujian yang secara luas diakui sah dalam
Kepustakaan Penilaian Sejawat.
b. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan
setelah penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau
Akhir. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya Masa
Pendapat Masyarakat, semua analisis dan pendapat yang
dipasang pada Laman Web Proyek dan Situs Web RFS harus
diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang
Ditugaskan.
c. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar
Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif
Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut harus
menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti yang diajukan
oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk
membenarkan digunakannya usulan algoritme Laju Akumulasi
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 111
Tersesuaikan. Temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh
yang Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek
harus terikat oleh temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh
yang Ditugaskan tersebut.
D. Penghitungan Ton‐Tahun boleh dibaurkan dengan mekanisme Pengurangan
Emisi Permanen lain pada Bagian ER5 ini. Sebagai contoh, dalam hal Jaminan,
Penghitungan Ton‐Tahun dapat digunakan untuk mengambil alih sebagian dari
tanggung‐gugat Penggantian Penuh sehingga mengurangi kewajiban
Penggantian Penuh atas pilihan‐pilihan tersebut. (Lihat Lampiran ER5
mengenai alat bantu interaktif, yaitu Penghitungan Ton‐Tahun dapat digabung
dengan Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen atau Sistem Penyangga
yang Layak).
ER5‐5 Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen Pilihan Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen mensyaratkan bahwa semua
RFS Credits™ yang diterbitkan ditempatkan dalam sebuah rekening perwalian atau
wasiat sepanjang Masa Pengurangan Emisi Permanen. Akan tetapi, kredit yang
diterbitkan dapat ditarik dan dijual setiap tahun18 sejauh diperlukan untuk
membagikan sebagian kredit kepada Proyek yang dihitung dengan mengalikan Tingkat
Pengembalian Sumbangan dengan akumulasi nilai harga pasar sekarang dari Dana
Perwalian Pengurangan Emisi Permanen. Pembagian tersebut tanpa syarat. Dalam
keadaan‐keadaan tertentu yang terbatas, sebagian dana pokok boleh dilepas (lihat
ER5‐5D). (Lihat Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan prakiraan
arus kas dan nilai sekarang yang tergantung pada sejumlah asumsi.)
Konsep di balik Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (PTF) adalah bahwa
apabila terjadi Perubahan yang Merugikan yang mensyaratkan Penggantian Penuh,
sebagian besar RFS Credits™ terverifikasi tetap berada pada PTF dan tersedia untuk
memberi penggantian. Bagian RFS Credits™ yang nyata tetap berada pada PTF
18
Atau kredit boleh jadi dibagikan dalam bentuk natura.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 112
berubah‐ubah, tergantung pada laju pengurangan emisi, harga pasar RFS Credits™,
Tingkat Pengembalian Sumbangan, dan peubah‐peubah lain yang semuanya dapat
dimasukkan ke dalam Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen Interaktif The RFS™
pada Lampiran ER5. Disamping itu, saldo kredit yang secara cepat terakumulasi
menjadi insentif keuangan yang kokoh bagi Pemrakarsa Proyek sehingga tetap merasa
terikat untuk melakukan konservasi atas Hutan yang Laik dalam jangka panjang,
terlepas dari pilihan penggunaan lain yang muncul dari waktu ke waktu. Arus kas
dihasilkan dari nilai utuh RFS Credits™ terverifikasi yang ada pada PTF. Yang
terpenting, setiap Proyek menyediakan semua kredit yang disyaratkan untuk
Penggantian Penuh tanpa mengandalkan kumpulan kredit atau kredit dari sumber‐
sumber lain mana pun; oleh karena itu, penilaian risiko Proyek tidak diperlukan dan
putusan atas risiko portofolio yang rumit tidak perlu dibuat modelnya.
A. RFS Credits™ terverifikasi akan diterbitkan dan ditempatkan dalam rekening
Proyek (Rekening PTF Proyek) yang disimpan dalam perwalian atau wasiat oleh
sebuah badan (Tempat Penyimpanan) yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dari
daftar pada Tambahan ER5‐5_A. Tempat Penyimpanan harus memberi
Pernyataan Tempat Penyimpanan kepada Pemrakarsa Proyek. Pernyataan
Tempat Penyimpanan tersebut harus menyatakan, dalam formulir yang
sebenarnya serupa dengan Formulir ER5‐5_A, mengenai riwayat transaksi
rekening, termasuk tanggal diterbitkannya RFS Credits™, jumlahnya, setiap
adanya penarikan, dan saldo akhir. Pernyataan Tempat Penyimpanan harus
diterbitkan pada Laman Web Proyek.
B. Setelah pengajuan Permohonan Pembagian RFS dalam formulir
sebagaimana ditunjukkan pada Formulir ER5‐5_B, Tempat Penyimpanan harus
membagikan sejumlah kredit kepada Proyek (Pembagian Kredit RFS Sekarang),
yang dihitung menurut Langkah‐langkah yang ditetapkan pada Tambahan
ER5‐5_B (lihat Lampiran ER5, Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen
Interaktif RFS, mengenai contoh interaktif perhitungannya).
C. Harga yang digunakan untuk menghitung akumulasi nilai harga pasar
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 113
sekarang harus berupa nilai tengah Harga Lelang Kredit RFS pada Tanggal
Verifikasi tepat sebelum Permohonan Pembagian The RFS™ yang ditentukan
oleh salah satu dari sumber‐sumber berikut, yang salah satunya harus dipilih
oleh Pemrakarsa Proyek dan tercantum pada Permohonan Pembagian The
RFS™, yaitu:
1. Setiap pertukaran yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai
diperdagangkannya RFS atau kredit yang setara;
2. Mekanisme perdagangan berdasarkan pertukaran yang
memungkinkan diperolehnya harga harian untuk imbalan emisi yang
setara dengan Kredit RFS yang diperdagangkan atas pertukaran
tersebut (apakah untuk penyerahan sekarang ataukah masa
mendatang), atau
3. Pasar OTC (Over‐The‐Counter/Bursa Paralel) cukup aktif sehingga
memungkinkan berjalannya perusahaan‐perusahaan pialang komoditas
yang memiliki nama baik sehingga menyediakan sedikit‐dikitnya tiga
nilai harga pada hari bursa.
D. Melepas dana pokok dengan mekanisme bauran. Dana Perwalian
Pengurangan Emisi Permanen boleh dibaurkan dengan mekanisme
Pengurangan Emisi Permanen lain pada Bagian ER5 ini. Mekanisme bauran
membolehkan saldo dana pokok dalam Dana Perwalian Pengurangan Emisi
Permanen dilepas kepada Pemrakarsa Proyek. Sebagai contoh, Penghitungan
Ton‐Tahun dapat diterapkan untuk melepas dari dana pokok sebagian kredit
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pada Tabel ER5‐4. Demikian pula, setiap
jaminan yang memenuhi syarat dapat diterapkan untuk melindungi kredit yang
dilepas dari rekening dana pokok.
E. Pemrakarsa Proyek atau setiap Peserta Proyek harus diizinkan untuk
menggadaikan, meminjam atau setidaknya menilai dengan uang kredit dalam
Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen sampai maksimum dari jumlah
tersebut yang dapat dilepas apabila telah memilih Penghitungan Ton‐Tahun.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 114
Walaupun telah dijelaskan di bagian depan, Pemrakarsa Proyek atau setiap
Peserta Proyek tidak boleh menarik RFS Credits™ yang telah dilepas
berdasarkan ER5‐5B atau D.
F. Pengurangan Defisit Kredit. Apabila Penggantian Penuh atas Perubahan yang
Merugikan mensyaratkan untuk mendebit lebih besar daripada saldo akhir
kredit dalam Rekening PTF Proyek, maka akan terjadi Defisit Kredit. Setiap
kredit terverifikasi berikutnya harus dimanfaatkan terlebih dahulu untuk
mengurangi Defisit Kredit menjadi nol.
ER5‐6 Sistem Penyangga yang Layak The RFS™ akan menerbitkan kredit tanpa persyaratan Penggantian Penuh, apabila
Sistem Penyangga yang Layak sudah siap dan telah menilai Proyek sesuai dengan
aturan‐aturannya. The RFS™ akan menyediakan kredit kepada Pemrakarsa Proyek dan
kepada Sistem Penyangga yang Layak sesuai dengan persyaratan kredit penyangga
dalam Sistem Penyangga yang Layak selama Masa Pemberian Kredit yang
bersangkutan. (Lihat Lampiran ER5 mengenai contoh interaktif yang menunjukkan
prakiraan arus kas dan nilai sekarang untuk Sistem Penyangga yang Layak yang
tergantung pada sejumlah asumsi.)
A. Sistem Penyangga yang Layak harus berupa sebuah badan yang memiliki
semua kelengkapan berikut:
1. Transparansi dalam hal identitas dan jumlah semua saham kredit,
semua kewajiban bersyarat untuk menyerahkan kredit, neraca dan
laporan laba‐rugi teraudit, dan pengungkapan sepenuhnya seolah‐olah
badan tersebut sebuah lembaga keuangan besar, perusahaan asuransi
atau perusahaan terbuka di negara tempat Proyek berada, yang tunduk
pada pengawasan dan peraturan dari negara yang sama dalam hal
neraca dan pengelolaan risiko dan modal.
2. Satuan kerja pengelolaan yang:
(a) ditetapkan dan diberi kewenangan menurut hukum untuk
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 115
melakukan usaha di wilayah hukum tempat Daerah Proyek
berada;
(b) diberi kewenangan secara sah untuk menyimpan kredit dan
mengeluarkan kredit;
(c) memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A‐ atau lebih
tinggi;
(d) memiliki seorang staf atau mengikat perjanjian kontrak
dengan Pakar‐pakar yang memiliki riwayat keberhasilan dalam
mengevaluasi jumlah kredit yang tepat untuk ditempatkan
dalam Sistem Penyangga yang Layak yang selaras dengan model
sebagaimana dijelaskan pada ER5‐6A4.
3. Semua parameter dalam portofolionya transparan dan diterbitkan.
Sedikit‐dikitnya, informasi berikut harus disediakan:
a. apakah Sistem Penyangga yang Layak menerima semua
Proyek, semua Proyek yang profil penilaian risikonya di bawah
ambang tertentu atau hanya Proyek‐proyek yang profil penilaian
risikonya cocok dengan model yang sudah ada untuk
pengelolaan risiko keseluruhan apabila ada di dalam portofolio
Proyek‐proyek yang ada; dan
b. faktor yang mana dan bobot masing‐masing yang digunakan
dalam Sistem Penyangga yang Layak untuk menyusun portofolio
Proyek, termasuk besar Proyek, kerapatan hutan, massa jenis
karbon, kedekatan letak dan aksesibilitas ke Pendorong
Deforestasi, kekuatan kepemilikan Proyek, jumlah Pemegang
Hak, dan faktor‐faktor serupa yang memengaruhi kemungkinan
terjadinya dan besarnya Perubahan yang Merugikan; dan
c. algoritme yang digunakan untuk menetapkan dapat diterima
tidaknya Proyek, dan besarnya penyangga.
4. Protokol Sistem Penyangga yang Layak dan pilihan portofolio yang
diizinkan tunduk pada pemodelan risiko kuantitatif dengan
menggunakan teknik ekonometri yang dapat diterima secara luas dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 116
teruji melalui analisis kepekaan terhadap berbagai kemungkinan yang
realistis.
(a) Pemodelan risiko kuantitatif harus dilakukan sesuai dengan
protokol yang diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat
atau menggunakan algoritme yang teruji dan telah memberi
hasil yang selalu positif yang telah diterbitkan dalam
Kepustakaan Penilaian Sejawat.
(b) Analisis kepekaan perlu memakai sedikit‐dikitnya peubah‐
peubah sebagaimana terdapat pada ER5‐6A3.
5. Kemampuan yang terbukti dan kesediaan untuk menyediakan kredit
Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.
(a) Keterwakilan tanpa syarat oleh Sistem Penyangga yang
Layak yang memiliki kewajiban dan kemampuan untuk
menyediakan Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan
yang Merugikan karena penyebab apa pun.
(b) Janji kesanggupan tertulis tanpa syarat bahwa apabila terjadi
Perubahan yang Merugikan, Sistem Penyangga yang Layak akan
menyediakan kredit, sampai Penggantian Penuh, kepada orang
atau badan yang ditetapkan dalam The RFS™ setelah
diterbitkannya RFS Credits™.
B. Sistem Penyangga yang Layak dapat berupa badan swasta, publik, amal,
pencari laba, nirlaba, pemerintah atau badan pemerintah atau jenis lain
badan publik dan atau swasta.
C. Apabila Pemrakarsa Proyek mengusulkan untuk menggunakan Sistem
Penyangga yang Layak, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Laporan Sistem
Penyangga yang Layak sebagai bagian dari Dokumen Pengajuan Proyek Awal
atau Akhir atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Laporan semacam itu
harus disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa
yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakannya atas biaya dan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 117
pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan maksud untuk
menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa Sistem Penyangga yang
Layak memenuhi Persyaratan pada Subbagian ER5‐6A dan harus mencakup
Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa
bahwa sejauh yang yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti
secara utuh dan dengan niat baik, informasi dalam Laporan tersebut cermat
dan lengkap dalam semua hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap
dapat diterima secara jelas atas temuan dari Pakar Alternatif Penggantian
Penuh yang Ditugaskan sebagai bersifat tetap, tanpa hak untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.
1. Persyaratan Laporan Sistem Penyangga yang Layak.
a. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari
Kepustakaan Penilaian Sejawat yang diakui atau kumpulan data
dari pemerintah.
b. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan
pengujian yang secara luas diakui absah dalam Kepustakaan
Penilaian Sejawat.
c. Semua informasi keuangan harus disusun menurut Praktik
Akuntansi yang dapat Diterima secara Umum, yang didukung
dengan dokumentasi yang diverifikasi secara independen dan
tertulis oleh Penyusun Laporan Keuangan.
d. Setiap rujukan mengenai kendala hukum, mekanisme
penegakan hukum atau aspek hukum lain dalam Alternatif
Penggantian Penuh harus didukung dengan Pendapat Hukum
dari kantor hukum yang dipekerjakan langsung oleh Pemrakarsa
Proyek, yang membenarkan secara tegas kecermatan semua
informasi dan penafsiran.
2. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah
penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir dan
berdasarkan Bagian A5, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan
setelah penyerahan Permohonan Verifikasi. Selambat‐lambatnya 10
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 118
hari kerja sejak berakhirnya Masa Pendapat Masyarakat, semua analisis
dan pendapat yang dipasang pada Laman Web Proyek dan Situs Web
RFS harus diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang
Ditugaskan.
3. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar Alternatif
Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif Penggantian
Penuh yang Ditugaskan tersebut harus menerbitkan temuannya
mengenai apakah bukti yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup
jelas dan meyakinkan untuk memastikan Penggantian Penuh oleh
Pemrakarsa Proyek apabila terjadi Perubahan yang Merugikan. Temuan
Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan harus bersifat
tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh temuan Pakar
Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut.
ER5‐7 Kredit RFS Sementara RFS Credits™ Sementara dalam beberapa hal dapat disamakan dengan kredit yang
dihasilkan dengan Jaminan Pembeli Penggantian Karbon, yaitu: keduanya
mengandalkan jaminan pembeli yang menggunakan kredit tersebut dalam pasar
penggantian karbon yang memenuhi syarat. Dalam hal Kredit RFS Sementara, pembeli
menjamin penggantian semua kredit yang diterbitkan setelah berakhirnya Proyek
(biasanya lima tahun), yaitu dalam hal Jaminan Pembeli Penggantian Karbon,
kewajiban pembelian hanya muncul apabila terjadi Perubahan yang Merugikan.
Perbedaan antara Jaminan Pembeli Penggantian Karbon dan Kredit RFS Sementara
adalah bahwa Kredit RFS Sementara memberi insentif terus‐menerus kepada penjual
untuk mencegah penebangan karena Pemrakarsa Proyek dapat menjual kembali
pengurangan terverifikasinya pada akhir setiap jangka waktu lima tahun selama Masa
Pengurangan Emisi Permanen.
Pemrakarsa Proyek dapat memilih dalam hal penerbitan “RFS Credits™ Sementara”
yang harus berakhir pada akhir jangka waktu lima tahun sejak tanggal diterbitkan yang
tunduk pada persyaratan berikut:
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 119
A. Pengalihan RFS Credits™ Sementara dibatasi untuk Pembeli Penggantian
Karbon yang:
1. Menggunakan RFS Credits™ Sementara pada pasar yang memenuhi
syarat yang secara tegas menerima kredit sementara dan mensyaratkan
semua RFS Credits™ Sementara diganti setelah berakhirnya jangka
waktu; dan
2. Setidaknya memenuhi semua Persyaratan bagi Pembeli Penggantian
Karbon sebagaimana ditetapkan pada ER5‐1.
B. Segera setelah jangka waktu berakhir, RFS Credits™ Sementara tidak boleh dialihkan.
C. Tanggal berakhirnya RFS Credits™ Sementara harus tercatat sebagai bagian
dari dokumentasinya.
ER5‐8 Alternatif Penggantian Penuh Apabila Pemrakarsa Proyek mengklaim dapat menyediakan bukti yang jelas dan
meyakinkan mengenai kesediaan tanpa syaratnya dan kemampuannya untuk
menyediakan Penggantian Penuh dengan cara selain dari yang dijelaskan pada Bagian
ER5‐1 sampai dengan ER5‐7, Pemrakarsa Proyek dapat, berdasarkan kewenangannya,
mengajukan Laporan Alternatif Penggantian Penuh sebagai bagian dari Dokumen
Pengajuan Proyek Awal atau Akhir atau dalam setiap Permohonan Verifikasi. Laporan
semacam itu harus disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak
Pemrakarsa yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dan dipekerjakan atas biaya dan
pengeluarannya sendiri. Laporan tersebut harus disusun dengan maksud untuk
menyediakan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa Pemrakarsa Proyek bersedia
dan mampu menyediakan Penggantian Penuh apabila terjadi Perubahan yang
Merugikan berdasarkan Persyaratan pada Bagian ER5 ini dan harus mencakup
Keterwakilan oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa bahwa
sejauh yang yang mampu diketahui dan diyakininya setelah meneliti secara utuh dan
dengan niat baik, informasi dalam Laporan tersebut cermat dan lengkap dalam semua
hal. Pengajuan Laporan seperti itu harus dianggap dapat diterima secara jelas atas
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 120
temuan dari Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan sebagai bersifat
tetap, tanpa hak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ataupun banding.
A. Persyaratan Laporan Alternatif Penggantian Penuh.
1. Semua data umum yang diajukan harus berasal dari Kepustakaan
Penilaian Sejawat yang diakui atau kumpulan data dari pemerintah.
2. Semua analisis statistik harus menggunakan rumus dan pengujian
yang secara luas diakui sah dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.
3. Semua informasi keuangan harus disusun menurut Praktik Akuntansi
yang dapat Diterima secara Umum, yang didukung dengan dokumentasi
yang diverifikasi secara independen dan tertulis oleh Penyusun Laporan
Keuangan.
4. Setiap rujukan mengenai kendala hukum, mekanisme penegakan
hukum atau aspek hukum lain dalam Alternatif Penggantian Penuh
harus didukung dengan Pendapat Hukum dari kantor hukum yang
dipekerjakan langsung oleh Pemrakarsa Proyek, yang membenarkan
secara tegas kecermatan semua informasi dan penafsiran.
5. Pernyataan tertulis oleh setiap pihak ketiga yang diusulkan sebagai
peserta pada Alternatif Penggantian Penuh yang menegaskan
kesediaannya untuk ikut sebagaimana diusulkan dan menyerahkan
bukti yang jelas dan meyakinkan mengenai kemampuannya untuk
melakukan fungsi yang diusulkannya.
B. Menurut Bagian A2, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah
penyerahan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir dan berdasarkan
Bagian A5, Masa Pendapat Masyarakat dijadwalkan setelah penyerahan
Permohonan Verifikasi. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya
Masa Pendapat Masyarakat, semua analisis dan pendapat yang dipasang harus
diajukan kepada Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan.
C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar Alternatif
Penggantian Penuh yang Ditugaskan, Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 121
Ditugaskan tersebut harus menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti
yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk
memastikan Penggantian Penuh oleh Pemrakarsa Proyek apabila terjadi
Perubahan yang Merugikan. Temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang
Ditugaskan harus bersifat tetap, dan Pemrakarsa Proyek harus terikat oleh
temuan Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan tersebut.
ER5‐9 "Perubahan yang Merugikan” Didefinisikan. The RFS™ mendefinisikan istilah
Perubahan yang Merugikan sebagai penebangan Biomassa Pohon secara bebas karena
campur tangan manusia yang sebelumnya telah menghasilkan Kredit RFS terverifikasi.
Penebangan boleh jadi disebabkan oleh campur tangan manusia atau alami (misalnya
kebakaran yang dipicu oleh sambaran kilat; penyakit alami). Penebangan yang
disebabkan oleh campur tangan manusia boleh jadi secara bebas (misalnya
pemanenan dengan sengaja) atau tidak bebas (misalnya kebakaran yang diawali oleh
kecerobohan; pengambilan nekat secara liar yang terus dipantau). Tujuan The RFS™
adalah untuk mengubah perilaku Penebangan dan oleh karena itu, sasaran sistem
insentif Pemberian Kredit The RFS™ adalah Penebangan secara bebas karena campur
tangan manusia. Akan tetapi, terkadang terbukti sulit untuk melakukan penilaian tegas
mengenai apakah Penebangan disebabkan oleh campur tangan manusia atau tidak
dan apakah secara bebas atau tidak. Aturan‐aturan berikut berusaha untuk mencapai
keseimbangan logis yang memastikan Pemrakarsa Proyek dan masyarakat bahwa
apabila terjadi Penebangan tidak bebas atau alami, Pemrakarsa Proyek tidak akan
dikenakan sanksi, dan bahwa apabila secara bebas dan karena campur tangan
manusia, maka akan dianggap Perubahan yang Merugikan yang mensyaratkan
Penggantian Penuh.
A. Penebangan karena Campur Tangan Manusia vs. Alami. Kebakaran di
Daerah Proyek karena pembukaan lahan secara tebas‐bakar dengan sengaja
untuk keperluan padang penggembalaan atau lahan pertanian diperlakukan
sebagai Penebangan karena campur tangan manusia. Walaupun kebakaran
tersebut boleh jadi sulit dibedakan dengan kebakaran yang sepenuhnya tanpa
sengaja (Cochrane, 2000), kenyataannya ada beberapa ciri pembeda antara
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 122
kebakaran karena campur tangan manusia dan karena tanpa sengaja, yaitu:
hutan yang dibuka dengan sengaja cenderung memiliki keliling yang bersudut
dan sering meluas ke padang penggembalaan yang ada. Kawasan yang terbuka
karena kebakaran tanpa sengaja cenderung memiliki keliling yang cenderung
tidak teratur dan biasanya jauh dari lahan yang diusahakan. Tanda lain bahwa
kebakaran itu tanpa sengaja adalah kawasan yang terbakar segera tumbuh
kembali setelah terbakar
(http://earthobservatory.nasa.gov/Features/AmazonFire/amazon_fire3.php).
Dengan adanya petunjuk kuat yang dapat membedakan kebakaran karena
campur tangan manusia dan karena tanpa sengaja, The RFS™ memungkinkan
Proyek‐proyek mengklaim bahwa Penebangan yang disebabkan oleh kebakaran
itu tanpa sengaja dan bukan karena campur tangan manusia dan bahwa oleh
karena itu, semestinya tidak diperlakukan sebagai Perubahan yang Merugikan.
Untuk membenarkan pengakuan seperti itu, protokol di bawah ini harus diikuti
dan Persyaratan‐nya dipenuhi:
1. Dalam setiap Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus
mengajukan:
(a) Keterwakilan oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek
(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam
kedudukannya sebagai pribadi maupun oleh badan Pemrakarsa
Proyek bahwa Penebangan karena terbakar yang teridentifikasi
dalam proses verifikasi itu tanpa sengaja dan bukan karena
campur tangan manusia sejauh yang mampu diketahui dan
diyakininya setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
Keterwakilan ini harus menyatakan secara tegas:
(i) apakah penyebab kebakaran tersebut diketahui atau
tidak diketahui;
(ii) bagaimana Pemrakarsa Proyek menentukan bahwa
kebakaran tersebut tanpa sengaja;
(iii) apakah Pemrakarsa Proyek telah memiliki laporan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 123
mengenai kebakaran yang disengaja; dan
(iv) bahwa Pemrakarsa Proyek belum menerima
pemberitahuan dari Instansi Pemerintah yang
Berwenang atau Peserta Proyek bahwa kebakaran
tersebut mungkin saja telah disengaja.
(b) Laporan Kebakaran Alami dari Ahli Ekologi Hutan dari pihak
Pemrakarsa bahwa menurut pendapat profesionalnya,
kebakaran tersebut tanpa disengaja dan bukan kebakaran
karena campur tangan manusia dan bahwa setelah permintaan
keterangan dari Instansi Pemerintah yang Berwenang, tidak ada
laporan tepercaya mengenai kegiatan pembukaan lahan secara
tebas‐bakar dengan sengaja yang menyebabkan kebakaran
tersebut.
B. Penebangan secara Bebas Dibandingkan dengan tidak Bebas. Penebangan
karena campur tangan manusia yang tampak tidak bebas (misalnya
pembalakan liar) dapat ditafsirkan sebagai bebas dilakukan apabila Pemrakarsa
Proyek telah menyetujui atau membolehkan penebangan tersebut. Sebagai
contoh, apabila pembalakan liar dianggap sebagai sepenuhnya tidak bebas,
Pemrakarsa Proyek diharapkan secara aktif menentang pembalakan liar
tersebut dengan cara: melaporkan secara tepat waktu kegiatan tersebut
kepada instansi‐instansi yang secara resmi ditugaskan untuk mencegahnya; (ii)
mengirim pemberitahuan mengenai Daerah Proyek bahwa pembalakan liar
akan dimejahijaukan; (iii) melakukan tindakan‐tindakan untuk memastikan
bahwa personalianya yang ditugaskan untuk mencegah pembalakan liar telah
dilatih dengan benar dan diperingatkan untuk dimejahijaukan apabila mereka
menerima suap dalam bentuk apa pun karena tidak mencegahnya; (iv) bergiat
mengerahkan kerjasama di kalangan Peserta Proyek dalam pencegahan,
pemantauan, dan pelaporan pembalakan liar; dan (v) melakukan tindakan
pencegahan serupa, termasuk program pemantauan. Tidak dapat disangkal
bahwa mungkin sulit untuk membedakan antara tindakan bebas dan tindakan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 124
tidak bebas yang dilakukan oleh Pemrakarsa Proyek atau Peserta Proyek
lainnya. Akan tetapi, sejalan dengan janji kesanggupan menurut The RFS™
untuk memastikan bahwa RFS Credits™ berperan sebagai insentif untuk
mencapai pengurangan yang dapat dihindari, dan adanya tanda yang dapat
ditafsirkan secara logis sebagai bukti penebangan tidak bebas, The RFS™
memungkinkan Proyek mengklaim bahwa penebangan itu tidak bebas dan
bahwa oleh karena itu, semestinya tidak diperlakukan sebagai Perubahan yang
Merugikan. Untuk membenarkan pengakuan seperti itu, protokol di bawah ini
harus diikuti dan Persyaratan‐nya dipenuhi:
1. Dalam setiap Permohonan Verifikasi, Pemrakarsa Proyek harus mengajukan:
(a) Keterwakilan oleh pejabat tertinggi dari Pemrakarsa Proyek
(misalnya CEO, Mitra Pemimpin, Direktur Pelaksana) dalam
kedudukannya sebagai pribadi maupun Pemrakarsa Proyek
bahwa penebangan tersebut dilakukan tanpa keterlibatan atau
toleransi mereka sejauh yang mampu diketahui dan diyakininya
setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik. Keterwakilan
ini harus menyatakan secara tegas:
(i) tanggal penebangan sejauh yang mampu
diketahuinya;
(ii) apakah penyebab penebangan tersebut diketahui
atau tidak diketahui;
(iii) tindakan yang dilakukan oleh Pemrakarsa Proyek
untuk mencegah atau menghindari Penebangan,
termasuk tanggal‐tanggal dilakukannya tindakan
tersebut;
(iv) apakah dan kapan Pemrakarsa Proyek memiliki
laporan mengenai tindakan‐tindakan yang mengarah
pada Penebangan;
(v) bahwa Pemrakarsa Proyek melaporkan tindakan‐
tindakan yang mengarah pada Penebangan, dan
Penebangan itu sendiri, kepada Instansi Pemerintah yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 125
Berwenang untuk mencegah atau memberi sanksi atas
Penebangan tersebut apabila liar;
(vi) tindakan‐tindakan yang dilakukan oleh Instansi
Pemerintah yang Berwenang tempat Pemrakarsa Proyek
melaporkan kegiatan dan Penebangan tersebut; dan
(vii) bahwa mereka tidak menerima suap, secara
langsung atau tidak langsung, dari atau atas nama pelaku
Penebangan.
(b) Laporan Penebangan tidak Bebas dari Ahli Ekologi Hutan dari
pihak Pemrakarsa bahwa dalam pendapat profesionalnya:
(1) Pemrakarsa Proyek telah sebagian besar mematuhi
ER5‐10B(i)‐(v);
(2) Bahwa Penebangan yang bersangkutan dilakukan
tanpa keikutsertaan atau dibolehkan oleh Peserta Proyek
mana pun; dan
(3) Bahwa setelah permintaan keterangan dari Instansi
Pemerintah yang Berwenang, tidak ada laporan
tepercaya bahwa Peserta Proyek mana pun ikut serta
atau membolehkan Penebangan yang bersangkutan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 126
A1: SITUS WEB THE RAINFOREST STANDARD™ DAN LAMAN WEB PROYEK
TUJUAN:
Menjadikan The Rainforest Standard™ dan Proyek yang menerbitkan kredit
setransparan mungkin dalam semua hal, yaitu lingkungan, ekonomi, dan
sosial.
DASAR PERTIMBANGAN:
Kredit yang diterbitkan untuk pengurangan penebangan Biomassa Pohon
alam karena campur tangan manusia secara bebas harusnyata, berupa nilai
tambah, dan permanen. Disamping itu, kredit harus bermanfaat bagi pihak‐
pihak yang menempati atau menggunakan lahan yang merupakan sumber
kredit tersebut – setidaknya pengurangannya tidak lama dan sementara.
Transparansi itu sangat penting untuk memperoleh kepercayaan yang
disyaratkan oleh pasar, Peserta Proyek, Instansi Pemerintah yang Berwenang,
dan masyarakat untuk mempertahankan pemberian kredit atas berkurangnya
penebangan.
The Rainforest Standard™ telah memilih untuk menggunakan internet dalam
rangka memaksimalkan transparansi setiap tahap dalam persetujuan Proyek
dan setiap aspek dalam pengembangan dan kinerja Proyek.
Untuk mewujudkan transparansi secara maksimal, RFSMU dari The Rainforest
Standard™ akan menjalankan sebuah situs web (Situs Web RFS) yang
menyediakan dan memperbarui informasi umum mengenai RFS sebagaimana
diperinci pada Bagian A1‐1 dan setiap Proyek akan memiliki situs web khusus
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 127
(Situs Web Proyek) yang memuat semua informasi mengenai Proyek sejak
permulaan proses pengajuan Proyek sampai keadaan mutakhir.
PERSYARATAN: A1‐1 Kelengkapan Situs Web RFS
A. The Rainforest Standard™, yang telah diperbaiki dan diperbarui
B. Peta lokasi‐lokasi Proyek
C. Daftar induk Proyek‐proyek, termasuk tahap pembangunannya. Setiap
Proyek harus didaftar oleh RFSMU selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak
pengajuan pertama kalinya Dokumen Awal Pengajuan Proyek
D. Daftar Pakar
E. Daftar Penengah
F. Daftar Organisasi yang Mewakili
G. Kebijakan Data
1. Semua data asli dan metadata yang diperlukan untuk menafsirkan
setiap data yang dikutip oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa, Pakar yang
Ditugaskan, Penengah atau Pemberi Pendapat harus diterbitkan pada
laman web Proyek tanpa pembatasan untuk memperoleh ataupun
menggunakan data tersebut.
2. Metadata semestinya memenuhi standar yang diperlukan untuk
dipahami dan diulangnya kajian tersebut oleh orang lain.
3. Pada umumnya, data yang ditetapkan dalam bentuk tata ruang
harus memiliki koordinat geografis secara jelas, yaitu dengan tingkat
ketelitian hingga 4 m; tetapi di dalam petak yang ditetapkan, koordinat
harus memiliki tingkat ketelitian hingga 0,1 m.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 128
4. Susunan metadata semestinya memenuhi pedoman Bahasa
Metadata Ekologi (EML), dan perlu mencakup tabel‐tabel metadata
berformat baku.
H. Kebijakan Kekayaan Intelektual
1. Tidak boleh melanggar hak cipta, kekayaan intelektual atau
undang‐undang atau peraturan tentang hak pribadi sebagaimana
diundangkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang.
2. Kebijakan Kekayaan Intelektual akan dipasang pada Situs Web RFS.
I. Catatan tentang Pendaftaran, Pengalihan, dan Penghentian Kredit,
termasuk harga masing‐masing pengalihan yang dilaporkan.
J. Tampilan lain akan ditambahkan dari waktu ke waktu.
A1‐2 Kelengkapan Laman Web Proyek
A. Laman Web Proyek harus dibuat oleh RFSMU selambat‐lambatnya 10 hari
kerja sejak pengajuan pertama kalinya Dokumen Awal Pengajuan Proyek oleh
Proyek.
B. Dokumen Awal Pengajuan Proyek: Semua dokumen yang dibutuhkan (lihat
Tambahan A: Dokumen Pengajuan Proyek) harus dipasang sesuai dengan
jadwal waktu sebagaimana diatur pada Protokol Pengesahan Proyek.
C. Dokumen Akhir Pengajuan Proyek: Semua dokumen yang dibutuhkan (lihat
Tambahan A: Dokumen Pengajuan Proyek) harus dipasang sesuai dengan
jadwal waktu sebagaimana diatur pada Protokol Pengesahan Proyek.
D. Pemberi Pendapat dan Pendapat Masyarakat pada:
1. Dokumen Awal Pengajuan Proyek
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 129
2. Dokumen Akhir Pengajuan Proyek
3. Kegiatan Proyek
4. Permohonan Verifikasi
E. Sertifikat Pengesahan
F. Permohonan Verifikasi
G. Sertifikat Verifikasi
H. Informasi tentang Rekening Kredit
1. Kredit yang dimohonkan untuk diverifikasi (menurut permohonan
dan secara keseluruhan)
2. Kredit terverifikasi (menurut permohonan dan secara keseluruhan)
3. Kredit yang ditangguhkan, apabila ada (menurut permohonan dan
secara keseluruhan)
4. Kredit yang tersedia untuk dialihkan
5. Kredit yang dialihkan (menurut permohonan dan secara
keseluruhan)
6. Kredit yang dihentikan (menurut permohonan dan secara
keseluruhan)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 130
A2: PEMENUHAN TERHADAP PERSYARATAN:
PAKAR, ORGANISASI YANG MEWAKILI, PEMBERI TANGGAPAN, PENENGAH
TUJUAN:
Prosedur pengesahan dan verifikasi RFS yang tepercaya dan dapat dilaksanakan.
Mengurangi lamanya dan ketidakpastian pengesahan dan pemeriksaan.
Mengurangi biaya pengesahan dan verifikasi.
DASAR PERTIMBANGAN:
Untuk memaksimalkan Kepercayaan dan Kepraktisan, dalam menentukan
pemenuhan Persyaratan RFS, The RFS™ mengandalkan pada bauran yang rapi dari
Keterwakilan Pemrakarsa Proyek dan Pengembang Proyek, Pakar Pemrakarsa
Proyek, Pakar independen, Pendapat Masyarakat, Penengah independen,
Organisasi yang Mewakili, Pendapat Hukum, dan Instansi Pemerintah yang
Berwenang.19
Secara umum, pendekatan menyeluruh untuk memastikan pemenuhan
Persyaratan RFS adalah proses baku yang dibatasi oleh waktu dan terdiri atas
banyak tahapan yang dimulai dengan Pemrakarsa Proyek dan setiap Pengembang
Proyek yang mungkin telah dipekerjakannya.20
Dalam hal tertentu dalam Persyaratan (misalnya: peta; Peserta Proyek; Pemegang
Hak De Facto; banyaknya CO2e; perubahan‐perubahan yang diprakirakan dan
nyata; Tolok Ukur QOL dan perubahan‐perubahannya; Tolok Ukur Keanekaragaman
Hayati dan perubahan‐perubahannya; Nilai Tambah; dan Pengurangan Emisi
19
Perusahaan pakar “serbabisa” sebagai pihak ketiga, misalnya sebagaimana digunakan oleh Badan Pelaksana yang
Ditunjuk untuk pemeriksaan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), yang laik untuk semua ranah RFS (sosial budaya; hukum; ekonomi; keanekaragaman hayati; pengindraan jauh dan penghitungan karbon) biasanya sulit ditemui dan memenuhi syarat. 20
Prosedur umum pengesahan Proyek dapat dilihat pada Bagian A3. Adapun prosedur umum verifikasi RFS Credits™
dapat dilihat pada Bagian A4.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 131
Permanen), Pemrakarsa Proyek bertanggung jawab untuk menyusun informasi
yang disyaratkan (biasanya dalam bentuk Laporan), termasuk mempekerjakan para
pakar untuk menyusun informasi tersebut. Disamping menyediakan dan
mendukung informasi untuk memenuhi Persyaratan, Pemrakarsa Proyek,
Pengembang Proyek dan para pakarnya disyaratkan untuk membuat pernyataan
keterwakilan tertulis (biasanya termasuk keterwakilan pribadi pejabat tertinggi atau
perorangan pada badan‐badan tersebut), bahwa informasi ini lengkap dan cermat.
Informasi yang dihasilkan oleh Pemrakarsa Proyek (dalam Dokumen Pengajuan
Proyek Awal dan Akhir) dipasang pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.
Setiap orang atau badan (Pemberi Pendapat) dapat saja kemudian memberi
pendapat atas setiap hal dalam Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir
(Pendapat Masyarakat).
Apabila Pendapat Masyarakat membantah informasi yang disediakan pada
Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, Pemrakarsa Proyek dapat
memperbaiki informasinya apabila meyakini bahwa Pendapat Masyarakat tersebut
benar. Apabila Pemrakarsa Proyek memutuskan untuk tidak memperbaikinya,
seorang Penengah ditunjuk untuk menyelesaikan ketidaksepakatan tersebut.
Dalam hal‐hal tertentu21, seorang Pakar yang Ditugaskan ditunjuk secara otomatis
untuk memeriksa informasi dari Pemrakarsa Proyek, terlepas dari apa pun
Pendapat Masyarakat.
Sistem informasi Pemrakarsa Proyek yang diperiksa oleh Pemberi Pendapat,
Penengah, dan Pakar yang Ditugaskan disimpan selama Masa Proyek, termasuk
untuk setiap Permohonan Verifikasi.
Persyaratan berikut memerinci prosedur umum. 21
Sebagai contoh, apabila Pemrakarsa Proyek mengusulkan pilihan mekanisme lain untuk pengurangan emisi permanen
(ER5‐9); atau apabila Pemrakarsa Proyek ingin menggunakan data Kebocoran selain pengurang baku (ER4‐5).
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 132
PERSYARATAN: A2‐1 Pemberi Pendapat dan Pendapat Masyarakat Sebagai bagian dari bauran yang rapi mengenai informasi Proyek yang disediakan oleh
Pemrakarsa Proyek, Pakar, Organisasi yang Mewakili, dan Instansi Pemerintah yang
Berwenang, The RFS™ mendorong Pendapat Masyarakat untuk menilai secara kritis
dokumen‐dokumen Proyek yang telah diajukan sesuai dengan Persyaratan RFS. Pemberi
Pendapat boleh juga memberi pendapat mengenai kegiatan‐kegiatan Proyek setiap saat
selama Masa Proyek dan Masa Pengurangan Emisi Permanen; dan dalam menanggapi
Permohonan Verifikasi beserta dokumentasi pendukungnya. Cara memberi Pendapat
terutama dengan menggunakan web, dengan memanfaatkan sebanyak‐banyaknya
informasi Proyek yang disediakan pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.
A. Pemberi Pendapat:
1. Pihak‐pihak yang boleh memberi Pendapat Masyarakat (yaitu yang
pendapatnya akan dipasang pada Laman Web Proyek), termasuk setiap
orang atau organisasi yang menyebutkan identitas lengkapnya, yaitu nama,
alamat, dan cara menghubungi yang dapat diverifikasi (surat; telepon;
internet; penyerahan langsung kepada pribadi).
a. Semua Peserta Proyek akan diberi tahu secara otomatis kapan
saja dokumen yang disyaratkan diajukan dan dipasang.
b. Setiap orang atau organisasi yang meminta diberi tahu mengenai
pemasangan dokumen melalui alamat internet yang benar dan dapat
diverifikasi, yang mengajukan tautan untuk memasang secara
otomatis atau setidaknya meminta diberi tahu melalui internet, akan
diberi tahu secara otomatis kapan saja dokumen yang disyaratkan
diajukan dan dipasang.
2. Pihak‐pihak yang tidak laik untuk memberi Pendapat Masyarakat (yaitu
yang pendapatnya tidak akan dipasang pada Laman Web Proyek dan yang
pendapatnya dianggap tidak tepat untuk mengajukan Ketidaksepakatan
atas Pendapat) mencakup setiap orang atau organisasi:
a. Yang telah diputuskan bertentangan dengan Ketidaksepakatan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 133
atas Pendapat sebanyak tiga kali berturut‐turut;
b. Yang telah melanggar aturan atau peraturan mana pun dari
Instansi Pemerintah yang Berwenang dalam hal informasi yang
disampaikan;
c. Yang Pendapat‐nya melanggar kesepakatan kerahasiaan mana
pun;
d. Yang setidaknya melanggar aturan kesopanan yang ditetapkan
oleh RFSMU dari waktu ke waktu dan diterbitkan pada Situs Web
RFS, termasuk persyaratan untuk melakukan Keterwakilan Pribadi
dan untuk mengganti rugi dan tidak menyebabkan RFSMU dan
pihak‐pihak yang ditunjuknya terbebani biaya atau pengeluaran yang
terkait dengan Pendapat tersebut; atau
e. Yang Pendapat‐nya diberikan tanpa nama atau tanpa identitas dan
alamat email yang dapat diverifikasi.
B. Masa Pendapat Masyarakat:
1. Apabila terkait dengan Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, 90
hari sejak tanggal pemasangan dokumen.
2. Apabila terkait dengan Permohonan Verifikasi, 30 hari sejak pemasangan
Permohonan Verifikasi.
3. Apabila terkait dengan kegiatan Proyek, tanpa batas waktu.
C. Ketidaksepakatan atas Pendapat dan Persetujuan atas Pendapat didefinisikan
untuk dapat dilaksanakan.
1. Ketidaksepakatan atas Pendapat muncul ketika Pemberi Pendapat tidak
setuju dengan dokumentasi Pemrakarsa Proyek yang diserahkan dalam
rangka mendukung pemenuhan Persyaratan dalam hal:
a. Memadainya data dalam hal kelengkapan atau kecermatannya;
atau
b. Kesimpulan dari data.
2. Semua Pendapat Masyarakat harus memerinci apa yang diperselisihkan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 134
pada ruang yang diperuntukkan maksud tersebut di Situs Web RFS.
3. “Persetujuan atas Pendapat” didefinisikan sebagai ketiadaan
Ketidaksepakatan atas Pendapat yang tercatat pada ruang di Situs Web RFS
yang diperuntukkan maksud tersebut selama Masa Pendapat Masyarakat.
A2‐2 Penyelesaian Ketidaksepakatan atas Pendapat. Segera setelah Ketidaksepakatan
atas Pendapat tercatat pada Situs Web RFS, protokol berikut ditindaklanjuti untuk
menyelesaikannya.
A. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan Ketidaksepakatan atas Pendapat,
Pemrakarsa Proyek (atau Pakar dari pihak Pemrakarsa, tergantung pada
Persyaratan tertentu) harus menanggapi ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat
pada ruang yang disediakan untuk keperluan tersebut di Situs Web RFS (Tanggapan
Proyek). Lama dan cakupan Tanggapan Proyek merupakan kewenangan penuh dari
Pemrakarsa Proyek.
1. Apabila Tanggapan Proyek tidak diajukan dalam 30 hari,
Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan dengan
mendukung Pemberi Pendapat dan dokumen yang dirujuk di situ harus
dianggap tidak memenuhi Persyaratan Proyek dan tidak memadai untuk
pengesahan ataupun verifikasi, tergantung mana yang berlaku.
2. Apabila Tanggapan Proyek menyatakan bahwa Pemberi Pendapat benar,
Pemrakarsa Proyek harus menyesuaikan dokumen‐dokumen terkait
sebagaimana mestinya, Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap
terselesaikan, dan ditutup.
B. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan Tanggapan Proyek, Pemberi
Pendapat harus memberi Tanggapan dari Pemberi Pendapat yang harus
menyatakan secara tegas apakah sepakat dengan Tanggapan Proyek, atau tidak
sepakat dengan Tanggapan Proyek, beserta alasannya.
1. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat sepakat dengan Tanggapan
Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap ditutup dan dokumen telah
memenuhi syarat mengenai persoalan tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 135
2. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat tidak sepakat dengan
Tanggapan Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap masih ada dan
persoalan tersebut ditangani oleh seorang Penengah berdasarkan Protokol
Penengah.
3. Apabila Tanggapan dari Pemberi Pendapat tidak diajukan dalam 30 hari
sejak Tanggapan Proyek, ketidaksepakatan harus dianggap ditutup dan
dokumen telah memenuhi Persyaratan Proyek mengenai persoalan
tersebut.
A2‐3 Protokol Penengah. Apabila Ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat masih ada
berdasarkan A2‐2B2, ketidaksepakatan harus pada akhirnya diselesaikan oleh seorang
Penengah berdasarkan Protokol Penengah sebagaimana dijelaskan setelah ini.
A. Penengah sebenarnya adalah seorang Pakar sebagaimana didefinisikan pada
A2‐5 yang perannya adalah bertindak selaku Penengah berdasarkan Protokol
Penengah.
B. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak menerima Tanggapan dari Pemberi
Pendapat yang tidak sepakat dengan Tanggapan Proyek, RFSMU harus memberi
tahu Pakar berikutnya yang semestinya bertugas berdasarkan aturan sebagaimana
dijelaskan pada A2‐5D mengenai penugasannya. Apabila Pakar tersebut tidak
menerima penugasan itu selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak disampaikannya
pemberitahuan, Pakar tersebut harus ditempatkan pada deretan terendah dalam
Daftar Pakar, dan Pakar berikutnya ditetapkan sebagai Penengah. Penengah
tersebut diberi imbalan sama dengan apabila dia bertindak selaku seorang Pakar.
C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak menerima penugasan sebagai Penengah:
1. Penengah harus memeriksa dokumen dan data yang hanya berkenaan
dengan Ketidaksepakatan atas Pendapat: Dokumen Pengajuan Proyek Awal
atau Akhir, Ketidaksepakatan atas Pendapat, Tanggapan Proyek, dan
Tanggapan dari Pemberi Pendapat. Penengah tidak boleh meminta atau
mensyaratkan data atau informasi tambahan; dibatasi pada apa yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 136
sebelumnya telah disajikan dan tersedia pada Situs Web RFS.
2. Penengah harus menerbitkan Putusan Penengah yang mendukung
Pemrakarsa Proyek atau Pemberi Pendapat.
a. Putusan Penengah dibatasi untuk memilih antara Pemrakarsa
Proyek dan Pemberi Pendapat dan tidak boleh menawarkan
kesepakatan atau pilihan penyelesaian lain.
b. Atas kewenangan penuh Penengah, Putusan Penengah boleh saja
menjelaskan dasar penetapan putusannya.
D. Hasil Protokol Penengah
1. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemrakarsa Proyek,
Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan, dan ditutup.
2. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemberi Pendapat, dan
Pemrakarsa Proyek harus menyesuaikan dokumen terkait sebagaimana
mestinya, Ketidaksepakatan atas Pendapat harus dianggap terselesaikan,
dan ditutup.
3. Apabila Putusan Penengah mendukung Pemberi Pendapat, dan
Pemrakarsa Proyek tidak menyesuaikan dokumen terkait sebagaimana
mestinya selambat‐lambatnya 30 hari sejak Putusan Penengah, dokumen
yang dirujuk di situ harus dianggap tidak memenuhi Persyaratan Proyek dan
tidak memadai untuk pengesahan ataupun verifikasi, tergantung mana yang
berlaku.
A2‐4 Pemeriksaan Otomatis. Dalam hal‐hal tertentu (lihat bab Persyaratan dan Tambahan
D yang berjudul Daftar Tugas Pakar dan Penengah), informasi Pemrakarsa Proyek akan
diperiksa secara otomatis oleh seorang pakar yang ditugaskan (Pakar yang Ditugaskan)
sesuai dengan praktik‐praktik sebagaimana dijelaskan di bawah ini dan pada Subbagian
A2‐3, tetapi tunduk pada alternatif jadwal waktu yang diberikan pada Persyaratan khusus.
Apabila Pemeriksaan Otomatis dijabarkan pada Persyaratan RFS mana pun:
A. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak berakhirnya Masa Pendapat Masyarakat
terkait, semua analisis dan pendapat yang dipasang harus diajukan kepada Pakar
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 137
yang Ditugaskan.
B. Pakar yang Ditugaskan harus merupakan pakar berikutnya pada Daftar Pakar
The RFS™ dengan Persyaratan minimum sebagaimana dikutip pada Tambahan E
yang berjudul Persyaratan Pakar dan Penengah.
C. Selambat‐lambatnya 30 hari sejak pengajuan kepada Pakar yang Ditugaskan,
Pakar yang Ditugaskan harus menerbitkan temuannya mengenai apakah bukti yang
diajukan oleh Pemrakarsa Proyek cukup jelas dan meyakinkan untuk membenarkan
klaim Pemrakarsa Proyek. Temuan Pakar yang Ditugaskan harus bersifat tetap, dan
Pemrakarsa Proyek harus terikat dengan temuan Pakar yang Ditugaskan tersebut.
A2‐5 Daftar Pakar. Situs Web RFS menyediakan sebuah daftar Pakar yang berisi pakar‐
pakar yang telah memenuhi persyaratan minimum terkait dengan tugas yang Pakar
dibutuhkan untuk ditugaskan (lihat Tambahan E yang berjudul Persyaratan bagi Pakar dan
Penengah).22
A. Persyaratan Minimum bagi Pakar:
1. Pendidikan, pengalaman, publikasi, kedudukan, dan persyaratan‐
persyaratan lain sebagaimana dikutip pada Tambahan E atau bagian‐bagian
khusus yang menyebutkan Pakar.
2. Kesepakatan dengan RFS untuk melaksanakan tugas‐tugas yang pakar
tersebut telah memenuhi persyaratan minimum berdasarkan jadwal waktu
yang diatur pada The RFS™ dan tarif imbalan baku RFS yang diterbitkan.
B. Imbalan Pakar yang Ditugaskan. Imbalan Pakar yang Ditugaskan untuk setiap tugas
ditetapkan dan diterbitkan pada Situs Web RFS.
1. Tarif ditetapkan oleh RFSMU dan disepakati oleh para Pakar yang
Ditugaskan.
2. Tarif boleh saja berbeda menurut Persyaratan Minimum dan boleh
disesuaikan dari waktu ke waktu (lihat Situs Web RFS mengenai tarif
22
Bagian ini tidak berlaku bagi Pakar dari pihak Pemrakarsa yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek berdasarkan Persyaratan pada Bagian tersebut yang mempekerjakan Pakar dari pihak Pemrakarsa. (Lihat Tambahan E yang berjudul “Daftar Persyaratan Pakar dan Penengah.”)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 138
mutakhir).
3. Imbalan dibayar oleh Pemrakarsa Proyek sesuai dengan kesepakatan
imbalan dalam bentuk sebagaimana ditetapkan pada Formulir A2‐5.
C. Sistem Pergiliran dalam Pemilihan Pakar yang Ditugaskan. Bagian ini dirancang
untuk menghindari kesan “membeli pakar”.
1. Setiap Pakar yang telah memenuhi syarat untuk suatu Tugas harus
ditempatkan pada daftar Pakar yang berkompeten untuk Tugas tersebut.
Berdasarkan persyaratan, para Pakar baru ditempatkan di peringkat bawah
daftar tersebut.
2. Apabila seorang Pakar harus dipilih dari Daftar Pakar untuk
melaksanakan suatu fungsi, Pakar di peringkat atas daftar tersebut diminta
untuk menerima penugasan.
3. Setelah menyelesaikan penugasan, Pakar tersebut ditempatkan di
peringkat bawah Daftar Pakar.
4. Apabila Pakar yang Ditugaskan menolak penugasan, Pakar tersebut
ditempatkan di peringkat bawah Daftar Pakar.
5. Apabila Pakar yang Ditugaskan gagal menyelesaikan penugasan yang
telah diterimanya dalam waktu yang disediakan, Pakar yang Ditugaskan
tersebut diberhentikan dari penugasan dan ditempatkan di peringkat bawah
Daftar Pakar.
6. Apabila Pakar yang Ditugaskan gagal menyelesaikan penugasan yang
telah diterimanya dalam waktu yang disediakan untuk kedua kalinya, Pakar
yang Ditugaskan tersebut diberhentikan dari penugasan dan dihapus dari
Daftar Pakar selama jangka waktu lima tahun.
7. Setiap Pakar yang telah bertindak sebagai Pakar dari pihak Pemrakarsa
Proyek dinyatakan tidak laik untuk ditempatkan pada Daftar Pakar selama
12 bulan tepat setelah kegiatan terakhirnya berkenaan dengan tugas‐
tugasnya untuk Pemrakarsa Proyek atau Pengembang Proyek.
a. Sebelum ditempatkan (atau ditempatkan kembali) pada Daftar
Pakar, Pakar harus menunjukkan kepada RFSMU tanggal kegiatan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 139
terakhirnya berkenaan dengan tugas‐tugasnya untuk Pemrakarsa
Proyek atau Pengembang Proyek.
b. Setelah berakhirnya masa ketidaklaikan selama 12 bulan, Pakar
tersebut harus ditempatkan di peringkat bawah Daftar Pakar.
A2‐6 Laporan Pakar
A. Laporan Pakar Proyek. Isi semua laporan menjadi milik bersama Pakar dan atau
Pemrakarsa Proyek (sebagaimana kesepakatan di antara mereka secara tersendiri),
yang tunduk pada hak RFSMU untuk menerbitkan semua isi dan dokumen
pendukung berdasarkan izin cuma‐cuma, terus berlaku, dan tidak dapat dibatalkan.
B. Laporan Penengah dan Pakar yang Ditugaskan.
1. Laporan Penengah dan Pakar yang Ditugaskan menjadi milik RFSMU yang
harus menerbitkan semua isi dan dokumen pendukung pada Situs Web
Proyek.
2. Jadwal waktu
a. Penyelesaian dan penyerahan Laporan Penengah dan Pakar yang
Ditugaskan harus memenuhi jadwal waktu sebagaimana diatur pada
Persyaratan terkait; waktu merupakan penentu.
b. Kegagalan dalam memenuhi jadwal waktu yang disyaratkan
menyebabkan dikenakannya sanksi menurut jadwal (pengurangan
emisi dengan pemberian imbalan) berdasarkan seberapa terlambat
pemenuhan syaratnya.
c. Pada umumnya, apabila jadwal waktu penyelesaian dan
penyerahan terlambat sebesar 100%, Pakar akan dianggap telah
gagal dalam bekerja, dan Pakar lain akan dipilih untuk
menyelesaikan Tugas tersebut.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 140
Kotak 4: Jangka Waktu mengenai Ketidaksepakatan atas Pendapat [revisi terjemahan terlampir]
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 141
A3: PROTOKOL PENGESAHAN PROYEK
TUJUAN:
Menyediakan metode tepercaya dan hemat kepada Pemrakarsa Proyek untuk
mendokumentasikan pemenuhan Persyaratan RFS atas Proyek‐nya.
Mematuhi jadwal waktu ketat untuk memberi tanggapan kepada Pemrakarsa
Proyek.
Memastikan pemenuhan Persyaratan RFS.
DASAR PERTIMBANGAN: Persyaratan pada Bagian ini dirancang untuk kedua hal berikut, yaitu:
Memastikan kepada Pemegang Hak dan masyarakat umum bahwa setiap
Proyek yang menerima RFS Credits™ telah memenuhi Persyaratan RFS dan
tetap memenuhinya; dan
Memberi Pemrakarsa Proyek proses hemat dan dibatasi oleh waktu untuk
menunjukkan pemenuhan terhadap Persyaratan RFS.
PERSYARATAN: A3‐1 Dokumen Awal Pengajuan Proyek
A. Semua Dokumen Awal Pengajuan Proyek harus diajukan kepada RFSMU,
yang disertai dengan:
1. Pemberitahuannya yang bertanggal mengenai pengajuan Dokumen
Awal Pengajuan Proyek; dan
2. semua retribusi yang diatur pada Bagian A8‐B1.
B. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak diterimanya pengajuan Dokumen
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 142
Awal Pengajuan Proyek, RFSMU harus menyerahkan dan memasang daftar
periksa (lihat Tambahan F: Daftar Periksa Pengajuan Proyek) yang
menunjukkan Persyaratan mana yang telah diajukan dan mana yang belum.
Daftar Periksa Pengajuan Proyek harus diperbarui setiap 30 hari sekali.
A3‐2 Dokumen Akhir Pengajuan Proyek
A. Semua Dokumen Akhir Pengajuan Proyek harus diajukan kepada RFSMU,
yang disertai dengan:
1. Pemberitahuannya yang bertanggal mengenai pengajuan Dokumen
Akhir Pengajuan Proyek; dan
2. semua retribusi yang diatur pada Bagian A8‐B2.
B. Selambat‐lambatnya 20 hari kerja sejak pengajuan Dokumen Penyerahan
Proyek Akhir, RFSMU harus menyerahkan dan memasang daftar periksa (lihat
Tambahan F: Daftar Periksa Penyerahan Proyek Akhir) yang menunjukkan
Persyaratan mana yang telah terpenuhi dan mana yang belum. Daftar Periksa
Pengajuan Proyek harus diperbarui setiap 30 hari sekali.
A3‐3 Sertifikat Pengesahan. Selambat‐lambatnya 20 hari kerja sejak penyelesaian
Dokumen Akhir Pengajuan Proyek berdasarkan Persyaratan RFS, RFSMU harus
menerbitkan Sertifikat Pengesahan, yang harus dipasang pada Situs Web RFS.
Sertifikat Pengesahan harus menyatakan Tanggal Pengesahan (yaitu tanggal
diselesaikannya Dokumen Akhir Pengajuan Proyek).
A3‐4 Kunjungan Lapangan
A. Pakar yang Ditugaskan, Penengah. Berdasarkan pemberitahuan logis
sebelumnya kepada Pemrakarsa Proyek, setiap Pakar yang Ditugaskan atau
Penengah boleh mengunjungi lapangan, apabila menurut pertimbangannya
sendiri, kunjungan tersebut diperlukan untuk menjalankan tugas‐tugasnya
berdasarkan The RFS™. Dengan mengajukan Dokumen Pengajuan Proyek Awal
dan Akhir‐nya, Pemrakarsa Proyek sepakat untuk bekerjasama sepenuhnya
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 143
dengan Pakar dalam memberinya kemudahan memasuki Daerah Proyek
sebagaimana dimohonkan selama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penyelidikannya. Biaya dan pengeluaran untuk kunjungan
lapangan tersebut harus ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek, dibayar di depan
sejak menerima pemberitahuan dari Pakar bersama RFSMU yang menjelaskan
kunjungan lapangan tersebut, lamanya, dan pengeluarannya.
B. Pemrakarsa Proyek dapat memohon kunjungan lapangan dilaksanakan oleh
Pakar yang Ditugaskan atau Penengah pada waktu yang dapat diterima oleh
keduanya. Biaya dan pengeluaran kunjungan lapangan yang diprakarsai oleh
Pemrakarsa harus disepakati bersama dan ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek,
dibayar di depan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 144
A4: PEMANTAUAN, PELAPORAN, DAN VERIFIKASI (MRV) TUJUAN:
Menyediakan metode tepercaya dan hemat kepada Pemrakarsa Proyek untuk
memverifikasi pengurangan CO2e dan pemenuhan Persyaratan
keanekaragaman hayati dan QOL yang memberi hak atas RFS Credits™.
Mematuhi jadwal waktu ketat untuk menyiapkan permohonan pemeriksaan
verifikasi Pemrakarsa Proyek.
DASAR PERTIMBANGAN:
Persyaratan pada Bagian ini dirancang untuk kedua hal berikut, yaitu:
Memastikan kepada Pemegang Hak dan masyarakat umum bahwa setiap
Proyek yang memperoleh RFS Credits™ telah memenuhi Persyaratan RFS
mengenai pengurangan CO2e, dan memenuhi kewajiban keanekaragaman
hayati dan QOL.
Memberi Pemrakarsa Proyek proses hemat dan dibatasi oleh waktu untuk
menunjukkan pemenuhannya terhadap Persyaratan RFS.
PERSYARATAN:
A4‐1 Protokol Pemantauan dan Pelaporan diuraikan pada bagian‐bagian Persyaratan
masing‐masing dan harus dipenuhi sebelum penyerahan setiap Permohonan Verifikasi.
A4‐2 Verifikasi
A. Permohonan Verifikasi.
1. Pemrakarsa Proyek harus mengajukan Permohonan Verifikasi yang
mencakup semua dokumen yang diperlukan untuk Verifikasi Kredit
menurut Persyaratan pada semua Bagian The RFS™ (lihat Tambahan A,
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 145
Daftar Dokumen Penyerahan Proyek). Permohonan Verifikasi hanya
dianggap diajukan apabila semua dokumen yang diperlukan telah
diserahkan; penyerahan sebagian dokumen tidak dibolehkan.
2. Permohonan Verifikasi harus menyatakan Tanggal Verifikasi, yaitu
tanggal ditetapkannya oleh Pemrakarsa Proyek sebagai tanggal
Verifikasi Kredit yang harus dianggap telah terjadi untuk keperluan
penghitungan RFS Credits™, pemenuhan Kualitas Hidup, pemenuhan
Keanekaragaman Hayati, dan hal‐hal terkait lainnya.
B. Verifikasi
1. RFSMU harus memasang Permohonan Verifikasi selambat‐lambatnya
15 hari kerja sejak diterimanya.
2. Masa Pendapat Masyarakat selama 30 hari harus dimulai sejak
tanggal pemasangan Permohonan Verifikasi.
3. Apabila terjadi Ketidaksepakatan atas Pendapat, ketentuan pada
A2‐2 (Penyelesaian Ketidaksepakatan atas Pendapat) harus
diberlakukan.
4. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak Permohonan Verifikasi,
RFSMU harus menunjuk Pakar yang Ditugaskan yang tepat dari Daftar
Pakar untuk mengesahkan Permohonan Verifikasi.
5. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak penunjukannya, Pakar yang
Ditugaskan harus menerbitkan Temuan Verifikasi‐nya, yang harus
dipasang selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diterbitkannya
Temuan Verifikasi.
6. Pemrakarsa Proyek harus mencadangkan 15 hari kerja untuk
menerima atau membantah Temuan Verifikasi secara tertulis secara
keseluruhan atau sebagian.
a. Apabila Pemrakarsa Proyek menerima Temuan Verifikasi
secara keseluruhan, jumlah RFS Credits™ sebagaimana
dijelaskan pada Permohonan Verifikasi harus diterbitkan sesuai
dengan ketentuan pada Bagian A6.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 146
b. Apabila Pemrakarsa Proyek membantah Temuan Verifikasi
secara keseluruhan atau sebagian, maka harus memerinci
perbedaannya dengan Temuan Verifikasi dalam Pemberitahuan
Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi yang diajukan
selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak dipasangnya Temuan
Verifikasi.
c. Selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diajukannya
Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi,
seorang Penengah harus ditunjuk berdasarkan Daftar Pakar.
d. Selambat‐lambatnya 15 hari kerja sejak penunjukannya,
Penengah harus memeriksa dokumen Permohonan Verifikasi
dan Temuan Verifikasi dan memberi putusannya dalam Laporan
Akhir Verifikasi, yang harus memilih antara Temuan Verifikasi
atau jumlah atau kedudukannya dalam Pemberitahuan
Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi.
C. Sertifikat Verifikasi harus diterbitkan selambat‐lambatnya 10 hari kerja
sejak:
1. Temuan Verifikasi apabila dapat diterima secara keseluruhan oleh
Pemrakarsa Proyek; atau
2. Laporan Akhir Verifikasi apabila Pemberitahuan Ketidaksepakatan
atas Temuan Verifikasi telah diajukan.
A4‐3 Kunjungan Lapangan:
A. Pakar yang Ditugaskan, Penengah. Berdasarkan pemberitahuan logis di
depan kepada Pemrakarsa Proyek, setiap Pakar yang Ditugaskan atau
Penengah boleh mengunjungi lapangan, apabila menurut pertimbangannya
sendiri, kunjungan tersebut diperlukan untuk menjalankan tugas‐tugasnya
dalam memverifikasi berdasarkan The RFS™. Dengan mengajukan Permohonan
Verifikasi‐nya, Pemrakarsa Proyek sepakat untuk bekerjasama sepenuhnya
dengan Pakar dalam memberinya kemudahan memasuki Daerah Proyek
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 147
sebagaimana dimohonkan selama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penyelidikannya. Biaya dan pengeluaran untuk kunjungan
lapangan tersebut harus ditanggung oleh Pemrakarsa Proyek, dibayar di depan
sejak menerima pemberitahuan dari Pakar bersama RFSMU yang menegaskan
kunjungan lapangan tersebut, lamanya, dan pengeluarannya.
B. Pemrakarsa Proyek dapat memohon agar kunjungan lapangan dilaksanakan
oleh Pakar yang Ditugaskan atau Penengah pada waktu yang dapat diterima
oleh keduanya. Biaya dan pengeluaran kunjungan lapangan yang diprakarsai
oleh Pemrakarsa harus disepakati bersama dan ditanggung oleh Pemrakarsa
Proyek, dibayar di depan.
A4‐4 Verifikasi yang Ditangguhkan (QOL; Keanekaragaman Hayati). Apabila Verifikasi
yang Ditangguhkan muncul berdasarkan Bagian S3‐2E, B1‐4E atau bagian lain yang
mungkin ada perihal itu, Sertifikat Verifikasi harus diterbitkan yang memerinci jumlah
kredit terverifikasi yang telah ditangguhkan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 148
A5: MASA PEMBERIAN KREDIT, MASA PROYEK, MASA PENGURANGAN
EMISI PERMANEN TUJUAN:
Menetapkan Masa Pemberian Kredit, Masa Proyek, dan Masa Pengurangan
Emisi Permanen dan memperjelas perbedaan satu sama lain.
Membuat protokol baku untuk menetapkan kapan sebuah Proyek harus
dianggap dihentikan.
DASAR PERTIMBANGAN: Masa Pemberian Kredit, Masa Proyek, dan Masa Pengurangan Emisi Permanen dapat
tumpang‐tindih dalam hal lamanya dan artinya. Persyaratan dirancang untuk
memperjelas perbedaan satu sama lain.
Untuk menerapkan mekanisme Tanggung‐gugat Pasca‐Proyek, mutlak untuk mampu
tanpa memihak menetapkan tanggal dihentikannya Proyek. Protokol telah ditetapkan
dalam Persyaratan di bawah ini untuk mencapai tujuan tersebut.
PERSYARATAN: A5‐1 Masa Pemberian Kredit
A. Masa Pemberian Kredit didefinisikan sebagai masa di antara dua Tanggal
Verifikasi. Ini adalah masa setelah diterbitkannya RFS Credits™ berdasarkan
setiap Permohonan Verifikasi tertentu. Dengan demikian, lama suatu Masa
Pemberian Kredit dapat beragam yang tergantung pada selang waktu antara
dua Permohonan Verifikasi.
B. Tidak ada batas jumlah Masa Pemberian Kredit yang dapat terjadi selama
suatu Masa Proyek.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 149
A5‐2 Masa Proyek: Jangka waktu bertahun‐tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan
berakhir pada Tanggal Berakhir Proyek.
A. Tanggal Mulai Proyek: Hari ke‐61 sejak Tanggal Pengesahan Proyek.
B. Berakhirnya Proyek
1. Tanggal Berakhir Proyek
a. Pemrakarsa Proyek, berdasarkan kewenangan penuhnya,
harus menetapkan Tanggal Berakhir Proyek dalam Dokumen
Akhir Pengajuan Proyek ‐nya dengan menyertakan
Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek. Penetapan tersebut
harus mengikat, kecuali jika dan sampai disesuaikan
berdasarkan A5‐2‐B1b di bawah ini.
b. Revisi Tanggal Berakhir Proyek: Setiap saat selama Masa
Proyek, Pemrakarsa Proyek dapat merevisi penetapan semula
mengenai Tanggal Berakhir Proyek dengan menerbitkan Revisi
Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek, dengan ketentuan
bahwa revisi tersebut:
1. secara tertulis dibuat dalam bentuk yang diatur pada
Bagian ini;
2. mengusulkan Revisi Tanggal Berakhir Proyek karena
lebih dari 12 bulan sejak tanggal diserahkannya
pemberitahuan;
3. disertai dengan bukti dokumen bahwa sebelum
menyerahkan pemberitahuan, semua Pemegang Hak
diberi tahu mengenai Revisi Tanggal Berakhir Proyek
dengan cara yang diatur menurut undang‐undang
apabila kesepakatan tertulis telah dibuat antara
Pemrakarsa Proyek dan Pemegang Hak; dan
4. disertai dengan Keterwakilan oleh Pemrakarsa Proyek
bahwa perubahan Tanggal Berakhir Proyek tidak
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 150
melanggar kesepakatan mana pun yang ada dengan
Pemrakarsa Proyek sebagai salah satu pihak ataupun
melanggar undang‐undang atau peraturan mana pun.
2. Penelantaran Proyek ‐ Tanggal Berakhir Proyek karena
Dipersalahkan. Apabila Proyek ditelantarkan sebelum Tanggal Berakhir
Proyek, Tanggal Berakhir Proyek harus secara otomatis direvisi menjadi
tanggal setelah 12 bulan sejak Penelantaran Proyek (Tanggal Berakhir
Proyek karena Dipersalahkan). Penelantaran Proyek harus dianggap
telah terjadi karena salah satu dari hal‐hal berikut:
a. tidak ada Verifikasi Kredit selama masa 5 tahun berturut‐
turut;
b. bukti dokumen bahwa selama 12 bulan berturut‐turut,
Proyek belum dikelola secara aktif atau bahwa pengelola tidak
tanggap terhadap komunikasi dari RFSMU mengenai
pemenuhan Persyaratan; atau tidak menanggapi komunikasi
yang dilakukan sebagaimana mestinya;
c. kepailitan atau pembubaran (atau kematian) Pemrakarsa
Proyek tanpa pengganti yang ditunjuk menurut hukum.
A5‐3 Masa Pengurangan Emisi Permanen: 100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 151
A6: PENDAFTARAN, PENGALIHAN, DAN PENGHENTIAN KREDIT
TUJUAN:
Menyediakan metode yang andal dan transparan untuk mendaftarkan,
mengalihkan, dan menghentikan RFS Credits™.
DASAR PERTIMBANGAN: Transparansi, Situs Web RFS, dan Persyaratan pengalihan dan pendaftarannya
merupakan unsur pokok dalam sistem The Rainforest Standard™ untuk mendaftarkan
RFS Credits™, memantau asal‐usul (rantai pengawasan), dan memverifikasi
penghentiannya.
PERSYARATAN: A6‐1 Pendaftaran Kredit [Bagian ini sebagian tergantung pada metode pendaftaran
kredit yang dipakai setelah mengkaji pilihan pencatatan.]
A. [Setiap Proyek akan memiliki sebuah rekening untuk menyimpan RFS
Credits™ setelah memperoleh dan menerbitkan, yaitu “terdaftar.” Kredit akan
dinomori dan dipasang pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek.]
B. [Sistem penghitungan kredit boleh beragam menurut jenis mekanisme
Penggantian Penuh yang Pemrakarsa Proyek telah pilih untuk memenuhi
Persyaratan ER5; perhitungannya perlu menetapkan mekanisme Penggantian
Penuh dan sejauh mana Kredit Terverifikasi dapat dialihkan. Sebagai contoh,
Penghitungan Ton‐Tahun (ER5‐5), Dana Perwalian Pengurangan Emisi
Permanen (ER5‐6), dan Sistem Penyangga yang Layak (ER5‐7) akan memiliki
kredit terverifikasi yang tidak dapat dialihkan.]
C. [Kredit yang Ditangguhkan harus dicatat, bersama dengan setiap perubahan
statusnya.]
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 152
A6‐2 Pengalihan Kredit
A. Pengalihan Kredit RFS dianggap tidak sah, kecuali jika disertifikasi oleh
satuan kerja RFSMU yang telah ditetapkan untuk mengatur Pengalihan kredit.
B. Semua kredit terverifikasi akan dinomori, sekalipun ditangguhkan atau tidak
dialihkan.
C. Laman Web Proyek harus mengidentifikasi pemegang semula dari setiap
Kredit RFS bernomor dan kemudian, setiap Pengalih dan Penerima Pengalihan
(atau Instansi Pemerintah yang Berwenang) dari Kredit RFS bernomor tersebut.
D. Setiap Penerima Pengalihan perlu memverifikasi bahwa Pengalihan Kredit
tersebut sah dan bahwa Penerima Pengalihan itu pembeli yang dapat
dipercaya untuk memperoleh imbalan dengan memeriksa nomor Kredit pada
Laman Web Proyek dan menentukan bahwa Pengalihnya itu Penerima
Pengalihan mutakhir sebagaimana ditunjukkan pada Laman Web.
E. Laporan Pengalihan Kredit. Agar Pengalihan Kredit RFS dianggap efektif,
selambat‐lambatnya 3 hari kerja sejak tanggal berlakunya pengalihan, Pengalih
dan Penerima Pengalihan harus mengajukan laporan kepada satuan kerja
RFSMU yang telah ditetapkan dengan menyatakan: nomor RFS Credits™ yang
dialihkan, tanggal pengalihan, dan nilai utuh dalam bentuk tunai dan jenis
pengalihannya. Laporan Pengalihan Kredit harus dalam bentuk sebagaimana
disediakan pada Formulir A6‐2, yang ditandatangani oleh Pengalih maupun
Penerima Pengalihan dengan Keterwakilan yang disyaratkan. Laporan
Pengalihan Kredit harus dipasang pada Laman Web Proyek dan dicatat pada
Situs Web Proyek selambat‐lambatnya 10 hari kerja sejak diterimanya oleh
RFSMU. Sebagai alternatif, apabila pencatatannya elektronis, Laporan
Pengalihan Kredit dapat dibuat segera melalui Pencatatan.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 153
A6‐3 Penghentian Kredit
A. Pasar sukarela. Apabila seorang penerima pengalihan bermaksud
menyatakan bahwa secara sukarela telah melakukan penggantian karbon atas
emisi CO2e, penggunaan energi atau degradasi lingkungan lain dalam bentuk
apa pun, dia boleh menghentikan kreditnya sebagaimana semestinya dengan
memberi tahu satuan kerja RFSMU yang telah ditetapkan tentang maksudnya
melalui Formulir Penghentian Kredit. Informasi ini harus dipasang pada Laman
Web Proyek. Pengalihan lebih lanjut atas kredit tersebut tidak akan diizinkan.
Sebagai alternatif, apabila pencatatan tersebut elektronis, Formulir
Penghentian Kredit dalam bentuk elektronis yang serupa dapat dibuat secara
otomatis melalui Pencatatan.
B. Pasar yang memenuhi syarat.Apabila seorang penerima pengalihan
menggunakan Kredit RFS dalam melakukan penggantian karbon atas emisi
CO2e sesuai dengan skema dari Instansi Pemerintah yang Berwenang, dia juga
harus menghentikan kreditnya sebagaimana semestinya dengan memberi tahu
satuan kerja RFSMU yang bertanggung jawab mengenai maksudnya melalui
Formulir Penghentian Kredit. Informasi ini harus dipasang pada Laman Web
Proyek. Pengalihan lebih lanjut atas kredit tersebut tidak akan diizinkan.
Sebagai alternatif, apabila pencatatan tersebut elektronis, Formulir
Penghentian Kredit dalam bentuk elektronis yang serupa dapat dibuat secara
otomatis melalui Pencatatan.
A6‐4 Saling dapat dipertukarkannya dengan AAU, CER, ERU, RMU, TCER, lCER atau
kredit‐kredit setara tCO2e lainnya yang diterbitkan oleh pasar yang memenuhi
syarat dan diakui secara internasional akan ditetapkan kemudian.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 154
A7: KELALAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN
TUJUAN:
Mencegah informasi yang tidak cermat atau tidak lengkap yang digunakan
sebagai dasar untuk pengesahan, verifikasi atau penerbitan RFS Credits™ untuk
Proyek.
DASAR PERTIMBANGAN:
The RFS™ membedakan kesalahan karena lalai dan karena tanpa sengaja dalam
menyampaikan informasi yang diperlukan untuk memenuhi Persyaratan RFS yang
bersih dari pernyataan keliru karena teledor atau sengaja atau pelanggaran langsung
atas komitmen, kesepakatan atau kesepahaman sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen‐dokumen Proyek. Walaupun keduanya dianggap kelalaian, sanksi dan
tindakan perbaikan yang diterapkan berbeda antara kelalaian yang dianggap sebagai
Kelalaian Kecil dan yang dianggap sebagai Kelalaian Besar.
PERSYARATAN:
A7‐1 Kelalaian Kecil
A. Didefinisikan sebagai:
1. Informasi yang disediakan untuk memenuhi Persyaratan ternyata
tanpa sengaja tidak cermat. Sebagai contoh, ada sebuah rujukan untuk
data yang diterbitkan dan ternyata data tersebut tidak cermat.
2. Contoh lain mencakup kesalahan cetak dan kesalahan lain yang tidak
disengaja yang mungkin hanya merugikan sebesar manfaatnya kepada
Pemrakarsa Proyek.
3. Tidak membayar retribusi atau pembayaran lain, termasuk sanksi.
B. Tindakan Perbaikan atas Kelalaian Kecil:
1. Pemastian bahwa Persyaratan diperbaiki
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 155
2. Retribusi dan sanksi apa pun dibayar.
C. Sanksi Kelalaian Kecil. Biaya dan pengeluaran administratif dan untuk Pakar
yang Ditugaskan dimintakan penggantiannya.
A7‐2 Kelalaian Besar
A. Didefinisikan sebagai:
1. Penyajian keliru atau pernyataan keliru karena teledor atau sengaja;
2. Pelanggaran komitmen, kesepakatan atau kesepahaman
sebagaimana ditetapkan pada dokumen‐dokumen Proyek; atau
3. Tidak memperbaiki Kelalaian Kecil selambat‐lambatnya 30 hari sejak
pemberitahuannya.
B. Tindakan Perbaikan atas Kelalaian Besar:
1. Penyajian keliru atau pernyataan keliru diperbaiki.
2. Pembayaran Sanksi Uang/Kredit sebagaimana diatur pada A7‐2C.
C. Sanksi Kelalaian Kecil:
1. Permohonan Verifikasi tidak akan diproses selama Kelalaian Besar
belum terselesaikan dan belum diperbaiki.
2. Setiap manfaat yang diterima oleh Pemrakarsa Proyek dari Kelalaian
Besar harus dibayarkan kepada RFSMU selambat‐lambatnya 90 hari
sejak penilaian.
3. Apabila Kelalaian Besar tidak diperbaiki (misalnya Pemegang Hak De
Facto tidak menerima manfaat sebagaimana dijanjikan dan manfaat
tidak lagi tersedia), Permohonan Verifikasi tidak dapat dilakukan selama
jangka waktu 3 tahun sejak tanggal ditemukannya Kelalaian Besar dan
dicatat pada Laman Web Proyek.
4. Apabila terjadi Kelalaian Besar yang kedua kalinya:
a. pengesahan Proyek harus dibatalkan,
b. setiap RFS Credits™ yang diperoleh dan belum dialihkan akan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 156
dialihkan kepada RFSMU sebagai kerugian yang diganti, dan
c. Proyek harus dianggap dihentikan sejak tanggal
ditemukannya Kelalaian Besar yang kedua kalinya.
5. Semua Kelalaian Besar harus dipasang pada Situs Web RFS dan
Laman Web Proyek.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 157
A8: RETRIBUSI
TUJUAN:
Biaya pengembangan Proyek perlu biaya yang transparan dan dapat
diprakirakan oleh Pemrakarsa Proyek.
RFSMU perlu mandiri.
DASAR PERTIMBANGAN: Pengeluaran operasional RFSMU harus tertutup oleh pendapatan operasional.
PERSYARATAN: A8‐1 Retribusi [Untuk ditetapkan.]
A. Pemeriksaan Dokumen Awal Pengajuan Proyek
B. Pemeriksaan Dokumen Akhir Pengajuan Proyek
C. Penengah dan Pakar yang Ditugaskan
D. Sertifikat Pengesahan
E. Pemeriksaan Verifikasi
F. Sertifikat Verifikasi
G. Pemeliharaan Laman Web Proyek
H. Penerbitan Kredit
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 158
I. Pengalihan Kredit
J. Penghentian Kredit
K. Pengelolaan Rekening Kredit A8‐2 Metode Pembayaran [Untuk ditetapkan. Sedang dipertimbangkan: tunai atau
setara tunai, kredit yang disimpan dalam rekening, kredit mendatang, dan sebagainya]
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 159
A9: LAIN‐LAIN
PERSYARATAN: A9‐1 Setiap lembaga yang diberi kewenangan untuk menyimpan setiap aset guna
dibagikan berdasarkan Rencana Manfaat Pemegang Hak atau Rencana Induk Manfaat
Pemegang Hak menurut Bagian S2‐7 harus memenuhi Persyaratan keuangan
minimum berikut:
A. [Untuk ditetapkan]
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 160
DAFTAR ISTILAH
ISTILAH DEFINISI
Perubahan Emisi Karbon Atas Permukaan (
ER3‐1E. Perhitungan yang membandingkan Perubahan Cadangan Karbon Biomassa Pohon Atas Permukaan yang Diamati dengan yang Diharapkan, setelah dikurangi dengan pengaruh Kebocoran. Ini merupakan perkiraan mengenai C, bukan CO2e.
Biomassa Pohon Atas Permukaan (
Semua Biomassa Pohon atas permukaan yang hidup alami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pohon yang dapat diperoleh dari hasil panennya (misalnya kayu, cabang, dedaunan, kulit kayu). Yang tidak termasuk adalah hasil hutan yang tidak dapat diperoleh dari hasil panen pohon (misalnya rerumputan, tanah, kayu mati, kacang‐kacangan dan biji‐bijian, berbagai jenis murbei dan ceri, cendawan, tumbuhan obat, dan semua biomassa hewan. Yang tidak termasuk adalah setiap biomassa yang dikenal telah dibudidayakan oleh manusia sebagai hasil bercocok tanam.
Keberterimaan, Syarat untuk (
ER2‐2. Syarat untuk Keberterimaan adalah syarat yang harus dipenuhi oleh protokol atau metodologi yang diusulkan untuk menjadi pilihan yang dapat diterima atas hal‐hal yang ditentukan dalam The RFS™ bahwa dapat dipilih jika memenuhi kriteria tertentu.
Kebocoran karena Berpindahnya Kegiatan (
Lihat ER4.
Sebagai Nilai Tambah ( Sebuah Proyek merupakan Nilai Tambah apabila telah lulus dari tiga uji Nilai Tambah (Additional) dalam RFS: Uji Nilai Tambah Resmi (, Uji Insentif Ekonomi, dan Uji Insentif yang Ada; atau apabila The RFS™ meniadakan ujian bagi Proyek. Pengurangan emisi Proyek merupakan Nilai Tambah (Additional) apabila kurang dari emisi dasar Proyek yang ditetapkan sesuai dengan Bagian ER2.
Nilai Tambah ( ER1 (Nilai Tambah Proyek/); ER2 (Nilai Tambah Pengurangan Emisi/). Kualitas sebagai Nilai Tambah (Additional).
Laju Akumulasi Tersesuaikan ( ER5‐4C2. Algoritme laju kesetaraan yang dikutip dalam Laporan Laju Akumulasi Alternatif yang lebih absah secara ilmiah daripada Laju Akumulasi Ton‐Tahun baku sebesar 1%.
Laporan Laju Akumulasi Alternatif (
ER5‐4C2. Disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa, laporan yang menunjukkan bukti bahwa Laju Akumulasi Tersesuaikan merupakan algoritme laju kesetaraan yang lebih absah secara ilmiah dan dengan demikian, perlu menggantikan Laju Akumulasi Ton‐Tahun baku sebesar 1% secara linier.
Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti (
ER2‐2A
Pakar yang Ditugaskan Ibidem Lihat A2; Tambahan D dan E. Seorang pakar di peringkat atas Daftar Pakar The RFS™ dengan persyaratan minimum sebagaimana dibutuhkan untuk tugas yang diatur pada Bagian terkait. Rujukan mungkin saja untuk pakar
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 161
tertentu seperti Pakar Data Dasar yang Ditugaskan. Pemeriksaan Otomatis A2‐4. Disyaratkan pemeriksaan otomatis atas pengajuan Pakar
dari pihak Pemrakarsa Proyek; Ketidaksepakatan atas Pendapat tidak diperlukan untuk menghasilkan Pemeriksaan Pakar tersebut.
Data Dasar vs. Tolok Ukur ( Dalam penggunaan bahasa Inggris umum, kedua istilah ini sering saling dipertukarkan untuk mengartikan hal yang kira‐kira sama, yaitu keadaan sekarang sebagai dasar untuk mengukur keadaan mendatang. Tetapi, dalam hal penghitungan karbon, kata ”data dasar” (baseline) sering menunjuk pada prakiraan laju deforestasi/degradasi mendatang yang dibandingkan dan diukur berdasarkan laju deforestasi/ degradasi nyata. The Rainforest Standard™ telah memilih untuk menggunakan kata “data dasar” agar seragam dengan yang digunakan dalam penghitungan karbon, untuk mengartikan prakiraan kegiatan mendatang dengan keadaan tanpa proyek. Istilah “tolok ukur” (benchmark) digunakan di seluruh The Rainforest Standard™ untuk mengartikan keadaan nyata sekarang sebagai dasar untuk membandingkan dan mengukur kegiatan mendatang nyata atau yang diprakirakan.
Biomassa Pohon Bawah Permukaan (
ER3. Sistem perakaran Biomassa Pohon Atas Permukaan. Tidak termasuk tanah.
Laporan Penyesuaian Biomassa Bawah Permukaan (
ER3‐4. Laporan diajukan oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa yang memohon kenaikan tambahan baku untuk Biomassa Bawah Permukaan.
Tolok Ukur vs. Data Dasar ( Lihat Data Dasar vs. Tolok Ukur di atas. Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur (
IC1‐4
Keanekaragaman Hayati B1: Konsep payung yang menunjuk pada dua dari tiga tingkat dalam organisasi biologi, yaitu tingkat spesies dan tingkat ekosistem. Tingkat genetik, yang umumnya dianggap sebagai salah satu dari tiga unsur keanekaragaman hayati, tidak dimasukkan ke dalam definisi operasional The RFS™ karena perubahan‐perubahan pada tingkat tersebut “terlalu teliti” yang tidak dapat dilaksanakan pada proyek kehutanan.
Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati, Proyek
Lihat Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek
Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati
B1‐5C. Dapat berupa Rencana Pemulihan Habitat atau Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi.
Alasan Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati (
B1‐5F.
Banding Penangguhan Keanekaragaman Hayati (
B1‐5F.
Sistem Penyangga, yang Layak (
ER5‐6; lihat Sistem Penyangga yang Layak mengenai definisi lengkapnya.
Karbon (C) Unsur Karbon. Nomor atom 6. Setara Karbon Dioksida (CO2e)
Karbon (C) x 3.67. Satu ton C = 3.67 tCO2e.
Perubahan Emisi Karbon: Bruto; Neto
ER3‐1
Penyesuaian Cadangan Karbon (
ER3‐1J. Penyesuaian setiap 5 tahun sekali untuk memperhitungkan degradasi yang boleh jadi belum tercakup apabila resolusi data pengindraan jauh yang digunakan untuk
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 162
melakukan verifikasi lebih besar dari 1 m. Tolok Ukur Cadangan Karbon ER3‐1, Langkah 1. Perkiraan C pada Biomassa Pohon Atas
Permukaan di Hutan di dalam Daerah Proyek pada Tanggal Mulai Proyek.
Pakar Cadangan Karbon ER3‐1C2, Langkah 3; Tambahan D, Tambahan E Peta Verifikasi Karbon ER3‐1C1a. Peta yang menunjukkan Hutan yang Laik yang
digunakan untuk menghitung Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati antara dua Tanggal Verifikasi.
Persetujuan atas Pendapat A2‐1C Ketidaksepakatan atas Pendapat
A2‐1C
Pemberi Pendapat A2‐1 Tanggapan dari Pemberi Pendapat
A2‐2B
Dokumen Masyarakat Dokumen tertulis yang mewakili putusan masyarakat dalam setiap persoalan yang dipertanyakan, yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang secara tradisional, ulayat, dan hukum. Dokumen harus memberi bukti memuaskan bahwa setiap orang yang dimaksudkan dalam dokumen tersebut dan mewakili kepentingannya mengakui diberi kesempatan penuh untuk memahami isi dokumen tersebut, mengajukan pertanyaan mengenai isi dokumen tersebut apabila belum jelas, menerima jawaban yang dianggap memuaskan atas pertanyaannya, dan memberi pendapat mengenai isi dokumen tersebut. Dokumen tersebut harus mewakili sehingga setiap anggota masyarakat mengakui bahwa dokumen tersebut mencerminkan putusan masyarakat dalam hal isi dokumen, termasuk tetapi tidak terbatas untuk setiap kesepakatan, kesepahaman, janji, keterwakilan atau komitmen lain. Pengakuan tersebut harus dilakukan dengan standar yang sama yang berlaku untuk Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan. Dokumen tersebut harus dalam bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang di kalangan masyarakat tersebut.
Pemegang Hak Pengusahaan IC1‐2A1c Metode Penggunaan Berdekatan (
ER4‐5A. Metode umum untuk menghitung Kebocoran Pasar.
Defisit Kredit ER5‐5F. Banyaknya RFS Credits™ yang dibutuhkan untuk Penggantian Penuh atas Perubahan yang Merugikan yang melebihi banyaknya RFS Credits™ dalam Rekening PTF Proyek.
Pengurangan Defisit Kredit ER5‐5F. Segera setelah Defisit Kredit terjadi, banyaknya RFS Credits™ yang kemudian diverifikasi guna dimanfaatkan terlebih dahulu untuk mengurangi Defisit Kredit menjadi nol.
Penghentian Kredit A6‐3 Formulir Penghentian Kredit A6‐3 Pengalihan Kredit A6‐2 Laporan Pengalihan Kredit A6‐2 Verifikasi Kredit Verifikasi RFS Credits yang membolehkan penerbitan dan
pengalihannya, dengan ketentuan belum ditangguhkan berdasarkan Persyaratan pada S3‐2E, B1‐4 atau A4‐A1.
Masa Pemberian Kredit A5‐1. Masa antara dua Tanggal Verifikasi. Kebijakan Data A1‐1G. Kebijakan mutakhir mengenai parameter transparansi
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 163
dan kualitas data yang digunakan untuk memenuhi Persyaratan The RFS™.
Penyesuaian Kayu Mati ( ER3‐4. Perhitungan CO2e yang disebabkan oleh Biomassa Kayu Mati berdasarkan Laporan Penyesuaian Kayu Mati sebagai pengganti Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati baku.
Laporan Penyesuaian Kayu Mati
ER3‐4. Laporan diajukan oleh Pakar dari pihak Pemrakarsa yang memohon kenaikan tambahan baku untuk Biomassa Kayu Mati.
Biomassa Kayu Mati Biomassa dari Biomassa Pohon Atas Permukaan yang sebelumnya hidup dan masih ada di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek.
Perubahan Emisi Karbon Kayu Mati
ER3‐1G. Perhitungan baku CO2e yang disebabkan oleh Biomassa Kayu Mati.
Pemegang Hak De Facto Didefinisikan pada IC1‐2C2. Klaim Pemegang Hak De Facto
S1‐5 dan S1‐6
Masa Klaim Pemegang Hak De Facto
S1‐5
Daftar Pemegang Hak De Facto
S1‐1
Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto
S1‐2. Pemberitahuan dibuat dan diterbitkan oleh Pemrakarsa Proyek yang membuat daftar semua Pemegang Hak De Facto berdasarkan Daftar Pemegang Hak De Facto untuk diajukan sebagai bagian dari Dokumen Awal Pengajuan Proyek.
Masa Pemberitahuan kepada Pemegang Hak De Facto
S1‐2
Pemegang Hak De Jure Didefinisikan pada IC2‐1C1. Kelalaian, Besar ( A7‐2. Lihat Kelalaian Besar Kelalaian, Kecil ( A7‐1. Lihat Kelalaian Kecil Tempat Penyimpanan ( ER5‐5A. Badan yang menyimpan RFS Credits yang diterbitkan
atas nama Pemrakarsa Proyek sesuai dengan aturan dan Persyaratan The RFS™. Tempat Penyimpanan tersebut harus memiliki Peringkat Kemampuan Keuangan A.
Pernyataan Tempat Penyimpanan
ER5‐5A. Pernyataan yang sesuai dengan Fomulir ER5‐5_A.
Dokumen Rencana Penebangan (
ER2‐1. Kegiatan‐kegiatan yang telah mendokumentasikan bukti maksud, kemampuan, dan kewenangan untuk menebang Biomassa Pohon.
Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan (
ER2‐1A. Laju emisi CO2e yang diharapkan dihasilkan dari Penebangan Biomassa Pohon Terdokumentasikan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit.
Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan (
ER2‐1A1. Dukungan dokumen untuk Data Dasar Dokumen Rencana Penebangan.
Peta Dokumen Rencana Penebangan
ER2‐1A2. Peta rencana penebangan Biomassa Pohon yang ditumpangtindihkan pada Peta Hutan.
Jadwal Waktu Dokumen Rencana Penebangan
ER2‐1A3. Jadwal waktu untuk semua Dokumen Rencana Penebangan yang sejalan dengan Dasar Pembenaran Dokumen Rencana Penebangan.
Pendorong Deforestasi ER1. Kegiatan manusia yang menambah ancaman deforestasi seperti pembangunan jalan raya atau memperluas kegiatan pertanian dan peternakan.
Kelompok Indikator Ekologi B1‐3. Umumnya, kelompok indikator ekologi adalah taksa atau
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 164
kelompok dari organisme yang peka terhadap perubahan‐perubahan lingkungan tertentu dan kemungkinan besar selalu ada di Daerah Proyek selama Masa Proyek. Proses untuk mengidentifikasinya sebagaimana disajikan pada B1‐3.
Rencana Pemulihan Kelompok Indikator Ekologi
B1‐5C2.
Spesies Kelompok Indikator Ekologi
B1‐2E. Bagian spesies yang dipilih di antara Kelompok Indikator Ekologi yang digunakan untuk memantau perubahan‐perubahan dalam keanekaragaman hayati.
Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi
Data yang menguraikan kelimpahan relatif Spesies Kelompok Indikator Ekologi yang tercatat ada sejak Tanggal Mulai Proyek.
Uji Insentif Ekonomi ER1‐2. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Nilai Tambah Resmi dan Uji Insentif yang Ada.
Hutan yang Laik ( Setiap Satuan Pemetaan Minimum pada Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur yang memiliki lebih dari 30% pikselnya diketahui memiliki tutupan Biomassa Pohon Atas Permukaan. Karena biomassa yang ditanam oleh manusia tidak termasuk definisi Biomassa Pohon Atas Permukaan, setiap Biomassa Pohon Atas Permukaan yang diketahui telah ditanam oleh manusia didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik (. Disamping itu, agar selaras dengan Persyaratan Nilai Tambah Resmi, semua daerah pada Peta Penguasaan Lahan Proyek berdasarkan peraturan perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan Biomassa Pohon sepenuhnya didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik.
Nilai Tambah Pengurangan Emisi (
ER2. Ditunjukkan apabila pengurangan emisi karbon melebihi apa yang terjadi seandainya tidak ada Proyek.
Tingkat Pengembalian Sumbangan (
ER5‐5. Peringkat tertinggi, yaitu peringkat AAA yang tersedia, yang dipilih oleh RFSMU dan dipasang pada Situs Web RFS. Peringkat boleh jadi khas di setiap negara.
Uji Insentif yang Ada ER1‐3. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Nilai Tambah Resmi dan Uji Insentif Ekonomi.
Pakar Lihat A2‐5. Perorangan atau perusahaan yang pakarnya telah memenuhi persyaratan minimum penugasan Pakar yang dibutuhkan.
Perubahan Cadangan Karbon yang Diharapkan
ER3‐1, Langkah 2. Perhitungan Perubahan Cadangan Karbon Biomassa Pohon Atas Permukaan.
Pelepasan Tuntutan Kegagalan (
B1‐5B5.
Banding Pengecualian Kegagalan (
B1‐5B5a
Alasan Pengecualian Kegagalan (
B1‐5B5b
Kelompok Indikator Ekologi Gagal (
B1‐5B5. Setiap Kelompok Indikator Ekologi yang 50% atau lebih dari Spesies Kelompok Indikator Ekologi‐nya merupakan Spesies Gagal menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek.
Tipe Habitat Gagal ( B1‐5B2. Setiap Tipe Habitat yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek, menunjukkan: (a) bertambah atau berkurangnya luas 25% atau lebih dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya; atau (b) bertambahnya fragmentasi sewaktu diukur dengan bertambahnya nisbah
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 165
keliling/luas melebihi 50% dibandingkan dengan Tolok Ukur Tipe Habitat‐nya.
Spesies Gagal ( B1‐5B4. Spesies Kelompok Indikator Ekologi yang, menurut Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek, boleh jadi tidak ada lagi; atau menunjukkan kecenderungan penurunan searah dalam hal kelimpahan dibandingkan dengan Tolok Ukur Spesies Kelompok Indikator Ekologi (atau Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek tepat sebelumnya).
Tanggal Akhir Pengajuan Proyek
Tanggal sebagaimana dinyatakan pada tanggal pemberitahuan pengajuan yang diatur pada A3‐2A.
Dokumen Akhir Pengajuan Proyek
Lihat Tambahan A. Dokumen‐dokumen yang terdaftar pada Persyaratan yang harus diajukan berdasarkan Protokol Pengesahan Proyek akhir.
Penyusun Laporan Keuangan Perusahaan atau perorangan yang diberi kuasa oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang untuk memeriksa laporan keuangan, yang telah menyusun laporan keuangan Pemrakarsa atau Pengembang Proyek yang terkait.
Peringkat Kemampuan Keuangan
Peringkat Kemampuan Keuangan menurut kriteria yang digunakan oleh A.M. Best (atau perusahaan lain yang ditetapkan oleh RFSMU dari waktu ke waktu) atau yang sederajat di negara tempat Proyek berada.
Konsultasi Pengajuan Akhir S2‐1‐F2 Keadaan Hutan IC1‐4E. Apakah hutan telah ditebang, dewasa, permudaan atau
kategori lain sebagaimana ditetapkan pada Tambahan IC1‐4E dari waktu ke waktu.
Ahli Ekologi Hutan, Pemrakarsa
B1‐5. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan.
Masyarakat Rimba IC1‐2A3 Pakar Ekologi Hutan, yang Ditugaskan
B1‐2, B1‐4, B1‐6. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan.
Sumberdaya Hutan IC1‐3B. Kayu; Produk Kayu, mati atau hidup; mineral; bahan organik atau anorganik yang dapat digunakan dalam setiap kegiatan manusia.
Tipe Hutan IC1‐4D, IC1‐4E. Apakah hutan di sepanjang sungai, hutan lembap, hutan kering atau kategori lain sebagaimana ditetapkan pada Tambahan IC1‐4D dari waktu ke waktu.
Matriks Stratifikasi menurut Tipe dan Keadaan Hutan
IC1‐4F
Pengguna Hutan IC1‐2A3. Orang‐orang yang menggunakan Hutan untuk: memanen Biomassa Kayu Mati dari Pohon Atas Permukaan guna mencukupi kebutuhan sendiri; bertani guna mencukupi kebutuhan sendiri; memungut bahan organik atau anorganik guna mencukupi kebutuhan sendiri; atau memanen hasil atau sumberdaya Hutan sejenis.
Pakar Pemetaan Hutan IC1‐5A6. Lihat Tambahan E mengenai persyaratan. Laporan Penetapan Nilai Kehutanan (
ER1‐2A1. Laporan oleh Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa untuk menetapkan komponen Uji Insentif Ekonomi untuk Nilai Tambah.
Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Padiatapa)
S2‐9. Bukti berdasarkan S2‐9B bilamana Pemegang Hak memiliki informasi yang cukup cermat dan lengkap secara tepat waktu dan sesuai dengan budaya setempat yang mengizinkan orang yang pantas untuk membuat putusan yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 166
dapat dipahami atas setiap persetujuan, pengakuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh Pemegang Hak.
Penggantian Penuh ( ER5. Definisi operasional “Pengurangan Emisi Permanen”. Kewajiban untuk mengganti semua RFS Credits yang “berubah menjadi dirugikan” oleh penebangan Biomassa Pohon secara bebas yang sewaktu tanpa penebangan menjadi dasar bagi penerbitan Kredit RFS.
Alternatif Penggantian Penuh ER5‐8 Instansi Pemerintah yang Berwenang
Setiap instansi pemerintah atau administratif yang memiliki kewenangan atas kegiatan‐kegiatan yang berkaitan di tempat Proyek berada.
Data Dasar Penebangan dari Pemerintah (
Laju pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon tahunan yang diharapkan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang (lihat ER2‐2).
Perubahan Emisi Karbon Bruto
ER3‐1D. Perhitungan perubahan perkiraan C dalam Biomassa Pohon Atas Permukaan sebelum dikurangi dengan Kebocoran.
Rencana Pemulihan Habitat B1‐5E1. Rencana untuk memulihkan habitat sampai ke tingkat tolok ukur.
Tipe Habitat B1‐1A. Istilah yang digunakan pada bagian Keanekaragaman Hayati untuk menjelaskan Tipe Hutan menurut Keadaan Hutan yang diketahui dan dipetakan untuk Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur.
Tolok Ukur Tipe Habitat Data yang menggambarkan (sedikit‐dikitnya) tiga peubah sebagaimana terdaftar pada Subbagian B1‐1A yang dianggap ada sejak Tanggal Mulai Proyek.
Tanggal Berakhir Proyek karena Dipersalahkan (
Tanggal ketika Proyek dianggap ditelantarkan menurut kriteria pada Subparagraf A5‐2B2.
Masyarakat Asli atau Masyarakat Adat
Definisi Masyarakat Adat beragam dari waktu ke waktu. RFS mengakui bahwa Masyarakat Adat adalah mereka yang: didefinisikan atau dijelaskan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, atau (b) sejalan dengan definisi Masyarakat Adat oleh semua masyarakat adat di negara mana pun.
Hutan tidak Laik ( (a) Setiap Satuan Pemetaan Minimum pada Peta Hutan sebagai Tolok Ukur yang memiliki kurang dari 30% pikselnya diketahui memiliki tutupan Biomassa Pohon Atas Permukaan. (b) Disamping itu, agar selaras dengan Persyaratan Nilai Tambah Resmi, semua daerah pada Peta Penguasaan Lahan Proyek berdasarkan peraturan perundang‐undangan atau kesepakatan yang melarang penebangan Biomassa Pohon sepenuhnya harus didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik. (c) Karena biomassa yang ditanam oleh manusia tidak termasuk definisi Biomassa Pohon Atas Permukaan, setiap pohon, semak belukar atau Biomassa Pohon Atas Permukaan lain yang diketahui telah ditanam oleh manusia didefinisikan sebagai Hutan tidak Laik.
Keadaan Awal IC1 – IC3. Umumnya, menunjuk pada keadaan di Daerah Proyek ketika pembangunan proyek dimulai, termasuk batas‐batas resmi, penguasaan lahan, Peserta Proyek, kegiatan, dan keadaan Hutan yang Laik pada Tanggal Awal Pengajuan Proyek.
Tanggal Awal Pengajuan Proyek
Tanggal sebagaimana dinyatakan pada tanggal pemberitahuan pengajuan yang diatur pada A3‐1A.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 167
Dokumen Awal Pengajuan Proyek
Setiap dokumen yang terdaftar pada Tambahan A dan di seluruh The RFS™ yang harus diajukan sebagai bagian dari paket Dokumen Awal Pengajuan Proyek sebagaimana dinyatakan pada A3‐1.
Kebijakan Kekayaan Intelektual
A1‐1H. Kebijakan mutakhir dalam hal kepemilikan dan penggunaan kekayaan intelektual yang disusun oleh Peserta Proyek, Pakar atau Pemberi Tanggapan yang digunakan untuk memenuhi Persyaratan The RFS™.
Perantara ER5‐3. Setiap orang atau badan yang telah dipertimbangkan partisipasinya dalam pengalihan RFS Credit™ dari seorang Peserta Proyek kepada seorang Pembeli Penggantian Karbon, termasuk agen penjual, penasihat hukum, pialang, LSM atau investor. Secara khusus, yang tidak termasuk adalah instansi pemerintah yang berwenang yang semata‐mata mengesahkan pengalihan atau menetapkan retribusi atas pengalihan tersebut; tetapi, sebuah Instansi Pemerintah yang Berwenang yang ikut aktif dalam suatu pengalihan dan telah dipertimbangkan dianggap sebagai Perantara.
Laporan Penebangan tidak Bebas (
Laporan oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa berdasarkan ER5‐9‐B1 yang didukung dengan pernyataan bahwa penebangan itu tidak bebas.
IPCC (Kelompok Pembahas Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim)
Kebocoran ( ER4. Kegiatan yang bergeser ke luar batas Daerah Proyek sebagai akibat dari kegiatan di dalam Daerah Proyek. Apabila digunakan tersendiri, istilah tersebut menunjuk pada dampak yang menumpuk dari Kegiatan Berpindah maupun Kebocoran Pasar.
Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran (
ER4‐6. Laporan oleh Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa yang didukung dengan pernyataan bahwa Kebocoran yang sebenarnya (Kegiatan Berpindah atau Pasar atau keduanya) lebih rendah daripada pengurang bakunya.
Pengurang akibat Kebocoran (
ER3‐1E, Langkah 5. Pengalian laju Kebocoran yang berlaku dengan Perubahan Emisi Karbon Bruto sama dengan Pengurang akibat Kebocoran.
Uji Nilai Tambah Resmi ( ER1‐1. Salah satu dari tiga uji Nilai Tambah Proyek. Selain itu, ada Uji Insentif Ekonomi dan Uji Insentif yang Ada.
Pendapat Hukum ( Semua Pendapat Hukum harus mematuhi hal‐hal berikut: 1. Persyaratan bagi Penasihat Hukum:
a. Pendidikan: sarjana dari fakultas hukum yang diakui. b. Pengalaman: Diakui telah berpraktik selama 10 tahun di wilayah hukum tempat Proyek berada, dengan praktik:
(i) dalam bidang yang Pendapat Hukum tersebut diberikan, dan (ii) di daerah geografis tempat Proyek berada.
c. Jabatan: mitra di kantor hukum yang terdiri atas sedikit‐dikitnya 3 orang mitra d. CV harus diserahkan
2. Bentuk Pendapat Hukum: a. Disyaratkan Pendapat Hukum tanpa syarat b. Tanpa penafian
3. Pengungkapan publik pada Situs Web RFS dan Laman Web Proyek mengenai:
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 168
a. nama penasihat hukum b. nama kantor hukum c. CV penasihat hukum d. CV kantor hukum e. kandungan Pendapat Hukum
Rencana Pengembangan Jangka Panjang (
Dokumen resmi yang dibuat oleh Masyarakat Adat atau masyarakat sesuai dengan Persyaratan tertulis mengenai organisasi Masyarakat Adat dan/atau masyarakat yang organisasinya diakui oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang.
Zonasi Setempat IC1‐3; S1. Praktik sebenarnya di Daerah Proyek. Kelalaian Besar A7‐2 menguraikan kejadian‐kejadian yang didefinisikan
sebagai Kelalaian Besar. Kebocoran Pasar ( ER4. Kebocoran dari permintaan atas produk yang tidak lagi
dihasilkan di Daerah Proyek. Laporan Kebocoran Pasar ER4‐4B Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak (
S2‐5. Dokumen yang diserahkan oleh Pemrakarsa Proyek yang menggabungkan semua Rencana Manfaat Pemegang Hak.
Satuan Pemetaan Minimum Luas bujur sangkar yang tidak lebih dari 900 meter persegi (30 m x 30 m).
Kelalaian Kecil A7‐1 menguraikan kejadian‐kejadian yang didefinisikan sebagai Kelalaian Kecil.
Tindakan Mitigasi yang Tepat secara Nasional (NAMA)
IC3‐2E. Kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang sebagai bagian dari komitmen nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Laporan Kebakaran Alami ER5‐10A. Laporan dari Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa yang dalam pendapat profesionalnya, kebakaran dianggap disebabkan oleh ketidaksengajaan dan bukan kebakaran karena campur tangan manusia.
Perubahan Emisi Karbon Neto
ER3‐1H. Perhitungan perubahan Cadangan Karbon yang Diamati dibandingkan dengan yang Diperkirakan dalam bentuk C Biomassa Pohon (Atas Permukaan, Bawah Permukaan, dan Kayu Mati), Kebocoran neto. Ini merupakan perkiraan mengenai C, bukan CO2e.
Cadangan Karbon yang Diamati
ER3‐1C1. Perkiraan cadangan karbon sejak Tanggal Verifikasi.
Perubahan Cadangan Karbon yang Diamati
ER3‐1C2. Perbedaan antara Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi dan Cadangan Karbon yang Diamati pada Tanggal Verifikasi tepat sebelumnya.
Pembeli Penggantian Karbon (
ER5. Pembeli yang menggunakan kredit sebagai penggantian karbon dalam sistem pemenuhan syarat.
Pengakuan Peserta ( Persyaratan yang setiap Peserta Proyek selain Instansi Pemerintah yang Berwenang mengakui kenyataan‐kenyataan yang diyakini sebagaimana ditetapkan pada Subbagian S2‐3.
Konsultasi Partisipatif ( Lokakarya atau pertemuan (atau bentuk komunikasi lain yang disetujui oleh para anggota Pemegang Hak yang sah) yang diumumkan dan terbuka untuk semua dalam rangka memberi tahu semua Pemegang Hak mengenai hal‐hal tertentu dalam Proyek sebagaimana diwajibkan pada S2‐1.
Kajian Perdesaan Partisipatif (
S3‐1B2b [Untuk ditetapkan].
Kepustakaan Penilaian Sejawat (
Artikel yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang, sebelum diterima untuk diterbitkan, mensyaratkan diperiksa oleh para
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 169
ilmuwan independen yang merupakan pakar dalam bidang tersebut.
Pengurangan Emisi Permanen (Permanence)
ER5 (Persyaratan). Dijalankan sebagai Penggantian Penuh kredit yang diterbitkan apabila terjadi Perubahan yang Merugikan selama Masa Pengurangan Emisi Permanen. Lihat Perubahan yang Merugikan dan Penggantian Penuh.
Fomulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (
Lihat Bagian ER5 dan Fomulir ER5.
Masa Pengurangan Emisi Permanen (
100 tahun sejak Tanggal Mulai Proyek.
Dana Perwalian Pengurangan Emisi Permanen (
ER5‐6
Tolok Ukur QOL Terizinkan ( S3‐1B2. Tolok ukur praktik yang ada yang ditetapkan untuk mengukur perubahan dalam Kualitas Hidup, yang didukung dengan Sertifikat Pengesahan QOL yang diserahkan oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa.
Konsultasi Pra-Pengajuan ( Paket yang terdiri atas dua kali Konsultasi Partisipatif yang dilakukan sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek berdasarkan S2‐1F1.
Tanggung-gugat Pasca-Proyek (
ER5. Selama Masa Pengurangan Emisi Permanen, tanggung‐gugat untuk Penggantian Penuh pada akhir Masa Proyek, yaitu pada Tanggal Berakhir Proyek.
Asas Penyertaan ( IC2. Asas bahwa setiap orang yang berwenang di lapangan untuk menebang Biomassa Pohon di Hutan di dalam Daerah Proyek semestinya merupakan Peserta Proyek dan terlibat selama Masa Proyek.
Asas Konsultasi Partisipatif ( IC2. Asas bahwa semua Peserta Proyek merupakan para pihak yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan Proyek selama umur Proyek.
Proyek Sekumpulan kegiatan di Daerah Proyek yang diusulkan oleh Pemrakarsa Proyek dan disahkan berdasarkan The RFS™ yang dirancang untuk mengurangi emisi CO2e dari penebangan Biomassa Pohon secara bebas di Hutan di dalam Daerah Proyek.
Penelantaran Proyek Didefinisikan pada Subbagian A5‐3b2. Mengakibatkan Tanggal Berakhir Proyek karena Dipersalahkan.
Nilai Tambah Proyek ( ER1. Bukti yang diatur pada The RFS™ bahwa kegiatan pencegahan oleh Proyek tidak diatur menurut peraturan perundang‐undangan atau kontrak; tidak diberi pemacu semangat melalui manfaat ekonomi; dan tidak dilaksanakan berdasarkan sistem insentif selain The RFS™.
Daerah Proyek Didefinisikan pada Subbagian IC1‐1A. Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek
Data peubah Tipe Habitat dan kelimpahan dan sebaran Spesies Kelompok Indikator Ekologi dianggap ada pada Tanggal Mulai Proyek, yang ditetapkan untuk mengukur perubahan‐perubahan dalam Keanekaragaman Hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.
Penilaian Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek
B1‐1. Penilaian oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa mengenai data peubah Tipe Habitat dan kelimpahan dan sebaran Spesies Kelompok Indikator Ekologi dianggap ada pada Tanggal Mulai Proyek, yang ditetapkan untuk mengukur perubahan‐perubahan dalam Keanekaragaman Hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.
Protokol Pemantauan B1‐3A. Protokol yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 170
Keanekaragaman Hayati Proyek
pihak Pemrakarsa untuk pemantauan dampak kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati di Daerah Proyek selama Masa Proyek.
Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek
B1‐3B. Laporan yang disusun oleh Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa yang memerinci hasil Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek.
Kartu Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek
B1‐5B. Perbandingan yang dibuat oleh RFSMU mengenai pengukuran‐pengukuran dalam Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek dan Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek dan Laporan Pemantauan Keanekaragaman Hayati Proyek sebelumnya.
Batas Proyek ER4‐5A. Garis batas ditunjukkan pada Peta Batas Proyek. Peta Batas Proyek Didefinisikan pada IC1‐1. Pengembang Proyek ( IC2‐1B. Orang atau badan hukum yang ditetapkan oleh
Pemrakarsa Proyek yang memiliki kewenangan mengikat secara hukum untuk menyusun dan mengajukan dokumen‐dokumen yang diatur pada The RFS™, untuk bertindak selaku kepanjangan tangan Pemrakarsa Proyek selama proses pengesahan, untuk menyesuaikan pengajuan, untuk melakukan keterwakilan sebagaimana diatur pada The RFS™, dan untuk setidaknya bertindak atas nama Pemrakarsa Proyek selama Protokol Pengesahan Proyek.
Data Dasar Emisi Proyek ( ER2. Laju emisi CO2e yang diharapkan dihasilkan dari Penebangan Biomassa Pohon di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit.
Perubahan Emisi Proyek ER3‐1I. Perubahan dalam perkiraan emisi tCO2e yang diakibatkan oleh Penebangan Biomassa Pohon (Atas Permukaan, Bawah Permukaan, dan Kayu Mati) di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek selama Masa Pemberian Kredit. Perubahan Emisi Karbon Neto (ukuran dari C dan bukan CO2e) dikalikan dengan 3,67.
Peta Penguasaan Lahan Proyek (
Peta dijelaskan pada ICI‐2A.
Peserta Proyek Didefinisikan pada IC2‐1, yaitu: Pemrakarsa Proyek, Pengembang Proyek, Pemegang Hak (de jure dan de facto), dan instansi pemerintah yang berwenang di wilayah hukumnya.
Dokumen Penetapan Peserta Proyek
IC2. Daftar lengkap semua Peserta Proyek di Daerah Proyek.
Masa Proyek Jangka waktu bertahun‐tahun sejak Tanggal Mulai Proyek dan berakhir pada Tanggal Berakhirnya Proyek.
Pemrakarsa Proyek ( IC2‐1A . Orang atau badan hukum pengusul Proyek yang berhak untuk memperdagangkan pengurangan emisi karbon yang berasal dari pengurangan penebangan Biomassa Pohon dari Hutan yang Laik di Daerah Proyek. Pemrakarsa Proyek dapat bertindak selaku Pengembang Proyek.
Rekening PTF Proyek ER5‐5A. RFS Credits™ yang diterbitkan ditempatkan oleh Tempat Penyimpanan dalam rekening Proyek yang disimpan berdasarkan kepercayaan atau wasiat dan untuk itu, Pernyataan Tempat Penyimpanan triwulanan diserahkan kepada Pemrakarsa Proyek dan dipasang pada Laman Web Proyek.
Tanggapan Proyek A2‐2A. Tanggapan dari Pemrakarsa Proyek atau Pakar dari
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 171
pihak Pemrakarsa atas ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat di ruang yang ditetapkan untuk keperluan itu pada Situs Web RFS.
Tanggal Mulai Proyek A5‐2A. Hari ke‐61 sejak Tanggal Pengesahan Proyek. Daftar Periksa Pengajuan Proyek
A3‐1. Lihat Tambahan F.
Berakhirnya Proyek A5‐2B. Cara‐cara yang dianggap penyebab berakhirnya Proyek, baik karena ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek maupun karena ditelantarkannya Proyek tersebut.
Tanggal Berakhir Proyek A5‐2. Tanggal dianggap berakhirnya Proyek; akhir Masa Proyek.
Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek
A5‐2B1a. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek berdasarkan Bagian A5‐2 yang mengingatkan RFSMU mengenai Tanggal Berakhir Proyek.
Revisi Tanggal Berakhir Proyek
A5‐2B1b. Proses yang memungkinkan Pemrakarsa Proyek mengubah Tanggal Berakhir Proyek semula sebagaimana diketahui dari Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek.
Protokol Pengesahan Proyek [ A3 Laman Web Proyek Setiap Proyek akan memiliki laman web sendiri pada Situs Web
RFS dengan kelengkapan sebagaimana terdaftar pada A1‐2. Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa
ER2‐2. Pakar dari pihak Pemrakarsa yang bertanggung jawab untuk menyusun Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa
ER3‐1, Langkah 3. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Pakar dari pihak Pemrakarsa Ibidem. Seorang pakar yang dipilih oleh Pemrakarsa Proyek dengan persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk tugas yang diatur pada Bagian Persyaratan terkait. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa
ER5‐6, 8, 9. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
B1‐5. Ahli Ekologi Hutan yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Pernyataan Informasi Pemrakarsa
Pernyataan tertulis kepada setiap Peserta Proyek yang memberi dokumen dan informasi sesuai dengan semua Persyaratan pada S2‐1.
Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
ER1‐2. Pakar Penggunaan Lahan yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Pakar Kebocoran, Pemrakarsa
ER4‐6.
Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa
S3‐1. Pakar Kualitas Hidup yang ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek. Lihat Tambahan D dan E mengenai Tugas dan Persyaratan.
Kawasan Konservasi Setiap kawasan yang telah ditetapkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, (termasuk yang disebut dengan kawasan konservasi, taman nasional, hutan nasional atau peruntukan yang setara seperti hutan yang digunakan atau dikelola secara berkelanjutan) untuk kepentingan konservasi alam jangka panjang di kawasan yang memiliki jasa lingkungan yang terkait, dan nilai‐nilai sosial budaya dan sosial ekonomi.
Perkecualian Kawasan ER1‐1D. Perkecualian terhadap Uji Nilai Tambah Resmi yang
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 172
Konservasi ( diterapkan hanya pada Kawasan Konservasi. Masa Penebangan Liar di Kawasan Konservasi (
ER1‐1D1. Masa yang dimulai sejak ditetapkannya Kawasan Konservasi, dan tidak lebih dari sepuluh (10) tahun sebelum Tanggal Awal Pengajuan Proyek.
RFS Credit™ (Kredit RFS untuk Kawasan Konservasi)
Formulir khusus RFS Credit™ yang digunakan untuk membantu keuangan pengelola Kawasan Konservasi untuk mengurangi deforestasi dan degradasi, yang sejalan dengan kegiatan‐kegiatan kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi terpadu sebagaimana diatur pada The Rainforest Standard™. (Persyaratan khusus mengenai RFS Credits™ akan diperinci pada The Rainforest Standard™ Versi 3.1 untuk diterbitkan pada bulan Maret 2014.)
Masa Pendapat Masyarakat A2‐1B. Waktu yang disediakan untuk Pendapat Masyarakat mengenai pengesahan, verifikasi atau kegiatan proyek.
Pendapat Masyarakat Pendapat berdasarkan Persyaratan pada A2 mengenai Dokumen Pengajuan Proyek Awal atau Akhir, Permohonan Verifikasi, tanggapan terhadap Pendapat Masyarakat atau hal‐hal lain sebagaimana dijelaskan pada A2.
Publikasi Termasuk “kepustakaan tidak konvensional”, kecuali jika ditetapkan sebaliknya, misalnya sebagaimana disyaratkan untuk diterbitkan dalam Kepustakaan Penilaian Sejawat.
QOL Singkatan dari Kualitas Hidup. Ibidem. Tolok Ukur QOL S3‐1B1. Dapat berupa Tolok Ukur QOL Absah atau Terizinkan. Dokumen QOL S3‐1. Dokumen dari setiap Peserta Proyek yaitu masyarakat
adat atau tradisional atau kelompok lain yang bergantung pada hutan (dapat berupa Daftar Pemegang Hak De Jure atau Pemegang Hak De Facto) menguraikan rencana mereka, apabila ada, untuk memelihara atau memperbaiki keberlanjutan dari kedua Ranah QOL.
Ranah QOL S3‐1. Masing‐masing dari hal‐hal berikut yang perubahannya diukur, dipantau, dan diverifikasi: pendapatan keluarga; kemudahan memperoleh layanan kesehatan; jenis dan kepastian atas lahan dan penguasaan sumberdaya; pendidikan; Penggunaan Sumberdaya Hutan berkelanjutan; keanekaragaman sumber‐sumber pendapatan; tingkat sengketa atas sumberdaya; hubungan dengan masyarakat luar dan kawasan; sarana dan prasarana; penerapan pengelolaan hutan terpadu secara tradisional.
Tujuan Ranah QOL S3‐1E. Prakiraan perbaikan pada Ranah QOL dalam kaitannya dengan Tolok Ukur QOL.
Rencana Pemantauan QOL S3‐1F. Protokol yang disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa untuk memantau perubahan‐perubahan pada Ranah QOL yang dipilih oleh Peserta Proyek guna diukur selama Masa Proyek.
Laporan QOL S3‐1F3. Laporan yang disusun oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa yang memerinci hasil dari Rencana Pemantauan QOL.
Kartu Laporan QOL S3‐2B. Perbandingan yang dibuat oleh RFSMU mengenai pengukuran‐pengukuran dalam Laporan QOL dan Tolok Ukur QOL pada Ranah QOL yang dipilih oleh Peserta Proyek untuk diukur selama Masa Proyek.
Sertifikat Pengesahan QOL S3‐1B2d. Untuk setiap Tolok Ukur QOL yang dianggap merupakan Tolok Ukur QOL Terizinkan, Sertifikat Pengesahan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 173
QOL harus diberikan oleh Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa. Sistem Penyangga yang Layak (
Sistem penyangga untuk memastikan bahwa Pengurangan Emisi Permanen memenuhi Persyaratan pada Subbagian ER5‐7.
Laporan Sistem Penyangga yang Layak
ER5‐6D. Laporan yang mendukung penggunaan Sistem Penyangga yang Layak yang disusun oleh Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa.
Manfaat Kualitas Hidup (Manfaat QOL)
S3‐1
Penengah ( Seorang Pakar yang perannya adalah bertindak selaku Penengah menurut Protokol Penengah.
Putusan Penengah S2‐3. Protokol Penengah A2‐3. Apabila Ketidaksepakatan dari Pemberi Pendapat masih
ada menurut A2‐2B2, ketidaksepakatan tersebut harus pada akhirnya diselesaikan oleh seorang Penengah menurut Protokol Penengah sebagaimana dijelaskan pada A2‐3B‐D.
Penebangan ( Berkurangnya Biomassa Pohon di antara dua tanggal. Keterwakilan ( Keterwakilan dengan niat baik, yaitu Persyaratan telah
terpenuhi atau fakta yang diwakili cermat dan lengkap dalam semua hal sejauh yang mampu diketahui dan diyakini oleh orang atau badan yang menjalani Keterwakilan tersebut setelah meneliti secara utuh dan dengan niat baik.
Keterwakilan, Pribadi Keterwakilan oleh pejabat tertinggi suatu organisasi yang bertanggung jawab secara perorangan dalam kedudukannya sebagai pribadi dan bukan dalam kedudukan secara resmi di organisasinya.
Keterwakilan, Badan Keterwakilan oleh orang atau badan yang berwenang sebagaimana mestinya yang mengikat organisasi tersebut.
Organisasi yang Mewakili ( Perserikatan atau LSM yang ditetapkan secara resmi oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang untuk mewakili sebuah kelompok yang kemungkinan merupakan Pemegang Hak De Facto atau setidaknya telah ditetapkan dalam The RFS™.
Persyaratan Persyaratan khusus sebagaimana dinyatakan pada setiap bagian pada The Rainforest Standard™.
Wilayah Penggunaan Sumberdaya
IC1‐3. Daerah‐daerah Penggunaan Sumberdaya.
Penggunaan Sumberdaya IC1‐3; S1. Sumberdaya alam yang digunakan oleh kelompok‐kelompok masyarakat lokal, terutama yang digunakan berlandaskan kearifan setempat.
Perubahan yang Merugikan ( ER5‐9. Penebangan Biomassa Pohon bebas karena campur tangan manusia yang sebelumnya telah menghasilkan RFS™ Credit karena menyimpan karbon dalam Biomassa Pohon tersebut (misalnya pemanenan dengan sengaja).
Satuan Kerja Pemantauan Rainforest Standard atau RFSMU
Organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi‐fungsi sebagaimana dijelaskan dilaksanakan oleh RFSMU.
RFS Singkatan dari The Rainforest Standard™. RFS Credit™ (Kredit RFS) ER3‐2A. Kredit pengurangan emisi yang dimandatkan untuk
diterbitkan oleh RFSMU sesuai dengan Persyaratan, syarat dan ketentuan The RFS™. Setiap RFS Credit™ mewakili satu ton pengurangan emisi CO2e.
Pembagian Kredit RFS Sekarang (
ER5‐5B. Pembagian RFS Credits™ oleh Tempat Penyimpanan atau kantor catatan resmi, termasuk pencatatan, sesuai
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 174
dengan Persyaratan The RFS™ berdasarkan Permohonan Pembagian RFS mutakhir.
Debit RFS ER3‐2B. Debit yang disyaratkan untuk dikurangkan dari neraca RFS Credit™ pada rekening RFS Credit™ Pemrakarsa Proyek sesuai dengan Persyaratan The RFS™. Setiap RFS Credit™ mewakili satu ton pengurangan emisi CO2e.
Permohonan Pembagian RFS ER5‐5B. Dokumen dalam bentuk sebagaimana ditunjukkan pada Formulir ER5_B, yang diajukan oleh Pemrakarsa Proyek atau orang yang diberi kuasa secara resmi.
Alat Bantu Pengurangan Emisi Permanen Interaktif RFS (
Alat bantu interaktif yang memungkinkan untuk membandingkan pilihan Pengurangan Emisi Permanen menurut berbagai peubah, termasuk luas, massa jenis karbon, data dasar laju penebangan terdokumentasikan atau yang diprakirakan, laju kebocoran, harga, persentase penyangga, besarnya dan penetapan waktu Perubahan yang Merugikan, dsb. Lihat Lampiran ER5 mengenai tautannya.
RFSMU Singkatan dari Satuan Kerja Pengelolaan The RFS™ ‐ fungsi operasional dari organisasi yang bertanggung jawab atas The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada Persyaratan.
Situs Web RFS Situs web yang dijalankan oleh The RFS™ atau RFSMU‐nya yang memasang informasi mengenai The RFS™ sebagaimana dijelaskan pada A1‐1. Laman Web setiap Proyek juga tersedia pada Situs Web RFS.
Pemegang Hak Istilah yang menunjuk pada Pemegang Hak De Jure dan De Facto sekaligus.
Rencana Manfaat Pemegang Hak (
Secara umum, uraian mengenai semua manfaat dalam bentuk apa pun yang dapat diterima oleh Pemegang Hak selama Masa Proyek. Lihat Subbagian S2‐4 mengenai Persyaratan khusus.
Pengakuan Risiko Pemegang Hak (
Dokumen yang ditandatangani oleh Pemegang Hak De Facto yang mengakui telah diterimanya Rencana Manfaat Pemegang Hak dan bersedia menerima risiko sebagaimana diperinci di situ. Lihat Subbagian S2‐8 mengenai Persyaratan khusus.
Pengungkapan Risiko Pemegang Hak (
Dokumen yang disusun oleh Pemrakarsa Proyek yang memerinci risiko‐risiko yang dapat menimpa pemegang hak. Lihat Subbagian S2‐8 mengenai Persyaratan khusus.
Jaminan Penjual/Penjamin Penjual (
Satu atau lebih orang atau badan yang didefinisikan pada Subbagian ER5‐2 sebagai “Penjual” yang dapat menyediakan semua atau sebagian dari Jaminan Penjual (orang atau badan semacam itu disebut dengan “Penjamin Penjual”). Khusus untuk maksud pada Subbagian ER5‐2, “Penjual” adalah setiap Peserta Proyek dan setiap Perantara antara Peserta Proyek dan Pembeli Penggantian Karbon, maupun setiap mitra Peserta Proyek atau Perantara.
Survei Penilaian Tolok Ukur Tingkat Spesies
B1‐4B. Dalam setiap Kelompok Indikator Ekologi, sekumpulan sampel yang mewakili berupa sedikit‐dikitnya 10 Spesies Kelompok Indikator Ekologi harus dipilih untuk mewakili setiap Kelompok Indikator Ekologi. Ada atau tiadanya dan kelimpahan relatif spesies ini harus dipantau selama Masa Proyek dan dilaporkan dalam survei ini.
Verifikasi Keanekaragaman Hayati yang Ditangguhkan
B1‐5D. Prosedur yang memungkinkan diterbitkannya kredit, ditangguhkan penerbitannya sampai dipatuhinya B1‐4E‐F.
Verifikasi QOL yang S3‐2E. Prosedur yang memungkinkan diterbitkannya kredit ,
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 175
Ditangguhkan ditangguhkan penerbitannya sampai dipatuhinya S3‐2E. Penilaian Dampak Keberlanjutan
S3‐1B2b [Untuk dibuat]
Penyusun Laporan Pajak Perusahaan atau perorangan berizin untuk menyusun surat pemberitahuan pajak terutang (SPT) yang telah menyusun SPT Pemrakarsa atau Pengembang Proyek.
Kredit RFS Sementara Dijelaskan dan didefinisikan pada Bagian ER5‐7. Tabel Penguasaan Lahan Tabel sebagaimana tercantum pada ICI‐2B yang sering
menyertai Peta Penguasaan Lahan Proyek. The RFS™ (RFS) Singkatan dari The Rainforest Standard™. Jaminan Pihak Ketiga Dijelaskan dan didefinisikan pada Bagian ER5‐3. Penghitungan Ton-Tahun Mekanisme Pengurangan Emisi Permanen yang dijelaskan
pada Bagian ER5‐4. Laju Akumulasi Ton-Tahun Laju akumulasi kredit tahunan baku sebesar 1% per tahun yang
tidak menyebabkan defisit tahunan kesetaraan CO2e berdasarkan kesimpulan dari pengetahuan ilmiah mutakhir yang masuk akal, konservatif, dan dapat dilaksanakan dalam hal kesetaraan CO2e selama 100 tahun.
Permohonan Kredit Ton-Tahun
ER5‐4A. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek yang memilih untuk menggunakan Penghitungan Ton‐Tahun.
Biomassa Pohon Didefinisikan sebagai Biomassa Pohon Atas Permukaan ditambah dengan Biomassa Pohon Bawah Permukaan dan Biomassa Kayu Mati.
Tolok Ukur QOL Absah ( Data yang merupakan data dasar untuk Ranah QOL yang mencakup masyarakat di Daerah Proyek, diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yang Berwenang, LSM yang diakui atau Kepustakaan Penilaian Sejawat dalam waktu tidak lebih dari lima tahun terakhir. Lihat Subbagian S3‐1B1.
Data Dasar Penebangan Absah (
ER2‐2A. Laju tahunan pengurangan cadangan karbon Biomassa Pohon yang diharapkan di Hutan yang Laik di dalam Daerah Proyek yang dapat digunakan apabila tidak tersedia Data Dasar Penebangan dari Pemerintah.
Konsultasi Pengesahan S2‐1F3. Konsultasi antara Pemrakarsa Proyek dan Pemegang Hak De Facto setelah setiap Tanggal Pengesahan.
Sertifikat Pengesahan Dokumen yang diterbitkan oleh RFSMU berdasarkan Subbagian A3‐3, yang menyatakan dengan sebenarnya mengenai penyelesaian Dokumen Akhir Pengajuan Proyek berdasarkan Persyaratan RFS dan Tanggal Pengesahan‐nya.
Tanggal Pengesahan Tanggal disahkannya Proyek berdasarkan Sertifikat Pengesahan.
Sertifikat Verifikasi A5 Konsultasi Verifikasi S2‐1F4. Konsultasi antara Pemrakarsa Proyek dan Pemegang
Hak De Facto setelah setiap Tanggal Verifikasi. Tanggal Verifikasi Dokumen yang diterbitkan oleh RFSMU berdasarkan
Subbagian A4‐2A2 yang menyatakan dengan sebenarnya mengenai tanggal ditetapkan oleh Pemrakarsa Proyek sebagai tanggal Verifikasi Kredit yang harus dianggap telah dipakai untuk keperluan penghitungan RFS Credits™, pemenuhan syarat QOL, pemenuhan syarat Keanekaragaman Hayati, dan hal‐hal terkait.
Laporan Akhir Verifikasi A4‐2‐B6c. Laporan Penengah yang menetapkan antara Temuan Verifikasi dan sikap yang diambil dalam Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 176
Temuan Verifikasi A4‐2B5. Tanggapan Pakar yang Ditugaskan terhadap Ketidaksepakatan atas Pendapat setelah ada Permohonan Verifikasi.
Pemberitahuan Ketidaksepakatan atas Temuan Verifikasi (
A4‐2‐B6b. Pemberitahuan dari Pemrakarsa Proyek yang membantah Temuan Verifikasi dengan memberi alasan atas keberatannya.
Permohonan Verifikasi A4‐2A1. Formulir yang diajukan untuk memohon verifikasi kredit RFS.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 177
TAMBAHAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 178
TAMBAHAN A: DAFTAR DOKUMEN PENYERAHAN PROYEK
Letak Dokumen Disyarat‐
kan Tidak pasti Awal Akhir
Verifi‐kasi
IC1‐1 Peta Batas Proyek x x IC1‐2 Peta Penguasaan Lahan Proyek x x IC1‐2 Tabel Penguasaan Lahan x x IC1‐3 Peta Kegiatan Proyek x x
IC1‐4 Peta Hutan yang Laik sebagai Tolok Ukur x x
IC1‐4 Matriks menurut Tipe dan Keadaan Hutan x x IC2‐1/2 Dokumen Penetapan Peserta Proyek x x IC3‐1 Bukti Dokumen untuk Peta dan Tabel
Penguasaan Lahan Proyek x x
IC3‐2A‐G Bukti Dokumen untuk Hak Pengalihan Pengurangan Emisi Karbon untuk Memperoleh Imbalan x x
IC3‐2E Apabila sistem pendaftaran sudah disiapkan oleh pemerintah, bukti pemenuhan syarat x x x x
S1‐1 Daftar Pemegang Hak De Facto x x S1‐3 Penyerahan Pemberitahuan kepada Pemegang
Hak De Facto x x
S1‐4 Klaim Pemegang Hak De Facto x x
S2‐1 Pernyataan Informasi Pemrakarsa x x S2‐2A Pemenuhan Syarat Konsultasi Pra‐Pengajuan x x S2‐2B Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengajuan Akhir X x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengesahan x x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Verifikasi x x
S2‐3 Pengakuan Peserta Proyek x x
S2‐4 Rencana Manfaat Pemegang Hak x x S2‐5 Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak x x S2‐6 Pemenuhan Syarat Rencana Induk Manfaat
Pemegang Hak x x S2‐8 Pengungkapan Risiko Pemegang Hak x x S2‐8 Pengakuan Risiko Pemegang Hak x S2‐9 Pemenuhan Syarat Persetujuan atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan x x S3‐1 Dokumen QOL x x S3‐2A Laporan QOL x x B1‐1 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati Proyek x x B1‐3 Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati
Proyek X x Letak Dokumen Disyarat‐ Tidak Awal Akhir Verifi‐
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 179
kan pasti kasi
B1‐3B; B1‐4
Laporan Keanekaragaman Hayati Proyek x x
B1‐4 Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati x x B1‐7 Alternatif Protokol yang Direkomendasikan ‐
Laporan Teknis x x
ER1‐1 Dokumentasi Nilai Tambah resmi x x
ER1‐2 Dokumentasi Penetapan Nilai Ekonomi X x ER1‐3 Dokumentasi Uji Insentif yang Ada x x ER2‐1 Dasar Pembenaran Dokumen Rencana
Penebangan x x
ER2‐2 Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti x x
ER3‐1A Tolok Ukur Cadangan Karbon x x ER3‐1B Perhitungan Cadangan Karbon yang Diharapkan x x ER3‐1C Peta Verifikasi Cadangan Karbon X X ER3‐1D Perubahan Emisi Karbon Bruto X X ER3‐1E Perhitungan Pengurang akibat Kebocoran x X
ER3‐1F Perhitungan Pengurangan Emisi Bawah Permukaan x x
ER3‐1G Perhitungan Pengurangan Emisi Kayu Mati x x
ER3‐1H Perubahan Emisi Karbon Neto X X ER3‐1I Perubahan Emisi CO2e Proyek X X ER3‐1J Penyesuaian Cadangan Karbon setiap 5 tahun x X ER4‐5 Laporan Kebocoran Pasar X x x
ER4‐6 Laporan Alternatif Pengurang akibat Kebocoran x x x ER5 Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen:
Formulir untuk menetapkan pilihan Penggantian Penuh. X x
ER5‐5 Permohonan Kredit Ton‐Tahun x x ER5‐9 Laporan Alternatif Penggantian Penuh X x x x ER5‐10 Laporan Kebakaran Alami X x ER5‐10 Laporan Penebangan tidak Bebas (pembalakan) X x
A2‐2 Tanggapan Proyek x x x x A4‐2 Permohonan Verifikasi x A5‐B2 Pemberitahuan Tanggal Berakhir Proyek x x A5‐B2 Revisi Tanggal Berakhir Proyek x x x A6‐2 Laporan Pengalihan Kredit x A6‐3A Laporan Penghentian Kredit x A6‐3B Formulir Penghentian Kredit x
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 180
TAMBAHAN B: KETERWAKILAN
Letak Keterwakilan (r = disyaratkan; a = alternatif) Pemrakarsa
Proyek Pengembang
Proyek Lainnya
IC1‐5A5 Peta [r] x x IC1‐5A6 Peta [r]
Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
IC1‐5B2 Jadwal dan matriks yang menyertai Peta [r] x x IC1‐5B3 Jadwal dan matriks yang menyertai Peta [r]
Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
IC2‐3 Dokumen Penetapan Peserta Proyek [r] IC3‐3A Persyaratan IC3‐2A‐G telah dipenuhi [r] x x S1‐3B Pemenuhan Syarat Pemberitahuan kepada
Pemegang Hak De Facto [r] x S2‐2A Pemenuhan Syarat Konsultasi Pra‐Pengajuan
[r] x x S2‐2B Pemenuhan Syarat Konsultasi Pengesahan [r] x x S2‐2C Pemenuhan Syarat Konsultasi Verifikasi [r] x x S2‐3D,E Pengakuan Peserta [r] Peserta Proyek S2‐6A1 Pemenuhan Syarat setiap Rencana Manfaat
Pemegang Hak [r] x S2‐8B7 Pemenuhan Persyaratan Persetujuan atas
Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan [r] x B1‐6 Informasi Keanekaragaman Hayati lengkap
dan cermat [r] x
Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
B1‐7A2 Laporan teknis Alternatif Protokol Keanekaragaman Hayati lengkap dan cermat [r]
Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
ER1‐1A1 Tidak ada undang‐undang atau kesepakatan yang melarang penebangan [r] x x
ER1‐2A2 Laporan Penetapan Nilai Hutan cermat [r] x x Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
ER1‐2A3 Laporan Penetapan Nilai Hutan cermat [r] x x ER1‐3A1 Tidak ada pertimbangan lain yang diterima
mengenai berkurangnya Penebangan [r] x x ER2‐1B1 Dokumen Rencana Penebangan
Terdokumentasikan (a) x x ER2‐2F Model Data Dasar [r] x x ER4‐4B1c Kebocoran Pasar [r]
Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 181
Letak Keterwakilan (r = disyaratkan; a = alternatif) Pemrakarsa
Proyek Pengembang
Proyek Lainnya
ER4‐4B1d Laporan Kebocoran Pasar cermat [r] x x ER5‐10A1 Kebakaran tidak disengaja ER5‐10B1 Penebangan tidak bebas ER5‐7A5a Kewajiban dan kemampuan Penggantian
Penuh (a) Sistem Penyangga
ER5‐9 Laporan Alternatif Penggantian Penuh cermat dan lengkap
Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa
A5‐2‐B1b4 Tanggal Berakhir Proyek tidak melanggar kesepakatan yang ada atau undang‐undang atau peraturan apa pun x
A6‐2 Keterwakilan Pengalihan Kredit x
Pengalih/ Penerima Pengalihan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 182
TAMBAHAN C: PENDAPAT HUKUM
Letak Perihal Pendapat Hukum (r = disyaratkan; a = alternatif) IC3‐1C Informasi tentang Peta dan Tabel Penguasaan Lahan Proyek (r)
IC3‐3A2 Hak untuk mengalihkan dan memperdagangkan pengurangan emisi (a) ER1‐1A2 Nilai Tambah Resmi: Undang‐undang dan kesepakatan tidak melarang
Penebangan di Daerah Proyek (r)
ER2‐1B2 Dokumentasi Rencana Penebangan (a) ER5‐9A4 Alternatif Penggantian Penuh (a)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 183
TAMBAHAN D: DAFTAR TUGAS PAKAR DAN PENENGAH
Persyaratan Letak Pakar dari pihak Pemrakarsa
Yang Ditugaskan Penengah
Pakar
Otomatis Hanya jika
ada sengketa
1 Peta Batas Proyek ICI‐1 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
R1
2 Peta dan Tabel Penguasaan Lahan Proyek ICI‐2 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
R5
3 Peta Kegiatan Proyek IC1‐3 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
R7
4 Peta Hutan sebagai Tolok Ukur IC1‐4 Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
R2
5 Dokumen Partisipasi Peserta Proyek IC2‐1 tidak ada R3
6 Daftar Pemegang Hak De Facto S1‐1 tidak ada R3
7 Pernyataan Informasi Pemrakarsa S2‐1 tidak ada R3
8 Pengakuan Peserta S2‐2 tidak ada R3
9 Rencana Induk Manfaat Pemegang Hak S2‐5 tidak ada R3
10 Rencana Manfaat Pemegang Hak S2‐7 tidak ada R3
11 Pengungkapan Risiko Pemegang Hak S2‐8 tidak ada
12 Pengakuan Risiko Pemegang Hak S2‐8 tidak ada R3
13 Dokumen QOL S3‐1 Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7
14 Tolok Ukur QOL S3‐1 Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7
15 Rencana Pemantauan QOL S3‐1F Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7
16 Laporan QOL S3‐2B Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7
17 Sertifikat Pengesahan QOL S31‐B2c Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa R7
18 Tolok Ukur Keanekaragaman Hayati B1‐1 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R2
Kelompok Indikator Ekologi B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
x R2
Spesies Kelompok Indikator Ekologi B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
x R2
19 Protokol Pemantauan Keanekaragaman Hayati
B1‐3 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R2
20 Laporan Keanekaragaman Hayati B1‐4 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R2
21 Rencana Pemulihan Keanekaragaman Hayati
B1‐4 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R2
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 184
22 Alasan Masa Pemulihan B1‐4G Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
x R2
23 Protokol Alternatif Tolok Ukur atau Rencana Pemantauan
B1‐6 Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
x R5
24 Uji Nilai Tambah Resmi ER1‐1 tidak ada R5
25 Perkecualian Nilai Tambah Kawasan Konservasi
ER1‐1 tidak ada R6
26 Uji Insentif Ekonomi ER1‐2 Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
R6
27 Laporan Penetapan Nilai Hutan ER1‐2B Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
R5
28 Uji Insentif yang Ada ER1‐3 tidak ada R5
29 Dokumen Rencana Penebangan ER2‐1 tidak ada R5
30 Laporan Metodologi Data Dasar Pengganti ER2‐2 Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa
x R9
Data Dasar Penebangan dari Pemerintah Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa
x R9
Data Dasar Penebangan Absah Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa
x R9
31 Perhitungan Pengurangan Emisi ER3 Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa
x R10
32 Laporan Penyesuaian Kayu Mati/Bawah Permukaan
ER3‐3 Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa
x R10
33 Laporan Kebocoran Pasar ER4‐5 Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
R8
34 Alternatif Kebocoran ER4‐6 Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa
x R8
35 Alternatif Penggantian Penuh ER5 Pakar Alternatif Penggantian Penuh
x R11
36 Laporan Kebakaran Alami ER5‐10A Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R4
37 Laporan Penebangan tidak Bebas (pembalakan)
ER5‐10B Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
R5
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 185
TAMBAHAN E: PERSYARATAN PAKAR DAN PENENGAH
Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan
JABATAN PAKAR DARI
PIHAK PEMRAKARSA
Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya
Pakar Pemetaan Hutan dari pihak Pemrakarsa
IC1‐5A6; IC1‐5B3; ER3‐1A2
S1 geografi, biologi, kehutanan atau bidang‐bidang terkait
5 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam GIS dan pemetaan penggunaan lahan yang berbeda
Sebagai konsultan, peneliti pemetaan hutan atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi yang terkait dengan pemetaan hutan
Pendidikan + pengalaman + publikasi atau pengalaman + publikasi + kedudukan
Pakar QOL dari pihak Pemrakarsa
S3‐1B2d; S3‐1F; S3‐2A
S2 antropologi, sosiologi atau ekonomi; atau
5 tahun dalam 10 tahun terakhir
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.
S1 antropologi, sosiologi atau ekonomi; atau
10 tahun Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
S1 statistik 3 tahun dalam statistik dalam 10 tahun terakhir; 1 tahun dalam pengembangan masyarakat
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Ahli Ekologi Hutan dari pihak Pemrakarsa
B1‐1; B1‐3; B1‐4C,G; B1‐5; B1‐6A; ER5‐10A1(b)
S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)
10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek.
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam ekologi hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Data Dasar dari pihak Pemrakarsa
ER2‐2A; ER2‐2B2b,c; ER2‐2C3
S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi, teknologi)
5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan tata ruang secara jelas.
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Cadangan Karbon dari pihak Pemrakarsa
ER3‐1A1b; ER3‐1A2; ER3‐1C1
S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)
10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dengan menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 186
JABATAN PAKAR DARI PIHAK
PEMRAKARSA
Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan
Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya
Pakar Alternatif Penggantian Penuh dari pihak Pemrakarsa
ER5‐6, 8,9 MBA atau S2 ekonomi; atau
10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario
Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pengacara, Akuntan
10 tahun pengalaman dalam transaksi surat berharga
Tidak disyaratkan Berpraktik profesional selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya
Pakar Kebocoran dari pihak Pemrakarsa
ER4‐6 S2 ekonomi atau MBA
3 tahun dalam pemodelan ekonomi
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.
Pakar Penggunaan Lahan dari pihak Pemrakarsa
ER1‐2A1,3; ER4‐5B1
S1 ekonomi, agronomi atau kehutanan; atau penilai properti bersertifikat
5 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam penetapan nilai lahan, termasuk hutan
Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 187
JABATAN PAKAR DARI PIHAK
PEMRAKARSA
Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan
Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya
Pakar Ekologi Hutan yang Ditugaskan
B1‐3, B1‐4, B1‐6B
S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)
10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai ekologi hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Cadangan Karbon yang Ditugaskan
ER3‐3 S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)
10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dengan menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Data Dasar yang Ditugaskan
ER2‐2B2,3 S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi, teknologi)
5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan tata ruang secara jelas.
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Alternatif Penggantian Penuh yang Ditugaskan
ER5‐9; ER5‐9B,C
MBA atau S2 ekonomi
10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario
Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Pakar Kebocoran yang Ditugaskan
ER4‐6B S2 ekonomi atau MBA
3 tahun dalam pemodelan ekonomi
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 188
Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan
JABATAN PAKAR DARI
PIHAK PEMRAKARSA
Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya Penengah Peta Batas dan Penguasaan Lahan Proyek R1
IC1‐1; IC1‐2 Pengacara penggunaan lahan; bersertifikat sebagai juru ukur lahan
5 tahun pengalaman profesional dalam menggunakan peta tata guna lahan
Tidak ada Pengacara penggunaan lahan; atau juru ukur lahan selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Peta Hutan dan Keaneka-ragaman Hayati R2
IC1‐4; B1‐1/3/4
S2 kehutanan (biologi, ekologi atau teknologi)
10 tahun bekerja di hutan dengan sedikit‐dikitnya 80% Tipe Habitat yang sama dengan di Daerah Proyek
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai ekologi hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Peserta R3
IC2‐1; S1‐1; S2‐1/2/5/7
S1 antropologi, sosiologi atau ekonomi
5 tahun pengalaman dalam 10 tahun terakhir bekerja dengan masyarakat di Amazon
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi mengenai kehidupan masyarakat Amazon
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 2 tahun sebelumnya.
Penengah Kebakaran hutan R4
ER5‐10A S3 kehutanan (biologi, teknologi kehutanan)
10 tahun pengalaman bekerja dalam dinamika hutan tropis di Amazon dg menggunakan teknik lapangan & pengindraan jauh
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai keanekaragaman hayati di Amazon
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Hukum R5
ER1‐1; ER1‐3; ER2‐1; ER2‐2; ER5‐10B
S1 hukum 10 tahun pengalaman dalam penggunaan lahan dan keuangan
Tidak ada Berpraktik profesional selama sedikit‐dikitnya 10 tahun sebelumnya
Penengah Penetapan Nilai Hutan R6
ER1‐2 S2 ekonomi, agronomi atau kehutanan; atau penilai properti bersertifikat
10 tahun dalam 10 tahun terakhir dalam penetapan nilai lahan, trmsk hutan
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi mengenai persoalan penetapan nilai hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah QOL R7
IC1‐3; S3‐1; S3‐2
S2 antropologi, sosiologi atau ekonomi
10 tahun pengalaman dalam 10 tahun terakhir dalam bekerja dengan masyarakat di Amazon
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai Sosiologi Kuantitatif/ Antropologi
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Kebocoran R8
ER4‐5A4 S2 ekonomi atau MBA
3 tahun dalam pemodelan ekonomi
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai kebocoran
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Data Dasar Pengganti R9
S2 kehutanan, statistik atau bidang terkait (ekologi, biologi, GIS, geografi,
5 tahun dalam pemodelan tata ruang secara jelas
Satu atau lebih publikasi penilaian sejawat mengenai metodologi data dasar yang mencakup pemodelan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 189
teknologi) tata ruang secara jelas
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 190
JABATAN PAKAR DARI PIHAK PEMRAKARSA Persyaratan Minimum yang Dibutuhkan
Letak Pendidikan Pengalaman Publikasi Kedudukan Lainnya
Penengah Perhitungan Pengurangan Emisi R10
ER3‐3 S2 kehutanan atau bidang terkait (ekologi, biologi, geografi, teknologi)
10 tahun bekerja dalam penaksiran karbon hutan dg menggunakan teknik lapangan maupun pengindraan jauh
Kepustakaan tidak konvensional: dua atau lebih publikasi dalam penaksiran karbon hutan
Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
Penengah Alternatif Penggantian Penuh R11
ER5‐9; ER5‐9B,C
MBA atau S2 ekonomi
10 tahun dalam penjaminan pembiayaan, termasuk penilaian kredit, uji ketahanan, analisis risiko, uji skenario
Tidak disyaratkan Sebagai konsultan, peneliti atau jabatan akademis terkait selama sedikit‐dikitnya 5 tahun sebelumnya.
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 191
TAMBAHAN F: DAFTAR PERIKSA PENGAJUAN PROYEK
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 192
TAMBAHAN IC1‐1_A: ASOSIASI STANDAR SURVEI YANG DISETUJUI
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 193
TAMBAHAN IC1‐4_A: TIPE HUTAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 194
TAMBAHAN ICI‐4_B: KEADAAN HUTAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 195
TAMBAHAN S2‐7: PERSYARATAN KEUANGAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 196
TAMBAHAN S3‐1_A: DAFTAR FORMULIR YANG DISETUJUI: KAJIAN PERDESAAN PARTISIPATIF (PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL) DAN PERNYATAAN DAMPAK
KEBERLANJUTAN PERDESAAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 197
TAMBAHAN ER1‐1_A: PEMBERIAN KREDIT ATAU IMBALAN UNTUK MENGURANGI PENEBANGAN BIOMASSA POHON (TREE BIOMASS REMOVALS)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 198
TAMBAHAN ER1‐1_B: KONTRAK YANG TERKAIT DENGAN PENEBANGAN
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 199
TAMBAHAN ER5‐5_A: DAFTAR TEMPAT PENYIMPANAN (DEPOSITARY)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 200
TAMBAHAN ER5‐5_B: LANGKAH‐LANGKAH PEMBAGIAN KREDIT RFS SEKARANG
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 201
FORMULIR
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 202
Formulir S2‐4: Unsur‐unsur Rencana Manfaat Pemegang Hak (Rightsholder Benefit Plan)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 203
Formulir S2‐9B: Persyaratan Persetujuan atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (Free, Prior, Informed Consent)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 204
Formulir: Keterwakilan (Representations)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 205
Formulir ER5: Formulir Pilihan Pengurangan Emisi Permanen (Permanence Option)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 206
Formulir ER5‐2: Jaminan Penjual
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 207
Formulir ER5‐3: Jaminan Pihak Ketiga
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 208
Formulir ER5‐4: Permohonan Kredit Ton‐Tahun
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 209
Formulir ER5‐5_A: Pernyataan Tempat Penyimpanan
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 210
Formulir ER5‐5_B: Permohonan Pembagian Dana Perwalian Pengurangan Emisi
Permanen (Permanence Trust Fund)
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 211
Formulir A2‐5: Kesepakatan Imbalan Pakar
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 212
Formulir A6 2: Laporan Pengalihan Kredit
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 213
Lampiran ER5: ALAT BANTU PENGURANGAN EMISI PERMANEN INTERAKTIF RFS
Lihat berkas: RFS_Interactive_Permanence_Tool v1‐4.xl
The Rainforest Standard™
Versi 2.1 214
AKHIR HALAMAN