Post on 03-Jan-2016
Desain Tata Letak
BAB 7
DESAIN TATA LETAK
A. Pendahuluan
Lahan kosong di Indonesia semakin tahun berkurang
dan harganya semakin tahun meningkat. Sedangkan
pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun bertambah.
Oleh karena itu tidak jarang kita menemui masyarakat
yang tidak mempunyai tempat tinggal segingga mereka
membanggun rumah di tepi sunggai, bawah jembatan dan
tidur di emperan toko. Minimnya lahan kosong dan
mahalnya lahan saat ini menyebabkan masyarakat tega
menebanggi hutan dan menjadikan lahan persawahan
sebagai pemukiman.
Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, adalah
akibat dari ditebangnya pohon-pohon sehingga kurangnya
tempat tadah hujan. Bahan makanan harus impor dari luar
negeri semua itu juga akibat dari kurangnya lahan
pertanian, sehingga hasil tanaman tidak bisa mencukupi
kebutuhan masyarakat. Semua itu berimbas lagi pada
rakyat kecil.
Dalam hal ini desain tata letak sangat dibutuhkan bagi
seluruh golongan. Bagi Pemerintah desain tata letak
sanggat dibutuhkan untuk menata tata letak kota sehingga
tidak akan ada lagi pemukkiman kumuh, pemukiman tepi
sungai dan lain-lain. Bagi para Arsitek, desain tata letak
berguna untuk membuat suatu bangunan mewah tanpa
memerlukan lahan yang banyak. Para Penggusaha
memerlukan desain tata letak untuk efesiensi bisnis dan
dapat mengurangi biaya operasional.
~ 73 ~
Desain Tata Letak
B. Definisi Tata Letak
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara
pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan
memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin
atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran
gerakan–gerakan material, penyimpanan material (storage)
baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil
pekerja dan sebagainya.
Tata letak merupakan keputusan kunci yang
menentukan efesiensi operasi jangka panjang. Tata letak
mempunyai sejumlah implikasi strategi karena hal tersebut
dapat menyusun prioritas persaingan perusahaan yang
berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya
seperti kualitas kehidupan kerja, kontak pelanggan dan
penampilan.
C. Tipe Layout
Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan
mesin pada tempat terbaik (dalam pengaturan produksi),
kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat
pelayanan (dalam penaturan rumah sakit atau departemen
store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya
aliran bahan, manusia dan informasi di dalam suatu wilayah
dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam
pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan-
pendekatan tersebut:
1. Tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi
persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan
memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut
dan gedung.
Manajemen Operasional 74
Desain Tata Letak
2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan
dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi
tinggi (juga disebut “job shop” atau produksi sesaat).
3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan,
dan ruangan guna melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan
tanggapan atas perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang, melihat Kelebihan dan kekurangan
antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari
utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam
produksi yang continue atau berulang.
D. Macam-macam Tipe Tata Layout
Pada umumnya terdapat empat tipe tata letak, yaitu:
1. Tata Letak Aliran Fleksibel
Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung
berhubungan dengan pelanggan (front office) dan jop
proses dengan aliran kerja beragam, volume rendah, dan
kastemisasi tinggi. Keunggulan tipe tata letak fleksibel
adalah diatur secara linier, menggunakan peralatan
yang bersifat umum dan dengan sumber daya yang
sedikit, lebih fleksibel dalam menangani perubahan
dalam bauran produk, karyawan lebih ahli dalam
pengtahuan teknis, dan peralatan yang multi fungsi.
2. Tata Letak Aliran Lini
Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (black office)
dan proses lini yang memiliki aliran kerja linier dan
tugas yang berulang-ulang. Manejer harus menentukan
sumber daya bagi pelayanan, produk, atau tugas
individual.
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 75
Desain Tata Letak
3. Tata letak Campuran
Tata letak mengkombinasi elemen-elemen dari
proses yang berbeda dan proses lini. Beberapa fasilitas
diatur dalam tata letak dengan aliran fleksibel dan yang
lain diatur dengan tata letak lini. Tata letak campuran
digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan
operasi pabikasi dan rakitan (assembly). Operasi
pablikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan
mentah dengan aliran campuran, sedangkan pada
operasi rakitan, komponennya dirakit menjadi produk
akhir.
4. Tata Letak Posisi Tetap
Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan
manufaktur dan jasa dengan lokasi yang tetap,
sementara karyawan dan pelaratan di datangkan ke
lokasi tersebut. Tata letak posisi tetap digunakan
apabila produk yang dihasilkan sulit di bawah, seperti
gedung, lokomotif bendungan.
E. Pola Tata Letak
Secara umum, ada empat pola dasar tata letak, yakni: tata
letak fungsional, tata letak produk, tata letak kelompok, dan
tata letak posisi tetap. Masing-masing pola tata letak
digunakan sesuai dengan proses dalam produksinya.
1. Tata letak fungsional (jop lot lay out)
Mesin dan peralatan yang mempuyai karakter atau
fungsi yang sama ditempatkan dalam satu departemen.
Misalnya mesin bubut, mesin drill, dan mesin las. Layout
proses dapat digunakan sebagai suatu tipe yang
menyediakan keluwesan output atau produksi berdasar
pesanan, desain produk, dan metode-metode proses
Manajemen Operasional 76
Desain Tata Letak
pabrikasinya. Layout proses adalah karakteristik yang
cocok untuk proses manufacturing yang terputus-putus.
Tata letak ini berkaitan dengan proses produksi dengan
volume rendah dan variasi tinggi, seperti mesin dan
peralatan yang dikelompokkan bersama.
Tata letak yang berorientasi pada proses sangat baik
untuk menangani produksi komponen dalam batch kecil,
atau disebut job-lot, dan untuk memproduksi beragam
komponen dalam bentuk dan ukuran yang berbeda.
Kelemahan tata letak ini pada pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan
menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam
sistem karena penjadualan sangat sulit, penyetelan mesin
beruba, dan penanganan bahan yang unik.
Peralatan yang memiliki kegunaan umum
membutuhkan tenaga kerja terampil, dan persediaan
barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil
yang dibutuhkan juga meningkat, dan jumlah barang
setengah jadi cukup tinggi sehingga mengakibatkan
kebutuhan modal meningkat.
2. Layout produk (tata letak garis/line layout)
Pengaturan tata letak fasilitas produksi berdasar
aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering
digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk
secara massal (mass production), dengan tipe produk
relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif
lama. Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari
satu bagian ke bagian lain hingga produk selesai
diproses.
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 77
Desain Tata Letak
Tujuan utama layout ini adalah mengurangi
pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan.
Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin,
dan televisi. Layout produk adalah karakteristik yang
cocok untuk proses manufacturing yang terus menerus.
3. Layout kelompok (group layout)
Tata letak kelompok ini memisakan ruangan-
ruangan dan kelompok-kelompok mesin untuk
membuat komponen yang memerlukan pemrosesan
yang sama. Masing-masing komponen akan di produksi
di ruangan yang khusus, dengan suatu rangkaian mesin
yang ditempatkan dalam ruangan tersebut.
4. Layout posisi tetap (fixed position layout)
Pengaturan material atau komponen produk akan
tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi
seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja yang
bergerak berpindah menuju lokasi material tersebut.
Misalnya pabrik perakitan pesawat terbang, perakitan
kapal, dan pembuatan gedung. Layout ini mengatasi
kebutuhna tata letak proyek yang tidak berpindah atau
proyek yang menyita tempat yang luas.
F. Metode Desain Tata Letak
Dalam membuat sebuah tata letak pabrik, ada langkah-
langkah yang berurutan sebagai prosedur perencanaan
tata letak pabrik. Berikut adalah uraian beberapa metode
yang telah dikembangkan dari beberapa sumber antara
lain: Tompkins, Engineering Approach, Richard Muther
dan Metode Konvensional.
Manajemen Operasional 78
Desain Tata Letak
1. Metode Desain Fasilitas menurut Tompkins, et.al.
Tompkins, et.al. menggambarkan siklus
perencanaan fasilitas sebagai mana terlihat pada
gambar 7.1. Adapun metodenya adalah dengan langkah
pertama menentukan aktivitas-aktivitas yang terkait
untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
Kedua tentukan kebutuhan ruang untuk semua
aktivitas. Ketiga apakah kondisi yang ada telah dapat
terpenuhi? Bila belum terpenuhi tentukan lokasi
fasilitas yang lebih tepat.
Bila ya lakukan langkah selanjutnya, yakni
menggambarkan rencana alternatif-alternatif yang
dapat dilakukan sekaligus melakukan evaluasi. Setelah
itu menentukan pilihan rencana fasilitas dari rencana
alternatif-alternatif dan hasil evaluasi yang dilakukan.
Langkah terakhir melakukan implementasi rencana
yang ditetapkan. Setelah rencana terimplementasi, perlu
dilakukan pemeliharaan dan perbaikan berkelanjutan.
Gambar 7.1 Siklus Perencanaan Fasilitas
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 79
Desain Tata Letak
2. Metode Engineering Design Approach
Engineering Approach sebagai pendekatan untuk
merancang tata letak pabrik. Pendekatan ini terdiri dari
tujuh langkah, yaitu:
a. Mengidentifikasikan masalah.
b. Mengumpulkan data.
c. Memformulasikan model dari masalah.
d. Mengembangkan algorima penyelesaian model.
e. Membangun alternatif, mengevaluasi, dan memilih.
f. Mengimplementasikan solusi.
g. Tinjauan terus-menerus setelah implementasi.
Gambar 7.2 Tujuh Langkah
Engineering Design Problem Appproach
7. Continuously review after implementation
1. Identify the problem
2. Gather the required data
3. Formulate a model for the problem
4. Develop an algorithm for the model and solve it
5. Generate alternative solutions, evaluate, and select
6. Implement the solution
3. Metode SLP oleh Richard Muther
Metode SLP (Systematic Layout Planning) yang
dikembangkan oleh Richard Muther, yakni: dapat
dilihat pada Gambar 7.3 berikut ini.
a. Input data (pengumpulan data masukan dan aktivitas).
b. Flow of material (aliran material).
c. Activity relationship (analisa hubungan aktivitas kerja).
d. Relationship diagram (menyusun diagram hubungan).
Manajemen Operasional 80
Desain Tata Letak
e. Space requiremant (luas ruang yang dibutuhkan).
f. Space available (pertimbangan terhadap luas ruang yang
tersedia).
g. Space relationship diagram (pembuatan diagram
hubungan ruangan).
h. Modifying constraints dan practical limitations (modifikasi
layout berdasarkan pertimbangan praktis).
i. Develop layout alternatives (membuat alternatif tata
letak).
j. Evaluation (evaluasi).
Gambar 7.3 Prosedur Systematic Layout Planning (SLP)
2. Aliran Material 3. ARC
4. ARD
1. Masuk Data
5. Kebutuhan Ruang 6. Kesediaan Ruang
7. Ruang Relationship
Diagram
8. Pertimbangan
Modifikasi
9. Pertimbangan
Praktis
10. Pembuatan
Alternatif Tata Letak
11. Evaluasi
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 81
Desain Tata Letak
4. Metode Konvensional
Tahapan yang perlu dilalui dalam teknik
konvensional terdiri atas tiga bagian, yaitu tahap
analisis tingkat hubungan, perencanaan kebutuhan luas
lantai, dan tata letak akhir. Teknik konvensional tidak
menggunakan formulasi matematis yang rumit,
sehingga mudah memahaminya. Namun, pada sisi lain
persyaratan utama dalam menerapkan teknik
konvensional adalah pengalaman perancang.
Berdasarkan tiga bagian utama teknik konvensional
perancanaan tata letak pabrik yang dirinci sebagai
berikut:
Gambar 7.4 Diagram Perancangan
dengan Teknik Konvensional
Manajemen Operasional 82
Desain Tata Letak
a. Menidentifikasi aktivitas-aktivitas yang telah
didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas pabrik.
b. Menyiapkan lembaran Activity Relationship Chart
(ARC) dan mengisinya dengan nama-nama fasilitas
yang telah ditetapkan pada langkah 1.
c. Merumuskan alasan-alasan yang dapat dijadikan
dasar bahwa fasilitas-fasilitas dapat didekatkan atau
harus dijauhkan.
d. Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian
yang telah disepakati.
e. Merangkum hasil penilaian ARC ke dalam Work
Sheet.
f. Menyiapkan Block Template sejumlah fasilitas yang
akan didesain tata letaknya.
g. Menyusun Activity Relationship Diagram (ARD)
berdasarkan tingkat hubungan.
h. Meyiapkan Area Template berdasarkan kebutuhan
luas lantai setiap fasilitas.
i. Membuat Area Allocation Diagram (AAD) sebagai tata
letak akhir rancangan.
G. Pentingnya Desain Tata Letak
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik
ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi
yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman,
dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja
dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak
yang baik akan dapat memberikan keuntungan-
keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain
sebagai berikut:
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 83
Desain Tata Letak
1. Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan
keluaran (output) yang lebih besar atau lebih
sedikit, man hours yang lebih kecil, dan mengurangi jam
kerja mesin (machine hours).
2. Mengurangi waktu tunggu (delay)
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi
produksi dan beban dari masing-masing departemen
atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang
bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik.
Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana
baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang
berlebihan.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material
handling)
Proses perencanaan dan perancangan tata letak
pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha–
usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan
bahan pada saat proses produksi berlangsung.
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi,
gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara
mesin–mesin yang berlebihan, dan lain–lain semuanya
akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik.
Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan
mencoba mengatasi segala masalah pemborosan
pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk
mengkoreksinya.
Manajemen Operasional 84
Desain Tata Letak
5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin,
tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya.
Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan
lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi.
Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak
membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi
secara lebih efektif dan lebih efisien sebagai berikut:
a. Mengurangi inventory in process
Sistem produksi pada dasarnya menghendaki
sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari
suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat–
cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya
bahan setengah jadi (material in process). Problem ini
terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi waktu
tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk
segera diproses.
b. Proses manufacturing yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu
dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang
menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka
waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu
produksi akan dapat pula diperpendek.
c. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan
kerja
Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan
untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman
bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal–hal yang
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 85
Desain Tata Letak
bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan
keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.
d. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja
dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur
secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup,
sirkulasi yang enak, dan lain–lain akan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang menyenangkan
sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih
ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja
berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus
kearah peningkatan produktivitas kerja.
e. Mempermudah aktivitas supervise.
Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat
mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan
kantor atau ruangan diatas, maka seorang supervisor
akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas
yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada
dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.
f. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran
Material yang menunggu, gerakan pemindahan
yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan
(intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan
kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah
kemacetan. Dengan memakai material secara langsung
dan secepatnya, serta menjaganya untuk selalu
bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar
40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi
problema kesimpangsiuran dan kemacetan didalam
aktivitas pemindahan bahan. Layout yang baik akan
Manajemen Operasional 86
Desain Tata Letak
memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi
yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah
dan sederhana.
g. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan
mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau pun
produk jadi.
Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat
mengurangi kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi
pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran–
getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah
merusak kualitas material ataupun produk yang
dihasilkan.
H. Kesimpulan
Desain tata letak berpengaruh besar terhadap efesiensi
operasi bisnis. Tujuan utama dari tata letak ialah mengatur
area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman
sehingga akan dapat menaikkan moral kerja
dan performance dari operator. Tata letak yang baik akan
dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem
produksi.
Pemilihan desain yang tepat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan kita. Ketika kita salah memilih desain
maka untuk jangka pendek atau jangka panjang pekerjaan
yang terjadi di perusahaan juga akan terganggu. Maka dari
itu sebelum memulai bisnis kita juga harus lebih
memperhatikan desain tata letak perusahaan kita.
Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 87
Desain Tata Letak
Manajemen Operasional 88